Anda di halaman 1dari 2

MODERASI BERAGAMA DI SEKOLAH

‫َو َبَر َك اُتُه ٱِهَّٰلل َو َر ْح َم ُة َع َلْيُك ْم الَّس اَل ُم‬


Bismillahirrahmanirrahiim. Alhamdulillahirobbil’alamiin. Allahumma shalli wasalim
‘ala sayyidina muhammadin wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in. Amma ba’du.

Dewan juri yang terhormat yang saya muliakan, yang kami taati dan hormati seluruh guru-guru
kami.Yang kami banggakan seluruh peserta lomba pidato dan audiens.

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Penyayang. Pada
kesempatan ini Allah mengumpulkan kita dalam suasana bahagia, aman, dan damai.
Alhamdulillahirobbil‘alamiin Allah masih melimpahkan taufik dan hidayahNya, kesehatan serta
afiat kepada kita semua.

Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan kita nabi besar nan
agung Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kegelapan kepada cahaya hidayah. Jalan
terang Jalan keselamatan.
Di masjid Abdullah beribadah,
Di pura si Wayan beribadah,
Di gereja Maria beribadah,
Di wihara si Dharma beribadah
Mereka semua anak Indonesia
Saling menyayang saling menyinta
Bermain bersama belajar ceria
Saling hormat walau beda agama
Pada kesempatan ini, izikanlah saya menyampaikan pidato tentang“Moderasi Beragama
di Sekolah”. Apa itu moderasi beragama? Apakah ada yang sudah mengetahui tentang apa itu
moderasi beragama? Moderasi berasal dari kata “moderat”. Moderasi diartikan dengan
pengurangan kekerasan atau penghindaran keekstriman. Moderat artinya tidak berlebih-lebihan.
Moderasi beragama berarti sikap beragama jalan tengah. Tidak berlebihan (ekstrem) dan tidak
kekurangan (ceroboh) dalam mengamalkan ajaran agama. Sikap beragama yang mencontoh
sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Dalam moderasi beragama ada keterbukaan, rasa berbagi,
kepedulian, dan toleransi. Diharapkan, agama menjadi solusi untuk menyelesaikan berbagai
masalah sosial kemasyarakatan.

Konflik agama dan SARA (Suku, Agama, Ras, dan antar golongan) kian marak terjadi di
Negara kita tercinta ini. Di dunia maya, hoaks dan ujaran kebencian yang berbau agama banyak
kita temui. Di dunia nyata, konflik antar agama semakin ekstrem dan sulit untuk dihindarkan.
Jika kita menengok ke belakang, pada tahun 1999, konflik antar agama Islam dan Kristen yang
terjadi di Ambon kala itu membuat kita sangat miris. Sekitar lima ribu orang meninggal dunia.
Lebih dari lima juta orang mengungsi karena konflik itu. Akhir-akhir ini pun muncul penistaan
agama, perusakan rumah ibadah, dan konflik lainnya. Perdamaian, kerukunan, dan toleransi antar
ummat beragama menjadi terancam. Kita tentunya tidak ingin hal tersebut terjadi lagi. Pemikiran
tentang moderasi beragama diharapkan dapat menjadi alternatif untuk mencegah radikalisme
dalam beragama, mencegah berbagai konflik antar agama, mewujudkan kerukunan, toleransi,
dan perdamaian dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang humanis dan demokratis.

Berbicara tentang moderasi beragama, Allah SWT telah berfirman dalam surah Al
Baqarah ayat 143 :

‫لَّناِس َو َيُك ْو َنالَّر ُسْو ُل َع َلْيُك م َش ِهْيدا‬ ‫َو َك َذ ِلك َج َعْلَناُك ْم ُأَّم ًةَو َس طًاِّلَتُك ْو ُنوْاُش َهَداء‬-

Artinya:“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (ummat Islam), ummat yang
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad)
menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.“

Ayat tersebut menjelaskan pentingnya menjadi teladan ummat Muhammad SAW sebagai
sosok muslim yang beriman, berbuatbaik, adil, dan moderat dalam bertindak dan berpikir.

Diungkapkan dalam hadits:”Sebaik-baik urusan adalah awsathuha (yang


pertengahan)”. Karakteristik ajaran Islam menurut Yusuf Qardhawi adalah Al Washatiyyah
(moderat) dan tawazun (keseimbangan). Yakni keseimbangan antara dua jalan yang saling
berhadapan atau bertentangan. Jadi, Islam yang moderat berada ditengah-tengah antara
pemikiran Islam yang radikal dan liberal. Tidak ekstrem dan tidak pula bebas dalam
mengamalkan nilai-nilai ajaran agama.

Nilai-nilai moderasi beragama di sekolah meliputi: tasamuh (toleransi), tawasuth (jalan


tengah), tawazun (keseimbangan), keterbukaan, inklusif, egaliter, dan musyawarah dalam segala
hal. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan di sekolah, nilai-nilai ini sebisa mungkin
diterapkan.

Moderasi beragama khususnya di sekolah penting dilakukan untuk memberikan rasa


tenang, aman, dan nyaman dalam pembelajaran di sekolah yang tidak bisa lepas dari berbagai
keanekaragaman latar belakang. Moderasi beragama sebagai upaya mencegah radikalisme,
mendidik anak-anak untuk menjadi manusia yang sholeh secara spiritual dan sosial. Taat kepada
Tuhan serta mampu bermanfaat untuk manusia sekitarnya. Inilah esensi agama yang
sesungguhnya.

Sudah siapkah kita? Mari, kita songsong semangat moderasi beragama di sekolah. Yang
akan membentuk kita menjadi pribadi muslim yang moderat.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat untuk kita semua. Mohon
maaf jika ada kesalahan..

Wallahulmuwafiq ila aqwamith thoriq.

Akhirul kalam

‫َو َبَر َك اُتُه ٱِهَّٰلل َو َر ْح َم ُة َع َلْيُك ْم الَّس اَل ُم‬

Anda mungkin juga menyukai