Anda di halaman 1dari 29

TA’ARUF DAN KHITBAH /

PEMINANGAN

WIWIN NURUSSOBA
MACAM PERNIKAHAN PRA ISLAM
1. ISTIBDHA’ : Pernikahan antara laki-laki dan
perempuan, yg setelah menikah suami
memerintahkan istrinya berhubungan badan
dengan laki-laki lain yang dipandang terhormat,
cerdas
2. AL-MAQTHU’ : Pernikahan antara laki-laki dan
ibu tirinya
3. AL-RAHTHUN : Seorang perempuan mnikah
dengan beberapa laki-laki, ktk dia mengandung,
mk dia yg menentukan ayah dari bayinya
lanjutan

4. KHADDAN : Perkawinan secara sembunyi,


tanpa akad nikah
5. BADAL : dua orang suami bertukar pasangan
tanpa melalui akad nikah
6. SYIGHOR : Pernikahan paksa dengan cara tukar
menukar saudara atau anak perempunnya
TAHAPAN MENUJU
PERNIKAHAN

Akad
Ta’aruf Khitbah
Nikah
TA’ARUF
 Saling mengenal
 Kegiatan berkunjung/bertemu antara laki-laki dan
perempuan untuk mengenalkan dua keluarga
yang akan menuju pada pernikahan
DASAR HUKUM TA’ARUF
 QS. Al-Hujurot ayat 13 :
‫َيا َأُّيَها الَّناُس ِإَّنا َخ َلْقَناُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َو ُأْنَثى َو َجَع ْلَناُك ْم ُش ُعوًبا‬
‫َو َقَباِئَل ِلَتَعاَر ُفوا ِإَّن َأْك َر َم ُك ْم ِع ْنَد ِهَّللا َأْتَقاُك ْم ِإَّن َهَّللا َع ِليٌم َخ ِبيٌر‬
Hai manusia sesungguhnya kami telah
menciptakan kalian dari seorang pria dan
seorang wanita, lalu menjadikan kalian
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian
saling mengenal (lita’arofu) …”
Mengenal Calon Pasangan
 Mendapatkan Informasi Dasar
 Melihat Langsung

‫َأ‬ ‫ا‬‫َط‬ ‫ِا‬ ‫َأ‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ُد‬ ‫َأ‬ ‫َط‬ ‫ا‬ ‫ِإ‬  ‫ِه‬
‫ َقاَل َرُس وُل َالَّل َذ َخ َب َح ُك ُم َمْر َة َف ْن ْس َت َع ْن‬: ‫ َقاَل‬ ‫َعْن َج اِبٍر‬
‫ِإ‬
‫ْل‬ ‫ا‬ ‫ِح‬ ‫ا‬ ‫َك‬‫ِن‬ ‫ىَل‬‫ِإ‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ِم‬
‫َه َف َيْف َعْل‬ ‫َيْنُظَر ْنَه َم َيْد ُع ُه‬
Apabila salah seorang di antara kamu hendak meminang seorang perempuan, kemudian dia dapat melihat
sebahagian apa yang kiranya dapat menarik untuk mengawininya, maka kerjakanlah. (HR Ahmad dan
Abu Daud)

: ‫ َأَنَظْرَت ِإَلْيَه ا ؟ َقاَل‬: ‫ َقاَل ِلَرُج ٍل َتَزَّوَج ِاْم َرَأًة‬ ‫ َأَّن َالَّنَّيِب‬ ‫َعْن َأيِب ُه َرْيَرَة‬
‫ ِاْذَه ْب َفاْنُظْر ِإَلْيَه ا‬: ‫ َقاَل‬. ‫ال‬
Dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bertanya kepada seseorang yang hendak menikahi wanita,"Apakah
kamu sudah pernah melihatnya?". "Belum", jawabnya. Nabi SAW bersabda,"Pergilah melihatnya
dahulu". (HR. Muslim)
PERBEDAAN TA’ARUF DAN PACARAN
KOMPONE TA’ARUF PACARAN
N
Niat Niat /komitmen untuk Tidak ada komitmen
Nikah
Cinta Dibina setelah nikah Diawali rasa cinta,
walaupun kadang kecewa
Cara Haram hanya berdua Selalu ingin Hanya
berdua
Prilaku Dibatasi oleh Syari’at Tanpa ada batas
PROSES TA’ARUF
 Bukan mendekati langsung pada si wanita, tetapi
melalui orang tua/wali si wanita
 Tidak boleh/haram berinteraksi hanya berdua ,
harus ada orang ke-3
 Jarak antara Ta’aruf dan khitbah jangan lama-
lama.
 Persiapkan pernikahan secepatnya agar terhindar
dari fitnah
TA’ARUF
TIDAK COCOK TIDAK BERLANJUT

KHITBAH
TIDAK DITERIMA/
MELIHAT YANG DIPINANG
DIGAGALKAN

AKAD NIKAH
WALIMAH SAMARABA
KHITBAH/PEMINANGAN

 Adalah : Pernyataan permintaan untuk menikah


dari seorang laki-laki kepada wali seorang
perempuan, baik secara langsung maupun tidak,
atau sebaliknya

 Dasar Hukum :
al Qur’an Surat al Baqarah (2) : 235
‫‪DASAR HUKUM KHITBAH‬‬
‫)‪(QS. Al-Baqarah : 235‬‬
‫ِء‬
‫َوال ُج َناَح َعَلْيُك ْم ِفيَم ا َعَّرْض ُتْم ِبِه ِم ْن ِخ ْطَبِة الِّنَس ا ْوَأ‬
‫َأْك َنْنُتْم يِف َأْنُفِس ُك ْم َعِلَم الَّلُه َأَّنُك ْم َس َتْذُك ُروَنُه َّن َو َلِكْن ال‬
‫ا‬‫و‬ ‫ِز‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ال‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫و‬ ‫َأ‬ ‫ال‬‫ِإ‬
‫ُتَوا ُد ُه َّن ًّر ْن َتُق ُل َقْو َم ْع ُر ًف َو َتْع ُم ُعْق َد َة‬ ‫ا‬ ‫ِس‬ ‫و‬ ‫ِع‬
‫الِّنَك اِح َح ىَّت َيْبُلَغ اْلِكَتاُب َأَج َلُه َواْع َلُم وا َأَّن الَّلَه َيْع َلُم َم ا‬
‫ِل‬
‫يِف َأْنُفِس ُك ْم َفاْح َذ ُروُه َواْع َلُم وا َأَّن الَّلَه َغُف وٌر َح يٌم(‬
dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu
dengan sindiran atau kamu Menyembunyikan (keinginan
mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa
kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu
janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka
secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan (kepada mereka)
Perkataan yang ma'ruf. dan janganlah kamu ber'azam
(bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya.
dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada
dalam hatimu; Maka takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah
bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun .
PEMINANGAN (KHI)
 Pasal 1 (a) : kegiatan upaya kearah terjadinya
hubungan perjodohan antara seorang laki-laki
dan perempuan dengan cara yang ma’ruf
 Pasal 11 : Peminangan dapat dilakukan oleh
orang yang bersangkutan , tapi dapat pula
dilakukan perantara yang dapat dipercaya
 Ps 12 (1) : peminangan dapat dilakukan terhadap
wanita yang perawan atau janda yang habis masa iddah
 Ps 12 (2) : Wanita yang ditalak suami yang masih
berada dalam masa Iddah Raj’iyyah haram dan
dilarang dipinang.
 Ps 12 (3) : Dilarang juga meminang seorang wanita
yang sedang dipinang pria lain, selama pinangan pria
tsb belum putus atau belum ada penolakan dari pihak
wanita
 Ps 12 (4) : Putusnya pinangan untuk pria, krn adanya
pernyataan ttg putusnya hubungan pinangan atau
secara diam-diam. Pria yang meminang telah menjauhi
dan meninggalkan wanita yang dipinang
AKIBAT HUKUM PEMINANGAN
 PASAL 13 (1) : Peminangan belum menimbulkan
akibat hukum dan para pihak masih bebas
memutuskan hubungan peminangan
 Pasal 13 (2) : Kebebasan memutuskan hubungan
peminangan dilakukan dengan tata cara yang
baik sesuai dengan tuntunan agama dan
kebiasaan setempat sehingga tetap terbina
kerukunan dan saling menghargai
YANG BOLEH DIPINANG
 Tidak sedang dalam pinangan orang lain
 Tidak sedang dalam masa Iddah Raj’iyyah
(Jk sdg Iddah dari Thalaq Bain, mk
dilamar dg sindiran)
 Tidak ada larangan syar’i
‫ َال ْخَي ُط ُب الَّر ُج ُل َعىَل‬: ‫َع ِن اْبِن َمُع َر رض َاَّن َر ُس ْو َل ِهللا ص َقاَل‬
‫ِخ ْط َبِة َاِخ ْيِه َح ىَّت َيُرْت َك ْا َخلاِط ُب َقْبُهَل َاْو َيْأَذ َن ُهَل ْا َلَخ اِط ُب‬
‫امحد و البخارى و النساىئ‬
Dan dari Ibnu Umar RA sesungguhnya Rasulullah SAW bersa
bda,
“Tidak boleh seseorang meminang atas pinangan saudaran
yasehingga peminang sebelumnya itu meninggalkan atau m
emberi ijinkepadanya”. [HR. Ahmad, Bukhari dan Nasai]
TIDAK ADA LARANGAN SYAR’I

‫الّنَس آِء ِاَّال َم ا َم َلَكْت َاْيَم اُنْمُك‬ ‫ِم‬ ‫ُمل‬


‫َو ْا ْح َص َن َن‬
‫ُت‬‫ا‬
.......... ‫ِهللا َعَلْي ْمُك‬ ‫ا‬
‫َت َب‬ ‫ِك‬
dan (diharamkan juga kamu mengawini)
wanita yang bersuami,kecuali budakbudak yang kam
u miliki (Allah telah menetapkanhukum itu) sebagai k
etetapan-Nya atas kamu.
[QS. An-Nisaa’ : 24]
HUKUM MELIHAT ORANG
YANG DIPINANG

 Jika yang melihat sama sama perempuan,


maka seluruh anggota badan boleh dilihat.
 Jika yang melihat laki-laki, maka yang
boleh dilihat , maka hanya muka dan
telapak tangan
MEMILIH WANITA YANG DIPINANG

 Yang beragama dan menjalankannya


 Keturunan yang subur
 Yang perawan
TANDA ISTRI SOLIKHAH
 Taat Allah Swt
 Patuh pada suami dalam hal yang tidak
durhaka kepada Allah SWT
 Bisa mememnuhi hak-hak suami
 Mampu mengurus rumah tangga
 Berhias untuk suami
 Menerima pemberian suami/Qona’ah
 Menjaga kehormatan
TANDA SUAMI SHOLIKH

 Taat kepada Allah dan RosulNya


 Pandai memimpin rumah tangga
 Menjadi tauladan bagi keluarga
 Memberi nafkah yang halal kepada
keluarga
 Mempergauli istri dengan baik
WALIMATUL URSY
 BAHASA : AL-JAM’U : Kumpul, sebab suami
dan istri berkumpul. AULIM : Makanan
pengantin
 ISTILAH : Jamuan khusus untuk pernikahan atau
Perlehatan dalam rangka mensyukuri nikmat
Allah atas telah terlaksananya akad perkawinan
dengan cara menghidangkan makanan
HUKUM WALIMATUL ‘URSY
 SUNNAH
PENYELENGGARAAN WALIMATUL
URSY
 Undangan untuk semua lapisan masyarakat, tidak
hanya yang kaya saja
 Mengundang orang soleh
 Tidak berlebih lebihan

Anda mungkin juga menyukai