Anda di halaman 1dari 3

Linguistik arab

Bahasa arab adalah bahasa al-quran, dan hal itulah yang menyebabkan perkembangan
linguistik arab pesat, linguistik arab terbagi menjadi dua aliran, yang pertama adalah aliran
basrah, aliran basrah adalah aliran yang terpengaruh oleh konsep analogi dari zaman
yunani,dan berpegang teguh pada kereguleran dan kesistematisan bahasa arab, dan yang
kedua adlah aliran kufah aliran Kufah adalah aliran yang memberikan perhatian kepada
keanekaragaman bahasa dan tampak dalam beberapa mereka menganut paham anomali.
Puncak dari perkembangan linguistik arab terjadi pada abaad ke-8, yang ditandai
dengan terbitnya buku karangan sibawaih(kelompok aliran basrah) yang berjudul al-kitab atau
yang lebih dikenal dengan sebutan kitab al-ayn.

Perkembangan linguistik arab tidak lepas dari pengaruh pencapaian linguistik di abad-
abad sebelumnya, yaitu di daerah india yang ditandai dengan munculnya buku yang berjudul
“vykarana” karya panini, yang berisi tata bahasa sansekerta, dan bisa dikatakan inilah sumber
dari perkembangan semua linguistik yang ada di dunia.

Para pemikir,, para filsuf, para mutakallimin, dan ulama bahasa,baik dari barat atau
timur. sudah sejak dulu berusaha keras untuk memecahkan asal usul bahasa, namun, mereka
tidak pernah satu suara, bahkan mereka terpecah dalam memandang beberapa hal.
Setelah disimpulkan dari semua pandangan mereka, asal usul bahasa terbagi menjadi
empat teori, yaitu:
1) Teori at-tauqif wal ilham
Menurut teori ini, bahasa manusi merupakan wahyu dari tuhan, dan tidak
tercipta dari kalangan manusia sendiri, yang berarti manusia bersifat tauqify
(menyerahkan masalah ini kepada tuhan).

2) Teori al-Tawadhu’ wa al-Ishthilah


Teori ini mengemukakan bahwa bahasa berasal dari manusia (tawadhu’ atau
muwadha’ah), atau bahaa tercipta karena adanya kesepakatan manusia untuk
kemudian mengungkapkan sesuatu dengan kosa kata yang mereka sepakati.

3) Teori Jam’u baina al-Tauqif wa al-Ishthilah


Teori ini adalah gabungan dari dua teori di atas, yaitu bahasa selain diwahyukan
oleh tuhan, juga ada sebab kesepakatan manusia.

4) Teori al-Taqlid waal-Muhakat


Pandangan teori ini adalah bahasa yang manusia gunakan, berasal dari
peniruan (Muhakat) terhadap bunyi-bunyi alamiah, seperti pohon, hewan, dan lain
sebagainya.

Selanjutnya, perkembangan linguistik arab tidak lepas dari pengaruh islam, karena
sebelum islam, tidak ditemukan data bahwa orang arab berupaya mengenali bahas arab.
yaitu disebabkan adanya kekhawatiran dalam keterjagaan al-quran yang berbahasa
arab, dan keinginan orang arab untuk mengerdi lebih dalam mengenai isi kkandungan al-
quran, maka sejak itu mulailah linguistik arab diperkembangkan
Untuk memberi gambaran bagaimana bahasa Arab tumbuh dan berkembang, berikut
akan diungkapkan perjalanan bahasa Arab dalam tiga aspek: fonetik, sintaksis, dan
leksikografi.

1. Fonetik Arab Tradisional

Para ahli bahasa Arab baru mengkaji fonetik sebagai bidang ilmu yang otonom pada
era modern. Dulunya, mereka hanya mengungkapkan kajian ini bersama kajian sintaksis atau
berada di pendahuluan kamus yang mereka tulis. Tokoh yang pertama kali melakukan upaya
ini adalah Al-Khalil bin Ahmad (100-175 H) pada kamusnya ynga berjudul al-Ain. Ia menulis
kamusnya berdasarkan cara artikulasi bunyi, bukan berdasarkan urutan abjad dalam huruf
Arab. Pada bagian pendahuluan kamusnya, ia menunjukkan bahwa jumlah huruf Arab secara
keseluruhan adalah 29 huruf.

2. Sintaksis Arab Tradisional

Periode terpenting dalam sintaksis Arab tradisional adalah munculnya dua aliran
terpenting dalam sejarah kajian kebahasaan Arab: Aliran Basrah dan aliran Kufah. Ad-Du’ali
menjadi pelopor aliran Basrah. Meski demikian, banyak peneliti yang menyebut bahwa Al-
Khalil bin Ahmad adalah pendiri sintaksis Arab tradisioanl. Usaha al-Khalil inilah yang
kemudian di pakai Sibawaih dalam merumuskan sintaksis Arab tradisional. Karena Sibawaih
yang menteorisasikan sintaksis Arab, maka Sibawaih pun di gelari sebagai pemuka “Pemuka
Sintaksis Arab Tradisional”. Ini atas upayanya yang sering dalam menulis kaidah bahasa
Arab yang tertuang dalam karyanya yang berjudul al-kitab, yang dijuluki sebagai “Qur’an al-
Nahw”.

3. Leksikografi

Perkamusan Arab sangat beragam, baik dari segi aliran maupun metodenya. Di dunia
Arab, kamus dibagi menjadi dua: mu’jam al-alfa;zh (kamus kosakata) dan mu’jam al-ma’ani
(kamus istilah) yang tlah di rumuskan oleh tokoh-tokoh tertentu.

seperti ilmu yang lain, linguisik ini megalami perkembangan sesuai zaman dan tren
pengkajian. pendekatan linguistik modern ini awal mulanya mendapat tantangan karena ahli
bahasa pada waktu itu menolak dan merasa aneh ada pendekatan baru yang menggeser
pendekatan yang sudah mereka kenali sebelumnya. Seiring berjalannya waktu, sikap dan
anggapan itu bergeser. mulai ada usaha untuk mengkaji bahasa Arab dengan pendekatan
modern, yang mengangkat karakter, fungsi, dan metode pengajaran bahasa.

Berikut nama-nama tokoh linguis arab berdasarkan kalangan mereka:

1. Kalangan basrah
- Abu al Aswad al Dualy
- Sibawaih
- Ibnu Jinni
- Nashir bin ‘ashim al-Litsiy
- Abu Amr bin al-A’la
- Abdullah bin Abi Ishak al-Hadramy
- Khalil bin Ahmad

2. Kalangan kufah
- Abu Ja’far al-Ruasy
- Al-Kisaiy
- Al-Farra

3. Kalangan modern
- Ibrahim Musthafa
- Abdurrahman Ayyub
- Abdul Muta’aly al-Sha’id
- Mahdy Makhzumi
- Al-Muhamy Muhammad al-Kaisar
- Ahmad Abd al-Sitar al-Jawary

Anda mungkin juga menyukai