Anda di halaman 1dari 9

Nama :Nurul Ashriyah

Absen :17
NIM :21384012016

IMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH SWT.

Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin. Iman dari segi istilah
artinya meyakini setulus hati yang mengakar kuat, mengucapkan dengan lisan,
dan mengamalkan dengan seluruh anggota badan.
Iman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah
Swt. menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang diutus untuk
melaksanakan segala perintah-Nya. Orang yang mengimaninya akan senantiasa
menggunakan seluruh anggota badannya untuk berhati-hati dalam berkata-kata
dan berbuat.
Beriman kepada malaikat hukumnya adalah fardu ‘ain. Beriman kepada
malaikat merupakan salah satu rukun iman selain iman kepada Allah Swt., kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan qada/qadar.
Sebagaimana halnya manusia, para malaikat memiliki tugas. Bedanya,
tugas yang diberikan Allah Swt. kepada manusia seringkali diabaikan bahkan
dipertentangkan untuk dilaksanakannya. Namun para malaikat, yang diberikan
tugas oleh Allah Swt. kepadanya, tidak pernah menunda apalagi melalaikan dan
membangkang untuk mengerjakannya. Bahkan, dia melaksanakan tugasnya sesuai
dengan perintah Allah Swt. dan dia tidak mendurhakai-Nya.

IMAN KEPADA KITAB ALLAH SWT

Kata iman berasal dari Bahasa arab yang berarti tasdiq (membenarkan).
Iman ialah kepercayaan dalam hati meyakini dan membenarkan adanya suatu
perkara,beriman kepada kitab-kitab Allah ialah mempercayai bahwa Allah
menurunkan beberapa kitab kepadapara Rasul untuk menjadi pegangan dan
pedoman hidup bagi manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhir.
Iman adalah sebuah pengertian dan pemahaman,bukan sebuah hafalan.
Oleh karena itu kata iman memerlukan tidakan berupa pemahaman dalam pikiran
serta keyakinan dalam hati bahwa Kitab Allah benar adanya.

Kitab-kitab yang Allah turunkan kepada Rosulnya itu cukup banyak,


namun Yang secara jelas disebutkan dalam Al-Qur’an hanya empat, dan wajib
diketahui oleh orang islam, yaitu:Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa
a.s.,Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s., Injil yang diturunkan kepada
Nabi Isa a.s., dan Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s dengan berisikan
akidah dan syariah. Adapun kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s
bukanlah berisi syariat atau hukum-hukum agama, sebab pada waktu itu Nabi
Daud hanya mengikuti syariat Nabi Musa a.s. Dan isi kitab Zabur adalah tentang
nasihat dan peringatan. Kitab Injil yang asli memuat keterangan—keterangan
yang benar dan nyata, yakni berupa perintah-perintah Allah supaya manusia
mengesakan-Nya, juga menjelaskan bahwa di akhir zaman akan muncul Nabi
terakhir, yakni Muhammad SAW. Dengan mempercayai kitab-kitab Allah yang
diturunkan kepada Nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad akan memberikan
keyakinan yang penuh bahwa Al-Quran adalah kitab suci yang paling lengkap dan
sempurnalebih dari kitab-kitab suci lainnya, karena diturunkan kemudian dan
merupakan kitab suci yang terakhir dari Allah SWT. Kita harus meyakini bahwa
semua kitab Allah, walau diturunkan kepada umat yang berbeda pada hakikatnya
mamiliki pesan atau subtansi yang sama. Namun pada saat ini kitab sebelum Al-
Quran telah mengalami penyimpangan.

IMAN KEPADA RASUL ALLAH SWT.

Iman kepada Rasul-Rasul Allah artinya: membenarkan dengan


pasti(yakin) bahwasanya Allah telah mengutus kepada setiap umat Rasul-Nya,
yang mengajak mereka untuk beribadah kepada Allah semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya dan mengingkari penyembahan kepada selain Allah SWT. Dan
bahwasanya para Rasul itu adalah orang-orang yang benar dan jujur. Mereka
adalah orang-orang yang bertakwa dan amanah serta mereka adalah penyampai
wahyu Allah SWT., dan menghadirkan bukti-bukti (kebesaran Allah swt) kepada
semesta alam.

Rusul adalah bentuk jamak dari kata Rasul yang berarti orang yang diutus
untuk menyampaikan seseatu. Dan yang dimaksud di sini adalah orang-orang
yang yang diturunkan kepadanya wahyu dan diperintahkan-Nya untuk
disampaikan(kepada orang lain).

Contoh Perilaku Beriman Kepada Rasul-Rasul Allah SWT.yaitu,


mempercayai dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah manusia biasa yang
dipilih oleh Allah untuk menyampaikan wahyu/ firman-Nya kepada umat manusia
untuk dijadikan sebagai pedoman hidup, mempercayai dengan sepenuh hati
bahwa para Rasul diutus oleh Allah SWT untuk menjadi teladan hidup bagi
manusia, membenarkan apa yang dibawa oleh para Rasul dan menjadikan apa
yang dibawa oleh Rasul sebagai pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari,
meyakini bahwa nabi muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul yang terakhir.
Sifat-sifat Rasul Allah ada dua, yang pertama adalah sifat wajib
diantaranya:Siddiq artinya benar, Amanah artinya dipercaya, Tablig artinya
menyampaikan, dan Fathonah artinya cerdas. Kedua adalah sifat mustahil
diantaranya: Kidzib artinya dusta, Khianat artinya tidak dapat dipercaya, Kistman
artinya menyembunyikan, dan Baladah artinya bodoh.

IMAN KEPADA HARI KIAMAT

Hari akhir menurut bahasa artinya hari penghabisan dan juga disebut hari
pembalasan. Sedangkan menurut istilah, hari akhir adalah hari mulai hancurnya
alam semesta berikut isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah
Swt. Iman kepada hari akhir berarti mempercayai dengan sepenuh hati, bahwa
suatu saat dunia beserta isinya akan berakhir atau hancur serta manusia akan
dibangkitkan dari kubur menuju akhirat untuk mempertanggungjawabkan
perbuatannya selama hidup di dunia. Segala sesuatu yang ada di dunia ini ada
permulaan dan ada akhir.
Hari akhir memiliki nama lain yang cukup banyak. Minimal ada 29 nama
lain hari akhir. Nama-nama hari akhir yang diberikan oleh Allah menggambarkan
keadaan hari kiamat hingga saat manusia dibangkitkan, dihisab, dan mendapat
balasan dari Allah Swt.
Hari akhir merupakan hari perhitungan amal yang telah dilakukan selama
hidup di dunia. Selanjutnya, amal tersebut akan dibalas dengan balasan yang
sesuai. Amal baik akan mendapat balasan yang baik dan amal buruk akan
mendapat balasan yang buruk. Pada hari kiamat kelak manusia akan dibangkitkan
dari kubur.
IMAN KEPADA QADA DAN QADAR

Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati, diucapkan dengan


lisan, dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qada’ menurut
bahasa artinya Ketetapan. Qada’artinya ketetapan Allah swt kepada setiap
mahluk-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah ada
sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk. Sedangkan Qadar artinya menurut
bahasa berarti ukuran. Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan ukuran atau
timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qada’ dan Qadar dalam keseharian
sering kita sebut dengan takdir. Jadi, Iman kepa qada’ dan qadar adalah percaya
sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya
ini, semuangnya telah ditentukan Allah SWT sejak jaman azali.

Takdir terbagi menjadi dua bagian,yang pertama takdir Mu’allaq yaitu


takdir Allah SWT atas makhluknya yang memungkinkan dapat berubah karena
usaha dan ikhtiar manusia.Contohnya miskin bisa jadi kaya, lantaran bekerja
keras. Dan yang kedua adalah taqdir Mubram, takdir mubram ialah takdir yang
pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan kejadiannya. Contohnya nasib manusia,
lahir, kematian, jodoh, rizkinya, dan terjadinya kiamat dan sebagainya.

HAL-HAL YANG MERUSAK IMAN: SYIRIK, KUFUR, NIFAK, DAN


FASIK

Perilaku-perilaku yang menyembah berbagai macam sesembahan dikenal


dalam   Islam dengan “Syirik” (Polytheisme), yang berarti mempersuatukan 
Tuhan yang Maha Esa dengan sesembahan   lain  yang mereka
sembah. Sedangkan pelakunya disebut Musyrik. Kata “Musyrik” adalah kata
Arab dari asal kata kerja “Syarika” yang artinya berpatner atau bergabung atau
bersekutu. Adapun “Syirik” dalam Bahasa Arab merupakan masdar dari kata-
kata: (asyraka-yusriku-syirk), misalnya: syirik billahi artinya menjadikan  sekutu
bagi Allah.

Dari segi syara’, syirik adalah segala sesuatu  yang membatalkan  tauhid
atau mencemarinya, dari apa saja yang dinamakan syirik dalam al-Qur’an dan  as-
Sunnah. Dengan kata lain syirik adalah memepersekutukan Tuhan dengan
menjadikan  sesuatu selain diri-Nya sebagai sembahan, obyek pemujaan atau
tempat menggantungkan harapan dan  dambaan.

Syirik ada dua macam: 1)Syirik Besar, Syirik besar yakni menjadikan
sekutu bagi Allah, baik dalam masalah rububiyah, uluhiyah atau asma dan sifat-
Nya. Definisi lain syirik besar ialah memalingkan suatu ibadah untuk selain Allah.
2)Syirik Kecil, syirik kecil tidak sampai mengeluarkan pelakunya dari Islam tapi
dapat mengurangi (nilai) tauhid dan dapat menjadi perantara kepada syirik besar.

Kata kufur dalam pengertian bahasa Arab berarti menyembunyikan atau


menutup. Sedangkan menurut syari’at adalah menolak kebenaran dan berbuat
kufur karena kebodohannya.  Adapun pengertian kufur yang hakiki adalah keluar
dan menyimpang dari landasan Iman.

Al-fisqu  secara bahasa berarti al-khuruj (keluar). Sedang secara syar’i


berarti keluar dari ketaatan kepada Allah.

ASPEK SAMIYAT DALAM ILMU TAUHID

MACAM-MACAM DAN DALIL-DALILNYA

Sam’iyyat adalah kaidah yang menerangkan tentang segala sesuatu yang


ghaib, Oleh sebab itu kita sebagai manusia harus lebih giat untuk mempelajari
tentang sam’iyyat disini, Karna ilmu yang jelas adanya kita belum tentu percaya
apalagi yang ghaib. Dalam sam’iyyat disini kita dapat mengetahui dengan dalil
aqli Al-Qur’an dan as-sunnah, Seperti alam barzah, akhirat, neraka, surga, jin, dan
lain sebagainya.
Oleh sebab itu semua masalah yang berkaitan dengan kehidupan setelah
mati harus kita pelajari dan kita cari di dalam Al-Qur’an, bukan melalui cerita
yang belum kita ketahui sumber yang jelas dari cerita tersebut. Karna ketika kita
percaya kepada mitos dapat membawa kita menuju kesesatan dari jalan Allah.

ILMU TAUHID DAN ILMU KALAM (PERBEDAAN DAN PERSAMAAN


JABARIYAH DAN QADARIYAH)

Kata Jabariyah berasal dari kata jabara yang berarti memaksa. Di dalam
al-munjid, dijelaskan bahwa nama jabariyah berasal dari kata jabara yang
mengandung makna memaksa atau mengharuskannya melakukan sesuatu. Kata
jabara setelah ditarik menjadi Jabariyah (dengan menambah ya nisbah), memiliki
arti suatu kelompok atau aliran.

Aliran ini meyakini bahwa manusia tidak memiliki kekuasan apapun atas
kehendak dan nasibnya. Segala tindak-tanduknya, mulai ia lahir, bekerja, jodoh,
hingga ajalnya sudah ditentukan oleh Allah Swt. Tidak hanya itu, selepas ia mati
pun, Allah sudah menentukan apakah ia masuk surga atau neraka. Manusia tidak
ikut campur sedikit pun atas takdir yang ia miliki. Dengan kata lain adalah
manusia mengerjakan perbuatan dalam keadaan terpaksa.

Qadariyah berasal dari Bahasa arab, yaitu qadara yang artinya


kemampuan dan kekuatan. Adapun menurut pengertian terminologi, Qadariyah
adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervasi
oleh Tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi
setiap perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas
kehendaknya sendiri. Dalam Bahasa inggris faham ini dikenal dengan nama free
will dan free acr.

Perbedaan Jabariyah dan Qadariyah yakni aliran Jabariyah berpendapat


bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qada dan qadar
Tuhan. Sedangkan aliran Qadariyah percaya bahwa segala tindakan manusia tidak
diintervensi oleh Tuhan. Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah
pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau
meninggalkannya atas kehendaknya sendiri.
Persamaan Jabariyah dan Qadariyah yaitu Kedua aliran ini, sama-sama
memiliki penyimpangan atau kesesatan didalam hal meyakini takdir dan sama-
sama aliran kepercayaan (teologi) sesuai dengan konteks politik yang terjadi.

ILMU KALAM PERBUATAN MANUSIA, AKAL, WAHYU DAN


KEADILAN

Landasan akal dan wahyu memberikan nilai dan urgensi yang amat
penting dan tinggi terhadap akal manusia.wahyu dalam hal ini yang dapat
dipahami sebagai wahyu langsung (al-Quran) ataupun wahyu yang tidak
langsung(al-sunnah) kedua keduanya memiliki fungsi dan kedudukan yang sama
meski tingkat akrasinya berbeda karena disebabkan oleh proses pembukuan dan
pembakuannya.kalau al-Quran ditulis langsung ditulis semasa wahyu itu
diturunkan dan dibukukan dimasa awal islam.

Fungsi dan kedudukan wahyu dalam memahami islam adalah wahyu


sebagai dasar dan sumber pokok ajaran islam seluruh pemahaman dan
pengamalan ajaran islam harus dirujukan kepada al-quran dan sunnah.

Akal dan wahyu secara fungsional akan lebih tepat dibandingkan


struktual,karena akal memiliki fungsi sebagai alat untuk memahami wahyu, dan
wahyuuntuk dapat dijadikan petunjuk dan pedoman kehidupan manusia harus
melibatkan akal untuk memahami dan mejabarkan secara praktis.

Keadilan secara leksikal adalah sama dan menyamakan dan menurut


pandangan umum keadilan yaitu menjaga hak hak orang lain definisi keadilan
ialah memberikan hak kepada yang berhak menerimanya.

Perbuatan manusia adalah keyakinan bahwa tuhan pencipta alam semesta


dan manusia didalamnya.

Kedudukan antara wahyu dalam islam sama sama penting karena islam
tidak akan sempurna jika tak ada wahyu maupun akal. Dan kedua itu sangat
berpengaruh dalam segala hal dalam islam.hukum islam bebicara yang identik
dengan wahyu,maka akal segera menerima dan mengambil kesimpulan bahwa hal
tersebut sesuai dengan hukum karena sesungguhnya akal dan wahyu ia memiliki
kesamaan yang diberikan allah namun kalau wahyu hanya orang orang tertentu
yang mendapatkannya tanpa seorang pun yang mengetahuinya, dan akal adalah
hadiah terindah bagi setiap manusia yang di berikan Allah.

Anda mungkin juga menyukai