Anda di halaman 1dari 245

Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2020

1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus atas kasih dan rahmat-Nya
sehingga kita dapat melewati tahun 2020 dengan baik, meskipun kita semua
menghadapi berbagai masalah dalam pelayanan kita terutama pandemik
covid 19 yang melanda dunia, termasuk di Indonesia dan tanah Papua.
Pandemik virus corona telah memaksa kita untuk merubah seluruh bentuk
pelayanan dan kerja kita dengan mengikuti pola kebiasaan baru yang tentu
sulit bagi kita, tetapi pola hidup baru yang kini kita alami mengoreksi kita dan
menolong kita untuk segera beradaptasi.

Dalam sejarah perjalanan gereja, kita belum pernah mengalami suatu keadaan
di mana ibadah Minggu yang selama ini berlangsung di Gereja selanjutnya
dilaksanakan di rumah-rumah atau dalam keluarga selama masa pandemic
covid-19 tahun 2020, selain ibadah Minggu, Ibadah unsur dan ibadah
keluarga/wiyk/kelompok juga mengalami hal yang sama, yaitu berlangsung
dalam rumah-keluarga, sebenarnya ibadah di rumah atau keluarga bukanlah
sesuatu yang baru, ini hal yang sudah biasa dilakukan, karena sebelum
pandemic covid-19 sebagian keluarga sangat disiplin dengan ibadah dalam
keluarga, baik waktu pagi atau malam, dengan menggunakan bacaan rutin,
yaitu membaca satu kitab satu pasal secara bersama-sama setiap hari entah
pagi atau malam.

Kami juga berterima kasih kepada semua jemaat-jemaat yang terkena dampak
virus corona bisa langsung beradaptasi dengan menggunakan IT untuk
melakukan pelayanan ibadah secara virtual dan ini dapat berlangsung selama
masa pandemik, untuk jemaat-jemaat di pesisir dan pedalaman yang tidak
terkena pandemik, Ibadah mereka tetap berjalan seperti biasanya dengan
mendapatkan bahan renugan dan tata ibadah yang dikeluarkan tiap bulan
yang di pakai tiap hari di rumah-rumah keluarga dan jemaat, ada juga Bulan
Bina Keluarga (BBK) yang dilaksanakan di semua jemaat, dan program
Jemaat, Klasis dapat menyesuaikan dengan keadaan tersebut. Situasi ini telah
mengajar kita untuk lebih hati-hati dan waspada dalam mengelolah potensi
yang ada dalam menghadapi masa krisis ini.

i
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Kita bersama sebagai persekutuan tetap optimis bahwa Tuhan Yesus Kepala
Gereja GKI di Tanah Papua tidak meninggalkan kita. Tuhan tetap ada
bersama-sama kita. Dengan rahmat Tuhan kita sudah memasuki tahun
pelayanan 2021, khusus untuk pelaksanaan ibadah minggu, seperti tahun lalu,
pelayanan ibadah di dukung dengan disiapkan buku pegangan pelayanan
ibadah yang berisi 67 khotbah tematik, demikian halnya dengan tahun 2021
ke tangan bapak/ibu Pendeta, Penatua-Syamas, Guru Jemaat – Penginjil
dihadirkan pula buku pegangan pelayanan yang berisi 67 khotbah untuk
tahun 2021.

Di dalam buku pegangan khotbah tahun 2021, dimunculkan juga profil dari
Ketua Sinode GKI di TP yang kedua : Pdt. Jan Mamoribo semoga semakin
memberikan wawasan baru bagi pembaca.

Kita bersama menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada semua
hamba Tuhan yang terlibat dalam penulisan khotbah edisi ke-4 tahun 2021,
para penulis adalah beberapa pendeta dari lapangan atau Jemaat, Klasis,
Dosen STFT GKI dan dari Kantor Sinode, nama-nama penulis dapat dilihat
pada lampiran buku pegangan ini.

Semoga buku pegangan khotbah edisi ke-empat ini dapat menolong kita
dalam pelayanan ibadah Minggu maupun pengembangannya dalam ibadah
Kelompok/Wiyk/Keluarga dan Unsur-unsur Jemaat.
Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan serta apresiasi kepada semua
pihak yang telah bekerjasama dan mendukung pelayanan di tahun 2020, kami
juga mengharapkan kiranya semangat yang sama akan terus kita tingkatkan
untuk tahun pelayanan 2021. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Jayapura Awal Oktober 2020


Tim Penulis.

ii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

SAMBUTAN BPAS GKI DI TANAH PAPUA


TAHUN PELAYANAN 2021

Syaloom...
Puji dan syukur patut kita naikkan kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala
Gereja, Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI-TP) yang telah memelihara
dan melindungi kita semua sepanjang tahun 2020. Sang Kepala Gereja juga
yang mengantar kita memasuki tahun 2021 dalam keadaan yang baik, meskipun
ada kesulitan dan tantangan yang amat berat dari apa yang kita tidak pernah
harapkan pada tahun pelayanan 2020 lalu mendatangi kita dan dunia.
Kesulitan dan tantangan yang berat itu terkait dengan pandemic covid-19 sejak
bulan Maret 2020, pandemic covid-19 ini berdampak luas, semua pihak
merasakan dampaknya, pihak Pemerintahan, pihak pengusaha dan ekonomi,
pihak praktisi politik dan pihak budaya, dll. Khusus untuk kalangan gereja,
seluruh aktifitas pelayanan ibadah-ibadah, seperti ibadah Minggu, ibadah
Keluarga/Kelompok/Wiyk, ibadah Unsur PAR, PAM, PW dan PKB, ibadah
Sakramen dan pelayanan ibadah lainnya, di mana untuk pertama kalinya
ibadah minggu yang semula di Gereja dialihkan untuk dilaksanakan Bersama
anggota keluarga di rumah, dan kaum awam yang tadinya kurang mendapat
peran, kini mendapatkan peran yang besar untuk melaksanakan fungsi Imamat
Am orang percaya dalam keluarga.

Pandemik Covid 19 benar-benar telah membuka dan menelanjangi seluruh


pekerjaan gereja yang tadinya menganggap telah berjalan baik, namun
melalui pengalaman bersama pandemic covid-19 memaksa semua pihak
berpikir untuk menata ulang dan bertindak cepat dengan menggali dan
menggunakan potensi jemaat yang ada, sehingga ibadah-ibadah dapat
berlangsung secara virtual dengan menggunakan media yang ada, warga
jemaat dengan mudah dapat mengikutinya dari rumah masing-masing
meskipun diakui bahwa banyak kesulitan atau kendala yang dihadapi.
Pelayanan Sakramen dan rapat-rapat yang tadinya berlangsung secara tatap
muka, kini tidak lagi berlangsung seperti biasanya, program-porgram yang
diputuskan dalam sidang-sidang gerejawi di tingkat Jemaat, Klasis dan Sinode

iii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

tidak berjalan secara maksimal, terjadi perubahan-perubahan program dan


kegiataan yang disesuaikan dengan kondisi kekiniaan misalnya dibukanya
rumah diakonia, pemanfaatan lahan pekarangan dan kebun jemaat,
penghematan pembelanjaan, di setiap jemaat, Klasis dan Sinode untuk
mengatasi kondisi ekonomi jemaat karena tidak ada aktivitas ekonomi, hal ini
juga berdampak pada rendahnya pemberian jemaat sejak bulan Maret 2020
sampai akhir tahun 2021.
Di Tahun 2020 menjadi tahun yang kelam dan sulit bagi semua umat manusia,
di mana wabah virus covid 19 telah merenggut nyawa ribuan orang dibelahan
dunia yang meninggal dengan tiba-tiba dan tragis, baik orang kaya, miskin,
berpangkat atau tidak berpangkat semua orang mengalami nasib yang sama,
ada pendeta, penatua, syamas dan warga jemaat yang juga meninggal karena
pandemik, hal ini tentu menjadi pukulan berat bagi kita semua dalam
menghadapi situasi tersebut.
Banyak keputusan yang telah ditetapkan melalui sidang-sidang gerejani di
semua aras mengalami perubahan, tidak berjalan sesuai rencana, semua
aktivitas menjadi terhenti karena sarana-sarana pengerak tidak beroperasi oleh
karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar ( PSPB), terjadi lock down
sehingga komunikasi dan trasportasi terputus, sehingga program tahun 2020
tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, seperti RAKER AM Sinode ke- 4
yang tadinya direncanakan berlangsung di bulan Oktober 2020 mengalami
pengunduran waktu ke bulan Maret 2021, perubahan lain juga terjadi di mana
kunjungan-kunjungan dan kegiatan yang harus dilakukan secara langsung
terhenti seketika dan salah satu solusinya, yaitu beralih dengan
menggiatkannya secara virtual.

Semua gambaran yang kami sampaikan di atas adalah keadaan sesungguhnya


yang dialami dan dirasakan oleh jemaat-jemaat perkotaan yang juga
berdampak ke jemaat-jemaat pinggiran kota, pesisir dan pedalaman, meskipun
aktivitas pelayanan ibadah minggu dan unsur masih berjalan seperti biasanya.
Dalam keadaan yang sulit dan terbatas itu BPAS GKITP telah mengeluarkan
tata Ibadah yang digunakan secara rutin di rumah-rumah keluarga sejak
bulan April 2020, Pelaksanaan Bulan Bina Keluarga (BBK) pada bulan
September 2020, pembayaran jaminan hidup para pekerja gereja yang terus
di bayar oleh Sinode GKITP, meskipun situasi ekonomi jemaat dari segi
penerimaan mengalami penurunan. Sinode GKI-TP memiliki tekad bulat untuk

iv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

menerima tenaga pelayan organik gereja yang baru dan menempatkannya ke


Klasis-Klasis se-tanah Papua sejak bulan Oktober 2020, dan hal-hal lain yang
secara perlahan telah dilakukan sepanjang tahun 2020.

Memasuki tahun 2021 yang menjadi sasaran perhatian dengan berfokus pada
“Penginjilan dan Diakonia” gereja dengan berfokus pada tema lima tahunan
”Datanglah Kerajaan-Mu” dengan memberikan evaluasi terhadap fokus
pelayanan tahun 2020 “ekonomi, keuangan dan pembinaan” yang oleh karena
pandemik covid 19 sasaran tersebut belum maksimal dalam pencapaian.

Harapan dan doa kami kiranya situasi dan keadaan kita segera membaik agar
penataan pelayanan dapat berlangsung seperti sedia kala, namun jika situasi
belum juga membaik maka, kita terus beradaptasi dengan budaya baru dalam
masa New normal atau kenormalan baru, mendorong kita semua untuk
menemukan pola pelayan yang lebih baik dan menyentuh umat.
Memasuki tahun 2021 GKI-TP menerbitkan buku pegangan pelayanan Ibadah
67 khotbah tahun 2021 dengan cover profil Ds. Jan Mamoribo Ketua Sinode
ke-2, dengan mengacu dan mengevaluasi penulisan buku pegangan pelayanan
Ibadah 67 Khotbah tahun 2020 dengan profilnya Ds. F. J. S. Rumainum,
harapan kami kiranya setiap tahun akan dikeluarkan buku pegangan khotbah
dengan menghadirkan profil pimpinan Sinode di setiap periode dengan
keberhasilan pekerjaan yang telah dikerjakan selama yang bersangkutan
menjabat, agar melalui profil para pempinan gereja akan memotivasi kita
untuk lebih giat bekerja bagi Tuhan di GKITP.

Buku pegangan pelayanan Ibadah 67 khotbah tahun 2021 yang ditulis oleh
para pendeta yang bekerja di lapangan, jemaat, klasis, dosen dan kantor
sinode telah menjadi sebuah buku yang akan diterbitkan oleh Sinode GKI-TP.

Bahan-bahan khotbah yang di pilih mengikuti 12 bulan dengan 12 tema


bulanan dan sub-tema mingguan dengan variasi mingguan ada yang empat
dan lima minggu, dan pelaksanaan empat kali sakramen Perjamaun Kudus
yakni Awal Tahun, Paskah, Perjamuan Sedunia dan Akhir Tahun dengan
menggunakan bahan khotbah yang telah disiapkan. Buku pengangan
pelayanan ibadah 67 khotbah yang diterbitkan ini kiranya menjadi bahan
dasar dalam pengembangan pemberitaan Firman Tuhan di setiap ibadah
Minggu dan unsur dengan menggunakan pola pelayanan yang berfariasi

v
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

sehingga ibadah tidak monoton tetapi ibadah yang dialogis dan kreatif dengan
memperhatikan konteks pelayanan setempat.

BPAS-GKI.TP menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua


warga GKI, para Pendeta, Penginjil, Guru Jemaat, Penatua, Syamas, BPPG,
Badan Pelayan Unsur PAR, PAM, PW dan PKB, Panitia-panitia di semua aras
dan level pekerjaan dan tempat di mana bapa/ibu/saudara/i berdomisili baik
di kota, pinggiran kota, pesisir dan di pedalam dalam jabatan gerejawi di
semua aras yang telah menopang dan mendukung GKI-TP.

Melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan


kepada semua pihak yang telah kami sebutkan diatas dan juga pihak Adat,
Pemerintah, LSM, Swasta di semua aras dalam GKI-TP yang telah mendukung
GKI-TP selama tahun 2020 kiranya Tuhan Yesus mamberkati, melindungi
Bapak/ibu/saudara/i dan mengantar kita semua mengakhiri tahun 2020 dan
memasuki tahun 2021, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan
kepada keluarga-keluarga yang telah bekerja bagi Tuhan di GKI-TP dan
meninggal dalam pekerjaan gereja, kami sampaikan belasungkawa dan turut
berduka yang dalam dan dalam pengharapan yang penuh kepada Tuhan
Yesus agar kepada keluarga dan kita semua dikaruniakan penghiburan dan
kekuatan kepada Bapak/ibu/saudara/i, dan marilah kita semua maju dalam
pengharapan penuh dengan percaya bahwa Tuhan Yesus sumber berkat akan
membalas jerih-lelah kita semua” Meski aku bekerja tahan sampai berlelah,
tidak cukup kuatku hanya oleh sayangMu, oleh darah-Mu kudus, dapat aku
ditebus” Selamat merayakan Hut-GKI ke-64 dan memasuki masa raya natal
tahun 2020 dan tahun baru 2021, kiranya Tuhan Yesus Kepala Gereja, GKI-TP
Memberkati kita semua,

Jayapura, Awal Oktober 2020


BADAN PEKERJA AM SINODE GKI DI TANAH PAPUA
Ketua Sekretaris

Pdt. ANDRIKUS MOFU, M.Th Pdt. DANIEL J. KAIGERE, S.Si


NPPG : 01010619920284 NPPG : 01010419930315

vi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................... i


Sambutan BPAS GKI di Tanah Papua ....................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................... vii
Profil Pdt. Jan Mamoribo Ketua Sinode GKITP Yang Kedua (1968-1971)... 1

Bagian Pertama : PENDAHULUAN


Latar Belakang ....................................................................................... 9
Tujuan ................................................................................................... 13
Pencapaian ............................................................................................ 13
Kerangka Khotbah .................................................................................. 14
Petunjuk Penggunaan Buku..................................................................... 14

Bagian Kedua : ISI KHOTBAH PER BULAN TAHUN 2021

Januari
TEMA : BERKAT PERJANJIAN DARI ALLAH UNTUK UMAT-NYA
1. Jumat, 1 Januari 2021 Kejadian 12: 1-9
Tema : Berkat Abram untuk semua Bangsa Oleh : NK ....................... 16
2. Minggu, 3 Januari 2021 Kejadian 28 : 10-22
Tema : Tuhan akan Menjadi Allahku, Oleh : EA ............................... 19
3. Minggu, 10 Januari 2021 II Samuel 7 : 1-17
Tema : Kasih setia-Ku tidak akan hilang dari pada-Nya, Oleh : MA .... 22
4. Minggu, 10 Januari 2021 I Korintus 11: 37-34
Tema: Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku Oleh : NK ............ 25
5. Minggu, 17 Januari 2021 Mazmur 105 : 1-45
Tema : Pujilah Allah karena kebaikan-Nya oleh : VR .......................... 27
6. Minggu, 24 Januari 2021 Ulangan 7 : 1- 11
Tema : Allah setia kepada Janji-Nya oleh : MA ................................. 30
7. Minggu, 31 Januari 2021 Ibrani 9 : 11 -28
Tema : Yesus Kristus menjadi Pengantara Perjanjian yang Baru oleh : NS .. 33

vii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Februari
TEMA : INJIL DAN KARYA ALLAH
8. Jumat, 05 Februari 2021 II Timotius 4 : 1- 5
Tema : Kuasailah dirimu dan beritakanlah injil Kristus oleh : AR ...... 36
9. Minggu, 7 Februari 2021 Filipi 1 : 27-310
Tema : Hiduplah Sesuai Injil Kristus dan teguh dalam Iman oleh : AR. 40
10. Minggu, 14 Februari 2021 Kisahpararasul 26: 12-23
Tema : Bangunlah dan berdirilah,aku menetapkan engkau sebagai
pelayan dan saksi oleh : AR .............................................................. 43
11. Minggu, 21 Februari 2021 Matius 16: 21-28
Tema : Orang yang mengikuti teladan penderitaan Yesus menurut
penyangkalan diri dan memikul salib oleh : AR. ................................ 46
12. Minggu, 28 Februari 2021 II Korintus 6: 1- 10
Tema : Sabarlah dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran oleh : AR ...... 50

Maret
TEMA : KEBENARAN VERSUS DUSTA
13. Minggu, 7 Maret 2021 Yohanes 8 : 30-47
Tema : Kebenaran Ilahi yang memerdekakan oleh : SL ...................... 53
14. Minggu, 14 Maret 2021 Yohanes 8 : 48-59
Tema : Firman Hidup melawan maut oleh: SL ................................... 56
15. Minggu, 21 Maret 2021 Yohanes 12 : 20-36
Tema : Perjalan sebiji Gandum oleh : SL............................................ 58
16. Minggu, 28 Maret 2021 Lukas 23 : 13 – 25 Tema : Vox Populi Vox
Dei ( Suara Rakyat adalah suara Tuhan ) oleh : SL ............................. 60

April
TEMA : YESUS MEMBANGKITKAN PAPUA MELALUI GKI
17. Minggu, 4 April 2021 Markus 15 : 1 -15
Tema : Tersalib tanpa bukti kejahatan oleh : A M K .......................... 64
18. Jumat, 9 April 2021 Yohanes 19 : 16 - 37
Tema : Dia Tertikam dan Tersalib demi penebusan Dunia oleh : Y W .... 67
19. Jumaat, 9 April 2021 Kolose 2:6–15
Tema : Hidup didalam Dia oleh : FB ............................................... 70
20. Minggu, 11 April 2021 Markus 16:1–8
Tema : Yesus telah bangkit oleh : YH ................................................ 73

viii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

21. Senin, 12 April 2021 Yohanes 20 : 11 – 18


Tema: Kebangkitan dan tangisan Maria Makdalena oleh : AT ............ 76
22. Minggu, 18 April 2021 Wahyu 1 : 9 - 20
Tema : Aku telah mati namum lihat Aku Hidup oleh: PL .................. 78
23. Minggu, 25 April 2021 I Petrus 1 : 3 - 12
Tema : Kebangkitan dan kelahiran kembali dalam Kristus oleh : YD ... 80

Mei
TEMA : KEMULIAAN ALLAH DALAM KARYA ROH KUDUS NYATA
DALAM HIDUP ORANG PERCAYA.
24. Minggu, 2 Mei 2021 Mazmur 108 : 1 – 14
Tema : Kemuliaan Allah mengatasi bumi oleh : PKL ......................... 83
25. Minggu, 9 Mei 2021 Kolose 2 : 16 – 3 : 1 - 4
Tema : Hidup yang menyatakan kemuliaan Allah oleh : AT ............... 86
26. Minggu, 16 Mei 2021 Kisah Pararasul 1: 1 - 5
Tema : Yang dikerjakan dan yang diajarkan oleh : A I R ................... 90
27. Kamis, 20 Mei 2021 Kisahpararasul 1 : 6 – 11
Tema : Bertekun dengan sehati dalam doa oleh : A I R ..................... 93
28. Minggu, 23 Mei 2021 Kisahpararasul 1 : 12 – 14
Tema : Bertekun dengan sehati dalam doa oleh : A I R........................ 96
29. Minggu, 30 Mei 2021 Kisahpararasul 2 : 1 – 18
Tema : Dipenuhi Roh Kudus untuk memberitakan Injil Kerajaan
Allah oleh : A I R ............................................................................ 98
30. Senin, 31 Mei 2021 Kisahpararasul, 2 : 32 – 40
Tema : Injil Allah bagi yang masih jauh oleh : A I R ........................... 101

Juni
TEMA : HIDUP DALAM ROH
31. Minggu, 6 Juni 2021 Kisahpararasul 3 : 1- 10
Tema : Dipulihkan karena nama Yesus oleh : S S ............................... 104
32. Minggu, 13 Juni 2021 Roma 8 : 1-17
Tema : Siapa yang hidup dalam Roh adalah Anak Allah oleh : S S ...... 107
33. Minggu, 20 Juni 2021 I Korintus 2 : 1 – 5
Tema : Hidup dalam Keyakinan akan Kuasa Roh oleh : S S ................ 110
34. Minggu, 27 Juni 2021 II Timotius 1 : 1 – 8
Tema : Roh memberikan kasih dan ketertiban oleh : S S .................... 113

ix
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Juli
TEMA : ALLAH BERSAMA DENGAN UMAT-NYA
35. Minggu, 4 Juli 2021 Mazmur 139 : 1-6
Tema : Tuhan itu Maha Tahu. Oleh : J F H ........................................... 116
36. Minggu, 4 Juli 2021 Ibrani 10 : 1-10
Tema : Persembahan yang Sempurna, oleh : EMP ............................. 119
37. Minggu, 11 Juli 2021 Mazmur 139 : 7 - 12
Tema : Tuhan ada di mana-mana, oleh : J F H .................................. 121
38. Minggu, 18 Juli 2021 Kejadian 12 : 10-20
Tema: Allah bertindak di tengah kesulitan, oleh: EMP ....................... 124
39. Minggu, 25 Juli 2021 Keluaran 16 : 1-36
Tema : Berhenti bersungut-sungut, ucapkan Syukur, Oleh : J F H ....... 127

Agustus
TEMA : KEMERDEKAAN SEBAGAI ANUGERAH KRISTUS
40. Minggu, 1 Agustus 2021 Matius 5:13-16
Tema : Status dan identitas gereja sebagai garam dan terang dunia,
oleh : W R ...................................................................................... 130
41. Minggu, 8 Agustus 2021 Yosua 10 : 7-28
Tema : Kesetiaan Allah pada Janji-Nya,oleh: W R ............................. 135
42. Minggu, 15 Agustus 2021 Yohanes 17: 1-26
Tema : Mengasihi sebagai tanda mengenal Allah yang benar, oleh : WR.... 138
43. Minggu, 22 Agustus 2021 Lukas 12 : 35-48
Tema : Sukacita hidup melayani,oleh : W R ...................................... 141
44. Minggu, 29 Agustus 2021 Markus 7 : 1 - 23
Tema : Agama dan Ibadah, oleh W R ............................................... 145

September
TEMA : HIDUP YANG BERSAKSI
45. Minggu, 5 September 2021 I Timotius 6 : 11-16
Tema : Bertandinglah dan rebutlah hidup yang kekal,oleh : M W ..... 148
46. Minggu, 12 September 2021 II Timotius 4: 1-8
Tema : Beritakanlah Injil Kristus,oleh M W........................................ 151
47. Minggu, 19 September 2021 Matius 15 : 21-28
Tema : Iman yang mendatangkan berkat,oleh : M W ........................ 154
48. Minggu, 26 september 2021 Ibrani 6: 9-20
Tema : Pengharapan kita adalah Yesus,oleh: M W ............................ 157

x
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Oktober
TEMA : JATI DIRI YESUS DALAM PERSEKUTUAN GKI DI TANAH PAPUA
49. Minggu, 3 Oktober 2021 I Yohanes 2 : 1-7
Tema : Menjadi pribadi yang melakukan kehendak Allah,oleh: J W ... 159
50. Minggu, 3 Oktober 2021 Kolose 3 : 5 – 17
Tema : Menjadi pribadi yang mengenakan kasih Kristus, oleh : J W ... 164
51. Minggu, 10 Oktober 2021 Roma 8 : 1-17
Tema: Pribadi yang dipimpin Roh Allah,oleh : J W ........................... 168
52. Minggu, 17 Oktober 2021 I Korintus 2 : 6-16
Tema : Pribadi yang memiliki hikmat Kristus,oleh : J W ..................... 172
53. Minggu, 24 Oktober 2021 Roma 10 : 4-15
Tema : Dipilih Tuhan untuk bersaksi,oleh : J W ................................. 175
54. Selasa, 26 Oktober 2021 II Petrus 1 : 16-21
Tema : Kristus Sang Bintang Timur sudah terbit menyinari Negeri dan
Bangsa Papua, oleh : J W ................................................................. 178
55. Minggu, 31 Oktober 2021 I Yohanes 4 : 7-21
Tema : Papua mengasihi Bangsa-bangsa dengan Kasih Allah, oleh : J W... 183

November
TEMA : KESELAMATAN HANYA BERSUMBER DARI ALLAH
56. Minggu, 7 November 2021 Mazmur 3 : 1-9 Tema : Keselamatan
berasal dari Allah, oleh : J A ............................................................ 187
57. Minggu, 14 November 2021 I Timotius 2 : 1-7 Tema : Allah
berkehendak untuk memberi keselamatan,oleh : J L H ...................... 191
58. Minggu, 21 November 2021 Kisah Para Rasul 4: 1-22 Tema:
Keselamatan hanya dari Kristus,oleh : Y P T ..................................... 194
59. Minggu, 28 November 2021 Yesaya 52 : 1-12 Tema : Menyambut
Keselamatan, oleh: J L ...................................................................... 198

Desember
TEMA : TAAT DAN SETIA DALAM RENCANA ALLAH
60. Minggu, 5 Desember 2021 Yesaya 11: 1-10
Tema : Berharap akan pembaharuan Tuhan, oleh: J L ....................... 202
61. Minggu, 12 Desember 2021 Roma 16 :25-27
Tema : Segala kemuliaan bagi Allah oleh : J L ....................................... 206
62. Minggu, 19 Desember 2021 Yesaya 35: 1-10
Tema : Dia datang menyelamatkan, oleh: H M .................................... 208

xi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

63. Minggu, 19 Desember 2021 Keluaran 24 : 1-11


Tema : Darah Perjanjian, (perjamuan akhir tahun 2020), oleh : FT .... 211
64. Minggu, 24 Desember 2021 Lukas 1: 26-38
Tema: Taat dalam rencana Allah,oleh: A N A ................................... 214
65. Sabtu, 25 Desember 2021 Lukas 1 : 1 - 7
Tema : Adakah tempat bagi-Nya, oleh J L......................................... 218
66. Minggu, 26 Desember 2021 Lukas 2 : 21-40
Tema : Taat melakukan Firman Tuhan, oleh: H M ............................ 222
67. Jumat, 31 Desember 2021 Mazmur 106: 1 – 12
Tema: Kasih setia Tuhan dalam hidup, oleh : A N A .......................... 225

Bagian Ketiga : PENUTUP


Lampiran-Lampiran
1. Nama-nama Tim Penulis Buku Pegangan 67 Khotbah 2021................ 229
2. Foto BPAS dan Anggota ................................................................... 231
4. Peta Pelayanan GKITP ..................................................................... 232

xii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

PROFIL PDT. JAN MAMORIBO


Ketua Sinode GKI di tanah Papua yang ke-2 tahun 1968 - 1971

Figur atau tokoh GKI yang dipilih untuk melengkapi buku


pegangan pelayanan tahun 2021 adalah Ketua Sinode GKI
di tanah Papua kedua, Domine Jan Mamoribo. Seorang
jongens sederhana, bersahaja yang dikaruniakan Tuhan
dimiliki oleh Nieuw Guinea melalui Evangelisch Christelijk
Kerk op Nieuw Guinea. Sosok Ds Jan Mamoribo lahir di
Kepulauan Raja Ampat, Pulau Ayau, kampung Rutum
pada hari Rabu, 21 September 1932.
Ds. Jan Mamoribo, menikah dengan seorang perempuan
Raja Ampat, dari kampung Arefi, pulau Batanta, yang bertanggal lahir pada
hari Minggu, tanggal 1 Juli 1934, bernama ibu Dorkas Rumfaker, menikah di
Kampung Arefi negeri kelahiran Ibunda, pada hari Kamis 18 Juli 1957 dari
perkawinan ini, mereka dikaruniai lima orang anak, yaitu :
(1) Regina Treda Mamoribo
(2) Ian Dirk Mamoribo
(3) Doortje Maria Mamoribo
(4) Freerk Christian Mamoribo
(5) Hellborgh Dina Welmientje
Riwayat Pendidikan, Ds. Jan Mamoribo, ia
menyelesaikan pendidikan Beschavingschool
di kampung halamannya, kemudian
melanjutkan Pendidikan di Jongens Vervolgschool (JVVS) di Saoka, Sorong,
angkatan pertama tahun 1951. Dari Sorong ia merantau ke Utara Nieuw
Guinea, tepatnya ke Holandia.
Perkembangan Nieuw Guinea pada dasawarsa tahun 1950-1960 adalah
periode yang penting dan sensitif, karena setelah KMB 1949 Belanda
mengakui kedaulatan Indonesia sebagai negara yang mandiri dengan wilayah
teritori Sumatra hingga Ambon. Sedangkan wilayah Nieuw Guinea adalah
wilayah yang dipersiapkan menuju negara yang mandiri dikemudian hari
dengan teritori wilayah yang dinamakan Nederlands Nieuw Guinea. Proses
dan persiapan menuju masa depan Nieuw Guinea yang mandiri sejak itu
mulai dikerjakan dan dipersiapkan secara perlahan dan pasti.

1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Informasi yang tersaji pada laporan zending (Jaarverslag) tahun 1954 dan buku
Seratus Tahun Zending karya Pdt. Rumainum tentang proto Sinode tahun 1954 di
Serui, menggambarkan kondisi peserta proto synode Serui teridiri dari, utusan 9
resor UZV, utusan umum : pihak pendidikan, kesehatan, pertanian di Nieuw
Guinea dan badan Zending lain yang bekerja di Nieuw Guinea turut hadir
sebagai utusan seperti perwakilan seperti utusan Gereformd, utusan GPM (NZG)
sebagai tamu undangan pada bulan September 1954, yaitu Badan Zending ZNHK
(UZV-Hervomd), Menonit, Reformasi (Gereformd), GPM (NZG) dan lainnya
yang dinamakan “Proto Sinode Serui” awal pemicu perubahan kebijakkan yang
strategis menuju persiapan-persiapan menjemput masa depan Nieuw Guinea
yang mandiri. Sekitar sepuluh permintaan “proto-Sinode” dua permintaan yang
sangat mendesak, yaitu mendirikan Pendidikan Teologia di Nieuw Guinea setara
dengan pendidikan teologia di Makasar, Soe-Timor dan Batavia ; kedua, setelah
100 tahun Zending membuka isolasi dengan Injil di Nieuw Guinea maka Zending
ZNHK dan semua badan Zending lainnya yang bekerja di Nieuw Guinea sepakat
melahirkan dan mendirikan sebuah lembaga Gereja mandiri bagi seluruh
penduduk di Nieuw Guinea, baik penduduk asli Nieuw Guinea, keturunan Asia
dan Eropa. Peserta proto sinode Serui 1954 antara lain :
a) Utusan dari 9 Resor : Resor Holandia Nimboran : Pdt, R.G. ten Kate, S.H ;
Pdt. A. M. Middag ; Pdt. S. Liborang ; Pdt. Mori Musendi ; Resor Sarmi : Grj.
Hoor ; Grj. Awes ; Resor Yapen-Waropen : Pdt. G. J. Clay ; Pdt. M. Abaa ;
Pdt. F. Huwae ; Resor Biak-Numfor : Pdt. F. J. S. Rumainum ; RSB (PSW)
Brinkman; Pdt. Tenlima ; Pnt, A. Krey ; Resor Miei : Pdt. H van Arkel ; Pdt
Worisio ; Resor Manokwari : Pdt. O. Ewoldt ; Grj. G. Rumaropen ; Resor
Sorong : Pdt. H. L. Beck ; Pdt Osok ; Pnt. Kaihatu ; Resor Teminabuan : Pdt.
H. E. R. Marcus dan Nyonya ; Grj. R. Rumbiak ; Resor Inanwatan : Pdt.
Mossie ; Pdt. Wattimuri
b) Utusan Umum : Persekolahan Kristen : N van der Stoep ; Sekolah Theologia :
Pdt. J. P. Kabel ; Persekolahan : Gr. P. Bothoff ; Nn. Gr. Huis in het Veld ;
Abepura – Kota Baru Dalam : Pdt. J. Sierat ; Pent N. van der Stoep
c) Utusan Zending : Dokter Evenhuis ; Kesehatan : Suster Land ; Pertanian : Gr.
J. J. Jansen
d) Penasehat : Dr. G.P. H. Locker (utusan DPINH) ; Pdt. J. Drost (Abepura) ;
Pdt. Den Dulk Jemaat Berbahasa Belanda
e) Tamu-tamu : MAF, Tuan Mellis ; UFM, Rev Veldhuis ; RBMU, Rev Gesswein
; Wakil GPM, Pdt. E. Gijsbers

2
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

f) Penasehat Sidang (Ketua) : Pdt. R. G. ten Kate ; (Sekretaris I) : Pdt. A. M. Middag ;


(Sekretaris II), Pdt. J. Tenlima ; (Anggota Penasihat), Dr. G. P. H. Locker
Realisasi atas hasil proto Sinode Serui hadir dan
didirikan di Nieuw Guinea suatu Gedung
sekolah Teologi, diresmikan 23 September 1954,
sekolah teologi semula menggunakan nama
“Rotterdam An Zee” (RAZ) yang kemudian
menjadi Theologische Opleiding School te
Seroei. Dua orang pengajar utama di Sekolah
Teologi Serui adalah Ds. I. S. Kijne, Ds. J. P.
Kabel. Domine Jan Mamoribo adalah salah
satu dari 18 orang anak Nieuw Guinea angkatan
pertama yang menempuh Pendidikan di Sekolah
Teologi Serui. Nama dari ke-18 anak Nieuw Bandara Schipol 1962, Pdt. Koibur
Sekeluarga dan Pdt Jan Mamoribo
Guinea dimaksud adalah : Wellem Maloali, sekeluarga
Eliezer Suebu, Silas Chaay, Silas Tokoro, Robert
Julius Quicko, Gustaf Adolof Lanta ; Aleks
Prawar, David Prawar, Gerard Rumwaropen, M. Robaha, Andreas Sawo, R.
Rumpaisum, S. Wabiser, Frits Mirino, Ruben Rumbiak, Jan Mamoribo, A.
Akobiarek, J. Ramandey.
Setelah menyelesaikan Pendidikan teologi Serui tahun 1958, kemudian pada
Oktober 1961 bersama dengan empat orang Papua lainnya, dikirim ke Negeri
Belanda melanjutkan pendidikan, mereka yang dikirim adalah Pdt. Jan
Mamoribo, Origenes Hokoyoku, Pdt. Mesakh Koibur dan Jack Deda, dan
pada satu Desember 1961 belajar di Zendingshogeschool di Oegstgeest atau
Sekolah Tinggi Zending di Oegstgeest untuk jangka waktu tiga tahun. Akibat
konfrontasi politik yang menegang antara Belanda dengan Indonesia terkait
masalah status Nieuw Guinea,
mereka diminta untuk kembali
ke Nieuw Guinea. Bulan
September 1962 Pdt Jan
Mamoribo dan Pdt Mesakh
Koibur bersama keluarga
1. Ny. D. Mamoribo Rumfaker (Gendong anak) 2. Jack Deda kembali dari dari Oegstgeest ke
3. Ny. Beatriks koibur-Rumbino ((Gendong anak) 4. Pdt. M. Koibur Holandia. Pada tahun yang
5. Origenes Hokoyoku 6. Pdt. J. Mamoribo

3
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

sama, 1962, bertempat di aula SMA Gabungan , awal dari kepercayaan


kepemimpinan di Lembaga Pendidikan Kristen di Nieuw Guinea dipercayakan
kepada putra asli Nieuw Guinea sekaligus menjabat sebagai Ketua YPK Pusat
(PUS YPK) yang lahir pada tanggal 8 Maret 1962. Selain menjabat sebagai
Ketua PUS YPK dipercayakan tugas sebagai dosen pada Sekolah Teologia di
Abepura bersama J. Bloomendal. Kemudian tahun berikutnya pada bulan
Oktober 1963 GKI memberikan kepercayaan mewakili GKI menghadiri
konferensi internasional di Philipina, Manila.
Peristiwa yang tidak diduga mendatangi Pdt. Jan Mamoribo sebagai Ketua
PUS YPK, yaitu pada tanggal 27 Januari 1968, Ketua Sinode GKI Irian Barat,
Bapak Pdt. F. J. S. Rumainum meninggal, tidak terduga sisa masa bakti jabatan
Ketua Sinode GKI di Irian Barat antar waktu kemudian dipercayakan atau
dijabat oleh Pdt. J. Mamoribo sekaligus sebagai Ketua Sinode GKI di Irian
Barat yang kedua, sampai dengan GKI di Irian Barat bersidang, yaitu Sidang
Sinode ke V di Sukarnapura dari tanggal 15 – 27 Oktober 1968. Tema Sidang
Sinode ke-V tahun 1968 adalah “GKI di Irian Barat Dalam Arus Politik Masa
Kini”. Pada Sidang Sinode ke V, Pdt. Jan Mamoribo dipilih menjabat Ketua
Sinode GKI di Irian Barat untuk masa bakti tahun 1968-1971 sebagai Ketua
Sinode Kedua hasil Sidang Sinode ke V di Sukarnapura. Pada masa ini
Gubernur Irian Barat dijabat oleh Frans Kaisepo dan Wakil Gubernur Letkol.
Inf. Mohammad Sarwono. Ini merupakan periode yang sangat menegangkan
karena pada fase kepemimpinan Jan Mamoribo sebagai Ketua Sinode GKI di
Irian Barat yang kedua peristiwa Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) tahun
1969 dilaksanakan. GKI dan kepemimpinan pada periode ini adalah “saksi
mata” atas seluruh seluk-beluk peristiwa PEPERA tahun 1969. Untuk menjadi
pengetahuan bersama bahwa Pepera dilaksanakan di delapan tempat yang
berbeda di seluruh Irian Barat, yaitu dimulai dari (1) Merauke, 14 Juli 1969,
dengan 175 orang, (2) Jayawijaya, 16 Juli 1969, dengan 175 orang, (3) Paniai,
175 orang, 19 Juli 1969, (4) Fak-fak, 75 orang, 23 Juli 1969, (5) Sorong, 109
orang, 26 Juli 1969, (6) Manokwari, 75 orang, 29 Juli 1969, (7) Teluk
Cenderawasih, termasuk Yapen-Waropen, 131 orang, 31 Juli 1969 (8)
Jayapura, 110 orang, 2 Agustus 1969 atau setidaknya yang ikut memilih adalah
sekitar + 1.025 orang perwakilan.
Terlepas dari peristiwa Pepera yang berdampak kepada perubahan hidup
bernegara, bahwa dahulu kualitas hidup yang damai, bersahaja, tulus dan
ramah bersama saudara seiman dari berbagai suku bangsa di bawah

4
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

pemerintahan Kerajaan Belanda ; semua impian dan harapan dan kenangan


tiba-tiba diselimuti oleh “awan kelam yang amat gulita” yang sekaligus turut
mempengaruhi “perilaku” hidup berbangsa yang “agak aneh” ada nuansa
“kebencian yang lahir dari ketakberdayaan”. Meskipun demikian masa depan
GKI di Irian Barat terus melaju dalam arus dan gelombang gelora kehidupan.
Tahun 1971 GKI di Irian Barat tengah menggumuli dengan
peristiwa penting yaitu penyelenggaraan Sidang Sinode ke-VI
di Biak, melalui proses pemilihan pada Sidang Sinode ke-VI
pejabat Ketua Sinode ke-III yang terpilih, dan menjabat Ketua
Sinode adalah Pdt. Willem Maloali. Hal lainnya, dalam
hubungan dengan hidup bersama Indonesia, momentum
tahun 1971 adalah tahun ke-4 Irian Barat bersama dengan
GubernurAcub Zainal Indonesia, sementara dinamika politik Indonesia, perubahan
yang terjadi di Indonesia, salah satunya akan terkait dengan
jejak Pdt. J. Mamoribo adalah perubahan nama Lembaga
legislatif yang dahulu menggunakan nama DPRD Gotong
Royong (DPRD-GR) sekarang diganti menjadi DPRD
Provinsi/Kabupaten. Sehingga di Provinsi yang baru 4 tahun
bersama Indonesia, yaitu di Propinsi Irian Barat untuk
pertama kali menggunakan nama DPRD Provinsi Irian Barat
Wagub. Jan Mamoribo dan yang menjabat sebagai Ketua DPRD Provinsi Irian Barat
untuk pertama kali dengan nama DPRD
tanpa DPRD-GR adalah Pdt. Jan
Mamoribo untuk masa jabatan 1971-
1976. Dua tahun setelah Pdt Jan
Mamoribo menjabat Ketua DPRD Irian
Barat, khusus tahun 1973, tepatnya
tanggal 29 Juni 1973 di Irian Barat
ditempatkan seorang Gubernur,
Gubernur Soetran Gubernur dimaksud dikemudian hari ia
sangat dicintai oleh semua kalangan di
Wagub Jan Mamoribo Irian Barat karena kedekatan, hati dan
cintanya kepada orang Irian Barat,
nama Gubernur dimaksud adalah Acub Zaenal. Lowongan untuk jabatan
Wakil Gubernur kemudian dipercayakan kepada Ketua DPRD Provinsi Irian
Barat yang pada saat itu dijabat oleh Pdt. Jan Mamoribo, sehingga sejak tahun

5
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

1973 Pdt. Jan Mamoribo resmi menjabat Wakil Gubernur Irian Barat,
sayangnya Gubernur Acub Zaenal tidak lama menjabat sebagai Gubernur Irian
Barat, tepat tanggal 31 Maret 1975 Gubernur Acub Zaenal ditarik ke Jakarta,
sementara jabatan Gubernur lowong atau kosong, kekosongan jabatan
Gubernur kemudian diisi atau ditempatkan seorang Penjabat Gubernur antar
waktu bernama “Gubernur Sutran”, ia bertugas dari 31 Maret 1975 sampai
dengan 12 Agustus 1975, sedangkan Wakil Gubernur tidak tergantikan dan
masih dijabat oleh Pdt. Jan Mamoribo.
Sidang Sinode ke VII di Sorong tahun 1974 dalam pemilihan pimpinan Sinode,
peserta Sidang Sinode memilih kembali Pdt. Willem Maloali menjabat Ketua
Sinode GKI Irian Barat masa bakti 1974-1977, sementara perkembangan di
pemerintahan pada masa ini, berdasarkan hasil pemilihan DPRD Provinsi Irian
Barat, Golkar sekali lagi memilih Sutran untuk jabatan Gubernur devenitif Irian
Barat dan Pdt. Jan Mamoribo mendampingi dalam jabatan Wakil Gubernur
dilantik tanggal 12 Agustus 1975. Gubernur Sutran menjabat sampai dengan
tahun 1981.
Tahun 1976 Pdt. Jan Mamoribo melakukan perjalanan ke New York melalui
Jakarta, sekembalinya dari New York ke Jakarta, ia dikabarkan sakit dan
diantar ke Rumah Sakit Santo Carolus Jakarta, tidak lama kemudian keluarga
mendapatkan kabar dari rumah sakit tempat ia dirawat bahwa pasien atas
nama Pdt. Jan Mamoribo dinyatakan meninggal dunia, pada hari Selasa, 19
Oktober 1976.
Kisah yang menarik dari Pdt, Jan Mamoribo tentang seorang anak piara dari
Guru Injil Arnold Sawaki yang bertugas di kampung Biroma, Kurima, Polimo.
Saat Ketua Sinode melakukan visitasi ke Kurima, ia melihat seorang anak piara
yang tinggal bersama dengan Guru Arnold Sawaki. Ketua Sinode meminta
agar anak piara itu ikut dan tinggal bersamanya di Sukarnapura – Jayapura.
Setelah Ketua Sinode menyelesaikan tugasnya di Kurima, Polimo, saat pulang
Guru Sawaki merelakan anak piaranya dan membawanya kepada Ketua
Sinode, ia ikut pulang ke Sukarnapura. Ia menyelesaiakan pendidikannya
jenjang SD, SMP dan SMU bersama keluarga Pdt. Jan Mamoribo, dan ia
melewati pengalaman Bersama Pdt. Jan mamoribo dari saat menjabat Ketua
Sinode, Ketua DPRD Irian Barat dan Wakil Gubernur. Kisah lucu yang
menyimpan cita-cita, doa dan harapan dari si anak piara itu, bermula di sini …
saat melihat bapa angkatnya mengenakan pakaian jabatan “Wakil Gubernur
Irian Barat lengkap dengan topi dan lambang Garuda” untuk hadiri upacara

6
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

dan tugas-tugas kenegaraan lainnya, ia terkesima melihat sosok Wakil


Gubernur yang adalah orang tuanya…. suatu saat, si anak piara itu, iseng-iseng
mencoba mengenakan pakaian jabatan Wakil Gubernur itu, dalam suasana
bermain ‘ala anak-anak di rumah orang tua, setelah sekian lama berselang, si
anak piara itu menjadi salah satu figur bangsa Papua yang masuk dalam
deretan pejabat dan tanpa di duga doanya terkabul, ia pernah menjabat
“Wakil Gubernur” mengikuti jejak ayahnya, Pdt Jan Mamoribo. Dia itu milik
Papua, milik GKI dan milik semua orang “Bapak Aleks Hesegem”.
Karya tulisan Pdt. Jan Mamoribo yang dapat kita baca berupa buku :
(1) Benteng Jenbekaki
(2) Sejarah Ringkas GKI di Nieuw Guinea
(3) Ketika Tertentu
(4) Kijne-Rumainum Pelopor-Pelopor GKI di Irian Jaya
(5) Ottow dan Geissler Rasul Irian jaya
Salah satu pesan tentang masa depan
Gereja Tuhan di Papua, saat ia
menjabat Ketua Sinode antar waktu,
ia sampaikan kepada peserta dan
tamu undangan Sidang Sinode sebagai
sambutan pada pembukan Sidang
Sinode Umum ke-V di Sukarnapura
tahun 1968, demikian : “daerah Irian
Barat dimana terdapat gereja Injili
Kel. Pdt. J. Mamoribo dengan gereja-gereja lain dihadapkan
juga pada masalah-masalah yang
diberi arti khusus ; daerah yang perlu mempunyai perhatian khusus ; perhatian
khusus ; kewenangan khusus dan keuangan khusus, arti kekhususan ini
memberi kestabilan politik, ekonomi dan sosial di daerah ini. Kami mengerti
bahwa persoalan ini menjadi masalah pokok pula dan urgen bagi pemerintah
pusat. Disini juga diminta perhatian dari Gereja bersama-sama dengan Pemerintah
Daerah dapat mencari cara-cara yang baik untuk mengatasi persoalan-persoalan itu
dengan memberi jaminan hidup dalam bidang sosial dan bidang-bidang lainnya
kepada masyarakat…..”. barangkali inilah gagasan cikal bakal kemandirian yang
dimulai dari “pemberdayaan dan otonomi” dalam segala dimensi kehidupan
sosial-umat.
Dengan memperhatikan penegasan sambutan Ketua Sinode GKI yang kedua
ini, kita dapat membayangkan bahwa dari tahun 1968 sampai dengan tahun

7
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2000, sekitar 32 tahun kemudian, Papua menerima UU No 21 tentang


Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua. Apa yang digumuli GKI tahun 1968,
seolah muncul lagi dengan dinamika yang “mirip” atau “serupa” pada tahun
2000. Antara PEPERA dan OTSUS, antara ORDE BARU dan REFORMASI,
antara nama IRIAN dan PAPUA.
Demikianlah seruan GKI sepanjang masa… “Gereja Bersama Pemerintah
mencari cara-cara yang baik untuk mengatasi persoalan-persoalan … sekaligus
memberi jaminan hidup dalam bidang social dan bidang-bidang lainnya
kepada masyarakat…. Kiranya, dengan memasuki detik-detik akhir
“OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI PAPUA dan menghadapi PANDEMIC
COVID-19 serta mengelolah masa depan pelayanan melalui MEDIA VIRTUAL
DAN NON-VIRTUAL… GKI DI TANAH PAPUA terus menata masa depannya
Bersama ALLAH PERSEKUTUAN, BAPA, ANAK DAN ROH KUDUS, sebagai
ALLAH YANG ESA.

8
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Bagian Satu
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penatalayanan di lingkungan Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua (GKITP)
dari tahun ke tahun memiliki tantangan dan harapan yang beragam.
Semenjak buku pegangan pelayanan tahun 2020 dikeluarkan oleh GKITP
kondisi pelayanan berlangsung normal dan biasa-biasa saja. Begitu
memasuki bulan Maret 2020 di luar dugaan seluruh dunia, seluruh
Indonesia, seluruh Papua menghadapi pandemic covid-19. Pandemic ini
menuntut agar setiap orang bila melakukan aktivitas diluar rumah, maka ia
wajib menggunakan masker, wajib mencuci tangan dan wajib menjaga
jarak-fisik atau tidak boleh bersentuhan langsung dengan orang lain yang
tidak kita kenal atau orang yang kita kenal. Kondisi ini menuntut siapapun
manusia, apapun agamanya, apapun suku-bangsa, bahasa dan ras, bila
hendak hidup lama, dan terhindar dari “terpapar virus-covid-19” maka
adat baru di era covid-19 yang bersifat wajib adalah “adat wajib cuci
tangan, adat wajib pakai masker dan adat wajib jaga jarak fisik dengan
orang lain”. Adat baru inilah yang membedakan seseorang dari adat lama,
bila dalam adat lama seseorang tidak menggunakan masker itu normal,
maka adat baru tahun 2020 adalah wajib memakai masker dan sikap
demikian sangat normal, bila seorang di era covid-19 tidak menggunakan
masker, ia dianggap sebagai orang yang berkelakuan “tidak normal”.
Dampak yang muncul sejak pandemic covid-19 di lingkungan pelayanan
gereja bersifat “dilema sekitar penataan kreasi pelayanan ibadah hari
minggu, ibadah Keluarga, KSP dan Unsur”. Muncul berbagai silang
pendapat, ada pihak yang menghendaki pelayanan ibadah di jemaat
berlangsung normal ; dan ada pihak yang menghendaki agar ibadah di
gereja selama masa pandemic di tarik ke rumah-rumah atau keluarga dan
majelis mengelolah pelayanan dengan cara virtual-daring, ofline atau live-
streaming. Menyikapi kondisi dilematis ini maka BPAS GKITP
mengeluarkan himbauan yang sangat jujur, terbuka dan tegas, bahwa
penatalayanan ibadah di aras jemaat dilaksanakan dengan memperhatikan
“protocol kesehatan sebagaimana anjuran Tim Gugus Tugas di setiap
Kab/Kota sebagai lembaga yang berwenang dari Pemerintah untuk
penanganan dan pengawasan covid-19 di daerah” ; selain itu Jemaat dan

9
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Klasis wajib memperhatikan sistem zona sebagaimana sudah dipetakan


oleh Tim Gugus Tugas Covid-19 di daerah, atas petunjuk peta dan zona
sebaran covid-19 ini maka BPAS GKITP menganjurkan semua bentuk
penatalayanan yang berlangsung pada aras jemaat dikelolah dengan
bijaksana.
Hal pengelolaan ibadah merupakan salah satu dari sekian masalah lainnya
yang hadir setelah pandemic covid-19, sesungguhnya, masih banyak hal
lain yang muncul sebagai masalah yang urgen dan bagaimana bijaksana
mengelolahnya, apalagi setelah sebagian warga jemaat dan juga sebagian
Pendeta, Penatua dan Syamas dikabarkan terpapar covid-19.
Memperhatikan dinamika sosial yang demikian ini, maka seluruh
pelayanan ibadah minggu tahun 2021 mempunyai medan gumul yang
tidak sedikit, sehingga, BPAS GKITP kembali hadirkan suatu buku pegangan
pelayan untuk tahun pelayanan 2021 dengan focus pada aspek
“Penginjilan dan Diakonia”.
Penatalayanan pelayanan ibadah minggu untuk 52 minggu dan 12 bulan
masing-masing memiliki tema. Baik tema bulanan dan tema mingguan
sesuai tuntutan teks Alkitab ke dalam konteks pelayanan, sehingga setiap
Pelayan Firman diharapkan untuk memperhatikan tema bulanan menjadi
semacam pintu masuk terhadap tema mingguan dalam seluruh pelayanan
pada persekutuan ibadah jemaat, 12 tema dari 12 bulan untuk tahun 2021,
sebagai berikut :
Januari, Tema : Berkat Perjanjian Dari Allah Untuk Umat-Nya
Februari, Tema : Injil dan Karya Allah
Maret, Tema : Kebenaran Versus Dusta
April, Tema : Yesus Membangkitkan Papua Melalui GKITP
Mei, Tema : Kemuliaan Allah, Karya Roh Kudus Nyata Dalam Hidup
Orang Percaya
Juni, Tema : Hidup Dalam Roh
Juli, Tema : Allah Bersama Dengan Umat-Nya
Agustus, Tema : Kemerdekaan Sebagai Anugerah Kristus
September, tema : Hidup Yang Bersaksi
Oktober, Tema : Jati Diri Yesus Dalam Persekutuan GKI di TP
November, Tema : Keselamatan Hanya Bersumber Dari Allah
Desember, Tema : Taat Dan Setia Dalam Rencana Allah

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Tahun 2021 GKITP Kembali menentukan 67 tema azas solascriptura untuk


setiap Minggu yang dijabarkan setiap satu bulan ditemukan kurang-lebih 4
hingga 7 tema dalam setiap momen ibadah, tentu, setiap tema memiliki
kaitan dengan tema bulanan yang ada,
Bila memperhatikan keseluruhan penggunaan teks Alkitab PL dalam
pelayanan ibadah tahun 2021, secara keseluruhan agak menurun dari
tahun lalu (2020), sedangkan untuk penggunaan teks PB tahun 2021
meningkat dari tahun lalu, tahun 2020.
Untuk tahun 2020 teks PL yang digunakan 11 Kitab, 21 pasal, 20 perikop,
229 ayat, sedangkan tahun 2021 menggunakan teks dari Kitab PL
sebanyak 7 Kitab, 15 pasal, 16 perikop dan 211 ayat. Rincian penggunaan
teks PL dalam pelayanan tahun 2021, seperti berikut :
Jumlah Kitab PL yang digunakan selama tahun 2021 : 7 kitab
Jumlah Pasal PL : 15
Jumlah Perikop PL : 16
Jumlah Ayat : 211
(1) Kejadian, 2 pasal ; 3 perikop ; 32 ayat (bulan Januari, Juli)
(2) Keluaran, 2 pasal ; 2 perikop ; 47 ayat (bulan Juli, Desember)
(3) Ulangan 1 pasal ; 1 perikop ; 11 ayat (bulan Januari)
(4) Yosua 1 pasal ; 1 perikop ; 22 ayat (bln Agustus)
(5) 2Samuel 1 pasal; 1 perikop ; 17 ayat (bulan Januari)
(6) Mazmur 5 pasal ; 5 perikop : 50 ayat (Januari, Mei, Juli, Nov, Des)
(7) Yesaya 3 pasal; 3 perikop ; 32 ayat (bulan November, Desember)
Sepanjang pelayanan tahun 2021 dari 12 bulan, kitab PL digunakan pada
bulan Januari, Mei, Juli, Agustus, November dan Desember artinya,
setidaknya terdapat 6 bulan teks dari PL sudah dibaca dan digunakan
dalam pelayanan. Sedangkan penggunaan kitab PB digunakan merata dari
Januari hingga Desember, artinya kebanyakkan penulis cenderung
memiliki minat yang besar terhadap teks-teks PB. Hal ini terlihat dari
penggunaan teks PB dalam pelayanan tahun 2021 ini.
Memperhatikan penggunaan teks dari Alkitab PB antara tahun 2020 dan
2021, ternyata untuk tahun 2021 penggunaan teks-teks PB meningkat,
untuk tahun 2020 jumlah kitab PB yang digunakan 12, sedangkan tahun
2021 adalah 17 ; jumlah pasal 2020 adalah 39 sedangkan 2021 adalah 45

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

pasal, jumlah perikop tahun 2020 adalah 46, tahun 2021 adalah 48,
jumlah ayat tahun 2020 483, sedangkan tahun 2021 adalah 545 ayat,
dapat dilihat pada rincian penggunaan teks PB tahun 2021 berikut
dibawah ini :
JUMLAH KITAB PB YANG DIGUNAKAN SELAMA 2020 : 17 KITAB
Jumlah pasal : 45
Jumlah Perikop : 48
Jumlah Ayat : 545
(1) Matius 3 pasal ; 3 perikop ; 19 ayat (bulan Februari, Agustus, September)
(2) Markus 2 pasal ; 2 perikop ; 46 ayat (bulan April dan Agustus)
(3) Lukas 5 pasal ; 5 perikop ; 40 ayat ; (bulan Maret Agustus, Desember)
(4) Yohanes 5 pasal ; 6 perikop 94 ayat ; (bulan Maret, April, Agustus)
(5) Kisah Para Rasul : 4 pasal ; 7 perikop ; 83 ayat ; (bulan Februari, Mei,
Juni, November)
(6) Roma 4 pasal, 4 perikop, 49 ayat (bulan Juni, Oktober, Desember))
(7) I Korintus 3 pasal ; 3 perikop ; 38 ayat (bulan Januari, Juni, Oktober)
(8) 2 Korintus 1 pasal ; 1 perikop ; 10 ayat (bulan Februari)
(9) Filipi 1 pasal ; 1 perikop ; 5 ayat (bulan Februari)
(10) Kolose 4 pasal, 3 perikop, 35 ayat (April, Mei, Oktober
(11) I Timotius : 2 pasal, 2 perikop, 16 ayat (September, November)
(12) 2 Timotius, 3 pasal, 3 perikop, 21 ayat (bulan Februari, Juni, September)
(13) Ibrani 3 pasal, 3 perikop, 40 ayat (bulan Januari, Juli, September)
(14) 1 Petrus : 1 pasal, 1 perikop, 10 ayat (bulan April)
(15) 2 Petrus : 1 pasal, 1 perikop, 6 ayat (bulan Oktober)
(16) 1 Yohanes : 2 pasal, 2 perikop, 21 ayat (bulan Oktober)
(17) Wahyu : 1 pasal, 1 perikop, 12 ayat (bulan April)

Dengan demikian maka keseluruhan teks Alkitab PL dan PB yang


digunakan untuk pelayanan tahun 2021 sebagai berikut :
Jumlah Kitab PL-PB : 24 Kitab
Jumlah Pasal PL-PB : 60 pasal
Jumlah Perikop PL-PB : 64 perikop
Jumlah ayat PL-PB : 756 ayat
Semoga benih yang ditabur, yang ditanam dan yang disiram, Allah
menumbuhkannya bagi kemuliaan Allah di Negeri Papua.

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Untuk tahun 2021 penyusun atau penulis khotbah yang dilibatkan adalah
sebagian Pendeta GKITP, baik yang bekerja pada aras Sinode, Klasis dan
Dosen STFT GKI I.S.Kijne Abepura. Kiranya tahun-tahun yang akan
datang, semakin banyak Pendeta GKITP yang berminat untuk menulis
khotbah dan menjadi referensi bagi GKITP dalam pelayanan ibadah.

B. Tujuan
Dengan berlakunya secara terbuka dan tertib bahan bacaan yang akan
digunakan pada ibadah minggu yang berlaku di GKITP maka penertiban
bacaan kitab suci bertujuan :
(1) Pelayan fungsional Gereja : Pelayan Firman (Pendeta, Guru Jemaat,
Penginjil dan Pengajar-Dosen STT GKI I.S.Kijne) dan pejabat fungsional
Penatua, Syamas dan Pengajar Katekisasi dan Guru Sekolah Minggu,
pejabat struktur aras Jemaat, Klasis dan Sinode serta Badan Pelayan
Unsur PAR, PAM, PW, PKB, dengan hadirnya buku pegangan
pelayanan 2021 memiliki panduan yang jelas dalam memulai
pelayanan rutin yang berlangsung di lingkungan pelayanan GKITP ;
(2) Anggota Sidi Jemaat, Warga jemaat dan warga Kristiani umumnya :
melalui pelayanan ibadah yang terta dgn baik maka semua pihak pada
aras jemaat, Klasis dan Sinode GKITP dan umat Kristiani umumnya melalui
buku panduan pelayanan ini melalui persekutuan bersama GKI di tanah
Papua diarahkan, dibimbing, diajarkan, didampingi dan memiliki gaya
hidup yang rindu membaca Firman Tuhan secara tertib melalui Ibadah.
Diharapkan dalam satu minggu kita bersama mendapat pengajaran yang
berulang-ulang dari satu Kitab atau teks yang direfleksikan pada hari
Minggu akan terus-menerus merindukan-Nya, tanpa bosan-bosan melalui
ibadah Keluarga/Kelompok/Wiyk dan Ibadah Unsur ;

C. Pencapaian
(1) Penyusun atau Penulis : GKI di tanah Papua mendorong semua pelayan
Firman dengan pengalaman masing-masing pada momen penyusunan
buku pegangan pelayanan yang berisi khotbah tematik untuk satu
tahun selalu berkontribusi dengan cara menulis refleksi teks dalam
bentuk khotbah yang lama kelamahan menjadi seorang pelayan Firman
yang gemar menulis khotbah atau renungan.
(2) Penerima manfaat atau peserta ibadah dan khalayak umum Kristiani :
seluruh warga GKITP dimudahkan untuk akses memperoleh informasi

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

sekitar buku pegangan pelayanan yang dapat bermanfaat bagi


pelayanan di lingkungan jemaat dan keluarga; selain warga GKITP
terbuka juga untuk warga Kristiani umumnya sebagai penerima manfaat
tidak langsung untuk mengenal pelayanan GKITP dari dokumen buku
pegangan pelayanan yang disediakan resmi oleh GKITP untuk tahun
pelayanan 2021.

D. Kerangka Khotbah
Kerangka khotbah yang dikembangkan disini telah turut
mempertimbangkan kaidah normatif berkhotbah sebagaimana ilmu
berkhotbah atau homiletika, yaitu suatu susunan isi khotbah akan
memperhatikan bentuk khotbah, yaitu bentuk khotbah yang mana yang
diikuti, atau dikembangkan, misalnya apakah “khotbah yang
dikembangkan itu bersifat tekstual, ekspositori atau tematik”.
Dengan memperhatikan kaidah normatif ilmu berkhotbah dimaksud maka
kerangka khotbah GKITP untuk tahun pelayanan 2021 masih tetap
dipertahankan dengan struktur yang sama dalam buku terdahulu tahun
2020, struktur khotbahnya, terdiri dari :
(1) Pendahuluan
(2) Penjelasan teks
(3) Penerapan
Dari struktur khotbah yang amat ringkas ini, diberikan ruang dan
kesempatan untuk semua pelayan Firman dan semua pihak yang
menggunakan buku khotbah ini dan menginspirasi untuk menggali lebih
dalam dan serius dengan memiliki hubungan “intim” bersama Tuhan.
Sebagaimana Mazmur 119:105 “Firman-Mu Pelita Bagi Kakiku dan Terang
bagi jalanku. Mari kita selalu mempunya kerinduan untuk bersama
mencintai Tuhan dengan satu cara, yaitu “gemar membaca dan
merenungkan Firman Tuhan”.

E. Petunjuk Penggunaan Buku


Mari kita Bersama-sama memperhatikan petunjuk tekhnis penggunaan
buku pegangan pelayanan tahun 2021, berikut :
(1) Hati Yang Menyembah Allah Dalam Roh Dan Kebenaran : Bersama
kita memiliki niat tulus untuk menyembah Allah sebagaimana Yohanes

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

4:24 “Allah adalah Roh dan barangsiapa menyembah Dia harus


menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran”. Demikianlah kita
memulainya dalam seluruh persiapan pelayanan.
(2) Apa Yang Perlu Dikerjakan Oleh Pelayan Firman Saat Mempersiapkan
Pelayanan Mingguan Setelah memperoleh buku pegangan pelayanan
tahun 2021 ini!? : seorang pelayan Firman wajib berinovasi, berkreasi
dengan mengembangkan setiap bagian, yaitu pendahuluan, penjelasan
teks dan penerapan sesuai konteks pelayan pelayan firman. Buku
Pegangan Pelayan GKITP tahun 2021 sangat tidak disarankan untuk
digunakan secara apaadanya dalam suatu pelayanan ibadah mingguan,
(3) Siapa yang boleh memiliki buku pegangan pelayanan GKITP tahun
2021?? : mereka yang wajib miliki adalah seluruh anggota sidi warga
GKITP, baik oleh Penatua, Syamas, Pendeta, Guru Jemaat, Penginjil,
Pengajar, Dosen STT, Mahasiswa STT, Vikaris, Badan Pelayan Unsur
PAM, PW, PKB dan anggota Sidi Jemaat. ;
(4) Apakah buku pegangan pelayanan tahun 2021 boleh dimiliki oleh
warga diluar GKITP ?? : Jawab, buku ini disediakan secara terbatas
untuk kebutuhan pelayanan khusus di lingkungan GKITP, warga GKITP
yang wajib memilikinya, bila terdapat minat dari warga gereja atau
umat Kristiani diluar GKITP maka disilahkan untuk berkoordinasi
dengan Badan Pekerja Klasis dan BPAS GKI di tanah Papua. Tidak
dizinkan untuk memperbanyak atau mencetak ulang tanpa izin resmi
BPAS GKITP.

Sebagai Persekutuan koinonia, marturia dan diakonia, GKITP Di Tanah Papua


akan terus berbenah, berinovasi dan berkreasi untuk terbuka dan
memudahkan pelayanan pada era yang semakin menuntut keterbukaan. Kita
semua, mau tidak mau, suka atau tidak suka segera beradaptasi dengan dunia
“virtual atau digital” sebagai pola interaksi baru bagi warga dan umat Tuhan,
karena itulah maka kita semua terdorong untuk terus menata pelayanan
dengan berbagai bentuk pendekatan pelayanan yang sesuai perkembngan
zaman. Ya Roh Kudus Baharuilah dan Sertailah Kami.

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Bagian Kedua
ISI KHOTBAH PER BULAN TAHUN 2021
Seluruh isi khotbah dalam buku pegangan pelayanan tahun 2021 sepenuhnya
digunakan untuk pelayanan ibadah-ibadah yang berlangsung pada aras
jemaat, yang terutama adalah ibadah Minggu, selanjutnya dikembangkan
dengan teks yang sama pada Ibadah Keluarga/Kelompok/Wyk dan atau
Ibadah Unsur PAM, PW dan PKB.

TEMA BULAN JANUARI “BERKAT PERJANJIAN DARI ALLAH UNTUK MANUSIA”


JUMAT, 1 JANUARI 2021 -TAHUN BARU
KALENDER GEREJAWI : PERAYAAN TAHUN BARU -PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KEJADIAN 12 : 1-9
TEMA : BERKAT ABRAM UNTUK SEMUA BANGSA

1. PENDAHULUAN
Tahun 2020 telah kita lewati dengan begitu banyak duka dan air mata
melanda seantero dunia ini, di mana pademik Covid 19 telah merenggut
jutaan orang mati secara mendadak, tragis dan memiluhkan, dikuburkan
secara masal dan tidak tidak seperti lasimnya, banyak orang kehilangan
ayah, ibu, kakak, adik, Istri, suami dan sahabat masih membekas dalam
lubuk hati kita. Tetapi Syukur bagimu Tuhan karena Engkau telah
menghalau dan melindungi saya dan keluargaku memasuki hari pertama di
bulan Januari di tahun 2021, kita semua dalam kepelbagian status akan
menjalani 12 bulan, 52 minggu dan 365 hari secara merata tanpa
terlewatkan sedetikpun. Kita di berikan ruang dan waktu yang sama untuk
hidup dan berkarya, kita di panggil dan di pilih oleh TUHAN untuk sebuah
rencana besar bagi dunia. Oleh sebab itu, setiap kita semestinya menyadari
dan menghayati akan panggilan dan pilihan tersebut .
Upaya untuk memahami kehadiran pribadi setiap orang dalam dunia
menjadi penting agar ia dapat memposisikan dirinya sebagai bagian dalam
rencana Allah agar ia menjadi berkat bagi bayak orang. “Bukan kamu yang
memilih Aku,tetapi Akulah yang memilih kamu, dan Aku telah menetapkan
kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap (
Yoh 15:16).

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-3 “Panggilan Allah kepada Abram untuk pergi ke Tanah
Kanaan”Pemilihan Allah kepada Abram merupakan sebuah misteri, dan
bergantung pada inisiatif (kemauan) dan kehendak bebas Allah untuk
memilih, memanggil dan menyuruh pergi ke suatu negeri yang tidak
disebutkan alamatnya. Abram adalah seorang yang taat dan disebut
sebagai sahabat Allah dan ia harus mengikuti syarat dari Allah yakni
meninggalkan semua kepastian masa lalu yaitu semua saudara, kampung
halamanya, semua kenangan dan memasuki suatu masa depan yang
belum pasti, dengan mencari dan mengikuti petunjuk Allah.
Abram meninggalkan kampung kelahiranya Ur Kasdim mereka tinggal di
kota “Haran” di Aram-Mesopotamia (padan -Aram ), menuju ke suatu
negeri yang baru yang asing baginya. Dan Allah yang menyurunya “Pergi”
dan Engkau akan menjadi berkat dimana Abram(seorang pribadi), yang
kemudian menjadi suatu keluarga, dan menjadi suatu Bangsa, olehmu
semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat, melalui Abram semua
bangsa mendapat berkat dan Aku akan memberkati orang-orang yang
memberkati engkau,dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau
berkat yang diperoleh Abram itu bersumber dari Allah, Aku akan
membuat Engkau menjadi bangsa yang besar,dan memberkati engkau
serta membuat namamu masyur.
2.2. Ayat 4- 5 : Ketaatan Abram terhadap panggilan, ketaatan kepada Allah
perlu untuk suatu hubungan yang menyelamatkan, bukti dari ketaatan
Abram adalah pergilah meninggalkan rumah dan negrinya dan percaya
pada pemeliharaan, bimbingan dan janji-janji Allah dengan Iman tanpa
ragu-ragu ia mengumpulkan keluarganya dan mulai pengembaraannya. Ia
disebut sebagai sahabat Allah yang taat tanpa memiliki rasa takut dan
prasangka yang jelek ia bergerak menuju karkemis, ditepi sungai Efrat,
Damsyik di Siria digambarkan disekitar sungai Yordan hingga laut
Mediterania dari Siria sampai Mesir dan semua daerah itu disebut sebagai
tanah Kanaan, Kanaan bukanlah negeri yang di janjikan atau disebutkan
kepanya tetapi disitulah Abram menetap (sebuah misteri ) sebab dalam
Alkitab disebut waktu itu orang kanaan diam dinegeri itu jadi sudah ada
orang yang menetap disana sebelum kedatangan orang ibrani.
2.3. Ayat 6 – 9 : Kedatangannya di Tanah Kanaan, Kanaan bukanlah
sebuah negeri yang suci, karena ada banyak kota-kota kafir yang
mengalami perubahan dan menjadi pusat-pusat pemujaan orang israel,
Pohon tarbantin di More (ayat 6) adalah pohon suci,hal ini
menunjukan bahwa sudah ada ibadah kuno disana sebelum kedatangan
Abram di Sikhem, peristiwa-peristiwa penting yang mempunyai arti
penting dalam PL sering terjadi di sekitar pohon suci yang dipercaya
sebagai tempat penerimaan pewahyuan illah.

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Di tempat inilah Allah berjanji memberikan Kanaan kepada Abram,dan


pemberian tanah ini tidak terjadi pada waktu Abram masih hidup, dan
Abram juga melanjutkan perjalanan ke selatan dan berhenti di Bethel
dan Ai dan kota-kota kafir inilah Abram mendirikan mezba. Mezba
melambangkan persekutuan dengan Allah dan pengingat akan janji
Allah, bahkan Abram sampai disebuah negeri yang tandus dan kering
yakni Negeb daerah gurun Selatan Palestina yang kering, tanpa air dan
tumbuh tumbu-tumbuhan untuk menghidupkan ternaknya, menuju
semenanjung sinai yang dikaitkan dengan dirinya dan disanalah Abram
berdiam diri dan di negri tersebut dan di negeri ini Abram tidak
mendapatkan apa-apa yang diperlukan.

3. PENERAPAN
Melalui tema, “Berkat Abram untuk semua bangsa” dapat kita pelajari
empat hal penting :
3.1. Setiap kita di panggil, dan di pilih secara bebas oleh Allah untuk sebuah
maksud besar dan menyuruh kita untuk pergi (tempat tinggal) ke suatu
pekerjaan (profesi) yang sama sekali kita tidak pahami dan mengerti.
3.2. Dalam panggilan yang tidak dipahami oleh kita itu menuntut dari kita
untuk mendengar perintah Allah dan tanpa takut dan ragu untuk
mengambil keputusan meninggalkan masa lalu dan percaya bahwa Allah
yang memanggil kita adalah Allah yang tidak ingkar janji dan akan
memberkati kita dan membuat kita menjadi berkat buat orang lain.
3.3. Kehadiran dan kehidupan kita di suatu tempat dan pekerjaan harus
mampu mengubah situasi dan keadaan yang sulit dan gersang menjadi
tempat aman dan damai meskipun sulit keadaannya.
3.4. Kita harus ingat bahwa akhir dari sebuah perjalanan baik sukses
maupun gagal yang kita alami ditahun 2020 secara khusus tantangan
dalam menghadapi pademik covid 19 yang telah memakan korban dan
semua hal yang kita hadapi di waktu lalu, jangan sampai kita lupa
untuk bersyukur dan membangun mezbah doa sebab melalui mezbah
doa kita memelihara hubungan persekutuan kita dengan Allah dalam
hubungan perjanjian berkat. Amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI TAHUN BARU


1. Nyanyian Rohani 106 : 3-4
2. Nyanyian Mazmur 25 : 2
3. Nyanyian Mazmur 25 : 5
4. Nyanyian Rohani 167 : 5
5. Nyanyian Kidung Jemaat : 439 : 1 DST
6. Nyanyian Rohani 162 : 1-3

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 3 JANUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KEJADIAN 28 : 10-22
TEMA : TUHAN AKAN MENJADI ALLAHKU

1. PENDAHULUAN
Bila kita mengikuti kisah perjalanan hidup Abraham, Ishak dan Yakub,
maka dipastilkan sejarah itu menjadi sebuah kekaguman. Mengapa tidak?
Dalam pikiran kita, bagaimana mungkin mereka di pilih dalam
keterbatasan bahkan Yakub sendiri, dia dipilih pada saat masih ada dalam
dosa yang dilakukannya kepada Esau dan Ishak. Lalu kita bertanya, apakah
ia mendapat perhatian Tuhan dari Yakub sehingga dipilih Allah? Mengapa
sampai dia lebih layak dari Esau? Jawaban singkat kita : “Sebab Allah adalah
pribadi yang berkuasa dan bebas dalam menentukan pilihanNya.” “Ia tidak
mengikat dirinya dan bertanggung jawab kepada siapapun” sehingga bila
Dia menentukan, maka manusia manapun tidak akan mampu untuk
menolakNya.Apakah itu rasional? Ataukah kita dapat mengukur diri Allah
dengan kemampuan kita?

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 10-11 : Perjalanan Yakub dari Barsyeba ke Haran Suatu
perjalanan yang cukup jauh, untuk waktu sekarang bila ditempuh
dengan kendaraan bermotor + 1 jam 3 menit dari lembah Yitzhak
Rabin. Tetapi dapat pula melalui rute lain yang dibuat oleh
pemerintah. Akibat dari jauhnya perjalanan tersebut dan dalam
situasi psikis ketakutan karena kesalahannya kepada Esau, membuat
dia kelelahan dan tertidur.
2.2. Ayat 12-15 : Allah yang memperkenalkan diriNya untuk menjadi
Allah Pribadi keturunan Yakub Kata We-hi-neh yang digunakan
memberikan pengertian bahwa di dalam tidur itu, Yakub melihat
(Hi-neh) atau disamakan dengan “tampaklah” turun naik suatu
tangga dari Sorga ke bumi. Penampakan atau penglihatan yang
dialami oleh Yakub sebagai suatu mimpi yang tidak biasa, Dan dalam
penglihatan itu, Tuhan Allah memperkenalkan nama-Nya : sebagai
Allah dari setiap keturunan yang ada dalam keluarga Yakub. Allah
yang memperkenalkan diri sebagai Allah yang berkuasa atas
keturunan ini, mengarahkan pikiran Yakub tentang penunjukan
terhadap orang-orang khusus yang diperkenankan oleh Allah dalam
proses “Pemanggilan dan Pemilihan” Yakub menjadi salah seorang
yang ditetapkan dalam panggilan dan pemilihan Allah terhadap

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

dirinya, hendak memperkenalkan diri juga kepada seluruh


keturunannya kelak.
Allah mengambil Inisyatif untuk membuat perjanjian dengan Yakub
sebagai ganti perjanjian itu adalah pemberian berkat : Warisan. Berupa
Tanah, keturunan, berkat kepada seluruh bumi karena Yakub,
Penyertaan kemana saja dia pergi, dan membawa dia kembali dalam
kaum keluarganya. Tuhan Allah telah menggunakan otoritas tertinggi-
Nya untuk melakukan Perjanjian dengan Yakub. Perjanjian dengan
memperkenalkan nama-Nya yang suci dan Kudus. Menjadi jawaban
terhadap asumsi setiap orang percaya tentang apa yang mengakibatkan
Allah memilih Yakub dan tidak memilih Esau. Pernyataan diri Allah
sebagai Allah Yakub. Dalam hal ini, Memperkenalkan diri-Nya tidak
tergantung kepada manusia, tidak berdasarkan kecakapan manusia,
tidak bertanggung jawab kepada siapapun
2.3. Ayat 16-19 Pernyataan Iman Yakub Yakub terbangun dari tidurnya,
dia menyatakan dalam sebuah kepastian “Sesungguhnya TUHAN
ada di tempat ini, dan aku tidak mengetahuinya”. Yakub telah
menyadari akan dirinya. Menyadari kepemilihan Allah terhadap
dirinya sebagai seseorang yang special dan khusus. Seseorang yang
bukan hanya mendapat Warisan dari Allah, tetapi juga akan dipakai
Allah untuk menjadi berkat bagi dunia.
Kepemilihan khusus itu, membuat dirinya bertanggung jawab
kepada Tuhan untuk menjadi berkat bagi dunia sekitar serta
memperkenalkan diri Allah kepada dunia. Untuk itulah Yakub
kemudian mendirikan tugu dari batu tempat alas kepalanya dan
memberikan minyak. Suatu kebiasaan orang dalam memberikan
milik pribadinya yang special kepada Allah. (Kita diingatkan kepada
Zakeus yang memberikan seluruh miliknya kepada Allah. Atau
perempuan yang meminyaki kaki Yesus dengan minyak dan
rambutnya).
Suatu tanda pemberian khusus yang mengikat dirinya dengan Tuhan
Allah dan sebagai pernyataan Imannya kepada Tuhan atas pemilihan
khusus yang dilakukan Allah kepada diriNya. Juga menjadi tanda
pembersihan diri dari kesalahan yang telah dilakukan Yakub, juga
Zakeus dan Perempuan berzinah.
2.4. Ayat 20-22 : Ikatan Perjanjian Yakub dengan Allah Selanjutnya,
Yakub membuat perjanjian dengan Allah. Sekarang, Yakublah yang
berinisyatif untuk melakukan ikatan diri dengan TUHAN Allah,
dengan cara :
- Memberikan dirinya menjadi milik Allah sepenuhnya dan Allah
menjadi Allah-Nya sepenuhnya

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

- Betel (Rumah Allah) menjadi tempat kediaman Allah, Rumah Allah


- Memberikan persembahan sepersepuluh kepada Allah.
Ikatan perjanjian yang dilakukannya kemudian menjadi perjanjian
turun temurun sampai dengan generasi kita sekarang ini.

3. PENERAPAN
3.1. Apakah pengenalan diri Allah di dalam kekristenan kita sudah kita
alami secara pribadi? Didalam memulai perjalan di tahun 2021 ini,
apakah Allah yang mengambil inisyatif untuk memperkenalkan
kekudusannya didalam keturunan setiap keluarga telah menjadi
sebuah ikatan perjanjian yang kuat?
Memberikan seluruh diri, keluarga dan persekutuan untuk menjadi
Ahli Waris seperti Yakub tidaklah mudah. Karena kita juga
mendapatkan pengutusan untuk memperbaiki dunia ini, menjadi
berkat bagi dunia ini. Meperbaiki dari berbagai situasi tahun 2020,
khususnya korban Covid 19 dan berbagai penyakit sosial
masyarakat lainnya.
3.2. Menjadikan Allah sebagai Tuhan di dalam diri, membutuhkan
komitmen yang kuat terhadap Allah dari setiap pribadi. Karena
gejolak dunia ini bisa membuat kemitmen kita menjadi runtuh.
Kita baru melangkah dengan Tuhan memasuki tahun 2021.
Barangsiapa menjadi Allah sebagai Tuhannya, maka dia akan
mengalami penyertaan dan perlindungan Tuhan. Hanya kita
diingatkan kembali untuk berkomitman dengan Allah.
3.3. Pemberian khusus berupa persepuluhan adalah komitman iman
setiap orang percaya. Dan menjadikan rumah setiap keluarga
sebagai tempat kediaman Allah. Perjalan panjang sampai selesai
tahun 2021 ada didalam tangan TUHAN ALLAH sehingga kita
sangat memerlukan-Nya. Amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu I


1) Nyanyian Rohani 16 : 1-3
2) Nyanyian Mazmur 6 : 1-2
3) Nyanyian Rohani 139 : 1,4
4) Nyanyian Rohani 77 : 3
5) Nyanyian Mazmur 136 : 1 dst
Nyanyian Rohani 131 : 1-3

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 10 JANUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : II SAMUEL 7:1-17
TEMA : KASIH SETIAKU TIDAK AKAN HILANG DARINYA (15)

1. PENDAHULUAN
Daud berada di Yerusalem dan diberikan tanggung jawab sebagai seorang
raja, yang hidup dalam kemewahan serta mendapat perlindungan dan
keamanan dari Tuhan atas musuh-musuhnya. Dengan apa yang ia miliki,
membuatnya berpikir bahwa Allah mesti menetap secara permanen di
Yerusalem, karena itu niat hati Daud untuk mendirikan Bait Allah, supaya
Allah dapat menetap dan berdiam di Yerusalem dan kerajaan-Nya tetap kuat.
Dengan berpikir bahwa Allah mesti menetap secara permanen di
Yerusalem, maka ada kerinduan hatinya untuk membuat rumah bagi Allah,
sebab Daud melihat bahwa ia diam di dalam rumah dari kayu aras, padahal
tabut Allah diam di bawah tenda. Kerinduannya di sampaikan kepada
Nabi Natan, maka pada ayat 3 : lalu berkatalah Nabi Natan kepada raja,
Baiklah, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab Tuhan
menyertai engkau”. Respon dari Nabi Natan, karena melihat kerinduan hati
raja Daud, namun selanjutnya Firman Tuhan datang kepada Nabi Natan
untuk menyampaikan kepada raja Daud : masakan engkau yang
mendirikan rumah bagi-Ku untuk Ku-diami? Selanjutnya Tuhan
menyampaikan bagaimana Ia menyertai umat Israel dan juga menyertai
Daud. Namun bukan Daud yang akan mendirikan rumah bagi Tuhan, tetapi
keturunan Daud sendirilah yang akan mendirikan rumah bagi Tuhan, dan
diayat 15, ada janji penyertaan bagi keturunan Daud yaitu : Tetapi kasih
setiaku tidak akan hilang dari padanya.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1 – 2 Memberikan gambaran tentang Raja Daud, yang telah
menetap di Yerusalem dan bagaimana Tuhan mengarunikan
keamanan dari musuh-musuhnya, sehingga ia ia menyampaikan
kepada Nabi Natan, untuk melihat bagaimana ia tinggal di rumah
yang terbuat dari kayu aras, yang merupakan kayu yang sangat kuat
dan berkualitas, bagaimana mungkin Allah berdiam di tenda, yang
merupakan tempat tinggal para pengembara, bagi Daud, Rumah

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

merupakan tempat yang permanen untuk Allah tinggal dan berdiam,


ia menyampaikan maksudnya dan berpikir bahwa Allah dapat di
batasi oleh ruang dan waktu, agar kerajaan-Nya tetap kokoh.
2.2. Ayat 3-5 Melihat kerinduan hati Raja Daud, maka nabi Natan
berkata: Baiklah, merupakan sebuah pernyataan tentang niat yang
lahir dari hati yang rindu untuk melakukan sesuatu yang baik,
bermanfaat serta memiliki kegunaan, lakukanlah segala sesuatu yang
dikandung hatimu, sebab Tuhan menyertai engkau, Namun Firman
Tuhan datang kepada Natan : pergilah, merupakan suatu perintah,
untuk katakalah kepada hambaKu Daud, Firman Tuhan masakan
engkau yang membuat rumah untuk Kudiami? Sebuah pertanyaan dari
Tuhan masakan Daud yang membuat rumah bagiNya.
2.3. Ayat 6-7 Memperlihatkan bagaimana Tuhan menyampaikan bahwa Ia
tidak pernah diam dalam rumah sejak ia menuntun orang Israel
sampai hari ini. Kekuaasan Tuhan tidak terbatas dan hanya di suatu
rumah atau ruang yang terbatas, tetapi kekuasaanNya secara luas dan
menyeluruh yang tidak dapat di jangkau oleh manusia. Kemudian
Tuhan juga berbicara bagaimana Ia tidak pernah berbicara kepada
seorang hakim Israel, Mengapa kamu tidak mendirikan rumah bagiku
dari kayu aras?
2.4. Ayat 8- 11 Memperlihatkan bagaimana Tuhan meminta kepada nabi
Natan untuk menyampaikan kepada Daud, bahwa Ia yang mengambil
Daud, ketika ia menggiring kambing domba, bukan saja mengambil
tetapi memberikan ia menjadi raja atas Israel, menyertai dari segala
musuh, membuat namanya besar. Dan Tuhan juga akan memberikan
keturunan kepadanya.
2.5. Ayat 12-14 Tuhan berbicara tentang Keterbatasan hidup yang akan di
hadapi Daud, terkait dengan umurnya jika sudah genap, ia akan
mendapat perhentian bersama dengan kaum keluarganya. Pada waktu
itulah Tuhan akan membangkitkan keturunannya dan dari
keturunanmulah yang akan mendirikan rumah bagi namaku dan Aku
akan mengokohkan tahta kerajaannya untuk selama-lamanya.
Kemudian Tuhan menyampaikan bahwa Ia sendirilah yang akan
menjadi Bapanya, namun jika ia melakukan kesalahan maka aku sendiri
yang akan menghukumnya dengan rotan. Selanjutnya Tuhan juga
menyampaikan bahwa kasih setia-Nya tidak akan hilang dari padanya.
2.6. Ayat 15-17 Memperlihatkan bagaimana Kasih Setia Tuhan Bagi
Generasi Daud sekalipun Ia melakukan kesalahan, namun rotan dan
dengan pukulan yang akan mendidiknya namun Tuhan
memperlihatkan kasih setia-Nya dengan memberikan keluarga dan
kerajaannya akan kokoh selama-lamanya.

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
3.1. Kasih setia-Ku tidak akan hilang darinya, Itulah ungkapan janji
penyertaan Tuhan bagi keturunan Daut, ia adalah Raja yang diberikan
segala kelimpahan, oleh Tuhan, sehingga dalam kelimpahan itu ia
memiliki kerinduan hati untuk membangun rumah bagi Tuhan,
kerinduan Daud untuk membatasi Tuhan hanya di Yerusalem, namun
Tuhan tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga apa yang
direncanakan, bukan daud yang akan membangunnya, namun apa
yang di rencanakann daud, justru Tuhan tidak berkenan, sebab
tangan Daud kotor karena membunuh.
3.2. Bukan Saul. Bukan Daud yang akan membangun tetapi keturunannya,
sekalipun keturunannya melakukan kesalahan, ganjaran akan di
berikan dengan rotan dan pukulan, tetapi itu merupakan proses
pendidikan yang diberikan oleh Tuhan, dan tidak membatasi kasih
setia Tuhan bagi generasi Daud.
3.3. Kita merupakan generasi Daud pada masa kini, kita tidak dapat
membatasi kuasa Tuhan hanya oleh ruang dan waktu, rotan dan
pukulan akan selalu mewarnai hidup kita, itulah bagian dari Kasih
setia Tuhan, supaya kita lebih mengenal kasih setianya di dalam
kehidupan kita. Amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu II


1) Nyanyian Mazmur 150 : 1-2
2) Nyanyian Rohani 136 : 3
3) Nyanyian Rohani 137 : 4
4) Nyanyian Rohani 144 : 2
5) Nyanyian Kidung Jemaat 403 : 1 dst
6) Nyanyian Rohani 122 : 1-2

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU,10 JANUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : HIJAU DIIKUTI PUTIH-PERJAMUAN AWAL TAHUN
PEMBACAAN ALKITAB : I KORINTUS 11 : 17-34,
TEMA : PERBUATLAH INI MENJADI PERINGATAN
AKAN AKU.

1. PENDAHULUAN
Melakukan sesuatu hal secara berulang-ulang dengan maksud agar kita dapat
mengingatnya dan dapat tertanam dalam hati batin kita agar menjadi sebuah
pengingat terhadap sebuah peristiwa,tetapi juga ada bahaya jika sesuatu
yang berulang-ulang dilakukan tanpa makna akan menjadi sebuah kebiasaan.
Supaya kita tidak jatuh dalam kebiasaan yang tak bermakna maka kita
harus memposisikan diri kita seperti para murid yang pada malam terakhir
sebelum Yesus mengalami penderitaan dan di tangkap duduk dan makan
bersama-sama dengan dia jadi peristiwa perjamuan adalah sebuah peristiwa
reuni dengan Yesus dan membangun kembali memori kita dengan Yesus
dalam sebuah perjamuan terakhir.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 17-34 Perjamuan Tuhan ( ayat 20 ) atau Perjamuan Kudus
melambangkan dan mengambarkan akan kematian Yesus Kristus atas
dosa-dosa manusia dan melalui iman, kita dipersekutukan dengan
Tuhan Yesus Kristus dan semua orang percaya.
2.2. Ayat 18-19 Rasul Paulus mengakui bahwa dalam jemaat ada
perbedaan diantara anggota gereja, dan perbedaan itu apabila di
biarkan akan berkembangan dan menimbulkan perpecahan dan
merusak jemaat, tetapi ia juga mengatakan bahwa perpecahan itu
perlu ada agar kita dapat mengetahui siapakah diantara mereka yang
akan bertahan dalam perpecahan itu.
2.3. Ayat 21-22 Peristiwa perjamuan kudus yang dilakukan pada gereja
mula-mula adalah sebuah pesta atau makan bersama yang diikuti
dengan perayaan perjamuan kudus. Dan praktek ini kemudian
dilakukan di Korintus ada yang makan lebih dahulu dan ada yang dari
belakang dan tidak kebagian (lapar), dan tidak memperlihatkan ciri
kasih dan kebersamaan dalam pesta itu untuk memasuki perjamuan,
sikap ini kemudian Paulus mencela mereka.
2.4. Ayat 24-25 Jemaat mula-mula mengingatkan perjamuan Tuhan
diadakan pada malam perjamuan Paskah (Lukas 22:13-20 ), sama seperti
perayaan pembebasan orang Israel dari Mesir dan pembebasan orang
percaya dari dosa-dosa melalui kematian Yesus. Ada banyak pendapat

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

yang mengatakan bahwa ketika Yesus berkata “ Inilah TubuhKu” maka


ada yang mengatakan itu menunjukan bahwa itu benar-benar tubuh
jasmani Yesus, ada yang mengatakan bahwa roti dan anggur itu tidak
berubah, tetapi Yesus hadir bersama roti dan anggur, tetapi ada yang
mengatakan bahwa roti dan anggur itu hanya lambang.
Tetapi orang-orang Kristen bersepakatan bahwa dalam berbagai
bentuk seperti apapun roti dan anggur itu telah menguatkan iman kita
secara rohani bahwa Kristus telah hadir dalam perjamuan itu. Sebab
dalam PB orang dapat datang kepada Kristus tanpa melalui seorang
imam, jadi PB itu menyempurnakan (Yer 31:31-34). Jadi makan
perjamuan mengingatkan akan kematian Kristus, kedatangan-Nya dan
komitmen kita dalam melayani Dia, Yesus katakan “Perbuatlah ini,
setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku.”
2.5. Ayat 27-34 Dalam situasi itu Paulus memberikan beberapa petunjuk
khusus dalam Perjamuan Kudus agar kita dapat mempersiapkan diri
sebelum masuk dalam perjamuan Kudus yaitu, (1) Kita menerima
perjamuan kudus dengan penuh pertimbangan bahwa kita sedang
memberitakan kematian Kristus karena dosa-dosa kita, (2) Kita harus
menerimanya dengan selayaknya,dengan penuh penghormatan dan
penghargaan, (3) kita harus menguji diri kita sendiri, membereskan
setiap dosa yang belum diakui atau sikap dendam yang ada dalam
diri kita sebelum masuk dalam perjamuan, (4) Dalam perjamuan kita
juga harus memikirkan orang lain yang berkekurangan dan terlantar
dan menunggu sampai semua orang hadir dan makan secara tertib
dengan cara yang seragam (11 :33).

3. PENERAPAN :
3.1. Melalui perjamuan kudus kita dingatkan untuk tidak mempersoalkan
perbedaan, identitas dan status sosial dari kepelbagaian kita sambil
kita ingat bahwa Yesus Kristus mati untuk mempersatukan kita.
3.2. Dalam perjamuan ini kita diingatkan untuk saling berbagi dengan tidak
memperhatikan kepentingan sendiri dari pada kepentingan orang lain.
3.3. Perjamuan Kudus mengingatkan kita akan kematian Yesus dalam
menebus dan membaskan kita dari dosa dan berharap akan
kedatangannya melalui ketaatan dalam melayani Tuhan.
3.4. Orang-orang yang datang dalam perjamuan itu harus memiliki
perasaan rindu dalam persekutuan bersama dengan orang-orang
percaya lainnya dan mempersiapkan diri secara baik untuk masuk
dalam Perjamuan Kudus. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI DISIAPKAN PELAYAN SAKRAMEN PK.

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 17 JANUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 105 : 1- 45
TEMA : PUJILAH ALLAH KARENA KEBAIKANNYA

1. PENDAHULUAN
Waktu hidup manusia di dunia ini, terdiri dari tiga masa, yaitu masa lalu,
masa kini dan masa yang akan datang. Masa lalu adalah masa yang sudah
berlalu, masa kini adalah masa yang sedang berlangsung sedangkan masa
depan adalah masa yang masih dinantikan kedatangan-Nya. Masa kini ada
karena ada masa lalu dan masa depan ditentukan oleh masa kini. Dan hidup
manusia di masa kini dapat terjadi karena segala perbuatan Allah, segala
kebaikan dan pemeliharaan Allah di masa lalu (lampau). Hidup yang sedang
dijalani dalam berbagai peristiwa di masa kini tidak terlepas dari pengendalian
Allah yang maha kuasa, dan masa depan pun ditentukan oleh Allah. Bangsa
Israel dalam perjalanan hidup pribadi maupun sebagai suatu bangsa pun tidak
terlepas dari pertolongan, perlindungan dan penjagaan Allah yang maha kuasa
baik di masa lampau, masa hidup yang ketika itu dijalani maupun masa depan
bangsa itu, seperti yang di tulis dalam kitab Mazmur.

2. PENJELASAN TEKS
Mazmur ini terdiri dari 45 ayat, yang di dalamnya pemazmur
mengungkapkan berbagai peristiwa dan pengalaman bangsa Israel bersama
dengan Tuhan Allah, di masa lampau ;
2.1. Ayat 1-6, Merupakan sebuah ajakan kepada kaum keturunan Abraham
dan Yakub, serta orang-orang pilihan-Nya, (6) agar ; mereka memuji dan
memuliakan Tuhan dalam nyanyian mazmur (2) memperkenalkan
segala perbuatan Tuhan kepada segala bangsa (1) mereka juga diajak
untuk membicarakan namaNya (2) dan bermegah didalam Tuhan (3),
serta selalu mencari Tuhan dan kekuatan-Nya (4) Mereka diminta untuk
selalu ingat perbuatan- perbuatan ajaib yang dilakukan oleh Tuhan dan
penghukuman-penghukuman yang diucapkanNya (5)
2.2. Ayat 7-11, dimulai dengan sebuah penegasan keyakinan, pengakuan
iman bahwa ; “Dialah Tuhan, Allah kita, dan di seluruh bumi berlaku
penghukuman-Nya, (7). Allah telah mengikat perjanjian dengan
umat-Nya melalui Abraham, Ishak, dan Yakub, (8-10) Perjanjian yang
diikat itu menjadi ketetapan yang bersifat abadi. Tidak ada seorang

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

pun yang dapat menggagalkan atau pun membatalkannya karena


Allah sendiri yang mengikatnya. Sekalipun umat Allah berulang kali
melakukan dosa dan kegagalan dihadapan Tuhan, namun perjanjian
Allah dengan umat-Nya tidak akan berubah, sebab Allah sendiri yang
menjaminnya. Dalam perjanjian itu, terkandung janji Allah bagi umat-
Nya tentang tanah perjanjian yang akan menjadi milik pusaka bagi
umat Allah, (11).
2.3. Ayat 12-15, menceriterakan kisah pemeliharaan Tuhan kepada umat
pilihan-Nya, ketika jumlah mereka masih kecil, (12-13). Tuhan tidak
membiarkan bangsa-bangsa lain mengusik dan menindas mereka, (14-
15). Jika ada bangsa lain yang menindas atau mengusik umat pilihan
Tuhan dan nabi-nabi-Nya maka Tuhan sendiri akan bertindak
menghukum bangsa-bangsa itu, (14).
2.4. Ayat 16-22, secara singkat mengisahkan sejarah bangsa Israel pada
masa Yusuf. Ketika akan terjadi bencana kelaparan di Tanah
Palestina, Yusuf di utus dengan cara yang sulit di terima menurut
logika kita, (17-18). Namun Allah mempunyai rencana yang indah
dibalik semua itu. Yusuf diutus untuk dapat mengatasi, krisis ekonomi
yang akan terjadi di Tanah Palestina itu.
2.5. Ayat 23-36, Merupakan bagian yang menjelaskan pertambahan
jumlah orang Israel di Mesir dan pembebasan mereka dari Mesir.
Melalui peristiwa yang dialami oleh Yususf, selanjutnya ia menjadi
pemimpin yang disegani karena kearifannya. Pada masa itu Israel
(Yakub dan anak-anaknya) datang dan menetap di Mesir, (23). Tuhan
membuat mereka bertumbuh subur dan berkembang-biak di sana,
Tuhan membuat mereka semakin banyak di negeri itu, (24). Hal itu
menimbulkan kecemasan bagi orang-orang Mesir, sehingga timbul rasa
benci disertai penindasan, (25). Mereka dijadikan budak, dipaksa
untuk melakukan kerja paksa yang tidak berperikemanusiaan. Maka
diutuslah Musa dan Harun untuk membebaskan mereka dari Mesir
(26-27). Untuk itu mereka mengadakan banyak mujisat dan
perbuatan ajaib atas nama Tuhan,(28-36).
2.6. Ayat 37-38, dalam bagian ini dikisahkan tentang pembebasan Israel
dari Tanah Mesir. Dalam proses pembebasan itu mereka membawa
serta emas dan perak (37), bahkan mereka pergi tanpa dihalangi oleh
orang-orang Mesir, sebab kepergian bangsa Israel merupkan
pembebasan juga bagi orang-orang Mesir yang mulai ketakutan,(38).

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.7. Ayat 39-45, pada bagian ini mengisahkan perjalanan pembebasan yang
dialami oleh bangsa Israel. Tuhan tetap memelihara umatNya. Tanda-
tanda penyertaan Tuhan, dapat terlihat pada ayat-ayat sebelumnya
namun diantaranya juga dalam bentuk tiang awan, (39), melalui
makanan ; burung puyuh dan manna, (40) serta minuman, (41). Semua
itu Allah lakukan, karena Allah tidak pernah lupa akan perjanjianNya
dengan umatNya, yaitu melalui Abraham, bapa leluhur. Tuhan setia
pada janji-Nya dengan tetap memelihara umat-Nya, (43-44), agar umat
Tuhan pun tetap setia mengikuti ketetapan Tuhan,(45)

3. PENERAPAN
Firman Tuhan dalam kitab Mazmur 105 : 1-45, memperlihatkan kepada kita
bahwa:
3.1. Allah setia dan selalu ingat pada janjiNya kepada umat pilihan-Nya
3.2. Umat Israel diingatkan supaya tetap percaya bahwa Allah itu Tuhan.
Allah mengasihi mereka dengan kasih yang kekal, melalui ikatan
perjanjian kepada nenek moyang mereka. Begitu juga kepada kita….
3.3. Karena kasih-Nya kekal, maka bangsa Israel diminta untuk bersyukur
selalu kepada Tuhan, mencari Tuhan dan kekuatan-Nya serta di tuntut
untuk tetap mengikuti ketetapan Tuhan selamanya.
3.4. Demikian pula, sebagai orang percaya kita perlu menoleh ke belakang
melihat perjalanan hidup kita bersama dengan Tuhan maka kita
diingatkan bahwa Allah setia memelihara hidup kita dengan demikian
seharusnya kita berterima kasih selalu pada Tuhan, dengan mencari
Tuhan dan kekuatan-Nya, memuji dan memuliakan Tuhan selalu,
serta memperkenalkan segala perbuatan Tuhan kepada segala bangsa,
membicarakan nama-Nya dan bermegah di dalam Tuhan karena kita
tentu telah mengalami banyak kebaikan yang Tuhan kerjakan dalam
hidup kita di masa yang telah berlalu dari hidup kita…..”Tuhan
berkati kita dengan FirmanNya. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu I


1) Nyanyian Mazmur 105 : 1-2
2) Nyanyian Kidung Jemaat 35 : 1
3) Nyanyian Kidung Jemaat 35 : 2
4) Nyanyian Rohani 79 : 1- 2
5) Nyanyian Rohani 129 : 1-3
6) Nyanyian Kidung Jemaat 438 : 1-3

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 24 JANUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : ULANGAN 7:1-11
TEMA : ALLAH SETIA KEPADA JANJINYA

1. PENDAHULUAN
Israel adalah bangsa pilihan Allah, sebagai bangsa pilihan, bukan berarti
Israel akan hidup bebas, tanpa rambu-rambu yang akan mengingatkan
perjalan hidup mereka, tentu ada aturan supaya Israel dapat melihat
bagaimana hidup yang berkwalitas, sebagai bangsa pilihan Allah, hidup
kwalitas seperti apa? Dengan menyadari bahwa Israel hanyalah bangsa
yang kecil dari segala bangsa, yang hidup hanya pada kemurahan Tuhan.
Sebagai bangsa yang kecil Allah menunjukan kasih setianya dengan
menumpas bangsa-bangsa yang memiliki ketahan dan kukuatan lebih
kuat dari Israel, dengan memberikan kemenangan kepada mereka
dengan memukul kalah musuh-musuhnya. Israel juga diminta untuk
hidup kudus dengan tidak bergaul dengan bangsa-bangsa lain, sebab bisa
saja Israel gagal dalam melaksanakan apa yang harus dilaksanakan dan
jatuh pada penyembahan berhala, untuk itu ia diminta untuk tetap setia
kepada Tuhan, dengan hidup kudus dan setia kepada Allah dan tetap
menujukan kasih setiaNya.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2. Memperlihatkan ketegasan yang disampaikan kepada Israel,
bagaimana penyertaan dan kasih setia Allah yang membawa Israel
masuk ke negeri yang telah di janjikan kepada nenek moyangnya,
serta mendudukinya, tidak hanya menyertai, tetapi Ia juga menghalau
banyak bangsa dari depannya, walaupun Israel merupakan suku yang
sangat kecil dari segi jumlah tidak sebanding dengan bangsa lain yang
banyak jumlahnya, serta kuat dalam pertahanan, Namun israel di
perlihatkan untuk melihat bagaimana Allah mengasihi mereka supaya
hidup sebagai bangsa pilihan, bukan berrti Israel diajarkan untuk
membenci bangsa lain, tetapi sebagai bangsa pilihan hidup dalam
kesetiaan dan ketaatan serta kekudusan, oleh sebab itu Israel diminta
untuk menunjukan siapa dirinya sebagai umat yang kecil dalam sikap
hidupnya, Israel juga dilarang untuk mengadakan perjanjian, sebab
Israel merupakan bangsa yang gagal dalam melaksanakan perintah.

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.2. Ayat 3 – 4 Berbicara tentang beberapa Larangan kepada Israel


untuk tidak kawin mengawini dengan mereka, mengapa karena
Israel merupakan bangsa Pilihan, sebagai bangsa pilihan memiliki
hubungan yang erat, seperti hubungan ikatan pernikahan antara
Allah dan Israel, didalam hubungan pernikahan ini, Israel diminta
untuk setia dan tidak bergaul dengan mereka, karena Israel bisa saja
gagal dalam menjaga relasinya dengan Tuhan dan beribadah
kepada allah mereka. Selanjutnya, jika Israel gagal dalam bergaul,
penghukuman juga akan diberikan kepada mereka, sehingga israel
diminta untuk tetap menjaga relasinya dengan Tuhan dalam sebuah
hubungan yang akrab dan dekat denganNya.
2.3. Ayat 5 – 8 Selanjutnya sebagai bangsa Pilihan, Israel diminta untuk
hidup dalam kesetiaan dan Kekudusan, maka ada perintah yang
mesti dilakukan yaitu : mesba-mesba mereka harus di robohkan,
tugu-tugu berhala harus di remukan, tiang-tiang berhala harus di
hancurkan, patung-patung berhala harus di bakar habis. Mengapa
karena Israel bisa saja tidak setia dan taat serta tidak menjaga
kekudusan mereka dan akan masuk dalam sebuah penyembahan
berhala, maka untuk menjaga hidup yang setia dan kudus, maka
mesbah harus di robohkan, maka dengan begitu Israel akan tetap
setia kepada Tuhan yang membawah mereka keluar dari tanah
perbudakan untuk hidup di negeri yang telah dijanjikan kepada
mereka.
2.4. Ayat 9- 11 Memperlihatkan, bagaimana Allah itu setia, memegang
perjanjian dan kasih setiaNya, kepada orang-orang yang mengasihi
dan berpegang pada perintahNya, perjanjian dan kasih setianya
tidak dibatasi pada generasi tertentu, tetapi sampai beribu-ribu
keturunan, selanjutnya, setiap orang yang membenci-Nya, Ia
langsung mengadakan pembalasan, untuk itu Israel diminta untuk
berpegang pada perintah: ketetapan dan peraturan, bukan saja
untuk di pegang, tetapi hal yang terpenting adalah untuk dilakukan
sebagai bangsa pilihan.

3. PENERAPAN
Allah setia kepada janjiNya, dengan mengantar umat Israel masuk ke
Negeri yang telah dijanjikan kepada nenek moyangnya, kemudian Israel

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

diingatkan bahwa ia hanyalah bangsa yang kecil, yang tidak memiliki


kekuatan dan pertahanan yang kuat, namun karena kasih Allah dapat
menghalau segala musuhnya. Jika kita dapat memasuki Tahun 2021, kita
juga diingatkan bahwa kita adalah umat ciptaan yang sangat kecil,
penyertaan dan perlindungan Tuhan boleh menyertai kita, apalagi di akhir
tahun 2019 sampai tahun 2020, dunia dilanda oleh Badai yaitu Virus
Covid’19, tetapi kita boleh melihat kasih Allah menyertai kita memasuki
Tahun yang baru, untuk itu kita juga diingatkan untuk menjaga dan
membangun relasi kita dengan Tuhan. Karena Ia adalah Allah yang setia
kepada janjiNya, janji tentang perlindungan yang tidak dibatasi oleh
generasi-generasi tertentu, untuk itu segala peraturan yang mengatur dan
mengarahkan hidup kita mesti kita Ingat serta melakukannnya. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu II


1. Nyanyian Rohani 11:1-2
2. Nyanyian Rohani 136:1-2
3. Nyanyian Rohani 137:1
4. Nyanyian Rohani 77:4
5. Nyanyian Rohani 133: 1-dst
6. Nyanyian Rohani 181:1-4

32
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 31 JANUARI 2020


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : IBRANI 9 : 11 – 28
TEMA : YESUS KRISTUS MENJADI PENGANTARA
PERJANJIAN BARU

1. PENDAHULUAN
Dalam tubuh manusia, darah sangat penting. Darah menyangkut soal
hidup. Ada orang yang dapat hidup karena bantuan (donor) darah orang
lain. Tidak sedikit orang yang harus cuci darah untuk tetap hidup. Dalam
kehidupan berbangsa, ada para pahlawan yang rela berkorban darah dan
nyawa demi masa depan bangsa. Itu membuktikan bahwa pengorbanan
darah sangat berharga dan bermakna.
Hari ini kita akan belajar dan melihat bahwa pengorbanan darah Yesus
lebih lagi berharga dan bermakna dalam kehidupan manusia.

2. PENJELASAN TEKS
Dari perikop pembacaan ini, kita akan melihat beberapa hal yang tercatat
disini :
2.1. Kemah Suci merupakan tempat yang dikhususkan. Artinya ada
kesakralan terlihat disini. Umat Israel tidak bisa melihatnya biasa saja,
tapi umat Israel harus memandangnya sebagai bentuk kehadiran Allah
di tengah-tengah mereka (ay.11-12).
2.2. Pada masa Perjanjian lama jalan menuju tempat kudus itu belum
terbuka. Para Imam yang masuk kedalam Kemah Suci membutuhkan
darah domba jantan dan darah lembu muda untuk menyucikan yang
najis. Tapi dalam masa Perjanjian Baru jalan menuju tempat kudus
telah terbuka dan darah Yesus sendirilah yang menyucikan manusia
dari dosanya. Artinya darah Yesus menjadi jalan atau pengantara
umat kembali berkenan kepada Allah. Dengan demikian siapa saja
dapat datang kepada Allah, tanpa lagi ada jurang pemisah karena
dosa manusia. (ay.13-15).
2.3. Hanya melalui kematian si pembuat wasiat maka harta warisan bisa
diturunkan kepada ahli warisnya (ay. 16-17). Darah melambangkan
kematian. Darah domba dan lembu yang dikorbankan melambangkan
pengampunan dosa bagi semua orang yang menerimanya dengan

33
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

iman (ay.18-22). Darah Kristus yang dicurahkan merupakan warisan,


yaitu keselamatan, yang diberikan-Nya kepada semua orang yang
percaya kepada-Nya. Kematian Kristus mengampuni dosa dan
menyucikan hidup.

3. PENERAPAN
Dari penjelasan teks diatas, maka yang yang mau disampaikan buat kita,
adalah :
3.1. Membangun kemah suci ditengah kehidupan berjemaat, pribadi dan
keluarga. Dalam hal ini kita perlu melihat kemah suci dalam konteks
kita sekarang, adalah gedung gereja. Pada jaman sekarang kesakralan
Rumah Tuhan tidak lagi terlihat. Orang tidak lagi melihat gereja
sebagai bentuk kehadiran Allah ditengah-tengah Jemaat. Tapi orang
melihat gereja hanya sebagai gedung yang didalam ada otoriter, ajang
penonjolan diri, ajang argumentasi, tapi orang juga mempergunakan
gereja sebagai sarana untuk mendapatkan sesuatu dari apa yang sudah
dia lakukan didalamnya, sehingga seenaknya menyalahgunakan
keuangan gereja, tapi gereja juga tidak jarang dijadikan sebagai
tempat untuk menyatakan isi hati kepada lawan jenis. Kemah Suci
sudah menjadi rusak karena kepentingan-kepentingan manusia.
3.2. Kemah Suci dapat juga kita lihat dengan keluarga yang membangun
Mesbah Doa di tengah-tengah keluarga. Mesbah Doa yang di bangun
disetiap keluarga, perlu sadari adalah karena seluruh anggota keluarga
menginginkan kehadiran Allah di tengah-tengah keluarga. Karena itu
ini harus di lihat bukan sebagai sebuah rutinitas tapi harus di lihat
sebagai suatu sikap yang rindu untuk mendekatkan diri dan mengenal
Yesus lebih baik lagi.
3.3. Tidak ada lagi sekat atau jurang pemisah antara Allah dan manusia,
karena sesungguhnya Yesus telah menjadi jalan menuju kepada
keselamatan. Pengorbanan yang di bayar Yesus melalui darah-Nya
begitu besar dan mahal. Dia memberi hidup-Nya kepada setiap orang
yang percaya kepada-Nya, oleh sebab itu kita tidak boleh sia-siakan
pengorbanan-Nya. Apa yang harus kita lakukan ? Hiduplah berkenan
kepada-Nya atau dengan kata lain ada perubahan hidup didalam
Yesus dan layanilah Yesus dengan kekudusan tubuh kita dan

34
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

saksikanlah pengorbanan-Nya kepada orang lain agar mereka pun


mengalami pengampunan dan penyucian Yesus.
3.4. Warisan keselamatan telah disediakan kepada ahli warisnya artinya
warisan keselamatan itu akan diberikan kepada setiap orang yang
percaya kepada-Nya. Dengan demikian yang menjadi persyaratan
menjadi ahli waris adalah orang yang mempunyai hubungan yang
dekat, dia sudah mengenal dan dekat dengan Yesus. Di sini
membuktikan bahwa hanya orang yang dekat dengan Yesus, yang
mengenal Yesus dan yang melakukan kehendak Yesus sajalah yang
mendapatkan warisan itu. Apakah kita tergolong disitu ? Kalau belum
termasuk, mari kita mulai benahi hidup pribadi, keluarga dan
persekutuan kita di tahun yang baru ini. Udanglah Yesus masuk dalam
hidup pribadi, keluarga dan persekutuan kita, sehingga Kristuslah yang
berkarya dalam seluruh kehidupan kita. Dan kita dapat menikmati
anugerah dan berkat-berkat Tuhan ditahun yang penuh rakhmat ini.
Tuhan Yesus menolong dan memberkati ! AMIN.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu.I.


1. Nyanyian Mazmur 150 : 1 – 2
2. Nyantian Mazmur 6 : 1
3. Nyanyian Rohani 183
4. Nyanyian Rohani 119 : 1 – 7
5. Nyanyian Rohani 77 : 4
6. Kidung Jemaat 356 : 1 - 2

35
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

JUMAT 05 FEBRUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : II TIMOTIUS 4 : 1 – 5
TEMA : KUASAILAH DIRIMU DAN BERITAKANLAH
INJIL KRISTUS (ayat 5)

1. PENDAHULUAN
Pembacaan 2 Timotius 4:1-5 merupakan “Pesan Pastoral” Paulus kepada
Timotius (pasal 1:2) yang berisi nasehat, himbauan, serta peringatan berkenaan
dengan tugas pemberitaan Injil yang dilakukannya. Paulus memohon kepada
Timotius, “Penuhilah Panggilan Pelayananmu.” Kata “penuhilah” berarti
jangan tinggalkan, jangan abaikan, jangan lupakan panggilan pelayananmu
yang bersumber dari Allah, yaitu panggilan pelayanan untuk memberitakan
Injil Kristus. Paulus menegaskan hal ini dalam ayat 1, “Di hadapan Allah dan
Kristus Yesus…aku berpesan kepadamu dengan sungguh-sungguh….”
Mengapa Paulus berpesan kepada Timotius agar memenuhi panggilan
pelayanannya dengan sungguh-sungguh?
Karena yang memanggil untuk pelayanan pemberitaan Injil adalah Allah,
bukan manusia. Jadi panggilan untuk melayani mencerminkan hubungan
Allah dan orang percaya yang di panggil atau di pilih, di lindungi dan
dipercayakan menyaksikan nama dan kuasa-Nya melalui pelayanan
pemberitaan Injil. Paulus dalam Perjanjian Baru sering menggunakan kata
panggilan sebagai undangan dari Allah kepada seseorang atau kelompok
orang untuk dilibatkan dalam pelayanan pemberitaan Injil. Karena itu,
panggilan pelayanan mempersatukan manusia dengan Allah. Panggilan
seseorang menunjukkan bahwa Allah yang telah memanggilnya. Dengan
demikian orang yang di panggil Allah adalah orang yang diposisikan
sebagai pelaku pelayanan untuk memberitakan Injil. Jadi panggilan
pelayanan menuntut ketaatan, penyerahan diri dan kepercayaan untuk
melakukan pelayanan yang dipercayakan Allah, Yesus Kristus dan Roh
Kudus. Inilah alasan Paulus berpesan kepada Timotius: “Penuhilah
Panggilan Pelayananmu.”

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1. Ayat ini berisi pernyataan dan penegasan rasul Paulus mengenai
kebenaran yang mendasari pesannya kepada Timotius. Paulus

36
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

menyakinkan bahwa pesan panggilan pelayanan tidak bersumber atau


berasal dari dirinya, tidak bersumber atau berasal dari ide dan temuan
oleh pengetahuan manusia, tetapi bersumber dari Allah. Itulah
sebabnya, Paulus memulai perikop ini dengan mengatakan :
“Dihadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang
yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-
sungguh…demi penyataan-Nya dan kerajaan-Nya.” Ayat ini
mengandung beberapa makna dan prinsip kebenaran;
1) Paulus penyampaikan pesan beralaskan kuasa Allah dan Kristus
Yesus, bukan atas nama dan bukan berdasarkan kebenarannya,
kehendaknya sendiri.
2) Paulus tidak saja menyebut nama Allah dan Kristus Yesus yang
menjadi dasar pesannya, tetapi juga menyakinkan Timotius bahwa
Allah dan Kristus Yesus berkuasa menghakimi orang yang hidup
dan yang mati. Hal ini menyatakan pembelaan Paulus terhadap
kebenaran pesan pastoralnya kepada Timotius.
3) Paulus menyampaikan pesan ini bukan dengan terpaksa, atau asal-
asal saja, tetapi berdasarkan kebenaran yang nyata dalam karya
keselamatan Allah dalam diri Kristus Yesus. Karena itu, Paulus
berkata: “aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi:
penyataan-Nya dan demi: kerajaan-Nya.”

2.2. Ayat 2. Ayat ini berisi pernyataan Paulus, atas nama Allah dan Kristus
Yesus, atas kuasa Allah dan Kristus Yesus yang menghakimi orang
hidup dan yang mati, demi penyataan Allah dan demi kerajaan Allah,
maka Paulus menasihati dan mengarahkan Timotius;
1) Beritakanlah firman. Bagi Paulus, memberitakan firman bukan
sekedar tugas, tetapi merupakan hak setiap orang percaya yang
telah menerima anugerah keselamatan Allah. Jadi siapa yang hidup
dalam Kristus Yesus adalah pemberita Injil (Firman). Karena itu,
memberitakan firman adalah hak Timotius sebagai orang yang telah
diselamatkan.
2) Siap sedialah: baik atau buruk waktunya. Bagi Paulus Firman atau
Injil harus diberitakan dalam segala waktu, baik atau buruk. Karena
itu, Timotius harus mempersiapkan diri dalam segala waktu,

37
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

apapun keadaannya untuk memberitakan firman. Sebab


memberitakan Firman adalah panggilan setiap orang percaya.
3) Nyatakan yang salah. Paulus berpesan, Timotius tidak boleh
membenarkan suatu kesalahan. Apa yang salah harus dinyatakan
salah. Sikap ini adalah keadilan yang sesuai dengan keadilan dan
kebenaran Allah. Timotius tidak boleh menyenangkan hati orang
yang bersalah untuk mencari pujian atau popularitas dengan cara
membenarkan suatu kesalahan. Timotius tidak boleh bersepakat
dengan kesalahan karena hubungan suku, keluarga dan
persahabatan.
4) Tegorlah dan nasihatilah dengan: kesabaran dan pengajaran. Bagi
Paulus, Timotius mempunyai wibawa atas kebenaran Firman untuk
menegor dan menasihati siapa saja yang menyimpang dari
kebenaran Allah. Tetapi tegoran dan nasihat itu harus disampaikan
dengan kesabaran dan berisi pengajaran yang mendidik supaya
dapat diterima dan membaharui kehidupan.

2.3. Ayat 3. Mengapa Paulus memesan agar Timotius menegor dan


menasihati dengan kesabaran dan pengajaran? Supaya jangan orang
menolak dan meninggalkan didikan Firman yang diberitakan. Karena
akan datang waktunya;
1) Orang tidak lagi menerima ajaran sehat, yaitu ajaran yang tidak
bersumber pada kebenaran firman Allah.
2) Orang mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk:
memuaskan keinginan telinganya. Orang lebih suka mengikuti
guru-guru atau pengajar-pengajar yang mengajar keinginan,
kepuasan, dan kesenangan duniawi.
2.4. Ayat 4. Mereka yang di maksud dalam ayat 3, memalingkan
telinganya dari kebenaran dan membuka telinganya bagi dongeng.
Orang tidak lagi mau mendengar dan hidup menurut kebenaran
Allah, tetapi lebih suka mendengar dongeng.
2.5. Ayat. 5. Ayat merupakan nasihat kepada Timotius, bahwa di tengah
berbagai tantangan yang di hadapi harus tetap; (1) Menguasai diri
dalam segala hal. )2) Sabar menderita. (3) Lakukan pekerjaan
pemberita Injil. (4) Tunaikan tugas pelayanan.

38
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
Bertepatan dengan perayaan syukur dalam rangka memperingati pekerjaan
pekabaran Injil Yesus Kristus yang ke-165 tahun (5 Februari 1855 – 5
Februari 2020), maka PESAN FIRMAN ALLAH bagi: Gereja Kristen Injili di
Tanah Papua, bagi para Pelayaan, dan seluruh warga jemaat, bahwa :
3.1 Injil adalah kekuatan Allah (Rm 1:16) yang telah menghadirkan
peradaban baru bagi penduduk tanah Papua. Dahulu kita adalah anak-
anak gelap, tetapi karena Injil kita telah memperoleh gelar kehormatan
yang baru: sekarang kita adalah anak-anak terang di dalam Tuhan (Ef
5:8). Perayaan 165 tahun pekabaran Injil di tanah Papua memanggil
kita untuk hidup sebagai anak-anak terang berdasarkan Injil Kristus.
3.2 Perayaan syukur 165 tahun pekabaran Injil di tanah Papua hari ini
memberi hak bagi GKI, para pelayan dan warga jemaat untuk
BERITAKAN FIRMAN, BERITAKAN INJIL: baik atau tidak baik
waktunya, nyatakan apa yang salah, tegor dan nasihati sesama dengan
segala kesabaran dan pengajaran menurut Injil.
3.3 Hari ini kita mendengar Injil, kita dipersatukan oleh Injil. Tetapi kelak
akan datang waktunya, orang tidak lagi mau mendengar Injil, tidak
mau bersekutu, tidak mau menerima ajaran sehat, mereka akan
mengikuti guru-guru, para pengajar duniawi untuk memuaskan
keinginan telinga mereka. Inilah peringatan bagi kita, agar menguasai
diri menurut Injil, dan beritakan Injil terhadap sesama.
3.4 Di zaman yang terus berubah dan penuh tantangan, terbuka lebar
peluang banyak orang berbalik dari kebenaran Firman dan hidup
dalam kebenaran dongeng, kebenaran dan kesenangan yang
ditawarkan oleh manusia. Injil yang telah kita terima dan percayai
adalah kekuatan Allah.
3.5 Menjadi GKI, menjadi pelayan GKI dan warga jemaat GKI yang di
bangun atas Injil, tidak berarti aman dan tanpa masalah. Gereja, warga
jemaat akan menghadapi tantangan baru yang besar dan kompleks.
Karena itu, 165 tahun memberi pesan dan memanggil kita untuk:
menguasai diri kita dalam segala hal, sabar menderita, giat dalam
pekerjaan pemberita Injil, dan tunaikan tugas pelayanan dengan penuh
takut kepada Tuhan. Amin.
NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI
DISESUAIKAN DENGAN LITURGI HARI RAYA GEREJAWI

39
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU 07 FEBRUARI 2021


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : Filipi 1:27-30
TEMA : “HIDUPLAH SESUAI INJIL KRISTUS DAN
TEGUH DALAM IMAN” (ayat 27)

1. PENDAHULUAN
Perikop pembacaan kita Filipi 1:27-30 merupakan bagian dari surat kiriman
Paulus kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus atau jemaat, para
penilik jemaat dan diaken (pasal 1:1). Kemudian hal yang menonjol dalam
surat ini adalah nasihat-nasihat kepada jemaat, para penilik jemaat dan
diaken yang berada di Filipi. Pertanyaan bagi kita, mengapa nasehat-
nasehat amat penting bagi orang-orang kudus atau jemaat, para penilik dan
diaken di Filipi?
Nasehat pada umumnya selalu berhubungan dengan hal yang baik. Nasehat
selalu berisi: teguran, petunjuk, ajakan, pelajaran, anjuran yang besifat baik
kepada seseorang atau kelompok orang agar hidupnya terpelihara, tertata
dan berada pada jalan yang baik, yang benar dan sesuai. Mengapa yang
baik, yang benar dan yang sesuai merupakan isi dan tujuan dari sebuah
nasehat? Karena semua yang baik, yang benar dan yang sesuai, itu yang
dikehendaki Allah bagi hidup manusia. Sedangkan berjuang berarti: suatu
tindakan untuk mencapai tujuan, merebut sesuatu dengan seluruh tenaga,
dan berusaha sekuat tenaga walaupun ada tantangan dan bahaya.
Dalam perikop pembacaan ini, Paulus menasihati jemaat, para penilik dan
diaken, supaya tetap berjuang. Tetap berjuang berarti jangan berhenti,
jangan abaikan, jangan lupakan, tetapi terus kerjakan, terus lakukan
walaupun ada tantangan dan bahaya yang di hadapi. Apa yang harus
diperjuangkan? Jemaat, para penilik dan diaken di Filipi berjuang untuk
apa? Mereka dinasihati supaya dalam situasi apapun, tetap menjaga,
memelihara dengan sekuat tenaga: berdiri dalam satu roh, sehati sejiwa
berjuang untuk iman yang timbul dari berita Injil.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 27. Paulus menasihati jemaat, para penilik dan diaken di Filipi
supaya hidup, bertingkah laku, berpikir dan berbuat sepadan atau
sesuai, seimbang dengan nilai-nilai kebenaran Injil Kristus. Paulus sangat

40
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

merindukan hal ini sehingga ia mengatakan, apabila aku datang, aku


melihat kemajuan hidupmu dalam Injil, dan apabila aku tidak datang,
aku mendengar, bahwa hidupmu teguh berdiri dalam satu roh, sehati
sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari berita Injil, dan kamu
tidak hidup dalam perpecahan, pertentangan, permusuhan, dan
perbedaan yang merusak persekutuan, iman dan Injil Kristus.
2.2. Ayat 28. Ayat ini merupakan penegasan lanjutan dari ayat 28 yang
berisi nasihat Paulus kepada jemaat, para penilik dan diaken supaya
jangan gentar, jangan takut, jangan kecut dan tawar hati, jangan
kuatir terhadap lawan. Paulus menonjolkan perbedaan, bahwa bagi
mereka yang melawan kamu, menentang kamu, hidup di luar Injil,
memaknai: teguh berdiri dalam satu roh, sehati sejiwa berjuang untuk
iman yang timbul dari berita Injil, merupakan tanda kebinasaan.
Tetapi bagi kamu tanda keselamatan yang datang dari Allah. Allah
menghendaki orang percaya hidup dalam kesatuan roh, sehati sejiwa
dalam iman yang ditimbulkan oleh berita Injil. Allah tidak
menghendaki hidup dalam perpecahan dan pertentangan.
2.3. Ayat 29. Ayat ini berisi penjelasan Paulus berkenan dengan mereka
yang dasar hidupnya berciri perpecahan, tidak ada kesatuan roh,
tidak sehati sejiwa, tidak beriman, dan hidup di luar Injil. Menghadapi
lawan-lawan, penentang-penentang, jemaat, para penilik dan diaken,
harus memelihara kesatuan roh, sehati sejiwa, beriman, hidup
menurut Injil. Jangan mudah dipengaruhi, jangan gentar, sebab kamu
dikaruniakan bukan saja untuk percaya, melainkan juga menderita
untuk Dia. Penderitaan orang percaya adalah tanda hidup dari iman
yang mengikuti teladan penderitaan Kristus. Penderitaan bukan nasib
buruk, bukanlah kegagalan hidup orang percaya. Inilah tanda yang
membedakan antara jemaat, para penilik dan diaken di Filipi dengan
lawan-lawan mereka.
2.4. Ayat 30. Ayat ini berisi pengalaman iman dan kehidupan Paulus yang
mau diperlihatkan sebagai contoh atau teladan bagi jemaat, para
penilik, dan diaken di Filipi. Itulah sebabnya, Paulus mengatakan yang
kamu alami, itu sama seperti yang dulu kamu lihat pada diriku, dan
sekarang kamu dengar tentang aku. Jadi Paulus memberi dirinya
menjadi contoh, teladan yang hidup supaya mereka pun hidup
menurut Injil dan teguh dalam iman seperti dirinya.

41
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
Hidup sesuai dengan Injil dan teguhkan dalam Iman menunjuk kehidupan
yang didasarkan pada pola hidup seperti berikut:
3.1 Hidup kekristenan harus sepadan dengan Injil Kristus. Teguh berdiri
dalam satu roh, sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari
berita Injil, dan tidak hidup dalam perpecahan, pertentangan,
permusuhan, dan perbedaan yang merusak persekutuan, iman dan Injil
Kristus.
3.2 Orang Kristen dipanggil bukan hanya untuk percaya, tetapi juga
menderita karena Injil, menderita karena Yesus Kristus. Karena Yesus
telah memberi teladan dalam hal penderitaan. Itulah sebabnya,
menderita karena kebenaran, karena Injil adalah tanda hidup iman
kepada Yesus Kristus.
3.3 Jangan menderita karena berbuat jahat atau melakukan perbuatan yang
menyimpang dari kebenaran Injil.
3.4 Kebenaran Injil adalah kebenaran mutlak (kebenaran absolut) bagi
kehidupan Kristen. Itulah sebabnya, sekali percaya Injil dan menjadi
pengikut Kristus, hendaknya berpegang teguh, terikat, hidup menurut
Injil. Jangan melepaskan Injil Kristus karena didorong oleh situasi,
kepentingan, dan kesenangan pribadi.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI: MINGGU .I.


1) Mazmur 136:1,4
2) Mazmur 25:5
3) Rohani 132:5
4) Rohani 128:2
5) Rohani 132:1-7
6) Rohani 173:1-3

42
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU 14 FEBRUARI 2021


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KISAH PARA RASUL 26:12-23
TEMA : “BANGUNLAH DAN BERDIRILAH, AKU
MENETAPKAN ENGKAU SEBAGAI PELAYAN DAN
SAKSI” (ayat 16)

1. PENDAHULUAN
Pengalaman Paulus bukan sekedar pengalaman biasa atau pengalaman yang
bersifat duniawi, melainkan pengalaman surgawi atau pengalaman yang
berhubungan dengan Tuhan. Paulus menyadari hidup masa lalunya yang
membenci para pengikut Kristus. Paulus mengejar dan rencana membunuh
mereka, hidupnya tidak beriman kepada Tuhan, hidupnya berlangsung di
luar kebenaran dan kehendak Tuhan. Tetapi Tuhan punya rencana besar
baginya sehingga terjadi mujizat di kota Damsyik, yaitu Tuhan bertindak
berjumpa dengannya dan membawanya pada jalan kebenaran. Atas dasar
kuasa Tuhan, hidup Paulus dibarui serta dipanggil untuk hidup dan berjalan
dalam kebenaran Tuhan. Itulah sebabnya, Paulus meninggalkan hidup lama
sebagai pemberontak terhadap Tuhan, dan memasuki hidup baru sebagai
rasul Tuhan yang amat setia memberitakan kebenaran dan menyerahkan
seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan. Pengalaman inilah yang kemudian
disebut pertobatan dan panggilannya. Arti pertobatan dan panggilan?
a) Pertobatan
Dalam Perjanjian Lama, ada dua kata Ibrani untuk pertobatan, yaitu nahum
dan shub. Kata nahum artinya: sedih dan memiliki keinginan kuat untuk
berubah. Sedangkan kata shub artinya: perubahan pikiran tentang dosa,
keputusan untuk meninggalkan dosa dan taat kepada Tuhan. Dalam
Perjanjian Baru, kata Yunani untuk pertobatan, yaitu metanoia. Artinya:
berputar atau berbalik 180 derajat, berhenti berjalan menuju suatu arah
atau tujuan tertentu, dan berjalan atau berbalik ke arah yang berlawanan.
b) Panggilan
Dalam Perjanjian Lama, kata Ibrani untuk Panggilan ialah qara. Dalam
Perjanjian Baru, kata Yunani kalein. Kata Kletos-memanggil, dan
klesis=panggilan. Jadi panggilan dalam Alkitab berarti: Tuhan
memanggil seseorang atau kelompok orang untuk diutus melayani dalam
suatu fungsi dan tujuan.

43
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2. PENJELASAN TEKS
Paulus tanpa ragu-ragu dan penuh keterbukaan, kejujuran, menceriterakan
pertobatan dan penggilannya.
2.1. Ayat 12-13. Ayat ini dimulai dengan kalimat, “Dan dalam keadaan
demikian”. Yang dimaksud dengan “Keadaan demikian” ialah keadaan
yang dikemukakan dalam ayat 10 dan 11. Melalui surat kuasa dan tugas
dari imam-imam kepala, maka ia ke Damsyik untuk menganiaya orang-
orang Kristen. Ditengah jalan cahaya turun dari langit meliputi dia dan
teman-temannya melihat cahaya itu lebih terang dari matahari (12-13).
2.2. Ayat 14-15. Cahaya itu membuat mereka semua rebah atau jatuh ke
tanah. Pada saat itu, Paulus mendengar suara yang ditujukan
kepadanya: Saulus-saulus mengapa engkau menganiaya Aku? Ia
menjawab suara itu, Siapa Engkau, Tuhan? Tuhan menjawab, “Akulah
Yesus yang kau aniaya itu.”
2.3. Ayat 16-17. Yesus menyapanya, tetapi sekarang bangunlah dan
berdirilah, Yesus menampakkan diri kepadanya, dan menetapkannya
menjadi pelayan dan saksi tentang: (1) segala sesuatu yang telah dilihat
pada Yesus, dan (2) yang diperlihatkan Yesus kepadanya. (3) Aku
mengasingkan engkau dari bangsa ini dan bangsa-bangsa lain. (4) Aku
mengutus engkau kepada mereka.
2.4. Ayat 18. Ayat ini berisi tujuan pemanggilan dan pengutusan Paulus ke
tengah orang-orang yang belum percaya, yang percaya tetapi kembali
hidup dalam kegelapan atau kuasa iblis. Panggilan Paulus adalah: (1)
Membuka mata mereka. (2) Membawa mereka dari gelap ke terang;
dan dari kuasa iblis kepada Allah. (3) Supaya mereka beriman, dosa
mereka diampuni dan memperoleh keselamatan.
2.5. Ayat 19-23. Dalam ayat-ayat ini Paulus menyampaikan pembelaan
kepada raja Agripa bahwa pertobatan dan panggilannya didasarkan
pada penglihatan dari sorga (ayat 19). Dalam pembelaannya
menjelaskan yang dialami dan dilakukannya: (1) taat pada penglihatan
yang berasal dari sorga atau dari Tuhan. (2) beritakan kepada orang-
orang Yahudi di Damsyik, Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan
kepada bangsa-bangsa lain. Tujuannya: supaya mereka bertobat seperti
dirinya, dan berbalik kepada Allah, serta melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu (ayat 20). Pembaruan
hidupnya atau pertobatannya dan pemberitaannya, maka orang Yahudi
menangkapnya dan mencoba membunuhnya (ayat 21). Tetapi
terpelihara oleh pertolongan Allah sehingga tetap hidup dan bersaksi
kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Hal ini menegaskan
bahwa yang disampaikan, diberitakan tidak berbeda atau tidak lain dari

44
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

yang telah diberitahukan nabi-nabi dan Musa (ayat 22), yaitu Mesias
harus: (1) menderita sengsara, (2) yang pertama bangkit dari antara
orang mati, (3) memberitakan terang kepada bangsa Yahudi dan
bangsa-bangsa lain (ayat 23)

3. PENERAPAN
3.1 Barangsiapa memberontak terhadap kebenaran Allah, menganiaya sesama
manusia, tidak luput dari pandangan Allah. Sama halnya dengan Paulus
tidak luput dari pandangan Yesus. Yesus punya maksud dan tujuan kepada
Paulus dan dengan kita dimasa kini pasti ada perbedaan. Disatu pihak bisa
untuk jadi alat yang dipakai Yesus, tapi bisa saja seseorang dihukum atau
binasa karena kejahatanya. Melakukan kejahatan kepada sesama manusia,
berarti melakukannya kepada Yesus, sebagaimana Paulus. Karena sesama
manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, segambar dengan-Nya.
3.2 Allah punya kuasa merubah, membarui setiap orang untuk maksud dan
tujuan-Nya tanpa dipikirkan atau diketahui sebelumnya. Itulah sebabnya,
setiap orang percaya harus hidup taat, setia dan dengar-dengaran
terhadap panggilan Allah. Tidak boleh memberi diri dan kesempatan
kepada iblis menguasai hidup kita.
3.3 Karena pertobatan dan pemberitaan Injil, maka orang Yahudi menangkap
dan mencoba membunuh-Nya. Pengalaman Paulus membenarkan bahwa
di masa kini orang percaya di benci karena Kristus dan Injil-Nya.
3.4 Sama halnya dengan Paulus, maka orang percaya di masa kini
membutuhkan pertobatan, pembaruan hidup agar berkenan di hadapan
Allah. Sebab tanpa pertobatan, pengampunan dosa tidak terjadi.
3.5 Bangunlah dan berdirilah, aku menetapkan engkau sebagai pelayan dan
saksi. Inilah panggilan Paulus, tetapi karena Injil yang sama diberitakan
Paulus, maka Yesus menyapa kita demikian: Bangunlah dan berdirilah,
Aku menetapkan engkau sebagai pelayan dan saksi.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu II


1) Rohani 106:2,3
2) Rohani 159:3
3) Rohani 137:1,2
4) Rohani 166:2
5) Kidung Jemaat 403:1-4
6) Kidung Jemaat 426:1,4

45
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU 21 FEBRUARI 2021 (MINGGU SENGSARA I)


KALENDER GEREJAWI : UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 16:21-28
TEMA : “ORANG YANG MENGIKUTI TELADAN
PENDERITAAN YESUS DI TUNTUT
PENYANGKALAN DIRI DAN MEMIKUL
SALIBNYA” (ay 24)

1. PENDAHULUAN
Injil Matius 16:21-28 berbicara tentang dua hal pokok, yaitu:
pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus, dan syarat-syarat
mengikuti Dia (Yesus). Penderitaan yang di alami Yesus merupakan rencana
Allah Bapa menghadirkan keselamatan bagi manusia. Jadi penderitaan
Yesus bukanlah tanda kegagalan-Nya melaksanakan kehendak Allah Bapa
di dalam dunia, melainkan merupakan jalan yang harus Ia tempuh secara
sadar memenuhi kehendak Allah Bapa untuk menyatakan kesetiakawanan-
Nya dengan manusia yang berdosa dan terhilang di dalam dunia. Karena
melalui jalan penderitaan, Ia menghadirkan pengampunan dosa,
pembebasan dan keselamatan bagi manusia. Penderitaan Yesus mempunyai
tiga sisi penting bagi manusia, (1) Penderitaan Yesus adalah bukti hidup dari
tindakan penyelamatan Allah bagi manusia. (2) Penderitaan Yesus adalah
dasar tegaknya iman Kristen, dasar pengampunan dosa, dan dasar
keselamatan manusia. (3) penderitaan Yesus menjadi teladan bagi orang
percaya untuk mengikuti jejak-Nya.
Itulah sebabnya, gereja merayakan penderitaan atau sengsara Yesus bukan
sebagai tradisi yang membudaya dalam gereja, melainkan merayakannya
sebagai tanda syukur atas karya Allah bagi manusia, dan sekaligus
memanggil gereja, orang percaya untuk bersedia mengikuti jejak
penderitaan Yesus karena kebenaran. Jadi penderitaan Yesus adalah
kebenaran yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh karya keselamatan
Allah. Maka itulah, gereja Tuhan menerima pemberitahuan pertama
tentang penderitaan Yesus, dan dipanggil untuk mengikuti teladan
penderitaannya sebagai tanda hidup pengikut Yesus.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Bagian Pertama: (Ayat 21-23) Bagian ini berisi pemberitahuan Yesus
kepada murid-murid-Nya tentang penderitaan yang di tanggung atau
terjadi atas diri-Nya di Yerusalem. Murid-murid-Nya tidak
mengetahui, tetapi sebagai anak Allah, Yesus telah mengetahui
rencana Allah atas diri-Nya.

46
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.2. Ayat 21. Penderitaan Yesus disebabkan atau terjadi permufakatan jahat
dari pihak: tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli taurat. Sesudah
Yesus menderita, lalu dibunuh tetapi Allah Bapa membangkitkan-Nya
pada hari ketiga, dari antara orang mati. Kesaksian ini membenarkan
bahwa keilahian-Nya tidak berakhir atau dikuasai oleh pemderitaan dan
kematian. Karena penderitaan dan kematian merupakan jalan yang harus
di tempuh agar rencana Allah di genapi.
2.3. Ayat 22. Menanggapi pemberitahuan Yesus dalam ayat 21, maka
Petrus menegor Yesus, kiranya penderitaan tidak menimpa Engkau.
Inilah pandangan Petrus secara manusiawi. Petrus tidak mengetahui
jalan hidup Yesus dan rancangan Allah.
2.4. Ayat 23. Menanggapi pikiran Petrus dalam ayat 22, Yesus melihat Petrus
dan berkata “Enyahlah iblis.” Engkau jangan menjadi penghalang bagi-
Ku, sebab engkau bukan memikirkan yang dipikirkan Allah, tetapi yang
dipikirkan manusia. Hal ini membuktikan bahwa manusia punya
keterbatasan dan tidak dapat menyelami, mengetahui secara sempurna
pikiran Allah yang dinyatakan dalam diri Yesus Kristus.
2.5. Bagian Kedua: (Ayat 24-28) Bagian ini berisi penegasan Yesus untuk
menyadarkan ketidaktahuan murid-murid mengenai jalan hidup-Nya yang
telah diatur oleh Allah, tetapi juga Yesus menegaskan bahwa menjadi
murid-Nya tidak berarti berjalan pada jalan lurus tanpa hambatan,
tantangan, kesulitan atau penderitaan. Seorang murid tidak hanya
menerima yang enak-enak saja, tetapi juga siap menderita karena Yesus.
2.6. Ayat 24. Berdasarkan dialog dalam ayat 21-23, maka Yesus berbicara
jauh lebih dalam dan luas kepada murid-murid-Nya. Setiap orang
yang mau mengikuti Aku harus memenuhi tiga syarat berikut:
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.
2.7. Ayat 25. Mengapa menjadi murid atau pengikut Yesus harus
menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Yesus? Karena menurut
Yesus, apapun usaha murid-murid-Nya atau manusia untuk
mempertahankan hidupnya, tetap kehilangan nyawanya dan segala
sesuatu dalam hidupnya. Karena itu Yesus berkata: orang yang hidup
untuk dirinya dan berusaha menyelamatkan nyawanya, pasti
kehilangan nyawanya. Tetapi orang yang kehilangan nyawa karena
Aku, diberi hidup baru dalam Kerajaan sorga, kerajaan Allah.

47
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.8. Ayat 26. Yesus mengatakan tidak ada gunanya seorang menguasai
seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya atau hidupnya. Tidak ada
jaminan apapun untuk menggantikan nyawanya atau hidupnya. Segala
sesuatu dalam hidupnya telah berlalu, telah hilang lenyap. Pernyataan
Yesus ini menyadarkan para murid bahwa jika hidup untuk diri sendiri,
kebenaran sendiri, dan untuk duniawi, maka seseorang kehilangan
segala-galanya, termasuk nyawa atau hidup. Jika kehilangan nyawa atau
hidup, maka semuanya hilang lenyap dan tidak berarti. Karena itu,
selama masih hidup di dunia, lakukanlah kebenaran dan percaya
sungguh-sungguh karya keselamatan-Nya dan melakukan perintah-Nya.
2.9. Ayat 27. Ayat ini menjelaskan bahwa walaupun Yesus mengalami
berbagai penderitaan dan perlawanan dari dunia yang mengancam
hidup-Nya, Yesus tidak sendirian. Sebagai Anak Allah, maka walaupun
Yesus menderita, dibunuh, mati dan disalibkan, tetapi Yesus masuk
dalam kemuliaan Bapa-Nya dan diringi malaikat-malaikat. Dan pada
waktunya, setiap orang yang hidupnya melakukan dosa, perbuatan
jahat, akan dibalasnya sesuai yang pernah dilakukannya. Ayat ini
menegaskan pola hidup yang dibangun berdasarkan kebenaran dan
kehendak Allah. Orang beriman tidak hidup untuk dirinya sendiri,
tetapi terutama bagi Allah dan sesama manusia.
2.10. Ayat 28. Ayat ini berisi pemberitaan Yesus tentang kepastian
kedatangan-Nya yang kedua. Pada kedatangan pertama, Yesus sebagai
bayi, datang dalam kerendahan. Tetapi pada kedatangan kedua, Yesus
datang sebagai Raja dalam kerajaan-Nya. Pemberitaan ini bermaksud
tidak hidup untuk diri sendiri, kebenaran duniawi, tetapi harus hidup
menurut kehendak Kerajaan Allah. Ayat ini mengingatkan manusia
bahwa ada hari penghakiman, manusia jangan hidup lupa diri. Ada
penguasa-penguasa dunia, tetapi Allah adalah penguasa mutlak
sejarah dunia ini selama-lamanya. Sebagai Raja di atas segala raja,
Yesus datang untuk menghukum orang yang tidak percaya, orang
yang menolak untuk melakukan kebenaran-Nya, dan menjemput,
membawa orang yang percaya, orang yang hidup dan melakukan
kebenaran ke dalam Kerajaan-Nya.

48
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
3.1 Jangan berkompromi, bersepakat, bermufakat untuk mengorbankan
kepentingan orang lain. Jangan kompromi untuk mematikan
kebenaran, keadilan yang patut dijunjung, dan dinikmati orang lain.
Sama seperti permufakatan jahat dari pihak: tua-tua, imam-imam
kepala, dan ahli-ahli taurat untuk membunuh Yesus.
3.2 Kebenaran, kehendak Allah harus mendasari pemikiran dan perbuatan
setiap orag percaya.
3.3 Menjadi murid Yesus, orang percaya berarti taat, patuh dan
melaksanakan perintah-Nya. Demikian juga, mengikuti Yesus tidak
berarti berjalan di jalan yang mulus, yang enak saja, tetapi menghadapi
berbagai tantang. Tetapi dalam tantangan itu, Allah bermaksud orang
percaya belajar mendewasakan dan memperkuat iman kepada-Nya.
Atau orang percaya belajar tahan uji: menyangkal diri, memikul salib
dan mengikuti Dia.
3.4 Orang percaya hidup dalam dunia bukan hanya untuk dirinya sendiri,
tetapi juga untuk Tuhan dan sesama. Seperti Yesus berkorban untuk
manusia. Dia tidak hidup untuk diri-Nya sendiri. Karena Yesus
membayar dosa manusia dengan seluruh hidup-Nya, maka setiap
perbuatan manusia kelak dihakimi. Yesus sebagai Raja menghakimi
perbuatan manusia pada kedatangan-Nya yang kedua. Inilah tuntutan
yang hendak menyadarkan kita di hari ini supaya perbuatan-perbuatan
yang tidak berkenan dengan kebenaran dan kekudusan Allah harus
ditinggalkan atau dibaharui.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu.I.


1) Rohani 49:1,2
2) Rohani 52:3 (Merendahkan diri dan Mengaku Dosa)
3) Mazmur 65:2 (Pemberitaan Keampunan)
4) Kidung Jemaat 387:2 (Pengakuan Iman)
5) Rohani 129:1-3/ Rohani 158:1-6 (Persembahan)
6) Rohani 86:2,3 (Penutup)

49
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU 28 FEBRUARI 2021 (MINGGU SENGSARA II)


KALENDER GEREJAWI : UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : II KORINTUS 6:1-11
TEMA : “SABARLAH DALAM PENDERITAAN,
KESESAKAN DAN KESUKARAN” (ay 4)

1. PENDAHULUAN
Perikop 2 Korintus 6:1-10 berisi kesaksian mengenai rasul Paulus dalam
pelayanannya. Paulus mempunyai sejarah kehidupan yang pada mulanya
membenci umat Allah, menolak kebenaran Allah, dan hidup dalam
kebenarannya sendiri yang bersifat duniawi. Tetapi oleh kasih dan anugerah
Allah, maka ia telah mengalami pertobatan, hidupnya dibaharui menjadi
pelayan Allah, hamba Allah yang setia, hidup dalam kebenaran Allah, dan
melayani Allah dengan sepenuh hidupnya, tidak setengah-setengah.
Berdasarkan pembaruan hidup atau pertobatan serta penghayatan terhadap
kasih dan anugerah Allah yang menyelamatkannya, maka hidupnya
dijadikan sebagai teladan untuk menyakinkan jemaat-jemaat dan orang
yang mendengar kesaksiannya bahwa sungguh-sungguh telah dibaharui
Allah dan ia telah dipakai sebagai alat pelayanan oleh Allah Bapa, Yesus
Kristus dan Roh Kudus. Hal ini bertujuan agar hidup dan pemberitaannya
dapat dipercaya, dan diterima sebagai kebenaran yang bersumber dari
Allah. Tetapi juga, supaya keselamatan yang peroleh menjadi milik orang
lain yang percaya dan menerima pelayanannya atau pemberitaannya. Jadi
Pelayanan Paulus berarti penyerahan diri seutuhnya (segenap hidup)
kepada Allah sebagai jawaban atas keselamatan-Nya yang diperoleh dalam
diri Yesus Kristus.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Bagian Pertama: Ayat 1-3. Bagian ini berisi nasehat Paulus kepada
teman-teman sekerjanya, kepada jemaat di Korintus agar tidak
membuat sia-sia, mengabaikan, dan membuat tidak berguna kasih
karunia keselamatan Allah yang telah diterima dengan cuma-cuma.
Allah telah memberikan keselamatan pada waktu yang berkenan atau
dikehendak. Ada waktu Allah tidak berkenan. Itulah sebabnya, jangan
sia-siakan anugerah keselamatan yang telah diterima dari pihak Allah,
Yesus Kristus dan Roh Kudus.

50
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.2. Bagian Kedua: Ayat 4-7 Bagian ini berisi penjelasan sekaligus pembelaan
terhadap tugas pelayanan yang dilakukan Paulus dan teman-teman
sekerja yang setia melakukan panggilan pelayanan dengan penuh
kesungguhan dan kesetiaan sebagai pelayan Allah. Sikap dan
penghayatan diri sebagai pelayan Allah harus nyata dalam pelayanan:
penuh sabar dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran (ayat 4);
menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, berjerih payah,
berjaga-jaga dan berpuasa (ayat 5); dalam kemurnian hati, pengetahuan,
kesabaran, kemurahan hati, dalam Roh kudus dan kasih yang tidak
munafik (ayat 6); dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah
berdasarkan keadilan sebagai dasar pembelaan (ayat 7).
2.3. Bagian ketiga: Ayat 8-10 Bagian ini menjelaskan tuduhan-tuduhan
yang negatif, kesangsian serta penolakan terhadap kehadiran dan
keberadaan Paulus dan teman-temannya dalam tugas pelayanan
mereka, namun karena penyertaan Allah, maka mereka dipercaya,
mereka tidak mati, mereka tetap bersukacita, dan memiliki segala
sesuatu di dalam Kristus Yesus.
Ayat 8, Ketika dihina, diumpat, dianggap sebagai penipu, namun
dipercaya. Ayat 9, tidak dikenal namun terkenal, hampir mati tetapi
hidup, dihajar, tapi tidak mati. Ayat 10, mereka tetap bersukacita,
mereka memperkaya banyak orang yang berkekurangan, dan mereka
memiliki segala sesuatu. Semua ini terjadi karena kesetiaan, kesungguhan,
penyerahan diri secara utuh untuk pelayanan terhadap Allah dan sesama
sehingga mereka dilindungi dan memiliki kelimpahan surgawi yang
memampukan mereka untuk terus hidup dan berkarya menjadi berkat
bagi sesama maupun musuh-musuh mereka.

3. PENERAPAN
Pesan atau amanat firman yang patut dihayati, dihidupkan, dilakukan dan
menjadi kekayaan rohani bagi gereja atau jemaat di masakini berdasarkan
pengalaman iman dan pelayanan Paulus di jemaat Korintus, sebagai berikut;
3.1. Hidup yang kita jalani ini bukan sekedar kesempatan, melainkan yang
lebih utama adalah kasih karunia Allah atau anugerah Allah. Hidup
dan perbuatan kita harus dipertanggungjawabkan kepada Allah. Kasih
karunia yang terbesar bagi kita ialah Yesus Kristus telah mati menebus
dosa kita. Karena itu jangan kita sia-siakan kasih karunia itu.

51
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3.2. Berdasarkan kasih karunia Allah, maka semua orang percaya adalah
pelayan. Panggilan pelayanan dalam keluarga, jemaat, dan gereja
merupakan tanggung jawab semua orang percaya sesuai kasih karunia
yang diberikan Allah.
3.3. Dalam hidup dan pelayanan kita, diperlukan kesabaran dalam
penderitaan, kesesakan dan kesukaran, serta berbagai tantangan
kehidupan. Sebab iman kita bertumbuh, kuat dan tahan uji dalam
penderitaan, kesesakan dan kesukaran.
3.4. Pengalaman Paulus dan teman-teman sekerjanya seperti dalam ayat 8-
10, menggambarkan hal yang kita hadapi sebagai akibat dari status
sebagai murid Yesus yang melayani. Semua itu bukan tanda kegagalan
atau kekalahan, melainkan bagian dari kasih karunia Allah agar kita
kuat bekerja melayani Allah dan sesama.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu.II.


1) Rohani 48:1
2) Rohani 136:1,2
3) Kidung Jemaat 36:1,2
4) Rohani 94:4
5) Rohani 160:1-5/ Kidung Jemaat 393 1-3
6) Kidung Jemaat 363:1,2

52
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

TEMA BULAN MARET “KEBENARAN VERSUS DUSTA”


MINGGU, 7 MARET 2021
KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA III – UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 8 : 30-47
TEMA : KEBENARAN ILAHI YANG MEMERDEKAKAN

1. PENDAHULUAN
Soekarno adalah Presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia
bersama rakyat memperjuangkan kemerdekaan agar terbebas dari
penjajahan Belanda. Ia juga berjasa besar dalam meletakkan dasar- dasar
Negara. Dalam pidatonya yang membakar semangat rakyat, ia
mengatakan, "Sekali Merdeka tetap Merdeka"! Kucetus semboyan: "Kita
cinta damai, tetapi kita lebih cinta KEMERDEKAAN". Mengapa
kemerdekaan sangat berarti bagi rakyat Indonesia? Karena bangsa yang
merdeka dapat menata kehidupannya sendiri secara bermartabat . Berdiri
sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa-bangsa merdeka
lainnya. Kalau kemerdekaan menjadi hal mendasar dan penting bagi suatu
bangsa, bagaimana konsep merdeka menurut Yesus Kristus.

2. PENJELASN TEKS
2.1. Yohanes 8: 30-47 adalah bagian dari dialog antara Yesus dengan
orang-orang Yahudi yang telah percaya kepada-Nya. Sebelumnya
orang-orang ini tidak percaya bahwa Yesus adalah Kristus. Bandingkan
pertentangan tentang asal Yesus dalam Yoh. 7:25-27. Berbeda dengan
anggapan orang-orang yang tidak percaya, Petrus mengaku bahwa:
“… Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (Yoh. 6: 69).
2.2. Yesus sendiri berulang kali dalam Injil Yohanes bersaksi tentang siapa
diri-Nya, untuk memperjelas kepada orang banyak yang belum
mengerti tentang asal-usul-Nya. Identitasnya melekat kuat pada
keberadaannya yang Ia sebut antara lain sebagai “Roti hidup” (Yoh. 6:
25-59), “Air sumber hidup” (Yoh. 7:37-44), “Terang dunia” (Yoh.8:
12-20), dan “Aku dari atas” (Yoh. 8:23). Pengakuan Petrus maupun
kesaksian Yesus tentang diri-Nya sendiri memperjelas kepada kita
bahwa Yesus Kristus bukan berasal dari dunia ini. Kerajaan dan norma-
norma hidup yang dimiliki dan diajarkan-Nya berbeda dengan tatanan
normatif dunia pada umumnya.

53
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Salah satu dari norma yang Yesus ajarkan kepada orang-orang Yahudi
yang percaya kepada-Nya adalah tentang “kebenaran yang
memerdekakan”. Orang-orang Yahudi yang wilayahnya masuk dalam
penguasaan Kekaisaran Romawi, memahami kemerdekaan sebagai
lepas dari penjajah Romawi. Kemerdekaan berarti berjuang
membebaskan diri dari belenggu orang yang menjajah. Suatu
pendekatan politis. Bila perlu mengangkat senjata. Bandingkan
perjuangan kaum Makabe.Kemerdekaan menurut Yesus dapat dicapai
melalui 4 tahapan berikut ini: “(1) Jikalau kamu tetap di dalam firman-
Ku, (2) kamu benar-benar adalah murid-Ku dan (3) kamu akan
mengetahui kebenaran, dan (4) kebenaran itu akan memerdekakan
kamu.” (Yoh. 8: 31-32):
(a) Karakter utama dari murid-murid Yesus, adalah tetap tinggal di
dalam firman-Nya. Firman Yesus = kata-kata atau ajaran Yesus.
Yesus meletakkan persyaratan utama untuk menjadi murid yang
sejati: tetap tinggal. Jika siswa SMP menyelesaikan masa studi 3
tahun, maka menjadi murid Yesus tidak hanya pada masa
tertentu saja (temporer) tetapi “tetap tinggal”, artinya untuk
disebut sebagai “murid sejati” (truly disciples of Mine, John 8:31)
diukur dari sikap para murid yang “tetap tinggal” atau selalu
memegang ajaran Yesus. Bandingkan ajaran Yesus tentang
kelekatan ranting pada pokok anggur. Ranting yang melekat
pada pokok anggur berbuah lebat (Yoh.15: 1-8).
(b) Dari kelekatan dan pendalaman ajaran Yesus, maka murid sejati
(= benar-benar murid) dapat mengetahui kebenaran sesuai
norma ilahi. Norma dari atas (sorga) bukan dari bawah (dunia).
Norma yang mana? Norma yang tampak dalam hidup dan karya
Yesus.
(c) Kebenaran yang bersumber pada ajaran Yesus akan
memerdekakan manusia dari dosa. Bagi Yesus kemerdekaan dari
dosa merupakan hal yang paling mendasar. Jadi asal usul, asal
kampung, status sosial, status quo, hubungan kekerabatan, status
politik bukan penentu “status merdeka” seseorang. Merdeka
yang dimaksudkan Yesus adalah “bebas dari belenggu dosa”.
Memang indah hidup dalam kekudusan.

54
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

(d) Sebaliknya orang yang tidak percaya pada kebenaran yang


diajarkan Yesus dan tidak percaya bahwa Yesus diutus oleh Bapa
(Yoh.8: 42-46). Mereka ini berasal dari iblis. Sebab sesungguhnya
“Barangsiapa berasal dari Allah, ia mendengarkan firman Allah;
itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu
tidak berasal dari Allah.” (Yoh. 8: 48).

3. PENERAPAN
3.1. Kita menyebut diri sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus.
Sudahkah kita tinggal di dalam firman-Nya dan menjadi murid sejati
Yesus Kristus?
3.2. Jika kita telah mengetahui kebenaran karena tinggal di dalam Kristus,
maka kita sudah merdeka dari segala macam belenggu dosa.
3.3. Tatanan masyarakat akan menjadi baik jika anggota-anggota
masyarakat hidup dalam kebenaran karena telah menjadi benar-benar
murid Yesus Kristus.
3.4. Hiduplah dalam kebenaran ilahi dan nikmatilah kemerdekaan.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI: Minggu .I.


1. Ny. Rohani No. 3: 1-3
2. Ny. Rohani No. 136: 2-3
3. Ny. Rohani No. 136: 4-5
4. Ny. Rohani N0. 79: 1-2 (Sesudah Pengkuan Iman)
5. Ny. Rohani No. 16: 1-2. (Derma)
6. Kidung Jemaat No. 356: 1-2.

55
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 14 MARET 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA IV- UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 8: 48-59
TEMA : “FIRMAN HIDUP MELAWAN MAUT”

1. PENDAHULUAN
Sampai abad XXI pertengahan mengenai siapa Yesus masih sering terjadi
perbedaan pendapat sehingga mendorong tokoh-tokoh intelektual Kristen
berapologet (membela ajaran Kristen) di hadapan para penentang yang
menolak keilahian Yesus Kristus. Pertentangan ini bukan baru terjadi pada
masa sekarang. Hal ini sudah terjadi ketika Yesus masih berada di dunia.
Murid-murid Yesus berapologi (berargumentasi) tentang siapakah Yesus. Mari
kita dalami kesaksian Yohanes tentang siapakah Yesus, sehingga kita pun
dapat mempertahankan iman kita di hadapan manusia yang menolak-Nya.

2. PENJELASAN TEKS
Ketika Yesus Kristus memulai pekerjaan-Nya di dunia, banyak orang terpesona
dengan cara Ia mengajar maupun isi ajaran-Nya yang terbuka, jelas dan
melampaui pola pikir manusia. Yesus tidak bicara sembunyi-sembunyi atau
sekedar menyenangkan hati pendengar agar Ia menjadi populer. Cara Yesus
mengajar adalah: mengatakan apa yang diketahui mengenai kehendak Bapa di
sorga. Pengajarannya begitu memikat dan memiliki power/kuasa sehingga
membuat banyak orang tercengang mendengarnya.
Lihatlah pada hari raya Pondok Daun di Yerusalem, orang-orang Yahudi
mencari Yesus di pesta itu (Yoh.7:11) dan banyak orang berbisik tentang
siapa Dia. Ada yang berkata: “Ia orang baik”. Ada pula yang berkata:
“Tidak, Ia menyesatkan rakyat” (Yoh.7:12). Yesus adalah tokoh populer
(public figure) yang terkenal bukan karena retorika kosong demi
kemenangan sesaat, bukan sekedar lip service untuk menyenangkan rakyat.
Kata dan perbuatan-Nya senada sehingga banyak orang mencarinya dan
mulai percaya kepada-Nya setelah melihat sendiri apa yang dilakukan-Nya.
Bagaimana dengan saudara-saudara Yesus? Saudara-saudara Yesus kendati
bergaul erat dengan-Nya mereka pun tidak percaya kepada-Nya (Yoh.7: 3-
5). Karena itu mereka ingin agar Yesus tampil di depan umum dengan
kharismanya agar mendapat pengakuan masyarakat.
Waktu pesta Pondok Daun sedang berlangsung, Yesus masuk ke Bait Allah
dan mengajar di situ. Isi ajaran Yesus sungguh sangat menakjubkan sehingga
mengheran-kan orang Yahudi. Mereka berkata: ”Bagaimana orang ini

56
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!.” Rahasianya terdapat


dalam jawaban Yesus : “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tapi
dari Dia yang telah mengutus Aku”(Yoh.7:16). Dalam Yohanes 8:12-59
terasa polemik antara dua kelompok yang mempunyai pandangan berbeda
tentang siapa diri Yesus.
2.1 Pertama, kelompok Yahudi yang percaya kepada Yesus (Yoh. 8:30).
Mereka yang percaya kepada Yesus disebut sebagai “orang-orang yang
tetap tinggal di dalam Firman Yesus Kristus dan adalah murid-murid
Yesus, yang mengetahui tentang kebenaran dan kebenaran akan
memerdekaan kamu” (Yoh.8:31-32). Bagi orang yang percaya kepada
Yesus, upahnya adalah: “….ia tidak akan mengalami maut sampai
selama-lamanya atau hidup kekal” (Yoh 8: 51).
2.2 Kedua, kelompok yang tidak percaya pada eksistensi dan ajaran Yesus.
Mereka ini tidak percaya bahwa Yesus sudah ada sebelum Abraham,
bukankah usia Yesus belum sampai 50 tahun dan Yesus katakan Ia sudah
ada sebelum Abraham (Yoh.8:57). Hal ini untuk menunjukkan bahwa
Yesus dan Bapa adalah satu. Keberadaan Bapa sejak awal penciptaan
adalah keberadaan Yesus. Memang kontoversi tetapi itulah Kesaksian
Yesus mengenai diri-Nya. Firman Hidup melawan maut.

3. PENERAPAN
Sampai hari ini masing sulit bagi orang-orang yang mempersoalkan
keberadaan Yesus untuk mengerti tentang status Yesus, tetapi dari kesaksian
Alkitab kita belajar untuk memahami siapa diri Yesus dan percaya kepada-
Nya. Tanpa keyakinan/percaya dengan sungguh bahwa Yesus adalah
Firman Hidup yang mengalahkan maut, maka sulit untuk bisa bersaksi
tentang Yesus. Percaya dulu baru bisa bersaksi.
Firman Hidup telah mengalahkan maut sebab itu percayalah kepada Yesus
maka kendati kita akan mati tetapi tidak ada yang dapat memisahkan kita
dari kasih Kristus. Amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu II


1. Nyanyaian Rohani .16: 1-3
2. Nyanyian Rohani .53: 1-2
3. Nyanyian Rohani 53: 3-4
4. Nyanyian Rohani 53: 5
5. Ny.Roh 56:1, dst (derma)
6. Ny. Roh 55:1-4

57
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 21 MARET 2020


KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA V- UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 12: 20-36
TEMA : PERJALANAN SEBIJI GANDUM

1. PENDAHULUAN
Pada Minggu Sengsara ke-5, berita tentang waktu-waktu kematian Yesus
semakin gencar diberitakan oleh Yesus. Biasanya ditengah puncak
popularitas yang sedang di raih seseorang, bukan akhir dari kariernya tetapi
bagaimana melanggengkan kekuasaan. Ini terbalik pada diri Yesus. Di
puncak polularitasnya yang terungkap dalam kalimat: “Seluruh dunia
datang mengikuti Dia” (Yoh.12: 19) justru Yesus bicara tentang perjalanan
sebiji Gandum” untuk keselamatan dunia.
2. PENJELASAN TEKS
Hari Raya Pondok Daun adalah: Perayaan pengucapan syukur bagi Israel atas
hasil panen. Pada perayaan itu orang tinggal dalam pondok daun sebagai
peringatan akan zaman pengembaraan di padang belantara (Im 23:33-44).
Pada zaman Perjanjian Baru hari raya itu masih dikenal (Yoh 7:2). Perayaan ini
berlangsung delapan hari lamanya untuk memperingati zaman ketika orang-
orang Yahudi mengembara di padang gurun dan tinggal dalam kemah-kemah.
Perayaan ini mulai tanggal 15 bulan Tisyri, yaitu hari yang dekat dengan
tanggal 6 Oktober.
Ketentuan bagi Israel: “Di dalam pondok-pondok Daun kamu harus tinggal
tujuh hari lamanya, setiap orang asli di Israel haruslah tinggal didalam pondok-
pondok daun (Im.23: 42). Tujuan dari perayaan Pondok Daun adalah:
“supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang Israel
tinggal didalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka setelah keluar
dari tanah Mesir, Akulah Tuhan Allahmu” (Im.23: 43).
Selama 7 hari pesta itu korban-korban dipersembahkan. Pada hari pertama 13
lembu jantan dan binatang-binatang lain, setiap hari jumlahnya dikurangi
sampai pada hari ketujuh, 7 ekor lembu jantan dikorbankan. Pada hari ke-8
diadakan perkumpulan khidmat, yg dipersembahkan seekor lembu jantan,
seekor kambing jantan, dan 7 ekor anak domba (Bil 29:36). Yoh 7:37
menyebut hari ini 'puncak perayaan itu'.Pada jaman Yesus pesta Pondok Daun
masih tetap dirayakan untuk mengaktualkan perbuatan Allah dalam sejarah
umat Israel. Banyak orang berbondong-bondong menuju Yerusalem untuk
perayaan akbar ini, termasuk Yesus.
Namun pada pesta ini mata orang banyak tertuju pada tokoh Yesus yang
menjadi buah bibir masyarakat kerena peristiwa kebangkitan Lazarus (Lihat

58
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Yoh. 12: 12-14). Iri dengan popularitas Yesus yang membangkitkan Lazarus
maka imam-imam Kepala bermufakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab
karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada
Yesus (Yoh. 12: 9-11), seluruh dunia datang mengikuti Yesus (Yoh.12:19).Jadi
imam-imam Kepala dengan status Quo pemimpin umat merasa tersaingi
dengan tokoh Yesus yang tidak banyak retorika. Masyarakat ingin melihat
bukti dari pada sekedar kata-kata tanpa perbuatan. Lazarus adalah bukti nyata
Yesus yang penuh KUASA DAN CINTA. Lazarus datang ke pesta Pondok Daun
dan semakin menguatkan posisi Yesus yg penuh kuasa. Merasa tersaingi maka
imam-imam kepada berusaha untuk membunuh Lazarus dan juga Yesus.
Pada Pesta Pondok Daun, ada dua peristiwa penting: Pertama, Yesus
dimuliakan. Ia disambut sebagai seorang Raja dalam bungkus seorang yang
rendah hati dan melayani. Karena itu bukan kuda tetapi Keledai yang
ditungganginya dan hamparan daun-daun Palem untuk menyambut Yesus.
Kedua, Pesta pondok Daun dalam Perjanjian Lama dihubungan dengan
lembu-lembu yang dikorbankan. Yesus beralih dari dunia peternakan ke dunia
pertanian dengan memakai gambaran “perjalanan sebiji Gandum”. Sebiji
gamdum jika ditanam di tanah dan mati maka akan tumbuh biji gandum yang
lebih banyak (Yoh.12:24). Perjalanan ”Sebiji Gandum” adalah perjalanan Yesus
yang mati agar manusia memperoleh hidup. Perjalanan “Sebiji Gandum”
adalah perjalanan pengikut-pengikut Yesus. Kata Yesus: “Barangsiapa melayani
Aku, ia harus mengikut Aku dan dimana Aku berada, disitu pun pelayan-Ku
aka berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa” (Yoh. 12: 26).
3. PENERAPAN
Perjalanan “Sebiji Gandum” yakni pengorbanan Yesus bagi keselamatan
umat manusia besar artinya bagi kita. Yesus rela menempuh perjalanan
“Sebiji Gandum”, mati agar umat manusia memperoleh kehidupan baru
secara berlimpah. Hal ini dapat terjadi karena Yesus mencintai manusia
berdosa dan ingin agar manusia memperoleh hidup. Lebih lanjut kita
sebagai pengikut Yesus mengikuti jejak Yesus sehingga perjalanan “Sebiji
Gandum” adalah juga perjalanan pengikuti-pengikut-Nya. Tetaplah setia
mengikuti perjalanan “sebiji Gandum”, karena barangsiapa melayani Aku
(Yesus), ia akan dihormati Bapa (Yoh. 12:26). Amin
NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI: Minggu.I.
1. Nyanyian Rohani 3: 1-3
2. Nyanyian Kidung Jemaat 26:1-2
3. Nyanyian Kidung Jemaat 26: 3-4
4. Nyanyian Rohani 77: 4.
5. Nyanyian Rohani 54: 1-4
6. Nyanyian Rohani 56:1-5

59
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 28 MARET 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA VI, UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : MARKUS 15: 1-15
TEMA : VOX POPULI VOX DEI?
(SUARA RAKYAT ADALAH SUARA TUHAN?)

1. PENDAHULUAN
Bagi seorang yang akan dihukum mati, hal apakah yang sangat
diharapkannya? Jawabnya adalah: pembebasan dari hukuman. Untuk bebas
dari hukuman, orang bisa melakukan apa saja untuk menyelamatkan
dirinya. Bisa dengan cara bersilat lidah atau mengandalkan kemampuan
berkata-kata, kendati apa yang dikatakannya adalah dusta. Uang pun bisa
dipakai sebagai pelicin. Satu lagi unsur dasar yang dapat dipakai untuk
memenangkan perkara adalah suara rakyat. Apalagi bila suara rakyat itu
dianggap sebagai suara Tuhan (Vox Populi Vox Dei). Menjadi pertanyaan
bagi kita adalah: apakah “Suara rakyat adalah suara Tuhan?”

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Markus 15: 1-15 bercerita tentang “Kisah Pengadilan atas diri terdakwa
yang bernama Yesus”. Dalam kisah ini kita melihat bagaimana tragedi
kemanusiaan terjadi atas diri Yesus dalam suatu drama penghianatan
dan persekongkolan segi tiga. Diatur apik oleh tokoh intelektual yaitu
Mahkamah Agama, yang melempar bola kepada Pilatus (gubernur
Romawi atas Yudea, Samaria dan Idumea tahun 26-36 Ses. Mas.),
sedangkan pemainnya adalah rakyat. Beberapa penguasa di dunia ini
telah mengalami bagaimana people power (= kekuatan rakyat) dapat
menumbangkan penguasa dan dapat pula mengangkat penguasa baru.
2.2. Ayat 1: Pengadilan atas diri Yesus diawali dari pemufakatan
Mahkamah Agama/MA (Sanhedrin). Baca ayat 1. Mahkamah Agama
adalah badan keagamaan umat Yahudi yang tertinggi. Terdiri dari 70
orang anggota yaitu: Para imam kepala, ahli-alhi taurat dan tua-tua
Yahudi), di bawah pimpinan Imam Besar. Mahkamah ini mempunyai
kewibawaan penuh di bidang agama.
a) Imam – imam Kepala adalah anggota dari beberapa keluarga tertentu
yang merupakan golongan utama dalam Mahkamah Agama. Dari antara
Imam-imam kepala dapat ditunjuk Imam Agung atau Imam Besar.

60
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

b) Ahli Taurat: Pengajar dan Penafsir Perjanjian Lama, khususnya kelima


kitab Musa (Taurat atau Pentateukh).
c) Tua-tua Yahudi: Orang-orang tua-tua Yahudi yaitu pemimpin
agama Yahudi. Tiga kelompok ini adalah anggota Mahkamah
Agama. Jadi pengadilan dan upaya untuk menghukum Yesus justru
mulai dari lembaga agama yang terpandang dan dianggap suci oleh
masyarakat Yahudi pada waktu itu. Apa yang dilakukan oleh
Mahkamah Agama memperlihatkan kepada kita bahwa kekuatan
Agama dapat menjadi malapetaka ketika penyelenggara agama itu
dikuasai oleh roh manusia yang penuh dengan ambisi dan dengki.
Kelompok ini sering dikritik Yesus dan diluruskan pemahamannya
dengan mengedepankan martabat manusia sebagai hal dasar dalam
pemberlakuan Hukum Taurat. Mari kita baca kritikan pedas Yesus
pada kelompok ini dalam Matius pasal 23. Kritikan yang dianggap
merongrong harga diri para penguasa Yahudi tersebut.

2.3. Ayat 2: Mahkama Agama menyerahkan Yesus kepada Pilatus. Siapa


Pilatus?Pilatus dikenal sebagai Pontius Pilatus, seorang Romawi. Pada
tahun 26 M ia diangkat oleh Kaisar Tiberius untuk menjadi wali negeri
yang ke-5 atas negeri Yudea. Kedudukannya merupakan perpanjangan
tangan dari pemerintah Romawi. Pilatus mengawali pengadilan atas
diri Yesus dengan bertanya apakah Engkau raja orang Yahudi?
Menyebut diri raja sangat berdampak politis karena dinilai sebagai
oposisi atau saingan raja. Jawaban Yesus sangat diplomatis: “Engkau
sendiri, mengatakannya”. Implisit Yesus tidak membantah, dengan
kata lain, mengakuinya.
2.4. Ayat 3: Tuduhan Mahkama Agama atas diri Yesus adalah: bahwa
Yesus menyebut dirinya sebagai raja. orang Yahudi dan banyak
tuduhan lainnya. Ini sangat berbahaya/ancaman bagi keutuhan
wilayah kekaisaran Romawi, Punya efek bagi jabatan Pilatus jika
Pilatus sebagai perpanjangan tangan Kaisar tidak mengatasinya.
2.5. Ayat 4-5: Yesus tidak memberi jawab atas pertanyaan selanjutnya dari
Pilatus dan tuduhan Imam-imam kepala. Bukankah tuduhan utama
dalam ayat 2, sudah dijawab oleh Yesus. Lagi pula apa artinya
jawaban orang benar di hadapan orang-orang yang penuh amarah
dan benci.

61
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.6. Ayat 6-9: Tradisi membebaskan orang hukuman pada tiap-tiap hari
raya, dengan mendengar suara rakyat, adalah tradisi baik tetapi
menjadi berbahaya jika ada muatan politik untuk kepentingan
penguasa atau kelompok orang. Selanjutnya mari kita lihat karakter
Pilatus, Rakyat dan Yesus.
a) Pontius Pilatus (Hakim): tidak menemukan kesalahan pada diri
Yesus. Ia sendiri mengetahui bahwa Imam-imam kepala telah
menyerahkan Yesus karena dengki (lihat ayat 10). Ia juga tahu
bahwa Imam kepala menghasut orang banyak untuk memilih
Barabas dibebaskan (ayat 11). Yesus tidak berbuat jahat (ayat 14),
tetapi Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak (ayat 15). Ia
juga takut jabatannya dicopot karena membebaskan Yesus yang
dianggap oposisi kaisar. Ini adalah pilihan sulit bagi seorang
penegak hukum, antara memilih kebenaran atau berlaku tidak
adil karena kepentingan sesaat.
b) Rakyat(saksi): mudah dihasut untuk kepentingan penguasa (lihat
ayat 11). Bagaimana dengan Vox Populi vox Dei? Dalam kasus
Yesus ini, Vox populi bukan Vox Dei. Tuhan adalah sumber
keadilan dan kebenaran. Barangsiapa percaya kepada-Nya
sebagai murid sejati akan memilih kebenaran dan keadilan.
Tekanan penguasa atau pun uang selayaknya tidak membuat
pudar iman orang percaya.
c) Yesus (tertuduh/terdakwa). Dalam ayat 2-5 Yesus tidak memberi
jawab apa-apa? Ia bungkam karena percuma berbicara di tengah-
tengah sistem yang tidak adil. Sudah pasti suara orang benar
tidak didengar di tengah suara keras rakyat yang dihasut dan di
tengah konspirasi kaum agamawan/penguasa. Imam-imam kepala
(agama) dalam kasus Yesus bukan representasi suara Allah.
Memang agama mudah dijadikan pemicu tindakan ketidakadilan
atas nama Allah, sehingga perlu kritis dalam menghadapi suara
agama.

3. PENERAPAN
Bagaimana dengan pengadilan kita di Indonesia/Papua? Apakah ada
terdakwa-terdakwa dalam posisi seperti Yesus, yang hanya bisa diam,
membisu karena merasa tidak ada gunanya lagi untuk bersuara di

62
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

tengah-tengah sistem yang tidak adil? Mereka yang berada pada posis
lemah, bungkam seribu bahasa seringkali adalah jawaban tanpa kata-
kata karena suara mereka tertelan bumi.

Kisah pengadilan Yesus adalah tragedi kemanusiaan yang sangat


mengenaskan. Tragedi seperti ini masih kita jumpai dalam kehidupan
nyata di belahan dunia ini. Tragedi kemanusiaan karena manusia yang
ciptakan oleh Allah menurut gambarnya dirusak, dihancurkan, di bunuh
karena dengki, iri hari, merasa disaingi, karena takut kehilangan posisi
penting. Orang kecil hanya bisa bumkam sebagai jawaban di hadapan
hukum yang tidak memihak pada orang benar.

Masih adakah penegak hukum yang adil pada masa kini? Ataukah lebih
banyak teman-teman Pilatus sehingga hukum berjalan terbalik? Untuk
alasan apapun (alasan politik, alasan ekonomi, pembelaan agama dll)
manusia tidak berhak merampas hak hidup manusia lain. Bagaimana
dengan lembaga-lembaga keagamaan kita? Apakah masih menyuarakan
kebenaran dan keadilan secara konsisten?

Kepada setiap anak-anak Tuhan yang berada pada posisi menentukan


untuk penegakkan kebenaran, belah hak orang benar dan jangan
berlaku tidak adil. Kata Yesus: Berbahagialah orang yang dianiaya oleh
sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

Dalam kesetiaan dan ketaatan kepada Allah, Vox Populi adalah Vox
Dei, sebaliknya suara rakyat bukanlah suara Allah, jika suara rakyat
adalah suara titipan serigala. Amin!

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI: Minggu II

1. Nyanyian Rohani 49 : 1-2


2. Nyanyian Rohani 53 : 4
3. Nyanyian Rohani 54 : 4
4. Nyanyian Rohani 56 : 1- 5
5. Nyanyian Rohani 80 : 2
6. Nyanyian Kidung Jemaat 368:1- 3

63
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

TEMA BULAN APRIL “YESUS MEMBANGKITKAN PAPUA MELALUI GKI”


MINGGU , 04 APRIL 2021
KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA VII. UNGGU
PEMBACAAN ALKITAB : MARKUS 15:1-15
TEMA : TERSALIB TANPA BUKTI KEJAHATAN

1. PENDHULUAN
Yesus Kristus tersalib tanpa bukti kejahatan, adalah suatu hukuman yang
sangat menyedihkan, sangat mengerikan dan tidak manusiawi.
Kesepakatan bulat telah disepakati oleh para imam-imam kepala, para
tua-tua Yahudi, para ahli-ahli taurat dan segenap mahkama agama,
untuk membelenggu Yesus. “Dia” yang tidak bersalah dihukum berjam-
jam, Ia mengalami penderitaan, penganiayaan, itulah sebuah hukuman
yang dilakukkan oleh Romawi. Penderitaan secara fisik dan batin, disiksa
sebelum disalibkan, (Markus 15:16,17,19,29).
Ia mengalami penderitaan batin penolakan dari orang-orang yang
dikasihinya. Mereka mencemohnya, layakkah? Yesus menerima hukuman
itu! “Dia” yang tidak bersalah menanggung kesalahan dosa manusia dan
dunia, dengan taat, tidak satu katapun keluar dari mulutNya, “Dia”
menerima da menanggung semuanya itu.
Dapat kita lihat pada (Yes. 53:7). “Dia” dianiaya, tetapi dia membiarkan
diri ditindas, dan tidak membuka mulutnya seperti Anak Domba yang
dibawah ke pembantaian; seperti induk domba yang keluh didepan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1. Para imam-imam kepala, para tua-tua yahudi, ahli-ahli
taurat dan para mahkama agama, telah sepakat, dengan suara bulat
hendak membelenggu serta menyerahkan-Nya kepada pilatus,
sekalipun tidak terdapat kejahatan dan kesalahan, tuduhan-tuduhan
palsu pun dituduhkan kepada Yesus.
2.2. Ayat 2. Tuntutan yang dituduhkan kepada Yesus dari para imam-
imam besar itu, menjadi jelas, adalah tuduhan yang dilatar
belakangi oleh politik semata, tuntutan jabatan, sebab bagi pilatus
tidak ada pemimpin lain hanya pilatus saja sebagai raja, kepala

64
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Romawi, pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh pilatus


kepada Yesus bertubi- bertubi dan Yesus menjawab kepada pilatus
bahwa kerajaan-Nya tidak dari dunia ini. (Yohanes 18:28-19-16a).
2.3. Ayat 3,4,5. Dengan segala tuduhan-tuduhan dan dalil yang
ditujukkan kepada Yesus, tidak satupun mereka dapati kesalahan
yang dilakukan oleh Yesus, mereka membuat laporan palsu bahwa
Yesus melarang untuk membayar pajak kepada kaisar, Yesus
menjawab mereka dengan kata-kata, berilah kepada kaisar apa
yang wajib kamu berikan, kepada kaisar dan kepada Allah yang
wajib kamu berikan kepada Allah. Disitu mereka heran mendengar
kata-kata dan sikap Yesus itu. (Markus 12:17).
2.4. Ayat. 6-7. Solusi pilatus untuk melepaskan Yesus pada (Lukas
23:4,14,22,). Tiga kali pilatus berkata “Aku tidak mendapati
kesalahan apapun pada orang ini” dalam teks ini juga menyatakan
bahwa orang-orang Yahudilah yang bertanggung jawab atas
kematian Yesus. Sebab mereka sangat membenci Yesus, mereka
tidak puas sebelum Yesus mati. Orang-orang Yahudi meresponi dan
berkata: biarlah darah-nya ditanggungkan atas kami dan anak-anak
kami. (Matius 27: 25, 26).
2.5. Ayat 8-10. Pilatus melihat bahwa Yesus tidak bersalah terhadap
Roma, dan tidak dibenci orang Yahudi, melainkan Yesus menjadi
masyhur, sehingga para imam-imam, kepala dan tua-tua menjadi
cemburu/iri terhadap Yesus. Keyakinan Pilatus bahwa gagasan untuk
membebaskan Yesus sebagai penghormatan terhadap hari raya
tentu diterima oleh banyak orang.
2.6. Ayat 11. Ketidak percayaan/keraguan orang banyak karena hasutan
para imam kepala dan beberapa orang tidak masuk logikanya.
Tetapi bagi mereka tentu mengejutkan bahwa orang yang
diharapkan sebagai mesias itu adalah seorang tawanan yang tidak
berdaya ditangan orang kafir.

3. PENERAPAN
Salib adalah lambang kesiksaan,kematian juga merupakan lambang
keselamatan/kemenangan dari Yesus Kristus, yang tersalib tanpa bukti
kejahatan, dibuatnya menjadi bersalah. Dia mengalami banyak
penderitaan, secara fisik, pula batin, dengan setia dan taat melaksanakan

65
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

kehendak bapaNya melalui jalan penderitaan (Viadolorosa) sampai


kepada golgota yang berakhir pada kematian. Ia menebus serta
mengampuni orang berdosa sesungguhnya kitalah yang patut menerima
penderitaan bahkan kematian tersebut (Yohanes 3:16) “Karena begitu
besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-
Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang pecaya kepeda-Nya tidak
binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”. kasihNya membuktikan
kepada kita sampai kepada kematian, itulah pengenapan keselamatan
Allah bagi manusia.
Dari kisah di atas mau mengajarkan kepada kita bahwa :
3.1 Ketaatan dan kesetiaan Yesus dalam menjalani perintah Bapa-Nya
menjadi teladan bagi kita orang percaya saat ini.
3.2 Yesus yang tidak bersalah di buatnya menjadi bersalah hanya untuk
menangung dosa manusia,Ia mau menujukan kepada kita jiwa
pengorbanan dan penebusan.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu.I.


1. Nyanyian Rohani 49: 1,2
2. Nyanyian Rohani 52: 1,3
3. Nyanyian Rohani 52: 4
4. Nyanyian Rohani 167: 5
5. Nyanyian KJ 368:1-dst & Ny. Roh 54:1-dst
6. Nyanyian KJ 183:1-2

66
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

JUMAT,9 APRIL 2021


KALENDER GEREJAWI : JUMAT AGUNG - WARNA HITAM
BAHAN RENUNGAN : YOHANES 19 : 16B – 37
THEMA : DIA TERTIKAM DAN TERSALIB DEMI
PENEBUSAN DUNIA.

1. PENDAHULUAN.
Peristiwa kematian Yesus menggenapi ucapan malaikat kepada Yusuf,
yang tercatat dalam Matius 1 : 21. “Ia akan melahirkan anak laki – laki
dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan
menyelamatkan umatNya dari dosa mereka”. Yesus yang datang ke
dalam dunia adalah Anak Allah yang Maha Tinggi, Ia datang untuk
menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Kematian Tuhan Yesus sudah
di tentukan oleh Allah ( bandingkan Kisah Rasul 2 : 22 – 23 dan Roma 5
: 6 ) untuk menjadi jalan pendamaian. Menjadi pokok keselamatan bagi
manusia. Namun peristiwa kesengsaraan Yesus menuju penyaliban di atas
bukit Golgota, yang di saksikan dalam kitab Injil – injil adalah perstiwa
tragis yang sangat ngeri atas hidup Yesus.
Ia di tuduh sebagai penjahat, di bunuh dengan hukuman orang Romawi
yaitu disalibkan dan di ejek dengan tulisan di atas kepala-Nya, “Inilah
raja orang Yahudi”. Sehingga genaplah nubuat nabi Yesaya, “Penyakit
kitalah yang ditanggung-Nya dan kesengsaraan kita yang dipikul-Nya”.

2. PENJELASAN TEKS.
2.1. Ayat 16b dan ayat 17. Setelah Yesus dijatuhi hukuman mati dalam
pengadilan Pilatus, maka Yesus di serahkan kepada prajurit – prajurit
Romawi untuk melaksanakan eksekusi hukuman mati. Dan Yesus
memikul salib-Nya sambil berjalan ke bukit Golgota. Dalam bahasa
Ibrani Golgota artinya Bukit Tengkorak. Dalam bahasa Aram di sebut
Gol Goatha yang artinya, Bukit Penghukuman. -- Bukit Golgota adalah
lokasi pelaksanaan hukuman. Di lokasi ini ada banyak berserakan
tengkorak – tengkorak manusia, yaitu mereka yang di hukum mati di
atas tiang gantungan dan dibiarkan menjadi tengkorak di tempat itu,
sehingga disebut bukit tengkorak. -- Namun dalam Injil Matius 27 : 57
– 60, disaksikan bahwa mayat Yesus diturunkan dari salib dan di
kuburkan dalam kuburan baru milik seorang kaya yang telah menjadi
murid Yesus yang bernama Yusuf dari Arimatea. Sehingga bukit
Golgota adalah saksi bisu yang melihat suatu kenyataan bahwa Anak
Allah yang Maha benar, merelakan diri-Nya di hukum mati untuk
menjadi harga penebusan bagi manusia.

67
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.2. Ayat 18. Ada 2 penjahat yang ikut disalibkan bersama Yesus, di sisi
kiri dan kanan, supaya genaplah nubuat nabi Yesaya 53 : 9b ; “Dan
dalam mati-Nya, Ia ada di antara penjahat – penjahat, sekalipun Ia
tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutNya”.
2.3. Ayat 19 – 22. Pilatus menyuruh memasang tulisan di atas kayu salib
itu ; “Yesus orang Nazaret, Raja orang Yahudi”. Tulisan ini adalah
sebuah tuduhan kepada Yesus. Sebab ada kebiasaan untuk memasang
tulisan pada salib atau di atas kepala orang yang di hukum itu untuk
menjelaskan kejahatan yang di lakukan dan nama si penjahat itu. --
Dan tulisan itu di tulis dalam 3 bahasa yaitu bahasa Ibrani, bahasa
Latin dan bahasa Yunani. Dalam bahasa ibrani, artinya kata-kata
tuduhan ini di tujukan kepada orang-orang Yahudi, untuk
mendakwa mereka, bahwa mereka ingin melawan kekaisaran
Romawi. Dan Yesus adalah contoh dari perlawanan itu. Dalam
bahasa Latin yaitu bahasa yang di gunakan dalam pemerintahan
Romawi atau bahasa politikus, untuk menjelaskan pemberontakan
Yesus kepada pemerintah yang mengakibatkan hukuman mati.
Bahasa Yunani, yaitu bahasa para filsuf, bahasa para cendekiawan,
untuk di analisa, apa yang menyebabkan Yesus orang Nazaret ini
menyebut diriNya Raja orang Yahudi ?. Dan tentu saja kalimat
pendek ini sangat mengganggu pikiran orang-orang Yahudi, sehingga
dalam ayat 21, kita melihat reaksi dari imam-imam kepala orang
Yahudi yang berkata kepada Pilatus ; “Jangan engkau menulis raja
orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan, Aku adalah raja orang
Yahudi”. Dan jawab Pilatus ; “Apa yang ku tulis, tetap tertulis”.
2.4. Ayat 23 – 24. Menurut kebiasaan Romawi, pakaian dari orang yang
di salibkan itu menjadi milik mereka. Karena prajurit itu berjumlah 4
orang sehingga mereka membagi pakaian Yesus menjadi 4 bagian
dan mereka membuang undi untuk mendapatkan jubah Yesus. Para
prajurit ini tidak sadar bahwa mereka telah menggenapi apa yang
dinubuatkan tentang Yesus dalam Mazmur 22 : 19.
2.5. Ayat 25 – 27 Kita ingat perkataan Simeon kepada Yusuf dan Maria
dalam Injil Lukas 2 : 34 – 35a. “dan suatu pedang akan menembus
jiwamu sendiri”. Dan saat Yesus disalibkan, Maria mengalami apa
yang telah dinubuatkan oleh Simeon saat Yesus di sunat di Bait Allah.
Pasti ada rasa pedih dalam jiwa Maria, ketika ia melihat Yesus akan
menjalani hukuman mati. Dan Yesus pun berkata kepada Maria, “
Ibu, inilah anakmu”. Dan Ia berkata kepada murid – murid-Nya,
“inilah ibumu”, seolah-olah Yesus ingin mempercayakan Maria
kepada murid-murid-Nya supaya mereka menerimanya dan
mengasihinya.

68
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
Sesungguhnya orang-orang Yahudi, Pilatus dan para prajurit, tidak mengenal
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Mereka tidak pernah percaya ketika
berulang kali Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Anak Allah. Mereka tidak
ingin mengakui semua ajaran-ajaran-Nya yang penuh hikmat Allah dan mujizat-
mujizat-Nya yang menunjukkan kuasa Allah yang ada di dalam diri-Nya.
Dalam pandangan umum orang Yahudi, Pilatus, Herodes dan para prajurit
yang menyalibkan Yesus, mereka hanya melihat Yesus sebagai manusia biasa
yang lemah dan terbatas. Seorang pemuda Yahudi yang ingin menguasai kaum-
Nya, dan ingin memberontak terhadap pemeritah Romawi. Yang ingin
mencari pengakuan atas dirinya sendiri. Sehingga mereka menolak Dia,
menuduh-Nya sebagai penjahat dan meminta Pilatus untuk menjatuhkan
hukuman mati kepada-Nya.
Peristiwa menuju bukit Golgota, kayu salib yang di pikul-Nya, para prajurit
yang dengan sikap kasar mendorong-Nya di atas kayu salib dan menancapkan
paku-paku tajam pada tangan-Nya. Pakaian-Nya yang di bagi-bagikan
seumpama barang hasil rampasan, dan tulisan di atas salib yang menuduh-Nya
sebagai pemberontak adalah kenyataan sengsara yang dialami oleh Yesus.
Sehingga apa yang ditulis dalam nubuat Yesaya 53 : 5, menjadi kenyataan.
“Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita. Dia diremukkan oleh
karena kejahatan kita, ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepada-Nya dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh. Dan
Rasul Paulus pun bersaksi tentang penderitaan Yesus dalam Filipi 2 ; 8 ; “dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib”.
Melalui renungan Firman Tuhan ini, kita diingatkan untuk selalu taat dan setia
kepada Tuhan Yesus, mengasihi Yesus dan menjadi saksi bagi-Nya, sebab Ia
telah menyerahkan hidup-Nya di atas kayu salib untuk menyelamatkan kita”.
Yesus yang tertikam di atas kayu salib adalah Tuhan yang melalui kematian-
Nya Ia menebus dunia ini. “Kamu telah di beli dan harga-Nya telah lunas di
bayar ( I Kor 6 : 20 )”. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI Minggu II


1. Nyanyian Rohani 52:1
2. Nyanyian Rohani 53:1,2,3
3. Nyanyian Rohani 52:3
4. Nyanyian Rohani 53:4
5. Nyanyian Kidung Jemaat No. 395 : 1-dst
6. Nyanyian Rohani 77: 2
7. Nyanyian Kidung Jemaat 383:2

69
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

JUMAT, 09 APRIL 2021 (PERJAMUAN KUDUS)


KALENDER GEREJAWI : PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KOLOSE 2 : 6 – 15
TEMA : HIDUP DI DALAM DIA

1. PENDAHULUAN
Kolose adalah sebuah kota di Asia Kecil, kota itu terletak di sebelah Timur
kota Efesus. Paulus mendengar bahwa di antara orang-orang Kristen di
Kolose, ada guru -guru yang mengajarkan ajaran yang salah. Oleh sebab
itu Paulus menulis surat ini kepada Jemaat di Kolose untuk
memberitahukan ajaran yang benar kepada mereka.
Dalam surat ini Paulus menerangkan bahwa Allah menciptakan segala
sesuatu melalui Kristus, dan melalui Kristus juga Allah menyelamatkan
semua yang ada di bumi dan di Surga. Jadi Kristuslah yang paling penting
dari segala-galanya. Oleh sebab itu Paulus mengingatkan kepada jemaat di
Kolose itu supaya mereka jangan tertipu oleh ajaran-ajaran yang salah. Ia
juga mengatakan bahwa harus berhenti melakukan hal- hal yang jahat,
yang dahulu biasa mereka lakukan ketika mereka belum percaya kepada
Kristus, mereka harus berubah dan hidup sebagai Umat Allah.

2. PENJELASAN TEKS
Kolose pasal 2 : 6 – 15, Terbagi dalam 4 Bagian utama yaitu :
2.1 Ayat 6 : Menerima dan tetap di dalam Yesus. Pertumbuhan rohani
harus di mulai dari penerimaan kita akan Kristus Yesus di dalam hati
dan menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Jika hal
pertama sudah dilakukan, maka kita dapat melangkah ketahap kedua
yaitu hidup tetap di dalam Dia (ayat 6). Kata “Tetap“ berarti tidak
berubah, tidak goyah, tetap konsisten. Dalam hal ini setiap orang yang
telah menerima Kristus memiliki tanggung jawab untuk tetap Konsisten
di dalam Kristus.
2.2 Ayat 7 : Pertumbuhan Iman di tandai dengan sebuah proses. Proses itu
adalah : berakar, dibangun, bertambah teguh dalam Iman dan
melimpah dengan Syukur. Pertama kata berakar adalah istilah dalam
bidang pertanian, dan dalam bahasa Yunani memiliki makna “berakar
sekali untuk selamanya“ hal ini menggambarkan pohon yang memiliki

70
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

akar yang tertancap di dalam tanah dengan akar yang kuat, membawa
kita menjadi seperti sebuah tanaman yang kokoh menghadapi angin
pengajaran. ( band Efesus 4 : 4 ).“ Di bangun diatas Dia “ Istilah yang
ke-dua di pakai oleh Paulus adalah Istilah yang di pakai dalam bidang
Arsitektur (bangunan) hal ini memberikan gambaran ibarat sebuah
rumah yang di bangun di atas landasan (fondasi) yang teguh. Demikian
Iman kita yang di bangun di atas Yesus Kristus sebagai Fondasi/
Landasan yang kokoh dan teguh. Bagian ke-tiga dijelaskan Paulus
Yaitu : “ Bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan
kepadamu“ Sama seperti pohon besar yang berakar dan bangunan
dengan fondasi / Landasan yang kuat memberi makna bahwa Iman
kita harus dinamis karena yang benar tidak boleh Statis.Bagian ke-
empat dari pertumbuhan rohani adalah : “ Tetap berlimpah – limpah
dengan pengucapan syukur “ Rasul Paulus dalam bagian ini
menjelaskan atau menyinggung soal “ucapan syukur “di dalam Kolose
2 : 12,13. Paulus menekankan pentingnya mengucapkan syukur kepada
Allah dengan pemahaman bahwa “mengucap syukur “ merupakan ciri
kehidupan kekristenan yang mendasar. Mengucap syukur
mendatangkan pemulihan dan mujizat yang tidak pernah di alami oleh
orang-orang yang senantiasa bersungut-sungut, mengucap syukur
adalah tujuan seluruh tindakan manusia baik yang kelihatan dalam
perkataan maupun perbuatan, sebab hati yang melimpah-limpah
dengan ucapan syukur adalah tanda dari kedewasaan kristen.
2.3 Ayat. 8 : Tanda yang lain adalah memiliki kewaspadaan terhadap
filsafat atau ajaran dunia “di sini Paulus sadar akan bahaya yang akan
terjadi karena itu ia melanjutkan nasehatnya dengan menjelaskan
tanda yang ke-lima dari sebuah pertumbuhan yaitu menilai
kewaspadaan pada kata “hati-hatilah“ supaya jangan ada seorangpun
yang “menawan“ kamu melalui filsafatnya yang hampa dan palsu. Satu
gambaran militer yang di pakai Paulus dalam kalimat ini “menawan“
kata ini memiliki pengertian : memperdayakan, menghasut atau
meracuni. Dari sini kita mendapatkan pemahaman bahwa orang-orang
yang telah mengalami proses pertumbuhan Iman, maka ia perlu
berhati-hati agar dirinya tidak mudah diperdaya, dihasut atau diracuni
oleh filsafat/ajaran guru-guru palsu. Mengapa..?
Pertama : Karena filsafat (ajaran) guru-guru palsu itu kosong dan palsu,
sumber ajaran mereka adalah ajaran turun temurun (tradisi) manusia
dan bukan dari kebenaran Firman Tuhan.

71
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Kedua : Karena filsafat (ajaran) guru-guru palsu itu selalu melibatkan


roh- roh dunia ini. Mereka memberikan satu pengajaran berdasarkan
prinsip-prinsip dasar supranatural yang melibatkan roh-roh dunia
bukan menurut Roh Kristus.
2.4 Ayat 9 -15. Memiliki seluruh kesempurnaan, kebenaran sejati dalam
Kristus. Ketika seorang bertobat, mengalami hidup baru, dilahirkan
kembali sebagai keluarga Allah, maka Ia dilahirkan atau diperbaharui
dengan kepenuhan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Pertumbuhan
rohaninya bukan karena penambahan melainkan karena pemeliharaan
ia bertumbuh dari dalam keluar. Tidak ada yang perlu ditambahkan
kepada Kristus karena Dia adalah kepenuhan Allah sendiri. Ketika
orang percaya memiliki pengenalan kepenuhan Kristus. Ia ”dipenuhi
didalam seluruh kepenuhan Allah” (Efesus 3:19) Yang mengalami
adalah setiap orang percaya mengalami kepenuhan itu “ dan kamu
dipenuhi di dalam Dia (Kolose 2:10) Orang Kristen tidak hanya
percaya dan menerima Kristus sebagai Juruselamat semata-mata,
namun harus terus bertumbuh di dalam-Nya, kita harus mengenal
Yesus lebih dalam lagi, karena Yesus lebih tinggi dari pemerintah dan
penguasa-penguasa.

3. PENERAPAN
Sebagai orang percaya yang telah diselamatkan Kristus Yesus : Jangan
gampang terpengaruh dengan ajaran dunia yang menyesatkan dan
membinasakan hidup kita, karena Yesus Guru Agung yang benar. Tetap
tinggal dan hidup di dalam Dia (Kristus Yesus) karena dengan “Hidup di
dalam Yesus“ kita tidak dapat di goyahkan dalam menghadapi setiap
tantangan. Yesus pokok dan kitalah carang-Nya. Ia mau supaya kita
bertumbuh dan berbuah, karena kita hidup di dalam-Nya.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu I


1. Nyanyian Rohani 4:1-2
2. Nyanyian Kidung Jemaat 27:1
3. Nyanyian Rohani 147:2
4. Nyanyian Rohani 129:1-dst
5. Nyanyian Rohani 77: 2
6. Nyanyian Rohani 90:1-3
7. Nyanyian Rohani 167:1-3

72
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 11 APRIL 2020


KALENDER GEREJAWI : PASKAH, KEBANGKITAN TUHAN YESUS KRISTUS (PUTIH)
PEMBACAAN ALKITAB : MARKUS 16:1-8a
TEMA : YESUS TELAH BANGKIT

1. PENDAHULUAN
Perayaan Paskah adalah pesta kemenangan Iman Kristen, dan inilah
penggenapan nubuat mengenai Mesias yang akan dibangkitkan dalam Kitab
Perjanjian Lama. Menjadi satu pertanyaan bagi kita apakah kita percaya
akan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus? ataukah kita justru ragu dan
tidak percaya akan peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya?. mestinya kita
sadar bahwa melalui dua peristiwa penting itulah yang dapat menentukan
kekristenan kita yang sesungguhnya, dan juga petumbuhan iman percaya
kita akan Yesus Kristus sebagai Tuhan. Kematian Yesus adalah merupakan
tindakan ketaatan-Nya kepada rencana kasih Allah untuk menyelamatkan
manusia dari dosa dan maut. Dan kebangkitan Tuhan Yesus merupakan
bukti bahwa ketaatan Tuhan Yesus itu tidak gagal. Apabila Tuhan Yesus
tidak di bangkitkan maka sia-sialah iman percaya kita, dan percuma Injil
diberitakan keseluruh dunia. Namun dengan kebangkitan Yesus Kristus
berita Injil itu adalah ya dan amin. Itulah sebabnya Tuhan memberi
perintah kepada murid-murid-Nya dan juga kita : ‘’Pergilah keseluruh
dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk, siapa yang percaya dan di
baptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan di hukum’’
(Markus 16:15). Kebangkitan Yesus Kristus adalah bukti bahwa Dialah
Tuhan dan Injil adalah kebenaran yang sejati.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2 Pada bagian ayat ini menjelaskan bahwa peristiwa ini
terjadi pada Minggu pagi buta, dimana beberapa wanita hendak
meminyaki tubuh Yesus, yang seharusnya dilakukan pada saat
penguburan-Nya namun tidak sempat dilakukan karena sudah
menjelang Sabat. Meminyaki tubuh Yesus dengan minyak wangi-
wangian juga merupakan tanda penghormatan yang istimewa.
2.2. Ayat 3-4, Pada bagian ayat ini menjelaskan bahwa wanita-wanita ini
datang ke kubur dengan tidak mengantisipasi kebangkitan Yesus, tak

73
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

heran mereka diliputi kekuatiran dan ketakutan. Mereka bertanya


‘’siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu
kubur?.’’ Namun melalui kuasa kebangkitan batu telah terguling dan
kubur telah terbuka. Kubur yang kosong sebagai tanda bahwa Yesus
benar-benar bangkit dan hidup dan maut telah dikalahkan.
(Bnd.1Kor 15:55)
2.3. Ayat. 5-6, Pada bagian ayat ini menjelaskan ketika mereka tiba,
pintu kubur sudah terbuka, dan mereka menemukan seorang muda
yang memakai baju putih melalui pakaiannya pemuda ini dapat
dikenali sebagai makhluk Sorgawi yakni Malaikat. Posisi malaikat ini
berada di sebelah kanan yang mengisyaratkan bahwa ia membawa
kabar baik, yaitu kabar sukacita tentang Yesus yang telah bangkit.
Malaikat itu berkata ‘’ jangan takut! Kamu mencari Yesus orang
Nazaret yang disalibkan itu, Ia telah bangkit.
2.4. Ayat. 7-8a Bagian ayat ini menjelaskan bahwa malaikat itu
memerintahkan mereka mengabarkan berita itu kepada murid-murid
lainnya, dan khususnya Petrus, dan mengatakan pula bahwa Yesus
menantikan mereka di Galilea. Ayt 8a menyimpulkan bahwa setelah
mengatasi rasa takut, mereka memberitahukan peristiwa itu kepada
para murid lainnya. Berita kebangkitan Yesus kemudian menjadi isi
dan isu utama berita Injil. Hal mendasar yang kita pelajari adalah
perubahan dari takut menjadi berani memberitakan Injil sampai ke
ujung dunia, dan sampai sekarang ini, dan sampai Yesus datang
kembali.

3. PENERAPAN
Ada beberapa hal yang disamapaikan kepada kita, melalui perayaan
kebangkitan Yesus Kristus saat ini. Bahwa sesungguhnya kebangkitan Yesus
Kristus merupakan bukti bahwa Ia adalah benar-benar Tuhan dan Raja
yang sesungguhnya. Oleh sebab itu marilah kita jadikan Dia Tuhan dan
Raja atas hidup pribadi dan keluarga kita tetapi jadikanlah Dia juga
sabagai Pemimpin di dalam setiap tugas dan pekerjaan kita setiap hari.
Melalui kebangkitan Yesus marilah kita belajar memberi yang terbaik
untuk Tuhan dan sesama melalui apa yang ada pada kita. Seperti Dia yang
telah memberikan kita hidup baru melaui kebangkitan-Nya. Kita percaya
bahwa melalui kebangkitan Yesus Kristus tidak ada lagi penghalang bagi
kita didalam menikmati sukacita, damai sejatera dan berkat-berkat-Nya.

74
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Kebangkitan Yesus Kristus telah memberikan kepastian bahwa di balik


kematian ada kehidupan. Hal ini ditegaskan Tuhan Yesus Kristus sendiri.
‘’Akulah kebangkitan dan hidup barang siapa percaya kepada-Ku ia akan
hidup walaupun ia sudah mati (Yohanes 11:25), dengan kebangkitan
Kristus ada jamainan yang pasti, bahwa kita yang percaya juga akan
dibangkitkan dari kematian dan beroleh hidup yang kekal.
Oleh karena itu melalui momentum perayaan kebangkitan Yesus Kristus
disaat ini, marilah kita bangkitkan Iman, harap dan kasih kita kepada
Allah sebab Yesus yang bangkit mampu mengatasi segala masalah dan
persoalan hidup kita asalkan kita mau tetap percaya dan beriman
kepada-Nya bahwa Dia benar-benar bangkit dan hidup. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu II


1. Nyanyian Rohani : 60 : 1-4
2. Nyanyian Rohani : 64 : 1-3
3. Nyanyian Rohani : 139 : 1-2
4. Nyanyian Rohani : 137 : 1
5. Nyanyian Kidung Jemaat : 363 : 1-dst
6. Nyanyian Rohani : 190 : 1-3
7. Kidung Jemaat : 376 : 1-4

75
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

SENIN , 12 APRIL 2021


KALENDER GEREJAWI : PASKAH. KEBANGKITAN HARI KE 2. PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 20 : 11-18
TEMA : KEBANGKITAN DAN TANGISAN
MARIA MAGDALENA

1. PENDAHULUAN
Kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati yang disaksikan oleh
Maria Magdalena, menjadi kesaksian bagi kita bahwa Tuhan Yesus telah
menang mengalahkan kuasa dosa dan kuasa maut . Hal ini
memberitahukan kepada dunia dan manusia bahwa Dialah Mesias sejati
satu-satunya Tuhan yang hidup dan penyelamat umat manusia.
Oleh kebangkitan-Nya membuktikan Ia hidup , Ia menang mutlak atas
maut dan mengalahkan dengan tuntas kuasa si iblis . Dari kebangkitan –
Nya kita beroleh hidup yang kekal. Melalui perayaan Paskah berkat
kemenangan Tuhan kita Yesus Kristus akan memberikan keteguhan iman
yang sungguh bagi kita .

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 11-15 Tangisan Maria, tangisan Maria Magdalena menunjukan
bahwa ia betul-betul bersedih, merasa sangat kehilangan Tuhan yang
dikasihinya tidak berada lagi di kuburan tempat Ia dibaringkan.
Sementara Maria menangis nampak kepadanya dua orang malaikat
dan berkata “ibu mengapa engkau menangis” ( Ayat 13a dan 15a )
Maria merespon dengan mengatakan Tuhan ku telah diambil orang
dan aku tidak tau dimana Ia diletakan. ( ayat 15b ). Tangisan Maria
tidak dapat mengubah rencana dan kehendak Allah , Tuhan Yesus
harus bangkit. Maria tidak sadar dan ingat akan perkataan Tuhan
Yesus bahwa Tuhan akan menggalami penderitaan mati, dikuburkan
dan akan bangkit pada hari yang ketiga ( Matius 17;23 ) Maria
terbawa dengan rasa kehilangan Tuhan dan Guru mereka.
2.2. Ayat 16 Yesus menampakan diri kepada Maria Yesus menyatakan Dia
bangkit orang pertama yang di jumpai Yesus setelah kebangkitan-
Nya adalah Maria , ketika Tuhan menyapanya dangan suara yang
menyentak “ Maria! “ (ayat 16a) maka ia sadar dan mengetahui

76
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

benar ini suara Tuhan . Maria bukan seorang tokoh yang menonjol
dalam kitab injil-injil namun Yesus menampakan diri kepada Maria
dahulu sebelum kepada murid-murid yang lain. Tuhan Yesus
menyatakan diri dan kasih-Nya khusus kepada mereka yang paling
hina, orang-orang seperti Maria dalam kesusahanya tetap
memelihara kasih, kesungguhan dan kesetiaan untuk Tuhan
2.3. Ayat 17-18 Jangan Engkau memegang Aku, Ayat ini mempunyai
arti yang sangat besar, karena ada hal yang penting untuk
dilaksanakan oleh Maria. Ia segera pergi kepada saudara-saudara-Ku
perintah Tuhan, Maria tidak boleh berlama-lama di tempat itu .
Maria harus pergi dan mengatakan apa yang sudah dilihatnya,Tuhan
sudah bangkit.

3. PENERAPAN
Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan kita diperintahkan untuk
memberitakan kabar kebangkitan Kristus kepada semua orang dan dunia .
Karena berita kebangkitan ini adalah inti berita injil . Kebangkitan Kristus
suatu kemenangan bagi kita orang-orang percaya masalah terbesar bagi
manusia dan dunia yaitu kuasa dosa dan maut telah diselesaikan dengan
kemenangannya. Kebangkitan Yesus memberikan damai sejahtra bagi kita ,
kekuatan baru di tengah kelemahan, penghiburan di tengah kesukaran
dan menjamin kehidupan kekal bagi semua orang percaya.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu.I.


1. Nyanyian Rohani 60 : 1 , 2 , & 4
2. Nyanyian Rohani 62 : 1 ,2
3. Nyanyian Rohani 139 ; 1 , 2
4. Nyanyian Rohani 139 : 3 , 4
5. Nyanyian Rohani 66 : 1 DST
6. Nyanyian Rohani 79 : 1 , 2
7. Nyanyian Rohani 190 : 1-3

77
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU , 18 APRIL 2021


KALENDER GEREJAWI : PASKAH (MASA PENAMPAKAN) -- PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : WAHYU 1: 9-20
TEMA : AKU TELAH MATI NAMUN LIHATLAH
AKU HIDUP

1. PENDAHULUAN
Saudara-Saudara kekasih Kristus, Hidup ini adalah kesempatan itulah yang
harus di lihat oleh orang percaya melalui kaca mata kita, kalau kita masih
diberikan kesempatan untuk berkarya dalam segala aspek kehidupan
maka kita pun harus jelih untuk terus melihat kesempatan yang ada dalam
arti bahwa apa yang kita buat semuanya mengandung arti sendiri bagi
masing” kita di mana kita akan menjumpai hal-hal yang luar biasa dalam
hidup kita dan apa yang kita jumpai, lihat, temui, itulah yang terus kita
renungkan atau lewat kedewasaan iman kita, apakah hal ini baik terus
dilakukan atau hal ini tidak perlu dilakukan karena tidak mendatangkan
berkat dan sukacita dalam hidup kita.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Wahyu 1 ; 9-20 di perjelaskan kepada kita tentang bagaimana
Yohanes mendapatkan penglihatan oleh Allah di pulau Patmos.
Patmos adalah sebuah pulau kecil di laut Aegea kira 80 Km dari Barat
Daya Efesus,di sana Yohanes menjadi tawanan karena terus setia,
Rajin menyampaikan Firman Allah dan terus dipercaya kepada Kristus
dan Firman-Nya. Melalui kesetiaan dan percaya kepada Kristus, maka
Allah berperkara dalam diri Yohanes di mana ia dikuasai oleh Roh
Kudus untuk dapat melihat apa yang Allah perlihatkan dalam sebuah
penglihatan tersebut. Bahkan diperjelaskan oleh suara Tuhan
menuliskan dalam sebuah kitab dan dikirimkan kepada 7 jemaat di
Asia Kecil. Yesus memberikan penglihatan kepada Yohanes di pulau
Patmos, sebagai peryataan bahwa dia selalu hadir dan menyertai
umatnya. Kehadiran Yesus menyertai gereja-Nya dilukiskan sebagai
Anak Manusia yang dengan segala kuasa dan kemuliaan-Nya di
tengah-tengah kaki dian emas (ayat 12-16).
2.2. Saudara-Saudara kekasih dalam Kristus. Dalam bagian ini Yesus juga
menunjukan dan menegaskan tentang kemuliaan, kekuasaan dan

78
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

kedaulatan-Nya di mana Aku adalah yang awal dan akhir. Aku telah
mati namun Aku hidup sampai selama-lamanya itu berarti bahwa Ia
hidup untuk terus menyertai dan memberkati gereja-Nya yang ada
dalam pergumulan, sebab itu jangan takut untuk menghadapi setiap
persoalan, pergumulan dalam kehidupan ini karena kebangkitan-Nya
memberikan suatu kepastian bahwa ia hidup maka ia mampu
melihat dan mengetahui setiap gumul kita, Hal yang menarik bagi
kita dalam bagian ini adalah bagaimana cara Allah memperhatian
kasih-Nya kepada Yohanes dalam sulitnya pulau Patmos di mana
terjadilah hal yang luar biasa pada hari Tuhan dan lewat tuntunan
Roh Kudus maka dia dapat mendengar suara Tuhan yang indah,
bahkan ia dapatkan melihat apa yang Tuhan ijinkan terjadi dalam
penglihatan itu untuk terus menyampaikan penglihatanya kepada
tujuh jemaat.

3. PENERAPAN
Pengalaman Yohanes juga menjadi pengalaman kita dimana banyak hal
yang Tuhan ijikan terjadi dalam hidup Gereja-Nya yang adalah orang
kudus orang percaya untuk bagaimana kita menyikapi bahwa apapun
kita hadapi lewat pergumulan kita Allah terus ada dan menyertai umat-
Nya, bahkan dalam kesulitan apapun ia selalu mendampingi kita.
bahkan dalam penglihatan itu ada pesan-pesan yang diperlihatkan
bahwa Ia adalah Allah yang berkuasa atas kehidupan Gereja-Nya,
jangan takut karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup
untuk selama-lamanya, Percayalah dan terus meyakini akan kuasa
kebangkitan maka kita akan terus hidup bersama dengan Kristus Yesus
Tuhan Kita. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu II


1. Nyanyian Rohani No 8:1-2
2. Nyanyian Rohani No. 11:3
3. Nyanyian Rohani No 64:1,3
4. Nyanyian Rohani No. 85:1
5. Nyanyian Mazmur 136:1-dst
6. Nyanyian Kidung Jemaat 457 : 1-2

79
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 25 APRIL 2021


KALENDER GEREJAWI : PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : 1 PETRUS 1 : 3-12
TEMA : “KEBANGKITAN DAN KELAHIRAN KEMBALI
DALAM KRISTUS”

1. PENDAHULUAN
Kebangkitan Yesus adalah satu-satunya kebenaran utama dalam Injil
(1Kor.15:1-18). Mengapa kebangkitan Kristus penting bagi mereka yang
percaya kepada-Nya? (1) Kebangkitan itu membuktikan bahwa Dia adalah
Anak Allah; (2) Kebangkitan itu menjamin kemanjuran kematian-Nya yang
menebus; (3) Kebangkitan itu membuktikan kebenaran Alkitab; (4)
Kebangkitan itu memastikan penghakiman orang fasik di masa depan; (5)
Kebangkitan Kristus mendasari karunia Roh Kudus dan pemberian hidup
kekal dan pelayanan-Nya di sorga sebagai pengantara orang percaya; (6)
Kebangkitan itu memastikan warisan orang percaya di sorga dan
kebangkitan atau pengangkatan mereka ketika Tuhan datang; (7)
Kebangkitan itu memungkinkan tersedianya kehadiran Kristus serta kuasa-
Nya atas dosa dalam pengalaman hidup sehari-hari kita. Dalam Yohanes
3:1–8 Yesus membahas salah satu ajaran dasar dari iman kristen:
Pembaharuan atau kelahiran rohani. Tanpa kelahiran baru ini seseorang
tidak mungkin dapat melihat kerajaan Allah, yaitu menerima hidup kekal
dan keselamatan melalui Yesus Kristus.

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 3-4 : Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus.
Petrus mulai memberikan gambaran tentang kekayaan rohani para
pembacanya, yaitu kekayaan yang tetap tersedia bagi mereka
sekalipun mereka menghadapi berbagai ujian dan pencobaan. Yang
dikemukakan pertama adalah kelahiran baru, yang karena rahmat-Nya
telah melahirkan kita kembali, sehingga dapat memiliki hidup yang
penuh pengharapan yang berpusat pada Rahmat Allah Bapa melalui
Tuhan Yesus, disekitar pernyataan yang sudah sepenuhnya terbukti dan
diberitakan yaitu kebangkitan Yesus Kristus adalah fakta dan sejarah
yang benar terjadi.

80
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.2 Ayat 5-7 : Di pelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu. Ayat ini
menyajikan tiga kebenaran mengenai jaminan orang percaya. (1)
Orang percaya “di pelihara dalam kekuatan Allah” terhadap semua
kekuasaan kejahatan yang hendak menghancurkan kehidupan dan
keselamatan mereka dalam Kristus. (2) “Iman”, demikianlah iman
yang hidup di dalam Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah
tanggung jawab kita sekarang untuk memiliki perlindungan Allah. (3)
“Keselamatan”. Dalam hal ini keselamatan menunjuk kepada dimensi
yang akan datang dari keselamatan yaitu memperoleh warisan di
sorga dan keselamatan jiwamu.
2.3 Ayat 7 : Membuktikan kemurnian imanmu. Tuhan memandang
ketabahan kita dalam pencobaan dan iman kita pada Kristus sebagai
sesuatu yang sangat berharga bagi-Nya sepanjang kekekalan.
2.4 Ayat 8-10 : Belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya.
Allah memandang iman orang percaya dewasa ini lebih besar dari
pada iman mereka yang dahulu melihat dan mendengar Yesus sendiri
pun setelah Dia bangkit. Orang percaya sekarang, sekalipun belum
pernah melihat-Nya, mengasihi dan percaya kepada-Nya, menurut
Yesus, ada berkat khusus bagi “mereka yang tidak melihat namun
percaya”. Apabila kita hidup dengan iman, Allah mengaruniakan
sukacita kepada kita.
2.5 Ayat 11 : Roh Kristus, yang ada di dalam mereka. Iman kita tidak hanya
didasarkan pada firman Allah dalam Perjanjian Baru, tetapi juga pada
firman Allah dalam Perjanjian Lama. Roh Kudus melalui para nabi
menubuatkan penderitaan Kristus dan kemuliaan yang menyusul. Roh itu
disebut “Roh Kristus” karena Dia berbicara mengenai Kristus melalui para
nabi dan karena diri-Nya di utus dari Kristus.
2.6 Ayat 12 : Diberitakan oleh Roh Kudus. Roh yang mengilhami para
Nabi Perjanjian Lama, juga telah mengilhami kebenaran Injil;
demikianlah berita itu berasal dari Allah dan bukan dari manusia.
Pada hari Pentakosta Roh yang sama yang mengilhami kebenaran Injil
itu mulai memberikan kuasa kepada semua orang percaya untuk
menyampaikan berita itu.

3. PENERAPAN
Iman, pengharapan dan kasih menjadi dasar yang mengokohkan kehidupan
orang percaya melalui penderitaan, kematian sampai kebangkitan-Nya

81
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

memberi bukti tentang iman yang sejati yaitu setia dan tidak menyangkal
Tuhan dalam segala situasi. Keteguhan iman adalah juga kesaksian tentang
mempraktekkan kasih Tuhan terhadap sesama bahkan kepada orang-orang
yang menganiaya kita. Iman mendasarkan diri pada karya penebusan Yesus
bagi umat-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari maut. Pengharapan
memampukan kita melihat ke masa depan yaitu janji sorgawi untuk
menerima mahkota kemenangan. Kasih adalah perwujudan tindakan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu mengalahkan kejahatan demi membangun
sesama manusia sebagai kesaksian yang terus menerus hidup dalam diri
pengikut Kristus. Amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI: MINGGU I


1. Nyanyian Rohani 66 : 1 & 5
2. Nyanyian Mazmur 36 : 1
3. Nyanyian Mazmur 36 : 2
4. Nyanyian Kidung Jemaat 381 : 1 — 12
5. Nyanyian Rohani 77 : 1
6. Nyanyian Rohani 60 : 1 — 4

82
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

TEMA BULAN MEI, “KEMULIAAN ALLAH DALAM KARYA ROH KUDUS


NYATA DALAM HIDUP ORANG PERCAYA”
MINGGU : 02 MEI 2020
KALENDER GEREJAWI : PASKAH MINGGU KE-IV-PUTIH
BACAAN ALKITAB : MAZMUR 108 : 1 - 14
TEMA : KEMULIAAN ALLAH MENGATASI BUMI

1. PENDAHULUAN
Hidup ini semakin terasa sulit di masa pandemi covid 19. Keadaan ini mau
tidak mau, suka atau tidak suka kita akan beradaptasi dengan kebiasaan-
kebiasaan baru, seperti mengunakan masker setiap kita keluar, menjaga
jarak, selalu mencuci tangan, suhu tubuh diperiksa, dan lain sebagainya.
Tuntutan hidup yang semakin konpleks, persaingan semakin tajam dan
kasih sayang antar sesama cenderung semakin pudar. Selain itu, harga
kebutuhan pokok membubung tinggi dan inflasi yg tidak terkendali.
Semua itu berpotensi menggoyahkan kendali diri. Tak ada yang dapat kita
lakukan selain berserah kepada Tuhan yang Maha tinggi. Oleh sebab itu,
disegala keadaan biarkan Tuhan mendikte kita. Kita ikuti saja jalan-jalan-
Nya, kita anut saja metode yang diajarkanNya. Kita lakukan saja bagian
kita sebagai umat, maka Tuhan akan melakukan bagian-Nya. Bagian kita
ialah berusaha selalu bersikap tenang dan berdoa serta memuji Tuhan.
Bersikap tenang saat datang masalah, merupakan langkah pertama untuk
berkemenangan. Sebab dengan tetap tenang, kita akan dapat berpikir
cerdas dengan mengikuti kehendak Tuhan, kemudian bertindak dengan
pas sehingga masalahpun tuntas kita tumpas. Dengan demikian kita
menunjukan kualitas iman, dan membiarkan Roh kudus berkarya di
dalam hidup kita. Dalam bacaan kita Pemazmur menutup nyanyian
pujiannya dengan merasa yakin bahwa dengan Allah kita lakukan
perbuatan-perbuatan gagah perkasa Ia sendiri akan menginjak-injak para
lawan kita. Pemazmur merasa yakin bahwa dengan Allah kita dapat
mengatasi segala perkara-perkara sulit yang kita hadapi.

2. PENJELASAN TEKS.
Mazmur 108 merupakan gabungan dari Mazmur (57 ay 8-12) dan
Mazmur (60 ayat 6-14). isinya merupakan kombinasi syukur dari
seseorang yang diselamatkan (ay 2-7) dan permohonan serta pengakuan

83
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

dari umat (ay 8-14). Alasan mengapa Mazmur yang berlainan corak ini
digabung, rupanya kedua bagian ini digabungkan untuk keperluan ibadat
saat itu. Oleh karena itu bacaan ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu
bagian pertama ay 1-6, bagian kedua ay 7-10 dan bagian ketiga ay 11-14.
2.1. Ayat 1-6, pemazmur menyatakan niatnya yang luhur dan mulia untuk
memuji dan memuliakan Tuhan dengan mengajak jiwanya untuk
bangun lalu mengambil alat musik lalu melambungkan lagu pujian
dan hormat kepada Tuhan Allah. Ia mengatakan bahwa ia siap untuk
melakukan tugas yang luhur dan mulia itu. Pemazmur mengatakan, ia
mau memuji dan memuliakan Tuhan di antara segala bangsa.
Alasannya hanya satu, yaitu karena ia mengalami secara sangat nyata
kasih setia Tuhan yang sangat besar bagi kehidupannya (ayat 5). Oleh
karena itu, dengan semangat itu ia meminta agar Tuhan
menampakkan kemuliaan-Nya yang mengatasi seluruh bumi, agar di
lihat dan di puji segala bangsa dan kaum yang ada di muka bumi ini.
2.2. Ayat 7-10, pemazmur merayakan keselamatan sebagai hasil karya
tangan Tuhan. Hal itu memang sudah seharusnya dan sewajarnya
demikian, karena Tuhanlah sang penyelamat kita. Dengan bahasa
metafor si pemazmur mencoba melukiskan kuasa Allah atas pelbagai
wilayah dan suku-suku yang mendiami wilayah tersebut. Mereka
semua menjadi alat keselamatan di tangan Allah sendiri. Itulah tempat
yang menjadi sumber sukacita bagi Tuhan sendiri. Maka seharusnya
juga menjadi sumber sukacita bagi umat termasuk sang pemazmur
sendiri di dalamnya.
2.3. Ayat 11-14, pemazmur dengan sebuah pertanyaan retoris mencoba
mengungkapkan pengalamannya akan keselamatan itu sendiri.
Memang Tuhan telah membuang mereka tetapi Tuhan sendiri jugalah
yang telah membebaskan dan menyelamatkan mereka. Sadar bahwa
hanya Tuhan saja yang dapat diandalkan maka ia meminta
pertolongan dari Tuhan. Ia tidak mau lagi berharap pada pertolongan
manusia sebab hal itu sama sekali tidak dapat diandalkan. Rupanya ia
mendapat jawaban positif dari Allah bahwa Ia akan sudi menolong
dirinya. Ia juga yakin akan hal tersebut berdasarkan untaian
pengalamannya sendiri dimasa silam. Maka ia sangat yakin bahwa kita
akan mampu melakukan perbuatan-perbuatan ajaib dalam Tuhan dan
juga justru karena Tuhan. Tanpa pertolongan yang berasal dari Tuhan,

84
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

maka sia-sialah segala usaha kita manusia. Maka kita selalu berharap
pada pertolongan Tuhan. Mungkin itu sebabnya salah satu doa
tradisional kita dimulai dengan rumusan sbb : “Pertolongan kita
dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.” Ya memang
Tuhan sang pencipta itulah yang menjadi sumber pertolongan dan
keselamatan bagi kita dalam hidup ini.

3. PENERAPAN
3.1. Apapun persoalan kita, sesulit apapun pemersalahan kita, jikalau
kita datang pada Tuhan dan berharap hanya kepada Tuhan. Pasti
pertolongan Tuhan akan datang sebab Tuhanlah yang berkuasa
atas kehidupan dan setiap peristiwa yang kita hadapi, kemuliaan
Tuhan mengatasi seluruh Bumi.
3.2. Nyanyian dan pujian dan doa adalah cara hidup kita untuk
mengubah persoalan / permasalahan yang terarah kepada Tuhan.
Kita tidak dapat mengubah kesulitan kita dengan mengandalkan
pengetahuan dan pengertian kita, malah kita akan jatuh.
Pengelaman pemazmur meyakinkan kita bahwa hanya didalam
pujian dan doa kepada Tuhan yang dapat mengubah kita
mengatasi segala persoalan kita. Hanya Tuhanlah sumber
pertolongan kita.
3.3. Orientasi puji-pujian tidak hanya berhubungan dengan sifat-sifat
Allah secara abstrak, tetapi pada sifat-sifat Allah yang dinamis
menghasilkan perubahan-perubahan konkret dalam sejarah
kehidupan manusia.
3.4. Hal ini yang paling penting dalam memuji Tuhan adalah kesiapan
hati dan jiwa, bukan segala perlengkapan yang sifatnya jasmaniah
meskipun itu juga diperlukan.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI MINGGU I


1. Nyanyian Rohani 62: 1-3
2. Nyanyian Rohani 139: 1-2
3. Nyanyian Rohani 139: 3-4
4. Nyanyian Rohani 80 : 2
5. Nyanyian Kidung Jemaat 341;1 dst
6. Nyanyian Rohani 173 : 1-3

85
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 09 MEI 2021


KALENDER GEREJAWI : PASKAH MINGGU KE V- PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KOLOSE 2 : 16 – 23 ; 3 : 1 – 4
TEMA : HIDUP YANG MENYATAKAN KEMULIAAN KRISTUS

1. PENDAHULUAN
Gereja selaku persekutuan orang percaya, harus menyatakan kemuliaan
Kristus bagi dunia. Sebab kematian dan kebangkitan Kristus, telah
menyelamatkan manusia dari dosa. Maka hidup yang menyatakan
kemuliaan Kristus bukan pilihan tapi keharusan. Untuk itu di tuntut
kedewasaan iman kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat, serta
ketaatan hidup Pada FirmanNya. Untuk maksud pendewasaan iman
itulah surat rasul Paulus ini ditujukan kepada jemaat Kolose. Tapi juga
bermanfaat bagi gereja Tuhan dimasa kini. Agar berwaspada terhadap
ajaran sesat dan pengaruh dunia yang berpotensi mengalihkan dan
memutuskan hubungan dengan Kristus, Tuhan kita. Sehingga kemuliaan
Kristus nyata dalam hidup orang percaya. Menjadi kesaksian bagi dunia
terhadap keilahian Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat. Bagaimana
Rasul Paulus memerangi pengaruh tradisi keagamaan dan filsafat yang
berkembang di wilayah Kolose. Mari kita ikuti teks Firman Tuhan ini.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 16 – 17 : Kesempurnaan dalam Kristus diawali dengan
“Karena itu”,
maksudnya perkataan ini merupakan kelanjutan dari konteks
sebelumnya (2 : 6 – 15), di mana Paulus menjelaskan tentang
kepenuhan di dalam Kristus. Sehingga pada kedua ayat ini, Paulus
berpesan kepada jemaat di Kolose agar jangan membiarkan
siapapun menghakimi mereka berdasarkan makanan, minuman,
hari raya bulan baru ataupun hari sabat. Kesemuanya itu bukanlah
dasar bagi keselamatan dan hanya merupakan bayangan dari pada
yang sempurna, yang harus datang yaitu Kristus.
2.2. Ayat 18 - 19 : Kemenangan di dalam Kristus
Seperti seorang wasit dalam pertandingan menyatakan siapa
menang dan siapa kalah. Maka orang Kristen jangan mengijinkan
orang- orang yang sesat atau guru guru palsu itu menghakimi

86
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

mereka. Seolah olah kalau tidak mengikuti macam- macam ibadah


dan aturan, orang Kristen tidak dapat memperoleh kemenangan
surgawi. Karena itu Paulus mengingatkan supaya orang Kristen
jangan dikalahkan dengan ajaran mereka yang sesat. Sebab
kemenangan Kristus telah mengatasi segala musuh rohani, antara
lain dalam bentuk ketaatan terhadap ajaran-ajaran filsafat jemaat di
Kolose. Seperti berkanjang pada penglihatan-penglihatan. Memang
terkadang Tuhan berbicara melalui penglihatan. Tapi kita tidak
harus selalu berfokus pada penglihatan. Melainkan berpegang pada
Firman Tuhan, bukan kepada penglihatan-penglihatan itu sendiri.
Demikian juga dengan penyembahan kepada malaikat-malaikat,
tidak dibenarkan. Paulus menanggapinya sebagai tindakan
menggantikan Yesus Kristus sebagai kepala gereja yang tertinggi.
Bukan malaikat yang harus di sembah, karena malaikat adalah
ciptaan Allah, maka seharusnya penyembahan ditujukan kepada
Allah bukan malaikat. Paulus juga mengatakan bahwa guru- guru
palsu itu sengaja membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang
duniawi, pada hal segala hal yang sifatnya duniawi itu sementara
adanya.
Untuk itu jemaat diminta mengarahkan hati dan pikiran kepada
kepala seluruh jemaat yaitu Yesus Kristus, yang adalah kepala dan
bukan kepada guru-guru palsu itu sendiri. Sebagai kepala, Ia
memberikan kekuatan kepada tubuh-Nya melalui urat-urat dan
sendi-sendi, yang mempersatukan tubuh secara utuh dan bukan
sebaliknya. Dengan demikian tubuh-Nya yaitu jemaat bertumbuh
sebagaimana Allah menginginkannya dan bukan karena melakukan
berbagai aturan dan filsafat dunia.
2.3. Ayat 20 – 23 : Kematian Kristus membebaskan dari keterikatan
duniawi,
Paulus mengingatkan bahwa apabila kita sudah mati bersama
Kristus, maka kita bebas dari roh dunia dan lepas dari ajaran-ajaran
sesat. Maka tidak sepatutnya harus menahlukkan diri lagi kepada
peraturan-peraturan itu, seolah-olah kamu masih hidup di dunia.
Karena kematian bersama Kristus membebaskan manusia dari
keterikatan duniawi. Termasuk di dalamnya doktrin doktrin
manusia yang bisa binasa. Sekalipun nampaknya penuh hikmat

87
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

seperti merendahkan diri, menyiksa diri. Tapi dikatakan oleh Paulus


semua itu tidak ada gunanya selain memuaskan hidup duniawi,
sebab tujuannya semata-mata mencari penghormatan manusia.
2.4. Pasal 3 : 1 - 3, Dibangkitkan bersama Kristus,
Dimulai dengan sudut pandang bangkit bersama Kristus, untuk
menjelaskan apa yang harus dilakukan orang kristen, yang sudah
bangkit bersama Kristus. Yaitu harus mencari dan memikirkan
perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Bukan berarti orang
Kristen tidak boleh memikirkan tentang penghidupannya. Tetapi
yang dimaksudkan di sini adalah ketika kita sudah dibangkitkan
bersama Kristus, maka hati dan pikiran kita harus tertuju kepada
Kristus yang bangkit, yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa di
Surga. Sebelah kanan melambangkan tempat kehormatan, kudus
dan mulia, tidak ada kegelapan dosa disana. Dengan demikian
orang Kristen tidak perlu berpikir dengan filsafat, tradisi atau-aturan
duniawi. Tetapi berpikir tentang perkara-perkara diatas yang
kontras dengan hal-hal yang di bumi. Yaitu mencari dan
memikirkan hal-hal yang sesuai dengan kehendak Allah, yang
menyenangkan hati Allah, supaya roh dan jiwa kita diarahkan
kesorga dan tubuh jasmani kita melakukan keinginan-keinginan
surga yang berorientasi kepada Allah dan bukan dunia, itulah yang
seharus-nya menjadi respons setelah dibangkitkan bersama
Kristus.
Sebab kita telah mati dan hidup kita tersembunyi bersama dengan
Kristus didalam Allah. Artinya kehidupan kekristenan kita jauh
berbeda dengan kehidupan duniawi karena dunia tidak mengenal
Kristus, namun ruang-lingkup kita bukan dunia melainkan Kristus.
Kita yang sudah mengenal Kristus dan Firman-Nya. Harus hidup di
dunia selaras dengan kehendak-Nya.
2.5. Ayat 4 : Dimuliakan bersama Kristus,
Yesus akan datang membawa pulang umat-Nya dan kita akan
masuk dalam kemuliaan-Nya. Sehingga ketika Ia menyatakan
kemuliaan-Nya, kitapun akan menyatakan diri bersama dalam
kemuliaan-Nya. Menurut Paulus kita sudah dimuliakan (Roma 8 :
30). Kristus telah membuat kita dimuliakan, tapi menuju
kepenuhan kemuliaan baru digenapi saat Ia menyatakan diri
melalui kedatangan-Nya kembali.

88
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
Hidup yang menyatakan kemuliaan Kristus adalah hidup yang
berbeda dari dunia. Kita berbeda karena eksistensi kehidupan
bersama dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Mempunyai dua
konsekwensi logis yaitu menanggalkan hidup lama atau keterikatan
dunia dan menempuh hidup baru. Selagi keterikatan duniawi lebih
dominan bagaimana bisa kemuliaan Kristus dinyatakan dalam
hidup orang percaya? Cara hidup lama tidak memuliakan Kristus,
maka hidup baru dapat diarahkan dengan mencari dan memikirkan
perkara-perkara di atas, bukan di bumi. Artinya Tuhan Yesus harus
menjadi pusat, sentral kehidupan orang percaya. Ibarat kata, kaki
kita masih berpijak di dunia tapi hati dan pikiran kita terkonsentrasi
pada perkara-perkara diatas. Kongkritnya perlu membangun
persekutuan dengan Tuhan Yesus dan Firman-Nya. Supaya hati,
pikiran dan perbuatan kita pun selaras dengan maksud maksud
Tuhan. Maka sangat penting untuk bertumbuh dewasa dalam iman
dan pengenalan kepada Tuhan Yesus Kristus, sebab Kristus telah
dimuliakan lewat kematian dan kebangkitan-Nya. Sehingga
manusia ditebus dari cara hidup yang sia-sia, Supaya hidupnya
menyatakan kemuliaan Tuhan.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : Minggu .II.


1. Nyanyian Mazmur, 47 : 1, 4
2. Nyanyian Mazmur, 6 : 3
3. Nyanyian Rohani, 43 : 2, 3
4. Nyanyian Rohani, 3 : 1
5. Nyanyian Rohani, 129 : 1 DST
6. Nyanyian Rohani, 166 ; 1, 2 3

89
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 16 MEI 2021


KALENDER GEREJAWI : PASKAH MINGGU VI-PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KISAH PARA RASUL 1 : 1-5
TEMA : YANG DIKERJAKAN DAN DIAJARKAN YESUS

1. PENDAHULUAN
Setelah kebangkitan Yesus dari kematian-Nya, selama 40 hari Ia bersama
dengan murid-murid-Nya, memulihkan seluruh kondisi iman, panggilan
dan semua karya yang telah dibuat-Nya sebelum disalibkan. Ia
memperbaiki keyakinan/percaya mereka kepada Dia sebagai Tuhan dan
Juruselamat. Ia pun memberi perintah, dan membuktikan bahwa Ia
hidup dan mereka harus menjadi saksi untuk memberitakan apa yang
sudah DIKERJAKAN Yesus serta menyatakan kepada dunia apa yang
DIAJARKAN sebagaimana amanat-Nya kepada para murid sebelum naik
ke Sorga. Bahwa dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan
pengampunan dosa harus di sampaikan kepada segala bangsa (Lukas 24 :
47), karena mereka adalah saksi dari semua yang di kerjakan dan di
ajarkan Yesus.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1. Buku yang pertama yakni, injil Lukas ditujukan kepada
Teofilus seorang yang ternama, berwarga negara Roma dan
berkedudukan tinggi dalam pemerintahan dengan gelar “yang
mulia” (Lukas 1:1). Dalam buku pertama Lukas ingin
memberitahukan kepada Teofilus tentang Yesus Kristus dan
menjelaskan apa yang telah dikerjakan dan diajarkan Yesus, harus
diberitakan oleh para murid karena mereka adalah saksi dari semua
yang dikerjakan dan diajarkan Yesus. Buku yang kedua adalah :
Kisah Para Rasul, yang menceritakan tentang “sesudah hari Ia
terangkat” Kedua buku ini ditujukan kepada seorang yang bernama
Teofilus ( Lukas 1:3; Kisah Para Rasul 1:1).
2.2. Ayat 2. Perintah Roh Kudus kepada murid-murid, Apa yang
dikerjakan dan di lakukan oleh Yesus di dalam Roh-Nya akan terus
dikerjakan oleh Rasul-rasul. Setelah kenaikan-Nya ke Surga. Karena
baik Kristus yang ke Surga, maupun Roh Kudus yang diam dalam
hati, keduanya bekerja bersama-sama dalam segala sesuatu.

90
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Namun yang senantiasa kelihatan ialah Para Rasul, utusan Kristus


yang dikuasai oleh Roh Kudus. Mereka itu sudah di pilih oleh
Tuhan Yesus, di didik, serta senantiasa dipercayai; mereka
mengikuti Tuhan Yesus; sampai Golgota.
2.3. Ayat 3. Selama 40 hari-Kerajaan Allah, Selama 40 hari, Yesus
menunjukkan diri-Nya setelah kebangkitan-Nya yang menjadi
pokok pembicaraan ialah “KERAJAAN ALLAH”. Mereka
mendengar pengajaran tentang Kerajaan Allah dari mulut Tuhan
Yesus Sendiri. Dahulu memang mereka bodoh dan lamban hatinya
tidak percaya apa yang dikatakan Para Nabi (Lukas 24:25). Tetapi
sekarang tidak demikian lagi, karena menurut Lukas 24:27 Tuhan
Yesus telah bangkit dan berjumpa dengan mereka serta menjelaskan
apa yang tertulis tentang Dia dalam Kitab Suci. Yesus menegaskan
kembali bahwa pokok pemberitaan mereka adalah KERAJAAN
ALLAH.
2.4. Ayat 4-5 menanti Janji Allah, Makan bersama-sama, yakni
berkumpul bersama, setelah penderitaan sampai kematian-Nya,
Para Rasul tercerai berai karena ketakutan. Kini Ia mengumpulkan
mereka dengan maksud memberikan amanat yang harus mereka
lakukan, yakni menantikan karunia yang di janjikan Bapa (Yoel
2:28-29; Matius 3: 11). Yohanes membaptis dengan air, Yesus
membaptiskan orang yang percaya kepada-Nya dalam Roh Kudus
(Yoh 1:33)

3. PENERAPAN
Dalam buku pertama (Injil Lukas) dan buku kedua (Kisah Para Rasul)
menegaskan kepada kita bahwa Yesus telah selesai mengerjakan
pekerjaan-Nya di dunia, sesuai dengan maksud Bapa. Ia harus kembali ke
Surga asal-Nya. Ia menyuruh murid-murid (Rasul-rasul) untuk
memberitakan Injil dan Ia memperlengkapi mereka, agar mampu
memberitakan Injil dengan Kuasa Roh Kudus. Pesan bagi Gereja masa
kini:
3.1 Rasul-rasul telah melakukan pekerjaan Injil seturut dengan yang
dikerjakan dan diajarkan Yesus sampai terangkat ke Surga. Yakni
memberitakan kabar pembebasan, kabar sukacita bagi mereka yang
di tawan oleh kuasa-kuasa dosa ; Gereja pun demikian kita di utus

91
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

untuk mengerjakan pekerjaan Yesus, membebaskan umat/masyarakat


dari segala belenggu yang mengikat hidup kepada keselamatan
seturut dengan maksud dan kehendak-Nya (Lukas 4: 18-19)
3.2 Kita terus memberitakan kerajaan Allah, sama seperti Yesus
berkeliling ke semua Kota dan Desa; ia mengajar dalam rumah-
rumah ibadat dan memberitakan Injil kerajaan Allah, serta
melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Gereja masa kini harus
membebaskan umat tanpa memandang perbedaan, ikutlah !! teladan
Yesus,Situasi Covid 19 melemahkan hampir seluruh kehidupan
manusia, Gereja di utus untuk memulihkan semua keadaan, melalui
Injil Kerajaan Allah, kasih dan hidup kekal (Lukas 8 : 1; Lukas 10: 25).
3.3 Gereja melakukan apa yang diajarkan Yesus: kepada umat-Nya
melalui pelayanan:
(a) Bahwa Yesus Kristus memberi pengampunan dosa bagi setiap
orang yang datang kepada-Nya.
(b) Menjadikan setiap orang yang dijumpai sebagai murid Yesus
melalui sikap dan perbuatan yang sesuai dengan yang dikerjakan
Yesus.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI: MINGGU I


1. Nyanyian Rohani 2: 1-2
2. Nyanyian Rohani 11: 3
3. Kidung Jemaat 383 : 2
4. Nyanyian Rohani 77: 2
5. Nyanyian Mazmur 81 : 1 DST
6. Kidung Jemaat 370: 1-3

92
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

KAMIS, 20 MEI 2021


KALENDER GEREJA : KENAIKAN TUHAN YESUS KE SORGA-PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KISAH PARA RASUL 1: 6-11
TEMA : KRISTUS MEMBERI KUASA MENJADI SAKSINYA

1. PENDAHULUAN
Setelah 40 empat puluh hari kebangkitan-Nya, Ia memberi pengajaran
untuk membaharui seluruh panggilan, serta memulihkan sebagai murid
yang akan di utus untuk memberitakan kabar pembebasan (Injil). Mereka
harus BERSAKSI BAGI KRISTUS mulai dari tempat di mana mereka
berjumpa dan dijumpai oleh Yesus dengan segala keberadaan hidup
mereka menjadi saksi Yesus mulai dari Yerusalem, seluruh Yudea dan
Samaria dan sampai ke Ujung bumi.

2. PENJELASAN
2.1. Ayat 6-7 Pertanyaan murid tentang kerjaaan Allah. Dalam Kisah Para
Rasul 1:3 di katakan oleh Yesus menunjukkan diri-Nya setelah
penderitaan-Nya selesai….membuktikan bahwa Ia hidup. Berulang
ulang Ia berbicara tentang ‘KERJAAN ALLAH’ selama 40 hari itu
sebabnya Rasul bertanya : “Tuhan maukah….pada masa ini
MEMULIHKAN kerajaan Israel?” Pertanyaan timbul sebagai respon
murid-murid tentang kerajaan Allah. Istilah KERAJAAN untuk orang
Yahudi pada waktu itu berarti kerajaan yang berdasarkan Kuasa atau
kerajaan dunia. Mereka ingin bebas dari orang-orang Romawi yang
menjajah mereka. Yesus tidak mengindahkan pertanyaan mereka
dan seolah-olah menegur mereka. Bukan seperti kerjaan duniawi.
Tetapi kerajaan yang di janjikan Yesus adalah kerajaan yang mereka
duduki nanti di tempat tinggi (Lukas 22 : 29-30). Bahwa masa dan
waktunya tidak diberitahukan, hanya ada dalam kuasa Allah. Tugas
mereka hanyalah memberitakan injil.
2.2. Ayat 8 Roh Kudus akan di terima Para murid menjadi saksi. Inilah
janji yang terakhir dari Yesus sebelum terangkat ke Sorga. Para Rasul
(murid-murid) tidak mengerti apa yang dimaksud Yesus dengan
Kuasa. Para murid mengira kuasa duniawi. Yesus membelokkan
pikiran mereka kearah lain. Di baptis dengan Roh Kudus berarti,

93
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

menerima kuasa untuk memberi kesaksian akan kebenaran. Tugas


utama Rasul memberitakan kebangkitan Yesus, kamu adalah saksiku.
(Lukas 24: 48; Kisah Para Rasul 2:32), dan bahkan tentang seluruh
Karya Yesus di depan umum (Lukas 1: 2; Yoh 15: 27; Roma 1:1.Tugas
Para Rasul merangkum seluruh dunia (Yesaya 45 : 14) Yerusalem
menjadi titik tolak dimana Injil mulai di beritakan (Lukas 2: 38)
2.3. Ayat 9 Terangkatlah Yesus ke Sorga,Yesus terangkat ke Sorga, sebagai
tanda bahwa Tugas-Nya di dunia telah selesai. Kini babakan baru
bagi Para murid.
Menjadi saksi Kristus dan memberitakan karya pembebasan Allah
tidak lagi sempit di sekitar dunia wilayah mereka, tetapi ke seluruh
dunia. Kesaksian yang utuh tentang Yesus harus diberitakan
Keselamatan-Nya kepada dunia. Awan menutup-Nya… Awan
lambang kemuliaan Allah, yakni hadirat Allah telah nyata dalam
menyambut naik-Nya Yesus ke Sorga. Awan itu sama seperti awan
yang menaungi Musa, Elia dan Yesus ketika Yesus dimuliakan di atas
Gunung (Lukas 9: 34;36).
3.4 Ayat 10 Menatap ke Langit, Murid-murid sedang menatap ke
Langit… disini muird-murid diingatkan tidak boleh tinggal mimpi
saja dan menantikan Kerajaan Allah. Mereka harus disadarkan atas
tugas panggilan menjadi saksi, walaupun Yesus telah hilang dari
pandangan mereka. Menatap ke langit, dahulu orang percaya bahwa
Surga ada di atas langit, sehingga ketika pandangan murid ke langit,
dua orang berpakaian putih berdiri dekat mereka. Tidak jauh
malaikat berdiri. Perjanjian baru sering memperkenalkan malaekat-
malaekat dengan berpakaian putih yang cemerlang (Lukas 24:4).
Malaekat-malaekat nampak di kelahiran, pencobaan, di Getsemani,
di kuburan dan pada saat kenaikan-Nya. Semua merujuk kepada
Kemuliaan Kristus.
3.5 Ayat 11 Hai... orang Galilea, Orang-orang Galilea, hampir sebagian
besar murid Yesus berasal dari Galilea (Kisah Para Rasul 2: 7; 13:31)
Malaikat-malaikat meneguhkan percaya para murid, bahwa Yesus
yang mereka kenal dan percaya akan datang kembali. Yesus tidak
akan meninggalkan mereka sebagai yatim piatu Dia akan datang
kembali (Yohanes 14 : 18). Yesus akan datang lagi sebagaimana Ia
pergi di atas awan. Kedatangan kedua Yesus ke dalam dunia adalah
menjadi Hakim yang akan datang mengadili segala orang yang hidup
dan mati.

94
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga bukan berarti seluruh pekerjaan Injil
selesai. Yesus menyelesaikan tugas-Nya di dunia dengan baik dan
sempurna. Sehingga Kemuliaan Allah terpancar dalam seluruh karya-Nya.
Pekerjaan-Nya belum selesai, para murid, dan kita masih melanjutkannya
melalui kata, sikap dan perbuatan hidup sebagai Gereja yang bersaksi:
3.1 Kita telah menerima Kuasa Roh Kudus, untuk melengkapi Gereja
menjadi saksi Yesus di tengah dunia ini. Gereja hanya mampu menjadi
saksi, ketika gereja berkarya hanya di dalam tuntunan Karya Roh
Kudus, menghancurkan segala roh-roh duniawi yang mengikat
kehidupan umat manusia kepada keselamatan. Untuk berani bersaksi,
andalkanlah kuasa Roh Kudus.
3.2 Kuasa yang diberi oleh Yesus bagi orang percaya, adalah : Kuasa
untuk melayani, bukan kuasa untuk pementingan diri, kelompok,
suku, ras, tetapi untuk menjangkau banyak orang untuk menikmati
Anugerah Tuhan masuk dalam kerajaan-Nya. Ditengah situasi covid
19, Gereja harus memberi dampak pengharapan akan hadirnya
kerajaan Allah yang membebaskan dan memulihkan umat manusia
dari belenggu kecemasan dan ketakutan kepada pengharapan yang
pasti didalam Roh Kudus

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI: MINGGU II


1. Nyayian Rohani 67 : 1-4
2. Kidung Jemaat 26 : 1
3. Nyanyian Mazmur 32 : 1
4. Nyanyian Rohani 86 : 4
5. Nyanyian Mazmur 47 : 1 dst
6. Nyanyian Rohani 166 : 3
7. Nyanyian Rohani 173 : 1 dan 3

95
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 23 MEI 2021


HARI RAYA : PASKAH MINGGU VII-PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KISAH PARA RASUL 1: 12-14
TEMA : BERTEKUN DENGAN SEHATI DALAM DOA

1. PENDAHULUAN
Setelah kenaikan Yesus ke Sorga. rasul-rasul kembali ke Yerusalem. Mereka
tidak tinggal diam dan berpangku tangan untuk menunggu janji Bapa yang
telah di sampaikan kepada mereka, untuk tidak boleh meninggalkan
Yerusalem. Kini ketaatan mereka semakin dinyatakan untuk tidak kembali ke
tempat masing-masing (tempati tinggal) tetapi ke tempat yang dijanjikan
(Yohanes 14;15:10). Mereka terus bertekun berdoa dengan semua orang
percaya lainnya yang menyertai mereka selama pelayanan Yesus bersama para
kaum perempuan. Menjadi kekuatan yang utuh untuk menerima janji Tuhan
dan menjadi saksi untuk memberitakan karya pembebasan Allah. sehati
menjadi kunci keberhasilan menghancurkan semua kekuatan yang melawan
kehendak Allah.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 12 Kembali ke Yerusalem, Kenaikan Yesus di bukit Zaitun, dari
bagian di mana terletak Betania (Lukas 24:50). Disanalah Yesus memulai
penderitaan-Nya (Lukas 22:39). Dari Betania menuju Yerusalem sekitar 4
km (300-400 kaki) seperjalanan Sabat-yakni jarak perjalanan yang
diperbolehkan bagi seorang Yahudi di hari Sabat ditetapkan oleh Para
rabi (Kel. 16: 29; Bil. 35: 5) bagi seorang untuk berjalan di hari Sabat. Di
saat itulah para rasul kembali ke Yerusalem.
2.2. Ayat 13 ke ruang atas-daftar rasul-rasul, Ruangan atas ini kemungkinan
adalah ruangan yang di pakai untuk perjamuan terakhir (Lukas. 22:12)
karena ruangan ini besar maka dapat menampung lebih banyak dari
para murid Yesus. Mereka ini adalah daftar inti dari murid Yesus ketika Ia
memanggil mereka pertama kali, dan tidak termasuk Yudas Iskariot yang
telah mati, menjadi satu kesatuan dari Para Rasul.
2.3. Ayat 14 : Bertekun dengan sehati dalam doa, Mereka bertekun,
dengan sehati dalam doa, yakni : ke sebelas murid Yesus, beberapa
perempuan, saudara-saudara Yesus mencari wajah Tuhan,
merendahkan diri, dengan tidak henti-hentinya berdoa. Dengan
sehati, yakni sama-sama memikul beban tanggung jawab beban yang
akan diberikan, dalam kerendahan hati. Berdoa II Tawarikh 7: 14-15
Tuhan mendengar doa-doa kita dan menggenapi Firman-Nya dalam
hidup orang yang bertekun.

96
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
Ketika Yesus, Sang Guru Agung ditangkap dan diadili, Murid-murid (rasul-
rasul) saat itu semua melarikan diri, menyangkal dan mengkhianati.
Kesaksian seperti ini bagi Yesus sangat rapuh dan berbahaya. Tetapi
setelah kebangkitan dan masa 40 hari Yesus memulihkan seluruh karya
dan kesaksian mereka, dengan mempersiapkan mereka untuk menjadi
saksi-saksi-Nya di dunia. Para murid mengalami proses perubahan yang
luar biasa, tercerai menjadi bersatu selama masa 10 hari menantikan janji
Allah, ada 3 hal penting disini, yaitu:
3.1. Bertekun. Mereka tidak lagi memperebutkan kepentingan-
kepentingan siapa yang paling penting dan terbesar diantara mereka
(Luk. 9: 46-48). Sekarang totalitas hidup mereka di persiapkan untuk
menjadi saksi Kristus. Penting bagi kita sebagai orang percaya hal
ketekunan menjadi sifat khas persekutuan, selalu berpegang teguh
pada kehendak Allah. Saling melayani, menopang, harus di
nampakkan dan menjadi ciri gereja.
3.2. Sehati, Para rasul bersatu hati untuk memuliakan Allah, dengan
menyerahkan diri mereka untuk karya Allah yang besar bagi
penyelamatan dunia. Gereja di utus oleh Yesus ke dalam dunia harus
sehati dengan yang mengutusnya. Demikian juga dengan Para
pekerja. Memang dalam banyak hal pasti ada perbedaan-perbedaan
di antara setiap pekerja, tetapi Yesus Kristus Kepala Gereja
menghendaki supaya satu hati (sehati) dalam melaksanakan misi
Allah (Filipi 2: 5, 14).
3.3. Berdoa, Doa merupakan nafas hidup orang percaya. Doa membawa
seluruh harapan dan pergumulan kepada Tuhan, dengan memberikan
tempat terpenting agar maksud dan kehendak Allah terjembatani
secara baik dan benar. Para rasul berdoa dan terus berkomunikasi
dengan Allah sampai maksud tercapai. Menjadi penting dalam hidup
persekutuan sebagai Tubuh Kristus bahwa bertekun, bersehati dan
berdoa adalah gaya hidup orang percaya. Hanya dengan bertekun
sehati dan berdoa Roh Kudus bekerja secara mengherankan. Amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : MINGGU. I


1. Nyanyian Rohani 4 : 1 – 3
2. Nyanyian Rohani 138 : 1
3. Nyanyian Rohani 137 : 3
4. Nyanyian Rohani 166 : 3
5. Nyanyian Rohani 119 : 1 – 5
6. Nyanyian Rohani 185 : 1 - 3

97
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 30 MEI 2020


KALENDER GEREJAWI : HARI RAYA PENTAKOSTA .I-MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : KISAH PARA RASUL 2: 1-18
TEMA : DIPENUHI ROH KUDUS UNTUK MEMBERITAKAN
INJIL KERAJAAN ALLAH

1. PENDAHULUAN
Pentakosta, Hari ke lima puluh dari kebangkitan Yesus atas maut, dan
sepuluh hari setelah kenaikan-Nya ke Surga. Pentakosta juga Hari turunnya
Roh Kudus, sebagaimana yang dijanjikan oleh Yesus, sebelum Ia naik ke
Surga (1:8). Janji yang akan menguatkan dan membaharui seluruh
kehidupan rasul-rasul untuk menjadi saksi dari seluruh karya Allah dalam
diri Yesus Kristus. Dalam Perjanjian lama hari raya Pentakosta, dinamakan
masa tujuh minggu sesudah Paskah (Ulangan 16: 9, 10) kedua masa raya itu,
yaitu Paskah dan Pentakosta ialah hari raya pengumpulan buah panen.
Pada hari raya Pentakosta dipersembahkan roti yang di buat daripada
gandum yang baru di tuai. Itulah sebabnya PENTAKOSTA disebutkan, “
hari raya pengumpulan buah” (Keluaran 23 : 16) di kemudian hari, hari
raya PENTAKOSTA, mengingatkan orang Yehudi kepada pemberian
Hukum Taurat di Gunung Sinai.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-4. Roh Kudus turun… dan tanda-tanda, Pagi hari orang percaya
berkumpul, mereka berkumpul untuk berdoa dan mengingat karya
Yesus kira-kira 120 orang banyak yang hadir kembali sama seperti
waktu pemilihan Matias (Kisah Para Rasul 1: 15). Mereka kumpul
dalam satu rumah di Yerusalem, mereka sedang memohon dan
menantikan apa yang di janjikan oleh Yesus kepada mereka. Turunlah
dari langit Roh Kudus menguasai mereka dan tanda-tanda di dengar
tiupan angin dan dilihat menguasai seluruh ruangan. Tanda-tanda
menyertai :
a) Bunyi seperti angin keras dari langit
b) Lidah seperti nyala api yang hinggap pada masing-masing kepala rasul
c) Para Rasul berbicara dalam bahasa lain di luar lingkup Yahudi. Roh
Kudus berkarya dengan menggunakan bahasa bangsa-bangsa.

98
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.2. Ayat 5. Orang Yahudi saleh, Setelah para rasul turun dari ruang atas
dan menuju suatu tempat mungkin Bait Allah. Di sana orang
Yahudi yang saleh dan orang banyak berkumpul, yakni orang-
orang Yahudi yang di Diaspora, yang tersebar di seluruh daerah
Mediterania, tetapi telah kembali ke Kota Kudus untuk merayakan
Pentakosta (Pesta Panen).
2.3. Ayat 6-11… Rasul berbicara dalam berbagai bahasa, Ketika turun
bunyi itu, berkerumun orang banyak kesan yang timbul:
a) Para Rasul berbicara dalam berbagai bahasa bangsa yang hadir saat
itu dan menyapa mereka dalam bahasa mereka masing-masing.
b) Sangat menakjubkan bahwa orang-orang mempunyai logat
Yahudi Galilea mampu berbicara berbagai bahasa. Orang-orang
sekeliling Laut Mediterania, bahasa Yunani populer, dari Afrika
Utara, Arab, Asia kecil sebelah timur dataran Iran.
Semua menyaksikan perbuatan Allah yang besar, bahwa yang
mempunyai bahasa-bahasa yang besar ialah Roh Kudus. Dahulu
keinginan manusia yang besar hendak bersatu menentang Allah
membangun menara Babel (Kejadian 11: 1-9) tetapi Allah
mengacaukan bahasa mereka. Lalu pencurahan Roh Kudus Allah
memulihkan seluruh bahasa bangsa-bangsa untuk dapat
berkomunikasi tentang karya penyelamatan Allah melalui bahasa
lidah manusia.
2.5 Ayat 12-13… Pendengar termangu-mangu Semua orang yang
mendengar rasul rasul berbicara dalam bahasa bangsa-bangsa
menjadi kagum, termangu-mangu (takjub) dan tercengang tetapi
ada yang tidak percaya lalu menyindir para rasul bahwa mereka ini
dikuasai oleh anggur manis sehingga menjadi mabuk.
2.6 Ayat 14-15. Petrus bersaksi, Orang banyak masih tercengang, lalu
bangkitlah Petrus bersama kesebelas rasul yang masih dipenuhi Roh
Kudus. Petrus sebagai juru bicara berkata kepada orang
Yahudi/Israel saja (bandingkan ayat 14,22,36) dengan tegas ia
membantah tuduhan, seolah-olah mereka mabuk, dan itu anggapan
yang salah, karena hari baru pukul sembilan pagi dalam hari baru
dan suasana baru yang segar .
2.7 Ayat 16-18 Petrus menjelaskan bahwa Nabi Yoel telah membuatkan
hari-hari kesudahan (Yoel 2 : 28-32). Roh Kudus akan turun atas

99
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

baik atas orang-orang muda maupun tua, laki-laki dan perempuan


dan sekarang nubuat itu sudah terjadi dan telah digenapi lewat
para rasul. Petrus mengalihkan pandangan mereka dari apa yang di
lihat dan di dengar tadi kepada apa yang tertulis dalam Firman
Allah.

3. PENERAPAN
3.1. Pencurahan Roh Kudus adalah hari berdirinya Gereja di muka bumi.
Roh Kudus telah datang, dan telah berkarya dalam hidup orang
percaya (Gereja). Roh Kudus memampukan setiap orang percaya untuk
melakukan pekerjaan Allah. Gereja berkarya dan berbuat hanya seturut
dengan maksud dan kehendak Allah.
3.2. Tugas Gereja adalah memberitakan Injil Kerajaan Allah di tengah dunia
dengan berbagai tantangan dan persoalan. Menjawab persoalan-
persoalan dunia. Gereja harus mampu menjawab, karena digerakkan
dan di dorong hanya oleh dan dengan karya Roh Kudus.
3.3. Dipenuhi Roh Kudus. sungguh-sungguh penuh Kuasa Roh Kudus. Tiap-
tiap hari, kita di pimpin oleh Roh Kudus (Roma 8:14) untuk
mengerjakan pekerjaan yang di kehendaki Allah. Tanda-tanda Allah
telah nyata dalam hidup kita yakni penyertaan-Nya, untuk itu
janganlah takut, beritakanlah Injil Allah, sampai Tuhan Yesus datang
kembali, Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : MINGGU II


1. Nyanyian Rohani 72 : 1 – 2
2. Nyanyian Rohani 142 : 1
3. Nyanyian Rohani 144 : 2
4. Nyanyian Rohani 79 : 1 – 2
5. Nyanyian Rohani 76 : 1 – 6
6. Nyanyian Rohani 77 : 3
7. Nyanyian Rohani 188 : 1, 2 & 4

100
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

SENIN, 31 MEI 2021


KALENDER GEREJAWI : PENTAKOSTA HARI KE II. MERAH
BACAAN ALKITAB : KISAH RASUL 2 : 32 – 40
TEMA : JANJI ALLAH BAGI YANG MASIH JAUH

1. PENDAHULUAN :
Setelah peristiwa pentakosta, Petrus dengan lantang berdiri dalam khotbahnya
menegaskan siapa sesungguhnya Yesus itu dengan kehadiran-Nya dalam dunia,
Kuasa-Nya lewat tanda-tanda Mujizat yang ditentukan Allah. Yesus ini,
keturunan Daud mati tapi dibangkitkan menjadi Tuhan dan Kristus untuk
menyelamatkan dunia. Janji Allah, penyelamatan harus terus berlangsung dan
menembus semua perbedaan. Petrus tetap mengingat akan karya Yesus,
terlebih kepada amanat Yesus untuk pergi menjadikan semua bangsa murid-
Nya. Jadi janji tentang penyelamatan yang dikerjakan dalam Yesus itu harus
terus diajarkan dan tidak berhenti pada satu generasi, tetapi berlanjut terus
kepada generasi berikutnya, sampai kedatangan-Nya yang kedua kali.

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 32 Para muridlah yang menjadi saksi mata dari kebangkitan Yesus.
Hanya Yesus sajalah yang dibangkitkan dari kematian oleh Kuasa Allah.
Inilah dasar kesaksian Kristen (Luk 24 : 48).
2.2 Ayat 33 Allah meninggikan Yesus begitu rupa. Setelah Allah meninggikan
Yesus oleh Tangan kanan-Nya barulah Roh Kudus datang. Jika Yesus tidak
dimuliakan pada tangan kanan Allah Roh kudus tidak akan datang.
2.3 Ayat 34-35 Khotbah Petrus menjelaskan bahwa Yesus yang sudah
bangkit adalah inti Nubuat perjanjian lama, dengan mengutip ucapan
Daud dari Mazmur 110 : 1, Yesus juga menggunakan dalam matius 22 :
41-46. Yesus telah duduk disebelah kanan Allah, namun musuh-musuh-
Nya belum menjadi tumpuan kaki-Nya.
2.4 Ayat 36 Inti dari penjelasan Petrus kepada pemimpin Yahudi, bahwa
Yesus menjadi Tuhan dan Kristus menurut nubuat Perjanjian Lama.
Kristus yang berarti yang diurapi (Yunani), Juruselamat
2.5 Ayat 37-38 Reaksi dari khotbah Petrus, berhasil meyakinkan para
pendengar karena kuasa Firman Allah, sehingga mereka disadarkan atas
perlakuan mereka yang salah, dengan pernyataan apa yang harus
diperbuat ? Petrus menjawab bahwa bertobat, dan memberi diri

101
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

dibaptis dalam Nama Yesus Kristus sesuai Matius 1 : 21 malaikat Gabriel


menyuruh Yusuf menamakan bayi Maria dengan nama YESUS sebab
Dia yang menyelamatkan manusia dari dosa. Berpaling dari dosa dan
mengaku percaya kepada Yesus Kristus, hasilnya adalah pengampunan
dosa dan menerima kuasa Roh Kudus.
2.6 Ayat 39 Dalam Era baru, zaman Yesus Kristus, Berkat Yesus mengalir
Roh Kudus dicurahkan bukan saja kepada para pemimpin : Nabi, Imam
dan Raja tetapi kepada semua orang (menembus tembok diluar
Yahudi) yang dipanggil oleh Tuhan Allah. Injil harus diberitakan kepada
semua bangsa yang masih jauh dari kasih karunia Allah.
2.7 Ayat 40 Petrus menasehatkan semua pendengar mereka harus
menyelamatkan diri dari angkatan jahat, melalui pertobatan. Sebab
tidak ada seorangpun yang dapat diselamatkan kecuali oleh Yesus
Kristus dengan meninggalkan perbuatan jahat dari angkatan yang jahat
(yang tidak percaya kepada Yesus sebagai Mesias).

3. PENERAPAN :
3.1. Khotbah Petrus menyaksikan bahwa, Yesus adalah Tuhan dan Krsitus
yang benar-benar tersalibkan, mati, bangkit dan dimuliakan harus
menjadi inti pemberitaan Gereja. Gereja yang terus menerus
memberitakan kematian dan kebangkitan Kristus telah melakukan
Amanat Yesus. Bukan saja kepada pendengar waktu itu , tetapi juga
kepada gereja masa kini ditengah tantangan dan ancaman rupa-rupa
pengajaran yang mempengruhi dan menyesatkan kehidupan umat.
Yesus adalah Tuhan yang hidup terus memperhatikan dan memberi
hidup kepada umat-Nya.
3.2. Kekuatan Kuasa Roh Kudus tetap berada diatas dan di dalam Gereja-
Nya. Roh Kudus memimpin dan memampukan para pekerja di dalam
gereja-Nya untuk bekerja seturut dengan maksud dan Kehendak-Nya.
Itu berarti para pekerja tidak boleh mengandalkan diri kepada
kekuatan diri sendiri dan memperhambakan diri kepada kekuatan-
kekuatan (penguasa-penguasa alam, mistik, dll). Tugas gereja membawa
umat kepada karya penyelamatan, melepaskan dari belenggu ketakutan
dunia rupa-rupa penyakit (jasmani-rohani).
3.3. Yesus Kristus adalah berita keselamatan (Injil). Yesus telah
memproklamirkan keselamatan manusia itu dengan kematian dan

102
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

kebangkitannya bagi isi dunia itu sebabnya janji keselamatan harus


diberitakan kepada semua orang dengan menembus tembok-tembok
pemisah suku, ras dalam golongan-golongan tertentu baik dalam gereja
maupun diluar gereja. Yohanes 3 : 16 kasih Allah akan dunia ini telah
memberikan Anak-Nya Yesus Kristus supaya setiap orang yang percaya
tidak binasa tetapi memperoleh hidup yang kekal. Artinya sasaran kasih
Allah adalah dunia didalamnya manusia berada. Tugas gereja
membawa orang untuk bertobat, menerima pengampunan dosa
kepada segala bangsa mulai dari Yerusalem (Lukas 24 : 47) janji
keselamatan Allah masih terus berlanjut bagi mereka yang jauh, yang
masih dipanggil kepada Tuhan Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI-MINGGU I


1. Nyanyian Rohani 74 : 1 – 3
2. Nyanyian Rohani 36 : 2 – 3
3. Nyanyian Mazmur 32 : 2
4. Nyanyian Rohani 167 : 5
5. Kidung Jemaat 393 : 1 – 3
6. Nyanyian Rohani 176 : 1 - 3

103
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

TEMA BULAN JUNI “HIDUP DALAM ROH”


MINGGU, 6 JUNI 2020
KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KISAHPARA RASUL 3;1-10
TEMA : DIPULIHKAN KARENA NAMA YESUS

1. PENDAHULUAN
Pengemis bukan baru sekarang ada. Disaman rasul-rasul sudah ada orang
yang mengemis. Banyak alasan orang mengemis. Bisa karena faktor
ekonomi atau karena tidak memiliki pekerjaan, tapi juga karena alasan
kesehatan. Karena faktor-faktor tersebut orang terdorong untuk meminta-
minta agar bisa hidup. Lokasi yang dipilih untuk mengemis tidak
sembarangan. Selalu dicari tempat yang strategis dimana banyak orang
yang lewat di situ.
Demikian juga dengan pengemis yang diceritakan dalam Kisah Rasul 3:1-10 ini.
Ia lumpuh dan oleh mereka yang sehat dia ditempatkan untuk meminta-minta
di depan gerbang bait Allah yang dikenal sebagai Gerbang Indah. Tempat
yang strategis, karena banyak orang lalu-lalang untuk masuk beribadah.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-3: Si lumpuh di Gerbang Indah,
Gerbang bait Allah yang disebut Gerbang Indah itu adalah tempat yang
tepat untuk mengemis. Di tempat itu banyak orang lewat untuk pergi
sembahyang. Tempat ini strategis bukan semata-mata karena banyak
orang lewat di situ, tetapi juga karena orang-orang yang lewat itu
adalah mereka yang pergi beribadah, sehingga sedikit atau banyak ada
rasa belas kasihan pada mereka, maka kemungkinan untuk memberi
sangat besar. Si lumpuh setiap hari ada di Gerbang Indah. Ia ada di situ
karena dibantu oleh orang lain. Lukas mencatat bahwa “tiap-tiap hari
orang itu diletakan dekat pintu gerbang bait Allah, yang bernama
Gerbang Indah”. ia seorang yang tidak berdaya, hidupnya tergantung
pada orang lain. Ia ada di gerbang bait Allah bukan untuk pergi
sembahyang, tetapi untuk minta sedekah. Ia hidup dari meminta-minta.
Ketika dua orang rasul, yaitu Petrus dan Yohanes, hendak masuk ke
bait Allah ia pun meminta sedekah kepada mereka.
2.2. Ayat 4-7: Sembuh karena nama Yesus Kristus,
Kedua rasul itu tidak memandang rendah si pengemis itu, mereka tidak
bersikap masa bodoh. Mereka mau memperhatikan dan berkata kepada si
pengemis itu: “Lihatlah kepada kami”. Petrus dan Yohanes mau
membangun relasi pribadi. Keadaan si pengemis itu tidak menjadi

104
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

halangan untuk membangun sebuah pertemuan dan saling menyapa.


Antara yang memberi sedekah dan yang menerima sedekah harus
terbangun sebuah sikap saling menerima dan terjadi kesatuan roh.
Sehingga yang memberi tidak merasa sombong dan yang menerima tidak
merasa terhina; karena itu si pengemis dapat “menatap mereka (kedua
rasul) dengan harapan”. Dalam relasi pribadi dan kesatu roh itu, kedua
rasul memahami benar apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh orang
lumpuh itu. Ia tidak membutuhkan sedekah uang, yang dibutuhkannya
adalah kesembuhan, ia butuh untuk bisa berjalan! Itu kebutuhan yang
paling mendasar, sebab dengan sembuh orang itu tidak lagi tergantung
pada orang lain, ia bisa bekerja untuk mencari uang bagi dirinya. Tetapi
yang bisa menyembuhkan orang lumpuh itu ialah Yesus Kristus.
Karena itu kedua rasul tersebut berkata: “Emas dan perak tidak ada
padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama
Yesus Kristus orang Nazaret itu, berjalanlah!”. Yang dibutuhkan silumpuh
bukan emas dan perak, melainkan berjalan. Dan yang bisa membuat ia
berjalan adalah Yesus Kristus. Nama Yesus Kristus itulah yang diberikan.
Itulah yang menjadi kebutuhan silumpuh. Emas dan perak tidak akan
membuat si lumpuh berjalan. Tetapi Yesus Kristuslah yang dapat membuat
dia berjalan, dan itulah yang dibutuhkan orang lumpuh.
2.3. Ayat 7-8: Disembuhkan dan memuji Allah,
Dengan nama Yesus Kristus orang lumpuh itu sembuh. Petrus dan Yohanes
harus meyakinkan dia bahwa dia memang sembuh, yaitu dengan cara
membantu orang itu berdiri. “Lalu ia memegang tangan kanan orang itu
dan membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata kaki
orang itu”. Kesembuhan itu disambut oleh si lumpuh dengan sukacita.“Ia
melonjak berdiri lalu berjalan kian kemari”; bahkan ia mengikuti kedua
rasul itu menuju bait Allah. “Ia berjalan dan melompat-lompat serta
memuji Allah”. Sebuah ekspresi dan respons yang luar biasa atas karya
keselamatan Kristus. Seandainya Petrus dan Yohanes memberi uang, maka
tidak ada kesembuhan dan orang itu tidak akan bersukucita dan memuji
Allah. Ia akan tetap dalam kelumpuhan dan hidup tergantung pada orang
lain. Tetapi dengan kesembuhan itu ia menjadi orang yang bebas. Bebas
dari penyakit dan tidak lagi tergantung pada orang lain. Dan lebih dari itu
ia bebas memuji Allah.
2.4. Ayat 9-10: Kesembuhan menjadi kesaksian,
Kesembuhan orang lumpuh itu menjadi sebuah kesaksian bagi banyak
orang. Lukas mencatat : ”Seluruh rakyat itu melihat dia berjalan sambil
memuji Allah”. Kesembuhan itu menjadi sebuah kesaksian mengenai apa
yang terjadi dengan orang lumpuh itu; sebab “mereka mengenal dia
sebagai orang yang biasanya duduk meminta sedekah di Gerbang Indah

105
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Bait Allah”. Tadinya dia lumpuh dan meminta-minta kini dia berjalan dan
memuji Allah. Hal ini membuat orang banyak itu menjadi “takjub dan
tercengan”. Petrus dan Yohanes tidak hanya membuat orang lumpuh itu
sembuh dan memuliakan Allah, tetapi juga membuat “seluruh rakyat”
atau orang banyak menyaksikan dan takjub serta tercengan dengan apa
yang Kristus buat terhadap orang lumpuh itu.

3. PENERAPAN
3.1. Membantu orang dalam kesusahan adalah hal yang umum dilakukan oleh
siapa saja. Demikian juga halnya dalam lingkungan orang Kristen. Tidak
sediki orang Kristen baik sebagai pribadi maupun keluarga membantu
orang-orang dalam kesulitan baik karena faktor ekonomi maupun karena
kesehatan. Dalam gereja tindakan kebaikan ini disebut pelayanan kasih
atau diakonia. Belajar dari Petrus dan Yohanes, maka pemberian bantuan
itu patut berlangsung dalam sebuah relasi dan dialog hidup. Dalam relasi
dan diaolog inilah kita akan menemukan kebutuhan yang sesungguhnya
dari mereka yang akan dibantu. Bantuan Kristen dalam arti pelayanan
kasih atau diakoni harus menjawab kebutuhan yang sesungguhnya dari
mereka yang menerima pelayanan kasih itu.
3.2. Bantuan atau pelayanan kasih itu harus membawa orang pada
pemulihan diri dan pemulian Allah. Petrus dan Yohanes membantu
silumpuh untuk sembuh bukan supaya mereka dipuji, melainkan supaya
orang itu dipilihkan dan memuliakan Allah. Bendera yang kita kibarkan
dalam setiap bantuan dan pelayanan kasih bukan bendera pribadi,
tetapi bendera Kerajaan Allah. Bahkan bukan untuk kepentingan
gereja, melainkan untuk membawa orang menyaksikan karya
keselamatan Kristus dan memuliakan Bapa di sorga. Amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : MINGGU.I.


(1) Nyanyian mazmur 150: 1-2
(2) Naynian Mazmur 6 : 2
(3) Nyanyian Mazmur 25 : 2
(4) Nyanyian Rohani 79 : 1-2
(5) Nyanyian Kidung Jemaat 403 : 1-4
(6) Nyanyian Kudung Jemaat 402; 1-3

106
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 13 JUNI 2021


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 8 : 1-17
TEMA : SIAPA YANG HIDUP DALAM ROH
ADALAH ANAK ALLAH

1. PENDAHULUAN
Status sebagai anak Allah merupakan sebuah anugerah dan sekaligus
panggilan. Anugerah karena manusia yang berdosa mustahil menjadi anak
Allah. Hanya karena kebaikan Allah saja kita memperoleh status yang sangat
mulia itu. Kebaikan Allah ini nyata di dalam Yesus Kristus yang oleh kematian
dan kebangkitan-Nya membebaskan kita dari kuasa dosa dan kita menjadi
anak-anak Allah. Ini sebuah anugerah! Roh Kudus menjaga dan terus
menerus mrmbarui kehidupan kita sehingga keberadaan sebagai anak Allah
itu tidak tercemar dan kita tetap memperlihatkan diri sebagai anak Allah
yang tidak hidup menurut keinginan daging. Hal ini digarisbawahi oleh Rasul
Paulus dengan menyatakan bahwa “semua orang yang dipimpin Roh Allah
adalah anak Allah”(Rm 8:14).
Sebagai anak Allah kita adalah ahli waris dari janji-janji Allah, yaitu janji
keselamatan. Karena itu, kita terpanggil untuk hidup sebagai anak Allah, yaitu
hidup kudus dihadapan Allah dan menjalankan apa yang Allah kehendaki,
yaitu hidup dalam kasih kepada Allah maupun kepada sesama manusia.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-4: Roh memerdekan dari hukuman dosa,
Dosa telah membuat manusia kehilangan kemuliaan Allah dan ada
dalam penghukuman karena dosa. Tetapi sekarang oleh Roh manusia
dimerdekakan didalam Kristus Yesus, sehingga “tidak ada
penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.
Pemerdekaan yang demikian tidak mungkin terjadi dengan melakukan
hukum Taurat oleh manusia yang dikuasai kedagingan. Allah
melakukan pembebasan itu dengan mengutus Anak-Nya sendiri, yaitu
Yesus Kritus, yang menjadi daging dan menanggung penghukuman atas
dosa manusia. Supaya tuntutan hukum Taurat, yaitu menjadi manusia
yang menyembah dan memuliakan Allah digenapi oleh Roh Kudus di
dalam Anak Allah.
2.2. Ayat 5-9: Hidup menurut Roh dan menurut daging,
Manusia yang hidup dalam daging dan belum dimerdekakan dari dosa,
hidupnya dikuasai oleh keinginan-keinginan daging. “Sebab mereka
yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging”.

107
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Orang seperti ini, yaitu hidup menurut daging, ada dalam perseteruan
dengan Allah, “karena ia tidak takluk kepada hukum Allah”, Orang
yang demikian, juga tidak berkenan kepada Allah, sebab “mereka yang
hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah”. Berbeda
dengan mereka yang sudah dimerdekakan oleh Roh di dalam Kristus
Yesus. Mereka ini hidupnya dikuasai oleh Roh, “sebab mereka yang
hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh”, dan
melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Kristus.
Mereka yang sudah dimerdekakan dari dosa tidak lagi hidup menurut
keinginan daging, melainkan hidup didalam Roh. Ini sekaligus
menunjukan bahwa setiap orang yang hidup didalam Roh adalah milik
Kristus. Sebaliknya, yang tidak hidup didalam Roh, mereka tidak
memiliki Roh Kristus, dan berarti bukan milik Kristus.
2.3. Ayat 10-13: Kita orang yang berutang,
Keberadaan sebagai milik Kristus itu amat menentukan kehidupan
sesorang ketika dia mati. Setiap orang pasti mati, namun mereka yang
ada di dalam Kristus dan memiliki Roh Kristus, sekalipun tubuh mati
karena dosa, tetapi memiliki kehidupan, sebab Roh yang dalam diri
mereka menutun dalam kebenaran. Roh Allah yang diam di dalam diri
setiap orang yang telah dimerdekakan dalam Kristus, menentukan masa
depan bagi kehidupan baru. Sebab jika Allah membangkitkan Yesus dari
antara orang mati, maka oleh Roh Allah tubuh yang fana ini akan
dihidupkan, dan sama seperti Yesus mereka mengalami kebangkitan
orang mati. Keberadaan Roh Allah dalam diri setiap orang yang hidup
di dalam Kristus menjadi jaminan bahwa sekalipun tubuh yang berdosa
ini mati, tetapi Allah akan membangkitan untuk sebuah kehidupan baru
yang tidak akan binasa.
Karena itu, sesungguhnya siapa saja yang sudah dimerdekakan dan ada
di dalam Kristus ia adalah orang yang berutang kepada Allah. Karena
tidak ada satupun andil yang ada pada seseorang untuk diperhitungkan
dalam pememerdekaan dari hukuman dosa, sepenuhnya adalah kasih
karunia Allah di dalam Kristus (Ep 2:8). Demikianpun kehadiran Roh
Allah dalam diri setiap orang yang mengalami pemerdekaan itu terjadi
hanya oleh kehendak Allah sendiri. Jadi kita benar-benar orang yang
berutang kepada Allah.
2.4. Ayat 14-17: Yang dipimpin Roh Kudus adalah anak Allah
Keberadaan Roh Allah dalam diri setiap orang yang telah
dimerdekakan dari dosa memberikan status yang baru yakni sebagai
anak Allah. Oleh karena itu, dengan Roh-Nya kita memiliki keberanian
untuk menyapa Allah itu sebagai Bapa. Sebuah sapaan yang

108
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

menunjukan kedalaman relasi dengan Allah, sehingga sebagai anak dari


sang Bapa menjadi ahli waris untuk menerima janji-janji Allah.
Kedalaman hubungan dengan Allah sang Bapa itu harus terlihat dalam
penghayatan relasi dengan Yesus Kristus termasuk dalam penderitaan-
Nya. Sama seperti Kristus dipermuliakan, maka demikianpun mereka
yang sungguh-sungguh menjalani kesatuan dengan Kristus sampai pada
penderitaan-Nya turut dipermuliakan bersama Kristus.
3. PENERAPAN
3.1. Orang Kristen adalah orang yang sudah dimerdekakan oleh Roh Allah
di dalam dan melalui karya keselamatan Allah di dalam Yesus Kristus,
sehingga tidak lagi dikuasai oleh keinginan-kenginan daging. Hidup
dalam daging adalah perseteruan dengan Allah. Dan hidup yang
demikian tidak berkenan kepada Allah. Orang Kristen bukan lagi
hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, karena sudah
dimerdekakan dari dosa oleh Kristus Yesus. Maka tidak pantas bagi
orang Kristen memikirkan dan melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan kehendak Kristus.
3.2. Sedikitpun tidak ada andil dari kita dalam pemerdekaan dari dosa,
sepenuhnya pekerjaan Allah. Karena itu, sesungguhnya setiap orang
Kristen adalah orang yang berutang kepada Allah. Utang ini harus
dibayar, tapi bukan dengan melakukan keinginan-keinginan daging,
melainkan menjalani kehidupan ini dalam Roh dan kebenaran.
Sudahkah kita membayar utang itu? Utang ini bukan sekali bayar
seperti bayar utang gula atau beras di kios. Hidup di dalam Roh harus
berlangsung terus menerus sampai kita benar-benar mengalami
kesatuan dan kepenuhan dalam Kristus.
3.3. Pemerdekaan kita dari dosa oleh Kristus Yesus dan hidup dalam Roh
membuat kita menjadi anak-anak Allah, Roh menuntun kita agar terus
menjalani kehidupan dalam kebersamaan dan kesatuan dengan Kristus.
Dalam kesatuan ini penderitaan karena harus meninggalkan kebiasaan
kehidupan dalam daging yang selama ini dilakukan tak terhindarkan.
Dan ini harus dijalani sampai kita dipermuliakan bersama Kristus.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : MINGGU.II.


(1) Nyanyian Rohani 4: 1-3
(2) Nyanyian Rohani 136 : 1-2
(3) Nyanyian Rohani 137 : 1
(4) Nyanyian Rohani 129 : 1-3
(5) Nyanyian Rohani 80 : 2
(6) Nynyian Rohani 176: 1-3

109
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 20 JUNI 2021


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : I KORINTUS 2 : 1-5
TEMA : HIDUP DALAM KEYAKINAN AKAN KEKUATAN ROH

1. PENDAHULUAN
Kehidupan seseorang selalu dilatarbelakangi oleh apa yang ia miliki seperti
materi, jabatan, status sosial, ideologi, pendidikan dan agama. Semua ini
tanpa disadari sangat kuat membentuk kepribadian dan gaya hidup. Dalam
pembacaan tersebut tampak kedalaman relasi Rasul Paulus dengan Yesus
Kristus sangat kuat membentuk kepribadiannya, sehingga dalam
pemberitaannya dia hanya mengandalkan kuasa Roh Kudus. Semangat,
kekuatan dan keberaniannya dalam memberitakan Injil menunjukan bahwa
Kristus telah membentuk Paulus menjadi penginjil yang hebat. Hal ini
terungkap dalam ayat-ayat berikut ini.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2: Komitmen pada Yesus Kristus,
Rasul Paulus menghadapi masalah serius di Korintus, yaitu perpecahan
dalam jemaat. Masalah itu benar-benar mengancam keutuhan jemaat,
sehingga dalam nama Tuhan, Yesus Kristus dia memohon supaya orang
Kristen di jemaat Korintus erat bersatu dan sehati sepikir (1Kor 1:10).
Menyelesaikan masalah jemaat itu, Paulus tidak datang dengan
mengandalkan hikmat manusia. Sekalipun ia bisa menggunakan hikmat
tersebut, namun ia tidak melakukannya. Dengan tegas ia berkata: “aku
tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk
menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu”(ay 1). Mengapa
demikian? “Sebab aku” kata Paulus, “telah memutuskan untuk tidak
mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang
disalibkan”(ay 2). Sekalipun dia tahu ada soal besar di jemaat itu, tetapi
dia tidak mau menyelesaikan perpecahan bertolak dari masalah itu
sendiri dengan menggunakan hikmat manusia, melainkan bertolak pada
Yesus Kristus. Hanya Yesus Kristus jawaban atas persoalan perpecahan
jemaat. Dan ditekankan, Yesus Kristus adalah: “Dia yang
disalibkan”untuk mengingatkan mereka yang bertikai bahwa tidak ada

110
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

seorangpun yang disalibkan karena dosa, selain daripada Yesus Kristus


(lih. 1 Kor 1:3). Maka di dalam Yesus Kristus tidak ada tempat untuk
pertikaian dan perpecahan, melainkan persekutuan dan kesatuan di
antara sesama anggota jemaat.
2.2. Ayat 3-5: Bukan dengan hikmat manusi tetapi kekuatan Roh,
Sekali lagi Rasul Paulus mempertegas apa yang sudah ia katakan
sebelumnya, bahwa dia tidak datang dengan hikmat manusia. Ia
bahkan mengaku datang dalam kelemahan dan sangat takut dan gentar
(ay 3). Bisa saja karena ada orang-orang kuat dan berpengaruh dalam
jemaat karena mereka kaya membuat Paulus merasa tidak berdaya dan
bergumul bagaimana berbicara dan meyakinkan mereka. Rasul Paulus
sudah sejak awal tidak mau tahu dengan apa yang ada di jemaat,
kecuali Yesus Kristus, Dia yang disalibkan. Yesus ini yang harus
diberitakan, dan ini harus dilakukan dengan mengandalkan kuasa Roh.
Dengan tegas dia menyatakan: “baik perkataanku maupun
pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang
meyakinkan, tetapi dengan keyakinan kekuatan Roh”(ay 4).
Ada alasan mengapa Rasul Paulus tidak memakai hikmat manusia
dalam pemberitaannya: Ini alasannya: “supaya iman kamu jangan
bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah”(ay 5).
Iman memang merupakan respons manusia atas karya keselamatan
Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Dan karena itu, Paulus
mengatakan bahwa “kita yang dibenarkan karena iman kita hidup
dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus
Kristus”(Roma 5:1). Namun demikian, iman yang olehnya kita
dibenarkan Allah adalah kasih karunia yang dianugerahkan Allah
kepada kita karena Yesus Kristus (bnd Gal 3:23-24). Sehingga tidak
mungkin iman itu bergantung pada hikmat manusia melainkan mesti
pada kekuatan Allah, yaitu di dalam Roh-Nya. Jadi tidak ada iman di
luar persekutuan dengan Yesus Kristus. Maka dapat dimengerti sekarang
kalau Rasul Paulus dengan tegas menyatakan kepada jemaat Korintus:
“aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara
kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan”(ay 2). Yesus
Kristus sangat sentral dan segala-galanya dalam kehidupan Paulus
Karena iman tidak bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada
kekuatan Allah.

111
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
3.1. Pelajaran penting dari penjelasan ayat-ayat di atas adalah mengenai
pola pendekatan Rasul Paulus dalam menjawab masalah perpecahan
di jemaat Korintus. Pendekatannya tidak bertolak dari masalah
perpecahan, melainkan menempakan Yesus Kristus diatas persoalan
tersebut. Lazim dalam konflik persoalan selalu didekati bertolak dari
masalah. Dan di sini hikmat manusia memainkan peranan penting.
Rasul Paulus tidak demikian, yang dilakukan adalah menempatkan
Yesus Kristus di atas masalah. Untuk ini dibutuhkan keyakinan dan
kekuatan Roh Kudus. Sudahkah kita menempatkan Yesus Kristus di
atas persoalan-persoalan dalam jemaat?
3.2. Dalam pemberitaannya Rasul Paulus tidak mengandalkan hikmat
manusia, melainkan kekuatan Allah. Alasannya adalah supaya iman
jemaat tidak bergantung pada hikmat manusia. Pelayanan dalam
jemaat-jemaat GKI sebagian besar dijalankan oleh mereka yang
berpendidikan teologi dan memiliki pengetahuan dalam pekerjaan
gereja. Sadarkah kita bahwa pertumbuhan gereja dan/atau jemaat
tidak bergantung pada pengetahuan teologi dan hikmat manusia,
tetapi pada keyakinan akan kekuatan Allah di dalam Roh Kudus?
Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : MINGGU.II.


(1) Nyanyian Rohani 2 : 1-2
(2) Nyanyian Kidung Jemaat 26:1-2
(3) Nyanyian Kudung Jemaat 36 : 1-2
(4) Nyanyian Rohani 84 : 1
(5) Nnayian Mazmur 136 : 1- dst
(6) Kidung Jemaat 237 : 1-2

112
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 27 JUNI 2021


KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 2 TIMOTIUS 1:1-8
TEMA : ROH MEMBERI KEKUATAN, KASIH DAN
KETERTIBAN

1. PENDAHULUAN
Rasul Paulus dalam surat ini secara pribadi memberikan wejangan kepada
Timotius yang merupakan anak rohaninya, agar teguh dalam menjalankan
tugas-panggilan memberitakan firman kendatipun harus menghadapi
tantangan yang tidak mudah. Paulus merindukan supaya Timotius menjadi
seorang prajurit yang baik dan setia bagi Yesus Kristus. Timotiuspun diminta
untuk menjauhkan diri dari berbagai pencobaan dan siap untuk
menanggung penderitaan. Timotius juga diingatkan untuk berhati-hati
terhadap guru-guru palsu. Yang paling penting adalah Timotius harus terus
memanfaatkan karunia yang padanya tanpa takut, sebab Allah bukan
memberi roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan,
kasih dan ketertiban.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2: Pengirim dan penerima surat,
Pengirim surat adalah Paulus. Ia menyebut dirinya sebagai “rasul
Kristus Yesus oleh kehendak Allah”. Sebutan ini mengacu kepada
pengalamannya ketika bertemu Yesus di Damsyik (Kis 9:1-19a). Dari
pertemuan itu, Paulus diselamatkan dari seorang penjahat yang
menganiaya jemaat Allah dan menjadi rasul Kristus. Ini terjadi
karena Allah menghendaki demikian. Paulus juga memberitahu
bahwa sebagai seorang rasul ia dipanggil untuk memberitakan janji
Allah tentang hidup dalam Kristus Yesus. Penerima surat yang
bersifat pribadi itu adalah Timotius, yang disebut oleh Paulus
sebagai “anakku yang kekasih”. Sebutan ini menunjukan sebuah
kedekatan relasi Paulus dengan Timotius. Dan karena itu, Paulus
sebagai orang tua rohani merindukan anaknya itu menjadi seorang
prajurit Kristus yang handal (2:1-3). Untuk kerinduan ini ia
memberikan berbagai petuah yang patut diperhatikan dan
dilaksanakan oleh Timotius. Sebelum memberikan wejangan Paulus
menyampaikan berkat bagi anaknya. “kasih karunia, rahmat dan

113
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

damai sejahtera dari Allah Bapa dan Yesus Kristus, Tuhan Kita,
menyertai engkau”!
2.2. Ayat 3-6: Ucapan syukur dan kerinduan,
Paulus yang menyebut diri sebagai rasul Kristus itu, bersyukur kepada
Allah. Alasannya adalah karena ia dapat melayani Allah “dengan hati
nurani yang murni”. Tidak ada kepentingan diri sendiri dalam
melayani Allah, sepenuhnya hanya untuk kepentingan Allah saja.
Sikap ini Paulus teladani dari leluhurnya. Hubungan Paulus dengan
Timotius sangat dekat, Timotius selalu ada di hati Paulus. Karena itu,
ketika Paulus menyampaikan permohonannya kepada Allah, ia selalu
mengingat Timotius. “Aku mengingat engkau dalam permohonanku,
siang maupun malam”, demikian tulis Paulus dalam suratnya kepada
Timotius. Kerinduan Paulus hendak bertemu kembali dengan Timotius
muncul ketika ia mengenang Timotius menangis dalam pertemuan
sebelumnya. Kerinduan untuk bertemu kembali itu, Paulus ungkapkan
dalam kata-kata ini: “aku ingin melihat engkau kembali supaya
penuhlah kesukaanku”. Ada rasa sukacita yang sangat besar kalau
bertemu Timotius, ia rindu melihat anak rohaninya itu agar penuh
sukacitannya. Mengapa sukacita Paulus penuh kalau bertemu
Timotius?
Paulus hendak memotivasi Timotius. Bapak rohaninya menyebut
Timotius memiliki “iman yang tulus ikhlas”, iman ini diteladani dari
neneknya Lois dan ibunya, yaitu Eunike. Iman ini adalah karunia
Allah, dan oleh penumpangan tangan yang dilakukan Paulus atas
Timotius, karunia itu patut dipergunakan dengan semangat yang
berkobar-kobar tanpa takut dalam menjalankan panggilannya.
2.3. Ayat 7-8: Roh kekuatan, kasih dan ketertiban,
Semangat yang berkobar-kobar tanpa takut itu karena baik Paulus
maupun Timotius diberikan Allah roh, dan itu bukan roh
ketakutan. “Sebab Allah memberikan kepada kita”, tulis Paulus,
“bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan
kekuatan, kasih dan ketertiban”. Jadi baik Paulus maupun Timotius
memiliki roh yang memberi kekuatan dan semangat dalam
menjalankan panggilan. Roh itu tidak hanya membangkitkan
semangat yang berkobar-kobar, tetapi juga kasih dan ketertiban
dalam pemberitaan. Karena itu, Paulus mengingatkan Timotius:
“janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita”. Tetapi juga tidak
perlu malu mempunyai bapak rohani seperti Paulus, “seorang

114
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

hukuman karena Dia”, yaitu Kristus. Bukan hanya tidak boleh malu,
tetapi juga harus rela ikut menderita karena Injil Kristus. Pekerjaan
memberitakan Injil tidak mudah. Sebagai seorang muda tentu ada
rasa gensi dan enggang menderita karena Injil, tetapi Paulus
memberikan motivasi agar Timotius menjalankan pekerjaan
pemberitaan Injil itu dalam kekuatan Allah. Pekerjaan yang
dilakukan dengan mengandalkan kuasa Allah, pasti berhasil, sebab
Allah akan menyelamatkan dan dalam persekutuan dengan Tuhan
jerih-payah pemberita Injil tidak sia-sia (1 Kor 15:58).

3. PENERAPAN
3.1. GKI adalah gereja yang Injili, sebagaimana tertera pada nama gereja
ini. Karakter injili itu menunjukkan bahwa GKI ada karena injil,
karena itu, menjadi panggilan utama dan satu-satunya yang harus
dilaksanakan adalah memberitakan injil. Jika panggilan ini tidak
dijalankan, apapun alasanya, GKI kehilangan jati dirinya sebagai
gereja yang injili. Petuah Rasul Paulus kepada Timotius untuk setia
dan tekun dalam panggilan memberitakan injil, apapun situasi yang
dihadapi, kiranya membangkitakan komitmen bagi GKI dan setiap
warga gereja untuk memberitakan injil.
3.2. Memberitakan Injil adalah tugas-panggilan bagi semua orang Kristen,
tanpa kecuali, tua, muda, laki-laki, peremupuan. Kaum muda GKI
patut belajar dari Timotius yang masih muda itu, tetapi memiliki
komitmen yang tinggi menjalankan panggilan memberitakan Injil.
Komitmen itu ada pada Timotius karena imannya yang berkobar-
kobar yang diteladaninya dari orang tuanya. Generasi muda GKI
patut belajar dari para orang tua dulu, yang karena imannya
berkobar-kobar memberitakan injili di Tanah Papua kendati kondisi
diwaktu itu tidak mudah. Iman dan semangat menginjili mereka
patut kita teladani. Tidak perlu malu dan takut menginjili, “sebab
Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh
yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban”(aya 7).

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : MINGGU.II.


(1) Nyanyian Rohani 106: 1-3
(2) Nyanyian Rohani 76 : 2
(3) Nyanyian Rohani 76 : 6
(4) Nyanyian Rohani 158: 1 dst
(5) Nyanyian Rohani 77 : 3
(6) Nyanyian Rohani 165 : 1-3

115
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

TEMA BULAN JULI “ALLAH BERSAMA DENGAN UMAT-NYA”


MINGGU, 4 JULI 2021
KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 139 : 1 - 6
TEMA : TUHAN ITU MAHA TAHU

1. PENDAHULUAN
“Selidiki Aku lihat hatiku
Apakahku sungguh mengasihiMu Yesus
Kau Yang Maha Tahu dan menilai hidupku
Tak ada yang tersembunyi bagiMu”

Kata-kata ini merupakan sebagian dari syair lagu rohani yang berjudul
‘Selidiki Aku’. Bagian akhir syair ini merupakan sebuah pernyataan penting
bahwa tidak ada yang tidak diketahui Tuhan tentang seseorang, semua
terbuka tak ada yang tersisa, semua jelas tanpa pengecualian.
Hal inilah yang diuraikan dalam bacaan hari ini oleh Pemazmur
berdasarkan pengalaman hidupnya tentang Kemahatahuan Tuhan
(Omniscience)
Pemazmur sedang mendapatkan fitnahan dan tuduhan palsu. Ia merasa
tidak bersalah, namun tidak mudah baginya untuk menjelaskannya
kepada penuduh, orang yang menyampaikan tuduhan. Tetapi ada satu
prinsip yang dimiliki dan sangat menguatkan dirinya yaitu Tuhan
mengetahui segalanya.

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 1-3 Ada dua hal sebagai gambaran Kemahatahuan Tuhan, yaitu
Pertama, Pemazmur menggunakan dua kata kerja yaitu menyelidiki
dan memeriksa. Kedua kata kerja ini bukan menunjuk pada arti
Tuhan baru akan tahu atau Tuhan belum tahu. Kata-kata ini
menegaskan bahwa Tuhan sungguh-sungguh mengetahui segala sesuatu
tentang dirinya, kedalaman hatinya dan pikiran-pikirannya. Kedua,
Pemazmur menempatkan kata-kata yang berlawanan seperti duduk
atau berdiri, berjalan atau berbaring untuk memperjelas sebuah
kejadian bahwa apa pun yang dikerjakan, di mana pun berada dan
dalam situasi seperti apa pun, setiap detail tentang Pemazmur, Tuhan

116
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

mengetahui sepenuhnya, tidak ada yang luput dariNya. Dalam I Yoh 3


: 20b tertulis : "Allah adalah lebih besar daripada hati kita serta
mengetahui segala sesuatu”.
2.2 Ayat 4-5 Keterangan lain yang disampaikan oleh Pemazmur sebagai
bukti Kemahatahuan Tuhan yaitu sebelum ia bicara, belum ada kata-
kata yang keluar, Tuhan sudah mengetahuinya. Seperti tertulis dalam
Mazmur 94 : 11a, Tuhan mengetahui rancangan-rancangan manusia,
tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan. Dalam pengetahuan
itu, Tuhan bukan membatasi, tetapi dalam kuasaNya IA melindungi
dan memelihara Pemazmur. Inilah yang menjadi kekuatan bagi
pemazmur dalam menghadapi hal-hal tersulit dan optimis untuk
menjalani hari.
2.3 Ayat 6 Sebagai yang tidak memiliki apapun, terbatas dalam
mengetahui segala sesuatu, Pemazmur mengungkapkan ketakjubannya
atau kekagumannya. Terlalu luar biasa dan hebat pengetahuan Tuhan.
Sesuatu yang sulit dan benar-benar tidak terpahami oleh pikirannya
sebagai manusia. Ia tidak bisa menjangkau hal itu dan pengetahuan
Tuhan itu tak bisa dihitung dalam angka (Ayat 17-18)

3. PENERAPAN
3.1 Pemazmur memiliki pengalaman dan sampai pada sebuah pengakuan
bahwa memang Tuhan itu Maha Tahu. Dalam Alkitab ada cerita lain
tentang Kemahatahuan Tuhan. Misalnya dalam dialog Yesus dengan
perempuan Samaria, Yohanes 4 ayat 18. Yesus sudah mengetahui latar
belakang hidup perempuan tersebut, sebelum ia menceritakannya.
Ada seorang yang sakit 38 tahun, Yesus sudah tahu keadaannya
meskipun ia tidak menjelaskan kepada-Nya (Yoh 5 : 5-6). Demikian
juga masing-masing kita memiliki cerita sebagai sebuah pengalaman
iman bahwa tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Ia sungguh
mengetahui seluruh kehidupan kita, apa yang menjadi tantangan dan
pergumulan kita, kegelisahan dan ketakutan kita, tetapi juga rencana
dan harapan kita, kemauan dan keyakinan kita, sukacita dan semangat
kita. Kalau kita sudah memahami bagian ini, maka tidak ada alasan
bagi kita untuk menjadi orang yang pesimis dan mudah putus asa
dalam menata dan menyusuri perjalanan hidup ini. Kita terus yakin Ia
yang Maha Tahu akan bertindak dan berpihak pada kita. Dalam

117
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Mazmur 38: 10 tertulis ‘ Tuhan mengetahui segala keinginanku, dan


keluhku pun tidak tersembunyi bagiMu ‘
3.2 Kemahatahuan Tuhan bukanlah sekedar paham nilai matematis dari
sebuah angka, bukan pula sekedar ketajaman analisa atas suatu
masalah, bukan pula sekedar sebuah penemuan terbaru untuk
memecahkan masalah ekonomi, kesehatan, politik, hukum dan lain-
lain. Kemahatahuan Tuhan menyangkut seluruh totalitas hidup
manusia, menembus batas pengetahuan manusia, bukan hanya
semata-mata satu bidang hidup tertentu. Kita menyadari bahwa tidak
ada satupun manusia yang dapat melebihi pengetahuan Tuhan, sekali
lagi Ia Maha Tahu. Raja Salomo berkata : “ karena Engkau mengenal
hatinya sebab Engkau sajalah yang mengenal hati semua anak
manusia. “ (I Raja 8:39). Isaac Newton, seorang ilmuwan besar dan
terkenal pernah menyampaikan pandangannya tentang Tuhan yang
Maha Tahu. Ia berkata : ‘ Tuhan itu Maha mengetahui, mengetahui
segala sesuatu yang akan atau dapat dilakukan, kesempurnaanNya
dikagumi, di puji dan dimuliakan. Lalu bagaimana dengan kita? Tentu
berdasarkan pengalaman pribadi masing-masing, kita pun takjub dan
kagum akan kemahatahuan Tuhan ! amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI (menggunakan Tata Ibadah Minggu I):


1) Ny.Roh.97: 1-2
2) Ny. Maz.138: 1-2
3) Ny.Maz.65: 2
4) Ny.Maz.65: 3
5) Ny.Roh 128: 2
6) Ny.Maz.105:4
7) Ny.Kj. 363: 1-dst
8) Ny.Roh 134: 1-3

118
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 4 JULI 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS “Perjamuan Tengah Tahun”
PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : IBRANI 10:1-18
TEMA : PERSEMBAHAN YANG SEMPURNA

1. PENDAHULUAN
Penulis kitab Ibrani menjelaskan bahwa Kristus adalah Imam Besar kita
untuk selamanya, yang senantiasa menjadi Pengantara kita di hadapan
takhta Allah (7:25). Tugas seorang imam adalah untuk memberikan
korban bagi manusia kepada Allah guna penyucian dosa (menurut kultus
PL), tetapi Kristus telah datang menjadi imam bukan lagi untuk
memberikan korban domba, dll tetapi korban diri-Nya sendiri sebagai
Anak Domba Allah sehingga korban-Nya itu menjadi sempurna untuk
penyucian dosa. Pengurbanan-Nya sungguh unik. Yesus menderita dan
mati “untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga
untuk dosa seluruh dunia” (1 Yohanes 2:2). Karena kematian dan
kebangkitan-Nya, semua orang yang menerima tawaran keselamatan-Nya
akan memperoleh pengampunan dan kehidupan kekal (Yohanes 3:16).

2. PENJELASAN TEKS
Dalam ayat 4 dikatakan, “Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau
darah domba jantan menghapuskan dosa”. Semua pengorbanan tersebut
menunjukkan pentingnya kematian Kristus. Pengurbanan Yesus Kristus
yang menggantikan semua pengorbanan binatang itu, menyediakan
keselamatan penuh bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Hanya
seorang yang bebas dari dosa yang dapat mengambil alih hukuman atas
dosa-dosa kita (Ibr 2:14-18; 4:15) sehingga dengan demikian memuaskan
secara sempurna tuntutan kekudusan Allah. Kristus datang ke bumi dan
lahir sebagai manusia supaya Ia dapat mempersembahkan diri-Nya sebagai
korban persembahan menggantikan kita. Keselamatan sempurna di dalam
Kristus diberi kepada semua orang yang dikuduskan ketika menghampiri
Allah melalui Kristus.
Dalam kitab Ibrani pasal 10, berbicara tentang persembahan binatang pada
zaman Perjanjian Lama dan membandingkannya dengan kematian Yesus.
Beberapa kali kata “sempurna” diulang-ulang untuk menunjukkan

119
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

kesempurnaan Kristus (kurang lebih 14 kali), di mana kesempurnaan


semacam ini tidak dapat diperoleh melalui imamat Lewi dan Hukum
Taurat (ps 7:11,19). Waren W. Wiersbe mengatakan kesempurnaan ini
sebagai keadaan/kedudukan yang sempurna di hadapan Allah . Ini
mengarah pada keilahian Yesus tak mungkin seorang manusia biasa dengan
segala usahanya dapat mencapai kesempurnaan sedemikian rupa. Juga
karena manusia biasa tidak mungkin mencapai kesempurnaan moral yang
sungguh-sungguh bebas dari dosa. (bdk. pasal 4:15).
Sebagai Allah yang menjelma menjadi manusia, hanya Dia yang dapat
menggantikan tempat kita dan mempersembahkan diri-Nya sebagai korban
untuk menghapus dosa "satu kali untuk selama-lamanya" (ayat 10). Tak
seorang pun dapat mengambil "kehormatan itu bagi dirinya sendiri" (band
Roma 5:4) sesungguhnya hanya Yesus Kristus yang layak disebut Mesias,
sebab Dia sudah mati di Kalvari bagi sekalian kita.

3. PENERAPAN
Oleh karena itu, ketika kita mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus
kita merayakan dan memaknai peristiwa pengorbanan Kristus bagi kita,
lewat Perjamuan Kudus kita makan Roti dan minum anggur hendaklah
kita melakukannya dengan penuh penghormatan kepada Allah dengan
penuh kesadaran bahwa apa yang kitaa lakukan adalah sebuah pengingat
akan apa yang Yesus lakukan bagi kita ketika Ia disalibkan. Dengan darah
yang tercurah dan dagingnya yang tercabik-cabik itu, setiap dosa, sakit dan
penderitaan kita telah ditanggungnya. Anggur dan roti itu adalah
pengingat bahwa Tuhan begitu mengasihi kita sehingga dikaruniakan anak-
Nya yang tunggal, supaya siapa yang percaya pada-Nya tidak binasa.
AMIN

(daftar lagu ditentukan oleh masing – masing pelayan ibadah )

120
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 11 JULI 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 139 : 7 - 12
TEMA : TUHAN ADA DI MANA-MANA

1. Pendahuluan
Pertanyaan tentang apakah Tuhan itu ada ? atau Tuhan itu ada di mana?
merupakan pertanyaan menantang dan penting, yang terus menimbulkan
diskusi panjang terkait iman di antara berbagai kalangan. Pertanyaan ini
menurut Pdt. Dr. Bambang Subandrijo telah bergeser menjadi pertanyaan
yang lebih mengena untuk dijawab adalah ‘Bagaimana Tuhan Allah yang
Maha tak terbatas itu dipahami oleh manusia yang sangat terbatas’ ?
Subandrijo lebih menegaskan : ‘manusia tak mampu merengkuh-Nya
secara tuntas. Manusia hanya bisa menangkap bias atau pendar-Nya saja,
yang terbatas tak mampu menangkap yang tak terbatas (Finitum Non
Capax Infiniti). Dalam keterbatasan manusia itulah pemazmur
mengemukakan tentang keberadaan Tuhan yang tak terbatas itu.

2. Penjelasan Teks
2.1 Ayat 6 dalam teks ini memperlihatkan bahwa Tuhan tidak dapat di
muat atau dibatasi oleh tempat, ruang dan waktu ; Tuhan itu Maha
ada atau ada di mana pun (Omnipresent). Penjelasannya dimulai pada
ayat 7 dengan 2 pertanyaan retoris, pertanyaan yang tidak
membutuhkan jawaban yang disadari oleh pemazmur bahwa memang
manusia tidak dapat menjauh dan tidak mungkin bersembunyi dari
Tuhan.
2.2 Ayat 8- 12 ditemukan 3 kata jika dengan 4 penjelasan tempat dan cara
yang lazim dianggap manusia bisa menghindar dari Tuhan. Atau
manusia berpikir mungkin saja Ia tidak ada disana.
(a) Di langit (ayat 8a). Kata yang digunakan dalam bahasa ibrani yaitu
‘sammayim’, yang dalam pandangan Israel Kuno di lihat sebagai
samudra raya di langit. Tetapi kata ini juga menunjuk pada surga.
Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkannya sebagai langit,
gambaran tentang tempat yang jauh, yang tidak mudah dijangkau.
Pemazmur menyadari Tuhan ada di sana. Dalam Mazmur 68 : 33 –

121
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

34, tertulis : “Hai kerajaan-kerajaan bumi, menyanyilah bagi Allah,


bermazmurlah bagi Tuhan ; bagi Dia yang berkendaraan melintasi
langit purbakala. Perhatikanlah, Ia memperdengarkan suara-Nya,
suara-Nya yang dahsyat !“
(b) Di dunia orang mati (ayat 8b). Tempat yang diketahui hanya dihuni
oleh orang yang sudah tidak bernyawa, ia dianggap telah terpisah
dari Tuhannya, Tuhan sudah tidak lagi bersamanya. Artinya bahwa
kematian memisahkan seseorang dari Tuhan. Dunia orang mati ini
(sheol) dipahami sebagai tempat di bawah tanah, tempat yang sepi,
tempat di mana tidak ada seseorang pun dapat mengetahui atau
merasakan apa pun (Mazmur 88 12, 94:17) . Tetapi pemazmur
mengakui bahwa kuasa Tuhan pun menjangkau sampai di situ.
Dalam Ayub 26:6 tertulis : “Dunia orang mati terbuka di hadapan
Allah, tempat kebinasaan pun tidak ada tutupnya.”
(c) Di ujung laut (ayat 9-10). Tempat terjauh dan sulit untuk dicapai
oleh seseorang. Pada bagian ini Pemazmur menggambarkan bahwa
siapa pun yang berusaha lebih cepat menjangkau batas laut, ia tidak
bisa menandingi Tuhan dan menganggap-Nya tidak ada di sana.
Tuhan tetap ada dan yang pasti bahwa Ia sanggup menolong siapa
pun. Seperti cerita Nabi Yunus yang melarikan diri jauh dari
hadapan Tuhan (Yunus 1 : 3).
(d) Lari dari Tuhan ke tempat yang gelap atau ke dalam kegelapan
(ayat 11-12). Seseorang bisa saja berpikir, di tempat gelap pasti
Tuhan tidak ada di sana. Namun ternyata kegelapan tetap ada
dalam kendali-Nya. Dalam Daniel 2 : 22b tertulis : “Tuhan tahu apa
yang ada di dalam gelap dan terang ada pada-Nya.”

3. Penerapan
3.1 Apa yang disampaikan pemazmur menjadi dasar bagi kita bahwa
keberadaan Tuhan tidak dapat dibatasi, indra kita yang terbatas untuk
menangkap dan merasakannya. Tuhan ada, selalu hadir dan bersama-
sama dengan kita, kapan dan di manapun kita berada. Pada Tahun
1529, Martin Luther pernah menulis : “ Tuhan pastilah hadir dan aktif
di mana-mana, bahkan di dalam daun terkecil dari sebuah
pohon….Ialah Allah yang menciptakan segala sesuatu, yang
memunculkan dan merawat mereka dengan kuasa-Nya yang agung.

122
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Jika ia menciptakan dan merawat, maka pastilah Ia hadir di dalam


setiap ciptaan, di dalam keberadaannya yang terdalam atau yang
terluar, melingkupi, menembusi, di atas, di bawah, di belakang dan di
depan sehingga tak mungkin ada yang lebih hadir, tak ada yang lebih
terhubung secara erat dengan setiap ciptaan kecuali Allah dan kuasa-
Nya.” Seperti syair Nyanyian Rohani 117 : bait 1 yang semakin
menguatkan :
“Di gunung, dan di lembah, ke mana jalanku, di padang dan di rimba
hadirlah Tuhanku. Di atas dalam sorga, pun dalam dunia, di mana-
mana juga Tuhanku adalah..”
3.2 Kita tidak dapat melarikan diri atau bersembunyi dari Tuhan. kuasaNya
mencakup atau menjangkau segala ruang dan menembus setiap batas
yang ada di langit dan bumi. Untuk itu ada 2 hal yang perlu
diperhatikan yaitu: Pertama, setiap orang harus menjadi lebih baik
karena seluruh tindakan kita ada dalam pengawasan Tuhan. Jika kita
mau melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Tuhan,
menyimpang dari Firman-Nya, kita berpikir hanya kita sendiri, tidak
ada orang lain, ingatlah Tuhan melihat kita, Ia ada bersama kita. Begitu
juga jika kita diabaikan, disepelekan dan ditinggalkan orang-orang yang
kita kasihi, ingatlah Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita, Ia
tetap ada bersama kita. Tuhan ada di mana-mana dan tetap ada di
setiap musim hidup kita. Kedua, seluruh perjuangan hidup dengan
berbagai kesulitan, pasti IA akan menolong. 1 Petrus 3 : 12 berkata :
“Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telingaNya
kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan
menentang orang-orang yang berbuat jahat.” Amin.

TATA IBADAH MINGGU II


1. Ny. Kj. 21: 1-2
2. Ny. Roh. 9: 1-2
3. Ny.Maz.25: :1
4. Ny.Maz.25: 7
5. Ny.Roh.79: 1
6. Ny. Kj. 302: 1-3
7. Ny.Roh.77:4
8. Ny.Roh.117: 1-3

123
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 18 JULI 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KEJADIAN 12 : 10 - 20
TEMA : ALLAH BERTINDAK DI TENGAH KESULITAN

1. PENDAHULUAN
Kejadian 12:10-20 mengisahkan tentang Abram bersama Sarai pergi ke
Mesir karena bencana kelaparan. Ketika tiba di Mesir, Abram pura-pura
mengaku bahwa Sarai adalah adiknya. Kepura-puraan ini mengakibatkan
Sarai dibawa ke istana Firaun untuk dijadikan salah satu gundik Firaun.
Kisah ini merupakan halangan atau rintangan pertama yang dialami
Abram, yaitu Sarai terancam menjadi gundik raja Mesir. Jika ini terjadi,
bagaimana mungkin Abram mendapat keturunan dari Sarai? Seterusnya,
halangan demi halangan menuntun pembacaan kita sampai pada pasal 20
di mana kejadian serupa terjadi lagi yaitu Sarai hampir saja menjadi gundik
Abimelekh. Ini adalah klimaks penantian Abram, kemudian diakhiri dengan
Ishak, anak perjanjian itu lahir. Jadi ada kesejajaran antara Firaun sebagai
halangan pertama dan Abimelekh sebagai halangan terakhir. Rupanya
Tuhan bertindak meluputkan Sarai dari Firaun. Kemudian, dikatakan
bahwa Abram di bawa ke istana untuk bertemu dengan Firaun..

2. PENJELASAN TEKS
Hari ini kita belajar dari tokoh terbesar dalam Perjanjian Lama yaitu
Abraham yang disebut Bapa orang beriman. Kita akan belajar dari
kegagalannya supaya kita tidak melakukan suatu tindakkan yang tidak
berkenaan kepada Allah, sama seperti yang pernah dia lakukan figur
Abraham Bapa orang beriman. Ada 2 kekeliruan dalam tindakan Abram :
2.1 Tidak mau bertanya kepada Allah ( ayat 10)
Dikatakan di ayat 10 timbul kelaparan di negeri dimana Abraham
tinggal, jika kita lihat di ayat 1-9 pasal yang sama..Tuhan menyuruh
Abram untuk pergi kesuatu tempat yang nantinya tempat itu akan jadi
milik keturunannya, dengan kata lain sebenarnya tempat dimana ia
tinggal adalah tempat yang tepat seperti yang Tuhan rancangkan
kepadanya lewat sebuah visi. Tapi lihat, saat kelaparan datang, Abram
tidak bertanya terlebih dulu kepada Tuhan tentang bagaimana dia
harus menghadapi kelaparan ini dan juga bertanya kepadaNya jika
ingin pergi ke sebuah daerah baru. Hal ini mengajarkan kita untuk

124
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

punya respon yang tepat saat masalah datang kepada kita, apapun
bentuknya, harusnya kita tanya Tuhan jalan keluarnya dan kita lihat
Abram mulai keluar dari rencananya Tuhan dan mencari jalan sendiri
untuk pergi ke Mesir mencari selamat dan aman dan meninggalkan
Kanaan tempat yang dimauiNya . Saudara percayalah, jika kita
mendapat sebuah rencana dari Tuhan pasti ada saat dimana kita akan
mengalami tantangan, pergumulan dan sejenisnya, tetapi kunci untuk
kita terus hidup dalam rencana kita, adalah dengan selalu bertanya
kepada Tuhan..tentang bagaimana kita menghadapi tantangan kita dan
mencari jalan keluar bersama..tidak sedikit anak anak Tuhan yang gagal
mewujudkan rencana Allah dalam hidupnya karena hal-hal yang
sifatnya biasa dan manusiawi seperti yang dialami Abraham. Mungkin
saudara mengalami tekanan di rumahmu,kantormu dan sebagainya
yang membuat engkau sepertinya bisa mengambil jalan yang mudah
untuk lari daripada menghadapinya bersama Tuhan. Percayalah jika
Setan dan dunia melihat bahwa rencana dalam hidupmu adalah benar
dari TUHAN, ia akan coba mengalihkan hidupmu dengan jenis jenis
kelaparan yang lain, masalah masalah yang terlihat sangat manusiawi
untuk engkau terdesak dan meresponi dengan salah karena tidak
berdoa kepadaNya.
2.2 Berbuat dosa (ayat 11-13)
Kita akan lihat apa yang terjadi kemudian saat seseorang mulai
melangkah keluar dari jalannya Tuhan. Tidak semua kesalahan adalah
dosa, tapi ada beberapa kesalahan yang dapat membawa seseorang
akhirnya melakukan dosa. Dosa apa yang dibuat Abram? Saat mau
masuk ke Mesir ia membujuk istrinya untuk berbohong untuk sebuah
alasan keamanan bagi mereka berdua, dengan mengatakan bahwa Sara
bukanlah istrinya. Sebenarnya Tuhan ajarkan tentang peristiwa ini
kepada kita, Dia mengingatkan kita bahwa semuanya bermula dari
yang namanya keluar dari jalurNya..saat seseorang mulai beranjak
keluar dan meninggalkan Tuhan dibelakang tetapi pikiran dan kemauan
kita yang berjalan didepan , iblis dan dunia ini siap menerkam kita
dengan dosa..Tuhan juga ingatkan kitaa bahwa Abram seorang yang
takut Tuhan dan akhirnya menjadi orang yang egois, saat ia membujuk
istrinya untuk berbohong..jika kita baca di ayat 12-13 ada beberapa
kata Abraham yang menunjukkan apa yang Tuhan ingatkan kita yaitu :

125
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Abraham memilih untuk berbohong agar ia tetap hidup, ia memilih


untuk berbohong agar ia bisa diperlakukan baik oleh orang dan tidak
di bunuh.
Kita ingat seberapa sering kita berlaku tidak jujur kepada sesama
terlebih kepada Tuhan dengan memakai cara pikir kita yang sempit dan
terbatas untuk mengatur dan mengendalikan Tuhan.
Ingat saudara, bahwa jika kita takut dan mencari alasan untuk
keuntungan untuk diri sendiri , menyelamatkan diri sendiri dengan
mengorbankan orang lain, bahkan mencintai kehidupan dengan cara
cara berdosa percayalah kita pasti akan kehilangan hidup kita! apapun
itu.. Ternyata kebodohan Abram yang membawa kengerian belum
berakhir, kita baca ayat 18 dan 19..disitu ada sebuah pernyataan Firaun
yang mengejutkan kita : Bahwa ternyata Firaun, sudah mengambil Sara
menjadi isterinya. Tidaklah mudah bagi seorang Firaun mau
memberikan kepada orang asing yaitu Abraham dengan hadiah yang
besar (ayat 16) tanpa sebuah imbalan yang berarti baginya yaitu Sara.

3. PENERAPAN
Coba kita renungkan betapa mengerikan hasil dari sebuah kebodohan
yang seringkali juga kita lakukan sebagai orang percaya, yang tanpa kita
sadari menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi kerajaan Sorga,
Biarlah dari renungan ini kita belajar dari kisah Abram dan sara untuk
menghargai rencana Allah bagi hidup kita bagi pelayanan kita ditengah –
tengah Rumah Tangga, gereja dan masyarakat kita. dengan cara :
3.1 Libatkan Tuhan dalam seluruh rencana kita ; (berdoa/membaca Alkitab
dan melakukannya )
3.2 Hidup dalam pertobatan ( tidak berbuat dosa)
Apapun rencana Allah bagi kita biarlah Dia yang berperkara di
dalamnya. amin

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


1. Ny Rohani 97 : 1 – 2
2. Ny Rohani 147 : 1 – 2
3. Ny Rohani 147 : 3
4. Ny KJ 393 : 1 dst….
5. Ny Rohani 77 : 4
6. Ny Rohani 80 : 1 – 2 & 4
7. Ny KJ 424 : 1 – 3

126
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 25 JULI 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KELUARAN 16 1 - 36
TEMA : BERHENTI BERSUNGUT-SUNGUT
UCAPKAN SYUKUR

1. PENDAHULUAN
Seorang Pendeta di Amerika Serikat memulai sebuah gerakan yang disebut
gerakan berhenti mengeluh dan juga bersungut - sungut. Ia membagikan
gelang berwarna ungu kepada setiap anggota jemaat dan dipasang pada
pergelangan tangan kanan atau kiri. Aturan yang harus ditaati yaitu jika
mengeluh dan bersungut-sungut gelang, harus dipindahkan ke pergelangan
tangan sebelahnya. Setiap kali perpindahan itu harus dicatat lalu dihitung
dalam seminggu atau sebulan berapa kali seorang mengeluh dan bersungut
- sungut. Dari gerakan ini setiap anggota jemaat diingatkan dan diajak
untuk perbanyak syukur daripada terus mengeluh dan bersungut-sungut.
Pertanyaannya mengapa seseorang atau satu persekutuan kedapatan lebih
sering mengeluh dan bersungut - sungut ? Mengapa bersyukur itu lebih
baik ? Bagaimana caranya supaya seseorang itu bersyukur ? dalam teks,
pengalaman Israel menjadi pelajaran penting.

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 1 - 12 : Israel merespon kebaikan Tuhan Allah yang membawa
mereka keluar dari rumah perbudakan dengan sikap bersungut-sungut.
Israel menjadi umat yang lupa diri, yang tidak menyadari apa yang baru
saja terjadi dalam hidup mereka. Mereka yang baru lahir dalam
kebebasan telah berubah menjadi keluarga atau komunitas pemberontak.
Pada pasal sebelumnya, pasal 15:22-27, Israel mulai memperlihatkan sikap
tersebut ; meminum air pahit, mereka bersungut-sungut.
Bersungut-sungut adalah sikap yang bukan sekedar mengeluh.
Bersungut-sungut merupakan sikap tidak puas terhadap sesuatu, sikap
menggerutu, mencomel, menantang dan mempersalahkan pihak yang
dianggap bertanggung jawab atas penderitaan yang dialami, secara
khusus yang dialami Israel di padang gurun. Dan ini adalah sebuah
pemberontakan.

127
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Pada ayat 12, Israel berpikir mereka hanya bersungut-sungut kepada


Musa dan Harun, padahal sesungguhnya mereka justru bersungut-
sungut kepada Tuhan. Musa berkata : “Bukan kepada kami sungut-
sungutmu itu, tetapi kepada Tuhan”.
Dalam sikap sungut-sungut itu terlihat sifat dan karakter Israel
sesungguhnya. Mereka menyesal dan membanding-bandingkan di Mesir
lebih baik daripada di padang gurun. Mati di Mesir dalam keadaan
berlimpah, lebih baik dari pada mati kelaparan di padang gurun. Saat
bersungut-sungut, Israel tidak menghargai dan tidak mampu
mempertahankan status mereka sebagai umat pilihan Tuhan. Mereka
gagal mengiyakan kepercayaan kepada Tuhan dan bergantung
sepenuhnya kepadaNya. Lebih menyedihkan, Israel menuduh bahwa
mereka hanyalah umat yang dituntun Tuhan untuk mati di padang gurun.
Dalam situasi itu, Tuhan berfirman kepada Musa tentang berkat yang
akan mereka terima, yang didahului dengan sebuah peristiwa di mana
mereka akan melihat kemuliaan Tuhan, keagungan dan kebesaran
Tuhan. Mereka bukan dipilih oleh allah – allah yang tak berdaya, tetapi
oleh Allah yang berkuasa atas langit dan bumi. Perhatikan 10 kali
penegasan Nama Tuhan mulai dari ayat 6-12 Ialah Allah Tuhan Israel.
2.2 Dalam ayat 13-24 apa yang dijanjikan itu benar-benar terjadi. Ada
makanan yang diberikan kepada mereka, nama benda itu disebutkan
dalam ayat 31 yaitu Manna. Setiap pagi mereka mereka mengambilnya
sesuai keperluan masing-masing.
Ini sesuatu yang ajaib dalam hidup umat Israel dan itu terjadi supaya
mereka memahami bahwa DIA adalah Tuhan ALLAH mereka yang
BENAR-BENAR telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Israel
yang tidak sabar dan kurang percaya itu menyaksikan kesetiaan Tuhan
Allah atas hidup mereka. Pemberian manna menjadi tanda dukungan
dan penyertaan Tuhan Allah sepanjang hidup Israel sampai mereka tiba
di perbatasan Kanaan (ay 35), mereka makan manna selama 40 tahun.
2.3 Ayat 25 -36 Ada aturan yang harus diingat dan dilakukan yaitu :
Pertama, berhenti sejenak dari seluruh kerja terkait urusan perut. Israel
harus istirahat untuk menguduskan hari Sabat Tuhan (ay 25-30),
Kedua, membuat tanda peringatan agar tidak lupa kepada apa yang
Tuhan Allah telah lakukan atas hidup mereka. Sebuah cerita iman yang
harus diwariskan kepada setiap generasi. Dari situlah mereka bersyukur
dari satu angkatan berganti angkatan lainnya.

128
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
3.1. Cerita pengantar dan kisah hidup Israel memberikan pelajaran
kepada kita untuk ingat selalu kepada Tuhan Allah kita. Ia
membebaskan kita dari satu kesulitan dan memasuki banyak
perjalanan hidup yang penuh harapan.
3.2. Perjalanan hidup kita juga ibarat memasuki area di padang gurun.
Proses pemurnian iman kita kepada Tuhan terus terjadi. Kita
diperhadapkan pada pilihan bersungut-sungut atau bersyukur.
Buatlah komitmen dan setia pada komitmen untuk menjadi pribadi,
keluarga dan persekutuan jemaat yang berhenti bersungut-sungut
dan selalu ucapkan syukur. Yohanes 6:43 Yesus berkata : jangan kita
bersungut – sungut dan dalam Efesus 5:20 ‘ Ucaplah syukur
senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus
kepada Allah dan Bapa kita’.
3.3. Menjadi pribadi, keluarga dan persekutuan jemaat yang bersyukur itu
tidak membanding – bandingkan hidup sendiri dengan orang lain; jika
ada yang lebih sukses atau berhasil, jika ada yang lebih cepat meraih
impian, jika ada yang lebih sejahtera. Janganlah menganggap Tuhan
berlaku tidak adil. Pemberian berkatNya dalam bentuk apa saja terkait
makan minum, kesehatan, karier, usaha dan lain lain selalu tepat
waktu. Syukuri setiap proses dalam hidup, biarkan Tuhan
menyenggara atas kita dengan cara dan kehendakNya. Ia tak pernah
salah membawa dan menuntun kita dalam ziarah hidup di dunia ini.
Percayalah Ia mempunyai rancangan damai sejahtera atas kita, bukan
rancangan kecelakaan (Yeremia 29:11).
Dan menjadi pribadi, keluarga dan persekutuan jemaat yang
bersyukur itu tetap ingat kepada Tuhan dan sungguh-sungguh
beribadah kepadaNya.
1 Samuel 12:24 “Hanya takutlah akan TUHAN dan setialah
beribadah kepadaNya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah,
betapa besarnya hal-hal yang dilakukanNya di antara kamu.” Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI (menggunakan Tata Ibadah Minggu I)


1. Ny. Rohani 10: 1-2
2. Ny. Rohani 12: 1 - 2
3. Ny. KJ.26: 2 - 3
4. Ny. KJ.27: 4 - 5
5. Ny. Rohani 80: 2
6. Ny. Mazmur 136: 1-dst
7. Ny. KJ.450: 1-3

129
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

TEMA BULAN AGUSTUS “KEMERDEKAAN SEBAGAI ANUGERAH KRISTIANI”


MINGGU, 1 AGUSTUS 2021
KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 5 : 13 - 15
TEMA : STATUS DAN IDENTITAS GEREJA SEBAGAI
GARAM DAN TERANG DUNIA

1. PENDAHULUAN
Sebagai bagian dari suatu bangsa dan negara yang telah merdeka dan
akan merayakan kemerdekaannya yang ke 75 tahun, yaitu NKRI, kita
terpanggil untuk menyatakan Injil di tengah pluralistas kita sebagai bangsa
dimana mayoritas penduduknya beragama Islam. Di Tanah Papua, tentu
saja kekristenan menjadi mayoritas, tetapi dari sisi kwalitas, terutama
kualitas iman, karena kita berhadapan dengan banyak penyakit sosial di
kota-kota kita, ada tindak kejahatan, ada juga kerusakan lingkungan alam.
Dari sisi spiritualitas, masih ada orang Kristen yang terikat dengan
okultisme (kuasa gelap). Di kampung-kampung ada potensi alam, tetapi
kekurangan sumber daya manusia berkualitas untuk mengelola atau
membangun kampong.
Tahun ini menjadi tahun Misi dan Diakonia, semuanya ini menjadi
tantangan berat dalam tugas panggilan GKI sebagai Garam dan Terang di
Tanah Papua. Kiranya kita menjadi Gereja yang berfungsi atau berperan
dalam rangka membawa perubahan di tengah masyarakat.

2. PENJELASAN TEKS
Perikop Matius 5: 13 – 15 adalah bagian dari Khotbah Yesus di Bukit, yang
dimulai dari Fasal 5-7. Perikop ini berbicara tentang jati diri Kristiani
dalam peran sebagai garam dan terang dunia.
2.1 Ayat 13, kamu adalah garam dunia (bahasa Yunaninya humeis este to
halas tes ges). Kata humeis yang artinya kamu , berbentuk jamak.
Kata ini menunjuk kepada murid-murid atau pengikut Kristus. Kata
este (adalah) menunjuk kepada fungsi atau menyatakan sesuatu
eksistensi/keberadaan); to halas (garam), tes ges (dunia). Ayat ini
hendak menyatakan peran, fungsi, eksistensi atau identitas Orang
Kristus atau pengikut Yesus sebagai Garam.
Garam yang dimaksud di sini adalah sodium khlorida, senyawa kimia
yang stabil dan kebal terhadap serangan,berfungsi untuk

130
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

mengawetkan, menjadi pupuk tetapi juga memberi rasa nikmat . Di


dalam masyarakat Timur dekat, garam digunakan untuk mensahkan
perjanjian sehingga garam menjadi lambing kesetiaan dan
kelanggenan (Bilangan 18: 19; 2 Tawarik 13:5). Perjanjian Garam
(Bahasa Ibraninya, Berit Melakh), pembubuhan garam pada obyek
yang digunakan di dalam perjanjian menunjukkan bahwa perjanjian
itu tidak akan pernah dibatalkan. Korban sajian juga dibubuhi garam (
Imamat 2: 13). Di dalam Markus 9: 49, Tuhan Yesus berkata, seperti
setiap kurban yang digarami , maka setiap orang akan digarami
dengan api. Api yang dimaksud, tentu api Roh Kudus. Garam juga
mengakibakan kehausan, sehingga memiliki nilai rohani seperti kata-
kata Mazmur 143: 6, “…jiwaku haus kepadaMU..). Garam itu
berfungsi dengan cara membaur atau meresap. Gaqram itu
memainkan fungsi dengan perannya dengan cara menempatkan atau
memposisikan diri di dalam sesuatu. Jadi pengaruhnya harus bersifat
total (berpengaruh dari dalam sampai luar, atau kita katakan, garam
itu berpengaruh luar dalam). Bagian-bagian yang tidak dijangkau oleh
garam akan membusuk (pasti membusuk).
Dalam kehidupan sehari-hari di Galilea, ditemukan ada garam yang
tidak murni (garam campuran), bentuk kristalnya mirip garam. Ada
juga garam yang kena udara lembab, sehingga kadar keasinannya
berkurang (merembes keluar). Ada juga Garam yang berbahaya, kalau
sudah tercemar. Jika garam sudah tercemar atau berkurang derajad
keasinannya, maka tidak ada gunanya, sehingga sebaiknya dibuang.
Garam model ini pasti akan diinjak-injak.
2.2 Kata he ge pada ayat 13, artinya tanah atau daratan, tempat di mana
kita berada,selanjutnya pada ayat 14 dipakai kata kosmou dari kata
kosmos, menunjuk kepada dunia dimana kita berdiam. Kata kosmos
ini juga mengandung pengertian nilai-nilai dunia yang bertentangan
dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. Dunia penuh kepalsuan, kekotoran,
kebusukan dan kejahatan. Nilai-nilai ini tentu saja membahayakan
kehidupan manusia.
2.3 Ayat 14, Bahasa Yunaninya, Emeis este to phos tou kosmou ou dunatai
polis krubenai epano orous keimene. Artinya humeis (kamu) este
(adalah) to phos (terang) tou kosmou (bagi manusia di dunia) ou
(tidak) dunatai (bisa) polis (kota) krubenai (disembunyikan), epano (di

131
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

atas) orous (gunung) keimene (yang terletak). Terjemahan


lengkapnya, kamu adalah terang dunia, kota yang terletak di atas
gunung, tidak mungkin tersembunyi.
Di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di Timur Tengah, biasanya
menggunakan pelita dari tanah liat yang berisi minyak zaitun. Tubuh
kita sama seperti pelita dari Tanah Liat. Minyak zaitun juga seringkali
menjadi symbol atau gambaran dari Roh Kudus. Kalau Roh Kudus ada
di dalam kita, kita akan terus bernyala-nyala. Terang yang ada pada
kita sebagai akibat dipenuhi Roh kudus, tidak boleh disembunyikan.
Pembacaan ini mengatakan,Pelita harus diletakkan tempat yang tinggi
untuk menerangi seluruh ruangan (terang itu harus terlihat), karena
terang bertugas mengusir atau menghalau kegelapan. Taurat atau Injil
memberi terang. Orang yang dipenuhi Terang Injil, juga menjadi
terang. Yesus menyatakan bahwa diriNya adalah terang yang
sesungguhnya, Dialah terang dunia (Yohanes 9:5). Tentu kalau kita
berada di dalam Dia, yaitu Yesus yang adalah sumber terang (Terang
yang sejati), kita juga akan memiliki terang dan menjadi terang.
Terang ini dijelaskan di dalam ayat 16 sebagai perbuatan-perbuatan
baik yang memuliakan Allah Bapa di sorga. Dengan kata lain, kita
menjadi terang melalui perbuatan baik.

3. PENERAPAN
3.1. Orang yang percaya , yang dipenuhi Roh Kudus dan Firman
Tuhan memiliki status dan identitas sebagai Garam dunia,
memiliki nilai-nilai yang berbeda dari nilai-nilai dunia ini. Itulah
nilai-nilai Injil yang berkuasa memperbaiki dan mengubah nilai-
nilai dunia yang rusak, busuk dan membahayakan kehidupan
manusia. Garam itu berfungsi dengan cara meresap ke dalam
makanan atau daging yang hendak digarami. Kehidupan yang
tidak mengalami atau tidak terkena dengan garam, pasti
membusuk. Kita tidak perlu takut dengan kenajisan dan
kebusukan di dalam dunia ini, kalau hidup kita sudah dikuasai dan
dipengaruhi Oleh Firman Tuhan. Tetapi, kalau kehidupan kita
sudah ambar (tidak asin) atau sudah tercemar, sebaiknya dibuang,
karen tidak berguna lagi atau bahwa kehidupan kita akan sangat
berbahaya.

132
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Kalau kita sudah digarami, kita juga harus meresap ke dalam


kehidupan masyarakat di sekitar kita, dan bahwa dimana kita
hadir, di situ pasti tidak akan terjadi perubahan dan perbaikan.
Untuk itu kita harus terus menjaga kehidupan kita agar tetap ada
di dalam Tuhan dan di dalam kebenaran-kebenaranNya.
Garam juga berbicara tentang konsistensi dan integritas, yaitu satu
dalam kata dan perbuatan. Jangan Bicara lain, buat lain (bahsa
sehari-hari, latihan lain, main lain). Integritas ini bisa kita sebut
dengan, hidup suci , jujur dan adil. Garam yang menggarami dari
dalam ini juga berbicara tentang kelemahlembutan
3.2. Peran sebagai terang dunia. Supaya menjadi terang, pelita hidup
kita selalu harus berisi minyak zaitun yang melambangkan Roh
Kudus. Kehidupan yang dipenuhi Roh Kudus, akan terus bernyala
atau menghasilkan Terang. Terang itu menolak kegelapan atau
membawa pemisahan. Terang berbicara tentang sikap tegas,
radikal,sikap tidak komromi, tidak boleh abu-abu. Kombinasi
peran garam (kelemahlembutan) dan terang (ketegasan)
menciptakan suatu keseimbangan yang luar biasa. Sebab jika
ketegasan tidak dipadu dengan kelemahlembutan, maka
bisa melukai hati seseorang. Kelemahlembutan tanpa ketegasan,
bisa menghasilkan sikap membeo. Tentu ketegasan tidak sama
dengan kekerasan, Sering kali ada orang yang terlalu tegas
sampai menjadi kasar. Keseimbangan antara ketegasan dan
kelemahlembutan ini yang kita sebut sebagai cinta kasih. Kolose
4:6, hendakah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan
hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana harus memberi jawab
kepada setiap orang. Terang harus terlihat, sebagaimana
gambaran Yesus, seperti kota yang terletak di gunung. Kalau
Garam tidak terlihat, tetapi dampaknya terasa. Itu berarti,
perbuatan- perbuatan kasih dan kebaikan yang dilakukan Gereja,
akan selalu terlihat. Orang yang berbuat baik akan menonjol,
bukan karena yang bersangkutan mau menonjolkan diri, tetapi
bahwa perbuatan-perbuatan baik itu akan menonjolkan atau
mempromosikan kita. Apa dan Siapa kita ditentukan oleh apa
yang kita buat. Kita bisa berbicara, tetapi kalau tidak berbuat,
akan sama seperti tong kosong yang berbunyi nyaring.

133
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3.3. Peran sebagai Garam dan Terang ini juga menegaskan peran
sebagai minoritas yang berkualitas. Kita boleh minoritas dari sisi
kuantitas, tetapi mayoritas dari sisi kwalitas, yaitu kualitas dalam
iman, pengetahuan, kwalitas dalam bertindak. Jadi Garam dan
terang juga berbicara tentang profesioanlitas atau keahlian .
Orang-orang Kristen harus berkualitas, memiliki kepakaran di
dalam segala bidang kehidupan. Hanya orang-orang yang
memiliki iman, professional dan terampil yang dapat
memperbaiki, merubah dan memperbaharui kehidupan
masyarakat. Jika Kekristenan kita tidak memenuhi kualifikasi-
kualifikasi atau persyaratan-persyaratan mutu seperti ini, maka
kita tidak bisa berbuat apa-apa, malahan kita akan dibuang dan
diinjak-injak orang.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


(1) Ny. Roh 2:1-2
(2) Ny. Roh 136:1
(3) Ny. Roh 137:1
(4) Ny. Roh 77 : 1
(5) Maz 105:1-DST
(6) Ny. Roh 167:1-3

134
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 8 AGUSTUS 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : YOSUA 10 : 7 – 28
TEMA : KESETIAAN ALLAH PADA JANJI-NYA

1. PENDAHULUAN
Sebagai orang percaya, kita telah belajar melalui pengalaman-pengalaman
hidup yang banyak, entah pengalaman manis maupun pengalaman pahit,
bahwa Allah dan mengajar dan membentuk Kita untuk percaya dan
bergantung kepadaNya. Dari pengalaman-pengalaman tersebut, kita dapat
bersaksi bahwa Allah itu setia. Kesetiaan Allah ituselalu berulang, sehingga
meskipun kita berulang kali jatuh dan gagal, tetapi kesetiaan Allah
membuat kita bangkit lagi. Alkitab menyaksikan bahwa kasih setia Tuhan
selalu baru setiap pagi bagi kita, dan kasih setiaNya kekal.
Hari ini kita bersyukur, akan belajar satu pengalaman iman yang sangat
berharga dari kepemimpinan Tuhan melalui HambaNya Yosua
sebagaimana tertulis di dalam Kitab Yosua 10, khususnya ayat 7 – 28.
Semoga, melalui berbagai permasalahan hidup yang terus kita hadapi, kita
terus belajar untuk bertumbuh dan menjadi kuat, setiap saat kita
merindukan Tuhan, membangun hubungan erat dengan Tuhan dan belajar
untuk taat dan bergantung penuh kepadaNya.

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 7 – 11: Ayat 8, Tuhanmengingatkan ulang Janji penyertaan
Tuhan kepada Yosua. Janji Tuhan untuk Yosua (fasal 3: 7), seperti
Tuhan menyertai Musa, demikian juga Tuhan akan menyertai Yosua.
Luar biasa janji ini, melalui Musa, Tuhan mengeringkan Laut Kolsum
(Kelauaran 14:21), melalui Yosua, Tuhan mengeringkan Sungai Yordan
(Yosua 3:6). Melalui tangan Musa yang terangkat, bangsa Israel
mengalahkan orang Amalek dan juga melalui Yosua, Tuhan
mengalakan Raja-raja di Kanaan.
2.2 Ayat 9, 10 dan 11, Yosua melakukan penyerangan malam hari ke
tempat perkemahan musuh. Ayat 10, Tuhan mengacaukan musuh2 itu,
sehingga kondisi ini memberi peluang bagi Yosua untuk mengalahkan
mereka. Musuh-musuh yang melarikan diri sampai daerah perbukitan

135
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

yang menurun, dikejar lalu dibunuh.Tetapi ada yang dasyat, bahwa


Yosua meminta supaya malam diperpanjang agar ia menghabisi
musuh-musuhnya. Tuhan mendengar doanya, lalu Tuhan menurunkan
batu-batu yang menutup langit , sehingga meskipun hari sudah pagi,
tetapi hari masih terlihat gelap. Batu- batu yang berukuran besar
(bahasa Ibrani, abanim gedolot minhassamayim, batu-batu besar dari
langit), jatuh membunuh lebih banyak dari jumlah yang dibunuh oleh
orang Israel dengan pedang. Setelah tidak ada batu-batu yang jatuh
dari langit, merek sadar bahwa, ternyata hari sudah siang ( matahari
ada di atas Gibeon dan bulan ada di Ayalon
2.3 Ayat 12 – 15, Yosua meminta lagi, agar Tuhan menahan matahari. Lalu
matahri tidak bergerak/ berhenti di Gibeon dan bulan juga berhenti di
lembah Ayalon, sehingga hari tetap terang untuk Israel memberi
kesempatan bagi orang-orang Israel untuk membalas dendamnya dengan
menghabisi musuh-musuhnya. Bahasa Ibrani, dom pada ayat 12 artinya,
menjadi diam atau berhenti dan amad pada ayat 13 b, berarti tidak
bergerak ( matahari berhenti di tengah langit dan lambat-lambat turun).
2.4 Ayat 16 – 28, Lima orang Raja dari Yerusalem, Hebron, Lakhis, Yarmut
dan Eglon yang bersembunyi di dalam gua di Makeda, ditangkap lalu
dibunuh. Ada tindakan Yosua yang menjadi pelajaran berharga bagi
umat Israel, yaitu Ia menyuruh Pasukannya menaruh kaki mereka
pada bahu ke lima orang raja. Dengan tindakan ini Yosua mau
mengatakan bahwa, raja-raja yang tadinya menjadi ancaman luar
biasa, sekarang mereka tundukkan dan injak-injak dan ada di bawah
telapak kaki orang Israel. Inilah pebuatan-perbuatan Tuhan yang luar
biasa bagi Yosua dan Umat Israel. Orang-orang Israel belajar bahwa,
Tuhan sendirilah yang berperang bagi mereka (Yosua 10: 42). Sejarah
mencatat bahwa pada abad 13 SM, Debir dan Lakhis dihancurkan dan
bertepatan dengan peristiwa ini.

3. PENERAPAN
3.1. Allah selalu setia pada janjiNya. Allah selalu berlaku sesuai janji-
janjiNya. Ia selalu hadir bersama dan berpihak kepada umatNya.
Kehadiran Allah tidak hanya terjadi di masa lalu, tetapi juga di masa
kini dan masa depan dan Allah selalu melakukan peristiwa-peristiwa
besar bagi umatNya.

136
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3.2. Janji-janjiNya ada di dalam Alkitab. Firman ini mengajar kita untuk
setia membaca Alkitab, agar selalu mengingat dan berpegang kepada
janji-janjiNya. Firman ini juga mengingatkan agar kita memiliki relasi
atau keintiman dengan Allah. Relasi, fokus dan ketergantungan
kepada Allah. Bukan fokus kepada masalah atau beban-beban
kehidupanyang membuat kita kebingungan, tertekan, stress, tidak
berdaya dan putus asa.
3.3. Ketika juga belajar, bahwa semakin banyak dan semakin besar
masalah, justru memberi kesempatan semakin besar bagi Allah untuk
menunjukkan kuasaNya. Sebagaimana FirmanNya, justru di dalam
kelemahanmu yang membuat engkau bergantung kepadaKu, maka
anugerahKu menjadi cukup bagimu.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


(1) Ny. Roh 106:1-3
(2) Ny. Roh 136:2
(3) Ny. Roh 137:2
(4) Ny. Roh 77:2
(5) Ny. Roh 119:1-DST
(6) Maz 150 : 1 - 2

137
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 15 AGUSTUS 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 17 : 1 - 26
TEMA : MENGASIHI SEBAGAI TANDA MENGENAL
ALLAH YANG BENAR

1. PENDAHULUAN
Besok, kita akan merayakan hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang ke 76 tahun. Kita juga akan merayakan di dalam suasana
di mana negara ini di dalam pluritasnya, menghadapi potensi untuk pecah,
kalau soliditasnya tidak diperkuat. Kita juga mengalami bahwa Kekristenan
sedang di serang karena Konsep Trinitas. Apakah orang Kristen percaya
tiga Allah. Bagaimana kita menjelaskan Konsep Trinitas agar dipahami.
Yohanes 17 : 1 – 26 adalah Doa Yesus bagi GerejaNya, sering disebut Doa
Imamat Agung. Konsep misi GKI yang melihat seluruh umat manusia
sebagai satu keluarga besar, bagaimana sharing keluarga Illahi yang di
dalamnya ada kasih mengasihi anatar Bapa, Anak dan Roh Kudus,
diwujudkan di dalam Gereja dan seterusnya dibagi kepada dunia sebagai
satu keluarga besar seluruh umat manusia untuk memenuhi Yohanes 3: 16.
begitu penting, karena Allah sendirilah yang membentuk keluarga
(Kejadian 2:18, 21-25), kedua, bahwa konsep keluarga menolong untuk
mengimanensikan ketransendensian Allah, sehingga Allah itu tidak hanya
tinggal di langit nun jauh di atas, tetapi menjadi pribadi yang begitu dekat
dan memiliki keintiman dengan manusia. Inilah yang menjadi tujuan misi
Yesus. Dengan kata lain, Yesus datang untuk memperkenalkan Allah yang
adalah BapaNya supaya juga menjadi Bapa seluruh umat manusia,
sehingga manusia tidak mempertajam perbedaan-perbedaan dari sisi fisik
atau status social ekonomi atau latar belakang agama sebagai penyebab
konflik atau perpecahan, bahkan pembunuhan. Dengan konsep seperti ini,
keslamatan yang dikerjakan Yesus, bisa diwujudkan berdasarkan kasih di
dalam keluarga Illahi Yesus dan BapaNya yang diperluas kepada seluruh
umat manusia, sebagaimana Yohanes 3:16; 17: 1-26

2. PENJELASAN TEKS
Yohanes 17 : 1-26 , merupakan Doa Yesus, disebut juga Doa Imamat
Agung, karena Yesus sedang berdoa untuk GerejaNya, agar tetap
terpelihara.
2.1 Ayat 1, Yesus berdoa, meminta supaya Bapa mempermuliakan diriNya
dengan kemuliaan sebagaimana sudah dimiliki bersama Bapa sebelum
dunia ada (Bandingkan ayat 5). Mengapa, karena Yesus juga telah

138
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

memuliakan Bapa dengan cara sebagaimana ayat 2 – 8.


2.2 Ayat 2, Yesus menerima kuasa dari Bapa untuk memberi hidup yang
kekal bagi mereka yang percaya kepadaNya. Yesus memberi hidup
kekal melalui Misi penyelamatanNya (Yesus mengembalikan manusia
kepada kekekalan bersama Bapa). Pekerjaan ini sudah diselesaikan
Yesus melalui kematian dan kebangkitanNya. Yesus yang sesungguhnya
Allah, mau merendahkan diriNya dan taat kepada BapaNya
(bandingkan Filipi 2: 6 -11). menyatakan bahwa sebelum Allah
menjadikan segala sesuatu, Allah itu adalah Bapa. Kebapaan Allah ini
begitu penting, karena Kasih (Allah itu kasih). Bahwa Bapa itu
mengasihi Yesus. Konsep Kebapaan yang penuh kasih inilah yang
mendasari karya penciptaan Allah.
2.3 Ayat 6-8, supaya manusia mengenal Allah dan juga menghormati Yesus
serta melakukan FirmanNya, maka Yesus juga diberi kuasa sepenuhnya
untuk menghakimi (bandingkan Yohanes 5: 22). Siapa selamat dan
tidak, itu ditentukan oleh Yesus. Sehingga manusia percaya Firman yang
disampaikan Yesus, bahwa Bapa dan Yesus berbagi kasih dan
kemuliaan. Makna Firman Yesus berisi Perintah kasih. Kasih harus
diwujudkan di dalam Kehidupan bersama Orang percaya, sebagai
wujud dari perwujudan kesegambaran dengan Allah dan perluasan
kemuliaan surgawi di bumi.
2.4 Ayat 9 – 19 Yesus berdoa supaya Orang – orang percaya yang telah
menjadi milikNya dan juga menjadi milik Bapa, dipelihara di dalam
nama Bapa, karena sebentar lagi Yesus akan meninggalkan mereka dan
kembali kepada Bapa, supaya tidak ada satupun yang binasa. Ini
sukacita Yesus, bahwa sekarang bukan hanya diriNya yang memanggil
Allah sebagai Bapa, tetapi, orang – orang percaya juga berhak berdoa
langsung kepada Bapa di dalam namaNya, dan berhak memanggil
Allah sebagai Bapa (menjadi bagian dari keluarga Illahi).
2.5 Ayat 20-23, Yesus juga berdoa untuk orang-orang yang kemudian akan
percaya pemberitaan Murid-muridNya, supaya mereka semua menjadi
satu persekutuan orang percaya. Kesatuan orang percaya menjadi
kesaksian terbesar yang bisa meyakinkan dunia bahwa benar-benar
Yesus diutus oleh Bapa.
2.6 Ayat 24-26, konsep besar Yesus tentang ke-Bapa-an Allah, bahwa jauh
sebelum segala sesuatu ada dan dijadikan, Allah itu adalah Bapa. Dialah
Bapa yang mengasihi Yesus (BapaNya Yesus). Kasih Bapa kepada Yesus
inilah yang mendorong Yesus merendahkan diri dan meninggalkan
segala kemuliaanNYa menjadi sama dengan manusia supaya
memperkenalkan Kasih Bapa itu (Filipi 2:6-8; Yohanes 3:16; Lukas 15:

139
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

11-32). Yesus juga menghendaki supaya BapaNya menjadi Bapa murid-


murid dan orang percaya (Yohanes 20 : 17). Kemuliaan Allah di dalam
sharing kemuliaan, sebagaimana berbagi semua yang ada pada keluarga
Illahi Bapa, Yesus , Roh Kudus, itu jugalah yang dinampakkan di dalam
persekutuan orang percaya sebagai Kesaksian terbesar gereja. Gereja
tidak bisa menyaksikan Allah di dalam perpecahan. Kalau seluruh orang
percaya menjadi satu, dunia akan percaya Yesus bahwa Yesus itu Tuhan
dan kepala atas GerejaNya. Konsep kebapaan yang penuh kasih inilah
yang mendasari dan memotivasi misio Dei, Misio Kristi, misio spiritus
dan misio ecclesia.

3. PENERAPAN
3.1Sebagaimana Yesus berdoa dan mengasihi GerejaNya, kita juga terus
mendoakan dan mengasihi GerejaNya. Menjadi agar FirmanNya, yakni
perintah kasih diamalkan di dalam Gereja dan mewujudkan kesatuan
orang percaya /Gereja sebagai kesaksian terbesar gereja bagi dunia.
3.2 Gereja berdoa dan menyatakan kasih Bapa kepada dunia, supaya
dunia juga diselamatkan, sehingga menghadirkan kemuliaan surga di
dunia, sebagaimana Doa Bapa kami, ‘’datanglah kerajaanMu, jadilah
kehendakMu, di bumi seperti di surg’’.
3.3 Fokus pembinaan GKI Tahun ini adalah keluarga sebagai basisi dari
jemaat/Gereja dan Masyarakat melalui keluarga yang berdoa. Untuk
berdoa bersama, relasi antara anggota Keluarga perlu dibina (relasi
setiap pribadi dengan Allah dan relasi di antara sesama anggota
keluarga). Ibadah menjadi indicator relasi dan komunikasi dengan
Allah. Komunikasi dan keintiman dengan Allah menghasilkan
komunikasi dan keintiman keluarga. Ada kesediaan saling mendengar,
saling melayani dan saling mendoakan di dalam kehidupan keluarga,
sehingga tidak ada KDRT .

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


(1) Ny. Roh 94:1-2
(2) Ny. Roh 136:3
(3) Ny. Roh 137:3
(4) Ny. Roh 79:1-2
(5) Ny. Roh 127:1-DST
(6) Ny. Roh 117:1-2

140
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 22 AGUSTUS 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 12 : 35 – 48
TEMA : SUKACITA HIDUP MELAYANI

1. PENDAHULUAN
Yesus berbicara agar Gereja terus hidup di dalam sikap penantian, yaitu
menantikan kedatanganNya kembali, yang digambarkan dengan pesta
kawin. Sementara menanti kedatanganNya, Gereja terus melaksanakan
tugas pengutusanNya dan memelihara persekutuan orang percaya. Kondisi
masyarakat di Tanah Papua saat itu menjadi persoalan misi yang serius,
karena banyak orang Papua meninggal karena miskin, sakit-penyakit,
miras-narkoba, free sex, HIV Aids,politik, juga budaya lama yang
bertentangan dengan Injil belum ditinggalkan.
Apakah Gereja Tuhan dengan begitu banyak denominasinya sudah
melaksanakan misi Tuhan yang sesungguhnya. Inilah pertanyaan yang perlu
direnungkan dijawab agar Jemaat mulai melihat misi gereja tidak hanya di
dalam batas-batas tembok gereja saja. Kita telah belajar melalui suasana
pandemic Covid 19, bahwa Gereja telah melaksanakan Ibadah Virtual,
sehingga misi gereja tidak lagi dibatasi di dalam tembok bangunan gereja.

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Dulu, di zaman Perjanjian Baru, ada budak (Bahasa Yunaninya,
doulos), yang dijual di Pasar budak. Orang yang membeli budak
menjadi tuan (kurios) atas budaknya. Kurios artinya penguasa dan
pemilik . Para budak yang dibeli di pasar budak dan menjadi milik sang
tuan, sang Tuan berhak memperlakukan mereka sesuka hatinya. Jika
budak itu bekerja tidak sesuai keinginan sang tuan, budak ini bisa
dibunuh. Pada Perumpamaan ini, Kerajaan Allah diumpamakan sebagai
Rumah (Rumah Allah), dimana ada Seorang Tuan sebagai pemilik,
yang mengangkat hamba untuk menjaga rumah dan seluruh miliknya
sementara Tuan itu pergi menghadiri pesta nikah. Pesta niskah ini
menjadi gambaran sukacita keslamatan surga. Ini gambaran tentang
keberadaan Yesus saat ini, ketika tidak berada di dunia, karena kembali
ke dalam kemuliaanNya (sedang berada di surga), dan Yesus akan
datang kembali pada akhir zaman.
2.2 Ayat 35, 36, Bahasa yunaninya , estosan hymon hai osphyes
periezosmenai kai hoi lychnoi kaiomenoi ki hymeis homoioi anthropois
prosdechomenois ton kurion heuaton pote analyse ek ton gamon hina
elthontos kai krousantos eutheos anoixosin auto). Hendaklah

141
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

penggangmu tetap berikat dan pelitamu menyala. Hamba (doulos) di


dalam ayat ini diperintahkan agar tetap berikat Pinggang itu menunjuk
kepada kesiapan diri seorang hamba yang menggulung jubah luar dan
mengikatnya pada pinggangnya, agar bisa melaksanakan tugasnya
sebagai seorang Pelayan atau hamba dengan leluasa. Menggulung
jubah luar dan mengikat pinggang, menunjukkan tanda menyadari diri
sebagai hamba, juga sebagai tanda kesiapan diri menjalankan tugas
hamba. Juga agar pelitanya selalu diisi minyak dan bernyala. Menyala
di dalam rumah sepanjang hari, baik siang, apa lagi saat gelap/malam.
Sang Hamba juga harus siap, sehingga rumah kebobolan pencuri. Sang
hamb ini harus melayani orang-orang seisi rumah.
2.3 Ayat 36, sang Hamba harus memiliki sikap selalu menanti kedatangan
Sang Tuan ( Kurios), meskipun di saat tengah malam (saat mengantuk
dan seharusnya sudah tertidur). Sang Hamba tidur dalam kondisi
berjaga-jaga, sehingga ketika Sang Tuan mengetuk pintu, sang hamba
siap membukakan pintu. Waktu kembali sang Tuan menjadi rahasia,
yang hanya diketahui sang Tuan sendiri. Kapan Sang Tuan kembali, itu
tidak penting bagi para hamba, itu tidak menjadi urusan hamba- hamba
itu. Yang penting adalah supaya hamba itu selalu fokus menjalankan
atau melaksanakan tugasnya dan berjaga-jaga.
2.4 Ayat 37, Bahasa Yunani, makarioi hoi douloi ekeinoi hous eltho ho
kurios heuresei gregorountas amen lego hymin hoti perizosetai kai
parelthon diakonesei autois . Kata bahagia, makaroi, dapat juga
diterjemahkan dengan kata beruntung atau diberkati. Jika hamba itu
menjalankan tugasnya dengan baik, akan sangat beruntung, karena
Sang tuan akan mempersilahkannya duduk di meja makan sang Tuan
dan sang Tuan akan melayaninya untuk makan bersama sang Tuan.
Pekerjaan melayani meja adalah pekerjaan seorang hamba (dulos),
tetapi Tuhan Yesus mau merendahkan diriNya untuk melayani Hamba-
HambaNya yang melayani dengan baik.
2.5 Ayat 41 – 44, Kedua, bahwa Jika Sang Hamba melaksanakan tugas
dengan baik, maka kepercayaan akan ditambahkan, yaitu menjadi
pengawas atas segala milik Tuannya.
2.6 Ayat 45,46, Jika sang hamba tidak memiliki sikap menentikan
Tuannya, berpikir bahwa Tuannya tidak akan kembali, lalu melakukan
yang sebaliknya, yaitu hidup mengikuti hawa nafsunya, makan minum
dan mabuk-mabukan, maka sang Tuan akan membunuh dan
memperlakukannya seperti orang-orang yang tidak setia. Ada suatu
peringatan keras bagi hamba-hamba Tuhan atau jemaat Tuhan, bahwa
ketika kita tidak sadar-sadar, terus hidup menuruti hawa nafsu kita,

142
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

maka kasih karunia Tuhan akan berubah menjadi murka. Allah akan
menganggap kita sama dengan orang dunia yang tidak bernilai,
sehingga Allah atau Yesus akan menghukum kita (membunuh kita).
Membunuh ini bisa saja, mengambil berkat- berkatnya dan terakhir
memperpendek usia kita.
2.7 Ayat 48, Jika sang hamba setia di dalam tanggung jawab yang kecil,
akan diberi kewenangan dan tangging jawab yang lebih besar lagi.
Kepercayaan yang diberikan Tuhan sangat terukur. Ia memberi
kepercayaan sesuai dengan kemampuan dan kesetiaan atau loyalitas
para hamba.

3. PENERAPAN
3.1 Allah sebagai Owner atau pemiliki dunia dan segala yang ada di
dalamnya. Gereja juga digambarkan sebagai rumah . Semua sumber
daya di dalam diri orang percaya adalah milik Tuhan. Semuanya , baik
manusia, talenta/karunia maupun harta benda, harus dipakai untuk
melayani, tidak boleh ditahan untuk diri sendiri atau disalahgunakan.
3.2 Kita melayani karena sesungguhnya kita ini adalah budak dosa, yang
layak dihukum selama-lamanya di dalam neraka, tetapi Yesus telah
membeli atau menebus kita dari dosa-dosa kita. Karena Yesus telah
menebus/membeli kita, maka Yesus adalah Tuan atau Tuhan (Kurios),
yakni pemilik satu-satunya yang berhak atas seluruh hdup kita. Yesus
tidak membeli kita dengan materi atau kekayaan yang bersifat fana,
tetapi Yesus membeli kita dengan darah dan nyawaNya, Yesus
menggantikan kita di Golgota. Sehingga melayani itu menjadi
ungkapan syukur kepada Tuhan Yesus, bahwa keslamatan nyawa kita
sudah di bayar lunas.
3.3 Tangggung jawab manusia sebagai Penatalayan(Steward) atau hamba
di dalam rumah Allah berdasarkan pandangan iman bahwa life is not
our privately, artinya tidak ada yang menjadi milik pribadi . maka diri
kita (tenaga, pikiran, waktu dan harta kita, kita untuk melayani
kerajaanNya, yaitu dukung misi gereja, layani sesama yang
membutuhkan bantuan(lakukan pelayanan sosial).
3.4 Sikap manusia yang menafsui harta benda, posisi dan jabatan seolah-
olah adalah milik sendiri yang karenanya digunakan untuk kepentingan

143
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

diri sendiri, apa lagi untuk berfoya-foya, karena pandangan yang salah,
seolah-olah manusia adalah pemilik hidup kita, sehingga kita juga
belajar untuk egois dan materialistis, agar segera bertobat, karena
semua kejahatan akibat pemahaman yang salah, akan mendatangkan
Hukuman yang fatal. Yesus mengatakan, Ia akan membunuh kita,
dengan cara memperpendek usia dan menganggap kita seperti orang
dunia yang tidak ada nilai (orang yang hidup sembarangan).
3.5 Kerajaan surga mengukur dan menghargai soal-soal kecil/sepeleh. Kalau
kita bisa setia dan dipercayai di dalam hal-hal kecil, maka pasti bisa
dipercayai juga dalam hal-hal yang lebih besar. Kalau hal-hal kecil
saja, kita tidak bisa tahan nafsu, apalagi hal-hal besar. Kerajaan surga
juga mengukur budaya kerja produktif, bersih, jujur, disiplin dalam
tugas kerja dan perilaku setiap hari , bahwa pasti akan terbawa ke
dalam soal-soal rohani atau perkara-perkara surgawi. Kalau sudah
terbiasa kerja asal-asalan, tidak jujur dan tidak disiplin, dalam
kehidupan sehari-hari, pasti membawa kebiasaan seperti itu ketika
mengerjakan pekerjaan Tuhan juga, pasti membawa

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


(1) Ny. Roh 97:1-2
(2) Ny. Maz 6:1
(3) Ny. Roh 126:4
(4) Ny. Roh 119:5
(5) Ny. Roh 129:1-DST
(6) Ny. Roh 121:1

144
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 29 AGUSTUS 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MARKUS 7 : 1 - 23
TEMA : AGAMA DAN IBADAH YANG BENAR

1. PENDAHULUAN
Gereja di utus oleh Yesus untuk melakukan tugas pemuridan bagi suku
bangsa atau bangsa. Tugas Pemuridan ini menekankan bagaimana
membangun nilai dan gaya hidup yang sama seperti gaya hidup Yesus.
Gereja menghadapi tugas yang berat saat ini di dalam misinya, karena
pelayanan Gereja tidak hanya di atas mimbar saja, tetapi juga
menjangkau dunia, yang disebut dengan penjangkauan suku-suku
terabaikan. Suku-suku terabaikan terdiri dari suku-suku terasing yang
berada di daerah-daerah terpencil atau daerah pedalaman yang belum
mendengar Injil atau suku-suku yang ada di kota tetapi beragama (belum
menerima Yesus sebagai Juruselamat).
Gereja juga harus melakukan Reevangelisasi (penginjilan ulang) untuk
orang Kristen yang sudah menjauhkan diri dari persekutuan Gereja,
bahkan ada di tengan kota dan menjadi problem social, atau mengalami
patologi social.

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 6-7, Yesus mengutip nabi Yesaya 29: 13. Untuk membandingkan
cara beribadah yang dikehendaki Allah dengan cara berIbadah yang
dijalankan umat Yahudi, sebagai Ibadah buatan manusia. Ibadah
buatan manusia, yang ditaati adalah peraturan-peraturan seperti :
sabat, korban, makanan, cuci tangan. Ada 613 Peraturan yang menjadi
kuk yang mengikat (toryag mitzvoth), Yesus ganti dengan Kuk yang
ringan, yaitu 2 perintah saja, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada
sesama manusia seperti kasih terhadap diri sendiri. Yesus mau
membedakan Halaka (adat istiadat ) dengan Taurat. Halaka telah
mengaburkan Taurat, sehingga Taurat tidak terlihat. Contohnya, Yesus
dilarang oleh Tokoh-Tokoh Agama Yahudi ketika menolong orang
sakit pada hari sabat, Yesus katakana sabat untuk manusia, bukan
manusia untuk hari sabat (Markus 2:27)

145
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.2 Ayat 10-13, Yesus menegur Tokoh-Tokoh Agama ini, karena Perintah ke
lima, yang berkaitan dengan kewajiban memelihara orang tua, bisa
diganti karena anggapan bahwa pemberian korban kepada Allah
(Ibadah yang bersifat kultis) lebih penting dari pada tanggung jawab
social dan itu menjadi tanda hidup kudus. Jadi hal-hal kultis
mengabaikan hal-hal yang bersifat social-etis (terjadi ketidak
seimbangan antara soal rohani dan sosial – etis atau moral). Anggapan
bahwa korban yang banyak dapat menghapuskan dosa, memberi
kesan seolah-olah Allah bisa disogok. Yesus mengatakan, untuk
mencapai kesempurnaan atau masuk surga, itu bukan prestasi atau jasa
manusia, tetapi perbuatan atau pemberian Allah
2.3 Ayat 14,15 , Yesus menyinggung ulang Peraturan yang menyangkut
makanan, Imamat 11, tentang binatang yang haram dan yang tidak
haram. Kata yang dipakai di dalam Imamat 11, ha tameh ( Bahasa
Ibrani, artinya tidak bersih, unclean animal) dan ha tahor ( Bahasa
Ibrani, artinya bersih, clean animal. Dari kata tahor, kita dengan istilah
tahir atau halal), sesungguhnya dua kata ini menunjuk kepada dunia
kesehatan, mengapa karena makanan- makan ini yang ha tameh (
istilah lain haram) sebenarnya adalah makanan yang mengandung
kolesterol yang tinggi. Secara agama, sesungguhnya dimakanpun, tidak
ada hukumannya. Tuhan mengingatkan umatNya menolong umatNya
agar tidak memakan makanan berkolesterol tinggi agar tidak sakit. Jadi
Yesus mengatakan, makanan tidak menyebabkan seseorang berdosa
(bandingkan I Korintus 8:8) Yang menajiskan hati seseorang adalah
bukan yang masuk melalui mulut, yaitu makanan, tetapi yang keluar
dari hati, yaitu pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati,
hujat, kesombongan dan kebebalan. Kalau hati bersih, yang keluar dari
mulut juga bersih

3. PENERAPAN
3.1 Ibadah yang benar yang memuliakan Allah, bersumber dari hati yang
sudah dibaharui dengan darah Yesus, hati yang sudah dibersihkan dari
segala kejahatan. Hati yang baru, yang dipenuhi Roh kudus, yang
sungguh-sungguh takut dan mengasihi Tuhan, itulah yang menghasilkan
penyembahan yang benar, dimana tidak hanya memuji dengan lidah,

146
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

tetapi melakukan kebenaran, juga tidak menggantikan Firman dengan


adat istiadat.
3.2 Sikap ketergantungan kepada anugerah Allah, menggerakkan kita untuk
sungguh- sungguh mengasihi, menghormati dan memperlakukan orang
lain sebagai sesama manusia, tanpa membeda-bedakan karena status
pendidikan, status sosial atau status ekonomi.
3.3 Sehingga kita dapat mengatakan bahwa, agama yang benar yang
berasal dari Allah, bersifat humanis, dipenuhi cinta kasih, keadilan dan
kebenaran. Agama yang dehumanis (tidak menghargai nilai-nilai
kemanusiaan, rasis, diskriminatif dan intoleran) adalah demonic ,
artinya bersumber dari setan-setan
Agama yang benar mendorong dan mendukung kemajuan Ilmu
pengetahuan dan teknologi, penegakan hukum, keadilan dan
kebenaran untuk mewujudkan kedamaian serta kesejahteraan seluruh
umat manusia. Jadi orang yang memiliki sikap keagamaan yang benar
(orang Kristen yang benar), itu selalu belajar segala ilmu pengetahuan
dan teknologi dan menjadi professional, atau memiliki kepakaran, lalu
menggunakan Ilmu dan teknologi bagi kebaikan dan kesejahteraan
hidup manusia. Jadi kita sepakat bahwa agama yang benar menentang
kebodohan, kemalasan dan ketidakdisiplinan.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


(1) Ny. ROH 11:1-2
(2) Ny. Maz 6:2
(3) Ny. Maz 32:1
(4) Ny. Roh 16:3
(5) Ny. Roh 76:1-DST
(6) Ny. Roh 198:1-2

147
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

TEMA : BERTANDINGLAH DAN REBUTLAH HIDUP YANG KEKAL


MINGGU, 5 SEPTEMBER 2021
KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 1 TIMOTIUS 6 : 11 - 16
TEMA : BERTANDINGLAH DAN REBUTLAH HIDUP
YANG KEKAL

1. PENDAHULUAN
Kata “Bertanding” berasal dari akar kata “tanding” yang dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti yang seimbang, yang sebanding, satu lawan
satu: perang. Sedangkan kata “Bertanding” berarti berlawanan (dalam
berlomba, beradu tenaga, dan sebagainya), seorang lawan seorang, ada
bandingnya, melawan, menyaingi, menyamai. Sementara itu, kata
“Rebutlah” berasal dari akar kata “rebut” yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti rampas, ambil dengan paksa, berlomba-lomba, bersaing.
Kemudian kata “Hidup yang Kekal” atau “Abadi” berarti hidup untuk
selama-lamanya. Jadi, Bertandinglah dan Rebutlah Hidup yang Kekal
adalah suatu ajakan atau seruan untuk berlomba memperoleh atau
mendapatkan hidup selama-lamanya.
Dalam pertandingan olah raga sepak bola ada beberapa komponen
penting, yaitu: pelatih, pemain, wasit, hakim garis, penonton. Pemain
sendiri terbagi ke dalam beberapa fungsi seperti penyerang (striker),
penjaga gawang (keeper), gelandang dan back. Kehidupan kita juga bisa
diibaratkan seperti pertandingan olah raga sepak bola, pemain adalah kita
dengan berbagai fungsi kita dalam kehidupan, penonton adalah orang-
orang di sekitar kita yang siap menilai apa yang kita lakukan. Jika, kita
melakukan hal yang menyukakan hati mereka maka mereka akan jadi
pengemar, fans, supporter kita tetapi jika tidak mereka akan menjadi
orang yang tidak menyukai dan lawan kita. Sedangkan, hakim garis adalah
Roh Kudus dan Firman TUHAN yang memperingatkan kita jika kita
melakukan pelanggaran. Wasit adalah TUHAN yang akan siap
memberikan sangsi terhadap setiap pelanggaran dan kecurangan yang
dilakukan tetapi juga memberikan kemenangan kepada setiap mereka yang
menuruti perintah atau aturan. Jadi, siapa yang mengikuti aturan, dialah
yang akan keluar sebagai pemenang memperoleh hidup yang kekal.

148
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Adapun pertanyaan yang muncul, yaitu: bagaimana bertanding dan


merebut kehidupan yang kekal? Marilah kita belajar bersama dari surat
Rasul Paulus kepada Timotius dalam 1 Timotius 6:11-16. Timotius adalah
asisten sekaligus mitra kerja Paulus di Listra (Kis. 16:1-3). Hubungan antara
Paulus dan Timotius akrab sekali sama seperti ayah dan anak. Surat
kepada Timotius ini berisi petunjuk-petunjuk tentang bagaimana menata
jemaat dan melawan ajaran sesat. Paulus sedang menyiapkan Timotius
untuk mengambil alih tugas dari padanya sebagai generasi penerus tradisi
dan kekayaan gereja.

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 11-12 Paulus menyebut Timotius sebagai, “Manusia Allah.” Dalam
Perjanjian Lama gelar ini diberikan untuk para nabi. Namun, dalam
Perjanjian Baru, hanya Timotius yang dipanggil dengan sebutan ini.
Apa yang harus dilakukan oleh seorang “manusia ALLAH”? Ada tiga
kata kerja penting di sini yang Paulus gunakan kepada Timotius, yaitu:
(a) “Menjauhi” perkataan yang tidak sehat dan sesuai ajaran KRISTUS
yang mencari-cari soal, bersilat kata yang dapat menyebabkan
dengki, cidera, fitnah, curiga, menjauhi akar segala kejahatan ialah
cinta uang yang dapat mengakibatkan orang menyimpang dari iman
dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. (1 Timotius
6:2b-10).
(b) “Mengejar” keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan
kelembutan
(c) “Bertanding” dalam pertandingan iman yang benar untuk merebut
hidup yang kekal atau abadi hidup untuk selama-lamanya, tidak
akan mengalami kematian
2.2 Ayat 13-16 Berisikan nasehat penguatan Paulus kepada Timotius, yaitu:
(a) ALLAH adalah Pemberi Kehidupan karena TUHAN sebagai Pemberi
Kehidupan, maka dalam menghadapi tantangan dalam pelayanan,
TUHAN akan selalu member semangat dan kekuatan baru.
(b) Paulus mengingatkan Timotius bahwa meskipun YESUS dihukum
mati dalam kelemahan, DIA akan datang kembali sebagai TUHAN
atas kehidupan, focus dari semua sejarah.

149
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Menurut Paulus keyakinan iman seperti itu menjadi pedoman yang


harus tertanam dalam kehidupan Timotius dan setiap orang percaya
bahwa TUHAN penguasa kehidupan kita. Tidak ada suatu kuasa
dan kekuatan apapun di dunia ini yang sanggup menghalangi
maksud dan rencana TUHAN bagi dunia ini.

3. PENERAPAN
3.1 Berdasarkan penjelasan teks di atas, dari perikop ini kita belajar bahwa:
Gereja selalu diperhadapkan dengan berbagai tantangan. Tantangan itu
bisa berasal dari dalam dan luar. Tantangan dari dalam seperti rasa iri
hati di antara orang percaya. Tantangan dari luar seperti bencana alam
(banjir, longsor, gempa bumi, dll), bencana sosial (kemiskinan,
kelaparan, wabah penyakit, kerusuhan, dll.), perkembangan teknologi
informasi yang seperti pedang bermata dua, yaitu dapat memberikan
manfaat dalam mengakses berbagai informasi untuk memperkaya
pengetahuan tetapi di sisi lain dapat merusak moral seperti pornografi
dan berita hoax atau tidak benar.
3.2 Kita dipanggil dan diutus oleh KRISTUS, Kepala Gereja untuk terus
melayani dan bersaksi di mana pun TUHAN menempatkan kita.
3.3 Kata kerja pada ayat 11 dan 12, yaitu: Pertama, “Menjauhi” perkataan
yang tidak sehat dan sesuai ajaran KRISTUS yang mencari-cari soal,
bersilat kata yang dapat menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,
menjauhi akar segala kejahatan ialah cinta uang yang dapat
mengakibatkan orang menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka. Kedua, “Mengejar” keadilan, ibadah,
kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Ketiga, “Bertanding”
dalam pertandingan iman yang bernar dan merebut hidup yang kekal.
Ketiga kata kerja ini harus menjadi aktifitas kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian kita akan dapat memenangkan pertandingan iman
yang benar dan merebut serta memperoleh hidup yang kekal dalam
dan bersama KRISTUS.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


1) Nyanyian Mazmur 147: 1, 3, 4
2) Nyanyian Mazmur 25:1-3
3) Nyanyian Mazmu 25: 4-5
4) Nyanyian Rohani 130: 1-dst.
5) Nyanyian Rohani 86:1-5

150
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 12 SEPTEMBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 2TIMOTIUS 4 : 1 - 8
TEMA : BERITAKANLAH INJIL KRISTUS

1. PENDAHULUAN
Timotius adalah rekan kerja dari Rasul Paulus. Sebagai seorang pewarta
Injil Kristus, Rasul Paulus tidak menjalankan tugas itu sendiri. Ia menyadari
betapa sulitnya tugas pekabaran Injil yang baginya adalah suatu
tanggungjawab karena keselamatan yang telah ia peroleh melalui
perjumpaannya dengan Kristus dalam perjalanan menuju Damsyik. Itulah
sebabnya Rasul Paulus melibatkan orang-orang yang atas kesediaan mereka
sendiri bersama dia menjalankan tugas tersebut. Salah satu dari mereka
adalah Timotius. Timotius adalah seorang pemuda yang memiliki Iman
yang sungguh kepada Kristus. Ia datang dari didikan keluarga ( neneknya
Louis dan ibunya Eunike). Kedua perempuan ini memiliki peran yang
sanagt penting bagi pertumbuhan iman Timotius. Kendati demikian, Rasul
Paulus senantiasa mengingatkan Timotius untuk tetap setia terhadap
keputusan dan komitmennya terhadap kesediaan untuk terlibat bersama
Rasul Paulus dalam pekabaran injil Kristus. Rasul Paulus menyadari akan
adanya kemungkinan penyangkalan terhadap tugas penginjilan itu. Itulah
sebabnya Rasul Paulus terus menerus mengingatkan Timotius akan
panggilan itu. Surat ini ditulis oleh Rasul Paulus ketika ia berada di penjara.
Rasul Paulus berada pada saat akhir dari pelayanan dan perjalanan
hidupnya. Ia sangat membutuhkan penerus dari pekerjaan pekabaran Injil.
Karena itu secara terus-menerus ia mengingatkan Timotius untk tetap
menjaga kelangsungan pekerjaan Pekabaran Injil yang telah ia lakukan.

2. PENJELASAN AYAT
2.1 Ayat 1: Rasul Paulus mengawali suratnya kepada Timotius dengan kata”
di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang
hidup dan yang mati” Rasul Paulus menyebut Allah dan Kristus dengan
maksud agar Timotius menyadari bahwa ia harus mewartakan injil
kristus dengan sungguh-sungguh dan bertanggungjawab terhadap Allah
dan Kristus yang adalah Injil itu. Rasul Paulus memposisikan dirinya
sebagai wakil dari Timotius yang menyatakan janjinya di hadapan allah

151
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

dan Kristus untuk tetap setia menjalankan tugas Pekabaran Injil. Demi
penyataan-Nya dan demi Kristus, injil harus diberitakan.
2.2 Ayat 2: Rasul Paulus dengan tegas memerintahkan Timotius untuk
mewartakan injil Kristus. Perintah itu harus dilakukan berdasarkan
kesediaan yang tanpa pamrih (tidak kenal waktu) apakah baik atau
tidak baik. Ada keadaan yang emergenci 9 darurat) sehingga Rasul
Paulus mendesak Timotius untuk selalu dalam keadaan siap, bersedia
untuk mewartakan injil Kristus di segala situasi. Rasul Paulus juga
memerintahkan Timotius untuk berani menegordan menasehati dengan
penuh kesabaran mereka yang menyimpang dari Iman kepada Kristus
dan percaya kepada ajaran-ajaran palsu yang menyesatkan.
2.3 Ayat 3-4: Perintah yang dinyatakan pada ayat 2, merupakan suatu
tindakan untuk mencegah pengaruh ajaran sesat terhadap iman percaya
orang Kristen pada zaman itu. Rupa-rupanya, ajaran sesat pada zaman
itu mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Kemungkinan beberapa
orang Kristen telah menjadi anggota dari kelompok-kelompok ajaran
sesat. Karena itu pada ayat ke 2, Rasul Paulus menasehati Timotius
untuk menasehati orang-orang pada zaman itu dengan sabar dan
tenang agar supaya mereka tidak tersinggung dan memutuskan untuk
menjadi bagian dari kelompok pengajar ajaran-ajaran sesat. Kelompok
ajaran sesat memiliki ketangguhan menyebarkan ajaran mereka dengan
berbagai janji-jaji palsu. Kata sabar dan tenang merupakan strategi yang
tepat untuk menghadapi ajaran sesat yang secara terang-terangan
diajarkan kepada orang-orang zaman itu termasuk orang-orang yang
baru menjadi Kristen. Kita dapat memahami mengapa rasul paulus
memakai strategi tersebut. Pertama, Rasul Paulus sedang berusaha
untuk menjaga agar orang-orang zaman itu tidak kehilangan simpati
terhadap ajaran Kristen. Kedua, Menghindari terjadinya konflik antara
Timotius dengan orang-orang zaman itu termasuk orang-orang Kristen
yang mulai terpengaruh dengan ajaran-ajaran sesat. Karena itu dalam
ayat 5 Rasul Paulus menasehati Timotius agar “kuasai diri dalam segala
hal dan sabarlah dalam penderitaan” Pekerjaan Pekabaran Injil mesti
dinampakan melalui sikap dan tindakan serta kesungguhan
menjalankan panggilan pelayanan itu. Injil bukan sekedar kata-kata
kosong, tetapi injil itu nyata melalui kehidupan kita. Perkataan dan

152
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

perbuatan harus selaras dengan Injil Kristus.Itulah pesan Rasul Paulus


kepada Timotius.
2.4 Ayat 6-8 : Diawali dengan suatu penyataan yang merupakan keyakinan
Rasul paulus akan dirinya sebagai suatu korban persembahan pada
mezba Allah. Kamatian merupakan sukacita karena ia telah menang
dalam menjalankan panggilan pelayanan yang diamanatkan Kristus
bagi dirinya. Rasul paulus menganalogikan perjuangannya memelihara
kesucian hidup sebagai seorang yang telah menang dalam suatu
pertandingan dan akan memperoleh hadiah /mahkota dari
kemenangan itu. Bagi Rasul Paulus kemenangan dan mahkota
kehidupan kekal akan diterima oleh setiap orang yang percaya kepada
Kristus. Ayat 8 merupakan kesimpulan dari isi surat yang disampaikan
kepada Timotius. Setiap orang yang taat dan percaya kepada Kristus
akan diselamatkan

3. PENERAPAN
Berdasarkan ulasan teks di atas, kesimpulan yang diperoleh adalah:
3.1 Setiap orang yang telah diselamatkan dan mengaku Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamatnya bertanggungjawab dan wajib memberitakan
injil kristus dimanapun ia berada.
3.2 Injil Kristus bukan sekedar kata-kata tidak bermakna. Injil Kristus harus
selaras dengan perbuatan sebagai orang-orang yang telah diselamatkan.
Setiap orang yang telah diselamatkan harus menjaga kesucian dirinya
sebagai perwujutan dari Ijnjil Kristus.
3.3 Kita adalah kawan sekerja Allah. Allah menugaskan kita di dunia untuk
menyampaikan berita keselamatan bagi mereka yang belum percaya
kepadaNya. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


1. Mazmur 47: 1 dan 2
2. Mazmur 25: 2
3. Mazmur 25:3
4. Mzmur 118: 1 dstnya
5. Rohani 167: 1
6. Rohani 173: 1-3

153
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 19 SEPTEMBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 15 :21 - 28
TEMA : IMAN YANG MENDATANGKAN BERKAT

1. PENDAHULUAN
Penulis Injil Matius menjelaskan secara jelas dan rinci maksud dari
pelayanan yang dilakukan oleh Yesus semasa hidupnya di dunia ini.
Kehadiran Yesus kedalam dunia tidak hanya untuk memberitakan Injil
keselamatan yang diamanatkan Allah Bapa di Surga kepadaNya, tetapi Ia
juga menyatakan secara nyata Injil keselamatan sebagai kabar sukacita bagi
mereka yang sakit, yang tercecer dari masyarakatnya sebagaimana teks
yang kita baca (Matiu 15 : 21 -25) dan mereka yang lapar. Tidakan-
tindakan Yesus yang nyata ini memperlihatkan secara jelas maksud dan
tujuan kehadiran Yesus di tengah dunia ini ( Band Matius 9 ayat 35-36).
Pekerjaan penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus sebagaimana di atas,
menyingkapkan keberadaan Yesus sebagai anak Allah yang kepadaNya
Allah berkenan untuk memulihkan dan menyelamatkan manusia dan dunia
yang berdosa (Band Matius 3 ayat 17 “ Inilah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan”).

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 21: Merupakan penjelasan yang berkaitan dengan peristiwa pada
pasal 15 ayat 1-20 mengenai upaya orang Farisi dan Ahli Taurat untuk
menyatakan Yesus sebagai orang yang melakukan kesalah terhadap
tradisi nenek moyang orang Israel. Kesalah Yesus ditunjukan mereka
melalui tindakan para murid yang tidak membasuh tangan sebagai
bentuk penghormatan terhadap tradisi nenek moyang Israel. Setelah
perdebatan yang cukup alot antara Yesus bersama muri-murid-Nya
dengan orang Farisi dan Ahli Taurat di Genezaret, Yesus menyingkir ke
daerah Tirus dan Edon.
2.2 Ayat 22: Penyingkiran Yesus dan Murid-murid-Nya ternyata diketahui
oleh seorang perempuan Kanaan yang tinggal di daerah itu.
Kedatangan perempuan itu tentu didorong oleh kasihnya yang sangat
dalam terhadap anak perempuannya yang menderita sakit karena
kerasukan setan. Dari sikapnya yang berani untuk berjumpa dengan
Yesus, kita dapat berkesimpulan bahwa anak perempuannya adalah
buah hatinya dan satu-satunya harta yang ia miliki dalam hidupnya.
Besar kemungkinan bahwa perempuan kanaan ini adalah seorang

154
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

janda. Tentu saja dikalangan bangsanya, ia menjadi orang yang


mengalami penindasan sosial dari masyarakatnya karena statusnya
sebagai janda. Ia juga mengalami penindasan lain dari kesakitan anak
perempuannya. Beban yang begitu berat karena penindasan itu,
membuat perempuan Kanaan itu berani untuk menjumpai Yesus dan
mohon belas kasihan-Nya bagi penyembuhan anak perempuannya
dengan mengatakan kepada Yesus” Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak
Daud” Ungkapan ini mengandung makna harapan akan kesediaan
Yesus untuk segera bertindak menyembuhkan anak perempuannya. Ia
yakin bahwa Yesus yang oleh belaskasihanNya telah menyembuhkan
banyak orang akan melakukannya juga bagi anak perempuannya.
2.3 Ayat 23-24: Sikap Yesus yang sama sekali tidak memperlihatkan rasa
belaskasihanNya kepada perempuan ini sangat kontras dengan sikap
Yesus terhadap orang-orang sakit pada pasal-pasal sebelum dan
sesudah. Perempuan ini benar-benar mengalami penindasan yang
sangat menyakitkan. Sikap Yesus ini, menjadi kekuatan bagi para murid
untuk meminta Yesus mengusirnya. Perempuan ini dinilai tidak beretika
saat meminta Yesus untuk menyembuhkan anak perempuannya.
Kata”berteriak-teriak” oleh para murid menunjukan ketidak
sopanannya terhadap Yesu sang Guru, karena itu layak untuk diusir.
Sikap para murid mendapat dukungan dari Yesus “ Aku diutus hanya
kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”. “ Kata umat Israel
menyiratkan penolakan Yesus terhadap permintaannya” Terkesan
sangat kontras dengan misi kehadiran Yesus di dunia ini. Seakan –akan
hanya orang Israel yang mendapat belas kasihan dari Allah. Penolakan
Yesus untuk menyembuhkan anaknya melalui kata diatas tentu sangat
menyakitkan perempuan itu. Ketidakadilan dialami berlapis-lapis yang
mana tidak hanya dilakukan oleh masyarakatnya (karena ia seorang
janda), tetapi juga dilakukan oleh Yesus dan murid-muridNya.
2.4 Ayat 25: Ketidak pedulian perempuan Kanaan itu terhadap perkataan
Yesus, mendesaknya untuk mendekat dan menyembah Dia sambil
berkata” Tuhan, tolonglah aku”. Kata ini menyiratkan kepasrahan dan
kesediaan untuk menerima konsekwensi apapun yang akan dilakukan
Yesus dan para murid-Nya. Ia bersedia untuk dihukum asalkan anak
perempuannya sembuh. Ia sedang bertarung demi anaknya. Inilah bukti
dari kasih yang tulus dari seorang ibu bagi kesembuhan anak
perempuannya.
2.5 Ayat 26: Penolakan Yesus semakin memunjak melalui perkataan” Tidak
patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan
melemparkannya kepada anjing”. Kata “anjing” kini disejajarkan
dengan status perempuan itu. Ini sangat menyakitkan. Dimana

155
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

sebenarnya belas kasihan Yesus kepadanya. Masakan Yesus dapat


menyembuhkan orang lain yang mungkin juga dalam kategori orang-
orang kafir tetapi untuk perempuan ini yesus sama sekali tidak
mempedulikannya. Kata”anjing” memiliki pengertian positif dan
negatif. Dikalangan masyarakat Yahudi, kata “anjing “menunjuk
kepada “orang-orang kafir”, sedangkan dikalangan orang Yunani,kata
“anjing” menunjuk kepada makna “kesanyangan”. Perempuan ini
menyatukan kedua pengertian diatas, bahwa meskipun ia orang kafir
tetapi ia adalah milik Allah yang memiliki hak yang sama dengan orang
Israel, karena itu permintaannya harus ditanggapi oleh Yesus.
2.6 Ayat 27: Keberanian perempuan itu dinyataka secara terbuka kepada
Yesus dengan membalas kata-kata Yesus pada ayat 26 dengan
mengatakan” Benar, Tuhan, namun ajing itu makan remah-remah yang
jatuh dari meja tuannya” Berjuang mati-matian untuk anak
perempuannya, ia rela untuk dihina, diusir bahkan direndahkan dengan
satu tujuan yang ia yakin akan diperoleh yaitu kesembuhan yang
dinyatakan oleh Yesus bagi anak perempuannya.
2.7 Ayat 28: Permintaan perempuan itu dijawab oleh Yesus “ Hai ibu,
besar imanmu,maka jadilah padamu seperti yang kau kehendaki” Inilah
puncak dari perjuangannya. Puncak dari pertarungan harga diri seorang
perempuan, seorang janda untuk kesembuhan anaknya. Ia rela dihina
karena besar kasihnya bagi anak perempuannya, harta termahal yang ia
miliki sebagai seorang janda.

3. PENERAPAN
Iman kepada Tuhan bukan sekedar kata-kata yang kosong tanpa ketaatan,
tetapi iman kepada Tuhan berarti mempertaruhkan seluruh hidup kepada
Tuhan dengan tetap percaya kepadaNya meskipun banyak tantangan akan
datang menghampiri kita. Iman kepada Tuhan mesti ditampakan melalui
kesediaan kita untuk bersedia merendahkan diri kita dan hanya melihat
kepada Dia yang adalah Tuhan dan penyelamat kita. Iman kepada Tuhan
harus dinyatakan dalam seluruh perjalanan hidup kita. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI.


1. Nyanyian Rohani 2: 1-2
2. Mazmur 66:2
3. Mazmur 32:1
4. Nyanyian Rohani Nyanyian Rohani 144:2
5. Nyanyian Rohani 158: 1 dstnya
6. Nyanyian Rohani 313: 1-2

156
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 26 SEPTEMBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : IBRANI 6 : 9 - 20
TEMA : PENGHARAPAN KITA DALAM YESUS

1. PENDAHULUAN
Kata “Pengharapan” berasal dari akar kata “Harap” yang dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti mohon, hendaklah, keinginan supaya
sesuatu terjadi. Sedangkan Kata “Pengharapan” berarti sesuatu yang
(dapat) diharapkan, keinginan supaya menjadi kenyataan, orang yang
diharapkan atau dipercaya. Pengharapan merupakan kekuatan yang
memampukan seseorang untuk terus bertahan, untuk terus berjuang dan
untuk terus menjalani kehidupan. Pengharapan merupakan energi yang
luar biasa untuk seseorang dapat menjalani kehidupan yang terasa berat
dalam mencapai tujuan hidupnya. Pengharapan ibarat kapal yang sedang
menghadapi badai. Siapa yang tidak takut ketika harus menghadapi badai
besar di tengah lautan? Angin dan ombak yang besar dapat membuat
kapal yang ditumpangi menjadi kandas. Pada saat seperti itulah sebuah
sauh atau jangkar diturunkan ke dasar laut. Ukuran jangkar jelas sangat
kecil bila dibandingkan dengan ukuran kapal, namun perannya sangat
besar untuk menahan kapal dari terjangan ombak. Jadi, kalimat tema
“Pengharapan Kita adalah YESUS.” Berarti orang yang diharapkan atau
dipercaya oleh kita adalah YESUS.
Pertanyaan yang muncul, yaitu: bagaimana pengharapan kita adalah
YESUS menurut penulis Ibrani? Dalam rangka menjelaskan “Pengharapan”
Penulis Kitab Ibrani mengambil contoh janji TUHAN kepada Abraham.

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 9 Walaupun surat Ibrani berisikan teguran keras bagi para
pembacanya karena kedangkalan iman mereka, penulis surat ini tetap
yakin bahwa mereka adalah anak-anak TUHAN yang sejati
2.2 Ayat 10 Dasar keyakinan penulis surat ini bahwa mereka (pembacanya)
adalah anak-anak TUHAN yang sejati bukan karena perbuatan-
perbuatan baik yang mereka perbuat melainkan karena keadilan
ALLAH. Penerima surat Ibrani sudah mengalami pengampunan dosa
karena KRISTUS dan tinggal di dalam DIA, maka menurut keadilan

157
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

ALLAH mereka adalah anak-anak ALLAH. Dengan demikian, pekerjaan


kasih yang mereka telah lakukan dan terus mereka lanjutkan bagi umat
TUHAN adalah bukti mereka diselamatkan
2.3 Ayat 11-12 Penulis surat Ibrani mendorong pembaca suratnya untuk
mewujudkan kehidupan Kristen secara nyata dengan lebih sungguh.
Mereka harus bertahan terhadap penganiayaan yang sedang menimpa
mereka, dengan cara memandang akan pengharapan janji-janji ilahi
yang kelak akan digenapi-NYA
2.4 Ayat 13-15 Selain itu, penulis surat Ibrani juga menasehatkan pembaca
suratnya bahwa mereka harus ingat bahwa para pendahulu mereka sudah
memperoleh penggenapan janji tersebut. Sebenarnya, janji ALLAH itu
sudah diberikan-NYA sejak IA memanggil Abraham, leluhur Israel.
2.5 Ayat 17-20. Sama seperti Abraham percaya dan menaruh harapannya
kepada ALLAH, demikianlah pembaca surat Ibrani harus
mempercayakan diri kepada-NYA. Kepastian akan penggenapan janji
itu menjadi makin teguh sebab ALLAH sendiri yang menjadi
penjaminnya dan YESUS jaminannya

3. PENERAPAN
Berdasarkan penjelasan teks di atas, dari perikop ini kita belajar bahwa:
3.1 Keselamatan sudah dijamin oleh ALLAH di dalam KRISTUS YESUS bagi
kita. Keselamatan yang IA berikan itu menyebabkan orang Kristen
menjadi pewaris janji ALLAH. Oleh karena itu, Pengharapan kita
adalah YESUS.
3.2 Perbuatan yang harus kita lakukan adalah mempraktikan perbuatan
kasih dalam hidup sehari-hari kepada sesama, bahkan meluas kepada
orang-orang yang memusuhi Injil sebagai wujud ungkapan syukur kita
akan anugerah-NYA. Itulah bukti Iman dan kepercayaan kita kepada
KRISTUS.

NYAYIAN PENDUKUNG LITURGI


1) Nyanyian Rohani 93:1-3
2) Nyanyian Rohani 136:1-2
3) Nyanyian Mazmur 32:1-2
4) Nyayian Mazmur 136:1-dst
5) Nyanyian Rohani 77:1,2,4
6) Nyanyian Rohani 128:1-3

158
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

TEMA BULAN OKTOBER “JATIDIRI YESUS DALAM PERSEKUTUAN


GKI DI TANAH PAPUA”
MINGGU, 3 OKTOBER 2021
KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 1 YOHANES 2 : 1 - 6
TEMA : MENJADI PRIBADI YANG MELAKUKAN
KEHENDAK ALLAH

1. PENDAHULUAN
Bulan Oktober yang kita masuki, merupakan bulan penting bagi GKI di
tanah Papua, sebab, pada bulan Oktober, Papua dan era zending
memasuki era baru, era “gereja mandiri” selama lebih kurang 101 tahun
zending (1855-1956). Pada proto Sinode Serui, 13-24 September 1954
jumlah Resort di seluruh wilayah Nieuw Guinea berjumlah 9, yaitu
Holandia-Nimboran; Sarmi ; Japen-Waropen ; Biak-Numfor ; Miei ;
Manokwari ; Sorong ; Teminabuan ; Inanwatan. Nama-nama Resort sesuai
dengan nama wilayah di seluruh Papua yang turut serta dalam Sidang
Sinode Umum di Holandia Binnen, 18-26 Oktober 1956 dan mereka yang
menjadi peserta adalah saksi mata utama atas lahirnya “Evangelisch
Christelijke Kerk In Nieuw Guinea” 26 Oktober 1956. Melalui Tata Gereja
awal kehadiran GKI di tanah Papua direfleksikan dengan rumusannya
demikian “GKI di Nederlands Nieuw Guinea mengaku bahwa ia adalah
persekutuan jemaat-jemaat Kristen”, oleh karena bahasa gereja untuk
orang Papua yang mendengar Injil dan memberi diri untuk dituntun oleh
Injil dirumuskan dengan kata “persekutuan jemaat-jemaat”, sesungguhnya
kata “jemaat-jemaat” artinya sama dengan penduduk di kampung yang
satu dengan kampung yang lainnya di seluruh tanah Papua, misalnya
penduduk kampung Samate, penduduk kampung Maudori, penduduk
kampung Rhoon, penduduk kampung Sorido, penduduk kampung Jobi,
Korido, penduduk kampung Pom, penduduk kampung Jamna, penduduk
kampung Tablasupa, penduduk kampung Kayo Pulau, penduduk kampung
Tobati, penduduk kampung Nimboran, Genyem Besar, penduduk
kampung Ifar Besar, Asei, Ayapo, penduduk kampung Skouw, penduduk
kampung Arso, penduduk kampung Tiom, dan seterusnya, kampung-
kampung di seluruh Papua inilah yang yang disentuh oleh Injil, lahirnya
GKI karena ada mereka, merekalah persekutuan itu, persekutuan yang dulu
belum tahu tentang Injil sekarang hidup bersama karena Injil dan di dalam
Injil, bersama Injil kita satu solidaritas, satu persekutuan dari satu Bapa,
Kijne lukiskan dalam nyanyian Seruling Mas 19 “Anak Satu Bapa”. Di
kampung-kampung inilah “Injil melahirkan dan menghadirkan Jemaat-

159
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

jemaat”, penduduk kampung inilah yang mendapat “kasih karunia Allah


melalui pewartaan Injil Yesus Kristus”, yang dahulu “bermusuhan, dahulu
hidup dalam perang-perang suku, dahulu saling membunuh, saling balas-
dendam, saling membenci dan mendengki sekarang mereka ditaklukkan
oleh Injil Tuhan Yesus”. Oleh satu Injil Tuhan Yesus Kristus masa depan
kerukunan tercipta dan terus bertumbuh, di setiap kampung tumbuh benih
kasih persaudaraan, benih perdamaian sehingga para zendeling
mendukung hasil persemaian Injil ini dengan mengembangkan pendidikan
berpola asrama-asrama, bagaimana buah kasih persaudaraan dan
perdamaian itu menjadi nyata, “menyala”, bertumbuh melalui generasi
Papua masa depan, sehingga, hadirkan sosok generasi Papua seperti
Rumainum, Kafiar, Sauyai, Rumbiak, Lanta, Ozok, Okoka, Maloali, dll,
generasi yang turut mengakhiri “era perang suku”. Mereka semua sekolah
dan tinggal di Asrama bersama dengan anak Papua dari Biak, Arfak,
Inanwatan, Serui, Sentani, Genyem, Tobati, Sarmi, fak-fak, dll, mereka
menjadi generasi yang hidup dan bertumbuh dalam perdamaian mula-
mula, saat pertama jumpa, mungkin mereka malu-malu, kadang-kadang
mungkin dorang bisa berkelahi, mungkin bisa “rasis” merendahkan
martabat satu dengan yang lainnya, inilah suatu persaudaraan dalam
keadaan “kaku” saat pertama kali berkumpul Bersama, mereka
dikumpulkan dan dijauhkan sengaja dari orang tua dan kampung halaman
mereka, mereka hidup bersama, menyanyi bersama, mereka bermain bola
bersama, mereka berkebun bersama, makan pinang bersama, dunia Papua
sejak mereka itu, benar-benar tumbuh dalam perubahan. Mereka hadir
sebagaimana tema “menjadi pribadi anak-anak Papua yang melakukan
kehendak Allah”. Periode baru telah merebut dan merengkuh mereka, dan
periode itu adalah periode “hidup menurut Injil”, inilah generasi Papua,
inilah generasi yang Injili dalam “persekutuan” yang dihimpunkan dalam
satu wadah GKI di tanah Papua.

2. PENJELASAN TEKS
Teks bacaan kita terbagi ke dalam 5 bagian, dan masing-masing bagian
hendak menegaskan tentang “prinsip utama pribadi orang percaya yang
melakukan kehndak Allah” mari kita menemukan setiap rahasia yang
tesimpan dalam teks bacaan hari ini, seperti berikut :
2.1 Ay 1-2, tiga pengajaran yang muncul pada bagian ini, yaitu, pertama,
tentang perbuatan dosa, hamartete, hamartano artinya berdosa,
pendosa ; kedua, satu pengantara parakletos - penolong, ; ketiga, sang

160
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

adil – dikaios “dengan adil, sebagaimana selayaknya” dan Sang


Pendamai, Pengampun – hilasmos – korban pengampunan dosa.
Pendosa “hamartano” adalah kemungkinan yang terbuka untuk orang
percaya dan orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus dapat
menjadi “pendosa”. Kemungkinan yang terbuka itu bukan tiada
harapan untuk bangkit dan keluar dari menjadi “hamartete” pendosa.
Yohanes dengan melihat kemungkinan orang percaya dapat hidup dan
jatuh kedalam dosa maka, penulis Yohanes mengarahkan, bagaimana
bangkit dan berpengharapan dalam dunia yang dikelilingi oleh dosa?
Pengharapannya tertuju kepada si “parakletos” atau si penolong.
Bagaimana penolong itu bekerja supaya si pendosa “hamartete,
hamartano” mendapat pertolongan, penulis arahkan untuk mengerti
peran ganda dari si parakletos atau penolong itu, peran pertama, si
penolong itu sendiri pada diri-Nya, Ia adalah “dikaios” sang adil itu.
Keadilan selalu berkaitan dengan “putusan pengadilan yang adil” apa
itu putusan pengadilan yang adil, yaitu, dosa masih melilit dalam dalam
dunia, putusan pengadilan adalah menghukum si pendosa “hamartete”.
Peran kedua, si penolong itu pada dirinya adalah sebagai “hilasmos”
pengampun, pendamai. Dari peran ganda ini, kita temukan ternyata “si
parakletos” adalah Tuhan Yesus yang sudah menanggung “dosa si
pendosa” sehingga keadilan Allah ditimpakan kepada-Nya, sehingga
melalui Yesus Kristus Tuhan, semua yang percaya menemukan
“Parakletos” yang mengampuni. Yang mendamaikan.
2.2 Ay 3, mengetahui ginoskomen, mengenal dengan pasti, memahami,
menyadari, memperhatikan dan mengenal - egnokamen Allah melalui
tindakan, yaitu “menuruti - teromen, tereo – menjaga, menahan,
menyimpan, memegang, menuruti perintah-perintah-Nya.
Satu akar kata dalam Bahasa Yunani yang digunakan untuk
terjemahkan dua pengertian ini, pertama “mengetahui – ginoskomen”
dan kedua “mengenal – egnokamen” adalah dari kata “ginosko”
artinya mengenal dengan pasti, menyadari, memperhatikan. Darisini,
penulis mengabarkan bahwa orang yang percaya kepada Allah
mengenal Allah. Orang percaya yang mengenal Allah adalah orang
yang “tereo” menuruti, menyimpan, memegang dan menuruti
perintah-perintah Allah.

161
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.3 Ay 4-5, terdapat dua perilaku kristiani : pertama, perilaku orang


percaya yang menjadi pendusta (pseustes, ps-17) tanpa aletheia
(kebenaran) ; kedua, orang percaya yang sempurna teteliotai, teleio,
menyelesaikan, menyempurnakan, berhasil, memenuhi, menahbiskan -
karena menuruti Firman “logos” dan ada kasih Allah - “agepe-theu”.
2.4 Ay 6, wajib (opheilei, opheilo – berutang, berkewajiban menaati,
menepati, bersalah - menjalani hidup sama seperti Yesus. Tuntutan
bagi orang percaya, menurut penulis 1Yohanes pada ayat (6) ini adalah
seorang bukan hanya melakukan “pengakuan iman verbal dalam bibir-
mulut semata, tetapi akan terus diikuti bukti tindakan, perbuatan dan
kelakuan.

3. PENERAPAN
Kita dituntun oleh tema “menjadi pribadi yang melakukan kehendak
Allah”, tema ini lahir dari ayat (6) teks bacaan kita. Siapa yang dimaksud
dengan “pribadi yang melakukan kehendak Allah” pribadi yang melakukan
kehendak Allah adalah “seluruh warga GKI di tanah Papua. Secara khusus,
warga GKI yang sudah “Sidi” atau yang mengaku percaya kepada Tuhan
Yesus, yang tersebar di semua Jemaat di wilayah Klasis seluruh tanah Papua
dan juga warga GKI yang sudah sidi saat ini sedang melakukan aktivitas di
luar tanah Papua.
Bila kita aplikasi teks ayat 4 dan 5 kedalam konteks kehidupan iman
Kristiani di Papua khusus warga GKI di tanah Papua, maka tingkah-laku
anggota sidi dapat menonjolkan dua aspek perilaku Kristiani kita, aspek
yang pertama, meskipun kita sudah sidi, mengaku percaya kepada Tuhan
Yesus, tetapi kita dapat juga terjerumus dalam perilaku yang menyimpang,
yang tidak dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Perilaku anggota sidi yang
demikian menurut ay (4) adalah “seorang anggota sidi atau pengikut
Kristus tetapi ia sebenarnya menjadi pendusta, pembohong dan penipu”,
karena hidupnya tidak mencerminkan “sedang melakukan “perintah
Kristus”, tema kita hari ini “menjadi pribadi yang melakukan kehendak
Allah” dalam kelakuan warga sidi seperti pada aspek pertama merupakan
warga kristiani yang “gagal” tidak hidup seperti yang Kristus perintahkan. ;
aspek yang kedua, warga GKI anggota sidi yang hidup di dalam Tuhan, ia
melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Pribadi warga GKI yang yang
melakukan perintah Tuhan Yesus, teks kita pada ayat (5) katakan “kasih

162
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Allah (perintah Allah) sempurna di dalam hidupnya, karena Tuhan


bersama dengannya”.
Bagaimana supaya kita memenuhi tuntutan tema dalam pembentukkan
karakter warga GKI di tanah Papua? Jawabannya, kembali ke Firman
Tuhan, apa kata teks Alkitab bagi kita hari ini? Teks yang kita baca hari ini,
menggunakan kata kunci “perintah” Yunaninya adalah “entolas” artinya
perintah, hukum keagamaan (misalnya hukum kasih dari Kristus), atau
pesan. Kata “entolas” dalam teks ini muncul sebanyak empat kali, ayat (3)
entolas (=perintah-perintah), ayat (4) entolas autou (perintah-Nya), ay
(7a) entonen kainen (= perintah baru), ay (7b) entonen palaian (=
perintah lama), Penulis Yohanes menyimpulkan bahwa perintah itu adalah
perintah lama, dan perintah lama “entonen palaian” adalah perintah yang
ada sejak dahulu kala, sebelum dunia dijadikan, ia sudah ada, dan perintah
lama itu adalah “logos” artinya Firman. Firman itu telah menjadi manusia,
Logos itu adalah Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus adalah patokan semua
pesan dan perintah kasih Allah bagi dunia. Amin.

PENDUKUNG LITURGI
1. Ny. Roh 97:1-3
2. Ny. Roh 84:3
3. Ny. Roh 84:4
4. Ny. Maz 138:1
5. Ny. Maz 84:1 - dst
6. Ny. Roh 173:1-3

163
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 3 OKTOBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS “Perjamuan Sedunia” PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KOLOSE 3 : 5 - 17
TEMA : MENJADI PRIBADI YANG MENGENAKAN
KASIH KRISTUS

1. PENDAHULUAN
Salah satu yang menarik di bulan Oktober, bulan sejarah lahirnya GKI di
tanah Papua, yaitu hari ini setiap pribadi di seluruh dunia yang mengaku
percaya bahwa Yesus Kristus adalah “Sang Logos”, Firman yang inkarnasi -
menjadi manusia, Tuhan, Penebus dan Juruselamat dunia, mengundang
semua orang percaya di dunia, untuk turut serta, ambil bagian, masuk dan
duduk di meja jamuan Tuhan, merayakan hari “Kairos” Tuhan bagi bumi
dan negeri Papua.
Kita hari ini adalah generasi yang hanya merayakan atau menindaklanjuti
sebuah peristiwa sejarah dari para pendahulu kita, yang dahulu menjadi
saksi mata dan juga terlibat langsung atau menjadi pendiri dari GKI di
tanah Papua. Kita mungkin pernah mendengar kisah sekitar sakramen
perjamuan kudus yang dilakukan pada bulan Oktober 1956 sebagai syukur
yang dinaikkan dari tanah Papua atas “kelahiran GKI di tanah Papua”.
Bila hari ini, kita sedang ambil bagian dengan orang percaya di seluruh
dunia, dengan menjalankan salah satu bagian dari perintah Tuhan untuk
merayakan “sakramen perjamuan melalui perjamuan kudus se-dunia”,
maka nilai solidaritas dan kebersamaan dalam satu bumi dengan satu
Tuhan menjadi begitu terasa. Kita di Papua menjadi tidak sendirian ada
dalam suasana ibadah yang kudus ini. Umat GKI di tanah Papua telah
ambil bagian bersama umat Kristiani di seluruh dunia memasuki suatu
ibadah sakramen ini.

2. PENJELASAN TEKS
Pasal pembacaan ini dibagi ke dalam lima bagian yang membahas tentang
jatidiri seorang Kristiani yang mengenakan “kasih Kristus”, kelima bagian
dimaksud adalah :
2.1 Ayat 5-7. “matikanlah” dari kata “nekrosate” atau “nekro” artinya
“mematikan, membuat tidak berdaya” kelakuan duniawi. Kelakuan
duniawi yang hendak dibuat tidak berdaya adalah : percabulan, hawa

164
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

nafsu, nafsu jahat, keserakahan, penyembahan berhala. Alasan untuk


mematikan kelakuan duniawi karena, kelakuan yang demikian
mendatangkan murka Allah.
2.2 Ayat 8-11. Tiga kata utama yang penting pada bagian ini adalah
pertama kata “buang” apothesthe, atau apotithemi artinya
menaggalkan, membuang, menaruh, kita perlu mengambil sikap dan
keputusan yang mendasar dan prinsip. Kedua kata tanggalkan
apekdusamenoi, apekduomai, artinya menanggalkan (pakaian),
melucuti (senjata)” manusia lama, sekali lagi kita perlu mengambil sikap
dan keputusan yang mendasar dan prinsip ; ketiga, kata mengenakan
endusamenoi, enduo artinya mengenakan, berarti sudah memperoleh
sifat kebajikan atau motivasi tertentu manusia baru. Bila ada yang
sudah dibuang dan ada yang sudah ditanggalkan, berarti sekarang
sudah tidak punya apa-apa lagi, maka perintah ketiga adalah
“mengenakan – enduo” Kristus. Karena Kristus adalah semua dan di
dalam segala sesuatu .
Bagian ini mengungkapkan atau membuka dua tabiat atau kelakuan
manusia. Kelakuan pertama adalah kelakuan yang harus dan wajib
dibuang, dilepas yaitu “manusia lama”. Kelakuan itu terkait dengan
kebiasaan marah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata kotor, berdusta
atau berbohong. Siapa menggunakan salah satu dari setiap bagian yang
disebutkan itu, ia masih hidup dengan mengenakan manusia lama. ;
kedua adalah kelakuan yang wajib dikenakan atau dipakai adalah
“kelakuan manusia baru” yang terus-menerus dibaharui sesuai Firman
yang menciptakan atau yang menebus dunia.
2.3 Ayat 12-14. “orang pilihan kenakanlah kasih Kristus, yaitu
“mengampuni” (kharisomenoi, kharisomai, memberikan dgn Cuma-
Cuma, memberikan dgn sikap ramah, mengaruniakan, mengampuni,
memaafkan, melupakan) dari enam kelakuan yang perlu dikenakan
oleh si manusia baru, atau dia yang sudah percaya Yesus Kristus adalah
Tuhan, yang utama dari mengenakan kasih Kristus adalah
“mengampuni”. Bila Allah melalui Tuhan Yesus telah berikan hadiah
yang Cuma-Cuma yaitu “pengampunan, penebusan” maka demikian
juga si manusia baru yang ikut Yesus akan wujudkan dalam hidupnya
hari lepas hari. Sebab, yang ia kenakan sekarang, selama ia hidup di
dalam dunia adalah manusia baru dan kelakuannya adalah “kasih

165
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Kristus”. Yang dimaksud dengan kasih Kristus adalah : belas kasihan,


kemurahan, kerendahan hati, kelemah-lembutan, kesabaran dan
pengampunan.
2.4 Ayat 15. Dua kata yang perlu untuk diuraikan adalah pertama kata
“dipanggil-eklethete, kaleo artinya menamai, mengundang, memanggil
datang, memanggil berkumpul ; dan kata yang kedua adalah “Eirene –
perdamaian, damaisejahtera, damai, ketertiban. Prinsip utama dari
mengenakan “manusia baru” wajib diartikan sebagai “Tuhan sudah
memanggil, mengundang atau memberikan tugas baru untuk
membawa “Eirene Kristus bagi dunia”. Semua orang yang mengenakan
jubah manusia baru padanya hanya ada “mengampuni” dan membawa
damai sejahtera Kristus untuk wujudkan perdamaian dunia. Pribadi satu
orang terpilih, memiliki kualifikasi “kasih Kristus yang berkuasa dalam
hidupnya”, sehingga satu pribadi yang diperlukan adalah “hati”. Hati
yang dikuasai oleh kasih Kristus.
2.5 Ayat 16-17. Tiga kata yang mendukung untuk keberlangsungan “Eirene
Kristus” adalah : pertama, kata “mengajar - didaskontes, didasko
artinya mengajar, mengajarkan”, kedua, kata “menegur - nothetuntes,
nutheteo artinya menasihati, menegur, memperingati” dan ketiga, kata
“menyanyi - humnois, humnos artinya nyanyian pujian ; atau odais,
ode artinya nyanyian” ; wujud syukur melalui perkataan dan
perbuatan sebagai kekayaan perilaku murid Kristus”. Eirene Kristus
adalah kekayaan bagi dunia, menurut ayat 16-17 harus digunakan
dengan hikmat untuk mengajar, untuk menegur, untuk menyembah
dengan puji-pujian, dan untuk mengucap syukur.

3 PENERAPAN
Teks ini menuntun kita dengan suatu pelajaran yang menarik berkaitan
dengan pemuridan atau pembentukkan karakter. Bila kita meletakkannya
untuk semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus di Papua, maka
karakter manusia di Papua menurut teks perlu direfleksikan secara
kontekstual untuk menyikapi dua arus pengaruh yang ada, yaitu :
3.1 Pengaruh pertama adalah pengaruh duniawi, sama dengan manusia di
Papua saat Injil Kristus sudah ada, sudah diberitakan tetapi seseorang
atau siapapun masih hidup dalam kelakuan manusia sebelum ada Injil,
atau yang disebut teks ini dengan manusia lama. Orang Papua seperti
itu kita temukan masih hidup dengan kelakuan yang selalu
merendahkan martabat sesama lain dengan selalu menggunakan kata-

166
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

kata kotor, selalu marah, mencaci-maki, selalu benci, iri, dengki, tindak
KDRT, tukang mabok, tidak mau mengampuni sesama, dll.
3.2 Pengaruh kedua adalah manusia Papua yang hidupnya di Papua, di
kampung, di tempat kerja, dimanapun, kelakuannya sudah diterangi
oleh Injil, karena mengakui bahwa ia adalah pribadi yang sudah
ditebus, diselamatkan dan menjadi “secitra” karena Kristus, orang
Papua yang seperti ini, menurut teks ini adalah “sudah mengenakan
Kristus” atau “menjadi manusia baru” atau orang-orang pilihan Allah.
Kelakuan dari orang Papua yang sudah dipilih Tuhan sama dengan
mengenakan kelakuan Kristus, seperti penuh belas kasih, kemurahan,
kerendahan hati, kelemahlembutan, mengampuni, dan hidup dalam
syukur.
Di dalam dunia dan di Papua potret dua kelakuan manusia seperti itu
masih kita saksikan dan bahkan hidup berdampingan. Karena itu makna
lain perlu kita berikan, misalnya : bila sampai hari ini, masih ada
kehidupan terus berlangsung, masih ada bunga yang memekar, masih ada
matahari yang terbit dan terbenam, masih ada malam dan pagi, masih ada
aktivitas manusia, itu tandanya “kasih karunia Allah” masih berlaku bagi
setiap orang Papua yang masih hidup, kehidupan adalah kesempatan
untuk menentukan pilihan yang tepat. Pilihan kepada Tuhan Yesus Kristus
adalah pilihan yang tepat. Bersama dengan Tuhan Yesus, hidup orang
Papua mendapat kuasa Roh Kudus Allah untuk mengalami “pembaharuan
budi”, kelakuan manusia tidak dapat diubah oleh manusia sendiri, kecuali
bila manusia Papua dirahmati Tuhan, dan kuasa Roh Kudus Allah
berkenaan berdiam dalam hidupnya, dan ia akan mengalami masa “kairos
Tuhan”, untuk hidup bersama Tuhan selamanya.
Perjamuan Kudus sedunia hari ini adalah bukti “Kairos Tuhan” bagi kita
semua orang di Papua, dalam persekutuan GKI di tanah Papua. Saudara
dan saya sudah terpilih untuk duduk di meja Tuhan hari ini sebagai tanda
selamanya akan selalu bersama dengan Tuhan. Karena, sudah mengenakan
kelakuan Kristus yang penuh damai, maka kita menjadi pendamai dunia,
Kristus yang selalu mengampuni, maka kita menjadi pribadi di Papua yang
mewujudkan pengampunan kepada sesama dan kepada dunia. Selamanya.
Maranatha.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI PERJAMUAN


DITENTUKAN OLEH PELAYAN SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS SE-DUNIA

167
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 10 OKTOBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS – HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 8 : 1 - 17
TEMA : PRIBADI YANG DIPIMPIN ROH ALLAH

1. PENDAHULUAN
Melihat bersama pimpinan Roh Allah, kita diajak untuk sejenak kilas-balik
ke sejarah PI di Papua. Belajar dari penginjil perintis salah satunya, yaitu
“Carl William Ottow”. Antara tahun 1855-1862 masa tujuh tahun adalah
awal pekerjaan penginjilan yang sulit dan susah, khususnya untuk
zendeling perintis Ottow, salah satu peristiwa yang terjadi pada masa 7
tahun ini adalah “zendeling Ottow” meninggal di tanah Papua, ia belum
melihat buah pemberitaan Injil di tanah Papua, sehingga doanya tidak
meminta agar di tanah Papua berdiri suatu Jemaat atau Gereja seperti GKI
di tanah Papua saat ini, tetapi ia sangat realistis dengan keadaan zaman itu,
isteri Ottow 7 hari setelah Ottow meninggal, yaitu 16 November menulis
hati Ottow, meskipun dalam keadaan sakit, ia terus mengucapkan kata-
kata ini : “ooh…betapa besar keinginannya berbuat lebih banyak untuk
Tuhannya, dan untuk itulah ia berdoa pada malam yang terakhir itu, iapun
berdoa agar Tuhan mengampuni sifat tidak setianya, dan membuatnya
lebih mampu untuk mengajar orang-orang Papua dan meyakinkan mereka
akan kebenaran Tuhan yang hidup. Ia pun berdoa agar dapat membawa
serta satu jiwa dari antara orang Papua ke sorga, atau pun menemuinya
disana. Semoga Tuhan menganugerahkan kepadanya kegembiraan seperti
itu”. isteri Ottow menambahkan, Ottow yang sakit selalu mengulangi kata-
kata ini : “ooo…sungguh besar rasa bahagianya , kalau di Sorga sana dapat
menemukan satu jiwa yang telah menjadi selamat melalui usaha kami”.
Ottow meninggal tanggal 9 November 1862.
Merefleksikan kehidupan total Ottow yang demikian itu, kita menemukan
empat jatidiri kristiani dari kehidupan Ottow dalam tuntutan dan
pimpinan Roh Allah di tanah Papua, antara lain :
(1) Ottow sang pendoa, bukan saja saat Ottow dan Geissler dikenal
dengan doa sulung mereka “dengan nama Tuhan kami menginjakkan
kaki di tanah ini”, tetapi dalam seluruh pelayanannya di tanah Papua ia
hidup dengan doa. Bahkan ia berdoa tentang tempat orang Papua di
Sorga. ;
(2) Ottow sang penginjil perintis yang setia. Seorang yang dipimpin Roh
Kudus adalah seorang yang siap dan setia memberitakan Injil, Ottow
bahkan saat sakitpun ia masih meminta Tuhan untuk

168
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

memampuhkannya mengajar orang-orang Papua dan meyakinkan


mereka tentang kebenaran Tuhan yang hidup. ;
(3) Ottow sang pengasih tanpa pamrih. Meskipun sudah tujuh tahun orang
Papua keras kepala dan tidak mau bertobat, tetapi hatinya telah
direbut oleh Injil untuk mengasihi orang Papua, ia terus menaruh
harapan, bahwa kelak ia bersama dengan orang Papua di dalam Tuhan,
baik dihidup kini dan di hidup kekal. ;
(4) Ottow mengutamakan Kristus. Kita berjumpa dengan seorang yang
terbaring dalam keadaan sakit, tetapi hatinya melampaui kesakitannya,
ia memilih Kristus yang utama daripada sakitnya, Ottow dapat memilih
dua tahun sebelum ia meninggal, dengan alasan kesakitan yang
dideritanya untuk pulang ke kampung halamannya, tetapi, ia tidak
melakukannya, isterinya melukiskan hatinya tentang Kristus demikian
“Juruselamatku jauh lebih menderita daripada aku”. Ottow akhirnya
memilih Kristus dan orang Papua lalu ia meninggal di negeri Papua.
Ottow meninggal demi Injil, demi Kristus, demi orang Papua, dengan
berjalan pada jejak doa Ottow, Tuhan telah hadirkan orang Papua
menjadi milik Kristus baik di Sorga dan di dalam dunia Papua melalui
lahirnya GKI di tanah Papua.

2. PENJELSAN TEKS
Mari kita temukan teks yang berbicara kepada kita tentang “menjadi
pribadi yang dipimpin oleh Roh Kudus” di dalam persekutuan GKI di
tanah Papua, dengan memperhatikan lima jatidiri sebagaimana
direfleksikan dari teks hari ini, antara lain :
2.1 Ayat 3-4. jatidiri pertama : Inkarnasi Allah. Allah menjadi manusia.
Agar kasih dan keadilan Allah nyata didalam anak-Nya, supaya nyata
pula peristiwa rohani ini, yaitu yang tidak mungkin dilakukan oleh
hukum Taurat yaitu menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging
, digenapkan di dalam hukum kasih karunia Kristus. Salah satu yang
utama dari inkarnasi.
2.2 Ayat 5-6. jatidiri kedua : Keutamaan Hidup dalam Roh.
Manusia akan cenderung untuk ditarik masuk kedalam pengaruh hidup
menurut daging dengan keinginan daging, dan hidup menurut Roh
dengan keinginan Roh. Pilihlah hidup oleh Roh.
2.3 Ayat 7-12. jatidiri ketiga : Memiliki Roh Kristus menjadi milik Kristus.
Empat prinsip pada jatidiri ketiga diungkap Paulus pada bagian ini,
antara lain :
(a) Perseteruan dengan Allah, hidup dalam daging tidak berkenaan
kepada Allah (ay.7-8)

169
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

(b) Hidup dalam Roh Kristus sama dengan Roh Allah diam didalam
manusia (ay 9) berkenaan kepada Allah ;
(c) Tubuh tempat dimana Kristus hidup, yaitu tubuh dari orang yang
percaya. Orang percaya itu banyak, tetapi disini yang dimaksudkan
adalah “orang yang percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan,
meskipun tubuh duniawi akan binasa, atau maut akan
merenggutnya sebagai bagian dari tubuh dosa, tetapi Roh Allah
yang ada di dalam tubuh itu, maut tidak dapat menaklukkan-Nya.
(ay 10) karena Bait Roh Allah ada di dalam manusia yang mengaku
Yesus Kristus Tuhan.
(d) Kebenaran kebangkitan tubuh. Roh Allah yang diam di dalam tubuh
mengalami kebangkitan tubuh seperti Kristus mengalami
kebangkitan tubuh.
2.4 Ayat 13-14. Jatidiri keempat : Semua orang yang dipimpin Roh Allah
adalah anak Allah.
Seorang disebut anak Allah karena saat mengenakan tubuh manusia “Ia
dikandung dari Roh Allah” -- dirinya dipimpin oleh Roh Allah. Hanya
dengan Roh Allah seseorang tidak hidup secara daging karena
perbuatan-perbuatan daging sudah mati dalam diri dan hidupnya.
2.5 Ayat 15-18. Jatidiri kelima : kesaksian Roh Allah tentang menjadi anak-
anak Allah. Prinsip kesaksian Roh Allah pada bagian teks ini adalah :
a) Roh Allah tidak memberikan roh perbudakan
b) Roh Allah tidak memberikan terror dan ketakutan
c) Roh Allah menjadikan manusia menjadi anak-anak Allah
d) Sebagai anak-anak Allah maka manusia berseru Allah sebagai Bapanya
e) Roh Allah yang ada dalam anak-anak Allah adalah Roh yang sama
f) Sebagai anak-anak Allah memiliki hak waris, menerima janji-janji
Allah, meskipun di dalam dunia menderita pada masanya
dipermuliakan bersama-sama dengan Kristus.

3. PENERAPAN
Sama seperti jatidiri Ottow yang dipimpin oleh Roh Allah, dengan doa
Ottow untuk melihat satu orang Papua bersama Tuhannya, dengan Roh Allah
yang sama kini terbentuk suatu solidaritas, suatu persekutuan yang terdiri dari
orang Papua dan orang dari berbagai suku bangsa dan bahasa. Meraka
menjadi satu persekutuan tanpa perbedaan suku, ras dan bahasa di Papua.
Persekutuan yang imanen, persekutuan yang terbentuk karena Injil, disatukan
karena Injil dan hidup bersama bergandengan tangan juga karena Injil. Suatu
umat Tuhan yang kudus di tanah Papua. Mereka benar-benar telah menjadi
“satu” yaitu “satu persekutuan dengan Tuhan. Suatu saat Ottow yang sudah

170
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

mendoakan mereka akan melihat kesatuan Papua dari kepelbagaian menjadi


kekuatan persekutuan yang hidup di negeri Papua.
Sama seperti pengajaran Rasul Paulus kepada Jemaat Roma bahwa Roh Allah
adalah juga Roh Kristus. Kebenaran inkarnasi Allah adalah dasar “Roh
menjadi daging dalam Kristus”. Jatidiri Allah menjadi manusia adalah pintu
iman yang terbuka untuk mengakui dengan bahwa bagi Allah tidak ada yang
mustahil, yaitu manusia mendapat perkenan dan kasih karunia Allah
dianugerahi Allah memiliki Roh Allah. Dengan Roh itu manusia mengaku dan
percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia, seorang
yang telah menjadi seorang beriman dipilih Allah karena dituntun oleh Roh
Kristus Allah. Dengan karya Allah melalui Roh Kudus Allah seseorang
dilahirkan menjadi “anak Allah”, dan dengan status yang demikian ini, hari ini
kita memiliki jatidiri sebagai “anak-anak Allah di negeri Papua”. Sebagai anak-
anak Allah di negeri Papua memiliki hak yang sama dengan semua orang
yang percaya dan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan untuk
menyapa Allah sebagai Bapa yang daripada-Nya kita, orang percaya di tanah
Papua turut mewarisi “hak waris dan janji-Janji Allah” untuk hidup di dalam
Roh, meskipun dunia tempat dimana kita hidup, yaitu dunia tubuh fisik kita,
dunia fana, dunia yang dipenuhi dosa, dunia yang demikian itu terus-menerus
menyerang anak-anak Allah. Tetapi, anak-anak Allah meskipun hidup dengan
mengenakan tubuh duniawi, kedagingan, kefanaan, dasadari sebagai pintu
masuk untuk menyerang anak-anak Allah. Tetapi anak-anak Allah di tanah
Papua memiliki iman kepada Kristus yang mati dan bangkit, Yesus Kristus
yang Roh-Nya dikaruniakan bagi dunia dan manusia agar melalui Roh Kristus
manusia dalam dunia yang fana sekalipun dilahirkan oleh Kristus dengan
penebusan Kristus menjadi anak-anak Allah yang hidup dari Roh Kristus.
Hidup dalam Roh adalah hidup yang dipimpin oleh Roh Kristus yang sudah
menaklukkan tubuh dosa dan maut pada diri-Nya untuk dunia. Hidup yang
dipimpin Roh adalah hidup yang oleh Allah turut menaklukkan kuasa daging
dalam diri anak-anak Allah. Demikianlah seorang warga jemaat GKI di tanah
Papua menghayati jatidiri hidupnya bersama Kristus di negeri yang permai
Papua yang ragawi dan sorgawi. Maranatha.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


1. Ny. Maz : 133: 1-3
2. Ny. Maz : 81:10
3. Ny. Roh 97:3
4. Ny. Roh 144:3
5. Ny. Roh 160: 1, dst
6. Ny. Roh 147:1-3

171
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 17 OKTOBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS – HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 1KORINTUS 2 : 6 - 16
TEMA : PRIBADI YANG MEMILIKI HIKMAT KRISTUS

1. PENDAHULUAN
Pembacaan ini sedang mempresentasikan atau menguraikan setidaknya tiga
hal, pertama tentang “Sophia” atau hikmat, kepandaian, ilmu. Hikmat dari
Tuhan dan hikmat dari penguasa supranatural yang bukan Tuhan, tetapi juga
yang turut memberikan dampak dan pengaruh. ; pokok uraian kedua
berkaitan dengan “pneuma” atau “roh”. Dalam dunia ada “Roh Allah” dan
“roh dunia”. Dan pokok uraian ketiga berkaitan “didache” kepada manusia
“anthropos” atau manusia. Ada manusia duniawi “psukikos” manusia yang
tidak rohani dan manusia rohani atau “pneumatikos”
Teks bacaan hari ini, menguraikan prinsip-prinsip dasar kehidupan dalam
dunia riil manusia. Manusia sedang menjalani kehidupannya, dan kehidupan
itu berkaitan dengan hikmat, roh dan pengajaran yang mendatangai manusia
baik yang datang dari Tuhan, maupun manusia belajar dari luar yaitun dari
hikmat dan roh duniawi yang bukan dari Tuhan.

2. PENJELASAN TEKS
Uraian teks berikut di bawah ini, dibagi ke dalam tiga uraian pokok
sebagaimana diuraikan diatas, antara lain :
2.1 Ayat 6-9 : Hikmat Allah dan Hikmat penguasa supranatural bukan Tuhan.
Rasul Paulus membuat pengelompokkan hikmat, hikmat atau “sophia”
tentang ilmu, kepandaian dan hikmat. Kelompok pertama adalah
kelompok yang memiliki hikmat yang telah matang “taleios” artinya
hikmat mula-mula, kedewasaan, hikmat yang sempurna, atau
kepandaian dan ilmu mula-mula sebelum dunia dijadikan. Hikmat yang
mula-mula itu adalah hikmat yang “apokrupto” atau tersembunyi,
hikmat yang belum tersingkap, belum dibuka, hikmat yang misteri. Dan
hikmat itu adalah hikmat Allah. Hikmat Allah itu telah Allah sediakan
bagi bagi kita sebagai “doksa” atau cahaya terang, kemuliaan kita. ;
kelompok kedua adalah yang memiliki hikmat dari penguasa-penguasa
supranatural bukan Tuhan, hikmat dari penguasa duniawi yang pada
saatnya diadili, ditiadakan Tuhan.

172
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Paulus memberikan konfirmasi yang bersifat “personifikasi hikmat”,


bahwa hikmat yang adalah suatu pribadi dan hidup, disediakan bagi
kemuliaan Allah melalui si “pribadi hikmat hidup” itu, yang pada ayat
(8) Paulus tegaskan pernyataan ini “…sekiranya mereka mengenalnya
mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia”. Rupanya, hikmat yang
personal itu adalah “Dia yang disalibkan”, Dia itu adalah Tuhan Yesus
Kristus, sehingga untuk hikmat yang tidak kelihatan itu Paulus pada
ayat (9) mengajarkan kepada dunia tentang kebenaran hikmat mula-
mula yang tersembunyi itu “Ia disediakan Allah untuk mereka yang
mengasihi Dia” pada masa kini, sehingga yang tidak pernah dilihat oleh
mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan yang tidak pernah timbul
di dalam hati manusia, pada masa kini terjadi “penggenapan” bahwa ia
sudah tampak dilihat, Ia sudah berbicara tentang “euangelion” kabar
gembira yang membebaskan, Injil, sebagai si “logos”, dan sekarang
sudah memasuki wilayah hati manusia yang mendengar dan melihat
Dia, sebagai dari wakil dari manusia yang kemudian akan ikut seperti
para murid yang pernah melihat dan mendengar dari Dia yang
berbicara, mengajar kepada dunia melalui mereka.
2.2 Ayat 10-12 : Roh Allah (pneuma) dan roh dunia
Pokok bahasan sebelumnya (ay 6-9) tentang “sophia” atau hikmat dari
Allah dan hikmat dari penguasa dunia. Pada ayat 10-12 Paulus
mengembangkan bahasan lain dengan pokok yang dibahas adalah
“pneuma” artinya “angin, napas, roh,”. Terdapat tiga peran roh yang
berwujud pertama sebagai “Roh Allah”, kedua sebagai “roh manusia”
dan ketiga sebagai “roh dunia”.
Roh dari Allah atau Roh Allah didalamnya kita mengenal tiga aspek
penting, aspek pertama adalah “apokalupto” atau penyataan dan
pewahyuan dari Allah ; kedua pewahyuan itu akan memdorong untuk
“eraunao” atau “penyelidikan” ; dan ketiga (ay 12) menerima Roh
Allah sebagai “karisomai” atau karunia dari Allah dengan cuma-cuma.
Dalam konteks gereja hari ini, bagian ini terkait dengan karunia Allah
sudah tercurah bagi setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus,
oleh Roh Allah seseorang dibimbing untuk singkapkan kehendak Allah
melalui Firman Tuhan dari Alkitab melalui “penyelidikan”. Wahyu yang
datang dari Roh Allah adalah pintu masuk untuk mengenal dan
mengetahui tentang keberadaan Allah yang tersembunyi.
Sedangkan hal tentang “roh dunia” pada “roh manusia” yang tidak
mengenal Kristus, ia memiliki sesuatu yang terbatas dan
penyelidikannya terbatas pada roh duniawi semata.

173
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.3 Ayat 13-16 : Didaskaloi – Pengajaran kepada manusia duniawi dan


manusia rohani
Terlepas dari dua pembahasan diatas antara hikmat “sophia” dan roh
“pneuma”, pokok utama dan penting untuk mencapai pengetahuan
yang final tentang hikmat dan roh terletak pada aspek “didache” atau
“pengajaran”. Pengajaran yang ditujukan kepada manusia-manusia
“antropines”. Terdapat dua tipe manusia, yaitu manusia dunia atau
manusia “psukikos” sama dengan manusia yang tidak rohani, manusia
dunia ; dan manusia rohani “pneumatikos” atau manusia yang
memperoleh karunia Roh Allah. Bagi manusia duniawi berlangsung
“pengajaran” dengan perkataan hikmat manusiawi dan bukan rohani.
Bagi manusia rohani, mendapatkan “kharisomai” karunia dari Allah
oleh “pneuma” Roh Allah, sehingga Allah oleh Roh-Nya berbicara
kepada manusia melalui si “pneumatikos” atau manusia rohani. Di
dalam diri manusia “pneumatikos” atau manusia rohani terdapat “nous
Kristus” atau hati, akal budi, pengertian dan pikiran, pendapat Kristus”.
Pikiran Kristus sama dengan pikiran Allah.

3. PENERAPAN
Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Ia wajib menyadari
bahwa potensi dirinya sudah menerima yang Namanya “kharisomai” atau
karunia Roh. Ia sudah memiliki pneuma Allah dan menjadi “pneumatikoi”
manusia rohani. Sehingga ia memiliki “Sophia” Allah yang sepenuhnya
melalui manusia Yesus Kristus sebagai “nous Allah” pikiran Allah.
Warga GKI di tanah Papua dalam bulan Oktober, bulan GKI, diisi kembali
dengan teks yang mengarahkan dan menyegarkan kita, agar setiap warga
GKI atau kita, segera kembali merefleksikan jati diri iman personal dan
persekutuan kita. Bahwa kita sudah bersama Tuhan Yesus Kristus. Sehingga
semua warga GKI tidak sama dengan manusia “psukikos” manusia yang
tidak rohani, manusia duniawi. Karena warga GKI di tanah Papua sudah
memiliki “Sophia Kristus”. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


(1) Ny. Roh : 106:1-3
(2) Ny. Maz : 1:3
(3) Ny. Maz : 25:5
(4) Ny. Roh 130:8
(5) Ny. Roh 133:1, dst…
(6) Ny. Roh 129:1-3

174
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 24 OKTOBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS – HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 10 : 4 - 15
TEMA : DI PILIH TUHAN UNTUK BERSAKSI

1. PENDAHULUAN
Teks Roma 10:4-15 memberikan lima pengajaran prinsip tentang Iman.
Iman yang berpusat kepada Tuhan Yesus Kristus. Uraian ke-lima bagian,
masing-masing dimulai dengan kata penghubung “sebab”, seperti
ditemukan pada ayat (4), ay (5), ay (9), ay (12) dan ay (13), sehingga
terdapat 5 sub-tema sebagai bagian dari uraian bagian teks yang kita baca,
masing-masing sub-tema dimaksud antara lain :
(1) Kristus Kegenapan Taurat dan kebenaran Iman
(2) Kebenaran Iman
(3) Pengakuan Iman
(4) Hanya Satu Allah
(5) Proses Pemilihan dan Pengutusan
Lima sub-tema menjadi uraian atas tema utama minggu ini “Dipilih Untuk
Bersaksi”.

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 4 : Kristus Kegenapan Taurat dan Kebenaran Iman
Tiga kata utama yang melekat pada Kristus adalah kata “telos” atau
kegenapan, akhir, tujuan, ; kata “dikaisune” artinya kebenaran,
perbuatan benar, pembenaran sesuai ketentuan Tuhan. ; dan
“pisteuonti” artinya percaya, mempunyai iman yang kuat”. Iman adalah
karunia yang Allah anugerahkan, dalam Kristus iman tentang kebenaran
Allah atau “dikaisune” menjadi sempurna dalam dunia manusia. Dan
Kristus menggenapakan Hukum Taurat sebagai hukum iman bagi
manusia sebelum Kristus. Hukum iman ini yang menuntun manusia
untuk mengenal Allah yang benar di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Sehingga, masa depan dunia yang tercipta, mestinya adalah “kesatuan
antara umat yang memiliki hukum Taurat dan manusia yang dibenarkan
Allah yaitu yang dipilih menjadi orang yang percaya “pisteuonti” bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia”, mereka mencapai
satu dunia yang hidup pada fase “telos” atau penggenapan, zaman akhir.

175
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.2 Ayat 5 – 8 : Kebenaran Iman


Penegasan sekaligus pemilahan yang tajam tentang “dikaisune” –
kebenaran, Paulus uraikan dengan terbuka, iman masa lalu Paulus
adalah “dikaisune berdasar “melakukan” hukum Taurat” sedangkan
iman masa depan Paulus adalah “dikaisune dalam Kristus Yesus Tuhan”,
yaitu Yesus Kristus sudah mengerjakan bahkan menggenapkan yang
dikerjakan oleh Hukum Taurat dan semuanya berpusat kepada Kristus,
sehingga seseorang dianugrahkan, dikaruniakan iman, untuk mengimani
“dikaisune Kristus” yang sudah final. Apa saja yang Yesus Kerjakan yang
tidak dikerjakan oleh hukum Taurat, yaitu “Yesus Kristus datang dari
Sorga, Ia juga telah menaklukkan maut melalui diri-Nya, jurang maut
dan maut tidak dapat menahan-Nya ; hanya Tuhan yang patut diimani,
hanya Allah yang patut disembah, Yesus Kristus adalah pokok dari
“Firman Iman” yang dijadikan pusat pemberitaan “dikaisune” Allah di
dalam dunia.
2.3 Ayat 9 – 11 : Pengakuan Iman
Tiga proses seorang yang memiliki pengakuan iman secara permanen,
yaitu pertama diperlukan “omologeses” – mengaku, mengakui, berkata
terus-terang. Pengakuan dengan mulut-bibir bahwa Yesus adalah
Tuhan” ; kedua, karena memiliki “pisteuses” - keyakinan iman yang
kuat dalam hati, percaya bahwa Allah itu hidup dan ada, Yesus adalah
Tuhan yang bangkit dari antara orang mati. Pengakuan iman dan
percaya yang timbul dari “kardia” hati sebagai pusat hidup manusia,
dari dalam hati seorang mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, maka
yang ketiga adalah Yesus sendiri hadirkan “sotese” karena Yesus
menyelamatkan setiap orang mengaku dan percaya kepada-Nya.
Kesaksian tentang proses iman yang demikian adalah sesuai dengan
Kitab suci, karena itu siapapun yang memiliki iman kepada Tuhan Yesus
tidak dipermalukan.
2.4 Ayat 12 : Hanya Satu Allah
Allah itu satu meskipun ada perbedaan penyebutan, penghayatan dan
pengertian diantara bangsa-bangsa, bangsa Yahudi dan Yunani. Allah
itu satu meskipun pada manusia ada kelas-kelas sosial antara kaya dan
miskin. Semua bangsa manusia berseru kepada satu Allah. Satu Tuhan,
yaitu Tuhan Yesus Kristus.
2.5 Ayat 13 : Proses Pemilihan dan Pengutusan.
Tahapan predestinasi, pertama “apostalosin” pengutusan, pengiriman
para “apostolos” ; kedua para apostolos sebagai “kerussontos”
pemberita, pencerita, pemberitahu yang terbuka tentang Injil Yesus ;

176
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

ketiga “ekousan” sidang pendengar yang mendengar dan dengan jujur


memeriksa kebenaran para pemberita ; keempat “episteusan” percaya,
mempercayakan diri untuk dipimpin oleh iman yang sama seperti para
Apostolos. ; kelima “epikalesetai” berseru kepada satu Tuhan yang
menyelamatkan dunia. Juruselamat dunia. Tuhan Yesus Kristus. Baik
Apostolos pemberita Injil Tuhan Yesus maupun kelompok yang berseru
sekarang di dalam Tuhan menjadi sama dan sederjat karena “agata”
kabar baik atau euanggelion “Injil”.

3. PENERAPAN
Kita dapat mengartikan kata “telos” atau “penggenapan” dalam konteks
sejarah kelahiran atau kehadiran Gereja Kristen Injili di tanah Papua 26
Oktober 1956, bahwa setelah 101 tahun benih Injil ditabur buahnya
digenapi Allah dengan bangsa Papua mendapatkan perkenaan dan kasih
karunia Allah menjadi bangsa yang hidup dalam “persekutuan” dengan
Kristus di dalam wadah GKI di tanah Papua. Wadah GKI di tanah Papua
adalah wadah persekutuan milik Allah bagi bangsa Papua. Injil menjadi
norma adat baru dan jatidiri baru bangsa Papua. Inilah masa depan bangsa
Papua, yaitu Papua sebagai bangsa yang Bersatu dan bersekutu dan
bersama karena Injil.
Kebanyakkan orang memiliki ungkapan “barangsiap menyebut Papua ia
menyebut Injil”. Injil Tuhan Yesus Kristus telah membawa bangsa Papua
memasuki era “dikaisune” sebagai Kairos dari Kristus. Karena bangsa Papua
mendapatkan kasih karunia dan perkenaan Allah. Sehingga Allah sendiri
memilih Papua menjadi anak-Nya.
Bangsa Papua melalui GKI di tanah Papua menjadi bangsa “apostolik”,
kepadanya Tuhan Yesus mengamanatkan untuk turut serta dan terpanggil
“memberitakan Injil bagi bangsa-bangsa. Pada titik inilah “predestinasi”
bangsa Papua adalah “dipilih Allah menjadi saksi Tuhan Yesus bagi bangsa-
bangsa”. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


1. Ny. Roh 105:1-3
2. Ny. Roh 94:3
3. Ny. Roh 95:3
4. Ny. Roh 95:4
5. Ny. Roh 132:1 dst
6. Ny. Roh 189:1-3

177
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

SELASA, 26 OKTOBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS “HARI HUT GKI”- MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : 2PETRUS 1 : 16 - 21
TEMA : KRISTUS SANG BINTANG TIMUR SUDAH TERBIT
MENYINARI NEGERI DAN BANGSA PAPUA

1. PENDAHULUAN
Gereja Kristen Injil di tanah Papua pada hari ini, 26 Oktober 2021-26
Oktober 1956 sudah masuk 65 tahun. Dirgahayu GKI di tanah Papua bagi
kita semua. Satu tema yang sangat “fenomenal” untuk tahun 2021 ini
diangkat dari 2 teks yang kita baca hari ini “2Petrus 1:16-21” “KRISTUS
SANG BINTANG TIMUR SUDAH TERBIT MENYINARI NEGERI DAN
BANGSA PAPUA”. Papua dan Bangsa Papua adalah fakta dari kebenaran
Injil Tuhan Yesus Kristus sudah bersinar. Papua sudah diterangi. Papua
sudah terpilih. Papua sudah menjadi milik Kristus, dari 1855-1956, sejak 101
tahun Injil Kristus, Sang Bintang Fajar sudah hadirkan kedamaian yang
sesungguhnya di tanah Papua.
Tuhan Yesus Kristus sendiri yang bekerja merancang masa depan suatu
negeri “hitam”, negeri iblis” yang mencekam. Melalui Zendeling Tukang
Ottow dan Geissler, cahaya Injil merekah saat fajar merekah, sauh dilepas
di labuhan Doreh, Mansinam. Seperti cahaya matahari merekah
demikianlah harapan dan doa bagi negeri dikumandangkan “dengan nama
Tuhan kami menginjakkan kaki di negeri ini”. 101 tahun kemudian di
Holandia Binnen, palu Ikhtus dibunyikan, Injil membuahkan hasil,
melahirkan Lembaga Gereja Resmi di bawah Pemerintahan Nederlands
Nieuw Guinea. Pemerintahan resmi kala itu dengan nama “Evangelisch
Christelijke kerk in Nieuw Guinea”. Nama Nieuw Guinea adalah nama
yang melekat dengan Gereja Kristen Injili di tanah Papua (sekarang).

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 16 : Saksi Mata dan Dongeng
Petrus mengajak pembaca untuk membedakan dua dua jenis kesaksian,
pertama kesaksian “muthos” artinya dongeng-dongeng, legende dan
mitos ; kedua kesaksian “epoptes” artinya saksi mata. Setelah membuat
pembedaan, pilihlah ikut kesaksian dari saksi mata, karena isi kebenaran
berita yang disampaikan atau diberitakan atau disebarkan dapat

178
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

dipertanggungjawabkan. Mengapa dongeng atau mitos isi beritanya


tidak dapat dipertanggungjawabkan, Petrus menyebut “karena
dongeng-dongeng bersifat isapan jempol, artinya menghipnotis
kesadaran manusia sehingga manusia tidak berpikir logis, karena itu
kata isapan jempol diterjemahkan dari kata “sophizo” artinya suatu
hikmat yang direncanakan secara licik”. Ada 3 isi berita dari saksi mata
yang menyaksikan langsung bagaimana Tuhan Yesus Kristus dan
kemuliaan Sorgawi yang meliputi manusia dan dunia di bukit. Isi berita
pertama adalah “dunamen dari kata dunamis” artinya kuasa yang
supranatural, suatu kekuatan atau perbuatan kuasa diluar kemampuan
manusia turun dan disaksikan secara tubuh-inderawi manusia ; kedua
“Parousia” artinya hadirat Tuhan sebagai wujud kedatangan Tuhan
meliputi wilayah inderawi-manusia dan dapat disaksikan. ; ketiga
“megaleiotes” artinya kebesaran Tuhan, kuasa yang besar, kedahsyatan
agung Tuhan disingkapkan bagi mata manusiawi para murid. Tiga isi
berita ini meskipun sangat misteri karena sifat kekudusan Tuhan, tetapi
karena Kristus Tuhan telah tersingkap semua yang misteri bagi manusia.
Peristiwa seperti ini ini tidak terjadi pada sesuatu yang misteri yang
lahir dari “dongeng-dongeng” yang diskenariokan dan dibentuk secara
licik oleh manusia. Perbedaan yang tajam antara “dongeng” dan
kesaksian “saksi mata” menempatkan iman kristiani kita, tegas bahwa
kebenaran kesaksiannya sesuai teks ini menempatkan bahwa “agama
Kristen disasarkan pada kesaksian saksi mata” baik tentang yang ilahi,
supranatural, maupun yang ragawi “inkarnasi Tuhan Yesus Kristus”.
2.2 Ayat 17-18 : Yesus Kristus menerima kehormatan dan kemuliaan dari
Allab Bapa
Petrus memberitahukan tentang mereka dengan mata-kepala sendiri
menyaksikan Tuhan Yesus menerima “megaleiotes” kebesaran
kehormatan ; dan menerima “doksa” kebesaran kemuliaan, pujian dan
kebanggaan dari Allah Bapa. Allah Bapa disebut Petrus sebagai
“megalopprepous” artinya dari yang maha mulia, yang maha besar
secara ajaib. Dua kata “megaleiotes dan megaloprepes” digunakan
Petrus untuk satu subyek, yaitu Penerima Tuhan Yesus sebagai
“megaleiotes” dan Pemberi Allah Bapa sebagai “megaloprepes”. Suatu
berita yang disampaikan adalah tentang peristiwa yang disaksikan dan
berita itu secara konsisten dipertanggungjawabkan. Apa yang Petrus

179
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

sampaikan tentang suara dari Yang Maha Mulia, dan yang mereka
dengar dibukit, adalah berita dari peristiwa yang sama yang disaksikan
dalam kitab Injil Matius 17:1-13 ; Markus 9:2-13 dan Lukas 28-36.
2.3 Ayat 19 : Firman dalam nubuat Nabi, cahaya pelita dan Cahaya
Bintang Timur
Sekarang tentang sumber-sumber cahaya. Bahwa “logos” atau firman,
perkataan, sabda, kabar baik pada masa lalu, masa sebelum Tuhan
Yesus Kristus datang, disampaikan oleh Nabi. Kondisi cahaya dari
“logos” dalam nubuatan nabi pada masa lalu diibaratkan dengan dua
aspek, yaitu aspek “lukhnos” artinya pelita ; dan aspek “aukhmeros”
artinya gelap. Cahaya logos memang ada sebagaimana yang datang
dari nubuatan nabi, tetapi cahaya itu sebesar cahaya pelita saja, karena
disisinya kegelapan, kotor, sengsara masih tebal berkuasa. Ada jedah
waktu dari masa cahaya pelita yang menyinari sekelilingnya hingga
memasuki masa menyingsingnya cahaya fajar pagi. Terang pelita
dihadapkan pada terang fajar yang diawali dengan munculnya
“phosphoros” bintang timur”. Saat terang fajar merekah fase cahaya
pelita dengan sendirinya berakhir, karena selanjutnya adalah fase
cahaya yang lebih besar dari cahaya pelita, demikian juga kegelapan,
kotor dan penderitaan telah turut digeser, disingkirkan, ditaklukkan
oleh cahaya fajar yang mendatanginya. Petrus mengartikan pergeseran
perubahan cahaya dalam alam demikian juga yang terjadi pada
“kardia” hati seseorang apabila menerima Tuhan Yesus Kristus. Seperti
Paulus tulis dalam 1Kor 3:16-17 – (16) Tidak tahukah kamu, bahwa
kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? ;
(17) Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan
membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu
ialah kamu. ; 1Kor 6:19-20 (19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa
tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus
yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri? (20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:
Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!. Cahaya Bintang Pagi
adalah cahaya yang lembut, damai, sejuk dan tidak terik. Demikianlah
Papua dan dunia sudah ada pada fase cahaya dari sang Bintang Fajar.
Domine I.S.Kijne menyebutnya, nyanyikan nyanyian Rohan nomor 105
ayat 1, 2 dan 5 “Sinar fajar yang baka”, Mari kita nyanyikan : … ; (1)

180
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

“SINAR FAJAR YANG BAKA, T’RANG YANG TIDAK DIJADIKAN,


PAGI INI DATANGLAH, DENGAN CAH’YA YANG BERIKAN, ROH
YANG KUAT DAN SEGAR DAN BENAR. (2) B’RI EMBUN
PENGHIBURAN, MENYEGARKAN JIWA KAMI, HATI YANG
KEHAUSAN RINDU-DENDAM AKAN DAMAI. B’RI PENYIRAMAN
SEDAP, YANG TETAP ; (5) DAN DISANALAH TETAP, WAJAH-MU
YANG BERCAHAYA, TIADA LAGI MALAM G’LAP HANYA SIANG
SUCI SAJA. ITULAH BAHAGIA YANG BAKA.
2.4 Ayat 20-21 : Nubuat lahir dari dorongan Roh Kudus atas nama Allah.
Salah satu kata yang Rasul Petrus gunakan untuk muasal lahirnya
nubuat nabi adalah “pheromenoi” dari kata “phero” artinya
“dorongan”. Seorang dibuat sanggup menerima, seorang didalam
dirinya membawa atau mengandung berita dari Allah, seorang yang
ditopang oleh Allah, seorang yang dirinya menghasilkan berita dari
Allah, seorang yang melaporkan apa yang sudah diterima dari Allah.
Seorang yang mengucapkan dan memberitakan atau menyuarakan
suara Tuhan. Dorongan ini bukan kekuatan manusiawi tetapi “kuasa
dari “pneumatos agiu” yaitu Roh Kudus. Nubuat disebut nubuat bilah
digerakkan oleh Roh Kudus. Nabi di dorong oleh kuasa Roh Kudus
untuk berbicara dengan dan atas nama Allah. Karena itu, penafsiran
atas semua nubuat nabi yang dituntun oleh dorongan Roh Kudus Allah
memiliki standar untuk diuraikan, yaitu menyembah Allah dengan cara
yang benar yaitu Allah adalah Roh disembah dalam Roh dan
Kebenaran (Yoh 4:24). Sembahlah Allah dengan benar, Ia yang
mengaruniakan Roh Nubuatan kepada para Nabi akan menuntun
siapapun kita yang datang kepada-Nya untuk mengartikan kehendak
dan kasih-Nya yg terdapat dalam setiap nubuatan, dan yang kita akui
sebagai Firman Allah itu sendiri.

3. PENERAPAN
Sejak 1956-2021 bangsa Papua dan Papua bersama Gereja Kristen Injili di
tanah Papua sudah mencapai usia 65 tahun. Mestinya cahaya dari Bintang
Timur selain mampu menghadirkan Fajar, lebih dari itu adalah saat yang
indah berjumpa dengan “apa yang Kijne rumuskan dalam Nyanyian
Rohani nomor 106 “Terang Matahari” … Mari kita nyanyikan 3 ayat
sekaligus :

181
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

(1) Terang matahari telah menyinari segala neg’ri dan gunung dan padang
dan sawah dan lading senang berseri ;
(2) Bersuka sekali ku lihat Kembali terang merekah, dan Bapa di Sorga
yang Bapaku juga, hendak kusembah ;
(3) Syukur bagi Dia, Gembala setia yang jaga tetap. Dan waktu semua
karunia-Nya jua, terang dan gelap.
GKI di tanah Papua adalah Gereja yang secara historis menjadi “saksi mata
utama” dari seluruh pembangunan politik dan sosial yang mendatangi
bangsa Papua di tanah Papua, sejak Nederlands Nieuw Guinea, Untea dan
NKRI dan Otonomi Khusus.
Sepertinya dengan merefleksikan 65 tahun GKI bagi bangsa Papua,
mestinya Papua segera berjumpa dan menyambut “Terang Matahari
Imanen” sejak Papua memasuki saat merekahnya terang fajar bersama Injil.
Ternyata sampai sekarang bangsa-Nya, Umat-Nya “diamati” sedang
dilanda oleh mendung, gelap gulita yang mencekam. Semoga doa Ottow
dan Geissler sebagaimana tulisan Geissler kepada Gossner menjadi doa
bersama yang GKI di tanah Papua naikkan sebagai syafaatnya pada usia 65
tahun ini, demikian tulis Geissler : “anda tidak dapat membayangkan
betapa besarnya rasa sukacita kami, waktu pada akhirnya tanah tujuan
terlihat, hari minggu pagi jam 6 – yaitu hari minggu zending – sauh
dibuang di labuhan Doreh, Mansinam. Matahari terbit dengan indahnya.
Yah, semoga matahari yang sebenarnya yaitu rahmat Tuhan menyinari
kami dan orang-orang kafir yang malang itu yang telah sekian lamanya
meranah dalam kegelapan. Semoga Sang Gembala setia mengumpulkan
mereka di bawah tongkat Gembala-Nya yang lembut”. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI : IKUT SESUAI LITURGI HARI RAYA


GEREJAWI HUT GKI DI TANAH PAPUA, KE-65 TAHUN (1956-2021)

182
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 31 OKTOBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS – HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 1 YOHANES 4 : 7 – 21
TEMA : PAPUA MENGASIHI BANGSA-BANGSA
DENGAN KASIH ALLAH

1. PENDAHULUAN
Teks yang kita baca memiliki 15 ayat. Satu kata yang paling banyak
digunakan adalah kata “kasih”. seluruhnya sekitar 28 kata. Dan bila
mengikuti kata aslinya maka seluruh kata kasih ditermehkan dari Bahasa
Yunani dari kata “agape”. Suatu nilai kasih yang bernilai “persekutuan”
seperti dalam “perjamuan”. Inilah kasih persektuan, kasih persaudaraan
dari “Allah Persekutuan Kita” yaitu Yang Esa Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan
Roh Kudus.
Keseluruhan teks terbagi ke dalam tiga pokok utama dalam rangka
merefleksikan tema utama minggu ini, yaitu “Papua Mengasihi Bangsa-
Bangsa dengan Agape Theos”. Masing-masing pokok adalah :
(1) Ayat 7-8 Sudah Mengenal Allah Berarti Hidup dalam Kasih Agape
(2) Ayat 9-16 Allah Lebih Dahulu Mengasi (dengan kasih Agape)
(3) Ayat 17-21 Kasih Yang Sempurna Tidak Membenci Saudara
Mari kita uraikan masing-masing bagian, …

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 7-8 : Sudah Mengenal Allah berarti Hidup dalam Kasih
Kata ajakkan “agapomen” atau marilah kita saling mengasihi,
ditujukkan kepada “saudara seiman”. Karena saudara seiman adalah
“gegenetai” yang lahir dari Allah dan karena itu “ginosko” mengenal,
mengetahui, memahami dan mengakui tentang Allah. Hanya saudara
seiman seperti inilah “bersama mengenal Allah dengan benar, bahwa
Allah adalah kasih”. Rahasia ini tidak dimiliki dan diketahui yang bukan
“saudara seiman”. Sehingga, untuk membuat orang lain mengenal Allah
adalah Kasih maka mereka harus melihat dari hidup dalam kasih dari
orang yang beriman kepada Allah yang adalah kasih.
2.2 Ayat 9 – 16 : Allah Lebih Dahulu Mengasihi
Sekitar empat hal prinsip diuraikan oleh penulis 1Yohanes pada ayat 9-
16, a.l :

183
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

(a) Semula dunia dan manusia memang meiliki kasih, dan kasih itu
adalah kasih yang natural atau kasih yang lazim, sudah biasa
dilakukan antar manusia. Tetapi ada suatu kasih yang supranatural
yang diwahyukan kepada manusia, disingkapkan, dibuka. Kata yang
digunakan untuk artikan kasih Allah yang diwahyukan kepada
manusia adalah “ephaneroten” dari kata “phanero” artinya
“menyatakan, menampakkan”. Kasih itu lahir dalam satu pribadi
yang “apostelo” yang dikirim, diutus dan nampak di dalam “Anak-
Nya yang tunggal” Tuhan Yesus Kristus. Ada tujuannya, yaitu
mengerjakan “hilasmos” pendamaian, pengampunan dosa.
Peristiwa pendamaian bukan semata sebagai “mediator” dan juru
damai. Tetapi Ia mengorbankan diri-Nya bahkan mati dan bangkit
dari antara orang mati demi penebusan manusia dari dosa. Korban
penebusan yang berpusat pada diri “Anak Allah” inilah yang
diumumkan penulis 1Yohanes “bukan kita yang telah mengasihi
Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita.
(b) Dua perilaku kasih segera lahir dan menjadi karakter “kasih
kristiani”. Pertama : Untuk menebus manusia dan dunia keadilan
Allah tentang “menghukum dosa” berlangsung dengan merelakan
Anak-Nya yang tunggal. Tuhan Yesus Kristus disesah, disalibkan dan
mati diatas kayu salib. Demikianlah keadilan Allah berlangsung,
yang mestinya dosa manusia ditanggungkan kepada manusia, tetapi
Kristus rela menanggung dosa manusia dengan mengorbankan diri-
Nya, disalibkan, mati dan dikuburkan. Dengan cara ini Allah
mengasihi-Nya dan mengasihi dunia ini, supaya manusia dan dunia
di dalam karya Tuhan Yesus mengalami fase “korban pendamaian”
yaitu penebusan. Kasih dan keadilan Allah telah final dalam seluruh
penderitaan salib dan dalam Tuhan Yesus Kristus yang dimuliakan. ;
kedua : agar kasih dan keadilan Allah yang nampak dalam seluruh
peristiwa penderitaan dan kemuliaan Tuhan Yesus menjadi hidup
dan diberitakan melalui perilaku iman kristiani, maka setiap orang
yang percaya kepada kasih dan keadilan Allah, selanjutnya hidup
untuk mengasihi Tuhan dan sesamanya. Inilah yang penulis
sampaikan tentang seorangpun tidak pernah melihat Allah tetapi
seorang yang hidup dalam dunia yang sudah ditebus Allah sedang
melakukan kasih Allah yang lahir dari pengajaran Tuhan Yesus
Kristus.
(c) Dari kasih Kristus yang sudah mendamaikan dan menebus itu
sekarang kita memiliki “ginoskomen” – mengetahui, mengakui,

184
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

menyadari bahwa sekarang kita sudah berada di dalam Allah.


Menurut penulis 1Yohanes menegaskan, bahwa setiap orang yang
sudah mengenal kasih dan keadilan yang sudah Allah kerjakan
melalui Tuhan Yesus Kristus bagi dunia, maka dunia sudah memiliki
jalan menuju Allah yang esa dan kekal, yaitu melalui “Soter”
Juruselamat dunia. Untuk itulah Allah mengutus anak-Nya kedalam
dunia ini. Dunia sekarang sudah memiliki Juruselamat.
(d) Setelah mengetahui tentang Juruselamat dunia, maka posisi orang
yang percaya sama dengan “para Rasul” dalam hal “ginoskomen”
memiliki pengetahuan yang sama dan setara. Pengetahuan iman
yang seperti itu menuntut untuk melakukan seperti yang dikerjakan
oleh para Rasul yaitu “homologeo” – mengaku dan berterus terang
hanya menyembah bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah dan
Tuhan. Juruselamat dunia. Inilah tanda kasih kepada Allah itu, yaitu
ia tetap berada di dalam Allah dan Allah berada di dalam dia.
2.3 Ayat 17 – 21 : Kasih Yang Sempurna : Tidak Membenci Saudara
Untuk tidak membenci saudara seorang dituntut untuk meperhatikan
dua hal berikut, menurut ayat 17-21, antara lain :
(a) Kasih Allah yang kita miliki adalah kasih yang sempurna. Yesus
Kristus Tuhan yang menebus dunia, Dialah yang menegakkan kepala
setiap orang yang percaya kepada pendamaian yang sudah Allah
kerjakan bagi dunia ini. Tuhan Yesus Kristus yang akan mengadili
dan mengakhiri. Melalui karya Tuhan Yesus yang sudah menebus
dunia, maka dunia yang memiliki roh “phobos” yaitu suatu roh
penyebab ketakutan, dan berakibat kepada seseorang tidak
menghormati Allah, maka melalui pendamaian Kristus, yaitu kasih
Allah yang sempurna di dalam Tuhan Yesus, dunia sudah
mengalami “balo” yaitu kasih yang sempurna telah “melenyapkan,
melempar, membuang, menjatuhkan ketakutan dan dunia sudah
disembuhkan, dipulihkan” sehingga sekarang, seorang sewaktu
hidup dalam dunia, hanya memiliki kasih yang sempurna dari
Kristus, dan kasih itu menempatkan seorang tegak berdiri dihadapan
Allah yang adil dan penuh kasih.
(b) Bila kasih Kristus yang sempurna telah melenyapkan ketakutan di
masa Parousia-Maranatha. Maka kasih Kristus yang sama berlaku
juga kepada sesama. Yaitu setiap orang tegak berdiri dengan Kasih
yang sempurna dari Kristus untuk “total” mengasihi sesama tanpa
kebencian. Tanpa sekat agama, tanpa sekat ras, tanpa sekat jenis
kelamin, tanpa sekat status sosial. Inilah dasar kasih Papua yang
total kepada bangsa-bangsa.

185
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN
Seluruh warga GKI di tanah Papua, setelah menyelesaikan seluruh
renungan yang bertajuk tema “karakter kristiani” selama bulan Oktober
2021, maka kita pada minggu terakhir bulan Oktober ini, memiliki fondasi
jatidiri imanen dalam persekutuan. Fondasi itu berkaitan dengan “agape
Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus”. Warga GKI di tanah Papua, sudah
ditebus, sudah didamaikan dengan Allah oleh Tuhan Yesus Kristus.
Kebenaran iman ini adalah kebenaran yang final dan kekal.
Teks ini telah memberikan satu karya Allah tentang “Kasih Allah”. Kasih
Allah yang mendamaikan, kasih Allah yang menebus dunia. Bila Allah
mengasihi dunia, maka warga GKI sebagai milik Allah, wajib memiliki kasih
Allah untuk mengasihi Tuhan dan sesamanya.
Kita menjadi persekutuan yang sudah dikhususkan Tuhan Yesus untuk total
mengasihi sesama dengan, tanpa dihalangi oleh sekat apapun. Sehingga
kasih Allah bagi GKI di tanah Papua dapat diimplementasi secara terbuka
dan dikenal dan menjadi berkat ditengah-tengah dunia sosial-masyarakat,
sehingga warga GKI menjadi seperti :
GKI yang inklusif adalah melahirkan warga GKI yang inklusif
GKI yang sola Scriptura melahirkan warga GKI yang sola scriptura
GKI yang Ekumenis melahirkan warga GKI yang ekumenis
GKI yang pluralis melahirkan warga GKI yang pluralis
GKI yang koinonia, marturia dan diakonia melahirkan warga GKI yang
koinonia, marturia dan diakonia. Imanuel.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


(1) Ny. Roh 2:1-3
(2) Ny. Maz 6:1
(3) Ny. Maz 6:6
(4) Ny. Roh 79:1-2
(5) Ny. Roh 133:1- dst
(6) Ny. Roh 119:1, 5, dan 7

186
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

TEMA BULAN NOVEMBER “KESELAMATAN HANYA BERSUMBER DARI ALLAH”


MINGGU, 7 NOVEMBER 2021
KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS – HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 3:1-9
TEMA : KESELAMATAN BERASAL DARI ALLAH

1. PENDAHULUAN
Dalam Ibadah di saat ini kita membaca dan merenungkan Mazmur 3:1-9
dengan Tema Perenungan Keselamatan Berasal dari Allah. Tema
perenungan ini merupakan pernyataan iman yang memberikan kekuatan
dan kepastian kepada orang percaya saat berada dalam situasi yang sulit.
Sebelum kita membahas lebih lanjut Mazmur 3:1-9, penting bagi kita untuk
mengetahui kalau Mazmur 3 ini termasuk dalam kelompok Mazmur
Ratapan. Tulisan Yongky Karman dalam buku Bunga Rampai Teologi
Perjanjian Lama menjelaskan bahwa Mazmur Ratapan dipakai sebagai doa
dalam kesusahan. Mazmur Ratapan menunjukkan sikap pemazmur yang
tidak meninggalkan Tuhan saat berada dalam kesusahan, sebaliknya ia
berdoa dalam ratapan sebagai ekspresi iman kepada Allah. Dalam Mazmur
Ratapan selalu ada harapan bahwa keadaan dapat menjadi lebih baik
sebab Allah akan segera bertindak menolong dan membebaskan. Tindakan
Allah untuk menolong dan membebaskan menjadi batasan dari tema
keselamatan perenungan minggu ini.
Mazmur Ratapan umumnya terdiri dari lima komponen, yakni seruan
memanggil Tuhan, keluhan, permohonan, penegasan percaya dan nazar
pujian. Lima komponen ini memiliki hubungan yang sangat erat, dan
tepat jika poisisinya tidak ditukar.
Mari kita melihat teks Mazmur 3:1-9 dan apa yang hendak disampaikan
Allah kepada kita dalam tema perenungan Keselamatan Berasal dari Allah.

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 1-3 Seruan dan Ratapan Daud, memberikan informasi kepada kita
bahwa pemazmur dalam Mazmur ini adalah Raja Daud. Saat itu
keadaan Raja Daud berada dalam situasi yang sulit sebab ia harus
melarikan diri dari anaknya Absalom. Kita tentu bertanya mengapa ia
harus melarikan diri dari anaknya? Jawaban untuk pertanyaan ini dapat
kita temukan dalam 2 Samuel pasal 13 sampai dengan pasal 17.
Kesulitan dan kesusahan yang dialami Raja Daud bermula dari tindakan

187
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Amnon Bin Daud yang memperkosa Tamar adik Absalom Bin Daud
(Pasal 13). Absalom sangat membenci Amnon dan akhirnya ia
membunuh Amnon dan melarikan diri ke Gesur. Ketika kembali ke
Yerusalem, timbullah dalam hatinya keinginan untuk menjadi raja. Agar
hal itu dapat terwujud, ia mengambil hati orang Israel yang hendak
menemui Raja Daud untuk menyelesaikan perkara yang mereka
hadapi, bahwa mereka tidak akan mendapat apa-apa dengan menemui
raja. Perkara mereka diurus olehnya dan ia-Absalom menjamin akan
menyelesaikannya dengan adil. Ketika mereka hendak sujud
menyembah kepadanya, Absalom memegang tangan mereka dan
mencium mereka. Dengan cara ini, Absalom berhasil mencuri hati
orang Israel dan hal ini berjalan selama empat tahun. Akhirnya banyak
orang Israel yang berpihak kepadanya. Saat untuk menjadi raja telah
tiba. Absalom mengatur pengumuman dirinya menjadi raja dengan
sebuah tipu muslihat. Ia meminta ijin kepada Daud untuk pergi ke
Hebron agar ia dapat membayar nazar kepada Tuhan di sana, padahal
sebenarnya tidak. Ia ingin pengumuman dirinya sebagai raja bergema
dari Hebron. Itulah sebabnya ia mengirim pesan kepada semua suku
Israel, apabila mereka mendengar bunyi sangkakala, maka mereka
harus berseru: Absalom sudah menjadi raja di Hebron. Demikianlah
Absalom menjadi raja.
Ketika Daud mengetahui hal ini, maka ia memutuskan untuk melarikan
diri dengan keluarganya dan semua orang yang masih berpihak
kepadanya. Sebab pastilah Absalom akan membunuh dirinya dan
semua oran yang berpihak kepadanya. Seluruh negeri menangis dengan
suara keras ketika melihat Raja Daud meninggalkan Yerusalem.
Dari penjelasan ini maka kita dapat mengerti mengapa Daud berseru
kepada Tuhan dengan berkata betapa banyaknya lawanku! Banyak
orang yang menyerang aku, banyak orang yang berkata baginya tidak
ada pertolongan dari Allah. Dalam keadaan yang sangat sulit dan
terancam, Daud beseru kepada Tuhan dan menyampaikan keluhan
kepadaNya. Seruan kepada Allah ini menunjukkan betapa Daud tahu
bahwa hanya Tuhan satu-satunya yang dapat menyelamatkannya dari
kesulitan dan bahaya bahkan ejekan orang.

188
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.2 Ayat 4-9 Daud tahu pasti keselamatan berasal dari Allah! , Keadaan
yang sulit, bahaya yang mengintai dan ejekan orang yang mengatakan
bahwa tidak ada lagi pertolongan dari Allah baginya, tidak membuat
percaya Daud kepada Allah menjadi pudar. Dalam seruan dan
ratapannya kepada Allah, Daud dengan percaya sungguh dan dengan
tegas berkata: tetapi Engkau Tuhan adalah perisai yang melindungi aku.
Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku. Daud sangat
yakin bahwa seruan dan ratapannya yang nyaring kepada Allah akan
dijawab oleh Allah. Allah akan memberi keselamatan kepadanya! Dan
karena itu ia bisa tidur dan bangun, sebab Tuhan menopang dan
menolong dirinya. Dan karena itu, ia tidak takut betapapun banyak
musuh yang mengepung dirinya.
Dalam percaya yang sungguh bahwa keselamatan berasal dari Allah,
Daud berseru kepada Allah: Bangkitlah, tolonglah aku ya Allahku! Ia
mengingat dan menyebut semua pertolongan dan keselamatan yang
sudah Allah lakukan terhadap semua lawan dan ia percaya kalau Allah
pasti menolong dan menyelamatkannya. Terakhir ia membuat
pernyataan iman yang sungguh bahwa dari Tuhan datang pertolongan
dan dalam seruan dan ratapannya, Daud masih memikirkan rakyatnya
dan umat Allah, ia pun mengucapkan kalimat berkat atas Israel. Sebab
ia tahu, keselamatan yang berasal dari Allah akan berdampak pada
kebaikan dan kesejahteraan Israel sebagai umat Allah.

3. PENERAPAN
3.1 Penjelalsan teks di atas menolong kita memahami dan menemukan
pesan penting dari Allah dalam Mazmur 3:1-9:
3.2 Kesalamatan Berasal dari Allah, mengingatkan kita tentang hal penting
yang harus dilakukan pada saat bapak, ibu, saudara dan saya berada
pada situasi yang sulit, saat menghadapi masalah yang berat, saat
tetesan air mata karena derita yang tak berujung, saat kesedihan akibat
bergumul dengan sakit penyakit yang lama dan berat, saat usaha
bangkrut, saat rumah tangga di ujung perceraian, saat sahabat
mengkhianti kita, saat kita memangku duka dan masih banyak hal yang
tidak dapat saya sebut satu persatu, yakni: berseru dan merataplah
kepada Allah. Hanya Allah saja yang dapat menyelamatkan, hanya
Allah saja yang sanggup menolong dan menyelesaikan semua kesulitan,

189
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

masalah dan pergumulan yang kita hadapi. HANYA SATU YANG DIA
PINTA, AGAR KITA PERCAYA DAN BERSERU KEPADANYA.

3.3 Kesalamatan Berasal dari Allah, meyakinkan kita bahwa Allah adalah
satu-satunya sumber pertolongan dan keselamatan. Setiap kita diminta
oleh Allah untuk selalu MENGINGAT DAN PERCAYA bahwa ALLAH
PASTI MENOLONG, MENJAWAB DAN MENYELAMATKAN. Mungkin
akan terasa lama, terasa berat untuk menunggu, terasa semakin sulit
tapi ingatlah selalu bahwa pertolongan, pembelaan Allah pasti akan
diberikan kepada kita. Pengalaman iman bersama dengan Allah yang
sudah kita alami, pertolongan Tuhan yang selalu tepat pada waktunya
yang sudah kita lihat, dan pembelaan Tuhan yang sudah kita rasakan
seharusnya menjadikan kita kuat dan percaya kepadaNya. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI – MINGGU 1


1) Nyanyian Mazmur 84:1
2) Nyanyian Mazmur 81: 1
3) Nyanyian Mazmur 25:3
4) Nyanyian Roh 147:2
5) Nyanyian Roh 80:1&2
6) Nyanyian Mazmur 136:1 dst
7) Nyanyian Roh. 159:1&2

190
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 14 NOVEMBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS – HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 1TIMOTIUS 2 : 1 - 7
TEMA : ALLAH BERKEHENDAK UNTUK
MEMBERI KESELAMATAN

1. PENDAHULUAN
Timotius diberikan tugas untuk membimbing jemaat (Pasal 1 ayat 18) .
Tugas diberikan kepada Timotius ketika jemaat sedang menghadapi
tantangan pengajaran sesat. Keadaan ini tergambar dalam pembacaan
sebelumnya (pasal 1 ayat 3-11). Penting untuk menasihatkan Timotius
termasuk Jemaat dalam membimbing jemaat menghadapi pengajaran sesat
termasuk hidup benar sesuai kehendak Tuhan, itulah yang sedang “Rasul
Paulus” lakukan lewat tulisannya pada perikop ini ( 1 Timotius 2 : 1 – 7)

2. PENJELASAN TEKS
Perikop “Mengenai Doa Jemaat” terbagi atas 2 bagian, antara lain :
2.1.Ayat 1-4 : Doa memegang peran yang sangat penting dalan kehidupan
jemaat sehingga ditempatkan pada posisi pertama dalam nasehat Rasul
Paulus. Doa merupakan sikap iman untuk menyerahkan segala tugas,
tantangan dan segala kebutuhan pelayanan dalam jemaat kepada campur
tangan Allah yang adalah pemilik jemaat. Timotius tidak akan mampu
melaksankan tanpa melibatkan Tuhan dalam tugas membimbing jemaat.
Doa bukan hanya berisi permohonan dan ucapan sukur tetapi juga
menjadi doa syafaat sebab yang harus didoakan adalah semua orang
termasuk raja-raja dan semua pembesar yang mungkin tidak bertindak
dan bersikap baik. Orang-orang yang didoakan seharusnya tidak dibatasi
oleh keinginan pribadi (hanya jika suka). Semua orang didoakan sebab
mereka juga adalah sasaran dari Karya keselamatan Allah. Keselamtan
Allah bersifat universal menjangkau segala suku bangasa, bahasa dan
wilayah bahkan status sosial ekonomi. Mendoakan mereka harus
dibarengi dengan sikap hidup yang benar, sehingga jemaat melihat
ternyata hidup berpadanan dengan doanya dan itu merupakan hal baik
yang dikehendaki Allah. Keselamatan yang di peroleh harus terbukti
dalam kesalehan hidup, sehingga orang lain yang menerima keselamatan
juga belajar hidup benar. Kesimbangan antara doa dan kesalehan hidup

191
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

menghindarkan Jemaat dari kesulitan dan tantangan. Justru mereka akan


dihargai dan disegani oleh orang lain terutama para raja dan pembesar
2.2. Ayat 5 – 7 -- Allah tidak hanya merancangkan keselamatan tetapi juga
melaksanakannya lewat Yesus Kristus. Ia adalah pengantara antara
Allah dan manusia. Allah menjadi Manusia ada ditegah-tengah
manusia, merasakan seluruh pergumulan manusia. Ia telah
menyerahkan dirinya menjadi tebusan bagi manusia. Segala rasa sakit
dan penderitaan sampai pada kematian, Ia tanggung dalam proses
mengambil alih seluruh dosa manusia.
“Rasul Paulus” menegaskan ini sebagai kesaksian yang benar dan tak
terbantahkan. Kebenaran itulah yang membuatnya ditetapkan sebagai
pemberita, rasul dan pengajar sehingga ia beritakan dan ajarkan
dengan setia apapun tantangannya. Pemberitaan dan pengajaran
yang benar ini wajib diberitakan kepada semua orang termasuk orang-
orang bukan Yahudi. Bahwa kebenaran tentang keselamatan yang
Allah kerjakan didalam Yesus tidak boleh menjadi milik orang atau
kelempok tertentu. Berita kesemaatan ini harus terbuka untuk semua
orang tanpa terkecuali.

3. PENERAPAN
3.1. Sebagai orang percaya,kita ditempatkan Tuhan dimana saja untuk
melaksanakan tugas memberitakan Injil dengan mengajar dan
membimbing. Pendeta, Guru Jemaat, Jemaat, orang tua, anak, suami
atau istri, apa pun status dan posisi kita, kita memilki tugas yang sama.
Kita telah diselamatkan karena itu kita juga harus memberitakan Injil
Keselamatan Allah kepada semua orang. Keselamatan Allah tidak
boleh menjadi milki sendiri.
Kita hidup dalam berbagai tantangan hidup sementara kita wajib
membimbing orang lain untutk selamat, oleh karena itu doa penting
untuk kita terus membangun hubungan kita dengan Tuhan yang
memberi kemampuan. Permohonan kita sampaikan kepada Tuhan
dalam doa karena kita tidak dapat hidup tanpa pertolongan Tuhan.
Marilah kita terus berdoa bagi diri kita maupun bagi orang lain
termasuk pemerintah, agar mereka juga diselamatkan tetapi juga
melaksanakan tugas pemerintahan dengan baik dan benar.
Keberadaan mereka akan sangat berimbas pada kesejahteraan dan
keamanan hidup dan pelayanan kita.

192
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3.2. Doa dan kesalehan hidup harus menjadi ciri khas kita. Kita yang
percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus dan telah menerima
keselamatan harus membuktikan imannya lewat hidup dalam segala
kesalehan dan kehormatan. Bahkan orang lain dapat melihat Yesus
dari hidup kita yang saleh. Iman dan perbuatan harus berjalan
bersama-sama. Kesalehan hidup didorong keluar dari dalam iman
harus menjadi gaya hidup kekristenan kita.
3.3. Allah berkenan bertindak untuk menyelamatkan kita dan orang lain
melalui Yesus Kristus. Ini berita yang benar dan bukan dusta.
Kebenaran yang tidak terbantahkan. Kita harus percaya dulu dan
baru dapat mengajarkannya kepada orang lain. Kita tidak dapat
mengatakan kita orang Kristen tanpa percaya. Kepercayaan kepada
Allah yang menebus kita dalam kematian dan kebangkitan Yesus
itulah yang akan memantapkan kita untuk mengajarkannya kepada
orang lain tanpa ragu. Saya percaya saya sudah diselamatkan maka
saya percaya orang lain juga berhak diselamatkan. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI – MINGGU II


1) Nyanyian Mazmur 136 : 1 & 20
2) Nyanyian Kid. Jemaat 27 : 1 & 5
3) Nyanyian Roh. 43 : 1 & 3
4) Nyanyian Roh. 84 : 4
5) Nyanyian Roh. 106 : 1 dstnya
6) Nyanyian Roh. 166 : 2
7) Nyanyian Roh. 173 : 2 & 3

193
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 21 NOVEMBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU TRINITAS – HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KISAH PARA RASUL 4 : 1 - 22
TEMA : KESELAMATAN HANYA DARI KRISTUS

1. PENDAHULUAN
Akibat dari dosa manusia mengalami kematian jasmani dan rohani serta
ada penghukuman kekal. Tidak ada jalan keselamatan bagi manusia untuk
mendapat keselamatan kekal. Apakah itu dari ilmu pengetahuan, agama
atau bahkan hukum taurat. Keselamatan hanya terjadi dari Allah dalam
Yesus Kristus. Allah Bapa menentukan bahwa Tuhan Yesus Kristus menjadi
jalan pendamaian yaitu dengan harus mati di kayu salib untuk
menanggung dosa manusia. Siapa yang percaya kepada Allah dalam Yesus
akan diselamatkan. Hal ini yang diberitakan dengan berani oleh Petrus
dan Yohanes dalam bacaan kita hari ini.

2. PENJELASAN TEKS
Ada beberapahal yang menarik yang bisa kita temukan dalam bacaan kita
ini yaitu :
2.1 Pelayanan dan Tantangan (Ayat 1-7, ayat 17, 18 dan 21 )
(a) Pelayanan. Petrus dan Yohanes sesudah menyembuhkan orang
lumpuh, mereka berkhotbah di Serambi Salomo. Ternyata mereka
yang semula takut sekarang mampu berdiri di depan orang banyak
dan secara terbuka menyembuhkan orang dan berkhotbah. Mereka
bukan orang terpelajar atau orang kaya atau orang berkedudukan
penting tetapi mereka mampu melayani dengan baik karena Tuhan
telah memberikan Roh KudusNya untuk menopang mereka dan
mengutus mereka menjadi saksi bagi kemuliaanNya. Semua orang
percaya telah menerima RohNya. Oleh karena itu kita harus hidup
sebagai saksiNya dan melayaniNya dan memberitakan tentang
Yesus dalam semua bidang kehidupan di mana kita ada dan bekerja.
(b) Tantangan. Melayani Tuhan bukan berarti tanpa tantangan. Dalam
bacaan kita terlihat jelas bahwa Imam–imam, Kepala Pengawal Bait
Allah dan orang–orang Saduki marah dan memasukkan Petrus dan
Yohanes ke tahanan serta membawa mereka ke Sidang di kota
Yerusalem bahkan mengancam mereka serta dilarang keras

194
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

berbicara tentang Yesus. Dalam hidup kita, bila kita melayani


TUHAN selalu ada tantangan. Baik itu dari luar persekutuan tetapi
juga dari dalam persekutuan.
2.2 Sikap dalam pelayanan (Ayat 8, 13- 22 )
(a) Penuh dengan Roh Kudus. -- Dalam ayat 8 dikatakan bahwa dalam
jawabannya Petrus penuh dengan Roh Kudus. Roh Kudus telah
diberikan kepada Petrus dan ia menunjukkan kehidupannya yang
penuh dengan Roh Kudus. Sama seperti Petrus kita pun telah
menerima Roh Kudus tetapi apakah pelayanan dan hidup kita
penuh dengan Roh Kudus atau roh duniawi dan roh kejahatan?
(b) Berani -- Petrus dan Yohanes menunjukkan keberanian dalam
pelayanan, berani menghadapi tantangan, berani berkata benar,
berani berkorban dan berani meyatakan iman ditengah orang yang
memusuhi mereka. Sidang yang dihadapi oleh dua rasul ini hamper
sama dengan yang dihadapi oleh Tuhan Yesus karena dihadiri oleh
Imam Besar Hanas dan Kayafas. Tetapi mereka tidak takut. Mereka
berani karena yang mereka sampaikan adalah benar. Bagaimana
dengan kita ?
(c) Taat kepada Allah -- Ketika diancam, Petrus dan Yohanes memilih
untuk taat kepada Allah dari pada taat kepada manusia. Terkadang
dalam pelayanan atau dalam hidup sehari–hari bila harga diri,
posisi, jabatan atau hidup kita bermasalah atau terancam maka kita
melupakan ketaatan kepada Tuhan dan lebih suka taat pada
kemauan diri sendiri.

2.3 Isi Pemberitaan (Ayat 2, 9 –12 ) Petrus dan Yohanes menyembuhkan


orang lumpuh dan memberitakan bahwa dalam Yesus ada kebangkitan
orang mati dan keselamatan hanya di dalam Yesus Kristus. Ketika
ditanya tentang dengan kuasa manakah atau dengan Nama siapakah
mereka bertindak demikian?
Petrus menjawab mereka dengan menjelaskan tentang keselamatan
bagi manusia dalam diri Yesus Kristus yang telah mereka salibkan itu.
Keselamatan manusia adalah anugrah Allah melalui pengorbanan,
kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus bukan usaha manusia. Petrus
dan Yohanes mengatakan ini bukan dari diri mereka tetapi semua itu
dari Tuhan melalui ROH KUDUS yang ada dalam diri mereka.

195
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3. PENERAPAN

3.1 Semua orang percaya mendapat tugas yang sama untuk melayani
Tuhan dan sesama dan memberitakan tentang keselamatan dalam diri
Yesus Kristus. Bukan hanya Pendeta, Guru Jemaat, Guru Injil, Majelis
Jemaat atau Badan Pelayan Unsur Jemaat yang harus melaksanakan
tugas ini tetapi kita semua. Dalam keluarga, suami–istri, orangtua–anak,
kakak–adik saling melayani dan saling menguatkan dalam kasih dan
keselamatan dalam Yesus Kristus. Tempat kerja dan tempat usaha
menjadi medan pelayanan. Siap atau tidak siap, suka atau tidak suka,
tantangan akan selalu ada. Tantangan dari dalam atau dari luar
persekutuan, tantangan dari dalam atau dari luar keluarga bahkan
tantangan dari dalam atau dari luar diri sendiri. Dalam menghadapi
tantangan tersebut jangan mengandalkan kekuatan diri sendiri atau
kekuatan manusia tetapi andalkanlah Tuhan.
3.2 Belajar dari sikap Petrus dan Yohanes dalam bacaan kita hari ini maka
ada beberapa sikap yang perlu kita miliki yaitu pertama : hidup kita
harus penuh dengan Roh Kudus. Hal ini sangat penting untuk
diperhatikan sebab zaman sekarang banyak anak Tuhan yang hidup
tidak lagi di dalam Roh Kudus tetapi mengikuti roh dunia yang penuh
kejahatan. Pelayanan yang dilakukan tidak lagi mengandalkan Roh
Kudus tetapi penuh keegoisan dan kesombongan. Kedua : Berani. Kita
harus berani menyampaikan Firman Tuhan dan jangan takut
penganiayaan. Berani karena apa yang kita sampaikan itu benar. Kita
juga harus berani untuk berkorban, baik tenaga atau waktu kita.
Bahkan kepentingan kita yang utama sekali pun. Ketiga : ketaatan kita
kepada Allah. Mungkin lebih mudah taat kepada Allah di saat tidak ada
persoalan. Tetapi justru disaat ada persoalan, tantangan dan ancaman
kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Ketaatan
kepada Allah ini mutlak harus kita lakukan.
3.3 Pusat dan isi dari pemberitaan kita adalah Tuhan Yesus Kristus. Kita
harus mewartakan dan mengagungkan serta memuliakan Tuhan Yesus
Kristus dalam hidup kita. Kita harus menjaga jangan sampai dalam
hidup setiap hari kita tidak memberitakan Tuhan Yesus tetapi kita
menceritakan tentang kekuatan kita, kemampuan atau kesuksesan atau
pencapaian kita dan kita lupa untuk menyampaikan tentang kasih dan
keselamatan yang Allah kerjakan dalam Kristus Yesus bagi kita. Pusat

196
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

dalam pemberitaan Firman dalam ibadah adalah Keselamatan yang


hanya ada dalam Kristus Yesus dan jangan focus pada cerita lucu (
mob) atau kesaksian pribadi. Keselamatan hanya ada dalam Kristus,
diluar Kristus tidak ada keselamatan. Ini khabar sukacita, ini yang harus
disampaikan kepada orang lain. Kita mendapat keselamatan bukan
karena budi baik kita, bukan karena jasa kita, bukan karena usaha kita.
Melalui pengorbanan Kristus di salib, kita diselamatakan oleh Allah dan
diberi kehidupan kekal. Tuhan Yesus mengatakan dalam Yohanes14 : 6,
” Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun
datang kepada Bapa kalau tidak melalui AKU.” Syukurilah keselamatan
yang telah kita dapat dengan hidup di dalam Roh Kudus dan ketaatan
kepada Tuhan. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI – MINGGU I


1. Nyanyian Roh. 105 : 1 - 2
2. Nyanyian Roh. 106 : 6
3. Nyanyian Roh. 136 : 2
4. Nyanyian Roh. 136 : 4
5. Nyanyian Roh. 139 : 5
6. Nyanyian Roh. 158 : 1 dstnya
7. Nyanyian Roh. 157 : 1 - 2

197
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 28 NOVEMBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU ADVEN I – UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : YESAYA 52 : 1 -12
TEMA : MENYAMBUT KESELAMATAN

1. PENDAHULUAN
Di tengah situasi dan kondisi pergumulan; hidup yang berat, masalah yang
belum selesai dan terus datang silih berganti, kebutuhan yang harus
dipenuhi, sedang kemampuan tidak ada lagi… Apa yang lebih
menyenangkan, di tengah situasi ini, selain mendengar kabar kelepasan,
kabar baik pertolongan akan segera tiba. Ini berita baik, membuat sukacita
besar. Inilah kondisi yang dijelaskan dalam bacaan Firman kita.

2. PENJELASAN & PENERAPAN


2.1 Pada bagian pertama, ayat 1 dan 2, ajakan menyambut keselamatan.
Umat Israel ada di pembuangan Babylon. Hidup di pembuangan sangat
menderita. Menjadi orang yang ditawan, sangat sengsara. Tubuh
menjadi lemah dengan pekerjaan berat yang harus dikerjakan. Debu
menempel sekujur tubuh yang terus bekerja dari pagi sampai gelap.
Kehormatan sebagai umat Allah berganti dengan kehinaan menjadi
budak. Yang tak bersunat menguasai dan menindas mereka yang
bersunat. Hidup terikat, terbelenggu. Sangat sengsara (ayat 1 dan 2).
Dari dari kondisi dan keadaan ini, ajakan untuk aktif, bergerak,
berusaha, untuk mengubah kondisi yang ada, diserukan kepada umat.
Terjagalah/sadar, kenakan pakaian kehormatan, sebagai kota yang
kudus. Kebaskan debu, bangunlah yang tertawan. Tanggalkan ikatan…
Kata-kata ini adalah ajakan untuk aktif ditengah kondisi pergumulan.
Tidak menyerah, sebaliknya berusaha.
Ajakan untuk aktif, dan tidak diam dalam situasi dan kondisi yang
terjadi, seperti juga ajakan Tuhan Yesus bagi orang percaya dalam
kondisi dan keadaan mereka, yang letih lesuh dan berbeban berat.
Tuhan Yesus berkata, Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Matius 11 : 28.
Senada dengan bacaan firman Tuhan kita saat ini.
Ada beban, ada pergumulan, hidup yang sulit. Tapi dalam semua
kondisi ini, ada TUHAN yang berkuasa, yang sanggup menyelamatkan.

198
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Karena itu umat, orang percaya harus aktif, datang kepada TUHAN,
untuk mengalami keselamatan itu. Ada ajakan untuk alami
keselamatan.
Terjagalah, kenakanlah, kebaskanlah, tanggalkanlah, marilah
kepadaKu… Ada beban ya, ada pergumulan berat, ia. Tapi ada
TUHAN yang berkuasa, yang sanggup menyelamatkan. Karena itu
sambut keselamatan TUHAN itu dengan aktif. Bukan diam, menyerah,
mengeluh. Tidak akan menghasilkan, mengubah kondisi. Sebaliknya
percaya, aktif menyambut keselamatan yang TUHAN kerjakan.
2.2 Pada bagian kedua, ayat 3 sampai 10, ajakan yang dibawa ini
disampaikan oleh pembawa berita/hamba Tuhan. Dijelaskan bahwa
usaha umat untuk mengalami keselamatan ini, adalah bagian dari
rencana besar keselamatan TUHAN bagi umat. Ini rencana dan
pekerjaan besar TUHAN, bukan semata usaha umat.
TUHAN menebus umat, karena umat telah diperlakukan tidak adil
(ayat 3-4). Dan dengan menebus umat dari kondisi mereka, TUHAN
mau umat semakin mengenal nama TUHAN dan mengerti hati TUHAN
(ayat 6).
TUHAN menebus umat, disampaikan oleh pembawa berita baik, kabar
keselamatan. Pembawa berita itu, hamba TUHAN itu, akan
menyampaikan berita keselamatan dari TUHAN dan umat akan
bersorak karenanya. Umat akan bergembira, karena TUHAN
menghibur dan menebus umatNya. Berita keselamatan ini bahkan
akan tersiar sampai ke ujung bumi.
Bacaan kita, menunjuk pada hamba TUHAN, nabi TUHAN yang
menyampaikan berita kelepasan dari kondisi umat saat itu. Tetapi
pembawa berita baik itu juga menunjuk pada Hamba TUHAN, yaitu
Yesus Kristus sendiri, yang datang dan menyampaikan sendiri karya
keselamatan untuk menebus umat dari kondisi sengsara dan tertawan
karena dosa dan kejahatan umat. Sungguh Yesus Kristus, menjadi sukacita
dan kegembiraan tersendiri, yang telah nyata menyelamatkan umat dari
kondisi dan keadaan yang menderita. Dalam Matius 12 : 15b-21, sangat
jelas nubuat Yesaya menunjuk pada Tuhan Yesus Kristus. Demikianlah
Yesus Kristus, menjadi Penyelamat yang telah nyata, akan akan terus
nyata. Tuhan Yesus tidak hanya telah menyelamatkan orang percaya di
masa lalu, tetapi juga Ia mengerjakan karya keselamaatan bagi kita sampai

199
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

saat ini. Semua karya keselamatan TUHAN ini hendaknya makin


meneguhkan kita dalam percaya dan berharap pada TUHAN. Masalah
boleh berbeda bentuk, terkesan lebih berat dari sebelumnya, tetapi karya
keselamatan TUHAN tetap akan dikerjakan oleh TUHAN sendiri.
Dasar TUHAN mengerjakan keselamatan adalah umat yang percaya telah
diperlakukan tidak benar, artinya TUHAN membela kita. Artinya kita
harus menjaga diri dengan segala baik, sehingga dalam beban dan gumul
karena hidup mengikuti jalan salib TUHAN, kita akan mendapat
pembelaan dan keselamatan dari TUHAN. Tetapi karya keselamatan juga
TUHAN kerjakan bagi mereka yang masih jauh. Tujuannya, agar mereka
mengenal TUHAN dan kemudian makin mengerti kehendak keselamatan
TUHAN, agar mereka yang jauh pun mendekat dan diselamatkan.
Bagaimana kepercayaan Saudara Jemaat saat ini kepada TUHAN ?
Apakah Saudara sungguh percaya pada TUHAN dan karya
keselamatanNya, hidup di dalam menjaga kekudusan dan kebenaran.
Ataukah Saudara Jemaat saat-saat ini, jauh dari TUHAN. Dari persekutuan
pribadi dengan TUHAN. Saudara beribadah tetap hati tidak sungguh
percaya. Kepahitan dan beban lebih menguasai. Hari ini sebagai hamba
TUHAN, saya sampaikan kepada Saudara. Kabar baik bagi Saudara,
TUHAN Allah mengasihi Saudara, TUHAN mau menyelamatkan Saudara.
Segala kondisi Saudara dapat diubahkan TUHAN, TUHAN sanggup
memulihkan Saudara. Terimalah berita baik ini, sambutlah keselamatan
yang dari TUHAN bagi Saudara. Aktif, datang pada TUHAN, sampaikan
pada TUHAN, dengarkan dan taati TUHAN.
2.3 Pada bagian terakhir, ayat 11 dan 12, atas karya keselamatan yang
dikerjakan TUHAN, yang disampaikan oleh pembawa berita/hamba
TUHAN itu, hamba TUHAN harus menjaga dirinya dari yang najis dan ia
percaya proses yang dijalaninya disertai oleh TUHAN. Sebagai pembawa
berita baik, maka hamba TUHAN, yang bekerja bagi pekerjaan
keselamatan TUHAN, harus menjaga dirinya dari yang najis. Menjauhlah,
keluarlah, janganlah engkau kena yang najis, keluarlah, sucikanlah..
Adalah ungkapan yang dipakai untuk menunjukkan bagaimana hamba
TUHAN harus menjaga dirinya kudus di hadapan TUHAN dan umat, atas
pekerjaan pembawa berita baik yang ia kerjakan. Dasarnya karena
pekerjaan pelayanan yang ia kerjakan adalah pekerjaan TUHAN sendiri.
Dan untuk tugas dan panggilan yang tidak mudah ini, TUHAN sendiri
akan menyertai.Tidak terburu-buru, tidak lari-lari berjalan. TUHAN
berjalan di depanmu, Allah menjadi penutup barisanmu. TUHAN akan
tolong, akan sertai hamba-hambaNya.

200
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Tuhan Yesus sendiri kemudian di Perjanjian Baru menjelaskannya,


bahwa Allah Bapa mengutus Yesus, Allah Bapa menyertai Yesus. Allah
Bapa tidak membiarkan Yesus sendiri, sebab Yesus senantiasa berbuat
apa yang berkenan kepadaNya (Yohanes 8 : 29). Demikian setiap
hambaNya, pembawa berita keselamatanNya, dalam mengerjakan
panggilan tugasNya, Ia TUHAN, akan menyertai, tidak pernah
meninggalkan sendiri. Baik kita sebagai hamba TUHAN dalam jabatan
gerejawi, ataupun kita sebagai hamba TUHAN, sebagai Imam Keluarga,
Penolong dalam Rumah Tangga, Tulang Punggung Gereja, setiap kita
dipanggil menjadi hamba yang membawa kabar keselamatan TUHAN
bagi dunia ini. Baik di gereja, kepada anggota keluarga kita, kepada
teman-teman muda muda. Kita semua dipanggil sebagai hamba
TUHAN yang menyampaikan pada dunia, berita baik, keselamatan ada
didalam Tuhan Yesus Kristus. Kepada kita hamba-hambaNya, pembawa
berita keselamatanNya, firman TUHAN saat ini hendak ingatkan kita.
Mari jaga diri dengan baik, jaga kekudusan diri kita dan panggilan
pelayanan kita. Jauhi hal yang menajiskan kita, karena kita bekerja
melayani TUHAN. Jangan takut kalau rasa menyangkal diri dan
memikul salib TUHAN itu berat, TUHAN sedia menolong kita,
menyertai kita dalam apapun situasi kita, agar kita tetap mampu
menjadi hamba TUHAN yang berintegritas. Namanya hamba TUHAN,
kelakukannya juga meneladani TUHAN. Bukan namanya hamba
TUHAN, tetapi kelakuannya mewakili dunia ini.

3. PENERAPAN
Adven Pertama hari ini, mari menyambut keselamatan.
Keselamatan dari Allah, untuk bebaskan dari belenggu.
Keselamatan disampaikan oleh hambaNya yang menjaga diri dengan baik
dan yang disertai TUHAN senantiasa. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI – MINGGU II


1. Nyanyian Mazmur 1 : 1 & 2
2. Nyanyian Kidung Jemaat 42 (dinyanyikan 3 kali)
3. Nyanyian Roh. 43 : 3 - 4
4. Nyanyian Haleluya (3x)
5. Nyanyian Roh. 45 : 1 dstnya
6. Nyanyian Roh. 162 : 3
7. Nyanyian Roh. 145 : 1 – 2, 4.

201
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

TEMA BULAN DESEMBER “TAAT DAN SETIA DALAM RENCANA ALLAH”


MINGGU, 5 DESEMBER 2021
KALENDER GEREJAWI : MINGGU ADVEN II – UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : YESAYA 11 : 1 -10
TEMA : BERHARAP AKAN PEMBAHARAUAN TUHAN

1. PENDAHULUAN
Mendapat air sejuk ditengah tanah gersang tentu kesukaan besar. Inilah
situasi bacaan kita. Di tengah pergumulan umat karena ancaman, karena
kekuatan bangsa lain yang lebih besar, penderitaan yang mereka jalani.
Ada berita baik yang beri pengharapan. Bahwa ada raja yang besar, yang
akan memberi damai sejahtera bagi hidup umat.

2. PENJELASAN & PENERAPAN


Menghadapi kondisi hidup yang suram dan gelap, terang pengharapan
dari TUHAN disampai nabi kepada umat.
2.1 Ayat 1 – 5 Raja Damai & Karakternya
Akan ada Raja yang membawa perubahan, membawa kondisi yang
berbeda. Raja ini dari tunggul Isai – seseorang yang real, nyata, ada
garis keturunannya. Raja ini bisa membawa perubahan, karena karakter
Raja ini, dipenuhi Roh TUHAN. Roh TUHAN itu sendiri adalah hikmat,
pengertian, nasehat, keperkasaan, pengenalan dan takut akan TUHAN.
Bukan sekedar punya Roh di dalam dirinya, tapi yang keluar dari diri,
perbuatannya, kesenangannya adalah takut akan TUHAN, adil dan
jujur, benar dan setia. Berbeda dengan raja yang saat itu, yang dilihat
dan dihadapi umat, yang menghakimi dengan sekilas pandang atau
menjatuhkan hukuman menurut perkataan orang, Raja ini tidak. Raja
adil, Raja damai dengan karakter ini yang pasti akan menolong umat.
Raja Damai yang memberi pengharapan bagi umat ini, senada juga
dengan janji yang telah genap dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Damai
sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraKu, Kuberikan
kepadamu, dan apa yang telah Kuberikan tidak seperti yang diberikan
oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar (Yoh. 14:27). Bapa
dalam Yesus Kristus, mengerjakan pekerjaan perdamaian, sejak awal.
Bapa mendamaikan manusia dengan diriNya sendiri. Setelah Adam dan
Hawa memakan buah pohon pengetahuan, Bapa mendamaikan

202
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

dengan membuat pakaian dari kulit binatang dan memakaikannya


langsung pada Adam dan Hawa. Bapa mengerjakan karya
pendamaianNya untuk dosa dan kejahatan umat lewat banyak nabi,
nabi besar dan kecil. Bapa bahkan sampai dengan mengerjakan karya
pendamaianNya melalui diriNya sendiri. Bapa menjadi Manusia dalam
diri Yesus Kristus untuk mendamaikan kita.
Bagian pertama ini hendak mengajak kita untuk memperhatikan, untuk
meneguhkan kembali dalam hati kita tentang karya Bapa di Surga.
Karya perdamaian dan karakter TUHAN yang sanggup mengerjakan
karya perdamaian itu. Bahwa Allah benar-benar mengerjakan karya
pendamaian. Bahwa itu sanggup Allah kerjakan, karena karakterNya.
Penuh Roh Allah, penuh hikmat pengertian, kebenaran, keadilan, takut
akan TUHAN. Bukan sekedar punya pengertian akan semua itu, bukan
hanya tahu dan mengerti, tapi kesenanganNya, sukaNya,
kegemaranNya melakukan itu.
Kadang pergumulan hidup kita membuat kita tidak lagi penuh percaya
bahwa TUHAN sanggup mendamaikan. Kita memandang TUHAN
dengan karakter kita, lalu kita bilang, tidak mungkin, tidak bisa. Ini
TUHAN, bukan kita. Ini TUHAN, yang kesukaanNya taurat TUHAN,
bukan kayak kita yang Senin-Kamis suka firman TUHAN. Suka kalau
firman TUHAN itu menyenangkan dan tidak suka kalau firman
TUHAN itu berat untuk dijalani. Suka kalau lagi butuh, mengabaikan
kalau lagi senang. Seorang Ibu yang suka membuat kue. Ia senang hasil
karyanya diminati, dia senang orang makan dengan banyak dan lahap
dan menyatakan apresiasi, enak kuenya. Ia tidak akan lelah untuk buat
lagi, lagi dan lagi, mencoba lagi dan mengembangkan lagi, karena
passion-nya di situ.
Mari di masa raya adven kedua ini, kita bangkitkan pengharapan kita.
Apapun situasi kita, ada Raja Damai yang sanggup mendamaikan segala
situasi kita. KesanggupanNya karena Ia Allah adanya dan Ia suka
melakukannya, kesenanganNya adalah itu.
2.2 Ayat 6 – 10 Dampak Hadirnya Raja Damai
Raja Damai ini, akan mengerjakan pembaharuan. Sesuatu yang terasa
sulit dan tidak masuk akal pun akan bisa terjadi, karena keberadaan
Raja damai ini. Serigala akan tinggal dengan domba, bukan seperti
biasa serigala makan domba. Macan tutul akan berbaring disamping

203
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

kambing, bukan seperti umumnya macan tutul memangsa kambing.


Anak lembu dan anak singa yang biasa makan daging, akan makan
rumput bersama dan bukan saling memangsa. Anak kecil bukan orang
dewasa yang akan mengiring anak singa, sesuatu yang tidak lazim.
Lembu dan beruang makan rumput dan tidak saling menyerang. Singa
makan jerami seperti lembu. Anak yang masih menyusu, main dengan
ular tedung. Anak yang baru lepas susu, ulur tangannya ke sarang ular
beludak. Semua dilakukan tanpa ancaman, tanpa celaka. Tidak ada
kejahatan, karena Raja Damai yang datang itu membuat seluruh bumi –
manusia dan binatang sekali pun – penuh dengan pengenalan akan
TUHAN. Akibat pengenalan akan TUHAN itulah semua makhluk hidup
bersama, berdampingan dengan damai. Karena ini maka Raja Damai
itu akan dicari bangsa-bangsa.
Raja Damai itu membawa pengenalan yang benar akan TUHAN.
Pengenalan yang benar itu membuat kehidupan yang juga benar dan
hasilnya adalah damai sejahtera bagi seluruh makhluk. Dampak, hasil
dari adanya Raja Damai itu, dari diriNya, dari karakterNya, dari
pengajaranNya, kemudian berkembang dariNya kepada yang lainnya,
umat dan semesta. Pengenalan umat akan TUHAN semakin benar,
setelah kenal benar, maka kehidupan yang benar dijalani masing-
masing orang/makhluk, dan kehidupan itu adalah keharmonisan,
kedamaian.
Dampak dari kehadiran Raja Damai, hasil dari mengalami kehidupan
yang takut akan TUHAN adalah diri sendiri makin kenal TUHAN, juga
makin takut akan TUHAN dan kemudian kehidupan diatur menjadi
semakin benar dan baik. Kondisi ini akan dicari, karena kondisi inilah
yang dinanti-nantikan semua orang. Kondisi hidup bersama, dalam
perbedaan tapi dalam saling menghormati. Tinggal bersama meski
tidak sama tetapi hubungannya harmonis. Manusia dan semesta dan
manusia dan sesama manusia. Bukankah ini yang kita cari ? Hidup
damai sejahtera. Damai di hati, di ucapan kita, tapi juga dalam
kenyataan hidup kita yang berdampingan dengan orang lain dan di
tengah dunia ini, dengan alam semesta.
TUHAN, Bapa di Surga, Raja Damai yang berkuasa sanggup melakukan
itu. Ia sendiri mengerjakannya. Kita yang sudah mengalaminya,
merasakannya baiklah kita percaya penuh, juga termotivasi untuk

204
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

menjadi alat damaiNya dan menghadirkan damai dalam hidup kita.


Mari pada penghayatan adven kedua ini, kita berpengharapan TUHAN
sanggup membaharui semua yang sementara kita alami. TUHAN
membaharuinya juga melalui diri kita sendiri yang juga siap dibaharui.

3. PENERAPAN
Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Murid mencontohi guru.
Lebih dari guru, Bapa dan TUHAN kita menyatakan diriNya kepada kita,
Ia mengerjakannya. Ia Raja Damai yang datang untuk menyelamatkan.
Kita sudah mengalami karya keselamatanNya, kita sudah mengenal
karakterNya, baiklah kita juga memilih tetap percaya bahkan melanjutkan
karya damaiNya melalui hidup kita yang juga kesenangannya takut akan
TUHAN. Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


1. Nyanyian Rohani 97 : 2 - 3
2. Nyanyian Kidung Jemaat 13 : 1 & 4
3. Nyanyian Rohani 21 : 2
4. Nyanyian Rohani 21 : 5
5. Nyanyian Mazmur 1 : 1
6. Nyanyian Rohani 25 : 1- 3
7. Nyanyian Rohani 45 : 1
8. Nyanyian Rohani 23 : 1, 3.

205
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 12 DESEMBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU ADVEN III - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 16 : 25 - 27
TEMA : SEGALA KEMULIAAN BAGI ALLAH

1. PENDAHULUAN
Beberapa isi terakir pesan dalam pergaulan sehari-hari kita, isi akhir
semacam pengulangan untuk apa yang kita mau dan katakana, missal :
Jangan lupa datang ya, … atau … jang lupa.. awas kalau lupa.. Pokoknya
bawa saya pesanan itu, … bawa e, kalo tidak…??
Kebanyakan isinya ada kepentingan kita, yang diingatkan. Berbeda dengan
isi akhir dari surat Paulus kepada Jemaat di Roma. Mari kita perhatikan
bersama, karena isinya mengajak mengingat dan memuliakan hanya
TUHAN.

2. PENJELASAN
2.1. Paulus mendapati informasi Jemaat di Roma alami tekanan, baik dari
orang Yahudi juga pemerintahan Romawi. Ada juga konflik intern dalam
Jemaat, orang-orang menerima perkataan Paulus dan salah
menafsirkannya. Kondisi ini membuat Paulus menulis surat, menasehati
dan mengajar Jemaat. -- Inti kekuatan mereka adalah di dalam jaminan
Tuhan Yesus Kristus yang mengasihi dengan sempurna. Setelah
menjelaskan semua, Paulus menutup suratnya dengan mengingatkan
bahwa kemuliaan hanya kembali kepada Allah. TUHAN dimuliakan
karena karya keselamatan yang dengan setia dikerjakannya.
2.2. Bagian pertama, ayat 25a, 27, terkait tujuan. -- Tujuannya bagi
TUHAN. Mengakhiri surat, setelah menjelaskan semua, Paulus
mengakhirnya dengan menyatakan pujian dan kemuliaan bagi
TUHAN. Segala kemuliaan bagi TUHAN, karena TUHAN yang
berkuasa dan yang menguatkan Paulus dalam melayani, Umat dalam
menjalani hidup. Menguatkan segenap kehidupan. -- TUHAN yang
menjadi tujuan, tujuan pelayanan, tujuan kesaksian, tujuan kemuliaan.
-- Bagaimana dengan kita dalam masa raya adven keempat ini. Kita
akan masuki dalam minggu ini, malam kudus, natal Kristus.. Kita
merayakan Yesus yang lahir, Bapa yang menjadi Manusia untuk tujuan
selamatkan kita. -- Perayaan-perayaan kita, apakah tujuannya adalah
TUHAN? Kue-kue dan makan minum, hiasan di rumah dan di gereja.
Baju baru, sampai cat rumah. Kadang kurang dana dan kemudian ke
penggadaian. Semua yang kita lakukan ini, untuk TUHAN ??
Perayaan natal Kristus kita di Jemaat kita, di tiap sector/rayon/wk,

206
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

apakah tujuannya TUHAN, atau tujuannya justru kita, kebanggaan


kita, nama kita? Perayaan kita menjadi kesaksian orang memuliakan
TUHAN atau orang ceritakan kehebatan kita, menjamu makan
minum, dengan seragam dan atraksi yang hebat… kemudian Yesus
Kristus yang kita rayakan itu, pelengkap perayaan kita atau tujuan
perayaan kita. ??
2.3.Bagian kedua, ayat 25b-26, terkait dasar. -- Dasanya adalah kuasa
TUHAN yang nyata dalam Yesus Kristus yang menyelamatkan. Kuasa
TUHAN juga nyata dalam pemberitaan injil sejak nabi-nabi. Kuasa
TUHAN yang menyatakan rahasia yang didiamkan berabad-abad tetapi
sekarang telah dinyatakan. Kuasa TUHAN juga yang nyata membimbing
umat pada ketaatan iman. -- Dasarnya jelas, dasar yang kuat dan
terbukti. Sehingga kemuliaan itu, tepat dan benar diberikan kepada
TUHAN Allah. Mazmur 147 : 1, menyebutkan bermazmur bagi Allah itu
baik, indah dan layak memuji-muji itu. -- Jika dasar telah jelas, bukti
telah nyata, kita menikmati kehidupan sampai hari ini, keselamatan
sampai saat ini. Kuasa TUHAN memimpin baik pekerjaan pekabaran injil
di masa tenang juga tegang. Kuasa TUHAN memimpin kehidupan kita
bernegara dengan semua agenda yang telah kita jalani. Kuasa TUHAN
memimpin masing-masing rumah tangga keluarga kita. Kita sendiri sudah
rasa, sudah alami, sudah terbukti kuasa dan keselamatan TUHAN bagi
kita, maka jangan lupa untuk bersyukur. Muliakan TUHAN Allah yang
sumber segala sesuatu dalam hidup kita ini. Dan jadikan hidup kita
dalam segala yang kita lakukan, juga kesempatan untuk menyaksikan
dan memuliakan TUHAN Allah.

3. PENERAPAN
Selamat memasuki masa raya adven yang terakhir, selamat siap memasuki
malam kudus dan natal Kristus. Ingat TUHAN-lah sumber keselamatan
yang telah menolong kita. Muliakanlah Dia. Datangnya dari TUHAN,
muliakan kepada TUHAN. Amin.
NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI
1. Nyanyian Rohani 4 : 2 & 4
2. Nyanyian Rohani 12 : 1 & 2
3. Nyanyian Rohani 11 : 2
4. Nyanyian Rohani 43 : 3
5. Nyanyian Rohani 119 : 7
6. Nyanyian Rohani 119 : 1 - 6
7. Nyanyian Rohani 166 : 2
8. Nyanyian Rohani 96 : 1 - 2

207
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 19 DESEMBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MINGGU ADVENT IV / UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : YESAYA 35 : 1 – 10 (NATZ : YOHANES 10 : 10 B)
TEMA : DIA DATANG MENYELAMATKAN

1. PENDAHULUAN
Keselamatan itu menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia, sebab
dosa menimbulkan ketidakselamatan dalam keseluruhan aspek hidup kita,
mulai dari aspek ekonomi dengan masalah pencarian nafkah yang menjadi
semakin sukar, kemiskinan, aspek kesehatan, keamanan, hubungan dengan
sesama manusia dan dengan alam sampai soal kehidupan sesudah
kematian. Penderitaan meluas dan maut mengintai dimana-mana, namun
Tuhan ingin membuat perubahan, bahkan Ia sendiri hendak turun tangan.
Yesaya menyampaikan hal itu dengan indah dalam gaya sastra ibarat atau
analogi yang diambil dari konteks Kerajaan Yehuda di zaman antara,
jayanya Kerajaan Asyur dan munculnya Babel sebagai kekuatan baru.
Asyur telah mengepung dan mulai mencaplok wilayah-wilayah Yehuda,
serta menuntut pajak yang berat, setelah sebelumnya telah menghancurkan
Israel Utara (Samaria), yang dikenal dengan peristiwa Pembuangan ke
Asyur, yang menyebabkan hilangnya sebagian besar suku-suku Israel.

2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2 : Akan terjadi perubahan. Ketidakselamatan menjadi
keselamatan, yang menyebabkan roda ekonomi berputar lagi dengan
produktivitas yang lebih tinggi. Dalam hal ini pertanian, peternakan.
Rasa Iri kepada Libanon yang berjaya karena hutannya, akan terobati,
karena Karmel akan kembali menghasilkan anggur dan Saron dipenuhi
bunga-bunga dan kembali menjadi tempat penggembalaan lembu-sapi,
sebagaimana di zaman Daud (1 Taw.27:29). Penyebutan “Karmel” dan
“Saron” di wilayah Israel Utara (Samaria), sebagai yang akan melihat
kemuliaan Allah, menunjukan bahwa keselamatan itu bukan hanya
untuk Yehuda saja melainkan juga bagi Israel (Samaria) dalam diaspora.
Jadi nubuat ini mengarah lebih jauh ke depan.
2.2. Ayat 3 – 4 : Tuhan menghibur Yehuda yang tertekan itu, supaya
bangkit dari kesedihan, rasa tak berdaya, kembali bersemangat dan
bersikap proaktif, menyambut keselamatan, yaitu, kedatangan Allah,
bahkan dengan pembalasan yang lebih hebat terhadap bangsa yang

208
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

telah menindas mereka. Kedatangan Allah sebagai satu pribadi yang


bertindak, mendapatkan tekanan yang kuat, khususnya di kalimat : “Ia
sendiri akan datang menyelamatkan kamu”. Pengulangan dan
penekanan ini menegaskan Allah yang akan menjadi manusia.
2.3. Ayat 5 – 6 : Bagian ini secara kuat mengindikasikan Allah yang datang
dalam Yesus Sang Mesias, dengan berbagai perbuatan ajaib yang
dilakukan-Nya, namun harus diingat, bahwa pada zaman Yesaya, itu
adalah pengibaratan tentang keadaan moral, mental dan spiritual umat
Allah itu yang juga berubah sebagaimana terjadi pada padang gurun
dan padang kering, karena masalah utama Yehuda dan Israel bukan
Asyur, melainkan dosa. Dengan demikian, mata yang dicelikan dan
pendengaran bagi orang tuli adalah perubahan untuk melihat
kebenaran Firman dan menjadi umat yang dengar-dengaran, sedangkan
yang lumpuh melompat mempunyai makna ganda, yakni, aktifitas
social dan ekonomi masyarakat yang lumpuh dan akan mengalami
lonjakan kemajuan. Pada sisi lain adalah gambaran sukacita yang tak
terbendungi, bagaikan rusa yang melompat-lompat di padang dan
orang bisu yang bersorak-sorai.
2.4. Ayat 6b-8 : Perubahan yang sangat mengherankan dan sangat
berharga, karena air di tanah seperti itu lebih bernilai dari pada emas.
Air berarti kehidupan. Serigala (tanniyin) bisa berarti ular, ular naga,
buaya, dan monster laut. Namun serigala cukup popular dalam kitab
Yesaya, sebagai salah satu symbol kuasa jahat yang berubah menjadi
symbol kedamaian (bd. Yes.11:6; 43:20; 65:25). Tumbuh Tebu
(qaneh) dapat berarti golongan tanaman rempah-rempah yang mahal
karena diimport (bd. Yes.6:20; Kel 30:23), tapi bisa juga, tumbuhan
lokal yaitu gelagah atau bambu air, yang digunakan sebagai alat
pengukur (canon). Kemudian ada kata “Pandan” dari “gome” artinya
buluh dan papyrus atau tumbuhan rawa yang dianyam untuk berbagai
keperluan dan sebagai kertas pada zaman itu. Ini mengandung nubuat
tentang proses kanonisasi Alkitab. Cukup sukar untuk dirincikan
maknanya secara tepat dalam hubungan dengan “tempat tinggal
serigala”, yang bisa jadi merupakan kiasan untuk wilayah Israel utara
yang sudah ditinggalkan sehingga menjadi savana, tempat serigala, tapi
bisa juga kota-kota Yehuda dan Benyamin, bahkan Babel (bdk Yer
51:34; Yes 12:22), namun, maknanya sudah bisa ditingkap, bahwa
Tuhan membuat pertobatan yang mengakibatkan perubahan ahlak
manusia dari yang jahat menjadi yang baik, mulia dan berguna.
2.5. Ayat 8-9 : Adalah perbuatan Allah untuk membuat orang berdosa
memenuhi syarat sebagai pengguna jalan kudus. Dalam sejarah keadaan
rohaniah yang baik seperti itu, terjadi di zaman Ezra dan Nehemia, atau

209
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

akhir masa pembuangan Babel (yang menyumbang banyak teks-teks


PL), namun gambaran sempurna belum terjadi, baik dari segi moral
bangsa Yehuda tapi juga belum berkumpulnya suku-suku Israel lainnya
dari perserakan di seluruh dunia sejak ditindas bangsa Asyur. Makna
yang lebih tepat adalah suatu zaman baru dalam kepemempinan
Mesias Yesus dan Roh Kudus, sehingga tercipta jalan keselamatan baik
bagi Yehuda, Israel yang hilang, dan segala bangsa, sebagaimana
perintah Yesus dalam Kisah Rasul 1:8 (Pemberitaan Injil mulai dari
Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ujung bumi).
2.6. Ayat 10 : Dengan pemahaman sebagaimana di atas, maka, hal “Pulang
dam masuk ke Sion” memiliki arti keselamatan kekal di akhir zaman
atau Sion Sorgawi, Hal ini ditpertegas dengan kata “sukacita abadi”.
Namun ini sama sekali bukan karena kebaikan ahlak manusia,
melainkan karena karya anugerah dari Allah yang datang sendiri dan
memperbaiki ahlak manusia yang rusak (ay.4), menyelamatkan (ay.9)
dan membebaskan (ay.10).
2.7. Yohanes 10:10b : Mempunyai dalam segala kelimpahan.
Terjamahan ini mengundang salah paham kepada hanya kelimpahan
materi (harta kekayaan). Ini juga bukan kelimpahan materi sekaligus
kelimpahan hal-hal bukan materi, seperti, sukacita, damai, budi pekerti
yang baik, dan sebagainya. Kata “perisos” memang bisa diartikan
kelimpahan.
Tapi kelimpahan adalah segala-sesuatu yang telah dimiliki, padahal kata
itu bisa berarti “lebih ” atau “lebih lagi”, sehingga mencakup juga apa
yang belum dimiliki dalam hidup sekarang ini, baik materi maupun
yang bukan materi, dan yang akan dimiliki di kemudian hari. Nats ini
dapat berbunyi : “… dan memiliki hidup yang lebih hidup lagi.
Dengan demikian menegaskan perubahan kualitas hidup orang
percaya, yang terus meningkat dalam hidupnya di dunia sekarang
sampai kepada yang sempurna dalam kekekalan, yang berlangsung
sebagai satu paket pekerjaan Allah dalam diri Yesus Sang Juruselamat
dan Gembala Yang Baik.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


(1) Ny. Roh 20:1
(2) Ny. Roh 20:2
(3) Ny. Roh 21:5
(4) Ny. Roh 23:3
(5) Ny. Roh 26:1-DST
(6) Ny. Roh 21:6

210
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 19 DESEMBER 2021


KALENDER GEREJAWI : ADVEN IV – PERJAMUAN AKHIR TAHUN
PEMBACAAN ALKITAB : KELUARAN 24 : 1 - 11
TEMA : DARAH PERJANJIAN

1. PENDAHULUAN
Perjanjian yang diambil dari kata dasar “ JANJI “, merupakan sebuah ucapan
yang menyatakan “ kesediaan atau kesanggupan “ untuk melaksanakan suatu
perbuatan; dapat pula diartikan sebagai “Persetujuan“, antara dua pihak. Dari
arti perjanjian yang disebutkan itu, terdapat adanya ikatan yang mengikat
perjanjian. Dengan demikian dalam sebuah perjanjian ada konsekuensi yang
akan diterima jika perjanjian itu dilanggar.
Kitab Keluaran pasal 24 membahas tentang “ Pengesahan Perjanjian “, dan
Pengesahan perjanjian itu disahkan dengan “ DARAH “. Menurut
pemahaman Alkitab, daya hidup ada didalam darah, baik darah hewan
(Kej 9:4) maupun manusia (Im 17:11), karena itu darah dianggap sebagai
bukti kehidupan yang dikaruniakan Allah.
Saat Musa menghadap TUHAN dan menerima segala Firman TUHAN dengan
segala peraturan, Musa kembali dan menyampaikannya kepada bangsa Israel.
Mereka mendengarkan segala firman TUHAN dengan peraturan itu dan
menyatakan kesediaan untuk melakukannya. Yang diharapkan TUHAN, umat
itu mematuhi aturan yang dibuatNya, umat Israel dituntut untuk “
melaksanakan “ segala firman TUHAN dan segala peraturan yang mereka
dengarkan dari Musa dengan ketaataan yang sungguh – sungguh.
Sebagai tanda diterimanya segala Firman TUHAN dengan segala peraturan
oleh bangsa Israel, Musa pun mendirikan MEZBAH dengan DUA BELAS
TUGU. Mezbah adalah lambang kehadiran Allah, dimana TUHAN turun
untuk memberkati umatNya, Dua belas tugu ini bukan saja sebagai alat
peringatan tentang perjanjian tetapi menunjukkan dua belas suku dan
sebagai lambang kehadiran mereka yang menerima berkat Allah.
Hukum yang diberikan Allah kepada Musa menyebutkan berbagai
persembahan dan karena itu Musa memilih orang – orang muda dari
bangsa itu untuk ikut serta mempersembahkan persembahan sebagai
lambang penyerahan diri serta masuk dalam sebuah hubungan yang
mengikat dengan TUHAN. Korban bakaran dipersembahkan untuk
menyenangkan TUHAN dan korban keselamatan yang dipersembahkan
untuk meminta berkat TUHAN. Sesungguhnya korban – korban
persembahan ini disebut sebagai “ kurban pendamaian “, sebab korban –
korban persembahan ini mendamaikan Allah dan umat Israel.
Berdasarkan kepercayaan Perjanjian Lama ( PL ) tentang darah dan korban,
darah yang dipercikkan oleh Musa menandakan kehidupan bangsa Israel
diserahkan penuh kepada Allah, darah dari kurban itu memeteraikan umat
dengan demikian umat pun telah dibaharui oleh Roh dan kasih karunia Allah.

211
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Dalam catatan para penulis Perjanjian Baru ( PB ), darah berkaitan dengan


kematian Yesus yang memiliki suatu makna pengorbanan. Paulus
menggambarkan kematian Yesus di Salib sebagai kurban. Kristus
mempersembahkan darahNya sehingga orang dapat diampuni dan diterima
Allah ( Rm 3 : 25 – 26; Kol 1 : 20 ). Penulis Surat Ibrani berkata, darah Yesus
memiliki kuasa menyucikan yang lebih efektif daripada darah kurban – kurban
dalam PL ( Ibr 9 : 20 – 22; 10 : 3 – 4 ). Dalam I Petrus, Kristus digambarkan
sebagai “ Anak Domba yang tidak bernoda dan bercacat “, yang darahNya
menyelamatkan dari perbudakan dosa ( I Ptr 1 : 18 – 19 ). Ketika orang Kristen
berpartisipasi dalam “ Perjamuan Kudus “, mereka mempunyai bagian dalam
tubuh dan darah Kristus ( I Kor 11 : 23 – 32; Yoh 6 : 53 – 56)
2 PENJELASAN TEKS
2.1 Melalui Musa TUHAN hendak menunjukkan prinsip – prinsip
hidup yang harus diterapkan dalam kehidupan umatNya, bahwa :
DARAH sebagai ikatan yang mensahkan PERJANJIAN memberi
kita pengertian untuk “ Percaya dan Menyembah TUHAN dengan
sungguh dan benar. Sebagai orang yang percaya pada Kristus
ingatlah bahwa kita mengikat perjanjian dengan Dia yang kita
percaya. Dan Allah adalah satu – satunya yang dapat dipercaya.
Ini sebuah tanggungjawab yang harus diwujudnyatakan dalam
tindakan – tindakan nyata yang lahir dari hati dan bukan hanya
sekedar kata percaya. Percaya dan menyembah TUHAN harus
nampak dalam sifat ketaatan, kepatuhan dan kesetiaan kita dalam
melakukan setiap firman dan hukum – hukumNya ditengah–
tengah kehidupan keluarga, jemaat dan masyarakat, saat kita taat,
patuh dan setia pada Allah dan firmanNya serta segala hukumNya
yang kita dapatkan adalah berkat.
2.2 Kata PERJANJIAN mengingatkan kita bahwa ada keseriusan
TUHAN dengan umatNya. TUHAN begitu peduli atas hidup
umatNya sehingga Ia selalu berinisiatif untuk mengikat perjanjian
dengan umatNya. Dan tak tanggung – tanggung perjanjian itu
disahkan, diteguhkan dengan darah. TUHAN mengadakan
perjanjian kekal dengan umatNya, bahkan kitab Taurat pun
ditahbiskan dengan darah. Oleh karena itu patutlah kita
menghormati perjanjian darah dengan TUHAN, maka Bapa juga
pasti memperhatikan kehidupan kita sebagai tanda kasih dan
hormat yang kita bri padaNya. Setialah pada perjanjian yang kita
buat, baik itu dengan Tuhan dan sesama. Sebagai manusia kita
sering membuat perjanjian tapi banyak kali kita juga melanggar
perjanjian itu. Berhati – hatilah, karena pelanggaran terhadap
perjanjian tentu ada konsekuensi yang diterima, yang mungkin
saja membuat kehidupan kita sulit dan menderita.

212
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

2.3 Pengurbanan selalu menjadi suatu hal yang harus dipertaruhkan


dalam ikatan perjanjian. Dalam membuat perjanjian tentu kita
akan mengurbankan apa yang kita miliki demi tercapainya tujuan
kita. Hewan – hewan disembelih, sebagai korban persembahan,
Yesus Kristus Anak Domba Allah yang tak berdosa menjadi korban
yang agung, pengorbanan dan darahNya menyelamatkan hidup
manusia. Kita tentu harus menyadari menjadi umat TUHAN kita
pun harus mengorbankan kehidupan kita untuk kemuliaan
TUHAN. Banyak hal yang telah TUHAN buat bagi kita, berkat
nafas hidup, pemeliharaan dan penjagaan TUHAN yang kita alami
setiap saat adalah anugrah yang patut disyukuri; pekerjaan,
pencaharian dan usaha – usaha kita diberkati sehingga kita dapat
memenuhi setiap kebutuhan hidup keluarga bahkan karunia dan
telenta, TUHAN juga bri kepada kita. Hal – hal ini menunjukkan
betapa besar kasih dan kuasa TUHAN dalam hidup kita ini. Karena
itu berkorban untuk TUHAN adalah suatu hal yang patut kita
lakukan. Korban kita dalam bentuk persembahan waktu hidupmu
dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dengan belajar, bekerja,
melayani umat dalam persekutuan, persembahkan tenagamu,
pikiranmu dan apa yang ada padamu untuk kebaikan dan
kemajuan yang mendatangkan damai sejahtera bagi banyak orang.
2.4 Adanya “Pemulihan dan keselamatan “ yang dialami oleh setiap
orang yang hidup dalam takut akan TUHAN. Saudara mau
kehidupanmu dipulihkan dan engkau mau selamat? Jika ya,
berarti cara hidupmu harus diperbarui, saudara harus hidup dalam
kerendahan hati, harus menjadi pribadi yang jujur, setia dan
bertanggungjawab. Amin.
3. PENERAPAN
Sama seperti kepada bangsa Israel perjanjian Allah telah dikaruniakan,
demikian juga kepada persekutuan yang hidup didalam Tuhan Yesus Kristus,
Allah memberikan perjanjian kasih karunia di dalam Tuhan Yesus Kristus ;
Sama seperti kepada bangsa Israel symbol perjanjian Allah karuniakan melalui
darah korban sembelihan dan korban bakaran dari domba, kambing dan
burung merpati, burung tekukur, kepada persekutuan Allah di dalam Tuhan
Yesus Kristus, hanya satu korban yang sempurna dan berpusat pada Darah
Penebusan dan Darah Perjanjian dan Darah Pendamaian di dalam Tuhan
Yesus Kristus yang tercurah bagi dunia sebagai final bahwa kasih karunia Allah
sudah digenapi, dan dunia memasuki fase hidup baru dalam “dunia-kosmik
yang sudah ditebus oleh Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


DISIAPKAN OLEH PELAYAN SAKRAMEN PERJAMUAN KUDUS

213
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

JUMAAT, 24 DESEMBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MALAM KUDUS - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 1:26-38
TEMA : TAAT DALAM RENCANA ALLAH

1. PENDAHULUAN
Rencana besar Allah dalam menyelamatkan manusia membutuhkan
sebuah sikap ketaatan. Ini memang bukan hal mudah, apalagi jika apa
yang diharapkan dari sebuah ketaatan itu berbeda dengan apa yang kita
pikirkan. Seperti apa yang dialami oleh Maria, seorang gadis (perawan)
Yahudi yang diperintahkan oleh Allah melalui Malaikat Gabriel untuk
mengandung dan melahirkan bayi Yesus. Dalam kondisi seperti ini kadang
kita berada dipersimpangan jalan untuk menentukan pilihan, apakah taat
untuk mengikuti rencana Allah ataukah menolak taat pada rencana Allah.
Disinilah sikap percaya kepada Allah dibutuhkan. Sebab percaya
melahirkan sebuah ketaatan.

2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 26 – 30 “Beroleh Kasih Karunia Tuhan” Dalam bulan keenam
Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea
bernama Nazaret. Kepada seorang perawan bernama Maria yang
bertunangan dengan Yusuf dari keluarga Daud.(ay 26). Hal ini
menggenapi tentang kedatangan Raja Damai yang lahir dari keturunan
Daud, dari suku Yehuda. Dalam Yesaya11 : 1 “suatu tunas akan keluar
dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan
berbuah”. Isai adalah ayah Daud,. Dalam kitab 1 & 2 Samuel, Daud
beberapa kali di sebut sebagai anak Isai. Isai adalah anak laki – laki
Obed, dan cucu dari Rut dan Boas dari suku Yehuda. Pada ayat 28,
Malaikat menjumpai Maria dengan mengatakan :”salam , hai engkau
yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau”. Selanjutnya ayat 30,
“jangan takut sebab engkau beroleh kasih karunia Allah”. Ada dua kali
kata dikarunia Allah yang ditujukan kepada Maria. Maria adalah
perempuan yang dikaruniai melebihi semua perempuan karena dipilih
sebagai ibu Yesus. Ia mendapat kasih karunia Allah. Hidupnya yang
sederhana dan saleh begitu menyenangkan hati Allah sehingga ia dipilih
untuk suatu tugas yang paling penting (Bnd 2 Tim 2:21). Tugas yang

214
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

diterima Maria mendatangkan berkat sukacita bagi dirinya tetapi juga


bagi dunia. Sekalipun dia akan mengalami kepedihan sebagai seorang
ibu yang melihat penderitaan Anaknya. Hal penting yang diingat
bahwa, Maria memang perempuan yang dikaruniai luar biasa, Maria
layak dihormati, tetapi tidak harus disembah. Hanya Anaknyalah
(Tuhan Yesus Kristus) yang layak menerima penyembahan Kita.
2.2 Ayat 31 – 35 “Pemberitaan Kelahiran Raja yang dinantikan”
Pemberitaan bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang
anak laki – laki dan diberi nama Yesus. Anak ini akan menjadi besar
dan akan disebut Anak Allah Yang Maha tinggi Dan Tuhan Allah akan
mengaruniakan kepada-Nta takhta Daud. Dan menjadi Raja atas kaum
keturunan Yakub sampai selama – lamaya dan kerajaanNya tidak akan
berkesudahan. Inilah Raja dan penyelamat yang dinanti – nantikan
kaum Israel, yang akan menyelamatkan mereka dari berbagai macam
penderitaan. Sebagai perempuan keturunan Yehuda, maria tahu dan
memahami tentang janji akan kedatanagn seorang penyelamat. Tetapi
sebagai manusia ia berpikir, bagaimana mungkin terjadi? karena
kehamilan seorang perempuan dapat terjadi jika ada hubungan antara
seorang laki – laki dan perempuan. Tetapi pertanyaan Maria ini di
jawab oleh malaikat bahwa “Roh Kudus akan turun atasnya dan kuasa
Allah yang Mahatinggi akan menaunginya, karena anak yang dilahirkan
Maria itu anak yang kudus, Anak Allah. Artinya bahwa yang terjadi
adalah benar – benar karya Allah melalui Roh Kudus. Baik Lukas
maupun Matius menandaskan dengan tegas bahwa Yesus trelah lahir
dari seorang perawan dan Roh Kudus akan turun atas Maria dan Anak
itu akan dikandung semata – mata oleh perbuatan ajaib Allah. Dan
Yesus di sebut Kudus (bebas dari segala noda dan dosa)
2.3 Ayat 36 – 37 “Tidak ada yang mustahil bagi Allah” Keraguan Maria
mendapat penegasan kembali oleh malaikat dengan mengatakan
bahwaa Elisabet saudaranya itu yang mandul dan sudah lanjut usia
sedang mengandung, dan usia kandungannya sudah mencapai 6 bulan.
Artinnya bahwa “tidak ada yang mustahil bagi Allah” (ay.37).
Penegasan kepada Maria bahwa jika Allah berkehendak Maria
mengandung tanpa memiliki hubungan seksual dengan laki – laki, maka
Maria pasti dapat mengandung. Mengandung oleh pekerjaan Roh
Kudus. Sebab Allah adalah Allah yang Maha Kuasa, pencipta alam

215
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

semesta, berkuasa atas segala semesta. Dalam kekuasaanNya semua


dijadikan. Karena itu jika Allah berkehandak maka semuanya jadi.
2.4 Ayat 38 “Taat pada kehendak Allah” Maria seorang perawan yang
sudah bertunangan dan akan mengandung tanpa perantaraan seorang
suami atau ayah insani bagi bayi Yesus, ini skandal yang heboh
ditengah kalangan masyarakat Yahudi. Mungkin juga akan
mengakibatkan pertunangannya putus. Tetapi Maria menanggapi
perkataan malaikat dengan tenang, sabar dan pasrah menghadapai
kehendak dan keputusan Allah melalui malaikat itu dengan berkata :
“Sesungguhnya, aku ini hamba Tuhan”. “Siapa saya?”. Saya adalah
“hamba”, hamba diatur oleh tuan, bukan mengatur tuan. Hamba
adalah milik tuan dan hidupnya bergantung pada tuannya. Selanjutnya,
“Jadilah padaku menurut perkataanmu”. Terjadilah menurut perkataan
malaikat, berdasarkan perintah Tuhan. “Siapakah Tuhan?”, Tuhan
sebagai Yang Maha Kuasa, yang memiliki otoritas atas hidup maria,
yang kepadaNya Maria bergantung. Maria taat pada kehendak Allah,
sebab ia percaya kepada Allah.

3. PENERAPAN
Kata kerja Ibrani untuk ketaatan adalah ‘syama’ yang berarti
“mendengarkan”. Sementara kata kerja yang dipakai dalam Perjanjian Baru
adalah ‘hupakauo’ (kata benda ‘hupakoe’, kata sifat ‘hupekoos) yang
berarti “mendengar”, kata hypotaso yang berarti “tunduk”, “patuh”.
Kemauan untuk mendengar mengandung keinginan untuk melakukan apa
yang didengar. Dengan demikian, ketaatan kepada Allah berarti
mendengar perintah Allah, dan mendengar perintah Allah mengandung
keinginan untuk melakukan perintah Allah atau tunduk dan patuh pada
kehendak Allah. Ketaatan kepada Allah berarti tunduk dan patuh pada
Firman Allah atau kehendak Allah.
3.1 Orang yang selalu hidup berkenan kepada Allah, senantiasa mendapat
kasih karunia Allah. Dan mereka yang mendapat kasih karunia Allah,
mereka selalu dilibatkan dalam rencana – rencana Allah.
3.2 Yesus Kristus adalah Anak Allah Yang Maha Kudus. KelahiranNya untuk
menyelamatkan manusia yang berdosa supaya tidak lagi hidup
menjadi hamba dosa tetapi menjadi hamba Allah yang hidup kudus
dan berkenan bagi Allah. Karena itu sebagai orang – orang pilihan

216
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Allah yang telah mendapat kasih karunia Allah melalui penebusan


Tuhan Yesus Kristus, kitapun harus hidup kudus dan berkenan kepada
Allah.
3.3 Mengalami kasih karunia Allah, dan dilibatkan dalam rencana –
rencana Allah, kadang memperhadapkan kita pada situasi – situasi sulit
dan berat. Tetapi dalam kondisi – kondisi tersebut kita selalu
mendapat kasih, perlindungan dan penyertaan Allah. Sebab kita tidak
hanya menjalani hidup dengan biasa – biasa saja, tetapi kadang
menjalani hidup dengan luar biasa. Ada hari yang sulit tetapi ada hari
yang penuh mujizat.
3.4 Ketaatan pada kehendak Allah, lahir dari cara pandang yang benar
tentang siapa kita di hadapan Allah. Jika kita memahami bahwa kita
adalah hamba Allah, maka kita pasti taat melakukan kehendak Allah.
Dan siapa yang taat pada kehendak Allah, senantia mendapat janji
PenyertaanNya. Ketaatan lahir dari percaya. Ketika kita percaya
kepada Allah, maka kita taat kepada kehendakNya.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI MALAM KUDUS


1. Ny. Rohani 31 : 1 - 3 (antar pelayan)
2. Ny. Kid. 96 : 1, 2 & 4 (pembukaan)
3. Ny. Roh 35 : 1 & 4 (pengakuan dosa)
4. Ny. Rohani 43 : 1 & 2 (berita anugerah)
5. Ny. Rohani 46 : 1 & 2 (aminkan pembacaan firman)
6. Ny. Rohani 38 : 1 – 3 (persembahan syukur)
7. Ny Rohani 45 : 1 (pengakuan iman)
8. Ny. Rohani 29 (penutup)

217
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

SABTU, 25 DESEMBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MASA RAYA NATAL, HARI PERTAMA - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 2 : 1 - 7
TEMA : ADAKAH TEMPAT BAGI-NYA

1. PENDAHULUAN
Sebelum pandemic covid-19, menjelang Natal Kristus seperti ini, ada
banyak acara …panggil pulang. Masing-masing negeri dan kampung,
memanggil pulang anak-anak negerinya yang selama ini merantau jauh
dari negeri. Di momen Natal Kristus, semua dipanggil pulang untuk
kembali ke kampung, negeri, bertemu keluarga, eratkan kasih dan
persekutuan bersaudara. Pernah ada pengalaman, dalam suatu acara
seperti ini, satu keluarga besar pulang ke kampung. Tinggal di rumah tua
di kampung. Dan bukan kami saja, ada beberapa keluarga lain dari mata
rumah itu yang juga pulang dan tinggal bersama di rumah ini. Bukan
hanya kamar tidur, tapi sampai di ruang tamu pun jadi tempat tidur saat
malam, karena semua orang pulang. Rumah tua tidak bertambah besar,
hanya anak cucu dari rumah tua itu yang semakin banyak.
Suasana pulang kampung seperti ini di masa yang modern sangat berbeda,
karena semua fasilitas pergi dan pulang dimudahkan, baik melalui
tranportasi darat, laut dan udara, bila kita masuk kedalam teks bacaan dan
mencoba membayangkan sensus penduduk pertama di dunia yang
dilakukan, dan semua penduduk dianjurkan untuk pulang ke kampung-
halaman mereka, betapa Betlehem juga saat itu penuh sesak dengan orang-
orangnya yang dating dari perantauan. Lalu, adakah tempat?? menjadi
pertanyaan. Ini juga menjadi tema dari bacaan kita saat ini. Adakah
tempat bagi-Nya.

2. PENJELASAN TEKS
Dalam bacaan firman ini, kita mendapati dua hal yang terjadi.
2.1 Pertama, ayat 1 s/d 5 terkait ketaatan dan Bagian pertama. Sensus
penduduk oleh Kaisar Agustus, yang diikuti oleh semua orang di seluruh
dunia, mengakibatkan pergerakan besar orang pulang ke kampung
halaman untuk turut mendaftarkan diri di kampung supaya terdaftar.
Yusuf dan Maria yang sedang mengandung, juga ikut serta dalam
dinamika ini dan hendak memasukkan nama keluarga baru mereka

218
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

pada sensus (pendaftaran) penduduk saat itu. Kondisi kehamilan yang


sudah tua, yang sedikit lagi melahirkan, tidak menjadi alasan untuk
Yusuf dan Maria tidak taat kepada aturan pemerintah. Bahwa pesan
Malaikat, Maria akan mengandung – mengandung Anak Allah, tidak
menjadikan Yusuf dan Maria tertutupusif, sombong dengan apa yang
TUHAN rencanakan dalam hidup mereka, lalu tidak mau taat dan buat
aturan sendiri, suka-suka mereka, dengan berkata..” kami akan
melahirkan Anak Allah.” Yusuf dan Maria taat pada apa yang diatur
pada mereka. Yusuf dan Maria melaksanakan tanggungjawab mereka
sebagai anak-anak Allah yang taat pada rencana Allah, tetapi juga taat
pada apa yang diatur pemerintah pada saat itu. Menjadi pelajaran bagi
kita, sebagai orang percaya, kita menunjukkan ketaatan kita pada
TUHAN lewat ketaatan pada apa yang diatur pemerintah. Terlepas
dari apapun kondisi Pemerintah, apa isi perintahnya, apa tujuannya.
Bagian kita adalah ikut serta, lakukan. Bagian TUHAN yang akan
mengerjakan di dalam pemerintah segala yang baik. Dalam Matius 22 :
21, Tuhan Yesus berkat.. Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib
kamu berikan kepaa Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu
berikan kepada Allah.
Saat ini, ada banyak hal terjadi di sekitar kita. Ada hal-hal yang
dituntutkan kepada kita. Mari bijak sikapi. Justru tunjukkan kalau kita
percaya TUHAN yang maha kuasa, dengan mentaati. TUHAN maha
kuasa, untuk mengerjakan jalan-jalan yang tidak kita salami, jika buah
dari ketaatan itu akan menghancurkan kita sekali pun, TUHAN punya
jalan keluarnya. Ia punya seribu satu macam cara untuk memastikan
kita terpelihara sesuai rencana keselamatan-Nya.
Taat saja, selanjutnya TUHAN mengerjakannya. Yesus Kristus taat,
dalam penderitaan-Nya, dan hingga Ia tersalib bagi dunia dan kita, Ia
menunjukkan ketaatan, walau ada yang memandang hina, katanya
Raja, kenapa tidak selamatkan diri sendiri. Ada waktu terkesan dalam
proses ini kita kalah dan hancur, hanya karena kita taat, memilih tidak
berontak, dipandang lemah dan tidak berdaya. TUHAN punya banyak
cara dan rencana yang tidak mampu kita duga dan pikirkan. Mari
jalani hidup taat, taati aturan sebagai orang percaya, taati juga aturan
sebagai warga masyarakat. Taat dalam percaya TUHAN sudah
mengatur dan menetapkan hari hidup kita untuk tujuan keselamatan.

219
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Taati dan nikmati natal dengan kondisi kita yang ada sekarang. Taati
tidak perlu memaksakan diri lalu melakukan kejahatan dan dosa hanya
karena mau natal kita semarak seperti orang lain. Taati aturan yang
ada. Karena natal bukan pernak pernik, tapi kerelaan Allah menjadi
Manusia, kepedulian Allah di dalam Tuhan Yesus untuk mengerjakan
keselamatan bagi kita dan dunia.
2.2 kedua ayat 6 dan 7, terkiat menyediakan tempat. Bagian yang kedua,
ayat 6 dan 7, terkait menyediakan tempat. Dalam kondisi yang padat
penduduk saat itu, saat semua orang juga pulang ke Betlehem, maka
saat Maria untuk bersalin dan melahirkan tiba, tidak ada tempat untuk
Maria. Penginapan tidak ada tempat, apakah tidak ada rumah lain,
atau rumah keluarga yang bisa menerima mereka? Atau kondisi Maria
yang hamil saat masih bertunangan, juga menjadi dasar sikap mereka
menolak? Dan dalam kondisi itu, Maria dan Yusuf berjumpa dengan
rumah domba dan palungan sebagai tempat untuk bersalin.
Mari kita perhatikan sikap Maria untuk situasi ini : Maria mengandung
Anak Allah, menyediakan tempat dari apa yang ada dan tersedia. Dia
menyediakan tempat terbaik dari semua yang bisa ia usahakan,
palungan dan kain lampin membungkus tubuh mulia Kristus. -- Tidak
ada tempat, Apakah tetap akan tidak ada tempat, kalau Yesus Kristus
datang dalam wujud yang lain, wujud kemuliaanNya? Mungkin semua
berebut menawarkan tempatnya. ; Tidak ada tempat, kemudian
berhubungan dengan penampilan, semarak -- Tetapi tempat terbaik,
dari hati yang percaya dan taat, menyediakan tempat bagi bayi Yesus. -
- Maria melakukannya. Dia menyediakan tempat dari kondisi apa yang
ada. Dia menyediakan hati yang bersyukur untuk melahirkan anak
sulungnya di tempat itu.
Saat ini, menjalani masa natal Kristus . Kita diajak merenungkan adakah
tempat bagiNya? -- Mungkin dunia tidak lagi memberi tempat untuk
kepercayaan kepada TUHAN. Mungkin banyak diantara kita dengan
beban dan gumul hidup yang berat juga meragukan hadirnya TUHAN,
lalu tidak memberi tempat untuk TUHAN. Mungkin keadaan kita pun
penuh gumul, sehingga natal yang ada ya begitu saja, biasa saja...tong
trada apa-apa, tra kayak kamu boleh. Adakah tempat bagiNya, di hati
Saudara jemaat, di hati yang bersyukur. Hati yang menerima rencana,
menerima kenyataan dan menghadapi, menyikapinya dengan apa yang

220
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

ada di depan mata. Maria menyediakan tempat, sekali lagi ia mulai di


hatinya. Dia sendiri tidak berontak dan marah, ..inikah tempat untuk
Juruselamat lahir, Maria tidak ngotot dan menuntut dari kondisinya
menjadi Ibu yang melahirkan Juruselamat. Ia menyediakan hatinya, lalu
apa yang ada di hadapannya, kandang itu, palungan itu, kain lampin
itu, ia menyediakan semuanya. Menggunakan semuanya dengan
menaruh hatinya yang penuh syukur, menjadikan semua tempat dan
kondisi sederhana itu, menjadi penuh kemuliaan.
Kita saat ini menghayati natal Kristus, Yesus Kristus telah lahir. Ia yang
mulia memberi diri, tempatNya di kandang, di palungan, di kain
lampin. Bagaimana hati kita menyambut Yesus Kristus? Adakah tempat
untuk Kristus di hati kita? Atau hati kita telah penuh sesak dengan
keinginan kita, tuntutan kita, ego kita, gengsi dan kesombongan kita
hanya untuk sebuah perayaan atau hati kita juga telah terlalu lelah
dengan pekerjaan persiapan rumah dan makan minum.

3. PENERAPAN
Natal Kristus adalah Allah yang mengambil tempat manusia untuk
mengerjakan keselamatan bagi manusia. Natal Kristus, semua dipanggil
pulang pada hakekat natal Kristus; pemberian diri dalam ketulusan, kasih
dalam kepedulian.
Adakah tempat bagi natal Kristus di hati Saudara.... Amin.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI :


1. KJ 119 : 1, 2, 4
2. Ny. Roh. 37 : 1 – 2 (pengakuan dosa)
3. NY. Roh. 39 : 3 (berita anugrah)
4. Ny. Roh. 39 : 4 (pengakuan iman)
5. KJ. 120 : 1 – 3 (persembahan)
6. Ny. Roh. 38 : 1 - 3

221
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

MINGGU, 26 DESEMBER 2021


KALENDER GEREJAWI : MASA RAYA NATAL, HARI KEDUA - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 2:21-40
TEMA : TAAT MELAKUKAN FIRMAN TUHAN

1. PENDAHULUAN
Ini suatu cerita berbingkai, dimana kisah tentang Yesus, membingkai kisah
dua tokoh lainnya, yang taat melakukan Firman Tuhan. Walaupun
demikian, bayi Yesus tetap merupakan tokoh utama. Sesuai tema hari ini,
maka, kita akan mengambil pengajaran dari ketaatan yang diperlihatkan
oleh mereka yang dikisahkan dalam perikop bacaan kita.

2 PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 21 -24 : Dahsyatnya Dosa
Sesuai tradisi agama Yahudi, pada usia delapan hari, bayi itu disunat
dan diberi nama, yaitu Yesus (Yehwa/Tuhan Juru Selamat). Selanjutnya
ada dua upacara yang berlangsung bersamaan, pertama, pentahiran
untuk ibu Yesus, sesudah 40 hari (kalau bayinya perempuan 80 hari) ia
melahirkan. Kedua, upacara pengkhususan anak sulung bagi Tuhan dan
persembahan kurban syukur. Persoalan teologis adalah perempuan
kudus yang melahirkan Anak Allah sekalipun harus ditahirkan. Hal ini
menunjukan bahwa dalam pandangan Allah, tidak ada satu manusia
pun yang luput dari dosa, bahkan Yesus sendiri sesuai dengan Imamat
12 : 2-3, najis selama 7 hari dan tahir pada saat disunat.
2.2 Ayat 25 – 35 Simeon oleh Pimpinan Roh Kudus mengenal bayi Yesus :
Sebagai Mesias yang dijanjikan dan dengan tepat menjelaskan Siapa
Yesus. ; Yesus adalah Penghiburan bagi Israel dan bagi umat manusia
dalam keterkutukan akibat dosa (bdk. Ucapan Lamek saat kelahiran
Nuh. Kej. 5:29) ; Disini sebutan “parakletos” (penghibur) dapat
disematkan kepada Yesus, dan menjelaskan kesatuan antara Yesus
dengan Roh Kudus, dalam rangka penghiburan kepada manusia dalam
dunia yang dikutuk Allah, akibat dosa. (a) Penggenapan keselamatan
yang dijanjikan telah tiba untuk segala bangsa dan menjadi kemuliaan
bagi Israel (29-30) (b) Dalam Dia, Allah menyatakan diri kepada
bangsa-bangsa, sehingga lahirlah umat Perjanjian Allah yang Baru, yang
tidak dihitung berdasarkan keturunan, melainkan berdasarkan Kristus
dan karya Roh Kudus. (c) Jalan hidup dan Karya Yesus, : Menjatuhkan

222
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

dan membangkitkan, menjadi tanda perbantahan, membawa kesedihan


hati bagi Maria, serta untuk menyingkapkan apa yang tersembunyi
dalam hati dan pikiran banyak orang. Semua itu akan berakibat
kematian Yesus, yang membawa kepedihan hati yang sangat mendalam
bagi Maria.
2.3 Ayat 36 -28 : Nabiah Hana Mengenal Siapa Bayi Yesus sehingga ia
Memperkuat Kesaksian Simeon,
bahwa, kelepasan bagi Yerusalem telah tiba. Ia mengucap syukur atas
tibanya kelepasan terasebut dan memberitahukan hal itu bagi banyak
orang. Penyebutannya sebagai anak Fenuel dari Suku Asyer, menjadi
indikasi bahwa kelepasan itu juga berkaitan dengan sepuluh suku Israel
yang hilang. Hana tentu keturunan dari orang-orang suku Asyer yang
merendahkan diri datang memenuhi undangan Raja Hizkia untuk Israel
bergabung beribadah di Yerusalem (2 Taw.30:10-11). Sikap Hana
mencerminkan ketaatan leluhurnya. Ia taat beribadah, berpuasa dan
berdoa.
2.4 Ayat 39-40 : Bagian penutup perikop ini berisi tiga hal,
bahwa semua yang dilakukan adalah sesuai dengan Firman Tuhan,
mereka pulang ke Nazaret dan tumbuh kembang bayi Yesus :
bertambah besar, menjadi kuat, penuh hikmat dan mendapatkan kasih
karunia Allah. Ini bukan tumbuh kembang biasa, melainkan tumbuh
kembang seorang bayi yang mendapatkan kasih karunia Allah.
Pengajaran
(a) Dahsyatnya dosa harus diimbangi dengan ketaatan melakukan
Firman Allah.
(b) Ketaatan melakukan Firman berbuahkan Pengenalan mendalam
tentang Kristus.
(c) Pengenalan mendalam tentang Kristus, menghasilkan kesaksian yang
benar.

3 PENERAPAN
3.1 Salah satu tugas penting gereja yang dimanatkan Tuhan adalah menjadi
saksi atau memberitakan Inijil. Setiap warga gereja terpanggil dan harus
menjalani pengutusannya sebagai pemberita injil. Seorang saksi adalah
seorang yang memiliki pengenalan yang mendalam tentang Yesus,
tanpa itu dia akan memberi kesaksian yang tidak lengkap atau menjadi
saksi dusta.

223
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

3.2 Pengenalan itu bukan pengetahuan belaka melainkan adanya hubungan


yang mendalam dengan Yesus. Walaupun tanpa kedekatan dan
perjumpaan secara langsung, namun Yesus dapat dikenal secara
mendalam, karena orang percaya setia pada Firman Allah dan Yesus
adalah Firman yang menjadi manusia.
3.3 Kesetiaan pada Firman Tuhan, dibuktikan dengan kerajinan untuk
membaca dan merenungkan Alkitab, melakukan Firman itu dalam
kehidupan sehari-hari, ketekunan dalam beribadah di rumah maupun
dalam persekutuan jemaat.
3.4 Dengan cara-cara tersebut dan dengan pertolongan Roh Kudus, kita
dimampukan untuk melawan kuasa dosa dalam kehidupan kita di
dunia ini, mengalami pertumbuhan iman, menjadi kuat dalam
pencobaan, menjadi semakin berhikmat, dan dipenuhi dengan kasih
karunia Allah.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI


1. Nyanyian Rohani 42 : 1 – 3 (Intro liturgy )
2. Nyanyian Rohani 42 : 4 – 6 (Respon Votum dan Salam)
3. Nyanyian Rohani 43 : 1 – 2 (Pengakuan Dosa)
4. Nyanyian Rohani 43 : 3 – 4 (Berita Anugerah)
5. Nyanyian Rohani 95 : 3 (Mengaminkan Bacaan)
6. Nyanyian Rohani 45 : 1 – dst. (Persembahan syukur)
7. Nyanyian Rohani 181 : 3 (Pengakuan Iman)
8. Nyanyian Rohani 47 : 1 – 2 (Pujian Penutup)

224
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

JUMAT, 31 DESEMBER 2021


KALENDER GEREJAWI : KUNCI TAHUN - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 106 : 1 - 12
TEMA : KASIH SETIA TUHAN DALAM HIDUP

1. PENDAHULUAN
“Ki Le Olam Hasdo”- “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya”
Adalah kalimat yang melekat dengan jati diri, hakekat dan keberadaan
bangsa Israel. Kalimat ini memang tentu memiliki arti yang sangat penting
bagi umat Allah, karena kalimat ini mengandung pengakuan akan
penyertaan Allah dalam hidup dan segala perjalanan bangsa Israel. Itulah
sebabnya kalimat ini sudah mesti menjadi sangat familiar dalam kehidupan
orang Israel sejak kecil, sehingga mereka bertumbuh di dalam pengenalan
akan Allah yang menyertai mereka. Kalimat ini tentu juga mengandung
kesadaran akan kehadiran Allah dalam hidup mereka.

2. PENJELASAN TEKS
Mazmur ini berbicara tentang kebaikan Allah di tengah pemberontakkan
umat Israel.
2.1 Ayat 1-5 “Pembukaan Tentang Ajakan Bersyukur atas Kebaikan Allah”
Mazmur ini diawali dengan ajakan bersyukur kepada Tuhan Allah,
memuji dan memuliakan Allah karena kasih setiaNya dalam kehidupan
umat Israel (ay 1). Pemazmur menyadari bahwa tidak seorangpun
mengingat dan mengutarakan syukur atas semua kebaikan Allah (Ay.
2). Hal inilah yang membuat umat Tuhan kehilangan kebahagiaan dan
sukacita, sebab kebahagiaan manusia terletak pada respon umat untuk
hidup dalam kehendak Allah. Pemazmur menyadari bahwa kehidupan
yang tidak sesuai dengan kehendak Allah ini mengakibatkan dosa,
karena itu pemazmur memohon kepada Allah untuk mengingat umat
Tuhan, (ay.4-5) bahwa di tengah bangsa yang tidak taat, ada umat lain
yang masih setia kepada Allah.
2.2 Ayat 6 – 9 “Penyelamatan di Tengah Ketidaktaatan” Orang Israel
menerima kasih setia Allah, tetapi sering melupakan kebaikan Allah
yang telah menuntun perjalanan mereka dari Mesir ke tanah Kanaan,
sehingga tidak taat dan memberontak kepada Allah.(ay.6-7). Namun

225
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Allah yang penuh kasih tidak memperhitungkan ketidaktaatan mereka


dan menyelamatkan mereka untuk menunjukkan keperkasaanNya
(Ay.8), dengan menghardik laut Teberau sehingga menjadi kering dan
mereka dapat melalui laut Teberau seperti di padang gurun. Hal ini
hendak menunjukkan bagaimana Allah sangat berkuasa atas alam
semesta demikian juga manusia. Penyelamatan Allah ini juga
menunjukkan kesetiaanNya terhadap sebuah janji.
2.3 Ayat 10-12 “Kasih Allah yang Menyelamatkan serta Memulihkan
Pemazmur mengingatkan umat Tuhan tentang perbuatan – perbuatan
besar Allah yang menyelamatkan mereka. Allah yang setia dan murah
hati selalu menunjukkan kasihNya kepada umat Israel dengan
menyelamatkan mereka (ayat 10-11). Allah yang penuh kasih begitu
Panjang sabar menghadapi umatNya yang mudah sekali berbalik dan
meninggalkanNya kemudian bertobat dan kembali meninggalNya.
Kasih setia Allah selalu ada sepanjang perjalanan hidup mereka. Namun
karena kasih setia Allah di tengah ketidaktaatan dan pemberontakan
umat Israel itulah, yang membuat mereka berbalik dan percaya kepada
Allah serta memuji dan memuliakan Allah (Ay.12).

3. PENERAPAN
Tanpa terasa kita telah berada di penghujung tahun 2021, sebagai orang
percaya kita menyadari bahwa semua hanya karena kasih setia Tuhan.
Kasih setia dari kata “khesed” (Ibr) yang berarti 'belas kasihan', 'kemurahan
hati', dan 'kebaikan'. Kata “khesed” sering bergandengan dengan kata
“Emunah” yang berarti “kesetiaan”. Kasih setia bisa berarti kesetiaan yang
ditunjukkan dalam kebaikan atau kemurahan hati. Kasih setia dapat
diartikan sebagai kasih yang teguh di atas dasar perjanjian yang telah
dibuat.
3.1 Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia Tuhan, adalah sebuah
ungkapan pengakuan bahwa sesungguhnya Tuhan Allah tetap
menyatakan kasih dan setiaNya kepada umat manusia ciptaanNya.
Karena itu kita memiliki alasan yang sangat kuat sebagaimana bangsa
Israel mengajarkan anak-anakNya sejak kecil “Ki Le Olam Hasdo”
bahwasanya untuk selama- lamanya kasih setia Tuhan. Bahwasanya
perjalanan hidup kita di tahun 2021 adalah karena kasih setia Allah.
Ada sebuah kata bijak bunyinya : “Orang yang rendah hati melihat

226
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Tuhan dalam keberadaannya”. Orang yang rendah hati adalah orang


yang memahami dengan baik bahwa hidupnya adalah karena anugerah
Tuhan.
3.2 Umat Israel diingatkan untuk mengingat bagaimana keberdosaan dan
ketidaktaatan mereka ditengah penyertaan Allah. Bahwa sesungguhnya
sekalipun mereka hidup memberontak terhadap Allah, tetapi Allah
selalu menunjukkan kasih setiaNya. Merenungkan perjalanan hidup kita
dari tanggal 1 januari hingga Desember 2021, apakah kita layak
menerima penyelamatan dari Allah?. Sesungguhnya kita tidak layak,
tetapi karena kasih setiaNya bagi kehidupan kita semua. Sehingga kita
yang tidak layakl ini, dilayakkan untuk menerima keselamatan yaitu
kehidupan.
3.3 Ditengah keberdosaan manusia, Allah tetap menunjukkan kasih
setiaNya, dengan karya penyelamatan melalui Putra tunggalNya Tuhan
Yesus Kristus. Kasih setia Allah yang menyelamatkan manusia
hendaknya diresponi manusia dengan hidup dalam ketaatan kepada
Allah.

NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI KUNCI TAHUN 2021


1) Ny DSL No 136 : 1 & 2 “Jam Sembahyang Yang Kudus” (antar pelayan)
2) Ny. Rohani 96 : 1 & 2 (pembukaan)
3) Ny Roh 136 : 1, 3 & 4 (pengakuan dosa)
4) Ny. Kid. Jemaat 387 : 1 & 2 (berita anugerah)
5) Ny. Roh 95 : 1 (aminkan pembacaan Firman Tuhan)
6) Ny. Roh 119 : 1 - 7 (persembahan syukur)
7) Ny. Roh 181 : 1 (pengakuan iman)
8) Ny. Roh 85 (berkat)

227
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Bagian Ketiga
PENUTUP

Tahun 2020 adalah tahun yang benar-benar banyak menguras energi, baik
energi berpikir untuk bagaimana mengelolah pelayanan yang sesuai dengan
kondisi pasca pandemic covid-19, tetapi juga energi derai-air mata kesedihan
karena banyak sekali para pelayan Tuhan bergumul dengan pelayanan dan
kesakitannya lalu dari kondisi yang demikian satu persatu “menghadap Tuhan
Yang mulia, Pemilik Kehidupan”.
Tidak terduga pula bahwa kedalam barisan pelayanan GKITP telah bergabung
para pelayan Firman sekitar 400 orang lebih, sementara itu pembangunan fisik
di area perkantoran Sinode terus dikerjakan, Tuhan karuniakan keajaiban
demi keajaiban mendatangi GKITP, entah karena persekutuan yang diberkati
oleh karena tertib penataan pelayanan Firman Tuhan yang sudah dikerjakan
dan dipersiapkan satu tahun sebelumnya atau karena nilai-nilai kemandirian
dan kedewasaan iman yang semakin hari semakin memperlihatkan “buahnya”
dalam bentuk tindakan iman nyata dari semua pihak warga GKITP. Bila
persekutuan semakin bersinergi maka mereka akan menatap berkat Tuhan
seperti Mazmur 133: 3. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat,
kehidupan untuk selama-lamanya.
Berkat yang Allah perintahkan itu untuk mewujudkan pembangunan tubuh
Kristus yang esa, anak-anak Allah di tanah Papua, persekutuan milik Allah,
yaitu mereka yang ada di dan dari Mamta/Tabi, Saireri, Ha Anim, La Pago,
Mee Pago, Domberai, Bomberai, bangsa Ambon-Maluku, Bangsa Manado-
Sanger, Buton-Bugis-Makassar, Toraja yang dari negeri Sulawesih, dari NTT-
NTB, dari Pulau Bali, dari Jawa-Madura, dari Kalimatan-Borneo, dari
Sumatera-Batak. GKI telah menjadi begitu bhinneka di dalam Kristus menjadi
“satu persekutuan”. Kesatuan Kristus yang utuh terus tumbuh, terus memekar
Bersama perahu GKI di TP.
Semua bentuk pelayanan pasti ada kekurangan yang datang dari keterbatasan
kemanusiawian kita. Semoga hikmat Allah terus memimpin kita untuk selalu
bersama saling melengkapi “sebaga teman sekerja Allah”. Imanuel.
Amole – Basmero – Abireso
Acemo --Dangke – Poi – Mauliate Godang – Horas, Majuajua – Onomi
Arweh – Dawem – Jou Suba
Kuresmanga, maturnuwun, wawawa

228
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

Lampiran-Lampiran
Nama-nama Tim Penulis Buku Pegangan 67 Khotbah 2021
NO NAMA ALAMAT JABATAN KODE
1. Pdt Dr.S. Sumihe, M.Th Jayapura Dosen SS
2. Pdt S.Latuputty, D.Th Jayapura Dosen SL
3. Pdt J.Fonataba,Haurissa, M.Si Sorong Peleyan Jemaat JFH
4. Pdt N. Kapitarau,S.Th, MM Jayapura Kantor Sinode NK
5. Pdt Yohan Wally, S.Th. M. Mis Sentani Kantor Sinode YW
6. Pdt Dr. A Rumbewas,S.Ag, M.Th Jayapura Dosen AR
7. Pdt Dr. M.Wospakrik, M.Th Abepura Dosen MW
8. Pdt E. Merry Apiem, S.Si, Teol Jayapura P 3 W - GKI EMA
9. Pdt Amelia.I.Rumbiak, S.Th, MM Jayapura Sekretaris Klasis AIR
10. Pdt Welem Rumbiak, S.Th, MM Sentani Kantor Sinode WR
11. Pdt Elsye Aihuan,S.Si.Teol Tanah Merah Sekretaris Klasis EA
12. Pdt N.L Silahooy,S.Th,MM Jayapura Pelayan Jemaat NLS
13. Pdt Alfonsina M.Kabes,S.Th Sentani Pelayan Jemaat AMK
14. Pdt Yosina Wambaruw,S.Th Sentani Pelayan Jemaat YW
15. Pdt Fien Rumere,S.Th.MM Jayapura Pelayan Jemaat FR
16. Pdt Fiencelina Budji,S.Th Sentani Pelayan Jemaat FB
17. Pdt Yohanes Hematang,S.Th Sentani Pelayan Jemaat YH
18. Pdt Aike Tering,S.Si.Th Sentani Peleyan Jemaat AT
19. Pdt Penina Letlora,S.Th Sentani Pelayan Jemaat PL
20. Pdt Yemima Deda,S.Si .Th Sentani Pelayan Jemaat YD
21. Pdt Piet K Lewir,S.Th,M.Mis Jayapura Wakil Sekretaris PKL
22. Pdt Agustinus Tupamahu,S.Si.Th Jayapura Kantor Klasis AT
23. Pdt E. Maniagasi,P,S.Th,M.Mis Sorong Pelayan Jemaat EMP
24. Pdt Misere C.D.Mawene,MA Wamena Pelayan Jemaat MCD
25. Pdt Jean Anthoni,M.Th Rateng Pelayan Jemaat JA
26. Pdt Yonna L haurissa,S.Si,Th Rateng Pelayan Jemaat YLH
27. Pdt Y. Poppy Tuarissa,S.Si.Th Rateng Ketua Klasis YPT
28. Pdt Jessy Leimena,S,Si.Th Rateng Sekretaris klasis JL
29. Pdt Harold Maran,S.Th Jayapura Pelayan Jemaat HM
30. Pdt A.N.Ayatanoi,S.Th,M.Mis Manokwari Pelayan Jemaat ANA

229
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

BADAN PEKERJA AM SINODE GKI DI TANAH PAPUA


PERIODE 2017-2022

Pdt. Syahnur Abbas, M.Pd Sy. Thresya I. Numberi, SE


Wakil Sekretaris Sinode Bendahara Sinode
Pdt. Daniel J. Kaigere, S.Si Pdt. Hiskia Rollo, S.Th., MM
Sekretaris Sinode Wakil Ketua Sinode

Pdt. Andrikus Mofu, M.Th


Ketua Sinode

230
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

ANGGOTA BADAN PEKERJA AM SINODE GKI

Pdt. Abraham Abisay, M.Th Pdt. Daniel Mofu, S.Th Pdt. Michael Kapisa, M.Si Pdt. Handry W. D Kakiay, S.Th
Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV

Pdt. Pubelius Manuaron, S.Th Pdt. Roberth J. Nandoteray, S.Th Pnt. Nimbrod Sesa, S.IP MM
Wilayah V Wilayah VI Wilayah VII

Pdt. Ishak S. Maran, S.Th V Pdt. Petrus Womsior, S.Th Pdt. Samuel P. Usior, M.Th Pdt. Genos Burdam, M.Th
Wilayah VIII Wilayah IX Wilayah X Wilayah XI

231
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021

PETA WILAYAH PELAYANAN


GKI DI TANAH PAPUA

232

Anda mungkin juga menyukai