1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan kita Yesus Kristus atas kasih dan rahmat-Nya
sehingga kita dapat melewati tahun 2020 dengan baik, meskipun kita semua
menghadapi berbagai masalah dalam pelayanan kita terutama pandemik
covid 19 yang melanda dunia, termasuk di Indonesia dan tanah Papua.
Pandemik virus corona telah memaksa kita untuk merubah seluruh bentuk
pelayanan dan kerja kita dengan mengikuti pola kebiasaan baru yang tentu
sulit bagi kita, tetapi pola hidup baru yang kini kita alami mengoreksi kita dan
menolong kita untuk segera beradaptasi.
Dalam sejarah perjalanan gereja, kita belum pernah mengalami suatu keadaan
di mana ibadah Minggu yang selama ini berlangsung di Gereja selanjutnya
dilaksanakan di rumah-rumah atau dalam keluarga selama masa pandemic
covid-19 tahun 2020, selain ibadah Minggu, Ibadah unsur dan ibadah
keluarga/wiyk/kelompok juga mengalami hal yang sama, yaitu berlangsung
dalam rumah-keluarga, sebenarnya ibadah di rumah atau keluarga bukanlah
sesuatu yang baru, ini hal yang sudah biasa dilakukan, karena sebelum
pandemic covid-19 sebagian keluarga sangat disiplin dengan ibadah dalam
keluarga, baik waktu pagi atau malam, dengan menggunakan bacaan rutin,
yaitu membaca satu kitab satu pasal secara bersama-sama setiap hari entah
pagi atau malam.
Kami juga berterima kasih kepada semua jemaat-jemaat yang terkena dampak
virus corona bisa langsung beradaptasi dengan menggunakan IT untuk
melakukan pelayanan ibadah secara virtual dan ini dapat berlangsung selama
masa pandemik, untuk jemaat-jemaat di pesisir dan pedalaman yang tidak
terkena pandemik, Ibadah mereka tetap berjalan seperti biasanya dengan
mendapatkan bahan renugan dan tata ibadah yang dikeluarkan tiap bulan
yang di pakai tiap hari di rumah-rumah keluarga dan jemaat, ada juga Bulan
Bina Keluarga (BBK) yang dilaksanakan di semua jemaat, dan program
Jemaat, Klasis dapat menyesuaikan dengan keadaan tersebut. Situasi ini telah
mengajar kita untuk lebih hati-hati dan waspada dalam mengelolah potensi
yang ada dalam menghadapi masa krisis ini.
i
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Kita bersama sebagai persekutuan tetap optimis bahwa Tuhan Yesus Kepala
Gereja GKI di Tanah Papua tidak meninggalkan kita. Tuhan tetap ada
bersama-sama kita. Dengan rahmat Tuhan kita sudah memasuki tahun
pelayanan 2021, khusus untuk pelaksanaan ibadah minggu, seperti tahun lalu,
pelayanan ibadah di dukung dengan disiapkan buku pegangan pelayanan
ibadah yang berisi 67 khotbah tematik, demikian halnya dengan tahun 2021
ke tangan bapak/ibu Pendeta, Penatua-Syamas, Guru Jemaat – Penginjil
dihadirkan pula buku pegangan pelayanan yang berisi 67 khotbah untuk
tahun 2021.
Di dalam buku pegangan khotbah tahun 2021, dimunculkan juga profil dari
Ketua Sinode GKI di TP yang kedua : Pdt. Jan Mamoribo semoga semakin
memberikan wawasan baru bagi pembaca.
Kita bersama menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada semua
hamba Tuhan yang terlibat dalam penulisan khotbah edisi ke-4 tahun 2021,
para penulis adalah beberapa pendeta dari lapangan atau Jemaat, Klasis,
Dosen STFT GKI dan dari Kantor Sinode, nama-nama penulis dapat dilihat
pada lampiran buku pegangan ini.
Semoga buku pegangan khotbah edisi ke-empat ini dapat menolong kita
dalam pelayanan ibadah Minggu maupun pengembangannya dalam ibadah
Kelompok/Wiyk/Keluarga dan Unsur-unsur Jemaat.
Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan serta apresiasi kepada semua
pihak yang telah bekerjasama dan mendukung pelayanan di tahun 2020, kami
juga mengharapkan kiranya semangat yang sama akan terus kita tingkatkan
untuk tahun pelayanan 2021. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
ii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Syaloom...
Puji dan syukur patut kita naikkan kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala
Gereja, Gereja Kristen Injili di Tanah Papua (GKI-TP) yang telah memelihara
dan melindungi kita semua sepanjang tahun 2020. Sang Kepala Gereja juga
yang mengantar kita memasuki tahun 2021 dalam keadaan yang baik, meskipun
ada kesulitan dan tantangan yang amat berat dari apa yang kita tidak pernah
harapkan pada tahun pelayanan 2020 lalu mendatangi kita dan dunia.
Kesulitan dan tantangan yang berat itu terkait dengan pandemic covid-19 sejak
bulan Maret 2020, pandemic covid-19 ini berdampak luas, semua pihak
merasakan dampaknya, pihak Pemerintahan, pihak pengusaha dan ekonomi,
pihak praktisi politik dan pihak budaya, dll. Khusus untuk kalangan gereja,
seluruh aktifitas pelayanan ibadah-ibadah, seperti ibadah Minggu, ibadah
Keluarga/Kelompok/Wiyk, ibadah Unsur PAR, PAM, PW dan PKB, ibadah
Sakramen dan pelayanan ibadah lainnya, di mana untuk pertama kalinya
ibadah minggu yang semula di Gereja dialihkan untuk dilaksanakan Bersama
anggota keluarga di rumah, dan kaum awam yang tadinya kurang mendapat
peran, kini mendapatkan peran yang besar untuk melaksanakan fungsi Imamat
Am orang percaya dalam keluarga.
iii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
iv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Memasuki tahun 2021 yang menjadi sasaran perhatian dengan berfokus pada
“Penginjilan dan Diakonia” gereja dengan berfokus pada tema lima tahunan
”Datanglah Kerajaan-Mu” dengan memberikan evaluasi terhadap fokus
pelayanan tahun 2020 “ekonomi, keuangan dan pembinaan” yang oleh karena
pandemik covid 19 sasaran tersebut belum maksimal dalam pencapaian.
Harapan dan doa kami kiranya situasi dan keadaan kita segera membaik agar
penataan pelayanan dapat berlangsung seperti sedia kala, namun jika situasi
belum juga membaik maka, kita terus beradaptasi dengan budaya baru dalam
masa New normal atau kenormalan baru, mendorong kita semua untuk
menemukan pola pelayan yang lebih baik dan menyentuh umat.
Memasuki tahun 2021 GKI-TP menerbitkan buku pegangan pelayanan Ibadah
67 khotbah tahun 2021 dengan cover profil Ds. Jan Mamoribo Ketua Sinode
ke-2, dengan mengacu dan mengevaluasi penulisan buku pegangan pelayanan
Ibadah 67 Khotbah tahun 2020 dengan profilnya Ds. F. J. S. Rumainum,
harapan kami kiranya setiap tahun akan dikeluarkan buku pegangan khotbah
dengan menghadirkan profil pimpinan Sinode di setiap periode dengan
keberhasilan pekerjaan yang telah dikerjakan selama yang bersangkutan
menjabat, agar melalui profil para pempinan gereja akan memotivasi kita
untuk lebih giat bekerja bagi Tuhan di GKITP.
Buku pegangan pelayanan Ibadah 67 khotbah tahun 2021 yang ditulis oleh
para pendeta yang bekerja di lapangan, jemaat, klasis, dosen dan kantor
sinode telah menjadi sebuah buku yang akan diterbitkan oleh Sinode GKI-TP.
v
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
sehingga ibadah tidak monoton tetapi ibadah yang dialogis dan kreatif dengan
memperhatikan konteks pelayanan setempat.
vi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
DAFTAR ISI
Januari
TEMA : BERKAT PERJANJIAN DARI ALLAH UNTUK UMAT-NYA
1. Jumat, 1 Januari 2021 Kejadian 12: 1-9
Tema : Berkat Abram untuk semua Bangsa Oleh : NK ....................... 16
2. Minggu, 3 Januari 2021 Kejadian 28 : 10-22
Tema : Tuhan akan Menjadi Allahku, Oleh : EA ............................... 19
3. Minggu, 10 Januari 2021 II Samuel 7 : 1-17
Tema : Kasih setia-Ku tidak akan hilang dari pada-Nya, Oleh : MA .... 22
4. Minggu, 10 Januari 2021 I Korintus 11: 37-34
Tema: Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku Oleh : NK ............ 25
5. Minggu, 17 Januari 2021 Mazmur 105 : 1-45
Tema : Pujilah Allah karena kebaikan-Nya oleh : VR .......................... 27
6. Minggu, 24 Januari 2021 Ulangan 7 : 1- 11
Tema : Allah setia kepada Janji-Nya oleh : MA ................................. 30
7. Minggu, 31 Januari 2021 Ibrani 9 : 11 -28
Tema : Yesus Kristus menjadi Pengantara Perjanjian yang Baru oleh : NS .. 33
vii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Februari
TEMA : INJIL DAN KARYA ALLAH
8. Jumat, 05 Februari 2021 II Timotius 4 : 1- 5
Tema : Kuasailah dirimu dan beritakanlah injil Kristus oleh : AR ...... 36
9. Minggu, 7 Februari 2021 Filipi 1 : 27-310
Tema : Hiduplah Sesuai Injil Kristus dan teguh dalam Iman oleh : AR. 40
10. Minggu, 14 Februari 2021 Kisahpararasul 26: 12-23
Tema : Bangunlah dan berdirilah,aku menetapkan engkau sebagai
pelayan dan saksi oleh : AR .............................................................. 43
11. Minggu, 21 Februari 2021 Matius 16: 21-28
Tema : Orang yang mengikuti teladan penderitaan Yesus menurut
penyangkalan diri dan memikul salib oleh : AR. ................................ 46
12. Minggu, 28 Februari 2021 II Korintus 6: 1- 10
Tema : Sabarlah dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran oleh : AR ...... 50
Maret
TEMA : KEBENARAN VERSUS DUSTA
13. Minggu, 7 Maret 2021 Yohanes 8 : 30-47
Tema : Kebenaran Ilahi yang memerdekakan oleh : SL ...................... 53
14. Minggu, 14 Maret 2021 Yohanes 8 : 48-59
Tema : Firman Hidup melawan maut oleh: SL ................................... 56
15. Minggu, 21 Maret 2021 Yohanes 12 : 20-36
Tema : Perjalan sebiji Gandum oleh : SL............................................ 58
16. Minggu, 28 Maret 2021 Lukas 23 : 13 – 25 Tema : Vox Populi Vox
Dei ( Suara Rakyat adalah suara Tuhan ) oleh : SL ............................. 60
April
TEMA : YESUS MEMBANGKITKAN PAPUA MELALUI GKI
17. Minggu, 4 April 2021 Markus 15 : 1 -15
Tema : Tersalib tanpa bukti kejahatan oleh : A M K .......................... 64
18. Jumat, 9 April 2021 Yohanes 19 : 16 - 37
Tema : Dia Tertikam dan Tersalib demi penebusan Dunia oleh : Y W .... 67
19. Jumaat, 9 April 2021 Kolose 2:6–15
Tema : Hidup didalam Dia oleh : FB ............................................... 70
20. Minggu, 11 April 2021 Markus 16:1–8
Tema : Yesus telah bangkit oleh : YH ................................................ 73
viii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Mei
TEMA : KEMULIAAN ALLAH DALAM KARYA ROH KUDUS NYATA
DALAM HIDUP ORANG PERCAYA.
24. Minggu, 2 Mei 2021 Mazmur 108 : 1 – 14
Tema : Kemuliaan Allah mengatasi bumi oleh : PKL ......................... 83
25. Minggu, 9 Mei 2021 Kolose 2 : 16 – 3 : 1 - 4
Tema : Hidup yang menyatakan kemuliaan Allah oleh : AT ............... 86
26. Minggu, 16 Mei 2021 Kisah Pararasul 1: 1 - 5
Tema : Yang dikerjakan dan yang diajarkan oleh : A I R ................... 90
27. Kamis, 20 Mei 2021 Kisahpararasul 1 : 6 – 11
Tema : Bertekun dengan sehati dalam doa oleh : A I R ..................... 93
28. Minggu, 23 Mei 2021 Kisahpararasul 1 : 12 – 14
Tema : Bertekun dengan sehati dalam doa oleh : A I R........................ 96
29. Minggu, 30 Mei 2021 Kisahpararasul 2 : 1 – 18
Tema : Dipenuhi Roh Kudus untuk memberitakan Injil Kerajaan
Allah oleh : A I R ............................................................................ 98
30. Senin, 31 Mei 2021 Kisahpararasul, 2 : 32 – 40
Tema : Injil Allah bagi yang masih jauh oleh : A I R ........................... 101
Juni
TEMA : HIDUP DALAM ROH
31. Minggu, 6 Juni 2021 Kisahpararasul 3 : 1- 10
Tema : Dipulihkan karena nama Yesus oleh : S S ............................... 104
32. Minggu, 13 Juni 2021 Roma 8 : 1-17
Tema : Siapa yang hidup dalam Roh adalah Anak Allah oleh : S S ...... 107
33. Minggu, 20 Juni 2021 I Korintus 2 : 1 – 5
Tema : Hidup dalam Keyakinan akan Kuasa Roh oleh : S S ................ 110
34. Minggu, 27 Juni 2021 II Timotius 1 : 1 – 8
Tema : Roh memberikan kasih dan ketertiban oleh : S S .................... 113
ix
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Juli
TEMA : ALLAH BERSAMA DENGAN UMAT-NYA
35. Minggu, 4 Juli 2021 Mazmur 139 : 1-6
Tema : Tuhan itu Maha Tahu. Oleh : J F H ........................................... 116
36. Minggu, 4 Juli 2021 Ibrani 10 : 1-10
Tema : Persembahan yang Sempurna, oleh : EMP ............................. 119
37. Minggu, 11 Juli 2021 Mazmur 139 : 7 - 12
Tema : Tuhan ada di mana-mana, oleh : J F H .................................. 121
38. Minggu, 18 Juli 2021 Kejadian 12 : 10-20
Tema: Allah bertindak di tengah kesulitan, oleh: EMP ....................... 124
39. Minggu, 25 Juli 2021 Keluaran 16 : 1-36
Tema : Berhenti bersungut-sungut, ucapkan Syukur, Oleh : J F H ....... 127
Agustus
TEMA : KEMERDEKAAN SEBAGAI ANUGERAH KRISTUS
40. Minggu, 1 Agustus 2021 Matius 5:13-16
Tema : Status dan identitas gereja sebagai garam dan terang dunia,
oleh : W R ...................................................................................... 130
41. Minggu, 8 Agustus 2021 Yosua 10 : 7-28
Tema : Kesetiaan Allah pada Janji-Nya,oleh: W R ............................. 135
42. Minggu, 15 Agustus 2021 Yohanes 17: 1-26
Tema : Mengasihi sebagai tanda mengenal Allah yang benar, oleh : WR.... 138
43. Minggu, 22 Agustus 2021 Lukas 12 : 35-48
Tema : Sukacita hidup melayani,oleh : W R ...................................... 141
44. Minggu, 29 Agustus 2021 Markus 7 : 1 - 23
Tema : Agama dan Ibadah, oleh W R ............................................... 145
September
TEMA : HIDUP YANG BERSAKSI
45. Minggu, 5 September 2021 I Timotius 6 : 11-16
Tema : Bertandinglah dan rebutlah hidup yang kekal,oleh : M W ..... 148
46. Minggu, 12 September 2021 II Timotius 4: 1-8
Tema : Beritakanlah Injil Kristus,oleh M W........................................ 151
47. Minggu, 19 September 2021 Matius 15 : 21-28
Tema : Iman yang mendatangkan berkat,oleh : M W ........................ 154
48. Minggu, 26 september 2021 Ibrani 6: 9-20
Tema : Pengharapan kita adalah Yesus,oleh: M W ............................ 157
x
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Oktober
TEMA : JATI DIRI YESUS DALAM PERSEKUTUAN GKI DI TANAH PAPUA
49. Minggu, 3 Oktober 2021 I Yohanes 2 : 1-7
Tema : Menjadi pribadi yang melakukan kehendak Allah,oleh: J W ... 159
50. Minggu, 3 Oktober 2021 Kolose 3 : 5 – 17
Tema : Menjadi pribadi yang mengenakan kasih Kristus, oleh : J W ... 164
51. Minggu, 10 Oktober 2021 Roma 8 : 1-17
Tema: Pribadi yang dipimpin Roh Allah,oleh : J W ........................... 168
52. Minggu, 17 Oktober 2021 I Korintus 2 : 6-16
Tema : Pribadi yang memiliki hikmat Kristus,oleh : J W ..................... 172
53. Minggu, 24 Oktober 2021 Roma 10 : 4-15
Tema : Dipilih Tuhan untuk bersaksi,oleh : J W ................................. 175
54. Selasa, 26 Oktober 2021 II Petrus 1 : 16-21
Tema : Kristus Sang Bintang Timur sudah terbit menyinari Negeri dan
Bangsa Papua, oleh : J W ................................................................. 178
55. Minggu, 31 Oktober 2021 I Yohanes 4 : 7-21
Tema : Papua mengasihi Bangsa-bangsa dengan Kasih Allah, oleh : J W... 183
November
TEMA : KESELAMATAN HANYA BERSUMBER DARI ALLAH
56. Minggu, 7 November 2021 Mazmur 3 : 1-9 Tema : Keselamatan
berasal dari Allah, oleh : J A ............................................................ 187
57. Minggu, 14 November 2021 I Timotius 2 : 1-7 Tema : Allah
berkehendak untuk memberi keselamatan,oleh : J L H ...................... 191
58. Minggu, 21 November 2021 Kisah Para Rasul 4: 1-22 Tema:
Keselamatan hanya dari Kristus,oleh : Y P T ..................................... 194
59. Minggu, 28 November 2021 Yesaya 52 : 1-12 Tema : Menyambut
Keselamatan, oleh: J L ...................................................................... 198
Desember
TEMA : TAAT DAN SETIA DALAM RENCANA ALLAH
60. Minggu, 5 Desember 2021 Yesaya 11: 1-10
Tema : Berharap akan pembaharuan Tuhan, oleh: J L ....................... 202
61. Minggu, 12 Desember 2021 Roma 16 :25-27
Tema : Segala kemuliaan bagi Allah oleh : J L ....................................... 206
62. Minggu, 19 Desember 2021 Yesaya 35: 1-10
Tema : Dia datang menyelamatkan, oleh: H M .................................... 208
xi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
xii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Informasi yang tersaji pada laporan zending (Jaarverslag) tahun 1954 dan buku
Seratus Tahun Zending karya Pdt. Rumainum tentang proto Sinode tahun 1954 di
Serui, menggambarkan kondisi peserta proto synode Serui teridiri dari, utusan 9
resor UZV, utusan umum : pihak pendidikan, kesehatan, pertanian di Nieuw
Guinea dan badan Zending lain yang bekerja di Nieuw Guinea turut hadir
sebagai utusan seperti perwakilan seperti utusan Gereformd, utusan GPM (NZG)
sebagai tamu undangan pada bulan September 1954, yaitu Badan Zending ZNHK
(UZV-Hervomd), Menonit, Reformasi (Gereformd), GPM (NZG) dan lainnya
yang dinamakan “Proto Sinode Serui” awal pemicu perubahan kebijakkan yang
strategis menuju persiapan-persiapan menjemput masa depan Nieuw Guinea
yang mandiri. Sekitar sepuluh permintaan “proto-Sinode” dua permintaan yang
sangat mendesak, yaitu mendirikan Pendidikan Teologia di Nieuw Guinea setara
dengan pendidikan teologia di Makasar, Soe-Timor dan Batavia ; kedua, setelah
100 tahun Zending membuka isolasi dengan Injil di Nieuw Guinea maka Zending
ZNHK dan semua badan Zending lainnya yang bekerja di Nieuw Guinea sepakat
melahirkan dan mendirikan sebuah lembaga Gereja mandiri bagi seluruh
penduduk di Nieuw Guinea, baik penduduk asli Nieuw Guinea, keturunan Asia
dan Eropa. Peserta proto sinode Serui 1954 antara lain :
a) Utusan dari 9 Resor : Resor Holandia Nimboran : Pdt, R.G. ten Kate, S.H ;
Pdt. A. M. Middag ; Pdt. S. Liborang ; Pdt. Mori Musendi ; Resor Sarmi : Grj.
Hoor ; Grj. Awes ; Resor Yapen-Waropen : Pdt. G. J. Clay ; Pdt. M. Abaa ;
Pdt. F. Huwae ; Resor Biak-Numfor : Pdt. F. J. S. Rumainum ; RSB (PSW)
Brinkman; Pdt. Tenlima ; Pnt, A. Krey ; Resor Miei : Pdt. H van Arkel ; Pdt
Worisio ; Resor Manokwari : Pdt. O. Ewoldt ; Grj. G. Rumaropen ; Resor
Sorong : Pdt. H. L. Beck ; Pdt Osok ; Pnt. Kaihatu ; Resor Teminabuan : Pdt.
H. E. R. Marcus dan Nyonya ; Grj. R. Rumbiak ; Resor Inanwatan : Pdt.
Mossie ; Pdt. Wattimuri
b) Utusan Umum : Persekolahan Kristen : N van der Stoep ; Sekolah Theologia :
Pdt. J. P. Kabel ; Persekolahan : Gr. P. Bothoff ; Nn. Gr. Huis in het Veld ;
Abepura – Kota Baru Dalam : Pdt. J. Sierat ; Pent N. van der Stoep
c) Utusan Zending : Dokter Evenhuis ; Kesehatan : Suster Land ; Pertanian : Gr.
J. J. Jansen
d) Penasehat : Dr. G.P. H. Locker (utusan DPINH) ; Pdt. J. Drost (Abepura) ;
Pdt. Den Dulk Jemaat Berbahasa Belanda
e) Tamu-tamu : MAF, Tuan Mellis ; UFM, Rev Veldhuis ; RBMU, Rev Gesswein
; Wakil GPM, Pdt. E. Gijsbers
2
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
4
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
5
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1973 Pdt. Jan Mamoribo resmi menjabat Wakil Gubernur Irian Barat,
sayangnya Gubernur Acub Zaenal tidak lama menjabat sebagai Gubernur Irian
Barat, tepat tanggal 31 Maret 1975 Gubernur Acub Zaenal ditarik ke Jakarta,
sementara jabatan Gubernur lowong atau kosong, kekosongan jabatan
Gubernur kemudian diisi atau ditempatkan seorang Penjabat Gubernur antar
waktu bernama “Gubernur Sutran”, ia bertugas dari 31 Maret 1975 sampai
dengan 12 Agustus 1975, sedangkan Wakil Gubernur tidak tergantikan dan
masih dijabat oleh Pdt. Jan Mamoribo.
Sidang Sinode ke VII di Sorong tahun 1974 dalam pemilihan pimpinan Sinode,
peserta Sidang Sinode memilih kembali Pdt. Willem Maloali menjabat Ketua
Sinode GKI Irian Barat masa bakti 1974-1977, sementara perkembangan di
pemerintahan pada masa ini, berdasarkan hasil pemilihan DPRD Provinsi Irian
Barat, Golkar sekali lagi memilih Sutran untuk jabatan Gubernur devenitif Irian
Barat dan Pdt. Jan Mamoribo mendampingi dalam jabatan Wakil Gubernur
dilantik tanggal 12 Agustus 1975. Gubernur Sutran menjabat sampai dengan
tahun 1981.
Tahun 1976 Pdt. Jan Mamoribo melakukan perjalanan ke New York melalui
Jakarta, sekembalinya dari New York ke Jakarta, ia dikabarkan sakit dan
diantar ke Rumah Sakit Santo Carolus Jakarta, tidak lama kemudian keluarga
mendapatkan kabar dari rumah sakit tempat ia dirawat bahwa pasien atas
nama Pdt. Jan Mamoribo dinyatakan meninggal dunia, pada hari Selasa, 19
Oktober 1976.
Kisah yang menarik dari Pdt, Jan Mamoribo tentang seorang anak piara dari
Guru Injil Arnold Sawaki yang bertugas di kampung Biroma, Kurima, Polimo.
Saat Ketua Sinode melakukan visitasi ke Kurima, ia melihat seorang anak piara
yang tinggal bersama dengan Guru Arnold Sawaki. Ketua Sinode meminta
agar anak piara itu ikut dan tinggal bersamanya di Sukarnapura – Jayapura.
Setelah Ketua Sinode menyelesaikan tugasnya di Kurima, Polimo, saat pulang
Guru Sawaki merelakan anak piaranya dan membawanya kepada Ketua
Sinode, ia ikut pulang ke Sukarnapura. Ia menyelesaiakan pendidikannya
jenjang SD, SMP dan SMU bersama keluarga Pdt. Jan Mamoribo, dan ia
melewati pengalaman Bersama Pdt. Jan mamoribo dari saat menjabat Ketua
Sinode, Ketua DPRD Irian Barat dan Wakil Gubernur. Kisah lucu yang
menyimpan cita-cita, doa dan harapan dari si anak piara itu, bermula di sini …
saat melihat bapa angkatnya mengenakan pakaian jabatan “Wakil Gubernur
Irian Barat lengkap dengan topi dan lambang Garuda” untuk hadiri upacara
6
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
7
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
8
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Bagian Satu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penatalayanan di lingkungan Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua (GKITP)
dari tahun ke tahun memiliki tantangan dan harapan yang beragam.
Semenjak buku pegangan pelayanan tahun 2020 dikeluarkan oleh GKITP
kondisi pelayanan berlangsung normal dan biasa-biasa saja. Begitu
memasuki bulan Maret 2020 di luar dugaan seluruh dunia, seluruh
Indonesia, seluruh Papua menghadapi pandemic covid-19. Pandemic ini
menuntut agar setiap orang bila melakukan aktivitas diluar rumah, maka ia
wajib menggunakan masker, wajib mencuci tangan dan wajib menjaga
jarak-fisik atau tidak boleh bersentuhan langsung dengan orang lain yang
tidak kita kenal atau orang yang kita kenal. Kondisi ini menuntut siapapun
manusia, apapun agamanya, apapun suku-bangsa, bahasa dan ras, bila
hendak hidup lama, dan terhindar dari “terpapar virus-covid-19” maka
adat baru di era covid-19 yang bersifat wajib adalah “adat wajib cuci
tangan, adat wajib pakai masker dan adat wajib jaga jarak fisik dengan
orang lain”. Adat baru inilah yang membedakan seseorang dari adat lama,
bila dalam adat lama seseorang tidak menggunakan masker itu normal,
maka adat baru tahun 2020 adalah wajib memakai masker dan sikap
demikian sangat normal, bila seorang di era covid-19 tidak menggunakan
masker, ia dianggap sebagai orang yang berkelakuan “tidak normal”.
Dampak yang muncul sejak pandemic covid-19 di lingkungan pelayanan
gereja bersifat “dilema sekitar penataan kreasi pelayanan ibadah hari
minggu, ibadah Keluarga, KSP dan Unsur”. Muncul berbagai silang
pendapat, ada pihak yang menghendaki pelayanan ibadah di jemaat
berlangsung normal ; dan ada pihak yang menghendaki agar ibadah di
gereja selama masa pandemic di tarik ke rumah-rumah atau keluarga dan
majelis mengelolah pelayanan dengan cara virtual-daring, ofline atau live-
streaming. Menyikapi kondisi dilematis ini maka BPAS GKITP
mengeluarkan himbauan yang sangat jujur, terbuka dan tegas, bahwa
penatalayanan ibadah di aras jemaat dilaksanakan dengan memperhatikan
“protocol kesehatan sebagaimana anjuran Tim Gugus Tugas di setiap
Kab/Kota sebagai lembaga yang berwenang dari Pemerintah untuk
penanganan dan pengawasan covid-19 di daerah” ; selain itu Jemaat dan
9
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
pasal, jumlah perikop tahun 2020 adalah 46, tahun 2021 adalah 48,
jumlah ayat tahun 2020 483, sedangkan tahun 2021 adalah 545 ayat,
dapat dilihat pada rincian penggunaan teks PB tahun 2021 berikut
dibawah ini :
JUMLAH KITAB PB YANG DIGUNAKAN SELAMA 2020 : 17 KITAB
Jumlah pasal : 45
Jumlah Perikop : 48
Jumlah Ayat : 545
(1) Matius 3 pasal ; 3 perikop ; 19 ayat (bulan Februari, Agustus, September)
(2) Markus 2 pasal ; 2 perikop ; 46 ayat (bulan April dan Agustus)
(3) Lukas 5 pasal ; 5 perikop ; 40 ayat ; (bulan Maret Agustus, Desember)
(4) Yohanes 5 pasal ; 6 perikop 94 ayat ; (bulan Maret, April, Agustus)
(5) Kisah Para Rasul : 4 pasal ; 7 perikop ; 83 ayat ; (bulan Februari, Mei,
Juni, November)
(6) Roma 4 pasal, 4 perikop, 49 ayat (bulan Juni, Oktober, Desember))
(7) I Korintus 3 pasal ; 3 perikop ; 38 ayat (bulan Januari, Juni, Oktober)
(8) 2 Korintus 1 pasal ; 1 perikop ; 10 ayat (bulan Februari)
(9) Filipi 1 pasal ; 1 perikop ; 5 ayat (bulan Februari)
(10) Kolose 4 pasal, 3 perikop, 35 ayat (April, Mei, Oktober
(11) I Timotius : 2 pasal, 2 perikop, 16 ayat (September, November)
(12) 2 Timotius, 3 pasal, 3 perikop, 21 ayat (bulan Februari, Juni, September)
(13) Ibrani 3 pasal, 3 perikop, 40 ayat (bulan Januari, Juli, September)
(14) 1 Petrus : 1 pasal, 1 perikop, 10 ayat (bulan April)
(15) 2 Petrus : 1 pasal, 1 perikop, 6 ayat (bulan Oktober)
(16) 1 Yohanes : 2 pasal, 2 perikop, 21 ayat (bulan Oktober)
(17) Wahyu : 1 pasal, 1 perikop, 12 ayat (bulan April)
12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Untuk tahun 2021 penyusun atau penulis khotbah yang dilibatkan adalah
sebagian Pendeta GKITP, baik yang bekerja pada aras Sinode, Klasis dan
Dosen STFT GKI I.S.Kijne Abepura. Kiranya tahun-tahun yang akan
datang, semakin banyak Pendeta GKITP yang berminat untuk menulis
khotbah dan menjadi referensi bagi GKITP dalam pelayanan ibadah.
B. Tujuan
Dengan berlakunya secara terbuka dan tertib bahan bacaan yang akan
digunakan pada ibadah minggu yang berlaku di GKITP maka penertiban
bacaan kitab suci bertujuan :
(1) Pelayan fungsional Gereja : Pelayan Firman (Pendeta, Guru Jemaat,
Penginjil dan Pengajar-Dosen STT GKI I.S.Kijne) dan pejabat fungsional
Penatua, Syamas dan Pengajar Katekisasi dan Guru Sekolah Minggu,
pejabat struktur aras Jemaat, Klasis dan Sinode serta Badan Pelayan
Unsur PAR, PAM, PW, PKB, dengan hadirnya buku pegangan
pelayanan 2021 memiliki panduan yang jelas dalam memulai
pelayanan rutin yang berlangsung di lingkungan pelayanan GKITP ;
(2) Anggota Sidi Jemaat, Warga jemaat dan warga Kristiani umumnya :
melalui pelayanan ibadah yang terta dgn baik maka semua pihak pada
aras jemaat, Klasis dan Sinode GKITP dan umat Kristiani umumnya melalui
buku panduan pelayanan ini melalui persekutuan bersama GKI di tanah
Papua diarahkan, dibimbing, diajarkan, didampingi dan memiliki gaya
hidup yang rindu membaca Firman Tuhan secara tertib melalui Ibadah.
Diharapkan dalam satu minggu kita bersama mendapat pengajaran yang
berulang-ulang dari satu Kitab atau teks yang direfleksikan pada hari
Minggu akan terus-menerus merindukan-Nya, tanpa bosan-bosan melalui
ibadah Keluarga/Kelompok/Wiyk dan Ibadah Unsur ;
C. Pencapaian
(1) Penyusun atau Penulis : GKI di tanah Papua mendorong semua pelayan
Firman dengan pengalaman masing-masing pada momen penyusunan
buku pegangan pelayanan yang berisi khotbah tematik untuk satu
tahun selalu berkontribusi dengan cara menulis refleksi teks dalam
bentuk khotbah yang lama kelamahan menjadi seorang pelayan Firman
yang gemar menulis khotbah atau renungan.
(2) Penerima manfaat atau peserta ibadah dan khalayak umum Kristiani :
seluruh warga GKITP dimudahkan untuk akses memperoleh informasi
13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
D. Kerangka Khotbah
Kerangka khotbah yang dikembangkan disini telah turut
mempertimbangkan kaidah normatif berkhotbah sebagaimana ilmu
berkhotbah atau homiletika, yaitu suatu susunan isi khotbah akan
memperhatikan bentuk khotbah, yaitu bentuk khotbah yang mana yang
diikuti, atau dikembangkan, misalnya apakah “khotbah yang
dikembangkan itu bersifat tekstual, ekspositori atau tematik”.
Dengan memperhatikan kaidah normatif ilmu berkhotbah dimaksud maka
kerangka khotbah GKITP untuk tahun pelayanan 2021 masih tetap
dipertahankan dengan struktur yang sama dalam buku terdahulu tahun
2020, struktur khotbahnya, terdiri dari :
(1) Pendahuluan
(2) Penjelasan teks
(3) Penerapan
Dari struktur khotbah yang amat ringkas ini, diberikan ruang dan
kesempatan untuk semua pelayan Firman dan semua pihak yang
menggunakan buku khotbah ini dan menginspirasi untuk menggali lebih
dalam dan serius dengan memiliki hubungan “intim” bersama Tuhan.
Sebagaimana Mazmur 119:105 “Firman-Mu Pelita Bagi Kakiku dan Terang
bagi jalanku. Mari kita selalu mempunya kerinduan untuk bersama
mencintai Tuhan dengan satu cara, yaitu “gemar membaca dan
merenungkan Firman Tuhan”.
14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Bagian Kedua
ISI KHOTBAH PER BULAN TAHUN 2021
Seluruh isi khotbah dalam buku pegangan pelayanan tahun 2021 sepenuhnya
digunakan untuk pelayanan ibadah-ibadah yang berlangsung pada aras
jemaat, yang terutama adalah ibadah Minggu, selanjutnya dikembangkan
dengan teks yang sama pada Ibadah Keluarga/Kelompok/Wyk dan atau
Ibadah Unsur PAM, PW dan PKB.
1. PENDAHULUAN
Tahun 2020 telah kita lewati dengan begitu banyak duka dan air mata
melanda seantero dunia ini, di mana pademik Covid 19 telah merenggut
jutaan orang mati secara mendadak, tragis dan memiluhkan, dikuburkan
secara masal dan tidak tidak seperti lasimnya, banyak orang kehilangan
ayah, ibu, kakak, adik, Istri, suami dan sahabat masih membekas dalam
lubuk hati kita. Tetapi Syukur bagimu Tuhan karena Engkau telah
menghalau dan melindungi saya dan keluargaku memasuki hari pertama di
bulan Januari di tahun 2021, kita semua dalam kepelbagian status akan
menjalani 12 bulan, 52 minggu dan 365 hari secara merata tanpa
terlewatkan sedetikpun. Kita di berikan ruang dan waktu yang sama untuk
hidup dan berkarya, kita di panggil dan di pilih oleh TUHAN untuk sebuah
rencana besar bagi dunia. Oleh sebab itu, setiap kita semestinya menyadari
dan menghayati akan panggilan dan pilihan tersebut .
Upaya untuk memahami kehadiran pribadi setiap orang dalam dunia
menjadi penting agar ia dapat memposisikan dirinya sebagai bagian dalam
rencana Allah agar ia menjadi berkat bagi bayak orang. “Bukan kamu yang
memilih Aku,tetapi Akulah yang memilih kamu, dan Aku telah menetapkan
kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap (
Yoh 15:16).
16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-3 “Panggilan Allah kepada Abram untuk pergi ke Tanah
Kanaan”Pemilihan Allah kepada Abram merupakan sebuah misteri, dan
bergantung pada inisiatif (kemauan) dan kehendak bebas Allah untuk
memilih, memanggil dan menyuruh pergi ke suatu negeri yang tidak
disebutkan alamatnya. Abram adalah seorang yang taat dan disebut
sebagai sahabat Allah dan ia harus mengikuti syarat dari Allah yakni
meninggalkan semua kepastian masa lalu yaitu semua saudara, kampung
halamanya, semua kenangan dan memasuki suatu masa depan yang
belum pasti, dengan mencari dan mengikuti petunjuk Allah.
Abram meninggalkan kampung kelahiranya Ur Kasdim mereka tinggal di
kota “Haran” di Aram-Mesopotamia (padan -Aram ), menuju ke suatu
negeri yang baru yang asing baginya. Dan Allah yang menyurunya “Pergi”
dan Engkau akan menjadi berkat dimana Abram(seorang pribadi), yang
kemudian menjadi suatu keluarga, dan menjadi suatu Bangsa, olehmu
semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat, melalui Abram semua
bangsa mendapat berkat dan Aku akan memberkati orang-orang yang
memberkati engkau,dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau
berkat yang diperoleh Abram itu bersumber dari Allah, Aku akan
membuat Engkau menjadi bangsa yang besar,dan memberkati engkau
serta membuat namamu masyur.
2.2. Ayat 4- 5 : Ketaatan Abram terhadap panggilan, ketaatan kepada Allah
perlu untuk suatu hubungan yang menyelamatkan, bukti dari ketaatan
Abram adalah pergilah meninggalkan rumah dan negrinya dan percaya
pada pemeliharaan, bimbingan dan janji-janji Allah dengan Iman tanpa
ragu-ragu ia mengumpulkan keluarganya dan mulai pengembaraannya. Ia
disebut sebagai sahabat Allah yang taat tanpa memiliki rasa takut dan
prasangka yang jelek ia bergerak menuju karkemis, ditepi sungai Efrat,
Damsyik di Siria digambarkan disekitar sungai Yordan hingga laut
Mediterania dari Siria sampai Mesir dan semua daerah itu disebut sebagai
tanah Kanaan, Kanaan bukanlah negeri yang di janjikan atau disebutkan
kepanya tetapi disitulah Abram menetap (sebuah misteri ) sebab dalam
Alkitab disebut waktu itu orang kanaan diam dinegeri itu jadi sudah ada
orang yang menetap disana sebelum kedatangan orang ibrani.
2.3. Ayat 6 – 9 : Kedatangannya di Tanah Kanaan, Kanaan bukanlah
sebuah negeri yang suci, karena ada banyak kota-kota kafir yang
mengalami perubahan dan menjadi pusat-pusat pemujaan orang israel,
Pohon tarbantin di More (ayat 6) adalah pohon suci,hal ini
menunjukan bahwa sudah ada ibadah kuno disana sebelum kedatangan
Abram di Sikhem, peristiwa-peristiwa penting yang mempunyai arti
penting dalam PL sering terjadi di sekitar pohon suci yang dipercaya
sebagai tempat penerimaan pewahyuan illah.
17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Melalui tema, “Berkat Abram untuk semua bangsa” dapat kita pelajari
empat hal penting :
3.1. Setiap kita di panggil, dan di pilih secara bebas oleh Allah untuk sebuah
maksud besar dan menyuruh kita untuk pergi (tempat tinggal) ke suatu
pekerjaan (profesi) yang sama sekali kita tidak pahami dan mengerti.
3.2. Dalam panggilan yang tidak dipahami oleh kita itu menuntut dari kita
untuk mendengar perintah Allah dan tanpa takut dan ragu untuk
mengambil keputusan meninggalkan masa lalu dan percaya bahwa Allah
yang memanggil kita adalah Allah yang tidak ingkar janji dan akan
memberkati kita dan membuat kita menjadi berkat buat orang lain.
3.3. Kehadiran dan kehidupan kita di suatu tempat dan pekerjaan harus
mampu mengubah situasi dan keadaan yang sulit dan gersang menjadi
tempat aman dan damai meskipun sulit keadaannya.
3.4. Kita harus ingat bahwa akhir dari sebuah perjalanan baik sukses
maupun gagal yang kita alami ditahun 2020 secara khusus tantangan
dalam menghadapi pademik covid 19 yang telah memakan korban dan
semua hal yang kita hadapi di waktu lalu, jangan sampai kita lupa
untuk bersyukur dan membangun mezbah doa sebab melalui mezbah
doa kita memelihara hubungan persekutuan kita dengan Allah dalam
hubungan perjanjian berkat. Amin
18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Bila kita mengikuti kisah perjalanan hidup Abraham, Ishak dan Yakub,
maka dipastilkan sejarah itu menjadi sebuah kekaguman. Mengapa tidak?
Dalam pikiran kita, bagaimana mungkin mereka di pilih dalam
keterbatasan bahkan Yakub sendiri, dia dipilih pada saat masih ada dalam
dosa yang dilakukannya kepada Esau dan Ishak. Lalu kita bertanya, apakah
ia mendapat perhatian Tuhan dari Yakub sehingga dipilih Allah? Mengapa
sampai dia lebih layak dari Esau? Jawaban singkat kita : “Sebab Allah adalah
pribadi yang berkuasa dan bebas dalam menentukan pilihanNya.” “Ia tidak
mengikat dirinya dan bertanggung jawab kepada siapapun” sehingga bila
Dia menentukan, maka manusia manapun tidak akan mampu untuk
menolakNya.Apakah itu rasional? Ataukah kita dapat mengukur diri Allah
dengan kemampuan kita?
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 10-11 : Perjalanan Yakub dari Barsyeba ke Haran Suatu
perjalanan yang cukup jauh, untuk waktu sekarang bila ditempuh
dengan kendaraan bermotor + 1 jam 3 menit dari lembah Yitzhak
Rabin. Tetapi dapat pula melalui rute lain yang dibuat oleh
pemerintah. Akibat dari jauhnya perjalanan tersebut dan dalam
situasi psikis ketakutan karena kesalahannya kepada Esau, membuat
dia kelelahan dan tertidur.
2.2. Ayat 12-15 : Allah yang memperkenalkan diriNya untuk menjadi
Allah Pribadi keturunan Yakub Kata We-hi-neh yang digunakan
memberikan pengertian bahwa di dalam tidur itu, Yakub melihat
(Hi-neh) atau disamakan dengan “tampaklah” turun naik suatu
tangga dari Sorga ke bumi. Penampakan atau penglihatan yang
dialami oleh Yakub sebagai suatu mimpi yang tidak biasa, Dan dalam
penglihatan itu, Tuhan Allah memperkenalkan nama-Nya : sebagai
Allah dari setiap keturunan yang ada dalam keluarga Yakub. Allah
yang memperkenalkan diri sebagai Allah yang berkuasa atas
keturunan ini, mengarahkan pikiran Yakub tentang penunjukan
terhadap orang-orang khusus yang diperkenankan oleh Allah dalam
proses “Pemanggilan dan Pemilihan” Yakub menjadi salah seorang
yang ditetapkan dalam panggilan dan pemilihan Allah terhadap
19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1. Apakah pengenalan diri Allah di dalam kekristenan kita sudah kita
alami secara pribadi? Didalam memulai perjalan di tahun 2021 ini,
apakah Allah yang mengambil inisyatif untuk memperkenalkan
kekudusannya didalam keturunan setiap keluarga telah menjadi
sebuah ikatan perjanjian yang kuat?
Memberikan seluruh diri, keluarga dan persekutuan untuk menjadi
Ahli Waris seperti Yakub tidaklah mudah. Karena kita juga
mendapatkan pengutusan untuk memperbaiki dunia ini, menjadi
berkat bagi dunia ini. Meperbaiki dari berbagai situasi tahun 2020,
khususnya korban Covid 19 dan berbagai penyakit sosial
masyarakat lainnya.
3.2. Menjadikan Allah sebagai Tuhan di dalam diri, membutuhkan
komitmen yang kuat terhadap Allah dari setiap pribadi. Karena
gejolak dunia ini bisa membuat kemitmen kita menjadi runtuh.
Kita baru melangkah dengan Tuhan memasuki tahun 2021.
Barangsiapa menjadi Allah sebagai Tuhannya, maka dia akan
mengalami penyertaan dan perlindungan Tuhan. Hanya kita
diingatkan kembali untuk berkomitman dengan Allah.
3.3. Pemberian khusus berupa persepuluhan adalah komitman iman
setiap orang percaya. Dan menjadikan rumah setiap keluarga
sebagai tempat kediaman Allah. Perjalan panjang sampai selesai
tahun 2021 ada didalam tangan TUHAN ALLAH sehingga kita
sangat memerlukan-Nya. Amin
21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Daud berada di Yerusalem dan diberikan tanggung jawab sebagai seorang
raja, yang hidup dalam kemewahan serta mendapat perlindungan dan
keamanan dari Tuhan atas musuh-musuhnya. Dengan apa yang ia miliki,
membuatnya berpikir bahwa Allah mesti menetap secara permanen di
Yerusalem, karena itu niat hati Daud untuk mendirikan Bait Allah, supaya
Allah dapat menetap dan berdiam di Yerusalem dan kerajaan-Nya tetap kuat.
Dengan berpikir bahwa Allah mesti menetap secara permanen di
Yerusalem, maka ada kerinduan hatinya untuk membuat rumah bagi Allah,
sebab Daud melihat bahwa ia diam di dalam rumah dari kayu aras, padahal
tabut Allah diam di bawah tenda. Kerinduannya di sampaikan kepada
Nabi Natan, maka pada ayat 3 : lalu berkatalah Nabi Natan kepada raja,
Baiklah, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab Tuhan
menyertai engkau”. Respon dari Nabi Natan, karena melihat kerinduan hati
raja Daud, namun selanjutnya Firman Tuhan datang kepada Nabi Natan
untuk menyampaikan kepada raja Daud : masakan engkau yang
mendirikan rumah bagi-Ku untuk Ku-diami? Selanjutnya Tuhan
menyampaikan bagaimana Ia menyertai umat Israel dan juga menyertai
Daud. Namun bukan Daud yang akan mendirikan rumah bagi Tuhan, tetapi
keturunan Daud sendirilah yang akan mendirikan rumah bagi Tuhan, dan
diayat 15, ada janji penyertaan bagi keturunan Daud yaitu : Tetapi kasih
setiaku tidak akan hilang dari padanya.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1 – 2 Memberikan gambaran tentang Raja Daud, yang telah
menetap di Yerusalem dan bagaimana Tuhan mengarunikan
keamanan dari musuh-musuhnya, sehingga ia ia menyampaikan
kepada Nabi Natan, untuk melihat bagaimana ia tinggal di rumah
yang terbuat dari kayu aras, yang merupakan kayu yang sangat kuat
dan berkualitas, bagaimana mungkin Allah berdiam di tenda, yang
merupakan tempat tinggal para pengembara, bagi Daud, Rumah
22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1. Kasih setia-Ku tidak akan hilang darinya, Itulah ungkapan janji
penyertaan Tuhan bagi keturunan Daut, ia adalah Raja yang diberikan
segala kelimpahan, oleh Tuhan, sehingga dalam kelimpahan itu ia
memiliki kerinduan hati untuk membangun rumah bagi Tuhan,
kerinduan Daud untuk membatasi Tuhan hanya di Yerusalem, namun
Tuhan tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu, sehingga apa yang
direncanakan, bukan daud yang akan membangunnya, namun apa
yang di rencanakann daud, justru Tuhan tidak berkenan, sebab
tangan Daud kotor karena membunuh.
3.2. Bukan Saul. Bukan Daud yang akan membangun tetapi keturunannya,
sekalipun keturunannya melakukan kesalahan, ganjaran akan di
berikan dengan rotan dan pukulan, tetapi itu merupakan proses
pendidikan yang diberikan oleh Tuhan, dan tidak membatasi kasih
setia Tuhan bagi generasi Daud.
3.3. Kita merupakan generasi Daud pada masa kini, kita tidak dapat
membatasi kuasa Tuhan hanya oleh ruang dan waktu, rotan dan
pukulan akan selalu mewarnai hidup kita, itulah bagian dari Kasih
setia Tuhan, supaya kita lebih mengenal kasih setianya di dalam
kehidupan kita. Amin
24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Melakukan sesuatu hal secara berulang-ulang dengan maksud agar kita dapat
mengingatnya dan dapat tertanam dalam hati batin kita agar menjadi sebuah
pengingat terhadap sebuah peristiwa,tetapi juga ada bahaya jika sesuatu
yang berulang-ulang dilakukan tanpa makna akan menjadi sebuah kebiasaan.
Supaya kita tidak jatuh dalam kebiasaan yang tak bermakna maka kita
harus memposisikan diri kita seperti para murid yang pada malam terakhir
sebelum Yesus mengalami penderitaan dan di tangkap duduk dan makan
bersama-sama dengan dia jadi peristiwa perjamuan adalah sebuah peristiwa
reuni dengan Yesus dan membangun kembali memori kita dengan Yesus
dalam sebuah perjamuan terakhir.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 17-34 Perjamuan Tuhan ( ayat 20 ) atau Perjamuan Kudus
melambangkan dan mengambarkan akan kematian Yesus Kristus atas
dosa-dosa manusia dan melalui iman, kita dipersekutukan dengan
Tuhan Yesus Kristus dan semua orang percaya.
2.2. Ayat 18-19 Rasul Paulus mengakui bahwa dalam jemaat ada
perbedaan diantara anggota gereja, dan perbedaan itu apabila di
biarkan akan berkembangan dan menimbulkan perpecahan dan
merusak jemaat, tetapi ia juga mengatakan bahwa perpecahan itu
perlu ada agar kita dapat mengetahui siapakah diantara mereka yang
akan bertahan dalam perpecahan itu.
2.3. Ayat 21-22 Peristiwa perjamuan kudus yang dilakukan pada gereja
mula-mula adalah sebuah pesta atau makan bersama yang diikuti
dengan perayaan perjamuan kudus. Dan praktek ini kemudian
dilakukan di Korintus ada yang makan lebih dahulu dan ada yang dari
belakang dan tidak kebagian (lapar), dan tidak memperlihatkan ciri
kasih dan kebersamaan dalam pesta itu untuk memasuki perjamuan,
sikap ini kemudian Paulus mencela mereka.
2.4. Ayat 24-25 Jemaat mula-mula mengingatkan perjamuan Tuhan
diadakan pada malam perjamuan Paskah (Lukas 22:13-20 ), sama seperti
perayaan pembebasan orang Israel dari Mesir dan pembebasan orang
percaya dari dosa-dosa melalui kematian Yesus. Ada banyak pendapat
25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN :
3.1. Melalui perjamuan kudus kita dingatkan untuk tidak mempersoalkan
perbedaan, identitas dan status sosial dari kepelbagaian kita sambil
kita ingat bahwa Yesus Kristus mati untuk mempersatukan kita.
3.2. Dalam perjamuan ini kita diingatkan untuk saling berbagi dengan tidak
memperhatikan kepentingan sendiri dari pada kepentingan orang lain.
3.3. Perjamuan Kudus mengingatkan kita akan kematian Yesus dalam
menebus dan membaskan kita dari dosa dan berharap akan
kedatangannya melalui ketaatan dalam melayani Tuhan.
3.4. Orang-orang yang datang dalam perjamuan itu harus memiliki
perasaan rindu dalam persekutuan bersama dengan orang-orang
percaya lainnya dan mempersiapkan diri secara baik untuk masuk
dalam Perjamuan Kudus. Amin.
26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Waktu hidup manusia di dunia ini, terdiri dari tiga masa, yaitu masa lalu,
masa kini dan masa yang akan datang. Masa lalu adalah masa yang sudah
berlalu, masa kini adalah masa yang sedang berlangsung sedangkan masa
depan adalah masa yang masih dinantikan kedatangan-Nya. Masa kini ada
karena ada masa lalu dan masa depan ditentukan oleh masa kini. Dan hidup
manusia di masa kini dapat terjadi karena segala perbuatan Allah, segala
kebaikan dan pemeliharaan Allah di masa lalu (lampau). Hidup yang sedang
dijalani dalam berbagai peristiwa di masa kini tidak terlepas dari pengendalian
Allah yang maha kuasa, dan masa depan pun ditentukan oleh Allah. Bangsa
Israel dalam perjalanan hidup pribadi maupun sebagai suatu bangsa pun tidak
terlepas dari pertolongan, perlindungan dan penjagaan Allah yang maha kuasa
baik di masa lampau, masa hidup yang ketika itu dijalani maupun masa depan
bangsa itu, seperti yang di tulis dalam kitab Mazmur.
2. PENJELASAN TEKS
Mazmur ini terdiri dari 45 ayat, yang di dalamnya pemazmur
mengungkapkan berbagai peristiwa dan pengalaman bangsa Israel bersama
dengan Tuhan Allah, di masa lampau ;
2.1. Ayat 1-6, Merupakan sebuah ajakan kepada kaum keturunan Abraham
dan Yakub, serta orang-orang pilihan-Nya, (6) agar ; mereka memuji dan
memuliakan Tuhan dalam nyanyian mazmur (2) memperkenalkan
segala perbuatan Tuhan kepada segala bangsa (1) mereka juga diajak
untuk membicarakan namaNya (2) dan bermegah didalam Tuhan (3),
serta selalu mencari Tuhan dan kekuatan-Nya (4) Mereka diminta untuk
selalu ingat perbuatan- perbuatan ajaib yang dilakukan oleh Tuhan dan
penghukuman-penghukuman yang diucapkanNya (5)
2.2. Ayat 7-11, dimulai dengan sebuah penegasan keyakinan, pengakuan
iman bahwa ; “Dialah Tuhan, Allah kita, dan di seluruh bumi berlaku
penghukuman-Nya, (7). Allah telah mengikat perjanjian dengan
umat-Nya melalui Abraham, Ishak, dan Yakub, (8-10) Perjanjian yang
diikat itu menjadi ketetapan yang bersifat abadi. Tidak ada seorang
27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2.7. Ayat 39-45, pada bagian ini mengisahkan perjalanan pembebasan yang
dialami oleh bangsa Israel. Tuhan tetap memelihara umatNya. Tanda-
tanda penyertaan Tuhan, dapat terlihat pada ayat-ayat sebelumnya
namun diantaranya juga dalam bentuk tiang awan, (39), melalui
makanan ; burung puyuh dan manna, (40) serta minuman, (41). Semua
itu Allah lakukan, karena Allah tidak pernah lupa akan perjanjianNya
dengan umatNya, yaitu melalui Abraham, bapa leluhur. Tuhan setia
pada janji-Nya dengan tetap memelihara umat-Nya, (43-44), agar umat
Tuhan pun tetap setia mengikuti ketetapan Tuhan,(45)
3. PENERAPAN
Firman Tuhan dalam kitab Mazmur 105 : 1-45, memperlihatkan kepada kita
bahwa:
3.1. Allah setia dan selalu ingat pada janjiNya kepada umat pilihan-Nya
3.2. Umat Israel diingatkan supaya tetap percaya bahwa Allah itu Tuhan.
Allah mengasihi mereka dengan kasih yang kekal, melalui ikatan
perjanjian kepada nenek moyang mereka. Begitu juga kepada kita….
3.3. Karena kasih-Nya kekal, maka bangsa Israel diminta untuk bersyukur
selalu kepada Tuhan, mencari Tuhan dan kekuatan-Nya serta di tuntut
untuk tetap mengikuti ketetapan Tuhan selamanya.
3.4. Demikian pula, sebagai orang percaya kita perlu menoleh ke belakang
melihat perjalanan hidup kita bersama dengan Tuhan maka kita
diingatkan bahwa Allah setia memelihara hidup kita dengan demikian
seharusnya kita berterima kasih selalu pada Tuhan, dengan mencari
Tuhan dan kekuatan-Nya, memuji dan memuliakan Tuhan selalu,
serta memperkenalkan segala perbuatan Tuhan kepada segala bangsa,
membicarakan nama-Nya dan bermegah di dalam Tuhan karena kita
tentu telah mengalami banyak kebaikan yang Tuhan kerjakan dalam
hidup kita di masa yang telah berlalu dari hidup kita…..”Tuhan
berkati kita dengan FirmanNya. Amin.
29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Israel adalah bangsa pilihan Allah, sebagai bangsa pilihan, bukan berarti
Israel akan hidup bebas, tanpa rambu-rambu yang akan mengingatkan
perjalan hidup mereka, tentu ada aturan supaya Israel dapat melihat
bagaimana hidup yang berkwalitas, sebagai bangsa pilihan Allah, hidup
kwalitas seperti apa? Dengan menyadari bahwa Israel hanyalah bangsa
yang kecil dari segala bangsa, yang hidup hanya pada kemurahan Tuhan.
Sebagai bangsa yang kecil Allah menunjukan kasih setianya dengan
menumpas bangsa-bangsa yang memiliki ketahan dan kukuatan lebih
kuat dari Israel, dengan memberikan kemenangan kepada mereka
dengan memukul kalah musuh-musuhnya. Israel juga diminta untuk
hidup kudus dengan tidak bergaul dengan bangsa-bangsa lain, sebab bisa
saja Israel gagal dalam melaksanakan apa yang harus dilaksanakan dan
jatuh pada penyembahan berhala, untuk itu ia diminta untuk tetap setia
kepada Tuhan, dengan hidup kudus dan setia kepada Allah dan tetap
menujukan kasih setiaNya.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2. Memperlihatkan ketegasan yang disampaikan kepada Israel,
bagaimana penyertaan dan kasih setia Allah yang membawa Israel
masuk ke negeri yang telah di janjikan kepada nenek moyangnya,
serta mendudukinya, tidak hanya menyertai, tetapi Ia juga menghalau
banyak bangsa dari depannya, walaupun Israel merupakan suku yang
sangat kecil dari segi jumlah tidak sebanding dengan bangsa lain yang
banyak jumlahnya, serta kuat dalam pertahanan, Namun israel di
perlihatkan untuk melihat bagaimana Allah mengasihi mereka supaya
hidup sebagai bangsa pilihan, bukan berrti Israel diajarkan untuk
membenci bangsa lain, tetapi sebagai bangsa pilihan hidup dalam
kesetiaan dan ketaatan serta kekudusan, oleh sebab itu Israel diminta
untuk menunjukan siapa dirinya sebagai umat yang kecil dalam sikap
hidupnya, Israel juga dilarang untuk mengadakan perjanjian, sebab
Israel merupakan bangsa yang gagal dalam melaksanakan perintah.
30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Allah setia kepada janjiNya, dengan mengantar umat Israel masuk ke
Negeri yang telah dijanjikan kepada nenek moyangnya, kemudian Israel
31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
32
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Dalam tubuh manusia, darah sangat penting. Darah menyangkut soal
hidup. Ada orang yang dapat hidup karena bantuan (donor) darah orang
lain. Tidak sedikit orang yang harus cuci darah untuk tetap hidup. Dalam
kehidupan berbangsa, ada para pahlawan yang rela berkorban darah dan
nyawa demi masa depan bangsa. Itu membuktikan bahwa pengorbanan
darah sangat berharga dan bermakna.
Hari ini kita akan belajar dan melihat bahwa pengorbanan darah Yesus
lebih lagi berharga dan bermakna dalam kehidupan manusia.
2. PENJELASAN TEKS
Dari perikop pembacaan ini, kita akan melihat beberapa hal yang tercatat
disini :
2.1. Kemah Suci merupakan tempat yang dikhususkan. Artinya ada
kesakralan terlihat disini. Umat Israel tidak bisa melihatnya biasa saja,
tapi umat Israel harus memandangnya sebagai bentuk kehadiran Allah
di tengah-tengah mereka (ay.11-12).
2.2. Pada masa Perjanjian lama jalan menuju tempat kudus itu belum
terbuka. Para Imam yang masuk kedalam Kemah Suci membutuhkan
darah domba jantan dan darah lembu muda untuk menyucikan yang
najis. Tapi dalam masa Perjanjian Baru jalan menuju tempat kudus
telah terbuka dan darah Yesus sendirilah yang menyucikan manusia
dari dosanya. Artinya darah Yesus menjadi jalan atau pengantara
umat kembali berkenan kepada Allah. Dengan demikian siapa saja
dapat datang kepada Allah, tanpa lagi ada jurang pemisah karena
dosa manusia. (ay.13-15).
2.3. Hanya melalui kematian si pembuat wasiat maka harta warisan bisa
diturunkan kepada ahli warisnya (ay. 16-17). Darah melambangkan
kematian. Darah domba dan lembu yang dikorbankan melambangkan
pengampunan dosa bagi semua orang yang menerimanya dengan
33
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Dari penjelasan teks diatas, maka yang yang mau disampaikan buat kita,
adalah :
3.1. Membangun kemah suci ditengah kehidupan berjemaat, pribadi dan
keluarga. Dalam hal ini kita perlu melihat kemah suci dalam konteks
kita sekarang, adalah gedung gereja. Pada jaman sekarang kesakralan
Rumah Tuhan tidak lagi terlihat. Orang tidak lagi melihat gereja
sebagai bentuk kehadiran Allah ditengah-tengah Jemaat. Tapi orang
melihat gereja hanya sebagai gedung yang didalam ada otoriter, ajang
penonjolan diri, ajang argumentasi, tapi orang juga mempergunakan
gereja sebagai sarana untuk mendapatkan sesuatu dari apa yang sudah
dia lakukan didalamnya, sehingga seenaknya menyalahgunakan
keuangan gereja, tapi gereja juga tidak jarang dijadikan sebagai
tempat untuk menyatakan isi hati kepada lawan jenis. Kemah Suci
sudah menjadi rusak karena kepentingan-kepentingan manusia.
3.2. Kemah Suci dapat juga kita lihat dengan keluarga yang membangun
Mesbah Doa di tengah-tengah keluarga. Mesbah Doa yang di bangun
disetiap keluarga, perlu sadari adalah karena seluruh anggota keluarga
menginginkan kehadiran Allah di tengah-tengah keluarga. Karena itu
ini harus di lihat bukan sebagai sebuah rutinitas tapi harus di lihat
sebagai suatu sikap yang rindu untuk mendekatkan diri dan mengenal
Yesus lebih baik lagi.
3.3. Tidak ada lagi sekat atau jurang pemisah antara Allah dan manusia,
karena sesungguhnya Yesus telah menjadi jalan menuju kepada
keselamatan. Pengorbanan yang di bayar Yesus melalui darah-Nya
begitu besar dan mahal. Dia memberi hidup-Nya kepada setiap orang
yang percaya kepada-Nya, oleh sebab itu kita tidak boleh sia-siakan
pengorbanan-Nya. Apa yang harus kita lakukan ? Hiduplah berkenan
kepada-Nya atau dengan kata lain ada perubahan hidup didalam
Yesus dan layanilah Yesus dengan kekudusan tubuh kita dan
34
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
35
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Pembacaan 2 Timotius 4:1-5 merupakan “Pesan Pastoral” Paulus kepada
Timotius (pasal 1:2) yang berisi nasehat, himbauan, serta peringatan berkenaan
dengan tugas pemberitaan Injil yang dilakukannya. Paulus memohon kepada
Timotius, “Penuhilah Panggilan Pelayananmu.” Kata “penuhilah” berarti
jangan tinggalkan, jangan abaikan, jangan lupakan panggilan pelayananmu
yang bersumber dari Allah, yaitu panggilan pelayanan untuk memberitakan
Injil Kristus. Paulus menegaskan hal ini dalam ayat 1, “Di hadapan Allah dan
Kristus Yesus…aku berpesan kepadamu dengan sungguh-sungguh….”
Mengapa Paulus berpesan kepada Timotius agar memenuhi panggilan
pelayanannya dengan sungguh-sungguh?
Karena yang memanggil untuk pelayanan pemberitaan Injil adalah Allah,
bukan manusia. Jadi panggilan untuk melayani mencerminkan hubungan
Allah dan orang percaya yang di panggil atau di pilih, di lindungi dan
dipercayakan menyaksikan nama dan kuasa-Nya melalui pelayanan
pemberitaan Injil. Paulus dalam Perjanjian Baru sering menggunakan kata
panggilan sebagai undangan dari Allah kepada seseorang atau kelompok
orang untuk dilibatkan dalam pelayanan pemberitaan Injil. Karena itu,
panggilan pelayanan mempersatukan manusia dengan Allah. Panggilan
seseorang menunjukkan bahwa Allah yang telah memanggilnya. Dengan
demikian orang yang di panggil Allah adalah orang yang diposisikan
sebagai pelaku pelayanan untuk memberitakan Injil. Jadi panggilan
pelayanan menuntut ketaatan, penyerahan diri dan kepercayaan untuk
melakukan pelayanan yang dipercayakan Allah, Yesus Kristus dan Roh
Kudus. Inilah alasan Paulus berpesan kepada Timotius: “Penuhilah
Panggilan Pelayananmu.”
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1. Ayat ini berisi pernyataan dan penegasan rasul Paulus mengenai
kebenaran yang mendasari pesannya kepada Timotius. Paulus
36
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2.2. Ayat 2. Ayat ini berisi pernyataan Paulus, atas nama Allah dan Kristus
Yesus, atas kuasa Allah dan Kristus Yesus yang menghakimi orang
hidup dan yang mati, demi penyataan Allah dan demi kerajaan Allah,
maka Paulus menasihati dan mengarahkan Timotius;
1) Beritakanlah firman. Bagi Paulus, memberitakan firman bukan
sekedar tugas, tetapi merupakan hak setiap orang percaya yang
telah menerima anugerah keselamatan Allah. Jadi siapa yang hidup
dalam Kristus Yesus adalah pemberita Injil (Firman). Karena itu,
memberitakan firman adalah hak Timotius sebagai orang yang telah
diselamatkan.
2) Siap sedialah: baik atau buruk waktunya. Bagi Paulus Firman atau
Injil harus diberitakan dalam segala waktu, baik atau buruk. Karena
itu, Timotius harus mempersiapkan diri dalam segala waktu,
37
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
38
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Bertepatan dengan perayaan syukur dalam rangka memperingati pekerjaan
pekabaran Injil Yesus Kristus yang ke-165 tahun (5 Februari 1855 – 5
Februari 2020), maka PESAN FIRMAN ALLAH bagi: Gereja Kristen Injili di
Tanah Papua, bagi para Pelayaan, dan seluruh warga jemaat, bahwa :
3.1 Injil adalah kekuatan Allah (Rm 1:16) yang telah menghadirkan
peradaban baru bagi penduduk tanah Papua. Dahulu kita adalah anak-
anak gelap, tetapi karena Injil kita telah memperoleh gelar kehormatan
yang baru: sekarang kita adalah anak-anak terang di dalam Tuhan (Ef
5:8). Perayaan 165 tahun pekabaran Injil di tanah Papua memanggil
kita untuk hidup sebagai anak-anak terang berdasarkan Injil Kristus.
3.2 Perayaan syukur 165 tahun pekabaran Injil di tanah Papua hari ini
memberi hak bagi GKI, para pelayan dan warga jemaat untuk
BERITAKAN FIRMAN, BERITAKAN INJIL: baik atau tidak baik
waktunya, nyatakan apa yang salah, tegor dan nasihati sesama dengan
segala kesabaran dan pengajaran menurut Injil.
3.3 Hari ini kita mendengar Injil, kita dipersatukan oleh Injil. Tetapi kelak
akan datang waktunya, orang tidak lagi mau mendengar Injil, tidak
mau bersekutu, tidak mau menerima ajaran sehat, mereka akan
mengikuti guru-guru, para pengajar duniawi untuk memuaskan
keinginan telinga mereka. Inilah peringatan bagi kita, agar menguasai
diri menurut Injil, dan beritakan Injil terhadap sesama.
3.4 Di zaman yang terus berubah dan penuh tantangan, terbuka lebar
peluang banyak orang berbalik dari kebenaran Firman dan hidup
dalam kebenaran dongeng, kebenaran dan kesenangan yang
ditawarkan oleh manusia. Injil yang telah kita terima dan percayai
adalah kekuatan Allah.
3.5 Menjadi GKI, menjadi pelayan GKI dan warga jemaat GKI yang di
bangun atas Injil, tidak berarti aman dan tanpa masalah. Gereja, warga
jemaat akan menghadapi tantangan baru yang besar dan kompleks.
Karena itu, 165 tahun memberi pesan dan memanggil kita untuk:
menguasai diri kita dalam segala hal, sabar menderita, giat dalam
pekerjaan pemberita Injil, dan tunaikan tugas pelayanan dengan penuh
takut kepada Tuhan. Amin.
NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI
DISESUAIKAN DENGAN LITURGI HARI RAYA GEREJAWI
39
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Perikop pembacaan kita Filipi 1:27-30 merupakan bagian dari surat kiriman
Paulus kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus atau jemaat, para
penilik jemaat dan diaken (pasal 1:1). Kemudian hal yang menonjol dalam
surat ini adalah nasihat-nasihat kepada jemaat, para penilik jemaat dan
diaken yang berada di Filipi. Pertanyaan bagi kita, mengapa nasehat-
nasehat amat penting bagi orang-orang kudus atau jemaat, para penilik dan
diaken di Filipi?
Nasehat pada umumnya selalu berhubungan dengan hal yang baik. Nasehat
selalu berisi: teguran, petunjuk, ajakan, pelajaran, anjuran yang besifat baik
kepada seseorang atau kelompok orang agar hidupnya terpelihara, tertata
dan berada pada jalan yang baik, yang benar dan sesuai. Mengapa yang
baik, yang benar dan yang sesuai merupakan isi dan tujuan dari sebuah
nasehat? Karena semua yang baik, yang benar dan yang sesuai, itu yang
dikehendaki Allah bagi hidup manusia. Sedangkan berjuang berarti: suatu
tindakan untuk mencapai tujuan, merebut sesuatu dengan seluruh tenaga,
dan berusaha sekuat tenaga walaupun ada tantangan dan bahaya.
Dalam perikop pembacaan ini, Paulus menasihati jemaat, para penilik dan
diaken, supaya tetap berjuang. Tetap berjuang berarti jangan berhenti,
jangan abaikan, jangan lupakan, tetapi terus kerjakan, terus lakukan
walaupun ada tantangan dan bahaya yang di hadapi. Apa yang harus
diperjuangkan? Jemaat, para penilik dan diaken di Filipi berjuang untuk
apa? Mereka dinasihati supaya dalam situasi apapun, tetap menjaga,
memelihara dengan sekuat tenaga: berdiri dalam satu roh, sehati sejiwa
berjuang untuk iman yang timbul dari berita Injil.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 27. Paulus menasihati jemaat, para penilik dan diaken di Filipi
supaya hidup, bertingkah laku, berpikir dan berbuat sepadan atau
sesuai, seimbang dengan nilai-nilai kebenaran Injil Kristus. Paulus sangat
40
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
41
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Hidup sesuai dengan Injil dan teguhkan dalam Iman menunjuk kehidupan
yang didasarkan pada pola hidup seperti berikut:
3.1 Hidup kekristenan harus sepadan dengan Injil Kristus. Teguh berdiri
dalam satu roh, sehati sejiwa berjuang untuk iman yang timbul dari
berita Injil, dan tidak hidup dalam perpecahan, pertentangan,
permusuhan, dan perbedaan yang merusak persekutuan, iman dan Injil
Kristus.
3.2 Orang Kristen dipanggil bukan hanya untuk percaya, tetapi juga
menderita karena Injil, menderita karena Yesus Kristus. Karena Yesus
telah memberi teladan dalam hal penderitaan. Itulah sebabnya,
menderita karena kebenaran, karena Injil adalah tanda hidup iman
kepada Yesus Kristus.
3.3 Jangan menderita karena berbuat jahat atau melakukan perbuatan yang
menyimpang dari kebenaran Injil.
3.4 Kebenaran Injil adalah kebenaran mutlak (kebenaran absolut) bagi
kehidupan Kristen. Itulah sebabnya, sekali percaya Injil dan menjadi
pengikut Kristus, hendaknya berpegang teguh, terikat, hidup menurut
Injil. Jangan melepaskan Injil Kristus karena didorong oleh situasi,
kepentingan, dan kesenangan pribadi.
42
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Pengalaman Paulus bukan sekedar pengalaman biasa atau pengalaman yang
bersifat duniawi, melainkan pengalaman surgawi atau pengalaman yang
berhubungan dengan Tuhan. Paulus menyadari hidup masa lalunya yang
membenci para pengikut Kristus. Paulus mengejar dan rencana membunuh
mereka, hidupnya tidak beriman kepada Tuhan, hidupnya berlangsung di
luar kebenaran dan kehendak Tuhan. Tetapi Tuhan punya rencana besar
baginya sehingga terjadi mujizat di kota Damsyik, yaitu Tuhan bertindak
berjumpa dengannya dan membawanya pada jalan kebenaran. Atas dasar
kuasa Tuhan, hidup Paulus dibarui serta dipanggil untuk hidup dan berjalan
dalam kebenaran Tuhan. Itulah sebabnya, Paulus meninggalkan hidup lama
sebagai pemberontak terhadap Tuhan, dan memasuki hidup baru sebagai
rasul Tuhan yang amat setia memberitakan kebenaran dan menyerahkan
seluruh hidupnya untuk melayani Tuhan. Pengalaman inilah yang kemudian
disebut pertobatan dan panggilannya. Arti pertobatan dan panggilan?
a) Pertobatan
Dalam Perjanjian Lama, ada dua kata Ibrani untuk pertobatan, yaitu nahum
dan shub. Kata nahum artinya: sedih dan memiliki keinginan kuat untuk
berubah. Sedangkan kata shub artinya: perubahan pikiran tentang dosa,
keputusan untuk meninggalkan dosa dan taat kepada Tuhan. Dalam
Perjanjian Baru, kata Yunani untuk pertobatan, yaitu metanoia. Artinya:
berputar atau berbalik 180 derajat, berhenti berjalan menuju suatu arah
atau tujuan tertentu, dan berjalan atau berbalik ke arah yang berlawanan.
b) Panggilan
Dalam Perjanjian Lama, kata Ibrani untuk Panggilan ialah qara. Dalam
Perjanjian Baru, kata Yunani kalein. Kata Kletos-memanggil, dan
klesis=panggilan. Jadi panggilan dalam Alkitab berarti: Tuhan
memanggil seseorang atau kelompok orang untuk diutus melayani dalam
suatu fungsi dan tujuan.
43
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2. PENJELASAN TEKS
Paulus tanpa ragu-ragu dan penuh keterbukaan, kejujuran, menceriterakan
pertobatan dan penggilannya.
2.1. Ayat 12-13. Ayat ini dimulai dengan kalimat, “Dan dalam keadaan
demikian”. Yang dimaksud dengan “Keadaan demikian” ialah keadaan
yang dikemukakan dalam ayat 10 dan 11. Melalui surat kuasa dan tugas
dari imam-imam kepala, maka ia ke Damsyik untuk menganiaya orang-
orang Kristen. Ditengah jalan cahaya turun dari langit meliputi dia dan
teman-temannya melihat cahaya itu lebih terang dari matahari (12-13).
2.2. Ayat 14-15. Cahaya itu membuat mereka semua rebah atau jatuh ke
tanah. Pada saat itu, Paulus mendengar suara yang ditujukan
kepadanya: Saulus-saulus mengapa engkau menganiaya Aku? Ia
menjawab suara itu, Siapa Engkau, Tuhan? Tuhan menjawab, “Akulah
Yesus yang kau aniaya itu.”
2.3. Ayat 16-17. Yesus menyapanya, tetapi sekarang bangunlah dan
berdirilah, Yesus menampakkan diri kepadanya, dan menetapkannya
menjadi pelayan dan saksi tentang: (1) segala sesuatu yang telah dilihat
pada Yesus, dan (2) yang diperlihatkan Yesus kepadanya. (3) Aku
mengasingkan engkau dari bangsa ini dan bangsa-bangsa lain. (4) Aku
mengutus engkau kepada mereka.
2.4. Ayat 18. Ayat ini berisi tujuan pemanggilan dan pengutusan Paulus ke
tengah orang-orang yang belum percaya, yang percaya tetapi kembali
hidup dalam kegelapan atau kuasa iblis. Panggilan Paulus adalah: (1)
Membuka mata mereka. (2) Membawa mereka dari gelap ke terang;
dan dari kuasa iblis kepada Allah. (3) Supaya mereka beriman, dosa
mereka diampuni dan memperoleh keselamatan.
2.5. Ayat 19-23. Dalam ayat-ayat ini Paulus menyampaikan pembelaan
kepada raja Agripa bahwa pertobatan dan panggilannya didasarkan
pada penglihatan dari sorga (ayat 19). Dalam pembelaannya
menjelaskan yang dialami dan dilakukannya: (1) taat pada penglihatan
yang berasal dari sorga atau dari Tuhan. (2) beritakan kepada orang-
orang Yahudi di Damsyik, Yerusalem dan di seluruh tanah Yudea, dan
kepada bangsa-bangsa lain. Tujuannya: supaya mereka bertobat seperti
dirinya, dan berbalik kepada Allah, serta melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan itu (ayat 20). Pembaruan
hidupnya atau pertobatannya dan pemberitaannya, maka orang Yahudi
menangkapnya dan mencoba membunuhnya (ayat 21). Tetapi
terpelihara oleh pertolongan Allah sehingga tetap hidup dan bersaksi
kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar. Hal ini menegaskan
bahwa yang disampaikan, diberitakan tidak berbeda atau tidak lain dari
44
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
yang telah diberitahukan nabi-nabi dan Musa (ayat 22), yaitu Mesias
harus: (1) menderita sengsara, (2) yang pertama bangkit dari antara
orang mati, (3) memberitakan terang kepada bangsa Yahudi dan
bangsa-bangsa lain (ayat 23)
3. PENERAPAN
3.1 Barangsiapa memberontak terhadap kebenaran Allah, menganiaya sesama
manusia, tidak luput dari pandangan Allah. Sama halnya dengan Paulus
tidak luput dari pandangan Yesus. Yesus punya maksud dan tujuan kepada
Paulus dan dengan kita dimasa kini pasti ada perbedaan. Disatu pihak bisa
untuk jadi alat yang dipakai Yesus, tapi bisa saja seseorang dihukum atau
binasa karena kejahatanya. Melakukan kejahatan kepada sesama manusia,
berarti melakukannya kepada Yesus, sebagaimana Paulus. Karena sesama
manusia adalah ciptaan Allah yang mulia, segambar dengan-Nya.
3.2 Allah punya kuasa merubah, membarui setiap orang untuk maksud dan
tujuan-Nya tanpa dipikirkan atau diketahui sebelumnya. Itulah sebabnya,
setiap orang percaya harus hidup taat, setia dan dengar-dengaran
terhadap panggilan Allah. Tidak boleh memberi diri dan kesempatan
kepada iblis menguasai hidup kita.
3.3 Karena pertobatan dan pemberitaan Injil, maka orang Yahudi menangkap
dan mencoba membunuh-Nya. Pengalaman Paulus membenarkan bahwa
di masa kini orang percaya di benci karena Kristus dan Injil-Nya.
3.4 Sama halnya dengan Paulus, maka orang percaya di masa kini
membutuhkan pertobatan, pembaruan hidup agar berkenan di hadapan
Allah. Sebab tanpa pertobatan, pengampunan dosa tidak terjadi.
3.5 Bangunlah dan berdirilah, aku menetapkan engkau sebagai pelayan dan
saksi. Inilah panggilan Paulus, tetapi karena Injil yang sama diberitakan
Paulus, maka Yesus menyapa kita demikian: Bangunlah dan berdirilah,
Aku menetapkan engkau sebagai pelayan dan saksi.
45
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Injil Matius 16:21-28 berbicara tentang dua hal pokok, yaitu:
pemberitahuan pertama tentang penderitaan Yesus, dan syarat-syarat
mengikuti Dia (Yesus). Penderitaan yang di alami Yesus merupakan rencana
Allah Bapa menghadirkan keselamatan bagi manusia. Jadi penderitaan
Yesus bukanlah tanda kegagalan-Nya melaksanakan kehendak Allah Bapa
di dalam dunia, melainkan merupakan jalan yang harus Ia tempuh secara
sadar memenuhi kehendak Allah Bapa untuk menyatakan kesetiakawanan-
Nya dengan manusia yang berdosa dan terhilang di dalam dunia. Karena
melalui jalan penderitaan, Ia menghadirkan pengampunan dosa,
pembebasan dan keselamatan bagi manusia. Penderitaan Yesus mempunyai
tiga sisi penting bagi manusia, (1) Penderitaan Yesus adalah bukti hidup dari
tindakan penyelamatan Allah bagi manusia. (2) Penderitaan Yesus adalah
dasar tegaknya iman Kristen, dasar pengampunan dosa, dan dasar
keselamatan manusia. (3) penderitaan Yesus menjadi teladan bagi orang
percaya untuk mengikuti jejak-Nya.
Itulah sebabnya, gereja merayakan penderitaan atau sengsara Yesus bukan
sebagai tradisi yang membudaya dalam gereja, melainkan merayakannya
sebagai tanda syukur atas karya Allah bagi manusia, dan sekaligus
memanggil gereja, orang percaya untuk bersedia mengikuti jejak
penderitaan Yesus karena kebenaran. Jadi penderitaan Yesus adalah
kebenaran yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh karya keselamatan
Allah. Maka itulah, gereja Tuhan menerima pemberitahuan pertama
tentang penderitaan Yesus, dan dipanggil untuk mengikuti teladan
penderitaannya sebagai tanda hidup pengikut Yesus.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Bagian Pertama: (Ayat 21-23) Bagian ini berisi pemberitahuan Yesus
kepada murid-murid-Nya tentang penderitaan yang di tanggung atau
terjadi atas diri-Nya di Yerusalem. Murid-murid-Nya tidak
mengetahui, tetapi sebagai anak Allah, Yesus telah mengetahui
rencana Allah atas diri-Nya.
46
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2.2. Ayat 21. Penderitaan Yesus disebabkan atau terjadi permufakatan jahat
dari pihak: tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli taurat. Sesudah
Yesus menderita, lalu dibunuh tetapi Allah Bapa membangkitkan-Nya
pada hari ketiga, dari antara orang mati. Kesaksian ini membenarkan
bahwa keilahian-Nya tidak berakhir atau dikuasai oleh pemderitaan dan
kematian. Karena penderitaan dan kematian merupakan jalan yang harus
di tempuh agar rencana Allah di genapi.
2.3. Ayat 22. Menanggapi pemberitahuan Yesus dalam ayat 21, maka
Petrus menegor Yesus, kiranya penderitaan tidak menimpa Engkau.
Inilah pandangan Petrus secara manusiawi. Petrus tidak mengetahui
jalan hidup Yesus dan rancangan Allah.
2.4. Ayat 23. Menanggapi pikiran Petrus dalam ayat 22, Yesus melihat Petrus
dan berkata “Enyahlah iblis.” Engkau jangan menjadi penghalang bagi-
Ku, sebab engkau bukan memikirkan yang dipikirkan Allah, tetapi yang
dipikirkan manusia. Hal ini membuktikan bahwa manusia punya
keterbatasan dan tidak dapat menyelami, mengetahui secara sempurna
pikiran Allah yang dinyatakan dalam diri Yesus Kristus.
2.5. Bagian Kedua: (Ayat 24-28) Bagian ini berisi penegasan Yesus untuk
menyadarkan ketidaktahuan murid-murid mengenai jalan hidup-Nya yang
telah diatur oleh Allah, tetapi juga Yesus menegaskan bahwa menjadi
murid-Nya tidak berarti berjalan pada jalan lurus tanpa hambatan,
tantangan, kesulitan atau penderitaan. Seorang murid tidak hanya
menerima yang enak-enak saja, tetapi juga siap menderita karena Yesus.
2.6. Ayat 24. Berdasarkan dialog dalam ayat 21-23, maka Yesus berbicara
jauh lebih dalam dan luas kepada murid-murid-Nya. Setiap orang
yang mau mengikuti Aku harus memenuhi tiga syarat berikut:
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikuti Aku.
2.7. Ayat 25. Mengapa menjadi murid atau pengikut Yesus harus
menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Yesus? Karena menurut
Yesus, apapun usaha murid-murid-Nya atau manusia untuk
mempertahankan hidupnya, tetap kehilangan nyawanya dan segala
sesuatu dalam hidupnya. Karena itu Yesus berkata: orang yang hidup
untuk dirinya dan berusaha menyelamatkan nyawanya, pasti
kehilangan nyawanya. Tetapi orang yang kehilangan nyawa karena
Aku, diberi hidup baru dalam Kerajaan sorga, kerajaan Allah.
47
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2.8. Ayat 26. Yesus mengatakan tidak ada gunanya seorang menguasai
seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya atau hidupnya. Tidak ada
jaminan apapun untuk menggantikan nyawanya atau hidupnya. Segala
sesuatu dalam hidupnya telah berlalu, telah hilang lenyap. Pernyataan
Yesus ini menyadarkan para murid bahwa jika hidup untuk diri sendiri,
kebenaran sendiri, dan untuk duniawi, maka seseorang kehilangan
segala-galanya, termasuk nyawa atau hidup. Jika kehilangan nyawa atau
hidup, maka semuanya hilang lenyap dan tidak berarti. Karena itu,
selama masih hidup di dunia, lakukanlah kebenaran dan percaya
sungguh-sungguh karya keselamatan-Nya dan melakukan perintah-Nya.
2.9. Ayat 27. Ayat ini menjelaskan bahwa walaupun Yesus mengalami
berbagai penderitaan dan perlawanan dari dunia yang mengancam
hidup-Nya, Yesus tidak sendirian. Sebagai Anak Allah, maka walaupun
Yesus menderita, dibunuh, mati dan disalibkan, tetapi Yesus masuk
dalam kemuliaan Bapa-Nya dan diringi malaikat-malaikat. Dan pada
waktunya, setiap orang yang hidupnya melakukan dosa, perbuatan
jahat, akan dibalasnya sesuai yang pernah dilakukannya. Ayat ini
menegaskan pola hidup yang dibangun berdasarkan kebenaran dan
kehendak Allah. Orang beriman tidak hidup untuk dirinya sendiri,
tetapi terutama bagi Allah dan sesama manusia.
2.10. Ayat 28. Ayat ini berisi pemberitaan Yesus tentang kepastian
kedatangan-Nya yang kedua. Pada kedatangan pertama, Yesus sebagai
bayi, datang dalam kerendahan. Tetapi pada kedatangan kedua, Yesus
datang sebagai Raja dalam kerajaan-Nya. Pemberitaan ini bermaksud
tidak hidup untuk diri sendiri, kebenaran duniawi, tetapi harus hidup
menurut kehendak Kerajaan Allah. Ayat ini mengingatkan manusia
bahwa ada hari penghakiman, manusia jangan hidup lupa diri. Ada
penguasa-penguasa dunia, tetapi Allah adalah penguasa mutlak
sejarah dunia ini selama-lamanya. Sebagai Raja di atas segala raja,
Yesus datang untuk menghukum orang yang tidak percaya, orang
yang menolak untuk melakukan kebenaran-Nya, dan menjemput,
membawa orang yang percaya, orang yang hidup dan melakukan
kebenaran ke dalam Kerajaan-Nya.
48
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1 Jangan berkompromi, bersepakat, bermufakat untuk mengorbankan
kepentingan orang lain. Jangan kompromi untuk mematikan
kebenaran, keadilan yang patut dijunjung, dan dinikmati orang lain.
Sama seperti permufakatan jahat dari pihak: tua-tua, imam-imam
kepala, dan ahli-ahli taurat untuk membunuh Yesus.
3.2 Kebenaran, kehendak Allah harus mendasari pemikiran dan perbuatan
setiap orag percaya.
3.3 Menjadi murid Yesus, orang percaya berarti taat, patuh dan
melaksanakan perintah-Nya. Demikian juga, mengikuti Yesus tidak
berarti berjalan di jalan yang mulus, yang enak saja, tetapi menghadapi
berbagai tantang. Tetapi dalam tantangan itu, Allah bermaksud orang
percaya belajar mendewasakan dan memperkuat iman kepada-Nya.
Atau orang percaya belajar tahan uji: menyangkal diri, memikul salib
dan mengikuti Dia.
3.4 Orang percaya hidup dalam dunia bukan hanya untuk dirinya sendiri,
tetapi juga untuk Tuhan dan sesama. Seperti Yesus berkorban untuk
manusia. Dia tidak hidup untuk diri-Nya sendiri. Karena Yesus
membayar dosa manusia dengan seluruh hidup-Nya, maka setiap
perbuatan manusia kelak dihakimi. Yesus sebagai Raja menghakimi
perbuatan manusia pada kedatangan-Nya yang kedua. Inilah tuntutan
yang hendak menyadarkan kita di hari ini supaya perbuatan-perbuatan
yang tidak berkenan dengan kebenaran dan kekudusan Allah harus
ditinggalkan atau dibaharui.
49
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Perikop 2 Korintus 6:1-10 berisi kesaksian mengenai rasul Paulus dalam
pelayanannya. Paulus mempunyai sejarah kehidupan yang pada mulanya
membenci umat Allah, menolak kebenaran Allah, dan hidup dalam
kebenarannya sendiri yang bersifat duniawi. Tetapi oleh kasih dan anugerah
Allah, maka ia telah mengalami pertobatan, hidupnya dibaharui menjadi
pelayan Allah, hamba Allah yang setia, hidup dalam kebenaran Allah, dan
melayani Allah dengan sepenuh hidupnya, tidak setengah-setengah.
Berdasarkan pembaruan hidup atau pertobatan serta penghayatan terhadap
kasih dan anugerah Allah yang menyelamatkannya, maka hidupnya
dijadikan sebagai teladan untuk menyakinkan jemaat-jemaat dan orang
yang mendengar kesaksiannya bahwa sungguh-sungguh telah dibaharui
Allah dan ia telah dipakai sebagai alat pelayanan oleh Allah Bapa, Yesus
Kristus dan Roh Kudus. Hal ini bertujuan agar hidup dan pemberitaannya
dapat dipercaya, dan diterima sebagai kebenaran yang bersumber dari
Allah. Tetapi juga, supaya keselamatan yang peroleh menjadi milik orang
lain yang percaya dan menerima pelayanannya atau pemberitaannya. Jadi
Pelayanan Paulus berarti penyerahan diri seutuhnya (segenap hidup)
kepada Allah sebagai jawaban atas keselamatan-Nya yang diperoleh dalam
diri Yesus Kristus.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Bagian Pertama: Ayat 1-3. Bagian ini berisi nasehat Paulus kepada
teman-teman sekerjanya, kepada jemaat di Korintus agar tidak
membuat sia-sia, mengabaikan, dan membuat tidak berguna kasih
karunia keselamatan Allah yang telah diterima dengan cuma-cuma.
Allah telah memberikan keselamatan pada waktu yang berkenan atau
dikehendak. Ada waktu Allah tidak berkenan. Itulah sebabnya, jangan
sia-siakan anugerah keselamatan yang telah diterima dari pihak Allah,
Yesus Kristus dan Roh Kudus.
50
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2.2. Bagian Kedua: Ayat 4-7 Bagian ini berisi penjelasan sekaligus pembelaan
terhadap tugas pelayanan yang dilakukan Paulus dan teman-teman
sekerja yang setia melakukan panggilan pelayanan dengan penuh
kesungguhan dan kesetiaan sebagai pelayan Allah. Sikap dan
penghayatan diri sebagai pelayan Allah harus nyata dalam pelayanan:
penuh sabar dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran (ayat 4);
menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, berjerih payah,
berjaga-jaga dan berpuasa (ayat 5); dalam kemurnian hati, pengetahuan,
kesabaran, kemurahan hati, dalam Roh kudus dan kasih yang tidak
munafik (ayat 6); dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah
berdasarkan keadilan sebagai dasar pembelaan (ayat 7).
2.3. Bagian ketiga: Ayat 8-10 Bagian ini menjelaskan tuduhan-tuduhan
yang negatif, kesangsian serta penolakan terhadap kehadiran dan
keberadaan Paulus dan teman-temannya dalam tugas pelayanan
mereka, namun karena penyertaan Allah, maka mereka dipercaya,
mereka tidak mati, mereka tetap bersukacita, dan memiliki segala
sesuatu di dalam Kristus Yesus.
Ayat 8, Ketika dihina, diumpat, dianggap sebagai penipu, namun
dipercaya. Ayat 9, tidak dikenal namun terkenal, hampir mati tetapi
hidup, dihajar, tapi tidak mati. Ayat 10, mereka tetap bersukacita,
mereka memperkaya banyak orang yang berkekurangan, dan mereka
memiliki segala sesuatu. Semua ini terjadi karena kesetiaan, kesungguhan,
penyerahan diri secara utuh untuk pelayanan terhadap Allah dan sesama
sehingga mereka dilindungi dan memiliki kelimpahan surgawi yang
memampukan mereka untuk terus hidup dan berkarya menjadi berkat
bagi sesama maupun musuh-musuh mereka.
3. PENERAPAN
Pesan atau amanat firman yang patut dihayati, dihidupkan, dilakukan dan
menjadi kekayaan rohani bagi gereja atau jemaat di masakini berdasarkan
pengalaman iman dan pelayanan Paulus di jemaat Korintus, sebagai berikut;
3.1. Hidup yang kita jalani ini bukan sekedar kesempatan, melainkan yang
lebih utama adalah kasih karunia Allah atau anugerah Allah. Hidup
dan perbuatan kita harus dipertanggungjawabkan kepada Allah. Kasih
karunia yang terbesar bagi kita ialah Yesus Kristus telah mati menebus
dosa kita. Karena itu jangan kita sia-siakan kasih karunia itu.
51
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3.2. Berdasarkan kasih karunia Allah, maka semua orang percaya adalah
pelayan. Panggilan pelayanan dalam keluarga, jemaat, dan gereja
merupakan tanggung jawab semua orang percaya sesuai kasih karunia
yang diberikan Allah.
3.3. Dalam hidup dan pelayanan kita, diperlukan kesabaran dalam
penderitaan, kesesakan dan kesukaran, serta berbagai tantangan
kehidupan. Sebab iman kita bertumbuh, kuat dan tahan uji dalam
penderitaan, kesesakan dan kesukaran.
3.4. Pengalaman Paulus dan teman-teman sekerjanya seperti dalam ayat 8-
10, menggambarkan hal yang kita hadapi sebagai akibat dari status
sebagai murid Yesus yang melayani. Semua itu bukan tanda kegagalan
atau kekalahan, melainkan bagian dari kasih karunia Allah agar kita
kuat bekerja melayani Allah dan sesama.
52
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Soekarno adalah Presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia
bersama rakyat memperjuangkan kemerdekaan agar terbebas dari
penjajahan Belanda. Ia juga berjasa besar dalam meletakkan dasar- dasar
Negara. Dalam pidatonya yang membakar semangat rakyat, ia
mengatakan, "Sekali Merdeka tetap Merdeka"! Kucetus semboyan: "Kita
cinta damai, tetapi kita lebih cinta KEMERDEKAAN". Mengapa
kemerdekaan sangat berarti bagi rakyat Indonesia? Karena bangsa yang
merdeka dapat menata kehidupannya sendiri secara bermartabat . Berdiri
sama tinggi dan duduk sama rendah dengan bangsa-bangsa merdeka
lainnya. Kalau kemerdekaan menjadi hal mendasar dan penting bagi suatu
bangsa, bagaimana konsep merdeka menurut Yesus Kristus.
2. PENJELASN TEKS
2.1. Yohanes 8: 30-47 adalah bagian dari dialog antara Yesus dengan
orang-orang Yahudi yang telah percaya kepada-Nya. Sebelumnya
orang-orang ini tidak percaya bahwa Yesus adalah Kristus. Bandingkan
pertentangan tentang asal Yesus dalam Yoh. 7:25-27. Berbeda dengan
anggapan orang-orang yang tidak percaya, Petrus mengaku bahwa:
“… Engkau adalah Yang Kudus dari Allah” (Yoh. 6: 69).
2.2. Yesus sendiri berulang kali dalam Injil Yohanes bersaksi tentang siapa
diri-Nya, untuk memperjelas kepada orang banyak yang belum
mengerti tentang asal-usul-Nya. Identitasnya melekat kuat pada
keberadaannya yang Ia sebut antara lain sebagai “Roti hidup” (Yoh. 6:
25-59), “Air sumber hidup” (Yoh. 7:37-44), “Terang dunia” (Yoh.8:
12-20), dan “Aku dari atas” (Yoh. 8:23). Pengakuan Petrus maupun
kesaksian Yesus tentang diri-Nya sendiri memperjelas kepada kita
bahwa Yesus Kristus bukan berasal dari dunia ini. Kerajaan dan norma-
norma hidup yang dimiliki dan diajarkan-Nya berbeda dengan tatanan
normatif dunia pada umumnya.
53
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Salah satu dari norma yang Yesus ajarkan kepada orang-orang Yahudi
yang percaya kepada-Nya adalah tentang “kebenaran yang
memerdekakan”. Orang-orang Yahudi yang wilayahnya masuk dalam
penguasaan Kekaisaran Romawi, memahami kemerdekaan sebagai
lepas dari penjajah Romawi. Kemerdekaan berarti berjuang
membebaskan diri dari belenggu orang yang menjajah. Suatu
pendekatan politis. Bila perlu mengangkat senjata. Bandingkan
perjuangan kaum Makabe.Kemerdekaan menurut Yesus dapat dicapai
melalui 4 tahapan berikut ini: “(1) Jikalau kamu tetap di dalam firman-
Ku, (2) kamu benar-benar adalah murid-Ku dan (3) kamu akan
mengetahui kebenaran, dan (4) kebenaran itu akan memerdekakan
kamu.” (Yoh. 8: 31-32):
(a) Karakter utama dari murid-murid Yesus, adalah tetap tinggal di
dalam firman-Nya. Firman Yesus = kata-kata atau ajaran Yesus.
Yesus meletakkan persyaratan utama untuk menjadi murid yang
sejati: tetap tinggal. Jika siswa SMP menyelesaikan masa studi 3
tahun, maka menjadi murid Yesus tidak hanya pada masa
tertentu saja (temporer) tetapi “tetap tinggal”, artinya untuk
disebut sebagai “murid sejati” (truly disciples of Mine, John 8:31)
diukur dari sikap para murid yang “tetap tinggal” atau selalu
memegang ajaran Yesus. Bandingkan ajaran Yesus tentang
kelekatan ranting pada pokok anggur. Ranting yang melekat
pada pokok anggur berbuah lebat (Yoh.15: 1-8).
(b) Dari kelekatan dan pendalaman ajaran Yesus, maka murid sejati
(= benar-benar murid) dapat mengetahui kebenaran sesuai
norma ilahi. Norma dari atas (sorga) bukan dari bawah (dunia).
Norma yang mana? Norma yang tampak dalam hidup dan karya
Yesus.
(c) Kebenaran yang bersumber pada ajaran Yesus akan
memerdekakan manusia dari dosa. Bagi Yesus kemerdekaan dari
dosa merupakan hal yang paling mendasar. Jadi asal usul, asal
kampung, status sosial, status quo, hubungan kekerabatan, status
politik bukan penentu “status merdeka” seseorang. Merdeka
yang dimaksudkan Yesus adalah “bebas dari belenggu dosa”.
Memang indah hidup dalam kekudusan.
54
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1. Kita menyebut diri sebagai orang-orang yang percaya kepada Yesus.
Sudahkah kita tinggal di dalam firman-Nya dan menjadi murid sejati
Yesus Kristus?
3.2. Jika kita telah mengetahui kebenaran karena tinggal di dalam Kristus,
maka kita sudah merdeka dari segala macam belenggu dosa.
3.3. Tatanan masyarakat akan menjadi baik jika anggota-anggota
masyarakat hidup dalam kebenaran karena telah menjadi benar-benar
murid Yesus Kristus.
3.4. Hiduplah dalam kebenaran ilahi dan nikmatilah kemerdekaan.
55
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Sampai abad XXI pertengahan mengenai siapa Yesus masih sering terjadi
perbedaan pendapat sehingga mendorong tokoh-tokoh intelektual Kristen
berapologet (membela ajaran Kristen) di hadapan para penentang yang
menolak keilahian Yesus Kristus. Pertentangan ini bukan baru terjadi pada
masa sekarang. Hal ini sudah terjadi ketika Yesus masih berada di dunia.
Murid-murid Yesus berapologi (berargumentasi) tentang siapakah Yesus. Mari
kita dalami kesaksian Yohanes tentang siapakah Yesus, sehingga kita pun
dapat mempertahankan iman kita di hadapan manusia yang menolak-Nya.
2. PENJELASAN TEKS
Ketika Yesus Kristus memulai pekerjaan-Nya di dunia, banyak orang terpesona
dengan cara Ia mengajar maupun isi ajaran-Nya yang terbuka, jelas dan
melampaui pola pikir manusia. Yesus tidak bicara sembunyi-sembunyi atau
sekedar menyenangkan hati pendengar agar Ia menjadi populer. Cara Yesus
mengajar adalah: mengatakan apa yang diketahui mengenai kehendak Bapa di
sorga. Pengajarannya begitu memikat dan memiliki power/kuasa sehingga
membuat banyak orang tercengang mendengarnya.
Lihatlah pada hari raya Pondok Daun di Yerusalem, orang-orang Yahudi
mencari Yesus di pesta itu (Yoh.7:11) dan banyak orang berbisik tentang
siapa Dia. Ada yang berkata: “Ia orang baik”. Ada pula yang berkata:
“Tidak, Ia menyesatkan rakyat” (Yoh.7:12). Yesus adalah tokoh populer
(public figure) yang terkenal bukan karena retorika kosong demi
kemenangan sesaat, bukan sekedar lip service untuk menyenangkan rakyat.
Kata dan perbuatan-Nya senada sehingga banyak orang mencarinya dan
mulai percaya kepada-Nya setelah melihat sendiri apa yang dilakukan-Nya.
Bagaimana dengan saudara-saudara Yesus? Saudara-saudara Yesus kendati
bergaul erat dengan-Nya mereka pun tidak percaya kepada-Nya (Yoh.7: 3-
5). Karena itu mereka ingin agar Yesus tampil di depan umum dengan
kharismanya agar mendapat pengakuan masyarakat.
Waktu pesta Pondok Daun sedang berlangsung, Yesus masuk ke Bait Allah
dan mengajar di situ. Isi ajaran Yesus sungguh sangat menakjubkan sehingga
mengheran-kan orang Yahudi. Mereka berkata: ”Bagaimana orang ini
56
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Sampai hari ini masing sulit bagi orang-orang yang mempersoalkan
keberadaan Yesus untuk mengerti tentang status Yesus, tetapi dari kesaksian
Alkitab kita belajar untuk memahami siapa diri Yesus dan percaya kepada-
Nya. Tanpa keyakinan/percaya dengan sungguh bahwa Yesus adalah
Firman Hidup yang mengalahkan maut, maka sulit untuk bisa bersaksi
tentang Yesus. Percaya dulu baru bisa bersaksi.
Firman Hidup telah mengalahkan maut sebab itu percayalah kepada Yesus
maka kendati kita akan mati tetapi tidak ada yang dapat memisahkan kita
dari kasih Kristus. Amin
57
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Pada Minggu Sengsara ke-5, berita tentang waktu-waktu kematian Yesus
semakin gencar diberitakan oleh Yesus. Biasanya ditengah puncak
popularitas yang sedang di raih seseorang, bukan akhir dari kariernya tetapi
bagaimana melanggengkan kekuasaan. Ini terbalik pada diri Yesus. Di
puncak polularitasnya yang terungkap dalam kalimat: “Seluruh dunia
datang mengikuti Dia” (Yoh.12: 19) justru Yesus bicara tentang perjalanan
sebiji Gandum” untuk keselamatan dunia.
2. PENJELASAN TEKS
Hari Raya Pondok Daun adalah: Perayaan pengucapan syukur bagi Israel atas
hasil panen. Pada perayaan itu orang tinggal dalam pondok daun sebagai
peringatan akan zaman pengembaraan di padang belantara (Im 23:33-44).
Pada zaman Perjanjian Baru hari raya itu masih dikenal (Yoh 7:2). Perayaan ini
berlangsung delapan hari lamanya untuk memperingati zaman ketika orang-
orang Yahudi mengembara di padang gurun dan tinggal dalam kemah-kemah.
Perayaan ini mulai tanggal 15 bulan Tisyri, yaitu hari yang dekat dengan
tanggal 6 Oktober.
Ketentuan bagi Israel: “Di dalam pondok-pondok Daun kamu harus tinggal
tujuh hari lamanya, setiap orang asli di Israel haruslah tinggal didalam pondok-
pondok daun (Im.23: 42). Tujuan dari perayaan Pondok Daun adalah:
“supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang Israel
tinggal didalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka setelah keluar
dari tanah Mesir, Akulah Tuhan Allahmu” (Im.23: 43).
Selama 7 hari pesta itu korban-korban dipersembahkan. Pada hari pertama 13
lembu jantan dan binatang-binatang lain, setiap hari jumlahnya dikurangi
sampai pada hari ketujuh, 7 ekor lembu jantan dikorbankan. Pada hari ke-8
diadakan perkumpulan khidmat, yg dipersembahkan seekor lembu jantan,
seekor kambing jantan, dan 7 ekor anak domba (Bil 29:36). Yoh 7:37
menyebut hari ini 'puncak perayaan itu'.Pada jaman Yesus pesta Pondok Daun
masih tetap dirayakan untuk mengaktualkan perbuatan Allah dalam sejarah
umat Israel. Banyak orang berbondong-bondong menuju Yerusalem untuk
perayaan akbar ini, termasuk Yesus.
Namun pada pesta ini mata orang banyak tertuju pada tokoh Yesus yang
menjadi buah bibir masyarakat kerena peristiwa kebangkitan Lazarus (Lihat
58
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Yoh. 12: 12-14). Iri dengan popularitas Yesus yang membangkitkan Lazarus
maka imam-imam Kepala bermufakat untuk membunuh Lazarus juga, sebab
karena dia banyak orang Yahudi meninggalkan mereka dan percaya kepada
Yesus (Yoh. 12: 9-11), seluruh dunia datang mengikuti Yesus (Yoh.12:19).Jadi
imam-imam Kepala dengan status Quo pemimpin umat merasa tersaingi
dengan tokoh Yesus yang tidak banyak retorika. Masyarakat ingin melihat
bukti dari pada sekedar kata-kata tanpa perbuatan. Lazarus adalah bukti nyata
Yesus yang penuh KUASA DAN CINTA. Lazarus datang ke pesta Pondok Daun
dan semakin menguatkan posisi Yesus yg penuh kuasa. Merasa tersaingi maka
imam-imam kepada berusaha untuk membunuh Lazarus dan juga Yesus.
Pada Pesta Pondok Daun, ada dua peristiwa penting: Pertama, Yesus
dimuliakan. Ia disambut sebagai seorang Raja dalam bungkus seorang yang
rendah hati dan melayani. Karena itu bukan kuda tetapi Keledai yang
ditungganginya dan hamparan daun-daun Palem untuk menyambut Yesus.
Kedua, Pesta pondok Daun dalam Perjanjian Lama dihubungan dengan
lembu-lembu yang dikorbankan. Yesus beralih dari dunia peternakan ke dunia
pertanian dengan memakai gambaran “perjalanan sebiji Gandum”. Sebiji
gamdum jika ditanam di tanah dan mati maka akan tumbuh biji gandum yang
lebih banyak (Yoh.12:24). Perjalanan ”Sebiji Gandum” adalah perjalanan Yesus
yang mati agar manusia memperoleh hidup. Perjalanan “Sebiji Gandum”
adalah perjalanan pengikut-pengikut Yesus. Kata Yesus: “Barangsiapa melayani
Aku, ia harus mengikut Aku dan dimana Aku berada, disitu pun pelayan-Ku
aka berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa” (Yoh. 12: 26).
3. PENERAPAN
Perjalanan “Sebiji Gandum” yakni pengorbanan Yesus bagi keselamatan
umat manusia besar artinya bagi kita. Yesus rela menempuh perjalanan
“Sebiji Gandum”, mati agar umat manusia memperoleh kehidupan baru
secara berlimpah. Hal ini dapat terjadi karena Yesus mencintai manusia
berdosa dan ingin agar manusia memperoleh hidup. Lebih lanjut kita
sebagai pengikut Yesus mengikuti jejak Yesus sehingga perjalanan “Sebiji
Gandum” adalah juga perjalanan pengikuti-pengikut-Nya. Tetaplah setia
mengikuti perjalanan “sebiji Gandum”, karena barangsiapa melayani Aku
(Yesus), ia akan dihormati Bapa (Yoh. 12:26). Amin
NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI: Minggu.I.
1. Nyanyian Rohani 3: 1-3
2. Nyanyian Kidung Jemaat 26:1-2
3. Nyanyian Kidung Jemaat 26: 3-4
4. Nyanyian Rohani 77: 4.
5. Nyanyian Rohani 54: 1-4
6. Nyanyian Rohani 56:1-5
59
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Bagi seorang yang akan dihukum mati, hal apakah yang sangat
diharapkannya? Jawabnya adalah: pembebasan dari hukuman. Untuk bebas
dari hukuman, orang bisa melakukan apa saja untuk menyelamatkan
dirinya. Bisa dengan cara bersilat lidah atau mengandalkan kemampuan
berkata-kata, kendati apa yang dikatakannya adalah dusta. Uang pun bisa
dipakai sebagai pelicin. Satu lagi unsur dasar yang dapat dipakai untuk
memenangkan perkara adalah suara rakyat. Apalagi bila suara rakyat itu
dianggap sebagai suara Tuhan (Vox Populi Vox Dei). Menjadi pertanyaan
bagi kita adalah: apakah “Suara rakyat adalah suara Tuhan?”
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Markus 15: 1-15 bercerita tentang “Kisah Pengadilan atas diri terdakwa
yang bernama Yesus”. Dalam kisah ini kita melihat bagaimana tragedi
kemanusiaan terjadi atas diri Yesus dalam suatu drama penghianatan
dan persekongkolan segi tiga. Diatur apik oleh tokoh intelektual yaitu
Mahkamah Agama, yang melempar bola kepada Pilatus (gubernur
Romawi atas Yudea, Samaria dan Idumea tahun 26-36 Ses. Mas.),
sedangkan pemainnya adalah rakyat. Beberapa penguasa di dunia ini
telah mengalami bagaimana people power (= kekuatan rakyat) dapat
menumbangkan penguasa dan dapat pula mengangkat penguasa baru.
2.2. Ayat 1: Pengadilan atas diri Yesus diawali dari pemufakatan
Mahkamah Agama/MA (Sanhedrin). Baca ayat 1. Mahkamah Agama
adalah badan keagamaan umat Yahudi yang tertinggi. Terdiri dari 70
orang anggota yaitu: Para imam kepala, ahli-alhi taurat dan tua-tua
Yahudi), di bawah pimpinan Imam Besar. Mahkamah ini mempunyai
kewibawaan penuh di bidang agama.
a) Imam – imam Kepala adalah anggota dari beberapa keluarga tertentu
yang merupakan golongan utama dalam Mahkamah Agama. Dari antara
Imam-imam kepala dapat ditunjuk Imam Agung atau Imam Besar.
60
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
61
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2.6. Ayat 6-9: Tradisi membebaskan orang hukuman pada tiap-tiap hari
raya, dengan mendengar suara rakyat, adalah tradisi baik tetapi
menjadi berbahaya jika ada muatan politik untuk kepentingan
penguasa atau kelompok orang. Selanjutnya mari kita lihat karakter
Pilatus, Rakyat dan Yesus.
a) Pontius Pilatus (Hakim): tidak menemukan kesalahan pada diri
Yesus. Ia sendiri mengetahui bahwa Imam-imam kepala telah
menyerahkan Yesus karena dengki (lihat ayat 10). Ia juga tahu
bahwa Imam kepala menghasut orang banyak untuk memilih
Barabas dibebaskan (ayat 11). Yesus tidak berbuat jahat (ayat 14),
tetapi Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak (ayat 15). Ia
juga takut jabatannya dicopot karena membebaskan Yesus yang
dianggap oposisi kaisar. Ini adalah pilihan sulit bagi seorang
penegak hukum, antara memilih kebenaran atau berlaku tidak
adil karena kepentingan sesaat.
b) Rakyat(saksi): mudah dihasut untuk kepentingan penguasa (lihat
ayat 11). Bagaimana dengan Vox Populi vox Dei? Dalam kasus
Yesus ini, Vox populi bukan Vox Dei. Tuhan adalah sumber
keadilan dan kebenaran. Barangsiapa percaya kepada-Nya
sebagai murid sejati akan memilih kebenaran dan keadilan.
Tekanan penguasa atau pun uang selayaknya tidak membuat
pudar iman orang percaya.
c) Yesus (tertuduh/terdakwa). Dalam ayat 2-5 Yesus tidak memberi
jawab apa-apa? Ia bungkam karena percuma berbicara di tengah-
tengah sistem yang tidak adil. Sudah pasti suara orang benar
tidak didengar di tengah suara keras rakyat yang dihasut dan di
tengah konspirasi kaum agamawan/penguasa. Imam-imam kepala
(agama) dalam kasus Yesus bukan representasi suara Allah.
Memang agama mudah dijadikan pemicu tindakan ketidakadilan
atas nama Allah, sehingga perlu kritis dalam menghadapi suara
agama.
3. PENERAPAN
Bagaimana dengan pengadilan kita di Indonesia/Papua? Apakah ada
terdakwa-terdakwa dalam posisi seperti Yesus, yang hanya bisa diam,
membisu karena merasa tidak ada gunanya lagi untuk bersuara di
62
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
tengah-tengah sistem yang tidak adil? Mereka yang berada pada posis
lemah, bungkam seribu bahasa seringkali adalah jawaban tanpa kata-
kata karena suara mereka tertelan bumi.
Masih adakah penegak hukum yang adil pada masa kini? Ataukah lebih
banyak teman-teman Pilatus sehingga hukum berjalan terbalik? Untuk
alasan apapun (alasan politik, alasan ekonomi, pembelaan agama dll)
manusia tidak berhak merampas hak hidup manusia lain. Bagaimana
dengan lembaga-lembaga keagamaan kita? Apakah masih menyuarakan
kebenaran dan keadilan secara konsisten?
Dalam kesetiaan dan ketaatan kepada Allah, Vox Populi adalah Vox
Dei, sebaliknya suara rakyat bukanlah suara Allah, jika suara rakyat
adalah suara titipan serigala. Amin!
63
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDHULUAN
Yesus Kristus tersalib tanpa bukti kejahatan, adalah suatu hukuman yang
sangat menyedihkan, sangat mengerikan dan tidak manusiawi.
Kesepakatan bulat telah disepakati oleh para imam-imam kepala, para
tua-tua Yahudi, para ahli-ahli taurat dan segenap mahkama agama,
untuk membelenggu Yesus. “Dia” yang tidak bersalah dihukum berjam-
jam, Ia mengalami penderitaan, penganiayaan, itulah sebuah hukuman
yang dilakukkan oleh Romawi. Penderitaan secara fisik dan batin, disiksa
sebelum disalibkan, (Markus 15:16,17,19,29).
Ia mengalami penderitaan batin penolakan dari orang-orang yang
dikasihinya. Mereka mencemohnya, layakkah? Yesus menerima hukuman
itu! “Dia” yang tidak bersalah menanggung kesalahan dosa manusia dan
dunia, dengan taat, tidak satu katapun keluar dari mulutNya, “Dia”
menerima da menanggung semuanya itu.
Dapat kita lihat pada (Yes. 53:7). “Dia” dianiaya, tetapi dia membiarkan
diri ditindas, dan tidak membuka mulutnya seperti Anak Domba yang
dibawah ke pembantaian; seperti induk domba yang keluh didepan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1. Para imam-imam kepala, para tua-tua yahudi, ahli-ahli
taurat dan para mahkama agama, telah sepakat, dengan suara bulat
hendak membelenggu serta menyerahkan-Nya kepada pilatus,
sekalipun tidak terdapat kejahatan dan kesalahan, tuduhan-tuduhan
palsu pun dituduhkan kepada Yesus.
2.2. Ayat 2. Tuntutan yang dituduhkan kepada Yesus dari para imam-
imam besar itu, menjadi jelas, adalah tuduhan yang dilatar
belakangi oleh politik semata, tuntutan jabatan, sebab bagi pilatus
tidak ada pemimpin lain hanya pilatus saja sebagai raja, kepala
64
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Salib adalah lambang kesiksaan,kematian juga merupakan lambang
keselamatan/kemenangan dari Yesus Kristus, yang tersalib tanpa bukti
kejahatan, dibuatnya menjadi bersalah. Dia mengalami banyak
penderitaan, secara fisik, pula batin, dengan setia dan taat melaksanakan
65
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
66
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN.
Peristiwa kematian Yesus menggenapi ucapan malaikat kepada Yusuf,
yang tercatat dalam Matius 1 : 21. “Ia akan melahirkan anak laki – laki
dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan
menyelamatkan umatNya dari dosa mereka”. Yesus yang datang ke
dalam dunia adalah Anak Allah yang Maha Tinggi, Ia datang untuk
menyelamatkan manusia dari kuasa dosa. Kematian Tuhan Yesus sudah
di tentukan oleh Allah ( bandingkan Kisah Rasul 2 : 22 – 23 dan Roma 5
: 6 ) untuk menjadi jalan pendamaian. Menjadi pokok keselamatan bagi
manusia. Namun peristiwa kesengsaraan Yesus menuju penyaliban di atas
bukit Golgota, yang di saksikan dalam kitab Injil – injil adalah perstiwa
tragis yang sangat ngeri atas hidup Yesus.
Ia di tuduh sebagai penjahat, di bunuh dengan hukuman orang Romawi
yaitu disalibkan dan di ejek dengan tulisan di atas kepala-Nya, “Inilah
raja orang Yahudi”. Sehingga genaplah nubuat nabi Yesaya, “Penyakit
kitalah yang ditanggung-Nya dan kesengsaraan kita yang dipikul-Nya”.
2. PENJELASAN TEKS.
2.1. Ayat 16b dan ayat 17. Setelah Yesus dijatuhi hukuman mati dalam
pengadilan Pilatus, maka Yesus di serahkan kepada prajurit – prajurit
Romawi untuk melaksanakan eksekusi hukuman mati. Dan Yesus
memikul salib-Nya sambil berjalan ke bukit Golgota. Dalam bahasa
Ibrani Golgota artinya Bukit Tengkorak. Dalam bahasa Aram di sebut
Gol Goatha yang artinya, Bukit Penghukuman. -- Bukit Golgota adalah
lokasi pelaksanaan hukuman. Di lokasi ini ada banyak berserakan
tengkorak – tengkorak manusia, yaitu mereka yang di hukum mati di
atas tiang gantungan dan dibiarkan menjadi tengkorak di tempat itu,
sehingga disebut bukit tengkorak. -- Namun dalam Injil Matius 27 : 57
– 60, disaksikan bahwa mayat Yesus diturunkan dari salib dan di
kuburkan dalam kuburan baru milik seorang kaya yang telah menjadi
murid Yesus yang bernama Yusuf dari Arimatea. Sehingga bukit
Golgota adalah saksi bisu yang melihat suatu kenyataan bahwa Anak
Allah yang Maha benar, merelakan diri-Nya di hukum mati untuk
menjadi harga penebusan bagi manusia.
67
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2.2. Ayat 18. Ada 2 penjahat yang ikut disalibkan bersama Yesus, di sisi
kiri dan kanan, supaya genaplah nubuat nabi Yesaya 53 : 9b ; “Dan
dalam mati-Nya, Ia ada di antara penjahat – penjahat, sekalipun Ia
tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutNya”.
2.3. Ayat 19 – 22. Pilatus menyuruh memasang tulisan di atas kayu salib
itu ; “Yesus orang Nazaret, Raja orang Yahudi”. Tulisan ini adalah
sebuah tuduhan kepada Yesus. Sebab ada kebiasaan untuk memasang
tulisan pada salib atau di atas kepala orang yang di hukum itu untuk
menjelaskan kejahatan yang di lakukan dan nama si penjahat itu. --
Dan tulisan itu di tulis dalam 3 bahasa yaitu bahasa Ibrani, bahasa
Latin dan bahasa Yunani. Dalam bahasa ibrani, artinya kata-kata
tuduhan ini di tujukan kepada orang-orang Yahudi, untuk
mendakwa mereka, bahwa mereka ingin melawan kekaisaran
Romawi. Dan Yesus adalah contoh dari perlawanan itu. Dalam
bahasa Latin yaitu bahasa yang di gunakan dalam pemerintahan
Romawi atau bahasa politikus, untuk menjelaskan pemberontakan
Yesus kepada pemerintah yang mengakibatkan hukuman mati.
Bahasa Yunani, yaitu bahasa para filsuf, bahasa para cendekiawan,
untuk di analisa, apa yang menyebabkan Yesus orang Nazaret ini
menyebut diriNya Raja orang Yahudi ?. Dan tentu saja kalimat
pendek ini sangat mengganggu pikiran orang-orang Yahudi, sehingga
dalam ayat 21, kita melihat reaksi dari imam-imam kepala orang
Yahudi yang berkata kepada Pilatus ; “Jangan engkau menulis raja
orang Yahudi, tetapi bahwa Ia mengatakan, Aku adalah raja orang
Yahudi”. Dan jawab Pilatus ; “Apa yang ku tulis, tetap tertulis”.
2.4. Ayat 23 – 24. Menurut kebiasaan Romawi, pakaian dari orang yang
di salibkan itu menjadi milik mereka. Karena prajurit itu berjumlah 4
orang sehingga mereka membagi pakaian Yesus menjadi 4 bagian
dan mereka membuang undi untuk mendapatkan jubah Yesus. Para
prajurit ini tidak sadar bahwa mereka telah menggenapi apa yang
dinubuatkan tentang Yesus dalam Mazmur 22 : 19.
2.5. Ayat 25 – 27 Kita ingat perkataan Simeon kepada Yusuf dan Maria
dalam Injil Lukas 2 : 34 – 35a. “dan suatu pedang akan menembus
jiwamu sendiri”. Dan saat Yesus disalibkan, Maria mengalami apa
yang telah dinubuatkan oleh Simeon saat Yesus di sunat di Bait Allah.
Pasti ada rasa pedih dalam jiwa Maria, ketika ia melihat Yesus akan
menjalani hukuman mati. Dan Yesus pun berkata kepada Maria, “
Ibu, inilah anakmu”. Dan Ia berkata kepada murid – murid-Nya,
“inilah ibumu”, seolah-olah Yesus ingin mempercayakan Maria
kepada murid-murid-Nya supaya mereka menerimanya dan
mengasihinya.
68
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Sesungguhnya orang-orang Yahudi, Pilatus dan para prajurit, tidak mengenal
Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Mereka tidak pernah percaya ketika
berulang kali Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai Anak Allah. Mereka tidak
ingin mengakui semua ajaran-ajaran-Nya yang penuh hikmat Allah dan mujizat-
mujizat-Nya yang menunjukkan kuasa Allah yang ada di dalam diri-Nya.
Dalam pandangan umum orang Yahudi, Pilatus, Herodes dan para prajurit
yang menyalibkan Yesus, mereka hanya melihat Yesus sebagai manusia biasa
yang lemah dan terbatas. Seorang pemuda Yahudi yang ingin menguasai kaum-
Nya, dan ingin memberontak terhadap pemeritah Romawi. Yang ingin
mencari pengakuan atas dirinya sendiri. Sehingga mereka menolak Dia,
menuduh-Nya sebagai penjahat dan meminta Pilatus untuk menjatuhkan
hukuman mati kepada-Nya.
Peristiwa menuju bukit Golgota, kayu salib yang di pikul-Nya, para prajurit
yang dengan sikap kasar mendorong-Nya di atas kayu salib dan menancapkan
paku-paku tajam pada tangan-Nya. Pakaian-Nya yang di bagi-bagikan
seumpama barang hasil rampasan, dan tulisan di atas salib yang menuduh-Nya
sebagai pemberontak adalah kenyataan sengsara yang dialami oleh Yesus.
Sehingga apa yang ditulis dalam nubuat Yesaya 53 : 5, menjadi kenyataan.
“Tetapi Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita. Dia diremukkan oleh
karena kejahatan kita, ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepada-Nya dan oleh bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh. Dan
Rasul Paulus pun bersaksi tentang penderitaan Yesus dalam Filipi 2 ; 8 ; “dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di atas kayu salib”.
Melalui renungan Firman Tuhan ini, kita diingatkan untuk selalu taat dan setia
kepada Tuhan Yesus, mengasihi Yesus dan menjadi saksi bagi-Nya, sebab Ia
telah menyerahkan hidup-Nya di atas kayu salib untuk menyelamatkan kita”.
Yesus yang tertikam di atas kayu salib adalah Tuhan yang melalui kematian-
Nya Ia menebus dunia ini. “Kamu telah di beli dan harga-Nya telah lunas di
bayar ( I Kor 6 : 20 )”. Amin.
69
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Kolose adalah sebuah kota di Asia Kecil, kota itu terletak di sebelah Timur
kota Efesus. Paulus mendengar bahwa di antara orang-orang Kristen di
Kolose, ada guru -guru yang mengajarkan ajaran yang salah. Oleh sebab
itu Paulus menulis surat ini kepada Jemaat di Kolose untuk
memberitahukan ajaran yang benar kepada mereka.
Dalam surat ini Paulus menerangkan bahwa Allah menciptakan segala
sesuatu melalui Kristus, dan melalui Kristus juga Allah menyelamatkan
semua yang ada di bumi dan di Surga. Jadi Kristuslah yang paling penting
dari segala-galanya. Oleh sebab itu Paulus mengingatkan kepada jemaat di
Kolose itu supaya mereka jangan tertipu oleh ajaran-ajaran yang salah. Ia
juga mengatakan bahwa harus berhenti melakukan hal- hal yang jahat,
yang dahulu biasa mereka lakukan ketika mereka belum percaya kepada
Kristus, mereka harus berubah dan hidup sebagai Umat Allah.
2. PENJELASAN TEKS
Kolose pasal 2 : 6 – 15, Terbagi dalam 4 Bagian utama yaitu :
2.1 Ayat 6 : Menerima dan tetap di dalam Yesus. Pertumbuhan rohani
harus di mulai dari penerimaan kita akan Kristus Yesus di dalam hati
dan menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita. Jika hal
pertama sudah dilakukan, maka kita dapat melangkah ketahap kedua
yaitu hidup tetap di dalam Dia (ayat 6). Kata “Tetap“ berarti tidak
berubah, tidak goyah, tetap konsisten. Dalam hal ini setiap orang yang
telah menerima Kristus memiliki tanggung jawab untuk tetap Konsisten
di dalam Kristus.
2.2 Ayat 7 : Pertumbuhan Iman di tandai dengan sebuah proses. Proses itu
adalah : berakar, dibangun, bertambah teguh dalam Iman dan
melimpah dengan Syukur. Pertama kata berakar adalah istilah dalam
bidang pertanian, dan dalam bahasa Yunani memiliki makna “berakar
sekali untuk selamanya“ hal ini menggambarkan pohon yang memiliki
70
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
akar yang tertancap di dalam tanah dengan akar yang kuat, membawa
kita menjadi seperti sebuah tanaman yang kokoh menghadapi angin
pengajaran. ( band Efesus 4 : 4 ).“ Di bangun diatas Dia “ Istilah yang
ke-dua di pakai oleh Paulus adalah Istilah yang di pakai dalam bidang
Arsitektur (bangunan) hal ini memberikan gambaran ibarat sebuah
rumah yang di bangun di atas landasan (fondasi) yang teguh. Demikian
Iman kita yang di bangun di atas Yesus Kristus sebagai Fondasi/
Landasan yang kokoh dan teguh. Bagian ke-tiga dijelaskan Paulus
Yaitu : “ Bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan
kepadamu“ Sama seperti pohon besar yang berakar dan bangunan
dengan fondasi / Landasan yang kuat memberi makna bahwa Iman
kita harus dinamis karena yang benar tidak boleh Statis.Bagian ke-
empat dari pertumbuhan rohani adalah : “ Tetap berlimpah – limpah
dengan pengucapan syukur “ Rasul Paulus dalam bagian ini
menjelaskan atau menyinggung soal “ucapan syukur “di dalam Kolose
2 : 12,13. Paulus menekankan pentingnya mengucapkan syukur kepada
Allah dengan pemahaman bahwa “mengucap syukur “ merupakan ciri
kehidupan kekristenan yang mendasar. Mengucap syukur
mendatangkan pemulihan dan mujizat yang tidak pernah di alami oleh
orang-orang yang senantiasa bersungut-sungut, mengucap syukur
adalah tujuan seluruh tindakan manusia baik yang kelihatan dalam
perkataan maupun perbuatan, sebab hati yang melimpah-limpah
dengan ucapan syukur adalah tanda dari kedewasaan kristen.
2.3 Ayat. 8 : Tanda yang lain adalah memiliki kewaspadaan terhadap
filsafat atau ajaran dunia “di sini Paulus sadar akan bahaya yang akan
terjadi karena itu ia melanjutkan nasehatnya dengan menjelaskan
tanda yang ke-lima dari sebuah pertumbuhan yaitu menilai
kewaspadaan pada kata “hati-hatilah“ supaya jangan ada seorangpun
yang “menawan“ kamu melalui filsafatnya yang hampa dan palsu. Satu
gambaran militer yang di pakai Paulus dalam kalimat ini “menawan“
kata ini memiliki pengertian : memperdayakan, menghasut atau
meracuni. Dari sini kita mendapatkan pemahaman bahwa orang-orang
yang telah mengalami proses pertumbuhan Iman, maka ia perlu
berhati-hati agar dirinya tidak mudah diperdaya, dihasut atau diracuni
oleh filsafat/ajaran guru-guru palsu. Mengapa..?
Pertama : Karena filsafat (ajaran) guru-guru palsu itu kosong dan palsu,
sumber ajaran mereka adalah ajaran turun temurun (tradisi) manusia
dan bukan dari kebenaran Firman Tuhan.
71
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Sebagai orang percaya yang telah diselamatkan Kristus Yesus : Jangan
gampang terpengaruh dengan ajaran dunia yang menyesatkan dan
membinasakan hidup kita, karena Yesus Guru Agung yang benar. Tetap
tinggal dan hidup di dalam Dia (Kristus Yesus) karena dengan “Hidup di
dalam Yesus“ kita tidak dapat di goyahkan dalam menghadapi setiap
tantangan. Yesus pokok dan kitalah carang-Nya. Ia mau supaya kita
bertumbuh dan berbuah, karena kita hidup di dalam-Nya.
72
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Perayaan Paskah adalah pesta kemenangan Iman Kristen, dan inilah
penggenapan nubuat mengenai Mesias yang akan dibangkitkan dalam Kitab
Perjanjian Lama. Menjadi satu pertanyaan bagi kita apakah kita percaya
akan kematian dan kebangkitan Yesus Kristus? ataukah kita justru ragu dan
tidak percaya akan peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya?. mestinya kita
sadar bahwa melalui dua peristiwa penting itulah yang dapat menentukan
kekristenan kita yang sesungguhnya, dan juga petumbuhan iman percaya
kita akan Yesus Kristus sebagai Tuhan. Kematian Yesus adalah merupakan
tindakan ketaatan-Nya kepada rencana kasih Allah untuk menyelamatkan
manusia dari dosa dan maut. Dan kebangkitan Tuhan Yesus merupakan
bukti bahwa ketaatan Tuhan Yesus itu tidak gagal. Apabila Tuhan Yesus
tidak di bangkitkan maka sia-sialah iman percaya kita, dan percuma Injil
diberitakan keseluruh dunia. Namun dengan kebangkitan Yesus Kristus
berita Injil itu adalah ya dan amin. Itulah sebabnya Tuhan memberi
perintah kepada murid-murid-Nya dan juga kita : ‘’Pergilah keseluruh
dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk, siapa yang percaya dan di
baptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan di hukum’’
(Markus 16:15). Kebangkitan Yesus Kristus adalah bukti bahwa Dialah
Tuhan dan Injil adalah kebenaran yang sejati.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2 Pada bagian ayat ini menjelaskan bahwa peristiwa ini
terjadi pada Minggu pagi buta, dimana beberapa wanita hendak
meminyaki tubuh Yesus, yang seharusnya dilakukan pada saat
penguburan-Nya namun tidak sempat dilakukan karena sudah
menjelang Sabat. Meminyaki tubuh Yesus dengan minyak wangi-
wangian juga merupakan tanda penghormatan yang istimewa.
2.2. Ayat 3-4, Pada bagian ayat ini menjelaskan bahwa wanita-wanita ini
datang ke kubur dengan tidak mengantisipasi kebangkitan Yesus, tak
73
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Ada beberapa hal yang disamapaikan kepada kita, melalui perayaan
kebangkitan Yesus Kristus saat ini. Bahwa sesungguhnya kebangkitan Yesus
Kristus merupakan bukti bahwa Ia adalah benar-benar Tuhan dan Raja
yang sesungguhnya. Oleh sebab itu marilah kita jadikan Dia Tuhan dan
Raja atas hidup pribadi dan keluarga kita tetapi jadikanlah Dia juga
sabagai Pemimpin di dalam setiap tugas dan pekerjaan kita setiap hari.
Melalui kebangkitan Yesus marilah kita belajar memberi yang terbaik
untuk Tuhan dan sesama melalui apa yang ada pada kita. Seperti Dia yang
telah memberikan kita hidup baru melaui kebangkitan-Nya. Kita percaya
bahwa melalui kebangkitan Yesus Kristus tidak ada lagi penghalang bagi
kita didalam menikmati sukacita, damai sejatera dan berkat-berkat-Nya.
74
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
75
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Kebangkitan Tuhan Yesus dari antara orang mati yang disaksikan oleh
Maria Magdalena, menjadi kesaksian bagi kita bahwa Tuhan Yesus telah
menang mengalahkan kuasa dosa dan kuasa maut . Hal ini
memberitahukan kepada dunia dan manusia bahwa Dialah Mesias sejati
satu-satunya Tuhan yang hidup dan penyelamat umat manusia.
Oleh kebangkitan-Nya membuktikan Ia hidup , Ia menang mutlak atas
maut dan mengalahkan dengan tuntas kuasa si iblis . Dari kebangkitan –
Nya kita beroleh hidup yang kekal. Melalui perayaan Paskah berkat
kemenangan Tuhan kita Yesus Kristus akan memberikan keteguhan iman
yang sungguh bagi kita .
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 11-15 Tangisan Maria, tangisan Maria Magdalena menunjukan
bahwa ia betul-betul bersedih, merasa sangat kehilangan Tuhan yang
dikasihinya tidak berada lagi di kuburan tempat Ia dibaringkan.
Sementara Maria menangis nampak kepadanya dua orang malaikat
dan berkata “ibu mengapa engkau menangis” ( Ayat 13a dan 15a )
Maria merespon dengan mengatakan Tuhan ku telah diambil orang
dan aku tidak tau dimana Ia diletakan. ( ayat 15b ). Tangisan Maria
tidak dapat mengubah rencana dan kehendak Allah , Tuhan Yesus
harus bangkit. Maria tidak sadar dan ingat akan perkataan Tuhan
Yesus bahwa Tuhan akan menggalami penderitaan mati, dikuburkan
dan akan bangkit pada hari yang ketiga ( Matius 17;23 ) Maria
terbawa dengan rasa kehilangan Tuhan dan Guru mereka.
2.2. Ayat 16 Yesus menampakan diri kepada Maria Yesus menyatakan Dia
bangkit orang pertama yang di jumpai Yesus setelah kebangkitan-
Nya adalah Maria , ketika Tuhan menyapanya dangan suara yang
menyentak “ Maria! “ (ayat 16a) maka ia sadar dan mengetahui
76
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
benar ini suara Tuhan . Maria bukan seorang tokoh yang menonjol
dalam kitab injil-injil namun Yesus menampakan diri kepada Maria
dahulu sebelum kepada murid-murid yang lain. Tuhan Yesus
menyatakan diri dan kasih-Nya khusus kepada mereka yang paling
hina, orang-orang seperti Maria dalam kesusahanya tetap
memelihara kasih, kesungguhan dan kesetiaan untuk Tuhan
2.3. Ayat 17-18 Jangan Engkau memegang Aku, Ayat ini mempunyai
arti yang sangat besar, karena ada hal yang penting untuk
dilaksanakan oleh Maria. Ia segera pergi kepada saudara-saudara-Ku
perintah Tuhan, Maria tidak boleh berlama-lama di tempat itu .
Maria harus pergi dan mengatakan apa yang sudah dilihatnya,Tuhan
sudah bangkit.
3. PENERAPAN
Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan kita diperintahkan untuk
memberitakan kabar kebangkitan Kristus kepada semua orang dan dunia .
Karena berita kebangkitan ini adalah inti berita injil . Kebangkitan Kristus
suatu kemenangan bagi kita orang-orang percaya masalah terbesar bagi
manusia dan dunia yaitu kuasa dosa dan maut telah diselesaikan dengan
kemenangannya. Kebangkitan Yesus memberikan damai sejahtra bagi kita ,
kekuatan baru di tengah kelemahan, penghiburan di tengah kesukaran
dan menjamin kehidupan kekal bagi semua orang percaya.
77
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Saudara-Saudara kekasih Kristus, Hidup ini adalah kesempatan itulah yang
harus di lihat oleh orang percaya melalui kaca mata kita, kalau kita masih
diberikan kesempatan untuk berkarya dalam segala aspek kehidupan
maka kita pun harus jelih untuk terus melihat kesempatan yang ada dalam
arti bahwa apa yang kita buat semuanya mengandung arti sendiri bagi
masing” kita di mana kita akan menjumpai hal-hal yang luar biasa dalam
hidup kita dan apa yang kita jumpai, lihat, temui, itulah yang terus kita
renungkan atau lewat kedewasaan iman kita, apakah hal ini baik terus
dilakukan atau hal ini tidak perlu dilakukan karena tidak mendatangkan
berkat dan sukacita dalam hidup kita.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Wahyu 1 ; 9-20 di perjelaskan kepada kita tentang bagaimana
Yohanes mendapatkan penglihatan oleh Allah di pulau Patmos.
Patmos adalah sebuah pulau kecil di laut Aegea kira 80 Km dari Barat
Daya Efesus,di sana Yohanes menjadi tawanan karena terus setia,
Rajin menyampaikan Firman Allah dan terus dipercaya kepada Kristus
dan Firman-Nya. Melalui kesetiaan dan percaya kepada Kristus, maka
Allah berperkara dalam diri Yohanes di mana ia dikuasai oleh Roh
Kudus untuk dapat melihat apa yang Allah perlihatkan dalam sebuah
penglihatan tersebut. Bahkan diperjelaskan oleh suara Tuhan
menuliskan dalam sebuah kitab dan dikirimkan kepada 7 jemaat di
Asia Kecil. Yesus memberikan penglihatan kepada Yohanes di pulau
Patmos, sebagai peryataan bahwa dia selalu hadir dan menyertai
umatnya. Kehadiran Yesus menyertai gereja-Nya dilukiskan sebagai
Anak Manusia yang dengan segala kuasa dan kemuliaan-Nya di
tengah-tengah kaki dian emas (ayat 12-16).
2.2. Saudara-Saudara kekasih dalam Kristus. Dalam bagian ini Yesus juga
menunjukan dan menegaskan tentang kemuliaan, kekuasaan dan
78
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
kedaulatan-Nya di mana Aku adalah yang awal dan akhir. Aku telah
mati namun Aku hidup sampai selama-lamanya itu berarti bahwa Ia
hidup untuk terus menyertai dan memberkati gereja-Nya yang ada
dalam pergumulan, sebab itu jangan takut untuk menghadapi setiap
persoalan, pergumulan dalam kehidupan ini karena kebangkitan-Nya
memberikan suatu kepastian bahwa ia hidup maka ia mampu
melihat dan mengetahui setiap gumul kita, Hal yang menarik bagi
kita dalam bagian ini adalah bagaimana cara Allah memperhatian
kasih-Nya kepada Yohanes dalam sulitnya pulau Patmos di mana
terjadilah hal yang luar biasa pada hari Tuhan dan lewat tuntunan
Roh Kudus maka dia dapat mendengar suara Tuhan yang indah,
bahkan ia dapatkan melihat apa yang Tuhan ijinkan terjadi dalam
penglihatan itu untuk terus menyampaikan penglihatanya kepada
tujuh jemaat.
3. PENERAPAN
Pengalaman Yohanes juga menjadi pengalaman kita dimana banyak hal
yang Tuhan ijikan terjadi dalam hidup Gereja-Nya yang adalah orang
kudus orang percaya untuk bagaimana kita menyikapi bahwa apapun
kita hadapi lewat pergumulan kita Allah terus ada dan menyertai umat-
Nya, bahkan dalam kesulitan apapun ia selalu mendampingi kita.
bahkan dalam penglihatan itu ada pesan-pesan yang diperlihatkan
bahwa Ia adalah Allah yang berkuasa atas kehidupan Gereja-Nya,
jangan takut karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup
untuk selama-lamanya, Percayalah dan terus meyakini akan kuasa
kebangkitan maka kita akan terus hidup bersama dengan Kristus Yesus
Tuhan Kita. Amin.
79
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Kebangkitan Yesus adalah satu-satunya kebenaran utama dalam Injil
(1Kor.15:1-18). Mengapa kebangkitan Kristus penting bagi mereka yang
percaya kepada-Nya? (1) Kebangkitan itu membuktikan bahwa Dia adalah
Anak Allah; (2) Kebangkitan itu menjamin kemanjuran kematian-Nya yang
menebus; (3) Kebangkitan itu membuktikan kebenaran Alkitab; (4)
Kebangkitan itu memastikan penghakiman orang fasik di masa depan; (5)
Kebangkitan Kristus mendasari karunia Roh Kudus dan pemberian hidup
kekal dan pelayanan-Nya di sorga sebagai pengantara orang percaya; (6)
Kebangkitan itu memastikan warisan orang percaya di sorga dan
kebangkitan atau pengangkatan mereka ketika Tuhan datang; (7)
Kebangkitan itu memungkinkan tersedianya kehadiran Kristus serta kuasa-
Nya atas dosa dalam pengalaman hidup sehari-hari kita. Dalam Yohanes
3:1–8 Yesus membahas salah satu ajaran dasar dari iman kristen:
Pembaharuan atau kelahiran rohani. Tanpa kelahiran baru ini seseorang
tidak mungkin dapat melihat kerajaan Allah, yaitu menerima hidup kekal
dan keselamatan melalui Yesus Kristus.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 3-4 : Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus.
Petrus mulai memberikan gambaran tentang kekayaan rohani para
pembacanya, yaitu kekayaan yang tetap tersedia bagi mereka
sekalipun mereka menghadapi berbagai ujian dan pencobaan. Yang
dikemukakan pertama adalah kelahiran baru, yang karena rahmat-Nya
telah melahirkan kita kembali, sehingga dapat memiliki hidup yang
penuh pengharapan yang berpusat pada Rahmat Allah Bapa melalui
Tuhan Yesus, disekitar pernyataan yang sudah sepenuhnya terbukti dan
diberitakan yaitu kebangkitan Yesus Kristus adalah fakta dan sejarah
yang benar terjadi.
80
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2.2 Ayat 5-7 : Di pelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu. Ayat ini
menyajikan tiga kebenaran mengenai jaminan orang percaya. (1)
Orang percaya “di pelihara dalam kekuatan Allah” terhadap semua
kekuasaan kejahatan yang hendak menghancurkan kehidupan dan
keselamatan mereka dalam Kristus. (2) “Iman”, demikianlah iman
yang hidup di dalam Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat adalah
tanggung jawab kita sekarang untuk memiliki perlindungan Allah. (3)
“Keselamatan”. Dalam hal ini keselamatan menunjuk kepada dimensi
yang akan datang dari keselamatan yaitu memperoleh warisan di
sorga dan keselamatan jiwamu.
2.3 Ayat 7 : Membuktikan kemurnian imanmu. Tuhan memandang
ketabahan kita dalam pencobaan dan iman kita pada Kristus sebagai
sesuatu yang sangat berharga bagi-Nya sepanjang kekekalan.
2.4 Ayat 8-10 : Belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya.
Allah memandang iman orang percaya dewasa ini lebih besar dari
pada iman mereka yang dahulu melihat dan mendengar Yesus sendiri
pun setelah Dia bangkit. Orang percaya sekarang, sekalipun belum
pernah melihat-Nya, mengasihi dan percaya kepada-Nya, menurut
Yesus, ada berkat khusus bagi “mereka yang tidak melihat namun
percaya”. Apabila kita hidup dengan iman, Allah mengaruniakan
sukacita kepada kita.
2.5 Ayat 11 : Roh Kristus, yang ada di dalam mereka. Iman kita tidak hanya
didasarkan pada firman Allah dalam Perjanjian Baru, tetapi juga pada
firman Allah dalam Perjanjian Lama. Roh Kudus melalui para nabi
menubuatkan penderitaan Kristus dan kemuliaan yang menyusul. Roh itu
disebut “Roh Kristus” karena Dia berbicara mengenai Kristus melalui para
nabi dan karena diri-Nya di utus dari Kristus.
2.6 Ayat 12 : Diberitakan oleh Roh Kudus. Roh yang mengilhami para
Nabi Perjanjian Lama, juga telah mengilhami kebenaran Injil;
demikianlah berita itu berasal dari Allah dan bukan dari manusia.
Pada hari Pentakosta Roh yang sama yang mengilhami kebenaran Injil
itu mulai memberikan kuasa kepada semua orang percaya untuk
menyampaikan berita itu.
3. PENERAPAN
Iman, pengharapan dan kasih menjadi dasar yang mengokohkan kehidupan
orang percaya melalui penderitaan, kematian sampai kebangkitan-Nya
81
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
memberi bukti tentang iman yang sejati yaitu setia dan tidak menyangkal
Tuhan dalam segala situasi. Keteguhan iman adalah juga kesaksian tentang
mempraktekkan kasih Tuhan terhadap sesama bahkan kepada orang-orang
yang menganiaya kita. Iman mendasarkan diri pada karya penebusan Yesus
bagi umat-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya dari maut. Pengharapan
memampukan kita melihat ke masa depan yaitu janji sorgawi untuk
menerima mahkota kemenangan. Kasih adalah perwujudan tindakan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu mengalahkan kejahatan demi membangun
sesama manusia sebagai kesaksian yang terus menerus hidup dalam diri
pengikut Kristus. Amin
82
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Hidup ini semakin terasa sulit di masa pandemi covid 19. Keadaan ini mau
tidak mau, suka atau tidak suka kita akan beradaptasi dengan kebiasaan-
kebiasaan baru, seperti mengunakan masker setiap kita keluar, menjaga
jarak, selalu mencuci tangan, suhu tubuh diperiksa, dan lain sebagainya.
Tuntutan hidup yang semakin konpleks, persaingan semakin tajam dan
kasih sayang antar sesama cenderung semakin pudar. Selain itu, harga
kebutuhan pokok membubung tinggi dan inflasi yg tidak terkendali.
Semua itu berpotensi menggoyahkan kendali diri. Tak ada yang dapat kita
lakukan selain berserah kepada Tuhan yang Maha tinggi. Oleh sebab itu,
disegala keadaan biarkan Tuhan mendikte kita. Kita ikuti saja jalan-jalan-
Nya, kita anut saja metode yang diajarkanNya. Kita lakukan saja bagian
kita sebagai umat, maka Tuhan akan melakukan bagian-Nya. Bagian kita
ialah berusaha selalu bersikap tenang dan berdoa serta memuji Tuhan.
Bersikap tenang saat datang masalah, merupakan langkah pertama untuk
berkemenangan. Sebab dengan tetap tenang, kita akan dapat berpikir
cerdas dengan mengikuti kehendak Tuhan, kemudian bertindak dengan
pas sehingga masalahpun tuntas kita tumpas. Dengan demikian kita
menunjukan kualitas iman, dan membiarkan Roh kudus berkarya di
dalam hidup kita. Dalam bacaan kita Pemazmur menutup nyanyian
pujiannya dengan merasa yakin bahwa dengan Allah kita lakukan
perbuatan-perbuatan gagah perkasa Ia sendiri akan menginjak-injak para
lawan kita. Pemazmur merasa yakin bahwa dengan Allah kita dapat
mengatasi segala perkara-perkara sulit yang kita hadapi.
2. PENJELASAN TEKS.
Mazmur 108 merupakan gabungan dari Mazmur (57 ay 8-12) dan
Mazmur (60 ayat 6-14). isinya merupakan kombinasi syukur dari
seseorang yang diselamatkan (ay 2-7) dan permohonan serta pengakuan
83
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
dari umat (ay 8-14). Alasan mengapa Mazmur yang berlainan corak ini
digabung, rupanya kedua bagian ini digabungkan untuk keperluan ibadat
saat itu. Oleh karena itu bacaan ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu
bagian pertama ay 1-6, bagian kedua ay 7-10 dan bagian ketiga ay 11-14.
2.1. Ayat 1-6, pemazmur menyatakan niatnya yang luhur dan mulia untuk
memuji dan memuliakan Tuhan dengan mengajak jiwanya untuk
bangun lalu mengambil alat musik lalu melambungkan lagu pujian
dan hormat kepada Tuhan Allah. Ia mengatakan bahwa ia siap untuk
melakukan tugas yang luhur dan mulia itu. Pemazmur mengatakan, ia
mau memuji dan memuliakan Tuhan di antara segala bangsa.
Alasannya hanya satu, yaitu karena ia mengalami secara sangat nyata
kasih setia Tuhan yang sangat besar bagi kehidupannya (ayat 5). Oleh
karena itu, dengan semangat itu ia meminta agar Tuhan
menampakkan kemuliaan-Nya yang mengatasi seluruh bumi, agar di
lihat dan di puji segala bangsa dan kaum yang ada di muka bumi ini.
2.2. Ayat 7-10, pemazmur merayakan keselamatan sebagai hasil karya
tangan Tuhan. Hal itu memang sudah seharusnya dan sewajarnya
demikian, karena Tuhanlah sang penyelamat kita. Dengan bahasa
metafor si pemazmur mencoba melukiskan kuasa Allah atas pelbagai
wilayah dan suku-suku yang mendiami wilayah tersebut. Mereka
semua menjadi alat keselamatan di tangan Allah sendiri. Itulah tempat
yang menjadi sumber sukacita bagi Tuhan sendiri. Maka seharusnya
juga menjadi sumber sukacita bagi umat termasuk sang pemazmur
sendiri di dalamnya.
2.3. Ayat 11-14, pemazmur dengan sebuah pertanyaan retoris mencoba
mengungkapkan pengalamannya akan keselamatan itu sendiri.
Memang Tuhan telah membuang mereka tetapi Tuhan sendiri jugalah
yang telah membebaskan dan menyelamatkan mereka. Sadar bahwa
hanya Tuhan saja yang dapat diandalkan maka ia meminta
pertolongan dari Tuhan. Ia tidak mau lagi berharap pada pertolongan
manusia sebab hal itu sama sekali tidak dapat diandalkan. Rupanya ia
mendapat jawaban positif dari Allah bahwa Ia akan sudi menolong
dirinya. Ia juga yakin akan hal tersebut berdasarkan untaian
pengalamannya sendiri dimasa silam. Maka ia sangat yakin bahwa kita
akan mampu melakukan perbuatan-perbuatan ajaib dalam Tuhan dan
juga justru karena Tuhan. Tanpa pertolongan yang berasal dari Tuhan,
84
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
maka sia-sialah segala usaha kita manusia. Maka kita selalu berharap
pada pertolongan Tuhan. Mungkin itu sebabnya salah satu doa
tradisional kita dimulai dengan rumusan sbb : “Pertolongan kita
dalam nama Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.” Ya memang
Tuhan sang pencipta itulah yang menjadi sumber pertolongan dan
keselamatan bagi kita dalam hidup ini.
3. PENERAPAN
3.1. Apapun persoalan kita, sesulit apapun pemersalahan kita, jikalau
kita datang pada Tuhan dan berharap hanya kepada Tuhan. Pasti
pertolongan Tuhan akan datang sebab Tuhanlah yang berkuasa
atas kehidupan dan setiap peristiwa yang kita hadapi, kemuliaan
Tuhan mengatasi seluruh Bumi.
3.2. Nyanyian dan pujian dan doa adalah cara hidup kita untuk
mengubah persoalan / permasalahan yang terarah kepada Tuhan.
Kita tidak dapat mengubah kesulitan kita dengan mengandalkan
pengetahuan dan pengertian kita, malah kita akan jatuh.
Pengelaman pemazmur meyakinkan kita bahwa hanya didalam
pujian dan doa kepada Tuhan yang dapat mengubah kita
mengatasi segala persoalan kita. Hanya Tuhanlah sumber
pertolongan kita.
3.3. Orientasi puji-pujian tidak hanya berhubungan dengan sifat-sifat
Allah secara abstrak, tetapi pada sifat-sifat Allah yang dinamis
menghasilkan perubahan-perubahan konkret dalam sejarah
kehidupan manusia.
3.4. Hal ini yang paling penting dalam memuji Tuhan adalah kesiapan
hati dan jiwa, bukan segala perlengkapan yang sifatnya jasmaniah
meskipun itu juga diperlukan.
85
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Gereja selaku persekutuan orang percaya, harus menyatakan kemuliaan
Kristus bagi dunia. Sebab kematian dan kebangkitan Kristus, telah
menyelamatkan manusia dari dosa. Maka hidup yang menyatakan
kemuliaan Kristus bukan pilihan tapi keharusan. Untuk itu di tuntut
kedewasaan iman kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat, serta
ketaatan hidup Pada FirmanNya. Untuk maksud pendewasaan iman
itulah surat rasul Paulus ini ditujukan kepada jemaat Kolose. Tapi juga
bermanfaat bagi gereja Tuhan dimasa kini. Agar berwaspada terhadap
ajaran sesat dan pengaruh dunia yang berpotensi mengalihkan dan
memutuskan hubungan dengan Kristus, Tuhan kita. Sehingga kemuliaan
Kristus nyata dalam hidup orang percaya. Menjadi kesaksian bagi dunia
terhadap keilahian Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat. Bagaimana
Rasul Paulus memerangi pengaruh tradisi keagamaan dan filsafat yang
berkembang di wilayah Kolose. Mari kita ikuti teks Firman Tuhan ini.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 16 – 17 : Kesempurnaan dalam Kristus diawali dengan
“Karena itu”,
maksudnya perkataan ini merupakan kelanjutan dari konteks
sebelumnya (2 : 6 – 15), di mana Paulus menjelaskan tentang
kepenuhan di dalam Kristus. Sehingga pada kedua ayat ini, Paulus
berpesan kepada jemaat di Kolose agar jangan membiarkan
siapapun menghakimi mereka berdasarkan makanan, minuman,
hari raya bulan baru ataupun hari sabat. Kesemuanya itu bukanlah
dasar bagi keselamatan dan hanya merupakan bayangan dari pada
yang sempurna, yang harus datang yaitu Kristus.
2.2. Ayat 18 - 19 : Kemenangan di dalam Kristus
Seperti seorang wasit dalam pertandingan menyatakan siapa
menang dan siapa kalah. Maka orang Kristen jangan mengijinkan
orang- orang yang sesat atau guru guru palsu itu menghakimi
86
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
87
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
88
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Hidup yang menyatakan kemuliaan Kristus adalah hidup yang
berbeda dari dunia. Kita berbeda karena eksistensi kehidupan
bersama dalam kematian dan kebangkitan Kristus. Mempunyai dua
konsekwensi logis yaitu menanggalkan hidup lama atau keterikatan
dunia dan menempuh hidup baru. Selagi keterikatan duniawi lebih
dominan bagaimana bisa kemuliaan Kristus dinyatakan dalam
hidup orang percaya? Cara hidup lama tidak memuliakan Kristus,
maka hidup baru dapat diarahkan dengan mencari dan memikirkan
perkara-perkara di atas, bukan di bumi. Artinya Tuhan Yesus harus
menjadi pusat, sentral kehidupan orang percaya. Ibarat kata, kaki
kita masih berpijak di dunia tapi hati dan pikiran kita terkonsentrasi
pada perkara-perkara diatas. Kongkritnya perlu membangun
persekutuan dengan Tuhan Yesus dan Firman-Nya. Supaya hati,
pikiran dan perbuatan kita pun selaras dengan maksud maksud
Tuhan. Maka sangat penting untuk bertumbuh dewasa dalam iman
dan pengenalan kepada Tuhan Yesus Kristus, sebab Kristus telah
dimuliakan lewat kematian dan kebangkitan-Nya. Sehingga
manusia ditebus dari cara hidup yang sia-sia, Supaya hidupnya
menyatakan kemuliaan Tuhan.
89
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Setelah kebangkitan Yesus dari kematian-Nya, selama 40 hari Ia bersama
dengan murid-murid-Nya, memulihkan seluruh kondisi iman, panggilan
dan semua karya yang telah dibuat-Nya sebelum disalibkan. Ia
memperbaiki keyakinan/percaya mereka kepada Dia sebagai Tuhan dan
Juruselamat. Ia pun memberi perintah, dan membuktikan bahwa Ia
hidup dan mereka harus menjadi saksi untuk memberitakan apa yang
sudah DIKERJAKAN Yesus serta menyatakan kepada dunia apa yang
DIAJARKAN sebagaimana amanat-Nya kepada para murid sebelum naik
ke Sorga. Bahwa dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan
pengampunan dosa harus di sampaikan kepada segala bangsa (Lukas 24 :
47), karena mereka adalah saksi dari semua yang di kerjakan dan di
ajarkan Yesus.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1. Buku yang pertama yakni, injil Lukas ditujukan kepada
Teofilus seorang yang ternama, berwarga negara Roma dan
berkedudukan tinggi dalam pemerintahan dengan gelar “yang
mulia” (Lukas 1:1). Dalam buku pertama Lukas ingin
memberitahukan kepada Teofilus tentang Yesus Kristus dan
menjelaskan apa yang telah dikerjakan dan diajarkan Yesus, harus
diberitakan oleh para murid karena mereka adalah saksi dari semua
yang dikerjakan dan diajarkan Yesus. Buku yang kedua adalah :
Kisah Para Rasul, yang menceritakan tentang “sesudah hari Ia
terangkat” Kedua buku ini ditujukan kepada seorang yang bernama
Teofilus ( Lukas 1:3; Kisah Para Rasul 1:1).
2.2. Ayat 2. Perintah Roh Kudus kepada murid-murid, Apa yang
dikerjakan dan di lakukan oleh Yesus di dalam Roh-Nya akan terus
dikerjakan oleh Rasul-rasul. Setelah kenaikan-Nya ke Surga. Karena
baik Kristus yang ke Surga, maupun Roh Kudus yang diam dalam
hati, keduanya bekerja bersama-sama dalam segala sesuatu.
90
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Dalam buku pertama (Injil Lukas) dan buku kedua (Kisah Para Rasul)
menegaskan kepada kita bahwa Yesus telah selesai mengerjakan
pekerjaan-Nya di dunia, sesuai dengan maksud Bapa. Ia harus kembali ke
Surga asal-Nya. Ia menyuruh murid-murid (Rasul-rasul) untuk
memberitakan Injil dan Ia memperlengkapi mereka, agar mampu
memberitakan Injil dengan Kuasa Roh Kudus. Pesan bagi Gereja masa
kini:
3.1 Rasul-rasul telah melakukan pekerjaan Injil seturut dengan yang
dikerjakan dan diajarkan Yesus sampai terangkat ke Surga. Yakni
memberitakan kabar pembebasan, kabar sukacita bagi mereka yang
di tawan oleh kuasa-kuasa dosa ; Gereja pun demikian kita di utus
91
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
92
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Setelah 40 empat puluh hari kebangkitan-Nya, Ia memberi pengajaran
untuk membaharui seluruh panggilan, serta memulihkan sebagai murid
yang akan di utus untuk memberitakan kabar pembebasan (Injil). Mereka
harus BERSAKSI BAGI KRISTUS mulai dari tempat di mana mereka
berjumpa dan dijumpai oleh Yesus dengan segala keberadaan hidup
mereka menjadi saksi Yesus mulai dari Yerusalem, seluruh Yudea dan
Samaria dan sampai ke Ujung bumi.
2. PENJELASAN
2.1. Ayat 6-7 Pertanyaan murid tentang kerjaaan Allah. Dalam Kisah Para
Rasul 1:3 di katakan oleh Yesus menunjukkan diri-Nya setelah
penderitaan-Nya selesai….membuktikan bahwa Ia hidup. Berulang
ulang Ia berbicara tentang ‘KERJAAN ALLAH’ selama 40 hari itu
sebabnya Rasul bertanya : “Tuhan maukah….pada masa ini
MEMULIHKAN kerajaan Israel?” Pertanyaan timbul sebagai respon
murid-murid tentang kerajaan Allah. Istilah KERAJAAN untuk orang
Yahudi pada waktu itu berarti kerajaan yang berdasarkan Kuasa atau
kerajaan dunia. Mereka ingin bebas dari orang-orang Romawi yang
menjajah mereka. Yesus tidak mengindahkan pertanyaan mereka
dan seolah-olah menegur mereka. Bukan seperti kerjaan duniawi.
Tetapi kerajaan yang di janjikan Yesus adalah kerajaan yang mereka
duduki nanti di tempat tinggi (Lukas 22 : 29-30). Bahwa masa dan
waktunya tidak diberitahukan, hanya ada dalam kuasa Allah. Tugas
mereka hanyalah memberitakan injil.
2.2. Ayat 8 Roh Kudus akan di terima Para murid menjadi saksi. Inilah
janji yang terakhir dari Yesus sebelum terangkat ke Sorga. Para Rasul
(murid-murid) tidak mengerti apa yang dimaksud Yesus dengan
Kuasa. Para murid mengira kuasa duniawi. Yesus membelokkan
pikiran mereka kearah lain. Di baptis dengan Roh Kudus berarti,
93
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
94
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Kenaikan Tuhan Yesus ke Surga bukan berarti seluruh pekerjaan Injil
selesai. Yesus menyelesaikan tugas-Nya di dunia dengan baik dan
sempurna. Sehingga Kemuliaan Allah terpancar dalam seluruh karya-Nya.
Pekerjaan-Nya belum selesai, para murid, dan kita masih melanjutkannya
melalui kata, sikap dan perbuatan hidup sebagai Gereja yang bersaksi:
3.1 Kita telah menerima Kuasa Roh Kudus, untuk melengkapi Gereja
menjadi saksi Yesus di tengah dunia ini. Gereja hanya mampu menjadi
saksi, ketika gereja berkarya hanya di dalam tuntunan Karya Roh
Kudus, menghancurkan segala roh-roh duniawi yang mengikat
kehidupan umat manusia kepada keselamatan. Untuk berani bersaksi,
andalkanlah kuasa Roh Kudus.
3.2 Kuasa yang diberi oleh Yesus bagi orang percaya, adalah : Kuasa
untuk melayani, bukan kuasa untuk pementingan diri, kelompok,
suku, ras, tetapi untuk menjangkau banyak orang untuk menikmati
Anugerah Tuhan masuk dalam kerajaan-Nya. Ditengah situasi covid
19, Gereja harus memberi dampak pengharapan akan hadirnya
kerajaan Allah yang membebaskan dan memulihkan umat manusia
dari belenggu kecemasan dan ketakutan kepada pengharapan yang
pasti didalam Roh Kudus
95
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Setelah kenaikan Yesus ke Sorga. rasul-rasul kembali ke Yerusalem. Mereka
tidak tinggal diam dan berpangku tangan untuk menunggu janji Bapa yang
telah di sampaikan kepada mereka, untuk tidak boleh meninggalkan
Yerusalem. Kini ketaatan mereka semakin dinyatakan untuk tidak kembali ke
tempat masing-masing (tempati tinggal) tetapi ke tempat yang dijanjikan
(Yohanes 14;15:10). Mereka terus bertekun berdoa dengan semua orang
percaya lainnya yang menyertai mereka selama pelayanan Yesus bersama para
kaum perempuan. Menjadi kekuatan yang utuh untuk menerima janji Tuhan
dan menjadi saksi untuk memberitakan karya pembebasan Allah. sehati
menjadi kunci keberhasilan menghancurkan semua kekuatan yang melawan
kehendak Allah.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 12 Kembali ke Yerusalem, Kenaikan Yesus di bukit Zaitun, dari
bagian di mana terletak Betania (Lukas 24:50). Disanalah Yesus memulai
penderitaan-Nya (Lukas 22:39). Dari Betania menuju Yerusalem sekitar 4
km (300-400 kaki) seperjalanan Sabat-yakni jarak perjalanan yang
diperbolehkan bagi seorang Yahudi di hari Sabat ditetapkan oleh Para
rabi (Kel. 16: 29; Bil. 35: 5) bagi seorang untuk berjalan di hari Sabat. Di
saat itulah para rasul kembali ke Yerusalem.
2.2. Ayat 13 ke ruang atas-daftar rasul-rasul, Ruangan atas ini kemungkinan
adalah ruangan yang di pakai untuk perjamuan terakhir (Lukas. 22:12)
karena ruangan ini besar maka dapat menampung lebih banyak dari
para murid Yesus. Mereka ini adalah daftar inti dari murid Yesus ketika Ia
memanggil mereka pertama kali, dan tidak termasuk Yudas Iskariot yang
telah mati, menjadi satu kesatuan dari Para Rasul.
2.3. Ayat 14 : Bertekun dengan sehati dalam doa, Mereka bertekun,
dengan sehati dalam doa, yakni : ke sebelas murid Yesus, beberapa
perempuan, saudara-saudara Yesus mencari wajah Tuhan,
merendahkan diri, dengan tidak henti-hentinya berdoa. Dengan
sehati, yakni sama-sama memikul beban tanggung jawab beban yang
akan diberikan, dalam kerendahan hati. Berdoa II Tawarikh 7: 14-15
Tuhan mendengar doa-doa kita dan menggenapi Firman-Nya dalam
hidup orang yang bertekun.
96
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Ketika Yesus, Sang Guru Agung ditangkap dan diadili, Murid-murid (rasul-
rasul) saat itu semua melarikan diri, menyangkal dan mengkhianati.
Kesaksian seperti ini bagi Yesus sangat rapuh dan berbahaya. Tetapi
setelah kebangkitan dan masa 40 hari Yesus memulihkan seluruh karya
dan kesaksian mereka, dengan mempersiapkan mereka untuk menjadi
saksi-saksi-Nya di dunia. Para murid mengalami proses perubahan yang
luar biasa, tercerai menjadi bersatu selama masa 10 hari menantikan janji
Allah, ada 3 hal penting disini, yaitu:
3.1. Bertekun. Mereka tidak lagi memperebutkan kepentingan-
kepentingan siapa yang paling penting dan terbesar diantara mereka
(Luk. 9: 46-48). Sekarang totalitas hidup mereka di persiapkan untuk
menjadi saksi Kristus. Penting bagi kita sebagai orang percaya hal
ketekunan menjadi sifat khas persekutuan, selalu berpegang teguh
pada kehendak Allah. Saling melayani, menopang, harus di
nampakkan dan menjadi ciri gereja.
3.2. Sehati, Para rasul bersatu hati untuk memuliakan Allah, dengan
menyerahkan diri mereka untuk karya Allah yang besar bagi
penyelamatan dunia. Gereja di utus oleh Yesus ke dalam dunia harus
sehati dengan yang mengutusnya. Demikian juga dengan Para
pekerja. Memang dalam banyak hal pasti ada perbedaan-perbedaan
di antara setiap pekerja, tetapi Yesus Kristus Kepala Gereja
menghendaki supaya satu hati (sehati) dalam melaksanakan misi
Allah (Filipi 2: 5, 14).
3.3. Berdoa, Doa merupakan nafas hidup orang percaya. Doa membawa
seluruh harapan dan pergumulan kepada Tuhan, dengan memberikan
tempat terpenting agar maksud dan kehendak Allah terjembatani
secara baik dan benar. Para rasul berdoa dan terus berkomunikasi
dengan Allah sampai maksud tercapai. Menjadi penting dalam hidup
persekutuan sebagai Tubuh Kristus bahwa bertekun, bersehati dan
berdoa adalah gaya hidup orang percaya. Hanya dengan bertekun
sehati dan berdoa Roh Kudus bekerja secara mengherankan. Amin
97
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Pentakosta, Hari ke lima puluh dari kebangkitan Yesus atas maut, dan
sepuluh hari setelah kenaikan-Nya ke Surga. Pentakosta juga Hari turunnya
Roh Kudus, sebagaimana yang dijanjikan oleh Yesus, sebelum Ia naik ke
Surga (1:8). Janji yang akan menguatkan dan membaharui seluruh
kehidupan rasul-rasul untuk menjadi saksi dari seluruh karya Allah dalam
diri Yesus Kristus. Dalam Perjanjian lama hari raya Pentakosta, dinamakan
masa tujuh minggu sesudah Paskah (Ulangan 16: 9, 10) kedua masa raya itu,
yaitu Paskah dan Pentakosta ialah hari raya pengumpulan buah panen.
Pada hari raya Pentakosta dipersembahkan roti yang di buat daripada
gandum yang baru di tuai. Itulah sebabnya PENTAKOSTA disebutkan, “
hari raya pengumpulan buah” (Keluaran 23 : 16) di kemudian hari, hari
raya PENTAKOSTA, mengingatkan orang Yehudi kepada pemberian
Hukum Taurat di Gunung Sinai.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-4. Roh Kudus turun… dan tanda-tanda, Pagi hari orang percaya
berkumpul, mereka berkumpul untuk berdoa dan mengingat karya
Yesus kira-kira 120 orang banyak yang hadir kembali sama seperti
waktu pemilihan Matias (Kisah Para Rasul 1: 15). Mereka kumpul
dalam satu rumah di Yerusalem, mereka sedang memohon dan
menantikan apa yang di janjikan oleh Yesus kepada mereka. Turunlah
dari langit Roh Kudus menguasai mereka dan tanda-tanda di dengar
tiupan angin dan dilihat menguasai seluruh ruangan. Tanda-tanda
menyertai :
a) Bunyi seperti angin keras dari langit
b) Lidah seperti nyala api yang hinggap pada masing-masing kepala rasul
c) Para Rasul berbicara dalam bahasa lain di luar lingkup Yahudi. Roh
Kudus berkarya dengan menggunakan bahasa bangsa-bangsa.
98
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2.2. Ayat 5. Orang Yahudi saleh, Setelah para rasul turun dari ruang atas
dan menuju suatu tempat mungkin Bait Allah. Di sana orang
Yahudi yang saleh dan orang banyak berkumpul, yakni orang-
orang Yahudi yang di Diaspora, yang tersebar di seluruh daerah
Mediterania, tetapi telah kembali ke Kota Kudus untuk merayakan
Pentakosta (Pesta Panen).
2.3. Ayat 6-11… Rasul berbicara dalam berbagai bahasa, Ketika turun
bunyi itu, berkerumun orang banyak kesan yang timbul:
a) Para Rasul berbicara dalam berbagai bahasa bangsa yang hadir saat
itu dan menyapa mereka dalam bahasa mereka masing-masing.
b) Sangat menakjubkan bahwa orang-orang mempunyai logat
Yahudi Galilea mampu berbicara berbagai bahasa. Orang-orang
sekeliling Laut Mediterania, bahasa Yunani populer, dari Afrika
Utara, Arab, Asia kecil sebelah timur dataran Iran.
Semua menyaksikan perbuatan Allah yang besar, bahwa yang
mempunyai bahasa-bahasa yang besar ialah Roh Kudus. Dahulu
keinginan manusia yang besar hendak bersatu menentang Allah
membangun menara Babel (Kejadian 11: 1-9) tetapi Allah
mengacaukan bahasa mereka. Lalu pencurahan Roh Kudus Allah
memulihkan seluruh bahasa bangsa-bangsa untuk dapat
berkomunikasi tentang karya penyelamatan Allah melalui bahasa
lidah manusia.
2.5 Ayat 12-13… Pendengar termangu-mangu Semua orang yang
mendengar rasul rasul berbicara dalam bahasa bangsa-bangsa
menjadi kagum, termangu-mangu (takjub) dan tercengang tetapi
ada yang tidak percaya lalu menyindir para rasul bahwa mereka ini
dikuasai oleh anggur manis sehingga menjadi mabuk.
2.6 Ayat 14-15. Petrus bersaksi, Orang banyak masih tercengang, lalu
bangkitlah Petrus bersama kesebelas rasul yang masih dipenuhi Roh
Kudus. Petrus sebagai juru bicara berkata kepada orang
Yahudi/Israel saja (bandingkan ayat 14,22,36) dengan tegas ia
membantah tuduhan, seolah-olah mereka mabuk, dan itu anggapan
yang salah, karena hari baru pukul sembilan pagi dalam hari baru
dan suasana baru yang segar .
2.7 Ayat 16-18 Petrus menjelaskan bahwa Nabi Yoel telah membuatkan
hari-hari kesudahan (Yoel 2 : 28-32). Roh Kudus akan turun atas
99
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1. Pencurahan Roh Kudus adalah hari berdirinya Gereja di muka bumi.
Roh Kudus telah datang, dan telah berkarya dalam hidup orang
percaya (Gereja). Roh Kudus memampukan setiap orang percaya untuk
melakukan pekerjaan Allah. Gereja berkarya dan berbuat hanya seturut
dengan maksud dan kehendak Allah.
3.2. Tugas Gereja adalah memberitakan Injil Kerajaan Allah di tengah dunia
dengan berbagai tantangan dan persoalan. Menjawab persoalan-
persoalan dunia. Gereja harus mampu menjawab, karena digerakkan
dan di dorong hanya oleh dan dengan karya Roh Kudus.
3.3. Dipenuhi Roh Kudus. sungguh-sungguh penuh Kuasa Roh Kudus. Tiap-
tiap hari, kita di pimpin oleh Roh Kudus (Roma 8:14) untuk
mengerjakan pekerjaan yang di kehendaki Allah. Tanda-tanda Allah
telah nyata dalam hidup kita yakni penyertaan-Nya, untuk itu
janganlah takut, beritakanlah Injil Allah, sampai Tuhan Yesus datang
kembali, Amin.
100
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN :
Setelah peristiwa pentakosta, Petrus dengan lantang berdiri dalam khotbahnya
menegaskan siapa sesungguhnya Yesus itu dengan kehadiran-Nya dalam dunia,
Kuasa-Nya lewat tanda-tanda Mujizat yang ditentukan Allah. Yesus ini,
keturunan Daud mati tapi dibangkitkan menjadi Tuhan dan Kristus untuk
menyelamatkan dunia. Janji Allah, penyelamatan harus terus berlangsung dan
menembus semua perbedaan. Petrus tetap mengingat akan karya Yesus,
terlebih kepada amanat Yesus untuk pergi menjadikan semua bangsa murid-
Nya. Jadi janji tentang penyelamatan yang dikerjakan dalam Yesus itu harus
terus diajarkan dan tidak berhenti pada satu generasi, tetapi berlanjut terus
kepada generasi berikutnya, sampai kedatangan-Nya yang kedua kali.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 32 Para muridlah yang menjadi saksi mata dari kebangkitan Yesus.
Hanya Yesus sajalah yang dibangkitkan dari kematian oleh Kuasa Allah.
Inilah dasar kesaksian Kristen (Luk 24 : 48).
2.2 Ayat 33 Allah meninggikan Yesus begitu rupa. Setelah Allah meninggikan
Yesus oleh Tangan kanan-Nya barulah Roh Kudus datang. Jika Yesus tidak
dimuliakan pada tangan kanan Allah Roh kudus tidak akan datang.
2.3 Ayat 34-35 Khotbah Petrus menjelaskan bahwa Yesus yang sudah
bangkit adalah inti Nubuat perjanjian lama, dengan mengutip ucapan
Daud dari Mazmur 110 : 1, Yesus juga menggunakan dalam matius 22 :
41-46. Yesus telah duduk disebelah kanan Allah, namun musuh-musuh-
Nya belum menjadi tumpuan kaki-Nya.
2.4 Ayat 36 Inti dari penjelasan Petrus kepada pemimpin Yahudi, bahwa
Yesus menjadi Tuhan dan Kristus menurut nubuat Perjanjian Lama.
Kristus yang berarti yang diurapi (Yunani), Juruselamat
2.5 Ayat 37-38 Reaksi dari khotbah Petrus, berhasil meyakinkan para
pendengar karena kuasa Firman Allah, sehingga mereka disadarkan atas
perlakuan mereka yang salah, dengan pernyataan apa yang harus
diperbuat ? Petrus menjawab bahwa bertobat, dan memberi diri
101
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN :
3.1. Khotbah Petrus menyaksikan bahwa, Yesus adalah Tuhan dan Krsitus
yang benar-benar tersalibkan, mati, bangkit dan dimuliakan harus
menjadi inti pemberitaan Gereja. Gereja yang terus menerus
memberitakan kematian dan kebangkitan Kristus telah melakukan
Amanat Yesus. Bukan saja kepada pendengar waktu itu , tetapi juga
kepada gereja masa kini ditengah tantangan dan ancaman rupa-rupa
pengajaran yang mempengruhi dan menyesatkan kehidupan umat.
Yesus adalah Tuhan yang hidup terus memperhatikan dan memberi
hidup kepada umat-Nya.
3.2. Kekuatan Kuasa Roh Kudus tetap berada diatas dan di dalam Gereja-
Nya. Roh Kudus memimpin dan memampukan para pekerja di dalam
gereja-Nya untuk bekerja seturut dengan maksud dan Kehendak-Nya.
Itu berarti para pekerja tidak boleh mengandalkan diri kepada
kekuatan diri sendiri dan memperhambakan diri kepada kekuatan-
kekuatan (penguasa-penguasa alam, mistik, dll). Tugas gereja membawa
umat kepada karya penyelamatan, melepaskan dari belenggu ketakutan
dunia rupa-rupa penyakit (jasmani-rohani).
3.3. Yesus Kristus adalah berita keselamatan (Injil). Yesus telah
memproklamirkan keselamatan manusia itu dengan kematian dan
102
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
103
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Pengemis bukan baru sekarang ada. Disaman rasul-rasul sudah ada orang
yang mengemis. Banyak alasan orang mengemis. Bisa karena faktor
ekonomi atau karena tidak memiliki pekerjaan, tapi juga karena alasan
kesehatan. Karena faktor-faktor tersebut orang terdorong untuk meminta-
minta agar bisa hidup. Lokasi yang dipilih untuk mengemis tidak
sembarangan. Selalu dicari tempat yang strategis dimana banyak orang
yang lewat di situ.
Demikian juga dengan pengemis yang diceritakan dalam Kisah Rasul 3:1-10 ini.
Ia lumpuh dan oleh mereka yang sehat dia ditempatkan untuk meminta-minta
di depan gerbang bait Allah yang dikenal sebagai Gerbang Indah. Tempat
yang strategis, karena banyak orang lalu-lalang untuk masuk beribadah.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-3: Si lumpuh di Gerbang Indah,
Gerbang bait Allah yang disebut Gerbang Indah itu adalah tempat yang
tepat untuk mengemis. Di tempat itu banyak orang lewat untuk pergi
sembahyang. Tempat ini strategis bukan semata-mata karena banyak
orang lewat di situ, tetapi juga karena orang-orang yang lewat itu
adalah mereka yang pergi beribadah, sehingga sedikit atau banyak ada
rasa belas kasihan pada mereka, maka kemungkinan untuk memberi
sangat besar. Si lumpuh setiap hari ada di Gerbang Indah. Ia ada di situ
karena dibantu oleh orang lain. Lukas mencatat bahwa “tiap-tiap hari
orang itu diletakan dekat pintu gerbang bait Allah, yang bernama
Gerbang Indah”. ia seorang yang tidak berdaya, hidupnya tergantung
pada orang lain. Ia ada di gerbang bait Allah bukan untuk pergi
sembahyang, tetapi untuk minta sedekah. Ia hidup dari meminta-minta.
Ketika dua orang rasul, yaitu Petrus dan Yohanes, hendak masuk ke
bait Allah ia pun meminta sedekah kepada mereka.
2.2. Ayat 4-7: Sembuh karena nama Yesus Kristus,
Kedua rasul itu tidak memandang rendah si pengemis itu, mereka tidak
bersikap masa bodoh. Mereka mau memperhatikan dan berkata kepada si
pengemis itu: “Lihatlah kepada kami”. Petrus dan Yohanes mau
membangun relasi pribadi. Keadaan si pengemis itu tidak menjadi
104
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
105
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Bait Allah”. Tadinya dia lumpuh dan meminta-minta kini dia berjalan dan
memuji Allah. Hal ini membuat orang banyak itu menjadi “takjub dan
tercengan”. Petrus dan Yohanes tidak hanya membuat orang lumpuh itu
sembuh dan memuliakan Allah, tetapi juga membuat “seluruh rakyat”
atau orang banyak menyaksikan dan takjub serta tercengan dengan apa
yang Kristus buat terhadap orang lumpuh itu.
3. PENERAPAN
3.1. Membantu orang dalam kesusahan adalah hal yang umum dilakukan oleh
siapa saja. Demikian juga halnya dalam lingkungan orang Kristen. Tidak
sediki orang Kristen baik sebagai pribadi maupun keluarga membantu
orang-orang dalam kesulitan baik karena faktor ekonomi maupun karena
kesehatan. Dalam gereja tindakan kebaikan ini disebut pelayanan kasih
atau diakonia. Belajar dari Petrus dan Yohanes, maka pemberian bantuan
itu patut berlangsung dalam sebuah relasi dan dialog hidup. Dalam relasi
dan diaolog inilah kita akan menemukan kebutuhan yang sesungguhnya
dari mereka yang akan dibantu. Bantuan Kristen dalam arti pelayanan
kasih atau diakoni harus menjawab kebutuhan yang sesungguhnya dari
mereka yang menerima pelayanan kasih itu.
3.2. Bantuan atau pelayanan kasih itu harus membawa orang pada
pemulihan diri dan pemulian Allah. Petrus dan Yohanes membantu
silumpuh untuk sembuh bukan supaya mereka dipuji, melainkan supaya
orang itu dipilihkan dan memuliakan Allah. Bendera yang kita kibarkan
dalam setiap bantuan dan pelayanan kasih bukan bendera pribadi,
tetapi bendera Kerajaan Allah. Bahkan bukan untuk kepentingan
gereja, melainkan untuk membawa orang menyaksikan karya
keselamatan Kristus dan memuliakan Bapa di sorga. Amin
106
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Status sebagai anak Allah merupakan sebuah anugerah dan sekaligus
panggilan. Anugerah karena manusia yang berdosa mustahil menjadi anak
Allah. Hanya karena kebaikan Allah saja kita memperoleh status yang sangat
mulia itu. Kebaikan Allah ini nyata di dalam Yesus Kristus yang oleh kematian
dan kebangkitan-Nya membebaskan kita dari kuasa dosa dan kita menjadi
anak-anak Allah. Ini sebuah anugerah! Roh Kudus menjaga dan terus
menerus mrmbarui kehidupan kita sehingga keberadaan sebagai anak Allah
itu tidak tercemar dan kita tetap memperlihatkan diri sebagai anak Allah
yang tidak hidup menurut keinginan daging. Hal ini digarisbawahi oleh Rasul
Paulus dengan menyatakan bahwa “semua orang yang dipimpin Roh Allah
adalah anak Allah”(Rm 8:14).
Sebagai anak Allah kita adalah ahli waris dari janji-janji Allah, yaitu janji
keselamatan. Karena itu, kita terpanggil untuk hidup sebagai anak Allah, yaitu
hidup kudus dihadapan Allah dan menjalankan apa yang Allah kehendaki,
yaitu hidup dalam kasih kepada Allah maupun kepada sesama manusia.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-4: Roh memerdekan dari hukuman dosa,
Dosa telah membuat manusia kehilangan kemuliaan Allah dan ada
dalam penghukuman karena dosa. Tetapi sekarang oleh Roh manusia
dimerdekakan didalam Kristus Yesus, sehingga “tidak ada
penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.
Pemerdekaan yang demikian tidak mungkin terjadi dengan melakukan
hukum Taurat oleh manusia yang dikuasai kedagingan. Allah
melakukan pembebasan itu dengan mengutus Anak-Nya sendiri, yaitu
Yesus Kritus, yang menjadi daging dan menanggung penghukuman atas
dosa manusia. Supaya tuntutan hukum Taurat, yaitu menjadi manusia
yang menyembah dan memuliakan Allah digenapi oleh Roh Kudus di
dalam Anak Allah.
2.2. Ayat 5-9: Hidup menurut Roh dan menurut daging,
Manusia yang hidup dalam daging dan belum dimerdekakan dari dosa,
hidupnya dikuasai oleh keinginan-keinginan daging. “Sebab mereka
yang hidup menurut daging, memikirkan hal-hal yang dari daging”.
107
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Orang seperti ini, yaitu hidup menurut daging, ada dalam perseteruan
dengan Allah, “karena ia tidak takluk kepada hukum Allah”, Orang
yang demikian, juga tidak berkenan kepada Allah, sebab “mereka yang
hidup dalam daging, tidak mungkin berkenan kepada Allah”. Berbeda
dengan mereka yang sudah dimerdekakan oleh Roh di dalam Kristus
Yesus. Mereka ini hidupnya dikuasai oleh Roh, “sebab mereka yang
hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dari Roh”, dan
melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Kristus.
Mereka yang sudah dimerdekakan dari dosa tidak lagi hidup menurut
keinginan daging, melainkan hidup didalam Roh. Ini sekaligus
menunjukan bahwa setiap orang yang hidup didalam Roh adalah milik
Kristus. Sebaliknya, yang tidak hidup didalam Roh, mereka tidak
memiliki Roh Kristus, dan berarti bukan milik Kristus.
2.3. Ayat 10-13: Kita orang yang berutang,
Keberadaan sebagai milik Kristus itu amat menentukan kehidupan
sesorang ketika dia mati. Setiap orang pasti mati, namun mereka yang
ada di dalam Kristus dan memiliki Roh Kristus, sekalipun tubuh mati
karena dosa, tetapi memiliki kehidupan, sebab Roh yang dalam diri
mereka menutun dalam kebenaran. Roh Allah yang diam di dalam diri
setiap orang yang telah dimerdekakan dalam Kristus, menentukan masa
depan bagi kehidupan baru. Sebab jika Allah membangkitkan Yesus dari
antara orang mati, maka oleh Roh Allah tubuh yang fana ini akan
dihidupkan, dan sama seperti Yesus mereka mengalami kebangkitan
orang mati. Keberadaan Roh Allah dalam diri setiap orang yang hidup
di dalam Kristus menjadi jaminan bahwa sekalipun tubuh yang berdosa
ini mati, tetapi Allah akan membangkitan untuk sebuah kehidupan baru
yang tidak akan binasa.
Karena itu, sesungguhnya siapa saja yang sudah dimerdekakan dan ada
di dalam Kristus ia adalah orang yang berutang kepada Allah. Karena
tidak ada satupun andil yang ada pada seseorang untuk diperhitungkan
dalam pememerdekaan dari hukuman dosa, sepenuhnya adalah kasih
karunia Allah di dalam Kristus (Ep 2:8). Demikianpun kehadiran Roh
Allah dalam diri setiap orang yang mengalami pemerdekaan itu terjadi
hanya oleh kehendak Allah sendiri. Jadi kita benar-benar orang yang
berutang kepada Allah.
2.4. Ayat 14-17: Yang dipimpin Roh Kudus adalah anak Allah
Keberadaan Roh Allah dalam diri setiap orang yang telah
dimerdekakan dari dosa memberikan status yang baru yakni sebagai
anak Allah. Oleh karena itu, dengan Roh-Nya kita memiliki keberanian
untuk menyapa Allah itu sebagai Bapa. Sebuah sapaan yang
108
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
109
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Kehidupan seseorang selalu dilatarbelakangi oleh apa yang ia miliki seperti
materi, jabatan, status sosial, ideologi, pendidikan dan agama. Semua ini
tanpa disadari sangat kuat membentuk kepribadian dan gaya hidup. Dalam
pembacaan tersebut tampak kedalaman relasi Rasul Paulus dengan Yesus
Kristus sangat kuat membentuk kepribadiannya, sehingga dalam
pemberitaannya dia hanya mengandalkan kuasa Roh Kudus. Semangat,
kekuatan dan keberaniannya dalam memberitakan Injil menunjukan bahwa
Kristus telah membentuk Paulus menjadi penginjil yang hebat. Hal ini
terungkap dalam ayat-ayat berikut ini.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2: Komitmen pada Yesus Kristus,
Rasul Paulus menghadapi masalah serius di Korintus, yaitu perpecahan
dalam jemaat. Masalah itu benar-benar mengancam keutuhan jemaat,
sehingga dalam nama Tuhan, Yesus Kristus dia memohon supaya orang
Kristen di jemaat Korintus erat bersatu dan sehati sepikir (1Kor 1:10).
Menyelesaikan masalah jemaat itu, Paulus tidak datang dengan
mengandalkan hikmat manusia. Sekalipun ia bisa menggunakan hikmat
tersebut, namun ia tidak melakukannya. Dengan tegas ia berkata: “aku
tidak datang dengan kata-kata yang indah atau dengan hikmat untuk
menyampaikan kesaksian Allah kepada kamu”(ay 1). Mengapa
demikian? “Sebab aku” kata Paulus, “telah memutuskan untuk tidak
mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang
disalibkan”(ay 2). Sekalipun dia tahu ada soal besar di jemaat itu, tetapi
dia tidak mau menyelesaikan perpecahan bertolak dari masalah itu
sendiri dengan menggunakan hikmat manusia, melainkan bertolak pada
Yesus Kristus. Hanya Yesus Kristus jawaban atas persoalan perpecahan
jemaat. Dan ditekankan, Yesus Kristus adalah: “Dia yang
disalibkan”untuk mengingatkan mereka yang bertikai bahwa tidak ada
110
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
111
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1. Pelajaran penting dari penjelasan ayat-ayat di atas adalah mengenai
pola pendekatan Rasul Paulus dalam menjawab masalah perpecahan
di jemaat Korintus. Pendekatannya tidak bertolak dari masalah
perpecahan, melainkan menempakan Yesus Kristus diatas persoalan
tersebut. Lazim dalam konflik persoalan selalu didekati bertolak dari
masalah. Dan di sini hikmat manusia memainkan peranan penting.
Rasul Paulus tidak demikian, yang dilakukan adalah menempatkan
Yesus Kristus di atas masalah. Untuk ini dibutuhkan keyakinan dan
kekuatan Roh Kudus. Sudahkah kita menempatkan Yesus Kristus di
atas persoalan-persoalan dalam jemaat?
3.2. Dalam pemberitaannya Rasul Paulus tidak mengandalkan hikmat
manusia, melainkan kekuatan Allah. Alasannya adalah supaya iman
jemaat tidak bergantung pada hikmat manusia. Pelayanan dalam
jemaat-jemaat GKI sebagian besar dijalankan oleh mereka yang
berpendidikan teologi dan memiliki pengetahuan dalam pekerjaan
gereja. Sadarkah kita bahwa pertumbuhan gereja dan/atau jemaat
tidak bergantung pada pengetahuan teologi dan hikmat manusia,
tetapi pada keyakinan akan kekuatan Allah di dalam Roh Kudus?
Amin.
112
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Rasul Paulus dalam surat ini secara pribadi memberikan wejangan kepada
Timotius yang merupakan anak rohaninya, agar teguh dalam menjalankan
tugas-panggilan memberitakan firman kendatipun harus menghadapi
tantangan yang tidak mudah. Paulus merindukan supaya Timotius menjadi
seorang prajurit yang baik dan setia bagi Yesus Kristus. Timotiuspun diminta
untuk menjauhkan diri dari berbagai pencobaan dan siap untuk
menanggung penderitaan. Timotius juga diingatkan untuk berhati-hati
terhadap guru-guru palsu. Yang paling penting adalah Timotius harus terus
memanfaatkan karunia yang padanya tanpa takut, sebab Allah bukan
memberi roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan,
kasih dan ketertiban.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2: Pengirim dan penerima surat,
Pengirim surat adalah Paulus. Ia menyebut dirinya sebagai “rasul
Kristus Yesus oleh kehendak Allah”. Sebutan ini mengacu kepada
pengalamannya ketika bertemu Yesus di Damsyik (Kis 9:1-19a). Dari
pertemuan itu, Paulus diselamatkan dari seorang penjahat yang
menganiaya jemaat Allah dan menjadi rasul Kristus. Ini terjadi
karena Allah menghendaki demikian. Paulus juga memberitahu
bahwa sebagai seorang rasul ia dipanggil untuk memberitakan janji
Allah tentang hidup dalam Kristus Yesus. Penerima surat yang
bersifat pribadi itu adalah Timotius, yang disebut oleh Paulus
sebagai “anakku yang kekasih”. Sebutan ini menunjukan sebuah
kedekatan relasi Paulus dengan Timotius. Dan karena itu, Paulus
sebagai orang tua rohani merindukan anaknya itu menjadi seorang
prajurit Kristus yang handal (2:1-3). Untuk kerinduan ini ia
memberikan berbagai petuah yang patut diperhatikan dan
dilaksanakan oleh Timotius. Sebelum memberikan wejangan Paulus
menyampaikan berkat bagi anaknya. “kasih karunia, rahmat dan
113
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
damai sejahtera dari Allah Bapa dan Yesus Kristus, Tuhan Kita,
menyertai engkau”!
2.2. Ayat 3-6: Ucapan syukur dan kerinduan,
Paulus yang menyebut diri sebagai rasul Kristus itu, bersyukur kepada
Allah. Alasannya adalah karena ia dapat melayani Allah “dengan hati
nurani yang murni”. Tidak ada kepentingan diri sendiri dalam
melayani Allah, sepenuhnya hanya untuk kepentingan Allah saja.
Sikap ini Paulus teladani dari leluhurnya. Hubungan Paulus dengan
Timotius sangat dekat, Timotius selalu ada di hati Paulus. Karena itu,
ketika Paulus menyampaikan permohonannya kepada Allah, ia selalu
mengingat Timotius. “Aku mengingat engkau dalam permohonanku,
siang maupun malam”, demikian tulis Paulus dalam suratnya kepada
Timotius. Kerinduan Paulus hendak bertemu kembali dengan Timotius
muncul ketika ia mengenang Timotius menangis dalam pertemuan
sebelumnya. Kerinduan untuk bertemu kembali itu, Paulus ungkapkan
dalam kata-kata ini: “aku ingin melihat engkau kembali supaya
penuhlah kesukaanku”. Ada rasa sukacita yang sangat besar kalau
bertemu Timotius, ia rindu melihat anak rohaninya itu agar penuh
sukacitannya. Mengapa sukacita Paulus penuh kalau bertemu
Timotius?
Paulus hendak memotivasi Timotius. Bapak rohaninya menyebut
Timotius memiliki “iman yang tulus ikhlas”, iman ini diteladani dari
neneknya Lois dan ibunya, yaitu Eunike. Iman ini adalah karunia
Allah, dan oleh penumpangan tangan yang dilakukan Paulus atas
Timotius, karunia itu patut dipergunakan dengan semangat yang
berkobar-kobar tanpa takut dalam menjalankan panggilannya.
2.3. Ayat 7-8: Roh kekuatan, kasih dan ketertiban,
Semangat yang berkobar-kobar tanpa takut itu karena baik Paulus
maupun Timotius diberikan Allah roh, dan itu bukan roh
ketakutan. “Sebab Allah memberikan kepada kita”, tulis Paulus,
“bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan
kekuatan, kasih dan ketertiban”. Jadi baik Paulus maupun Timotius
memiliki roh yang memberi kekuatan dan semangat dalam
menjalankan panggilan. Roh itu tidak hanya membangkitkan
semangat yang berkobar-kobar, tetapi juga kasih dan ketertiban
dalam pemberitaan. Karena itu, Paulus mengingatkan Timotius:
“janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita”. Tetapi juga tidak
perlu malu mempunyai bapak rohani seperti Paulus, “seorang
114
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
hukuman karena Dia”, yaitu Kristus. Bukan hanya tidak boleh malu,
tetapi juga harus rela ikut menderita karena Injil Kristus. Pekerjaan
memberitakan Injil tidak mudah. Sebagai seorang muda tentu ada
rasa gensi dan enggang menderita karena Injil, tetapi Paulus
memberikan motivasi agar Timotius menjalankan pekerjaan
pemberitaan Injil itu dalam kekuatan Allah. Pekerjaan yang
dilakukan dengan mengandalkan kuasa Allah, pasti berhasil, sebab
Allah akan menyelamatkan dan dalam persekutuan dengan Tuhan
jerih-payah pemberita Injil tidak sia-sia (1 Kor 15:58).
3. PENERAPAN
3.1. GKI adalah gereja yang Injili, sebagaimana tertera pada nama gereja
ini. Karakter injili itu menunjukkan bahwa GKI ada karena injil,
karena itu, menjadi panggilan utama dan satu-satunya yang harus
dilaksanakan adalah memberitakan injil. Jika panggilan ini tidak
dijalankan, apapun alasanya, GKI kehilangan jati dirinya sebagai
gereja yang injili. Petuah Rasul Paulus kepada Timotius untuk setia
dan tekun dalam panggilan memberitakan injil, apapun situasi yang
dihadapi, kiranya membangkitakan komitmen bagi GKI dan setiap
warga gereja untuk memberitakan injil.
3.2. Memberitakan Injil adalah tugas-panggilan bagi semua orang Kristen,
tanpa kecuali, tua, muda, laki-laki, peremupuan. Kaum muda GKI
patut belajar dari Timotius yang masih muda itu, tetapi memiliki
komitmen yang tinggi menjalankan panggilan memberitakan Injil.
Komitmen itu ada pada Timotius karena imannya yang berkobar-
kobar yang diteladaninya dari orang tuanya. Generasi muda GKI
patut belajar dari para orang tua dulu, yang karena imannya
berkobar-kobar memberitakan injili di Tanah Papua kendati kondisi
diwaktu itu tidak mudah. Iman dan semangat menginjili mereka
patut kita teladani. Tidak perlu malu dan takut menginjili, “sebab
Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh
yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban”(aya 7).
115
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
“Selidiki Aku lihat hatiku
Apakahku sungguh mengasihiMu Yesus
Kau Yang Maha Tahu dan menilai hidupku
Tak ada yang tersembunyi bagiMu”
Kata-kata ini merupakan sebagian dari syair lagu rohani yang berjudul
‘Selidiki Aku’. Bagian akhir syair ini merupakan sebuah pernyataan penting
bahwa tidak ada yang tidak diketahui Tuhan tentang seseorang, semua
terbuka tak ada yang tersisa, semua jelas tanpa pengecualian.
Hal inilah yang diuraikan dalam bacaan hari ini oleh Pemazmur
berdasarkan pengalaman hidupnya tentang Kemahatahuan Tuhan
(Omniscience)
Pemazmur sedang mendapatkan fitnahan dan tuduhan palsu. Ia merasa
tidak bersalah, namun tidak mudah baginya untuk menjelaskannya
kepada penuduh, orang yang menyampaikan tuduhan. Tetapi ada satu
prinsip yang dimiliki dan sangat menguatkan dirinya yaitu Tuhan
mengetahui segalanya.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 1-3 Ada dua hal sebagai gambaran Kemahatahuan Tuhan, yaitu
Pertama, Pemazmur menggunakan dua kata kerja yaitu menyelidiki
dan memeriksa. Kedua kata kerja ini bukan menunjuk pada arti
Tuhan baru akan tahu atau Tuhan belum tahu. Kata-kata ini
menegaskan bahwa Tuhan sungguh-sungguh mengetahui segala sesuatu
tentang dirinya, kedalaman hatinya dan pikiran-pikirannya. Kedua,
Pemazmur menempatkan kata-kata yang berlawanan seperti duduk
atau berdiri, berjalan atau berbaring untuk memperjelas sebuah
kejadian bahwa apa pun yang dikerjakan, di mana pun berada dan
dalam situasi seperti apa pun, setiap detail tentang Pemazmur, Tuhan
116
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1 Pemazmur memiliki pengalaman dan sampai pada sebuah pengakuan
bahwa memang Tuhan itu Maha Tahu. Dalam Alkitab ada cerita lain
tentang Kemahatahuan Tuhan. Misalnya dalam dialog Yesus dengan
perempuan Samaria, Yohanes 4 ayat 18. Yesus sudah mengetahui latar
belakang hidup perempuan tersebut, sebelum ia menceritakannya.
Ada seorang yang sakit 38 tahun, Yesus sudah tahu keadaannya
meskipun ia tidak menjelaskan kepada-Nya (Yoh 5 : 5-6). Demikian
juga masing-masing kita memiliki cerita sebagai sebuah pengalaman
iman bahwa tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Ia sungguh
mengetahui seluruh kehidupan kita, apa yang menjadi tantangan dan
pergumulan kita, kegelisahan dan ketakutan kita, tetapi juga rencana
dan harapan kita, kemauan dan keyakinan kita, sukacita dan semangat
kita. Kalau kita sudah memahami bagian ini, maka tidak ada alasan
bagi kita untuk menjadi orang yang pesimis dan mudah putus asa
dalam menata dan menyusuri perjalanan hidup ini. Kita terus yakin Ia
yang Maha Tahu akan bertindak dan berpihak pada kita. Dalam
117
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
118
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Penulis kitab Ibrani menjelaskan bahwa Kristus adalah Imam Besar kita
untuk selamanya, yang senantiasa menjadi Pengantara kita di hadapan
takhta Allah (7:25). Tugas seorang imam adalah untuk memberikan
korban bagi manusia kepada Allah guna penyucian dosa (menurut kultus
PL), tetapi Kristus telah datang menjadi imam bukan lagi untuk
memberikan korban domba, dll tetapi korban diri-Nya sendiri sebagai
Anak Domba Allah sehingga korban-Nya itu menjadi sempurna untuk
penyucian dosa. Pengurbanan-Nya sungguh unik. Yesus menderita dan
mati “untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga
untuk dosa seluruh dunia” (1 Yohanes 2:2). Karena kematian dan
kebangkitan-Nya, semua orang yang menerima tawaran keselamatan-Nya
akan memperoleh pengampunan dan kehidupan kekal (Yohanes 3:16).
2. PENJELASAN TEKS
Dalam ayat 4 dikatakan, “Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau
darah domba jantan menghapuskan dosa”. Semua pengorbanan tersebut
menunjukkan pentingnya kematian Kristus. Pengurbanan Yesus Kristus
yang menggantikan semua pengorbanan binatang itu, menyediakan
keselamatan penuh bagi semua orang yang percaya kepada-Nya. Hanya
seorang yang bebas dari dosa yang dapat mengambil alih hukuman atas
dosa-dosa kita (Ibr 2:14-18; 4:15) sehingga dengan demikian memuaskan
secara sempurna tuntutan kekudusan Allah. Kristus datang ke bumi dan
lahir sebagai manusia supaya Ia dapat mempersembahkan diri-Nya sebagai
korban persembahan menggantikan kita. Keselamatan sempurna di dalam
Kristus diberi kepada semua orang yang dikuduskan ketika menghampiri
Allah melalui Kristus.
Dalam kitab Ibrani pasal 10, berbicara tentang persembahan binatang pada
zaman Perjanjian Lama dan membandingkannya dengan kematian Yesus.
Beberapa kali kata “sempurna” diulang-ulang untuk menunjukkan
119
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Oleh karena itu, ketika kita mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus
kita merayakan dan memaknai peristiwa pengorbanan Kristus bagi kita,
lewat Perjamuan Kudus kita makan Roti dan minum anggur hendaklah
kita melakukannya dengan penuh penghormatan kepada Allah dengan
penuh kesadaran bahwa apa yang kitaa lakukan adalah sebuah pengingat
akan apa yang Yesus lakukan bagi kita ketika Ia disalibkan. Dengan darah
yang tercurah dan dagingnya yang tercabik-cabik itu, setiap dosa, sakit dan
penderitaan kita telah ditanggungnya. Anggur dan roti itu adalah
pengingat bahwa Tuhan begitu mengasihi kita sehingga dikaruniakan anak-
Nya yang tunggal, supaya siapa yang percaya pada-Nya tidak binasa.
AMIN
120
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. Pendahuluan
Pertanyaan tentang apakah Tuhan itu ada ? atau Tuhan itu ada di mana?
merupakan pertanyaan menantang dan penting, yang terus menimbulkan
diskusi panjang terkait iman di antara berbagai kalangan. Pertanyaan ini
menurut Pdt. Dr. Bambang Subandrijo telah bergeser menjadi pertanyaan
yang lebih mengena untuk dijawab adalah ‘Bagaimana Tuhan Allah yang
Maha tak terbatas itu dipahami oleh manusia yang sangat terbatas’ ?
Subandrijo lebih menegaskan : ‘manusia tak mampu merengkuh-Nya
secara tuntas. Manusia hanya bisa menangkap bias atau pendar-Nya saja,
yang terbatas tak mampu menangkap yang tak terbatas (Finitum Non
Capax Infiniti). Dalam keterbatasan manusia itulah pemazmur
mengemukakan tentang keberadaan Tuhan yang tak terbatas itu.
2. Penjelasan Teks
2.1 Ayat 6 dalam teks ini memperlihatkan bahwa Tuhan tidak dapat di
muat atau dibatasi oleh tempat, ruang dan waktu ; Tuhan itu Maha
ada atau ada di mana pun (Omnipresent). Penjelasannya dimulai pada
ayat 7 dengan 2 pertanyaan retoris, pertanyaan yang tidak
membutuhkan jawaban yang disadari oleh pemazmur bahwa memang
manusia tidak dapat menjauh dan tidak mungkin bersembunyi dari
Tuhan.
2.2 Ayat 8- 12 ditemukan 3 kata jika dengan 4 penjelasan tempat dan cara
yang lazim dianggap manusia bisa menghindar dari Tuhan. Atau
manusia berpikir mungkin saja Ia tidak ada disana.
(a) Di langit (ayat 8a). Kata yang digunakan dalam bahasa ibrani yaitu
‘sammayim’, yang dalam pandangan Israel Kuno di lihat sebagai
samudra raya di langit. Tetapi kata ini juga menunjuk pada surga.
Lembaga Alkitab Indonesia menerjemahkannya sebagai langit,
gambaran tentang tempat yang jauh, yang tidak mudah dijangkau.
Pemazmur menyadari Tuhan ada di sana. Dalam Mazmur 68 : 33 –
121
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. Penerapan
3.1 Apa yang disampaikan pemazmur menjadi dasar bagi kita bahwa
keberadaan Tuhan tidak dapat dibatasi, indra kita yang terbatas untuk
menangkap dan merasakannya. Tuhan ada, selalu hadir dan bersama-
sama dengan kita, kapan dan di manapun kita berada. Pada Tahun
1529, Martin Luther pernah menulis : “ Tuhan pastilah hadir dan aktif
di mana-mana, bahkan di dalam daun terkecil dari sebuah
pohon….Ialah Allah yang menciptakan segala sesuatu, yang
memunculkan dan merawat mereka dengan kuasa-Nya yang agung.
122
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
123
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Kejadian 12:10-20 mengisahkan tentang Abram bersama Sarai pergi ke
Mesir karena bencana kelaparan. Ketika tiba di Mesir, Abram pura-pura
mengaku bahwa Sarai adalah adiknya. Kepura-puraan ini mengakibatkan
Sarai dibawa ke istana Firaun untuk dijadikan salah satu gundik Firaun.
Kisah ini merupakan halangan atau rintangan pertama yang dialami
Abram, yaitu Sarai terancam menjadi gundik raja Mesir. Jika ini terjadi,
bagaimana mungkin Abram mendapat keturunan dari Sarai? Seterusnya,
halangan demi halangan menuntun pembacaan kita sampai pada pasal 20
di mana kejadian serupa terjadi lagi yaitu Sarai hampir saja menjadi gundik
Abimelekh. Ini adalah klimaks penantian Abram, kemudian diakhiri dengan
Ishak, anak perjanjian itu lahir. Jadi ada kesejajaran antara Firaun sebagai
halangan pertama dan Abimelekh sebagai halangan terakhir. Rupanya
Tuhan bertindak meluputkan Sarai dari Firaun. Kemudian, dikatakan
bahwa Abram di bawa ke istana untuk bertemu dengan Firaun..
2. PENJELASAN TEKS
Hari ini kita belajar dari tokoh terbesar dalam Perjanjian Lama yaitu
Abraham yang disebut Bapa orang beriman. Kita akan belajar dari
kegagalannya supaya kita tidak melakukan suatu tindakkan yang tidak
berkenaan kepada Allah, sama seperti yang pernah dia lakukan figur
Abraham Bapa orang beriman. Ada 2 kekeliruan dalam tindakan Abram :
2.1 Tidak mau bertanya kepada Allah ( ayat 10)
Dikatakan di ayat 10 timbul kelaparan di negeri dimana Abraham
tinggal, jika kita lihat di ayat 1-9 pasal yang sama..Tuhan menyuruh
Abram untuk pergi kesuatu tempat yang nantinya tempat itu akan jadi
milik keturunannya, dengan kata lain sebenarnya tempat dimana ia
tinggal adalah tempat yang tepat seperti yang Tuhan rancangkan
kepadanya lewat sebuah visi. Tapi lihat, saat kelaparan datang, Abram
tidak bertanya terlebih dulu kepada Tuhan tentang bagaimana dia
harus menghadapi kelaparan ini dan juga bertanya kepadaNya jika
ingin pergi ke sebuah daerah baru. Hal ini mengajarkan kita untuk
124
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
punya respon yang tepat saat masalah datang kepada kita, apapun
bentuknya, harusnya kita tanya Tuhan jalan keluarnya dan kita lihat
Abram mulai keluar dari rencananya Tuhan dan mencari jalan sendiri
untuk pergi ke Mesir mencari selamat dan aman dan meninggalkan
Kanaan tempat yang dimauiNya . Saudara percayalah, jika kita
mendapat sebuah rencana dari Tuhan pasti ada saat dimana kita akan
mengalami tantangan, pergumulan dan sejenisnya, tetapi kunci untuk
kita terus hidup dalam rencana kita, adalah dengan selalu bertanya
kepada Tuhan..tentang bagaimana kita menghadapi tantangan kita dan
mencari jalan keluar bersama..tidak sedikit anak anak Tuhan yang gagal
mewujudkan rencana Allah dalam hidupnya karena hal-hal yang
sifatnya biasa dan manusiawi seperti yang dialami Abraham. Mungkin
saudara mengalami tekanan di rumahmu,kantormu dan sebagainya
yang membuat engkau sepertinya bisa mengambil jalan yang mudah
untuk lari daripada menghadapinya bersama Tuhan. Percayalah jika
Setan dan dunia melihat bahwa rencana dalam hidupmu adalah benar
dari TUHAN, ia akan coba mengalihkan hidupmu dengan jenis jenis
kelaparan yang lain, masalah masalah yang terlihat sangat manusiawi
untuk engkau terdesak dan meresponi dengan salah karena tidak
berdoa kepadaNya.
2.2 Berbuat dosa (ayat 11-13)
Kita akan lihat apa yang terjadi kemudian saat seseorang mulai
melangkah keluar dari jalannya Tuhan. Tidak semua kesalahan adalah
dosa, tapi ada beberapa kesalahan yang dapat membawa seseorang
akhirnya melakukan dosa. Dosa apa yang dibuat Abram? Saat mau
masuk ke Mesir ia membujuk istrinya untuk berbohong untuk sebuah
alasan keamanan bagi mereka berdua, dengan mengatakan bahwa Sara
bukanlah istrinya. Sebenarnya Tuhan ajarkan tentang peristiwa ini
kepada kita, Dia mengingatkan kita bahwa semuanya bermula dari
yang namanya keluar dari jalurNya..saat seseorang mulai beranjak
keluar dan meninggalkan Tuhan dibelakang tetapi pikiran dan kemauan
kita yang berjalan didepan , iblis dan dunia ini siap menerkam kita
dengan dosa..Tuhan juga ingatkan kitaa bahwa Abram seorang yang
takut Tuhan dan akhirnya menjadi orang yang egois, saat ia membujuk
istrinya untuk berbohong..jika kita baca di ayat 12-13 ada beberapa
kata Abraham yang menunjukkan apa yang Tuhan ingatkan kita yaitu :
125
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Coba kita renungkan betapa mengerikan hasil dari sebuah kebodohan
yang seringkali juga kita lakukan sebagai orang percaya, yang tanpa kita
sadari menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi kerajaan Sorga,
Biarlah dari renungan ini kita belajar dari kisah Abram dan sara untuk
menghargai rencana Allah bagi hidup kita bagi pelayanan kita ditengah –
tengah Rumah Tangga, gereja dan masyarakat kita. dengan cara :
3.1 Libatkan Tuhan dalam seluruh rencana kita ; (berdoa/membaca Alkitab
dan melakukannya )
3.2 Hidup dalam pertobatan ( tidak berbuat dosa)
Apapun rencana Allah bagi kita biarlah Dia yang berperkara di
dalamnya. amin
126
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Seorang Pendeta di Amerika Serikat memulai sebuah gerakan yang disebut
gerakan berhenti mengeluh dan juga bersungut - sungut. Ia membagikan
gelang berwarna ungu kepada setiap anggota jemaat dan dipasang pada
pergelangan tangan kanan atau kiri. Aturan yang harus ditaati yaitu jika
mengeluh dan bersungut-sungut gelang, harus dipindahkan ke pergelangan
tangan sebelahnya. Setiap kali perpindahan itu harus dicatat lalu dihitung
dalam seminggu atau sebulan berapa kali seorang mengeluh dan bersungut
- sungut. Dari gerakan ini setiap anggota jemaat diingatkan dan diajak
untuk perbanyak syukur daripada terus mengeluh dan bersungut-sungut.
Pertanyaannya mengapa seseorang atau satu persekutuan kedapatan lebih
sering mengeluh dan bersungut - sungut ? Mengapa bersyukur itu lebih
baik ? Bagaimana caranya supaya seseorang itu bersyukur ? dalam teks,
pengalaman Israel menjadi pelajaran penting.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 1 - 12 : Israel merespon kebaikan Tuhan Allah yang membawa
mereka keluar dari rumah perbudakan dengan sikap bersungut-sungut.
Israel menjadi umat yang lupa diri, yang tidak menyadari apa yang baru
saja terjadi dalam hidup mereka. Mereka yang baru lahir dalam
kebebasan telah berubah menjadi keluarga atau komunitas pemberontak.
Pada pasal sebelumnya, pasal 15:22-27, Israel mulai memperlihatkan sikap
tersebut ; meminum air pahit, mereka bersungut-sungut.
Bersungut-sungut adalah sikap yang bukan sekedar mengeluh.
Bersungut-sungut merupakan sikap tidak puas terhadap sesuatu, sikap
menggerutu, mencomel, menantang dan mempersalahkan pihak yang
dianggap bertanggung jawab atas penderitaan yang dialami, secara
khusus yang dialami Israel di padang gurun. Dan ini adalah sebuah
pemberontakan.
127
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
128
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1. Cerita pengantar dan kisah hidup Israel memberikan pelajaran
kepada kita untuk ingat selalu kepada Tuhan Allah kita. Ia
membebaskan kita dari satu kesulitan dan memasuki banyak
perjalanan hidup yang penuh harapan.
3.2. Perjalanan hidup kita juga ibarat memasuki area di padang gurun.
Proses pemurnian iman kita kepada Tuhan terus terjadi. Kita
diperhadapkan pada pilihan bersungut-sungut atau bersyukur.
Buatlah komitmen dan setia pada komitmen untuk menjadi pribadi,
keluarga dan persekutuan jemaat yang berhenti bersungut-sungut
dan selalu ucapkan syukur. Yohanes 6:43 Yesus berkata : jangan kita
bersungut – sungut dan dalam Efesus 5:20 ‘ Ucaplah syukur
senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus
kepada Allah dan Bapa kita’.
3.3. Menjadi pribadi, keluarga dan persekutuan jemaat yang bersyukur itu
tidak membanding – bandingkan hidup sendiri dengan orang lain; jika
ada yang lebih sukses atau berhasil, jika ada yang lebih cepat meraih
impian, jika ada yang lebih sejahtera. Janganlah menganggap Tuhan
berlaku tidak adil. Pemberian berkatNya dalam bentuk apa saja terkait
makan minum, kesehatan, karier, usaha dan lain lain selalu tepat
waktu. Syukuri setiap proses dalam hidup, biarkan Tuhan
menyenggara atas kita dengan cara dan kehendakNya. Ia tak pernah
salah membawa dan menuntun kita dalam ziarah hidup di dunia ini.
Percayalah Ia mempunyai rancangan damai sejahtera atas kita, bukan
rancangan kecelakaan (Yeremia 29:11).
Dan menjadi pribadi, keluarga dan persekutuan jemaat yang
bersyukur itu tetap ingat kepada Tuhan dan sungguh-sungguh
beribadah kepadaNya.
1 Samuel 12:24 “Hanya takutlah akan TUHAN dan setialah
beribadah kepadaNya dengan segenap hatimu, sebab ketahuilah,
betapa besarnya hal-hal yang dilakukanNya di antara kamu.” Amin.
129
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Sebagai bagian dari suatu bangsa dan negara yang telah merdeka dan
akan merayakan kemerdekaannya yang ke 75 tahun, yaitu NKRI, kita
terpanggil untuk menyatakan Injil di tengah pluralistas kita sebagai bangsa
dimana mayoritas penduduknya beragama Islam. Di Tanah Papua, tentu
saja kekristenan menjadi mayoritas, tetapi dari sisi kwalitas, terutama
kualitas iman, karena kita berhadapan dengan banyak penyakit sosial di
kota-kota kita, ada tindak kejahatan, ada juga kerusakan lingkungan alam.
Dari sisi spiritualitas, masih ada orang Kristen yang terikat dengan
okultisme (kuasa gelap). Di kampung-kampung ada potensi alam, tetapi
kekurangan sumber daya manusia berkualitas untuk mengelola atau
membangun kampong.
Tahun ini menjadi tahun Misi dan Diakonia, semuanya ini menjadi
tantangan berat dalam tugas panggilan GKI sebagai Garam dan Terang di
Tanah Papua. Kiranya kita menjadi Gereja yang berfungsi atau berperan
dalam rangka membawa perubahan di tengah masyarakat.
2. PENJELASAN TEKS
Perikop Matius 5: 13 – 15 adalah bagian dari Khotbah Yesus di Bukit, yang
dimulai dari Fasal 5-7. Perikop ini berbicara tentang jati diri Kristiani
dalam peran sebagai garam dan terang dunia.
2.1 Ayat 13, kamu adalah garam dunia (bahasa Yunaninya humeis este to
halas tes ges). Kata humeis yang artinya kamu , berbentuk jamak.
Kata ini menunjuk kepada murid-murid atau pengikut Kristus. Kata
este (adalah) menunjuk kepada fungsi atau menyatakan sesuatu
eksistensi/keberadaan); to halas (garam), tes ges (dunia). Ayat ini
hendak menyatakan peran, fungsi, eksistensi atau identitas Orang
Kristus atau pengikut Yesus sebagai Garam.
Garam yang dimaksud di sini adalah sodium khlorida, senyawa kimia
yang stabil dan kebal terhadap serangan,berfungsi untuk
130
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
131
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1. Orang yang percaya , yang dipenuhi Roh Kudus dan Firman
Tuhan memiliki status dan identitas sebagai Garam dunia,
memiliki nilai-nilai yang berbeda dari nilai-nilai dunia ini. Itulah
nilai-nilai Injil yang berkuasa memperbaiki dan mengubah nilai-
nilai dunia yang rusak, busuk dan membahayakan kehidupan
manusia. Garam itu berfungsi dengan cara meresap ke dalam
makanan atau daging yang hendak digarami. Kehidupan yang
tidak mengalami atau tidak terkena dengan garam, pasti
membusuk. Kita tidak perlu takut dengan kenajisan dan
kebusukan di dalam dunia ini, kalau hidup kita sudah dikuasai dan
dipengaruhi Oleh Firman Tuhan. Tetapi, kalau kehidupan kita
sudah ambar (tidak asin) atau sudah tercemar, sebaiknya dibuang,
karen tidak berguna lagi atau bahwa kehidupan kita akan sangat
berbahaya.
132
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
133
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3.3. Peran sebagai Garam dan Terang ini juga menegaskan peran
sebagai minoritas yang berkualitas. Kita boleh minoritas dari sisi
kuantitas, tetapi mayoritas dari sisi kwalitas, yaitu kualitas dalam
iman, pengetahuan, kwalitas dalam bertindak. Jadi Garam dan
terang juga berbicara tentang profesioanlitas atau keahlian .
Orang-orang Kristen harus berkualitas, memiliki kepakaran di
dalam segala bidang kehidupan. Hanya orang-orang yang
memiliki iman, professional dan terampil yang dapat
memperbaiki, merubah dan memperbaharui kehidupan
masyarakat. Jika Kekristenan kita tidak memenuhi kualifikasi-
kualifikasi atau persyaratan-persyaratan mutu seperti ini, maka
kita tidak bisa berbuat apa-apa, malahan kita akan dibuang dan
diinjak-injak orang.
134
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Sebagai orang percaya, kita telah belajar melalui pengalaman-pengalaman
hidup yang banyak, entah pengalaman manis maupun pengalaman pahit,
bahwa Allah dan mengajar dan membentuk Kita untuk percaya dan
bergantung kepadaNya. Dari pengalaman-pengalaman tersebut, kita dapat
bersaksi bahwa Allah itu setia. Kesetiaan Allah ituselalu berulang, sehingga
meskipun kita berulang kali jatuh dan gagal, tetapi kesetiaan Allah
membuat kita bangkit lagi. Alkitab menyaksikan bahwa kasih setia Tuhan
selalu baru setiap pagi bagi kita, dan kasih setiaNya kekal.
Hari ini kita bersyukur, akan belajar satu pengalaman iman yang sangat
berharga dari kepemimpinan Tuhan melalui HambaNya Yosua
sebagaimana tertulis di dalam Kitab Yosua 10, khususnya ayat 7 – 28.
Semoga, melalui berbagai permasalahan hidup yang terus kita hadapi, kita
terus belajar untuk bertumbuh dan menjadi kuat, setiap saat kita
merindukan Tuhan, membangun hubungan erat dengan Tuhan dan belajar
untuk taat dan bergantung penuh kepadaNya.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 7 – 11: Ayat 8, Tuhanmengingatkan ulang Janji penyertaan
Tuhan kepada Yosua. Janji Tuhan untuk Yosua (fasal 3: 7), seperti
Tuhan menyertai Musa, demikian juga Tuhan akan menyertai Yosua.
Luar biasa janji ini, melalui Musa, Tuhan mengeringkan Laut Kolsum
(Kelauaran 14:21), melalui Yosua, Tuhan mengeringkan Sungai Yordan
(Yosua 3:6). Melalui tangan Musa yang terangkat, bangsa Israel
mengalahkan orang Amalek dan juga melalui Yosua, Tuhan
mengalakan Raja-raja di Kanaan.
2.2 Ayat 9, 10 dan 11, Yosua melakukan penyerangan malam hari ke
tempat perkemahan musuh. Ayat 10, Tuhan mengacaukan musuh2 itu,
sehingga kondisi ini memberi peluang bagi Yosua untuk mengalahkan
mereka. Musuh-musuh yang melarikan diri sampai daerah perbukitan
135
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1. Allah selalu setia pada janjiNya. Allah selalu berlaku sesuai janji-
janjiNya. Ia selalu hadir bersama dan berpihak kepada umatNya.
Kehadiran Allah tidak hanya terjadi di masa lalu, tetapi juga di masa
kini dan masa depan dan Allah selalu melakukan peristiwa-peristiwa
besar bagi umatNya.
136
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3.2. Janji-janjiNya ada di dalam Alkitab. Firman ini mengajar kita untuk
setia membaca Alkitab, agar selalu mengingat dan berpegang kepada
janji-janjiNya. Firman ini juga mengingatkan agar kita memiliki relasi
atau keintiman dengan Allah. Relasi, fokus dan ketergantungan
kepada Allah. Bukan fokus kepada masalah atau beban-beban
kehidupanyang membuat kita kebingungan, tertekan, stress, tidak
berdaya dan putus asa.
3.3. Ketika juga belajar, bahwa semakin banyak dan semakin besar
masalah, justru memberi kesempatan semakin besar bagi Allah untuk
menunjukkan kuasaNya. Sebagaimana FirmanNya, justru di dalam
kelemahanmu yang membuat engkau bergantung kepadaKu, maka
anugerahKu menjadi cukup bagimu.
137
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Besok, kita akan merayakan hari kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang ke 76 tahun. Kita juga akan merayakan di dalam suasana
di mana negara ini di dalam pluritasnya, menghadapi potensi untuk pecah,
kalau soliditasnya tidak diperkuat. Kita juga mengalami bahwa Kekristenan
sedang di serang karena Konsep Trinitas. Apakah orang Kristen percaya
tiga Allah. Bagaimana kita menjelaskan Konsep Trinitas agar dipahami.
Yohanes 17 : 1 – 26 adalah Doa Yesus bagi GerejaNya, sering disebut Doa
Imamat Agung. Konsep misi GKI yang melihat seluruh umat manusia
sebagai satu keluarga besar, bagaimana sharing keluarga Illahi yang di
dalamnya ada kasih mengasihi anatar Bapa, Anak dan Roh Kudus,
diwujudkan di dalam Gereja dan seterusnya dibagi kepada dunia sebagai
satu keluarga besar seluruh umat manusia untuk memenuhi Yohanes 3: 16.
begitu penting, karena Allah sendirilah yang membentuk keluarga
(Kejadian 2:18, 21-25), kedua, bahwa konsep keluarga menolong untuk
mengimanensikan ketransendensian Allah, sehingga Allah itu tidak hanya
tinggal di langit nun jauh di atas, tetapi menjadi pribadi yang begitu dekat
dan memiliki keintiman dengan manusia. Inilah yang menjadi tujuan misi
Yesus. Dengan kata lain, Yesus datang untuk memperkenalkan Allah yang
adalah BapaNya supaya juga menjadi Bapa seluruh umat manusia,
sehingga manusia tidak mempertajam perbedaan-perbedaan dari sisi fisik
atau status social ekonomi atau latar belakang agama sebagai penyebab
konflik atau perpecahan, bahkan pembunuhan. Dengan konsep seperti ini,
keslamatan yang dikerjakan Yesus, bisa diwujudkan berdasarkan kasih di
dalam keluarga Illahi Yesus dan BapaNya yang diperluas kepada seluruh
umat manusia, sebagaimana Yohanes 3:16; 17: 1-26
2. PENJELASAN TEKS
Yohanes 17 : 1-26 , merupakan Doa Yesus, disebut juga Doa Imamat
Agung, karena Yesus sedang berdoa untuk GerejaNya, agar tetap
terpelihara.
2.1 Ayat 1, Yesus berdoa, meminta supaya Bapa mempermuliakan diriNya
dengan kemuliaan sebagaimana sudah dimiliki bersama Bapa sebelum
dunia ada (Bandingkan ayat 5). Mengapa, karena Yesus juga telah
138
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
139
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1Sebagaimana Yesus berdoa dan mengasihi GerejaNya, kita juga terus
mendoakan dan mengasihi GerejaNya. Menjadi agar FirmanNya, yakni
perintah kasih diamalkan di dalam Gereja dan mewujudkan kesatuan
orang percaya /Gereja sebagai kesaksian terbesar gereja bagi dunia.
3.2 Gereja berdoa dan menyatakan kasih Bapa kepada dunia, supaya
dunia juga diselamatkan, sehingga menghadirkan kemuliaan surga di
dunia, sebagaimana Doa Bapa kami, ‘’datanglah kerajaanMu, jadilah
kehendakMu, di bumi seperti di surg’’.
3.3 Fokus pembinaan GKI Tahun ini adalah keluarga sebagai basisi dari
jemaat/Gereja dan Masyarakat melalui keluarga yang berdoa. Untuk
berdoa bersama, relasi antara anggota Keluarga perlu dibina (relasi
setiap pribadi dengan Allah dan relasi di antara sesama anggota
keluarga). Ibadah menjadi indicator relasi dan komunikasi dengan
Allah. Komunikasi dan keintiman dengan Allah menghasilkan
komunikasi dan keintiman keluarga. Ada kesediaan saling mendengar,
saling melayani dan saling mendoakan di dalam kehidupan keluarga,
sehingga tidak ada KDRT .
140
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Yesus berbicara agar Gereja terus hidup di dalam sikap penantian, yaitu
menantikan kedatanganNya kembali, yang digambarkan dengan pesta
kawin. Sementara menanti kedatanganNya, Gereja terus melaksanakan
tugas pengutusanNya dan memelihara persekutuan orang percaya. Kondisi
masyarakat di Tanah Papua saat itu menjadi persoalan misi yang serius,
karena banyak orang Papua meninggal karena miskin, sakit-penyakit,
miras-narkoba, free sex, HIV Aids,politik, juga budaya lama yang
bertentangan dengan Injil belum ditinggalkan.
Apakah Gereja Tuhan dengan begitu banyak denominasinya sudah
melaksanakan misi Tuhan yang sesungguhnya. Inilah pertanyaan yang perlu
direnungkan dijawab agar Jemaat mulai melihat misi gereja tidak hanya di
dalam batas-batas tembok gereja saja. Kita telah belajar melalui suasana
pandemic Covid 19, bahwa Gereja telah melaksanakan Ibadah Virtual,
sehingga misi gereja tidak lagi dibatasi di dalam tembok bangunan gereja.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Dulu, di zaman Perjanjian Baru, ada budak (Bahasa Yunaninya,
doulos), yang dijual di Pasar budak. Orang yang membeli budak
menjadi tuan (kurios) atas budaknya. Kurios artinya penguasa dan
pemilik . Para budak yang dibeli di pasar budak dan menjadi milik sang
tuan, sang Tuan berhak memperlakukan mereka sesuka hatinya. Jika
budak itu bekerja tidak sesuai keinginan sang tuan, budak ini bisa
dibunuh. Pada Perumpamaan ini, Kerajaan Allah diumpamakan sebagai
Rumah (Rumah Allah), dimana ada Seorang Tuan sebagai pemilik,
yang mengangkat hamba untuk menjaga rumah dan seluruh miliknya
sementara Tuan itu pergi menghadiri pesta nikah. Pesta niskah ini
menjadi gambaran sukacita keslamatan surga. Ini gambaran tentang
keberadaan Yesus saat ini, ketika tidak berada di dunia, karena kembali
ke dalam kemuliaanNya (sedang berada di surga), dan Yesus akan
datang kembali pada akhir zaman.
2.2 Ayat 35, 36, Bahasa yunaninya , estosan hymon hai osphyes
periezosmenai kai hoi lychnoi kaiomenoi ki hymeis homoioi anthropois
prosdechomenois ton kurion heuaton pote analyse ek ton gamon hina
elthontos kai krousantos eutheos anoixosin auto). Hendaklah
141
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
142
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
maka kasih karunia Tuhan akan berubah menjadi murka. Allah akan
menganggap kita sama dengan orang dunia yang tidak bernilai,
sehingga Allah atau Yesus akan menghukum kita (membunuh kita).
Membunuh ini bisa saja, mengambil berkat- berkatnya dan terakhir
memperpendek usia kita.
2.7 Ayat 48, Jika sang hamba setia di dalam tanggung jawab yang kecil,
akan diberi kewenangan dan tangging jawab yang lebih besar lagi.
Kepercayaan yang diberikan Tuhan sangat terukur. Ia memberi
kepercayaan sesuai dengan kemampuan dan kesetiaan atau loyalitas
para hamba.
3. PENERAPAN
3.1 Allah sebagai Owner atau pemiliki dunia dan segala yang ada di
dalamnya. Gereja juga digambarkan sebagai rumah . Semua sumber
daya di dalam diri orang percaya adalah milik Tuhan. Semuanya , baik
manusia, talenta/karunia maupun harta benda, harus dipakai untuk
melayani, tidak boleh ditahan untuk diri sendiri atau disalahgunakan.
3.2 Kita melayani karena sesungguhnya kita ini adalah budak dosa, yang
layak dihukum selama-lamanya di dalam neraka, tetapi Yesus telah
membeli atau menebus kita dari dosa-dosa kita. Karena Yesus telah
menebus/membeli kita, maka Yesus adalah Tuan atau Tuhan (Kurios),
yakni pemilik satu-satunya yang berhak atas seluruh hdup kita. Yesus
tidak membeli kita dengan materi atau kekayaan yang bersifat fana,
tetapi Yesus membeli kita dengan darah dan nyawaNya, Yesus
menggantikan kita di Golgota. Sehingga melayani itu menjadi
ungkapan syukur kepada Tuhan Yesus, bahwa keslamatan nyawa kita
sudah di bayar lunas.
3.3 Tangggung jawab manusia sebagai Penatalayan(Steward) atau hamba
di dalam rumah Allah berdasarkan pandangan iman bahwa life is not
our privately, artinya tidak ada yang menjadi milik pribadi . maka diri
kita (tenaga, pikiran, waktu dan harta kita, kita untuk melayani
kerajaanNya, yaitu dukung misi gereja, layani sesama yang
membutuhkan bantuan(lakukan pelayanan sosial).
3.4 Sikap manusia yang menafsui harta benda, posisi dan jabatan seolah-
olah adalah milik sendiri yang karenanya digunakan untuk kepentingan
143
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
diri sendiri, apa lagi untuk berfoya-foya, karena pandangan yang salah,
seolah-olah manusia adalah pemilik hidup kita, sehingga kita juga
belajar untuk egois dan materialistis, agar segera bertobat, karena
semua kejahatan akibat pemahaman yang salah, akan mendatangkan
Hukuman yang fatal. Yesus mengatakan, Ia akan membunuh kita,
dengan cara memperpendek usia dan menganggap kita seperti orang
dunia yang tidak ada nilai (orang yang hidup sembarangan).
3.5 Kerajaan surga mengukur dan menghargai soal-soal kecil/sepeleh. Kalau
kita bisa setia dan dipercayai di dalam hal-hal kecil, maka pasti bisa
dipercayai juga dalam hal-hal yang lebih besar. Kalau hal-hal kecil
saja, kita tidak bisa tahan nafsu, apalagi hal-hal besar. Kerajaan surga
juga mengukur budaya kerja produktif, bersih, jujur, disiplin dalam
tugas kerja dan perilaku setiap hari , bahwa pasti akan terbawa ke
dalam soal-soal rohani atau perkara-perkara surgawi. Kalau sudah
terbiasa kerja asal-asalan, tidak jujur dan tidak disiplin, dalam
kehidupan sehari-hari, pasti membawa kebiasaan seperti itu ketika
mengerjakan pekerjaan Tuhan juga, pasti membawa
144
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Gereja di utus oleh Yesus untuk melakukan tugas pemuridan bagi suku
bangsa atau bangsa. Tugas Pemuridan ini menekankan bagaimana
membangun nilai dan gaya hidup yang sama seperti gaya hidup Yesus.
Gereja menghadapi tugas yang berat saat ini di dalam misinya, karena
pelayanan Gereja tidak hanya di atas mimbar saja, tetapi juga
menjangkau dunia, yang disebut dengan penjangkauan suku-suku
terabaikan. Suku-suku terabaikan terdiri dari suku-suku terasing yang
berada di daerah-daerah terpencil atau daerah pedalaman yang belum
mendengar Injil atau suku-suku yang ada di kota tetapi beragama (belum
menerima Yesus sebagai Juruselamat).
Gereja juga harus melakukan Reevangelisasi (penginjilan ulang) untuk
orang Kristen yang sudah menjauhkan diri dari persekutuan Gereja,
bahkan ada di tengan kota dan menjadi problem social, atau mengalami
patologi social.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 6-7, Yesus mengutip nabi Yesaya 29: 13. Untuk membandingkan
cara beribadah yang dikehendaki Allah dengan cara berIbadah yang
dijalankan umat Yahudi, sebagai Ibadah buatan manusia. Ibadah
buatan manusia, yang ditaati adalah peraturan-peraturan seperti :
sabat, korban, makanan, cuci tangan. Ada 613 Peraturan yang menjadi
kuk yang mengikat (toryag mitzvoth), Yesus ganti dengan Kuk yang
ringan, yaitu 2 perintah saja, yaitu kasih kepada Allah dan kasih kepada
sesama manusia seperti kasih terhadap diri sendiri. Yesus mau
membedakan Halaka (adat istiadat ) dengan Taurat. Halaka telah
mengaburkan Taurat, sehingga Taurat tidak terlihat. Contohnya, Yesus
dilarang oleh Tokoh-Tokoh Agama Yahudi ketika menolong orang
sakit pada hari sabat, Yesus katakana sabat untuk manusia, bukan
manusia untuk hari sabat (Markus 2:27)
145
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2.2 Ayat 10-13, Yesus menegur Tokoh-Tokoh Agama ini, karena Perintah ke
lima, yang berkaitan dengan kewajiban memelihara orang tua, bisa
diganti karena anggapan bahwa pemberian korban kepada Allah
(Ibadah yang bersifat kultis) lebih penting dari pada tanggung jawab
social dan itu menjadi tanda hidup kudus. Jadi hal-hal kultis
mengabaikan hal-hal yang bersifat social-etis (terjadi ketidak
seimbangan antara soal rohani dan sosial – etis atau moral). Anggapan
bahwa korban yang banyak dapat menghapuskan dosa, memberi
kesan seolah-olah Allah bisa disogok. Yesus mengatakan, untuk
mencapai kesempurnaan atau masuk surga, itu bukan prestasi atau jasa
manusia, tetapi perbuatan atau pemberian Allah
2.3 Ayat 14,15 , Yesus menyinggung ulang Peraturan yang menyangkut
makanan, Imamat 11, tentang binatang yang haram dan yang tidak
haram. Kata yang dipakai di dalam Imamat 11, ha tameh ( Bahasa
Ibrani, artinya tidak bersih, unclean animal) dan ha tahor ( Bahasa
Ibrani, artinya bersih, clean animal. Dari kata tahor, kita dengan istilah
tahir atau halal), sesungguhnya dua kata ini menunjuk kepada dunia
kesehatan, mengapa karena makanan- makan ini yang ha tameh (
istilah lain haram) sebenarnya adalah makanan yang mengandung
kolesterol yang tinggi. Secara agama, sesungguhnya dimakanpun, tidak
ada hukumannya. Tuhan mengingatkan umatNya menolong umatNya
agar tidak memakan makanan berkolesterol tinggi agar tidak sakit. Jadi
Yesus mengatakan, makanan tidak menyebabkan seseorang berdosa
(bandingkan I Korintus 8:8) Yang menajiskan hati seseorang adalah
bukan yang masuk melalui mulut, yaitu makanan, tetapi yang keluar
dari hati, yaitu pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati,
hujat, kesombongan dan kebebalan. Kalau hati bersih, yang keluar dari
mulut juga bersih
3. PENERAPAN
3.1 Ibadah yang benar yang memuliakan Allah, bersumber dari hati yang
sudah dibaharui dengan darah Yesus, hati yang sudah dibersihkan dari
segala kejahatan. Hati yang baru, yang dipenuhi Roh kudus, yang
sungguh-sungguh takut dan mengasihi Tuhan, itulah yang menghasilkan
penyembahan yang benar, dimana tidak hanya memuji dengan lidah,
146
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
147
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Kata “Bertanding” berasal dari akar kata “tanding” yang dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti yang seimbang, yang sebanding, satu lawan
satu: perang. Sedangkan kata “Bertanding” berarti berlawanan (dalam
berlomba, beradu tenaga, dan sebagainya), seorang lawan seorang, ada
bandingnya, melawan, menyaingi, menyamai. Sementara itu, kata
“Rebutlah” berasal dari akar kata “rebut” yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti rampas, ambil dengan paksa, berlomba-lomba, bersaing.
Kemudian kata “Hidup yang Kekal” atau “Abadi” berarti hidup untuk
selama-lamanya. Jadi, Bertandinglah dan Rebutlah Hidup yang Kekal
adalah suatu ajakan atau seruan untuk berlomba memperoleh atau
mendapatkan hidup selama-lamanya.
Dalam pertandingan olah raga sepak bola ada beberapa komponen
penting, yaitu: pelatih, pemain, wasit, hakim garis, penonton. Pemain
sendiri terbagi ke dalam beberapa fungsi seperti penyerang (striker),
penjaga gawang (keeper), gelandang dan back. Kehidupan kita juga bisa
diibaratkan seperti pertandingan olah raga sepak bola, pemain adalah kita
dengan berbagai fungsi kita dalam kehidupan, penonton adalah orang-
orang di sekitar kita yang siap menilai apa yang kita lakukan. Jika, kita
melakukan hal yang menyukakan hati mereka maka mereka akan jadi
pengemar, fans, supporter kita tetapi jika tidak mereka akan menjadi
orang yang tidak menyukai dan lawan kita. Sedangkan, hakim garis adalah
Roh Kudus dan Firman TUHAN yang memperingatkan kita jika kita
melakukan pelanggaran. Wasit adalah TUHAN yang akan siap
memberikan sangsi terhadap setiap pelanggaran dan kecurangan yang
dilakukan tetapi juga memberikan kemenangan kepada setiap mereka yang
menuruti perintah atau aturan. Jadi, siapa yang mengikuti aturan, dialah
yang akan keluar sebagai pemenang memperoleh hidup yang kekal.
148
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 11-12 Paulus menyebut Timotius sebagai, “Manusia Allah.” Dalam
Perjanjian Lama gelar ini diberikan untuk para nabi. Namun, dalam
Perjanjian Baru, hanya Timotius yang dipanggil dengan sebutan ini.
Apa yang harus dilakukan oleh seorang “manusia ALLAH”? Ada tiga
kata kerja penting di sini yang Paulus gunakan kepada Timotius, yaitu:
(a) “Menjauhi” perkataan yang tidak sehat dan sesuai ajaran KRISTUS
yang mencari-cari soal, bersilat kata yang dapat menyebabkan
dengki, cidera, fitnah, curiga, menjauhi akar segala kejahatan ialah
cinta uang yang dapat mengakibatkan orang menyimpang dari iman
dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. (1 Timotius
6:2b-10).
(b) “Mengejar” keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan
kelembutan
(c) “Bertanding” dalam pertandingan iman yang benar untuk merebut
hidup yang kekal atau abadi hidup untuk selama-lamanya, tidak
akan mengalami kematian
2.2 Ayat 13-16 Berisikan nasehat penguatan Paulus kepada Timotius, yaitu:
(a) ALLAH adalah Pemberi Kehidupan karena TUHAN sebagai Pemberi
Kehidupan, maka dalam menghadapi tantangan dalam pelayanan,
TUHAN akan selalu member semangat dan kekuatan baru.
(b) Paulus mengingatkan Timotius bahwa meskipun YESUS dihukum
mati dalam kelemahan, DIA akan datang kembali sebagai TUHAN
atas kehidupan, focus dari semua sejarah.
149
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1 Berdasarkan penjelasan teks di atas, dari perikop ini kita belajar bahwa:
Gereja selalu diperhadapkan dengan berbagai tantangan. Tantangan itu
bisa berasal dari dalam dan luar. Tantangan dari dalam seperti rasa iri
hati di antara orang percaya. Tantangan dari luar seperti bencana alam
(banjir, longsor, gempa bumi, dll), bencana sosial (kemiskinan,
kelaparan, wabah penyakit, kerusuhan, dll.), perkembangan teknologi
informasi yang seperti pedang bermata dua, yaitu dapat memberikan
manfaat dalam mengakses berbagai informasi untuk memperkaya
pengetahuan tetapi di sisi lain dapat merusak moral seperti pornografi
dan berita hoax atau tidak benar.
3.2 Kita dipanggil dan diutus oleh KRISTUS, Kepala Gereja untuk terus
melayani dan bersaksi di mana pun TUHAN menempatkan kita.
3.3 Kata kerja pada ayat 11 dan 12, yaitu: Pertama, “Menjauhi” perkataan
yang tidak sehat dan sesuai ajaran KRISTUS yang mencari-cari soal,
bersilat kata yang dapat menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,
menjauhi akar segala kejahatan ialah cinta uang yang dapat
mengakibatkan orang menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya
dengan berbagai-bagai duka. Kedua, “Mengejar” keadilan, ibadah,
kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. Ketiga, “Bertanding”
dalam pertandingan iman yang bernar dan merebut hidup yang kekal.
Ketiga kata kerja ini harus menjadi aktifitas kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian kita akan dapat memenangkan pertandingan iman
yang benar dan merebut serta memperoleh hidup yang kekal dalam
dan bersama KRISTUS.
150
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Timotius adalah rekan kerja dari Rasul Paulus. Sebagai seorang pewarta
Injil Kristus, Rasul Paulus tidak menjalankan tugas itu sendiri. Ia menyadari
betapa sulitnya tugas pekabaran Injil yang baginya adalah suatu
tanggungjawab karena keselamatan yang telah ia peroleh melalui
perjumpaannya dengan Kristus dalam perjalanan menuju Damsyik. Itulah
sebabnya Rasul Paulus melibatkan orang-orang yang atas kesediaan mereka
sendiri bersama dia menjalankan tugas tersebut. Salah satu dari mereka
adalah Timotius. Timotius adalah seorang pemuda yang memiliki Iman
yang sungguh kepada Kristus. Ia datang dari didikan keluarga ( neneknya
Louis dan ibunya Eunike). Kedua perempuan ini memiliki peran yang
sanagt penting bagi pertumbuhan iman Timotius. Kendati demikian, Rasul
Paulus senantiasa mengingatkan Timotius untuk tetap setia terhadap
keputusan dan komitmennya terhadap kesediaan untuk terlibat bersama
Rasul Paulus dalam pekabaran injil Kristus. Rasul Paulus menyadari akan
adanya kemungkinan penyangkalan terhadap tugas penginjilan itu. Itulah
sebabnya Rasul Paulus terus menerus mengingatkan Timotius akan
panggilan itu. Surat ini ditulis oleh Rasul Paulus ketika ia berada di penjara.
Rasul Paulus berada pada saat akhir dari pelayanan dan perjalanan
hidupnya. Ia sangat membutuhkan penerus dari pekerjaan pekabaran Injil.
Karena itu secara terus-menerus ia mengingatkan Timotius untk tetap
menjaga kelangsungan pekerjaan Pekabaran Injil yang telah ia lakukan.
2. PENJELASAN AYAT
2.1 Ayat 1: Rasul Paulus mengawali suratnya kepada Timotius dengan kata”
di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang
hidup dan yang mati” Rasul Paulus menyebut Allah dan Kristus dengan
maksud agar Timotius menyadari bahwa ia harus mewartakan injil
kristus dengan sungguh-sungguh dan bertanggungjawab terhadap Allah
dan Kristus yang adalah Injil itu. Rasul Paulus memposisikan dirinya
sebagai wakil dari Timotius yang menyatakan janjinya di hadapan allah
151
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
dan Kristus untuk tetap setia menjalankan tugas Pekabaran Injil. Demi
penyataan-Nya dan demi Kristus, injil harus diberitakan.
2.2 Ayat 2: Rasul Paulus dengan tegas memerintahkan Timotius untuk
mewartakan injil Kristus. Perintah itu harus dilakukan berdasarkan
kesediaan yang tanpa pamrih (tidak kenal waktu) apakah baik atau
tidak baik. Ada keadaan yang emergenci 9 darurat) sehingga Rasul
Paulus mendesak Timotius untuk selalu dalam keadaan siap, bersedia
untuk mewartakan injil Kristus di segala situasi. Rasul Paulus juga
memerintahkan Timotius untuk berani menegordan menasehati dengan
penuh kesabaran mereka yang menyimpang dari Iman kepada Kristus
dan percaya kepada ajaran-ajaran palsu yang menyesatkan.
2.3 Ayat 3-4: Perintah yang dinyatakan pada ayat 2, merupakan suatu
tindakan untuk mencegah pengaruh ajaran sesat terhadap iman percaya
orang Kristen pada zaman itu. Rupa-rupanya, ajaran sesat pada zaman
itu mempunyai pengaruh yang sangat kuat. Kemungkinan beberapa
orang Kristen telah menjadi anggota dari kelompok-kelompok ajaran
sesat. Karena itu pada ayat ke 2, Rasul Paulus menasehati Timotius
untuk menasehati orang-orang pada zaman itu dengan sabar dan
tenang agar supaya mereka tidak tersinggung dan memutuskan untuk
menjadi bagian dari kelompok pengajar ajaran-ajaran sesat. Kelompok
ajaran sesat memiliki ketangguhan menyebarkan ajaran mereka dengan
berbagai janji-jaji palsu. Kata sabar dan tenang merupakan strategi yang
tepat untuk menghadapi ajaran sesat yang secara terang-terangan
diajarkan kepada orang-orang zaman itu termasuk orang-orang yang
baru menjadi Kristen. Kita dapat memahami mengapa rasul paulus
memakai strategi tersebut. Pertama, Rasul Paulus sedang berusaha
untuk menjaga agar orang-orang zaman itu tidak kehilangan simpati
terhadap ajaran Kristen. Kedua, Menghindari terjadinya konflik antara
Timotius dengan orang-orang zaman itu termasuk orang-orang Kristen
yang mulai terpengaruh dengan ajaran-ajaran sesat. Karena itu dalam
ayat 5 Rasul Paulus menasehati Timotius agar “kuasai diri dalam segala
hal dan sabarlah dalam penderitaan” Pekerjaan Pekabaran Injil mesti
dinampakan melalui sikap dan tindakan serta kesungguhan
menjalankan panggilan pelayanan itu. Injil bukan sekedar kata-kata
kosong, tetapi injil itu nyata melalui kehidupan kita. Perkataan dan
152
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Berdasarkan ulasan teks di atas, kesimpulan yang diperoleh adalah:
3.1 Setiap orang yang telah diselamatkan dan mengaku Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamatnya bertanggungjawab dan wajib memberitakan
injil kristus dimanapun ia berada.
3.2 Injil Kristus bukan sekedar kata-kata tidak bermakna. Injil Kristus harus
selaras dengan perbuatan sebagai orang-orang yang telah diselamatkan.
Setiap orang yang telah diselamatkan harus menjaga kesucian dirinya
sebagai perwujutan dari Ijnjil Kristus.
3.3 Kita adalah kawan sekerja Allah. Allah menugaskan kita di dunia untuk
menyampaikan berita keselamatan bagi mereka yang belum percaya
kepadaNya. Amin.
153
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Penulis Injil Matius menjelaskan secara jelas dan rinci maksud dari
pelayanan yang dilakukan oleh Yesus semasa hidupnya di dunia ini.
Kehadiran Yesus kedalam dunia tidak hanya untuk memberitakan Injil
keselamatan yang diamanatkan Allah Bapa di Surga kepadaNya, tetapi Ia
juga menyatakan secara nyata Injil keselamatan sebagai kabar sukacita bagi
mereka yang sakit, yang tercecer dari masyarakatnya sebagaimana teks
yang kita baca (Matiu 15 : 21 -25) dan mereka yang lapar. Tidakan-
tindakan Yesus yang nyata ini memperlihatkan secara jelas maksud dan
tujuan kehadiran Yesus di tengah dunia ini ( Band Matius 9 ayat 35-36).
Pekerjaan penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus sebagaimana di atas,
menyingkapkan keberadaan Yesus sebagai anak Allah yang kepadaNya
Allah berkenan untuk memulihkan dan menyelamatkan manusia dan dunia
yang berdosa (Band Matius 3 ayat 17 “ Inilah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan”).
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 21: Merupakan penjelasan yang berkaitan dengan peristiwa pada
pasal 15 ayat 1-20 mengenai upaya orang Farisi dan Ahli Taurat untuk
menyatakan Yesus sebagai orang yang melakukan kesalah terhadap
tradisi nenek moyang orang Israel. Kesalah Yesus ditunjukan mereka
melalui tindakan para murid yang tidak membasuh tangan sebagai
bentuk penghormatan terhadap tradisi nenek moyang Israel. Setelah
perdebatan yang cukup alot antara Yesus bersama muri-murid-Nya
dengan orang Farisi dan Ahli Taurat di Genezaret, Yesus menyingkir ke
daerah Tirus dan Edon.
2.2 Ayat 22: Penyingkiran Yesus dan Murid-murid-Nya ternyata diketahui
oleh seorang perempuan Kanaan yang tinggal di daerah itu.
Kedatangan perempuan itu tentu didorong oleh kasihnya yang sangat
dalam terhadap anak perempuannya yang menderita sakit karena
kerasukan setan. Dari sikapnya yang berani untuk berjumpa dengan
Yesus, kita dapat berkesimpulan bahwa anak perempuannya adalah
buah hatinya dan satu-satunya harta yang ia miliki dalam hidupnya.
Besar kemungkinan bahwa perempuan kanaan ini adalah seorang
154
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
155
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Iman kepada Tuhan bukan sekedar kata-kata yang kosong tanpa ketaatan,
tetapi iman kepada Tuhan berarti mempertaruhkan seluruh hidup kepada
Tuhan dengan tetap percaya kepadaNya meskipun banyak tantangan akan
datang menghampiri kita. Iman kepada Tuhan mesti ditampakan melalui
kesediaan kita untuk bersedia merendahkan diri kita dan hanya melihat
kepada Dia yang adalah Tuhan dan penyelamat kita. Iman kepada Tuhan
harus dinyatakan dalam seluruh perjalanan hidup kita. Amin.
156
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Kata “Pengharapan” berasal dari akar kata “Harap” yang dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia berarti mohon, hendaklah, keinginan supaya
sesuatu terjadi. Sedangkan Kata “Pengharapan” berarti sesuatu yang
(dapat) diharapkan, keinginan supaya menjadi kenyataan, orang yang
diharapkan atau dipercaya. Pengharapan merupakan kekuatan yang
memampukan seseorang untuk terus bertahan, untuk terus berjuang dan
untuk terus menjalani kehidupan. Pengharapan merupakan energi yang
luar biasa untuk seseorang dapat menjalani kehidupan yang terasa berat
dalam mencapai tujuan hidupnya. Pengharapan ibarat kapal yang sedang
menghadapi badai. Siapa yang tidak takut ketika harus menghadapi badai
besar di tengah lautan? Angin dan ombak yang besar dapat membuat
kapal yang ditumpangi menjadi kandas. Pada saat seperti itulah sebuah
sauh atau jangkar diturunkan ke dasar laut. Ukuran jangkar jelas sangat
kecil bila dibandingkan dengan ukuran kapal, namun perannya sangat
besar untuk menahan kapal dari terjangan ombak. Jadi, kalimat tema
“Pengharapan Kita adalah YESUS.” Berarti orang yang diharapkan atau
dipercaya oleh kita adalah YESUS.
Pertanyaan yang muncul, yaitu: bagaimana pengharapan kita adalah
YESUS menurut penulis Ibrani? Dalam rangka menjelaskan “Pengharapan”
Penulis Kitab Ibrani mengambil contoh janji TUHAN kepada Abraham.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 9 Walaupun surat Ibrani berisikan teguran keras bagi para
pembacanya karena kedangkalan iman mereka, penulis surat ini tetap
yakin bahwa mereka adalah anak-anak TUHAN yang sejati
2.2 Ayat 10 Dasar keyakinan penulis surat ini bahwa mereka (pembacanya)
adalah anak-anak TUHAN yang sejati bukan karena perbuatan-
perbuatan baik yang mereka perbuat melainkan karena keadilan
ALLAH. Penerima surat Ibrani sudah mengalami pengampunan dosa
karena KRISTUS dan tinggal di dalam DIA, maka menurut keadilan
157
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Berdasarkan penjelasan teks di atas, dari perikop ini kita belajar bahwa:
3.1 Keselamatan sudah dijamin oleh ALLAH di dalam KRISTUS YESUS bagi
kita. Keselamatan yang IA berikan itu menyebabkan orang Kristen
menjadi pewaris janji ALLAH. Oleh karena itu, Pengharapan kita
adalah YESUS.
3.2 Perbuatan yang harus kita lakukan adalah mempraktikan perbuatan
kasih dalam hidup sehari-hari kepada sesama, bahkan meluas kepada
orang-orang yang memusuhi Injil sebagai wujud ungkapan syukur kita
akan anugerah-NYA. Itulah bukti Iman dan kepercayaan kita kepada
KRISTUS.
158
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Bulan Oktober yang kita masuki, merupakan bulan penting bagi GKI di
tanah Papua, sebab, pada bulan Oktober, Papua dan era zending
memasuki era baru, era “gereja mandiri” selama lebih kurang 101 tahun
zending (1855-1956). Pada proto Sinode Serui, 13-24 September 1954
jumlah Resort di seluruh wilayah Nieuw Guinea berjumlah 9, yaitu
Holandia-Nimboran; Sarmi ; Japen-Waropen ; Biak-Numfor ; Miei ;
Manokwari ; Sorong ; Teminabuan ; Inanwatan. Nama-nama Resort sesuai
dengan nama wilayah di seluruh Papua yang turut serta dalam Sidang
Sinode Umum di Holandia Binnen, 18-26 Oktober 1956 dan mereka yang
menjadi peserta adalah saksi mata utama atas lahirnya “Evangelisch
Christelijke Kerk In Nieuw Guinea” 26 Oktober 1956. Melalui Tata Gereja
awal kehadiran GKI di tanah Papua direfleksikan dengan rumusannya
demikian “GKI di Nederlands Nieuw Guinea mengaku bahwa ia adalah
persekutuan jemaat-jemaat Kristen”, oleh karena bahasa gereja untuk
orang Papua yang mendengar Injil dan memberi diri untuk dituntun oleh
Injil dirumuskan dengan kata “persekutuan jemaat-jemaat”, sesungguhnya
kata “jemaat-jemaat” artinya sama dengan penduduk di kampung yang
satu dengan kampung yang lainnya di seluruh tanah Papua, misalnya
penduduk kampung Samate, penduduk kampung Maudori, penduduk
kampung Rhoon, penduduk kampung Sorido, penduduk kampung Jobi,
Korido, penduduk kampung Pom, penduduk kampung Jamna, penduduk
kampung Tablasupa, penduduk kampung Kayo Pulau, penduduk kampung
Tobati, penduduk kampung Nimboran, Genyem Besar, penduduk
kampung Ifar Besar, Asei, Ayapo, penduduk kampung Skouw, penduduk
kampung Arso, penduduk kampung Tiom, dan seterusnya, kampung-
kampung di seluruh Papua inilah yang yang disentuh oleh Injil, lahirnya
GKI karena ada mereka, merekalah persekutuan itu, persekutuan yang dulu
belum tahu tentang Injil sekarang hidup bersama karena Injil dan di dalam
Injil, bersama Injil kita satu solidaritas, satu persekutuan dari satu Bapa,
Kijne lukiskan dalam nyanyian Seruling Mas 19 “Anak Satu Bapa”. Di
kampung-kampung inilah “Injil melahirkan dan menghadirkan Jemaat-
159
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2. PENJELASAN TEKS
Teks bacaan kita terbagi ke dalam 5 bagian, dan masing-masing bagian
hendak menegaskan tentang “prinsip utama pribadi orang percaya yang
melakukan kehndak Allah” mari kita menemukan setiap rahasia yang
tesimpan dalam teks bacaan hari ini, seperti berikut :
2.1 Ay 1-2, tiga pengajaran yang muncul pada bagian ini, yaitu, pertama,
tentang perbuatan dosa, hamartete, hamartano artinya berdosa,
pendosa ; kedua, satu pengantara parakletos - penolong, ; ketiga, sang
160
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
161
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Kita dituntun oleh tema “menjadi pribadi yang melakukan kehendak
Allah”, tema ini lahir dari ayat (6) teks bacaan kita. Siapa yang dimaksud
dengan “pribadi yang melakukan kehendak Allah” pribadi yang melakukan
kehendak Allah adalah “seluruh warga GKI di tanah Papua. Secara khusus,
warga GKI yang sudah “Sidi” atau yang mengaku percaya kepada Tuhan
Yesus, yang tersebar di semua Jemaat di wilayah Klasis seluruh tanah Papua
dan juga warga GKI yang sudah sidi saat ini sedang melakukan aktivitas di
luar tanah Papua.
Bila kita aplikasi teks ayat 4 dan 5 kedalam konteks kehidupan iman
Kristiani di Papua khusus warga GKI di tanah Papua, maka tingkah-laku
anggota sidi dapat menonjolkan dua aspek perilaku Kristiani kita, aspek
yang pertama, meskipun kita sudah sidi, mengaku percaya kepada Tuhan
Yesus, tetapi kita dapat juga terjerumus dalam perilaku yang menyimpang,
yang tidak dikehendaki oleh Tuhan Yesus. Perilaku anggota sidi yang
demikian menurut ay (4) adalah “seorang anggota sidi atau pengikut
Kristus tetapi ia sebenarnya menjadi pendusta, pembohong dan penipu”,
karena hidupnya tidak mencerminkan “sedang melakukan “perintah
Kristus”, tema kita hari ini “menjadi pribadi yang melakukan kehendak
Allah” dalam kelakuan warga sidi seperti pada aspek pertama merupakan
warga kristiani yang “gagal” tidak hidup seperti yang Kristus perintahkan. ;
aspek yang kedua, warga GKI anggota sidi yang hidup di dalam Tuhan, ia
melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Pribadi warga GKI yang yang
melakukan perintah Tuhan Yesus, teks kita pada ayat (5) katakan “kasih
162
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
PENDUKUNG LITURGI
1. Ny. Roh 97:1-3
2. Ny. Roh 84:3
3. Ny. Roh 84:4
4. Ny. Maz 138:1
5. Ny. Maz 84:1 - dst
6. Ny. Roh 173:1-3
163
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Salah satu yang menarik di bulan Oktober, bulan sejarah lahirnya GKI di
tanah Papua, yaitu hari ini setiap pribadi di seluruh dunia yang mengaku
percaya bahwa Yesus Kristus adalah “Sang Logos”, Firman yang inkarnasi -
menjadi manusia, Tuhan, Penebus dan Juruselamat dunia, mengundang
semua orang percaya di dunia, untuk turut serta, ambil bagian, masuk dan
duduk di meja jamuan Tuhan, merayakan hari “Kairos” Tuhan bagi bumi
dan negeri Papua.
Kita hari ini adalah generasi yang hanya merayakan atau menindaklanjuti
sebuah peristiwa sejarah dari para pendahulu kita, yang dahulu menjadi
saksi mata dan juga terlibat langsung atau menjadi pendiri dari GKI di
tanah Papua. Kita mungkin pernah mendengar kisah sekitar sakramen
perjamuan kudus yang dilakukan pada bulan Oktober 1956 sebagai syukur
yang dinaikkan dari tanah Papua atas “kelahiran GKI di tanah Papua”.
Bila hari ini, kita sedang ambil bagian dengan orang percaya di seluruh
dunia, dengan menjalankan salah satu bagian dari perintah Tuhan untuk
merayakan “sakramen perjamuan melalui perjamuan kudus se-dunia”,
maka nilai solidaritas dan kebersamaan dalam satu bumi dengan satu
Tuhan menjadi begitu terasa. Kita di Papua menjadi tidak sendirian ada
dalam suasana ibadah yang kudus ini. Umat GKI di tanah Papua telah
ambil bagian bersama umat Kristiani di seluruh dunia memasuki suatu
ibadah sakramen ini.
2. PENJELASAN TEKS
Pasal pembacaan ini dibagi ke dalam lima bagian yang membahas tentang
jatidiri seorang Kristiani yang mengenakan “kasih Kristus”, kelima bagian
dimaksud adalah :
2.1 Ayat 5-7. “matikanlah” dari kata “nekrosate” atau “nekro” artinya
“mematikan, membuat tidak berdaya” kelakuan duniawi. Kelakuan
duniawi yang hendak dibuat tidak berdaya adalah : percabulan, hawa
164
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
165
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3 PENERAPAN
Teks ini menuntun kita dengan suatu pelajaran yang menarik berkaitan
dengan pemuridan atau pembentukkan karakter. Bila kita meletakkannya
untuk semua orang yang percaya kepada Tuhan Yesus di Papua, maka
karakter manusia di Papua menurut teks perlu direfleksikan secara
kontekstual untuk menyikapi dua arus pengaruh yang ada, yaitu :
3.1 Pengaruh pertama adalah pengaruh duniawi, sama dengan manusia di
Papua saat Injil Kristus sudah ada, sudah diberitakan tetapi seseorang
atau siapapun masih hidup dalam kelakuan manusia sebelum ada Injil,
atau yang disebut teks ini dengan manusia lama. Orang Papua seperti
itu kita temukan masih hidup dengan kelakuan yang selalu
merendahkan martabat sesama lain dengan selalu menggunakan kata-
166
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
kata kotor, selalu marah, mencaci-maki, selalu benci, iri, dengki, tindak
KDRT, tukang mabok, tidak mau mengampuni sesama, dll.
3.2 Pengaruh kedua adalah manusia Papua yang hidupnya di Papua, di
kampung, di tempat kerja, dimanapun, kelakuannya sudah diterangi
oleh Injil, karena mengakui bahwa ia adalah pribadi yang sudah
ditebus, diselamatkan dan menjadi “secitra” karena Kristus, orang
Papua yang seperti ini, menurut teks ini adalah “sudah mengenakan
Kristus” atau “menjadi manusia baru” atau orang-orang pilihan Allah.
Kelakuan dari orang Papua yang sudah dipilih Tuhan sama dengan
mengenakan kelakuan Kristus, seperti penuh belas kasih, kemurahan,
kerendahan hati, kelemahlembutan, mengampuni, dan hidup dalam
syukur.
Di dalam dunia dan di Papua potret dua kelakuan manusia seperti itu
masih kita saksikan dan bahkan hidup berdampingan. Karena itu makna
lain perlu kita berikan, misalnya : bila sampai hari ini, masih ada
kehidupan terus berlangsung, masih ada bunga yang memekar, masih ada
matahari yang terbit dan terbenam, masih ada malam dan pagi, masih ada
aktivitas manusia, itu tandanya “kasih karunia Allah” masih berlaku bagi
setiap orang Papua yang masih hidup, kehidupan adalah kesempatan
untuk menentukan pilihan yang tepat. Pilihan kepada Tuhan Yesus Kristus
adalah pilihan yang tepat. Bersama dengan Tuhan Yesus, hidup orang
Papua mendapat kuasa Roh Kudus Allah untuk mengalami “pembaharuan
budi”, kelakuan manusia tidak dapat diubah oleh manusia sendiri, kecuali
bila manusia Papua dirahmati Tuhan, dan kuasa Roh Kudus Allah
berkenaan berdiam dalam hidupnya, dan ia akan mengalami masa “kairos
Tuhan”, untuk hidup bersama Tuhan selamanya.
Perjamuan Kudus sedunia hari ini adalah bukti “Kairos Tuhan” bagi kita
semua orang di Papua, dalam persekutuan GKI di tanah Papua. Saudara
dan saya sudah terpilih untuk duduk di meja Tuhan hari ini sebagai tanda
selamanya akan selalu bersama dengan Tuhan. Karena, sudah mengenakan
kelakuan Kristus yang penuh damai, maka kita menjadi pendamai dunia,
Kristus yang selalu mengampuni, maka kita menjadi pribadi di Papua yang
mewujudkan pengampunan kepada sesama dan kepada dunia. Selamanya.
Maranatha.
167
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Melihat bersama pimpinan Roh Allah, kita diajak untuk sejenak kilas-balik
ke sejarah PI di Papua. Belajar dari penginjil perintis salah satunya, yaitu
“Carl William Ottow”. Antara tahun 1855-1862 masa tujuh tahun adalah
awal pekerjaan penginjilan yang sulit dan susah, khususnya untuk
zendeling perintis Ottow, salah satu peristiwa yang terjadi pada masa 7
tahun ini adalah “zendeling Ottow” meninggal di tanah Papua, ia belum
melihat buah pemberitaan Injil di tanah Papua, sehingga doanya tidak
meminta agar di tanah Papua berdiri suatu Jemaat atau Gereja seperti GKI
di tanah Papua saat ini, tetapi ia sangat realistis dengan keadaan zaman itu,
isteri Ottow 7 hari setelah Ottow meninggal, yaitu 16 November menulis
hati Ottow, meskipun dalam keadaan sakit, ia terus mengucapkan kata-
kata ini : “ooh…betapa besar keinginannya berbuat lebih banyak untuk
Tuhannya, dan untuk itulah ia berdoa pada malam yang terakhir itu, iapun
berdoa agar Tuhan mengampuni sifat tidak setianya, dan membuatnya
lebih mampu untuk mengajar orang-orang Papua dan meyakinkan mereka
akan kebenaran Tuhan yang hidup. Ia pun berdoa agar dapat membawa
serta satu jiwa dari antara orang Papua ke sorga, atau pun menemuinya
disana. Semoga Tuhan menganugerahkan kepadanya kegembiraan seperti
itu”. isteri Ottow menambahkan, Ottow yang sakit selalu mengulangi kata-
kata ini : “ooo…sungguh besar rasa bahagianya , kalau di Sorga sana dapat
menemukan satu jiwa yang telah menjadi selamat melalui usaha kami”.
Ottow meninggal tanggal 9 November 1862.
Merefleksikan kehidupan total Ottow yang demikian itu, kita menemukan
empat jatidiri kristiani dari kehidupan Ottow dalam tuntutan dan
pimpinan Roh Allah di tanah Papua, antara lain :
(1) Ottow sang pendoa, bukan saja saat Ottow dan Geissler dikenal
dengan doa sulung mereka “dengan nama Tuhan kami menginjakkan
kaki di tanah ini”, tetapi dalam seluruh pelayanannya di tanah Papua ia
hidup dengan doa. Bahkan ia berdoa tentang tempat orang Papua di
Sorga. ;
(2) Ottow sang penginjil perintis yang setia. Seorang yang dipimpin Roh
Kudus adalah seorang yang siap dan setia memberitakan Injil, Ottow
bahkan saat sakitpun ia masih meminta Tuhan untuk
168
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2. PENJELSAN TEKS
Mari kita temukan teks yang berbicara kepada kita tentang “menjadi
pribadi yang dipimpin oleh Roh Kudus” di dalam persekutuan GKI di
tanah Papua, dengan memperhatikan lima jatidiri sebagaimana
direfleksikan dari teks hari ini, antara lain :
2.1 Ayat 3-4. jatidiri pertama : Inkarnasi Allah. Allah menjadi manusia.
Agar kasih dan keadilan Allah nyata didalam anak-Nya, supaya nyata
pula peristiwa rohani ini, yaitu yang tidak mungkin dilakukan oleh
hukum Taurat yaitu menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging
, digenapkan di dalam hukum kasih karunia Kristus. Salah satu yang
utama dari inkarnasi.
2.2 Ayat 5-6. jatidiri kedua : Keutamaan Hidup dalam Roh.
Manusia akan cenderung untuk ditarik masuk kedalam pengaruh hidup
menurut daging dengan keinginan daging, dan hidup menurut Roh
dengan keinginan Roh. Pilihlah hidup oleh Roh.
2.3 Ayat 7-12. jatidiri ketiga : Memiliki Roh Kristus menjadi milik Kristus.
Empat prinsip pada jatidiri ketiga diungkap Paulus pada bagian ini,
antara lain :
(a) Perseteruan dengan Allah, hidup dalam daging tidak berkenaan
kepada Allah (ay.7-8)
169
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
(b) Hidup dalam Roh Kristus sama dengan Roh Allah diam didalam
manusia (ay 9) berkenaan kepada Allah ;
(c) Tubuh tempat dimana Kristus hidup, yaitu tubuh dari orang yang
percaya. Orang percaya itu banyak, tetapi disini yang dimaksudkan
adalah “orang yang percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan,
meskipun tubuh duniawi akan binasa, atau maut akan
merenggutnya sebagai bagian dari tubuh dosa, tetapi Roh Allah
yang ada di dalam tubuh itu, maut tidak dapat menaklukkan-Nya.
(ay 10) karena Bait Roh Allah ada di dalam manusia yang mengaku
Yesus Kristus Tuhan.
(d) Kebenaran kebangkitan tubuh. Roh Allah yang diam di dalam tubuh
mengalami kebangkitan tubuh seperti Kristus mengalami
kebangkitan tubuh.
2.4 Ayat 13-14. Jatidiri keempat : Semua orang yang dipimpin Roh Allah
adalah anak Allah.
Seorang disebut anak Allah karena saat mengenakan tubuh manusia “Ia
dikandung dari Roh Allah” -- dirinya dipimpin oleh Roh Allah. Hanya
dengan Roh Allah seseorang tidak hidup secara daging karena
perbuatan-perbuatan daging sudah mati dalam diri dan hidupnya.
2.5 Ayat 15-18. Jatidiri kelima : kesaksian Roh Allah tentang menjadi anak-
anak Allah. Prinsip kesaksian Roh Allah pada bagian teks ini adalah :
a) Roh Allah tidak memberikan roh perbudakan
b) Roh Allah tidak memberikan terror dan ketakutan
c) Roh Allah menjadikan manusia menjadi anak-anak Allah
d) Sebagai anak-anak Allah maka manusia berseru Allah sebagai Bapanya
e) Roh Allah yang ada dalam anak-anak Allah adalah Roh yang sama
f) Sebagai anak-anak Allah memiliki hak waris, menerima janji-janji
Allah, meskipun di dalam dunia menderita pada masanya
dipermuliakan bersama-sama dengan Kristus.
3. PENERAPAN
Sama seperti jatidiri Ottow yang dipimpin oleh Roh Allah, dengan doa
Ottow untuk melihat satu orang Papua bersama Tuhannya, dengan Roh Allah
yang sama kini terbentuk suatu solidaritas, suatu persekutuan yang terdiri dari
orang Papua dan orang dari berbagai suku bangsa dan bahasa. Meraka
menjadi satu persekutuan tanpa perbedaan suku, ras dan bahasa di Papua.
Persekutuan yang imanen, persekutuan yang terbentuk karena Injil, disatukan
karena Injil dan hidup bersama bergandengan tangan juga karena Injil. Suatu
umat Tuhan yang kudus di tanah Papua. Mereka benar-benar telah menjadi
“satu” yaitu “satu persekutuan dengan Tuhan. Suatu saat Ottow yang sudah
170
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
171
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Pembacaan ini sedang mempresentasikan atau menguraikan setidaknya tiga
hal, pertama tentang “Sophia” atau hikmat, kepandaian, ilmu. Hikmat dari
Tuhan dan hikmat dari penguasa supranatural yang bukan Tuhan, tetapi juga
yang turut memberikan dampak dan pengaruh. ; pokok uraian kedua
berkaitan dengan “pneuma” atau “roh”. Dalam dunia ada “Roh Allah” dan
“roh dunia”. Dan pokok uraian ketiga berkaitan “didache” kepada manusia
“anthropos” atau manusia. Ada manusia duniawi “psukikos” manusia yang
tidak rohani dan manusia rohani atau “pneumatikos”
Teks bacaan hari ini, menguraikan prinsip-prinsip dasar kehidupan dalam
dunia riil manusia. Manusia sedang menjalani kehidupannya, dan kehidupan
itu berkaitan dengan hikmat, roh dan pengajaran yang mendatangai manusia
baik yang datang dari Tuhan, maupun manusia belajar dari luar yaitun dari
hikmat dan roh duniawi yang bukan dari Tuhan.
2. PENJELASAN TEKS
Uraian teks berikut di bawah ini, dibagi ke dalam tiga uraian pokok
sebagaimana diuraikan diatas, antara lain :
2.1 Ayat 6-9 : Hikmat Allah dan Hikmat penguasa supranatural bukan Tuhan.
Rasul Paulus membuat pengelompokkan hikmat, hikmat atau “sophia”
tentang ilmu, kepandaian dan hikmat. Kelompok pertama adalah
kelompok yang memiliki hikmat yang telah matang “taleios” artinya
hikmat mula-mula, kedewasaan, hikmat yang sempurna, atau
kepandaian dan ilmu mula-mula sebelum dunia dijadikan. Hikmat yang
mula-mula itu adalah hikmat yang “apokrupto” atau tersembunyi,
hikmat yang belum tersingkap, belum dibuka, hikmat yang misteri. Dan
hikmat itu adalah hikmat Allah. Hikmat Allah itu telah Allah sediakan
bagi bagi kita sebagai “doksa” atau cahaya terang, kemuliaan kita. ;
kelompok kedua adalah yang memiliki hikmat dari penguasa-penguasa
supranatural bukan Tuhan, hikmat dari penguasa duniawi yang pada
saatnya diadili, ditiadakan Tuhan.
172
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
173
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Ia wajib menyadari
bahwa potensi dirinya sudah menerima yang Namanya “kharisomai” atau
karunia Roh. Ia sudah memiliki pneuma Allah dan menjadi “pneumatikoi”
manusia rohani. Sehingga ia memiliki “Sophia” Allah yang sepenuhnya
melalui manusia Yesus Kristus sebagai “nous Allah” pikiran Allah.
Warga GKI di tanah Papua dalam bulan Oktober, bulan GKI, diisi kembali
dengan teks yang mengarahkan dan menyegarkan kita, agar setiap warga
GKI atau kita, segera kembali merefleksikan jati diri iman personal dan
persekutuan kita. Bahwa kita sudah bersama Tuhan Yesus Kristus. Sehingga
semua warga GKI tidak sama dengan manusia “psukikos” manusia yang
tidak rohani, manusia duniawi. Karena warga GKI di tanah Papua sudah
memiliki “Sophia Kristus”. Amin.
174
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Teks Roma 10:4-15 memberikan lima pengajaran prinsip tentang Iman.
Iman yang berpusat kepada Tuhan Yesus Kristus. Uraian ke-lima bagian,
masing-masing dimulai dengan kata penghubung “sebab”, seperti
ditemukan pada ayat (4), ay (5), ay (9), ay (12) dan ay (13), sehingga
terdapat 5 sub-tema sebagai bagian dari uraian bagian teks yang kita baca,
masing-masing sub-tema dimaksud antara lain :
(1) Kristus Kegenapan Taurat dan kebenaran Iman
(2) Kebenaran Iman
(3) Pengakuan Iman
(4) Hanya Satu Allah
(5) Proses Pemilihan dan Pengutusan
Lima sub-tema menjadi uraian atas tema utama minggu ini “Dipilih Untuk
Bersaksi”.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 4 : Kristus Kegenapan Taurat dan Kebenaran Iman
Tiga kata utama yang melekat pada Kristus adalah kata “telos” atau
kegenapan, akhir, tujuan, ; kata “dikaisune” artinya kebenaran,
perbuatan benar, pembenaran sesuai ketentuan Tuhan. ; dan
“pisteuonti” artinya percaya, mempunyai iman yang kuat”. Iman adalah
karunia yang Allah anugerahkan, dalam Kristus iman tentang kebenaran
Allah atau “dikaisune” menjadi sempurna dalam dunia manusia. Dan
Kristus menggenapakan Hukum Taurat sebagai hukum iman bagi
manusia sebelum Kristus. Hukum iman ini yang menuntun manusia
untuk mengenal Allah yang benar di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Sehingga, masa depan dunia yang tercipta, mestinya adalah “kesatuan
antara umat yang memiliki hukum Taurat dan manusia yang dibenarkan
Allah yaitu yang dipilih menjadi orang yang percaya “pisteuonti” bahwa
Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia”, mereka mencapai
satu dunia yang hidup pada fase “telos” atau penggenapan, zaman akhir.
175
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
176
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Kita dapat mengartikan kata “telos” atau “penggenapan” dalam konteks
sejarah kelahiran atau kehadiran Gereja Kristen Injili di tanah Papua 26
Oktober 1956, bahwa setelah 101 tahun benih Injil ditabur buahnya
digenapi Allah dengan bangsa Papua mendapatkan perkenaan dan kasih
karunia Allah menjadi bangsa yang hidup dalam “persekutuan” dengan
Kristus di dalam wadah GKI di tanah Papua. Wadah GKI di tanah Papua
adalah wadah persekutuan milik Allah bagi bangsa Papua. Injil menjadi
norma adat baru dan jatidiri baru bangsa Papua. Inilah masa depan bangsa
Papua, yaitu Papua sebagai bangsa yang Bersatu dan bersekutu dan
bersama karena Injil.
Kebanyakkan orang memiliki ungkapan “barangsiap menyebut Papua ia
menyebut Injil”. Injil Tuhan Yesus Kristus telah membawa bangsa Papua
memasuki era “dikaisune” sebagai Kairos dari Kristus. Karena bangsa Papua
mendapatkan kasih karunia dan perkenaan Allah. Sehingga Allah sendiri
memilih Papua menjadi anak-Nya.
Bangsa Papua melalui GKI di tanah Papua menjadi bangsa “apostolik”,
kepadanya Tuhan Yesus mengamanatkan untuk turut serta dan terpanggil
“memberitakan Injil bagi bangsa-bangsa. Pada titik inilah “predestinasi”
bangsa Papua adalah “dipilih Allah menjadi saksi Tuhan Yesus bagi bangsa-
bangsa”. Amin.
177
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Gereja Kristen Injil di tanah Papua pada hari ini, 26 Oktober 2021-26
Oktober 1956 sudah masuk 65 tahun. Dirgahayu GKI di tanah Papua bagi
kita semua. Satu tema yang sangat “fenomenal” untuk tahun 2021 ini
diangkat dari 2 teks yang kita baca hari ini “2Petrus 1:16-21” “KRISTUS
SANG BINTANG TIMUR SUDAH TERBIT MENYINARI NEGERI DAN
BANGSA PAPUA”. Papua dan Bangsa Papua adalah fakta dari kebenaran
Injil Tuhan Yesus Kristus sudah bersinar. Papua sudah diterangi. Papua
sudah terpilih. Papua sudah menjadi milik Kristus, dari 1855-1956, sejak 101
tahun Injil Kristus, Sang Bintang Fajar sudah hadirkan kedamaian yang
sesungguhnya di tanah Papua.
Tuhan Yesus Kristus sendiri yang bekerja merancang masa depan suatu
negeri “hitam”, negeri iblis” yang mencekam. Melalui Zendeling Tukang
Ottow dan Geissler, cahaya Injil merekah saat fajar merekah, sauh dilepas
di labuhan Doreh, Mansinam. Seperti cahaya matahari merekah
demikianlah harapan dan doa bagi negeri dikumandangkan “dengan nama
Tuhan kami menginjakkan kaki di negeri ini”. 101 tahun kemudian di
Holandia Binnen, palu Ikhtus dibunyikan, Injil membuahkan hasil,
melahirkan Lembaga Gereja Resmi di bawah Pemerintahan Nederlands
Nieuw Guinea. Pemerintahan resmi kala itu dengan nama “Evangelisch
Christelijke kerk in Nieuw Guinea”. Nama Nieuw Guinea adalah nama
yang melekat dengan Gereja Kristen Injili di tanah Papua (sekarang).
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 16 : Saksi Mata dan Dongeng
Petrus mengajak pembaca untuk membedakan dua dua jenis kesaksian,
pertama kesaksian “muthos” artinya dongeng-dongeng, legende dan
mitos ; kedua kesaksian “epoptes” artinya saksi mata. Setelah membuat
pembedaan, pilihlah ikut kesaksian dari saksi mata, karena isi kebenaran
berita yang disampaikan atau diberitakan atau disebarkan dapat
178
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
179
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
sampaikan tentang suara dari Yang Maha Mulia, dan yang mereka
dengar dibukit, adalah berita dari peristiwa yang sama yang disaksikan
dalam kitab Injil Matius 17:1-13 ; Markus 9:2-13 dan Lukas 28-36.
2.3 Ayat 19 : Firman dalam nubuat Nabi, cahaya pelita dan Cahaya
Bintang Timur
Sekarang tentang sumber-sumber cahaya. Bahwa “logos” atau firman,
perkataan, sabda, kabar baik pada masa lalu, masa sebelum Tuhan
Yesus Kristus datang, disampaikan oleh Nabi. Kondisi cahaya dari
“logos” dalam nubuatan nabi pada masa lalu diibaratkan dengan dua
aspek, yaitu aspek “lukhnos” artinya pelita ; dan aspek “aukhmeros”
artinya gelap. Cahaya logos memang ada sebagaimana yang datang
dari nubuatan nabi, tetapi cahaya itu sebesar cahaya pelita saja, karena
disisinya kegelapan, kotor, sengsara masih tebal berkuasa. Ada jedah
waktu dari masa cahaya pelita yang menyinari sekelilingnya hingga
memasuki masa menyingsingnya cahaya fajar pagi. Terang pelita
dihadapkan pada terang fajar yang diawali dengan munculnya
“phosphoros” bintang timur”. Saat terang fajar merekah fase cahaya
pelita dengan sendirinya berakhir, karena selanjutnya adalah fase
cahaya yang lebih besar dari cahaya pelita, demikian juga kegelapan,
kotor dan penderitaan telah turut digeser, disingkirkan, ditaklukkan
oleh cahaya fajar yang mendatanginya. Petrus mengartikan pergeseran
perubahan cahaya dalam alam demikian juga yang terjadi pada
“kardia” hati seseorang apabila menerima Tuhan Yesus Kristus. Seperti
Paulus tulis dalam 1Kor 3:16-17 – (16) Tidak tahukah kamu, bahwa
kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? ;
(17) Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan
membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu
ialah kamu. ; 1Kor 6:19-20 (19) Atau tidak tahukah kamu, bahwa
tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus
yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu
sendiri? (20) Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:
Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!. Cahaya Bintang Pagi
adalah cahaya yang lembut, damai, sejuk dan tidak terik. Demikianlah
Papua dan dunia sudah ada pada fase cahaya dari sang Bintang Fajar.
Domine I.S.Kijne menyebutnya, nyanyikan nyanyian Rohan nomor 105
ayat 1, 2 dan 5 “Sinar fajar yang baka”, Mari kita nyanyikan : … ; (1)
180
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Sejak 1956-2021 bangsa Papua dan Papua bersama Gereja Kristen Injili di
tanah Papua sudah mencapai usia 65 tahun. Mestinya cahaya dari Bintang
Timur selain mampu menghadirkan Fajar, lebih dari itu adalah saat yang
indah berjumpa dengan “apa yang Kijne rumuskan dalam Nyanyian
Rohani nomor 106 “Terang Matahari” … Mari kita nyanyikan 3 ayat
sekaligus :
181
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
(1) Terang matahari telah menyinari segala neg’ri dan gunung dan padang
dan sawah dan lading senang berseri ;
(2) Bersuka sekali ku lihat Kembali terang merekah, dan Bapa di Sorga
yang Bapaku juga, hendak kusembah ;
(3) Syukur bagi Dia, Gembala setia yang jaga tetap. Dan waktu semua
karunia-Nya jua, terang dan gelap.
GKI di tanah Papua adalah Gereja yang secara historis menjadi “saksi mata
utama” dari seluruh pembangunan politik dan sosial yang mendatangi
bangsa Papua di tanah Papua, sejak Nederlands Nieuw Guinea, Untea dan
NKRI dan Otonomi Khusus.
Sepertinya dengan merefleksikan 65 tahun GKI bagi bangsa Papua,
mestinya Papua segera berjumpa dan menyambut “Terang Matahari
Imanen” sejak Papua memasuki saat merekahnya terang fajar bersama Injil.
Ternyata sampai sekarang bangsa-Nya, Umat-Nya “diamati” sedang
dilanda oleh mendung, gelap gulita yang mencekam. Semoga doa Ottow
dan Geissler sebagaimana tulisan Geissler kepada Gossner menjadi doa
bersama yang GKI di tanah Papua naikkan sebagai syafaatnya pada usia 65
tahun ini, demikian tulis Geissler : “anda tidak dapat membayangkan
betapa besarnya rasa sukacita kami, waktu pada akhirnya tanah tujuan
terlihat, hari minggu pagi jam 6 – yaitu hari minggu zending – sauh
dibuang di labuhan Doreh, Mansinam. Matahari terbit dengan indahnya.
Yah, semoga matahari yang sebenarnya yaitu rahmat Tuhan menyinari
kami dan orang-orang kafir yang malang itu yang telah sekian lamanya
meranah dalam kegelapan. Semoga Sang Gembala setia mengumpulkan
mereka di bawah tongkat Gembala-Nya yang lembut”. Amin.
182
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Teks yang kita baca memiliki 15 ayat. Satu kata yang paling banyak
digunakan adalah kata “kasih”. seluruhnya sekitar 28 kata. Dan bila
mengikuti kata aslinya maka seluruh kata kasih ditermehkan dari Bahasa
Yunani dari kata “agape”. Suatu nilai kasih yang bernilai “persekutuan”
seperti dalam “perjamuan”. Inilah kasih persektuan, kasih persaudaraan
dari “Allah Persekutuan Kita” yaitu Yang Esa Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan
Roh Kudus.
Keseluruhan teks terbagi ke dalam tiga pokok utama dalam rangka
merefleksikan tema utama minggu ini, yaitu “Papua Mengasihi Bangsa-
Bangsa dengan Agape Theos”. Masing-masing pokok adalah :
(1) Ayat 7-8 Sudah Mengenal Allah Berarti Hidup dalam Kasih Agape
(2) Ayat 9-16 Allah Lebih Dahulu Mengasi (dengan kasih Agape)
(3) Ayat 17-21 Kasih Yang Sempurna Tidak Membenci Saudara
Mari kita uraikan masing-masing bagian, …
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 7-8 : Sudah Mengenal Allah berarti Hidup dalam Kasih
Kata ajakkan “agapomen” atau marilah kita saling mengasihi,
ditujukkan kepada “saudara seiman”. Karena saudara seiman adalah
“gegenetai” yang lahir dari Allah dan karena itu “ginosko” mengenal,
mengetahui, memahami dan mengakui tentang Allah. Hanya saudara
seiman seperti inilah “bersama mengenal Allah dengan benar, bahwa
Allah adalah kasih”. Rahasia ini tidak dimiliki dan diketahui yang bukan
“saudara seiman”. Sehingga, untuk membuat orang lain mengenal Allah
adalah Kasih maka mereka harus melihat dari hidup dalam kasih dari
orang yang beriman kepada Allah yang adalah kasih.
2.2 Ayat 9 – 16 : Allah Lebih Dahulu Mengasihi
Sekitar empat hal prinsip diuraikan oleh penulis 1Yohanes pada ayat 9-
16, a.l :
183
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
(a) Semula dunia dan manusia memang meiliki kasih, dan kasih itu
adalah kasih yang natural atau kasih yang lazim, sudah biasa
dilakukan antar manusia. Tetapi ada suatu kasih yang supranatural
yang diwahyukan kepada manusia, disingkapkan, dibuka. Kata yang
digunakan untuk artikan kasih Allah yang diwahyukan kepada
manusia adalah “ephaneroten” dari kata “phanero” artinya
“menyatakan, menampakkan”. Kasih itu lahir dalam satu pribadi
yang “apostelo” yang dikirim, diutus dan nampak di dalam “Anak-
Nya yang tunggal” Tuhan Yesus Kristus. Ada tujuannya, yaitu
mengerjakan “hilasmos” pendamaian, pengampunan dosa.
Peristiwa pendamaian bukan semata sebagai “mediator” dan juru
damai. Tetapi Ia mengorbankan diri-Nya bahkan mati dan bangkit
dari antara orang mati demi penebusan manusia dari dosa. Korban
penebusan yang berpusat pada diri “Anak Allah” inilah yang
diumumkan penulis 1Yohanes “bukan kita yang telah mengasihi
Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita.
(b) Dua perilaku kasih segera lahir dan menjadi karakter “kasih
kristiani”. Pertama : Untuk menebus manusia dan dunia keadilan
Allah tentang “menghukum dosa” berlangsung dengan merelakan
Anak-Nya yang tunggal. Tuhan Yesus Kristus disesah, disalibkan dan
mati diatas kayu salib. Demikianlah keadilan Allah berlangsung,
yang mestinya dosa manusia ditanggungkan kepada manusia, tetapi
Kristus rela menanggung dosa manusia dengan mengorbankan diri-
Nya, disalibkan, mati dan dikuburkan. Dengan cara ini Allah
mengasihi-Nya dan mengasihi dunia ini, supaya manusia dan dunia
di dalam karya Tuhan Yesus mengalami fase “korban pendamaian”
yaitu penebusan. Kasih dan keadilan Allah telah final dalam seluruh
penderitaan salib dan dalam Tuhan Yesus Kristus yang dimuliakan. ;
kedua : agar kasih dan keadilan Allah yang nampak dalam seluruh
peristiwa penderitaan dan kemuliaan Tuhan Yesus menjadi hidup
dan diberitakan melalui perilaku iman kristiani, maka setiap orang
yang percaya kepada kasih dan keadilan Allah, selanjutnya hidup
untuk mengasihi Tuhan dan sesamanya. Inilah yang penulis
sampaikan tentang seorangpun tidak pernah melihat Allah tetapi
seorang yang hidup dalam dunia yang sudah ditebus Allah sedang
melakukan kasih Allah yang lahir dari pengajaran Tuhan Yesus
Kristus.
(c) Dari kasih Kristus yang sudah mendamaikan dan menebus itu
sekarang kita memiliki “ginoskomen” – mengetahui, mengakui,
184
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
185
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Seluruh warga GKI di tanah Papua, setelah menyelesaikan seluruh
renungan yang bertajuk tema “karakter kristiani” selama bulan Oktober
2021, maka kita pada minggu terakhir bulan Oktober ini, memiliki fondasi
jatidiri imanen dalam persekutuan. Fondasi itu berkaitan dengan “agape
Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus”. Warga GKI di tanah Papua, sudah
ditebus, sudah didamaikan dengan Allah oleh Tuhan Yesus Kristus.
Kebenaran iman ini adalah kebenaran yang final dan kekal.
Teks ini telah memberikan satu karya Allah tentang “Kasih Allah”. Kasih
Allah yang mendamaikan, kasih Allah yang menebus dunia. Bila Allah
mengasihi dunia, maka warga GKI sebagai milik Allah, wajib memiliki kasih
Allah untuk mengasihi Tuhan dan sesamanya.
Kita menjadi persekutuan yang sudah dikhususkan Tuhan Yesus untuk total
mengasihi sesama dengan, tanpa dihalangi oleh sekat apapun. Sehingga
kasih Allah bagi GKI di tanah Papua dapat diimplementasi secara terbuka
dan dikenal dan menjadi berkat ditengah-tengah dunia sosial-masyarakat,
sehingga warga GKI menjadi seperti :
GKI yang inklusif adalah melahirkan warga GKI yang inklusif
GKI yang sola Scriptura melahirkan warga GKI yang sola scriptura
GKI yang Ekumenis melahirkan warga GKI yang ekumenis
GKI yang pluralis melahirkan warga GKI yang pluralis
GKI yang koinonia, marturia dan diakonia melahirkan warga GKI yang
koinonia, marturia dan diakonia. Imanuel.
186
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Dalam Ibadah di saat ini kita membaca dan merenungkan Mazmur 3:1-9
dengan Tema Perenungan Keselamatan Berasal dari Allah. Tema
perenungan ini merupakan pernyataan iman yang memberikan kekuatan
dan kepastian kepada orang percaya saat berada dalam situasi yang sulit.
Sebelum kita membahas lebih lanjut Mazmur 3:1-9, penting bagi kita untuk
mengetahui kalau Mazmur 3 ini termasuk dalam kelompok Mazmur
Ratapan. Tulisan Yongky Karman dalam buku Bunga Rampai Teologi
Perjanjian Lama menjelaskan bahwa Mazmur Ratapan dipakai sebagai doa
dalam kesusahan. Mazmur Ratapan menunjukkan sikap pemazmur yang
tidak meninggalkan Tuhan saat berada dalam kesusahan, sebaliknya ia
berdoa dalam ratapan sebagai ekspresi iman kepada Allah. Dalam Mazmur
Ratapan selalu ada harapan bahwa keadaan dapat menjadi lebih baik
sebab Allah akan segera bertindak menolong dan membebaskan. Tindakan
Allah untuk menolong dan membebaskan menjadi batasan dari tema
keselamatan perenungan minggu ini.
Mazmur Ratapan umumnya terdiri dari lima komponen, yakni seruan
memanggil Tuhan, keluhan, permohonan, penegasan percaya dan nazar
pujian. Lima komponen ini memiliki hubungan yang sangat erat, dan
tepat jika poisisinya tidak ditukar.
Mari kita melihat teks Mazmur 3:1-9 dan apa yang hendak disampaikan
Allah kepada kita dalam tema perenungan Keselamatan Berasal dari Allah.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 1-3 Seruan dan Ratapan Daud, memberikan informasi kepada kita
bahwa pemazmur dalam Mazmur ini adalah Raja Daud. Saat itu
keadaan Raja Daud berada dalam situasi yang sulit sebab ia harus
melarikan diri dari anaknya Absalom. Kita tentu bertanya mengapa ia
harus melarikan diri dari anaknya? Jawaban untuk pertanyaan ini dapat
kita temukan dalam 2 Samuel pasal 13 sampai dengan pasal 17.
Kesulitan dan kesusahan yang dialami Raja Daud bermula dari tindakan
187
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Amnon Bin Daud yang memperkosa Tamar adik Absalom Bin Daud
(Pasal 13). Absalom sangat membenci Amnon dan akhirnya ia
membunuh Amnon dan melarikan diri ke Gesur. Ketika kembali ke
Yerusalem, timbullah dalam hatinya keinginan untuk menjadi raja. Agar
hal itu dapat terwujud, ia mengambil hati orang Israel yang hendak
menemui Raja Daud untuk menyelesaikan perkara yang mereka
hadapi, bahwa mereka tidak akan mendapat apa-apa dengan menemui
raja. Perkara mereka diurus olehnya dan ia-Absalom menjamin akan
menyelesaikannya dengan adil. Ketika mereka hendak sujud
menyembah kepadanya, Absalom memegang tangan mereka dan
mencium mereka. Dengan cara ini, Absalom berhasil mencuri hati
orang Israel dan hal ini berjalan selama empat tahun. Akhirnya banyak
orang Israel yang berpihak kepadanya. Saat untuk menjadi raja telah
tiba. Absalom mengatur pengumuman dirinya menjadi raja dengan
sebuah tipu muslihat. Ia meminta ijin kepada Daud untuk pergi ke
Hebron agar ia dapat membayar nazar kepada Tuhan di sana, padahal
sebenarnya tidak. Ia ingin pengumuman dirinya sebagai raja bergema
dari Hebron. Itulah sebabnya ia mengirim pesan kepada semua suku
Israel, apabila mereka mendengar bunyi sangkakala, maka mereka
harus berseru: Absalom sudah menjadi raja di Hebron. Demikianlah
Absalom menjadi raja.
Ketika Daud mengetahui hal ini, maka ia memutuskan untuk melarikan
diri dengan keluarganya dan semua orang yang masih berpihak
kepadanya. Sebab pastilah Absalom akan membunuh dirinya dan
semua oran yang berpihak kepadanya. Seluruh negeri menangis dengan
suara keras ketika melihat Raja Daud meninggalkan Yerusalem.
Dari penjelasan ini maka kita dapat mengerti mengapa Daud berseru
kepada Tuhan dengan berkata betapa banyaknya lawanku! Banyak
orang yang menyerang aku, banyak orang yang berkata baginya tidak
ada pertolongan dari Allah. Dalam keadaan yang sangat sulit dan
terancam, Daud beseru kepada Tuhan dan menyampaikan keluhan
kepadaNya. Seruan kepada Allah ini menunjukkan betapa Daud tahu
bahwa hanya Tuhan satu-satunya yang dapat menyelamatkannya dari
kesulitan dan bahaya bahkan ejekan orang.
188
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
2.2 Ayat 4-9 Daud tahu pasti keselamatan berasal dari Allah! , Keadaan
yang sulit, bahaya yang mengintai dan ejekan orang yang mengatakan
bahwa tidak ada lagi pertolongan dari Allah baginya, tidak membuat
percaya Daud kepada Allah menjadi pudar. Dalam seruan dan
ratapannya kepada Allah, Daud dengan percaya sungguh dan dengan
tegas berkata: tetapi Engkau Tuhan adalah perisai yang melindungi aku.
Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku. Daud sangat
yakin bahwa seruan dan ratapannya yang nyaring kepada Allah akan
dijawab oleh Allah. Allah akan memberi keselamatan kepadanya! Dan
karena itu ia bisa tidur dan bangun, sebab Tuhan menopang dan
menolong dirinya. Dan karena itu, ia tidak takut betapapun banyak
musuh yang mengepung dirinya.
Dalam percaya yang sungguh bahwa keselamatan berasal dari Allah,
Daud berseru kepada Allah: Bangkitlah, tolonglah aku ya Allahku! Ia
mengingat dan menyebut semua pertolongan dan keselamatan yang
sudah Allah lakukan terhadap semua lawan dan ia percaya kalau Allah
pasti menolong dan menyelamatkannya. Terakhir ia membuat
pernyataan iman yang sungguh bahwa dari Tuhan datang pertolongan
dan dalam seruan dan ratapannya, Daud masih memikirkan rakyatnya
dan umat Allah, ia pun mengucapkan kalimat berkat atas Israel. Sebab
ia tahu, keselamatan yang berasal dari Allah akan berdampak pada
kebaikan dan kesejahteraan Israel sebagai umat Allah.
3. PENERAPAN
3.1 Penjelalsan teks di atas menolong kita memahami dan menemukan
pesan penting dari Allah dalam Mazmur 3:1-9:
3.2 Kesalamatan Berasal dari Allah, mengingatkan kita tentang hal penting
yang harus dilakukan pada saat bapak, ibu, saudara dan saya berada
pada situasi yang sulit, saat menghadapi masalah yang berat, saat
tetesan air mata karena derita yang tak berujung, saat kesedihan akibat
bergumul dengan sakit penyakit yang lama dan berat, saat usaha
bangkrut, saat rumah tangga di ujung perceraian, saat sahabat
mengkhianti kita, saat kita memangku duka dan masih banyak hal yang
tidak dapat saya sebut satu persatu, yakni: berseru dan merataplah
kepada Allah. Hanya Allah saja yang dapat menyelamatkan, hanya
Allah saja yang sanggup menolong dan menyelesaikan semua kesulitan,
189
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
masalah dan pergumulan yang kita hadapi. HANYA SATU YANG DIA
PINTA, AGAR KITA PERCAYA DAN BERSERU KEPADANYA.
3.3 Kesalamatan Berasal dari Allah, meyakinkan kita bahwa Allah adalah
satu-satunya sumber pertolongan dan keselamatan. Setiap kita diminta
oleh Allah untuk selalu MENGINGAT DAN PERCAYA bahwa ALLAH
PASTI MENOLONG, MENJAWAB DAN MENYELAMATKAN. Mungkin
akan terasa lama, terasa berat untuk menunggu, terasa semakin sulit
tapi ingatlah selalu bahwa pertolongan, pembelaan Allah pasti akan
diberikan kepada kita. Pengalaman iman bersama dengan Allah yang
sudah kita alami, pertolongan Tuhan yang selalu tepat pada waktunya
yang sudah kita lihat, dan pembelaan Tuhan yang sudah kita rasakan
seharusnya menjadikan kita kuat dan percaya kepadaNya. Amin.
190
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Timotius diberikan tugas untuk membimbing jemaat (Pasal 1 ayat 18) .
Tugas diberikan kepada Timotius ketika jemaat sedang menghadapi
tantangan pengajaran sesat. Keadaan ini tergambar dalam pembacaan
sebelumnya (pasal 1 ayat 3-11). Penting untuk menasihatkan Timotius
termasuk Jemaat dalam membimbing jemaat menghadapi pengajaran sesat
termasuk hidup benar sesuai kehendak Tuhan, itulah yang sedang “Rasul
Paulus” lakukan lewat tulisannya pada perikop ini ( 1 Timotius 2 : 1 – 7)
2. PENJELASAN TEKS
Perikop “Mengenai Doa Jemaat” terbagi atas 2 bagian, antara lain :
2.1.Ayat 1-4 : Doa memegang peran yang sangat penting dalan kehidupan
jemaat sehingga ditempatkan pada posisi pertama dalam nasehat Rasul
Paulus. Doa merupakan sikap iman untuk menyerahkan segala tugas,
tantangan dan segala kebutuhan pelayanan dalam jemaat kepada campur
tangan Allah yang adalah pemilik jemaat. Timotius tidak akan mampu
melaksankan tanpa melibatkan Tuhan dalam tugas membimbing jemaat.
Doa bukan hanya berisi permohonan dan ucapan sukur tetapi juga
menjadi doa syafaat sebab yang harus didoakan adalah semua orang
termasuk raja-raja dan semua pembesar yang mungkin tidak bertindak
dan bersikap baik. Orang-orang yang didoakan seharusnya tidak dibatasi
oleh keinginan pribadi (hanya jika suka). Semua orang didoakan sebab
mereka juga adalah sasaran dari Karya keselamatan Allah. Keselamtan
Allah bersifat universal menjangkau segala suku bangasa, bahasa dan
wilayah bahkan status sosial ekonomi. Mendoakan mereka harus
dibarengi dengan sikap hidup yang benar, sehingga jemaat melihat
ternyata hidup berpadanan dengan doanya dan itu merupakan hal baik
yang dikehendaki Allah. Keselamatan yang di peroleh harus terbukti
dalam kesalehan hidup, sehingga orang lain yang menerima keselamatan
juga belajar hidup benar. Kesimbangan antara doa dan kesalehan hidup
191
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1. Sebagai orang percaya,kita ditempatkan Tuhan dimana saja untuk
melaksanakan tugas memberitakan Injil dengan mengajar dan
membimbing. Pendeta, Guru Jemaat, Jemaat, orang tua, anak, suami
atau istri, apa pun status dan posisi kita, kita memilki tugas yang sama.
Kita telah diselamatkan karena itu kita juga harus memberitakan Injil
Keselamatan Allah kepada semua orang. Keselamatan Allah tidak
boleh menjadi milki sendiri.
Kita hidup dalam berbagai tantangan hidup sementara kita wajib
membimbing orang lain untutk selamat, oleh karena itu doa penting
untuk kita terus membangun hubungan kita dengan Tuhan yang
memberi kemampuan. Permohonan kita sampaikan kepada Tuhan
dalam doa karena kita tidak dapat hidup tanpa pertolongan Tuhan.
Marilah kita terus berdoa bagi diri kita maupun bagi orang lain
termasuk pemerintah, agar mereka juga diselamatkan tetapi juga
melaksanakan tugas pemerintahan dengan baik dan benar.
Keberadaan mereka akan sangat berimbas pada kesejahteraan dan
keamanan hidup dan pelayanan kita.
192
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3.2. Doa dan kesalehan hidup harus menjadi ciri khas kita. Kita yang
percaya kepada Allah di dalam Yesus Kristus dan telah menerima
keselamatan harus membuktikan imannya lewat hidup dalam segala
kesalehan dan kehormatan. Bahkan orang lain dapat melihat Yesus
dari hidup kita yang saleh. Iman dan perbuatan harus berjalan
bersama-sama. Kesalehan hidup didorong keluar dari dalam iman
harus menjadi gaya hidup kekristenan kita.
3.3. Allah berkenan bertindak untuk menyelamatkan kita dan orang lain
melalui Yesus Kristus. Ini berita yang benar dan bukan dusta.
Kebenaran yang tidak terbantahkan. Kita harus percaya dulu dan
baru dapat mengajarkannya kepada orang lain. Kita tidak dapat
mengatakan kita orang Kristen tanpa percaya. Kepercayaan kepada
Allah yang menebus kita dalam kematian dan kebangkitan Yesus
itulah yang akan memantapkan kita untuk mengajarkannya kepada
orang lain tanpa ragu. Saya percaya saya sudah diselamatkan maka
saya percaya orang lain juga berhak diselamatkan. Amin.
193
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Akibat dari dosa manusia mengalami kematian jasmani dan rohani serta
ada penghukuman kekal. Tidak ada jalan keselamatan bagi manusia untuk
mendapat keselamatan kekal. Apakah itu dari ilmu pengetahuan, agama
atau bahkan hukum taurat. Keselamatan hanya terjadi dari Allah dalam
Yesus Kristus. Allah Bapa menentukan bahwa Tuhan Yesus Kristus menjadi
jalan pendamaian yaitu dengan harus mati di kayu salib untuk
menanggung dosa manusia. Siapa yang percaya kepada Allah dalam Yesus
akan diselamatkan. Hal ini yang diberitakan dengan berani oleh Petrus
dan Yohanes dalam bacaan kita hari ini.
2. PENJELASAN TEKS
Ada beberapahal yang menarik yang bisa kita temukan dalam bacaan kita
ini yaitu :
2.1 Pelayanan dan Tantangan (Ayat 1-7, ayat 17, 18 dan 21 )
(a) Pelayanan. Petrus dan Yohanes sesudah menyembuhkan orang
lumpuh, mereka berkhotbah di Serambi Salomo. Ternyata mereka
yang semula takut sekarang mampu berdiri di depan orang banyak
dan secara terbuka menyembuhkan orang dan berkhotbah. Mereka
bukan orang terpelajar atau orang kaya atau orang berkedudukan
penting tetapi mereka mampu melayani dengan baik karena Tuhan
telah memberikan Roh KudusNya untuk menopang mereka dan
mengutus mereka menjadi saksi bagi kemuliaanNya. Semua orang
percaya telah menerima RohNya. Oleh karena itu kita harus hidup
sebagai saksiNya dan melayaniNya dan memberitakan tentang
Yesus dalam semua bidang kehidupan di mana kita ada dan bekerja.
(b) Tantangan. Melayani Tuhan bukan berarti tanpa tantangan. Dalam
bacaan kita terlihat jelas bahwa Imam–imam, Kepala Pengawal Bait
Allah dan orang–orang Saduki marah dan memasukkan Petrus dan
Yohanes ke tahanan serta membawa mereka ke Sidang di kota
Yerusalem bahkan mengancam mereka serta dilarang keras
194
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
195
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
3.1 Semua orang percaya mendapat tugas yang sama untuk melayani
Tuhan dan sesama dan memberitakan tentang keselamatan dalam diri
Yesus Kristus. Bukan hanya Pendeta, Guru Jemaat, Guru Injil, Majelis
Jemaat atau Badan Pelayan Unsur Jemaat yang harus melaksanakan
tugas ini tetapi kita semua. Dalam keluarga, suami–istri, orangtua–anak,
kakak–adik saling melayani dan saling menguatkan dalam kasih dan
keselamatan dalam Yesus Kristus. Tempat kerja dan tempat usaha
menjadi medan pelayanan. Siap atau tidak siap, suka atau tidak suka,
tantangan akan selalu ada. Tantangan dari dalam atau dari luar
persekutuan, tantangan dari dalam atau dari luar keluarga bahkan
tantangan dari dalam atau dari luar diri sendiri. Dalam menghadapi
tantangan tersebut jangan mengandalkan kekuatan diri sendiri atau
kekuatan manusia tetapi andalkanlah Tuhan.
3.2 Belajar dari sikap Petrus dan Yohanes dalam bacaan kita hari ini maka
ada beberapa sikap yang perlu kita miliki yaitu pertama : hidup kita
harus penuh dengan Roh Kudus. Hal ini sangat penting untuk
diperhatikan sebab zaman sekarang banyak anak Tuhan yang hidup
tidak lagi di dalam Roh Kudus tetapi mengikuti roh dunia yang penuh
kejahatan. Pelayanan yang dilakukan tidak lagi mengandalkan Roh
Kudus tetapi penuh keegoisan dan kesombongan. Kedua : Berani. Kita
harus berani menyampaikan Firman Tuhan dan jangan takut
penganiayaan. Berani karena apa yang kita sampaikan itu benar. Kita
juga harus berani untuk berkorban, baik tenaga atau waktu kita.
Bahkan kepentingan kita yang utama sekali pun. Ketiga : ketaatan kita
kepada Allah. Mungkin lebih mudah taat kepada Allah di saat tidak ada
persoalan. Tetapi justru disaat ada persoalan, tantangan dan ancaman
kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Ketaatan
kepada Allah ini mutlak harus kita lakukan.
3.3 Pusat dan isi dari pemberitaan kita adalah Tuhan Yesus Kristus. Kita
harus mewartakan dan mengagungkan serta memuliakan Tuhan Yesus
Kristus dalam hidup kita. Kita harus menjaga jangan sampai dalam
hidup setiap hari kita tidak memberitakan Tuhan Yesus tetapi kita
menceritakan tentang kekuatan kita, kemampuan atau kesuksesan atau
pencapaian kita dan kita lupa untuk menyampaikan tentang kasih dan
keselamatan yang Allah kerjakan dalam Kristus Yesus bagi kita. Pusat
196
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
197
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Di tengah situasi dan kondisi pergumulan; hidup yang berat, masalah yang
belum selesai dan terus datang silih berganti, kebutuhan yang harus
dipenuhi, sedang kemampuan tidak ada lagi… Apa yang lebih
menyenangkan, di tengah situasi ini, selain mendengar kabar kelepasan,
kabar baik pertolongan akan segera tiba. Ini berita baik, membuat sukacita
besar. Inilah kondisi yang dijelaskan dalam bacaan Firman kita.
198
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Karena itu umat, orang percaya harus aktif, datang kepada TUHAN,
untuk mengalami keselamatan itu. Ada ajakan untuk alami
keselamatan.
Terjagalah, kenakanlah, kebaskanlah, tanggalkanlah, marilah
kepadaKu… Ada beban ya, ada pergumulan berat, ia. Tapi ada
TUHAN yang berkuasa, yang sanggup menyelamatkan. Karena itu
sambut keselamatan TUHAN itu dengan aktif. Bukan diam, menyerah,
mengeluh. Tidak akan menghasilkan, mengubah kondisi. Sebaliknya
percaya, aktif menyambut keselamatan yang TUHAN kerjakan.
2.2 Pada bagian kedua, ayat 3 sampai 10, ajakan yang dibawa ini
disampaikan oleh pembawa berita/hamba Tuhan. Dijelaskan bahwa
usaha umat untuk mengalami keselamatan ini, adalah bagian dari
rencana besar keselamatan TUHAN bagi umat. Ini rencana dan
pekerjaan besar TUHAN, bukan semata usaha umat.
TUHAN menebus umat, karena umat telah diperlakukan tidak adil
(ayat 3-4). Dan dengan menebus umat dari kondisi mereka, TUHAN
mau umat semakin mengenal nama TUHAN dan mengerti hati TUHAN
(ayat 6).
TUHAN menebus umat, disampaikan oleh pembawa berita baik, kabar
keselamatan. Pembawa berita itu, hamba TUHAN itu, akan
menyampaikan berita keselamatan dari TUHAN dan umat akan
bersorak karenanya. Umat akan bergembira, karena TUHAN
menghibur dan menebus umatNya. Berita keselamatan ini bahkan
akan tersiar sampai ke ujung bumi.
Bacaan kita, menunjuk pada hamba TUHAN, nabi TUHAN yang
menyampaikan berita kelepasan dari kondisi umat saat itu. Tetapi
pembawa berita baik itu juga menunjuk pada Hamba TUHAN, yaitu
Yesus Kristus sendiri, yang datang dan menyampaikan sendiri karya
keselamatan untuk menebus umat dari kondisi sengsara dan tertawan
karena dosa dan kejahatan umat. Sungguh Yesus Kristus, menjadi sukacita
dan kegembiraan tersendiri, yang telah nyata menyelamatkan umat dari
kondisi dan keadaan yang menderita. Dalam Matius 12 : 15b-21, sangat
jelas nubuat Yesaya menunjuk pada Tuhan Yesus Kristus. Demikianlah
Yesus Kristus, menjadi Penyelamat yang telah nyata, akan akan terus
nyata. Tuhan Yesus tidak hanya telah menyelamatkan orang percaya di
masa lalu, tetapi juga Ia mengerjakan karya keselamaatan bagi kita sampai
199
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
200
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Adven Pertama hari ini, mari menyambut keselamatan.
Keselamatan dari Allah, untuk bebaskan dari belenggu.
Keselamatan disampaikan oleh hambaNya yang menjaga diri dengan baik
dan yang disertai TUHAN senantiasa. Amin.
201
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Mendapat air sejuk ditengah tanah gersang tentu kesukaan besar. Inilah
situasi bacaan kita. Di tengah pergumulan umat karena ancaman, karena
kekuatan bangsa lain yang lebih besar, penderitaan yang mereka jalani.
Ada berita baik yang beri pengharapan. Bahwa ada raja yang besar, yang
akan memberi damai sejahtera bagi hidup umat.
202
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
203
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
204
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Murid mencontohi guru.
Lebih dari guru, Bapa dan TUHAN kita menyatakan diriNya kepada kita,
Ia mengerjakannya. Ia Raja Damai yang datang untuk menyelamatkan.
Kita sudah mengalami karya keselamatanNya, kita sudah mengenal
karakterNya, baiklah kita juga memilih tetap percaya bahkan melanjutkan
karya damaiNya melalui hidup kita yang juga kesenangannya takut akan
TUHAN. Amin.
205
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Beberapa isi terakir pesan dalam pergaulan sehari-hari kita, isi akhir
semacam pengulangan untuk apa yang kita mau dan katakana, missal :
Jangan lupa datang ya, … atau … jang lupa.. awas kalau lupa.. Pokoknya
bawa saya pesanan itu, … bawa e, kalo tidak…??
Kebanyakan isinya ada kepentingan kita, yang diingatkan. Berbeda dengan
isi akhir dari surat Paulus kepada Jemaat di Roma. Mari kita perhatikan
bersama, karena isinya mengajak mengingat dan memuliakan hanya
TUHAN.
2. PENJELASAN
2.1. Paulus mendapati informasi Jemaat di Roma alami tekanan, baik dari
orang Yahudi juga pemerintahan Romawi. Ada juga konflik intern dalam
Jemaat, orang-orang menerima perkataan Paulus dan salah
menafsirkannya. Kondisi ini membuat Paulus menulis surat, menasehati
dan mengajar Jemaat. -- Inti kekuatan mereka adalah di dalam jaminan
Tuhan Yesus Kristus yang mengasihi dengan sempurna. Setelah
menjelaskan semua, Paulus menutup suratnya dengan mengingatkan
bahwa kemuliaan hanya kembali kepada Allah. TUHAN dimuliakan
karena karya keselamatan yang dengan setia dikerjakannya.
2.2. Bagian pertama, ayat 25a, 27, terkait tujuan. -- Tujuannya bagi
TUHAN. Mengakhiri surat, setelah menjelaskan semua, Paulus
mengakhirnya dengan menyatakan pujian dan kemuliaan bagi
TUHAN. Segala kemuliaan bagi TUHAN, karena TUHAN yang
berkuasa dan yang menguatkan Paulus dalam melayani, Umat dalam
menjalani hidup. Menguatkan segenap kehidupan. -- TUHAN yang
menjadi tujuan, tujuan pelayanan, tujuan kesaksian, tujuan kemuliaan.
-- Bagaimana dengan kita dalam masa raya adven keempat ini. Kita
akan masuki dalam minggu ini, malam kudus, natal Kristus.. Kita
merayakan Yesus yang lahir, Bapa yang menjadi Manusia untuk tujuan
selamatkan kita. -- Perayaan-perayaan kita, apakah tujuannya adalah
TUHAN? Kue-kue dan makan minum, hiasan di rumah dan di gereja.
Baju baru, sampai cat rumah. Kadang kurang dana dan kemudian ke
penggadaian. Semua yang kita lakukan ini, untuk TUHAN ??
Perayaan natal Kristus kita di Jemaat kita, di tiap sector/rayon/wk,
206
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Selamat memasuki masa raya adven yang terakhir, selamat siap memasuki
malam kudus dan natal Kristus. Ingat TUHAN-lah sumber keselamatan
yang telah menolong kita. Muliakanlah Dia. Datangnya dari TUHAN,
muliakan kepada TUHAN. Amin.
NYANYIAN PENDUKUNG LITURGI
1. Nyanyian Rohani 4 : 2 & 4
2. Nyanyian Rohani 12 : 1 & 2
3. Nyanyian Rohani 11 : 2
4. Nyanyian Rohani 43 : 3
5. Nyanyian Rohani 119 : 7
6. Nyanyian Rohani 119 : 1 - 6
7. Nyanyian Rohani 166 : 2
8. Nyanyian Rohani 96 : 1 - 2
207
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Keselamatan itu menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia, sebab
dosa menimbulkan ketidakselamatan dalam keseluruhan aspek hidup kita,
mulai dari aspek ekonomi dengan masalah pencarian nafkah yang menjadi
semakin sukar, kemiskinan, aspek kesehatan, keamanan, hubungan dengan
sesama manusia dan dengan alam sampai soal kehidupan sesudah
kematian. Penderitaan meluas dan maut mengintai dimana-mana, namun
Tuhan ingin membuat perubahan, bahkan Ia sendiri hendak turun tangan.
Yesaya menyampaikan hal itu dengan indah dalam gaya sastra ibarat atau
analogi yang diambil dari konteks Kerajaan Yehuda di zaman antara,
jayanya Kerajaan Asyur dan munculnya Babel sebagai kekuatan baru.
Asyur telah mengepung dan mulai mencaplok wilayah-wilayah Yehuda,
serta menuntut pajak yang berat, setelah sebelumnya telah menghancurkan
Israel Utara (Samaria), yang dikenal dengan peristiwa Pembuangan ke
Asyur, yang menyebabkan hilangnya sebagian besar suku-suku Israel.
2. PENJELASAN TEKS
2.1. Ayat 1-2 : Akan terjadi perubahan. Ketidakselamatan menjadi
keselamatan, yang menyebabkan roda ekonomi berputar lagi dengan
produktivitas yang lebih tinggi. Dalam hal ini pertanian, peternakan.
Rasa Iri kepada Libanon yang berjaya karena hutannya, akan terobati,
karena Karmel akan kembali menghasilkan anggur dan Saron dipenuhi
bunga-bunga dan kembali menjadi tempat penggembalaan lembu-sapi,
sebagaimana di zaman Daud (1 Taw.27:29). Penyebutan “Karmel” dan
“Saron” di wilayah Israel Utara (Samaria), sebagai yang akan melihat
kemuliaan Allah, menunjukan bahwa keselamatan itu bukan hanya
untuk Yehuda saja melainkan juga bagi Israel (Samaria) dalam diaspora.
Jadi nubuat ini mengarah lebih jauh ke depan.
2.2. Ayat 3 – 4 : Tuhan menghibur Yehuda yang tertekan itu, supaya
bangkit dari kesedihan, rasa tak berdaya, kembali bersemangat dan
bersikap proaktif, menyambut keselamatan, yaitu, kedatangan Allah,
bahkan dengan pembalasan yang lebih hebat terhadap bangsa yang
208
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
209
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
210
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Perjanjian yang diambil dari kata dasar “ JANJI “, merupakan sebuah ucapan
yang menyatakan “ kesediaan atau kesanggupan “ untuk melaksanakan suatu
perbuatan; dapat pula diartikan sebagai “Persetujuan“, antara dua pihak. Dari
arti perjanjian yang disebutkan itu, terdapat adanya ikatan yang mengikat
perjanjian. Dengan demikian dalam sebuah perjanjian ada konsekuensi yang
akan diterima jika perjanjian itu dilanggar.
Kitab Keluaran pasal 24 membahas tentang “ Pengesahan Perjanjian “, dan
Pengesahan perjanjian itu disahkan dengan “ DARAH “. Menurut
pemahaman Alkitab, daya hidup ada didalam darah, baik darah hewan
(Kej 9:4) maupun manusia (Im 17:11), karena itu darah dianggap sebagai
bukti kehidupan yang dikaruniakan Allah.
Saat Musa menghadap TUHAN dan menerima segala Firman TUHAN dengan
segala peraturan, Musa kembali dan menyampaikannya kepada bangsa Israel.
Mereka mendengarkan segala firman TUHAN dengan peraturan itu dan
menyatakan kesediaan untuk melakukannya. Yang diharapkan TUHAN, umat
itu mematuhi aturan yang dibuatNya, umat Israel dituntut untuk “
melaksanakan “ segala firman TUHAN dan segala peraturan yang mereka
dengarkan dari Musa dengan ketaataan yang sungguh – sungguh.
Sebagai tanda diterimanya segala Firman TUHAN dengan segala peraturan
oleh bangsa Israel, Musa pun mendirikan MEZBAH dengan DUA BELAS
TUGU. Mezbah adalah lambang kehadiran Allah, dimana TUHAN turun
untuk memberkati umatNya, Dua belas tugu ini bukan saja sebagai alat
peringatan tentang perjanjian tetapi menunjukkan dua belas suku dan
sebagai lambang kehadiran mereka yang menerima berkat Allah.
Hukum yang diberikan Allah kepada Musa menyebutkan berbagai
persembahan dan karena itu Musa memilih orang – orang muda dari
bangsa itu untuk ikut serta mempersembahkan persembahan sebagai
lambang penyerahan diri serta masuk dalam sebuah hubungan yang
mengikat dengan TUHAN. Korban bakaran dipersembahkan untuk
menyenangkan TUHAN dan korban keselamatan yang dipersembahkan
untuk meminta berkat TUHAN. Sesungguhnya korban – korban
persembahan ini disebut sebagai “ kurban pendamaian “, sebab korban –
korban persembahan ini mendamaikan Allah dan umat Israel.
Berdasarkan kepercayaan Perjanjian Lama ( PL ) tentang darah dan korban,
darah yang dipercikkan oleh Musa menandakan kehidupan bangsa Israel
diserahkan penuh kepada Allah, darah dari kurban itu memeteraikan umat
dengan demikian umat pun telah dibaharui oleh Roh dan kasih karunia Allah.
211
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
212
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
213
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Rencana besar Allah dalam menyelamatkan manusia membutuhkan
sebuah sikap ketaatan. Ini memang bukan hal mudah, apalagi jika apa
yang diharapkan dari sebuah ketaatan itu berbeda dengan apa yang kita
pikirkan. Seperti apa yang dialami oleh Maria, seorang gadis (perawan)
Yahudi yang diperintahkan oleh Allah melalui Malaikat Gabriel untuk
mengandung dan melahirkan bayi Yesus. Dalam kondisi seperti ini kadang
kita berada dipersimpangan jalan untuk menentukan pilihan, apakah taat
untuk mengikuti rencana Allah ataukah menolak taat pada rencana Allah.
Disinilah sikap percaya kepada Allah dibutuhkan. Sebab percaya
melahirkan sebuah ketaatan.
2. PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 26 – 30 “Beroleh Kasih Karunia Tuhan” Dalam bulan keenam
Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea
bernama Nazaret. Kepada seorang perawan bernama Maria yang
bertunangan dengan Yusuf dari keluarga Daud.(ay 26). Hal ini
menggenapi tentang kedatangan Raja Damai yang lahir dari keturunan
Daud, dari suku Yehuda. Dalam Yesaya11 : 1 “suatu tunas akan keluar
dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan
berbuah”. Isai adalah ayah Daud,. Dalam kitab 1 & 2 Samuel, Daud
beberapa kali di sebut sebagai anak Isai. Isai adalah anak laki – laki
Obed, dan cucu dari Rut dan Boas dari suku Yehuda. Pada ayat 28,
Malaikat menjumpai Maria dengan mengatakan :”salam , hai engkau
yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau”. Selanjutnya ayat 30,
“jangan takut sebab engkau beroleh kasih karunia Allah”. Ada dua kali
kata dikarunia Allah yang ditujukan kepada Maria. Maria adalah
perempuan yang dikaruniai melebihi semua perempuan karena dipilih
sebagai ibu Yesus. Ia mendapat kasih karunia Allah. Hidupnya yang
sederhana dan saleh begitu menyenangkan hati Allah sehingga ia dipilih
untuk suatu tugas yang paling penting (Bnd 2 Tim 2:21). Tugas yang
214
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
215
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Kata kerja Ibrani untuk ketaatan adalah ‘syama’ yang berarti
“mendengarkan”. Sementara kata kerja yang dipakai dalam Perjanjian Baru
adalah ‘hupakauo’ (kata benda ‘hupakoe’, kata sifat ‘hupekoos) yang
berarti “mendengar”, kata hypotaso yang berarti “tunduk”, “patuh”.
Kemauan untuk mendengar mengandung keinginan untuk melakukan apa
yang didengar. Dengan demikian, ketaatan kepada Allah berarti
mendengar perintah Allah, dan mendengar perintah Allah mengandung
keinginan untuk melakukan perintah Allah atau tunduk dan patuh pada
kehendak Allah. Ketaatan kepada Allah berarti tunduk dan patuh pada
Firman Allah atau kehendak Allah.
3.1 Orang yang selalu hidup berkenan kepada Allah, senantiasa mendapat
kasih karunia Allah. Dan mereka yang mendapat kasih karunia Allah,
mereka selalu dilibatkan dalam rencana – rencana Allah.
3.2 Yesus Kristus adalah Anak Allah Yang Maha Kudus. KelahiranNya untuk
menyelamatkan manusia yang berdosa supaya tidak lagi hidup
menjadi hamba dosa tetapi menjadi hamba Allah yang hidup kudus
dan berkenan bagi Allah. Karena itu sebagai orang – orang pilihan
216
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
217
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Sebelum pandemic covid-19, menjelang Natal Kristus seperti ini, ada
banyak acara …panggil pulang. Masing-masing negeri dan kampung,
memanggil pulang anak-anak negerinya yang selama ini merantau jauh
dari negeri. Di momen Natal Kristus, semua dipanggil pulang untuk
kembali ke kampung, negeri, bertemu keluarga, eratkan kasih dan
persekutuan bersaudara. Pernah ada pengalaman, dalam suatu acara
seperti ini, satu keluarga besar pulang ke kampung. Tinggal di rumah tua
di kampung. Dan bukan kami saja, ada beberapa keluarga lain dari mata
rumah itu yang juga pulang dan tinggal bersama di rumah ini. Bukan
hanya kamar tidur, tapi sampai di ruang tamu pun jadi tempat tidur saat
malam, karena semua orang pulang. Rumah tua tidak bertambah besar,
hanya anak cucu dari rumah tua itu yang semakin banyak.
Suasana pulang kampung seperti ini di masa yang modern sangat berbeda,
karena semua fasilitas pergi dan pulang dimudahkan, baik melalui
tranportasi darat, laut dan udara, bila kita masuk kedalam teks bacaan dan
mencoba membayangkan sensus penduduk pertama di dunia yang
dilakukan, dan semua penduduk dianjurkan untuk pulang ke kampung-
halaman mereka, betapa Betlehem juga saat itu penuh sesak dengan orang-
orangnya yang dating dari perantauan. Lalu, adakah tempat?? menjadi
pertanyaan. Ini juga menjadi tema dari bacaan kita saat ini. Adakah
tempat bagi-Nya.
2. PENJELASAN TEKS
Dalam bacaan firman ini, kita mendapati dua hal yang terjadi.
2.1 Pertama, ayat 1 s/d 5 terkait ketaatan dan Bagian pertama. Sensus
penduduk oleh Kaisar Agustus, yang diikuti oleh semua orang di seluruh
dunia, mengakibatkan pergerakan besar orang pulang ke kampung
halaman untuk turut mendaftarkan diri di kampung supaya terdaftar.
Yusuf dan Maria yang sedang mengandung, juga ikut serta dalam
dinamika ini dan hendak memasukkan nama keluarga baru mereka
218
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
219
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Taati dan nikmati natal dengan kondisi kita yang ada sekarang. Taati
tidak perlu memaksakan diri lalu melakukan kejahatan dan dosa hanya
karena mau natal kita semarak seperti orang lain. Taati aturan yang
ada. Karena natal bukan pernak pernik, tapi kerelaan Allah menjadi
Manusia, kepedulian Allah di dalam Tuhan Yesus untuk mengerjakan
keselamatan bagi kita dan dunia.
2.2 kedua ayat 6 dan 7, terkiat menyediakan tempat. Bagian yang kedua,
ayat 6 dan 7, terkait menyediakan tempat. Dalam kondisi yang padat
penduduk saat itu, saat semua orang juga pulang ke Betlehem, maka
saat Maria untuk bersalin dan melahirkan tiba, tidak ada tempat untuk
Maria. Penginapan tidak ada tempat, apakah tidak ada rumah lain,
atau rumah keluarga yang bisa menerima mereka? Atau kondisi Maria
yang hamil saat masih bertunangan, juga menjadi dasar sikap mereka
menolak? Dan dalam kondisi itu, Maria dan Yusuf berjumpa dengan
rumah domba dan palungan sebagai tempat untuk bersalin.
Mari kita perhatikan sikap Maria untuk situasi ini : Maria mengandung
Anak Allah, menyediakan tempat dari apa yang ada dan tersedia. Dia
menyediakan tempat terbaik dari semua yang bisa ia usahakan,
palungan dan kain lampin membungkus tubuh mulia Kristus. -- Tidak
ada tempat, Apakah tetap akan tidak ada tempat, kalau Yesus Kristus
datang dalam wujud yang lain, wujud kemuliaanNya? Mungkin semua
berebut menawarkan tempatnya. ; Tidak ada tempat, kemudian
berhubungan dengan penampilan, semarak -- Tetapi tempat terbaik,
dari hati yang percaya dan taat, menyediakan tempat bagi bayi Yesus. -
- Maria melakukannya. Dia menyediakan tempat dari kondisi apa yang
ada. Dia menyediakan hati yang bersyukur untuk melahirkan anak
sulungnya di tempat itu.
Saat ini, menjalani masa natal Kristus . Kita diajak merenungkan adakah
tempat bagiNya? -- Mungkin dunia tidak lagi memberi tempat untuk
kepercayaan kepada TUHAN. Mungkin banyak diantara kita dengan
beban dan gumul hidup yang berat juga meragukan hadirnya TUHAN,
lalu tidak memberi tempat untuk TUHAN. Mungkin keadaan kita pun
penuh gumul, sehingga natal yang ada ya begitu saja, biasa saja...tong
trada apa-apa, tra kayak kamu boleh. Adakah tempat bagiNya, di hati
Saudara jemaat, di hati yang bersyukur. Hati yang menerima rencana,
menerima kenyataan dan menghadapi, menyikapinya dengan apa yang
220
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Natal Kristus adalah Allah yang mengambil tempat manusia untuk
mengerjakan keselamatan bagi manusia. Natal Kristus, semua dipanggil
pulang pada hakekat natal Kristus; pemberian diri dalam ketulusan, kasih
dalam kepedulian.
Adakah tempat bagi natal Kristus di hati Saudara.... Amin.
221
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
Ini suatu cerita berbingkai, dimana kisah tentang Yesus, membingkai kisah
dua tokoh lainnya, yang taat melakukan Firman Tuhan. Walaupun
demikian, bayi Yesus tetap merupakan tokoh utama. Sesuai tema hari ini,
maka, kita akan mengambil pengajaran dari ketaatan yang diperlihatkan
oleh mereka yang dikisahkan dalam perikop bacaan kita.
2 PENJELASAN TEKS
2.1 Ayat 21 -24 : Dahsyatnya Dosa
Sesuai tradisi agama Yahudi, pada usia delapan hari, bayi itu disunat
dan diberi nama, yaitu Yesus (Yehwa/Tuhan Juru Selamat). Selanjutnya
ada dua upacara yang berlangsung bersamaan, pertama, pentahiran
untuk ibu Yesus, sesudah 40 hari (kalau bayinya perempuan 80 hari) ia
melahirkan. Kedua, upacara pengkhususan anak sulung bagi Tuhan dan
persembahan kurban syukur. Persoalan teologis adalah perempuan
kudus yang melahirkan Anak Allah sekalipun harus ditahirkan. Hal ini
menunjukan bahwa dalam pandangan Allah, tidak ada satu manusia
pun yang luput dari dosa, bahkan Yesus sendiri sesuai dengan Imamat
12 : 2-3, najis selama 7 hari dan tahir pada saat disunat.
2.2 Ayat 25 – 35 Simeon oleh Pimpinan Roh Kudus mengenal bayi Yesus :
Sebagai Mesias yang dijanjikan dan dengan tepat menjelaskan Siapa
Yesus. ; Yesus adalah Penghiburan bagi Israel dan bagi umat manusia
dalam keterkutukan akibat dosa (bdk. Ucapan Lamek saat kelahiran
Nuh. Kej. 5:29) ; Disini sebutan “parakletos” (penghibur) dapat
disematkan kepada Yesus, dan menjelaskan kesatuan antara Yesus
dengan Roh Kudus, dalam rangka penghiburan kepada manusia dalam
dunia yang dikutuk Allah, akibat dosa. (a) Penggenapan keselamatan
yang dijanjikan telah tiba untuk segala bangsa dan menjadi kemuliaan
bagi Israel (29-30) (b) Dalam Dia, Allah menyatakan diri kepada
bangsa-bangsa, sehingga lahirlah umat Perjanjian Allah yang Baru, yang
tidak dihitung berdasarkan keturunan, melainkan berdasarkan Kristus
dan karya Roh Kudus. (c) Jalan hidup dan Karya Yesus, : Menjatuhkan
222
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3 PENERAPAN
3.1 Salah satu tugas penting gereja yang dimanatkan Tuhan adalah menjadi
saksi atau memberitakan Inijil. Setiap warga gereja terpanggil dan harus
menjalani pengutusannya sebagai pemberita injil. Seorang saksi adalah
seorang yang memiliki pengenalan yang mendalam tentang Yesus,
tanpa itu dia akan memberi kesaksian yang tidak lengkap atau menjadi
saksi dusta.
223
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
224
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
1. PENDAHULUAN
“Ki Le Olam Hasdo”- “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setiaNya”
Adalah kalimat yang melekat dengan jati diri, hakekat dan keberadaan
bangsa Israel. Kalimat ini memang tentu memiliki arti yang sangat penting
bagi umat Allah, karena kalimat ini mengandung pengakuan akan
penyertaan Allah dalam hidup dan segala perjalanan bangsa Israel. Itulah
sebabnya kalimat ini sudah mesti menjadi sangat familiar dalam kehidupan
orang Israel sejak kecil, sehingga mereka bertumbuh di dalam pengenalan
akan Allah yang menyertai mereka. Kalimat ini tentu juga mengandung
kesadaran akan kehadiran Allah dalam hidup mereka.
2. PENJELASAN TEKS
Mazmur ini berbicara tentang kebaikan Allah di tengah pemberontakkan
umat Israel.
2.1 Ayat 1-5 “Pembukaan Tentang Ajakan Bersyukur atas Kebaikan Allah”
Mazmur ini diawali dengan ajakan bersyukur kepada Tuhan Allah,
memuji dan memuliakan Allah karena kasih setiaNya dalam kehidupan
umat Israel (ay 1). Pemazmur menyadari bahwa tidak seorangpun
mengingat dan mengutarakan syukur atas semua kebaikan Allah (Ay.
2). Hal inilah yang membuat umat Tuhan kehilangan kebahagiaan dan
sukacita, sebab kebahagiaan manusia terletak pada respon umat untuk
hidup dalam kehendak Allah. Pemazmur menyadari bahwa kehidupan
yang tidak sesuai dengan kehendak Allah ini mengakibatkan dosa,
karena itu pemazmur memohon kepada Allah untuk mengingat umat
Tuhan, (ay.4-5) bahwa di tengah bangsa yang tidak taat, ada umat lain
yang masih setia kepada Allah.
2.2 Ayat 6 – 9 “Penyelamatan di Tengah Ketidaktaatan” Orang Israel
menerima kasih setia Allah, tetapi sering melupakan kebaikan Allah
yang telah menuntun perjalanan mereka dari Mesir ke tanah Kanaan,
sehingga tidak taat dan memberontak kepada Allah.(ay.6-7). Namun
225
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
3. PENERAPAN
Tanpa terasa kita telah berada di penghujung tahun 2021, sebagai orang
percaya kita menyadari bahwa semua hanya karena kasih setia Tuhan.
Kasih setia dari kata “khesed” (Ibr) yang berarti 'belas kasihan', 'kemurahan
hati', dan 'kebaikan'. Kata “khesed” sering bergandengan dengan kata
“Emunah” yang berarti “kesetiaan”. Kasih setia bisa berarti kesetiaan yang
ditunjukkan dalam kebaikan atau kemurahan hati. Kasih setia dapat
diartikan sebagai kasih yang teguh di atas dasar perjanjian yang telah
dibuat.
3.1 Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia Tuhan, adalah sebuah
ungkapan pengakuan bahwa sesungguhnya Tuhan Allah tetap
menyatakan kasih dan setiaNya kepada umat manusia ciptaanNya.
Karena itu kita memiliki alasan yang sangat kuat sebagaimana bangsa
Israel mengajarkan anak-anakNya sejak kecil “Ki Le Olam Hasdo”
bahwasanya untuk selama- lamanya kasih setia Tuhan. Bahwasanya
perjalanan hidup kita di tahun 2021 adalah karena kasih setia Allah.
Ada sebuah kata bijak bunyinya : “Orang yang rendah hati melihat
226
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
227
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Bagian Ketiga
PENUTUP
Tahun 2020 adalah tahun yang benar-benar banyak menguras energi, baik
energi berpikir untuk bagaimana mengelolah pelayanan yang sesuai dengan
kondisi pasca pandemic covid-19, tetapi juga energi derai-air mata kesedihan
karena banyak sekali para pelayan Tuhan bergumul dengan pelayanan dan
kesakitannya lalu dari kondisi yang demikian satu persatu “menghadap Tuhan
Yang mulia, Pemilik Kehidupan”.
Tidak terduga pula bahwa kedalam barisan pelayanan GKITP telah bergabung
para pelayan Firman sekitar 400 orang lebih, sementara itu pembangunan fisik
di area perkantoran Sinode terus dikerjakan, Tuhan karuniakan keajaiban
demi keajaiban mendatangi GKITP, entah karena persekutuan yang diberkati
oleh karena tertib penataan pelayanan Firman Tuhan yang sudah dikerjakan
dan dipersiapkan satu tahun sebelumnya atau karena nilai-nilai kemandirian
dan kedewasaan iman yang semakin hari semakin memperlihatkan “buahnya”
dalam bentuk tindakan iman nyata dari semua pihak warga GKITP. Bila
persekutuan semakin bersinergi maka mereka akan menatap berkat Tuhan
seperti Mazmur 133: 3. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat,
kehidupan untuk selama-lamanya.
Berkat yang Allah perintahkan itu untuk mewujudkan pembangunan tubuh
Kristus yang esa, anak-anak Allah di tanah Papua, persekutuan milik Allah,
yaitu mereka yang ada di dan dari Mamta/Tabi, Saireri, Ha Anim, La Pago,
Mee Pago, Domberai, Bomberai, bangsa Ambon-Maluku, Bangsa Manado-
Sanger, Buton-Bugis-Makassar, Toraja yang dari negeri Sulawesih, dari NTT-
NTB, dari Pulau Bali, dari Jawa-Madura, dari Kalimatan-Borneo, dari
Sumatera-Batak. GKI telah menjadi begitu bhinneka di dalam Kristus menjadi
“satu persekutuan”. Kesatuan Kristus yang utuh terus tumbuh, terus memekar
Bersama perahu GKI di TP.
Semua bentuk pelayanan pasti ada kekurangan yang datang dari keterbatasan
kemanusiawian kita. Semoga hikmat Allah terus memimpin kita untuk selalu
bersama saling melengkapi “sebaga teman sekerja Allah”. Imanuel.
Amole – Basmero – Abireso
Acemo --Dangke – Poi – Mauliate Godang – Horas, Majuajua – Onomi
Arweh – Dawem – Jou Suba
Kuresmanga, maturnuwun, wawawa
228
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Lampiran-Lampiran
Nama-nama Tim Penulis Buku Pegangan 67 Khotbah 2021
NO NAMA ALAMAT JABATAN KODE
1. Pdt Dr.S. Sumihe, M.Th Jayapura Dosen SS
2. Pdt S.Latuputty, D.Th Jayapura Dosen SL
3. Pdt J.Fonataba,Haurissa, M.Si Sorong Peleyan Jemaat JFH
4. Pdt N. Kapitarau,S.Th, MM Jayapura Kantor Sinode NK
5. Pdt Yohan Wally, S.Th. M. Mis Sentani Kantor Sinode YW
6. Pdt Dr. A Rumbewas,S.Ag, M.Th Jayapura Dosen AR
7. Pdt Dr. M.Wospakrik, M.Th Abepura Dosen MW
8. Pdt E. Merry Apiem, S.Si, Teol Jayapura P 3 W - GKI EMA
9. Pdt Amelia.I.Rumbiak, S.Th, MM Jayapura Sekretaris Klasis AIR
10. Pdt Welem Rumbiak, S.Th, MM Sentani Kantor Sinode WR
11. Pdt Elsye Aihuan,S.Si.Teol Tanah Merah Sekretaris Klasis EA
12. Pdt N.L Silahooy,S.Th,MM Jayapura Pelayan Jemaat NLS
13. Pdt Alfonsina M.Kabes,S.Th Sentani Pelayan Jemaat AMK
14. Pdt Yosina Wambaruw,S.Th Sentani Pelayan Jemaat YW
15. Pdt Fien Rumere,S.Th.MM Jayapura Pelayan Jemaat FR
16. Pdt Fiencelina Budji,S.Th Sentani Pelayan Jemaat FB
17. Pdt Yohanes Hematang,S.Th Sentani Pelayan Jemaat YH
18. Pdt Aike Tering,S.Si.Th Sentani Peleyan Jemaat AT
19. Pdt Penina Letlora,S.Th Sentani Pelayan Jemaat PL
20. Pdt Yemima Deda,S.Si .Th Sentani Pelayan Jemaat YD
21. Pdt Piet K Lewir,S.Th,M.Mis Jayapura Wakil Sekretaris PKL
22. Pdt Agustinus Tupamahu,S.Si.Th Jayapura Kantor Klasis AT
23. Pdt E. Maniagasi,P,S.Th,M.Mis Sorong Pelayan Jemaat EMP
24. Pdt Misere C.D.Mawene,MA Wamena Pelayan Jemaat MCD
25. Pdt Jean Anthoni,M.Th Rateng Pelayan Jemaat JA
26. Pdt Yonna L haurissa,S.Si,Th Rateng Pelayan Jemaat YLH
27. Pdt Y. Poppy Tuarissa,S.Si.Th Rateng Ketua Klasis YPT
28. Pdt Jessy Leimena,S,Si.Th Rateng Sekretaris klasis JL
29. Pdt Harold Maran,S.Th Jayapura Pelayan Jemaat HM
30. Pdt A.N.Ayatanoi,S.Th,M.Mis Manokwari Pelayan Jemaat ANA
229
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
230
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
Pdt. Abraham Abisay, M.Th Pdt. Daniel Mofu, S.Th Pdt. Michael Kapisa, M.Si Pdt. Handry W. D Kakiay, S.Th
Wilayah I Wilayah II Wilayah III Wilayah IV
Pdt. Pubelius Manuaron, S.Th Pdt. Roberth J. Nandoteray, S.Th Pnt. Nimbrod Sesa, S.IP MM
Wilayah V Wilayah VI Wilayah VII
Pdt. Ishak S. Maran, S.Th V Pdt. Petrus Womsior, S.Th Pdt. Samuel P. Usior, M.Th Pdt. Genos Burdam, M.Th
Wilayah VIII Wilayah IX Wilayah X Wilayah XI
231
Pegangan Pelayan Ibadah GKI Di Tanah Papua Tahun 2021
232