Suatu kegiatan adalah cermin dari “kerja”membuahkan “amal” yang bermanfaat bagi
diri, keluarga , masyarakat, dan lingkungan dimana kita berada. Karena Rasulullah saw
bersabda “Sebaik-baiknya manusia ialah orang yang paling banyak bermanfaat bagi
sesamannya”.
Dalam Alquran surat Ali Imran ayat 110 Allah berfirman:
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang makruf, dan menceggah dari yang munkar, dan beriman kepada allah. Sekirannya Ahli
kitab beriman , tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan
kebudayakan mereka adalah orang- orang yang fasik.
Dalam ayat ini, kriteria “manusia terbaik” diantara manusia yang mencegah kepada
yang munkar dan beriman kepada Allah. Kalau kita menceggah kepada yang munkar dan
beriman kepada Allah. Kalau kita mampu melaksanakan hal ini, maka keberadaan kita
diharapkan bisa menjadi “rahmat alam” pemawa kebahagiaan dan kesejahteraan.
Kita tentu bahagia ketika kita mampu mengabdikan seluruh karsa, cipta dan karya kita
sebagai ibadah kepada Allah. Memenuhi fungsi setiap makhluk yang diciptakan, yakni
mengabdi kepada Allah dan dan berbuat baik kepada makhluk-Nya, merupakan suatu
kebahagiaan.
Selanjutnya, dalam konteks budaya, yang selalu menjadi perhatian kaum muslim
adalah etos kerja. Keniscayaan etos kerja sebagian sebagai Muslim dapat dilihat sebagai
berikut:
a.Iman: Iman merupakan dasar utama yang mendorong secara seorang Muslim
bekerja. Iman berarti keyakinan, yaitu yang diyakini dalam kalbu, diucapkan melalui lidah,
dan diamalkan dalam perbuatan. Artinya, kalau ia bekerja maka pekerjaan yang digelutinnya
dilakukan sebaik mungkin dan penuh keyakinan, dan ia yakin bahwa pekerjaan itu akan
membawa manfaat bagi diri, keluarga, dan masyarakatnya.
b.Ikhlas : Orang yang bekerja dengan ikhlas tidak pernah mengharapkan selain dari
Allah. Karena itu seorang yang bekerja dengan ihklas tidak pernah merasa kecewa atau
frustasi. Niatnya dari awal hanya karena Allah semata atau untuk memenuhi kewajibannya
sebagai hamba-Nya. Sehingga, Ia yakin benar kalau tidak mendapatkan didunia pasti ia
mendapatkan pahala diakhirat sesuai janji Allah dalam Alquran surah Alzalzalah ayat 7 :
Artinya: “Barang siapa yang mengerjakan perbuatan sebesar zarrah pasti akan
mendapatkan balasan”.
c.Ihsan. Gambaran ihsan yang diajarkan Jibril kepada Rasullulah saw. adalah
“Bekerja atau beribadahlah kamu kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya dan apabila
kamu tidak melihat-Nya yakinlah bahwa sesungguhnya Allah malihat apa yang engkau
lakukan”.
d.Ibadah : Bila pekerjaan yang kita lakukan didasari oleh ketiga unsur iman, ihklas
dan ihsan, maka semua pekerjaan itu akan berubah menjadi ibadah. Sebab, hanya ibadahlah
yang akan mendapatkan pahala dari Allah diakhirat kelak, padahal di dunia telah pula
dinikmati hasil dan manfaatnya.
e.Iman : Orang yang shalat mengetauhi arti lafal-lafal yang dibaca tentu lebih banyak
pahalanya daripada orang shalat tapi tidak mengerti makna yang dibacanya. Mancari ilmu,
meningkatkan efisiensi tidak dibatasi oleh usia, ruang dan waktu. Sebab Nabi saw bersabda “
Tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai keliang lahat”. (H.R.Ibn Abdil Bar). Usaha untuk
menuntut ilmu wajib bagi pria dan wanita (H.R. Baihaqi) Betapa tinggi manfaat ilmu
tersebut.
f.Islam : Sifat Islam, yaitu menyerahkan seluruhnya kepada Allah setelah kkita
berupaya semaksimal mungkin untuk menetapkan takdir-Nya. Apa takdir yang ditentukan-
Nya, kita pasrah menerimanya. Namun, hal ini tidak berarti bahwa manusia harus bersikap
patalis dan ikhtiyar, tidak demikian adanya. Pasrah adalah tunduk kepada kauniyah-Nya
dengan hukum-hukum sunnah-Nya dan pasrah kepada hukum-hukum qauliyah-Nya.
Istilah masyarakat madani sebenarnya hanya salah satu diantara beberapa istilah yang
sering digunakan ketika menerjemahkan civil society kedalam bahasa Indonesia. Padanan
katanya adalah masyarakat warga atau masyarakat kewargaan, masyarakat sipil, masyarakat
beradab atau masyarakat berbudaya.
Lawan masyarakat madani adalah “masyarakat liar “ (savage society}. Namun, ini
sekedarmemberikan makna simplitis, agar orang cepat menarik perbandingan di mana kata
yang pertama merujuk pada masyarakat yang saling mengharggai nilai-nilai sosial-
kemanusiaan (termasuk dalam kehidupan politik), sedangkan kata yang kedua jika dapat
diberikan penjelasan menurut pemikiran Thomas Hobes, bermakna identik dengan
masyarakat tahap “keadaan alami” (state of nature) yang tanpa hukum sebelumnya lahirnya
negara, yakni setiap manusia merupakan serigala bagi sesamanya (homo homini lupus).
Eksistensi civil society sebagai sebauh abstraksi sosial dihadapkan secara kontradiktif dengan
masyarakat alami (natural society).
Untuk kasus Indonesia, istilah yang paling popular dan banyak digandrungi adalah
masyarakat madani, Istilah kata “madani” merujuk pada Madinah, sebuah kota yang
sebelumnya bernama yatsrib diwilayah Arab, dimana masyarakat islam dibawah
kepemimpinan nabi Muhammad Saw. pernah membangun peradaban yang tinggi. Menurut
Nurcholis Madjid, kata “Madiniyah”, yang berarti peradaban. karena itu masyarakat madani
berasosiasi pada makna “masyarakat beradab” .
Dalam masyarakat madani, nilai-nilai peradaban menjadi ciri utama. karena itu
didalam sejarah pemikiran filsafat Islam juga terkenal istilah medinah atau polis, yang berarti
kota. Artinya masyarakat yang maju dan peradaban. Masyarakat madani menjadi simbol
idealisme yang diharapkan oleh setiap masyarakat. Didalam Alquran Allah memberikan
ilustrasi masyarakat ideal sebagai gambaran dari masyarakat madani dengan firmannya.
Artinya: ( negeri mu) adalah negeri yang baik dan (tuhanmu) adalah tuhan yang maha
pengampun (QR.Saba : 15)
masyrakat madani sebagai masyrakat yang ideal itu memiliki karakteristik sebagi
berikut:
1. bertuhan
2. damai
3. tolong menolong
4. toleran
5. keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.pada masyrakat madina,karakter ini
dapat dilihat dengan jelas pada konsep zakat,infak,sadakoh,dan hiba bagi umat islam
serta jizyah dan khraz bagi non muslim, merupakan salah satu wujud keseimbangan
yang adil dalam masalah tersebut
6.berperadapan tinggi
7.berakhlak mulia.
2.Peran Umat Umat Dalam Mewujudkan Masyarakat Madani
a.Keniscayaan Peranan Umat Islam
salah satu wujud nyata dari masyarakat madani yang pernah di perankan Nabi
saw.dan umat islamdi madinah adalah adanya kerja sama antar umat beragama untuk
membangun dan mempertahan madina.pada saat itu lahir Lah konstitusi Hudaibiya yang
dikenal dengan piagam madina.piagam ini merupakan bentuk keseriusan umat islam atas
kerja sama dengan umat beragama lainnya dalam menata harmonisasi dan kesejahteraan yang
berkeadilan dalam kehidupan bersosial dan berpolitik.dengan demikian,untuk menbangun
masyarakat madani,maka segala potensi umat harus disatukan agar menjadi kekuatan sosial
sejalan dengan itu,umat islam diharuskan untuk mengambil peranan yang maksimal sebagai
komponen terdepan menyuarakan dan menjalankan amar makruf dan nahyimunkar sebagai
benteng keberlangsungan masyrakat madani.
umat isalam adalah umat yang diberikan kelebihan oleh allah diantara umat pemeluk
agama yang lain.umat islam memiliki aturan hidup yang sempurna sesuai dengan fitrah hidup
nya dalam QS.5(al maidah) ayat 3 allah menegaskan:
artinya: pada hari ini telah ku sempurnkan untuk mu agama mu dan telah ku cukupkan
kepada mu nikmat ku dan telah ku ridai islam menjadi agama mu.
1.Manajemen Zakat.
Kata zakat merupakan kata dsar atau mashdar yang berasal dari zaka yazki, tazkiyah,
yang berarti bertambah (al-ziyadah), tumbuh yang berkembang, bersih dan suci. Menurut
istilah, sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diberikan kepada orang-orang
yang berhak menerimanya. Zakat adalah rukun islam yang keempat, Menurut jumhur ulama,
zakat ditetapkan pada tahun kedua hijrah. Namun menurut sebagian ulama, seperti al-thabary,
ibadah ini telah ditetapkan ketika Nabi Saw masih berada di Mekah.
Zakata merupakan dasar prinsip sipil untuk menegakkan struktur sosial islam.
bukanlah derma atau sedekah biasa, ia adalah sedekah wajib. Dengan terlaksananya lembaga
zakat dengan baik dan benar diharapkan kesulitan dan penderitaan fakir miskin dapat
berkurang . Disamping itu dengan pengelolaan zakat yang profesional, sebagian
permasalahan yang terjadi dalam masyarakat yang ada hubungannya dengan mustahiq juga
dapat dipecahkan.
Zakat ada dua macam yaitu zakat mal (harta) dan zakat fitrah. Zakat mal adalah
sebagian dari harta kekayaan seseorang atau badan hukum yang wajib diberikan kepada
orang-orang tertentu setelah mencapai jumlah minimal tertentu dan dimiliki selama jangka
waktu tertentu pula. Sedangkan zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan pada akhir puasa
ramadhan. Hukumnya wajib atas setiap Muslim, kecil atau dewasa, laki-laki atau perempuan,
budak atau merdeka.
dari golongan umat yang kaya kepada golongan umat yang miskin. Hikmahnya adalah agar
tidak terjadi jurang permisahan antara golongan kaya dan golongan miskin serta untuk
menghindari penumpukkan kekayaan pada golongan kaya saja. Untuk melaksanakan lembaga
zakat dengan baik dan sesuai dengan fungsi dan tujuannya tentu harus ada aturan yang
dilakukan dengan pengelolaannya.
Berhasilnya pengelolaan zakat tidak hanya tergantung pada banyaknya zakat yang
terkumpul, tetapi sangat tergantung pada dampak dari pengelolaan zakat tersebut dalam
masyarakat. Zakat baru dapat dikatakan berhasil dalam pengelolaanya apabila zakat tersebut
benar-benar dapat mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial dalam masyarakat .
Keadaan yang demikian sangat tergantung dari manajemen yang diterapkan oleh amil zakat
da political will dari pemerintah.
3.Manajemen Wakaf
Kata “Wakaf” berasal dari bahasa Arab waqf, yang berarti “ menghentikan”atau
“menahan” . Artinya, seseorang menghentikan hak miliknya atas suatu harta dan menahan
diri dari penggunaanya dengan cara menyerahkan harta itu kepada pengelola untuk
digunakan bagi kepentingan umum. Barang yang diwakafkan adalah barang yang bermanfaat
dan tidak cepat habis karena dipakai, baik harta yang tidak bergerak, seperti tanah, maupun
harta bergerak seperti buku-buku.
Sebagai salah satu lembaga sosial islam, wakaf erat kaitanya dengan sosial ekonomi
masyarakat. walaupun wakaf merupakan lembaga islam yang hukumnya sunnah, namun
lembaga Islam yang hukumnya sunnah, namun lembaga ini dapat berkembang dengan baik di
beberapa negara misalnya Mesir, yordania, Saudia Arabia, Bangdesh, dan lain-lain. Hal ini
barangkali karena lembaga wakaf ini dikelola dengan manajemen yang baik sehingga
manfaatnya sangat dirasakan bagi pihak-pihak yang memerlukannya.
Di Indonesia sedikit sekali tanah yang dikelola secara produktif dalam bentuk suatu
usaha yang hasilnnya dapat dimanfaatkan bagi pihak yang memerlukan termasuk fikir
miskin.
Agar wakaf di Indonesia dapat memberdayakan ekonomi umat, maka di Indonesia
perlu dilakukan paradigm baru dalam pengelolaan wakaf. Wakaf yang selama ini hanya
dikelola secara konsuftif dan tradisional, sudah saatnya kini wakaf dikelola secara produktif.
Di beberapa negara seperti Mesir, Yordania, Saudia Arabia, Turki, Bangdesh, wakaf
selain berupa sarana dan prasarana ibadah dan pendidikan juga barupa tanah pertanian,
perkebunan, flat, uang, saham, real estate dan lain-lain juga dikelola secara produktif.
Wakaf produtif penting sekali untuk dikembangkan di Indonesia disaat kondisi
perekonomian tidak stabil. Contoh sukses pelaksanaan sertifikat wakaf tunai diblangdesh
dapat dijadikan teladan bagi umat islam di Indonesia. Kalau umat Islam mampu
melaksanakan dalam skala besar, maka akan terlibat implikasi positif dari kegiatan wakaf
tunai tersebut. Wakaf tunai mempunyai peluang yang unik bagi terciptanya investasi dibidang
keagamaan, pendidikan, dan pelayanan sosial.