Anda di halaman 1dari 1

Fungsi Kamus dalam Pembelajaran Bahasa Arab

          Kamus merupakan kebudayaan tulis atau kebudayaan cetak. Karena tuntutan keperluan
yang lebih, manusia berupaya keras menciptakan alat untuk dapat memahami bahasa asing agar
terjalin komunikasi yang lebih baik dengan yang berlain an bahasa. Kamus bukan sekedar
pencatat atau perekam makna kata, peranannya lebih penting dari pada sekedar alat.

          Kamus dapat menyimpan kekayaan bahasa sebuah bangsa yang mungkin tidak dapat
disimpan di dalam memori manusia. Kamus merupakan "jantung" studi bahasa, termasuk bahasa
Arab, sebab hampir mustahil belajar bahasa asing tanpa menggunakan kamus. Kamus bahasa
Arab berfungsi untuk memudahkan dalam memahami makna Al-Qur’an, membaca kitab kuning
yang berbahasa Arab gundul, dan berkomunikasi dengan orang-orang yang berbahasa Arab.
Kamus merupakan alat bantu yang wajib untuk dapat memahami kata-kata, kalimat, bahkan
susunan kalimat yang sulit dipahami, karena setiap disiplin ilmu memiliki istilah-istilah khusus.

           Menurut Acep Hermawan menggunakan kamus bahasa Arab kadang-kadang menjadi


kendala, hal ini karena karakteristik perubahan kata (morfologi) dalam bahasa Arab cukup unik
sehingga setiap kata tidak bisa dicari dengan sembarang, menguasai ilmu sharaf akan sangat
membantu mencari sebuah kata Arab.

          Drs. H. A. Idhoh Anas, MA menerangkan bahwa salah satu manfaat mempelajari ilmu
sharaf adalah untuk membantu seseorang dalam rangka melacak makna atau arti suatu kata
dalam kamus. Misalnya dalam suatu  kalimat  kita  temukan kata ‫مطعم‬, maka dengan ilmu sharaf
dapat kita lacak bentuk dasarnya dari fi’il madhinya, Thulathi, ruba’I mujarrod atau mazid.

           Menurut Akhmad Munawari, ia menemukan banyak orang yang sudah memiliki kamus
Arab, tetapi tidak bisa menggunakannya sebagaimana mestinya. Bahkan ada di antara mereka
yang latah mengatakan bahwa kamus yang mereka miliki tidak lengkap. Kata-kata popular pun
kata “islam” (‫ )اسالم‬misalnya tidak mereka temukan dalam Kamus Arab tersebut. Menurut
pengamatannya hal ini bisa terjadi karena minimnya penguasaan mereka terhadap ilmu sharaf.
Jika  seorang  siswa  semakin  menguasai  ilmu  sharaf  maka  ia  akan  semakin mahir  mencari 
Mufradat  dalam  kamus,  begitupun  sebaliknya  jika  siswa  kurang bahkan tidak menguasai
ilmu sharaf maka ia semakin kesulitan mencari bina’ dalam kamus.

Anda mungkin juga menyukai