Anda di halaman 1dari 2

‫ خلفية البحث‬.

‫أ‬
Bahasa arab merupakan bahasa yang terdekat sekaligus terjauh dari
kita. Dikatakan terdekat karena keberadaannya selalu hadir dalam lingkungan
dan keseharian kita sebagai orang islam, dan akan begitu jauh karena
terkadang sulit untuk dipelajari. Namun demikian bahasa arab adalah satu-
satunya bahasa yang mengilhami kita dalam belajar ilmu agama terutama
ilmu al qur’an dan al hadits.
Seiring berjalannya zaman bahasa arab telah menjadi bahasa
internasional setelah bahasa inggris, sehingga pembelajaran bahasa arab
dirasa perlu penekanan dan perhatian lebih. Dalam pembelajaran bahasa arab
dikenal empat kemahiran (maharah) berbahasa yang harus dimiliki siswa,
yaitu kemahiran membaca (maharah qira’ah), kemahiran menulis (maharah
kitabah), kemahiran berbicara (maharah kalam), kemahiran mendengarkan
(maharah istima’). Landasan utama untuk memahami bahasa arab adalah ilmu
sharaf dan ilmu nahwu. Akan tetapi ilmu sharaf dan ilmu nahwu itu bukan
ilmu yang bisa dipelajari secara cepat dan instan namun membutuhkan waktu
yang cukup dan ketekunan yang luar biasa.
Sharaf merupakan tata ilmu bahasa yang sangat penting untuk
dipelajari karena menjadi kunci untuk mengetahui bentuk/perubahan kata
(disebut kalimat) dalam bahasa Arab. Ilmu sharaf masih dianggap sebagai
ilmu yang sulit untuk dipelajari bagi sebagian orang, karena harus menghafal
berbagai bentuk wazan, tashrif istilahi, tashrif lughowi dan lain sebagainya.
Dalam pembelajaran bahasa Arab itu khususnya Ilmu Sharaf sendiri banyak
cara atau metode, buku ajar yang dipakai pun juga bervariatif. Salah satu
buku yang berkaitan dengan pembelajaran Ilmu Sharaf adalah kitab Amtsilah
at-Tahsrifiyyah Fi Qawaid as-Sharfiyyah yang disusun oleh KH. Chudlori
Thobri.
Tujuan pembelajaran kitab tersebut yaitu agar siswa/santri mampu
mengerti dan memahami serta mengetahui dengan mudah bentuk/perubahan
kata dan kalimat dalam tingkatan tertentu. Kitab tersebut ditulis dan
diperuntukkan untuk siswa/santri pada tingkat Madrasah Aliyah pada sekolah
formal dan tingkat Ibtida’iyah pada sekolah non formal (Pondok Pesantren).
Kitab tersebut berisi berbagai macam bentuk Tashrifan, macam-macam
bentuk perubahan kata dan kalimat, asal usul kata atau keadaanya, serta
makna/arti yang berbeda di dalamnya dari perubahan bentuk satu kepada
bentuk yang lainya. Isi kitab tersebut mempresentasikan bahwa siswa/santri
yang mempelajari kitab tersebut paling tidak sudah mengetahui dan mengerti
sedikit akan bahasa Arab.
Kitab Amtsilah at-Tahsrifiyyah Fi Qawaid as-Sharfiyyahh hadir
menggunakan bahasa Arab dan bahasa Arab Pegon (bahasa Jawa yang ditulis
menggunakan huruf Arab). Kitab tersebut merupakan buku ajar dalam
pembelajaran Ilmu Sharaf di Pondok Pesantren Nurul Huda Simbang Kulon
Buaran Pekalongan, namun dengan seiring berjalannya zaman kitab ini
dipakai oleh sebagian sekolah dan pondok pesantren yang berada di desa
Simbang Kulon Kab. Pekalongan. Kemudian kitab ini dipakai sebagai buku
ajar utama dalam pembelajaran Ilmu Sharaf oleh Yayasan Madrasah
Salafiyah Simbang Kulon Pekalongan, yang terdiri dari Madrasah
Ibtida’iyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Kitab Amtsilah at-
Tahsrifiyyah Fi Qawaid as-Sharfiyyahh berisi tentang pembagian Tashrif,
Fiil, Bina’, mengenal macam-macam wazan dan mauzun, shighot, waqi’
beserta makna/artinya, serta contoh-contoh tashrifan (Qiyasan) dari Fi’il
Madhi sampai Isim Alat, beberapa kosakata (Mufrodat) dan Latihan
(Tamrin).
Kitab Amtsilah at-Tahsrifiyyah Fi Qawaid as-Sharfiyyahh pada
dasarnya tidak jauh berbeda dengan kitab Sharaf pada umunya. Perbedaannya
ada pada sistematika penyusunan kitab yang lebih detail dan runtut.
Kemudian metode sistematika pengajarannya yang menekan pada
fungsionalitas dan efektifitas muatan pelajaran Ilmu Sharaf.
Oleh karena itu, penulis tergugah untuk melakukan penelitian
Kitab Amtsilah at-Tahsrifiyyah Fi Qawaid as-Sharfiyyahh yang disusun
oleh KH. Chudlori Thobri di Ma’had Takhassus Simbang Kulon
Pekalongan.

Anda mungkin juga menyukai