Dosen Pengampu :
Prof. DR. WOLDER MAKATIMBANG, M. Th., M.Mis., M.Pdk.
Disusun Oleh :
JANE KEZIA KRISDYANTO
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN
APOLLOS
MANADO
2024
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
JUDUL ..............................................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................1
1.3 Tujuan ...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................3
2.1 Pengertian Dosa ................................................................................................3
2.2 Hakekat Dosa....................................................................................................5
2.3 Pembagian Dosa ...............................................................................................6
2.4 Asal Mula Dosa .................................................................................................6
2.5 Natur Dosa ........................................................................................................7
2.6 Akibat Dari Dosa ..............................................................................................9
2.7 Sifat Universalitas Dosa ...................................................................................9
2.8 Dosa Imputasi ...................................................................................................9
2.9 Transmisi Dan Hukuman Dosa .....................................................................10
2.10 Orang Kristen Dan Dosa................................................................................10
2.11 Penanggulangan Dosa ....................................................................................10
2.12 Dosa Yang Tidak Dapat Diampuni ...............................................................11
BAB III PENUTUP ........................................................................................12
3.1 Kesimpulan .....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakekatnya kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari dosa, baik dosa besar
maupun dosa kecil, bahkan sejak lahirpun manusia sudah memiliki Dosa Asal. Dosa Asal atau
Dosa Leluhur menurut doktrin kristen adalah kondisi pertama kali manusia berbuat dosa di
Taman Eden (Roma 5:12 “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu
orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang,
karena semua orang telah berbuat dosa.”). Dikatakan dosa asal karena dosa merupakan
perbuatan yang nyata dari masa ke masa tanpa ada solusi yang pasti. Meski manusia menyadari
telah berbuat dosa namun manusia sering sekali kesulitan untuk mengatasi sepenuhnya.
Pemahaman tentang dosa memiliki dampak signifikan pada tindakan nyata manusia.
Jika dosa dianggap hanya sebagai pelanggaran moral, praktik-praktik keagamaan dapat
terabaikan. Sebaliknya, jika dosa diartikan sebagai pelanggaran terhadap ritual keagamaan,
aspek moral cenderung diabaikan. Sebagai seorang Kristen yang beriman, pemahaman
menyeluruh terhadap konsep dosa dalam Alkitab menjadi penting, karena kekristenan berakar
pada konsep monotheisme dan dipengaruhi oleh sistem keagamaan di Yerusalem. Selain itu,
pemahaman tentang dosa juga perlu dikaitkan dengan pertemuan dengan Yesus Kristus. Untuk
memahami makna "dosa" dalam konteks kekristenan modern, diperlukan eksplorasi dalam
Alkitab dan dokumen terkait dengan ajaran dosa menurut pandangan orang Kristen.
Dalam ajaran Kristen, Yesus Kristus diakui sebagai "Penebus" dosa yang
mengorbankan dirinya dengan darahnya untuk "menghapus" dosa manusia di hadapan Allah.
Istilah "dosa" memiliki makna yang luas, mencakup pelanggaran moral atau norma hukum.
Dalam bahasa Yunani, kata "a`marti,a" berarti "meleset dari sasaran," setara dengan "tal'äx;"
dalam Perjanjian Lama yang artinya "meleset dari hukum Allah." Pemahaman akar kata "dosa"
mengindikasikan ketidaktaatan manusia terhadap Allah, menunjukkan bahwa dosa melibatkan
hubungan antara manusia dan Allah. Perspektif manusia terhadap dosa dipengaruhi oleh
pemahaman mereka terhadap konsep dosa, menentukan mana yang dianggap berdosa dan
mana yang tidak.
Istilah "dosa" juga berkait erat dengan pelanggaran terhadap Taurat, dianggap sebagai
hukum yang berasal dari Allah, bukan hukum berdasarkan konsensus manusia. Pelanggaran
utama terhadap hukum ini harus dipertanggungjawabkan kepada Allah sebagai pencipta
hukum. Melanggar hukum Allah dianggap sebagai pelanggaran terhadap hubungan manusia
dengan Allah. Hukum Allah mencerminkan keinginan-Nya agar manusia taat pada hukum
yang telah ditetapkan. Setiap tindakan manusia yang melanggar atau tidak sesuai dengan
standar yang Allah tetapkan dianggap sebagai dosa.
Memahami bahwa dosa terkait dengan perbuatan manusia yang akan dimintai
pertanggungjawaban kepada Allah, menjadi penting untuk mendalami pemahaman dan
pengertian mengenai dosa secara lebih mendalam.
1
2) Apakah hakekat dosa ?
3) Apa saja pembagian dosa itu ?
4) Bagaimana dengan asal mula dosa ?
5) Apa itu natur dosa ?
6) Bagaimana dengan akibat dosa ?
7) Bagaimana sifat universalitas dosa ?
8) Apa itu dosa imputasi ?
9) Apa transmisi dan hukuman dosa?
10) Apa hubungan orang kristen dan dosa ?
11) Bagaimana cara menanggulangi dosa ?
12) Apa saja dosa yang tidak dapat diampuni ?
1.3 Tujuan
1) Agar dapat memahami apa itu dosa.
2) Agar dapat memahami hakekat dosa.
3) Agat dapat mengetahui pembagian dosa.
4) Agar dapat mengetahui bagaimana asal mula dosa.
5) Agar dapat memahami apa itu natur dosa.
6) Agar dapat memahami bagaimana akibat dari dosa.
7) Agar dapat memahami bagaimana sifat universalitas dosa.
8) Agar dapat memahami apa itu dosa imputasi.
9) Agar dapat memahami apa itu transmisi dan hukuman dosa.
10) Agar dapat mengetahui hubungan orang kristen dan dosa.
11) Agar dapat memahami bagaimana cara menanggulai dosa.
12) Agar dapat mengetahui apa saja dosa yang tidak dapat diampuni.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dosa
Dosa merupakan konsep keagamaan, bukan semata konsep moral. Dalam konteks ini,
dosa melibatkan tindakan atau kelalaian, seperti pikiran, keinginan, emosi, perkataan, atau
perbuatan, yang tidak disetujui oleh Allah dan berhak mendapat kritikan. Penggunaan kata
"dosa" digunakan untuk merujuk pada tindakan atau kecenderungan berdosa. Definisi yang
diberikan bersifat kriteriologis daripada ontologis, menunjukkan cara mengidentifikasi dosa
daripada memberikan makna esensial dosa itu sendiri. Secara umum, dosa dianggap sebagai
penghinaan pribadi terhadap Allah.
Dalam perspektif Alkitab, dosa dapat diibaratkan sebagai anak panah yang meleset dari
target yang ditentukan, yang dalam hal ini adalah norma atau standar Hukum Allah. Ketika kita
tidak mencapai standar kebenaran yang telah ditetapkan oleh Hukum Allah, itu dianggap
sebagai dosa. Analogi ini menyoroti keterkaitan antara dosa dan pelanggaran terhadap norma
moral yang dinyatakan dalam Alkitab.
Alkitab menggambarkan bahwa manusia jatuh ke dalam dosa, dimulai dengan
penggunaan kehendak bebas yang diberikan oleh Allah. Keputusan untuk melanggar perintah
Tuhan, seperti mengambil buah dari pohon pengetahuan baik dan jahat di taman,
mengakibatkan kerusakan pada gambar dan rupa Allah yang diberikan kepada manusia.
Kegagalan ini berdampak negatif dalam kehidupan manusia, membawa konsekuensi dosa
sebagai hasil dari penggunaan yang tidak tepat terhadap kehendak bebas.
Secara etimologis, kata "dosa" berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata "hamartia"
yang artinya "tidak mencapai target atau sasaran." Ketika Allah menempatkan manusia di
taman Eden, memberikan perintah untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan baik
dan jahat, manusia melanggar perintah tersebut. Pada Kejadian 3, tergambar bahwa manusia
tergoda oleh iblis dan mengambil buah tersebut, mengakibatkan kegagalan dalam mematuhi
perintah Allah, yang disebut sebagai dosa.
Istilah “Dosa” muncul begitu banyak di Alkitab, baik dalam Perjanjian Lama maupun
dalam Perjanjian Baru. Berikut ini pemakaian istilah-istilah dosanya:
1) Dalam Perjanjian Lama
a. Hatta
Dosa dalam bahasa Ibrani adalah “hatta”, berarti “tidak kena atau tidak sampai.” Pengertian
tersebut dapat dihubungkan dengan anak panah yang “tidak kena” sasarannya. Dosa menurut
istilah ini berarti tidak kena, tidak sampai atau menyimpang dari tujuan dan maksud Allah
(Kejadian 4:7; Keluaran 9:27; Bilangan 6:11; Mazmur 51:4,6; Amsal 8:36). Ada 580 kali istilah
“hatta” muncul dalam perjanjian lama.
b. Avon
Dalam bahasa Ibrani, kata "avon" mengandung makna "bengkok atau diputar," merujuk
pada hati yang menyimpang dari kebenaran. Istilah ini tidak hanya terkait dengan perbuatan
jahat, melainkan lebih pada sifat hati dan tabiat yang jahat, seperti yang dijelaskan dalam
Kejadian 15:16, Mazmur 32:5, dan Yesaya 5:18. "Avon" sulit diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia, tetapi akhirnya diterjemahkan sebagai suatu perasaan dalam diri manusia yang
merasa cacat atau kurang benar, mendorong kebutuhan untuk menegur diri sendin ri.
3
c. Pesha
Dalam bahasa Ibrani, istilah "pesha" merujuk pada tindakan melawan yang berhak,
menyalahi perintah Allah, dan melakukan bidat, seperti yang dijelaskan dalam Mazmur 51:3
dan Amsal 28:2. "Pesha" juga mencakup pelanggaran terhadap batas yang telah ditetapkan,
yang mana manusia melewati batas tersebut. Ini mengakibatkan kegagalan manusia karena
melampaui batas yang ditetapkan oleh Allah, dan penyelewengan dari jalan yang telah Tuhan
tetapkan disebut sebagai dosa.
Selain "pesha," terdapat beberapa istilah lain untuk dosa, seperti pendurhakaan,
kejahatan, pelanggaran karena ketidaktahuan, penyimpangan, kebencian, kenakalan, dan
lainnya, sebagaimana dicatat dalam Kitab Kejadian 41:9, Imamat 4:13, Yehezkiel 34:6,
Mazmur 119:21, Imamat 19:17, dan Mazmur 94:20. Semua istilah ini memberikan nuansa
beragam terkait dengan konsep dosa dalam konteks Alkitab.
2) Dalam Perjanjian Baru
a. Hamartia
Kata "Hamartia" adalah istilah dosa yang sering muncul dalam Perjanjian Baru. Kata
ini terdapat sebanyak 174 kali dalam Perjanjian Baru, dengan 71 kali penggunaannya terdapat
dalam tulisan-tulisan Paulus. Penting untuk dicatat bahwa "Hamartia" tidak hanya mencakup
perbuatan dosa, tetapi juga merujuk pada keadaan hati dan pikiran yang jahat. Arti dari kata
tersebut menunjukkan bahwa manusia berada dalam keadaan ditipu, seperti yang dinyatakan
dalam Roma 3:23.
b. Adikia
Kata "Adikia" memiliki arti "kejahatan" dan muncul dalam I Yohanes 1:9, di mana kata
tersebut diterjemahkan sebagai "kejahatan". Istilah ini juga muncul dalam I Yohanes 5:17, yang
juga diterjemahkan sebagai "kejahatan". "Adikia" merujuk pada keadaan hati dan pikiran yang
jahat. Oleh karena itu, Yohanes menyatakan bahwa dosa-dosa kita diampuni dan kita disucikan
dari kejahatan.
c. Parabasis
Kata "Parabasis" memiliki arti "menyimpang dari yang seharusnya" dan secara khusus
digunakan dalam konteks pelanggaran terhadap hukum yang pasti, seperti yang dijelaskan
dalam Roma 4:15. Dalam konteks ini, hukum-hukum Allah menuntut ketaatan, dan
ketidakpatuhan manusia terhadapnya dianggap sebagai pelanggaran hukum dan dosa.
Akibatnya, murka Allah dapat jatuh atas mereka, sebagaimana diungkapkan dalam Roma 4:15.
d. Anomia
Kata "Anomia" sebenarnya tidak mengandung pengertian "melanggar hukum dalam
suatu perbuatan yang pasti", melainkan lebih menjurus kepada pengertian "tidak menurut atau
tidak memedulikan hukum." Istilah ini lebih fokus pada keadaan hati dan sikap yang tidak
mempedulikan atau tidak patuh terhadap hukum, tanpa secara langsung merujuk pada tindakan
pelanggaran hukum yang pasti.
e. Asebeia
Kata tersebut mencakup makna "keadaan fasik," menunjukkan keadaan yang tidak
bercocok dengan ke-Tuhanan. Selain itu, kata tersebut mengandung arti bahwa sifatnya
bertentangan dengan sifat Allah, sebagaimana terungkap dalam Roma 1:8 dan Yudas 14:15.
f. Paraptoma
4
Arti dari kata ini adalah "tidak mempertahankan keteguhan pada saat yang seharusnya"
atau "tidak mencapai standar yang seharusnya" (Matius 6:14,15). Dalam Perjanjian Baru,
terdapat banyak istilah lain yang digunakan untuk menjelaskan perbuatan dosa, seperti
kefasikan, kelaliman, keinginan jahat, kecemaran, dendam, kedengkian, pembunuhan,
perkelahian, tipu daya, khianat, penghasut, pengumpat, kebencian, kemabukan, takabur, hawa
nafsu, zinah, cemburu, penyembahan berhala, dan sebagainya.
5
Allah miliki, yang dapat dicapai dengan menolak keberadaan Allah dan menolak kebenaran-
Nya.
6
sebagai pelanggaran terhadap semua hukum. Terdapat pula perbedaan dalam kualitas
dan kuantitas dosa.
7
o Menajiskan tempat Kudus (Markus 11:15-18): Perbuatan yang merusak tempat ibadah.
o Kemunafikan (Matius 23:1-36): Kesalahan menunjukkan ketidakjujuran dan
ketidakbenaran.
o Ketamakan (Lukas 12:15): Keinginan berlebihan memiliki harta dunia.
o Menghujat (Matius 12:22-37): Perkataan yang merendahkan atau menghakimi.
o Melanggar Hukum (Matius 15:3-6): Menempatkan tradisi di atas kehendak Allah.
o Kesombongan (Matius 20:20-28; Lukas 7:14): Tindakan atau sikap yang
mencerminkan kesombongan.
o Menjadi batu sandungan (Matius 18:6): Perilaku yang menyesatkan atau menggiring
orang lain ke dalam dosa.
o Ketidaksetiaan (Matius 8:19-22): Tidak setia dalam mengikuti Kristus.
o Ketidaksopanan dan pelanggaran susila (Matius 5:27-32): Melibatkan perilaku tidak
senonoh atau pelanggaran moral.
o Tidak berbuah (Yohanes 15:16): Kehidupan yang tidak menghasilkan buah rohawi
yang baik.
o Amarah (Matius 5:22): Kemarahan yang tidak terkendali.
o Ucapan yang berdosa (Matius 5:33; 12:36): Ucapan yang tidak benar atau tidak
bijaksana.
o Pamer diri (Matius 6:1-18): Menunjukkan kebaikan atau keagungan diri.
o Kurang beriman (Matius 6:25; Roma 13): Kekurangan iman pada Tuhan.
o Sikap tidak bertanggung jawab dalam pelayanan (Matius 25:14-30; Lukas 19:11-27):
Tidak bertanggung jawab dalam pengelolaan talenta atau tugas.
o Kurang berdoa (Lukas 18:1-8): Kekurangan dalam berkomunikasi dan berserah diri
kepada Tuhan.
o Bebal (Amsal 24:9): Ketidakmengertian dan ketidakbijaksanaan.
o Kecongkakan (Amsal 21:4) Sikap sombong dan membanggakan diri.
o Tidak benar dan tidak adil (1 Yohanes 5:17) Pelanggaran terhadap kebenaran dan
keadilan.
o Tahu yang baik tetapi tidak menjalankan (Yakobus 4:17): Mengetahui yang baik namun
tidak melakukannya.
o Melanggar atau melampaui tuntutan Taurat (1 Yohanes 3:4): Pelanggaran
terhadap hukum Tuhan.
6. Dosa menurut perbedaannya
o Dosa-dosa roh dan dosa-dosa daging: Memisahkan dosa yang terkait dengan aspek
rohaniah dan jasmani.
o Derajat pengetahuan: Mengkategorikan dosa berdasarkan pengetahuan seseorang
tentang perbuatannya.
o Disengaja dan tidak disengaja: Membedakan dosa yang dilakukan dengan sengaja atau
tanpa kesengajaan.
o Sejauh mana seseorang menyerah kepada dosa: Menilai tingkat keterlibatan dan
penyerahan seseorang terhadap dosa.
o Dapat diampuni atau tidak diampuni: Memisahkan dosa yang dapat diampuni dengan
dosa yang dianggap sangat serius.
8
o Membawa maut atau tidak: Membedakan dosa yang memiliki konsekuensi fatal dan
yang tidak.
o Dosa kecil dan dosa besar/lebih besar: Menilai tingkat keparahan dosa, dengan
memisahkan dosa yang dianggap kecil dari yang dianggap besar atau lebih berat.
9
o Solusinya adalah imputasi kebenaran Kristus kepada manusia.
o Ketika seseorang percaya kepada Kristus, kebenaranNya diimputasikan, mencerminkan
konsep bahwa berada di dalam Kristus membuat kebenaranNya menjadi milik kita.
10
menjadi waktu yang ditentukan Allah untuk Kristus mati bagi orang durhaka. Melalui kematian
Kristus, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, memberikan jalan keluar bagi manusia
yang terjerumus dalam dosa (Roma 5:6, 8).
Allah mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, sebagai Juruselamat bagi seluruh umat
manusia. Bagi yang percaya, akan memperoleh kehidupan kekal, sementara bagi yang tidak
percaya, akan mengalami kebinasaan (Yohanes 3:16-18). Inilah rancangan Allah untuk
memberikan jalan keluar kepada manusia berdosa.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dosa merupakan konsep yang kompleks dalam konteks keagamaan, moral, dan filsafat.
Dalam perspektif agama, dosa merupakan pelanggaran terhadap kehendak Allah dan
menyebabkan kerusakan dalam hubungan manusia dengan-Nya. Konsep dosa asal, dosa
perbuatan, serta transmisi dan akibat dosa menjadi pokok pembahasan yang penting dalam
pemahaman mengenai dosa. Meskipun dosa memiliki akibat yang serius dan merugikan,
Alkitab menawarkan jalan keselamatan melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai
solusi dari dosa-dosa manusia.
ditegaskan dalam Alkitab, dan solusi untuk dosa bukanlah melalui usaha manusia
semata, tetapi melalui penerimaan anugerah dan pertolongan Allah. Allah menawarkan
keselamatan melalui Yesus Kristus, yang datang ke dunia untuk menebus dosa manusia melalui
kematian dan kebangkitan-Nya. Orang percaya dipanggil untuk percaya kepada Kristus,
bertobat dari dosa, dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya.
Dalam menanggulangi dosa, Allah memberikan Roh Kudus kepada orang percaya,
yang membantu mereka mengerti Firman-Nya, menuntun mereka dalam ketaatan, dan
memberikan kekuatan untuk mengalahkan dosa. Orang percaya juga didorong untuk hidup
dalam persekutuan dengan sesama percaya, mempraktikkan kasih dan pertolongan kepada
yang membutuhkan, serta memuliakan Allah dalam segala aspek kehidupan mereka.
Penanggulangan dosa melibatkan kesadaran akan dosa, pertobatan, percaya kepada Kristus,
hidup dalam Roh Kudus, dan berusaha hidup sesuai dengan kehendak Allah.
12
DAFTAR PUSTAKA
[1] E. T. Lenia, “MAKALAH TENTANG DOSA,” p. 5, 2019.
13