Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PERKAWINAN DALAM ISLAM

FAJAR ZAKI NUR AFIF


41122120023
Pernikahan adalah salah satu fase dalam hidup yang bisa dijalani seorang muslim setalah menemukan pasangan
hidup dan siap secara mental maupun finansial.
Hal ini tergambar dalam hadis yang diriwayatkan Anas bin Malik bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: "Siapa
yang diberi karunia oleh Allah seorang istri yang salihah, berarti Allah telah menolongnya untuk menyempurnakan
setengah agamanya. Karena itu, bertaqwalah kepada Allah setengah sisanya," (H.R. Baihaqi).
Ketentuan mengenai pernikahan ini tergambar dalam firman Allah SWT dalam Alquran surah Ar-Rum ayat
21: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu hidup tentram bersamanya. Dan Dia [juga] telah menjadikan di antaramu [suami,
istri] rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berpikir,” (Ar-Rum [30]: 21).

Dilansir dari NU Online, pada dasarnya hukum menikah adalah sunah. Artinya, siapa yang
mengerjakannya mendapatkan pahala, namun tidak berdosa jika meninggalkannya. Hal ini berdasarkan
imbauan dari Nabi Muhammad SAW: “Wahai para pemuda! Barangsiapa di antara kalian berkemampuan
untuk nikah, maka nikahlah, karena nikah itu lebih menundukkan pandangan, dan lebih membentengi farji
[kemaluan]. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia puasa, karena puasa itu dapat
membentengi dirinya,” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Perkawinan beda agama

diterangkan beberapa pasal dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 tentang
Kompilasi Hukum Islam. Pasal 4 menjelaskan bahwa, "Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan
menurut hukum Islam sesuai dengan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan". Pasal 40 menyebutkan, dilarang melangsungkan perkawinan antara seorang pria dengan
seorang wanita karena keadaan tertentu; seorang wanita yang tidak beragam Islam.
Lebih tegas lagi larangan menikah beda agama pada Pasal 44: "Seorang wanita Islam dilarang
melangsungkan perkawinan dengan seorang pria yang tidak beragama Islam". Pasal 61 disebutkan:
"Tidak sekufu tidak dapat dijadikan alasan untuk mencegah perkawinan, kecuali tidak sekufu karena
perbedaan agama atau ikhtilaf al-dien."
Surat al-Baqarah ayat 221 Allah SWT melarang pernikahan beda agama dan sama sekali tak membuka
peluang disahkan: ‫َو اَل َت ْن ِك ُح وا ا ْل ُم ْش ِرٰك ِت َح ّٰت ى ُي ْؤ ِم َّن ۗ َو َاَلَم ٌة ُّم ْؤ ِم َن ٌة َخ ْي ٌر ِّم ْن ُّم ْش ِرَك ٍة َّو َل ْو َاْع َج َب ْت ُك ْم ۚ َو اَل ُت ْن ِك ُح وا‬
‫ٰۤل‬
‫ا ْل ُم ْش ِرِك ْي َن َح ّٰت ى ُي ْؤ ِم ُن ْو اۗ َو َل َع ْب ٌد ُّم ْؤ ِم ٌن َخ ْي ٌر ِّم ْن ُّم ْش ِرٍك َّو َل ْو َاْع َج َب ُك ْم ۗ ُاو ِٕى َك َي ْد ُعْو َن ِاَل ى ال َّن ا ِرۖ َو ُهّٰللا َي ْد ُعْٓو ا ِاَل ى ا ْل َج َّن ِة‬
٢٢١ - ࣖ ࣖ ‫ َو ا ْل َم ْغ ِف َرِة ِبِا ْذ ِنٖۚه َو ُي َب ِّي ُن ٰا ٰي ِت ٖه ِل ل َّن ا ِس َل َع َّل ُه ْمَي َت َذ َّك ُرْو ن‬Artinya, “Janganlah kalian menikahi wanita-wanita
musyrik sehingga mereka beriman. Sesungguhnya seorang budak perempuan yang mu'min itu lebih
baik daripada wanita musyrik walaupun dia menarik hatimu dan janganlah kalian menikahkan laki-laki
musyrik (dengan Wanita Muslimah) sehingga mereka beriman. Sesungguhnya budak laki-laki yang
beriman itu lebih baik dari pada orang musyrik sekalipun dia menarik hatimu. Mereka itu mengajak ke
neraka, sedangkan Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izinNya, dan Allah menjelaskan ayat-
ayatnya kepada manusia agar mereka mengambil pelajaran” (QS Al-Baqarah: 221).
Pendapat saya tentang Perkawinan beda agama
Di dalam al-quran telah di jelaskan larangan menikah dengan beda agama jadi lebih baik
mencari pasangan yang seagama dengan kita jangan sampai karena di butakan karena cinta kita
menjadi murtad berpindah agama.
Apabila kekasih kita ingin menikah dengan kita dan ingin masuk islam ujilah dia apakah di
benar-benar ingin masuk islam karena mengetahui islam adalah agama yang benar atau hanya
sebagai formalitas agar bisa menikah dengan anda.jangan mamksa kekasih anda untuk masuk
islam tapi biarlah dia ingin tau sendiri tentang agama islam.
PERKAWINAN SEJENIS
Sebagaimana dapat dilihat dalam firman Allâh Azza wa Jalla : ‫َو ُل و ًط ا ِإْذ َق ا َل ِل َق ْو ِم ِه ِإَّنُك ْم َل َت ْأ ُت و َن ا ْل َف ا ِح َش َة َم ا‬
‫ َفَم ا َك اَن َج َو اَب َقْو ِمِه ِإاَّل‬ ۖ ‫﴾ َأِئَّنُك ْم َلَتْأُتوَن الِّر َج اَل َو َتْقَطُعوَن الَّس ِبيَل َو َتْأُتوَن ِفي َناِد يُك ُم اْلُم ْنَك َر‬٢٨ ﴿ ‫َس َب َق ُك ْم ِبَه ا ِم ْن َأَح ٍد ِم َن ا ْل َع ا َل ِم ي َن‬
‫ َأْن َق ا ُل وا ا ْئ ِت َن ا ِبَع َذ ا ِب ِهَّللا ِإْن ُكْن َت ِم َن الَّص ا ِد ِق ي َن‬Dan (ingatlah) ketika Lûth berkata kepada kaumnya,
“Sesungguhnya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang belum pernah dikerjakan
oleh seorangpun dari umat-umat sebelum kamu. Apakah sesungguhnya kamu patut mendatangi laki-
laki, menyamun[3] dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu ?” Maka jawaban
kaumnya tidak lain hanya mengatakan, “Datangkanlah kepada kami azab Allâh, jika kamu termasuk
orang-orang yang benar.” [al-‘Ankabût/29:28-29]
Adapun hukum perbuatan ini sangat jelas disebutkan dalam al-Qur’ân, Hadits dan ijmâ’ para Ulama.
Allâh Azza wa Jalla menggambarkan azab yang menimpa kaum Nabi Lûth dalam firman-Nya : ‫َف َل َّم ا َج ا َء‬
‫ َو َم ا ِهَي ِم َن الَّظاِلِم يَن‬ ۖ ‫﴾ُمَس َّو َم ًة ِع ْنَد َر ِّبَك‬٨٢ ﴿ ‫َأْم ُرَنا َج َع ْل َن ا َع ا ِلَي َه ا َس ا ِف َل َه ا َو َأْم َط ْرَنا َع َل ْي َه ا ِح َج ا َرًة ِم ْن ِس ِّج ي ٍل َم ْن ُض و ٍد‬
‫ ِبَبِع ي ٍد‬Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Lûth itu yang di atas ke bawah (Kami
balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang
diberi tanda oleh Rabbmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. [Hûd/11:82-83]
Dalam sebuah hadits, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :Sendiri : ‫َع ْن َج ا ِبِر ْب ِن َع ْب ِد ِهللا َق ا َل‬
‫ ِإَّن َأْخ َو َف َم ا َأَخ ا ُف َع َل ى ُأَّم ِت ي َع َم َل َق ْو ِم ُل ْو ٍط‬: ‫ َق ا َل َرُس ْو ُل ِهللا َص َّل ى ُهللا َع َل ْي ِه َو َس َّل َم‬Dari Jâbir bin Abdullâh
Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya yang paling
aku takuti (menimpa) umatku adalah perbuatan kaum Lûth”[6]
Para Ulama juga sudah Ijmâ’, bahwa perilaku homoseksual dan lesbian adalah haram. Ini sudah menjadi Ijma’
(kesepakatan) Ulama Islam. Artinya, tidak ada diantara para Ulama yang berselisih tentang masalah ini. Jadi,
tidak ada seorang Ulama pun yang berpendapat tentang kehalalannya. Hal ini sudah menjadi ketetapan hukum
sejak dahulu sampai hari kemudian.
Perkawinan dengan sepupu

Melansir dari laman Konsultasi Syariah, saudara sepupu bukanlah mahram karena Allah
menghalalkan kita untuk menikahi saudara sepupu, baik sepupu dekat maupun jauh.
Sebagaimana yang Allah tegaskan dalam firman-Nya dalam surat Al-Ahzab ayat 50.

‫َي ا َأُّي َه ا ال َّن ِب ُّي ِإَّنا َأْح َل ْل َن ا َل َك َأْزَو ا َج َك ال اَّل ِت ي آَتْي َت ُأُج و َرُه َّن َو َم ا َم َل َك ْت َيِم ي ُن َك ِم َّم ا َأَف ا َء ُهَّللا َع َل ْي َك‬
‫َو َبَن ا ِت َع ِّم َك َو َبَن ا ِت َع َّم ا ِت َك َو َبَن ا ِت َخ ا ِل َك َو َبَن ا ِت َخ اال ِت َك‬

Artinya: “Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang
telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk
apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan
(demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak
perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki
ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu.”
PENUTUP

Pernikahan merupakan hal yang di anjurkan untuk menyempurkan iman.akan tetapi,seyogya


nya menikah Ketika sudah siap baik iman,mental,dan finansial.
Menikahlah sesuai dengan aturan islam agar mendapat Rahmat dari allah s.w.t.

Anda mungkin juga menyukai