Anda di halaman 1dari 2

ANALIS BAHAN AJAR KB 3 MODUL 9 PADA VIDEO YANG BERJUDUL “SEJARAH FIQH AL LUGHAH”

A. KONSEP

1. MASA PERINTISAN
Fase perintisan ini ditandai dengan telah dimulainya kajian-kajian fiqh lughah, namun
pada zaman tersebut belum ada istilah atau penyebutan fiqhu lughah. Ada yang
menyebutkan bahwa masa ini sudah dimulai sejak abad 2 hijriyyah, dimana ketika itu
muncul kesalahan-kesalahan berbahasa Arab akibat berinterakasi dengan lingkungan luar.
Dari sini ulama ahli bahasa berupaya mencari dan mengumpulkan data kebahasaan dari
masyarakat Arab Pedalaman yang masih murni dalam penggunaan bahasa Arab, lalu
membukukannya dalam bentuk kamus. Selain itu pada fase ini telah dikarang beberapa
kitab yang isi kajiannya merupakan kajian fiqhu lughah misalnya kitab al-isytiqaq karangan
Ibnu Duraid, isytiqaq al asma’ karangan Ibnu Quraib al Ashma’I, Ma’ani al Qur’an karya al
Farra, dan dan lain-lain.

2. MASA KELAHIRAH DAN PERTUMBUHAN


Pada masa ini telah dikenal istilah dan penyebutan fiqh lughah, telah banyak kajian-kajian
yang dalam pembehasannya juga menyebutkan istilah fiqh lughah. Fase ini dimulai sejak abad 4
hijriyyah dimana para ulama telah mengkaji dan membukukannya dalam kitab-kitab mereka.
Diantaranya adalah Ibnu Faris dalam kitab al shohabi bi fiqh al lughah al ‘Arabiyyah wa
masailiha wa sunan al Arab td kalmiha, Abu manshur al Tsa’laby dalam kitab fiqh al lughah, dan
Ibnu sida dalam kitab al mukhoshshish.
Pada masa ini dan perintisan Fiqh al-lughah lebih bersifat teologis, belum ada klasifikasi
keilmuan yang jelas, bahkan cenderung masih bercampur aduk dengan linguistik. Fiqh al-
lughah juga belum membahas bangsa Semit, dan fiqh al-lughah mendeskripsikan
pertumbuhanbahasa Arab saja.

3. MASA MODERN
Masa ini dimulai sejak abad 14 hijriyyah (ada yang menyebut 10 hijriyyah) Pada masa ini
fiqh lughah telah dipengaruhi oleh linguistic barat dan bersifat ilmiah-teologis. Dalam
pembehasannya telah dibedakan dengan ilm lughah dan sudah mulai ada sistematika
pembahasan tersendiri, sebagai spesifikasi ilmu al-’Arabiyah yang berbeda dengan ilm al-
lugah.Pada masa modern sudah memasukan bahasa Arab sebagai rumpun semit
(historis).Membandingkan bahasa Arab dengan rumpun semit yang lain (komparatif,
muqaranah).Menerangkan pembagian dan teori-teori cara tumbuh kembang bahasa Arab serta
menguraikanasas-asas karakteristik bahasa Arab lebih spesifik. Diantara kitab yang dijumpai
pada masa ini adalah kitab fiqh al lughah wa ilm al lughah oleh Abdul Wahid Wafi, kitab Tarikh
Adab al Arabiy oleh Musthafa Shadiq al Rafi’iy, kitab fiqh al lughah fi al litab al arabiyyah oleh
Abduh Rajihi, dan lain lain.

B. KONTEKSTUALISAI MATERI AJAR PADA REALITA SOSIAL


Diantara objek kajian fiqh lughah adalah satra dan budaya bahasa Arab secara khusus dan
bahasa lain secara umum. Bagi masysrakat yang beriteraksi dengan budaya dan satra arab maka
sangat perlu mengetahui dan menguasai fiqh lughah. Di Indonesia sangat banyak orang yang
mengkaji naskah-naskah Arab baik yang berkaitan dengan sastra maupun yang berkaitan dengan
keilmuan. Diantara mereka ada yang menjadi penerjemah karya Arab, ada yang menjadi peneliti,
ada juga yang menjadi pengarang. Dari karya terjemahan kitab bahasa Arab ada beberapa karya
yangenak dibaca dan dipelajari da nada pula yang tidak enak dibaca dan tidak mampu
menghadirkan sisi satranya dan terasa membosankan.
C. REFLEKSI KONTEKSTUALISASI MATERI PADA PEMBELAJARAN BERMAKNA
Dalam dunia pendidikan bahasa Arab tidak hanya mengkaji bahasa Arab saja apa lagi Cuma
meng hapal dan menggunakan mufradat tersebut, melainkan mesti di pelajari sastra dan
budayanya. Hal ini agar ketika dalam pembelajaran menjumpai syair atau istilah asing mereka
dapati mereka paham dan mengerti. Dalam realitanya masih banyak guru bahasa Arab yang minim
pengetahuan tentang kesastraan Arab dan khushushiyyat bahasa Arab. Maka dari semua hal ini
semestinya para guru bahasa Arab juga mempelajari hal yang berkaitan sasta Arab termasuk fiqh
lughah, jadi ketika menemukan suatu teks bisa menerangkan tidak hanya terjemah dan system
bahasanya, melainkan juga konteks dari teks tersebut, misalnya digunakan untuk apa, waktu
penggunaannya kapan saja, kata padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia apa. Maka dengan ini
diharapkan pembelajaran bahasa arab akan bermakna.

Anda mungkin juga menyukai