MANUSIA
• OUTPUT MATERI
•A. Kedudukan Manusia
• Memahami Diri dengan Baik
• Menyandarkan Tujuan Hidup
• Kemauan Kuat
• Dinamika Kritis Namun Terarah
•B. Mencari Kebenaran
• Hakikat Kebenaran
• Kebenaran Mutlak dan Nisbi
• Kiat-kiat Mendapatkan Kebenaran
A. Kedudukan Manusia
• Kedudukan manusia merupakan suatu keadaan atau status manusia untuk memposisikan diri secara umum dengan berbagai sudut pandang segala
aspek kehidupan di dunia.
• Misalkan dalam kedudukan manusia dalam konsep habluminannas yaitu hubungan manusia dari segi sosial, kemudian dari konsep relegiuitas tentu
habluminallah yang menjadi kapasitas manusia menempatkan statusnya di hadapan Allah Swt ketika hidup di dunia.
• Kedudukan manusia dalam perspektif Islam bahwa Manusia yang lahir dari rahim seorang ibu ke dunia, memiliki kedudukan yang sangat tinggi di
hadapan Allah. Bahkan Allah telah memerintahkan kepada malaikat dan iblis untuk bersujud kepada manusia (Adam), padahal manusia hanya
makhluk yang diciptakan dari tanah yang lemah dan memiliki derajat yang rendah, tidak seperti malaikat yang diciptakan dari cahaya dan iblis yang
diciptakan dari api. Namun, manusia memiliki keistimewaan dibandingkan dengan makhluk yang lain. Oleh karena itu, manusia diberikan beragam
potensi dalam dirinya sebagai bekal untuk menjalankan kehidupannya di dunia. Manusia diciptakan Allah dengan sebaik-baik bentuk. Allah
membentuk manusia meliputi unsur jasmani dan rohani. Perpaduan kedua unsur tersebut menjadikan manusia disebut sebagai makhluk yang
sempurna di alam semesta. Sebagai makhluk yang sempurna, apa kedudukan manusia di muka bumi? manusia di alam semesta memiliki kedudukan
sebagai hamba Allah dan khalifah.
Memahami Diri dengan Baik
• Memahami Diri dengan baik merupakan metode dalam menintropeksi diri terhadap tujuan hidup manusia dalam proses pergaulan sikap, tingka laku, nilai dan moral sebagai cerminan diri dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam proses
pergaulan terhadap lingkungan sekitar sebelum menilai orang lain sebaiknya pahami dan belajar serta bedah diri sebaik mungkin.
• Dalam Islam dalam memahami diri dengan baik merupakan sebuah kewajiban setiap individu untuk menjaga diri agar tidak ada perbuatan yang mengarah kepada kebatilan, misalkan dalam Q.S Annas ayat 1-6 Allah Swt menjelaskan bahwa
manusia tentu menjadikan Allah Swt sebagai pelindung/penjaga hati mansia dari segala godaan selain itu juga menjelaskan bahwa godaan tersebut tidak hanya yang berasal dari bisikan syetan saja, namun juga manusia. Kemudian di jelaskan
pada Q.S Al-Mu’minun ayat 12-14 yang artinya “Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian,
air mani itu Kami jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami
menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik” (QS. Al-Mu’minun : 12-14). hal ini menjelaskan bahwa manusia diciptakan dari tanah dengan perantara air mani laki-laki yang semakan kepada
rahim perempuan, proses ini mencerminkan bahwa kedudukan manusia secara penciptaan adalah sama-sama berasal dari tanah namun dalam proses kehidupan tentu akan berbeda ketika terjadi sebuah peristiwa kehidupan yang beragam
terutama dalam proses memahami diri. Kemudian, dalam proses penciptaan manusia mempunyai tujuan penciptaan, sebagaimana dalam Q.S Adz-Dzariyat ayat 56 “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat : 56). Selain itu, dalam Q.S Al-Baqarah ayat 21 yang artinya “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa”, (Q.S Al-
baqarah : 21). “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus