Anda di halaman 1dari 14

PERUMPAMAAN TENTANG PERBEDAAN ORANG KAFIR DAN

ORANG MUKMIN Q.S AL-KA>H}FI: 32-34

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ams|a>lul al-Qur’a>n yang Diampu


Oleh ibu Putri Alfia Halida, Lc., M.Th.I.

Oleh:

Alfian Aulia Robby Maulana (20384011001)

Khalil Mubarok Fauzi (20384011038)

Nihayatul Millah (20384012068)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

NOVEMBER 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah,penulis panjatkan kepada sang Ilahi Rabby


yang telah memberikan rahmat,dan taufik hidayah-NYA sehingga makalah yang
berjudul “Perumpamaan Tentang Perbedaan Orang Kafir Dan Orang Mukmin Q.S
Al-Ka>h}fi: 32-34” dapat terselesaikan dengan lancar sebagai tugas dalam mata
kuliah Ams|a>lul al-Qur’a>n yang diampu oleh ibu Putri Alfia Halida, Lc.,
M.Th.I.Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FAUD).

Salawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Baginda kita
yakni,Sayyidina Muhammad saw. yang telah membawa kita ke jalan yang terang
benderang yakni agama Islam.

Saya juga menyampaikan banyak terimakasih kepada yang turut


berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini sehingga pemakalah bisa
menyelesaikannya dengan lancar.Pemakalah menyadari bahwa masih ada
kekurangan dalam makalah ini baik dari segi penulisan,materi yang
diajarkan,maupun susunan kalimat yang kurang sempurna.Oleh sebab itu,saya
meminta kritik dan saran dari pembaca dan semoga makalah ini bermanfaat bagi
semuanya.

Pamekasan,12 November 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 6

2.1 Definisi Kafir dan Mukmin ........................................................................... 6


2.2 Redaksi Ayat dan Terjemah Ayat Perumpamaan Tentang Perbedaan Orang
Kafir Dan Orang Mukmin Q.S Al-Ka>h}fi: 32-34 ................................................. 7
2.3 Makna Kosa Kata (Mufra>da>t) ....................................................................... 8
2.4 Penafsiran Ayat Perumpamaan Tentang Perbedaan Orang Kafir Dan Orang
Mukmin ............................................................................................................... 8
8BAB III PENUTUP ........................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 13
3.2 Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metode al-Qur’an dalam menyampaikan pesan pesan tersebut adalah


metode yang paling singkat, mudah dan jelas. Yaitu penyampaian pengajaran al-
Qur’an melalui ungkapan ma>tsa>l (Perumpamaan) Terhadap hal-hal yang bersifat
mendasar dan bersifat abstrak. Dengan menggunakan perumpamaan berbentuk
konkrit dari yang abstrak tersebut, selain menjelaskan makna yang terkandung
didalamnya para pendengar dan para pembaca al-Qur’an akan merasakan seolah-
olah pesan yang disampaikan al-Qur’an itu terlihat secara langsung.1

Maka dari itu penulis berusaha untuk menyampaikan perumpamaan yang


ada di dalam al-Qur’an sebagai penerang dan penjelas bagi kita semua sehingga
kami berinisiatif untuk menjelaskan tentang salah satu ayat Ams|a>l al-Qur’an
yakni Perumpamaan Tentang Perbedaan Orang Kafir Dan Orang Mukmin Q.S Al-
Ka>h}fi: 32-34.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi orang kafir dan orang mukmin?


2. Apa saja ayat yang membahas tentang perumpamaan tentang perbedaan
orang kafir dan orang mukmin?
3. Bagaimana makna mufra>da>t dari ayat yang membahas tentang
perumpamaan tentang perbedaan orang kafir dan orang mukmin?
4. Bagaimana penafsiran mufassir ayat tentang membahas tentang
perumpamaan tentang perbedaan orang kafir dan orang mukmin?

1
Abd. Rahman Dahlan, Kaidah-Kaidah Tafsir (Jakarta: AMZAH, 2010), hlm.146.

4
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi orang kafir dan orang mukmin


2. Untuk mengetahui Apa saja ayat yang membahas tentang perumpamaan
tentang perbedaan orang kafir dan orang mukmin
3. Untuk mengetahui makna mufra>da>t dari ayat yang membahas tentang
perumpamaan tentang perbedaan orang kafir dan orang mukmin
4. Untuk mengetahui penafsiran mufassir ayat tentang membahas tentang
perumpamaan tentang perbedaan orang kafir dan orang mukmin

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kafir dan Mukmin

• Kafir

Dalam bahasa Indonesia, kāfir adalah orang yang tidak percaya


kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Dalam bahasa Arab, kāfir (‫ )كافر‬artinya
adalah menutup kebenaran, menolak kebenaran, atau mengetahui kesalahan
tapi tetap menjalankannya. Kata kāfir merupakan ism fa'il (kata pelaku) dari
kata kafara-yakfuru-kufr.2

al-Ghazali mengajarkan untuk menghormati orang kāfir, al-Ghazali


melarang seseorang untuk menjadi kāfir, karena kufr menurut al-Ghazali
adalah penyakit hati yang harus dibersihkan, yangdapat membuat hati
seseorang menjadi mati. Selain kufr, penyakit hati yang lain adalah
munafik, fasik, kema'siatan, dan bid'a>h.

Kufr harus dihilangkan (takhallî) dari manusia, karena penyakit


hati itu akan menghalangi manusia untuk menyucikan jiwa (tazkiyah
al-nafs).Kufr merupakan perbuatan melanggar syari'at yang sudah sangat 3
jelas dan akan menggugurkan kalimat syahadat yang telah
diucapkan.Secara definitif, al-Ghazali menjelaskan bahwa yang
dimaksud dengan kufr adalah pengingkaran terhadap Rasulullah saw.dan
ajaran-ajaranyang dibawanya, sedangkan iman (lawan kufr) adalah
mempercayai segala bentuk ajaran yang dibawanya. Oleh karena itulah,
Yahudi dan Nashrani termasuk orang kāfir karena mengingkari
kerasulan Nabi Muhammad saw.dan ajaran-ajaran yang disampaikan.4

2
https://www.risalahislam.com/2019/03/pengertian-kafir-secara-bahasa-istilah.html?m=1.
3
Umar Faruq Thohir ,Kafir Dan Mukmin Dalam Perspektif Tasawuf Akhlâqî Al-Ghazali, Volume
5, Nomor 1, (Januari 2019). Hlm 91.
4
Ibid, 92.

6
• Mukmin

Definisi kata mukmin berasal dari bahasa Arab. Kata mukmin


secara etimologi atau bahasa merupakan kalimah isim fā’il dari taṣrifan
(morfologi/ perubahan kata) āmana-yu’minu-īmanan yang memiliki arti
yang berarti mempercayai.Dalam literatur yang lebih jauh yaitu menurut
Ibn Manżur mengemukakan bahwa, pada jauh masa awal sejarah dan
peradaban Islam kata mukmin merupakan Isim Fāil dari kata āmana yang
berarti membenarkan lawan kata każaba yang berarti bohong, yaitu orang
yang membenarkan ajaran yang dibawa nabi Muhammad saw.

Sedangkan dalam pengertian secara terminologi/ istilah menurut


pakar bahasa al-Qur’an Ragib Al-Asyfihāni memberikan penjelasan
bahwa, kata mukmin berarti yaitu membenarkan dalam hati mengucapkan
dengan perkataan, dan menjalankan dengan anggota badan.5

2.2 Redaksi Ayat dan Terjemah Ayat Perumpamaan Tentang Perbedaan


Orang Kafir Dan Orang Mukmin Q.S Al-Ka>h}fi: 32-34

ْ َ َ ٰ ْ َ َ َ َْ ْ ْ ‫اضر ْب َل ُه ْم َّم َث ًلا َّر ُج َل ْين َج َع ْل َنا ل َا َحده َما َجَّن َت‬ْ َ
‫اب َّوحففن ُهما ِبنخ ٍل‬ ٍ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫م‬ ‫ن‬
ِ ِ ‫ي‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫۞و‬

َ َ ٰ َ َّ َ َ ُ ْ َْ َ َ ُ ُ ْ َ ٰ َ ََّ ْ َ ْ ً َ َ َْ َْ َ َ
‫ ِكلتا الجنت ْي ِن اتت اكل َها َول ْم تظ ِل ْم ِمنه ش ْي ًٔـاَّۙوفج ْرنا ِخلل ُهما‬٣٢ ۗ‫َّوجعلنا َبين ُهما ز ْرعا‬

ً َ َ ُّ َ َ َّ ً َ َ ْ ُ َ ْ َ ۠ َ َ ٗ ُ َ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ ٗ َ َ َ َّ ً ‫َن َه‬
6
٣٤ ‫اور ٓٗه انا اكثر ِمنك مالا واعز نفرا‬ ِ ‫ح‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫و‬ ‫ه‬
ٖ ‫ب‬
ِ ‫اح‬ِ ‫ص‬ ‫ل‬
ِ ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ٌۚ‫ر‬ ‫م‬ ‫ث‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ان‬ ‫ك‬‫و‬ ٣٣ ۙ‫ا‬ ‫ر‬

Berikanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka sebuah perumpamaan,


yaitu dua orang laki-laki. Kami berikan kepada salah satunya (yang
kufur) dua kebun anggur. Kami kelilingi kedua kebun itu dengan
pohon-pohon kurma dan Kami buatkan ladang di antara kedua (kebun)
itu. Kedua kebun itu menghasilkan buahnya dan tidak berkurang
(buahnya) sedikit pun. Kami pun alirkan sungai dengan deras di celah-
celah kedua (kebun) itu. Dia (orang kafir itu) juga memiliki kekayaan
besar. Dia lalu berkata kepada kawannya (yang beriman) ketika

5
Althaf Husein Muzakky dkk. Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif Al-Qur’an:
Telaah Tafsir Jalālain. Vol.1 No.2 2020. Hlm, 4.
6
Al-Qur’an Al- Ka>h}fi (18): 32-34.

7
bercakap-cakap dengannya, “Hartaku lebih banyak daripada hartamu
dan pengikutku lebih kuat.”7

2.3 Makna Kosa Kata (Mufra>da>t)8


َ ْ َ
ْ‫اضر ْب ل ُهم‬
Dan berilah kepada mereka ِ ‫و‬
ْ َ
Pohon kurma ‫نخل‬

َ
Ladang ‫ز ْرع‬

َ
Sungai ‫ن َهر‬

َ
Buah ‫ث َمر‬

َ ْ َ
Lebih banyak ‫اكث ُر‬

Harta ‫َما ل‬

2.4 Penafsiran Ayat Perumpamaan Tentang Perbedaan Orang Kafir Dan


Orang Mukmin

Q.S Al-Ka>h}fi Ayat 32-34

ْ َ َ ٰ ْ َ َ َ َْ ْ ْ ‫اضر ْب َل ُه ْم َّم َث ًلا َّر ُج َل ْين َج َع ْل َنا ل َا َحده َما َجَّن َت‬
ْ َ
‫اب َّوحففن ُهما ِبنخ ٍل‬
ٍ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫م‬ِ ‫ن‬
ِ ‫ي‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫۞و‬

َ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ َّ ًٔ ْ َ ُ ْ ْ ْ َ ْ َ َ َ َ ُ ُ ْ َ ٰ ْ َ ََّ ْ َ ْ ً َ َ َْ َْ َ َ
‫ ِكلتا الجنتي ِن اتت اكلها ولم تظ ِلم ِمنه شيـاۙ وفجرنا ِخللهما‬٣٢ ۗ‫َّوجعلنا َبين ُهما ز ْرعا‬

ً َ َ ُّ َ َ َّ ً َ َ ْ ُ َ ْ َ ۠ َ َ ٗ ُ َ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ ٗ َ َ َ َّ ً ََ
9
٣٤ ‫اور ٓٗه انا اكثر ِمنك مالا واعز نفرا‬ ِ ‫اح ِب ٖه وهو يح‬
ِ ‫ وكان له ثمرٌۚفقال ِلص‬٣٣ ۙ‫نهرا‬
7
Lajnah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahannya: Edisi Penyempurnaan
2019 (Jakarta: Lajnah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an, 2019), 416.
8
Putri Alfia Halida, Ams|a>l Al-Qur’an (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2021), 78.

8
“Berikanlah (Nabi Muhammad) kepada mereka sebuah
perumpamaan, yaitu dua orang laki-laki. Kami berikan kepada salah
satunya (yang kufur) dua kebun anggur. Kami kelilingi kedua kebun
itu dengan pohon-pohon kurma dan Kami buatkan ladang di antara
kedua (kebun) itu. Kedua kebun itu menghasilkan buahnya dan tidak
berkurang (buahnya) sedikit pun. Kami pun alirkan sungai dengan
deras di celah-celah kedua (kebun) itu. Dia (orang kafir itu) juga
memiliki kekayaan besar. Dia lalu berkata kepada kawannya (yang
beriman) ketika bercakap-cakap dengannya, “Hartaku lebih banyak
daripada hartamu dan pengikutku lebih kuat.”10

Indikasi yang terdapat pada ayat diatas menunjukkan perumpamaan


seorang kafir yang diumpamakan dengan seorang kaya yang bergemilang
kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya, sehingga membuat
dirinya lalai dan lupa akan dari siapa kenikmatan itu datang. Hal ini
ditunjukkan dari bagaimana Allah memberikan dua buah kebun anggur yang
dikelilingi dengan pohon-pohon kurma sebagai pagarnya, dan diantara
kedua kebun itu terdapat ladang, pohon dan tanaman itu menghasilkan buah
yang sangat baik, seperti yang disebutkan di dalam ayat tersebut. Bukan
hanya itu, kenikmatan yang diberikan Allah pun kepadanya dilanjutkan di
ayat ke-33, yang mana dijelaskan bahwa (dan kebun itu tiada kurang
buahnya sedikitpun) dan juga dialirkannya sungai-sungai yang mengalir
bercabang-cabang pada kedua kebun itu.
Pada ayat ke-33 Allah memilih menggunakan kata taz}lim untuk
makna kekurangan dan tidak menghasikan buah, untuk memadukan dan
mempertemukan dua kebun itu dengan pemilik keduanya yang z}alim
terhadap dirinya sendiri. pemilik kebun itu congkak, dan tidak besyukur
sehingga ia sombong berkokok seperti ayam jantan dan berlagak seperti
burung merak.11 Selain itu, pada ayat ke-34 penggunaan kata untuk makna
”kekayaan yang besar”, Allah menggunakan lafadz sama>r yang mana
makna asalnya adalah buah-buahan, akan tetapi menurut suatu pendapat di

9
Al-Qur’an Al- Ka>h}fi (18): 32-34.
10
Lajnah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahannya: Edisi Penyempurnaan
2019.
11
Halida, Amsal al-Qur’an, 79.

9
dalam kitab Tafs}i>r Ibn> Kats}i>r dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
sama>r yang makna asalnya adalah buah-buahan adalah harta benda,
demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas,
Mujahid, dan Qatadah.12 Hal itu karena memang orang kafir tersebut sudah
terlena dengan harta benda yang ia miliki, sehingga tak jarang di akhir ayat
ke-34 ia berkata dengan sombongnya (hartaku lebih banyak daripada
hartamu, dan pengikut-pengikutku lebih kuat).
Objek kedua dari perumpamaan tersebut adalah orang mukmin yang
di perumpamakan dengan seorang yang lebih sedikit harta bendanya, dan
juga pengikutnya. Akan tetapi dengan keterbatasan duniawi tersebut tidak
sampai menggerus kebanggaan akan keimanannya kepada Allah SWT,
dengan selalu bersyukur dan tidak kufur akan kenikmatan yang diberikan
oleh Tuhannya. Selain itu, ia juga tak pernah putus asa dalam berharap
kepada Tuhannya hanya karena kenikmatan yang di saksikannya pada
temannya yang kafir tersebut, bahkan hal itu menjadi cambuk untuk
semakin memohon kepada Allah untuk diberikan yang lebih baik kelak di
akhirat, hal ini terbukti pada ucapannya yang disitir di dalam Q.S Al-Ka>h}fi:
(18): 37-38:

Q.S Al-Ka>h}fi Ayat 37-38

َ ُ َ ْ ُّ ُ َ َ َ َ ْ َّ َ ْ َ َ َ ٗ ُ َ ُ َ ُ َ ٗ ُ
َ ‫ك ِم ْن ُت‬
َ
َ ٗ َ َ
‫اب ثَّم ِم ْن نطف ٍة ثَّم َس ّٰوىك‬
ٍ ‫ر‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫ي‬‫ذ‬ ‫ال‬
ِ ِ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ر‬ ‫ف‬‫ك‬‫ا‬ ‫ه‬ ‫ر‬
ٗٓ ِ‫او‬ ‫ح‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ه‬ ‫و‬ ‫ه‬‫ب‬ ‫اح‬
ِ ‫ص‬ ‫ه‬ ‫قال ل‬

ً ََ ُ ْ ُ َ ۠ ٰ
ُ ّٰ ‫ لكَّنا ُه َو‬٣٧ ۗ‫َر ُج ًلا‬
٣٨ ‫اّٰلل َر ِب ْي َول ٓٗا اش ِرك ِب َر ِب ْ ٓٗي احدا‬ ِ
13

“Kawannya (yang beriman) berkata kepadanya ketika bercakap-


cakap dengannya, “Apakah engkau ingkar kepada (Tuhan) yang
menciptakanmu dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia
menjadikan engkau seorang laki-laki yang sempurna? Akan tetapi,

12
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Tafsir ibn Katsir, terj. M.Abdul Ghoffar,
Abdurrahim Mu’thi, Abu Ihsan (Bogor: Pustaka Imam Syafi’i, 2007), Jilid 5, 258.
13
Al-Qur’an Al- Ka>h}fi (18): 37-38

10
aku (percaya bahwa) Dia adalah Allah, Tuhanku, dan aku tidak
mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhanku.”14

Keterlenaan orang kafir yang terdapat pada ayat di atas kemudian


menjadi semakin menarik ketika orang kafir tersebut mengira bahwa tanda
keridhaan Allah kepada seseorang adalah sebatas kebahagiaan duniawi yang
dinikmatinya itu. Sehingga ia pun berani berkata sesuai di dalam ayat ke-36:

Q.S Al-Ka>h}fi Ayat 36

ََْ ْ َ َّ َ َ َ ٰ ُّ ْ ْ َ ً َ َ َ َّ ُّ ُ َ َ َّ
15
٣٦ ‫الساعة ق ۤاى َِٕمة َّولىِٕن ُّر ِددت ِالى َر ِب ْي لا ِجدن خ ْي ًرا ِمن َها ُمنقل ًبا‬ ‫وم ٓٗا اظن‬

“Aku kira hari Kiamat tidak akan datang dan sekiranya aku
dikembalikan kepada Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat
kembali yang lebih baik daripada ini.”16

Di dalam kitab Tafs}i>r Ibn> Kats}i>r dijelaskan bahwasanya, orang kafir


tersebut beranggapan seandainya hari kembali itu ada dan semuanya
dikembalikan kepada Allah, tentulah aku disana mendapat bagian yang lebih
baik daripada yang ada sekarang di sisi Tuhanku. Seandainya tidak ada
kemuliaan bagiku di sisi-Nya, tentulah dia tidak akan memberiku semuanya
ini. Perihal sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui
firman-Nya:17

QS. Marya>m Ayat 77

ً َ َ َّ ً َ ََّ َ ْ ُ َ َ َ َ َ ٰ ٰ َ َ َ ْ َّ َ ْ َ َ َ َ
18
٧٧ ۗ‫افرايت ال ِذي كفر ِباي ِتنا وقال لاوتين مالا وولدا‬

“Lalu, apakah engkau melihat orang yang kufur terhadap ayat-ayat


Kami dan dia mengatakan, “(Di akhirat) pasti aku akan diberi harta
dan anak.”19

14
Lajnah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahannya: Edisi Penyempurnaan
2019, 417.
15
Al-Qur’an Al- Ka>h}fi (18): 36
16
Lajnah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahannya: Edisi Penyempurnaan
2019, 417.
17
Tafsir ibn Katsir Jilid 5.
18
Al-Qur’an Marya>m (19): 77
19
Lajnah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahannya: Edisi Penyempurnaan
2019. 437.

11
Dalam kitab Tafs}i>r Ibn> Kats}i>r menjelaskan bahwa penyebab turunnya
QS. Marya>m (19): 77 itu berkenaan dengan kisah dari Al-As} i>bnu> Wa’il,
yang mana pada suatu ketika ada seorang pandai besi bernama Kh}abba>b
i>bnu> al-‘Art, dan ia mengerjakan sesuatu kepunyaan Al-As} i>bnu> Wa’il, lalu
pandai besi tersbut datang untuk menagih bayaran, tetapi Al-As} ,berkata
“Demi Tuhan, aku tidak akan membayarmu sebelum kamu kafir kepada
Muhammad.” Maka Khabbab berkata, “Tidak, demi Allah, aku tidak akan
kafir kepada Muhammad sampai kamu mati pun, kemudian kamu
dibangkitkan.” Al-As} i>bnu> Wa’il berkata, “Kalau demikian, biarlah saya
mati, lalu saya dibangkitkan dan kamu datang kepadaku, karena saat itu aku
mempunyai harta dan anak, dan aku akan membayarmu.” Maka Allah SWT
menurunkan firman-Nya: (Maka apakah kamu telah melihat orang yang
kafir kepada ayat-ayat Kami dan ia mengatakan “pasti aku akan diberi
harta dan anak.”)20. Hal ini seakan menunjukkan bahwa memang orang
kafir yang dijadikan perumpamaan di Q.S Al-Ka>h}fi (18): 32-34 di atas
memanglah sangat terlena pada gemilang duniawi, sehingga ia sampai
berkhayal akan diberikan kenikmatan yang lebih banyak di sisi Allah kelak,
hanya karena kenikmatan yang diperolehnya di dunia, sedang ia kufur akan
hal itu.

Perumpamaan dalam Q.S Al-Ka>h}fi (18): 32-34 tersebut, menurut al-


Qat}t}a>n bertujuan untuk menjauhkan orang dari perbuatan tercela yang
dijadikan perumpamaan dalm al-Qur’an, dalam hal ini perumpamaan orang
kafir. Sekaligus bertujuan untuk memuji sesuatu yang dicontohkan (al-
mumas}s}alah), dalam hal ini orang yang beriman. Redaksi mas|al pada dalam
ayat tersebut menurut Abdul Jalal termasuk kepada sighat tasybi>h al-s}ari>h}
( ‫ )تشبيه الصريح‬yaitu sighat atau bentuk perumpamaan yang jelas di dalamnya
disebutkan lafadz mas|al (perumpamaan), dalam istilah ‘ulu>m al-Qur’an
disebut ams|a>l al-mus}arrah}ah.21

20
Tafsir ibn Katsir, Jilid 5, 359.
21
Halida, Amsal al-Qur’an, 81.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perumpamaan seorang kafir yang diumpamakan dengan seorang kaya


yang bergemilang kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya,
sehingga membuat dirinya lalai dan lupa akan dari siapa kenikmatan itu
datang. Hal ini ditunjukkan dari bagaimana Allah memberikan dua buah
kebun anggur yang dikelilingi dengan pohon-pohon kurma sebagai
pagarnya, dan diantara kedua kebun itu terdapat ladang, pohon dan tanaman
itu menghasilkan buah yang sangat baik, seperti yang disebutkan di dalam
ayat tersebut.

Sehingga orang kaya tersebut bersikap sombong dan tidak bersyukur


sama sekali atas apa yang Allah Swt kasih, maka dari itu perumpamaan
tersebut adalah orang mukmin yang di perumpamakan dengan seorang yang
lebih sedikit harta bendanya, dan juga pengikutnya. Akan tetapi dengan
keterbatasan duniawi tersebut tidak sampai menggerus kebanggaan akan
keimanannya kepada Allah SWT, dengan selalu bersyukur dan tidak kufur
akan kenikmatan yang diberikan oleh Tuhannya.

3.2 Saran

Dari pembahasan di atas, penulis hanya bisa menyarankan agar


pembaca senantiasa meningkatkan semangat keagamaan dan lebih
meningkatkan keimanan dan lain sebagainya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Lajnah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an, Al-Qur’an Dan Terjemahannya:


Edisi Penyempurnaan 2019 (Jakarta: Lajnah Pentasihan Mushaf Al-Qur’an, 2019)
Putri Alfia Halida, Ams|a>l Al-Qur’an (Pamekasan: Duta Media Publishing,
2021)
Abd. Rahman Dahlan, Kaidah-Kaidah Tafsir (Jakarta: AMZAH, 2010)
Althaf Husein Muzakky dkk. Memahami Makna Mukmin Sejati Perspektif
Al-Qur’an: Telaah Tafsir Jalālain. Vol.1 No.2 2020.
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq, Tafsir ibn Katsir,
terj. M.Abdul Ghoffar, Abdurrahim Mu’thi, Abu Ihsan (Bogor: Pustaka Imam
Syafi’i, 2007)

14

Anda mungkin juga menyukai