Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah pembelajaran Aqidah Ahlak
Disusunoleh:
Risnawati
SILIWANGI GARUT
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PIAUD)
Jl. Raya Leles No. 117 LelesGarut 44152
1440 H/ 2019 M
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Allah SWT mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Pengertian Aqidah
dan Akhlak Menurut Para Ulama” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing sang Penyusun
yaitu bapak Aam Saepul Alam, M. Ag yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti
tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………….1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……...…………………………………………………………………
A. LATAR BELAKANG…………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………...…………………………….
C. Manfaat dan Tujuan……………………………………..………………………………...
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….
A. Pengertia Ruang Lingkup Aqidan Dan Ahlak……………………………………..
2.1 Pengertian Aqidah…………………………………………………………..
2.2 Nama-nama Ahlak………………………………………………………………
2.3 Ruang Lingkup Ahlak………………………………………………………….
B. Objek Kajian Ilmu Aqidah……………………………………………..
C. Metode Akidah Dan Ahlak…………………………………………..
D. Sistematika Aqidah Dan Ahlak……………………………………………………….
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada makalah ini kami penulis akan membahas tentang pengertian, tujuan , manfaat , dan
ayat al quran juga hadist yang menjelaskan tetang “Pengertian Aqidah dan Akhlak Menurut
Para Ulama”. Kami mengetahui masih banyak sekali pemuda dan pemudi masa kini yang
belum terlalu peduli tentang ilmu agama. Bahkan ada yang tidak peduli sama sekali di
karenakan berbagai macam hal. oleh karena itu pembuatan makalah ini di harapkan dapat
membantu teman – teman dan juga kami penulis dalam memahami agama islam lebih dalam.
Karena dengan kita mengenal agama kita dengan baik maka kita pun insyaallah akan terhindar
dari dosa dan kesesatan.
Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran,
perasaan, bawaan dan kebiasaan dan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindakan akhlak
yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Semua yang telah dilakukan itu akan
melahirkan perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia itu sendiri sebagai fitrah,
sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat
dan mana yang tidak berguna, mana yang baik dan mana yang buruk.
B. Rumusan Masalah
Dalam menyusun Makalah ini, penulis memiliki beberapa cara terkait dengan judul
makalah yang penulis buat, yaitu cara memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Dalam
makalah ini penulis tidak menjelaskan secara detil.
C. Manfaat Dan Tujuan
Maksud dan tujuan penulisan makalah ini untuk mengerjakan tugas yang telah dosen
berikan kepada penulis, serta untuk memberikan pengertian kepada teman-teman agar dapat
mengerti apa yang akan penulis bahas nantinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Pengertian Akhlak
Istilah Akhlak diambil dari bahasa Arab, plural dari akar kata khuluq, yaitu yang menurut
kamus Marbawi yang diartikan sebagai perangai,adat.Kemudian ditranskip ke dalam kamus
besar bahasa indonesia,akhlak dapat diartikan sebagai budi pekerti, kelakuan. Jadi akhlak
merupakan sikap yang telah melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam
tingkah laku atau perbuatan.Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal agama,maka
disebut akhlak yang baik atau akhlakul karimah,atau akhlak yang mahmudhah. Akan tetapi
apabila perbuatan-perbuatan itu merupakan perbuatan yang buruk, maka disebut dengan akhlak
tercela atau ahklakul madzmumah. Akhlak merupakan fungsionalisasi agama. Itu berarti bahwa
keberagamaan menjadi tidak berarti bila tidak dibuktikan dengan berakhlak. Seseorang yang
menjalankan segala perintah agama seperti shalat, puasa, zakat, membaca Al-qur`an tetapi jika
perilakunya tidak berakhlak, seperti mencuri, merampok, dan lain sebagainya. Maka
keberagamaannya akan menjadi sia-sia.
3. Ruang lingkup akhlak
Ruang lingkup akidah akhlak membahas mengenai setiap perilaku, tindakan, dan
perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sekaligus menetapkan mana perbuatan yang
baik dan yang buruk. Dalam hal ini ruang lingkup pembahasan akhlak dibagi menjadi beberapa
hal yaitu akhlak terhadap diri sendiri, terhadap keluarga dan terhadap orang lain.
a. Akhlak terhadap Allah Swt.
Titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tidak ada tuhan selain
Allah. Pengakuan dan kesadaran mengantarkan manusia untuk tunduk dan patuh terhadap
perintah Allah serta menjauhkan diri dari segala larangannya. Berikut beberapa contoh berakhlak
mulia kepada Allah :
1. Mensyukuri segala nikmat yang Allah berikan
2. Bersabar dalam menghadapi segala kesulitan yang dihadapi
3. Bertawakkal kepada Allah dalam segala sesuatu
4. Menjauhkan diri dari segala perbuatan riya`
b. Akhlak Terhadap Diri Sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri adalah akhlak, sikap, tabiat, pribadi seseorang. Maksudnya
adalah pemenuhan kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri baik yang menyangkut jasmani
maupun rohani. Akhlak terhadap diri sendiri dapat dirtikan sebagai menghormati, menyayangi,
dan menghargai segala hal yang ada pada diri sendiri. Beberapa akhak mulia terhadap diri sendiri
diantaranya :
-. Menjaga kebersihan diri dan kesucian diri dalam berhias, berpakaian, berjalan, dsb.
-. Bersikap santun
-. Bersikap sederhana, jujur, dan rendah hati.
-. Menghindarkan diri dari perbuatan dosa besar dan tindakan tercela, seperti mabuk-mabukan,
judi, zina, dll.
c. Akhlak Terhadap Masyarakat
Titik tolak akhlak kepada orang lain adalah kesadaran bahwa manusia hidup didalam
masyarakat yang terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang berbeda. Untuk itu sangat
diperlukan akhlak dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Islam menggariskan bahwa akhlak
muslim terhadap masyarakat adalah sebagai berikut:
1). Senantiasa meneggakkan keadilan di muka bumi. Syari’at islam telah meneggakkan keadilan
ditengah masyarakat yang direalisasikan dalam suatu timbangan manusiawi yang mampu
menempakan sesuai tempatnya (adil). Ia harus tegak berdiri menegakkan keadilan dan meyuakan
kebenarannya dimanapun ia berada dengan berpijak kepada keadaan, kebiasaan yang ada
disekelilingnya.
2). Seorang muslim harus menjadikan masyarakat sebagai lapangan dakwah dan aktuasi nilai-nilai
keseimbangan. Dengan ini maka setiap muslim harus menyadari sepenuhnya bahwa dakwah
merupakan kewajiban yang harus disampaikan.
3). Seorang muslim harus seantiasa melakukan amar ma’ruf nahy munkar. Artinya seorang
muslim tidak bisa menjadi seorang yang pemasif, acuh tak acuh, cuek terhadap juga mencegah
terhadap lingkungannya, tetapi seorang muslim ketika berada dimana saja harus senantiasa
mengajak terhadap kebaikan juga mencegah terhadap kemungkaran, yaitu suatu penyimpangan
dari aturan yang telah di garisi oleh Allah dan rasulnya.
4). Seorang muslim senantiasa mempunyai peran dan nilai positif (bermanfaat) bagi
masyarakatnya.
3. Tauhid
Aqidah dinamakan dngan tauhid Karena pembahasannya berkisar seputar Tauhid dan
pengesaan kepada Allah didalam Rububiyyah, Uluhiyyah dan Asma’ Wa Shifat. Jadi, Tauhid
merupakan kajian ilmu aqidah yang paling mulia dan merupakan tujuan utamanya.
4. As-Sunnah
As-Sunnah artinya jalan. Aqidah salaf disebut As-Sunnah karena para penganutnya mengikuti
jalan yang ditempuh oleh Rasulullah dan para sahabat di dalam masalah aqidah.
5. Ushuludin dan Ushuluddiyanah
Ushul artinya rukun-rukun iman, rukun-rukun islam dan masalah-masalah yang qath’i serta hal-
hal yang telah menjadi kesepakatan para ulama.
6. Al-Fiqhul Akbar
Kumpulan hukum-hukum ijtihadi.
7. Asy-Syari’ah
Maksudnya adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya berupa
jalan-jalan petunjuk, terutama dan yang paling pokok adalah Ushulludinn ( masalah-masalah
aqidah)
Itulah nama lain dari ilmu aqidah yang paling terkenal, dan adakalanya kelompok selain
Ahlus sunnah menamakan Aqidah mereka dengan nama-nama yang dipakai oleh Ahlus Sunnah,
seperti sebagian aliran (asy`ariyyah), terutama para ahli hadits dari kalangan mereka. Seperti
kitab al-fiqhul karya Imam Abu Hanifah (wafat th. 150 H).
1. Filsafat
Istilah ini dipakai oleh para filsuf dan orang yang sejalan dengan mereka. Nama ini tidak
boleh dipakai dalam aqidah, karena dasar filsafat it adalah khayalan, rasionalitas, fiktif dan
pandangan-padangan khurafat tentang hal-hal gaib.
2. Tasawwuf
Ini adalah nama yang tidak boleh dipaka di dalam aqidah, karena merupakan penanaman
yang baru. Di dalamnya terkandung igauan kaum Shufi, klaim-klaim dan pengakuan-
pengakuan khurafat mereka yang dijadikan rujukan dalam aqidah. Penamaan ini tidak dikenal
pada awal islam. akan tetapi, penamaan ini ada setelah agama islam muncul, atau bisa dikatakan
bahwa penamaan tasawwuf berasal dari ajaran atau keyakinan selain islam.
3. Ilabiyyat (teologi)
Adalah kajian aqidah dengan metodologi filsafat. Ini adalah nama yang dipakai oleh
muttakallimin, para filsof, para orientalis dan para pengikutnya. Ini juga merupakan penamaan
yang salah sehingga nama ini tidak boleh dipakai. Karena yang mereka maksud adalah
filsafatnya kaum filosof dan penjelasan-penjelasan muttakalimin tenntang Allah menurut
presepsi mereka
4. Kekuatan di Balik Alam Metafisik
Sebutan ini dipakai oleh para filosof dan para penulis Barat serta orang-orang yang
sejalan dengan mereka. Nama ini tidak noleh dipakai, karena hanya berdasar pada pemikiran
manusia semata dan bertentanggan dengan Al-qur`an dan As-Sunnah.
Tidak sedikit orang yang menamakanapa yang mereka yakini dari prinsip-prinsip atau
pemikiran-pemikiran yang mereka anut sebagai keyakinan, sekalipun hal tersebut palsu (bathil)
atau tidak mempunyai dasar (dalil) `aqli ataupun naqli.[3]
Dari kedua pemaparan mengenai penamaan aqidah tersebut, sesungguhnya `aqidah
aqidah yang mempunyai pengertian yang benar ialah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama`ah yang
bersumber dan didasari oleh Al-qur`an, hadits, serta sunnah Nabi SAW.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan ataupun kesalahan, baik dari penyajian materi maupun penulisan makalah. Hal ini
dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Tentunya untuk lebih meningkatkan kualitas pada
makalah berikutnya, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Daftar Pustaka
Yunahar Ilyas. 2013. Kuliah Aqidah Islam. LPPI: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Yazid bin Abdul Qadir Jawas. 2016. Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaa`ah. Bandung: PT
Imam As-syafi`i
Ahmad Amin. 1976. Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: PT Bulan Bintang
[1] Yunahar Ilyas, 2013 Kuliah Aqidah islam, LPPI : Universitas Muhamadiyah Yogyakarta
Hlm. 15
[2] Ibid. Hlm. 16
[3] Yazid bin Abdul Qadir jawas, syarah Aqidah Ahlus sunnah wal jama’ah, PT. Imam As-
Syafi’i. Hlm 23
[4] Ahmad Amin. 1976. Etika (Ilmu Akhlak). Jakarta: PT Bulan Bintang