MUH. ZAINAL
Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar
Pengantar
Sebagaimana diketahui bahwa pada abad ke 19 adalah abad yang ditandai
dengan revolusi industri besar-besaran yang merupakan kelanjutan dari gelombang
perubahan sosial dan teknologi abad 18. Pada masa ini perkembangan dunia industri
(indutrialisasi) dimana tenaga manusia sudah tergantikan dengan tenaga mesin
(mekanisasi). Perubahan ini sesungguhnya berpangkal pada perkembangan pemikiran
dalam bidang ilmu pengetahuan termasuk filsafat yang kemudian melahirkan teori-
teori baru dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (Iptek) yang
sekaligus menjadi pemicu tingginya peran dunia industri dalam kehidupan manusia.
Perubahan pemikiran di hampir semua bidang juga menyentuh bidang politik,
ekonomi dan sosial buadaya yang merupakan upaya untuk menggantikan dominasi
feodalisme, absolutisme dan ekonomi kota.
Perkembangan pemikiran abad XIX tidak dapat dipisahkan dari perubahan
sosial ekonomi masyarakat pada saat itu. Jika mengutip pandangan Karl Marx yang
secara ringkas menghimpun pandangan materialisme tentang mekanisme perubahan
sosial menyatakan bahwa “kincir angin menimbulkan masyarakat feodal, mesin uap
menimbulkan masyarakat kapitalis-industri”. Pernyataan tersebut menjadi salah satu
pertanda kuat tentang gambaran masyarakat industri pada Abad ke-19 bahwa
tekhnologi membawa pengaruh kuat terhadap perubahan kearah revolusi Industri.
Pemanfaatan teknologi dari hasil penemuan-penemuan teknik, dari kincir terbang
(vliegspoel), mesin uap, sampai dynamo dan elektromagnetisme, bersama dengan
pemakaian batu bara sebagai bahan dan pengolahan baja, semua itu menjadikan
pembuatan produksi secara mekanis. Kerja tangan digantikan dengan mesin, kekuatan
air dan uap telah menggantikan kekuatan manusia sehingga produksi mekanis selalu
dapat menyediakan produksi massa bagi pasaran yang lebih luas. Mesin juga
dipergunakan untuk keperluan pengangkutan; lokomotif dan perahu uap
mempercepat dan mempermudah perjalanan.
Lalu lintas yang cepat dan industrialisasi meningkatkan besarnya kosentrasi
perdagangan dan perusahaan di kota-kota. Hal ini menimbulkan mobilitas masyarakat
Urban. Peningkatan produksi juga mengakibatkan bertambahnya pendududk dengan
cepat sehingga abad XIX juga dilukiskan sebagai periode prestasi kosmopolitis dalam
lingkup internasional.Akan tetapi dari realitas masyarakat tersebut yang kemudian
disebut sebagai proses perubahan masyarakat dari masyarakat traditional menjadi
masyarakat modern yang oleh Lauer (1993) disebut sebagai suatu proses transformasi
total akan terjadi ditandai oleh adanya mobilitas sosial masyarakat yang semakin
tinggi. Sehingga modernisasi akan sangat mempengaruhi tatanan masyarakat dan
pekembangan kebudayaan masyarakat lain. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan
tekhnologi akan menyebabkan munculnya era globalisasi informasi yang tidak
menutup kemungkinan terjadinya proses Difusi yaitu proses penyebaran penemuan
(inovasi) keseluruhan lapisan satu masyarakat ke masyarakat lain. Difusi mengacu
kepada penyebaran unsur-unsur atau ciri kebudayaan ke kebudayaan lain (Leuer,
1993).
Akibat lain kemajuan materiil ialah munculnya golongan tengahan
(middenstand) di bidang politik dengan ide leberalismenya. Di Eropa Barat
liberalisme menang di segala bidang dan karenanya adanya perlawanan yan gigih dari
orang-orang liberal melawan ancien regime dan konservatisme, maka dapat
memperoleh prestasi-prestasi: kebebasan berpikir, berbicara dan berserikat,
persamaan hokum, dan hak bersuara dalam pemerintahan melalui parlemen. Ide
tentang martabat manusia tidak hanya dicoba direalisasikan dalam penentangan
segala bentuk pemerasan seseorang oleh orang lain, melainkan juga diusahakan juga
untuk memberikan kehidupan yang layak bagi setiap orang.
Abad ke-19 adalah abad yang lebih rumit di bandingkan dengan abad-abad
sebelumnya. Hal ini menurut Hadiwijoyo (1980) disebabkan karena beberapa faktor
di antaranya adalah:
1. Daerah tempat filsafat berkembang lebih luas
2. Perkembangan ilmu pengetahuan sangat cepat
3. Produksi yang dihasilkan mesin sangat merubah masyarakat dan memberikan
pandangan atau konsepsi bagi manusia
4. Terjadi revolusi pemikiran dari sistem traditional kepada pemikiran-
pemikiran politik, ekonomi termasuk filsafat.
5. Munculnya dominasi Jerman dalam pemikiran filsafat seperti Idealisme Kant
6. Abad ke-19 dipengaruhi oleh dominasi pemikiran Darwin
Faktor tersebut mengindikasikan bahwa pada era abd ke 19 terjadinya revolusi
pemikiran dari sistim traditional kepada sistem pemikiran yang lebih modern pada
bidang politik, ekonomi termasuk pemikiran di bidang filsafat. Pada makalah ini akan
dikaji secara mendalam tentang bagaimana perkembangan pemikiran filsafat abad ke
19, meskipun dalam kajiannya pemikiran abad ke-19 tidak dapat dipisahkan dengan
perkembangan pemikiran filsafat abad 18 dan pemikiran filsafat abad ke 20.
Azis. Ichwan Supandi. 2003. Karl Raimund Popper dan Auguste Comte (Suatu
Tinjauan Tematik Problem Epistemologi dan Metodologi) Jurnal Filsafat,
Desember 2003 (3) 252-261
Meliono. Irmayanti dkk., 2009 Buku Ajar 1: Logika, Filsafat Ilmu, dan Pancasila.
Jakarta. Universitas Indonesia