PENDAHULUAN
Bahasa merupakan karunia Tuhan yang tidak terkira. Tuhan menampakkan diri
pada manusia tidak hanya melalui Zat-Nya, namun juga melalui bahasa-Nya, yaitu
bahasa alam (ayat kauniyah) dan kitab suci.
Termasuk salah satunya adalah bahasa Arab. Bahasa yang digunakan sebagai
bahasa wahyu Allah untuk Nabi Muhammad. Hal ini merupakan alasan Tuhan
menggunakan bahasa Arab untuk berkomunikasi dengan Nabi Muhammad. Karena
Rasulullah SAW adalah seorang Arab maka wahyu yang diturunkan kepada beliau,
yaitu Al-Qur'an, disampaikan dalam bahasa Arab.
Sebagaimana firman Allah SWT Q.S Ibrahim ayat 4, yaitu sebagai berikut:
“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya
agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka.”
Maka dari itu membaca Alquran saja tidaklah cukup bagi umat Islam. Ada baiknya
selain mampu membaca Alquran, kita juga dapat menggali isi kandungan didalamnya.
Seperti disampaikan sebelumnya, Alquran merupakan Kitab yang ditulis dengan bahasa
Arab yang kaya akan uslub Bahasa Arab. Salah satunya adalah dari sisi gramatikal yang
dikenal dengan ilmu nahwu dan ilmu sorof. Sebagaimana dalam kitab Al-imrithi ulama
nahwu berkata:
“Dan ilmu nahwu adalah ilmu yang paling utama untuk difahaminya. Sedang jika
tanpa ilmu nahwu, ilmu selain dari ilmu nahwu tidak akan bisa difahami”
Berbicara tentang nahwu berarti berbicara pula tentang sharaf, karena sebagaimana
yang dikatakan diatas bahwa ilmu sharaf merupakan bagian dari nahwu. Sebagaimana
pula perkataan ulama :
“Ilmu sharaf adalah ibu atau induk segala ilmu sedangkan ilmu nahwu adalah
bapaknya”
Mengapa dikatakan bahwa ilmu sorof adalah ibunya? Karena adanya perubahan
kata, asal kata, wazan, dan mauzun, semuanya terkandung dalam ilmu sorof. Ilmu
nahwu yang membahas i'rob, perubahan i'rob, mabni, dan lain-lain tidak akan lengkap
tanpa adanya ilmu sorof. Jika dijelaskan, jumlah ismiyyah yang tercipta dari kalimat
isim dan jumlah fi'liyyah yang tercipta dari kalimat fi'il, kita tidak akan tahu bahwa itu
merupakan isim dan itu merupakan fi'il tanpa ilmu sorof. Untuk itulah ilmu sorof
disebut Ibu dari semua ilmu, sedang nahwu adalah bapaknya.
تحويل األصل الواحد إلى أمثلة مختلفة لمعان مقصودة ال تحصل إال به
Memindahkan bentuk asal terhadap contoh yang berbeda-beda untuk menghasilkan
makna yang dimaksud dan makna tersebut tidak akan tercapai kecuali dengan
menggunakan cara tersebut.
I’lal merupakan pembahasan ilmu shorof yang mencakup huruf ‘illat dan tadh’if.
Definis I’lal (Kitab Janjani) yaitu :
1. معتل فاء
Huruf illat terdapat dalam susunan fa fiil seperti يسر, وعد
2. معتل عين
Huruf illat terdapat dalam susunan ‘ain fiil seperti باع, قال
3. معتل الم
Huruf illat terdapat dalam susunan lam fiil seperti رمي, غزى
4. معتل عين و الم
Huruf illat terdapat dalam susunan ‘ain fiil dan lam fiil seperti سوى
5. معتل فاء و الم
Huruf illat terdapat dalam susunan fa fiil dan lam fiil seperti وقي
Syeikh al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad dilahirkan di sebuah desa di kota
Tarim, Negeri Hadhramaut pada tanggal 5 Shafar 1044 Hijriyah. Beliau merupakan
pengajar dan pemimpin utama dalam bidang dakwah dan pendidikan, seorang Imam di
zamannya yang berdakwah di jalan Allah, berjuang dan mengembangkan agama
dengan lisan dan tulisan, hadir sebagai tumpuan dan rujukan banyak orang dalam ilmu
pengetahuan.
Meskipun kedua matanya tidak dapat melihat, namun mata batin Syeikh Al-Habib
Abdullah bin Alwi Al-Haddad sangatlah peka dan akalnya sangat cemerlang, sehingga
beliau mampu menghafal banyak pelajaran dan mampu memproduksinya kembali
menjadi karya-karya ilmiah yang dapat diandalkan keilmuannya. Beberapa karya yang
ditulis Syeikh Al-Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad adalah:
2) ar-Risalah al-muawanah,
4) al-Ithaf as saail,
4. Zakat
5. Puasa
6. Haji
9. Jihad
10. Kehakiman
11. Nikah
Syeikh Abdullah bin Alawi al-haddad, dalam menyusun kitab ini memiliki berbagai
alasan, tujuan, dan latar belakang. Ia mengatakan bahwa alasan yang mendorongnya
untuk menulis kitab ini adalah untuk melaksanakan perintah agung, perintah Allah
SWT dan Rasul-Nya, dan berusaha meraih janji yang mulia yaitu untuk memperoleh
janji yang benar (alWa’ddual Shaadiqu) yang dijanjikan bagi mereka yang menyeru
kepada jalan kebaikan dan menyebarkan ilmu, disamping juga untuk mengingatkan dan
menasehati seluruh umat muslim.
Menimbang dari apa yang latar belakang telah sebutkan, maka penulis memutuskan
untuk meneliti lebih dalam kajian i'lal. I'lal merupakan bagian dari ilmu sorof.
Peneliti memilih teori i'lal karena teori i'lal masih termasuk kedalam bagian ilmu
sorof yang dipelajari di jurusan Sastra dan Bahasa Arab. Dengan mengkaji teori ini
seseorang mampu mengenali struktur kata secara internal (perubahan kata) bukan
secara eksternal (makna). Hal menarik dari teori i’lal ini adalah dapat mengetahui
perubahan kata sampai ke bentuk dasar kata tersebut. Seperti lafadz ِقada yang mengira
huruf tersebut hanya sebatas huruf saja namun bila dikaji dengan menggunakan kajian
i’lal huruf tersebut merupakan bentuk dari fi’il amr yang bentuk asalnya yaitu إوقي.
Dalam kajian i’lal ini peneliti membagi proses perubahan katanya kedalam 3 bagian
yaitu i’lal dengan melalui proses mengganti huruf ‘illat, i’lal dengan melalui proses
mensukunkan huruf ‘illat dan yang terakhir yaitu i’lal dengan melalui proses
membuang huruf ‘illat.
Kelebihan dari kitab An-Nashaihud'diniyah ini adalah isi kandungan yang terdapat
dalam kitab tersebut menerangkan tentang kerangka dasar dakwah di jalan Allah dan
tata cara menunaikan hak-hak Allah dengan menguatkan penerangannya berdalilkan
firman firman Allah ta‟ala, sabda Nabi saw, dan pendapat para imam dan alim ulama.
Oleh karenanya, peneliti tertarik untuk menggunakan kitab An-Nashaihud'diniyah ini
sebagai objek penelitian.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan peneliti tertarik
untuk meneliti Kitab An-Nashaihud'diniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi Al-Haddad
dengan kajian I’lal (Ilmu Shorof). Maka dari itu peneliti mengambil judul “Fiil Mu'tal
dalam Kitab An-Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-Imaniyah Karya Imam Abdullah
Ibn Alwi Al-Haddad (Kajian Ilmu Shorof)"
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana proses i’lal dalam fi’il mu’tal yang terdapat dalam Kitab An-
Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-Imaniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi Al-
Haddad?
2. Bagaimana amanat yang terkandung dalam fi’il mu’tal yang terdapat dalam Kitab
An-Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-Imaniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi
Al-Haddad ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan
penelitian dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi proses i’lal dalam fi’il mu’tal yang terdapat dalam Kitab
An-Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-Imaniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi
Al-Haddad.
2. Untuk mengetahui amanat yang terkandung fi’il mu’tal yang terdapat dalam Kitab
An-Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-Imaniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi
Al-Haddad.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sebuah manfaat bagi para
pembacanya dan ruang lingkup keilmuan baik dari segi teoritis maupun praktis.
1. Manfaat Teoritis
Pengaplikasian atau sumbangan teori-teori yang diserap atau didapatkan penulis
selama memperdalam ilmu khususnya mengenai kajian i’lal. Memberikan sebuah
pemhaman yang jelas tentang i’lal dan fungsinya didalam pembahasan perubahan
dan bentuk kata dasar dalam Kitab An-Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-
Imaniyah Karya Imam Abdullah Ibn Alwi Al-Haddad.
2. Manfaat Praktis
Peneliti mempunyai harapan dalam penelitian ini yaitu dapat menarik para
pembaca tentang struktur pola kalimat atau i’lal yang digunakann oleh Imam
Abdullah Ibn Alwi Al-Haddad yaitu Kitab An-Nashaihud'diniyah Walwashaya Al-
Imaniyah, dan diharapkan bagi para mahasiswa/mahasiswi UIN Sunan Gunung
Djati Bandung khususnya jurusan Bahasa dan Sastra Arab umumnya untuk semua
mahasiswa/mahasiswi untuk dapat senantiasa mempertahankan cara atau metode
pembelajaran ulama salafy termasuk menjaga karya-karya para ulama terdahulu
dengan harapan dapat dipelajari kembali oleh generasi-generasi berikutnya. Dan
tentunya dapat menambah wawasan bagi para pembaca termasuk yang menganalisis
kajian i’lal.
Berdasarkan kitab kailani fiil terbagi kedalam dua bagian : yang pertama Fiil Salim
() فعل السالم, kedua Fiil Ghoiru Salim. Definisi dari fiil salim yaitu :
ما سلمت حروفه األصلية اّلتي تقابل بالفاء و العين و االم من حروف العّلة والهمزة والتضعيف
Setiap kalimat atau lafadz yang huruf dasarnya selain dari huruf illat sering disebut
juga dengan huruf mad ( )ا و يatau tadh’if (huruf yang sama dalam satu lafadz) atau
dari hamzah maka lafadz tersebut disebut dengan fiil Salim. Definisi dari fiil ghoiru
salim kebalikan dari fiil salim jika ada lafadz yang huruf dasarnya terdapat huruf illat,
tadh’if ataupun hamzah maka itu disebut dengan fiil ghoiru salim.
I’lal merupakan pembahasan ilmu shorof yang mencakup huruf ‘illat dan tadh’if.
Definis I’lal (Kitab Janjani) yaitu :
Begitupun dengan i'lal. Mencari asal lafadz sampai di lapisan paling dasar.
Sehubungan dengan tasrif istilahi, pada i'lal ini terdapat beberapa fi'il atau isim yang
mu'tal. Mengapa disebut mu'tal ? Karena salah satu huruf dari fi'il atau isim tersebut
adalah huruf illat (wau, alif, ya) sehingga menimbulkan hal-hal yang akan mengalami
perubahan. Karena memang sudah menjadi sifat dzatiyah huruf illat yang 3 tersebut
adalah lemah. Yang pasti akan mengalami perubahan.
Itu semua tebungkus dalam ranah ilmu sorof. Yang terdapat didalamnya contoh
yang sesuai dengan wazan. Atau yang kita kenal sebagai mauzun. Contoh فعل يفغل
mauzun nya نصر ينصرnasoro yansuru.
Contoh tersebut adalah contoh dari fi'il yang sohih yang tidak akan terjadi i'lal.
Karena tidak ada didalamnya huruf illat. Maka akan terbebas dari hukum i'lal.
Sedangkan seperti contoh قال يقولqoola yaquulu, terdapat huruf illat alif, yang akan
menimbulkan perubahan dan berjumpa dengan i'lal. Oleh karena itu, bahasan tentang
i'lal cukup rumit, dan sangat penting dipelajari karena agar terhindar dari kesalahan
dalam tasrif lughowy ataupun istilahi.
1. معتل فاء
Huruf illat terdapat dalam susunan fa fiil seperti يسر, وعد
2. معتل عين
Huruf illat terdapat dalam susunan ‘ain fiil seperti باع, قال
3. معتل الم
Huruf illat terdapat dalam susunan lam fiil seperti رمي, غزى
4. معتل عين و الم
Huruf illat terdapat dalam susunan ‘ain fiil dan lam fiil seperti سوى
5. معتل فاء و الم
Huruf illat terdapat dalam susunan fa fiil dan lam fiil seperti وقي
1. I’lal dengan cara mengganti wau dan iya ada beberapa bagian :
a. Ketika wau dan iya berada di akhir kalimat dan berada setelah huruf alif
I 'lal (defekasi vokal) adalah mengubah huruf illat yang mempunyai tujuan untuk
meringankan bacaan dengan berbagai proses, yang termasuk proses penggantian,
proses pemindahan, proses pembuangan, atau proses penyukunan.
F. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa penelitian yang menggunakan kajian i’lal dalam ilmu shorof
(morfologi) adalah sebagai berikut :
G. Sistematika Penulisan
Pada sub judul sistematika penulisan ini bertujuan untuk mempermudah
pembahasan penelitian. Adapun sistematika penulisan penelitian ini sebagai
berikut :
Bab kedua, merupakan landasan teori tentang ilmu shorof mengenai tentang i’lal
serta pembagian dan proses pembentukan kat a.
Daftar Pustaka
Azhar Arsyad. 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.