a. Konsep Kebiasaan
Kebiasaan adalah suatu perbuatan bila diulang ulang sehingga menjadi mudah
dikerjakan.
Membentuk adat kebiasaan bisa dikarenakan kesukaan hati kepada suatu pekerjaan
dan menerima kesukaan itu dengan melahirkan suatu perbuatan dan dengan diulang
ulang secukupnya. Contohnya kita melihat peminum rokok dengan diulang ulangi,
Alasan dalam contoh tersebut ialah bahwa sisakit itu hatinya tidak suka minum obat,
hanya suka hatinya kalau kembali sehat badannya. Maka karena kesukaan hati dalam
suatu perbuatan dan mengulanginya tidak nyata ada, maka tidak menjadi adat
kebiasaan.
Jika kebiasaan telah terbentuk maka akan memudahkan perbuatan yang dibiasakan
b. Kekuatan Kebiasaan
Kekuatan kebiasaan diibaratkan dengan kebiasaan itu natur yang kedua. Maksudnya
bahwa adat kebiasaan itu mempunyai kekuatan yang mendekati kepada natur yang
pertama. Natur yang pertama ialah apa yang dibawa oleh manusia diwaktu ia
dilahirkan. Natur yang kedua pun mempunyai kebiasaan yang besar, karena jalan
yang kita tempuh dalam penghidupan dan yang kita biasakan mempunyai kebiasaan
1
Prof. Dr. Ahmad Amin, Adat Kebiasaan dalam Etika Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1952, hlm. 33.
Tiap tiap manusia dikeluarkan dalam alam keujudan ini dilengkapi dengan beberapa
alat seperti mata yang dapat dilihat, telinga yang mendengar, pencernakan yang
Pada waktu mula mula pekerjaan yang baik itu dilakukan kadang kadang terasa berat
dan susah, misalnya bangun fajar untuk sholat subuh. Tetapi jika hal itu telah biasa
maka syaraf itu sendiri yang akan membangunkan pada waktunya. Jika tahap itu
dicapai maka bangun fajar itu tidak sulit lagi, karena telah menjadi kebiasaan.
Untuk membangun kebiasaan yang baik dalam pribadi kita,diperlukan latihan yang
1. Berniatlah yang sungguh dengan tiada diiringi keragu raguan, letakkanlah dirimu
ditempat yang cocok dengan kebiasaan lama yang hendak kamu hindarkannya,
dan ikatlah dirimu dengan ikatan yang menjadi lawan adat kebiasaan kuna dan
sesutu apapun, kecuali kalau sudah kuat akar akarnya pada diri dan penghidupan,
karena tiap tiap tindakan yang menyalahi kebiasaan yang baru ini akan
3. Carilah waktu yang baik untuk mentanfidkan niatmu dan ikutlah segala gerak jiwa
yang menolong tanfidz tersebut, karena kesukaran itu bukan daam niat tetapi
dalam mentanfidzkannya.
2
Prof. Dr. Ahmad Amin, Adat Kebiasaan dalam Etika Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1952, hlm. 36-37
3
Dr. H. Hamzah Yaqub, Pembinaan Akhlaqulkarimah, C.V. Diponegoro, Bandung, 1996 , hlm. 63.
4. Jagalah dirimu kekuatan penolak dan peliharahlah agar selalu hidup dalam jiwamu
dengan mendermakan perbuatan yang kecil kecil tiap tiap hari untuk mengekang
hawa nafsumu karena yang demikian itu dapat menolong kamu untuk menghadapi
KESIMPULAN
Bahwa hendaknya urat syaraf kita selaku diajar terus menerus mengulang segala
perbuatan yang baik sehingga menjadi adat kebiasaan. Sebaliknya jangan dibiarkan
urat syaraf kita untuk mengulang perbuatan yang jelek, karena hal itu akan meningkat
SARI RAHMADHANI
161300055
10 Oktober 2017
4
Prof. Dr. Ahmad Amin, Adat Kebiasaan dalam Etika Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1952, hlm. 39-42.