َوبِ ِه نَ ْستَ ِعي ُْن َعلَى ُأ ُم ْو ِر ال ُّد ْنيَا،الح ْم ُد هّلِل ِ َربِّ ال َعالَ ِمي َْن َ ،بسم هللا الرحمن الرحيم
ُْك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد اَ َّن ُم َح َّم ًدا َع ْب ُده
َ َأ ْشهَ ُد اَ ْن اَل ِإلَهَ ِإالَّ هللاَ َوحْ َدهُ اَل َش ِري،َوال ِّدي ِْن
َسيِّ ِدنَا َو َم ْواَل نَا،ف اَأل ْنبِيَا ِء َوال ُمرْ َسلِيْن ِ لى َأ ْش َر َ صالَةُ; َوال َّسالَ ُم َع َّ َوال،َُو َرس ُْولُه
لى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْنَ ان ِإ ٍ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َآلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأجْ َم ِعي َْن َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس.
َأ َّما بَعْد........
Hadirin Rohimakulloh,
Santri sebagai salah satu generasi muda penerus bangsa mempunyai andil besar dalam
memerangi paham radikalisme dan terorisme yang akhir-akhir ini semakin marak
keberadaannya. Santri sebagai manifestasi kekuatan bangsa dengan gagahnya membawa
prinsip ‘Islam Rohmatan Lil ‘alamin’ dimana santri dibesarkan dalam lingkungan pesantren yang
baik bagi perkembangan sebagai generasi muda penerus bangsa. Sebagaimana yang telah kita
ketahui bersama, bahwa pesantren dikenal sebagai institusi pendidikan keagamaan yang sangat
unik dan religius khas Indonesia yang telah berusia ratusan tahun dan masih eksis sampai hari
ini. Pesantren mengalami pembauran dengan masyarakat secara baik. Keberhasilan pesantren
seperti ini kemudian menjadi model keberagamaan yang toleran di kalangan umat Islam pada
umumnya. Inilah yang membuat pandangan dunia bahwa karakter Islam di Indonesia sering kali
dipersepsikan sebagai muslim yang ramah dan damai.
Keramahan wajah pesantren dibentuk oleh karakter pesantren itu sendiri, yaitu :
1. Tawassuth yang berarti tidak memihak atau moderasi.
3. Tasammuh, toleransi.
4. Tasyawwur, musyawarah.
Yang pertama adalah Tawassuth artinya seorang muslim harus bersikap netral yang
berintikan pada prinsip hidup menjunjung tinggi nilai keadilan ditengah-tengah
kehidupan bersama, tidak memihak ke kiri atau kekanan. Jadi sikap Tawassuth dianggap
sebagai jalan tengah dalam memecahkan suatu masalah.
Yang kedua adalah Tawazun, artinya seseorang melakukan sesuatu harus secara proporsional
dan seimbang. Kehidupan manusia bisa seimbang, jika segala aspek yang mempengaruhinya juga
Yang ketiga Tasammuh, artinya bersikap menerima dan damai terhadap keadaan yang dihadapi.
Misalnya, toleransi dalam agama dengan sikap saling menghormati hak dan kewajiban antar agama.
Yang keempat Tasyawwur, artinya pengetahuan atau gambaran kita terhadap sesuatu yang tidak
disertai penghukuman apapun terhadap sesuatu tersebut Contohnya seperti pengetahuan kita
terhadap buku, pulpen, kertas, kelas, masjid, rumah, hotel, dan sebagainya.
Yang terahir bersikap adil dalam beraksi ataupun bereaksi artinya seorang santri harus adil
dan bijaksana dalam memutuskan segala sesuatunya dalam prilaku dan tindakanya.
Kelima karakter inilah yang sejak dahulu kala membentuk santri dalam menjalani
kehidupan nyata di masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, sehingga sekarang jika kita
berbicara tentang solusi terhadap masalah radikalisme dan terorisme saya kira memang harus
kita kembali kepada strategi pesantren, karena pesantrenlah yang memperkenalkan cara pertama
untuk melindungi bangsa ini dari berbagai macam paham dari luar yang kini mulai menggerogoti
bangsa .
Sebenarnya, peran santri dalam mencegah paham radikalisme sudah dicontohkan oleh
para pendahulu, contohnya saja saat mengusir sekutu di Surabaya lewat pertempuran 10
November, kaum santri memiliki andil yang besar dengan “Resolusi Jihad’nya yang terkenal.
Nah, lantas apa yang harus dilakukan santri dalam memerangi paham radikalisme dan terorisme
zaman sekarang ?
Oke langsung saja, sebagai Santri Zaman Now sekaligus generasi muda yang menjadi tumpuan
bangsa, ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
Hadirin Rohimakulloh,
Mari kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta cegah, lawan, berantas paham
radikalisme dan terorisme !
Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan.
Yang benar tentu datangnya dari Allah SWT, dan yang salah datangnya dari saya sendiri.
Terima kasih atas perhatiannya. Wabillaahi taufiq wal hidayah. Wassalamu’alaikum
warohmatullaahi wabarokaatuh.