Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANALISIS PENAFSIRAN LINGUISTIK AL-FARRA’

Dosen Pengampu : Za’imatil Ashfiya, S.Pd.I., M.Pd.I.

Disusun Oleh :

Kelompok 11

Nadilla Dewi Hary Safitri ( 204104010071 )

Nur Fitriani ( 204104010072 )

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI ACHMAD SIDDIQ JEMBER


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Analisis Penafsiran
Linguistik Al-Farra” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Linguistik. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Za’imatil Ashfiya, S.Pd.I., M.Pd.I.
selaku dosen Linguistik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 14 Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................iii

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................................iii


B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... iv
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... iv

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 1

A. Biografi Al-Farra’ .......................................................................................................... 1


B. Sejarah Penulisan ........................................................................................................... 2
C. Analisis Penafsiran Linguistik Al-Farra’ ....................................................................... 2

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 4

A. Kesimpulan .................................................................................................................... 4

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 5

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an diturunkan dengan menggunakan bahasa Arab, sebab konteks sosio-
geografisnya dimana Al-Qur’an turun adalah Arab, dan Nabi Muhammad SAW sendiri
sebagai penerima wahyu juga orang Arab. Logis ketika Allah SWT menggunakan
medium bahasa Arab untuk mengkomunikasikan “ide-ide”-Nya, agar pesan yang
hendak disampaikan dapat dipahami dan diterima dengan baik.
Pada perkembangan selanjutnya, para ulama’ terutama mulai era tabi’in dan
pakar bahasa Arab berusaha menyusun kitab tafsir Al-Qur’an untuk memudahkan
dalam memahami bahasa Al-Qur’an. Al-Qur’an memang memiliki dimensi sastra yang
tinggi, memiliki uslub ( gaya bahasa ) yang khas, bahkan sebagian kosa katanya ada
yang gharib ( asing ), ada pula kosa kata atau kalimat yang berbentuk majaz. Sehingga
diperlukan pendekatan linguistik Arab untuk memahami hal-hal tersebut. Itulah
mengapa para ulama’ menegaskan bahwa salah satu syarat pokok untuk menafsirkan
Al-Qur’an adalah memiliki pengetahuan bahasa Arab yang memadai, yang kemudian
terumuskan dalam kaedah-kaedah tafsir dengan segala kompleksitasnya. 1 Bahkan kata
Yusuf Al-Qaradawi salah satu sebab terjadinya kekeliruan dalam penafsiran adalah al-
du’f fi al-lughoh al-‘arabiyyah, yakni lemah dalam bahasa Arab.
Dari sekian tokoh mufassir yang dikenal sebagai ahli bahasa Abu Zakariyya
Yahya ibn Ziyad Al-Farra’. Beliau memiliki karya yang sangat monumental, yaitu
Ma’anil Qur’an. Kitab tersebut dinilai oleh para ulama’ sebagai kitab tafsir pertama kali
yang dikodifikasikan.2

1
Jalaluddin Al-Suyuthi, Al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an, ( Beirut : Dar Al-Fikr ), hlm. 187-197.
2
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, ( Bandung Mizan : 1994 ), hlm. 73.

iii
Dalam hal ini penulis mencoba melihat secara kritis tentang kitab tafsir tersebut
terkait dengan konstruksi logis pemikirannya, metodologinya, dan karakteristik
penafsirannya, termasuk ideologi penafsiran di balik pendekatan kebahasaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Al-Farra’?
2. Bagaimana Analisis Penafsiran Linguistik Al-Farra’?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Biografi Al-Farra’.
2. Untuk Memahami Analisis Penafsiran Linguistik Al-Farra’.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi Al-Farra’
Nama lengkap Al-Farra' adalah Abu Zakariya Yahya bin Ziyad bin Abdullah
bin Manzur bin Marwan Al-Aslami Al-Daylami Al-Kufi. Beliau dilahirkan di Kota
Kufah pada tahun 144 Hijriah dan wafat pada tahun 207 Hijriah. Dia adalah tokoh yang
dinisbatkan pada kota Al-Daylam yakni sebuah daerah yang terdapat di Persia. Ayah
dari Al-Farra’ adalah Ziyad bin Aqta’ seorang ulama yang sangat cinta kepada
Rasulullah, bahkan ia rela berkorban dengan cinta tersebut.3
Al-Farra` adalah sebutan gelar yang dinisbahkan oleh orang-orang kepada
beliau karena kemahiran dalam menguasai ungkapan bahasa atau menganalisis wacana.
Menurut Ibn al- Anbari sebagaimana dikutip Muhammad Mansur (2004: 4)
Sejak kecil, beliau sudah memperlihatkan minat terhadap ilmu dan
ketekunannya dalam belajar serta rajin menghadiri majelis- majelis pengajian para
ulama, baik yang ada di Kufah maupun yang ada di Basrah dan Baghdad. Beliau aktif
mengikuti halaqah para pakar Hadits, ahli qiraat, ulama fikih, perawi puisi Arab, akhbar
al-arab dan ayyam al-arab.4
Salah satu bukti akan kepiawaian Al-Farra` di bidang ilmu bahasa dapat dilihat
dari keseluruhan karyanya yang memiliki hubungan erat dengan studi bahasa, termasuk
kitab Ma’ani Al-Qur`an yang lebih banyak membahas tentang persoalan i’rab.
Selanjutnya karya-karyanya yang lain seperti; Al-Hudud, Ala al-Kitab, al-Afyan wa Al-
Layali, Al-Jam’ wa At-Tasniah fi Al-Qur`an, Huruf Al-Mu’jam, Fa’ala wa `Af’ala, Al-
Lughat, Al-Muzakkar wa Al-Mu`annats, Al-Masadir fi Al-Qur`an dan sejumlah judul
lainnya (Mansur, 2004: 7).

3
Al-Makhzumi, Mahdi. 1958. Madrasat al-Kufah wa Manhajuha fi Dirasat al- Lughah wa al-Nahw. Al-
Qahirah: Mustafa al-Halabi, h. 120-121.
4
Daif, Shauqi. 1972. Al-Madrasah al- Nahwiyah. Al-Qahirah: Dar al-Ma arif. H. 192.

1
B. Sejarah Penulisan
Salah satu karya Al-Farra’ yang monumental adalah kitab Ma’ani Al-Qur’an
yang ditulis atas permintaan dari salah seorang sahabatnya yakni Umar bin Bakir yang
merupakan penasehat Gubernur Al-Hasan bin Sahal. Ia meminta kepada Al-Farra’
untuk membuat sebuah kitab tafsir agar ia bisa memberikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan mengenai Al-Qur’an yang sering dilontarkan oleh sang gubernur. Pada
akhirnya permintaan sahabatnya pun disanggupi. Sejak saat itulah Al-Farra’
mengumpulkan sahabat-sahabatnya untuk memberikan pengajaran Al-Qur’an dengan
cara mendiktekannya kepada mereka dalam satu hari tertenu.

C. Analisis Penafsiran Linguistik Al-Farra’


Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwasannya Al-Farra’ adalah seorang
ahli linguistik, sehingga tidak heran jika produk penafsirannya lebih bercorak
linguistik. Beliau lebih memfokuskan penafsirannya untuk mengupas aspek gramatikal
Al-Qur’an yang menurut beliau mungkin akan mempengaruhi terhadap pemaknaan Al-
Qur’an. Di bawah ini akan kami paparkan beberapa contoh bentuk penafsiran Al-Farra’
terhadap ayat-ayat Al-Qur’an. Q.S Al-Fatihah ayat 1-7 :

١ - ‫الرحِ ي ِْم‬
َّ ‫الرحْ مٰ ِن‬
َّ ‫ّٰللا‬
ِ ‫ِبس ِْم ه‬

٢ - َ‫ب ا ْل ٰعلَمِ ي َْۙن‬ ِ ‫اَ ْل َح ْمدُ ِ ه‬


ِ ‫ّلِل َر‬

٣ - ‫الرحِ ي َِْۙم‬
َّ ‫الرحْ مٰ ِن‬
َّ

٤ - ‫الدي ِۗ ِْن‬
ِ ‫مٰ لِكِ يَ ْو ِم‬

٥ - ‫اِيَّاكَ نَ ْعبُدُ َواِيَّاكَ نَ ْستَ ِع ْي ِۗ ُن‬

٦ - َۙ ‫ط ا ْل ُم ْستَ ِقي َْم‬


َ ‫الص َرا‬
ِ ‫اِ ْه ِدنَا‬

٧ - ࣖ َ‫علَ ْي ِه ْم َو ََل الض َّۤا ِليْن‬ ِ ‫غي ِْر ا ْل َم ْغض ُْو‬


َ ‫ب‬ َ َ‫ط الَّ ِذيْنَ اَ ْن َعمْت‬
َ َۙ‫علَ ْي ِه ْم ە‬ َ ‫ص َرا‬
ِ

2
Dalam Surat Al-Fatihah ini tidak semua ayat oleh Al-Farra’ ditafsiri. Beliau hanya
memilih beberapa kata yang mungkin perlu untuk dikupas lebih lanjut. Dalam surat ini,
penafsiran beliau hanya terkonsentrasi pada i’rabnya alhamdulillah, ghair, dan la pada
potongan ayat terakhir surat Al-Fatihah ( Wala al-Dhallin ).

ِ ‫ اَ ْل َح ْمدُ ِ ه‬ini terdapat beberapa macam versi, yaitu :


Menurut Al-Farra’ pada kalimat ‫ّلِل‬

1. Pendapat mayoritas ulama ahli qiraat adalah dengan membaca rafa’, yakni ُ‫ اَ ْل َح ْمد‬.
2. Dengan membaca nashab, yakni َ‫ الحمد‬.
3. Dengan membaca jar, yakni ‫ الحم ِد‬.

َ dibaca kasrah karena menjadi na’at dari kata َ‫الَّ ِذيْن‬, bukan na’at dari
Sedangkan kata ‫غي ِْر‬
ha dan mim pada lafadz ‫علَ ْي ِه ْم‬ َ dan ‫ ََل‬mempunyai makna yang sama yakni bukan.
َ . Kata ‫غي ِْر‬
Apabila ‫غي ِْر‬
َ bermakna ‫ ( سوى‬selain ) maka tidak boleh ada pengulangan dengan
menggunakan kata ‫ ََل‬.

3
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan materi yang telah ditulis, maka penulis menyimpulkan
bahwa Al-Farra’ adalah seorang ulama yang ahli dalam bidang bahasa yang berasal dari
Kufah.
Al-Farra’ menyusun kitab tafsirnya dengan sangat konsisten berlandaskan
keilmuan yang ia miliki, yakni aspek gramatika Al-Qur’an. Dalam hal ini tentang
penjelasan i’rab sangat mendominasi dalam uraian kitab tafsirnya. Karena kitab tafsir
beliau ini cenderung pada nuansa bahasa dan lebih ditekankan pada ilmu nahwu.

4
DAFTAR PUSTAKA

Al-Makhzumi, Mahdi. 1958. Madrasat al-Kufah wa Manhajuha fi Dirasat al- Lughah wa al-
Nahw. Al-Qahirah: Mustafa al-Halabi.
Daif, Shauqi. 1972. Al-Madrasah al- Nahwiyah. Al-Qahirah: Dar al-Ma arif.

Jalaluddin Al-Suyuthi, Al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an, ( Beirut : Dar Al-Fikr ).

Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, ( Bandung Mizan : 1994 ).

Anda mungkin juga menyukai