Anda di halaman 1dari 20

ULASAN TEMA KEISLAMAN:

1. KEISTIMEWAAN DAN KEBENARAN KONSEP KETUHANAN DALAMISLAM


2. SAINS&TEKNOLOGI DALAM AL-QUR’AN DANAL-HADITS
3. GENERASI TERBAIK MENURUTAL-HADITS
4. PENGERTIAN SALAF (REFERENSIHADITS)
5. ISLAM, AJARAN TENTANG BERBAGI SERTA KEADILAN PENEGAKAN
HUKUM

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos.

Disusun Oleh:

Nama : Muhammad Riyadhus Sholihin


NIM : F1B020100
Fakultas&Prodi : Teknik Elektro
Semester : Semester 1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas


selesainya tugas makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak lupa pula
penulis haturkan Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW yang telaah membing kita dari alam kegelapan menuju alam yang
terang benderang yakni adinul Islam. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari
akhir kelak.

Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,
M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Pendidkan Agama Islam.

Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat berjudul ‘ Tauhid, Al-
Qur’an&Hadist, Generasi Terbaik, dan Salafusiah, Berbagi, Keadilan dan Penegakan
Hukum dalam Islam’

Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik
dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Aamiin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Muhammad Riyadhus Sholihin. Mataram, 13 Oktober 2020

Nama : Muhammad Riyadhus Sholihin


NIM : F1B020100

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB 1 KEISTIMEWAAN dan KEBENARANKONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM........1

1. Filsafat Ketuhanan .................................................................................................1

1.1 Filsafat Ilahi berdasarkan Alquran dan Hadis .......................................................2

1.2 Filsafat Tuhan didasarkan pada spekulasi ...........................................................3

1.3 Maksud konsep Ketuhanan.................................................................................4

2. Pemikiran Umat Islam ...............................................................................................5

BAB II Sains dan Teknologi dan Al-Qur’andanAl-Hadits ...................................................7

1. Sains dan Teknologi dan Al-Qur’an dan Al-Hadist .....................................................7

BAB III GENEARSI TERBAIK MENURUT AL-HADIST .....................................................9

1. Generasi Terbaik Umat Islam ....................................................................................9

1.1 Sahabat ...............................................................................................................9

1.2 Tabi’in ..................................................................................................................9

1.3 Tabi’ut Tabi’in ....................................................................................................10

BAB IV SALAF MENURUT AL-HADIST ..........................................................................11

1. Definisi Salaf (ُ‫سلَف‬


َّ ‫ )ال‬.................................................................................................11

2. Siapa Salaf ..............................................................................................................11

BAB IV ISLAM, AJARAN TENTANG BERBAGI SERTA KEADILAN ...............................12

PENEGAKAN HUKUM ...................................................................................................12

1. Pesan Rasulullah Untuk Penegakkan Hukum .........................................................12

1. Ayat-ayat Allah tentang Perintah Berlaku Adil .........................................................13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................16

LAMPIRAN .....................................................................................................................17

iii
BAB 1
KEISTIMEWAAN dan KEBENARANKONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM

1. Filsafat Ketuhanan

Filsafat adalah ilmu yang mempelajari semua fenomena kehidupan manusia dan
berpikir secara kritis dan dijelaskan dalam konsep-konsep dasar. Filsafat tidak
diperdalam dengan melakukan eksperimen dan eksperimen, tetapi dengan
mempresentasikan masalah secara akurat, menemukan solusi untuk itu, memberikan
argumen dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses tersebut
dimasukkan ke dalam proses dialektis. Untuk kajian filsafat, logika berpikir dan logika
bahasa mutlak diperlukan.

Sedangkan Filsafat Ilahi adalah pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan


akal, kemudian digunakan pendekatan yang disebut filosofis. Bagi orang yang
mengamalkan agama tertentu (khususnya Islam, Kristen, Yudaisme), akan
menambahkan pendekatan wahyu dalam upaya memikirkannya. Jadi Filsafat Ilahi adalah
pemikiran manusia dengan pendekatan yang masuk akal kepada Tuhan. Usaha manusia
ini bukanlah untuk menemukan Tuhan yang absolut atau absolut, tetapi untuk mencari
kemungkinan yang mungkin bagi manusia untuk mencapai kebenaran tentang Tuhan.

Dalam filsafat Islam, Tuhan diyakini sebagai Makhluk Tertinggi yang Nyata dan
Satu, Pencipta Yang Mahakuasa dan Maha Mengetahui, Yang Abadi, Penentu Takdir,
dan Hakim alam semesta .

Islam menekankan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang Esa dan Yang Maha
Kuasa ( tauhid ). Dia adalah Wahid dan Esa ( Minggu ), Maha Penyayang dan Maha
Kuasa. Menurut Alquran ada 99 Nama Allah ( asma'ul husna artinya: "nama-nama
terbaik") yang mengingatkan setiap atribut Tuhan yang berbeda. Semua nama ini
merujuk pada Tuhan, nama Tuhan Yang Mahatinggi dan Maha Luas. Di antara 99 nama
Allah, yang paling terkenal dan paling sering digunakan adalah "Maha Penyayang" ( ar-
rahman ) dan "Yang Maha Penyayang" ( ar-rahim )

Tuhan dalam Islam bukan hanya Yang Mahatinggi dan Mahakuasa, tetapi juga
Tuhan yang personal: Menurut Alquran, Dia lebih dekat dengan manusia daripada urat

1
nadi manusia. Dia menjawab mereka yang membutuhkan dan meminta bantuan jika
mereka berdoa kepada-Nya. Di atas segalanya, Dia membimbing manusia ke jalan yang
lurus, "jalan yang ada di ridhoi-Nya."

Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep Islam adalah Tuhan yang sama
yang disembah oleh kelompok agama Ibrahim lainnya seperti Kristen dan Yudaisme.
Filsafat ketuhanan dalam Islam digolongkan menjadi dua : konsep ketuhanan
berdasarkan Alquran dan hadits secara harfiah dengan sedikit spekulasi sehingga
banyak ulama di bidang keimanan yang setuju dengannya, dan konsep ketuhanan yang
spekulatif berdasarkan tafsir yang dalam yang bersifat spekulatif, filosofis, bahkan mistik.
.

1.1 Filsafat Ilahi berdasarkan Alquran dan Hadis

Menurut para tafsir (ulama), melalui hadits Al-Qur'an (Al-'Alaq [96]: 1-5), Tuhan
menunjukkan dirinya sebagai manusia guru. Tuhan mengajari manusia berbagai hal
termasuk konsep ketuhanan. Umat Islam percaya bahwa Alquran adalah wahyu Allah,
sehingga semua informasi Allah di dalam Alquran adalah "firman Tuhan tentang diri-Nya"

Selain itu, menurut Alquran sendiri, pengakuan akan Tuhan sudah ada dalam diri
manusia sejak manusia pertama kali diciptakan (Al-A'raf [7]: 172).

Artinya: Dan (ingat), ketika Tuhanmu menyingkirkan keturunan anak-anak Adam dari
pinggang mereka dan Allah mengambil kesaksian dari jiwa mereka (berkata): "Bukankah
aku Tuhanmu?" Mereka berkata: "Sesungguhnya Engkau adalah saksi kami." (Kami
melakukan ini) agar pada hari kiamat kalian tidak berkata: “Sesungguhnya kami (anak-
anak Adam) adalah orang-orang yang ceroboh tentang ini (keesaan Tuhan)” ( Al-
A'raf [7]: 172).

Ketika dia masih dalam roh, dan sebelum dia lahir di bumi, Tuhan menguji iman
manusia kepada-Nya dan pada saat itu manusia menegaskan Tuhan dan menjadi
saksi. Sehingga menurut para ulama, pengakuan tersebut menjadikan manusia sebagai
bawaan lahir sudah mengenal Tuhan. Seperti saat manusia dalam kesulitan, otomatis dia
akan mengingat keberadaan Tuhan. Alquran menyatakan ini dalam surah Az-Zumar [39]:
8
2
artinya: Dan ketika seseorang mengalami kemalangan, dia memohon (bantuan) kepada
Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian ketika Allah melimpahkan nikmat-Nya
kepadanya, dia melupakan kemalangan yang biasa dia sembah (kepada Allah) untuk
(menghapusnya) sebelumnya, dan dia membuat sekutu bagi Allah untuk menyesatkan
(umat manusia) dari jalan-Nya. Katakan: "Nikmati ketidakpercayaanmu sebentar; niscaya
kamu termasuk penghuni Neraka" surat Az-Zumar [39]: 8.

dan surah Luqman [31]: 32.

Artinya: Dan ketika mereka diimpikan ombak besar seperti gunung, mereka berseru
kepada Allah dengan mensucikan ketaatan kepada-Nya kemudian ketika Allah
menyelamatkan mereka ke tanah, maka sebagian dari mereka masih mengambil jalan
yang lurus. Dan tidak ada orang yang tidak percaya pada wahyu-wahyu Kami kecuali
mereka yang tidak setia dan tidak percaya. ( Surat Luqman [31]: 32).

1.2 Filsafat Tuhan didasarkan pada spekulasi

spekulasi adalah mengambil keputusan dengan pengetahuan dan pengalaman


yang kita miliki serta keyakinan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, dengan
pemikiran yang matang meski terkadang hasil yang diterima tidak sesuai dengan
harapan.

Beberapa sarjana berbeda pendapat tentang konsep Tuhan. Namun, perbedaan


ini belum mengubah Alquran. Pendekatan spekulatif untuk menjelaskan konsep
ketuhanan juga muncul dari pemikiran rasional hingga agnostisisme (ada teori) dan lain-
lain dan ada juga beberapa yang bertentangan dengan konsep tauhid sehingga dianggap
sesat oleh para ulama khususnya ulama Islam.

3
1.3 Maksud konsep Ketuhanan

Menurut pemikiran manusia adalah konsep yang didasarkan atas hasil pemikiran
baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah, baik yang bersifat penelitian rasional
maupun pengalaman batin. Dalam literatur sejarah agama, dikenal teori evolusionisme,
yaitu teori yang menyatakan adanya proses dari kepercayaan yang amat sederhana,
lama kelamaan meningkat menjadi sempurna. Teori tersebut mula-mula dikemukakan
oleh Max Muller, kemudian dikemukakan oleh EB Taylor, Robertson Smith, Lubbock dan
Javens. Proses perkembangan pemikiran tentang Tuhan menurut teori evolusionisme
adalah sebagai berikut:
a. Dinamisme
Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya
kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh
tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada
yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada
pada benda disebut dengan nama yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah
(Melayu), dan syakti (India). Mana adalah kekuatan gaib yang tidak dapat dilihat atau
diindera dengan pancaindera. Oleh karena itu dianggap sebagai sesuatu yang misterius.
Meskipun nama tidak dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan pengaruhnya.
b. Animisme
Masyarakat primitif pun mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Setiap
benda yang dianggap benda baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat primitif, roh
dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Oleh karena itu,
roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak
senang apabila kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak
terkena efek negatif dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh.
Saji-sajian yang sesuai dengan saran dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi
kebutuhan roh.
c. Politeisme
Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasan,
karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain
kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan
bidangnya. Ada dewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yangmembidangi
masalah air, ada yang membidangi angin dan lain sebagainya.
d.Henoteisme
Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan.
Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin
4
mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat
menjadi lebih definitif (tertentu). Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut
dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain. Kepercayaan
satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan Tingkat Nasional).
e. Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi monoteisme. Dalam
monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk seluruh bangsa dan bersifat
internasional. Bentuk monoteisme ditinjau dari filsafat Ketuhanan terbagi dalam tiga
paham, yaitu: deisme, panteisme, dan teisme.

2. Pemikiran Umat Islam

Pemikiran terhadap Tuhan yang melahirkan Ilmu Tauhid, Ilmu Kalam, atau Ilmu
Ushuluddin di kalangan umat Islam, timbul sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Secara garis besar, ada aliran yang bersifat liberal, tradisional, dan ada pula yang
bersifat di antara keduanya. Sebab timbulnya aliran tersebut adalah karena adanya
perbedaan metodologi dalam memahami Al-Quran dan Hadis dengan pendekatan
kontekstual sehingga lahir aliran yang bersifat tradisional. Sedang sebagian umat Islam
yang lain memahami dengan pendekatan antara kontektual dengan tektual sehingga lahir
aliran yang bersifat antara liberal dengan tradisional.
Ketiga corak pemikiran ini telah mewarnai sejarah pemikiran ilmu ketuhanan dalam
Islam. Aliran tersebut yaitu:

1. Mu’tazilah yang merupakan kaum rasionalis di kalangan muslim, serta


menekankan pemakaian akal pikiran dalam memahami semua ajaran dan keimanan
dalam Islam. Orang islam yang berbuat dosa besar, tidak kafir dan tidak mukmin. Ia
berada di antara posisi mukmin dan kafir (manzilah bainal manzilatain).
Dalam menganalisis ketuhanan, mereka memakai bantuan ilmu logika Yunani, satu
sistem teologi untuk mempertahankan kedudukan keimanan. Hasil dari paham Mu’tazilah
yang bercorak rasional ialah muncul abad kemajuan ilmu pengetahuan dalam Islam.
Namun kemajuan ilmu pengetahuan akhirnya menurun dengan kalahnya mereka dalam
perselisihan dengan kaum Islam ortodoks. Mu’tazilah lahir sebagai pecahan dari
kelompok Qadariah, sedang Qadariah adalah pecahan dari Khawarij.
2. Qodariah yang berpendapat bahwa manusia mempunyai kebebasan
dalam berkehendak dan berbuat. Manusia sendiri yang menghendaki apakah ia akan
kafir atau mukmin dan hal itu yang menyebabkan manusia harus bertanggung jawab atas

5
perbuatannya.
3. Jabariah yang merupakan pecahan dari Murji’ah berteori bahwa manusia
tidak mempunyai kemerdekaan dalam berkehendak dan berbuat. Semua tingkah laku
manusia ditentukan dan dipaksa oleh Tuhan.

Asy’ariyah dan Maturidiyah yang pendapatnya berada di antara Qadariah dan Jabariah
Semua aliran itu mewarnai kehidupan pemikiran ketuhanan dalam kalangan umat islam
periode masa lalu. Pada prinsipnya aliran-aliran tersebut di atas tidak bertentangan
dengan ajaran dasar Islam. Oleh karena itu umat Islam yang memilih aliran mana saja
diantara aliran-aliran tersebut sebagai teologi mana yang dianutnya, tidak menyebabkan
ia keluar dari islam. Menghadapi situasi dan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang
ini, umat Islam perlu mengadakan koreksi ilmu berlandaskan al-Quran dan Sunnah
Rasul, tanpa dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu. Di antara aliran tersebut yang
nampaknya lebih dapat menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan
etos kerja adalah aliran Mu’tazilah dan Qadariah.

6
BAB II
Sains dan Teknologi dan Al-Qur’andanAl-Hadits

1. Sains dan Teknologi dan Al-Qur’an dan Al-Hadist

Islam memiliki kepedulian penuh kepada umatnya agar terus untuk menggali
potensi agar menjadi peradaban yang maju. Dalam konteks ini, tidak ada pertentangan
antara sains dan Al-Qur'an.
Pandangan islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa islam tidak
pernah mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru islam sangat mendukung
umatnya untuk melakukan penelitian dalam bidang apapun, termasuk sains dan
teknologi. Masyarakat modern telah berhasil mengembangkan sains dan teknologi
canggih untuk mengatasi berbagai masalah kehidupannya, namun disisi lain sains dan
teknologi canggih tersebut tidak mampu menumbuhkan moralitas (akhlak) yang mulia.
Untuk itu, munculnya gagasan tentang Islamisasi Sains dan Teknologi. Tujuan gagasan
tersebut adalah agar sains dan teknologi dapat membawa kesejahteraan bagi umat
manusia. Epistimologi islam tersebut pada hakikatnya menghendaki, bahwa sains dan
teknologi harus mengakui adanya nilai -- nilai kemanusiaan yang universal.
Al - Quran adalah inspirator, maknanya bahwa dalam Al - Quran banyak
terkandung teks - teks (ayat - ayat) yang mendorong manusia untuk melihat,
memandang, berpikir, serta mencermati fenomena - fenomena alam semesta ciptaan
Tuhan yang menarik untuk diselidiki, diteliti dan dikembangkan. Al - Quran menantang
manusia untuk menggunakan akal pikirannya seoptimal mungkin.
Al - Quran memuat segala informasi yang dibutuhkan manusia, baik yang
sudah diketahui maupun belum diketahui. Innormasi tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi disebutkan berulang - ulang dengan tujuan agar manusia bertindak untuk
melakukan nazhar. Nazhar adalah mempraktekkan metode, mengadakan observasi dan
penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa alam di seluruh jagad ini, juga
terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan historisitas bangsa - bangsa zaman
dahulu. Menurut firman Allah SWT : "Katakanlah (Muhammad): lakukanlah nadzar
(penelitian dengan menggunakan metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan di
bumi ..." ( QS. Yunus ayat 101).
Memahami lebih dalam tentang sains dan teknologi adalah satu -- satunya alat
untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang Allah SWT dan
menyelesaikan berbagai permasalahan masyarakat islam. Oleh sebab itu sains dipelajari

7
untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT dengan mencoba memahami ayat -- ayatNya.
Prinsip - prinsip pandangan islam tentang sains dan teknologi dapat diketahui
dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW : "Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia menciptakan manusia dari
segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam (tulis baca). Dia Mengajarkan manusia apa yang
tidak diketahuinya." (QS al-'Alaq: 1-5)
Kata Iqra' diambil dari akar kata yang berarti menghimpun. Dari menghimpun
lahir aneka makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui
ciri sesuatu, dan membaca baik yang tertulis maupun tidak. Sedangkan dari segi
obyeknya, perintah iqra' itu mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh
manusia.
Ayat tersebut merupakan suatu dukungan yang Allah berikan kepada
hambanya untuk terus menggali, memperdalam dan memperhatikan apa yang ada di
alam semesta termasuk sains dan teknologi. Selain memuat banyak tentang
pengembangan sains, Al-Quran juga dijadikan inspirasi ilmu dan pedoman dalam
pengembangan pemikiran sehingga dapat terciptanya penemuan - penemuan baru yang
bermanfaat bagi kehidupan.
Dalam pandangan Islam sains dan teknologi juga di gambarkan sebagai cara
mengubah suatu sumber daya menjadi sumber daya lain yang lebih tinggi nilainya hal ini
tercermin dalam surat Ar Ra'd ayat 11 yaitu : "Sesungguhnya Allah tidak merobah
keadaan sesuatu kaum sehinggamereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri."
Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya Al-Quran telah
mendorong manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka meningkat. Upaya ini
harus merupakan rasa syukur atas keberhasilannya dalam merubah nasibnya. Dengan
perkataan lain rasa syukur atas keberhasilannya dimanifestasikan dengan
mengembangkan terus keberhasilan itu sehingga dari waktu ke waktu keberhasilan itu
akan selalu maningkat terus. Di dalam Al-Quran disebutkan juga secara garis besar
tentang teknologi. Yaitu tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman
lainnya tentang penciptaan mahluk hidup termasuk manusia yang didorong hasrat ingin
tahunya dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di sekelilingnya.

8
BAB III
GENEARSI TERBAIK MENURUT AL-HADIST

1. Generasi Terbaik Umat Islam

Diantara umat Rasulullah, terdapat beberapa generasi terbaik, sebagaimana


beliau sebutkan dalam sebuah hadits mutawatir, beliau bersabda :

“Sebaik-baik manusia adalah pada generasiku (yakni sahabat), kemudian orang-


orang yang mengiringinya (yakni tabi’in), kemudian orang-orang yang mengiringinya
(yakni generasi tabi’ut tabi’in).” (mutawatir. HR. Bukhari dan yang lainnya).

1.1 Sahabat

Sahabat adalah orang-orang beriman yang bertemu dan melihat Rasulullah


shallallahu alaihi wa sallam secara langsung serta membantu perjuangan beliau. Menurut
Imam Ahmad, siapa saja diantara orang beriman yang bertemu dan melihat Rasulullah,
baik sebulan, sepekan, sehari atau bahkan cuma sesaat maka ia dikatakan sebagai
sahabat. Derajatnya masing-masing ditentukan dengan seberapa lama ia menyertai
Rasulullah.
Para sahabat merupakan orang-orang yang mewariskan ilmu dari Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam. Diantara sahabat yang terbaik adalah para Khulafaur
Rasyidin, kemudian 10 orang sahabat yang namanya disebutkan oleh Rasulullah yang
mendapatkan jaminan surga.

1.2 Tabi’in

Tabi’in adalah orang-orang beriman yang hidup pada masa Rasulullah atau
setelah beliau wafat tetapi tidak bertemu dengan Rasulullah dan bertemu serta melihat
para sahabat. Tabi’in merupakan orang-orang yang belajar dan mewariskan ilmu dari
para sahabat Rasulullah.
Salah seorang terbaik dari generasi Tabi’in adalah Uwais Al Qarn, yang pernah
mendatangi rumah Rasulullah untuk mendapatkan kemuliaan menjadi sahabat, tetapi
tidak berhasil bertemu dengan beliau. Uwais Al Qarn, pernah disebutkan secara
langsung melalui lisan Rasulullah sebagai orang yang asing di bumi tapi terkenal di
9
langit. Bahkan Rasulullah memerintahkan sahabatnya, Umar dan Ali, untuk mencari
Uwais dan meminta untuk di doakan, karena ia merupakan orang yang memiliki doa yang
diijabah oleh Allah.
Adapun diantara orang-orang yang tergolong generasi tabi’in lainnya yakni Umar
bin Abdul Aziz, Urwah bin Zubair, Ali Zainal Abidin bin Al Husein, Muhammad bin Al
Hanafiyah, Hasan Al Bashri dan yang lainnya.

1.3 Tabi’ut Tabi’in

Tabi’ut tabi’in adalah orang beriman yang hidup pada masa sahabat atau setelah
mereka wafat tetapi tidak bertemu dengan sahabat dan bertemu dengan generasi tabi’in.
tabi’ut tabi’in merupakan orang-orang yang belajar dan mewariskan ilmu dari para tabi’in.
Diantara orang-orang yang termasuk dalam generasi ini adalah Imam Malik bin
Anas, Sufyan bin Uyainah, Sufyan Ats-Tsauri, Al Auza’i, Al Laits bin Saad dan yang
lainnya.
Merekalah generasi terbaik umat ini, maka selayaknya kita sebagai umat muslim
yang datang belakangan untuk mencontoh dan mengambil ilmu dari kitab-kitab yang
telah mereka tuliskan. Semoga kita bisa mengikuti para generasi terbaik umat ini.

10
BAB IV
SALAF MENURUT AL-HADIST

1. Definisi Salaf (ُ‫سلَف‬


َّ ‫)ال‬

Menurut bahasa (etimologi), Salaf ( ‫سلَف‬


َّ ‫ ) اَل‬artinya yang terdahulu (nenek moyang),
َّ ‫)لَف‬
yang lebih tua dan lebih utama. Salaf berarti para pendahulu. Jika dikatakan (‫الرجل َ س‬
salaf seseorang, maksudnya kedua orang tua yang telah mendahuluinya.
Menurut istilah (terminologi), kata Salaf berarti generasi pertama dan terbaik dari
ummat (Islam) ini, yang terdiri dari para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan para Imam
pembawa petunjuk pada tiga kurun (generasi/masa) pertama yang dimuliakan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‫َخيْر‬
‫ال َّناس قَ ْرن ْي ث َّم الَّذ ْينَ َيل ْونَه ْم ث َّم الَّذيْنَ َيل ْونَه ْم‬. “Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa
para Sahabat), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’in), kemudian yang sesudahnya
(masa Tabi’ut Tabi’in). ” Menurut al-Qalsyani: “Salafush Shalih adalah generasi pertama
dari ummat ini yang pemahaman ilmunya sangat dalam, yang mengikuti petunjuk Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjaga Sunnahnya. Allah memilih mereka untuk
menemani Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallamdan menegak-kan agama-Nya…”

2. Siapa Salaf

Salaf menurut para ulama adalah sahabat, tabi’in (orang-orang yang mengikuti
sahabat) dan tabi’ut tabi’in (orang-orang yang mengikuti tabi’in). Tiga generasi awal inilah
yang disebut dengan salafush sholih (orang-orang terdahulu yang sholih). Merekalah tiga
generasi utama dan terbaik dari umat ini, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam,”Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi
sesudahnya kemudian generasi sesudahnya lagi.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi ’Ashim,
Bukhari dan Tirmidzi). Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam telah mempersaksikan ’kebaikan’
tiga generasi awal umat ini yang menunjukkan akan keutamaan dan kemuliaan mereka,
semangat mereka dalam melakukan kebaikan, luasnya ilmu mereka tentang syari’at
Allah, semangat mereka berpegang teguh pada sunnah beliau shallallahu ’alaihi wa
sallam.

11
BAB IV
ISLAM, AJARAN TENTANG BERBAGI SERTA KEADILAN
PENEGAKAN HUKUM

1. Pesan Rasulullah Untuk Penegakkan Hukum

Berbagai masalah hukum, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, pungutan
liar, penistaan agama, hingga korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) datang silih
berganti. Diperlukan kecepatan dalam menyelesaikannya. Jika lamban, satu masalah
belum selesai maka akan tumbuh masalah baru yang lebih banyak dan pelik.

Penegakan supremasi hukum adalah keniscayaan. Tegaknya supremasi hukum


akan melahirkan suatu kepastian. Kepastian tentang yang benar (al-haq) dan mana yang
salah (al-bathil).

Dari penglihatan sehari-hari, sering kali kita menyaksikan keadilan masih lebih
berpihak kepada orang berduit, sehingga muncul istilah yang dipelesetkan, kasih uang
habis perkara, atau istilah wani piro.

Dalam masalah hukum, rakyat kecil sering kali terpinggirkan. Persoalan


sederhana ditangani secara berlebihan. Persoalan yang seharusnya diselesaikan
menurut ukurannya, malah menjadi lebar dan luas hanya karena tidak mampu
menempatkan persoalan secara proporsional.

Keadilan menuntut kejujuran dan objektivitas, artinya tidak berpihak kecuali


kepada kebenaran dan rasa keadilan itu sendiri. Berkaitan dengan penegakan hukum,
Rasulullah SAW berpesan secara khusus kepada penegak hukum agar dapat
menjalankan tugasnya dengan baik dan benar.

Pertama, memutuskan perkara secara adil. Rasulullah SAW bersabda, "Barang


siapa yang menjadi hakim lalu menghukumi dengan adil, niscaya ia akan dijauhkan dari
keburukan." (HR Tirmidzi).

Kedua, tipologi hakim. Rasulullah SAW bersabda, "Hakim itu ada tiga, dua di
neraka dan satu di surga. Seseorang yang menghukumi secara tidak benar, padahal ia

12
mengetahui mana yang benar maka ia masuk neraka. Seorang hakim yang bodoh lalu
menghancurkan hak-hak manusia maka ia masuk neraka. Dan, seorang hakim yang
menghukumi dengan benar maka ia masuk surga." (HR Tirmidzi).

Ketiga, tidak meminta jabatan hakim. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa
mengharap menjadi seorang hakim maka (tugas dan tanggung jawab) akan dibebankan
kepada dirinya. Dan barang siapa tidak menginginkannya maka Allah akan menurunkan
malaikat untuk menolong dan membimbingnya dalam kebenaran." (HR Tirmidzi).

Keempat, jangan silau menjadi hakim. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa
yang diberi jabatan hakim atau diberi kewenangan untuk memutuskan suatu hukum di
antara manusia, sungguh ia telah dibunuh tanpa menggunakan pisau." (HR Tirmidzi).

Oleh karena itu, kita sangat menaruh hormat kepada setiap aparat penegak
hukum yang masih tegar dan setia membela kebenaran dan keadilan. Wallahu a'lam.

1. Ayat-ayat Allah tentang Perintah Berlaku Adil

Surah An-Nahl ayat 90

Innallaaha ya'muru bil-'adli wal-ihsaani wa iitaa`i dzil-qurbaa wa yan-haa 'anil-fahsyaa`i


wal-mungkari wal-bagyi ya'idzukum la'allakum tadzakkaruun

Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran,
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran." (QS. An-Nahl: 90)

Surah An-Nisa ayat 58

Innallaaha ya`murukum an tu`addul-amaanaati ilaa ahlihaa wa idzaa hakamtum bainan-

13
naasi an tahkumuu bil-'adl, innallaaha ni'immaa ya'idzukum bih, innallaaha kaana
samii'am bashiiraa
Artinya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. An-Nisa: 58)

Surah An-Nisa ayat 135

Yaa ayyuhalladziina aamanuu kuunuu qawwaamiina bil-qisti syuhadaa`a lillaahi walau


'alaa anfusikum awil-waalidaini wal-aqrabiin, iy yakun ganiyyan au faqiiran fallaahu aulaa
bihimaa, fa laa tattabi'ul-hawaa an ta'diluu, wa in talwuu au tu'riduu fa innallaaha kaana
bimaa ta'maluuna khabiiraa

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu, bapak, dan kaum
kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar
balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha
Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan." (QS. An-Nisa: 135)

Surah Al-Maidah ayat 8

Yaa ayyuhalladziina aamanuu kuunuu qawwaamiina lillaahi syuhadaa`a bil-qisti wa laa


yajrimannakum syana`aanu qaumin 'alaa allaa ta'diluu, i'diluu, huwa aqrabu lit-taqwaa
wattaqullaah, innallaaha khabiirum bimaa ta'maluun
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu

14
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Maidah: 8)

5. Surah Al-Hujurat ayat 9

Wa in taa`ifataani minal-mu`miniinaqtataluu fa aslihuu bainahumaa, fa im bagat ihdaahumaa


'alal-ukhraa fa qaatilullatii tabghii hattaa tafii`a ilaa amrillaah, fa in faa`at fa ashlihuu
bainahumaa bil-'adli wa aqsithuu, innallaaha yuhibbul-muqsithiin
Artinya: "Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu
damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain,
hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah.
Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu
berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil." (QS. Al-Hujurat: 9)

15
DAFTAR PUSTAKA

1 http://rfaiz69.blogspot.com/2014/07/tugas-kuliah-agama-islam-konsep.html

2. http://rezkyfausi.blogspot.com/2012/12/konsep-ketuhanan-dalam-islam.html?m=1

3. https://www.kompasiana.com/dindaborumufarrokhahsiregar2275/5d25e1d9097f3
634b204b232/paradigma-islam-terhadap-sains-dan-teknologi?page=2

4. https://www.pta-padang.go.id/detailpost/ayat-sains-dan-teknologi

5. https://umma.id/article/share/id/1002/272772

6. https://rumaysho.com/3105-mengenal-salaf-dan-salafi.html

7. https://almanhaj.or.id/3428-definisi-salaf-definisi-ahlus-sunnah-wal-jamaahhtml

8. https://id.wikipedia.org/wiki/Salaf#:~:text=Salaf%20(bahasa%20Arab%3A%20%D
8%A7%D9%84%D8%B3%D9%84%D9%81%20%D8%A7%D9%84%D8%B5%D9
%84%D8%AD,tabi'ut%20tabi'in.&text=Seseorang%20yang%20mengikuti%20tiga
%20generasi,Salafiyyun%20(as%2DSalafiyyun).

9. https://republika.co.id/amp/oh6pth313

10. https://republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/16/11/25/oh6pth313-4-pesan-
rasulullah-untuk-penegak-hukum

11. https://akurat.co/id-1142852-read-ayatayat-allah-tentang-perintah-berlaku-adil

16
LAMPIRAN

17

Anda mungkin juga menyukai