Anda di halaman 1dari 6

Nama: Alfan Setyawan

NIM: 23732011033

Fakultas/Prodi: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik/Psikologi

KERUKUNAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

A. Konsep Kerukunan

Paulus Wirutomo mendefinisikan kerukunan sebagai upaya mempersatukan makhluk sosial


dengan memberikan rasa nyaman dan tentram baik individu maupun kelompok dengan
menggunakan konsep-konsep tertentu agar tercipta integrasi sosial dalam masyarakat.

Sementara menurut Franz Magnis Suseno, kerukunan merupakan kondisi berada dalam
keselarasan, tanpa perselisihan, dan tentram yang bermaksud untuk saling membantu.

Menurut KBBI, kerukunan merupakan kesepakatan masyarakat yang dilaksanakan


berdasarkan keragaman dalam kehidupan sosial, baik itu budaya, etnis, maupun agama untuk
mencapai tujuan bersama.

Durkheim juga berpendapat bahwa kerukunan adalah proses interaksi antar umat beragama,
yang membentuk ikatan sosial dan tidak individualis untuk menciptakan sebuah keutuhan
dalam masyarakat yang berada di bawah peran tokoh masyarakat, tokoh agama, ataupun
masyarakat itu sendiri yang memiliki peran masing-masing dalam lingkungan tersebut.

Menurut durkheim, kerukunan dapat diwujudkan dengan menghapuskan diskriminasi dengan


cara mengadakan pengakuan dan penghormatan atas dasar pluralisme.

Dilansir dari laman Provinsi Jawa Tengah, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo
menyampaikan bahwa kerukunan umat beragama merupakan pilar kerukunan nasional yang
harus selalu dipelihara.

Kerukunan umat beragama tersebut harus dilandasi oleh toleransi, saling pengertian,
menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agama, dan kerja sama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kerukunan umat beragama dan harmonisasi juga merupakan syarat utama untuk mewujudkan
masyarakat yang beradab dan bermartabat.

Salah satu contoh di Indonesia sendiri ada 6 agama, lalu kenapa tidak ada saling permusuhan
antar umat beragama lantas ini menjadi pertanyaan dari berbagai kalangan orang luar negeri,
di negara luar yang mayoritas banyak konflik antar agama, sebab Indonesia menjaga
kerukunan dan toleransi, menjunjung tinggi binekha Tunggal ika.

Dilansir dari Repositori Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Padangsidimpuan,
menjalani kehidupan yang rukun akan membawa banyak manfaat bagi kehidupan
bermasyarakat.

B. Pentingnya Kerukunan

Pentingnya kerukunan memberikan banyak manfaat yang dapat di peroleh dalam kerukunan
antara lain :

 Menjalin kerukunan
Menjalin kerukunan dari yang terkecil dimulai dari keluarga, lalu ke sekolah, lebih
besar lagi rukun di Masyarakat, contohnya rukun antar tetangga, yang terakhir rukun
kepada diri sendiri untuk mendekati diri kepada seng pencipta
 Menjadikan pribadi yang berkarakter, kreatif dan mandiri.
Kebasaan kita melakukan perbuatan yang baik akan timbul juga karakter positif,
begitu juga dengan kerukunan apabila kita saling rukun antar manusia maka timbul
keharmonisan
 Mampu beradaptasi dengan perbedaan yang ada
Orang yang memiliki kesadaran akan kerukunan dia mampu beradaptasi dengan
lingkungannya, meskipun linkungan itu kontradiksi
 Menjalin kerja sama dengan orang lain
 Menjunjung tinggi norma dan nilai-nilai kehidupan.
 Menghadirkan keharmonisan.
 Menjalin persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara
 Menumbuhkan sikap tolong menolong
 Mencapai apa yang diinginkan Jauh dari permasalahan atau konflik
 Membangun persaudaraan di antara masyarakat Masyarakat semakin sejahtera
 Menciptakan kehidupan yang damai
 Membuat lingkungan masyarakat menjadi nyaman dan aman

Mengapa kerukunan harus dijaga? Karena ini adalah jalan menuju stabilitas sosial dan
kesejahteraan. Ini membantu menciptakan lingkungan yang saling menghormati dan
membantu menjaga agar kehidupan bersahabat. Jika kerukunan terjaga, maka orang akan
dapat hidup dengan damai dan menghormati satu sama lain. Ini akan membantu dalam
menciptakan dunia yang lebih baik untuk semua orang.

C. Ciri-Ciri Kerukunan

Adapun ciri-ciri kerukunan antara lain :

 Saling menghargai dalam perbedaan orang lain


 Saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
 Saling bekerjasama dalam melakukan suatu kepentingan bersama
 Saling gotong royong untuk kepentingan di lingkungan masyarakat dan sosial
 Akrab antara individu yang satu dengan individu yang lain maupun dalam
berkelompok
 Ramah dan sopan santun saat bertemu, berkumpul dan berbicara dengan orang lain

D. Dalil-Dalil dari Al-Qur’an atau Hadits Tentang Kerukunan

Hal ini dikemukakan dalam Al-Qur'an pada surah Al-Hujuraat ayat 10:

‫ِإَّنَم ا اْلُم ْؤ ِم ُنوَن ِإْخ َو ٌة َفَأْص ِلُحوا َبْيَن َأَخ َو ْيُك ْم ۚ َو اَّتُقوا َهَّللا َلَع َّلُك ْم ُتْر َحُم وَن‬

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua
saudaramu (yang berselisih) dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat"
(Q.S.Al-Hujurat ayat 10)

‫ َال َتَح اَس ُدوا َو َال َتَناَج ُش وا َو َال َتَباَغُضوا َو َال َتَداَبُروا‬: ‫ َقاَل َر ُسْو ُل ِهللا صلى هللا عليه وسلم‬: ‫َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َرِض َي ُهللا َع ْنُه َقاَل‬
. ‫ اْلُم ْس ِلُم َأُخ و اْلُم ْس ِلِم َال َيْظِلُم ُه َو َال َيْخ ُذُلُه َو َال َيْك ِذ ُبُه َو َال َيْح ِقُر ُه‬. ‫َو َال َيِبْع َبْعُض ُك ْم َع َلى َبْيِع َبْع ٍض َو ُك ْو ُنوا ِع َباَد ِهللا ِإْخ َو انًا‬
‫ ُك ُّل اْلُم ْس ِلِم َع َلى اْلُم ْس ِلِم َحَر اٌم‬، ‫ ِبَحَسِب اْم ِر ٍئ ِم َن الَّش ِّر َأْن َيْح ِقَر َأَخ اُه اْلُم ْس ِلَم‬- ‫َو ُيِش ْيُر ِإَلى َص ْد ِر ِه َثَالَث َم َّراٍت‬- ‫الَّتْقَو ى َهُهَنا‬
]‫َد ُم ُه َو َم اُلُه َوِع ْر ُضُه [رواه مسلم‬
Artinya: Dari Abu Hurairah "Kamu sekalian, satu sama lain Janganlah saling mendengki,
saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang
sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang
bersaudara. Seorang muslim itu adalah saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh
menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di
sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia
menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang
lain, demikian juga harta dan kehormatannya". HR. Muslim

E. Kerukunan Dalam Perspektif Islam

Dalam pandangan Agama Islam, sangat diajarkan bagaimana pentingnya kerukunan serta
toleransi untuk menolak segala bentuk kekerasan dan diskriminasi antar umat beragama.

Dalam Tafsir Ibnu Kasir, ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari
latar belakang yang berbeda agar dapat saling mengenal serta saling menghormati, karena
sesungguhnya setiap manusia mempunyai martabat yang sama. Keutamaan perbedaan
diantara mereka ialah berupa perkara agama yaitu tentang ketaatanya kepada Allah dan
Rasul.

Sejatinya, Islam memegang teguh prinsip al-ukhuwwah al-Islamiyah serta menjunjung tinggi
al-ukhuwwah al Basyariah yang berarti menyerukan pergaulan serta interaksi sosial secara
universal dengan asas persamaan dan persaudaraan untuk saling kenal secara harmonis tanpa
melihat latar belakang agamanya.

Bagi Islam, semua anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban serta tanggung jawab
yang sama untuk menciptakan suasana kondusif agar

terwujudnya kerukunan serta kerjasama dalam kegiatan sosial demi kebaikan hidup
bermasyarakat.

Perbedaan bukanlah suatu masalah bahkan dengan adanya perbedaan hidup kita akan menjadi
lebih berwarna. Di dunia ini tidak hanya terdiri dari satu agama, melainkan berbagai macam
agama. Manusia ditakdirkan hidup berdampingan dengan agama lain, hal itu seharusnya tidak
menjadi suatu permasalahan yang besar, karena manusia diberikan serta diajarkan toleransi
untuk mewujudkan suatu kerukunan antar umat beragama.

Islam tidak pernah melarang umatnya untuk bergaul dengan umat agama lain, justru diajarkan
untuk berperilaku baik dan bersikap adil tanpa memandang status mereka. Ini dibuktikan
dengan firman Allah Qs : Al- Mumtahanah ayat 8.

‫َيْنَهاُك ُم ُهَّللا َع ِن اَّلِذ يَن َلْم ُيَقاِتُلوُك ْم ِفي الِّديِن َو َلْم ُيْخ ِر ُجوُك ْم ِم ْن ِدَياِرُك ْم َأْن َتَبُّر وُهْم َو ُتْقِس ُطوا ِإَلْيِه ْم ِإَّن َهَّللا ُيِح ُّب اْلُم ْقِسِط يَن‬

Artinya : Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-
orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

Umat Islam juga dituntut untuk menebarkan perdamaian di dunia serta menjadi rahmat
(rahmatan lil ‘alamin) bagi semesta alam dengan berperilaku adil serta dilarang untuk
menebar kebencian. Ini juga ditegaskan dalam al-Qur’an Surat al-Ma’idah Ayat 8:

‫ٰٓل‬
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ُك ْو ُنْو ا َقَّواِم ْيَن ِهّٰلِل ُش َهَد ۤا َء ِباْلِقْس ِۖط َو اَل َيْج ِرَم َّنُك ْم َشَنٰا ُن َقْو ٍم َع ى َااَّل َتْع ِد ُلْو اۗ ِاْع ِد ُلْو ۗا ُهَو َاْقَر ُب ِللَّتْقٰو ۖى َو اَّتُقوا َهّٰللا‬
‫ِۗاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌۢر ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena
Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang
kamu kerjakan.

Dalam mewujudkan Kerukunan Umat Beragama, umat Islam diperintahkan agar tidak
merendahkan serta mencaci maki kepercayaan (Tuhan) yang dipercayai agama lain.

Ini tertuang dalam Qs Al An’am ayat 108 :

‫َو ال َتُسُّبوا اَّلِذ يَن َيْدُع وَن ِم ْن ُدوِن ِهَّللا َفَيُسُّبوا َهَّللا َع ْد ًو ا ِبَغْيِر ِع ْلٍم َك َذ ِلَك َز َّيَّنا ِلُك ِّل ُأَّمٍة َع َم َلُهْم ُثَّم ِإَلى َر ِّبِه ْم َم ْر ِج ُعُهْم َفُيَنِّبُئُهْم ِبَم ا‬
‫َك اُنوا َيْع َم ُلوَن‬

Artinya : Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain
Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.
Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian
kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang
dahulu mereka kerjakan.

Anda mungkin juga menyukai