Anda di halaman 1dari 13

REVOLUSI SAINTIFIK

Oleh :
Gia Safitri
1803150063
Penemuan Ketidaktahuan
Pada 16 Juli 1945 tepat pada detik itu, para ilmuwan Amerika
meledakkan bom atom pertama di Alamogordo, New Mexico.
Dari titik itu dan seterusnya, manusia memiliki kapabilitas tidak
hanya mengubah alur sejarah, tetapi juga mengakhirinya.
Proses historikal yang mengarah ke Alamogordo dan ke Bulan
dikenal sebagai Revolusi Saintifik. Dalam periode ini manusia
telah mendapatkan kekuatan-kekuaran besar baru dengan
menginvestasikan sumber daya di riset saintifik. lni sebuah
revolusi karena, sampai sekitar tahun 1500 M, manusia di
muka Bumi terlalu meragukan kemampuan mereka untuk
meraih kekuatan medis, militer, dan ekonomi yang baru.
Igniramus
Manusia sudah berusaha memahami alam semesta sekurang-
kurangnya sejak Revolusi Kognitif. Para leluhur kita mengerahkan waktu
dan usaha cukup besar dalam rangka menemukan aturanaturan yang
mengatur alam. Namun, sains modem membedakan dari semua tradisi
pengetahuan sebelumnya dalam hal penting :
Lubang umpan balik Revolusi Saintifik. Sains membutuhkan lebih dari
sekadar riset untuk maju. la bergantung pada penguatan timbal-balik
sains, politik, dan ekonomi. Institusi-institusi politik dan ekonomi
memberi sumber daya, yang tanpa itu riset saintifik hampir mustahil
dilakukan. Sebagai imbalannya, riset saintifik memberi kekuatan-
kekuatan baru yang digunakan antara lain untuk mendapatkan sumber
daya baru, sebagian di antaranya diinvestasikan kembali ke riset.
lanjutan…
• Kesediaan mengakui kebodohan. Sains modern
didasarkan pada injungsi Latin ignoramus“kita tidak tahu”.
• Sentralitas observasi dan matematika. Dengan mengakui
ketidaktahuan, sains modern bertujuan mendapatkan
pengetahuan baru.
• Perolehan kekuatan-kekuatan baru. Sains modern tidak
puas dengan menciptakan teori-teori. Ia menggunakan
teori-teori ini dalam rangka memperoleh kekuatan-
kekuatan baru untuk mengembangkan teknologi-
teknologi baru.
Pengetahuan adalah Kekuatan
Pada 1620, Francis Bacon menerbitkan manifesto saintifik berjudul
The New Instrument. Di dalamnya dia mengemukakan bahwa
“pengetahuan adalah kekuatan”. Ujian riil “pengetahuan” bukanlah
apakah ia benar, tetapi apakah ia memperkuat kita. Para ilmuwan
biasanya berasumsi bahwa tidak ada teori yang 100 persen benar.
Akibatnya, kebenaran meniadi ujian lemah bagi pengetahuan. Tes
riilnya adalah pemanfaatan. Sebuah teori yang memungkinkan kita
melakukan hal-hal baru merupakan pengetahuan.
Ada dua kekuatan yang benar-benar pantas untuk kita perhatikan:
imperialisme dan kapitalisme. Celah umpan balik antara sains,
imperium, dan modal telah menjadi mesin utama sejarah selama
500 tahun terakhir ini.
Mengapa Eropa?
Potensi apa yang dikembangkan Eropa pada periode modern awal
sehingga memungkinkannya mendominasi dunia modern akhir. Ada
dua jawaban yang saling melengkapi untuk pertanyaan ini : sains
modern dan kapitalisme. Bangsa Eropa biasa berpikir dan berperilaku
dalam cara saintifik dan kapitalis, bahkan sebelum mereka menikmati
keunggulan-keunggulan teknologi signifikan yang mana pun. Ketika
bonanza teknologi dimulai, bangsa Eropa bisa memanfaatkannya jauh
lebih bagus ketimbang bangsa lain mana pun. Jadi, sulit untuk
disebut sebagai kebetulan bahwa sains dan kapitalisme membentuk
warisan paling penting yang diwariskan imperialisme Eropa ke dunia
pos-Eropa abad ke-21. Eropa dan bangsa Eropa tidak lagi menguasai
dunia, tetapi sains dan modal tumbuh semakin kuat.
Kredo Kapitalis

• Uang sudah menjadi hal penting untuk membangun


imperium maupun memajukan sains.
• Tidak mudah, memang, untuk mengerti peran sejati
dari ekonomi dalam sejarah modern. Seluruh buku
yang sudah ditulis tentang bagaimana uang
mendirikan negara dan meruntuhkannya, membuka
horizon-horizon baru dan memperbudak jutaan
orang, menggerakkan roda-roda industri, dan
mendorong ratusan spesies ke dalam kepunahan.
Roda-Roda Industri
• Ekonomi modern tumbuh berkat kepercayaan kita pada masa depan
dan kesediaan kaum kapitalis menginvestasikan kembali keuntungan
mereka pada produksi. Namun, itu tidak cukup. Pertumbuhan ekonomi
juga membutuhkan energi dan bahan baku, dan semua ini terbatas.
Jika dan kalau habis, seluruh sistem akan runtuh.
• Akan tetapi, bukti yang diberikan oleh masa lalu adalah bahwa
keterbatasan bahan baku dan energi itu hanya ada dalam teori. Secara
berlawanan dengan intuisi, sementara pemakaian energi dan bahan
baku oleh manusia merebak dalam beberapa abad terakhir ini, jumlah
yang tersedia untuk eksploitasi sesungguhnya meningkat. Setiap kali
kelangkaan satu di antara dua itu mengancam akan memperlambat
pertumbuhan ekonomi, investasi mengalir ke riset saintifik dan
teknologi. Secara beragam ini menghasilkan tidak hanya cara-cara yang
lebih efisien dalam mengeksploitasi sumber daya yang ada, tetapi juga
jenis energi dan bahan baku yang sama sekali baru.
Sebuah Revolusi Permanen
Revolusi Industri membuka cara-cara baru untuk
mengonversi energi dan menghasilkan barang, terutama
dalam membebaskan manusia dari ketergantungannya pada
ekosistem di sekitarnya. Manusia menebangi hutan,
mengeringkan rawa-rawa, membendung sungai-sungai,
membanjiri dataran, menghamparkan puluhan ribu kilometer
jalur kereta api, dan membangun metropolitan pencakar
langit. Saat dunia dicetak agar sesuai dengan kebutuhan
Homo sapiens, habitat-habitat dirusak dan spesies-spesies
pun punah. Planet kita yang dulu hijau dan biru berubah
menjadi pusat perbelanjaan berisi beton dan plastik.
Dan, Mereka Hidup Bahagia Selamanya
Dalam 500 tahun terakhir ini terjadi serangkaian
revolusi yang mencengangkan. Bumi telah tersatukan
menjadi sebuah bidang tunggal ekologis dan historis.
Ekonomi telah tumbuh secara eksponensial, dan
manusia menikmati jenis kekayaan yang dulu hanya
ada dalam dongeng-dongeng peri. Sains dan Revolusi
Industri telah memberi manusia kekuatan manusia
super dan energi yang praktis tak terbatas. Tatanan
sosial telah tertransformasi sepenuhnya, sebagaimana
politik, kehidupan sehari-hari, dan psikologi manusia.
Tamatnya Homo Sapiens
• Sapiens adalah subjek kekuatan fisik yang sama, reaksi-reaksi
kimia yang sama dan proses-proses seleksi alam yang sama
yang mengatur semua makhluk hidup. Seleksi alam mungkin
telah memberi Homo sapiens ladang permainan yang jauh
lebih besar ketimbang yang diberikan kepada organisme-
organisme lain mana pun, tetapi ladang permainan itu masih
memiliki batasbatasnya sendiri. Implikasinya adalah bahwa,
tak peduli apa pun upaya dan pencapaian-pencapaian
mereka, Sapiens tidak mampu menerobos untuk bebas dari
batasan-batasan biologis mereka yang sudah ditentukan. Akan
tetapi, pada awal abad ke-21, ini tidak lagi benar : Homo
sapiens sedang menembus batas-baras itu. la kini sedang
mulai menerobos hukum seleksi alam, menggantinya dengan
hukum desain inteligen.
Binatang yang Menjadi Tuhan
Tujuh puluh ribu tahun lalu, Homo sapiens adalah
binatang yang tak signifikan, yang mengurusi
urusannya sendiri di satu sudut Afrika. Dalam
milenium-milenium berikutnya, ia bertransformasi
menjadi penguasa segenap planet dan meneror
ekosistem. Kini ia berdiri di ambang menjadi Tuhan,
tergerak untuk meraih tidak hanya kemudaan
abadi, tetapi juga kemampuan ketuhanan untuk
menciptakan dan menghancurkan.
SEKIAN & TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WR.WB.

Anda mungkin juga menyukai