Anda di halaman 1dari 49

MACAM MACAM KLIEN DALAM

ASUHAN KEBIDANAN
(Tips dan cara komunikasi atau konseling yang tepat)

Kelompok 1
-Ainunisa Amanabillah
-Anggia Puspita
-Astri wahyuni
-Dyan putri wulansari
-Eka Nurfitriana
-Maya surya L
-Mela yusnita maelani
Pengertian
Komunikasi

Komunikasi berasal dari kata latin


Communication artinya pemberitahuan atau
bertukar pikiran.Komunikasi adalah rangkaian
proses pengalihan informasi dari satu orang
kepada orang lain dengan maksud tertentu.
Komunikasi adalah proses yang melibatkan
seseorang untuk menggunakan tanda tanda
alamiah atau universal berupa simbol simbol
berdasarkan perjanjian manusia baik verbal
atau nonverbal yang disadari atau tidak
disadari yang bertujuan untuk memengaruhi
sikap orang lain.
Pengertian Komunikasi
Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-


orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung,
baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal
ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami
istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan
sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73).
Tujuan Komunikasi
Interpersonal

A. Menemukan Diri Sendiri


B. Menemukan Dunia Luar
C. Membentuk Dan Menjaga
Hubungan Yang Penuh Arti
D. Untuk Bermain Dan Kesenangan
E. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
F. Untuk Membantu
Efektivitas Komunikasi
Interpersonal

A. Keterbukaan (Openness)
B. Empati (empathy)
C. Sikap mendukung (supportiveness)
D. Sikap positif (positiveness)
E. Kesetaraan (Equality)
Konseling
Konseling merupakan proses pemberian informasi
obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan
panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan
penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk
membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini,
masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan
keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin,
Abdul Bari : 2002).
Tujuan konseling
1. Pemecahan masalah, meningkatkan
efektifitasindividu dalam pengambilan
keputusan secara tepat.
2. Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan
perasaan
yang menekan/mengganggu.
3. Perubahan sikap dan tingkah laku.
Langkah Konseling
Ada 3 langkah pokok konseling yang harus dilaksanakan
yaitu :
(a) Pendahuluan, menciptakan kontak mengumpulkan data
klien untuk mencari tahu penyebabnya;
(b) Bagian inti/ pokok , mencari jalan keluar dan menentukan
jalan keluar yang harus dipilih;
(c) Bagian akhir, penyimpulan dari seluruh aspek kegiatan
dan merupakan tahap penutupan untuk pertemuan
berikutnya.
Prinsip Dasar Konseling
Kemampuan menolong orang lain
digambarkan dalam sejumlah keterampilan
yang digunakan seseorang sesuai dengan
profesinya yang meliputi (HOPSAN, 1978) :
(1) Pengajaran
(2) nasehat dan bimbingan
(3) pengambilan tindakan langsung
(4) pengelolaan
(5) konseling
Fungsi Konseling Kebidanan
Fungsi konseling adalah :
1. Pencegahan : mencegah timbulnya masalah kesehatan.
2. Penyesuaian : membantu klien mengalami perubahan
biologis, psikologis, kultural dan lingkungan
3. Perbaikan : perbaikan terjadi bila ada penyimpangan
perilaku klien
4. Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan serta peningkatan derajat kesehatan
Hal yang harus di perhatikan
dalam konseling
Hal yang harus diperhatikan dalam konseling adalah :
Iklim psikologis, suasana percakapan : Iklim psikologis,
tindakan, perilaku, sikap dari orang lain yang mempunyai
dampak terhadap diri kita. Contoh : bidan otoriter kepada
klien -> feedback negatif.
2. Sikap Konselor (Bidan) menurut Rogers, yaitu :
a. Acceptance(Menerima) :
Konselor menunjukkan sikap menerima, sehingga konseli
merasa tidak ditolak, diacuhkan, didikte, tapi melainkan
konseli merasa bahwa ia diterima sebagai dirinya sendiri.
Teknik Konseling
Teknik konseling ada 3 yaitu :
1. Pendekatan authoritatian atau directive, pusat dari
keberhasilan konseling adalah dari konselor.
2. Pendekatan non-directive atau conselei centred, konseli
diberikan kesempatan untuk memimpin proses konseling dan
memecahkan masalah sendiri.
3. Pendekatan edetic, konselor menggunakan cara yang baik
sesuai dengan masalah konseling
Proses Konseling
Proses konseling terdiri dari 4 unsur kegiatan yaitu :
1. Pembinaan hubungan baik (rapport) : Pembinaan hubungan baik
dimulai sejak awal pertemuan dengan klien dan perlu dijaga seterusnya
dengan :
a. Memberi salam pada awal setiap pertemuan.
b. Memperkenalkan diri
c. Menciptakan suasana nyaman dan aman.
d. Memberikan perhatian penuh pada klien (SOLER).
2. Pengambilan keputusan, pemecahan masalah dan
perencanaanSetelah mendapatkan dan memberikan cukup informasi
sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien
memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk
mengatasi masalah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan adalah
(1) fisik
(2) emosional
(3) rasional
(4) praktikal
(5) interpesonal
(6) Structural
3. Menindaklanjuti pertemuan : Menindaklanjuti
pertemuan konseling dengan membuat
rangkuman, merencanakan pertemuan
selanjutnya/ merujuk klien.
Faktor yang Menghambat
Konseling
Faktor penghambat dalam konseling antara lain :
1. Faktor individualKeterikatan budaya merupakan
faktor individual yang dibawa seseorang dalam
melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan
gabungan dari :
(a) faktor fisik atau kepekaan panca indera, usia dan
seks;
(b) sudut pandang terhadap nilai-nilai;
(c) faktor sosial pada sejarah keluarga dan relasi,
jaringan sosial, peran dalam masyarakat, status sosial;
(d) bahasa.
2. Faktor yang berkaitan dengan interaksi,
(a) tujuan dan harapan terhadap komunikasi;
(b) sikap terhadap interaksi;
(c) pembawaan diri terhadap orang lain;
(d) sejarah hubungan.
3. Faktor situasional
4. Kompetensi dalam melakukan percakapan : Komunikasi dikatakan
efektif bila ada sikap perilaku kompeten dari kedua belah pihak.
Keadaan yang dapat menyebabkan putusnya komunikasi adalah :
(a) kegagalan informasi penting
(b) perpindahan topik bicara
(c) tidak lancar
(d) salah pengertian
.Hasil Pelayanan Konseling
kebidanan
Harapan bidan setelah dilaksanakan konseling adalah kemandirian
klien dalam :
1. Peningkatan kemampuan klien dalam mengenali masalah,
merumuskan pemecahan masalah, menilai hasil tindakan dengan
tepat.
2. Klien mempunyai pengalaman dalam menghadapi masalah
kesehatan.
3. Klien merasa percaya diri dalam menghadapi masalah.
4. Munculnya kemandirian dalam pemecahan masalah kesehatan.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DENGAN BAYI DAN BALITA
Komunikasi dimulai sejak bayi lahir ,Bayi menangis
s/d lancar berbicara ,tumbuh kembang komunikasi
bayi ada 5 tahapan
1. Fase prelinguistic
Suarapertama kali yang dikeluarkan bayi baru lahir
adalah tangisan. Hal tersebut sebagai reaksiperubahan
tekanan udara dan suhu luar uterin. Bayi menangis
dikarenakan lapar, tidak nyaman oleh karena basah,
kesakitanatau minta perhatian.
Bunyi refleksi (reflek vocal) juga termasuk dalam fase prelinguistic, yang
meliputi :

Babling(meraban) Echolalia
2. Kata pertama
Bayi merespon terhadap kata-kata
familier
Mulai usia 4-5 bulan
3. Kalimat pertama
Permulaan berbicara komplit
Usia 2 tahun sudah mulai
menyusun kata-kata
4. Kemampuan bicara egosentris dan
memasyarakat
Repetitif (pengulangan)
Monolog (berbicara satu arah)
Monolog kolektif

MenurutLev Vygotsky,bicara
egosentris merupakan petunjuk dan
bantuan bagi anak dalam
menyelesaikan masalahnya sendiri
5. Perkembangan semantik
Pengetahuan yang mempelajari
arti kata pada bahasa yang
diajarkan
Mulai memahami arti konkrit&jenis
kata konkrit
Mulai mengetahui arti kata abstrak
Faktor yg mempengaruhi
perkembangan bahasa
Intelegensi (kecerdasan)
Jenis kelamin
Bilingual(dua bahasa)
status tunggal atau kembar
Rangsangan/ dorongan orang tua
Peran bidan
Berikan dorongan&bantuan pada
ibu serta pihak lain(dukungan
rangsangan aktif bahasa& emosi)
Rangsangan aktif
perbaiki model orang tuanya
Dorong kemampuan komunikasi
verbal& non verbal
Berikan anak pengalaman untuk
berbicara
Dorong anak untuk mendengar
Gunakan kata yang pasti&benar
Prinsip komunikasi efektif pada anak
Kesabaran mendengar
Role playing(bermain peran)
KOMUNIKASI INTEREPRSONAL DENGAN REMAJA

Komunikasi interpersonal dengan remaja

Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow
atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang
memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990)
mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-
kanak dengan masa dewasa.Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan
pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit
melalui pengertian masa remaja (adolescence).
Merujuk pada Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak, Remaja adalah mereka yang berusia 10 sampai 18
tahun. Sedangkan, menurut World Health Organization (WHO), yang di
maksud remaja adalah laki laki dan perempuan berusia 18 sampai 24
tahun.
Remaja di hadapkan pada beragam persoalan kesehatan yang
memengaruhi dan membahayakan kualitas remaja putri, narkoba, IMS
termasuk HIV, aborsi dan kekerasan. Sebenarnya, permasalahan tersebut
tidak akan terjadi jika remaja dibekali informasi atau pengetahuan yang
jelas dan akurat. Bidan, sebagai salah satu tenaga kesehatan dan
anggota masyarakat, bertanggung jawab terhadap permasalahan yang
dihadapi remaja. Untuk itu, peranan bidan sebagai konselor akan sangat
membantu dalam penanganan masalah remaja. Menjadi tugas bidan
untuk memberikan bimbingan dan konseling, sehingga dapat membantu
meningkatkan derajat kesehatan reproduksi remaja.
Topik konseling remaja yang dapat diberikan bidan
meliputi hal hal berikut :
1.Remaja dan kesehatan reproduksi remaja
2.Seksualitas
3.Pengenalan organ reproduksi laki laki dan perempuan
4.Proses terjadinya kehamilan, kehamilan yang tidak dikehendaki, dan aborsi
yang
tidak aman.
5. Metode metode pencegahan kehamilan
6.Infeksi menular seksual dan HIV/AIDS
7. Hubungan dengan pasagan sebelum dan sesudah menikah
8. Kekerasan pada remaja
Metode1
Mendengar si Remaja
1. Beri tahu ia bahwa Anda mau mendengar.Anak remaja
mungkin tidak yakin apakah Anda akan mendengar saat ia
memiliki masalah, atau saat ia perlu bicara. Anda bisa
menjelaskan padanya bahwa Anda mau mendengarkan.
2. Jadilah pendengar yang aktif.
Menyediakan diri sebagai pendengar artinya Anda harus
mendengar secara aktif. Menjadi pendengar aktif menunjukkan
bahwa Anda ada dan mendengar apa yang dikatakan lawan
bicara (dalam hal ini, anak remaja). Hal yang bisa Anda lakukan
untuk menjadi pendengar aktif di antaranya:
A. Menghilangkan hal yang dapat mengganggu.

B. Menghadap pada anak dan menatap langsung matanya.


C. Mengangguk dan memberikan pernyataan netral seperti "Ya",
"Mengerti", dan "Lalu?"
d. Merangkum perkataan anak sesekali untuk menunjukkan
bahwa Anda mendengar perkataannya.
3. Jangan menghakimi , karena dengan menghakimi, ia
hanya akan menutup diri dan memutuskan untuk tidak
akan pernah bercerita lagi pada Anda.
Komunikasi interpersonal pada
calon ibu
Secara naluriah wanita punya insting/naluri
keibuan, dan sudah sewajarnya tumbuh dan
berkembang pada setiap ibu, akan tetapi tidak
selamanya terjadi demikian karena perkembangan
nilai keibuan dapat terganggu. Dalam melakukan
komunikasi kepada calon ibu perlu memperhatikan.
Anak gadis sebagai calon ibu, fungsi seksual telah Nampak yaitu
fungsi reproduksi dan fungsi erotis. Wanita/gadis yang telah
mengalami menstruasi menunjukkan kematangan fungsi seksualnya,
ini merupakan pengalaman psikis dan banyak gejala yang muncul.
Akan tetapi ada beberapa peristiwa yang menjijikan bila tidak di ikuti
informasi terapeutik pada calon ibu dengan lebih menitikberakan
kepada:
-Memberikan penjelasan secara fisiologis peristiwa yang disebut menstruasi.
-Memberikan bimbingan tenntang perawatan diri sehubungan dengan
peristiwa menstruasi.
-Memberi bimbingan tentang persiapan perkawinan, dihubungkan dengan
NKKBS/kelurga berkualitas.
-Persyaratan persyaratan kesehatan yang sangat menentukan sebagai
calon
ibu.
-Memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan
fisik dan emosi dan peran yang pernah terjadi.
-Menikah dan membentuk keluarga baru membutuhkan konseling
Komunikasi Interpersonal pada Ibu Hamil
Komunikasi bertujuan untuk memudahkan, melancarkan, melaksanakan kegiatan
tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Komunikasi kehamilan pada kebidanan adalah
penyampaian informasi dan jawaban tentang kehamilan dari bidan kepada klien, terjadi
suatu pengertian yang diinginkan bersama sehingga tujuan lebih mudah tercapai.
Misalnya, seorang bidan memberikan informasi tentang kebutuhan gizi pada kelompok ibu
hamil dan penggunaan serta manfaat zat besi. Klien menuruti apa yang disampaikan oleh
bidan dan merasakan manfaatnya. Dalam kondisi tertentu, tampak adanya respon,
tanggapan positif dari klien sehingga terjadi persepsi yang sama antara bidan dengan
klien.

Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada ibu hamil, yaitu:


1.Pendidikan
Tingkat pendidikan ibu hamil sangat mempengaruhi penyampaian informasi dari bidan
kepada ibu hamil. Ibu yang memilikipendidikanyang tinggi akan dengan mudah
menerima pesan yang disampaikan. Tetapi, belum tentu untuk ibu yang memiliki
pendidikan kurang.Seorang bidan harus mempunyai cara agar ibu mudah menerima
informasi yang disampaikan.
2.Budaya

Pada daerah tertentu masih


banyakbudaya yang mengakar pada
masyarakat. Banyak budaya dari
masyarakat daerah yang tidak sesuai
dengan teori kesehatan. Mereka masih
menggunakan tradisi turun-temurun dari
nenek moyang untuk menyelesaikan
masalah kesehatan. Mereka cenderung
kurang setuju terhadap pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan.

3.Ekonomi

Tingkat ekonomi ibu hamil


mempengaruhi keberhasilan komunikasi.
Ibu hamil yang ekonominya menegah ke
atas akan mudah melaksanakan anjuran-
anjuran yang diberikan. Misalnya jika ibu
hamil dianjurkan untuk menambah
asupan gizi yang berguna untuk dirinya
dan janinnya, maka ibu tersebut akan
mudah untuk melaksanakan anjuran
tersebut. Dengan begitu, maka
komunikasi yang dilakukan oleh seorang
bidan berhasil.
4.Sosial
Ibu hamil akan membentuk kepribadian ibu. Jika ibu tersebut
terbiasa menjadi orang yang penting di masyarakat, maka akan
cenderung sulit menerima informasi yang diberikan. Ibu akan
memiliki argumen yang menurutnya benar. Ibu akan lebih aktif
sehingga setiap informasi yang diberikan akan direspon.
5.Keadaan psikis
Ibu yang tidak menginginkan kehamilan akan sulit diajak
komunikasi. Mereka bersikap apatis terhadap informasi yang
disampaikan. Seorang bidan harus berusaha meyakinkan pada
ibu agar ibu dapat merawat janinnya hingga ibu melahirkan.
ContohKomunikasi pada Ibu
Hamil
Contoh 1:
Seorang klien hamil trimester pertama datang ke BPM berdua
dengan suaminya. Klien mengeluh perutnya terasa panas. Ia
mengalami gangguan pencernaan dan perut kembung. Lalu, bidan
memberikan konseling dan menjelaskan penyebab tersebut
Contoh 2:
Seorang pasien memeriksakan kandungannya didampingi
suami ke bidan desa. Usia kehamilan tiga bulan dan ini adalah
kehamilan pertama. Dia mengeluhkan mual-mual dan sering
pusing. Suami khawatir dengan keadaan istri dan
kandungannya. Bidan menyarankan untuk mengkonsumsi
makanan kaya protein dan karbohidrat serta vitamin B6 50mg
sebagai nutrisi yang tidak didapat oleh ibu hamil.
Komunikasi Interpersonal
Pada Ibu Bersalin
Komunikasi pada ibu bersalin adalahsuatu proses
mengatasi hambatan persalinan pada ibu hamil melalui
komunikasidan untukmemenuhi kebutuhan piskologis
fisiologis dalam menghadapi persalinanibu hamil bersalin.
Tujuan Komunikasi Persalinan
1)Untuk kesejahtran ibu dan agar proses kelahiran dapat berjalan
lancar.
2)Melakukan komunikasi agar klien lebih tenang dalam persalinan
3)Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk pasien.
4)Membantu mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan diri
sendiri
untuk kesejahteraan ibu dan proses persalinan agar dapat
berjalan
dengan semestinya.
Langkah pemberian konseling
kebidanan dalam persalinan
1)Menjalin hubungan yang menimbulkan rasa nyaman(rapport)dengan
klien. Bidan menerima klien apa adanya dan memberikan dorongan
verbal yang positif.
2)Kehadiran merupakan bentuk tindakan aktif keterampilan yang
meliputi mengatasi semua kekacauan/kebingungan, memberi perhatian
total pada klien. Bidan dalam memberi pendampingan klien yang
bersalin memfokuskan pada fisik dan psikologi.
3)Mendengarkan. Bidan selalu mendengarkan dan dan memperhatikan
keluhan klien.
4)Sentuhan dalam pendampingan klien yang bersalin. Sentuhan
bidan terhadap klien akan memberi rasa nyaman dan dapat
membantu relaksasi. Misalnya, ketika muncul his klien merasa
kesaktian, bidan memberi sentuhan dan usapan pada bagian
lumbalis klien. Hal tersebut akan memberi rasa nyaman pada klien.
5) Memberi informasi tentang kemajuan persalinan. Hal ini
diupayakan untuk memberi rasa percaya diri bahwa klien dapat
menyelesaikan persalinan. Misalnya, bidan menggunakan kata-
kata yang dapat memberi gambaran majunya persalinan, Bu,
sekarang jalan lahirnya sudah mulai membuka, setelah
pembukaan mencapai 10 cm nanti ibu boleh menelan bila muncul
rasa sakit dan ingin buang air besar.
6)Memandu persalinan dengan memberi intruksi khusus tentang bernapas,
berelaksasi dan posisi postur tubuh. Misalnya, bidan meminta klien ketika
ada his untuk meneran, Bu, kalau perut kencang ibu berpegangan pada
suami atau pada saya, lalu ibu meneran seperti buang air besar. Ketika his
hilang, bidan mengatakan usahakan ibu bernapas panjang dan rileks
7) Mengadakan kontak fisik dengan klien dengan menggosok punggung,
memeluk, dan menyeka keringatnya, serta membersihkan wajah klien.
8) Memberi pujian kepada klien atas usaha yang telah dilakukan. Misalnya,
bidan mengatakan, ibu pinter sekali menerannya, sebentar lagi, putranya
lahir.
9) Memberi ucapan selamat pada klien atas kelahiran putranya dan mengatakan
ikut berbahagia. Memberi pujian kepada klien atas usaha yang telah
dilakukan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai