Kelas : B
NIM : 2618062
Identitas Buku
Pengertian Agama
Agama secara bahasa berasal dari sanskerta yang terdiri dari dua kata dasar yakni a
dan gama. A artinya tidak dan gama adalah kocar kacir. Jadi secara bahasa agama merupakan
perwujudan dari ketidak kocar-kaciran atau teratur. Orang beragama diharapkan ucapan,
sikap, dan tindak tanduknya tertib, teratur, disiplin, tenang dan tentram.
Di dalam al Qur'an agama sama dengan kata admin sebagaimana firman Allah surat
Ali Imran ayat 19 :
Arti agama menurut istilah adalah risalah yang di sampaikan Allah kepada Rasul
pilihanNya sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia untuk kebahagiaan dan
kesejahteraan hidupnya baik di dunia maupun di akhirat yang berisi aturan keimanan, hukum-
hukum dan tata nilai dan norma untuk di pergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata
cara hidup yang nyata baik hubungannya dengan Allah maupun hubungannya dengan
sesamanya serta alam sekitarnya.
a. Sistem credo yakni sistem keyakinan yang harus di yakini oleh pemeluk agama.
b. Sistem ritual yakni aturan peribadatan yang mengatur manusia dalam berhubungan
dengan sang Penciptanya sebagai konsekuensi logis dari keyakinannya.
c. Sistem nilai dan norma yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya
dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Fungsi Beragama :
1. Ketentraman batin
Ketentraman batin merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak bisa
dipisahkan dalam mewujudkan dirinya sebagai hamba Allah sekaligus sebagai wakilNya di
bumi ini. Ketentraman batin tidak bisa dicapai dengan memenuhi kebutuhan kebutuhan yang
bersifat meterial, melainkan lebih bersifat batiniah atau immaterial.
Manusia sebagai makhluk hidup yang memiliki potensi untuk berkembang, dalam
sejarah kehidupannya telah mampu menciptakan sebuah peradaban yang silih berganti berlalu
dari generasi ke generasi berikutnya.
Dalam sejarah peradaban tiap-tiap bangsa, kita bisa menemukan bahwa peradaban
yang telah dibangun tersebut pada akhirnya mengalami kehancuran. Hal ini disebabkan
adanya tabiat manusia yang amat condong kepada mementingkan diri sendiri, yang pada
akhirnya muncullah permusuhan dan pertumpahan darah demi memenuhi kepentingan
tersebut.
Fungsi ini khususnya pada agama Islam dapat di lihat bahwa dapat menyatukan
berbagai kabilah hingga menjadi agama internasional.
4. Sebagai kekuatan rohani
Dengan kekuatan ini, dalam waktu yang sangat singkat dunia telah mengalami
revolusi yang amat dahsyat, dimana terjadi perubahan mendasar dari kegelapan menuju
cahaya ilahi. Keimanan kepada dzat yang maha mutlak menyadarkan setiap manusia akan
berbagai keterbatasan yang dimilikinya, menyadarkan berapa hina dan kecilnya manusia di
hadapan Allah swt. dan oleh karenanya sangatlah tidak pantas seseorang itu berlaku
sombong, angkuh kepada sesama ciptaan. Kesadaran demikian aja mendorong tumbuhnya
keyakinan akan keagungan, kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.
Menjadi solusi atas berbagai masalah yang ada di kehidupan dengan aturan yang
sesuai dengan ketentuan agama.
Kemampuan manusia meskipun sangat hebat dan genius (dibanding dengan hewan
dan makhluk lain), namun masih ada keterbatasan dan kelemahan serta kekurangannya.
Kelemahan manusia itu diantaranya terletak pada lingkungan yang mengelilinginya, warisan
keturunan, dan kultur budayanya. Manusia terpengaruh oleh lingkungan, keturunan, dan
budaya yang melatarbelakangi hidupnya. Bahkan manusia adalah hasil produk dari faktor
faktor tersebut.
Kelemahan dan keterbatasan manusia ini diakui oleh para filosof, diantaranya
Demokritos yang berpendapat bahwa "kebenaran mutlak tidak dapat dijangkau akal pikiran
manusia." Hal senada juga dikemukakan oleh Betrand Russel seorang filosof Inggris, ia
berpendapat "sesuatu yang tidak dapat diyakini oleh ilmuan ialah menentukan kebenaran
hakiki." Dengan demikian maka untuk menutup kelemahan dan keterbatasan manusia dalam
menentukan kebenaran disamping mempergunakan akal pikirannya juga harus dengan jalan
wahyu/agama yang dibawa oleh para nabi/Rasul Allah. Sebab sesuatu yang berasal dari Allah
kebenarannya adalah Mutlak.
Disamping manusia memiliki keterbatasan akal pikiran nya, juga manusia di bekali
hawa nafsu yang ada dalam dirinya. Hawa nafsu yang ada dalam diri manusia selalu
menggoda dan mengajak kepada kejahatan dan kesesatan. Nafsu inilah yang menghalangi
akal pikiran untuk berpikir jernih dan objektif. Untuk mengahadapi tantangan maka perlu di
mantapkan untuk berada di jalan Allah.
Doktrin Agama
Agama lebih lanjut lagi membwa kewajiban-kewajiban yang kalau tidak dijalankan
oleh seseorang akan menjadi utang baginya (Rosihon Anwar, Dkk, 2011: 99). Diantaranya
yang harus di yakni:
b. Kitab-kitab Allah Ayat-ayat Allah Swt yang merupakan ajaran-ajaran dan tuntunan
itu dapat dibedakan menjadi dua: pertama, ayat-ayat yang tertulis didalam kitab-kitabnya, dan
kedua, ayat-ayat yang tidak tertulis yaitu alam semesta. Ayat-ayat yang tertulis
terformulasikan dalam empat kitab: Al-Qur’an, Injil, Turat, dan Zabur, yang masing-masing
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, Nabi Isa a.s, Nabi Musa a.s, dan Nabi Dawud a.s.
keempat kitab itu disebut kitab-kitab langit (alkutub al-samawiyah).