Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,
M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Pendidkan Agama Islam.
Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat berjudul ‘ Tauhid, Al-
Qur’an&Hadist, Generasi Terbaik, dan Salafusiah, Berbagi, Keadilan dan Penegakan
Hukum dalam Islam’
Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik
dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Aamiin.
ii
DAFTAR ISI
LAMPIRAN .....................................................................................................................17
iii
BAB 1
KEISTIMEWAAN dan KEBENARANKONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
1. Filsafat Ketuhanan
Filsafat adalah ilmu yang mempelajari semua fenomena kehidupan manusia dan
berpikir secara kritis dan dijelaskan dalam konsep-konsep dasar. Filsafat tidak
diperdalam dengan melakukan eksperimen dan eksperimen, tetapi dengan
mempresentasikan masalah secara akurat, menemukan solusi untuk itu, memberikan
argumen dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses tersebut
dimasukkan ke dalam proses dialektis. Untuk kajian filsafat, logika berpikir dan logika
bahasa mutlak diperlukan.
Dalam filsafat Islam, Tuhan diyakini sebagai Makhluk Tertinggi yang Nyata dan
Satu, Pencipta Yang Mahakuasa dan Maha Mengetahui, Yang Abadi, Penentu Takdir,
dan Hakim alam semesta .
Islam menekankan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Esa dan Yang Maha
Kuasa ( tauhid ). Dia adalah Wahid dan Esa ( Minggu ), Maha Penyayang dan Maha
Kuasa. Menurut Alquran ada 99 Nama Allah ( asma'ul husna artinya: "nama-nama
terbaik") yang mengingatkan setiap atribut Tuhan yang berbeda. Semua nama ini
merujuk pada Tuhan, nama Tuhan Yang Mahatinggi dan Maha Luas. Di antara 99 nama
Allah, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Penyayang" ( ar-
rahman ) dan "Yang Maha Penyayang" ( ar-rahim )
Tuhan dalam Islam bukan hanya Yang Mahatinggi dan Mahakuasa, tetapi juga
Tuhan yang personal: Menurut Alquran, Dia lebih dekat dengan manusia daripada urat
1
nadi manusia. Dia menjawab mereka yang membutuhkan dan meminta bantuan jika
mereka berdoa kepada-Nya. Di atas segalanya, Dia membimbing manusia ke jalan yang
lurus, "jalan yang ada di ridhoi-Nya."
Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam adalah Tuhan yang sama
yang disembah oleh kelompok agama Ibrahim lainnya seperti Kristen dan Yudaisme.
Filsafat ketuhanan dalam Islam digolongkan menjadi dua : konsep ketuhanan
berdasarkan Alquran dan hadits secara harfiah dengan sedikit spekulasi sehingga
banyak ulama di bidang keimanan yang setuju dengannya, dan konsep ketuhanan yang
spekulatif berdasarkan tafsir yang dalam yang bersifat spekulatif, filosofis, bahkan mistik.
.
Menurut para tafsir (ulama), melalui hadits Al-Qur'an (Al-'Alaq [96]: 1-5), Tuhan
menunjukkan dirinya sebagai manusia guru. Tuhan mengajari manusia berbagai hal
termasuk konsep ketuhanan. Umat Islam percaya bahwa Alquran adalah wahyu Allah,
sehingga semua informasi Allah di dalam Alquran adalah "firman Tuhan tentang diri-Nya"
Selain itu, menurut Alquran sendiri, pengakuan akan Tuhan sudah ada dalam diri
manusia sejak manusia pertama kali diciptakan (Al-A'raf [7]: 172).
Artinya: Dan (ingat), ketika Tuhanmu menyingkirkan keturunan anak-anak Adam dari
pinggang mereka dan Allah mengambil kesaksian dari jiwa mereka (berkata): "Bukankah
aku Tuhanmu?" Mereka berkata: "Sesungguhnya Engkau adalah saksi kami." (Kami
melakukan ini) agar pada hari kiamat kalian tidak berkata: “Sesungguhnya kami (anak-
anak Adam) adalah orang-orang yang ceroboh tentang ini (keesaan Tuhan)” ( Al-
A'raf [7]: 172).
Ketika dia masih dalam roh, dan sebelum dia lahir di bumi, Tuhan menguji iman
manusia kepada-Nya dan pada saat itu manusia menegaskan Tuhan dan menjadi
saksi. Sehingga menurut para ulama, pengakuan tersebut menjadikan manusia sebagai
bawaan lahir sudah mengenal Tuhan. Seperti saat manusia dalam kesulitan, otomatis dia
akan mengingat keberadaan Tuhan. Alquran menyatakan ini dalam surah Az-Zumar [39]:
8
2
artinya: Dan ketika seseorang mengalami kemalangan, dia memohon (bantuan) kepada
Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian ketika Allah melimpahkan nikmat-Nya
kepadanya, dia melupakan kemalangan yang biasa dia sembah (kepada Allah) untuk
(menghapusnya) sebelumnya, dan dia membuat sekutu bagi Allah untuk menyesatkan
(umat manusia) dari jalan-Nya. Katakan: "Nikmati ketidakpercayaanmu sebentar; niscaya
kamu termasuk penghuni Neraka" surat Az-Zumar [39]: 8.
Artinya: Dan ketika mereka diimpikan ombak besar seperti gunung, mereka berseru
kepada Allah dengan mensucikan ketaatan kepada-Nya kemudian ketika Allah
menyelamatkan mereka ke tanah, maka sebagian dari mereka masih mengambil jalan
yang lurus. Dan tidak ada orang yang tidak percaya pada wahyu-wahyu Kami kecuali
mereka yang tidak setia dan tidak percaya. ( Surat Luqman [31]: 32).
3
1.3 Maksud konsep Ketuhanan
Menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran
baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional
maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme,
yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana,
lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakan
oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan
Javens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme
adalah sebagai berikut:
a. Dinamisme
Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya
kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh
tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada
yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada
pada benda disebut dengan nama yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah
(Melayu), dan syakti (India). Mana adalah kekuatan gaib yang tidak dapat dilihat atau
diindera dengan pancaindera. Oleh karena itu dianggap sebagai sesuatu yang misterius.
Meskipun nama tidak dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan pengaruhnya.
b. Animisme
Masyarakat primitif pun mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Setiap
benda yang dianggap benda baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat primitif, roh
dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Oleh karena itu,
roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak
senang apabila kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak
terkena efek negatif dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh.
Saji-sajian yang sesuai dengan saran dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi
kebutuhan roh.
c. Politeisme
Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasan,
karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain
kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan
bidangnya. Ada dewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yangmembidangi
masalah air, ada yang membidangi angin dan lain sebagainya.
d.Henoteisme
Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan.
Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin
4
mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat
menjadi lebih definitif (tertentu). Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut
dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain. Kepercayaan
satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan Tingkat Nasional).
e. Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme. Dalam
monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat
internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga
paham, yaitu: deisme, panteisme, dan teisme.
Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau Ilmu
Ushuluddin di kalangan umat Islam, timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan ada pula yang
bersifat di antara keduanya. Sebab timbulnya aliran tersebut adalah karena adanya
perbedaan metodologi dalam memahami Al-Quran dan Hadis dengan pendekatan
kontekstual sehingga lahir aliran yang bersifat tradisional. Sedang sebagian umat Islam
yang lain memahami dengan pendekatan antara kontektual dengan tektual sehingga lahir
aliran yang bersifat antara liberal dengan tradisional.
Ketiga corak pemikiran ini telah mewarnai sejarah pemikiran ilmu ketuhanan dalam
Islam. Aliran tersebut yaitu:
5
perbuatannya.
3. Jabariah yang merupakan pecahan dari Murji’ah berteori bahwa manusia
tidak mempunyai kemerdekaan dalam berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku
manusia ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan.
Asy’ariyah dan Maturidiyah yang pendapatnya berada di antara Qadariah dan Jabariah
Semua aliran itu mewarnai kehidupan pemikiran ketuhanan dalam kalangan umat islam
periode masa lalu. Pada prinsipnya aliran-aliran tersebut di atas tidak bertentangan
dengan ajaran dasar Islam. Oleh karena itu umat Islam yang memilih aliran mana saja
diantara aliran-aliran tersebut sebagai teologi mana yang dianutnya, tidak menyebabkan
ia keluar dari islam. Menghadapi situasi dan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang
ini, umat Islam perlu mengadakan koreksi ilmu berlandaskan al-Quran dan Sunnah
Rasul, tanpa dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu. Di antara aliran tersebut yang
nampaknya lebih dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan
etos kerja adalah aliran Mu’tazilah dan Qadariah.
6
BAB II
Sains dan Teknologi dan Al-Qur’andanAl-Hadits
Islam memiliki kepedulian penuh kepada umatnya agar terus untuk menggali
potensi agar menjadi peradaban yang maju. Dalam konteks ini, tidak ada pertentangan
antara sains dan Al-Qur'an.
Pandangan islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa islam tidak
pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru islam sangat mendukung
umatnya untuk melakukan penelitian dalam bidang apapun, termasuk sains dan
teknologi. Masyarakat modern telah berhasil mengembangkan sains dan teknologi
canggih untuk mengatasi berbagai masalah kehidupannya, namun disisi lain sains dan
teknologi canggih tersebut tidak mampu menumbuhkan moralitas (akhlak) yang mulia.
Untuk itu, munculnya gagasan tentang Islamisasi Sains dan Teknologi. Tujuan gagasan
tersebut adalah agar sains dan teknologi dapat membawa kesejahteraan bagi umat
manusia. Epistimologi islam tersebut pada hakikatnya menghendaki, bahwa sains dan
teknologi harus mengakui adanya nilai -- nilai kemanusiaan yang universal.
Al - Quran adalah inspirator, maknanya bahwa dalam Al - Quran banyak
terkandung teks - teks (ayat - ayat) yang mendorong manusia untuk melihat,
memandang, berpikir, serta mencermati fenomena - fenomena alam semesta ciptaan
Tuhan yang menarik untuk diselidiki, diteliti dan dikembangkan. Al - Quran menantang
manusia untuk menggunakan akal pikirannya seoptimal mungkin.
Al - Quran memuat segala informasi yang dibutuhkan manusia, baik yang
sudah diketahui maupun belum diketahui. Innormasi tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi disebutkan berulang - ulang dengan tujuan agar manusia bertindak untuk
melakukan nazhar. Nazhar adalah mempraktekkan metode, mengadakan observasi dan
penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa alam di seluruh jagad ini, juga
terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan historisitas bangsa - bangsa zaman
dahulu. Menurut firman Allah SWT : "Katakanlah (Muhammad): lakukanlah nadzar
(penelitian dengan menggunakan metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan di
bumi ..." ( QS. Yunus ayat 101).
Memahami lebih dalam tentang sains dan teknologi adalah satu -- satunya alat
untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang Allah SWT dan
menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat islam. Oleh sebab itu sains dipelajari
7
untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT dengan mencoba memahami ayat -- ayatNya.
Prinsip - prinsip pandangan islam tentang sains dan teknologi dapat diketahui
dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW : "Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam (tulis baca). Dia Mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahuinya." (QS al-'Alaq: 1-5)
Kata Iqra' diambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun
lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui
ciri sesuatu, dan membaca baik yang tertulis maupun tidak. Sedangkan dari segi
obyeknya, perintah iqra' itu mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh
manusia.
Ayat tersebut merupakan suatu dukungan yang Allah berikan kepada
hambanya untuk terus menggali, memperdalam dan memperhatikan apa yang ada di
alam semesta termasuk sains dan teknologi. Selain memuat banyak tentang
pengembangan sains, Al-Quran juga dijadikan inspirasi ilmu dan pedoman dalam
pengembangan pemikiran sehingga dapat terciptanya penemuan - penemuan baru yang
bermanfaat bagi kehidupan.
Dalam pandangan Islam sains dan teknologi juga di gambarkan sebagai cara
mengubah suatu sumber daya menjadi sumber daya lain yang lebih tinggi nilainya hal ini
tercermin dalam surat Ar Ra'd ayat 11 yaitu : "Sesungguhnya Allah tidak merobah
keadaan sesuatu kaum sehinggamereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri."
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya Al-Quran telah
mendorong manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka meningkat. Upaya ini
harus merupakan rasa syukur atas keberhasilannya dalam merubah nasibnya. Dengan
perkataan lain rasa syukur atas keberhasilannya dimanifestasikan dengan
mengembangkan terus keberhasilan itu sehingga dari waktu ke waktu keberhasilan itu
akan selalu maningkat terus. Di dalam Al-Quran disebutkan juga secara garis besar
tentang teknologi. Yaitu tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman
lainnya tentang penciptaan mahluk hidup termasuk manusia yang didorong hasrat ingin
tahunya dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di sekelilingnya.
8
BAB III
GENEARSI TERBAIK MENURUT AL-HADIST
1.1 Sahabat
1.2 Tabi’in
Tabi’in adalah orang-orang beriman yang hidup pada masa Rasulullah atau
setelah beliau wafat tetapi tidak bertemu dengan Rasulullah dan bertemu serta melihat
para sahabat. Tabi’in merupakan orang-orang yang belajar dan mewariskan ilmu dari
para sahabat Rasulullah.
Salah seorang terbaik dari generasi Tabi’in adalah Uwais Al Qarn, yang pernah
mendatangi rumah Rasulullah untuk mendapatkan kemuliaan menjadi sahabat, tetapi
tidak berhasil bertemu dengan beliau. Uwais Al Qarn, pernah disebutkan secara
langsung melalui lisan Rasulullah sebagai orang yang asing di bumi tapi terkenal di
9
langit. Bahkan Rasulullah memerintahkan sahabatnya, Umar dan Ali, untuk mencari
Uwais dan meminta untuk di doakan, karena ia merupakan orang yang memiliki doa yang
diijabah oleh Allah.
Adapun diantara orang-orang yang tergolong generasi tabi’in lainnya yakni Umar
bin Abdul Aziz, Urwah bin Zubair, Ali Zainal Abidin bin Al Husein, Muhammad bin Al
Hanafiyah, Hasan Al Bashri dan yang lainnya.
Tabi’ut tabi’in adalah orang beriman yang hidup pada masa sahabat atau setelah
mereka wafat tetapi tidak bertemu dengan sahabat dan bertemu dengan generasi tabi’in.
tabi’ut tabi’in merupakan orang-orang yang belajar dan mewariskan ilmu dari para tabi’in.
Diantara orang-orang yang termasuk dalam generasi ini adalah Imam Malik bin
Anas, Sufyan bin Uyainah, Sufyan Ats-Tsauri, Al Auza’i, Al Laits bin Saad dan yang
lainnya.
Merekalah generasi terbaik umat ini, maka selayaknya kita sebagai umat muslim
yang datang belakangan untuk mencontoh dan mengambil ilmu dari kitab-kitab yang
telah mereka tuliskan. Semoga kita bisa mengikuti para generasi terbaik umat ini.
10
BAB IV
SALAF MENURUT AL-HADIST
2. Siapa Salaf
Salaf menurut para ulama adalah sahabat, tabi’in (orang-orang yang mengikuti
sahabat) dan tabi’ut tabi’in (orang-orang yang mengikuti tabi’in). Tiga generasi awal inilah
yang disebut dengan salafush sholih (orang-orang terdahulu yang sholih). Merekalah tiga
generasi utama dan terbaik dari umat ini, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam,”Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi
sesudahnya kemudian generasi sesudahnya lagi.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi ’Ashim,
Bukhari dan Tirmidzi). Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam telah mempersaksikan ’kebaikan’
tiga generasi awal umat ini yang menunjukkan akan keutamaan dan kemuliaan mereka,
semangat mereka dalam melakukan kebaikan, luasnya ilmu mereka tentang syari’at
Allah, semangat mereka berpegang teguh pada sunnah beliau shallallahu ’alaihi wa
sallam.
11
BAB IV
ISLAM, AJARAN TENTANG BERBAGI SERTA KEADILAN
PENEGAKAN HUKUM
Berbagai masalah hukum, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, pungutan
liar, penistaan agama, hingga korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) datang silih
berganti. Diperlukan kecepatan dalam menyelesaikannya. Jika lamban, satu masalah
belum selesai maka akan tumbuh masalah baru yang lebih banyak dan pelik.
Dari penglihatan sehari-hari, sering kali kita menyaksikan keadilan masih lebih
berpihak kepada orang berduit, sehingga muncul istilah yang dipelesetkan, kasih uang
habis perkara, atau istilah wani piro.
Kedua, tipologi hakim. Rasulullah SAW bersabda, "Hakim itu ada tiga, dua di
neraka dan satu di surga. Seseorang yang menghukumi secara tidak benar, padahal ia
12
mengetahui mana yang benar maka ia masuk neraka. Seorang hakim yang bodoh lalu
menghancurkan hak-hak manusia maka ia masuk neraka. Dan, seorang hakim yang
menghukumi dengan benar maka ia masuk surga." (HR Tirmidzi).
Ketiga, tidak meminta jabatan hakim. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa
mengharap menjadi seorang hakim maka (tugas dan tanggung jawab) akan dibebankan
kepada dirinya. Dan barang siapa tidak menginginkannya maka Allah akan menurunkan
malaikat untuk menolong dan membimbingnya dalam kebenaran." (HR Tirmidzi).
Keempat, jangan silau menjadi hakim. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa
yang diberi jabatan hakim atau diberi kewenangan untuk memutuskan suatu hukum di
antara manusia, sungguh ia telah dibunuh tanpa menggunakan pisau." (HR Tirmidzi).
Oleh karena itu, kita sangat menaruh hormat kepada setiap aparat penegak
hukum yang masih tegar dan setia membela kebenaran dan keadilan. Wallahu a'lam.
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran,
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran." (QS. An-Nahl: 90)
13
naasi an tahkumuu bil-'adl, innallaaha ni'immaa ya'idzukum bih, innallaaha kaana
samii'am bashiiraa
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. An-Nisa: 58)
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu, bapak, dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar
balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan." (QS. An-Nisa: 135)
14
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Maidah: 8)
15
DAFTAR PUSTAKA
1 http://rfaiz69.blogspot.com/2014/07/tugas-kuliah-agama-islam-konsep.html
2. http://rezkyfausi.blogspot.com/2012/12/konsep-ketuhanan-dalam-islam.html?m=1
3. https://www.kompasiana.com/dindaborumufarrokhahsiregar2275/5d25e1d9097f3
634b204b232/paradigma-islam-terhadap-sains-dan-teknologi?page=2
4. https://www.pta-padang.go.id/detailpost/ayat-sains-dan-teknologi
5. https://umma.id/article/share/id/1002/272772
6. https://rumaysho.com/3105-mengenal-salaf-dan-salafi.html
7. https://almanhaj.or.id/3428-definisi-salaf-definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaahhtml
8. https://id.wikipedia.org/wiki/Salaf#:~:text=Salaf%20(bahasa%20Arab%3A%20%D
8%A7%D9%84%D8%B3%D9%84%D9%81%20%D8%A7%D9%84%D8%B5%D9
%84%D8%AD,tabi'ut%20tabi'in.&text=Seseorang%20yang%20mengikuti%20tiga
%20generasi,Salafiyyun%20(as%2DSalafiyyun).
9. https://republika.co.id/amp/oh6pth313
10. https://republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/11/25/oh6pth313-4-pesan-
rasulullah-untuk-penegak-hukum
11. https://akurat.co/id-1142852-read-ayatayat-allah-tentang-perintah-berlaku-adil
16
LAMPIRAN
17