Anda di halaman 1dari 3

Konsep Kebudayaan Dalam Islam

Al-Qur’an memandang kebudayaan itu merupakan suatu proses, dan meletakkan


kebudayan sebagai eksistensi hidup manusia. Islam memandang kebudayaan sebagai suatu
proses dan meletakkannya sebagai eksistensi hidup manusia. Kebudayaan merupakan suatu
totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal, hati dan tubuh yang menyatu dalam suatu
perbuatan. Oleh karena itu secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil oleh akal
(budi), cipta, rasa, karsa, dan karya manusia. Ia tidak mungkin dilepaskan dari nilai-nilai
kemanusiaan, namu bisa jadi lepas dari nilai-nila ketuhanan.

Kebudayaan Islam adalah hasil olah akal, budi, cipta rasa, karsa, dan karva manusia yang
berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia untuk berkiprah dan
berkembang, Hasil olah akal, budi, rasa, dan karsa yang telah terseleksi oleh, nilai-nilai
kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban. Kebudayaan dalam
Islam adalah menyeimbangkan antara aspek materi dan rohani serta tujuan hidup adalah dunia
ini sendiri dan akhirat kelak.

Kebudayaan yang telah terdeteksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang universal


berkembang menjadi peradaban. Dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan
aturan-aturan yang dapat mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari
nafsu hewani, sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Dalam hal ini, agama berfungsi untuk
membimbing manusia dalam emngembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan
yang beradab dan menjadi peradaban Islam.

Konsep kebudayaan dalam Islam adalah bahwa kebudayaan wajib yang berdasarkan
kepada ajaran-ajaran agama Islam. Agama Islam adalah agama wahyu yang diturunkan Allah
kepada umat manusia melalui perantaraan malaikat Jibril dan tugas kerasulan yang diemban
Nabi Muhammad. Islam sebagai wahyu adalah bukan bagian dari kebudayaan tetapi sebagai
pendorong terbitnya kebudayaan yang diridhai Allah. Kebudayaan sebagai hasil umat manusia,
dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya, wajib berdasar kepada ajaran-ajaran Islam.
Sehubungan dengan hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan
atau disebut sebagai peradaban Islam, maka fungsi agama disini akan semakin jelas. Ketika
perkembangan dan dinamika kehidupan umat manusia itu sendiri mengalami kebekuan karena
keterbatasan dalam memecahkan persoalan kehidupannya sendiri, disini sangat terasa akan
perlunya suatu bimbingan wahyu.

Kebudayaan itu akan terus berkembang, tidak akan pernah berhenti selama masih ada
kehidupan manusia. Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas dan kreativitas manusia, baik
dalam konteks hubungan dengan sesamanya, maupun dengan alam lingkungannya, akan selalu
terkait dengan kebudayaan orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk
budaya dan makhluk social yang tidak akan pernah bisa hidup tanpa bantuan orang lain.
Kebudayaan baru akan berhenti apabila manusia sudah tidak sanggup lagi menggunakan akal
budinya.

Allah SWT mengutus para rasul dari jenis manusia dan dari kaumnya sendiri, karena
yang akan menjadi sasaran dakwahnya adalah umat manusia. Firman Allah SWT:

ِ ‫َو َما أَرْ َس ْلنَا ِم ْن َرسُو ٍل إِاَّل بِلِ َس‬


‫ان قَوْ ِم ِه لِيُبَيِّنَ لَهُ ْم‬

“Kami tidka mengutus seorang rasulpun melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya dia dapat
memberikan penjelasan dengan terang kepada mereka…” (Ibrahim:4)

Oleh sebab itu, misi utama kerasulan Muhamad SAW adalah untuk memberikan
bimbingan pada umat manusia agar dalam mengembangkan kebudayannya tidak melepaskan diri
dari nilai-nilai ketuhanan, sebagaimana sabdanya

ِ ‫ِإنَّ َما بُ ِع ْثتُ ألُتَ ِّم َم َمكَا ِر َم األَ ْخ‬


‫الق‬

“Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (H.R. Ahmad).

Berarti, Nabi Muhamad SAW memiliki tugas pokok untuk membimbing manusia agar
mengembangkan kebudayaannya sesuai dengan petunjuk Allah.

Awal tugas kerasulan Nabi Muhamad SAW meletakkan dasar-dasar kebudayaan Islam
yang kemudian berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dari Jazirah
Arab, kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit yaitu
asimilasi budaya setempat dengan nilai-nilai Islam itu sendiri, kemudian berkembang menjadi
suatu peradaban yang universal.
 Rumusan Masalah
Istilah agama dan kebudayaan sungguh tidak asing bagi kita yang berkecimpung
di dunia ini. Kata agama dan kebudayaan merupakan dua kata yang seringkali
bertumpang tindih sehingga dapat megaburkan pemahaman kita terhadap keduanya.
Namun sering muncul pertanyaan apakah setiap agama, masyarakat, ras, dan etnik,
memiliki pandangan sendiri mengenai kebudayaan. Banyak juga yang menyatakan bahwa
agama merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi tak sedikit pula yang menyatakan
kebudayaan merupakan hasil dari suatu ajaran agama. Hal ini seringkali membingungkan
ketika umat muslim harus meletakkan agama Islam dalam konteks kebudayaan
kehidupan sehari-hari, Apakah terdapat pendapat ataupun persepsi yang bersifat umum
atau khusus dalam memandang budaya? Begitu juga halnya dengan agama Islam,
bagaimana konsep kebudayaan dalam pandangan Islam?

Anda mungkin juga menyukai