Anda di halaman 1dari 4

1.

Ada konsep, manusia hidup untuk Tuhan, sebaliknya ada konsep yang menyatakan Tuhan untuk
manusia. Pertanyaanya menurut saudara dari dua konsep tersebut mana yang jadi konsep yang pas
menurut saudara dan kedua bagamana hubungannya budaya sebagai produk perbuatan manusia
dihubungkan dengan posisi manusia dihadapan Tuhannya.

jawaban :

Tuhan (Allah) adalah Pencipta segala sesuatu. Dia menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baik
kejadian dan menganugerahkan kedudukan terhormat kepada manusia di hadapan ciptaan-Nya yang
lain.Kedudukan seperti itu ditandai dengan pemberian daya fikir, kemampuan berkreasi dan kesadaran
moral. Potensi itulah yang memungkinkan manusia memerankan tungsi sebagai khalifah dan hamba
Allah.

Dalam kehidupan sebagai khalifah. manusia memberanikan diri untuk mengemban amanat berat yang
oleh Allah ditawarkan kepada makhluk-Nya. Sebagai hamba Allah, manusia harus melaksanakan
ketentuanketentauan-Nya. Untuk itu, manusia dilengkapi dengan kesadaran moral yang selalu harus
dirawat, jika manusia tidak ingin terjatuh ke dalam kedudukan yang rendah.

Dengan demikian. dalam kehidupan manusia sebagai ciptaan Allah, terdapat dua pola hubungan
manusia dengan Allah, yaitu pola yang didasarkan pada kedudukan manusia sebagai khalitah Allah dan
sebagai hamba Allah. Kedua pola ini dijalani secara scimbang. lurus dan teguh, dengan tidak menjalani
yang satu sambil mengabaikan yang lam. Sebab menulih salah satu pola saja akan membawa manusia
kepada kedudukan dan fungsi kemanusiaan yang tidak sempurna. Sebagai akibatnya manusia tidak akan
dapat mengejawentahkan prinsip tauhid secara maksimal.

Pola hubungan dengan Allah juga harus dijalani dengan ikhlas, artinya pola ini dijalani dengan
mengharapkan keridloan Allah. Sehingga pusat perhatian dalam menjalani dua pola ini adalah skhuar
yang sungguh-sungguh.

hubungannya budaya sebagai produk perbuatan manusia dihubungkan dengan posisi manusia
dihadapan Tuhan ialah Adat istiadat dan tradisi yang dilakukan oleh suatu masyarakat bisa juga
mengandung unsur kebaikan pada sisi kehidupan manusia, yang tidak ada nash agamanya, kecuali
pengarahan terhadap tujuan yang umum.

Ketika itulah peran akal melakukan ijtihad untuk mencari kehendak Ilahi, dalam segala hal yang
berkaitan dengan kehidupan manusia. Mungkin bisa dikatakan bahwa adat istiadat atau kebudayaan
ataupun tradisi yang kebaikannya adalah kehendak Ilahi, ia dapat dianggap sebagai hukum agama
yang disandingkan dengan tatanan agama secara menyeluruh, meliputi berbagai bidang kehidupan.

Pada saat itulah kenyataan hidup berperan dalam memahami agama berdasarkan tradisi yang baik.
Ia dianggap sebagai bagian agama ketika tidak ada nash yang berkaitan dengannya, dan ketika
tidak bertentangan dengan nash yang ada.
2. Semua agama adalah benar karena berasal dari Tuhan sehingga semua nabi adalah Muslin.
Pertanyaanya kenapa ada aliran sesat dan dilarang hidup di Indonesia, dan bagaimana kevalidan
dari cara mengukur kesesatannya.

Jawaban :

faktor kemunculan aliran sesat juga akibat kurangnya penyebaran dakwah yang tidak merata. Banyak
umat Islam yang hidup di pedalaman atau perkampungan yang belum terjamah oleh dakwah
islamiyahBuktinya, dengan mudah mereka bisa menerima adanya nabi lain setelah Nabi Muhammad
SAW, adanya kitab lain selain al-qur'an yang bisa menjadi pedoman, adanya informasi bahwa pimpinan
mereka ditemui malaikat Jibril, dan sebagainya.

Keyakinan ini menjadi tolak ukur betapa rendahnya daya serap beberapa kelompok muslim terhadap
ajaran dakwah. Prinsip dasar rukun iman dan rukun Islam justru belum diketahui oleh sebagian umat.
Padahal, dengan mengetahui prinsip-prinsip itu, akan banyak aliran sesat yang terbantahkan dan umat
secara pribadi memiliki ketahanan dan kekuatan

Karena aliran-aliran sesat itu bisa jadi muncul sebagai grand design (proyek besar) pihak asing untuk
menghancurkan akidah umat Islam Indonesia. Jika data statistik yang dijadikan patokan, maka Indonesia
adalah negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar di dunia. Ada semacam kekhawatiran bahwa
peradaban Islam diprediksikan akan kembali berjaya seperti di masa Dinasti Abbasiyyah (750 M-—1258
M).

Kiblatnya tidak lagi di kawasan Timur Tengah, tetapi Benua Asia dengan Indonesia sebagai titik
sentralnya. Tentu saja banyak pihak yang sekarang merasa paling bergengsi peradabannya (the most
civilized nations) resah jika Islam di Indonesia suatu saat menggeser kejayaan mereka.

-Aliran sesat dilarang hidup di Indonesia karena Gerakan radikal dan semua aliran sesat harus
dihilangkan dari bumi Indonesia karena jelas tidak sesuai dengan Undang-Undang dasar negara.

Aliran sesat atau heresi juga merupakan pandangan atau doktrin dari teologis atau keagamaan yang
mengajarkan atau memercayai hal-hal yang dianggap berlawanan serta bertentangan dengan
keyakinan, maupun sistem dari keagamaan manapun yang dianggap ortodoks atau secara sah dianggap
ajaran.

Kesesatan suatu aliran yang sesat biasanya mengingkari rukun iman dan rukun Islam. Kedua, meyakini
atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar'i, yakni Alguran dan Sunnah. Ketiga, meyakini
turunnya wahyu setelah Al-quran.
3.Sumber agama itu berasal dariTuhan melalui Rosulnya dan bersifat stegnnan oleh karena
berhenti melalui nabi yang teeahir XIV abad yang lalu. Pertanyaanya bagaimana nasib pemeluk
agama yang ada dalam kehidupannya lingkungan sosial dan alamnya selalu berubah sedangkan
ajaran agamanya tidak berubah sedangkan Tuhan memberikan gelar sebagai khalifah fil ard.

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Dengan segala potensi yang dimiliki
manusia mampu menciptakan (baca: menghasilkan) berbagai macam teknologi modern. Dengan segala
kemampuannya manusia mampu menembus ruang angkasa yang jauh di sana atas kekuasaan Allah Yang
Maha Mulia sebagaimana dalam firman-Nya, “Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup
menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali
dengan kekuatan (teknologi)”. (QS al-Rahmân [55]: 33).

Berkat karunia Tuhan manusia bisa memperoleh berbagai pengetahuan yang sangat berguna untuk
kemaslahatannya di dunia. Dengan predikatahsanu taqwim (sebaik-baik ciptaan) yang ada padanya
manusia berbeda dengan semua makhluk lain. Satu aspek penting yang membedakan manusia dengan
yang lainnya adalah manusia dikaruniai akal sedangkan tidak demikian dengan makhluk lainnya.
Sehingga menjadi sebuah keniscayaan jika manusia harus memaksimalkan potensi otaknya (akal) untuk
mengarungi lautan kehidupan di dunia yang fana ini. Dengan demikian kesempurnaan manusia sebagai
hamba Tuhan terealisasi dan termanifestasi melalui berbagai macam prestise dan pencapaian yang
diperoleh.

Tuhanmu berfirman kepada para Malaikatt: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi?" Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi tu orang vang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kam Senanttasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan mens ikan Engkau?" Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetaha apa
yang ndak kamu ketahui."

Sebagai khalifah di muka bumi (khalifatun fi al-ardh) ini tentu manusia memiliki tanggung jawab yang
besar. Manusia-lah yang mengatur kehidupannya di dunia ini, mereka yang berusaha melestarikan alam,
tetapi tidak sedikit juga yang malah melakukan kerusakan (fasad).

Dari tafsir al misbah dijelaskan bahwa kata Khalifah pada mulanya berarti yang menggantikan atau yang
datang sesudah siapa yang datang sebelumnya. Atas dasar ini, ada yang memahami kata khalifah disini
dalam arti yang mengganukan Allah dalam menegakkan kehendak-Nya dan menerapkan ketetapan-
ketetapan-Nya, tetapi bukan karena Allah tidak mampu atau menjadikan manusia berkedudukan
sebagai tuhan, namun karena Allah bermaksud menguji manusia dan memberinya penghormatan.
Apalagi yang memahaminya yang menggantikan mahkluk lain dalam menghuni bumi ini. Betapapun,
ayat ini menunjukkan bahwa kekhalifahan terdiri dari wewenang yang dianugerahkan Allh swt, makhluk
yang diserahi tugas yakni Adam as dan anak cucunya. Serta wilayah tempat bertugas, yakni bumi yang
terhampar ini.

4.
Lingkungan merupakan bagian dari integritas kehidupan manusia. Sehingga lingkungan harus dipandang
sebagai salah satu komponen ekosistem yang memiliki nilai untuk dihormati, dihargai, dan tidak disakiti,
lingkungan memiliki nilai terhadap dirinya sendiri. Integritas ini menyebabkan setiap perilaku manusia
dapat berpengaruh terhadap lingkungan disekitarnya. Perilaku positif dapat menyebabkan lingkungan
tetap lestari dan perilaku negatif dapat menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Integritas ini pula yang
menyebabkan manusia memiliki tanggung jawab untuk berperilaku baik dengan kehidupan di
sekitarnya. Kerusakan alam diakibatkan dari sudut pandang manusia yang anthroposentris, memandang
bahwa manusia adalah pusat dari alam semesta.

Anda mungkin juga menyukai