Anda di halaman 1dari 5

Makalah 1

Definisi Kebudayaan Menurut Para Ahli

Antara manusia, masyarakat, dan kebudayaan memperlihatkan suatu hubungan


koneksitas, dimana dari hubungan itu dapat disimpulkan masyarakat (manusia) yang melahirkan
kebudayaan dan di masyarakatlah kebudayaan itu hidup, tumbuh, dan berkembang yang
diperlukan oleh masyarakat (manusia) untuk meningkatkan mutu hidup dan kehidupannya.

Sebagaimana halnya dengan hukum, kalau orang menanyakan apa kebudayaan itu, maka
jawaban atas pertanyaan itu mengarah pada definisi tentang kebudayaan. Kalau ditanyakan lagi
apa itu definisi, maka jawabannya definisi adalah rumusan dari suatu pengertian. Kalau
ditanyakan lagi pengertian apa yang dirumuskan dalam konsep kebudayaan.

Terhadap jawaban ini dapat dikatakan, sebagaimana halnya dengan hukum konsep
kebudayaan mencakup pengertian yang amat luas meliputi seluruh pikiran, perasaan, karya, dan
hasil karya manusia yang dicetuskan melalui proses belajar (Koentjaraningrat, dalam Alfian (ed),
1985). Kebudayaan adalah suatu komponen penting dalam kehidupan masyarakat, khususnya
struktur sosial. Secara sederhana kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu cara hidup atau dalam
bahasa Inggrisnya disebut ways of life.

Cara hidup atau pandangan hidup itu meliputi cara berpikir, cara berencana, dan
bertindak, disamping segala hasil karya nyata yang dianggap berguna, benar, dan dipatuhi oleh
anggota-anggota masyarakat atas kesepakatan bersama.

Koentjaraningrat (1981), menjelaskan bahwa kata “kebudayaan” berasal dari bahasa


Sansekerta Buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Adapun
istilah culture sama artinya dengan kebudayaan, yaitu berasal dari kata latin colore, yang berarti
mengolah atau mengerjakan (mengolah atau mengerjakan tanah/bertani).

Dua orang antropolog yaitu A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn, pernah menghitung berapa
jumlah definisi tentang “kebudayaan” atau culture, yang pernah dirumuskan orang sejak konsep
itu untuk pertama kali dipergunakan dalam bahasa Jerman dalam buku raksasa karangan G.E.
Klemm, Allgemeine Culturgeschichte der menschkeit (1843 –1852). Sampai tahun 1950 ternyata
ada 179 buah definisi “kebudayaan” yang pernah diterbitkan. Oleh Kroeber definisi yang
berbeda-beda tersebut dianalisis dan oleh Kluckhohn digolong-golongkan berdasarkan asas-asas
pemikirannya. Studi ini terbit sebagai buku berjudul Culture, a Critical Review of Concepts and
Difinitions (1952) (Koentjaraningrat, dalam Alfian, 1985 : 99).

Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai
sebagian cara hidup itu, yaitu bagian 8 BUKU AJAR yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi
atau lebih diinginkan.
Selo Sumardjan dan Soleman Soemardi merumuskan kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan
atau kebudayaan jasmaniah (kebudayaan material) yang diperlukan oleh manusia untuk
menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabadikan pada keperluan
masyarakat. Rasa yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaedah-kaedah dan nilai-nilai
kemasyarakatan yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti luas.
Sedangkan Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir dari orang-orang yang
hidup bermasyarakat yang kemudian menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan. Rasa dan
Cipta dapat juga disebut sebagai kebudayaan rohaniah (spiritual atau immaterial culture).

Dari segi material mengandung karya, yaitu kemampuan manusia untuk menghasilkan
benda-benda atau hasil-hasil perbuatan manusia yang berwujud materi. Sedangkan dari segi
spiritual, mengandung cipta yang menghasilkan ilmu pengetahuan; karsa menghasilkan kaedah
kepercayaan, kesusialaan, kesopanan, hukum, dan selanjutnya rasa menghasilkan keindahan. Jadi
manusia berusaha untuk mendapatkan ilmu pengetahuan melalui logika, menyerasikan tingkah
lakunya terhadap kaidah-kaidah melalui etika, dan mendapatkan keindahan melalui estetika. Hal
itu semua merupakan kebudayaan (Abdulsyani, 1994 : 46).

Kebudayaan yang di dalamnya terkandung segenap normanorma sosial, yaitu ketentuan-


ketentuan masyarakat yang mengandung sanksi atau hukuman-hukuman yang dijatuhkan apabila
ada pelanggaran. Norma-norma itu mengandung kebiasaan-kebiasaan hidup, adat-istiadat
kebiasaan (folkways). Folkways sendiri berisi tradisi hidup bersama yang biasanya dipakai
secara turun-temurun. Adat-istiadat yang berisi hukuman adat yang relatif lebih berat lagi disebut
mores, yang dalam pengertian kita sehari-hari diwajibkan untuk dianut dan diharamkan jika
dilanggar. Sedangkan apabila kebiasaan seseorang dilakukan juga oleh orang lain sehingga
kemudian menimbulkan norma yang dijadikan patokan bertindak oleh orang banyak sebagai
adat-istiadat, maka disebut custom. Dapat dijelaskan bahwa kebudayaan berfungsi mengatur agar
manusia dapat memahami bagaimana seharusnya manusia bertingkah laku, berbuat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dalam masyarakaat.

Karena luasnya pengertian yang dirumuskan dalam konsep kebudayaan, munculah


berbagai definisi kebudayaan yang diajukan oleh para ilmuwan. :

1. Herskovits dan Malinowski, memberikan definisi kebudayaan sebagai sesuatu yang super
organik. Karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi tetap hidup
terus atau berkesinambungan meskipun orangorang yang menjadi anggota masyarakat
senantiasa silih berganti disebabkan karena irama kematian dan kelahiran.
2. E. B Taylor, melihat kebudayaan sebagai komplek yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai warga masyarakat
3. Roucek dan Warren, mendefinisikan kebudayaan sebagai suatu cara hidup yang
dikembangkan oleh sebuah masyarakat guna memenuhi keperluan dasarnya untuk dapat
bertahan hidup, meneruskan keturunan dan mengatur pengalaman sosialnya.
4. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi mengemukakan bahwa kebudayaan itu adalah
semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
5. Koentjaraningrat, mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan gagasan dan karya
manusia, yang harus dibiasakan dengan belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan
karyanya itu (Koentjaraningrat, 1984)
6. Ki Hadjar Dewantara, mengemukakan bahwa menurut 10 BUKU AJAR perkataannya,
kebudayaan itu berarti: buah budi manusia, sedangkan bila kita mengingat cara terjadinya
atau lahirnya kebudayaan, dapatlah kebudayaan itu kita namakan kemenangan atau hasil
perjuangan hidup manusia. Budi itu tidak lain ialah jiwa yang sudah masak, sudah cerdas
dan oleh karenanya sanggup dan mampu mencipta. Karena budi manusia mempunyai dua
sifat yang istimewa, yaitu sifat luhur dan sifat halus, maka segala ciptaannya senantiasa
mempunyai sifat luhur dan halus pula. Sebagai kemenangan atau hasil perjuangan hidup
manusia (perjuangan terhadap dua kekuatan yang abadi yakni alam dan jaman), dalam
perjuangan mana manusia tetap dan terus menerus berhasrat mengatasi segala pengaruh
alam dan jaman yang menyulitkan hidupnya baik lahir maupun batin. Oleh karena itu
kebudayaan itu selain bersifat luhur dan halus, juga mempunyai sifat menggampangkan
hidupnya serta memperbesar hasil hidupnya. Ini berarti memberi kemajuan hidup dan
penghidupan baginya. Kemajuan hidup dan penghidupan manusia pada umumnya
nampak sebagai keinginan, kemampuan, dan kesanggupan untuk mewujudkan hidup
yang serba tertib dan damai (Dherana,1982:10).

Beberapa definisi kebudayaan sebagaimana telah dikemukakan di atas dapat diketahui


beberapa kesamaannya, yakni: pertama kebudayaan hanya dimiliki oleh masyarakat manusia;
kedua kebudayaan yang dimiliki oleh manusia itu diturunkan melalui proses mengajar dari setiap
individu dalam kehidupan masyarakat; ketiga kebudayaan merupakan pernyataan perasaan dan
pikiran manusia.

Dari definisi tersebut di atas, dapat juga kita jabarkan lebih lanjut beberapa pengertian pokok,
yaitu:

1. Kebudayaan meliputi seluruh eksistensi manusia mencakup 11 Memahami Hukum dan


Kebudayaan semua aspek kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat, sebagai hasil
karya, rasa, dan cipta manusia dalam masyarakat yang bertujuan meningkatkan mutu
hidup dan kehidupan manusia dalam masyarkat. Sering disebutkan bahwa kebudayaan
berarti memanusiawian, dengan maksud meningkatkan eksistensi manusia dalam hidup
dan kehidupannya.
2. Bahwa kebudayaan merupakan kemenangan atau hasil perjuangan hidup manusia
terhadap dua kekuatan yang kuat dan abadi yakni alam dan jaman. Hanya manusia di
antara makhluk ciptaan Tuhan mempunyai kemampuan dan kemungkinan untuk usaha
dan perjuangan tersebut. Semuanya itu bertujuan untuk mencapai kemajuan dan mutu
kehidupan yang lebih baik.
3. Bahwa kebudayaan mempunyai sifat yang luhur dan halus guna terciptanya suatu
kehidupan manusia dalam masyarakat yang tertib dan damai. Sudah jelas bahwa
kebudayaan tidak akan berkembang jika dalam kehidupan tidak ada ketertiban dan
kedamaian, sehingga menghambat terwujudnya sifat-sifat yang luhur dan halus.
4. Bahwa kebudayaan sebagai milik manusia hidup dan tumbuh terus bersama-sama dengan
kehidupan manusia sendiri, diwarisi dari generasi ke generasi berikutnya, berpengaruh
dari satu bangsa ke bangsa lainnya. Semua itu disebabkan karena adanya kemampuan
manusia untuk mendapatkan dan menerima informasi, menciptakan alatalat komunikasi
guna terciptanya ide-ide dan penemuanpenemuan baru baik yang bersifat kebendaan
maupun yang bersifat kejiwaan (Dherana,1982:13-14).
DAFTAR PUSTAKA

E-Book : Buku Ajar Memahami Hukum Dan Kebudayaan

Tim Penyusun :

Anak Agung Gede Oka Parwata, S.H.,M.Si

I Nyoman Wita, S.H.,M.H

Anak Agung Istri Ari Atu Dewi, S.H.,M.H

I Gusti Ngurah Dharma Laksana, S.H.,M.Kn

I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari, S.H.,M.Kn

Anda mungkin juga menyukai