Sub topik
• Anatomi Paru-paru
- Proses difusi
- Formulasi obat
- Peralatan konduktor
• Yang paling penting dari sifat fisik aerosol adalah ukuran partikel. Ukuran partikel
aerosol adalah standar dengan menghitung diameter aerodinamis (da), yaitu diameter
fisik per satuan berat spesies stabil di udara.
da = dp (P / Po) 1/2
dp: diameter partikel
P : densitas
Po: satuan kerapatan (mis. 1 g/cm3)
1. Impaksi inersia
Hal ini penting untuk pengendapan partikel yang memiliki diameter lebih dari 5 μm,
terutama lebih besar dari 10 μm adalah saluran pernapasan bagian atas (hidung, mulut,
pharinx, larinx, bronkus utama). Probabilitas tabrakan sebanding dengan:
Vt V SinΘ
gr
Dimana:
Vt = ρgd2/18ɳ
• ρ = densitas partikel
• g = konstanta gravitasi
• d = diameter partikel
• ɳ = viskositas udara
Sedimentasi adalah mekanisme penting untuk pengendapan partikel dalam rentang ukuran 0,5-3
μm di saluran pernapasan dan alveoli adalah partikel kecil yang lolos dari deposisi tabrakan.
Tingkat difusi berbanding terbalik dengan ukuran partikel sehingga mekanisme difusi khusus
untuk partikel dengan ukuran lebih kecil dari 0,5 μm.
2. Inhalasi Intratrakea.
Teknik ini menghantarkan sejumlah kecil larutan obat ke dalam paru-paru melalui syringe.
3. Insuflasi
metode ini menghantarkan sediaan serbuk obat melalui syringe atau alat lain ke dalam paru-
paru.
JENIS JENIS TERAPI INHALASI
Surfaktan juga digunakan untuk memberikan rasa yang dapat diterima oleh pengguna seperti
lesitin, sorbitol trioleate atau asam oleat.
hal paling penting pada MDI adalah katup terukur untuk melepaskan partikel obat secara
akurat dengan dosis tertentu.
KEKURANGAN MDI
Peralatan tidak mudah (koordinasi inhalasi dan pergerakan harus baik).
Partikel MDI secara langsung masuk ke dalam mulut memiliki kecepatan tinggi dan ukuran
droplet besar mengakibatkan deposisi obat tinggi dalam orofaring.
Cara menggunakan dan kondisi optimal hanya sekitar 20% dari dosis yang mencapai paru-
paru.
Obat yang mengendap dalam tenggorokan dan ditelan, tidak banyak menguntungkan karena
obat akan dimetabolisme di hati menjadi metabolit inaktif.
Chlorofluorocarbon (CFC) merusak lapisan ozon --> telah dikembangkan sediaan yang
bebas CFC
• Obat dapat digabungkan dalam inhaler atau kapsul gelatin keras atau blister aluminium
foil yang dimasukkan dalam alat sebelum digunakan.
Sediaan DPI bebas propelan dan tidak mengandung bahan yang umumnya digunakan
kecuali pembawa (laktosa).
DPI dapat menghantarkan obat dengan dosis lebih besar daripada MDI yang dibatasi oleh
katup pengatur volume.
DPI dilakukan dengan inhalasi, mencegah masalah koordinasi pernafasan yang muncul
dengan MDI.
Kerugian DPI:
• Pelepasan serbuk dari alat dan deagregasi partikel dibatasi oleh kemampuan pasien untuk
bernapas, di mana kasus penyakit pernafasan dapat menjadi kendala
• Peningkatan turbulensi aliran udara yang disebabkan oleh peningkatan kecepatan udara
yang dihirup menyebabkan meningkatnya partikel yang masuk deagregasi tetapi juga
meningkatkan potensi konflik inersia saluran napas bagian atas dan esofagus.I
• Untuk memberikan larutan atau suspensi obat dengan volume yang relatif besar
• Obat dapat dihirup selama pernapasan normal, sehingga cocok untuk pasien anak, orang
tua, atau pasien yang mengalami kesulitan menggunakan MDI.
A. Jet Nebulizer. Menggunakan gas bertekanan (udara atau oksigen) dari tabung, saluran
udara rumah sakit atau kompresor listrik untuk mengubah cairan menjadi semprotan.
NEBULAR JET
Ultrasonic Nebulizer
• Efisiensi rendah dari sistem inhalasi. Perlu ukuran partikel yang tepat, optimal 1-5 μm .
• Massa obat sedikit digunakan untuk sekali. Massa yang dapat mencapai pernapasan
bawah <1000 mcg
• Tidak stabil dalam larutan tetapi mudah lembab dalam bentuk kering
- Penyakit memburuk
(Sistem penyampaian obat yang tertahan di lambung dari bentuk sediaan yang dapat
mengembang)
meningkatkan bioavailabilitas
meningkatkan kelarutan obat yang kurang larut dalam lingkungan pH yang tinggi
menguntungkan untuk aksi lokal dalam saluran cerna atas, seperti untuk pengobatan ulser
peptik
atas:
Obat yang mempunyai daerah absorpsi sempit dalam saluran cerna, seperti riboflavin dan
levodopa
Absorpsi utama terjadi pada lambung dan saluran cerna bagian atas, seperti suplemen
kalsium, klordiazepoksid dan cinnarazine
Obat yang bertindak secara lokal dalam lambung, seperti antasida dan obat-obat untuk
infeksi Helicobacter pylori
Obat yang mengalami degradasi dalam kolon, seperti ranitidin HCl dan metronidazol
Obat-obat yang mempunyai kelarutan dalam asam yang sangat terbatas, seperti fenitoin
Obat-obat yang pelepasannya selektif dalam kolon, seperti 5-amino salicylic acid dan
kortikosteroid
Saluran Pencernaan
Ukurannya mencapai 1500 ml dengan adanya makanan dan menciut menjadi 25-50 ml
setelah makanan dikosongkan.
Antrum, bagian bawah menggiling makanan dan mengatur sekresi HCl dan pengosongan
lambung
Pilorus, suatu sfingter (Otot (membuka dan menutup) berbentuk seperti cincin) yang
berada antara antrum dan duodenum.
pH lambung puasa + 2
Setelah selesai mencerna makanan, pH dengan cepat turun menjadi di bawah 5 dan turun
bertahap ke pH saat puasa dalam beberapa jam
Sfingter pilori berdiameter 12,8+7 mm pada manusia, bertindak sebagai penyaring dan
penyempit jalan dari partikel besar ke duodenum.
Usus halus mempunyai area permukaan yang luas, dapat dibandingkan dengan lapangan
bola basket, yaitu 463 m2 tapak absorpsi dari air, ion-ion, vitamin, makanan seperti
asam amino, lemak dan gula.
Waktu transit dalam usus halus: 3+1 jam, relatif konstan dan tidak dipengaruhi oleh
makanan.
Kolon mengabsorpsi air, ion-ion, obat-obat tertentu dan khususnya molekul peptida.
Vilinya sedikit sehingga area permukaannya kecil.
Aktivitas motorik pada saat puasa, disebut dengan interdigestive myoelectric motor
complex (IMMC), adalah sebuah siklus 2 jam aktivitas peristaltik yang dihasilkan dalam
lambung dan bergerak ke persimpangan ileocecal.
Tujuan aktivitas motorik adalah untuk membersihkan lambung dan usus kecil dari
puing/partikel halus yang sudah dicerna.
Fase 1 berlangsung selama 45-60 menit, tidak ada gerakan, dengan kontraksi amplitudo
yang rendah.
Fase 3 disebut juga housekeeper wave dan berlangsung 5-15 menit. Kontraksi amplitudo
sangat tinggi dengan frekuensi 4-5 menit, dan pembukaan pilori maksimal, mencirikan
fase ini.
Fase 4 kurang dari 5 menit dan menghubungkan kontraksi amplitudo maksimal dengan
fase basal.
Aktivitas motorik dalam keadaan makan disebabkan 5-10 menit setelah mencerna
makanan dan berlangsung selama makanan tinggal dalam lambung.
Jika jumlah makanan yang dicerna lebih besar, periode aktivitas makan lebih lama,
dengan rentang waktu 2-6 jam, dan lebih khas 3-4 jam.
Fase kontraksi mirip dengan yang terlihat selama fase 2 IMMC. Lambung mengocok
makanan sementara partikel-partikel halus tersuspensi, dalam ukuran kurang dari 1 mm,
dikosongkan dari lambung setiap 20 detik ke duodenum.
Laju terkontrol ini membolehkan pencernaan yang baik dan absorpsi makanan dalam
usus halus.
Umumnya, waktu tinggal makanan dalam lambung
Cairan non-nutrien dikosongkan dengan cepat, dengan 50% waktu pengosongan 8-18
menit.
Padatan non-fat yang dapat dicerna pertama digiling selama + 1 jam, kemudian
dikosongkan.
Lemak padat dan semipadat setelah dikonsumsi dan dipanaskan oleh suhu tubuh dalam
lambung, diubah menjadi cairan.
Pada kasus dimana kontraksi lambung selama mencerna makanan dan fase kedua dari
aktivitas IMMC tidak dapat mengosongkan bahan-bahan yang tidak dicerna, termasuk
bentuk sediaan obat yang tidak hancur melalui sfinkter pilori yang istirahat, maka refleks
retropulsion (tolakan) diaktifkan untuk menyampaikan bahan-bahan dari pilorus dan
antrum distal ke antrum proksimal dan badan lambung.
Pengosongan lambung juga bergantung pada postur, gender, umur, osmolaritas dan pH
makanan, stress mental, dan penyakit.
Ketika bentuk sediaan (dosage form, DF) tidak hancur seperti padatan lain yang tidak
dapat dicerna, diberikan pada saat puasa, mereka tidak tertahan dalam lambung selama
lebih 2 jam.
Di sisi lain, dalam keadaan makan, waktu tinggal dalam lambung dari DF yang tidak
hancur paling banyak bergantung pada ukuran bentuk sediaan, komposisi, dan nilai kalori
dari makanan:
- sferis yang tidak dapat dicerna dengan diameter lebih kecil dari 1 mm lewat dengan
bebas ke intestin, seringnya lebih cepat dari makanan padat.
- sferis dengan diameter 1-2,4 mm lewat dengan makanan padat yang berkalori.
Umumnya waktu tinggal dalam lambung dari DF yang besar lebih lama dalam keadaan
makan daripada saat puasa.
DF besar ditolak dari pilorik-antrum untuk dicerna lebih jauh atau ditahan hingga
housekeeper wave berikutnya.
Secara teoritis, pemberian makanan yang terus menerus dapat memperpanjang waktu
tinggal dalam lambung lebih dari 24 jam.
Bentuk sediaan besar, seperti tablet yang tidak hancur dengan diameter 13 mm akan
ditahan dalam lambung selama 171+29 menit, hampir 1 jam lebih dari tablet dengan
diameter 7 mm, setelah sarapan dengan 360 kkal.
Jadi, perpanjangan waktu tinggal dalam lambung bisa dicapai dengan ukuran yang besar yang
secara fisik tidak dapat melewati sfinkter pilori dan mencegah evakuasi sediaan obat dari
lambung dengan cepat .
3. Aspek farmasetika dari expandable gastroretentive dosage form
Karakteristik GRDF:
Kemampuan untuk memuat sejumlah obat dengan sifat fisikokimia yang berbeda dan
melepaskannya dalam bentuk terkontrol
On the left, superporous hydrogel in its dry (a) and water-swollen (b) state. On the right,
schematic illustration of the transit of superporous hydrogel. From Gutierrez-Rocca,
(2003).
Gbr. 3. urutan kejadian yang menghasilkan retensi dalam lambung setelah pemberian oral suatu
superporous hydrogel
B. Ekspansi dapat dicapai dengan swelling
Unfolding terjadi akibat bentuk mekanis, misalnya GRDF dibuat dalam ukuran besar dan
dilipat dalam pembawa farmasetik (pharmaceutical carrier) seperti kapsul gelatin, dalam
lambung pembawa larut dan GRDF terbuka untuk mencapai bentuk yang diperluas.
Sifat mekanik
Ukuran
Expandable systems
Sonobe mengembangkan unfolding DF yang
mempunyai dimensi, bentuk dan durabilitas
untuk memperpanjang gastroretentivitas.
GRDF dilipat pada tempat dari bahan shape memory. Untuk melipatnya,
suhu yang lebih tinggi dari titik lebur atau glass transition digunakan, misal
40 oC untuk membuat bentuk yang diinginkan.
GRDF dirancang seperti suatu wadah yang memegang reservoir obat yang
dibentuk seperti tablet atau kapsul, dan 1 atau lebih tangan penahan
(retention arm) mencantelnya. Retention arm dalam bentuk serat atau pita,
mempunyai kemampuan untuk tinggal dalam lambung.
GRDF ini mempunyai karakteristik sbb:
GRDF dapat tertahan di lambung lebih dari 24 jam ketika diberikan pada
anjing beagle puasa, yang diberi makan 7 jam setelah pemberian GRDF
B: pengatur CR
KELILING> 3 CM
A: fiber/ribbon
praklinis
Meskipun ada perbedaan mendasar antara saluran cerna pada manusia dan
anjing, semuanya cukup mirip untuk menggunakan anjing sebagai model
4.2 Obat-obat yang telah diusulkan untuk GRDF:
Contoh obat-obat yang telah dievaluasi tergabung dalam GRDF dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
4.3 Teknik pengambilan gambar dan observasi langsung untuk evaluasi sifat
expandable GRDF
dilakukan: