Anda di halaman 1dari 4

Moderasi beragama dalam islam

Nama: Wa Ode Uyun Ramadhani

Kelas: IX. 1

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Yang terhormat dewan juri yang arif lagi bijaksana

Yang saya hormati hadirin wal hadirat yang Insya Allah di rahmati Allah

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat taufik serta hidayahnya kita bisa
berkumpul di acara ini yang insya Allal dirahmati oleh Allah SwT

Tidak lupa selawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw. keluarganya, beserta
sahabat. Yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang
menerang seperti saat ini. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya dan mendapat
petunjuk hingga hari kiamat nanti.

Hadirin yang saya hormati izinkanlah saya untuk membahas mengenai moderasi beragama
dalam islam

Sebelum kita berbicara tentang moderasi beragama tentuhnya kita harus tau apa arti dari
moderasi? . Moderasi adalah jalan tengah diantara 2 hal yang mengalami kesenjangan sosial
atau gesekan sosial, lalu apakah arti moderasi beragama? . Moderasi beragama adalah
bagaimana cara kita bersikap, memandang, berperilaku melalui jalan tengah dalam beragama,
supaya kita tdk ekstrem dalam menjalankan agama.

Hadirin yang saya hormati

Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam semesta) melaluiwahyu Al-
Qur’an telah menempatkan posisi umatnya (kaum muslimin) sebagai umat yang washathan,
yakni mampu menjadi penengah (washith) dalam menyikapi persoalan terjadi di tengah-tengah
kehidupan manusia sebagaimana yang tertera dalam Surat Al-Baqarah ayat 143:

‫َو َك ٰذ ِلَك َجَع ْلٰن ُك ْم ُاَّم ًة َّوَس ًطا ِّلَتُک ْو ُنْو ا ُش َهَدٓاَء َع َلى الَّنا ِس َو َيُك ْو َن الَّرُسْو ُل َع َلْيُك ْم َش ِهْيًدا‬
Yang artinya:

"Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) "umat pertengahan" agar kamu
menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas
(perbuatan) kamu.

Hadirin yang saya hormati

Ayat di atas menunjukkan bahwa umat Islam disebut ummatan washathan, umat penengah
yang serasi dan seimbang, karena mampu memadukan dua kutub agama terdahulu, yaitu sikap
keberagamaan Yahudi yang terlalu membumi dan Nashrani yang terlalu melangit.

Hadirin yang saya hormati

Lalu bagaimana moderasi beragama dalam islam?

Moderasi Beragama dalam Islam

Moderasi beragama merupakan suatu perilaku, sikap maupun pemikiran yang mampu menjadi
penengah (washith) dalam upaya menyikapi atau menyelesaikan berbagai persoalan yang
berkaitan dengan agama, baik pengamalan ajaran agama yang dianut oleh pemeluknya maupun
terhadap perbedaan atau pertentangan yang berhubungan dengan masalah antar agama yang
berbeda, sehingga persoalan yang dihadapi itu menemukan solusi (jalan keluar) dengan
menghindari kekerasan atau keekstriman.

Dalam hal yang berkaitan dengan pengamalan ajaran agama yang dianut oleh pemeluknya,
umat Islam dituntut untuk menjiwai ajaran agamanya dengan mengedepankan berpikir,
berperilaku, dan bersikap yang didasari sikap tawazun (seimbang), sehingga merasakan
keasyikan dan kenikmatan dalam mengimplementasikan ajaran agamanya. Sementara terhadap
umat yang berbeda agama, umat Islam dituntut untuk mengembangkan sikap menghargai
perbedaan keyakinan, toleransi, menghormati cara beribadah, menghindari kekerasan dan
bersikap ekstrim yang berdampak memojokkan (pejoratif) terhadap penganut agama lain.
Karena itu dalam berdialog atau berdiskusi dengan umat yang berbeda agama, Islam melarang
berdebat dengan sikap kasar dan argumen yang menyudutkan serta menyakiti perasaan umat
yang berlainan agama.

Selain itu, ajaran Islam juga melarang menjelek-jelekkan, menghina, dan memaki Tuhan yang
disembah oleh penganut agama lain guna menghindari terjadinya ketersinggungan dan
tindakannegatif yang melampaui batas dari penganut agama yang dihina, sebagaimana
peringatan Allah swt.
Di samping itu pula, sikap moderasi beragama yang luhur dalam Islam adalah perintah kepada
umatnya untuk senantiasa menegakkan kebenaran dan keadilan terhadap siapa saja kapan saja.

Hadirin yang saya hormati

Demikianlah ceramah singkat yang bisa saya sampaikan, sebagai kesimpulan. Kita sebagai umat
Islam harus melaksanakan dua prinsip dari tegangnya moderasi beragama, yaitu yang pertama.
Kita harus menjadi umat yang wasatiyah yaitu umat pertengahan, Ummat yang moderat dan
tidak berlebihan,

Yang kedua kita harus bersikap toleransi, dimanapun, kapanpun dan kepada, siapapun selama
itu bukan merupakan masalah aqidah dan keyakinan agar tercipta negara yang damai.

Sebelum saya tutup ceramah ini, Izinkanlah saya membawakan sebuah pantun. Umat Islam
merayakan lebaran, umat Kristiani bernatal kemarin hari. Moderasi beragama kita laksanakan,
agar damai Bumi Pertiwi ini. Buah durian isinya putih, cukup Sekian dan terima kasih. Kurang
lebihnya mohon maaf

Waalaikum warahmatullah wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai