Anda di halaman 1dari 22

ARTIKEL KEISLAMAN

Keistimewaan dan Kebenaran Konsep Ketuhanan dalam Islam,


Sains dan Teknologi dalam Quran dan Hadits, Generasi Terbaik Menurut Hadits,
Pengertian Salaf, dan Islam: Ajaran tentang Berbagi serta Keadilan Penegakan Hukum

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama : Ismi Salwa Faza Maulani


NIM : G1D020027
Fakultas / Prodi : MIPA / Matematika
Semester : 1 (Satu)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
TA. 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas selesainya
artikel ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana tepat pada waktunya.

Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad


shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah membimbing kita dari zaman jahiliah menuju
zaman yang terang benderang yakni agama Islam serta yang kita nantikan syafaatnya
di hari kiamat.

Terima kasih penulisan sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani,
S.Th.I., M.Sos sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidkan Agama Islam yang
telah memberikan tugas ini yang dengannya saya dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang dipelajari.

Besar harapan saya artikel ini akan memberi manfaat dan dapat menginspirasi
para pembaca. Penulis memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan
kesalahan lainnya. Meskipun demikian, penulis terbuka pada kritik dan saran dari
pembaca demi kesempurnaan tulisan ini.

Mataram, 25 Oktober 2020

Ismi Salwa Faza Maulani


G1D020027

i
Daftar Isi

Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii
I. Keistimewaan dan Kebenaran Konsep Ketuhanan dalam Islam.......................1
a) Mengenal Tauhid...............................................................................................1
b) Pentingnya Tauhid.............................................................................................1
c) Keistimewaan Tauhid........................................................................................2
II. Sains dan Teknologi dalam Quran dan Hadits....................................................4
a) Sains dan Teknologi dalam Quran....................................................................4
b) Sains dan Teknologi dalam Hadits....................................................................7
III. Generasi Terbaik Menurut Hadits.......................................................................10
IV. Pengertian Salaf...................................................................................................13
V. Islam: Ajaran tentang Berbagi serta Keadilan Penegakan Hukum..................15
a) Ajaran tentang Berbagi....................................................................................15
b) Keadilan Penegakan Hukum...........................................................................17
Daftar Pustaka.............................................................................................................19

ii
Keistimewaan dan Kebenaran
Konsep Ketuhanan dalam Islam

Mengenal Tauhid
Tauhid secara bahasa berasal dari kata wahhada ‫ ))وحد‬yang berarti menjadikan
sesuatu itu satu. Misalnya jika kita mengatakan, “Jangan ada yang keluar dari kelas
kecuali Muhammad!” Kita menjadikan Muhammad satu-satunya orang yang boleh
keluar dari kelas.
Secara istilah, tauhid adalah mengesakan Allah dalam rububiyah, uluhiyah, dan
asma’ wa sifat. Tiga macam tauhid itu saling berkaitan. Setiap bagiannya tidak bisa
dipisahkan dari yang lainnya. Maka yang hanya beriman kepada satu macam tauhid
dan tidak dengan yang lainnya, ia belum menjadi orang yang bertauhid.

Pentingnya Tauhid
Sesungguhnya Allah menciptakan segenap alam agar kita menyembah
kepada-Nya dan mengutus para rasul untuk menyeru semua manusia agar
mengesakan-Nya. Semua rasul memulai dakwahnya kepada tauhid. Hal ini merupakan
perintah Allah yang harus mereka sampaikan kepada umat manusia.
Rasulullah tinggal di kota Makkah selama tiga belas tahun. Selama itu, beliau
mengajak kaumnya untuk mengesakan Allah, memohon kepada-Nya semata, tidak
kepada yang lain. Rasulullah mendidik para pengikutnya kepada tauhid sejak kecil.
Kepada anak pamannya, Abdullah bin Abbas, beliau bersabda,
‫إذا سألت فاسأل هللا وإذا استعنت فاستعن باهلل‬
"Bila kamu meminta, mintalah kepada Allah. Dan bila kamu memohon pertolongan,
maka mohonlah pertolongan kepada Allah." (HR. Tirmidzi)
Sesungguhnya tauhid tercermin dalam kesaksian bahwa tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Maknanya, tidak
ada yang berhak disembah selain Allah dan tidak ada ibadah yang benar kecuali apa
yang dibawa oleh Rasulullah shalllahu ‘alaihi wasallam.
Kalimat syahadat ini bisa memasukkan orang kafir ke dalam agama Islam.
Orang yang mengikrarkannya akan masuk Surga selama tidak dirusak dengan sesuatu
yang bisa membatalkannya, misalnya syirik atau kalimat kufur. Al-Quran dalam banyak
suratnya menekankan tentang pentingnya akidah tauhid dan menjelaskan bahaya
syirik atas pribadi dan jamaah. Syirik merupakan penyebab kehancuran di dunia serta
keabadian di dalam Neraka.

1
Keistimewaan Tauhid
Jika tauhid yang murni terealisasi dalam hidup seseorang baik secara pribadi
maupun jamaah, niscaya itu akan menghasilkan buah yang amat manis. Di antara
buah yang didapat adalah:
1. Merdeka dari perbudakan serta tunduk kepada selain Allah baik dari benda-
benda atau makhluk lainnya.
Semua makhluk adalah ciptaan Allah. Mereka tidak kuasa untuk menciptakan,
bahkan keberadaan mereka karena diciptakan. Mereka tidak bisa memberi
manfaat atau bahaya kepada dirinya sendiri, tidak mampu mematikan,
menghidupkan atau membangkitkan.
Tauhid memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan penghambaan
kecuali kepada Tuhan yang menciptakan dan membuat dirinya dalam bentuk yang
sempurna. Memerdekakan hati dari tunduk, menyerah, dan menghinakan diri.
2. Terbentuk kepribadian yang kokoh.
Tauhid menjadikan hidup seseorang begitu istimewa. Arah hidupnya jelas, tidak
mempercayai tuhan kecuali hanya kepada Allah. Kepada-Nya ia menghadap baik
dalam kesendirian atau di tengah keramaian orang. Ia berdoa kepada-Nya dalam
keadaan sempit atau lapang.
Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan
dan sesembahan yang banyak. Suatu saat ia menghadap dan menyembah
kepada orang hidup, pada saat lain ia menghadap kepada orang yang mati.
Sehubungan dengan ini, Nabi Yusuf ‘alaihis salam berkata,
‫يا صاحبي السجن أأرباب متفرقون خير أم هللا الواحد القهار‬
"Hai kedua penghuni penjara! Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan yang
bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?" (QS.
Yusuf: 39)
Orang mukmin menyembah satu Tuhan. Ia mengetahui apa yang membuat-
Nya ridha dan murka. Ia akan melakukan apa yang membuat-Nya ridha, sehingga
hatinya tenteram.
Adapun orang musyrik, ia menyembah tuhan-tuhan yang banyak. Tuhan ini
menginginkannya ke kanan, sedang tuhan lainnya menginginkannya ke kiri. Ia
terombang-ambing di antara tuhan-tuhan itu, tidak memiliki prinsip dan ketetapan.

2
3. Sumber keamanan manusia.
Sebab tauhid memenuhi hati dengan keamanan dan ketenangan, tidak ada
rasa takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat celah-celah kekhawatiran
terhadap rezeki, jiwa, dan keluarga. Ketakutan terhadap manusia, jin, kematian
dan lainnya menjadi sirna.
Seorang mukmin yang mengesakan Allah hanya takut kepada satu, yaitu Allah.
Karena itu, ia merasa aman ketika manusia ketakutan, serta merasa tenang ketika
mereka kalut. Hal itu diisyaratkan oleh Al-Quran dalam firman-Nya:
‫الذين آمنوا ولم يلبسوا إيمانهم بالظلم أولئك لهم األمن وهم مهتدون‬
"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezaliman (syirik) mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al-An'am: 82)
Keamanan yang dimaksud adalah keamanan dunia. Adapun keamanan akhirat,
maka lebih besar dan lebih abadi kita rasakan. Yang demikian itu diperoleh sebab
mengesakan Allah, mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah, dan tidak
mencampuradukkan tauhid dengan syirik karena syirik adalah kezaliman yang
besar.
4. Sumber kekuatan jiwa.
Tauhid memberikan kekuatan jiwa dengan mengisi jiwa kita penuh harap
kepada Allah, percaya dan tawakkal Kepada-Nya, ridha atas ketentuan-Nya, sabar
atas musibah dari-Nya, serta sama sekali tidak mengharap sesuatu kepada
makhluk. Semboyannya adalah firman Allah:
‫ هللا بضر فال كاشف له إال هو‬t‫وإن يمسسك‬
"Jika Allah menimpakan kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang
menghilangkannya melainkan Dia sendiri." (QS. Al-An'am: 17)
5. Dasar persaudaraan dan persamaan.
Tauhid tidak membolehkan mengambil tuhan-tuhan selain Allah di antara
sesama kita. Sifat ketuhanan hanya milik Allah satu-satunya dan semua manusia
wajib beribadah kepada-Nya. Segenap manusia adalah hamba Allah dan yang
paling mulia di antaranya adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

3
Sains dan Teknologi dalam Quran dan Hadits

Sains dan Teknologi dalam Quran


Jelaslah bagi kita bahwa al-Quran adalah sumber segala ilmu dan semua ilmu
bermuara dari al-Quran. Untuk itulah mengapa Syekh Muhammad bin Shalih
al-‘Utsaimin mengatakan bahwa al-Quran seluruhnya adalah ilmu.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Barang siapa yang
menginginkan ilmu, maka dalamilah al-Quran karena di dalamnya terdapat ilmu orang-
orang terdahulu dan orang-orang kemudian.”
Ucapan sahabat yang mulia ini berlaku umum baik ilmu akhirat maupun ilmu
dunia, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan.
Al-Quran mencakup seluruh ilmu tak terkecuali ilmu dunia, meskipun al-Quran
bukanlah kitab tentang ilmu pengetahuan, tetapi pedoman hidup manusia agar bahagia
dunia dan akhiratnya. Hanya saja, Allah Maha Sempurna dan mampu untuk
menyempurnakan kandungan firman-Nya.
Jika dikaji secara mendalam, al-Quran mengandung dasar-dasar ilmu
pengetahuan yang membuat tercengang orang-orang kafir. Penelitian dan penemuan
mereka bertahun-tahun yang melelahkan telah disinggung oleh al-Quran. Hikmah
dicantumkannya sebagian ilmu pengetahuan dalam al-Quran adalah untuk
menundukkan kesombongan dan kecongkakan orang-orang kafir yang mendustakan
al-Quran.
Berikut beberapa penelitian dan penemuan para ilmuwan yang terdapat dalam al-
Quran:
1. Big Bang Theory
Selama ratusan tahun, para ilmuwan meyakini kekekalan langit dan
bumi tidak bermula dan tidak berakhir yang mereka istilahkan Steady State
Theory. Di penghujung abad ke-20, sains modern mengungkapkan kenyataan
bahwa manusia hidup di alam yang berkembang dan berubah, bermula dan
akan berakhir.
Mereka mengamati fenomena mengejutkan bahwa matahari setiap detik
kehilangan massa sekitar 4,6 miliar ton yang berubah menjadi energi panas
dan berpindah ke benda dingin. Hal ini meyakinkan mereka bahwa alam
semesta ini suatu saat akan musnah, entah kapan, mereka tidak mampu
menjawabnya.

4
Mereka pun merumuskan teori-teori awal terciptanya alam semesta dan
tidak ada satu pun yang diterima karena tidak bisa menjelaskannya secara
ilmiah kecuali sebuah teori yang dikuatkan oleh para ilmuwan, yaitu Teori Big
Bang.
Teori ini menyatakan bahwa alam semesta awalnya berasal dari
gumpalan massa yang sangat padat dan panas. Kemudian karena tekanan
panas yang memuncak, massa ini mengalami ledakan besar (big bang)
menjadi serpihan-serpihan alam semesta: tata surya, galaksi, nebula, planet,
dan sebagainya, yang terus mengembang. Ledakan besar ini diperkirakan
terjadi sekitar 15 miliar tahun lalu.
Sekarang mari kita bandingkan teori ini dengan ayat Al-Quran:
‫أولم ير الذين كفروا أن السماوات واألرض رتقا ففتقناهما وجعلنا من الماء كل شيء حي أفال يؤمنون‬
“Apakah orang-orang kafir itu belum mengetahui bahwa langit-langit dan bumi
itu dulunya sesuatu yang padu, lalu kami pisahkan keduanya dan kami jadikan
kehidupan segala sesuatu dari air. Maka, apakah mereka tidak beriman?” (QS.
Al-Anbiya’: 30)
Al-Hafizh Ibnu Katsir memberikan penjelasan yang menakjubkan
tentang ayat ini, “Maksudnya, semua benda dahulunya saling merekat,
menyatu, dan tersusun satu sama lain. Kemudian, langit-langit Allah jadikan
tujuh dan bumi pun tujuh. Allah memisah langit dunia dan bumi dengan udara.
Lalu, langit menurunkan hujan dan bumi menumbuhkan tanaman. Oleh karena
itu, Allah berfirman, ‘Dan kami jadikan kehidupan segala sesuatu dari air. Maka,
apakah mereka tidak beriman?’ Maksudnya, apakah mereka tidak menyaksikan
bahwa makhluk-makhluk ini terjadi dari fase ke fase yang menunjukkan
keberadaan Sang Pencipta yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Pada segala
sesuatu terdapat tanda yang menunjukkan bahwa Dia adalah esa.”
2. Malam Lebih Dulu dari Siang
Ayat-ayat al-Quran selalu mendahului lafaz malam daripada siang yang
menunjukkan ketepatan tafsiran Tarjamatul Quran Ibnu Abbas radhiyallahu
‘anhuma. Misalnya firman Allah subhanahu wa ta’ala:
‫وهو الذي خلق الليل والنهار والشمس والقمر‬
“Dan Dia-lah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.”
(QS. Al-Anbiya’: 33)

5
Sufyan ats-Tsauri berkata, dari ayahnya, dari ‘Ikrimah, ia berkata, “Ibnu
Abbas pernah ditanya, apakah tercipta malam dulu atau siang, lalu menjawab,
‘Bagaimana menurutmu keadaan saat langit-langit dan bumi menyatu,
bukankah yang ada di antara keduanya hanya kegelapan?’ Akhirnya mereka
pun tahu bahwa malam lebih dahulu daripada siang.” (Tafsîr Ibnu Katsîr
(V/339))
Yang menakjubkan lagi, ternyata sains modern juga menyebutkan hal
yang sama, malam lebih dahulu ada sebelum siang.
3. Besi Bukan Berasal dari Bumi
Besi adalah salah satu logam berat yang sering dimanfaatkan manusia
dalam kehidupan sehari-hari. Dari mana asal besi? Apakah besi berasal dari
bumi kita sendiri atau malah berasal dari luar angkasa?
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmuwan menemukan
fakta bahwa besi berasal dari langit. Ilmu sains memberi informasi kepada kita
bahwa besi adalah logam berat yang tidak dapat dihasilkan oleh bumi kita
sendiri, lebih tepatnya besi berasal dari asteroid (kaya akan unsur besi) yang
menabrak bumi.
Fakta tentang manfaat besi dan asal besi sudah tertulis dalam Al-Quran:
‫صلى‬
‫وأنزلنا الحديد فيه بأس شديد ومنافع‬ ‫لقد أرسلنا رسلنا بالبينات وأنزلنا لهم الكتاب والميزان ليقوم اناس بالقسط‬
‫للناس وليعلم هللا من ينصره ورسله بالغيب ج إن هللا قوي عزيز‬
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan
neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami
turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya
Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya,
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi
Mahaperkasa.” (QS. Al-Hadid: 25)
Kata “anzalnaa” (‫ )أنزلنا‬yang memiliki arti “kami turunkan” digunakan
untuk menunjuk besi. Apabila diartikan secara kiasan, kata “anzalnaa”
menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia.
Apabila mengartikan kata itu secara harfiah, yakni “secara bendawi diturunkan
dari langit”, maka diperoleh arti bahwa besi diturunkan dari langit.

6
4. Gunung
Gunung ada atau muncul karena tumbukan lempengan-lempengan
raksasa yang membentuk kerak bumi. Lempengan yang lebih kuat menyelip ke
bawah sedangkan lempengan yang lemah melipat ke atas membentuk dataran
tinggi dan gunung.
Banyak sekali fungsi gunung, antara lain penahan guncangan, penyalur
pembuangan tenaga panas bumi, penyubur tanah, dan lain-lain. Al-Quran
menjelaskan fungsi gunung dalam beberapa ayat, antara lain:
‫وجعلنا في األرض رواسي أن تميد بهم وجعلنا فيها فجاجا سبال لعلهم يهتدون‬
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu
(tidak) guncang bersama mereka. Dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu
jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-Anbiya’: 31)
‫ألم نجعل األرض مهادا‬
‫والجبال أوتادا‬
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-
gunung sebagai pasak?” (QS. An-Naba’: 6-7)

Sains dan Teknologi dalam Hadits


Jika kita mencoba untuk menelusuri hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, maka kita akan temukan sangat banyak dari hadits-hadits tersebut yang
memiliki keterkaitan secara langsung dengan ilmu pengetahuan. Baik itu yang
berkaitan dengan ilmu kesehatan dan kedokteran atau hasil-hasil riset ilmiah yang
sangat berkembang pada teknologi ataupun juga pada prediksi masa depan yang
sudah terbukti secara ilmiah oleh para ilmuwan hari ini.
Berikut beberapa contoh hadits Nabi yang memiliki korelasi dengan ilmu
pengetahuan dan sains modern:
1. Hadits Tentang Bersin dan Menguap
‫ فإذا‬.‫ إن هللا يحب العطاس ويكره التثاؤب‬:‫عن أبي هريرة رضي اهللا عنه عن النبي صلى اهللا عليه وسلم قال‬
‫ فإذا‬.‫ وأما التثاؤب فإنما هو من الشيطان فليرده ما استطاع‬،‫عطس فحمد اهللا فحق على كل مسلم سمعه أن يشمِته‬
‫ ضحك منه الشيطان‬،‫ ها‬:‫قال‬
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam, beliau bersabda, ‘Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan
membenci menguap. Maka apabila seseorang bersin lalu ia memuji Allah,
maka menjadi satu keharusan bagi saudaranya yang mendengarkannya untuk
menjawab bersinnya. Dan adapun menguap, sesungguhnya ia datang dari

7
setan, maka hendaklah seseorang berupaya menghindarinya sebisanya. Dan
apabila ia berkata ‘haa’ (saat menguap), maka setan menertawakannya.’.” (HR.
Al-Bukhari)
Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan
perbedaan yang sangat dasar antara bersin dan menguap di mana bersin
adalah sesuatu yang baik dan disukai Allah sehingga harus dibalas dengan
pujian, sementara menguap adalah sesuatu yang tidak baik dan dibenci karena
datangnya dari setan sehingga seseorang dianjurkan untuk berupaya
menghindarinya.
Ternyata, kebenaran ungkapan Rasul yang mulia tersebut dapat
dibuktikan secara ilmiah oleh para dokter hari ini. Mereka mengatakan bahwa di
saat seseorang menguap itu adalah indikasi dari otak dan tubuhnya yang
sedang membutuhkan oksigen dan udara serta gizi, sementara alat
pernapasannya tidak sanggup memenuhi kebutuhan tersebut. Maka apabila
mulut tetap dalam keadaan terbuka pada saat menguap, udara akan masuk
bersama debu, bakteri, dan penyakit lainnya. Oleh karena itulah Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan kepada umatnya agar menutup
mulut pada saat menguap.
Hal ini sangat berbeda dengan bersin, di mana bersin adalah dorongan
kuat secara tiba-tiba dari dalam tubuh yang mengeluarkan penyakit, bakteri dan
debu seiring dengan keluarnya udara dari hidung dan mulut. Maka dari itu,
bersin mengeluarkan penyakit dan itu baik bagi tubuh sehingga sangat pantas
bagi kita untuk memuji Allah subhanahu wa ta’ala.
2. Hadits Tentang Khasiat Habbatus Sauda (Jintan Hitam)
‫ الحبة السوداء شفاء من كل داء إال السام‬- ‫ صلى اهللا عليه وسلم‬- ‫قوله‬
“Berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘Pada habbatus sauda itu ada
obat untuk semua penyakit kecuali kematian.’.”
Penelitian ilmiah zaman sekarang ini sudah menemukan bukti kuat akan
kandungan habbatus sauda yang sangat bagus untuk antibiotik dan kesehatan
tubuh manusia.
3. Hadits Tentang Rahasia Sayap Lalat
‫ إذا وقع الذباب في شراب أحدكم فليغمسه ثم لينتزعه فإن في إحدى جناحيه داء وفي‬:‫قال صلى اهللا عليه وسلم‬
‫األخرى شفاء‬
“Berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘Apabila terjatuh seekor lalat
dalam minuman kalian, maka hendaklah membenamkan lalat tersebut

8
kemudian baru membuangnya. Sebab pada salah satu sayapnya ada racun
sementara pada sayapnya yang satunya lagi ada penawarnya.’.” (HR. Al-
Bukhari no. 3320)
Ini adalah hadits Nabi yang diucapkannya lebih dari empat belas abad
yang lalu, akan tetapi kandungannya dapat diterima oleh para ilmuwan hari ini,
di mana racun dan bakteri yang terdapat pada sayap lalat ternyata obatnya
tidak jauh di situ, yaitu pada sayapnya yang satu lagi.
4. Hadits Tentang Larangan Makan dan Minum Sambil Berdiri
‫عن أبي سعيد الخدري رضي اهللا عنه أن النبي صلى اهللا عليه وسلم زجر عن الشرب قائما‬
“Dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam melarang untuk minum dalam keadaan berdiri.” (HR. Muslim)
‫ فقلنا‬:‫ قال قتادة‬.ً ‫وعن أنس وقتادة رضي اهللا عنهما عن النبي صلى اهلل عليه وسلم أنه نهى أن يشرب الرجل قائما‬
‫ ذاك أشر وأخبث‬:‫فاألكل؟ فقال‬
Dan dari Anas dan Qatadah radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, sesungguhnya beliau melarang untuk minum dalam keadaan berdiri.
Qatadah berkata, ‘Bagaimana dengan makan?’ Ia menjawab, ‘Itu lebih buruk
lagi.’.” (HR. Imam Muslim dalam kitab shahihnya, 5359)
Dari sisi kesehatan, hadits ini sangat mendapat tempat bagi kalangan
para dokter dikarenakan oleh pesan yang ada di dalamnya sangat sejalan
dengan teori kesehatan pencernaan. Seperti yang pernah dikatakan oleh dr.
Abdurrazzaq al-Kailani, bahwa cara makan dan minum yang paling tepat dan
selamat adalah dengan cara duduk, tidak dengan cara berdiri. Sebab minum
dan makan dengan cara berdiri akan mempersulit proses pencernaan karena
minuman dan makanan itu akan terhempas lebih kuat ke dinding lambung dan
jika berulang secara terus-menerus akan menyebabkan kesulitan pada
pencernaan.

9
Generasi Terbaik Menurut Hadits

Generasi terbaik umat ini adalah para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam. Mereka adalah sebaik-baik manusia. Lantas disusul generasi berikutnya,
lalu generasi berikutnya. Ketiga generasi ini berbeda dengan generasi setelahnya,
karena mereka adalah generasi terbaik umat ini.
Dari Imran bin Husain radhiyallahu ‘anhuma, bahwa dia mendengar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‫خير الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم‬
“Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (generasiku),
kemudian orang-orang yang datang setelah mereka, kemudian orang-orang yang
datang setelah mereka.” (Shahih Al-Bukhari, no. 3378)
Mereka memiliki akhlak yang sangat mulia dan sangat kuat dan teguh dalam
meneladani sikap dan perilaku Nabi dalam segala keadaannya. Di samping itu juga,
mereka sangat menjaga keimanan dan sangat takut berbuat dosa dan kemaksiatan
serta senantiasa berlomba-lomba dalam mengamalkan amal shalih dan kebaikan.
Keagungan dan kehebatan mereka sebagai generasi terbaik dilukiskan oleh
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam penuturannya, “Siapa yang lebih dekat
kemiripannya dengan mereka maka akan lebih sempurna.”
Hal ini tidaklah mengherankan karena Allah telah memilih mereka sebagai
pendamping perjuangan Rasulullah dalam menegakkan dan membela agama Islam
ketika beliau hidup dan setelah kematian beliau. Mereka telah mengorbankan harta
dan jiwa mereka untuk menyebarkan ajaran yang mulia ini dengan melakukan
penaklukan-penaklukan terhadap negeri-negeri di sekitar jazirah Arab. Dalam
perjuangan mereka tersebut tampak sangat jelas kekuatan iman, kedalaman ilmu,
kesucian hati, dan kebersihan jiwa mereka.
Mereka adalah orang-orang yang paling baik, paling selamat, dan paling tahu
dalam memahami Islam. Mereka adalah para pendahulu yang memiliki keshalihan
yang tertinggi.
Karenanya, sudah merupakan kemestian bila menghendaki pemahaman dan
pengamalan Islam yang benar merujuk kepada mereka. Mereka adalah orang-orang
yang telah mendapat keridhaan dari Allah subhanahu wa ta’ala dan mereka pun
ridha kepada Allah. Allah berfirman,

10
‫والسابقون األولون من المهاجرين واألنصار والذين اتبعوهم بإحسان رضي هللا عنهم ورضوا عنه وأعد لهم جنات تجري‬
‫تحتها األنهار خالدين فيها أبدا ج ذلك الفوز العظيم‬
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara
orang-orang Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan
Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang
besar.” (At-Taubah: 100)
Yang dimaksud dengan sahabat Nabi adalah setiap orang yang bertemu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam semasa beliau hidup kemudian mengimani
apa-apa yang beliau bawa dan meninggal dunia dalam keadaan beriman seperti itu.
Karenanya bukan sekedar melihat, sebab dengan kata bertemu akan masuk
pula setiap orang buta yang ada waktu itu seperti Abdullah bin Ummi Maktum, salah
seorang muazin masjid Nabi.
Dengan pengertian tersebut, akan teranggap sebagai seorang sahabat Nabi
setiap orang yang masih berusia kanak-kanak waktu itu. Mereka biasanya
diistilahkan dengan Sahabat-Sahabat Kecil Rasulullah, seperti Abdullah bin Zubair
yang berumur 11 tahun, atau Abdullah bin Abbas yang berumur 13 tahun, atau
bahkan Mahmud bin Labid yang berumur 5 tahun ketika Rasulullah wafat.
Juga dengan pengertian tersebut akan tidak dikatakan sebagai sahabat Nabi
siapa saja yang waktu itu bertemu dengan beliau dan kemudian beriman tetapi
akhirnya meninggal dalam keadaan kafir atau murtad. Bahkan tetap tidak bisa
dikatakan sebagai sahabat Nabi yang murtad atau kafir kembali.
Contoh yang seperti itu adalah Ubaidullah bin Yahsyin yang semula beriman
kemudian ikut berhijrah ke negeri Habasyah, tetapi akhirnya kembali memeluk
Kristen di sana. Sampai meninggal dunia, Ubaidullah bin Yahsyin tetap dalam
keadaan seperti itu.
Sebaliknya, siapa saja yang bertemu dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam dan beriman kemudian murtad tetapi akhirnya masuk Islam kembali dan
memegangnya sampai meninggal dunia, maka ia tetap dikatakan sebagai sahabat
Nabi. Inilah yang harus menjadi catatan khusus buat kita.
Seperti Al-Asyats bin Qais Al-Kindi, yang masuk Islam ketika Rasulullah
hidup dan sempat murtad pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu
‘anhu. Al-Asyats bin Qais akhirnya masuk Islam kembali di hadapan Abu Bakar dan
hidup sebagai Muslim yang baik setelah itu.

11
Hampir serupa dengan definisi sahabat Nabi, sebutan tabiin disematkan
kepada siapa saja yang pernah bertemu dengan salah seorang sahabat Rasulullah
kemudian mempelajari Islam dari sahabat tersebut dan meninggal dunia dalam
keadaan Islam sebagaimana Islam yang didakwahkan para sahabat Rasulullah.
Karena itulah, misalnya, tidak dikatakan sebagai seorang tabiin jika
seseorang itu menjalani Islam seperti yang diajarkan oleh Ma’bad Al-Juhani. Orang
ini adalah seorang penduduk Bashrah yang menolak keberadaan takdir Allah.
Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu yang masih hidup waktu itu mencela Ma’bad
Al-Juhani, menjelaskan kesesatan keyakinan itu dan berlepas diri darinya.
Akan tetapi, berbeda dengan generasi sahabat Nabi, para tabiin
dikelompokkan menjadi beberapa jenjang generasi. Dalam “Taqrib At-Tahdzib”,
sebagai contoh, Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah membagi generasi tabiin yang
meriwayatkan hadits-hadits menjadi Thabaqah Kibar At-Tabi’in, Thabaqah Al-
Wustha, Thabaqah Tali Al-Wustha, dan ditambah Thabaqah Ash-Shugra.
Masing-masing thabaqah memiliki sejumlah tokoh yang diakui kaum
muslimin sampai sekarang. Dari kalangan Thabaqah Kibar At-Tabi’in, Sa’id bin
Musayyib adalah salah seorang tokoh terkemuka yang paling dikenal. Dari
Thabaqah Al-Wustha, ada Hasan Bashri dan Muhammad bin Sirin. Dari Thabaqah
Tali Al-Wustha, muncul sebagai pemuka mereka Muhammad bin Muslim bin Syihab
Az-Zuhri dan Qatadah bin Di’amah As-Sadusi. Dari Thabaqah Shugra, dikenal Al-
A’masy, seorang tabiin periwayat hadits yang nyentrik.
Karena Islam itu diwariskan secara berantai dari zaman Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam lewat proses bertemu dan belajar langsung, maka dari
generasi tabiin itu kemudian muncul kembali orang-orang yang mendakwahkan dan
mengajarkan Islam ke tengah-tengah masyarakat mereka waktu itu.
Orang-orang yang mempelajari Islam dari para tabiin itu kemudian
memegangnya sampai meninggal dunia dan dikenal sebagai atba’ut tabiin atau
jamak diistilahkan sebagai tabi’ut tabiin.
Seperti para tabiin, generasi tabi’ut tabiin pun terdiri dari beberapa jenjang
generasi. Ibnu Hajar membaginya menjadi Thabaqah Kibar Atba’ Tabi’in,
Thabaqah Al-Wustha, dan Thabaqah Ash-Shugra. Masing-masing thabaqah ini
memiliki tokoh-tokoh pemuka mereka.

12
Pengertian Salaf

Menurut bahasa, salaf (‫لف‬tt‫ )الس‬artinya yang terdahulu (nenek moyang), yang
lebih tua, dan lebih utama. Salaf berarti para pendahulu. Jika dikatakan salaf
seseorang (‫)سلف الرجل‬, maksudnya kedua orang tua yang telah mendahuluinya.
Ibnu Manzhur berkata, “Dan salaf juga bermakna orang yang mendahuluimu dari
nenek moyangmu dan karib kerabatmu yang mereka adalah di atasmu dari segi usia
dan keutamaan. Oleh karena itulah generasi pertama dari umat ini (dari kalangan
tabiin) disebut sebagai as-Salaf ash-Shalih.”
Termasuk juga kata salaf secara bahasa sabda Rasulullah shallalllahu ‘alaihi
wasallam kepada putrinya; Fathimah:
‫فإنه نعم السلف أنا لك‬
“Maka sungguh, sebaik-baik salaf (pendahulu) bagimu adalah aku.” (HR. Muslim)
Adapun secara istilah, kata salaf berarti generasi pertama dan terbaik dari umat
ini, yang terdiri dari para sahabat, tabiin, tabi’ut tabiin, dan para imam pembawa
petunjuk pada tiga kurun pertama yang dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
‫خير الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم‬
“Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (generasiku),
kemudian orang-orang yang datang setelah mereka, kemudian orang-orang yang
datang setelah mereka.” (Shahih Al-Bukhari, no. 3378)
Menurut Al-Qalsyani, “As-Salaf ash-Shalih adalah generasi pertama yang
kokoh dalam keilmuannya. Mereka berpetunjuk dengan petunjuk Nabi shallallaahu
‘alaihi wasallam dan menjaga sunnah beliau. Allah ta’ala memilih mereka untuk
menemani Nabi-Nya, menyaring mereka untuk menegakkan agama-Nya, dan meridhai
mereka untuk menjadi imam-imam bagi umat ini. Mereka berjihad di jalan Allah dengan
sebenar-benar jihad, mereka mencurahkan usaha untuk memberi nasihat dan manfaat
bagi umat, dan mereka mengorbankan jiwa-jiwa mereka dalam mencari keridhaan
Allah.”
Syekh Mahmud Ahmad Khafaji berkata di dalam kitabnya “Al-‘Aqidatul
Islamiyyah bainas Salafiyyah wal Mu’tazilah”, “Penetapan istilah salaf tidak cukup
dengan hanya dibatasi waktu saja, bahkan harus sesuai dengan al-Quran dan as-
Sunnah. Barang siapa yang pendapatnya sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah
mengenai akidah, hukum dan suluknya menurut pemahaman salaf, maka ia disebut
salafi meskipun tempatnya jauh dan berbeda masanya. Sebaliknya barang siapa

13
pendapatnya menyalahi al-Quran dan as-Sunnah, maka ia bukan seorang salafi
meskipun ia hidup pada zaman sahabat, tabiin, dan tabi’ut tabiin.”
Penisbatan kata salaf atau salafi bukanlah termasuk perkara bidah, akan tetapi
penisbatan ini adalah penisbatan yang syar’i karena menisbatkan diri kepada generasi
pertama dari umat ini, yaitu para sahabat, tabiin, dan tabi’ut tabiin.
Salaf bukan kelompok atau golongan seperti yang dipahami oleh sebagian
orang, tetapi merupakan manhaj (sistem hidup dalam berakidah, beribadah, berhukum,
berakhlak, dan yang lainnya) yang wajib diikuti oleh setiap Muslim.
Jadi, pengertian salaf dinisbatkan kepada orang yang menjaga keselamatan
akidah dan manhaj menurut apa yang dilaksanakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum sebelum terjadinya perselisihan dan
perpecahan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Bukanlah merupakan aib
bagi orang yang menampakkan manhaj salaf dan menisbatkan dirinya kepada salaf,
bahkan wajib menerima yang demikian itu karena manhaj salaf tidak lain kecuali
kebenaran.”

14
Islam: Ajaran tentang Berbagi serta Keadilan Penegakan Hukum

Ajaran Tentang Berbagi


Bersedekah adalah suatu ibadah yang dapat kita lakukan kapan saja dan
sangat dianjurkan dalam Islam. Dengan bersedekah, hubungan bersosialisasi bisa
menjadi lebih baik. Bersedekah juga menjauhkan diri dari sikap sombong dan angkuh.
Memberikan sesuatu dengan ikhlas kepada orang lain dapat meringankan beban
mereka.
Sedekah berasal dari bahasa Arab shadaqah (‫ )صدقة‬yang artinya adalah suatu
pemberian dari seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela tanpa adanya
batasan waktu dan jumlah tertentu.
Allah berfirman dalam al-Quran yang menyuruh umat Muslim untuk senantiasa
berbuat kebaikan salah satunya dengan bersedekah:
‫ال خير في كثير من نجواهم إال من أمر بصدقة أو معروف أو إصالح بين الناس ج ومن يفعل ذلك ابتغاء مرضات هللا فسوف‬
‫نؤتيه أجرا عظيما‬
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan
dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau
mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian
karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang
besar.” (QS. An-Nisa’: 114)
Bersedekah tak hanya berupa harta, tapi bisa dengan apa pun seperti
menolong orang lain dengan tenaga dan pikiran, senyum, memberi nafkah keluarga,
mengajarkan ilmu, berzikir, dan lain sebagainya.
Cakupan bersedekah dalam Islam itu sangat luas. Namun, agar lebih utama,
harta benda yang kita miliki juga harus disedekahkan kepada orang-orang yang
membutuhkan.

Bersedekah Tidak Akan Mengurangi Rezeki


Jika kita melakukan sedekah, hal tersebut tidak akan mengurangi harta atau
rezeki kita. Justru Allah akan menggantinya dengan rezeki yang sebaik-baiknya. Allah
berfirman,
‫قل إن ربي يبسط الرزق لمن يشاء من عباده ويقدر له ج وما أنفقتم من شيء فهو يخلفه صلى وهو خير الرازقين‬
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya baginya. Dan

15
barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah
Pemberi Rezeki yang sebaik-baiknya." (QS. Saba 39)

Bersedekah Membuka Pintu Rezeki


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
‫ ما من يوم يصبح العباد فيه إال ملكان ينزالن فيقول‬:‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه أن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬
‫ تلفا‬t‫ أللهم أعط ممسكا‬:‫ ويقول اآلخر‬.‫ أللهم أعط منفقا خلفا‬:‫أحدهما‬
"Tidak ada suatu hari pun ketika seorang hamba melewati paginya kecuali akan turun
dua malaikat. Lalu salah satunya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah pengganti bagi siapa
yang menafkahkan hartanya.’, sedangkan yang satunya lagi berkata, ‘Ya Allah,
berikanlah kehancuran (kebinasaan) kepada orang yang menahan hartanya (bakhil).’.”
(HR. Bukhari nomor 1351)
Dari hadits tersebut, dijelaskan bahwa bersedekah justru akan membuka pintu
rezeki yang baru.

Bersedekah Dapat Menghapus Dosa-Dosa


Rasulullah bersabda, yang artinya, "Sedekah dapat menghapus dosa
sebagaimana air memadamkan api." (HR. Tirmidzi)
Allah hanya akan mengampuni dosa-dosa seseorang yang telah bersedekah
dengan syarat orang tersebut mengikutinya dengan tobat. Dan jika seseorang
melakukan sedekah dengan niat agar dosa-dosanya dianggap impas, maka
sesungguhnya hal ini tidaklah dibenarkan.

Bersedekah Menjauhkan dari Api Neraka


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
‫فاتقوا النار ولو بشق تمرة فمن لم يجد فبكلمة طيبة‬
"Jauhilah neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebiji kurma. Kalau kamu tidak
menemukan sesuatu, maka dengan omongan yang baik." (HR. Ahmad, Bukhari, dan
Muslim)

Bersedekah Merupakan Amal Jariyah


Sedekah merupakan salah satu amal jariyah yang pahalanya tidak akan pernah
putus, bahkan saat kita sudah meninggal. Rasulullah bersabda,

16
‫ صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له‬:‫ ابن آدم انقطع عمله إال من ثالث‬t‫إذا مات‬
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara
(yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, dan doa anak yang shalih.” (HR.
Muslim)

Keadilan Penegakan Hukum


Secara bahasa, qishash (‫ )قصاص‬berasal dari bahasa Arab yang berarti mencari
jejak. Adapun secara istilah, qishash adalah membalas pelaku kejahatan seperti
perbuatannya, apabila ia membunuh maka dibunuh dan bila ia memotong anggota
tubuh maka anggota tubuhnya juga dipotong. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah
subhanahu wa ta’ala:
‫وكتبنا عليهم فيها أن النفس بالنفس والعين بالعين واألنف باألنف واألذن باألذن والسن بالسن والجروح قصاص ج فمن تصدق‬
‫به فهو كفارة له ج ومن لم يحكم بما أنزل هللا فأولئك هم الظالمون‬
“Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (Taurat) bahwasanya jiwa
(dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan
telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada qishash-nya.” (QS. Al- Maidah: 45)
Islam tidak membedakan penegakan hukum ini apakah diterapkan pada
bangsawan atau orang biasa. Hukuman Allah subhanahu wa ta’ala berlaku atas
seluruh umat. Tidak seperti umat-umat terdahulu, hukum hanya diberlakukan bagi
kaum lemah, adapun kaum bangsawan mereka kebal hukum.
Dari sisi pelaku kejahatan, bisa jadi syariat Islam sangat menakutkan mereka.
Namun sejatinya, syariat Islam sangat mengayomi dan memberi rasa adil kepada
manusia yang lain. Bahkan, syariat Islam dengan ketegasannya terhadap pelaku
kejahatan mencegah terjadinya kejahatan-kejahatan lain karena hukum Islam mampu
memberi efek jera bagi pelaku dan calon-calon pelaku. Alhasil, syariat Islam mampu
sekaligus melakukan pencegahan dengan memberikan rasa aman terhadap
masyarakat luas sebagai potensi korban.
Di sisi lain, Islam juga amat ketat dalam menerapkan hukuman. Misalnya,
potong tangan atas pencuri, dibutuhkan kesaksian yang meyakinkan dengan
mempersyaratkan nilai nominal tertentu. Tidak bisa hanya mencuri beberapa ribu
rupiah misalnya atau dilatarbelakangi rasa lapar, seorang pencuri lantas dipotong
tangan.

17
Demikian juga dengan pelaku zina, hukum rajam hanya diterapkan kepada
pelaku zina yang sudah menikah, itu pun jika bisa menghadirkan empat saksi.
Dalam hal vonis atas pembunuh, Islam juga memberi opsi lain yakni diyat
(tebusan) atau memaafkan jika disetujui oleh salah satu keluarga korban.
Demikian juga pihak eksekutor bukanlah individu melainkan pemerintah atau
lembaga berwenang yang mewakili negara.
Dengan ditegakkannya qishash, masyarakat akan terjaga dari kejahatan.
Sebab, hukuman ini mencegah setiap orang yang akan berbuat zalim dan
menumpahkan darah orang lain. Dengan demikian, terjagalah kehidupan manusia dari
pembunuhan.
Dengan qishash, tegaklah keadilan dan tertolonglah orang yang dizalimi
dengan memberikan kemudahan bagi wali korban untuk membalas kepada pelaku
sebagaimana yang diperlakukan terhadap korban.
Betapa indahnya hukum Islam, hukum yang ditetapkan oleh Allah yang
menciptakan manusia itu sendiri. Hukum yang mengandung keadilan. Tidak seperti
hukum buatan manusia yang bisa dibeli dengan harga yang sangat murah.

18
Daftar Pustaka

Al-Hawil, Abdullah bin Ahmad. 2005. At-Tauhid Al-Muyassar. Riyadh: King Fahad
National Library.

Al-Hilali, Salim 'Id. 2004. Ta'rif 'Am Bimanhajis Salafil Kiram. Amman: Dar Al-
Atsariyyah.

Basri, Helmi. 2018. Relevansi Antara Hadits dan Sains: Kaedah dan Aplikasinya Dalam
Bingkai I’jaz Ilmi. Jurnal Ilmiah Keislaman. 17(1): 138-144.

Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. 2006. Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi'i.

Kandir, Nor. 2016. Al-Qur'an Sumber Segala Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Syabab.

Nida, Shofia. 2020. Artikel. Keutamaan Bersedekah beserta Jenis dan Dalilnya Sesuai
Ajaran Islam. Dalam https://www.brilio.net/wow/keutamaan-bersedekah-beserta-jenis-
dan-dalilnya-sesuai-ajaran-islam-200604i.html

Rijal, Abu Ismail Muhammad. 2012. Majalah. Indahnya Hukum Qishash. Sleman: Asy
Syariah, Vol. VII Edisi 83 Thn. 2012.

Syafruddin, Abulfaruq Ayip. 2011. Majalah. Rembulan di Langit Malam. Sleman: Asy
Syariah Edisi 045.

Syamhudi, Kholid. 2013. Artikel. Pentingnya Mengenal Para Salaf. Dalam


https://muslimah.or.id/4365-pentingnya-mengenal-para-salaf.html

Zainu, Muhammad bin Jamil. 1997. Majmu'ah Rasail At-Taujihat Al-Islamiyah Liishlahil
Fard wal Mujtama'. Riyadh: Dar Ash-Shumay'i.

http://buatblogger121.blogspot.com/2018/05/sahabat-tabiin-tabiut-tabiin_19.html?m=1

http://iswandidzaky.blogspot.com/2016/04/20-fakta-ilmiah-dalam-al-quran.html?m=1

19

Anda mungkin juga menyukai