Anda di halaman 1dari 3

HUBUNGAN MANUSIA

DENGAN KEBUDAYAAN
Berbicara tentang kebudayaan tidak akan lepas  dari manusia, disebabkan manusia
merupakan     pelaku dalam kehidupan sosial yang kemudian dapat memunculkan
kebudayaan, maka dengan ini muncul sebuah pertanyaan sebenarya siapa manusia itu,
bagaimana penciptaanya dan kedudukanya bagaimana? Terlepas dari pertanyaan-pertanyaan
mengenai manusia, muncul sebuah pertanyaan mengenai kebudayaan, mulai dari
pengertianya, aspek-aspek apa saja yang terkait dengan kebudayaan dan proses kebudayaan
itu bisa tercipta.

Dari pertanyaan-pertanyaan diatas mengenai manusia dan kebudayaan akan memunculkan


sebuah korelasi antara keduanya, sebuah kebudayaan baik buruknya tergantung dari manusia
sebagai pelaku kebudayaan, manusia bisa saja membuat budaya itu baik jika dijalankan
dengan semestinya dan dipelihara dengan baik akan tetapi kebudayaan bisa juga rusak jika
manusia tidak  menjalankan dengan semestinya. Oleh karena itu manusia perlu belajar
mengenai kebudayaan sehingga dapat tercapai sebuah kebudayaan yang bernilai yang sesuai
dengan tatanan norma-norma agama.

A.    MANUSIA

Dari pertanyaan yang ada mengenai manusia yang dijabarkan dalam bab pendahuluan dalam
bab ini akan mencoba menjabarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, berbicara mengenai
manusia ada beberapa teori asal usul manusia yang sangat bertolak belakang satu teori
dengan yang lainya sehingga sering kali menjadi perdebatan. Dalam ilmu pengetahuan
dikenal Darwin ilmuwan yang terkenal dengan teori evolusi asal usul manusia yang sangat
fenomenal, teori ini mengungkap bawah manusia merupakan perubahan bentuk dari kera
dengan kata lain nenek moyang manusia merupakan kera, tentunya hal ini sangat berbeda jika
kita menelisik asal usul manusia dari sudut pandang agama islam yakni manusia merupakan
keturunan Nabi Adam dan Hawa.

Seiring dengan perkembangan zaman teori evolusi darwin ini mulai terpatahkan dari 
penelitian-penelitian para ilmuwan, jika kita mau berfikir secara logikapun dapat kita ketahui
bahwa teori evolusi itu tidak benar dikarenakan dalam teori evolusi dijelaskan manusia
berasal dari kera kemudian secara berangsur-angsur mengikuti perkembangan waktu berubah
menjadi manusia, dari teori  tersebut sejalan dengan perputaran waktu teori evolusi
terpatahkan dengan sendirinya  karena setelah menjadi manusia yang utuh tidak ada
perubahan bentuk secara fisiologi.

Teka-teki manusia akhirnya bisa terjawab dengan menelisik kandungan-kandungan ayat Al-
Qur’an yang didalamnya menjelaskan bagaimana sebenarnya manusia itu diciptakan. Di
dalam Al-Qur’an dijelaskan manusia pertama kali adalah Adam yang diciptakan dari tanah.
Proses penciptaanya dapat digambarkan didalam QS. Al-Hijr, 15; 28, 29 yang artinya :

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk, Maka apabila aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan
kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”.
Dari ayat tersebut dapat diketahui bahwa dalam penciptaan manusia terdiri dari dua unsur
yakni materi yang berupa tanah dah roh yang digambarkan dalam ayat tersebut. Dikarenkan
manusia terbuat dari tanah maka akan kembali ketanah lagi, jika manusia meninggal maka
akan dikubur ditanah yang kemudian akan kembali keunsur awalnya. Akan halnya roh
manusia ini tidak mati akan tetapi pindah kehidupan ke alam-alam selanjutnya mulai dari
akhirat hingga hari akhir.

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk ciptaan lainnya bahkan malikat, manusia diberikan bentuk fisik dan akal yang
paling baik dibandingkan makhluk ciptaan Allah lainya sehingga sepatutnya manusia
bersyukur atas segala pemberian Allah dengan beribadah dan bertaqwa yakni dengan
menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangannya.

B.    KEBUDAYAAN

Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa.
Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari
Bahasa Sangsekerta budhayah yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal.
Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam
bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera. Colera berarti
mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah (bertani). Kemudian
pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia
untuk mengolah dan mengubah alam.

Dari beberapa definisi diatas dapat dibauat kesimpulan bahwa kebudayaan merupakan
keseluruhan sistem pemikiran, tingkah laku dan hasil cipta, karsa dan rasa manusia untuk
memenuhi kebutuhan kehidupanya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Hasil dari sebuah kebudayaan  dapat dibedakan menjadi dua yakni
kebudayaan jasmaniah/fisik yang berupa benda-benda ciptaan manusia  dan kebudayaan/non
material yaitu berupa semua hasil ciptaan manusia yang tidak bisa dilihat dan diraba seperti
ilmu, seni dan lainnya. Kebudayaan hanya dapat diperoleh manusia dengan cara belajar
didalam kehidupan bermasyarakat sehingga semua tingkah laku mausia termasuk bagian
kebudayaan.

C.    HUBUNGAN MANUSIA DENGAN KEBUDAYAAN

Dari penjelasan di atas dijelaskan bahwa manusia diciptakn  sebagai makhluk yang paling
sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya sehingga manusia  mempunyai kewajiban
dan tanggung jawab untuk mengelola bumi dan manusia diciptakan untuk menjadi khalifah,
ini berrti manusia merupakan pencipta kedua setelah Allah sebagaimana dijelaskan pada surat
Al-Baqarah ayat 30 yang artinya:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
Didalam Al-Qur’an telah banyak ayat yang menjelaskan bahwa Allah menyeru manusia
untuk berfikir dengan akal budinya mengenai apa yang diciptakaan-Nya didalam alam
semesta ini. Selain itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kekhalifahannya disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki. Masalah moral
adalah yang terpenting, karena sebagaimana Syauqi Bey katakan:

‫إنّما األمم األخالق مابقيت فإنهمو ذهبت أخالقهم ذهبوا‬


Artinya: “Kekalnya suatu bangsa ialah selama akhlaknya kekal, jika akhlaknya sudah
lenyap, musnah pulalah bangsa itu”.

Akhlak dalam syair di atas menjadi penyebab punahnya suatu bangsa, dikarenakan jika
akhlak suatu bangsa sudah terabaikan, maka peradaban dan budaya bangsa tersebut akan
hancur dengan sendirinya. Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus
memiliki ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi
(tata nilai budaya) sebagai suatu kesinambungan yang saling bersinergi.

Dengan ini  peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala hal, untuk
dapat memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah SWT melalui alam ini.
Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat membentuk suatu kebudayaan yang
bermartabat dan bernilai tinggi. Namun terpenting  bahwa setiap kebudayaan akan bernilai
jika manusia sebagai masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai
dengan tata aturan agama.

  KESIMPULAN

Manusia merupakan makhluk yang paling baik dan yang paling sempurna yang dilengkapi
dengan akal budi dibandingkan dengan makhluk yang lain ciptaan Allah, sehinggan manusia
dijadikan khalifah dimuka bumi ini. Dengan akal budi, cipta, rasa, dan karsa  manusia
dituntut untuk bisa menjadikan keindahaan ciptaan-Nya selain itu manusia harus menguasai
segala sesuatu yang berhubungan dengan kekhalifahannya disamping tanggung jawab dan
etika moral harus dimiliki sehingga muncul sebuah  kebudayaan yang mempunyai nilai yang
baik yanh sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam agama.

Disini telah jelas dari berbagai uraian diatas hubungan manusia dengan kebudayaan, manusia
yang merupakan pencipta kedua setelah Allah disini berperan sebagi pelaku dan pencipta
kebudayaan yang didapat dari proses belajar yang berkaitan dengan tingkah laku yang terjadi
dalam kehidupan bermasyarakat. Sebuah kebudayaan sangatlah tergantung pada pelakunya
yakni manusia, kebudayaan akan baik jika manusianya menjalankan dan memelihara
kebudayaan yang sesuai dengan tatanan norma-norma agama. Akan tetapi kebudayaan akan
rusak jika manusiaberperilaku semaunya sendiri dan melnggar norma-norma yang yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Munthoha, dkk. Pemikiran dan Peradaban Islam, Yogyakarta : UII Press.1998

http://ridwan202.wordpress.com/2008/10/16/manusia-sebagai-makhluk-budaya/
(diakses pada hari sabtu 04 juni 2011)

Iklan

Anda mungkin juga menyukai