OLEH:
KELOMPOK 6
KANIA MARLAFEZZA F23122023
MOH AL-AKBAR F32122025
MIFTAHUL JANNAH F23122028
YULITHA SALSABILA F23122038
ARDIYANSYAH F23122040
RATU TRIAS ANANDA F23122067
EGAR ARDANA PUTRA F23122081
ZAINUL SYAM F23122083
Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap apa yang sudah kami teliti bisa bermanfaat
untuk orang lain. Jika ada kritik dan saran terkait ide tulisan maupun penyusunannya, kami akan
menerimanya dengan senang hati.
Kelompok 6
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 PENGANTAR
1.1.2 LATAR BELAKANG
Arus informasi yang berkembang cepat menumbuhkan cakrawala pandangan manusia
makin terbuka luas. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bentu/ekstensi kemampuan diri
manusia, dewasa ini telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru ‘membelenggu’ perilaku
dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula
oleh system-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah
menjadi pengarah hidup manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan teknologinya cenderung
tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan
teknologi.
Peradaban sebagai objektifikasi dari kehendak dan kuasa masyarakat manusia dalam konteks
ruang dan waktu. Kontjaranigrat (1990 : 182) menyatakan peradaban untuk menyebut bagian dan
unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan,
adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang
mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau
unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju. Konsep kebudayaan adalah
perkembagan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat
intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan
bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor utama
dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus
dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran
teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai
tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan
globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai
dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah
dunia secara mendasar.
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat
dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial-. Akibat
perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional
Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap
keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah
kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang
semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi
yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional
kita. Dengan televisi, masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat
mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Hal ini menyebabkan terpinggirkannya
kesenian asli Indonesia.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk peradaban yang banyak
dipengaruhi oleh globalisasi. Dimensi nilai dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada
konsep kolektifisme kini berubah menjadi individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib,
sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan) dikarenakan
perkembangan teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling berkompetisi dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga berdampak pada berkurangnya
kontak sosial antara sesama manusia dalam
konteks hubungan kemasyarakatan. Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi
semakin meningkat, atau dengan kata lain masyarakat menjadi lebih konsumtif dan cenderung
memiliki gaya hidup hedonis, yang lebih suka bersenang-senang.
Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang
Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat
disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia
yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-
nilai moral yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an
masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan
ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk peradaban yang banyak
dipengaruhi oleh globalisasi. Dimensi nilai dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada
konsep kolektifisme kini berubah menjadi individualisme. Manusia tidak lagi merasa senasib,
sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan) dikarenakan
perkembangan teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling berkompetisi dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak. Hal ini juga berdampak pada berkurangnya
kontak sosial antara sesama manusia dalam
konteks hubungan kemasyarakatan. Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi
semakin meningkat, atau dengan kata lain masyarakat menjadi lebih konsumtif dan cenderung
memiliki gaya hidup hedonis, yang lebih suka bersenang-senang.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu
bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh pengaruh
globalisasi. Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah ini sering
kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya dituturkan oleh anak muda
di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-
hari. Hal ini jelas mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.
Selain hal-hal yang disebutkan di atas, problematika peradaban juga menimbulkan
modernisasi. Di mana akibat adanya globalisasi diantaranya masyarakat mengalami anomi/ tidak
punya norma atau heteronomy/ banyak norma, sehingga terjadi kompromisme sosial terhadap
hal-hal yang sebelumnya dianggap melanngar norma tunggal masyarakat. Selain itu juga
terjadinya disorientasi atau alienasi, keterasingan pada diri sendiri atau pada perilaku sendiri,
akibat pertemuan budaya-budaya yang tidak sepenuhnya terintegrasi dalam kepribadian kita.
Bentuk kebudayaan masyarakat modern zaman sekarang cendrung meniru kebudayaan barat,
dalam pola kehidupan, cara berpikir, ideologi, dan dalam politik. Ini membuat perkembangan
yakmi mereka meninggalkan konsep masyarakat tradisional. Walaupun struktur masyarakat
modern yang cendrung kebaratan ini mudah rapuh dibandingkan dengan masyarakat tradisional,
namun mereka menguasai sektor-sektor penting dan strategis dalam kehidupan..
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat
dalam bidang bahasa, kesenian, dan kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang
begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural
seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Kesenian
tradisional kita merupakan bagian dari khasan kebudayaan nasional yang perlu dijaga
kelestariannya. Karena teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi
dengan begitu banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang
mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan televisi dan
youtube, masyarakat bisa melihat bermacam-macam tayangan hiburan yang berasal dari berbagai
belahan bumi. Hal ini menyebabkan tergesernya kesenian asli Indonesia.
Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu
bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah “terkontaminasi” oleh pengaruh
globalisasi. Contohnya dijakarta ini. Bahasa asli jakarta sudah berkurang akibat terkontaminasi
dengan bahasa-bahasa yang berasal dari luar Indonesia
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN