Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


“KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM”

DOSEN PENGAMPU:
DR. SAFRUROH, M.Pd,I.

OLEH:
ASIDQO KURNIA LUHUR PAMBUDI (2203030023)
ATTOURROHMAN (2203030011)
DIO RAMDHAN SAPUTRA (2203030015)
MUHAMMAD FARHAN EFFENDY (2203030020)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Konsep Aqidah Dalam Islam” ini. Tak lupa shalawat serta salam
saya limpahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para
sahabatnya dan kepada umatnya yang senantiasa setia kepada ajarannya hingga akhir zaman.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah tugas mata kuliah Ibadah Akhlak dan Muamalah.
Dalam menyusun makalah ini, penulis ingin meyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan sarat yang bersifat membangun dari
pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Besar harapan penulis, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca serta diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kepentingan
dunia pendidikan.
Purwokerto, 22 Nvember 2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................. 4
1.3 TUJUAN ....................................................................................................................................... 5
BAB II..................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 6
A. PENGERTIAN AQIDAH DAN RUANG LINGKUP AQIDAH ............................................... 6
B. SUMBER DAN FUNGSI AQIDAH .......................................................................................... 6
C. PRINSIP – PRINSIP AQIDAH .................................................................................................. 8
BAB III ................................................................................................................................................. 10
PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan ita sebagai
manusia wajib meyakinkan sehingga kita layak disebut orang yang beriman.Namun bukan
berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seorang dogmatis, sebab proses keimanan
harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi, karena akal manusia terbatas makan tidak semua
hal yang harus diimani dapat diindra dan dijangkau oleh akal manusia.
Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan keyakinan dan
keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat memberikan keimanan yang
diharapkan hanyalah dalil-dalil yang qath’i.
Islam adalah agama yang sempurna dan diridhoi oleh Allah SWT. Hanya saja
kesempurnaan Islam ini hanya bisa kita rasakan dalam kehidupan jika kita melaksanankannya
secara sempurna. Jika kita hanya melaksanakan Islam secara setengah-setengah, atau
sebagainya saja, maka kita tidak akan bisa merasakan kesempurnaan Islam itu sendiri.
Kita hanya akan merasakan sebagian saja dari kesempurnaan itu, dan yang lebih penting
adalah kita hanya akan bisa menjadi muslim yang seutuhnya jika kita masuk kedalam islam
secara keseluruhan. Jika kita masuk kedalam Islam secara setengah-setengah, kita pun akan
menjadi muslim yang setengah-setengah.
Nabi Muhammad SAW telah bersabda “Telah aku tinggalkan dua perkara, selama kalian
(umat Islam) berpegang teguh, kalian tidak akan sesat, yaitu Kitabulloh (Al-Qur’an dan
Sunah Nabi (Al-Hadist)).

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan aqidah?
2. Apa saja ruang lingkup dari aqidah?
3. Apa saja sumber aqidah?
4. Apa saja fungsi aqidah?
5. Apa saja prinsip-prinsip aqidah islam?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa mengetahui pengertian dan ruang lingkup aqidah.
2. Mahasiswa mengetahui sumber dan fungsi aqidah.
3. Mahasiswa mengetahui prinsip-prinsip aqidah islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AQIDAH DAN RUANG LINGKUP AQIDAH


Aqidah secara bahasa berasal dari kata “aqdan” yang berarti ikatan, adalah
keyakinan yang tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan
mngandung perjanjian. Secara istilah adalah keyakinan hati atas sesuatu.
Kata “aqidah” tersebut dapat digunakan untuk ajaran yang terdapat dalam
Islam, dan dapat pula digunakan untuk ajaran lain di luar Islam. Sehingga ada istilah
aqidah Islam, aqidah Nasrani, serta aqidah yang benar atau lurus dan ada aqidah yang
sesat atau menyimpang.
Dalam ajaran agama Islam, aqidah Islam (Al-Aqidah Al-Islamiyah)
merupakan keyakinan atas sesuatu yang terdapat dalam apa yang disebut dengan
rukun islam, yaitu keyakinan kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir, serta taqdir baik dan buruk. Ulama telah membagi ruang
lingkup pembahasan aqidah ke dalam 4 (empat) pembahasan, yaitu:
1. Illahiyat, merupakan pembahasan tentang segala seuatu yang berhubungan
dengan Allah SWT
2. Nubuwat, merupakan pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Nabi dan Rasul, pembicaraan mengenai kitab-kitab
Allah yang dibawa para Rasul, mu’jizat rasul dan lain sebagainya.
3. Rukhaniyat, merupakan pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam ghoiib seperti jin, iblis, syaitan, roh, malaikat,
dan lain sebagainya.
4. Sam’iyyat, merupakan pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa
diketahui lewa sam’I, yakni dalil Naqli berpa Al-Quran dan As-Sunnah
seperti alam barzah, akhirat dan azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga-
neraka, dan lain sebagainya.

B. SUMBER DAN FUNGSI AQIDAH


Sumber aqidah islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Artinya apa saja yang
disampaikan oleh Allah dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah dalam sunnahnya wajib
diimani (diyakini dan diamalkan).
Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah tetapi hanya berfungsi
memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba
membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah.
Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas.
Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas.
Misalkan, saat ditanya, kekal itu sampai kapan? Maka akal tidak akan mampu
menjawabnya karena akal itu terbatas.
Aqidah itu mempunyai sifat keyakinan dan kepastian sehingga tidak mungkin
ada peluanag bagi seseorang untuk meragukannya. Dan untuk mencapai tingkat
keyakinan ini, aqidah Islam wajiblah bersumber pada dua tersebut (Al-Qur’an dan
Hadist) yang tidak ada keragua sedikitpun padanya. Dan akal bukanlah bagian dari
sumber yang tidak ada keraguan padanya.
Dengan kata lain, untuk menjadi sumber aqidah, maka asal dan indikasinya
haruslah pasti dan meyakinkan, tidak mengandung sedikitpu keraguan. Jika kita
memandang Al-Qur’an dari sgei wurud, maka Ia adalah pasti lagi meyakinkan karena
telah ditulis selagi Rasulullah masih hidup dan juga dihafal serta sejumlah besar
sahabat yang mustahil mereka sepakat berdusta untuk memalsukannya. Dan juga
karena itu, tidak pernah timbul perselisihan tentang kesahihan Al-Qur’an di kalangan
umat Islam sejah dahulu hingga sekarang.
Pada hakikatnya, iman yang dalam hati itu atau aqidah ibarat nur atau cahaya
yang menerangi hati dan sangat diperlukan oleh manusia dalam kehidupannya di
dunia. Tanpa cahaya itu hati manusi sangat gelap, sehingga akan sangat mudah orang
tergelincir dalam lembah maksiat.
Aqidah sendiri berfungsi sebagai dasar atau diibaratkan sebagai fondasi untuk
mendirikan bangunan. Semakin tinggi bangunan yang akan didirikan harus semakin
kokoh pula fondasi yang dibuat. Kalau fondasi lemah, bangunan tersebut akan cepat
ambruk. Tidak ada bangunan tanpa fondasi.
Kalau ajaran islam kita bagi sistematika Aqidah Ibadah Akhlak dan
Mu’amalat, atau Aqidah Syari’ah dan Akhlak, atau Iman Islam dan Ihsan, maka
ketiga/keempat aspek tersebut tidak dapat dipisahkan sama sekali. Satu sama lain
saling terikat. Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan
ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermu’amalat dengan baik.
Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah SWT, apabilah tidak dilandasi
dengan aqidah. Misalnya orang non-muslim memberi beras keppada seorang yang
miskin, amal ibadah orang itu nilainya Nol dihadapan Allah SWT, Allah tidak
menerima ibadahnya karena orang itu tidak punya landasan aqidah.
Bisa saja merekayasa untuk terhindar dari kewajiban formal, misalnya zakat,
tapi dia tidak akan bisa menghindar dari aqidah. Misalnya, aqidah mewajibkan orang
percaya bahwa Tuhan itu cuma satu, yaitu Allah SWT. Orang yang menuhankan
Allah dan sesuatu yang lain maka akan terlihat, tidak dapat ditutup-tutupi dan tidak
bisa direkayasa. Entah dari bicaranya yang seolah-olah uang telah membantu, tanpa
uang dia tidak akan bisa hidup, atau dari perilakunya yang satu minggu sekali datang
ke pohon besar dan berdoa disitu.
Itulah mengapa Rasulullah SAW selama periode 13 tahun Mekah memusatkan
dakwahnya untuk membangun aqidah yang benar dan kokoh. Jadi aqidah bekerja
sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka syari’at/jasad kita tidak ada
kegunaannya apa-apa. Demikianlah peranan aqidah yang merupakan fondasi utama
dari kepribadian yang kukuh dan selalu mengawal serta membuat hati agar selalu baik
dan bersih, sehingga dapat memberi bimbingan bagi manusia ke arah kehidupan yang
tenteram dan bahagia.

C. PRINSIP – PRINSIP AQIDAH


1) Iman Kepada Allah
Beriman kepada Allah SWT aadalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa
Allah adalah dzat yang paling berhak disembah, karena Dia menciptakan,
membina, mendidik dan menyediakan segala kebutuhan manusia.
2) Iman Kepada Malaikat
Berikan kepada malaikat adalah meyakini dengan penuh kesadaran bahwa
Allah menciptakan makhluk dari cahaya. Sifat-sifat malaikat diantaranya:
a. Selalu patuh dan taat
b. Sebagai penyampai wahyu
c. Diciptakan dari cahaya
d. Mempunyai kemampuan yang luar biasa.
3) Iman Kepada Kitab Suci (Al-Qur’an)
Kitab-kitab berasal dari firman Allah, seluruhnya ada empat:
a. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa AS
b. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS
c. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS
d. Kita Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
4) Iman Kepada Nabi dan Rasul
Allah mengutus para Nabi dan Rasul untuk membawa kabar gembira kepada
umat manusia, memberi teladan akhlak mulia dan berpegang teguh terhadap
ajaran Allah. Sifat-sifat yang ada pada diri Nabi dan Rasul Allah adalah :
a. Shiddiq artinya benar. Apa yang disabdakan Nabi adalah benar karena
Nabi tidak berkata-kata kecuali apa yang diwahyukan Allah SWT.
b. Amanah aartinya dapat dipercaya. Segala urusan akan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
c. Fathanah artinya bijaksana dan cerda. Nabi mampumemahami peintah-
perintah Allah dan menghadapi penentangnya dengan bijaksana.
d. Tabligh artinya menyampaikan. Nabi menyampaikan kepada umatnya
apa yang diwahyukan Allah kepadanya
5) Iman Kepada Hari Akhir
Beriman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa manusia akan mengalami
kesudahan dan meminta pertanggungjawaban dikemudian hari. Al-Quran selalu
menggugah hati dan pikiran manusia dengan menggambarkan peristiwa-peristiwa
hari kiamat, dengan nama-nama yang unik, misalnya al-zalzalah, al-qariah, an-
naba’ dan al-qiyamah. Istilah-istilah tersebut mencerminkan peristiwa dan
keadaan yang bakal dihadapi manusia pada saat itu.
6) Iman Kepada Qada dan Qadar
Menurut bahasa, ada memiliki beberapa pengertian yaitu : hukum, kehendak,
ketetapan, perintah, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah adalah ketetapan
Allah sejak zaman azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang
berkenan dengan makhluk. Sedangkan qadar adalah kejadian suatuciptaan yang
sesuai dengan penetapan. Iman kepada qada dan qadar artinya percaya dan yakin
dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menentukan tentang segala sesuatu bagi
makhluknya.
Para ulama kalam membagi takdir menjadi dua macam yaitu :
a. Takdir Mualaq adalah takdir yang berkaitan dengan ikhtiar (usaha)
manusia misalnya : orang miskin menjadi kaya karena kerja kerasnya.
b. Takdir Mubram adalah takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak
dapat diubah-ubah, misalnya : kematian, kelahiran, dan jenis kelamin.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi.
Di mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa
prinsip keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan
kewajiban-kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah
sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada
nabi-Nya, Muhammad Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-
Qur’an dan Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada
manusia untuk mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil
perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan
berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah
menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat
dalam kedua sumber tersebut dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara
ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh
suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak
akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka
syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.
DAFTAR PUSTAKA

Anshari. (16 Maret 2013). Aqidah Islam. Anshar-mtk.blogspot.com. http://anshar-


mtk.blogspot.com/2013/03/aqidah-islam.html?m=1

Jumiati, M. (13 September 2014). Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam.


Mananjumiati.wordpress.com. https://mananjumati.wordpress.com/2014/09/13/makalah-
konsep-aqidah-dalam-islam/

Drs. Muhammad Alim M.ag. Pendidikan Agama Islam : Upaya Pembentukan dan
Kepribadian Muslim. (Bandung: 2011)

Drs. H. Yunahar Ilyas. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 1

Al-Banna, Majmu’atu ar-Rasail. Muassasah ar-Risalah Beirut: tanpa tahun. h.165

Al-Jazairy, Aqidah al-Mukmin. (Cairo: 1978). h. 21


Drs. Edi Suresman. A.Md. Aqidah Islam. Malang. IKIP. 1993.

Drs. Edu Suresman. Aqidah Islam. (Malang: 1993). h. 1

Ibid.h.21
Al-Jazairy, Abu Bakar Jabir. Aqidah al-Mukmin. Cairo. Maktabah al-Kulliyat al-Azhariyah.
1978.

Drs. H. Yunahar Ilyas. Kuliah Aqidah Islam. (Yogyakarta: 1992). h. 6


Dr. Ahmad Daudy, Kuliah Aqidah Islam. Jakarta. Bulan Bintang. 1997

Anda mungkin juga menyukai