Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

DINAMIKA DAN PROBLEMATIKA PERADABAN GLOBAL PADA MANUSIA

OLEH:
KELOMPOK 6
KANIA MARLAFEZZA F23122023
MOH AL-AKBAR F32122025
MIFTAHUL JANNAH F23122028
YULITHA SALSABILA F23122038
ARDIYANSYAH F23122040
RATU TRIAS ANANDA F23122067
EGAR ARDANA PUTRA F23122081
ZAINUL SYAM F23122083

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH KOTA


UNIVERSITAS TADULAKO
2022/2023
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatnya sehinga
makalah ini bisa diselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini tidak bisa diselesaikan dengan baik
tanpa bantuan dari banyak pihak.
s
Makalah berjudul “Dinamika dan Problematika Peradabaan Global Pada Manusia” disusun untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Ilmu Sosial Budaya Dasar. Selain itu, makalah ini juga diharapkan bisa
memberikan sudut pandang baru tentang Dinamika dan Problematika Peradabaan Global.

Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap apa yang sudah kami teliti bisa bermanfaat
untuk orang lain. Jika ada kritik dan saran terkait ide tulisan maupun penyusunannya, kami akan
menerimanya dengan senang hati.

Palu, 17 September 2022

Kelompok 6
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 PENGANTAR
1.1.2 LATAR BELAKANG
Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia
makin terbuka luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bentu/ekstensi kemampuan diri
manusia, dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru ‘membelenggu’ perilaku
dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula
oleh system-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah
menjadi pengarah hidup manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan teknologinya cenderung
tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan
teknologi.
Peradaban sebagai objektifikasi dari kehendak dan kuasa masyarakat manusia dalam konteks
ruang dan waktu. Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan
unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan,
adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang
mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau
unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah
perkembagan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat
intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan
bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor utama
dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran
teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai
tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan
globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah
dunia secara mendasar.
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat
dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial-. Akibat
perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional
Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap
keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah
kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang
semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi
yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional
kita. Dengan televisi, masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat
mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Hal ini menyebabkan terpinggirkannya
kesenian asli Indonesia.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk peradaban yang banyak
dipengaruhi oleh globalisasi. Dimensi nilai dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada
konsep kolektifisme kini berubah menjadi individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib,
sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan) dikarenakan
perkembangan teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling berkompetisi dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga berdampak pada berkurangnya
kontak sosial antara sesama manusia dalam
konteks hubungan kemasyarakatan. Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi
semakin meningkat, atau dengan kata lain masyarakat menjadi lebih konsumtif dan cenderung
memiliki gaya hidup hedonis, yang lebih suka bersenang-senang.
Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang
Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat
disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia
yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-
nilai moral yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an
masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan
ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk peradaban yang banyak
dipengaruhi oleh globalisasi. Dimensi nilai dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada
konsep kolektifisme kini berubah menjadi individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib,
sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan) dikarenakan
perkembangan teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling berkompetisi dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga berdampak pada berkurangnya
kontak sosial antara sesama manusia dalam
konteks hubungan kemasyarakatan. Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi
semakin meningkat, atau dengan kata lain masyarakat menjadi lebih konsumtif dan cenderung
memiliki gaya hidup hedonis, yang lebih suka bersenang-senang.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu
bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh pengaruh
globalisasi. Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah ini sering
kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya dituturkan oleh anak muda
di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-
hari. Hal ini jelas mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, problematika peradaban juga menimbulkan
modernisasi. Di mana akibat adanya globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi/ tidak
punya norma atau heteronomy/ banyak norma, sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap
hal-hal yang sebelumnya dianggap melanngar norma tunggal masyarakat. Selain itu juga
terjadinya disorientasi atau alienasi, keterasingan pada diri sendiri atau pada perilaku sendiri,
akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian kita.

1.1.3 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah yang penting
untuk penelitian ini adalah:
A. Dinamika Peradaban Global
B. Problematika Peradaban Global Pada Manusia
1.1.4 TUJUAN PENULISAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DINAMIKA PERADABAN GLOBAL
A. Dinamika Peradaban Global
Menurut Arnold Y. Toynbee, seorang sejarawan asal Inggris, lahirnya peradaban itu
diuraikan dengan teori challenge and respons. Peradaban itu lahir sebagai respons (tanggapan)
manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi, menaklukkan, dan
mengolah alam sebagai tantangan (challenge) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan
kelangsungan hidupnya.
Alam menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan-kemungkinan. Ada alam yang
tandus atau subur, di pegunungan atau pantai, daerah yang rawan gempa atau tanahnya yang
stabil, dan seterusnya. Jika tantangan alam itu berat maka manusia pun akan gigih dan berusaha
keras dalam merespons alam tersebut, begitu pun sebaliknya. Contoh bangsa Jepang yang
terkenal ulet, gigih, dan bekerja keras karena alamnya yang cukup berat untuk ditaklukkan.
Keadaan alam Jepang bergunung-gunung, sering terjadi gempa, dan lahan pertaniannya tidak
terlalu luas.
Alvin Toffler menganalisis gejala-gejala perubahan dan pembaharuan peradaban
masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third Wave (1981), ia
menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini telah
mengalami tiga gelombang, yaitu:
1. Gelombang I, peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800 SM-1500 M.
2. Gelombang II, peradaban teknologi industry berlangsung mulai 1500 M-1970 M.
3. Gelombang III, peradaban informasi berlangsung mulai 1970 M-sekarang.
Setiap gelombang peradaban tersebut dikuasai oleh tingkat teknologi yang digunakan.
Gelombang pertama (the first wave) dikenal dengan revolusi hijau. Dalam gelombang pertama
ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian. Gelombang kedua adalah adanya
revolusi industry terutama di Negara-negara Barat yang dimulai dengan revolusi industry di
Inggris. Gelombang ketiga merupakan revolusi informasi yang ditandai dengan kemajuan
teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang.
John Naisbitt dalam bukunya Megatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi memunculkan
perubahan-perubahan yang akan dialami oleh Negara-negara dunia. Perubahan-perubahan
tersebut ialah:
a. Perubahan dari masyarakat industry ke masyarakat informasi.
b . Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi canggih.
c. Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
d. Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.
e. Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi
f. Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.
g. Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokrasi partisipatori.
h. Perubahan dari system hierarki ke jaringan kerja.
i. Perubahan dari utara ke selatan.
j. Perubahan dari satu di antara dua pilihan menjadi macam-macam pilihan.
Naisbitt dan Patricia Aburdance (1990) kembali mengemukakan lagi adanya sepuluh macam
perubahan di era global, yaitu:
1. Abad biologi.
2. Bangunnya sosialisme pasar bebas.
3. Cara hidup global dan nasionalisme budaya.
4. Dasawarsa kepemimpinan wanita.
5. Kebangkitan agama dan millenium baru.
6. Kebangkitan dalam kesenian.
7. Kemenangan individu.
8. Pertumbuhan ekonomi dunia dalam tahun 1990-an.
9. Berkembangnya wilayah pasifik.
10. Privatisasi/swastanisasi atas Negara kesejahteraan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat diketahui bahwa peradaban manusia
mengalami dinamika (perubahan dan perkembangan), perubahan itu menuju kemajuan.
Kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi menghasilkan globalisasi. Disamping
kemajuan dalam sarana transportasi. Di era global, perilaku hidup manusia bias berubah dan
bergerak dengan cepat. Dengan demikian, orang bias berkomunikasi dengan orang lain, serta
berpindah-pindah dengan cepat dari satu negara ke negara lain.

B. Problematika Peradaban Global Pada Kehidupan Manusia


Secara umum peradaban dapat diartikan sebegai perkembangan budaya yang menjadi ciri
khas dan milik suatu masyarakat. Peradaban juga diartikan sebagai sebuah tahapan tertinggi dari
kemajuan budaya (Evolusi Budaya) yang membedakan manusia yang beradab dengan manusia
yang tidak beradab. Perbedaan mencolok dari peradaban yang dianut oleh manusia terletak pada
tingkat intelektual, perasaan keindahan, penguasaan teknologi, dan tingkat spiritual yang
dianutnya.

Bentuk kebudayaan masyarakat modern zaman sekarang cendrung meniru kebudayaan barat,
dalam pola kehidupan, cara berpikir, ideologi, dan dalam politik. Ini membuat perkembangan
yakmi mereka meninggalkan konsep masyarakat tradisional. Walaupun struktur masyarakat
modern yang cendrung kebaratan ini mudah rapuh dibandingkan dengan masyarakat tradisional,
namun mereka menguasai sektor-sektor penting dan strategis dalam kehidupan..

Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat
dalam bidang bahasa, kesenian, dan kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang
begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural
seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Kesenian
tradisional kita merupakan bagian dari khasan kebudayaan nasional yang perlu dijaga
kelestariannya. Karena teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi
dengan begitu banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang
mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan televisi dan
youtube, masyarakat bisa melihat bermacam-macam tayangan hiburan yang berasal dari berbagai
belahan bumi. Hal ini menyebabkan tergesernya kesenian asli Indonesia.

Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu
bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh pengaruh
globalisasi. Contohnya dijakarta ini. Bahasa asli jakarta sudah berkurang akibat terkontaminasi
dengan bahasa-bahasa yang berasal dari luar Indonesia
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai