Anda di halaman 1dari 2

Nama : Agussulistyanafta

Kelas : IAT-A3
Mata kuliah : Hadits-hadits Aqidah
Dosen pengampu: Bapak Muhtarom
FLUKTUASI IMAN

1. Iman dan Fluktuasinya


Iman adalah sesuatu yang sangat fundamental bagi agama Islam. Iman dikenal
sebagai suatu keyakinan dan kepercayaan yang diakui dan dibenarkan dalam hati (tashdiq),
diucapkan dengan lisan (iqrar), dan di manifestasikan melalui perbuatan (;amal).
Fluktuasi digambarkan sebagai kondisi naik turunnya suatu objek. Fluktuasi jika
disandingkan dengan kata “Iman”, maka menjadi “Kondisi naik turunnya tingkat keimanan
seseorang.”Naik turunnya sesuatu tentu bukan tanpa sebab. Namun, sebelum
mempelajarinya lebih lanjut, perlu diketahui para bahwa terkait permasalahan “Fluktuasi
Iman”, banyak sekali terjadi perbedaan pendapat terkait apakah iman dapat mengalami
fluktuasi atau tidak.
Salah satu yang turut menyumbangkan pendapat terkait permasalahan ini adalah
kelompok Khawarij. Mereka memandang keimanan dari sisi lahiriyah secara ekstrim,
sehingga mereka tidak meyakini akan adanya Fluktuasi Iman. Menurut mereka, pelaku
dosa besar, seperti tidak berhukum dengan hukum Allah, tidak salat, dan tidak
mengeluarkan zakat, adalah kafir, sebab mereka telah mencederai keimanan.
Berbeda dengan kelompok Khawarij, Abdul Jamil memberi pendapat bahwa
menurut Ahmad Rifa’I, iman itu ialah pembenaran dalam hati yang ditindaklanjuti dengan
sikap pasrah dan taat pada aturan agama.
2. Hadits yang berkaitan dengan Fluktuasi Iman
Memang terdapat beberapa pendapat akan Fluktuasi Iman ini, namun terdapat
hadits yang kurang lebih memberikan makna dan petunjuk bahwa pada hakikatnya Iman
suatu saat dapat menginjak fase Fluktuasi.

‫ « الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ بَاباا‬-‫صلى الله عليه وسلم‬- ‫الل ِه‬ َّ ‫عَ ْن أَبِى ُهرَْي َرةَ قَالَ قَا َل رَسُو ُل‬
ُ‫الله‬
َّ ‫ِلا‬
َّ ‫الطرِي ِق َوأَرْفَ ُعهَا َقوْلُ لَا إَِلهَ إ‬
َّ ‫فََأ ْدنَاهَا إِمَا َطةُ الَأذَى عَ ِن‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman itu ada tujuh puluh sekian pintu. Yang paling rendah
dari iman adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan. Yang paling tinggi adalah
kalimat laa ilaha illallah.” (HR. Muslim, no. 35 dan Tirmidzi, no. 2614)
Dari hadits yang dipaparkan di atas tampak bahwa Iman itu memiliki fluktuasi. Hal
ini ditandai dengan adanya tingkatan iman yang terendah dan yang tertinggi. Secara
otomatis, dapat diketahui bahwa seseorang akan mencapai Iman terendah karena telah
mengalami penurunan keimanan. Begitu pula sebaliknya, seseorang akan mencapai Iman
tertinggi karena telah mengalami peningkatan keimanan. Penurunan dan peningkatan
inilah yang akhirnya disebut sebagai fluktuasi iman.

‫ش َر‬َ ْ‫ خَطَبَ النَّاسَ َفوَعَ َظهُمْ ثُمَّ قَالَ « يَا مَع‬-‫صلى الله عليه وسلم‬- ِ‫الله‬ َّ َ‫عَنْ أَبِى ُهرَْي َرةَ أَنَّ رَسُول‬
‫اللهِ قَالَ « لِكَْثرَ ِة‬ َّ َ‫ فَقَالَتِ ا ْم َرَأةٌ مِْنهُنَّ وَلِ َم ذَاكَ يَا رَسُول‬.» ِ‫َدقْنَ فَإِنَّكُنَّ أَ ْكثَرُ أَهْلِ النَّار‬
َّ ‫النِّسَاءِّ تَص‬
‫ قَالَ « وَمَا َرأَيْتُ مِنْ نَاِقصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَغْلَبَ لِ َذوِى‬.َ‫ يَعْنِى وَكُ ْفرَكُنَّ الْعَشِير‬.» َّ‫لَعْنِكُن‬
‫ قَالَتِ ا ْم َرَأةٌ مِْنهُنَّ وَمَا نُقْصَانُ دِينِهَا وَعَقِْلهَا قَالَ « َشهَادَ ُة ا ْم َرأَتَْي ِن‬.» َّ‫الرأْىِ مِنْكُن‬َّ ‫الأَلْبَابِ َو َذوِى‬
» ‫ث وَالأَ ْربَعَ لاَ تُصَلِّى‬
َ َ‫ث ِإحْدَاكُنَّ الثَّلا‬ُ ُ‫ضةُ تَمْك‬ َ ْ‫شهَادَةِ َرجُ ٍل وَنُقْصَا ُن دِينِكُنَّ الْحَي‬ َ ِ‫مِنْكُنَّ ب‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah berkhutbah di tengah-tengah para sahabat lantas beliau menasihati
mereka, kemudian beliau berkata, “Wahai para wanita, bersedekahlah karena kalian itu
banyak jadi penduduk neraka.” Ada wanita yang bertanya, “Wahai Rasulullah, kenapa
bisa demikian?” Beliau menjawab, “Karena kalian banyak melaknat.” Yaitu kalian kufur
(tidak mau bersyukur) pada pemberian suami. Beliau bersabda lagi, “Aku tidaklah pernah
melihat orang yang kurang akal dan kurang agamanya yang bisa mengalahkan orang yang
cerdas dan punya pemikiran brilian selain dari kalian (para wanita).”Ada wanita yang
bertanya, “Apa yang dimaksud kurang agama dan kurang akal?” Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab, “(Tanda kurang akal yaitu) persaksian dua orang wanita dari kalian
sama nilainya dengan persaksian seorang pria. Sedangkan tanda kurang agama, salah
seorang di antara kalian biasa mengalami haidh tiga atau empat hari sehingga tidak
shalat.” (HR. Tirmidzi, no. 2613.)

Disebutkan dalam hadits bahwa wanita itu kurang agama, berarti iman itu bisa
berkurang. Dengan adanya kata kurang agama adalah karena pada masa haidh, terdapat
amalan dan ibadah yang tidak dapat dilakukan oleh wanita yang haidh.

Anda mungkin juga menyukai