ABSTRACT
In this day and age, progress is unstoppable. The world is getting more
advanced and more modern. With these advances, science and technology are
increasingly advanced and developed even more modern. In Islam, science and
technology is a must and must be in accordance with Islamic views. Science and
technology without an Islamic view, there will be chaos both physically and
non-physically.
Younger generation holds a very important role in the development of science.
Indeed, the fast-growing science has positive and negative effects on them.
And, many young people lean on the mainstream view, embracing a hedonistic,
pragmatic, and consumptive lifestyle. On the other hand, as a reaction, not few
that human existence is more than the fulfillment of physical needs, and that
here is what are the roles of religion and science in transforming youth morality
as integrated person, especially when some believe that religion is incompatible
with science, and some other even blame the fast-growing science as the main
Di zaman sekarang ini, kemajuan tidak bisa dibendung lagi. Dunia semakin
maju dan semakin modern. Dengan kemajuan tersebut, ilmu pengetahuan dan
teknologi semakin maju dan berkembang bahkan semakin modern. Dalam
islam, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu keharusan dan harus sesuai
dengan pandangan islam. Ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa pandangan
islam, maka akan terjadi kekacauan baik secara fisik maupun secara nonfisik
PENDAHULUAN
a. Penelitian Kepustakaan
Penelitian Kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan dan
mempelajari literatur yang berkaitan dengan metode TOPSIS dan Borda
untuk pemecahan masalah yang diterapkan dalam model decision GDSS.
Sumber literatur berupa buku teks, paper, journal, karya ilmiah,dan situs-
situs penunjang. Kegunaan metode ini diharapkan dapat mempertegas
teori serta keperluan analisis dan mendapatkan data yang sesungguhnya.
b. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengumpulkan data dengan melakukan
pengamatan secara langung dan sistematis terhadap objek atau proses
yang terjadi.
Selain itu, adanya hukum-hukum atau yang disebut dengan syariat dan
pentingnya kepala negara berkonsultasi dengan dewan syura mengenai
permasalaha syariat dan adanya kewajiban menggulingkan kepala negara yang
tidak berbuat adil.
Sehingga politik dalam islam sangat dianjurkan bahkan diwajibkan untuk
sesuai dengan syariat islam dan bertujuan untuk memperbaiki ahlaq manusia
dengan cara memperkenalkan agama dalam politik, atau lebih tepatnya bukan
berdasarkan pada konsep sekulerisasi seperti konsep yang ditawarkan Barat.
Karena sifat manusia tanpa adanya agama seperti mufsidun fil-ard wa yusfiqu
dima' (Perusak di dunia dan penumpah darah).
Pandangan gereja yang menganggap bahwa politik itu kotor dan jahat,
politik itu menghalalkan segala cara, politik tidak rohani, politik itu kawan
dapat mengubah lawan menjadi kawan karena sama kepentingan politiknya,
sebaliknya bisa kawan menjadi musuh jika berbeda kepentingan politiknya.
Dalam konteks pandangan politik menurut kitab Injil dan kitab Roma
dimana Paulus menempatkan posisi gereja terhubung dengan pemerintah atau
negara.
Karen L.B. menyatakan ada tiga cara hubungan antara gereja dan
pemerintah yang membawa kepada langkah yang salah. Pertama, Gereja dan
pemerintah adalah dua hal yang terpisah yang seharusnya tidak saling
mempengaruhi satu sama lain. Tipe ini menggambarkan suatu pemisahan yang
pasti antara keduanya: gereja berhubungan dengan sesuatu yang hal-hal bersifat
“rohani” dan pemerintah dengan hal-hal yang bersifat material. Ini barangkali
disampaikan oleh seorang pietis yang melihat dunia sebagai yang jahat dan
untuk dihindari sebisa mungkin. Atau barangkali dikembangkan oleh gagasan
bahwa iman adalah sematamata hubungan khusus “antara Allah dan saya” dan
tidak ada hubungannya dengan pemerintah. Tipe ini umumnya digambarkan
dengan frase, “Agama dan politik tidak bercampur”. Kedua, Pemerintah
mengendalikan gereja. Melalui paksaan, praktek tradisional atau kerelaan
bekerjasama, gereja menjadi tunduk kepada pemerintah atau barangkali bahkan
bawahan dari pemerintah. Tahta dan altar kelihatanya satu; Presiden dan
Pimpinan Tertinggi Gereja berjalan bergandengan tangan, dan hadir untuk
menghormati satu sama lain dalam kegiatan-kegiatan khusus. Dalam tipe ini,
gereja memberikan dukungan tanpa syarat kepada pemerintah, apa yang
pemerintah lakukan, gereja gemakan dan berkati. Gereja mungkin memperoleh
kuasa dan perlakuan khhusus tetapi kehilangan jarak kritis dari pemerintah.
Gereja menjadi corong (mouthpiece) atau binatang piaraan (lapdog) pemerintah
dan kebijakannya. Ketiga, Gereja mengendalikan pemerintah. Agama
menggunakan kekuasaannya untuk memperlakukan pemerintah sebagai
bawahannya bagi dirinya dan kepentingannya. Dalam tipe ini, “otoritas rohani
(spiritual authority)” pemerintah yang superior memberinya hak untuk
memimpin dan memerintah “otoritas sementara (temporal authority)” yang
lebih kecil.
Budaya lokal tersebut bisa berupa hasil seni, tradisi, pola pikir, atau
hukum adat. Karena itu, pada dasarnya setiap komunitas masyarakat memiliki
budaya lokal (local wisdom), ini terdapat dalam masyarakat tradisional
sekalipun terdapat suatu proses untuk menjadi pintar dan berpengetahuan (being
smart and knowledgeable). Budaya lokal berisi berbagai macam kearifan lokal
(pengetahuan lokal) yang digunakan oleh kelompok manusia menyelenggarakan
penghidupannya.
Kebudayaan berasal dari Allah dijalankan sesuai tata nilai dari Allah dan
dan harus kembali kepada Allah, itulah esensi iman Kristen. Budaya tidak dapat
dipisahkan dari keberadaan Allah, baik asal mulanya, prosesnya hingga kepada
tujuan akhirnya. Walau demikian, kebu-dayaan tidak terlepas dari pergumulan
tertua manusia, yaitu dosa. Keberadaan dosa juga mengambil andil dalam
perkembangan kebudayaan manusia ke berbagai bidang, sehingga ada yang
melecehkan dan mengganggap bahwa Allah bukanlah yang tertinggi dan harus
dimu-liakan, bahkan menolak keberadaan Allah. Ajaran iman Kristen
memaparkan konsep pene-busan yang akhirnya memampukan kebudayaan itu
mengakui keberadaan Allah sebagai Pribadi yang tertinggi, dan menyatakan
kemuliaan-Nya. Tulisan ini mengungkapkan berbagai pergumulan orang
Kristen dalam menyikapi keberadaan maupun perkembangan kebudayaan
manusia dari sudut pandang iman Kristen, dan mengembalikannya pada posisi
maupun tujuan awal Allah bagi manusia
merupakan hal yang pokok untuk dibahas. Bagian ini menjadi penting
Bumi dan semua isi yang berada didalamnya diciptakan Allah untuk
manusia, segala yang manusia inginkan berupa apa saja yang ada di langit dan
bumi. Daratan dan lautan serta sungai-sungai, matahari dan bulan, malam dan
siang, tanaman dan buah-buahan, binatang melata dan binatang ternak.
Para pemeluk agama harus melakukan refleksi dalam horizon dan dialog
dengan ilmu-ilmu, bahkan dengan keyakinan-keyakinan agama dan budaya lain.
Agama memerlukandialog dan kerjasama interdisipliner dalam memberi
pencerahan terhadap manusia di dalam memecahkan persoalan-persoalan
aktual.
DAFTAR PUSTAKA
https://fis.uinsu.ac.id
https://jurnal.iainponorogo.ac.id
https://www.researchgate.net
https://www.harian7.com/2019/12/dampak-teknologi-bagi-agama-kristen.html
https://www.researchgate.net/publication/
342684326_Iman_Kristen_Dan_Kebudayaan
https://reformed.sabda.org/perspektif_kristen_tentang_ekonomi_1
https://binus.ac.id/character-building/2020/05/pandangan-alkitab-tentang-
lingkungan-hidup-dan-pengenalan-akan-allah-melalui-alam-semesta/
https://id.scribd.com/doc/136407123/Pengertian-Dan-Tujuan-Pendidikan-Dari-
Perspektif-Agama-Kristian