Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Ilmu sorof semakin diminati banyak kalangan untuk diteliti, terlebih di zaman
seperti sekarang ini. Tidak hanya terbatas di kalangan santri ataupun pondok pesantren,
pun di kalangan mahasiswa di perguruan tinggi juga memiliki ketertarikan yang tak
kalah dengan santri dalam memahami Alqur’an dari segi ilmu kebahasaan. Akhirnya
melahirkan banyak cetakan versi modern ilmu sorof. Dari segi metode maupun tulisan,
telah beredar buku mengenai ilmu sorof berupa terjemahan dari kitab, intisari,
rangkuman, dan lain-lain.

Bahasa merupakan karunia Tuhan yang tidak terkira. Tuhan menampakkan diri
pada manusia tidak hanya melalui Zat-Nya, namun juga melalui bahasa-Nya, yaitu
bahasa alam (ayat kauniyah) dan kitab suci.

Termasuk salah satunya adalah bahasa Arab. Bahasa yang digunakan sebagai
bahasa wahyu Allah untuk Nabi Muhammad. Hal ini merupakan alasan Tuhan
menggunakan bahasa Arab untuk berkomunikasi dengan Nabi Muhammad. Karena
Rasulullah SAW adalah seorang Arab maka wahyu yang diturunkan kepada beliau,
yaitu Al-Qur'an, disampaikan dalam bahasa Arab.

Sebagaimana firman Allah SWT Q.S Ibrahim ayat 4, yaitu sebagai berikut:

“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya
agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka.”

Maka dari itu membaca Alquran saja tidaklah cukup bagi umat Islam. Ada baiknya
selain mampu membaca Alquran, kita juga dapat menggali isi kandungan didalamnya.
Seperti disampaikan sebelumnya, Alquran merupakan Kitab yang ditulis dengan bahasa
Arab yang kaya akan uslub Bahasa Arab. Salah satunya adalah dari sisi gramatikal yang
dikenal dengan ilmu nahwu dan ilmu sorof. Sebagaimana dalam kitab Al-imrithi ulama
nahwu berkata:

‫ إذ الكالم دونه لن يفهما‬# ‫والنحو أولى أوال أن يعلما‬

“Dan ilmu nahwu adalah ilmu yang paling utama untuk difahaminya. Sedang jika
tanpa ilmu nahwu, ilmu selain dari ilmu nahwu tidak akan bisa difahami”

Berbicara tentang nahwu berarti berbicara pula tentang sharaf, karena sebagaimana
yang dikatakan diatas bahwa ilmu sharaf merupakan bagian dari nahwu. Sebagaimana
pula perkataan ulama :

“Ilmu sharaf adalah ibu atau induk segala ilmu sedangkan ilmu nahwu adalah
bapaknya”

Mengapa dikatakan bahwa ilmu sorof adalah ibunya? Karena adanya perubahan
kata, asal kata, wazan, dan mauzun, semuanya terkandung dalam ilmu sorof. Ilmu
nahwu yang membahas i'rob, perubahan i'rob, mabni, dan lain-lain tidak akan lengkap
tanpa adanya ilmu sorof. Jika dijelaskan, jumlah ismiyyah yang tercipta dari kalimat
isim dan jumlah fi'liyyah yang tercipta dari kalimat fi'il, kita tidak akan tahu bahwa itu
merupakan isim dan itu merupakan fi'il tanpa ilmu sorof. Untuk itulah ilmu sorof
disebut Ibu dari semua ilmu, sedang nahwu adalah bapaknya.

Secara bahasa shorof (‫ )صرف‬adalah ‫( التغيير‬Bahasa Arab) yang mempunyai makna


berubah. Sedangkan secara istilah dalam kitab Kailani Al-‘izzi Karya Abi Hasan ‘Ali
Ibnu Hasyim Alkailani (cetakan darul kutub alislamiyyah, hlm 5):

‫تحويل األصل الواحد إلى أمثلة مختلفة لمعان مقصودة ال تحصل إال به‬
Memindahkan bentuk asal terhadap contoh yang berbeda-beda untuk menghasilkan
makna yang dimaksud dan makna tersebut tidak akan tercapai kecuali dengan
menggunakan cara tersebut.

I’lal merupakan pembahasan ilmu shorof yang mencakup huruf ‘illat dan tadh’if.
Definis I’lal (Kitab Janjani) yaitu :

‫تغيير حروف العلة للتخفيف‬

Definisi tersebut sebenarnya singkat padat dan jelas memberikan alasan


diadakannya metode i’lal itu untuk mempermudah

Didalam hukum i’lal ada beberapa bagian :

1. ‫معتل فاء‬
Huruf illat terdapat dalam susunan fa fiil seperti ‫ يسر‬, ‫وعد‬
2. ‫معتل عين‬
Huruf illat terdapat dalam susunan ‘ain fiil seperti ‫ باع‬, ‫قال‬
3. ‫معتل الم‬
Huruf illat terdapat dalam susunan lam fiil seperti ‫ رمي‬, ‫غزى‬
4. ‫معتل عين و الم‬
Huruf illat terdapat dalam susunan ‘ain fiil dan lam fiil seperti ‫سوى‬
5. ‫معتل فاء و الم‬
Huruf illat terdapat dalam susunan fa fiil dan lam fiil seperti ‫وقي‬

Syeikh al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad dilahirkan di sebuah desa di kota
Tarim, Negeri Hadhramaut pada tanggal 5 Shafar 1044 Hijriyah. Beliau merupakan
pengajar dan pemimpin utama dalam bidang dakwah dan pendidikan, seorang Imam di
zamannya yang berdakwah di jalan Allah, berjuang dan mengembangkan agama
dengan lisan dan tulisan, hadir sebagai tumpuan dan rujukan banyak orang dalam ilmu
pengetahuan.

Beliau kehilangan penglihatannya semasa kecil, disebabkan penyakit cacar. Tetapi


Allah SWT berkenan untuk menggantikan penglihatan lahir itu dengan penglihatan
batin, mengaruniakan kekuatan menghapal yang luar biasa dan pemahaman yang
menakjubkan. Beliau senantiasa menuntut ilmu dan mendalaminya hingga menjadi
seorang yang alim dan ahli, membuat beliau menjadi pendamping para ulama yang
mahsyur di zamannya.

Meskipun kedua matanya tidak dapat melihat, namun mata batin Syeikh Al-Habib
Abdullah bin Alwi Al-Haddad sangatlah peka dan akalnya sangat cemerlang, sehingga
beliau mampu menghafal banyak pelajaran dan mampu memproduksinya kembali
menjadi karya-karya ilmiah yang dapat diandalkan keilmuannya. Beberapa karya yang
ditulis Syeikh Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad adalah:

1) ar-Risalah Adab as-suluk al-murid

2) ar-Risalah al-muawanah,

3) an-Nafaais al-Ulwiyyah fi al-Masailil as-Sufiyyah, sabilul iddikar,

4) al-Ithaf as saail,

5) at-Tastbiitul fuaad,ad-Da’wah at-Taamah,

6) an-Nashoih ad- Diniyyah,

7) an-Nasoihul ibad, dan lain-lain.

Kitab an-Nashoih ad-Diniyyah atau lebih lengkapnya an-Nashoih ad-Diniyyah wa


'l-washaya al-Imaniyah yang disusun oleh Syeikh Abdullah bin Alawi al-haddad ini
memuat intisari nasehat agama dan wasiat iman yang dimaksudkan agar bermanfaat. Di
dalamnya menerangkan tentang perkara yang wajib untuk diketahui seorang muslim,
seperti yang berkaitan dengan aqidah dan hukum, keluhuran budi pekerti dan akhlak
terpuji yang harus diteladani.

Kitab an-Nashoih ad-Diniyyah wa 'l-washaya al-Imaniyah banyak diterjemahkan ke


dalam Bahasa Indonesia, salah satunya dengan judul Nashoihud Diniyah, Nasehat-
nasehat Agama dan Wasiat-wasiat Keimanan oleh Zaid Husein Al-Hamid. Kitab
tersebut terdiri dari beberapa kelompok kajian ilmu, antara lain:
1. Takwa

2. Ilmu serta Kewajiban Menuntut Ilmu

3. Shalat dan Keutamaannya

4. Zakat

5. Puasa

6. Haji

7. Membaca Al-Qur’an dan Berdzikir

8. Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar

9. Jihad

10. Kehakiman

11. Nikah

12. Haram, Syubhat, dan Halal

13. Perkara-perkara yang Menyelamatkan

14. Akidah Ahlus-Sunnah wal-Jamaah

Syeikh Abdullah bin Alawi al-haddad, dalam menyusun kitab ini memiliki berbagai
alasan, tujuan, dan latar belakang. Ia mengatakan bahwa alasan yang mendorongnya
untuk menulis kitab ini adalah untuk melaksanakan perintah agung, perintah Allah
SWT dan Rasul-Nya, dan berusaha meraih janji yang mulia yaitu untuk memperoleh
janji yang benar (alWa’ddual Shaadiqu) yang dijanjikan bagi mereka yang menyeru
kepada jalan kebaikan dan menyebarkan ilmu, disamping juga untuk mengingatkan dan
menasehati seluruh umat muslim.

Peneliti akan menggunakan Kitab An-Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-Imaniyah


karya Imam Abdullah Ibn Alwi Al-Haddad sebagai objek penelitian. Dari beberapa bab
dalam kitab, akan diteliti dengan menggunakan pendekatan ilmu sorof dengan teori i'lal.
Tujuan dari i’lal ini adalah untuk mengetahui perubahan asal kata sampai benar-
benar mencapai ke akar katanya. Karena dalam kosa kata bahasa arab terdapat beberapa
pola kalimat yang sebagian hurufnya dibuang dengan tujuan untuk mempermudah
pembacaannya. Disamping itu, untuk mengetahui makna kandungan yang terdapat fi’il
mu’tal dalam kitab An-Nashaihud'diniyah.

Menimbang dari apa yang latar belakang telah sebutkan, maka penulis memutuskan
untuk meneliti lebih dalam kajian i'lal. I'lal merupakan bagian dari ilmu sorof.

Peneliti memilih teori i'lal karena teori i'lal masih termasuk kedalam bagian ilmu
sorof yang dipelajari di jurusan Sastra dan Bahasa Arab. Dengan mengkaji teori ini
seseorang mampu mengenali struktur kata secara internal (perubahan kata) bukan
secara eksternal (makna). Hal menarik dari teori i’lal ini adalah dapat mengetahui
perubahan kata sampai ke bentuk dasar kata tersebut. Seperti lafadz ‫ ِق‬ada yang mengira
huruf tersebut hanya sebatas huruf saja namun bila dikaji dengan menggunakan kajian
i’lal huruf tersebut merupakan bentuk dari fi’il amr yang bentuk asalnya yaitu ‫إوقي‬.
Dalam kajian i’lal ini peneliti membagi proses perubahan katanya kedalam 3 bagian
yaitu i’lal dengan melalui proses mengganti huruf ‘illat, i’lal dengan melalui proses
mensukunkan huruf ‘illat dan yang terakhir yaitu i’lal dengan melalui proses
membuang huruf ‘illat.

Peneliti memilih kitab An-Nashaihud'diniyah sebagai objek penelitian karena kitab


ini di dalamnya menerangkan tentang perkara yang wajib untuk diketahui seorang
muslim, seperti yang berkaitan dengan aqidah dan hukum, keluhuran budi pekerti dan
akhlak terpuji yang harus diteladani. Oleh karena itu kitab ini perlu diteliti, karena
tidak sedikit asatidz di pondok pesantren membetulkan kalimat dalam sebuah kitab
yang disebabkan oleh kesalahan dari percetakan.

Kelebihan dari kitab An-Nashaihud'diniyah ini adalah isi kandungan yang terdapat
dalam kitab tersebut menerangkan tentang kerangka dasar dakwah di jalan Allah dan
tata cara menunaikan hak-hak Allah dengan menguatkan penerangannya berdalilkan
firman firman Allah ta‟ala, sabda Nabi saw, dan pendapat para imam dan alim ulama.
Oleh karenanya, peneliti tertarik untuk menggunakan kitab An-Nashaihud'diniyah ini
sebagai objek penelitian.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan peneliti tertarik
untuk meneliti Kitab An-Nashaihud'diniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi Al-Haddad
dengan kajian I’lal (Ilmu Shorof). Maka dari itu peneliti mengambil judul “Fiil Mu'tal
dalam Kitab An-Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-Imaniyah Karya Imam Abdullah
Ibn Alwi Al-Haddad (Kajian Ilmu Shorof)"

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Bagaimana proses i’lal dalam fi’il mu’tal yang terdapat dalam Kitab An-
Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-Imaniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi Al-
Haddad?
2. Bagaimana amanat yang terkandung dalam fi’il mu’tal yang terdapat dalam Kitab
An-Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-Imaniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi
Al-Haddad ?

C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan
penelitian dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengidentifikasi proses i’lal dalam fi’il mu’tal yang terdapat dalam Kitab
An-Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-Imaniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi
Al-Haddad.
2. Untuk mengetahui amanat yang terkandung fi’il mu’tal yang terdapat dalam Kitab
An-Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-Imaniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi
Al-Haddad.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sebuah manfaat bagi para
pembacanya dan ruang lingkup keilmuan baik dari segi teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis
Pengaplikasian atau sumbangan teori-teori yang diserap atau didapatkan penulis
selama memperdalam ilmu khususnya mengenai kajian i’lal. Memberikan sebuah
pemhaman yang jelas tentang i’lal dan fungsinya didalam pembahasan perubahan
dan bentuk kata dasar dalam Kitab An-Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-
Imaniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi Al-Haddad.

2. Manfaat Praktis
Peneliti mempunyai harapan dalam penelitian ini yaitu dapat menarik para
pembaca tentang struktur pola kalimat atau i’lal yang digunakann oleh Imam
Abdullah Ibn Alwi Al-Haddad yaitu Kitab An-Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-
Imaniyah, dan diharapkan bagi para mahasiswa/mahasiswi UIN Sunan Gunung
Djati Bandung khususnya jurusan Bahasa dan Sastra Arab umumnya untuk semua
mahasiswa/mahasiswi untuk dapat senantiasa mempertahankan cara atau metode
pembelajaran ulama salafy termasuk menjaga karya-karya para ulama terdahulu
dengan harapan dapat dipelajari kembali oleh generasi-generasi berikutnya. Dan
tentunya dapat menambah wawasan bagi para pembaca termasuk yang menganalisis
kajian i’lal.

Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat membantu mahasiswa/mahasiswi


dalam mempelajari ilmu shorof, ilmu tasawuf dan ilmu fiqih yang dikaji dengan
menggunakan kajian i’lal atau perubahan pola kalimat dalam mempelajari bahasa
arab secara modern atau salafy dengan tujuan untuk memahami makna kitab serta
amanat yang disampaikan.
E. Kerangka Berpikir
Menurut Isma’il (2000:4) ilmu shorof yaitu ilmu yang membahas kaidah atau aturan
perubahan bangunan kata bahasa Arab, derivasi kata, slot-slot (sighot-sighot), dan
penjelasan tentang konsonan-konsonan penyusunnya, mulai dari konsonan asli,
konsonan augmentative, konsonan yang ditanggalkan, ada tidaknya
konsonansemivokal ( ‫ ي‬, ‫ ا‬,‫)و‬, juga membahas mengenai morfofonemis (i’lal),
penggantian konsonan (ibdal), pelesapan konsonan satu dengan konsonan yang lain
(idzgham) dan lain-lain. Contoh seperti lafadz wazan ‫ فع‡‡ل‬yang mempunyai fi'il
mudhori ‫ يفعل‬dan Fi'il amar ‫ أفعل‬dari situlah muncul contoh-contoh yang berbeda-beda
sesuai dengan aturannya. ‫ فعل‬Fa nya adalah fa fi'il, ain nya adalah ain fi'il, dan lam nya
adalah lam fi'il. Aturan nya ada 3 sesuai dengan harokat dari ain fi'il tersebut. Ada yang
fa'ala yaf'ulu, fa'ala yaf'ilu, fa'ala yaf'alu, fa'ila yaf'alu fa'ula yaf'ulu dan fa'ila yaf'ilu.
(Moch Anwar, 2014 : 9)
Secara Bahasa ( Etimologi )Tashriif berarti Perubahan ( Taghyiir ). Secara
Istilah ( Terminologi ) :
‫َتْح ِو ْيُل ْاَألْص ِل اْلَو اِحِد ِإَلى َأْمِثَلٍة ُم ْخ َتِلَفٍة ِلَم َع اٍن َم ْقُصْو َدٍة َال َتْح ُصُل ِإَّال ِبَها‬
Perubahan asal suatu kata kepada beberapa kata yang berbeda untuk mencapai arti
yang dikehendaki yang hanya bisa tercapai dengan perubahan tersebut.
Didalam gagasan tersebut dijelaskan dengan bahasa lain, shorof adalah sebuah
metode untuk mempelajari bahasa arab dari sisi perubahan kata atau dalam ilmu
linguistik disebut dengan morfologi. Dengan merubah bentuk kata asal kedalam contoh
atau wazan (patokan) yang berbeda-beda, seseorang dapat dengan mudah mengetahui
tekstur kata yang rumit. Contoh kata dalam bahasa arab ‫ نصر‬terdiri dari huruf hijaiyah,
bila terpisah jadi ‫ن ص ر‬. Dalam bahasa arab satu lafadz tersebut dikenal dengan huruf
asal atau masih menggunakan huruf dasar tanpa adanya huruf tambahan yang lain.
Dalam metode pendekatan ilmu shorof ada yang disebut dengan wazan (‫ )وزن‬dan
mauzun (‫)موزون‬.
Wazan adalah landasan perubahan kata dengan menggunakan huruf dasar ‫فع‡‡ل‬.
Mauzun adalah yang menjadi contoh dengan menggunakan huruf dasar selain dari
wazan. Pengertian dari shorof makin diperjelas oleh Muhammad Nawawi Ibnu Al-
Marhum dalam kitab Syarh Sa’ad ‘Ala Tasrifi Janjani bahwa lafadz ‫ الضرب‬merupakan
huruf asal yang dicetak dari lafadz ‫ضرب و يضرب‬. Dengan sebab lafadz Ad-Dhorbu
tersebut dapat menghasilkan makna dan tujuan, ataukah dari waktu yang sudah lampau
atau sedang dilakukan.
Dasar ilmu shorof terkenal dengan istilah tasrifan (nasrif) dan shigoh (bentuk
kata)seperti : ‫ فعل‬fi’il madhi, ‫ يفعل‬fi’il mudahri’, ‫ فعل‬masdar taukid, ‫ فاعل‬isim fa’il,
‫ مفعول‬isim maf’ul, ‫ أفعل‬fiil Amr, ‫ مفعل‬isim zaman (waktu) atau isim makan (tempat).
Landasan tersebut hampir di seluruh lembaga pondok pesantren sepakat bahwa
terdapat 39 BAB yang menjadi landasan tafsiran tersebut. Dan beberapa kelompok
diantaranya adalah :
1. ) ‫ثالثي مجرد (َنَص َر َضَرَب َفَتَح َع ِلَم َح ُسَن َحِس َب‬,
2. )‫ثالثي مزيد (َأْك َر َم َفَّر َح َقاَتَل ِإْنَك َسَر ِإْج َتَم َع ِإْح َم َّر َتَك َّلَم َتَباَعَد ِإْسَتخَر َج ِإْح َس ْو َسَب ِإْز َلَّوَد ِإْح َم اَّر‬,
3. )‫رباعي مجرد (َد ْخ َر َج َح ْو َقَل َبْيَطَر َج ْهَو َر َع ْش َيَر َج ْلَبَب َس لَقى‬,
4. ‫رب‡اعي مزي‡د (َت َد ْخ َر َج َتَج ْلَبَب َتَج ْو َرَب َتَش ْيَطَن َتَر ْح َو َك َتَس ْلَقى َتَج ْلَج َل َتَقْلَنَس َتَم ْس َك َن ِإْخ َر ْنَج َم ِإْقَس َع َّر‬
) ‫ِإْقَع ْنَسَس ِإسَلنَقى ِإْطَم َئَّن‬.

Berdasarkan kitab kailani fiil terbagi kedalam dua bagian : yang pertama Fiil Salim
(‫) فعل السالم‬, kedua Fiil Ghoiru Salim. Definisi dari fiil salim yaitu :

‫ما سلمت حروفه األصلية اّلتي تقابل بالفاء و العين و االم من حروف العّلة والهمزة والتضعيف‬

Setiap kalimat atau lafadz yang huruf dasarnya selain dari huruf illat sering disebut
juga dengan huruf mad (‫ )ا و ي‬atau tadh’if (huruf yang sama dalam satu lafadz) atau
dari hamzah maka lafadz tersebut disebut dengan fiil Salim. Definisi dari fiil ghoiru
salim kebalikan dari fiil salim jika ada lafadz yang huruf dasarnya terdapat huruf illat,
tadh’if ataupun hamzah maka itu disebut dengan fiil ghoiru salim.

I’lal merupakan pembahasan ilmu shorof yang mencakup huruf ‘illat dan tadh’if.
Definis I’lal (Kitab Janjani) yaitu :

‫تغيير حروف العلة للتخفيف‬

Definisi tersebut sebenarnya singkat padat dan jelas memberikan alasan


diadakannya metode i’lal itu untuk mempermudah. Seperti lafadz ‫ باع‬yang mempunyai
asal kata dari lafadz ‫ بيع‬setelah itu huruf YA tersebut digantikan kepada alif karena
menurut qowaid ‫ لتحركها وانفتاح م‡ا قبله‡ا‬jadi ‫ب‡اع‬. qowaid asal setiap wau dan ya yang
merupakan huruf asal dari bagian kata tersebut ketika berada setelah harkat fatah maka
wau dan iya tersebut digantikan terhadap alif. Namun ada pengecualian yaitu huruf
wau dan iya yang bukan termasuk huruf asal meskipun berada setelah harkat fatah
biarkan saja tidak mewajibkan untuk menggantinya dengan alif.

Begitupun dengan i'lal. Mencari asal lafadz sampai di lapisan paling dasar.
Sehubungan dengan tasrif istilahi, pada i'lal ini terdapat beberapa fi'il atau isim yang
mu'tal. Mengapa disebut mu'tal ? Karena salah satu huruf dari fi'il atau isim tersebut
adalah huruf illat (wau, alif, ya) sehingga menimbulkan hal-hal yang akan mengalami
perubahan. Karena memang sudah menjadi sifat dzatiyah huruf illat yang 3 tersebut
adalah lemah. Yang pasti akan mengalami perubahan.

Itu semua tebungkus dalam ranah ilmu sorof. Yang terdapat didalamnya contoh
yang sesuai dengan wazan. Atau yang kita kenal sebagai mauzun. Contoh ‫فعل يفغل‬
mauzun nya ‫ نصر ينصر‬nasoro yansuru.

Contoh tersebut adalah contoh dari fi'il yang sohih yang tidak akan terjadi i'lal.
Karena tidak ada didalamnya huruf illat. Maka akan terbebas dari hukum i'lal.
Sedangkan seperti contoh ‫ قال يقول‬qoola yaquulu, terdapat huruf illat alif, yang akan
menimbulkan perubahan dan berjumpa dengan i'lal. Oleh karena itu, bahasan tentang
i'lal cukup rumit, dan sangat penting dipelajari karena agar terhindar dari kesalahan
dalam tasrif lughowy ataupun istilahi.

Didalam hukum i’lal ada beberapa bagian :

1. ‫معتل فاء‬
Huruf illat terdapat dalam susunan fa fiil seperti ‫ يسر‬, ‫وعد‬
2. ‫معتل عين‬
Huruf illat terdapat dalam susunan ‘ain fiil seperti ‫ باع‬, ‫قال‬
3. ‫معتل الم‬
Huruf illat terdapat dalam susunan lam fiil seperti ‫ رمي‬, ‫غزى‬
4. ‫معتل عين و الم‬
Huruf illat terdapat dalam susunan ‘ain fiil dan lam fiil seperti ‫سوى‬
5. ‫معتل فاء و الم‬
Huruf illat terdapat dalam susunan fa fiil dan lam fiil seperti ‫وقي‬

Macam-macam mu’tal tersebut akan membantu dan mempermudah seseorang untuk


mencari asal kata atau bentuk dasar dengan melalui beberapa cara ini : i’lal dengan
cara mengganti huruf illat, i’lal melalui perpindahan harokat huruf illat, dan yang
terakhir dengan cara membuang huruf illat.

1. I’lal dengan cara mengganti wau dan iya ada beberapa bagian :
a. Ketika wau dan iya berada di akhir kalimat dan berada setelah huruf alif

‫إنتهاء‬ Menjadi ‫إنتهاي‬


b. Ketika wau dan iya berada di ‘ain fiil dan berbentuk isim fa’il

‫قاءل‬ Menjadi ‫قاول‬


c. Ketika wau dan iya berada setelah alif

‫مبائع‬ Menjadi ‫مبايع‬


d. Ketika wau dan iya berada di awal kalimat

‫أواعد‬ Menjadi ‫وواعد‬


2. I’lal dengan cara memindahkan huruf ‘illat

‫يقول‬ Menjadi ‫يقول‬


3. I’lal dengan cara membuang huruf ‘illat

‫يعد‬ Menjadi ‫يوعد‬

I 'lal (defekasi vokal) adalah mengubah huruf illat yang mempunyai tujuan untuk
meringankan bacaan dengan berbagai proses, yang termasuk proses penggantian,
proses pemindahan, proses pembuangan, atau proses penyukunan.
F. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa penelitian yang menggunakan kajian i’lal dalam ilmu shorof
(morfologi) adalah sebagai berikut :

1. Hasil penelitian Sundari (2019), berjudul “Kajian Morfologi Terhadap Fiil


Mu’tal Dalam Kitab Ayyuhal Walad Karya Imam Ghozali”. Penelitian ini
membahas tentang fiil mu’tal dari aspek i’lal. Persamaan dalam penelitian ini
adalah menggunakan kajian ilmu shorof tentang i’lal, serta proses morfologi
yang ditinjau dari segi i’lal terhadap fiil mu’tal. Bedanya dalam penelitian
Sundari menggunakan Kitab Ayyuhal Walad Karya Imam Ghizali, sedangkan
peneliti menggunakan Kitab An-Nashaihud’diniyah Walwashaya Al-Imaniyah
sebagai objek penelitian.
2. Hasil penelitian Aliyah (2014), berjudul “I’lal Bil Ibdal Dalam Kitab Ayyuhal
Walad (Analisis Morfofonologi)”. Penelitian ini memiliki rumusan masalah
tentang apa saja kalimah yang mengalami i 'lal bil ibdal dalam kitab Ayyuhal
Walad, serta bagaimana proses analisis i ‘lal bil ibdalnya. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan kalimah yang mengalami i 'lal bil ibdal dalam kitab
Ayyuhal Walad, serta mendeskripsikan proses analisis i ‘lal bil ibdalnya.
Persamaan dalam penelitian ini adalah menggunakan kajian ilmu shorof tentang
I’lal, namun berbeda dari segi I’lal yang ditinjau, dalam penelitian Aliyah
meninjau I’lal dari sisi I’lal bil ibdal sedangkan peneliti meninjau I’lal dari sisi
fi’il mu’thal. Selain itu juga dari sisi kitab yang dikaji dalam penelitian Aliyah
adalah kitab Ayyuhal Walad, berbeda dengan kitab yang dikaji oleh peneliti,
yaitu kitab An-Nashaihud’diniyah.
3. Hasil penelitian Jamil (2014), berjudul “Fi'il Mu'tal Dalam Buku Akhlak Lil
Banin Juz 1 Karya Umar bin Ahmad Baraja' (Analisis Morfofonemis)”.
Penelitian ini merupakan penelitian yang membahas tentang kajian jenis , bentuk
asal, dan proses morfofonemis fi’l mu’tal yang terdapat dalam buku Akhlak lil
Banin Juz 1 karya Umar bin Ahmad Baraja’. Persamaan penelitian ini adalah
menggunakan kajian ilmu shorof tentang i’lal, serta untuk mengetahui perubahan
kata dari segi i’lal terhadap fiil-fiil mu’tal dan mengumpulkan fi’il mu’tal yang
ditemukan dalam kalimat. Bedanya Jamil menggunakan Kitab Akhlak Lil Banin
Juz 1 Karya Umar bin Ahmad Baraja’ sebagai objek penelitian sedangkan
peneliti menggunakan kitab An-Nashaihud’diniyah karya Imam Abdullah Ibn
Alwi Al-Haddad.

Dengan demikian, peneliti bertujuan untuk meneliti Kitab An-


Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-Imaniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi
Al-Haddad (Kajian Ilmu Shorof), dengan kajian I’lal (Ilmu Shorof) dengan
tujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidak kesamaan dengan penelitian-
penelitian terdahulu. Lebih dari itu, peneliti berharap penelitian ini menghasilkan
ibrah atau manfaat khusunya bagi peneliti dan secara umum bagi para pembaca.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil Kitab An-Nashaihud'diniyah
Walwashaya Al-Imaniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi Al-Haddad (Kajian
Ilmu Shorof).

G. Sistematika Penulisan
Pada sub judul sistematika penulisan ini bertujuan untuk mempermudah
pembahasan penelitian. Adapun sistematika penulisan penelitian ini sebagai
berikut :

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang berisi : latar belakang masalah,


rumusan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka berpikir, hasil
penelitian terdahulu dan sistematika penulisan.

Bab kedua, merupakan landasan teori tentang ilmu shorof mengenai tentang i’lal
serta pembagian dan proses pembentukan kat a.

Bab ketiga, merupakan metode penelitian.


Bab keempat, merupakan pembahasan penelitian meliputi tentang i’lal dalam
Kitab An-Nashaihud'diniyah.

Bab kelima, merupakan penutup mencakup simpulan dan rekomendasi.

Daftar Pustaka

Azhar Arsyad. 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai