Anda di halaman 1dari 10

PERUMPAMAAN ORANG KAFIR DALAM QS AL-BAQARAH (2): 171

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Amṡāl Al-Qur’an yang diampu oleh
Ibu Dr. Putri Alifia Halida, Lc., M. Th.I

Disusun oleh:
Ach Faiz (20384011022)
Sulistina Febriyatul Qamariyah (20384012014)

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
NOVEMBER 2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kepada sang Ilahi Rabby
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul
Perumpamaan orang mukmin dalam Al-Qur’an dapat terselesaikan dengan lancar
sebagai tugas mata kuliah Amṡāl Al-Qur’an yang diampu oleh Ibu Dr. Putri Alifia
Halida, Lc., M.Th.I.
Selawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada nabi
Muhammad saw. yang telah membawa kita dari alam kebodohan menuju ke alam
yang penuh keilmuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
memberikan tugas dan bimbingan bagi kami semua, sehingga kami semua bisa
menambah wawasan di program studi yang kami tekuni dan tak lupa kepada yang
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini sehingga pemakalah bisa
menyelesaikannya dengan lancar. Pemakalah menyadari bahwa masih ada
kekurangan dalam makalah ini baik dari segi penulisan, materi yang diajarkan,
maupun susunan kalimat yang kurang sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, dan semoga makalah ini bermanfaat
bagi semuanya.

Pamekasan, 08 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang ........................................................................................... 1
2. Rumusan masalah ..................................................................................... 1
3. Tujuan pembahasan ................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Redaksi ayat dan terjemahannya tentang perumpamaan orang kafir dalam
QS Al-Baqarah (2): 171 ............................................................................ 3
2. Makna kosa kata (Mufradat) tentang perumpamaan orang kafir .............. 3
3. Penafsiran ayat tentang perumpamaan orang kafir ................................... 3
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ............................................................................................... 6
2. Saran.......................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Al-Qur'an telah mengungkapkan informasi yang mendalam terkait
beberapa topik dengan memanfaatkan serangkaian gaya bahasa amtsāl
(perumpamaan) yang singkat, jelas dan mudah dipahami. Amtsāl yang
digunakan dalam Al-Qur'an menjadikan manusia mampu memvisualisasikan
secara jelas materi yang dibicarakan, sekaligus meniscayakan hakikat atau
realitas yang hendak dikemukakan mewujud secara nyata. Diantara bentuk
ungkapan gaya bahasa amthāl yang digunakan dalam Al-Qur'an adalah
mengilustrasikan tentang hewan ternak. 1
Dalam QS. Al- Baqarah:161 Allah memberikan perumpamaan bagi orang
kafir yang menerima saja semua yang diperintahkan pemimpin mereka dan apa
yang dilakukan nenek moyang mereka sehingga mereka menolak ajaran Islam
yang benar dan sesuai dengan akal pikiran. Mereka seperti hewan piaraan, yang
apabila dipanggil oleh tuannya, ia datang, bila diusir ia pergi dan bila ia dilarang
memasuki suatu padang rumput, ia menghindarinya, sedangkan ia sendiri tidak
mengerti apalagi memikirkan untuk apa dipanggil, untuk apa diusir dan untuk
apa tidak dibolehkan memasuki suatu tempat. Demikianlah orang kafir itu
seakan-akan tidak bertelinga untuk mendengar, tidak berlidah untuk berbicara
dan tidak punya mata untuk melihat dan memperhatikan.2
2. Rumusan masalah
a. Apa redaksi ayat dan terjemahannya tentang perumpamaan orang kafir
dalam QS Al-Baqarah (2): 171?
b. Apa makna kosa kata tentang perumpamaan orang kafir?
c. Bagaimana penafsiran ayat tentang perumpamaan orang kafir?
3. Tujuan pembahasan

1
Adilla Amanati, "penggunaan perumpamaan dalam QS. Al- Baqarah: kajian stilistika",
(Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019), 7.
2
Ibid.

1
a. Untuk mengetahui redaksi ayat dan terjemahannya tentang perumpamaan
orang kafir
b. Untuk mengetahui makna kosa kata tentang perumpamaan orang kafir
c. Untuk mengetahui penafsiran ayat tentang perumpamaan orang kafir

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Redaksi ayat dan terjemahannya tentang perumpamaan orang kafir QS


Al-Baqarah (2): 171
ُ ۗ ‫ع ۤا ًء َّونِ َد ۤا ًء‬
ٌ ‫ص ٌّم ۢ بُ ْك ٌم عُ ْم‬
‫ي فَ ُه ْم ََل‬ ْ ‫َو َمثَ ُل الَّ ِذيْنَ َكف َُر ْوا َك َمثَ ِل الَّ ِذ‬
َ ‫ي يَ ْن ِعقُ بِ َما ََل يَ ْس َم ُع ا ََِّل ُد‬
3
١٧١ َ‫يَ ْع ِقلُ ْون‬
Perumpamaan (penyeru) orang-orang yang kufur adalah seperti
(penggembala) yang meneriaki (gembalaannya) yang tidak mendengar
(memahami) selain panggilan dan teriakan (saja). (Mereka) tuli, bisu, dan
buta sehingga mereka tidak mengerti. 4
B. Makna kosak kata (Mufrodat)
ْ‫َمثَل‬ :Perumpamaan
َ
ْ‫الْيَس َمع‬ :(Dia) tidak mendengar
ْ‫عاء‬
َ ‫د‬ :Panggilan
ْ‫بَدَاء‬ :Seruan
َ :Mereka tidak mengerti
َْ‫الْيَعقِلون‬
C. Penafsiran ayat tentang perumpamaan orang kafir
Quraish Shihab dalam kitab tafsirnya Al-Mishbah menjelaskan bahwa
maksud dari QS. al-Baqarah: 171 di atas merupakan perumpamaan orang yang
menyeru orang-orang kafir kepada kebenaran, yakni seperti penggembala yang
berteriak. Rasul atau para juru dakwah diibaratkan dengan penggembala,
sedangkan para pengikut tradisi yang usang itu, seperti binatang. Keduanya
mendengar suara panggilan dan teriakan tetapi tidak memahami atau tidak dapat
memanfaatkan suara panggilan itu. 5
Ayat tersebut juga berarti bahwasanya orang-orang itu dalam ibadah dan
doa mereka kepada tuhan-tuhan mereka, seperti penggembala yang berteriak

Al-Qur’an Al-Baqarah (2): 171


3

Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya Edisi


4

Penyempurnaan 2020 (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019), 34.


5
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, vol. 2, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 383.

3
kepada binatangnya yang tidak mendengar. Dari sinilah bisa kita lihat orang-
orang kafir itu diibaratkan dengan penggembala dan tuhan-tuhan yang mereka
sembah diibaratkan serupa dengan binatang-binatang.6
Ciri orang-orang kafir yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah ṣummun
(tuli) yaitu menolak untuk mendengar petunjuk kebenaran, bukmun (bisu) yaitu
enggan berbicara tentang keyakinan yang benar, dan ‘umyun (buta) yaitu tidak
menggunakan indera penglihatannya untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah
baik yang ada pada dirinya sendiri maupun di lingkungan sekitar. 7
Dalam Menafsirkan ayat tersebut, Sayyid Qutb mengatakan bahwa
walaupun mereka mempunyai telinga, lidah dan dua mata, tetapi alat-alat
pancaindra itu mereka sia-siakan. Maka, mereka itu sama saja dengan orang
yang buta, tuli dan bisu, serta tidak berakal. Mereka ini tidak mendapat petunjuk.
Orang-orang seperti ini sudah tidak tahu lagi tugasnya di bumi dan sepertinya
mereka tidak diberi telinga dan mata.8
Inilah puncak sindiran terhadap mereka karena tidak mau menggunakan
pikirannya. Mereka menutup jendela jendela pengetahuan dan hidayah, serta
mereka cenderung menerima dan tetap melaksanakan akidah syariat yang bukan
dari Allah.9
Sedangkan menurut al-Qattan, Perumpamaan dalam QS al-Baqarah: 171
tersebut bertujuan untuk menyingkapkan hakikat-hakikat dan mengemukakan
sesuatu yang tidak tampak seakan-akan merupakan sesuatu yang tampak.
Adapun sighat masal dalam ayat tersebut termasuk kepada redaksi majaz
murakkab (e) yaitu sighat dengan bentuk perumpamaan ganda yang segi
persamaannya diambil dari dua hal yang berkaitan, di mana kaitannya adalah
perserupaan yang telah biasa digunakan dalam ucapan sehari-hari yang berasal
dari isti'arah tamthiliyyah.10

6
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, vol. 2...
7
Hepni Putra, "Gaya bahasa Amthal Al- Qur'an", Al-Fanar, Vol.2, No.2, 2019, 144.
8
Putri Alfia Halida, Amṡal al-Qur’ān (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2021), 74.
9
Ibid.
10
Ibid., 75.

4
Dalam tafsir Al-Qur'an Hidayatul Insan karangan Abu Yahya Marwan bin
Musa dijelaskan bahwasanya Penyeru orang-orang kafir adalah orang-orang
yang berdakwah kepada mereka, mengajak mereka beriman dan mengikuti
petunjuk. Dalam ayat ini, penyeru tersebut diumpamakan seperti penggembala,
sedangkan orang-orang kafir diumpamakan sebagai binatang ternak yang tidak
memahami kata-kata si penggembala selain mendengar suara sebagai penegak
hujjah, namun mereka tidak memahaminya. Mereka tidak mendengarkan yang
hak dengan pendengaran yang membuahkan pemahaman dan sikap menerima.
Mereka juga Bisu dari mengatakan yang hak (benar) danPenglihatan mereka
pun tidak mampu melihat bukti-bukti yang jelas. Mereka juga tidak mengerti
nasehat yang disampaikan. Sehingga Inilah sebab mereka bersikap seperti itu,
yakni mereka tidak memiliki akal yang sehat, dan tidak mengerti hal-hal yang
bermaslahat bagi mereka padahal penyeru itu mengajak kepada keselamatan dan
dijauhi dari kesengsaraan. Mengajak masuk ke surga dan jauh dari neraka.11

11
Abu Yahya Marwan bin Musa, "Tafsir Al-Qur'an Hidayatul Insan", Jilid 1, 82-83.

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perumpamaan orang kafir yang digambarkan dalam QS. al-Baqarah: 171
di atas seperti binatang, sedangkan perumpamaan orang yang menyeru orang-
orang kafir kepada kebenaran, adalah seperti penggembala yang berteriak. Rasul
atau para juru dakwah diibaratkan dengan penggembala, sedang para pengikut
tradisi yang usang itu, seperti binatang (orang kafir). Keduanya mendengar suara
panggilan dan teriakan tetapi tidak memahami atau tidak dapat memanfaatkan
suara panggilan itu. Orang-orang kafir tersebut pada hakikatnya tuli, tidak
memfungsikan alat pendengar mereka sehingga mereka tidak dapat mendengar
bimbingan, bisu, tidak memfungsikan lidah mereka sehingga mereka tidak dapat
bertanya dan berdialog, dan buta tidak memfungsikan mata mereka sehingga
mereka tidak dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang menyebabkan
mereka berada dalam kesesatan yang abadi.
B. Saran
Dengan adanya sedikit penjelasan di atas, kami mengharap kepada
seluruh pembaca yang budiman untuk membaca dengan seksama dan
memahami secara betul. Selain itu pemakalah yang statusnya juga manusia tidak
akan luput dari kesalahan. Jika terdapat banyak kesalahan kami mohon maaf dan
kami dengan senang hati menerima masukan dan kritik konstruktif sebagai
pembelajaran bagi kami untuk lebih baik lagi dalam pembuatan makalah
selanjutnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah, vol. 2, (Jakarta: Lentera Hati, 2002).


Halida, Putri Alfia, Amṡal al-Qur’ān (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2021).
Amanti Adilla, "penggunaan perumpamaan dalam QS. Al- Baqarah: kajian
stilistika", (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2019).
Putra, Hepni, "Gaya bahasa Amthal Al- Qur'an", Al-Fanar, Vol.2, No.2, 2019.
Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahannya Edisi
Penyempurnaan 2020 (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2019).
Marwan bin Musa, Abu Yahya, "Tafsir Al-Qur'an Hidayatul Insan", Jilid 1.

Anda mungkin juga menyukai