Anda di halaman 1dari 1

A.

Sejarah Berkembangnya Fasciola hepatica

Menurut Prof Kurniasih, Fasiolosis adalah penyakit yang umumnya dijumpai pada ternak herbivora yang
disebabkan oleh ''Fasciola hepatica'' atau ''Fasciola gigantica''. Spesies tersebut dapat menular ke
manusia dan kurang lebih 2,5 juta manusia di dunia terinfeksi oleh fasciolosis tersebut (WHO, 1995).
Fasciola hepatica berasal dari Eurasia dan menyebar ke Amerika dan Australia.

Berdasarkan sejarah pemerintah Belanda telah mengimpor sapi dari Inggris dan India untuk
memperbaiki jenis sapi lokal, kedua spesies Fasciola itu mungkin telah terbawa dan menulari sapi lokal.
Kurang lebih 80 persen ternak ruminansia terutama kerbau di Indonesia terserang fasciolosis sedangkan
prevalensi fasciolosis di Indonesia berkisar antara 60-90 . Di Indonesia Fasciola hepatica pertama kali
dilaporkan oleh Van Velzen (1891) dari kerbau, kemudian Kraneveld (1924) menemukan cacing tersebut
pada sapi. Kemudian Fasciola hepatica ditemukan juga pada hewan domestik dan hewan liar lainnya.

B. Penyebaran Fasciola hepatica

Fasciola hepatica umumnya ditemukan di negara empat musim atau subtropis seperti Amerika Selatan,
Amerika Utara, Eropa, Afrika Selatan, Rusia, Australia dan lain sebagainya. (S. Widjajanti: 2004). Dalam
siklus hidupnya, cacing Fasciola hepatica memerlukan induk semang utama, yaitu siput Lymnaea
truncatula di Eropa dan Asia, Lymnaea tomentosa di Australia, Lymnaea Bulimoides di Amerika Utara
dan Lymnaea collumella di Hawaii, Puerto Rico, New Zealand dan Afriko Selatan. Di Perancis ditemukan
secara alami, siput Lymnaea ovula dan siput Planorbis leucostoma dapat terinfeksi Fasciola hepatica
dengan prevalensi masing-masing sebesar 1,4% don 0,1%.

Anda mungkin juga menyukai