Anda di halaman 1dari 4

BEDAH BUKU "SAPIENS" (BAB 14)

Irdianda Maitsa Penika

XII IPS 4 (14)

Penemuan Ketidaktahuan

Bab ini merangkum perubahan fenomenal dalam sejarah manusia selama 500
tahun terakhir, dari tahun 1500 M hingga saat ini. Ini termasuk pertumbuhan
populasi yang besar, peningkatan produksi dan konsumsi energi secara
drastis, serta kemajuan teknologi yang luar biasa. Bab tersebut juga
menyoroti Revolusi Saintifik, di mana manusia mulai menginvestasikan
sumber daya mereka dalam riset ilmiah untuk mendapatkan kekuatan baru.
Selain itu, bab tersebut membahas pentingnya hubungan antara sains,
politik, dan ekonomi dalam mendukung kemajuan manusia. Ini adalah
gambaran singkat tentang bagaimana perubahan dalam pandangan dan
praktek manusia telah membentuk dunia modern yang kita kenal hari ini.

Ignoramus

Bab ini membahas perbedaan antara sains modern dengan tradisi


pengetahuan sebelumnya, menekankan pada pengakuan akan ketidaktahuan
sebagai dasar utama sains modern. Sains modern berdasarkan prinsip
ignoramus, menerima bahwa pengetahuan bisa berubah seiring penemuan
baru, berbeda dengan tradisi-tradisi pengetahuan pramodern yang meyakini
segala hal penting sudah diketahui. Sains modern menggunakan observasi
dan matematika untuk mendapatkan pengetahuan baru, serta
menggunakannya untuk mengembangkan teknologi baru. Revolusi Saintifik
dianggap sebagai revolusi ketidaktahuan, karena mengakui ketidaktahuan
manusia terhadap pertanyaan-pertanyaan penting. Pengakuan akan
ketidaktahuan ini juga membawa tantangan, tetapi kultur modern lebih siap
menghadapinya dengan keyakinan pada teknologi dan riset saintifik.

Dogma Saintifik
Bab "Dogma Saintifik" membahas perubahan paradigma dalam pandangan
manusia terhadap kemampuan mereka untuk memperoleh pengetahuan baru
melalui riset ilmiah. Sebelum Revolusi Saintifik, manusia meragukan
kemampuan mereka untuk memperoleh pengetahuan baru melalui riset
ilmiah, dengan fokus pendanaan lebih pada mempertahankan kapabilitas
yang ada. Namun, dengan berkembangnya Revolusi Saintifik, manusia mulai
menginvestasikan sumber daya dalam riset ilmiah untuk meningkatkan
kapabilitas mereka. Ini menghasilkan keyakinan yang semakin kuat bahwa
investasi dalam riset ilmiah dapat menghasilkan kemajuan signifikan dalam
teknologi, ekonomi, dan ilmu pengetahuan. Hal ini menciptakan aliansi erat
antara sains, politik, dan ekonomi, di mana politik dan ekonomi mendukung
dan memfasilitasi kemajuan dalam ilmu pengetahuan. Ini membawa
pertanyaan mengapa manusia modern semakin percaya pada kemampuan
mereka untuk meningkatkan kapabilitas melalui riset ilmiah, serta
bagaimana aliansi antara sains, politik, dan ekonomi memainkan peran
penting dalam proses ini.

Pengetahuan Adalah Kekuatan

Bab "Pengetahuan adalah Kekuatan" membahas dampak Revolusi Saintifik


dalam memperkuat keyakinan manusia akan kekuatan pengetahuan.
Sebelumnya, manusia ragu akan kemampuan mereka untuk memperoleh
pengetahuan baru melalui riset ilmiah. Namun, dengan berkembangnya
revolusi ini, manusia mulai melihat pengetahuan sebagai sumber kekuatan
yang dapat mengubah dunia. Investasi dalam riset ilmiah menjadi prioritas,
dengan hasil yang mengesankan dalam teknologi, ekonomi, dan ilmu
pengetahuan. Ini menghasilkan keyakinan yang semakin kuat bahwa sains
adalah sarana untuk meningkatkan kapabilitas manusia. Kombinasi sains,
politik, dan ekonomi membentuk aliansi yang memungkinkan kemajuan
dalam pengetahuan dan memberikan kekuatan baru bagi manusia dalam
menghadapi tantangan dan mengubah masa depan.

Cita-Cita Kemajuan

Bab ini membahas pergeseran pandangan manusia terhadap kemajuan


seiring dengan perkembangan Revolusi Saintifik. Sebelumnya, kebanyakan
masyarakat merasa bahwa masa kejayaan telah berlalu dan dunia
mengalami stagnasi atau bahkan kemunduran. Mereka mengandalkan pada
kearifan masa lalu dan menganggap bahwa manusia tidak mungkin
mengatasi masalah fundamental dunia. Namun, dengan berkembangnya
pengetahuan ilmiah, manusia mulai memandang kemajuan sebagai
kemungkinan yang nyata. Mereka yakin bahwa dengan penemuan-penemuan
baru, seperti dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia dapat
mengatasi tantangan yang mereka hadapi, termasuk kemiskinan, penyakit,
perang, kelaparan, bahkan kematian. Contoh seperti eksperimen Benjamin
Franklin tentang petir dan pendekatan terhadap kemiskinan menunjukkan
bagaimana pengetahuan ilmiah telah membawa perubahan positif dalam
pemahaman dan penanganan masalah-masalah manusia.

Proyek Gilgamesh

Bab "Proyek Gilgamesh" membahas upaya para ilmuwan untuk membangun


sebuah cadangan pengetahuan global yang ekstensif dan tahan bencana
yang disebut "Proyek Gilgamesh". Inspirasi proyek ini berasal dari mitos
Mesopotamia tentang Raja Gilgamesh yang mencari keabadian dengan
mencatat pengetahuan manusia. Proyek ini bertujuan untuk mengumpulkan
pengetahuan manusia dalam bentuk digital, termasuk budaya, bahasa, sains,
dan sejarah, untuk diarsipkan dan dilestarikan dalam konteks bencana global
yang mungkin terjadi di masa depan. Ini adalah upaya untuk melindungi
pengetahuan manusia dari kemungkinan hilangnya data akibat bencana
besar seperti perang nuklir atau bencana alam.

Cukongnya Sains

Bab "Cukongnya Sains" membahas bagaimana sains tidak terlepas dari


pengaruh politik, ekonomi, dan keagamaan. Sains membutuhkan dana besar
untuk riset, yang sering kali berasal dari pemerintah, bisnis, dan yayasan
swasta. Dana ini mengalir ke riset yang dianggap bermanfaat bagi
kepentingan politik, ekonomi, atau keagamaan tertentu. Sebagai contoh,
dana lebih mungkin dialokasikan untuk riset yang mendukung industri susu
daripada riset mengenai kesejahteraan mental sapi, karena industri susu
memiliki pengaruh politis dan ekonomis yang lebih besar. Sains juga tidak
dapat menentukan prioritasnya sendiri, dan penggunaan penemuan saintifik
seringkali ditentukan oleh ideologi atau agama. Selain itu, riset saintifik
seringkali berada dalam aliansi dengan agama atau ideologi tertentu.
Imperialisme dan kapitalisme juga merupakan kekuatan penting yang
memengaruhi sains dan proses sejarah secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai