Anda di halaman 1dari 181

Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

KATA PENGANTAR

Memasuki tahun pelayanan 2023 hadir ke tengah-tengah kita sebuah buku


pegangan pelayanan di lingkungan Gereja Kristen Injili di Tanah Papua berisi
78 khotbah. Marilah kita menaikkan ucapan syukur buat kasih karunia Tuhan
yang hebat, sehingga tersedia lagi buku pegangan pelayanan atau buku
khotbah tahun 2023 yang akan digunakan dalam seluruh pelayanan ibadah di
lingkungan pelayanan GKI.
Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pengguna buku
pegangan pelayanan yang dikeluarkan setiap tahun. Barangkali pernah
mengalami kesulitan dengan memahami teks khotbah tertentu, atau
kemungkinan lain berupa pilihan teks tidak sesuai kondisi, atau sebaliknya,
pilihan teks sangat memberkati dan menjawab kebutuhan pelayanan, semoga
dinamika yang demikian tetap menjadikan motivasi untuk terus meningkatkan
semangat pelayanan yang tinggi.
Beberapa keluhan seperti “mengapa satu teks digunakan selama pelayanan
ibadah satu minggu?” atau “mengapa teks tidak bisa di pilih dengan bebas
oleh pelayan ibadah?”, dan keluhan lain yang sejenis itu, perhatian dan
respons terhadap hal-hal demikian teratasi dengan munculnya “penertiban
pelayanan” melalui “penjabaran aspek Renstra ke lingkungan pelayanan
ibadah”, karena hal membaca satu teks selama satu minggu yang sudah terjadi
selama ini adalah salah satu langkah maju yang sudah raih dan capai selama
ini dengan baik, sehingga penataan pelayanan berdasarkan adaptasi ke
kebutuhan seperti pada Renstra GKI dengan fokus pelayanan tahunan yang
sudah tertentu, maka pelayanan ibadah yang akan berlangsung selama satu
minggu dalam satu jemaat menjadikan semua orang, khususnya warga jemaat
diperhatikan dan dilayani hak-haknya, yaitu “hak untuk mendapatkan
pelayanan firman Tuhan yang sama dalam minggu berjalan.
Siapapun yang menggunakan buku pegangan pelayanan 2023 ini, telah
terlibat dan turut serta mendoakan seluruh pelayanan yang berlangsung
sebagaimana seperti dalam isi buku ini. Kita akan selalu menjadi berkat.
Buku pegangan pelayanan tahun 2023 ini menjadi “doa dan harapan awal”
dari BPS periode 2022-2027 untuk terus menggerakkan pembaruan dalam
GKI bersama Sang Kepala Gereja GKI, yaitu Tuhan Yesus Kristus.

Jayapura, 15 November 2022


Tim Penulis

i
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

SAMBUTAN BADAN PEKERJA SINODE


GKI DI TANAH PAPUA

Syalom.
Marilah kita bersama menaikkan ucapan syukur dan doa kehadirat Allah Bapa,
Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus. Allah Yang Esa dan kekal, atas rahmat,
bimbingan, pertolongan dan penyertaan Tuhan yang kuat, kita telah
dilindungi dan disertai Tuhan melewati masa-masa tersulit yang pernah kita
dan seluruh dunia hadapi, yaitu masa pandemic Covid-19.
Pada tanggal 18-24 Juli 2022 agenda gerejawi di internal GKI di Tanah Papua,
yaitu Sidang Sinode ke-18 di negeri berjuta bakau dengan perkenan Tuhan,
telah berakhir dan sukses, terpilih Badan Pekerja Sinode (BPS GKI Di Tanah
Papua periode 2022-2027.
Melalui Sidang ke-18 Sinode GKI dimaksud, telah ditetapkan tentang masa
depan perencanaan program dan kegiatan strategis gereja, yang sinergis antara
Jemaat, Klasis dan Sinode, yaitu TAP tentang Rencana Strategis (Renstra) GKI
di Tanah Papua 2022-2027. Melalui Renstra ini, fokus tahapan pelayanan
tahunan sudah ditentukan, dan untuk tahun 2022-2023 fokus tahun
pelayanan adalah “pembaruan”. Yang dimaksud dengan pembaruan adalah
penekanan kepada implementasi hasil-hasil keputusan sidang sinode yang
menekankan semangat pembaruan untuk menghadirkan berbagai inovasi
dalam persekutuan, pelayanan, kesaksian dan penatalayanan GKI Di Tanah
Papua. Dengan demikian maka aspek “sosialisasi dan konsolidasi” menjadi
prioritas utama berlangsungnya keseluruhan “penataan pelayanan”, sebab kita
sudah melewati agenda internal gerejawi, yaitu dari pemilihan Majelis Jemaat,
Pemilihan Badan Pekerja Sinode dan Pemilihan Badan Pekerja Klasis, sehingga
keseluruhan instrument organisasi semuanya baru, hal-hal prinsip gerejawi GKI
di Tanah Papua telah siap, maka fokus tahunan 2022-2023 sangat tepat dan
strategis untuk melakukan sosialisasi dan konsolidasi.

Fokus Pelayanan GKI Tahun 2023 : “Pembaruan”


Salah satu fokus misi dan pastoral di internal GKI Di Tanah Papua adalah
penataan ibadah-ibadah, baik ibadah minggu, ibadah Unsur, Ibadah Keluarga,
Ibadah KSP, Ibadah Hari Raya Gerejawi, penataan Bulan Bina Keluarga (BBK)
dikelola dengan gerakan pembaruan GKI melalui fokus tahun pelayanan 2023

ii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

adalah “pembaruan”. Sehingga buku khotbah tahun 2023 menampakkan


dukungan yang konsisten secara spiritual melalui ibadah dan selanjutnya di
tata secara tematik tiap triwulan, sehingga dalam tahun 2023 terdapat 4 tema
triwulan yang diadaptasikan dari focus tahun pelayanan 2023 “pembaruan”,
yaitu:
(1) Pembaruan GKI: Triwulan pertama Januari-Februari-Maret 2023,
Pembaruan TUHAN kepada Manusia
(2) Pembaharuan GKI: Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai
Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif
(3) Pembaharuan GKI: Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023
Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya
(4) Pembaharuan GKI: Triwulan ke-empat Oktober-November-Desember
2023, Pembaruan Tuhan bagi GKI menjadi berkat bagi keluarga dan
bangsa - bangsa

Profil Pimpinan GKI : Ds. Mesach Koibur dan Ds. Lukas Sabarofek
Profil dalam buku khotbah GKI di Tanah Papua tahun 2023 mengambil tokoh
Ketua Sinode ke-4, yaitu Ds. Mesach Koibur dan dan Ketua Sinode ke-5
sebagai pengganti antar waktu, yaitu Ds. Lukas Sabarofek. Dua tokoh GKI ini
muncul mewakili kader Sekolah Teologi Serui angkatan kedua, sekolah teologi
ini non-gelar, sehingga semua Pendeta yang menjadi pemimpin Gereja dari
tahun 1956 sampai dengan tahun 1980, merupakan Pendeta dan Pemimpin
Gereja semuanya non-gelar. Era kepemimpinan generasi Sekolah Teologi Serui
Angkatan pertama dan kedua inilah, perubahan-perubahan besar yang tidak
pernah terduga terjadi di dalam gereja dan pemerintahan khususnya di tanah
Papua. Merekalah saksi mata yang hidup, partisipasi mereka menentukan,
entah baik atau diterima dan tidak, sejarah telah memproses dan
menghadirkan semua capaian dalam tahapan tahun sampai kita menanjak dan
mencapai masa depan seperti hari ini. Keunikan tokoh GKI ini ada pada satu
hal, yaitu mereka berdua berasal dari bangsa Biak, Biak Timur, Kepulauan
Padaido, pulau Nusi. Meskipun, Ds. Lukas Sabarofek lahir di kampung Aryom
Biak Timur, tatapi sejak kecil sudah pindah dan tinggal di pulau Nusi,
sehingga, Ds. Mesach Koibur dan Ds. Lukas Sabarofek dapat disebut “duo Nusi
atau juga duo Biak Timur”. Hal-hal berkaitan dengan “pembaruan” sebagai
fokus pelayanan tahun 2022-2023 dapat kita temukan dan baca dalam profil

iii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

atau biografi mereka yang sudah dibuat ringkas dalam buku pegangan
pelayanan GKI atau buku khotbah GKI tahun 2023 ini.

Tata Ibadah Minggu I, Minggu II, Minggu III dan Minggu IV


Sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan ibadah yang berlangsung selama ini,
akan memasuki pelayanan ibadah dalam “paradigma baru GKI sebagai mana
focus pelayanan 2022-2023 yaitu pembaruan”. Paradigma baru peribadatan
GKI berkaitan dengan penataan ibadah minggu, ibadah keluarga, ibadah
unsur, ibadah hari besar gerejawi dan ibadah lainnya sudah dirumuskan
seksama dalam buku Tata Ibadah GKI, yang di dalamnya mengatur tentang
keseluruhan ibadah dan unsur-unsur ibadah yang diikuti dalam seluruh proses
ritus atau ibadah. Khusus ibadah minggu, GKI pada pelayanan tahun 2023
akan menggunakan Tata Ibadah yang sesuai dengan jumlah minggu dalam
satu bulan, dan pengaturannya seperti berikut :
(1) Ibadah Minggu I dalam bulan baru akan menggunakan Tata Ibadah
Minggu I
(2) Ibadah Minggu II dalam bulan yang sama akan menggunakan Tata Ibadah
Minggu II
(3) Ibadah Minggu III dalam bulan berjalan akan menggunakan Tata Ibadah
Minggu III
(4) Ibadah Minggu IV dalam bulan berjalan akan menggunakan Tata Ibadah
Minggu IV
Dalam buku Pegangan Pelayanan tahun 2023 ini akan diletakkan pada bagian
lampiran sebagai contoh dari bentuk Tata Ibadah Minggu I, II, III dan IV.

Ucapan Syukur dan Terima Kasih kepada seluruh Warga Jemaat, PHMJ, BP,
Unsur dan BP. Klasis
Solidaritas kebersamaan GKI sebagai gereja persekutuan yang kepalanya
adalah Tuhan Yesus Kristus, meskipun kita bertempat tinggal dan berdomisili
di gunung, bukit, lembah dan ngarai, di pedalaman, di pulau-pulau, di pesisir
pantai dan teluk, di pinggiran sungai dan danau, di pinggiran kota dan di
kota-kota ; kepada semua pihak yang bekerja dengan jujur, setia dan dengar-
dengaran di negeri Injil negeri Papua, kita itu adalah Guru Sekolah Minggu
atau Pengajar, Penatua, Syamas, Pendeta, Penginjil dan Guru Jemaat, Pengajar
Katekisasi, Dosen STFT GKI I, S. Kijne Abepura, Pengajar, Dosen dan Staf
Universitas Ottow-Geissler, Pengajar dan Staf P3W GKI, Pengajar dan Staf

iv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

SPGJ Manokwari dan Sekolah Alkitab ; dan kita itu adalah warga jemaat yang
politisi, ASN, TNI-Polri, pengusaha, pejabat, tukang sapu, pembantu rumah
tangga, pejuang kebenaran dan keadilan, warga yang di dalam penjara, di
rumah sakit, dan lain-lain pihak yang tidak kami sebut satu-persatu sebagai
Lembaga Gereja, Kami Badan Pekerja Sinode GKI di Tanah Papua periode
2022-2027 memanjatkan syukur kepada Tuhan dan menyampaikan ucapan
terima kasih dan penghargaan, karena kita semua dengan setia dan tekun
“menyembah Bapa, Anak dan Roh Kudus” melalui persekutuan ibadah-ibadah
yang di tata di jemaat-jemaat di tempat di mana kita semua diami sekaligus
menjadi warga gereja. Kiranya dengan dikeluarkannya buku khotbah 2023 ini
dapat membangun motivasi dan inovasi ibadah kreatif yang semakin
dirindukan dan dinantikan oleh semua kita sebagai warga jemaat.

Akhirnya kami juga menyampaikan ucapan syukur kepada Tuhan Yesus dan
terima kasih kepada semua penulis khotbah pada buku pegangan pelayanan
tahun 2023, Tuhan sudah karuniakan kemampuan, hikmat dan kepandaian,
dan bapak/Ibu diminta untuk menggunakannya dengan tujuan agar kita saling
melengkapi dalam membangun pelayanan pada gereja milik Tuhan Yesus di
negeri kita tanah Papua, yaitu Gereja Kristen Injili di Tanah Papua.

Jayapura, 15 November 2022


BADAN PEKERJA AM SINODE GKI DI TANAH PAPUA
Ketua Sekretaris

Pdt. ANDRIKUS MOFU, M.Th Pdt. DANIEL J. KAIGERE, S.Si


NPPG: 01-19661993-0001 NPPG: 01-19641993-0003

v
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................ i


Sambutan BPS GKI di Tanah Papua.......................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................ vi
Biografi Ringkas Ds. Mesach Koibur dan Ds. Lucas Sabarofek ................... xiii

Bagian Pertama:
PENDAHULUAN
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Tujuan..................................................................................................... 3
Kerangka Khotbah ................................................................................... 4
Tata Ibadah ............................................................................................ 5
Petunjuk Penggunaan Buku ..................................................................... 5

Bagian Kedua:
ISI KHOTBAH SETIAP HARI MINGGU, HARI RAYA GEREJAWI,
KUNCI BULAN SAKRAMEN, DLL

JANUARI 2023
Pembaruan GKI Pada Pelayanan
Triwulan Pertama Januari-Februari-Maret 2023
“Pembaruan Tuhan Kepada Manusia”
01. Minggu, 01 Jan 2023 (Kejadian 9:1-17)
Tema : Berkat dan Pembaruan Perjanjian - YW ................................................ 7
02. Minggu, 08 Jan 2023 (Kejadian 15:1-21)
Tema : Abraham Teladan Pembaruan Iman - YS ......................................... 10
03. Minggu, 15 Jan 2023 (Keluaran 24:1-11)
Tema : Pembaruan dan Penyingkapan Tuhan - YW .................................... 18
04. Minggu, 22 Jan 2023 (2 Korintus 3:1-18)
Tema : Pelayan-Pelayan Perjanjian Baru - YW ............................................ 21
05. Minggu, 29 Jan 2023 (Ibrani 9:11-28)
Tema : Kristus Imam Besar Pengantara dari Perjanjian yang Baru - EsA ........ 24
06. Selasa, 31 Jan 2023 (II Tesalonika 3:1-15)
Tema : Berdoa dan Bekerja - Kunci Bulan - GM ......................................... 29

vi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

FEBRUARI 2023
Fokus Pembaruan GKI Pada Pelayanan
Triwulan Pertama Januari-Februari-Maret 2023
“Pembaruan Tuhan Kepada Manusia”
07. Minggu, 05 Feb 2023 (Roma 9:1-29)
Tema : Orang Percaya Anak-Anak Perjanjian Di Dalam Kristus
- HUT PI 168 - YW ......................................................................... 32
08. Minggu, 12 Feb 2023 (I Korintus 11:17-34)
Tema : Kekudusan Perjamuan Malam - DM ............................................... 36
09. Minggu, 19 Feb 2023 (Zakh. 7:1-14)
Tema : Ibadah Puasa Yang Baik - Sengsara I - IR ............................................... 41
10. Minggu, 26 Feb 2023 (Markus 8:31-33)
Tema : Resiko Mengikuti Yesus - Sengsara II - IR .............................................. 45
11. Selasa, 28 Feb 2023 (Markus 14:3-9)
Tema : Yesus Diurapi - Kunci Bulan - DY ........................................................... 49

MARET 2023
Pembaruan GKI Pada Pelayanan
Triwulan Pertama Januari-Februari-Maret 2023
“Pembaruan Tuhan Kepada Manusia”
12. Minggu, 05 Maret 2023 (Lukas 18:31-34)
Tema : Penderitaan Yesus Adalah Bukti Kasih Allah Bagi Manusia
- Sengsara III - AR ......................................................................... 52
13. Rabu, 08 Maret 2023 (Ulangan 6:4-9)
Tema : Kasih Kepada Allah Adalah Perintah yang Utama - HUT YPK - AR .. 57
14. Minggu, 12 Maret 2023 (Yesaya 53:1-12)
Tema : Hamba Tuhan yang Menderita - Sengsara IV - AR .............................. 61
15. Minggu, 19 Maret 2023 (Filipi 2:1-11)
Tema : Bersatu dan Merendahkan Diri Seperti Yesus - Sengsara V - AR ........ 65
16. Minggu, 26 Maret 2023 (Yohanes 16:16-33)
Tema : Dukacita Mendahului Kemenangan - Sengsara VI - AR ....................... 70
17. Jumat, 31 Maret 2023 (Mazmur 42:2-6)
Tema : Kerinduan Kepada Allah - Kunci Bulan – AR ....................................... 73

APRIL 2023
Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023
Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif
18. Minggu, 02 April 2023 (Yohanes 19:1-16a)
Tema : Engkau Tidak Mempunyai Kuasa Apapun Terhadap Aku - Sengsara VII-NK 76

vii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

19. Jumat, 07 April 2023 (Yohanes 19:16b-42)


Tema : Kematian Yang Menyelamatkan - Jum’at Agung – NK ....................... 80
20. Jumat, 07 April 2023 (Matius 26:36-46)
Tema : Cawan Kehendak Tuhan di Taman Getzemani - Perjamuan Kudus - SM... 85
21. Minggu, 09 April 2023 (Matius 28:1-15)
Tema : Dusta dan Kebenaran Kesaksian Saksi Mata - Paskah I - SM .............. 89
22. Senin, 10 April 2023 (Yohanes 20:24-29)
Tema : Dari Keraguan Hingga Percaya - Paskah II - NK ................................... 93
23. Minggu, 16 April 2023 (Yohanes 21:15-19)
Tema : Dalam Kasih ada Pengampunan dan Penugasan- Paskah II - NK........ 96
24. Minggu, 23 April 2023 (I Petrus 1:1-12)
Tema : Beriman Teguh Ditengah Badai Kehidupan - Paskah III - TK .............. 99
25. Minggu, 30 April 2023 (I Petrus 2:1-10)
Tema : Kristus dan Jemaat Berharga Bagi Allah - Paskah IV – NK ............... 102
26. Minggu, 30 April 2023 (Yeremia 9:23-24)
Tema : Mengenal Allah Adalah Kebahagiaan Manusia - Kunci Bulan - TK .... 105

MEI 2023
Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023
Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif
27. Minggu, 07 Mei 2023 (I Korintus 15:35-58)
Tema : Kebangkitan Tubuh - Paskah V - KM ..................................................... 107
28. Minggu, 14 Mei 2023 (Filipi 3:10-12)
Tema : Kebenaran Yang Sejati - Paskah VI - KM ......................................... 111
29. Kamis, 18 Mei 2023 (Lukas 24:50-53)
Tema : Menyembah dan Memuliakan Tuhan Yesus - Kenaikan Tuhan Yesus -YW .... 114
30. Minggu, 21 Mei 2023 (Kisah Para Rasul 1:12-26)
Tema : Pembaruan Proses Pemilihan Jabatan Gerejawi Mula-Mula - Paskah VII-YW . 116
31. Minggu, 28 Mei 2023 (Roma 8:1-17)
Tema : Roh Kristus Memerdekakan Kita - Pentakosta I – YW ......................... 118
32. Senin, 29 Mei 2023 (I Kor 2:10-16)
Tema : Roh Kudus Memimpin Dengan Hikmat - Pentaskosta II – DP ........... 121
33. Rabu, 31 Mei 2023 (Maz 16:1-11)
Tema: Bahagia Orang Saleh - Kunci Bulan - DP .......................................... 124

viii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

JUNI 2023
Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023
Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif
34. Minggu, 04 Juni 2023 (2 Taw 15:1-19)
Tema : Pembaruan Yang Dikehendaki TUHAN - SS .................................... 127
35. Minggu, 11 Juni 2023 (Hosea 11:1-11)
Tema : Kasih Allah - SS .............................................................................. 130
36. Minggu, 18 Juni 2023 (Yun 4:1-11)
Tema : Allah Mengasihi Semua Orang - SS ................................................. 132
37. Minggu, 25 Juni 2023 (Zefanya 2:1-3)
Tema : Seruan Bertobat - SS ....................................................................... 135
38. Jumaat 30 Juni 2023 (Ibr 4:1-13)
Tema : Hari Perhentian, Hari Keselamatan - Kunci Bulan - SS ...................... 137

JULI 2023
Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023
“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”
39. Minggu, 02 Juli 2023 (Kejadian 1:1-2:7)
Tema : Menemukan Kebaikan TUHAN Dalam Ciptaan-Nya - ChM ............ 139
40. Minggu, … Juli 2023 (1 Kor 10:1-22)
Tema : Belajar Dari Pengalaman Terdahulu - Perjamuan Tengah Tahun - ChM.. 144
41. Minggu, 09 Juli 2023 (Keluaran 14:15-31)
Tema : Selalu Ada Jalan Keluar - ChM ....................................................... 148
42. Minggu, 16 Juli 2023 (Yosua 3:1-17)
Tema : Kuduskanlah Dirimu! Allah Yang Hidup Ada
Di Tengah-Tengah Kamu - NW ...................................................... 151
43. Minggu, 23 Juli 2023 (Mazmur 104:1-35)
Tema : Bertemu Tuhan di Alam Sekitar Kita - NW ...................................... 155
44. Minggu, 30 Juli 2023 (Mazmur 8:1-9)
Tema : Engkau Sangat Berharga - NW........................................................ 160
45. Senin, 31 Juli 2023 (Filemon 1:4-7)
Tema : Bersyukurlah Baik Atau Tidak Baik Keadaanmu - Kunci Bulan - NW .... 164

AGUSTUS 2023
Pembaharuan Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023,
Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya
46. Minggu, 06 Agustus 2023 (Kidung Agung 4:1-15)
Tema : Indahnya Ikatan Cinta - FS ............................................................. 167

ix
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

47. Minggu, 13 Agustus 2023 (Mazmur 84:1-13)


Tema : Rindu Kepada Kediaman Allah - FS ................................................ 170
48. Minggu, 20 Agustus 2023 (1 Samuel 17:40-58)
Tema : Mengandalkan Tuhan - FS ............................................................. 174
49. Minggu, 27 Agustus 2023 (Amsal 3:1-26)
Tema : Berkat Hikmat - FS......................................................................... 177
50. Kamis, 31 Agustus 2023 (Yak 4:13-17)
Tema: Rencana dan Kehendak Tuhan - Kunci Bulan - FS ............................. 182

SEPTEMBER 2023 :
Pembaharuan GKI pada Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023
“Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya”
51. Minggu, 03 Sept 2023 (Luk 14:25-35)
Tema : Orang Beriman di Dalam Mengikut Yesus Harus Memiliki Komitmen - DJ.... 186
52. Minggu, 10 Sept 2023 (Luk 16:1-9)
Tema : Pilihan Hidup Beriman Yang Bertanggung Jawab - DJ ..................... 189
53. Minggu, 17 Sept 2023 (Rom 15:1-13)
Tema : Saling Menopang Dalam Perbedaan - EA ........................................ 193
54. Minggu, 24 Sep 2023 (Kidung Agung 1:9-2:7)
Tema : Cinta Yang Mendukung dan Menyejukkan - EA .............................. 197
55. Sabtu, 30 Sept 2023 (Ams 18:10-12)
Tema: Tuhan Sumber Hidup dan Keselamatan - Kunci Bulan - EA ............... 201

OKTOBER 2023 :
Pembaharuan GKI Triwulan ke-empat Oktober-November-Desember 2023
Pembaruan Tuhan bagi GKI agar menjadi berkat bagi Keluarga dan bangsa-bangsa
56. Minggu, 01 Okt 2023 (Kol 3:18-4:6)
Tema : Pembaruan dimulai dari keluarga - YW........................................ 205
57. Minggu, 08 Okt 2023 (Mika 7:14-20)
Tema : Belas Kasih Allah - YW............................................................... 209
58. Minggu, 15 Okt 2023 (Habakuk 3:1-19)
Tema : Tuhan Mengubah Kesulitan Hidup Manusia - IR ............................ 211
59. Minggu, 22 Okt 2023 (Ef 3:14-21)
Tema : Kuasa Doa Mengubah Hidup Orang Percaya - IR ............................ 216
60. Rabu, 26 Okt 2023 (Yoh 17:20-23)
Tema : Kita Mendapat Tempat Dalam doa Yesus - HUT GKI - FM ............. 220
61. Minggu, 29 Okt 2023 (Mazmur 85:1-14)
Tema : Doa dan Pemulihan Kita - FM .................................................... 222

x
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

62. Selasa, 31 Okt 2023 (Daniel 9:1-19)


Tema : Kita Sebagai Pendoa - Kunci Bulan – FM ................................... 225
63. ………, …… Okt 2023 (Wahyu 21:9-22:5)
Tema : Masa Depan Kita, Yerusalem Baru-Perjamuan Kudus Sedunia-FM .... 227

NOVEMBER 2023
Pembaharuan GKI Triwulan Ke-Empat Oktober-November-Desember 2023
Pembaruan Tuhan bagi GKI Agar Menjadi Berkat Bagi Keluarga dan bangsa-bangsa
64. Minggu, 05 Nov 2023 (Titus 2:1-10)
Tema : Setiap Peran Dalam Keluarga Menjadi Alat Berkat - YW .................. 229
65. Minggu, 12 Nov 2023 (Zefanya 3:9-20)
Tema : Tuhan Memilih, Membaharui dan Menyelamatkan - YW ................ 231
66. Minggu, 19 Nov 2023 (Hagai 1:1-2:1)
Tema : Tubuhmu adalah Bait Roh Kudus Maka Bangunlah (1 Kor 6:19a) - YW ... 233
67. Minggu, 26 Nov 2023 (Mikha 5:1-5)
Tema : Betlehem akan Mendatangkan Seorang Yang Memerintah Israel
- Minggu Advent I - YW ................................................................ 236
68. Kamis, 30 Nov 2023 (Ams 23:17-18)
Tema: Hidup Bijaksana Yaitu Takut Tuhan - Kunci Bulan - YW ................... 238

DESEMBER 2023
Pembaharuan GKI Triwulan Ke-Empat Oktober-November-Desember 2023
Pembaruan Tuhan bagi GKI Agar Menjadi Berkat Bagi Keluarga dan bangsa-bangsa
69. Minggu, 03 Des 2023 (Daniel 7:13-15)
Tema : Nubuat Tentang Kristus dan Kekuasaan dan Kemuliaan-Nya
- Minggu Advent II - LU ................................................................. 240
70. Minggu, 10 Des 2023 (Zakh 9:9-10)
Tema : Kristus Raja Yang Adil, Jaya dan Lemah-Lembut - Minggu Advent III - LU .... 243
71. Minggu, 17 Des 2023 (Mikha 7:7-13)
Tema : Tuhan Menjadi Terangku (ay 8b) - Minggu Advent IV - LU ............. 246
72. Minggu, 24 Des 2023 (Yes 7:10-25)
Tema : Menamakan Imanuel - Minggu Pagi - LU ........................................ 249
73. Minggu, 24 Des 2023 (Mikha 5:1-4)
Tema : Yesus Kristus Sang Damai Sejahtera Kekal - Malam Kudus - LU ...... 252
74. Senin, 25 Des 2023 (Luk 1:46-56)
Tema : Syukur Atas Perkenan, Rahmat dan Selamat dari Tuhan - Natal I - JL...... 254
75. Selasa, 26 Des 2023 (Yoh 1:1-18)
Tema : Percaya Firman Telah Menjadi Manusia dan Responi dengan Benar
- Natal II - JL ................................................................................ 258

xi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

76. Minggu, 31 Des 2023 (Filemon 1:4-7)


Tema : Bersyukur Kepada Tuhan dan Berdoa Untuk Semua Orang - JL ....... 262
77. Minggu, 31 Des 2023 (Wahyu 21:1-8)
Tema : Hidup digerakkan tujuan yakni Yerusalem Yang Baru - Kunci Tahun JL . 265
78. ………, …… Des 2023 (Wahyu 19:6-9)
Tema : Syukur Atas Perjamuan - Perjamuan Akhir tahun JL ......................... 269

Bagian ketiga :
Penutup ................................................................................................. 272

Lampiran :
Lampiran 01 : Daftar Nama Penulis Khotbah 2023 ................................. 273
Lampiran 02 : Tata Ibadah Minggu I ....................................................... 274
Lampiran 03 : Tata Ibadah Minggu II ...................................................... 277
Lampiran 04 : Tata Ibadah Minggu III ..................................................... 280
Lampiran 05 : Tata Ibadah Minggu IV ..................................................... 284

xii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

BIOGRAFI RINGKAS
Ds. MESACH KOIBUR & Ds. LUKAS SABAROFEK

Suatu langkah besar perlu diambil dan dimulai dari hal-hal kecil, menghimpun
seluruh riwayat dari pemimpin GKI bukanlah hal yang mudah, perlu ketelitian,
kejelian, kecerdasan dan hikmat untuk merekam, merangkum dan
menyediakannya secara seksama dalam bentuk tertulis. Semua data dari tiga
tokoh GKI yang dihimpun disini, telah mendapatkan izin dari keluarga untuk
dipublikasi apa adanya, semoga upaya menyajikan dan memperkenalkan figur
Ketua Sinode GKI pada masa mereka mendapatkan kepercayaan menjadi
pimpinan Sinode memberikan manfaat bagi generasi GKI digital.
Tiga tokoh GKI yang dihadirkan melalui profil ringkas ini adalah Ds. Mesach
Koibur, Ny. Beatrix Rumbino-Koibur dan Ds. Lukas Sabarofek. Tiga tokoh
dipilih untuk disajikan bersamaan, karena : pertama, Ds. Mesach Koibur
seorang Pendeta GKI menjadi Ketua Sinode GKI dan menjadi Ketua Sinode ke-
4 melalui Sidang ke-VIII Sinode GKI di Irian Jaya di Jayapura tahun 1977 ;
kedua, Ny. Beatrix Rumbino-Koibur adalah seorang tokoh perempuan Papua,
isteri dari Ds. M. Koibur yang sering dijuluki dengan status sebagai “mama
Papua atau anggrek hitam dari Papua”; ketiga, Ds. Lukas Sabarofek seorang
yang dikemudian hari namanya abadi tercatat dalam daftar nama-nama
pimpinan Sinode GKI di Irian Jaya, sebagai Ketua Sinode GKI di Tanah Papua
pengganti antar waktu dari Ds. Mesach Koibur. Siapapun kita, tidak pernah
menduga, dan bahkan saat ini kita dibuat terkagum-kagum karena di waktu
“Ketika tertentu” pada perjalanan kepemimpinan GKI di Tanah Papua pernah
muncul tiga orang
tokoh yang tampil ke
publik dalam waktu
bersamaan, alasan
terkagum-kagum
karena sesuatu yang
tidak akan mungkin
terulang dalam perjalanan sejarah kepemimpinan GKI di Tanah Papua, kita
temukan bahwa Duo Dominos atau dua Pendeta dari satu Pulau dan
Kampung yang sama Kampung Nusi atau Pulau Nusi pada jejeran “Kepulauan

xiii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Padaido – Biak Timur”, memimpin GKI dalam satu periode bersamaan 1977-
1980. Duo Pulau Nusi itu adalah : Ds. Mesach Koibur dan Ds. Lukas Sabarofek
; tetapi kekaguman berikutnya adalah munculnya seorang anggrek Papua yang
menyandang predikat “mama Papua” lahir di pulau Wundi, suatu pulau yang
tidak jauh dari pulau Nusi, dalam deretan pulau-pulau Padaido di Biak Timur,
sehingga tiga tokoh GKI ini dianugerahkan Tuhan bagi negeri Papua dari
kepulauan Padaido – Biak Timur, dan dapat juga kita sebut sebagai “trio-Biak
Timur”diberikan Tuhan muncul melalui GKI di Tanah Papua. Profil dari ketiga
tokoh dimaksud dibuat secara ringkas dan disajikan di bawah ini.

Ds. Mesach Koibur


Nama lengkap Ds. Mesach Koibur, sehari-hari dipanggil
dengan nama kecil “Mecky”, dilahirkan pada hari Selasa,
tanggal 25 Mei 1937 di Kampung Nusy (Padaido Biak),
Menikah dengan Beatrix Rumbino, dari perkawinan
mereka, Tuhan lahir 5 orang anak, yaitu : Gerit, Penny,
Pdt. Sampary, Dicky dan Airam Koibur. Karena
mengenyam Pendidikan sampai ke luar negeri, Bapa Ds.
Koibur menguasai dua yaitu Bahasa Belanda dan Bahasa
Inggris.
Liku-liku perjalanan panjang dari masa masih bocah dan lugu dengan suasana
kampung Nusi yang indah, barangkali juga tidak pernah terpikirkan dalam
sanubarinya, bahwa suatu saat “ketika tertentu” namanya kelak ditorehkan
dalam deretan nama para pemimpin Gereja GKI di Tanah Papua.
Perjuangannya ke masa depan menempuh berbagai kisah yang panjang,
meninggalkan kampung halamannya, tempat dimana ia selalu bersama
keluarga, bermain bersama
sahabat di kampung
adalah kekayaan berharga
yang memicu untuk terus
melangkah menapaki masa
demi masa menuju cita
dan cinta. Saat mengunjunginya, ia mengisahkan Sebagian perjalanannya yang
sudah disiapkannya dalam Riwayat perjalanan yang ditulisnya sendiri,
demikian sebagian kisah hidup yang dituturkan-nya …

xiv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Pertama kali Mecky demikian nama panggilannya, masuk


sekolah”Beschavingschool” atau Sekolah Rakyat di kampung Korido tahun
1946, di sini ia mengenyam Pendidikan selama 3 tahun, 1946-1949, di Korido
kala itu sudah ada sekolah sambungan (vervolkschool) bagi kaum pria berpola
asrama atau Jongensvervolg School (JVVS), sehingga Mekky melanjutkan
Pendidikan di JVVS-Korido dari tahun 1949 hingga tahun 1952. Setelah selesai
dari sekolah sambungan JVVS Korido dalam tahun yang sama 1952 di pilih
untuk melanjutkan Pendidikan ke Primaire Middlebare School (PMS) di
Holandia – Kotaraja, dari tahun 1952-1955. Mecky adalah salah satu lulusan
PMS-Kotaraja-Holandia yang di pilih untuk melanjutkan Pendidikan
kependetaan di Sekolah Teologi Serui, Angkatan kedua, dari tahun 1955-1959.
Teman-teman Angkatan kedua Sekolah Teologi Serui hingga Sekolah Teologi
dipindahkan ke Holandia Binnen mereka berjumlah 11 (sebelas) orang, yaitu :
1. W. Giay dari Resor Nimboran (Genyem)
2. F. Ondi dari Jayapura
3. M. Jochu dari Jayapura
4. M. Koibur dari Resor Biak
5. L. Sabarofek dari Yapen-Waropen
6. I. Marjen dari Resor Manokwari
7. D. Hamadi
8. H. Poey
9. Th. Suangboraro
10. S. Rumere Baliem dari Baliem
11. J. Okoka dari Sentani
Setelah menyelesaikan Sekolah Teologi di Holandia-Binnen, ia diteguhkan
menjadi Pendeta dan pertama kali ditugaskan di Jemaat GKI Maranatha Biak
(Sekarang Biak Selatan) dari tahun 1959-
1961. Setahun kemudian menikah dengan
seorang gadis dari pulau Wundi Biak
Timur, gadis ini sudah dikenalnya sejak
masa Sekolah Rakyat dan MVVS di Serui,
yaitu Nn. Beatrix Rumbino tahun 1960.
Setelah Ds. M. Koibur menikah, setahun
kemudian tahun 1961 dipilih oleh Sinode GKI untuk melanjutkan Pendidikan
ke Negeri Belanda, kali ini Ds. Koibur dipilih bersama dengan 3 (tiga) orang
sahabat lainnya, yaitu Pdt. Jan Mamoribo, Jack Deda dan Origenes Holoyoku
melanjutkan Pendidikan di Zendingshogeschool di Oegsgeest, Nederlanad

xv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

1961-1962. Oleh karena situasi politik di Papua berkaitan dengan peralihan


pemerintahan Belanda – Untea – jelas mengarah ke Jakarta - Indonesia, maka
situasi ini berdampak terhadap kepulangan warga Belanda ke negeri Belanda,
pada waktu yang bersamaan juga disampaikan kepada semua pemuda-pemudi
Papua yang berada di kota-kota studi di
luar negeri juga diminta untuk kembali
ke Papua, maka kepulangan Ds. Koibur,
Ds. Mamoribo, Hokoyoku dan Deda ke
Papua adalah bagian dari mengalami
langsung kebijakkan itu, sehingga
pendidikan di Zendingshogeschool tidak
diselesaikan sesuai waktu. Ds. Koibur dan
Ds, Mamoribo langsung ke Papua, sedangkan Ori Hokoyoku dan Jack Deda
melanjutkan Pendidikan di Jakarta diurus oleh H. I. Enklaar.
Ds. Koibur cakap dan fasih gunakan bahasa Inggris, ia turut serta dan dilatih
menjadi pemimpin pandu patfinder, yaitu “kursus kepemimpinan Pandu
Australia-Pasifik (Wood Badge Course ke-76) di Sidney, Australia dari Agustus-
September 1960 sebelum akhirnya terpilih untuk berangkat study di
Zendinghogeschool, Belanda.
Memperhatikan perkembangan kepemimpinan Badan
Pekerja Sinode Umum yang dihasilkan dari Sidang-
Sidang Sinode Umum, Ds. Koibur masuk di rana
kepemimpinan aras Sinode sejak Sidang Sinode
Darurat di Holandia Binnen tahun 1962. Salah satu
penyebab dari Sidang darurat adalah “semua orang
Belanda tanah Papua akan pulang ke negeri Belanda”
maka pendampingan dan pembimbingan administratif
organisasi GKI yang selama ini dilakukan oleh Badan
Zending sebagai komitmen untuk membangun
percepatan kemandirian GKI di kemudian hari, yaitu
melalui jabatan Sekretaris Umum Sinode yang selama
ini dijabat oleh Pendeta yang diutus dari Badan
Zending Belanda, selanjutnya akan diambil over atau digantikan oleh seorang
Pendeta anak asli Papua yang selanjutnya menjabat sebagai Sekretaris Umum
Badan Pekerja Sinode, Jabatan Sekretaris Umum GKI bila diurut sejak tahun
1956, maka akan ditemukan, dua orang Zendeling Belanda yang pernah

xvi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

menjabat Sekretaris Umum Sinode GKI adalah Ds. F. C. Kamma (1956-1969)


pada Sidang Sinode Pertama dan Sidang Sinode ke-2 di Manokwari oleh Pdt.
A. Rigters (1959-1962), setelah Rigters melalui Sidang Sinode ke-3 darurat di
Holandia Binnen (1962), Sidang Sinode ke-4 di Sukarnapura (1965) dan Sidang
Sinode ke-5 di Jayapura (1968) jabatan Sekretaris Umum selama tiga periode
berturut-turut tanpa jedah di jabat oleh Ds. Mesach Koibur. Pada Sidang
Sinode ke-7 di Sorong (1975) Ds. Mesach Koibur dipilih dalam jabatan Wakil
Ketua Sinode Am GKI (1974-1977), dan pada Sidang Sinode ke-8 di Jayapura,
Ds. M. Koibur dipilih menjabat Ketua Sinode Am GKI (1977-1980)
Bila memperhatikan Ds. Mesach Koibur dalam memasuki pengalaman
kepemimpinan untuk pertama kali dalam jabatan Sekretaris Umum, maka
kecepatan perkembangan GKI dalam merespons kemandirian pengelolaan
administrasi Gereja membutuhkan waktu paling lama 6 tahun (1956-1962),
aspek “pembaruan” dalam GKI justru tampak disini, yaitu “jabatan
administrative Gereja sudah mandiri dikelola oleh anak-anak GKI sendiri”.
Maka arah dari menulis tokoh Sinode GKI ke-4 ditemukan sejalan dengan
pergumulan Sidang Sinode ke-18 GKI di Tanah Papua Waropen, bahwa tahun
2023 gerakan pelayanan dalam GKI di tanah Papua yang sudah dirumuskan
melalui Renstra GKI 2023-2024 adalah “pembaruan” di mana keseluruhan
keputusan yang dihasilkan melalui Sidang Sinode adalah “hal baru” bagi
kepemimpinan Gereja GKI yang perlu ditindaklanjuti dengan sosialisasi sebagai
jalan kreasi dan inovasi pelayanan Gereja secara kontinu atau berkelanjutan.
Beberapa pengalaman organisasi yang sudah diikutinya baik sebelum menjabat
Ketua Sinode ke-4 dan sesudahnya, beragam, beberapa diantaranya akan
diurutkan seperlunya, antara lain : pernah menjabat Ketua Klasis Biak Utara,
Ketua Klasis Numfor, Ketua “Kobeoser” Ikatan Pelajar Pelajar-Mahasiswa
Papua di Tanah Belanda (1961-1962), menjadi anggota BPL-Dewan Gereja-
Gereja di Indonesia (DGI) di Jakarta, pendiri sekaligus sebagai Ketua Umum
pertama Club Sepakbola Persipura (1965-1970), dan Persipura di bentuk dan
merayakan hari jadi Persipura sesuai tanggal lahir Ds. M. Koibur 25 Mei 1965.
Pada masa jedah dari jabatan di Sinode tahun 1971-1973, Ds. M. Koibur
menjadi Pelayan Jemaat Maranatha Biak Kota sekaligus menjabat Sekretaris
Klasis Biak Selatan. Saat Pdt. W. Maloali menjabat Ketua Sinode untuk periode
kedua, dan pembangunan PUSPENKA sudah selesai dikerjakan, Ds. M. Koibur
saat itu menjabat Wakil Ketua Sinode GKI selanjutnya dipercayakan menjabat
Ketua atau Direktur PUSPENKA GKI yang pertama. (1974-1977), saat

xvii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

menjabat Ketua Sinode ke-4, tiga Jabatan lainnya yang dijabat adalah
anggota BPL-DGI (1977-1980), anggota DPRD Provinsi Dati I Irian jaya dari
Fraksi Karya Pembangunan, wakil Ketua Fraksi (1977-1984) dan menjabat
Ketua Badan Kerjasama Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama (BKKHAUA)
Provinsi Irian Jaya (1977-1984), dipercayakan menjabat Sekretaris BP.YPK Irian
Jaya (1984), Sekretaris Yayasan Diakonia GKI (1984), dan Pelayan Jemaat GKI
Maranatha Ardipura I-III (985), Sekretaris Klasis Jayapura (1990) dan Wakil
Ketua Klasis Jayapura (1994)
Peran strategis yang pernah digiatkan sesuai kapasitas Ds. M. Koibur baik secara
local, nasional dan internasional dapat juga dipahami sebagai “proses
pembentukan jatidiri kepemimpinan”, sehingga ia pada saat “Ketika tertentu”
dipercayakan untuk menjadi seorang pemimpin dalam GKI di tanah Papua,
antara lain : sejak di negeri Belanda, ia berupaya keras mengorganisir rencana
kunjungan Pelajar-Mahasiswa Papua di Negeri Belanda ke Jakarta dalam rangka
perundingan dengan Presiden Soekarno tentang TRIKORA Juli 1962. Pada
tahun yang sama (1962) Pemerintah
Belanda di Den Haag meminta dan
menugaskan untuk mengunjungi
Nederlands Nieuw Guinea dengan
tugas memantau situasi sehubungan
dengan konfrontasi Indonesia
(Trikora) serta meyakinkan rakyat
Papua dan Pemerintah Nederlands
Nieuw Guinea, bahwa “plan
Bunker” akan diterima dan melalui
New York Agreemen nanti, daerah
ini akan diserahkan kepada Indonesia melalui PBB. Dalam kunjungan ini Ds.
Koibur ditemani Hennan Wanma (alm) mantan KAKANWIL Penerangan Propinsi
Irian Jaya. Pertemuan sosialisasi ini diadakan dengan pihak Gubernur, para
Residen, partai-partai politik di semua kota di Nederlands Nieuw Guinea sambil
menyaksikan demonstrasi-demonstrasi rakyat yang sangat menentang rencana
Amerika dan PBB. Pada tanggal 15 Agustus 1962, terbang dengan pesawat
Dakota dari Merauke menuju Biak dan siang hari itu pilot menginformasikan
bahwa “plan Bunker” sudah ditanda-tangani/diterima PBB menjadi “New York
Agreemen” sesudah itu terlibat dan sibuk mengatur evakuasi keluarga-keluarga
Belanda yang sudah mau pulang ke negeri Belanda – Agustus 1962.

xviii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Saat menjabat Sekretaris Umum GKI mengorganisir secara bertahap semua


pelayan atau pejabat GKI di Irian Barat mengikuti berbagai macam konsultasi
baik yang diselenggarakan Dewan-Dewan Gereja Di Indonesia di Salemba 10
Jakarta dalam rangka memahami situasi dan kondisi bangsa Indonesia yang
telah lewat TRIKORA mengembalikan Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi dan
karenanya perlu diciptakan suasana kesatuan dan persatuan dan damai untuk
membangun daerah Irian Barat agar setaraf dengan daerah-daerah Indonesia
lainnya 1963-1964. Dipercayakan untuk memimpin perutusan kepanduan Irian
Barat menghadiri konsultasi Gerakan Pramuka di Pasar Minggu, Jakarta untuk
menyatukan pemahaman dan sekaligus persiapan pengalihan Padvinderei
(Gerakan kepanduan) ke dalam Gerakan Pramuka Indonesia – 1964. Pada
tahun berikut, 1965 memimpin delegasi Sinode Umum GKI di Irian Jaya
menghadiri Sidang Raya Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (DGI) ke-IV di
Senayan Jakarta, saya memimpin ibadah dan khotbah pada ibadah
pembukaan Sidang Raya ini. Dan di dalam Sidang Raya DGI ke-IV ini Gereja
Kristen Injili di Irian Jaya resmi diterima sebagai anggota Dewan Gereja-Gereja
di Indonesia (DGI). Menjadi anggota delegasi Dewan Gereja-Gereja di
Indonesia (DGI) mengunjungi Australia dan Selandia Baru. Pada waktu
perjalanan Kembali lewat Papua New Guinea dan menjadi tamu Lutheran
Churc di Port Moresby – Agustus 1965 – dalam percakapan-percakapan di luar
negeri sangat dirasakan pengaruh konfrontasi Indonesia dengan Malaysia.
Sementara orang berpendapat bahwa pengaruh komunis sangat berbahaya
dan akan menghancurkan negara Indonesia. Namun secara Nasional selalu
dikatakan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi di dalam negara Pancasila kita.
Ternyata sebulan kemudian pecah Gerakan 30 September PKI. – Agustus 1965.
Dalam tahun 1965 Salah satu kunjungan yang penting terkait dengan masa
depan pelayanan GPM dan Jemaat-Jemaat yang ada di tanah Papua, yaitu
mengunjungi Gereja Protestan Maluku (GPM) dan menghadiri Sidang Sinode
GPM di Ambon dan menandatangani pernyataan Kerjasama Pengalihan
Jemaat-Jemaat GPM ke dalam GKI 1 Desember 1965. Dalam suasana
pengganyangan PKI saya berpidato sebagai Sekretaris Parkindo Irian Barat
membela GPM di Rapat Raksasa KODIM supaya GPM dimungkinkan
melayani masyarakat yang terlibat G30 S-PKI. Tiga tahun kemudian, 1968
diberikan kepercayaan atas nama Gereja Kristen Injili di Irian Jaya menghadiri
Sidang Raya Gereja-Gereja se-Dunia (WCC) di Uppsala Swedia – Juli 1968.
Dan pada saat ini Ds. Yan Mamoribo adalah Ketua Sinode ke-3 sedang

xix
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

berobat di negeri Belanda karena sakit, dari Negeri Belanda, ia ikut dalam
Sidang Raya ini sebagai tamu. Dalam Sidang Raya WCC di Uppsala ini, Gereja
Kristen Injili di Irian Jaya diterima resmi sebagai Anggota Dewan Gereja-
Gereja se-Dunia (DGD/WCC)
Mewakili GKI di Irian Jaya menghadiri Sidang Sinode BNKP Nias di teluk
Dalam 1974, sesudah itu mengikuti pusat-pusat Sinode HKBP di Tarutung dan
GBKP di Kebonjahe Sumatera Utara. – 1974, lanjut mewakili GKI menghadiri
Sidang BPL-DGI di Palangkaraya Kalimantan Tengah – 1974. Kehadiran GKI di
Irian Jaya menghadiri Sidang Raya se-Asia (CCA) diselenggarakan di Penang,
Malaysia sangat penting dan strategis. Dalam sidang ini dimunculkan delegasi
Australia. Masalah-masalah yang tidak berperi-kemanusiaan – Pelanggaran
HAM di Irian Jaya akibat kekejaman yang dilakukan ABRI di Jayawijaya
(Wamena) waktu itu – 1977. Dengan penuh kearifan Ds. Koibur berusaha
menjelaskan kepada Sidang Raya CCA tentang situasi dan kondisi daerah dan
orang Papua dan apa sikap NKRI. Pada tahun yang sama dipercayakan
memimpin delegasi Badan Pekerja Sinode GKI mengunjungi Pusat-Pusat
Zending/Gereja dari Zending der Nederlandse Hervormde Kerk di Oegstgeest,
Belanda, Zending der Gereformeerde Kerken in Nederland di Leusden
Belanda. Dan Vereinigle Evangelize Mission (VEM) di Wupertala, Jerman dan
Bassel Mission di Swiss. – 1977. Maksud kunjungan ini adalah GKI hendak
mempererat hubungan Kerjasama antar GKI dengan Badan-Badan Zending
bersangkutan untuk pemantapan diri GKI menghadapi tanggungjawab
melayani Gereja dan masyarakat dalam situasi sosial politik yang sedang
dihadapi. Sebagai ketua Sinode GKI di Irian Jaya bersama dengan isteri Ny.
Beatrix Rumbino-Koibur atas undangan VEM menghadiri perayaan Yubelium
Zending Jerman (VEM) di Wupertala, Jerman Barat bersama dengan ribuan
pimpinan Gereja lainnya di seluruh dunia. – 1978. Dalam perjalanan pulang
mengunjungi Belanda, Jakarta dan menghadiri Sidang Sinode Gereja Protestan
Maluku (GPM) di Ambon. Meminta Sinode GPM Ambon agar tidak
mendirikan Gereja Baru di Irian Jaya karena bertentangan dengan Prinsip-
Prinsip Oikumenis PGI. (Sebagian besar biografi ini dikembangkan dari naskah
tulisan tangan pribadi yang ditulis oleh Ds. Mesach Koibur di Jayapura 4
September 2003, ditandatangani sendiri)

xx
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ny. Beatrix Rumbino-Koibur


Nama lengkap Beatrix Rumbino, sehari-hari akrap
dipanggil dengan nama kecil “Trix”, dilahirkan di
kampung dan pulau Wundi dalam gugusan pulau-pulau
Padaido di Biak Timur, lahir pada hari Senin, 10 Juli
1939, menempuh Pendidikan Sekolah Rakyat di
kampung Sorido (1947-1950) melanjutkan pendidikan di
sekolah sambungan perempuan MVVS Serui-Yapen
(1950-1953), ia kemudian disiapkan menjadi pengajar
atau guru desa, sehingga melanjutkan Pendidikan di
Opleiding School Voor Volksonderwijser (OVVO) dari
1953-1955 kemudian hari OVVO diubah menjadi Opleiding School voor
Dorps Onderwijser (ODO) Serui. Setelah itu melanjutkan kursus Guru jemaat
di Yapen Serui 1955-1956. Ia kemudian dipercayakan menjadi Guru Lagere
School B (SD) di Biak sekaligus menjadi Guru Jemaat, dan menjadi Ketua
Kaum Ibu Biak (1956-1960).
Semenjak ke negeri Belanda saat mengikuti suami Ds. Koibur untuk
Pendidikan, ia juga sempatkan diri untuk menimba ilmu di suatu Akademi
Kepandaian Putri di Leiden, Nederland
(1961-1962). Sekembalinya dari negeri
Belanda menjadi wakil Ketua Persekutuan
Wanita Irian Barat (PERWIB) dari 1963-1975,
saat Ds. Koibur menjabat Wakil Ketua
Sinode, ia diangkat menjadi Ketua
Persekutuan Ibu-Ibu Sara (Persekutuan Isteri-
Isteri Pendeta GKI di tanah Papua) dari 1976-
1980. Kiprah-nya di organisasi dan
kepengurusan Persekutuan Wanita Kristen terbilang sangat lama, dimulai dari
Persekutuan Wanita Irian Barat
(PERWIB) sebagai wakil ketua tahun
1965-1975 ; kemudian Persekutuan
Wanita Kristen Indonesia (PWKI) Irian
Barat, coordinator Bidang Kerohanian
(1965-1982), Ketua Himpunan Wanita
Karya (HWK) Provinsi Irian Jaya (1981-
1988); sejak tahun 1982 aktif dalam

xxi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

beberapa organisasi sekaligus, yaitu Pejabat sementara Ketua PWKI Irian Jaya
(1982-1987), Ketua Biro Wanita Golkar (1982-1987), melalui Pemilihan
Umum 1982 sebagai ia dipilih menjadi Anggota DPRD Provinsi Irian Jaya
(1982-1987), Anggota tim Penggerak PKK Provinsi Irian jaya (1982-1987) ;
ketua PWKI 1987-2002. Pengurus Badan Koordinasi Organisasi Wanita
(BKOW) Provinsi Irian Jaya – 1990-1995 ; Ketua Umum Solidaritas Perempuan
Papua (SPP) – 2001 hingga meninggal ; Anggota Presidium Dewan Papua
(PDP) 2000 – hingga meninggal ; Anggota Kauskus Perempuan Politik
Indonesia (KPPI) Provinsi Papua – 2004 hingga meninggal. (semua data
dikutip dari biografi keluarga yg dibuat di Jayapura 3 Maret 2003)

Ds. Lukas Sabarofek


Figur pemimpin GKI di tanah Papua yang pernah ada,
dan diakui sebagai Ketua Sinode ke-5 antar waktu
menggantikan Ds. Mesach Koibur adalah Ds. Lukas
Sabarofek 1. Sebelum menjadi Ketua Sinode, Ds. L.
Sabarofek menjabat Wakil Ketua Sinode (1977-1980)
bersama Ketua Ds. Mesach Koibur, Sekretaris Umum
S. H, Rumboirusi, Wakil Sekretaris. S. Ch. Warikar,
Sm.Th dan Bendahara, G. M. Satya.
Ds. Lukas Sabarofek lahir di
kampung Aryom, Biak
Timur, hari Kamis, 2 Januari 1936 dari ayah Salomo
Sabarofek dan Ibu Mina Faidiban. Nama panggilan
sehari-hari adalah “Lucky”. Tunangannya adalah
Nn. Yohana Regina Krey, menikah pada tanggal 5
Desember 1959, dikaruniakan Tuhan dua orang
anak, yaitu Leo dan Marinus Sabarofek. dari dua
anaknya, ia memiliki 6 orang cucu, Lukas, Leoni,
Regina, Rino, Astrid, Rina dan seorang cicit Algifari
Sabarofek.

1
Memang dalam upaya menelusuri jejak seorang pemimpin seperti Ds. L. Sabarofek, kita tidak mudah
memperoleh dokumen, karena tidak banyak dokumen yang mengisahkan tentangnya, sehingga data sekunder dan
sumber utama yang diandalkan adalah keluarga, sebagian informasi data dan dokumen foto yang tersaji
merupakan pemberian keluarga dengan izin (dari Ransiki)

xxii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Saat perang dunia kedua pecah 1939-1942, ayahnya membawa Lucky dan
Ibunya ke pulau Nusi. Di pulau Nusi Padaido, ia menyelesaikan pendidikan
sekolah rakyat 1945, dan melanjutkan
pendidikan di sekolah sambungan pria JVVS di
Korido 1945-1948, nilai Pendidikan yang
diperoleh diatas rata-rata, maka Lucky dipilih
untuk melanjutkan Pendidikan lanjutan Meer
Uitgebreit Lager Onderwijs (MULO) setingkat
SMP di Holandia hingga tahun 1954. Setelah
menyelesaikan Pendidikan di MULO Lukas
diterima bekerja di Kantor Pos, salah satu
Lulusan MULO yang dipanggil untuk
mengikuti Pendidikan kependetaan atau Sekolah Teologi Serui Angkatan ke-2
adalah dirinya sendiri, mereka berjumlah 11 orang, salah satunya adalah Lukas
Sabarofek. Setelah menyelesaikan Pendidikan Teologi ia diteguhkan ke dalam
jabatan Pendeta, di Sekolah Teologi mereka diberikan nasehat tentang hidup
dalam pernikahan keluarga sebelum melaksanakan tugas-tugas kependetaan,
sehingga sesaat setelah menyelesaikan Pendidikan Teologi Lukas menikah
dengan Nn. Yohana Regina Krey, dan kemudian memulai pelayanan sebagai
Pendeta di Kepulauan Yapen, di sini ia pernah menjabat Bendahara Klasis
Yapen Waropen, saat itu anak pertama mereka Leo berumur 2 tahun. Setelah
dari Yapen-Waropen tahun 1962 pindah ke Ransiki dan menjabat Ketua Klasis
Ransiki sekaligus menjadi pimpinan Sekolah Penginjil di Ransiki. Wilayah
pelayanan Klasis Ransiki kala itu tidak sebanding dengan saat sekarang, jalan
dan fasilitas yang terbuka dan tersedia, kala itu dari satu kampung ke
kampung lainnya ditempuh dengan berjalan kaki, berhari-hari, berminggu-
minggu tak kenal lelah, gunung didaki, ke lereng-lereng perbukitan ditempuh,
ke pedalaman dan berjumpa dengan suku terasing dimasuki, hal ini dilalui
dengan sadar hanya supaya terang Injil Tuhan Yesus terus menyala, berkobar-
kobar menerangi semua milik Tuhan Yesus di balik gunung dan di pedalaman
tanah Papua.
Sampai dengan tahun 1977 Ds. Lukas Sabarofek masih bertugas di Ransiki, ia
menjadi peserta Sidang Sinode ke-8 di Jayapura tahun 1977, dalam Sidang
Sinode ini, Ds. Lukas Sabarofek terpilih menjabat Wakil Ketua Sinode, karena
amanat Tata Gereja 1971 pasal 42 mengamanatkan bahwa “Badan Pekerja
Sinode terdiri dari : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris dan
Bendahara. Anggota Badan Pekerja Sinode bertempat tinggal di Propinsi Irian

xxiii
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Jaya.” Meskipun bagian pasal 42 digugurkan dan tidak diatur dalam Tata
Gereja 1977 tetapi “implisit” dan etika jabatan “dapat dilaksanakan” maka Ds.
Lukas Sabarofek secara bijaksana berpindah dari Ransiki ke Ibu Kota Irian Jaya
sampai dengan masa tugasnya di Sinode berakhir.
GKI di tanah Papua tahun 1977 memasuki perubahan besar tahap kedua,
khususnya terkait amandemen Tata Gereja 1971 pasal 25 pada pemilihan ke
dalam jabatan Ketua Klasis, dan pasal 46 khusus dalam hubungan dengan
pejabat terpilih bekerja penuh waktu.
Sesuai Tata Gereja tahun 1971 pasal 25 bahwa Ketua Klasis “diangkat dan
ditetapkan oleh Sinode” sehingga pimpinan Klasis menjadi perwakilan dan
kepanjangan Sinode di wilayah Klasis prinsip dasar ini diubah oleh
amandemen Tata Gereja 1977 pasal 23 huruf (d) “tugas Sidang Klasis memilih
anggota-anggota Badan Pekerja Klasis dan utusan-utusan ke Sidang Sinode”.
sehingga peran pimpinan Klasis bukan lagi menjadi perwakilan Sinode di
wilayah Klasis tetapi pimpinan Klasis adalah pimpinan yang otonom, memiliki
kewenangan yang diamanatkan oleh Gereja melalui suatu Sidang resmi di
dalam gereja, yaitu Sidang Klasis untuk bertanggungjawab mengurus wilayah
Klasis.
Amandemen berikutnya terhadap Tata Gereja tahun 1971 pasal 46 “anggota-
anggota Badan Pekerja Sinode harus bertugas penuh waktu” (fulltimer) pada
Tata Gereja amandemen 1977 diatur dalam pasal 42 tentang rangkap jabatan,
yaitu “anggota-anggota BPS Tidak Boleh merangkap tugas lain, baik di dalam
maupun di luar Gereja.”
Dua hal penyebab disebutkan dari antara banyak penyebab lainnya. Penyebab
pertama, bahwa keberadaan GKI saat ini berada di dalam sistem negara
Indonesia, sehingga iklim, tradisi dan keberadaan organisasi massa dan
organisasi politik yang berada di Indonesia adalah tradisi organisasi model
baru dan memberikan dampak signifikan terhadap keberlangsungan organisasi
gereja khusus GKI di tanah Papua. Penyebab kedua, dari segi kesiapan SDM
Gereja di Papua pada masa itu cukup, karena dianggap berpendidikan di masa
Zending, sehingga saat integrasi SDM Gereja yang siap dan terbatas ini
digunakan untuk mengisi berbagai jabatan baik politik maupun pemerintahan
sehingga fenomena merangkap jabatan menjadi sesuatu “tradisi baru” bagi
oknum pejabat di lingkup Gereja.
Dinamika yang Papua dan GKI masuki pada periode kepemimpinan Sinode di
bawah pimpinan Ketua Ds. Mesach Koibur 1977-1980 sebagaimana tergambar
dari dua penyebab diatas terakumulasi dan memuncak pada tahun 1978,
bahwa GKI di tanah Papua harus tegas menentukan arahnya sendiri

xxiv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

sebagaimana diatur dalam Tata Gereja, sehingga pada tahun 1979 di Serui
Sinode GKI di Tanah Papua menggelar Rapat Badan Pekerja Lengkap (BPL)
Sinode GKI sebagaimana Tata Gereja 1977 pasal 38 dan pasal 39 “… Badan
Pekerja Lengkap terdiri dari Ketua-Ketua Klasis dan Badan Pekerja Sinode”
melalui rapat BPL sikap gereja ditentukan bahwa dengan menghormati
partisipasi GKI bersama mitra Pemerintah terus lestari, maka tugas demikian
GKI wakilkan melalui Ds. Mesach Koibur sebagai anggota DPRD Tingkat I
Irian Jaya dari Karya Pembangunan atau Golkar dan kemudian pengaturan
terhadap tugas Pimpinan Sinode yang lowong dilaksanakan sesuai Tata Gereja
1977 pasal 41 huruf (a) Bilamana terjadi lowongan, maka pengisian dilakukan
menurut tata cara berikut Lowongan Ketua diisi Wakil Ketua. Sehingga, BPL
Sinode GKI di Tanah Papua di Serui memutuskan
jabatan Wakil Ketua Sinode yang saat itu di jabat
oleh Ds. Lukas Sabarofek, diputuskan menjadi
Pejabat Ketua Sinode GKI antar waktu dari 1979-
1980. Ia menjabat selama satu tahun (1979-1980)
dan kepemimpinan GKI berikutnya dipilih pada
Sidang Sinode ke-9 di Biak 1980 (ikuti profilnya
pada buku khotbah 2024).
Setelah menyelesaikan masa bakti di Sinode, ia
kembali ke Manokwari, menjabat Ketua Klasis
Manokwari-Sanggeng, setelah jabatan Ketua
Klasis Manokwari berakhir, ia Kembali ke Ransiki. Sejak di Ransiki aktivitas
politik juga digiatkannya melalui Partai PDI Perjuangan, dengan jalan
berpartai ini, pernah ia terpilih menjadi anggota DPR-MPR-RI dari 1999
hingga 2004. Perubahan pemilihan Umum tidak lagi dilaksanakan oleh PPD di
daerah tetapi oleh suatu Komisi, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) terjadi
pada masa DPR-MPR-I salah satu anggotanya adalah Ds. Lukas Sabarofek.
Dua pesan penting yang disampaikannya selalu dari pesan penting lainnya
adalah : pesan pertama : perayaan Natal, Paskah dan HUT PI, YPK, GKI
adalah penting sebagai ibadah syukur, tetapi sebaiknya tidak dirayakan
meriah, besar-besaran agar terkesan kita adalah gereja nomor satu. Perayaan
besar harus hadir di dalam hati setiap satu orang secara pribadi untuk
menghayati tentang “apakah saya sudah bertemu Yesus Kristus”, karena
perayaan meriah yang sesungguhnya adalah “saya bertemu dengan Yesus
Kristus” di dalam dunia dan maranatha. Jangan-jangan perayaan meriah kita
hanya seremoni belaka yang membuat seseorang kehilangan perjumpaan
dengan Tuhannya, bila kita kehilangan Yesus di dalam dunia, jangan harap

xxv
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

kita akan mengalami perjumpaan dengan-Nya saat maranatha”, mengerikan


sekali saat itu “bila kita ditolak oleh Tuhan Yesus” ; dan tidak kalah penting
lagi adalah pesan kedua : dahulu kita bekerja banyak, pekerja sedikit, tidak
tuntut ini-itu, sekarang pekerja banyak, uang
banyak tetapi mengeluh banyak, padahal
kemudahan akses tersedia dan terbuka, maka
nasihat pengelolaan keuangan gereja, yaitu “GKI
memasuki masa kelimpahan, keuangan akan
terus meningkat demikian juga asset, karena itu
GKI memerlukan pengawas independent yang
menjadikan GKI modern dan professional, bila
ini tercapai maka keuangan Gereja yang selama
ini 100% dikelola untuk kesejahteraan Pendeta
perlu bijaksana untuk mengubah arah dan
sasarannya, jangan Pendeta dan pekerja Gereja
saja yang sejahtera sementara warga jemaat-nya di kampung-kampung dan
pedalaman dan di kota-kota sebagian terus didera “papah, miskin dan tidak
berdaya”. Untukkanlah keuangan gereja juga secara riil bagi warga jemaat
secara bijaksana.

Nilai “Pembaruan” dari : Ds. Mesach Koibur dan Ds. Lukas Sabarofek
Tema pelayanan 2023 adalah “Pembaruan”. Nilai pembauran hanya dibahas
dari 2 (dua) figur pemimpin GKI sebagaimana muncul dalam masing-masing
kisah profil, antara lain :
Ds. Mesach Koibur : pembaruan yang diraih GKI adalah berakhirnya era
pendampingan Badan Zending Belanda secara internal-administratif di mana,
jabatan Sekretaris Umum GKI selama ini dijabat oleh perwakilan Zending,
dengan munculnya Ds. Mesach Koibur pada Sidang Darurat 1962 di Holandia-
Binnen, era GKI mandiri secara administrasi tercapai, meskipun agak terburu-
buru karena situasi peralihan kekuasaan secara politik, justru dalam keadaan
seperti itu GKI nyatakan siap dengan sumber-dayanya sendiri bergerak ke
masa depannya dalam GKI di Tanah Papua
Ds. Lukas Sabarofek : Konsistensi penerapan peraturan Gereja hasil
amandemen Tata Gereja tahun 1977 dalam pelaksanaan prakteknya, justru
dimulai dari pimpinan Sinode. pergantian antar waktu terjadi justru karena
“konsistensi GKI menerapkan prinsip berpegang pada peraturan gereja”, atas
prinsip yang demikianlah GKI memproses dirinya menjadi seorang “pemimpin
GKI” atau Ketua Sinode GKI antar waktu tahun 1979.

xxvi
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Bagian Pertama
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kepemimpinan Badan Pekerja Sinode di singkat BPS Gereja Kristen Injili (GKI)
di Tanah Papua periode 2022-2027 adalah kepemimpinan yang baru saja
terpilih pada Sidang Sinode ke-18 di Waropen, Negeri Berjuta Bakau. Salah
satu kerinduan dari pergumulan atas pelayanan dalam GKI yang nyata, yaitu
sampai ke tingkat Klasis, Jemaat melalui PHMJ, Badan Pelayan Unsur dan
Keluarga adalah “buku pegangan pelayanan atau buku khotbah tahun 2023”.
77 khotbah menjadi 78 khotbah tahun 2023
Buku khotbah atau buku pegangan pelayanan tahun 2023 berisi 78 Khotbah.
Dari keseluruhan buku khotbah yang di susun selama ini hanya berjumlah 77
khotbah dari 52 Minggu, tetapi tahun 2023 justeru bertambah satu minggu,
hal ini disebabkan, jumlah hari minggu dalam tahun 2023 menjadi 53 minggu,
sehingga jumlah khotbah menjadi 78 khotbah.
Fokus pelayanan GKI tahun 2023 adalah “Pembaruan”
GKI di Tanah Papua memberikan perhatian terhadap tahun pelayanan 2023
dengan fokus pelayanan pada “pembaruan”. Yang dimaksud dengan
pembaruan adalah penekanan kepada implementasi hasil-hasil keputusan
sidang sinode yang menekankan semangat pembaruan untuk menghadirkan
berbagai inovasi dalam persekutuan, pelayanan, kesaksian dan penatalayanan
GKI Di Tanah Papua. Artinya pembaruan yang sudah Tuhan karuniakan
dicapai oleh GKI melalui Sidang Sinode ke-18 di Waropen. Dan melalui Sidang
Sinode ke-18 ini GKI sudah menetapkan dan memutuskan berbagai ketetapan,
keputusan dan kebijakan gereja, ketetapan, keputusan dan kebijakan Sidang
merupakan hal yang baru, dan semua warga GKI dan publik pada umumnya
belum mengetahui apa yang sudah dicapai GKI, sehingga pada fokus
pelayanan tahun pertama 2022-2023 diberikan semacam tema dalam seluruh
gerakan pelayanan GKI di Tanah Papua adalah “pembaruan”, kegiatan-
kegiatan yang akan disusun wajib mengikuti Gerakan pembaruan dimaksud,
sehingga pada tahun 2023 pelayanan akan lebih banyak diarahkan kepada
dua aspek, yang pertama adalah “sosialisasi”, yang kedua adalah
“konsolidasi”.

1
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Khotbah 2023 mendukung kegiatan Sosialisasi dan Konsolidasi tahun 2023


Sosialisasi diperlukan dalam seluruh kegiatan di tahun 2023 terkait dengan BPS
memberikan informasi resmi kepada seluruh warga gereja dan public tentang
seluruh “ketetapan, keputusan dan kebijakan” GKI ; Konsolidasi diperlukan
karena dalam rentan waktu tahun 2022, telah terjadi pemilihan ke dalam
jabatan gereja yang berlaku dalam GKI di tingkat Jemaat, Klasis dan Sinode,
yaitu “terpilih menjadi Syamas, Penatua, PHMJ, Badan Pelayan Unsur, Badan
Pekerja Klasis dan Badan Pekerja Sinode” sehingga semua yang baru terpilih
perlu membangun suatu nilai dan budaya kerja dan pelayanan di tingkat
jemaat dan Klasis sebagai “teman sekerja Allah” melalui GKI di tanah Papua.
Dengan memperhatikan perkembangan yang demikian, maka penyusunan
Buku Khotbah 2023 perlu diadaptasikan ke dalam dinamika dan
perkembangan penatalayanan seperti yang akan dikerjakan oleh GKI di Tanah
Papua dalam tahun 2023 ini, sebagaimana ditetapkan dalam Sidang ke-18
Sinode GKI tentang “Renstra GKI 2022-2027”, yaitu, bahwa fokus pelayanan
GKI tahun pertama, adalah “pembaruan”. Sehingga semua khotbah 2023 akan
menampakkan dukungan spiritual yang konsisten melalui ibadah, setiap isi
khotbah di tata dan dikembangkan secara tematik dan diurut setiap triwulan,
yaitu terdapat 4 triwulan pada tahun, diatur dan diurut masing-masing, seperti
berikut :
(1) Pembaruan GKI : Triwulan pertama Januari-Februari-Maret 2023,
Pembaruan TUHAN kepada Manusia
(2) Pembaharuan GKI : Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai
Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif
(3) Pembaharuan GKI : Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2023
Pembaruan Tuhan Pencipta atas alam semesta ciptaan-Nya
(4) Pembaharuan GKI : Triwulan ke-empat Oktober-November-Desember
2023, Pembaruan Tuhan bagi GKI menjadi berkat bagi keluarga dan
bangsa-bangsa
Memperhatikan adaptasi pelayanan yang terfokus seperti dimaksud, maka
pelayanan ibadah hari minggu akan dihubungkan dengan pembaruan GKI
yang juga diadaptasikan bagi pelayanan yang terjadi pada minggu berjalan
dengan tetap menggunakan tema dan teks yang sama, meskipun dikelola
untuk sasaran pelayanan yang berbeda baik dalam pelayanan Ibadah Unsur,
KSP dan Keluarga.

2
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Pendekatan seperti ini merupakan pendekatan pelayanan khusus pada


pelayanan ibadah-ibadah jemaat, dan GKI di TP baru memulai di tahun 2023,
maka tidak terlepas juga dari kemungkinan kesulitan untuk mengerti atau
menjadi sesuatu model pelayanan yang sangat baik, segala kemungkinan
dapat saja terjadi, karena itu baik Para pelayan Firman, PHMJ, BP. Unsur atau
mungkin warga Gereja dari denominasi yang lain, dapat berkomunikasi
langsung dengan pihak BPS terkait koreksi, perbaikan dan motivasi untuk
penataan yang lebih mendarat sesuai kebutuhan, pada penyiapan buku seperti
ini di waktu yang akan datang.

Tujuan
Tujuan utama dari menghadirkan buku pegangan pelayanan GKI di Tanah
Papua adalah :
(1) Pelengkap Pelayanan dan Panduan Pelayanan Bagi Hamba Tuhan. Semua
hambat Tuhan, yaitu Penatua, Syamas, Pendeta, Guru Jemaat, Penginjil
Pengajar, Badan Pelayan Unsur, memasuki aktivitas pelayanan tahun 2023
khusus pelayanan Ibadah memiliki pelengkap dan panduan pelayanan ibadah.
(2) Keseragaman Dasar Firman Tuhan dalam Penataan Ibadah Minggu,
Ibadah Unsur, Ibadah Keluarga dan KSP. Semua tema triwulan diikutkan
dengan dasar Firman Tuhan, yang mendatangi pelaksanaan ibadah yang
terjadi pada hari ke sekian, minggu sekian, bulan sekian dalam tahun
2023, sehingga Firman Tuhan atau Teks Alkitab yang di baca pada ibadah
hari Minggu akan digunakan juga pada hari berikut dalam minggu
berjalan untuk ibadah-ibadah yang sudah diatur dalam jemaat.
(3) Hak warga jemaat untuk mendengarkan Firman Tuhan. Fokus pelayanan
suatu ibadah adalah warga jemaat. Ibadah adalah salah satu wadah untuk
semua warga jemaat menghayati Tuhannya dan mengekspresikan relasi
personal dengan Tuhannya. Bila dalam momen tertentu ibadah seorang
warga jemaat tidak hadir untuk mendapatkan haknya untuk
mendengarkan firman Tuhan yang mendatangi umat Tuhan, maka ia
memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan firman Tuhan dalam minggu
berjalan dengan metode yang berbeda dalam ibadah yang berbeda, Yesus
memerlukan 1 domba yang hilang supaya ia memiliki kebutuhan yang
sama dengan dan dari “Gembala Agung” yang sudah mendapatkannya.
Maka ibadah dalam GKI dikelola dengan memperhatikan hak 1 gembala
yang hilang.

3
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

(4) Replikasi Semangat Gerakan pelayanan Ibadah dalam GKI bersifat


terbuka. Bila saat ini di tanah Papua sudah memiliki sekitar 58 denominasi
Gereja yang mungkin memiliki Sinode, belum termasuk di Provinsi Papua
Barat, sedang dan atau akan mengalami berkat dengan model pelayanan
ibadah yang dikembangkan dalam lingkungan GKI di Tanah Papua, dan
berkemauan untuk mereplikasi model pelayanan seperti yang terjadi atau
dikelola oleh GKI di tanah Papua, maka GKI sebagai Ibu bagi seluruh
gereja di tanah Papua, terbuka dan memberikan dukungan untuk
pengelolaan dan penataan pelayanan ibadah dan penyembahan yang
tertib kepada Tuhan Yesus Kristus Kepala Gereja dari semua orang
percaya.

Kerangka Khotbah
Setiap orang saat memiliki buku pegangan pelayanan yang berisi khotbah
tahun 2023 akan berjumpa dengan kerangka khotbah yang sudah lazim dalam
buku pegangan khotbah tahun-tahun sebelumnya. Kaidah-kaidah berkhotbah,
seperti menentukan tipologi khotbah, misalnya, aliran homiletika atau ilmu
berkhotbah akan mengarahkan khotbah ke dalam tiga bentuk berkhotbah,
yaitu “tekstual, tematik dan ekspositori” ; menentukan pendekatan
hermeneutic dalam menggeledah atau menafsirkan teks ; atau menentukan
arah dan sasaran penerapan teks ; keseluruhan bagian menjadi aspek akademis
yang sampai sekarang terus mengalami perkembangan dan perubahan,
sehingga kerangka khotbah yang sederhana dan efisien dalam Menyusun buku
pegangan pelayanan ini adalah :
(1) Latar belakang
(2) Penjelasan teks
(3) Penerapan
Mengapa “latar belakang?”, menyusun khotbah sesuai kebutuhan pelayanan
yang Tuhan karuniakan dicapai GKI, kebutuhan itu ditemukan pada fokus
pelayanan tahunan, dan untuk tahun 2023 adalah “pembaruan”, pembaruan
seperti apa yang Tuhan karuniakan, jawabannya ada pada teks yang terpilih.
Tuhan berbicara kepada GKI, kepada persekutuan, kepada umat Tuhan, sesuai
seperti yang Tuhan kehendaki, agar umat Tuhan taat dan ikut Tuhan, sesuai
seperti yang Tuhan kehendaki. untuk mengerti kehendak Tuhan, maka
kehendak Tuhan dapat ditemukan pada bagian kedua, yaitu “Penjelasan
Teks”. Dan selanjutnya konteks sebagai bagian ketiga, yaitu “Penerapan”.

4
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Tata Ibadah
Penataan ibadah minggu untuk tahun 2023 dalam seluruh jemaat GKI di
Tanah Papua akan menggunakan 4 (empat) bentuk Tata Ibadah yang sudah
ditetapkan pada Sidang Sinode ke-18 di Waropen tahun 2022. Dalam buku
pegangan pelayanan atau buku khotbah tahun 2023 akan juga disediakan 4
(empat) bentuk Tata Ibadah yang berlaku dimaksud. Antara lain :
(1) Dalam bulan baru Ibadah Minggu I menggunakan Tata Ibadah Minggu I
(2) Dalam bulan berjalan ibadah Minggu II menggunakan Tata Ibadah
Minggu II
(3) Ibadah Minggu III bulan berjalan menggunakan Tata Ibadah Minggu III
(4) Ibadah Minggu IV bulan berjalan menggunakan Tata Ibadah Minggu IV
(5) Bila pada bulan tertentu terdapat 5 minggu, maka Tata Ibadah pada
minggu ke-5 akan menggunakan Tata Ibadah Minggu I, dan selanjutnya
akan berlaku seperti pada pengaturan Tata Ibadah ini
Pada buku pegangan pelayanan tahun sebelumnya nyanyian pendukung Tata
Ibadah Minggu disediakan, atau tersedia, untuk buku pegangan pelayanan
2023 tidak dilampirkan, dan nyanyian pendukung akan disiapkan oleh
pelayan firman sesuai konteks gumul pelayanan yang ia doakan.
Tata ibadah dari Minggu I, II, III dan IV dapat dilihat pada bagian lampiran
dari buku pegangan pelayanan atau buku khotbah tahun 2023 ini.

Petunjuk Penggunaan Buku


Yang akan menggunakan buku pegangan pelayanan atau buku khotbah tahun
2023 ini adalah Penatua, Syamas, Pendeta, Guru Jemaat, Penginjil, Pengajar,
Badan Pelayan Unsur PAR, PAM, PW dan PKB, anggota sidi jemaat khusus
warga GKI di Tanah Papua, beberapa petunjuk penggunaan buku ditujukan
bagi semua pengguna buku ini, antara lain :
(1) Persiapan sebelum pelayanan Ibadah Hari Minggu : Sebaiknya seorang
yang hendak menggunakan buku ini untuk pelayanan hari minggu, berdoa
lebih dahulu, wajib membaca bagian Latar Belakang, untuk mengetahui
hari minggu dimaksud termasuk ada pada hari ke berapa, minggu ke
berapa dalam tahun 2023, bulan dan triwulan ke berapa, dan
“pembaruan pelayanan GKI” seperti apa yang diinginkan dalam triwulan
dimaksud. Setelah itu, barulah dengan tekun membaca Alkitab secara
berulang untuk pahami “penjelasan teks”. Buatlah persiapan sendiri,

5
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

karena buku pegangan pelayanan ini adalah salah satu alat bantu
pelayanan yang juga dapat memberikan inspirasi tertentu saat membaca
bagian “penjelasan teks” sebagaimana tersedia dalam buku ini.
(2) Persiapan sebelum Ibadah Unsur Dewasa : buku ini menyediakan
pertanyaan penuntun untuk membentuk Kelompok Penelahan Alkitab
atau Kelompok Diskusi dalam 1 bulan sekali berdasarkan teks yang berlaku
untuk minggu berjalan, bila ibadah Unsur pada minggu berjalan terkait
dengan pertanyaan seperti yang dirumuskan dalam buku ini, sebaiknya
seorang yang akan menjadi pemandu PA atau Kelompok Diskusi sudah
mempersiapkannya lebih dahulu. Pertanyaan-pertanyaan dalam buku
bersifat fleksibel, dapat disesuaikan atau diubah sesuai konteks pelayanan
ibadah untuk semua Unsur.
(3) Persiapan sebelum Ibadah Keluarga : buku ini juga menyediakan
pertanyaan penuntun yang akan digunakan pada ibadah keluarga dalam 1
bulan 1 kali, baik dalam bentuk PA atau Diskusi. Bentuk-bentuk ibadah
juga dapat dikembangkan lebih kreatif. Seorang pelayan ibadah keluarga
dapat mengembangkan pertanyaan yang ada sesuai kondisi pelayanan
ibadah keluarga. Atau mengikuti sesuai seperti terdapat dalam buku,
namun sebelumnya berdoa dan mempersiapkannya dengan baik.
Janganlah membuat persiapan terburu-buru, satu jam sebelumnya baru
membaca bagian persiapan ini.

Roh Kudus Tuhan Yesus membimbing dan menyertai kita semua.

6
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Bagian Kedua
ISI KHOTBAH SETIAP HARI MINGGU, HARI RAYA GEREJAWI,
KUNCI BULAN SAKRAMEN, DLL
Pembaruan GKI Pada Pelayanan
Triwulan Pertama Januari-Februari-Maret 2023
“Pembaruan Tuhan Kepada Manusia”

BULAN KE-1: JANUARI 2023


MINGGU, 01 JANUARI 2023
KELENDER GEREJAWI : PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : Kejadian 9:1-17
TEMA : “Berkat dan Pembaruan Perjanjian Allah”

LATAR BELAKANG
Pelayanan di lingkungan GKI di Tanah Papua pada tahun 2023 hingga tahun
2027 pergumulan dan karyanya akan diletakkan pada arah pencapaian
pelayanan yang sudah digariskan melalui Rencana Strategis (Renstra) GKI,
yaitu tahun pertama 2023 dengan tema utama “pembaruan”. Pembaruan
yang dimaksudkan adalah penekanan kepada implementasi hasil-hasil
keputusan Sidang Sinode yang menekankan semangat pembaruan untuk
menghadirkan berbagai inovasi dalam persekutuan, pelayanan, kesaksian dan
penata-layanan GKI di Tanah Papua”. Artinya pembaruan pada GKI secara
lembaga ditemukan dalam semua “ketetapan dan keputusan Sidang Sinode”.
Hal-hal yang sudah ditetapkan pada Sidang Sinode diibaratkan sebagai “suatu
pembaruan perjanjian yang sudah Tuhan hadirkan bagi manusia dan
organisasi GKI dan seluruh penata-layanannya melalui ketetapan Sidang
Sinode. Sehingga dukungan pelayanan ibadah diatur mengikuti tema utama
“pembaruan” dengan fokus gumul dalam doa dan ibadah diatur mengikuti
tahapan triwulan. Triwulan pertama Januari-Februari-Maret 2023 fokus dan
arah ibadah yaitu menggumuli GKI dalam pembaruan Tuhan kepada manusia.
Untuk mengawali semua ini, Tuhan berkenan mengaruniakan tahun baru 1
Januari 2023 tepat pada “hari minggu” dan hari ini kita sudah memasukinya,
mendasari semua gumul dan layanan dalam penyembahan, pengagungan dan
sikap iman yang takut akan Tuhan dalam ibadah dan doa dan ketaatan karena
mendengar Firman Tuhan pada keseluruhan tahun 2023. Bagi GKI di Tanah

7
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Papua “hari Minggu pertama 1 Januari 2023 adalah awal dan dasar
mendahulukan, mengutamakan menyembah Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus
dalam Roh dan kebenaran” sebagai titik utama bersama Allah GKI di Tanah
Papua mengerjakan “pembaruan perjanjian Allah di negeri Papua dan dunia
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu termasuk bersama dan melalui
GKI di Tanah Papua”.
Teks Kejadian 9:1-17 memberikan dua alas utama yang prinsip dari pihak Allah
sang penguasa dan pengendali alam, sejarah dan peradaban manusia dan
kemajuan kulturnya, yaitu: pertama, Allah yang “adil” adalah yang
menghukum, Dia Allah yang menyediakan berkat dan kasih kemurahan Allah
yang kekal ; kedua, Allah adalah Allah yang setia terhadap Firman yang keluar
dari pada-Nya sebagai Allah perjanjian. Nuh dan keluarganya mengalami
kasih karunia Allah yang utuh. Sebagai Allah yang Maha kuasa, Maha besar,
Maha abadi.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 - 7 : Berkat Elohim
Berkat Allah. Teks hari ini menyajikan lima isi berkat Allah kepada Nuh dan
keluarga, hal yang sama juga berlaku bagi kita dari teks Firman Tuhan ini,
yaitu berkat Allah bagi keluarga kita, berkat Allah bagi keluarga besar GKI di
Tanah Papua dan semua umat di negeri Papua dan dunia yang sudah ditebus
Allah melalui Tuhan Yesus Kristus. lima berkat dimaksud adalah :
(1) Berkat keturunan (ay 1)
(2) Berkat manusia Nuh menjadi wakil Tuhan di bumi menaklukkan segala
binatang (ay 2)
(3) Berkat pemberian Allah berupa limpahan makanan (ay 3)
(4) Berkat menghormati Nyawa sebagai “imago dei” (ay 4-6)
(5) Berkat Anak-cucu (ay 7)
Ayat 8-17 Pembaruan Perjanjian Elohim
Pembaruan perjanjian Allah dengan manusia sebagai awal dari perjanjian yang
baru, 3 (tiga) isi perjanjian Allah dengan Nuh, manusia dan semua makhluk
yang hidup, antara lain :
(1) Isi perjanjian pertama : segala makhluk hidup yang keluar dari bahtera
tidak akan dilenyapkan oleh air bah, dan tidak akan ada lagi air bah untuk
memusnahkan bumi (ay 8-11)

8
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

(2) Isi perjanjian kedua : tanda perjanjian dari pihak Allah untuk mendukung
isi perjanjian pertama adalah “Busur-Ku Ku Taruh di awan menjadi tanda
Perjanjian antara Allah dan bumi” (ay 12-13)
(3) Isi perjanjian ketiga : Allah akan selalu Ingat isi Perjanjian pertama dan isi
perjanjian kedua bila tanda yang Allah berikan dalam perjanjian itu
muncul di awan di atas bumi (ay 14-17)

PENERAPAN
Fokus tahun pelayanan GKI pada tahun 2023 sudah ditentukan adalah tahun
“pembaruan”, maka teks hari ini sudah mengingatkan kita, bahwa GKI di
tanah Papua akan mengarungi tahun baru 2023 di atas alas pembaruan yang
sudah Allah gariskan, sebagaimana teks bacaan hari ini, yaitu semua manusia,
makhluk dan GKI di Tanah Papua selalu mengalami “Berkat Elohim” ; dan
semua umat Tuhan di negeri Papua dan dunia, meskipun tidak pernah melihat
Allah tetapi percaya kepada “Anak Tunggal Allah yang berkarya bagi
penebusan dunia dan semua isinya, Allah ingat tanda perjanjian penebusan
“Salib”, di atas dasar iman kepada Tuhan Yesus “Allah ingat umat Tuhan di
negeri Papua di dunia dan di dalam persekutuan Gereja Kristen Injili di Tanah
Papua. Selamanya. Imanuel.

9
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 08 JANUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KEJADIAN 15:1-21
TEMA : ABRAHAM TELADAN PEMBARUAN IMAN

LATAR BELAKANG
Minggu ke-2 hari ke-8 bulan Januari tahun 2023 fokus layanan tahunan
“pembaruan” dengan memperhatikan pembaruan Allah dengan manusia yang
tergambar pada Kejadian 15:1-21. Kata "perjanjian" digunakan lebih dari 300
kali dalam Alkitab. Untuk Perjanjian berasal dari kata dasar janji artinya
ucapan yang menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat (seperti
hendak memberi, menolong, datang, bertemu; persetujuan antara dua pihak
(masing-masing menyatakan kesediaan dan kesanggupan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu). Dalam bahasa Ibrani kata perjanjian menunjuk pada
sebuah kesepakatan bersama antar dua pihak, tetapi tidak lagi dua pihak
melainkan sepihak karena hanya Allah yang berdaulat (Kej. 6 :28). Kata ini
menjadi kunci yang selalu direnungkan Israel yaitu bersumpah dalam Ulangan.
Sumpah atau janji dalam Perjanjian Lama khusus pada kitab Kejadian
bukanlah janji yang umum, yang terlihat kurang konkrit dan khusus melainkan
sebaliknya. Perjanjian menjadi suluh (cahaya) bukan saja semata-mata terbatas
keturunan Abraham atau perjanjian sejarah yang sudah berlalu, melainkan
perjanjian yang digenapkan kepada semua orang percaya melalui karya
penebusan Kristus. Dan salah satunya adalah Abraham atau bernama asli
Abram merupakan generasi ke sepuluh dari Nuh melalui Sem anak Terah dan
dilahirkan 352 tahun setelah air bah.

PENJELASAN TEKS
Dari teks ini kita belajar 2 hal penting yaitu tentang : Harapan Abram akan
ahli waris (ayat 1-6) dan Kepastian Tentang Tanah yang Akan Dimiliki Abram
(15:7-21).
Harapan Abram akan Ahli Waris (15:1-6)
Firman Tuhan kepada Abram jauh dari apa yang kita harapkan dalam
keadaan seperti itu: “Jangan takut, Abram, Aku adalah perisai bagimu;
upahmu akan sangat besar” (Kejadian 15:1). Apa yang menyebabkan Abram
takut? Dia baru saja memenangkan kemenangan besar atas Kedorlaomer dan
tiga raja timur lainnya (Kejadian 14:14-15). Karena itu, tidak diragukan lagi, ia

10
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

telah menerima banyak pengakuan, bahkan dari raja kafir Sodom (14:17, 21-
24). Ketakutan apa yang dapat menghantui iman Abram pada saat
kemenangan seperti itu? Ada kemungkinan bahwa Abram takut akan
pembalasan militer di masa depan dari Kedorlaomer dan sekutunya. Dia
mungkin telah memenangkan pertempuran, tetapi apakah dia memenangkan
perang? Firman Tuhan kepada Abram, “Aku adalah perisai bagimu,” bisa jadi
kata TUHAN, Akulah perisaimu” ditujukan kepada Abram supaya
merendahkan ketakutan akan konflik militer di masa depan ini. Ini tidak
mungkin menjadi perhatian terbesar Abram, terutama mengingat ayat-ayat
selanjutnya. Kemenangan Abram tidak begitu manis mengingat satu
pertanyaan yang tampaknya menutupi semua pertanyaan lainnya, “Apa
gunanya sukses, tanpa penerus?” Tanggapan Abram kepada Allah menegaskan
hal ini: “Dan Abram berkata, 'Ya Tuhan Allah, apa yang akan Engkau berikan
kepadaku, karena aku tidak memiliki anak, dan ahli waris rumahku adalah
Eliezer dari Damaskus?' Dan Abram berkata, 'Karena Engkau tidak
memberikan anakku, yang lahir di rumahku adalah ahli warisku'” (Kejadian
15:2-3). Di Timur dekat Kuno, ada praktek yang terbukti baik untuk
memastikan seorang ahli waris, bahkan jika tidak ada anak laki-laki yang
dilahirkan dari laki-laki itu. Pasangan yang tidak memiliki anak akan
mengadopsi salah satu pelayan yang lahir ke dalam rumah tangga. 'Anak' ini
akan merawat mereka di hari tua dan akan mewarisi harta benda mereka
pada saat ajal tiba.
Pada titik terendah dalam iman Abram ini, ia menaruh harapan. Tuhan telah
menjanjikan Abram jauh lebih banyak daripada apa yang bisa dia berikan
untuk dirinya sendiri. Eliezer bukanlah pewaris yang Tuhan janjikan.
Keturunannya berasal dari Abraham dan darahnya sendiri. Dia akan memiliki
seorang putra sendiri. Kemudian lihatlah, firman Tuhan datang kepadanya,
mengatakan, ‘Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu; tetapi barangsiapa
yang akan keluar dari tubuhmu sendiri, dialah yang akan menjadi ahli
warismu” (Kejadian 15:4). Untuk meyakinkan Abram, Tuhan membawanya
keluar dan menarik perhatiannya ke bintang-bintang di langit. Ini adalah
berapa banyak keturunan Abram akan melalui putranya yang pasti akan
datang (ayat 5). Ayat 6 menggambarkan tanggapan Abram terhadap wahyu
ilahi: “Lalu dia percaya kepada Tuhan; dan Dia memperhitungkannya sebagai
kebenaran” (Kejadian 15:6). Kata pertama 'kemudian' mencoba untuk
menyampaikan gagasan bahwa Abram menanggapi janji Allah tentang

11
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

seorang anak dengan keyakinan. Dalam pengertian ini, ini adalah terjemahan
yang baik.
Kesulitan yang muncul, adalah bahwa 'kemudian' dapat menyampaikan lebih
dari yang seharusnya. Ayat 6 adalah pertama kalinya kata 'percaya' digunakan.
Ini juga pertama kalinya Abram dikatakan diperhitungkan sebagai orang
benar. Mudah untuk menyimpulkan bahwa Musa bermaksud bahwa ini
adalah pertama kalinya Abram beriman kepada Tuhan, dan bahwa dia di sini
'diselamatkan' (menggunakan kata Perjanjian Baru). Dalam kitab Ibrani kita
membaca: “Karena iman maka Abraham, ketika ia dipanggil, taat dengan
pergi ke tempat yang akan diterimanya sebagai milik pusaka; dan dia pergi,
tidak tahu ke mana dia pergi” (Ibrani 11:8). Di sini penulis Surat Ibrani
bermaksud agar kita memahami bahwa Abram 'mempercayai' Tuhan sebelum
pasal 15, bahkan saat ia meninggalkan Ur-Kasdim untuk memasuki tanah
Kanaan. Solusinya tidak sesulit kelihatannya.
Tata bahasa dari ayat 6 menunjukkan bahwa iman Abram tidak dimulai disini.
Tidak hanya sebelumnya dia percaya, dia terus percaya. Oleh karena itu,
'kemudian' dari terjemahan kami mungkin agak terlalu kuat. Tetapi mengapa
Musa menunggu sampai titik ini untuk memberi tahu kita bahwa Abram
percaya, dan bahwa dia dibenarkan oleh iman? Iman Abram tidak disebutkan
sampai sekarang untuk menekankan fakta bahwa iman yang menyelamatkan
adalah iman yang berfokus pada pribadi dan karya Yesus Kristus. Disini iman
Abram difokuskan pada janji seorang anak, yang melaluinya berkat akan
datang kepada seluruh dunia. Meskipun kita mungkin tidak sepenuhnya
menentukan seberapa lengkap pemahaman Abram tentang semua ini, kita
tidak boleh mengabaikan kata-kata Juruselamat: “Ayahmu Abraham
bersukacita melihat hari-Ku; dan dia melihatnya, dan dia bersukacita”
(Yohanes 8:56). Sementara Abram percaya kepada Tuhan, disini imannya
lebih jelas dan terfokus. Di sini imannya adalah pada janji Tuhan untuk
memberikan berkat seorang putra, dan berkat melalui Dia. Pada titik inilah
Allah memilih untuk mengumumkan bahwa iman Abram adalah iman yang
menyelamatkan. Perhatikan tiga hal tentang iman Abram ini :
Pertama, itu adalah iman pribadi. Dengan ini saya maksudkan bahwa Abram
percaya kepada Tuhan. Dia tidak hanya percaya tentang Tuhan, tetapi di
dalam Dia. Disinilah perbedaan antara banyak orang yang mengaku Kristen
dan mereka yang memiliki orang Kristen—benar-benar dilahirkan kembali
oleh iman dalam pribadi Kristus.

12
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Kedua, iman Abram adalah iman proposisional. Sementara Abram percaya


pada pribadi Allah, imannya didasarkan pada janji-janji Allah. Banyak yang
percaya pada dewa definisi mereka sendiri. Abram percaya pada Tuhan
wahyu. Perjanjian yang dibuat Allah di sini dengan Abram (ayat 12 dst)
memberi Abram proposisi khusus yang menjadi dasar iman dan praktiknya.
Ketiga, Iman Abram juga merupakan iman yang praktis. Maksud saya,
keyakinan Abram adalah keyakinan yang membutuhkan tindakan. Jelas,
pekerjaan Abram tidak memulai keselamatannya, tetapi mereka
menunjukkannya (lih. Yak 2:14 dst.). Juga, iman Abram berkaitan dengan
kebutuhan yang sangat praktis dan indra—kebutuhan akan seorang anak laki-
laki. Tuhan tidak meminta kita untuk percaya pada yang abstrak, tetapi pada
masalah kehidupan sehari-hari. Ketika Musa mengatakan bahwa iman Abram
diperhitungkan sebagai kebenaran, itu tidak berarti bahwa iman Abram,
dengan cara tertentu, ditukar dengan kebenaran. Iman Abram, seperti iman
kita hari ini, bukanlah sesuatu yang dia bayangkan dengan upaya mental atau
spiritual. Iman itu sendiri adalah sebuah karunia (Efesus 2:8-9). Imannya ada
pada anak yang akan datang dan pada keturunannya, salah satunya adalah
Mesias. Karena Abram memandang kepada Satu Allah yang akan
menyediakan kebenaran, maka Allah menyatakan dia sebagai orang benar.
Secara teknis, keselamatan (dan iman) adalah hadiah, tetapi kebenaran datang
melalui proses hukum imputasi. Abram secara hukum dinyatakan benar oleh
Allah karena dia percaya kepada Dia yang benar. Kebenaran Kristus, yang
diperhitungkan kepada Abram karena imannya yang diberikan Allah,
menyelamatkan dia. Cara Tuhan menyelamatkan manusia bukanlah hal baru.
Itu tidak berubah dari zaman Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Selalu,
Tuhan telah menyelamatkan manusia oleh kasih karunia, melalui iman. Tidak
ada jalan lain. Sementara Abram diselamatkan oleh iman kepada Dia yang
akan datang, kita diselamatkan oleh iman kepada Dia yang telah datang ini.
Itulah satu-satunya perbedaan.
Kepastian Tentang Tanah yang Akan Dimiliki Abram (15:7-21)
Setelah mengatasi kebutuhan terbesar Abram untuk diyakinkan—yaitu seorang
ahli waris, Allah melanjutkan untuk memperkuat iman Abram mengenai tanah
yang akan dia miliki: “Dan Dia berkata kepadanya, 'Akulah Tuhan yang
membawa kamu keluar dari Ur Kasdim. , untuk memberikan negeri ini
kepadamu untuk memilikinya'” (Kejadian 15:7). Pertanyaan Abram

13
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

tampaknya tidak mencerminkan ketidakpercayaan, tetapi bertanya-tanya


bagaimana hal ini akan dicapai: "Dan dia berkata, 'Ya Tuhan Allah, bagaimana
saya tahu bahwa saya akan memilikinya?" (Kejadian 15:8). Nadanya mirip
dengan nada suara Maria ketika diberitahu bahwa dia akan menjadi ibu dari
Mesias: “Dan Maria berkata kepada malaikat itu, 'Bagaimana ini bisa terjadi,
karena aku masih perawan?'” (Lukas 1:34).
Tuhan tidak menegur Abram atas pertanyaannya, tetapi meneguhkan janji-
Nya dengan sebuah perjanjian. Maka Dia berkata kepadanya, 'Bawakan
kepada-Ku seekor lembu jantan berumur tiga tahun, dan seekor kambing
betina berumur tiga tahun, dan seekor domba jantan berumur tiga tahun, dan
seekor burung tekukur, dan seekor merpati muda.' Lalu dia membawa
semuanya itu kepada-Nya dan memotongnya. dalam dua, dan meletakkan
masing-masing setengah berlawanan yang lain; tapi dia tidak memotong
burung-burung itu. Dan burung-burung pemangsa turun ke atas bangkai-
bangkai itu, dan Abram mengusir mereka (Kejadian 15:9-11). Di dunia kuno
Abram, perjanjian yang sah dan mengikat tidak dibuat diatas kertas yang
ditulis oleh para pengacara dan ditandatangani oleh pihak-pihak yang terlibat.
Sebaliknya, kedua belah pihak akan mencapai kesepakatan yang dapat
diterima bersama, dan kemudian mereka akan meresmikannya dalam bentuk
perjanjian. Perjanjian itu dimeteraikan dengan membagi seekor binatang (atau
binatang-binatang). Faktanya, istilah teknis secara harfiah berarti 'pergi
membuat perjanjian.' Hewan itu dipotong menjadi dua dan kedua belah
pihak akan melewati di antara bagian tersebut. Tampaknya dalam sumpah ini,
para pria mengakui bahwa nasib hewan itu harus menjadi milik mereka jika
mereka melanggar ketentuan perjanjian mereka. Jadi kita melihat bahwa ayat-
ayat tersebut tidak menggambarkan proses penyembelihan hewan, tetapi
tindakan hukum membuat perjanjian yang mengikat. Beberapa waktu
tampaknya telah berlalu antara persiapan hewan (lih. ayat 11).
Menjelang akhir penundaan ini, Abram jatuh ke dalam keadaan seperti
kesurupan yang dalam: “Sekarang ketika matahari terbenam, tidur nyenyak
menimpa Abram; dan lihatlah, kengerian dan kegelapan yang besar
menimpanya” (Kejadian 15:12). Saya percaya itu adalah respons normal
terhadap kengerian pengungkapan perlakuan terhadap anak-anak Abram
dalam 400 tahun ke depan. Keturunan Abram akan memiliki tanah Kanaan,
tetapi tidak sampai setelah penundaan yang cukup lama dan banyak kesulitan:
Dan Tuhan berkata kepada Abram, ‘Ketahuilah dengan pasti bahwa

14
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

keturunanmu akan menjadi orang asing di negeri yang bukan milik mereka, di
mana mereka akan diperbudak dan ditindas selama empat ratus tahun. Tetapi
Aku juga akan menghakimi bangsa yang akan mereka layani; dan setelah itu
mereka akan keluar dengan banyak harta” (Kejadian 15:13-14).
Abram tidak hanya tidak perlu mengetahui hal ini, tetapi pengetahuan seperti
itu dapat merugikan sebelum perbudakan ini terjadi. Tidak masalah bagi
mereka yang membaca kata-kata Musa ini untuk mengetahui negeri yang dia
bicarakan. Memang, mereka baru saja keluar dari Mesir. Sungguh hal yang
aneh bagi orang-orang Israel yang dibawa keluar dari Mesir untuk membaca
nubuatan yang begitu akurat menggambarkan pengalaman mereka.
Tampaknya ada dua alasan untuk penundaan 400 tahun sebelum tanah
Kanaan akan dimiliki :
Pertama, anak-anak Abraham belum dapat (atau cukup banyak) untuk
memiliki tanah lebih awal. Juga penduduk negeri itu belum cukup jahat untuk
diusir: “Pada generasi keempat mereka akan kembali ke sini, karena kesalahan
orang Amori belum selesai” (Kejadian 15:16).
Kedua , prinsip yang mengatur kepemilikan tanah Kanaan. Allah memiliki
tanah Kanaan (Imamat 25:23), dan Dia membiarkannya bagi mereka yang
mau hidup menurut kebenaran. Ketika Israel melupakan Tuhan mereka dan
mempraktekkan kekejian orang Kanaan (lih. II Tawarikh 28:3, 33:2), Tuhan
juga mengeluarkan mereka dari tanah itu.Mengingat perdebatan saat ini
tentang siapa yang memiliki klaim sah di tanah Israel, mari kita ingat prinsip
ini. Adalah Tuhan yang memiliki tanah, bukan orang-orang Yahudi, atau
orang-orang Arab. Tuhan tidak akan membiarkan orang-orang Yahudi
memiliki tanah dan hidup dengan jahat seperti yang Dia inginkan dari orang-
orang bukan Yahudi. Selama 400 tahun atau lebih dari saat wahyu ini, dua
program bekerja secara bersamaan. Orang Kanaan semakin bertambah jahat,
dan hari perhitungan mereka semakin dekat. Pada saat yang sama, bangsa
Israel akan segera lahir, berkembang pesat dalam jumlah, dan dalam
kedewasaan rohani, mempersiapkan hari kepemilikan. Bukankah ini juga
gambaran hari kita sendiri? Bukankah Allah telah mengatakan bahwa di akhir
zaman kejahatan akan meningkat (lih. II Tesalonika 2:1-12; II Timotius 3:1-9; II
Petrus 3:3 dst.)? Pada saat yang sama, Allah sedang memurnikan dan
mempersiapkan kita untuk kedatangan-Nya kembali (lih. Efesus 5:26-27;
Kolose 1:21-23; I Petrus 1:6-7). Orang jahat akan menerima pembalasan atas
dosa mereka, dan orang-orang kudus akan diberi upah karena kebenaran.

15
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ketika Tuhan telah berbicara tentang kematian damai Abram di usia tua yang
matang dan nasib keturunannya, Dia meratifikasi perjanjian tentang tanah
yang akan menjadi milik Israel: Dan terjadilah ketika matahari telah terbenam,
bahwa hari sudah sangat gelap, dan lihatlah, tampaklah tungku berasap dan
obor menyala yang melintas di antara potongan-potongan ini.
Pada hari itu Tuhan membuat perjanjian dengan Abram, dengan mengatakan,
'Kepada keturunanmu telah Kuberikan negeri ini, dari sungai Mesir sampai
sungai besar, sungai Efrat: orang Keni dan orang Keniz dan orang Kadmon
dan orang Het dan orang Feris dan orang Refaim dan orang Amori dan orang
Kanaan dan orang Girgasi dan orang Yebus' (Kejadian 15:17-21). Perjanjian ini
berbeda karena hanya Tuhan, dalam wujud tungku yang berasap dan obor
yang menyala-nyala, lewat diantara bangkai hewan yang terbelah. Hal ini
dilakukan untuk menandakan bahwa perjanjian itu sepihak dan tanpa syarat.
Tidak ada persyaratan yang diberikan kepada Abram untuk pemenuhannya.
Batas-batas geografis telah ditentukan dengan jelas, dan bahkan orang-orang
yang akan direbut diberi nama. Tuhan menyerahkan diri-Nya pada tindakan
yang sangat spesifik. Jaminan apa lagi yang bisa diminta?

PENERAPAN
1) Intinya bagi Abram adalah bahwa janji Tuhan sekarang jauh lebih spesifik.
Abram akan memiliki seorang putra sendiri yang melaluinya berkat-berkat
akan dicurahkan. Keturunan Abram akan sangat banyak dan, pada
waktunya, akan memiliki tanah itu. Tetapi sebelum ini, mereka akan
melalui waktu penundaan dan kesulitan besar.
2) Inti dari iman Abram adalah bahwa sementara dia menunggu janji berkat
di masa depan, dia sementara itu puas dengan hadirat Tuhan. Abram
tidak keluar di ujung tongkat yang pendek. Pahala besar Abram adalah
Tuhan sendiri: “Aku adalah perisai bagimu; upahmu yang sangat besar”
(Kejadian 15:1). Teologi kita telah sangat terdistorsi dalam beberapa hari
terakhir. Kita diundang untuk datang kepada Kristus sebagai Juruselamat
karena semua yang Dia dapat dan akan lakukan untuk kita. Kita mungkin
datang kepada-Nya untuk hadiah-Nya, daripada kehadiran-Nya.
3) Abram tidak ditipu atau disia-siakan dalam penundaan Tuhan dan dalam
kesulitan yang dia dan keturunannya hadapi. Abram diberkati, karena jika
Tuhan adalah bagian kita, itu sudah cukup. Di sinilah kunci untuk
memahami berkat yang dapat ditemukan dalam penundaan dan kesulitan:

16
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

sementara kemakmuran sering menjauhkan kita dari Allah (lih. Mazmur


73:7-12), kesengsaraan mendekatkan kita (Mazmur 73:25- 26).
4) Jika kedekatan dengan Tuhan adalah kebaikan tertinggi, maka
penderitaan juga baik, jika itu meningkatkan keintiman kita dengan-Nya.
Dan kemakmuran itu jahat jika itu menjauhkan kita dari kebaikan
mengenal Tuhan.
5) Iman Abram diperkuat oleh wahyu khusus mengenai putranya dan tanah
yang akan diwarisi oleh keturunannya. Tetapi bahkan lebih dari itu, ia
dibawa pada kesadaran bahwa iman tidak dapat dipisahkan dari
penderitaan, karena Tuhan menggunakan ini untuk menarik manusia ke
dalam persekutuan yang intim dengan diri-Nya.Iman jarang diperkuat
oleh keberhasilan (lih. ayat 1), tetapi dengan percaya kepada Tuhan di
tengah penundaan dan kesulitan.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

17
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 15 JANUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KELUARAN 24:1-11
TEMA : “PEMBARUAN DAN PENYINGKAPAN TUHAN”

LATAR BELAKANG
Kita berada pada hari ke-15, minggu ke-3, bulan pertama Januari dalam tahun
2023, acuan fokus pelayanan pada triwulan pertama Januari-Februari-Maret
2023 adalah “Pembaruan TUHAN kepada Manusia”. Fokus pelayanan
dimaksud akan didasarkan pada firman Tuhan dari Keluaran 24:1-11 yang akan
menerangi pencapaian pembaruan yang Tuhan kerjakan kepada manusia.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 – 2 Kedahsyatan Keberadaan TUHAN
TUHAN sendirilah yang mengatur bagaimana manusia atau umat atau para
pelayan atau hamba TUHAN mentaati Tuhan, dan TUHAN menjaga dan
menyertai pada saat TUHAN berfirman untuk datang atau menghadap
TUHAN.
Tentang Musa : Musa sendirilah yang mendekat kepada TUHAN
Tentang Harun, Nadab, Abihu dan 70 orang tua-tua Israel : dilarang
mendekat kepada TUHAN seperti yang dialami Musa, sujud menyembah
TUHAN dari jauh.
Tentang bangsa Israel : tidak boleh naik bersama-sama dengan Musa. Sujud
menyembah TUHAN dari jauh.
Ayat 3 – 8 Tipologi Agama Wahyu dan Penyembahan
Peran nabi Musa sangat sentral dalam menghubungkan TUHAN dengan Umat
TUHAN. Umat TUHAN menyampaikan kepada TUHAN melalui Musa dan
TUHAN juga menyampaikan maksud TUHAN kepada umat melalui Musa.
Pada pihak umat TUHAN, yaitu umat TUHAN setelah mendengar firman
Tuhan melalui Musa, mereka memberikan respons atau reaksi umat atas
firman Tuhan yang disampaikan Musa. Pada bagian ini tergambar seperti
dialog dua arah :
Musa : menyampaikan dengan cara memberitahukan kepada bangsa Firman
dan segala peraturan
Bangsa Israel : segala firman yang diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan
Musa : menuliskan Firman TUHAN, dan mendirikan mezbah

18
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Pemuda-pemudi : mempersembahkan korban bakaran dan korban


keselamatan kepada TUHAN
Musa : ritus darah anak domba ditaruh ke dalam pasuh dan disiram di
mezbah, di buat perjanjian Tuhan dan umat Israel.
Bangsa Israel : isi perjanjian dari pihak umat Israel adalah "Segala firman
TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan." (ay 7b)
Musa : isi perjanjian dari pihak TUHAN Musa mengambil darah dan
menyiram kepada bangsa Israel serta berkata : "Inilah darah perjanjian yang
diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini."
Ayat 9 – 11 Penyingkapan Allah Israel
Pembaruan melalui perjanjian antara umat Israel dengan TUHAN berdampak,
dampaknya adalah TUHAN berkenan mengaruniakan kepada manusia dengan
jalan menyingkapkan diri-Nya. penyingkapan ini dapat di lihat atau
digambarkan secara fisik, “mereka melihat Allah Israel; kaki-Nya berjejak pada
sesuatu yang buatannya seperti lantai dari batu nilam dan terangnya seperti
langit yang cerah” (ay 10)

PENERAPAN
Pada hari ke-13 minggu ke-3 teks Keluaran 24:1-11 memberikan suatu
penguatan tentang arah perjalanan pelayanan satu tahun dalam GKI
sebagaimana sebagiannya dikelolah melalui refleksi atas Firman Tuhan yang
disampaikan setiap ibadah Minggu, Ibadah Unsur dan ibadah Wiyk/Keluarga
dan KSP, bahwa “pembaruan sudah Allah kerjakan” seperti yang ditemukan
dalam pembacaan kita ini. Bahwa ikatan perjanjian antara Umat Israel sebagai
Umat TUHAN ; dan TUHAN semesta Alam dengan “darah anak domba yang
disiram kepada bangsa Israel” merupakan suatu perjanjian yang “termeterai
atau diakui TUHAN sebagai perjanjian yang kualitatif”. Atas dasar proses
perjanjian yang berkenan kepada Allah, maka lahirlah suatu pembaruan yang
datangnya melulu dari pihak TUHAN, yaitu tentang “pewahyuan diri
TUHAN”. Ia berkenan membuka diri-Nya dan dilihat secara fisik”. Inilah dasar
iman yang pasti bahwa patung buatan bukan Allah yang hidup . TUHAN yang
hidup adalah TUHAN yang mewahyukan diri-Nya, menyingkapkan diri-Nya.
Yesus Kristus adalah puncak dari wahyu Allah bagi manusia. Imanuel.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

19
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Pertanyaan Pelengkap Kelompok Diskusi


Ibadah PAM, PW, PKB

Buatlah 3 kelompok
(1) Kelompok 1. Diskusikanlah ayat (3) Musa memberitahukan Firman
TUHAN dan segala peraturan dan terjadi ”komitmen umat atau bangsa”,
yaitu umat atau bangsa Israel akan melakukan segala Firman TUHAN dan
peraturan TUHAN. Dapatkah hari ini dan ke masa depan komitmen
bangsa Israel dimaksud menjadi komitmen PAM, PW, PKB dan Jemaat?
(2) Kelompok 2. Diskusikanlah ayat (7) bila pada ayat (3) umat Israel
mendengar langsung dari Musa dan berkomitmen, maka pada ayat (7) ini
umat “Mendengar dari Kitab suci yang dibacakan” dan membuat
komitmen “segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami
dengarkan”. Dapatkah hari ini dan ke masa depan PAM, PW, PKB dan
Jemaat berkomitmen untuk melakukan firman TUHAN setelah mendengar
kitab suci dibacakan?
(3) Kelompok 3. Diskusikanlah ayat (10 dan 11) bila pada ayat (3) Musa yang
bicara atas nama TUHAN ; ayat (7) Kitab suci yang dibaca dan
didengarkan umat, tetapi pada ayat (10-11) TUHAN sendiri yang
mewahyukan atau menampakkan diri-Nya dan berbicara. Kita akan lebih
kokoh dalam mentaati TUHAN apakah karena (a) Mendengarkan hamba
Tuhan yang diutus Tuhan ; (b) Kitab suci yang tertulis? ; (c) Tuhan yang
mewahyukan diri-Nya langsung?

20
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 22 JANUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 2 KORINTUS 3:1-18
TEMA : “PELAYAN-PELAYAN PERJANJIAN BARU”

LATAR BELAKANG
Kita sudah memasuki hari ke-22, minggu ke-4 dalam bulan Januari 2023, dan
fokus triwulan pertama adalah “pembaruan Tuhan kepada manusia” yang
akan dimaknai arti pembaruan berdasarkan 2 Korintus 3:1-18.
Kita akan menemukan 6 (enam) aspek utama “pembaruan” yang akan
diuraikan pada bahagian ini, ke enam aspek dimaksud adalah : aspek pertama
: “Surat pujian yang di tulis dengan Roh di dalam hati manusia.” ; aspek kedua
: fase sekarang adalah fase perjanjian baru di dalam Kristus, dan yang terdapat
pelayan-pelayan perjanjian baru ; aspek ketiga : kemuliaan yang menyertai
pelayanan Roh ; aspek ke-empat : fase yang tidak pudar disertai kemuliaan ;
dan aspek kelima : Kristus menyingkapkan selubung Perjanjian Lama ; aspek
ke-enam : Tuhan adalah Roh yang mengubah kita menjadi segambar dengan
Dia”, secara tekstual ringkasnya diuraikan berikut dibawah ini

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 – 4 Surat Pujian yang ditulis dengan Roh di dalam hati manusia.
Paulus menyimpulkan keyakinan yang besar kepada Allah oleh Yesus Kristus
pada ayat (4) tentang : Surat pujian ; pada ayat (3) surat pujian itu dijelaskan
bukan di tulis dengan tinta, bukan juga di tulis pada loh-loh batu tetapi pada
loh-loh daging dan di tulis dengan Roh dari Allah yang hidup dan tempatnya
ada pada hati manusia. Karena itu surat pujian itu sama dengan “surat Kristus
yang hidup” dari kata - kamu adalah surat Kristus. Pembaruan yang Allah
kerjakan untuk seseorang mencapai satu titik yang Paulus simpulkan “adalah
surat Kristus di tulis dengan Roh dari Allah yang hidup” dan dilakukan melalui
“pelayanan”. Aspek pelayanan yang mendatangkan pembaruan hanya melalui
pemberitaan Injil kepada yang belum mengenal Tuhan Yesus Kristus.
Ayat 5 – 6 Pelayan-pelayan Perjanjian Baru terdiri dari hukum Roh yang
menghidupkan
“Pembaruan kedua”, Rasul Paulus simpulkan pada ayat (5-6) terkait dengan
era kebangkitan pelayan-pelayan Perjanjian Baru. Artinya pada era terdahulu
ada Perjanjian Lama, dan masa setelah pemberitaan Injil adalah masa Kristus

21
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

sebagai masa perjanjian baru yang digerakkan oleh pelayan-pelayan perjanjian


baru.”kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah”, yang berpegang pada
hukum Roh, hukum Kristus.
Ayat 7 - 9 kemuliaan yang menyertai Pelayanan Roh, pelayanan yang
memimpin kepada pembenaran
Pembaruan ketiga : “kemuliaan yang menyertai pelayanan Roh”, Musa
menjadi jalan masuk untuk manusia mengerti, mengenal, mengetahui tentang
“pelayanan yang memimpin kepada kematian terukir pada loh-loh batu”.
Pada zaman Musa, Tuhan Allah menyertainya dengan kemuliaan Allah. Tetapi
di dalam Kristus kemulian Allah seutuhnya menyertai pelayanan Roh, dan
pelayanan Roh memimpin kepada pembenaran.
Ayat 10 – 13 fase yang tidak pudar disertai kemuliaan Kristus
Pembaruan ke-empat : sebelum Kristus dan penginjilan, Umat Allah hanya
ada pada bangsa Israel, dan Musa adalah Nabi besar yang Tuhan pakai secara
luar biasa untuk menunjukkan kemahakuasaan Tuhan di dalam dunia. Musa
pernah mendapatkan cahaya kemuliaan Tuhan yang masih mengitari wilayah
pundak dan kepala ke atas pada tubuh fisik manusia Musa, cahaya itu lama
kelamaan memudar, pada ayat (13b) “hilangnya cahaya yang sementara itu”.
karena itu Rasul Paulus memberikan suatu uraian terbuka tentang periode
pembaruan sebagai periode baru : “yang pudar disertai kemuliaan” sebagai
periode Musa, maka akan tiba periode “betapa lebihnya lagi yang tidak pudar
disertai kemuliaan” sebagai periode Kristus dan kemuliaan penginjilan di
dalam Kristus.
Ayat 14 – 6 Kristus Menyingkapkan selubung Perjanjian Lama
Pembaruan kelima : Kristus menyingkapkan selubung Perjanjian Lama. Kata
“kalluma” artinya selubung, untuk menjelaskan kondisi tidak terbuka, masih
tertutup, sedangkan kata “anakalupto” artinya menyingkapkan selubung, yang
pada ayat (14) menggunakan kata “anakaluptomenon” menyingkapkan
sendiri dengan muka, membuka dirinya sendiri, terbuka dari selubung. Ini
menandakan tentang periode baru yang segera dimasuki adalah periode
“anakalupto”, manusia dan siapa saja mengenal “Dia yang menyingkapkan
diri-Nya”, meskipun pada periode “anakalupto: saat ini masih saja pihak yang
membaca kita Musa “selubung” masih menutupi mereka. Kuasa untuk
menyingkapkan “hanya oleh Kristus (ay 14b)

22
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 17 – 18 Tuhan adalah Roh, yang mengubah kita menjadi serupa dengan
gambar-Nya
Pembaruan ke-enam : pembaruan akan mendatangkan kemerdekaan,
pembebasan. Hal ini tercapai karena karunia iman untuk mengakui bahwa
Allah adalah Roh. Hanya Dialah yang memerdekakan, membebaskan.
Kemerdekaan yang sesungguhnya yang sudah dikerjakan oleh Allah adalah
Roh, yaitu “diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya”. Karya untuk
menjadi serupa dengan gambar Allah yang adalah Roh, hanya dikerjakan,
dikaruniakan oleh Allah pencipta. Allah adalah Roh.

PENERAPAN
Enam aspek pembaruan yang diuraikan di atas menjadi dasar untuk
menemukan kualitas pemberian diri kita dalam kualitas pembaruan yang
sudah Allah kerjakan, bahwa hari ini, setiap pribadi orang percaya adalah :
(1) Surat Kristus
(2) Pelayan dari Perjanjian Baru
(3) Pelayanan Roh dan pelayanan yang memimpin kepada pembenaran
(4) Kemuliaan Kristus pada yang pudar dahulu tanpa Kristus, sekarang
memiliki kemuliaan Kristus
(5) Hidup dalam periode selubung perjanjian lama yang sudah disingkapkan
(6) Mengaku dan Percaya Allah adalah Roh menjadikan manusia mencapai
se-gambar dengan Allah adalah Roh.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV

23
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 29 JANUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : IBRANI 9: 11-28
TEMA : KRISTUS IMAM BESAR PENGANTARA
DARI PERJANJIAN YANG BARU

LATAR BELAKANG
Konsep Imam Dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru
Kita sudah memasuki minggu ke-4, minggu akhir dari triwulan pertama, hari
ke 29, bulan Januari 2023 fokus triwulan pertama “pembaruan” Allah dan
manusia. Perjanjian lama sampai perjanjian baru, kedudukan seorang imam
lebih bersifat manusiawi. Untuk memimpin Israel sebagai suatu bangsa dalam
melakukan penyembahan yang benar kepada Allah, maka Allah menghendaki
adanya seorang imam. Allah memerintahkan Musa memanggil Harun beserta
anak-anaknya untuk memegang jabatan imam bagi Allah. (bdk.Keluaran 28:1).
Harun dan anak-anak-Nya, yakni Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar.”
Pemilihan Allah atas Harun dan anak-anaknya dalam melakukan tugas
peribadahan, tentunya agar pelaksanaan lebih teratur, terarah dan berkenan
kepada Allah. Tugas yang dijalankan Harun dan anak-anaknya sebagai imam
dibantu oleh orang-orang dari suku Lewi lainnya. Tujuh tugas imam dalam
Alkitab Perjanjian Lama antara lain:
Pertama, Mempersembahkan korban-korban dari umat kepada Tuhan
(bdk.Imamat: 1-4).
Kedua, Melakukan ritual ibadah di ruang kudus bait suci setiap hari.
Ketiga, Mengadakan Pendamaian bagi orang berdosa (bdk.Imamat 5).
Keempat, Menyampaikan doa berkat bagi umat (bdk. Bilangan: 6 :22-27,
2 Korintus 13 :13).
Kelima, Mengajar umat dengan firman Tuhan/hukum taurat (bdk. 2 Tawarikh
17:7-7; 19:4).
Keenam, Menentukan sesorang menjadi Najis atau Tahir (bdk.Imamat 12:15).
Ketujuh, Menentukan hewan korban penghapus dosa layak atau tidak
(bdk.Imamat 22:17-25).
Tetapi di sisi lain merupakan ketetapan Allah untuk dilakukan umat Israel
secara turun temurun disepanjang sejarah bangsa israel. Makna imam dalam

24
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Perjanjian Baru lebih menggambarkan tentang sosok manusia yang ilahi yaitu
Kristus. Kata yang dipakai untuk imam dalam perjanjian baru adalah ‘hierus’,
yang berarti “ia yang perkasa”, dan kemudian berarti, “seorang yang sakral,”
seorang yang mempersembahkan diri kepada Tuhan. Pengertian kata imam
dalam perjanjian baru memperjelas jati diri dari imam yaitu seorang yang
mempunyai kekuatan dan kuasa serta memiliki kesucian hidup. Kesemuanya
itu sebagai syarat menuju tugas sebagai pengantara umat dengan Tuhan Allah
sebagai yang mengutus ke dalam dunia untuk membebaskan manusia dari
dosa melalui darah-Nya.

PENJELASAN TEKS
Ayat 11-14: Kristus sebagai Imam Besar
Pada ayat 11 “ Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar untuk hal-hal
yang baik yang akan datang: ia telah melintas kemah yang lebih besar dan
yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia”, Allah sendiri
telah menentukan bahwa keimamatan Yesus Kristus menurut Melkisedek
(bdk.Ibrani 7:1). Isi nubuatan dikutip oleh penulis Ibrani dengan mengatakan
bahwa karena Yesus Kristus berasal dari suku Yehuda, maka ditetapkan
seorang imam lain menurut cara Melkisedek (Ibr. 7:14-15). Tentunya
penetapan Yesus Kristus sebagai Imam Besar menurut cara Melkisedek memiliki
alasan dan latar belakang yang kuat. Berdasarkan Mazmur 110:4, seorang raja
keturunan Daud ditetapkan dengan sumpah Allah menjadi imam untuk
selama-lamanya menurut Melkisedek. Latar belakang penetapan ini terdapat
dalam hal penaklukan Yerusalem oleh raja Daud kira-kira tahun 1000 SM.
Berdasarkan hal ini, Daud dan keturunannya menjadi ahli waris atas jabatan
imam raja dari Melkisedek, karena Melkisedek adalah raja Salem dan
sekaligus seorang Imam Allah Yang Mahatinggi (Kej. 14:38). Berdasarkan
Kejadian 14:18, Melkisedek tampil dan menghilang tiba-tiba tanpa keterangan
tentang kelahirannya atau kematiannya. Asal nenek moyangnya atau
keturunannya dalam suatu cara menjelaskan bahwa kedudukannya lebih tinggi
dari Abram. Juga tidak disebut-sebut dari keimamatan keturunan Harun
sebagai keturunan Abram. Maka dengan itu ditetapkan bahwa keimamatan
Kristus lebih tinggi dari keimamatan suku Lewi.
Ayat 15-22: Kristus sebagai Pengantara Perjanjian
Pada ayat 15; tertulis “Karena itu ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian
yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian

25
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

kekal yang dijanjikan, sebab ia telah mati untuk menebus pelanggaran-


pelanggaran yang telah dilakukan selama Perjanjian yang pertama”. Sebagai
Imam Besar, Yesus Kristus bertindak sebagai Perantara antara manusia dengan
Allah. Fungsi ini hanya dapat dikerjakan oleh Yesus Kristus karena sifat
kekekalan yang dimiliki-Nya (Ibr. 7:24). Dalam Ibrani 7:24-28 terlihat jelas
kelayakan keimamatan Yesus Kristus berdasarkan segala sifat yang ada pada
diri-Nya. Dikatakan bahwa Ia hidup senantiasa, yang saleh, tanpa salah,
tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari
pada tingkat-tingkat sorga. Semua sifat tersebut tidak dimiliki imam besar dari
keturunan Lewi. Oleh karena itu, dalam penjelasan Ibrani 7 menunjukkan
bahwa Yesus Kristus layak bertindak sebagai pengantara perjanjian sebagai
Imam Besar. Tentunya seorang Imam Besar yang melebihi segala imam besar
lainnya. Ibrani 7 dengan jelas melaporkan berbagai kriteria dan ciri-ciri dari
Yesus Kristus yang melayakkan diri-Nya menjabat sebagai Pengantara
Perjanjian Imam Besar Agung. Pembuktian Yesus Kristus sebagai Imam Besar
menurut Ibrani 7:24-28. Data Alkitab yang memberikan bukti bahwa Yesus
Kristus adalah seorang Imam Besar terlebih dahulu dijelaskan dalam perjanjian
lama. Seperti telah disebutkan, Mazmur 110:4 dan Zakharia 6:13 merupakan
acuan yang jelas tentang keimamatan Yesus Kristus.
Ayat 23-28: Kristus Pengenapan Janji Keselamatan
Pada ayat 23 berkata “ Jadi segala sesuatu yang melambangkan apa yang ada
di sorga haruslah dilahirkan secara demikian, tetapi benda-benda sorgawi
sendiri oleh persembahan-persembahan yang lebih baik dari pada itu”. Ayat
24” Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan
manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi
ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan
kita”. Dalam perjanjian baru hanya ada satu kitab saja yang menyebutkan
Yesus Kristus sebagai Imam Besar, yaitu surat Ibrani 9:11. Sebelum membahas
lebih dalam tentang keimamatan Yesus Kristus dalam surat Ibrani, perlu
mengetahui tentang keimamatan kekal dari Yesus Kristus. Salah satu masalah
yang timbul ialah pertanyaan kapan waktunya Kristus menerima jabatan-Nya
sebagai Imam Besar. Barangkali kecenderungan yang paling umum adalah
menerima pemikiran bahwa pekerjaan Kristus sebagai Imam Besar dimulai
dengan Salib dan pemuliaan yang mengikuti kebangkitan-Nya. Hal tersebut
ditegaskan pula oleh Brill, bahwa pekerjaan Yesus Kristus sebagai Imam Besar
telah dimulai pada waktu Ia menyerahkan diri-Nya di kayu salib dengan

26
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

korban darah-Nya karena dosa manusia. Namun Walvoord menjelaskan


bahwa Yesus Kristus memulai pekerjaan-Nya sebagai Imam Besar ketika Ia
dilantik menjadi Imam oleh baptisan Yohanes atau pada saat inkarnasi itu
sendiri. Mengacu pada penjelasan Mazmur 110:4 yang dikutip surat Ibrani
7:20-21 menunjukkan bahwa Kristus adalah seorang Imam pada saat Mazmur
itu ditulis seribu tahun sebelum kelahiran Kristus. Bahkan walaupun inkarnasi-
Nya dan peristiwa-peristiwa berikutnya penting untuk melaksanakan
keimamatan ini. Hal ini berarti keimamatan Yesus Kristus telah ditetapkan jauh
sebelum kelahiran-Nya, sehingga pada saat itu Kristus memang seorang imam.
Tetapi jabatan keimamatan Kristus secara sah belum berlaku pada waktu itu.
Pelaksanaan tugas sebagai seorang Imam Besar terjadi pada saat Ia
mengorbankan diri-Nya di kayu Salib.

PENERAPAN
Karya Keselamatan Yesus Kristus adalah Sempurna. Keberadaan Yesus Kristus
yang bersifat kekal menyebabkan keimamatan-Nya juga kekal adanya. Dengan
demikian berdampak pada tindakan penyelamatan yang dilakukan oleh Yesus
Kristus. Terlihat jelas dalam surat Ibrani 7:25, “Karena itu, Ia sanggup juga
menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada
Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka.” Yesus
Kristus sanggup untuk menyelamatkan karena Ia memiliki kuasa untuk
melakukannya. Kesanggupan Yesus Kristus tersebut dijelaskan dengan
pemakaian kata ‘dunatai’ dari kata dasar ‘dunamai’, yang berarti mampu,
sanggup, kekuatan dan kuasa. Jadi sebagai Imam Besar, Yesus Kristus berkuasa
untuk melakukan tindakan yang menyelamatkan manusia.
Imamat baru dalam Perjanjian Baru diperlihatkan dengan jelas melalui ayat-ayat
berikut. Dalam 1 Petrus 2:5, 9 disebutkan bahwa orang-orang percaya adalah: “
... batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat
kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus
Kristus berkenan kepada Allah. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat
yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.” Dalam kitab Wahyu
1:6 juga disebutkan: “yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi
imam- imam bagi Allah, Bapa-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai
selama-lamanya.
GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

27
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

IBADAH KELUARGA
KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB (PA)

Bagilah kelompok Penelahan Alkitab ke dalam 3 Kelompok


Perhatian : Anak-Anak Kelas Anak Kecil dan Tanggung dibuat kelompok
tersendiri, mereka akan menyanyikan 2 lagu yang isinya berkaitan dengan
Penebusan (Misalnya : Penebusku di Salib) ; atau Yesus Imam Besar. Lagu
pertama dinyanyikan diisi saat kelompok satu sudah menyampaikan hasil
penelahan ; dan lagu kedua dinyanyikan saat kelompok ke-3 menyampaikan
hasil penelahan …
Kelompok (1) : Gambarkanlah apa saja Tugas Imam Besar dari ayat (11, 12, 13
dan 14) silahkan dibuat perbandingan dengan teks parallel dari PL
Kelompok (2) : jelaskanlah makna dari beberapa kata dalam ayat (15),
misalnya :
Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru ;
Terpanggil menerima bagiang kekal yang dijanjikan ;
Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan
selama perjanjian lama
Kelompok (3) :
Apa arti perjanjian yang lama
Apa arti perjanjian yang baru

28
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

SELASA, 31 JANUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN - HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 2 TESALONIKA 3: 1-15
TEMA : BERDOA DAN BEKERJA

LATAR BELAKANG
Kita sudah ada pada hari ke-31 dari bulan Januari 2023, sebagai hari, tanggal
dan bulan terakhir, memasuki kunci bulan Januari, dan fokus layanan pada
“pembaruan” Allah kepada manusia” sebagaimana tersedia pada teks bacaan
2 Tesalonika 3:1-15.
Ungkapan Bahasa latin “Ora et Labora” di terjemahkan ke dalam Bahasa
Indonesia “Berdoa dan Bekerja”. Ungkapan Latin ini hingga kini di gunakan
dalam Gereja Kristen dan atau Orang Kristen sebagai motto saat bekerja
maupun berjuang dalam menjalani kehidupan agar senantiasa di berkati
Tuhan. Acapkali dalam praktekhidup orang Kristen, ada yang hanya berdoa
melulu saja tanpa mau bekerja keras. Sebaliknya, ada orang yang suka bekerja
keras dan menganggap doa kurang penting maka ungkapan “Ora et Labora”,
“Berdoa dan Bekerja” telah memberi makna yang jelas bahwa orang Kristen di
nasihati agar tidak hanya setia berdoa keras tetapi juga harus bekerja keras. Ini
panggilan Allah bagi Orang Kristen untuk senantiasa Berdoa dan Bekerja.
Khotbah Kunci Bulan Januari ini dari Kitab 2 Tesalonika 3: 1-15 dengan tema:
Berdoa dan Bekerja”, akan menjadi bahan renungan bagi jemaat dan unsur-
unsur jemaat GKI Di Tanah Papua.

PENJELASAN TEKS
Untuk menelaah teks bacaan ini, saya membaginya dalam beberapa bagian
sebagai berikut :
Ayat 1 – 2 : Berbicara tentang pentingnya doa dalam menghadapi kesulitan.
Rasul Paulus dengan rendah hati meminta kepada saudara-saudara seiman,
yakni Jemaat di Tesalonika untuk setia berdoa agar Firman TUHAN (Injil
Kristus) yang diberitakan memperoleh kemajuan dan dimuliakan oleh orang
banyak. Selain itu, supaya Rasul Paulus dan rasul-rasul lainnya terlepas dari
gangguan para pengacau dan orang-orang jahat yang ingin mengacaukan
pekerjaan pemberitaan Firman Tuhan. Hal ini karena tidak semua orang
beroleh iman kepada Tuhan.
Ayat 3 – 4 : Berbicara tentang Kepercayaan Rasul Paulus terhadap Jemaat di
Tesalonika. Rasul Paulus dan rasul-rasul lainnya mengatakan kepada mereka
yang mengalami penderitaan bahwa TUHAN adalah Setia, Ia akan

29
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

memelihara dan menguatkan hati jemaat dari setiap orang yang menindas dan
berbuat jahat. Disamping itu, Rasul Paulus percaya dalam nama Tuhan bahwa
segala ajaran dan nasihat yang terkait dengan Firman TUHAN sudah ia
sampaikan kepada mereka. Jemaat Tesalonika akan melakukannya dan
mempraktekkan ajaran Firman TUHAN itu dengan baik untuk Kemuliaan
Nama TUHAN selamanya.
Ayat 5 – 6 : Doa dan harapan Rasul Paulus agar TUHAN Kirannya tetap
menunjukkan hati jemaat Tesalonika kepada kasih Allah dan kepada
Ketabahan Kristus. Dia mendoakan agar mereka tetap setia, tabah dan teguh
dalam iman Kepada Yesus Kristus. Pada bagian ini, Rasul Paulus dan rasul-rasul
lainnya berpesan kepada Jemaat Tesalonika untuk menjauhkan diri dari setiap
orang yang tidak melakukan pekerjaannya dan tidak meneladani hidup Rasul
Paulus atau menuruti ajaran yang telah mereka terima dari para rasul.
Ayat 7 – 9 : Rasul Paulus secara langsung dan tersirat menyatakan bahwa
hendaknya jemaat Tesalonika memahami segala sesuatu tentang
keteladanannya dan rasul-rasul lainnya. Sebab Rasul Paulus dan para rasul
tidak lalai bekerja di Antara mereka. Hal itu dibuktikan oleh Rasul Paulus dan
rasul-rasul lainnya dengan bekerja keras untuk mencukupi kebutuhannya dan
tidak menjadi beban bagi jemaat. Bahkan, Rasul Paulus sempat mengingatkan
bahwa dirinya dan para rasul yang melayani di Tesalonika waktu itu,
sebenarnya mempunyai hak mendapat imbalan atas pelayanan mereka. Tetapi
itu tidak mereka tuntut, sebab Rasul Paulus dan para rasul lainnya hanya ingin
menjadikan diri mereka sebagai teladan bagi orang-orang percaya di Jemaat
Tesalonika.
Ayat 10 – 11 : Rasul Paulus menasihati jemaat Tesalonika bahwa jika seseorang
tidak mau bekerja, janganlah Ia makan. Rasul Paulus mengatakan hal itu
karena, Ia dan para rasul mendengar bahwa ada diAntara jemaat Tesalonika
yang tidak tertib hidupnya dan tidak mau bekerja hanya berpangku tangan
serta sibuk dengan segala sesuatu yang tidak bermanfaat.
Ayat 12 – 13 : Nasihat Rasul Paulus dan para rasul lainnya agar jangan jemu-
jemu (bosan) berbuat apa yang baik. Seperti seorang bapa menasihati anak-
anaknya, maka demikian pula Rasul Paulus menasihati dan mengingatkan
orang-orang malas yang tidak mau Bekerja, supaya mereka tetap tenang
melakukan pekerjaannya. Dan dengan itu, mereka makan makanannya
sendiri. Rasul Paulus kembali memesan kepada Jemaat Tesalonika sebagai
saudara-saudara seiman agar hendaknya mereka semua tidak jemu-jemu
berbuat baik kepada semua orang.

30
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 14 – 15 : Pada bagian terakhir teks bacaan ini , sekali lagi Rasul Paulus
dan rasul-rasul lainnya menasihati Jemaat di Tesalonika untuk janganlah
menganggap orang malas dan orang yang tidak mau bekerja itu sebagai
musuh, tetapi tegurlah dia sebagai saudara seiman. Lebih jauh Paulus tegaskan,
bahwa apabila ada orang yang tidak mau mendengar Firman TUHAN yang
tertulis dalam suratnya, maka hendaklah mereka menandai dia dan jangan
bergaul dengan dia. Dengan begitu orang tersebut malu. Namun, janganlah
anggap dia sebagai musuh sebaliknya tegurlah dia sebagai saudara seiman
dalam nama Yesus Kristus TUHAN kita.

PENERAPAN
Pelajaran rohani yang kita “petik” dari bacaan Firman TUHAN dalam kitab
2Tesalonika 3:1-15 sebagai berikut :
1) Rasul Paulus dan para rasul lainnya telah memberi didikan, ajaran dan
beberapa nasihat praktis yang penting bagi Jemaat Tesalonika dimasa
lampau dan kita orang-orang percaya dimasa kini, bahwa kita semua
harus setia berdoa bagi para hamba TUHAN, supaya Firman TUHAN
beroleh kemajuan dan dimuliakan oleh segala suku bangsa sampai keujung
bumi. Karena Firman TUHAN adalah satu-satunya sumber bagi manusia
untuk mengenal Allah dan merupakan otoritas tertinggi untuk mengatur
tingkah laku (moral dan etika) bagi orang-orang percaya (Kristen).
2) Tuhan itu setia. Ia senantiasa memegang dan menepati janjiNya, akan
menguatkan hati kita dan memelihara semua orang yang setia berdoa dan
bekerja keras. Ia akan tetap menujukan hati kita kepada Kasih Allah dan
ketabahan hati kristus.
3) Kita belajar untuk mengikuti teladan para hamba TUHAN, terutama
teladan Yesus Kristus Juruselamat kita. Kita pun mendengar nasihat Paulus
supaya jangan jemu-jemu untuk berbuat baik. Demikian pula jika ada
sesama orang percaya yang lemah imannya (lalai, malas, dst), kita diminta
supaya jangan menganggapnya sebagai musuh yang harus dijauhi atau
dihindari, melainkan tegurlah dia dengan baik sebagai saudara seiman
didalam kasih Yesus Kristus TUHAN kita, agar dia dimenangkan dan nama
TUHAN dimuliakan.
Berdoa dan bekerja keras adalah panggilan hidup orang percaya (Kristen).
Maka dalam Disiplin hidup orang percaya, Berdoa dan Bekerja Keras
merupakan totalitas yang saling mengait satu dengan yang lain dan tidak
terpisahkan. Jadi, orang percaya diminta untuk tidak hanya berdoa keras,
tetapi juga harus bekerja keras. (bnd. Yohanes 5:17; Amsal 18:9).

31
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Fokus Pembaruan GKI Pada Pelayanan


Triwulan Pertama Januari-Februari-Maret 2023
“Pembaruan Tuhan Kepada Manusia”

BULAN KE-2 : FEBRUARI 2023


MINGGU, 05 FEBRUARI 2023
KELENDER GEREJAWI : MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 9:1-29
TEMA : “ORANG PERCAYA ANAK-ANAK PERJANJIAN
DI DALAM KRISTUS”

LATAR BELAKANG
Minggu 5 Februari merupakan minggu pertama dalam bulan Februari, dan
minggu ke-6 dalam tahun 2023, hari ke-36 bulan kedua dalam triwulan pertama
dengan acuan fokus pelayanan dalam triwulan ini adalah “Pembaruan TUHAN
kepada Manusia”. Fokus triwulan satu ini didasarkan pada firman Tuhan yang
diambil dari Surat Paulus kepada Jemat Roma, Roma 9:1-29.
Teks Roma 9:1-29 direfleksikan dengan sejarah penginjilan 168 tahun
perjumpaan Yesus Kristus dengan bangsa dan negeri Papua, dapat tergambar
mirip dengan situasi dan kondisi ayat (15) "Aku akan menaruh belas kasihan
kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati
kepada siapa Aku mau bermurah hati.", artinya tanggal 5 Februari 1855 hati
Tuhan bagi Papua adalah “hari belas kasih dan kemurahan Allah bagi negeri
dan bangsa Papua”. Yang sebenarnya, bila dibuat refleksi atas ayat (22) “Jadi,
kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah
menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang
telah disiapkan untuk kebinasaan” – hanya “kesabaran Tuhan” atau dalam
masa kesabaran Tuhan, Negeri dan bangsa Papua sebenarnya berhadap
dengan “murka Tuhan yang membinasakan” atau Papua “mungkin tidak lagi
berjumpa dengan Injil Tuhan Yesus Kristus”, tetapi, justru pada masa
kesabaran Tuhan, negeri dan bangsa Papua “Tuhan memilih dan terpilih”, teks
ayat (23-24) “justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-
benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan, yaitu
kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi
juga dari antara bangsa-bangsa lain,…”. Maka perubahan Papua ke dalam Injil
bukan karena permohonan Papua, tetapi karena “panggilan Tuhan, pilihan

32
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Tuhan” untuk menjadi “benda-benda belas kasihan Allah”. Inilah dasar utama
“pembaruan Tuhan kepada manusia Papua dan negeri mereka”, bahwa Papua
sudah menjadi bangsa yang disiapkan Tuhan untuk menyinarkan kemuliaan
Tuhan bagi bangsa-bangsa, yaitu melalui Injil Tuhan Yesus Kristus.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 – 5 Mengatakan Kebenaran Tentang Jati diri Paulus
Pada bagian ini untuk satu hal, yaitu tentang “saudara-saudara, kaum sebangsa
secara jasmani” (ay 3) kata jasmani (sarka) dari kata “sarks” artinya daging,
tubuh, manusia, jasmani, ukuran manusia, bangsa. Paulus gunakan untuk
menyebut “kondisi masa lalu dia yang saat ini riil ada dan sedang dijalani,
dihidupi oleh saudara-saudara, kaum sebangsanya, ia menyebut demikian dari
kondisi masa depan Paulus ketika Paulus sudah hidup di dalam Tuhan Yesus
Kristus. Bagaimana tuntutan jati diri kultural dalam dirinya berperang. Rasul
mengutarakan “ikatan jati diri bangsa dan dirinya” dengan menggunakan 3
(tiga) kata yang memiliki makna sama untuk menguatkan pernyataan rasul
Paulus, pertama kata “kebenaran” (Aletheian, aletheia), kedua, kata “tidak
berdusta” (ou pseudomai) dan ketiga “suara hati” atau “hati nurani”
(suneideseos) atau berbicara dalam keadaan sadar. Kata “aletheian” atau
kebenaran memiliki kasus akusatif sehingga baik kata kebenaran, tidak berdusta
dan suara hati atau kesadaran mengatakan tentang yang benar konteksnya
adalah Rasul Paulus dengan sungguh-sungguh sadar mengatakan tentang
keadaan dan situasi kejiwaan dan mentalitas dirinya. Tentang saudara-saudara,
kaum sebangsa secara jasmani. Kebenaran yang Paulus bicarakan adalah
“kebenaran dalam Kristus” (alethian en Christo) dan “suara hati yang bersaksi
adalah suara hati dalam Roh Kudus” (“suneideseos en pneumati hagio”
Ayat 6 – 9 Anak-Anak Allah, Anak-anak Perjanjian, keturunan yang benar
Teks bagian ini menegaskan satu status dalam 3 kata diurai secara simbolik,
yaitu pertama status “anak-anak Allah” (tekna Theou), kedua, status “anak-
anak perjanjian” (tekna epanggelias) dan ketiga, status keturunan yang benar
(sperma = benih, keturunan), ketiga status dimaksud dikaitkan dengan 2 (dua)
pernyataan berikut : (1) “sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel
adalah orang Israel (ay 6) ; tidak semua yang terhitung keturunan Abraham
adalah anak Abraham (ay 7)”. Sehingga dari janji Firman, penjanjian tentang
anak perjanjian digenapi (ay 9), dari sinilah lahir Anak-Anak Allah, Anak-Anak
Perjanjian dan keturunan yang benar, yaitu yang berasal dari Roh dan Firman
atau yang keluar datang dari Allah.

33
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 10 – 18 Belas Kasih dan Kemurahan Hati Allah


Teks bagian ini bagi kita Rasul Paulus menguraikan tentang 5 prinsip belas
kasih dan kemurahan Allah, yaitu :
(1) Belas kasih dan kemurahan Allah yang pertama : Rencana Allah (prothesis
Theou) ; pemilihan Allah (eklogen Theou) dan panggilan Tuhan
(kalountos Theou) (ay 11)
(2) Belas kasih dan kemurahan Allah yang kedua : Allah adil adalah Allah
Yang Mustahil (ay 14)
(3) Belas kasih dan kemurahan Allah yang ketiga : Allah menaruh belas
kasihan (eleeso Theou) kepada siapa saja Allah menaruh belas kasih (eleo)
(ay 15)
(4) Belas kasih dan kemurahan Allah yang ke-empat : Allah menaruh
kemurahan (oiktireso) kepada siapa saja yang memperoleh kemurahan
(oiktiro) (ay 15)
(5) Allah menegarkan hati siapa yang dikehendakinya (sklerunei =
mengeraskan) (ay 18)
Ayat 19 – 29 Allah Yang Maha kuasa, Allah Yang Sabar dan Allah yang penuh
Belas Kasih
(1) Allah Yang Mahakuasa : Allah yang membentuk Manusia (ay 19-21)
(2) Allah Yang Sabar dan penuh Belas Kasih 22-29) --Allah Mengangkat
bangsa Israel adalah Allah Yang sama Mengangkat Bangsa-Bangsa (ay 22-
Benda-benda kemurkaan (skeun orges) Allah untuk kebinasaan (apoleian)
(ay 22) -- Untuk satu hal “kebinasaan” (apoleian) dari benda-benda
kemurkaan (skeun orges) kebesaran Allah ditampakkan melalui 3 (tiga
aspek), yaitu (1) Allah yang “murka” (orgen Theou) ; (2) Allah yang
menyatakan “kuasa Allah” (dunaton Theou) dan (3) Allah yang
menunjukkan “kesabaran Allah” (makrothumia Theou) -- Benda-benda
Belas Kasih (skeun eleous) Menyatakan (gnorizo=memberitahu, tahu)
kekayaan kemuliaan (doksen) Allah (ay 23-24)
Ayat 23 dan 24 menerangkan tentang “alasan mengapa Allah menaruh
kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya?” (ay 22),
terjawab pada ayat 23-24, mestinya bangsa Yahudi dihukum dan bangsa-
bangsa lain dihukum, mereka inilah benda-benda kemurkaan itu, tetapi
sebaliknya, “Allah menaruh kesabaran yang besar” (makrothumia Theou),
terhadap benda-benda kemurkaan itu, supaya pada masa kesabaran Allah

34
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

tercapai maksud Allah, yaitu “terpanggil dari antara orang Yahudi dan
terpanggil dari bangsa-bangsa lain (ay 24) didalam dan oleh Tuhan. Dan oleh
Tuhan mereka dijadikan sebagai “benda-benda belas kasih” (skeun eleous)
Allah, untuk “menyatakan” (gnorizo=memberitahu) kekayaan kemuliaan
(doksen) Allah. Allah yang ada dipihak mereka, Allah yang menjadi pembela
yang adil, Allah yang membenarkan mereka, Rasul Paulus kisahkan secara
terbuka dengan beberapa pernyataan yang menunjukkan Allah sudah
meneggakkan mereka yang terpilih dan terpanggil dalam masa kesabaran
Allah, yaitu :
1. Bukan umat-Ku, Ku-sebut umat-Ku (ay 25)
2. Yang bukan kekasih – Kekasih (ay 25)
3. Kamu bukan umat-Ku akan dikatakan mereka Anak-Anak Allah yang hidup
(ay 26)
4. Sisa Israel akan diselamatkan (ay 27)

PENERAPAN
Negeri dan bangsa Papua sudah menjadi “benda-benda kemuliaan Allah”
didalam dunia, khususnya di tanah dan negeri Papua. Itu adalah hadiah dari
kasih karunia Allah. Tuhan sendiri yang mencari dan menemukan Bangsa
Papua, Tuhan sendiri yang pilih untuk menjadi “bangsa pilihan Tuhan”. Pada
momentum 169 tahun Pekabaran Injil di negeri Papua, mari kita yang berada
di negeri Papua atau mari kita sebagai bangsa Papua, menyatakan
berkomitmen iman, merespon panggilan dan pilihan Tuhan untuk terus
kobarkan semangat pemberitaan Injil dalam kehidupan pribadi, keluarga,
gereja dan publik Papua dan dunia.
Hanya Tuhan yang mengubah masa-masa dan waktu dan peradaban hidup
manusia ke dalam sejarah dan peradaban yang sejalan dengan Tuhan.
Demikianlah kuasa-Nya yang hebat “yang bukan umat-Ku, Ku sebut Umat-Ku
(ay 25) ; yang bukan kekasih, Kekasih dan yang bukan umat-Ku dikatakan
“mereka Anak-Anak Allah yang hidup”, demikianlah Papua dan negerinya
dalam genggaman “Kasih Allah yang kuat”.

KELOMPOK DISKUSI IBADAH KELUARGA


Buatlah dua kelompok, dan diskusikanlah dua bagian berikut :
Kelompok (1) : Siapakah Israel menurut (ayat 4-5)?
Kelompok (2) : siapakah anak-anak perjanjian menurut ayat (6-8)?

35
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 12 FEBRUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : I KORINTUS 11: 17-34
TEMA : ”KEKUDUSAN PERJAMUAN MALAM”

LATAR BELAKANG
Kita sudah berada pada bulan Februari minggu ke-2, mencapai hari ke-43 dan
minggu ke-7 dalam tahun 2023, fokus pelayanan pada triwulan pertama
“pembaruan” terkait dengan pembaruan Tuhan kepada manusia yang akan
menuntun kita melalui teks I Korintus 11:17-34.
Ada sebuah cerita rakyat mengenai Sup Batu : Cerita ini berkisah tentang
beberapa orang penjelajah asing yang kelaparan dan membujuk masyarakat
sebuah kota untuk berbagi sejumlah kecil makanan mereka dalam rangka
membuat sebuah hidangan yang dapat dinikmati setiap orang. Peristiwa ini
terjadi ketika beberapa orang penjelajah datang ke sebuah desa, hanya
membawa sebuah tungku masak kosong. Saat mereka datang, para penduduk
desa tak berniat untuk berbagi makanan apapun kepada para penjelajah yang
kelaparan tersebut. Kemudian, para penjelajah pergi ke sungai dan mengisi
tungku tersebut dengan air, memasukkan sebuah batu besar ke dalamnya, dan
menempatkannya ke sebuah perapian. Salah satu penduduk desa menjadi
penasaran dan bertanya soal apa yang mereka lakukan. Para penjelajah
tersebut menjawab bahwa mereka sedang membuat "sup batu", yang rasanya
menakjubkan dan akan mereka bagi dengan para penduduk desa, meskipun
masih membutuhkan sejumlah kecil hiasan, yang tak mereka memiliki, untuk
menambah rasa.
Penduduk desa tersebut, yang berniat menikmati sup yang dibagi tersebut,
tanpa berpikir panjang membawa beberapa wortel yang ditambahkan ke sup
tersebut. Penduduk desa lainnya menghampiri, penasaran dengan tungku
tersebut, dan para penjelajah kembali berkata soal sup batu mereka yang
belum benar-benar selesai. Penduduk desa tersebut membawa sejumlah
kecil bumbu. Para penduduk desa lainnya menghampiri dan masing-masing
menambahkan bahan lainnya. Pada akhirnya, batu tersebut (yang tidak untuk
dimakan) diangkat dari tungku tersebut, dan sepanci sup dinikmati oleh para
penjelajah dan penduduk desa. Meskipun para penjelajah menipu para
penduduk desa untuk berbagi makanan dengan mereka, mereka berhasil
mengubahnya menjadi hidangan lezat yang mereka bagi dengan para

36
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

penyumbang. Kisah Sup Batu ini memberikan pesan moral mengenai nilai
berbagi.
Hal berbagi ini juga merupakan sesuatu penting di dalam sebuah Perjamuan
Kudus. Karena di dalam perjamuan kudus itu sendiri, seseorang diingatkan
tentang bagaimana Kristus yang bersolidaritas dengan manusia, membagi
hidupNya untuk menyelamatkan manusia lewat pengorbananNya yang besar
di atas kayu salib. Yesus membagi kemuliaan-Nya supaya manusia menjadi
mulia. Namun, kita kadang melupakan perbuatan Yesus, sehingga kita menjadi
egois dan hanya memuaskan diri sendiri. Dengan berbagi, ada kebersamaan,
ada persekutuan yang terjalin erat dengan kasih Kristus menjadi pengikatNya.
Sejak semula, perjamuan dalam jemaat Kristen itu juga ditandai dengan
berbagi makanan dan minuman. Namun di jemaat Korintus hal ini sudah
mulai bergeser. Apa yang terjadi dengan jemaat Tuhan di Korintus?

PENJELASAN TEKS
Kejengkelan Paulus (Ayat 17-22)
Perjamuan kasih (Agape) kudus yang bersifat religius itu berubah menjadi
sandiwara humor yang memalukan.
Ayat 17-19 : Paulus menegur dan mengingatkan bahwa pertemuan-pertemuan
dari Jemaat Tuhan di Korintus tidak mendatangkan kebaikan tetapi
mendatangkan keburukan. Masalah-masalah yang menimbulkan perpecahan
dalam jemaat di Korintus saat beribadah antara lain karena kesalahpahaman
tentang perjamuan Tuhan (ay 20-34) dan kekacauan dalam penggunaan
karunia Roh. Semua itu mengecewakan orang-orang yang berkumpul untuk
beribadat. Mengenai “ada perpecahan di antara kamu” sebenarnya lebih tepat
diterjemahkan dengan “berbagai golongan”. Hal ini tampaknya muncul sebab
golongan kaya, bertentangan dengan kebiasaan, dengan rakus melahap
konsumsi mereka yang lebih berlimpah sebelum golongan yang miskin tiba,
sehingga mereka tidak perlu berbagi makanan mereka selaku lambang lahiriah
dari kesatuan tubuh. Paulus mengakui bahwa ada berbagai perbedaan di
antara umat Tuhan di Korintus.. Akan tetapi, apabila perbedaan-perbedaan itu
berkembang menjadi perpecahan karena mengikuti kehendak sendiri-sendiri,
maka itu merusak jemaat. Adanya berbagai golongan ini pada akhirnya
menunjukkan siapakah yang tahan uji atau berfungsi untuk membedakan
mana orang-orang percaya yang sesungguhnya dan bukan.

37
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 20-22 : Orang-orang Korintus memamerkan diri mereka bahwa mereka


sedang berkumpul untuk berbagi roti dan anggur perjamuan Tuhan. Jadi
sesungguhnya mereka itu berkumpul bukan untuk makan Perjamuan Tuhan.
Di jemaat Korintus, makan bersama itu telah menjadi waktu dimana sebagian
orang makan dan minum secara berlebihan sementara sebagian lainnya lapar.
Sejumlah anggota jemaat makan roti dan minum semua anggur tanpa
menunggu anggota lainnya. Bahkan beberapa orang minum anggur terlalu
banyak sehingga mereka mabuk. Kurang ada perbuatan berbagi dan saling
peduli. Dan ini menunjukkan bahwa mereka salah memahami Perjamuan
Tuhan. Karena apa yang dilakukan ini tidak menunjukkan kesatuan dan kasih
yang seharusnya menjadi ciri jemaat tersebut sebagai jemaat Kristen. Paulus
mengkritik perbuatan ini dan kembali mengingatkan jemaat akan tujuan
sesungguhnya dari Perjamuan Kudus. Apakah kamu tidak mempunyai rumah
sendiri untuk makan dan minum? (22) Pertanyaan ini penuh kemarahan dan
dialamatkan kepada orang-orang yang menganggap persekutuan itu hanya
sebagai jamuan makan sosial biasa dan bukan perjamuan kasih yang rohani.
Tinjauan tentang pengajaran yang pernah disampaikan (ayat 23-26)
Rasul Paulus membenarkan tegurannya dengan meninjau makna yang nyata
dan sesungguhnya dari peraturan tersebut dengan merunut balik pengajaran
itu sampai ke Tuhan Yesus sendiri.
Ayat 23: Laporan Paulus tentang apa yang Yesus katakan dan lakukan saat
Perjamuan Paskah terakhir bersama para muridNya ini mirip dengan apa yang
terdapat dalam Injil Lukas 22:19-20. Dengan saling berbagi dalam perjamuan
Tuhan, para pengikut Yesus mengingat bahwa mereka dipersatukan oleh
kematianNya sampai Ia datang kembali. Paulus tidak dapat memuji mereka
sebab perilaku mereka itu tidak selaras dengan yang ia telah terima dari
Tuhan. Dia tidak menjelaskan apakah ia menerima pengajaran mengenai hal
itu langsung dari Tuhan atau dari sumber yang lain.
Ayat 24 : Roti dibagikan terlebih dahulu. Setelah itu baru disajikan anggur,
yang melambangkan kematian yang mengakhiri perjanjian yang lama dan
meresmikan yang baru. Di dalam kata-kata inilah tubuh-Ku, rasul Paulus
sesungguhnya tidak mengajarkan pandangan yang mengatakan bahwa roti
dalam perjamuan kudus sungguh-sungguh menjadi tubuh Kristus. Roti itu jelas
sama sekali tidak menjadi tubuh Tuhan pada saat Dia mengatakan hal itu,
demikian juga cawan itu bukan perjanjian baru secara harfiah (ayat 25).
Sesungguhnya kata inilah memiliki arti “melambangkan”.

38
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 25 : Apakah perjanjian baru ini? Dalam perjanjian yang lama, orang bisa
menghampiri Allah hanya melalui para imam dan sistem persembahan kurban.
Kematian Yesus di kayu salib menandai dimulainya perjanjian baru atau
perjanjian antara Allah dengan manusia. Sekarang semua orang bisa secara
pribadi menghampiri Allah dan berkomunikasi denganNya. Perjanjian baru itu
menyempurnakan dan bukan menggantikan perjanjian lama tetapi
menggenapi segala hal yang dinantikan dalam Perjanjian Lama. Pengulangan
ungkapan “menjadi peringatan akan Aku” dirancang untuk jemaat di Korintus
yang hidup tidak teratur. Mereka perlu diingatkan bahwa yang dipentingkan
di dalam perjamuan kudus tersebut adalah persekutuan dengan Kristus, dan
bukan dengan makanan.
Ayat 26 : Ini menunjukkan alasan mengapa perjamuan kudus itu perlu
diulang-ulang terus. Perjamuan kudus itu sesungguhnya merupakan sebuah
khotbah yang dipraktekkan sebab ketika itu kematian Tuhan diberitakan , dan
ini dilaksanakan sampai Tuhan datang.
Penerapan kepada Jemaat di Korintus (Ayat 27-34)
Paulus sekarang menerapkan ajaran tersebut kepada orang-orang percaya
yang hidup tidak teratur itu di Korintus.
Ayat 27 : Ini bukan dimaksudkan kepada orang yang ikut ambil bagian pada
perjamuan kudus, tetapi lebih pada cara ia ikut ambil bagian dalam perjamuan
kudus. Dan itu berarti tidak menghargai pengorbanan Yesus dan tidak
memahami apa arti dari perjamuan kudus dan membedakannya dengan
jamuan makan biasa.
Ayat 28 : Oleh karena itu setiap orang harus menguji dirinya sendiri atau
mawas diri. Sebelum ikut ambil bagian seseorang harus mempersiapkan diri.
Ayat 29-30 : Adalah alasan mengapa orang harus menguji diri atau mawas diri
atau pengakuan dosa sebelum makan perjamuan kudus, karena jika tidak
melakukan hal tersebut dipercaya bahwa yang bersangkutan mendatangkan
hukuman atas diri sendiri. Bahkan ada yang lemah, sakit bahkan meninggal.
Ayat 31 : Cara untuk mencegahnya adalah dengan menguji diri sendiri dengan
benar.
Ayat 33 : merupakan kata-kata Penutup dari bagian yang diingatkan Paulus ini
yaitu suatu permintaan kepada orang-orang Korintus untuk mengingat tentang

39
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

kesatuan tubuh itu sewaktu mereka merayakan perjamuan kudus. Saat


berkumpul untuk makan, harus saling menunggu.
Ayat 34 : Orang-orang harus datang ke perjamuan dengan rasa rindu akan
persekutuan dengan orang-orang percaya lainnya dan mempersiapkan diri
untuk perjamuan kudus yang diadakan. Diingatkan Paulus, kalau ada orang
yang lapar sebaiknya ia makan dulu di rumahnya terlebih dahulu supaya
datang ke jamuan bersama itu dengan sikap mental yang benar.

PENERAPAN
Kita diingatkan tentang kebiasaan-kebiasaan yang salah/keliru dalam sebuah
perjamuan kudus dari pengalaman umat Tuhan di Korintus. Dan dengan
demikian kita diajak untuk mengerti dan memahami apa sesungguhnya arti
daripada sebuah perjamuan kudus itu sendiri sehingga dalam pengertian dan
sikap yang baik mengikuti perjamuan kudus. Ada beberapa hal :
Perjamuan kudus adalah perjamuan kasih atau perjamuan agape yang
mengingatkan akan hal berbagi. Karena didalam perjamuan kudus kita
memperingati akan kematian Tuhan Yesus, yang telah membagi hidupnya
dengan manusia, yang rela mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.
Oleh karena itu, pengertian akan hal ini menjadi dasar bagi setiap umat Tuhan
dalam sikap mengikuti perjamuan. Orang percaya mengikuti perjamuan
dengan sikap hormat, menghargai pengorbanan Tuhan Yesus dan berbagi
dengan yang lain, menantikan yang lain, “makan bersama-sama” dalam meja
perjamuan kudus.
Kita diingatkan bahwa dalam kehidupan setiap hari, untuk terus membagikan
kasih Allah yang telah kita terima, rasakan dalam hidup (ketika Allah berbagi
hidupNya-cinta-Nya-kasih-Nya-berkat-Nya dengan kita). Kita menjadikan
hidup kita menjadi berkat di tengah-tengah dunia ini lewat setiap tutur kata
dan perbuatan kita.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

40
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 19 FEBRUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA I - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : ZAKHARIA 7:1-14
TEMA : “IBADAH PUASA YANG BAIK”

LATAR BELAKANG
Hari ini 19 Februari. Kita sudah mencapai hari ke-50. Minggu ke-8 dalam
tahun 2023, pada saat yang bersamaan, kita sudah memasuki minggu-minggu
kesengsaraan Tuhan Yesus Kristus, yaitu minggu sengsara yang pertama, fokus
pelayanan pada triwulan ketiga adalah pembaruan Tuhan kepada manusia,
dengan landasan firman Tuhan dari Zakharia 7 : 1 -14.
Nabi Zakaria hidup se-zaman Hagai, Latar belakang politik, ekonomi dan
agama dalam kehidupan kedua Nabi ini sama adanya, seperti yang terlihat
berita Zakaria yang pertama, diberikan antara pidato-pidato Hagai yang
kedua dan yang ketiga, Nama Zakaria berarti Tuhan mengingat, Nabi
bernubuat pada zaman raja Darius Histaspis. Ketika Raja Persia, Koresy
mengeluarkan keputusan (sekitar tahun 538 SM ) kepada orang Yehuda untuk
kembali ke Yeruselam dan membangun Bait Allah, namun pekerjaan itu
berhenti, tahun 520 SM, Zakaria bergabung dengan Nabi Hagai dan
mendesak rakyat untuk membangun kembali Bait Allah. Karena Bait Allah
menjadi pusat ibadah dan sekaligus lambang berkat Allah yang diperbarui
untuk umat Allah yang dipulihkan. Dan mereka menyelesaikan pada tahun
516 SM , tahun ke-enam dari pemerintahan Darius. Hal ini jelas dalam teks
pembacaan kita Zakaria 7:1-14.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-3. Bagian ini dimulai dengan penjelasan bahwa Firman Tuhan datang
kepada Zakaria, tepat pada tahun ke-empat zaman raja Darius. Tahun ke-
empat sekitar tahun 518 SM, bulan kesembilan, kislew, yang dalam
penanggalan kalender sekarang, pertengahan November sampai pertengahan
Desember. Dalam ayat 2 ada delegasi yang diutus oleh orang Betel yakni
Sarezer dan Regem-Melekh serta orang-orangnya di kirim untuk melunakkan
hati TUHAN, Bethel adalah kota penting bagi orang Israel, bnd
kej.12:8;28:10-22; hak.4;5; 1 sam 7:16 dsb. Betel dihancurkan selama
pembuangan, namun sebagian orang Israel yang dibebaskan dari Persia
kembali kesana, mereka inilah yang kemudian datang untuk melunakkan hati

41
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

TUHAN dalam arti datang dan meminta petunjuk dari para imam di rumah
Tuhan, Allah semesta alam, dan juga kepada nabi, sebagaimana dalam ayat 3
ini, mereka ,meminta petunjuk apakah mereka perlu berpuasa dalam bulan
kelima, Kalender Ibrani bulan Ab, kalender sekarang bulan berlangsung dari
pertengahan Juli sampai Agustus, pada tahun-tahun yang lampau. Hal yang
luar biasa adalah mereka masih memusatkan hidup mereka kepada rumah
Tuhan, dan meminta petunjuk dari imam dan nabi.
Ayat 4-7, merespon petunjuk mereka, maka Tuhan semesta alam atau
penguasa alam, bersabda kepada Zakharia, Tuhan mempertanyakan praktek
Puasa yang mereka lakukan selama bertahun-tahun itu, sebagaimana dalam
ayat 5, pertanyaan itu ditujukan kepada rakyat dan para imam, apakah
tindakan meratap selama ini yang dilakukan adalah sungguh-sungguh berpuasa
kepada Allah? Pertanyaan ini mengandung makna bahwa praktek meratap,
puasa yang mereka lakukan itu bersifat manusia, hampa dan tidak berarti,
dengan bahasa lain, puasa dan ratapan itu formalitas, tidak sungguh-sungguh,
munafik dan hanya memuaskan diri sendiri, pertanyaan dalam ayat 6, Tuhan
mempermalukan diri mereka, bahwa waktu mereka adakan perjamuan makan
dan puasa adalah egosentris dan merasa diri benar dan merasa puasa dengan
diri sendiri. Sedangkan ayat 7 mengandung makna bahwa untuk apa mereka
menyusahkan diri dengan sesuatu yang tidak Allah perintahkan? Pada hal
mereka tidak mengindahkan apa yang telah Dia minta dari mereka berulang-
ulang , mereka mengutamakan hal formal yang bersumber dari manusia, dan
melalaikan apa yang Allah inginkan.
Ayat 9-14, Tuhan minta apa yang harus mereka lakukan, sebagaimana Firman
Tuhan kepada Zakaria, laksanakanlah hukum yang benar, ini jelas kritik,
bahwa walaupun mereka puasa, meratap tapi dalam praktek, hidup
kebenaran itu jauh dari mereka, dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang
kepada masing-masing, bagian ini mematahkan sikap egois, mementingkan diri
sendiri, pikir diri sendiri, tidak setia kepada Tuhan maupun sesama, ayat 10 itu
larangan bagi mereka, janganlah menindas janda dan anak yatim piatu dan
orang asing dan orang miskin, ini representatif dari kaum lemah, tak
diperhitungkan, tak berdaya orang seperti ini tidak boleh dipersulit hidup
mereka, juga tidak boleh menggunakan mereka demi keuntungan, tetapi juga
jangan merancang kejahatan dalam hati, mengandung makna bahwa hati dan
hidup di jaga dengan baik, jangan hati kotor, dan penuh kejahatan,

42
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

merancang itu artinya mengatur, melakukan sebuah hal atau ukuran yang
akan mencelakai orang lain.
Ternyata apa yang Tuhan inginkan itu, tidak dituruti oleh bangsa itu,
sebagaimana penjelasan ayat 11-13 ini, ternyata mereka malas tahu, masa
bodoh dengan apa yang Tuhan inginkan. Hati dan pikiran mereka keras atau
tertutup untuk menerima pengajaran firman Tuhan yang disampaikan oleh
para nabi, hal ini membuat Tuhan menghukum mereka, sebab mereka tidak
mendengarkan Tuhan, maka Tuhan juga tidak mendengarkan mereka, artinya
saat mereka mengalami kesukaran, Tuhan juga malas tahu dengan mereka,
akibatnya Tuhan mengizinkan mereka mengalami penghukuman, atau
penghancuran, sebagaimana bahasa dalam ayat 14, Nabi menggunakan kiasan
Aku meniupkan angin badai, artinya Tuhan membiarkan, mengizinkan mereka
untuk mengalami penderitaan, penghukuman dan tawanan.

PENERAPAN
Dalam pergumulan dan tantangan yang kita hadapi, kita tidak boleh lepas dari
Tuhan. Lepas dalam arti, kita malas tahu dengan pelayanan, ibadah, dan cuek
saja dengan segala hal yang kita alami, juga kita tidak boleh mengandalkan
kekuatan dan kehebatan kita semata. Kita juga tidak boleh melakukan segala
hal supaya kelihatan kita orang baik, orang saleh, orang takut Tuhan, tetapi
dalam praktek-nya kita sangat jauh dari Tuhan. Ada orang yang rajin
beribadah, puasa, tetapi tidak berdampak dalam kehidupan sosial masyarakat,
malah kadang jadi orang munafik, dan abunawas. Sebab itu beberapa hal
yang perlu kita ingat.
Pertama, apapun yang kita hadapi, seberapa besar pergumulan kita, kita
datang dan minta petunjuk dari Tuhan, kalau rumah tangga kita atau pribadi
kita ada pergumulan, per-biasakan datang ke hadapan Tuhan, curahkan isi hati
kita, atau bawalah pergumulan-mu dan berbicaralah dengan para hamba
Tuhan, se-misal pendeta, tetapi zaman ini, dengan teknologi digital yang luar
biasa, orang tidak pernah malu untuk datang kepada facebook dan meminta
petunjuk disana, alhasil, yang di dapat adalah konflik, perpecahan dan
kehancuran.
Kedua, kadang, ada yang formalitas dalam ibadah, yang penting ibadah,
supaya orang bilang rajin, orang bilang puasa, ya kita puasa, karena kata
orang, meniru dan mengikuti orang lain, maka kita tidak pernah mengalami

43
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

perubahan dan pembaharuan apapun, yang ada ialah kita kadang cenderung
sombong, sok rohani, tampilan agamais, tetapi perilaku kita tidak. Berdoa,
beribadah, puasa itu sangat baik dan harus, tetapi bukan formalitas, bukan
agar dilihat orang lalu dihormati dan diakui, tetapi yang penting kita lakukan
dengan kerendahan hati mengikuti apa yang Tuhan mau, atau inginkan.
Perhatian, orang yang rajin ibadah dan puasa yang sifatnya ikut ramai dan
formalitas adalah akan marah, tersinggung kalau melihat orang makan dan
minum di depan dia saat lagi puasa, cengeng sekali, ini puasa model apa?
Sampai paksa rumah makan, warung dan tempat usaha di tutup, bukan itu
ibadah dan puasa yang sejati, yang sejati adalah kita hormati dan hargai
mereka yang tidak melaksanakannya, sebab tujuan kita bukan untuk
menyusahkan orang lain atau mau agar orang hargai kita.
Ketiga, ibadah dan puasa yang baik, itu bukan sekedar sebuah teori belaka,
tetapi ketika kita mampu untuk hidup dengan baik, menolong dan membantu
orang lain, berkata jujur, sopan dan saling menghargai serta menghormati.
Kita bicara dan bertindak yang benar, tidak kong-kali-kong, tidak main baku
tipu, tidak juga menindas dan menekan orang lain, kita tidak boleh
memanfaatkan orang lain demi kepentingan kita sendiri, kita tidak bicara tipu.
Keempat, kita selalu siap dikoreksi, menerima teguran dan didikan Tuhan
supaya kita mengalami pertobatan dan pembaharuan hidup, kita taat, setia
kepada perintah Tuhan. Tapi kenyataannya banyak juga orang Kristen tidak
setia dan taat pada perintah Tuhan, rajin ibadah, suka maki orang, suka fitnah
orang, korupsi, perzinahan dan melakukan berbagai tindakan kejahatan
lainnya yang merugikan orang lain. Hal seperti itu kadang membuat Tuhan
malas tahu dengan kita, dan Dia mengizinkan kita untuk mengalami berbagai
hal supaya kita sadar dan bertobat.

44
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 26 FEBRUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA II - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : MARKUS 8:31-33
TEMA : “RESIKO MENGIKUTI YESUS”

LATAR BELAKANG
Hari ini kita sudah ada pada hari ke-85, minggu ke-13. Sudah memasuki
minggu sengsara ke-2, fokus pelayanan pada triwulan ketiga adalah
pembaruan Tuhan kepada manusia yang akan diterangi oleh firman Tuhan
Markus 8 : 31 – 33.
Orang berpikir, ikut Yesus atau percaya Yesus itu hidup selalu aman, sejahtera,
bahagia, kaya dan intinya adalah semua baik, bahkan ada slogan yang
menyesatkan, dan anehnya slogan itu juga disukai oleh jemaat kita, yakni’’
Anak Raja itu selalu diberkati, tidak susah dan selalu jadi kepala’’, ini slogan
ngaur, tetapi selalu saja orang percaya pengajaran dangkal ini. Seakan ikut
Yesus, resiko-nya adalah baik-baik saja, t’ra boleh sakit dsb. Pandangan keliru
ini juga awalnya ada pada diri murid Yesus, yang mengikuti Dia, tetapi mereka
tidak memahami misi Yesus. Mereka hanya melihat figur Yesus sebagai tokoh
pembebasan, tokoh yang punya kuasa, tokoh politik yang luar biasa. Dia tidak
akan kalah, Dia tidak akan menderita, dan para murid, terlebih Petrus
menolak kalau Yesus harus menderita. Hal ini tergambar dengan jelas dalam
pembacaan kita saat in, Dia mana Yesus secara terang, terbuka
memberitahukan misinya, untuk apa Dia datang ke dalam dunia, dan apa
yang Dia akan alami, lalu apa resiko setiap orang yang mengikuti Yesus.

PENJELASAN TEKS
Ayat 31, ayat ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembacaan
sebelumnya, secara khusus Markus 8:27-30, disana menceriterakan mengenai
pengakuan Petrus, dimana Petrus dengan lantang mengakui bahwa Yesus
adalah Mesias (ayat 29), termasuk Dia melarang mereka memberitahukan
siapa diri-Nya. Nah, ayat 31 Yesus menjelaskan siapa diri-Nya, dan apa misi-
Nya, Dia menyebut diri-Nya Anak Manusia, uniknya Dia tidak memakai
sebutan Kristus, sebaliknya gelar Anak Manusia, yang mengacu kepada
jabatan-Nya, selaku anak Adam yang dijanjikan, juga menunjukkan kepada
keilahian-Nya. Latar belakang penyebutan itu ada dalam Daniel 7:13, teks ini
kemudian diperuntukkan kepada Kristus yang akan datang kembali dengan

45
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

kemuliaan dan kebesaran-Nya. Bahwa Dia yang Ilahi itu menjadi manusia dan
harus menanggung banyak penderitaan. Perhatian kata harus dalam bahasa
Yunani dei mengandung arti “ketetapan dari Allah dan tidak dapat ditawar
lagi, karena jalan salib telah ditetapkan Allah, dan harus dilaksanakan” dan
penderitaan itu Dia alami datangnya dari pemimpin agama Yahudi, yang
menolak Dia. Kata menolak dalam bahasa yunani apodokimazo mengandung
arti “suatu keputusan atau kesimpulan setelah melalui analisa dan pemeriksaan
yang seksama bahwa barang itu tidak bisa dipakai atau ditolak. Itu artinya
para pemimpin agama telah bersepakat untuk menolak Kristus, kemudian
dampak dari penolakan itu adalah Kristus dibunuh atau kematian Kristus,
kematian itu diawali dengan penilaian bahwa Yesus adalah seorang Nabi
(8:28), dasar penilaian itulah Dia dibunuh, tetapi Dia menjelaskan juga bahwa
Dia akan bangkit kembali setelah tiga hari, jadi Dia di bunuh kemudian
dimakamkan dan hari ketiga Dia bangkit.
Ayat 32-33, Yesus secara jelas, terang dan terbuka menjelaskan akhir dari
pelayanan-Nya. Hal ini menyiratkan bahwa sebelum itu, Yesus tidak
menjelaskan secara terbuka dan terang seperti ini, Dia menjelaskan dengan
terang, tetapi pikiran para murid berbeda dengan apa yang Yesus jelaskan,
itulah sebabnya, Petrus menarik Yesus ke samping dan mengingatkannya, ini
tindakan Petrus terlalu cepat dan berani, dalam ayat ini Markus tidak
menjelaskan apa isi tegoran (menegur, dalam bahasa Yunani-nya epitimao. Kata
ini biasa digunakan Yesus untuk menghardik setan (Mrk.1:25;4:39). Tetapi
Petrus memakai untuk menegur Yesus), tetapi Matius mencatat isi tegoran
Petrus itu, dalam Matius 16:22b’ “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu. Hal
itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.’’ Jelas, bahwa dalam pandangan Petrus
dan teman-teman, Yesus tidak boleh mengalami jalan penderitaan, dan itu tidak
boleh terjadi dalam diri Yesus, sisi lain ada pandangan politik bahwa Yesus
adalah tokoh pembebasan Israel dari sisi politis, jelas ini paham yang salah.
Ayat 33, Yesus kemudian memandang atau melihat murid-murid dan
kemudian memarahi atau menegor Petrus, kata ini juga sama seperti yang
Petrus gunakan diatas, Yesus menyebut enyahlah iblis, tidak berarti bahwa
Yesus menyebut Petrus itu iblis, tetapi mengandung makna bahwa dibalik diri
Petrus iblis sedang bekerja, melalui Petrus mencegah Yesus naik ke kayu salib.
Jadi, sesungguhnya ini adalah pekerjaan Iblis. Dalam diri Petrus iblis hanya
memikirkan soal-soal yang dipikirkan manusia, hal yang hanya berguna untuk
hidup hari ini, tidak mau susah, tidak mau menderita, jadi iblis bekerja lewat

46
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Petrus tidak menangkap karya Allah, dan hanya melihat penderitaan Kristus
dari sisi manusia saja. Kata ‘’dipikirkan’’ bahasa Yunaninya ‘’ phroneo’’ yang
artinya pikiran atau pertimbangan. Kata ini muncul berkali-kali dalam PB,
tetapi diterjemahkan dengan berbagai kata (bdk Flp.1:7;2:2,5;4:2,10; 1
Kor.14:20 ). Dengan kata lain, jangan selalu condong untuk memakai pikiran
dan mata manusia untuk menilai pekerjaan Tuhan.

PENERAPAN
Dalam kehidupan sebagai orang Kristen, kita perlu selalu merenungkan dan
merefleksikan hidup kita, bahwa apa resiko kita menjadi muird Kristus,
pertama, bahwa kita harus sadar, Kristus yang adalah Tuhan itu tunduk, taat
pada keputusan Bapa, bahwa Dia harus menanggung penderitaan dan ditolak
bahkan dibunuh, itu artinya sebagai orang percaya, kita mengikuti Kristus,
bukan hidup yang hanya mau menerima berkat saja, bukan mau kaya saja,
mau sehat saja, mau aman saja, mau semua yang baik dan indah saja. Ini
adalah paham dan pandangan yang salah, tetapi yang benar adalah kita juga
harus bersedia untuk menderita, mengorbankan hidup bagi Tuhan. Bagaimana
caranya? Apa alat uji pengerbonanan itu? Kapan dan dimana? Setiap orang
percaya, dalam hidup dan panggilannya, dalam segala bidang, bukan hanya
pelayanan dalam gereja, tetapi dalam dunia dimana kita berkaryam, kita
meneladani Kristus, bahwa kita harus berkorban demi banyak orang, orang
tua memberikan waktu untuk pelayanan di gereja, dikantor itu adalah bagian
dari pengorbanan.
Orang yang bersedia berkorban, tidak selalu mengharapkan pujian, jempol,
atau kata-kata manis, tetapi kesetiaan, kejujuran dan kerja keras kita kadang
tidak diakui, tidak dihormati dan tidak dihargai, bahkan bisa di tolak atau
disangkal. Sampai titik ini kadang kita kecewa, kita marah, kenapa seperti ini,
jelas, manusiawi kalau orang merasa hal itu, tetapi kita harus sadar, bahwa itu
adalah bagian dari salib, dan jangan kita bilang, ah kalau tra hargai, tra
hormati sa- malas sudah, jelas ini pandangan yang salah. Kita kerja adalah
resiko mengikuti Yesus, ditolak, difitnah, itu hal biasa yang tidak boleh
mengendorkan semangat kita untuk maju. Kalau Kristus dibunuh dan
kemudian bangkit, itu tanda kemenangan bagi kita yang ditebus, ketika
saudara tidak dihargai, dihormati, tetapi tetap bekerja dan melayani, percaya
kelak saudara akan bangkit, walaupun karier, jabatan dan rencana saudara

47
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

hendak dikuburkan oleh manusia, tetapi saudara akan mendapatkan yang


baik, sebagai kasih karunia dari Tuhan.
Kadang, kita tidak sadar, bahwa iblis dapat saja memakai seseorang untuk
merusak banyak pekerjaan Tuhan, dengan menaruh pikiran dan pandangan
yang hanya terfokus pada kekuatan manusia. Kadang kita menguti Tuhan,
hanya pikir untung, pikir hal yang baik, aman dan sejahtera saja, orang
menolak kesulitan dan tantangan. Kita kadang suka ikut ajaran orang Kristen
yang lain, terlebih penganut teologi kemakmuran yang mengajarkan bahwa
ikut Yesus, kita jadi kepala, bukan ekor, kita anak raja, tidak boleh sakit, kita
menolak sakit, pada hal Kristus saja menderita, iblis mencoba untuk
menggagalkan pekerjaan Kristus yang menebus manusia, kita juga kadang jadi
batu sandungan bagi orang lain dalam rumah, suami pergi melayani istri
marah-marah, suami juga kadang tidak mendukung pelayanan istri. Ataupun
dalam banyak hal, kita menolak kesukaran dan penderitaan, tentu bukan juga
berarti kita malas dan lipat tangan, tetapi yang dimaksud adalah kita jangan
berpikir bahwa ikut Yesus, semua aman, tentram dan baik-baik saja, itu bukan
resiko mengikut Yesus.
Perhatikan, kalau ada yang salah bikin sesuatu kita bilang itu adalah jalan salib,
jalan salib dari? Ko ada tra betul, putar balik mulut, bikin rusak orang pu
kelurga, hancurkan orang pu masa depan, rusak orang pu usaha, ko dapat
babat baru bilang itu salib? Bukan salib, tetapi kalau ada yang setia mengikuti
Yesus, dan Dia mengalami penderitaan dan aniaya karena iman maka itu
adalah salib.

Kelompok Penalahan Alkitab


Ibadah PAM, Ibadah PW dan Ibadah PKB

Perintah : semua anggota unsur, dalam ibadah diberikan kesempatan untuk


membuat refleksi dan kemudian memberikan pendapat terhadap ayat (33)
“Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan
memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan
manusia.". pada bagian ini, Yesus gunakan pendekatan dari situasi emosi yaitu
“kemarahan”untuk mengajarkan prinsip “berjalan atau berlangsungnya
kehendak Tuhan”. (5 menit membaca dan refleksi, setelah itu berikan
pendapat) … Silahkan …

48
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

SELASA, 28 FEBRUARI 2023


KELENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN FEBRUARI 2023 - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : MARKUS 14:3-9
TEMA : “YESUS DIURAPI”

LATAR BELAKANG
Saat ini 28 Februari, kita sudah berada pada hari ke-59 dan minggu ke-9
dalam minggu-minggu kesengsaraan Tuhan Yesus yang ke-2 tahun 2023, fokus
pelayanan pada triwulan ketiga adalah pembaruan Tuhan kepada manusia,
dan kita akan dituntun melalui dasar firman Tuhan dari Markus 14:3 – 9.
Tindakan pengurapan yang dilakukan oleh seorang perempuan yang tidak
disebutkan namanya di dalam teks ini, terhadap Yesus, merupakan tradisi
Alkitab di kalangan bangsa Ibrani. Perminyakan atau pengurapan adalah
penting dalam pengudusan seseorang atau sesuatu untuk dipergunakan oleh
Allah. Karena itu di dalam Alkitab kita menemukan beberapa contoh tentang
tradisi pengurapan ini. Misalnya di dalam kitab Keluaran 29:29; kitab Imamat
4:3 tentang dilakukannya upacara pengurapan imam agung dan bejana-bejana
suci di dalam Keluaran 30:26. Tradisi pengurapan dilakukan sebagai lambang
pemberian pengaruh Ilahi atau sakramental suatu pancaran kekuatan atau Roh
Yang Suci terhadap orang yang diurapi atau pun terhadap suatu benda yang
diurapi atau diminyaki. Pengurapan yang dilakukan terhadap Yesus, adalah
pada masa-masa menjelang kesengsaraan-Nya. (Di dalam Injil Yohanes 12,
dikatakan di sana enam hari sebelum paskah). yaitu menjelang Ia ditangkap
untuk diadili dan disiksa sampai mati. Lantas, apa kaitan pengurapan ini
dengan sengsara dan kematian Yesus?

PENJELASAN TEKS
Ayat 3: Kepala Yesus diurapi. Pada waktu itu Yesus sedang berada di Betania.
Di rumah seseorang yang bernama Simon seorang yang terkena penyakit
kusta. Di sana Yesus sedang duduk makan dan tiba-tiba saja datanglah seorang
perempuan dengan membawa suatu buli-buli pualam yang berisi minyak
narwastu murni yang mahal harganya, lalu minyak itu dicurahkan ke atas
kepala Yesus sebagai tanda Yesus diurapi.
Pada zaman dahulu, minyak wangi dan minyak untuk pengurapan disimpan
dalam sebuah buli-buli yang disegel. Leher buli-buli itu harus dipecahkan jika
hendak mengeluarkan minyak tersebut. Karena itulah perempuan yang tidak

49
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

disebutkan identitasnya ini melakukan hal itu kepada Yesus dengan


memecahkan leher buli-buli itu dan menyiram minyak tersebut di kepala
Yesus. Disini pun tidak disebutkan alasan mengapa perempuan itu secara
spontan melakukan hal ini kepada Yesus.
Ayat 4-5: Respons orang-orang yang melihat perbuatan perempuan itu.
Respons mereka adalah apa yang dilakukan oleh perempuan itu merupakan
sebuah pemborosan. Karena itu mereka menjadi marah terhadap perempuan
itu dan berkata : ”untuk apa pemborosan minyak narwastu ini?”.
Sebagaimana yang disaksikan di dalam Injil Yohanes 12, bahwa minyak
narwastu adalah minyak yang sangat mahal harganya. Dikatakan oleh
beberapa ahli bahwa nilai dari bahan yang dituangkan diatas kepala Yesus
oleh seorang perempuan di Betania, diperkirakan senilai upah orang kerja
untuk setahun. Pemikiran orang-orang itu adalah kalau dijual untuk
membantu orang-orang miskin itu lebih baik.
Ayat 6-9: Respons Yesus terhadap orang-orang yang memarahi perempuan
itu. Respons-Nya adalah : “Biarkanlah Dia. Mengapa kamu menyusahkan dia?
Ia telah melakukan suatu perbuatan baik kepada-Ku.” Yesus tidak memiliki
pemikiran yang sama seperti orang-orang yang memarahi perempuan itu.
Sebenarnya pemikiran mereka untuk membantu orang miskin itu adalah suatu
hal yang baik. Itu pasti diperkenankan Tuhan. (Bdk Ulangan 5:7;11,). Namun
yang hendak Yesus sampaikan kepada mereka adalah, apa yang dilakukan
perempuan itu juga adalah sesuatu yang sangat baik. Sebab dia melakukan hal
itu tepat kepada Yesus sebagai seorang Mesias, anak Allah, yang telah diutus
untuk mengalami penderitaan dan mati bagi manusia agar manusia
diselamatkan. Yesus sudah tahu bahwa waktu kesengsaraan-Nya sudah dekat.
Dan hidup-Nya di dalam dunia pun sudah tidak lama lagi. Karena itu kalau
perempuan itu bisa melakukan hal itu, itu berarti ia melakukan sesuatu yang
baik bagi Yesus dan sekaligus berdampak positif bagi dirinya sendiri. Yesus
mengatakan bahwa “orang-orang miskin selalu ada padamu, dan kamu dapat
menolong mereka bilamana kamu menghendakinya, tetapi Aku tidak akan
selalu bersama-sama dengan kamu”. Bahkan menurut Yesus, hal yang
dilakukan perempuan itu adalah sekaligus untuk persiapan penguburan Yesus.
Di mana tradisi pada waktu itu adalah jenazah biasanya diberi minyak wangi
dan rempah-rempah sebelum dikuburkan. Apa yang disampaikan di dalam
ayat sembilan ini, hari ini juga kita mendengarnya.

50
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENERAPAN
Pertama,Perempuan yang mengurapi Yesus telah melakukan yang terbaik bagi
Yesus. Ia menunjukkan kemurahan hatinya dengan memberikan apa yang
terbaik di dalam hidupnya. Yakni minyak narwastu yang mahal. Terkadang
kalau kita memiliki sesuatu yang baik dan mahal harganya, kita akan
menyimpannya dengan baik dan sulit dikeluarkan untuk sesuatu kebutuhan
bersama atau mengorbankannya bagi orang lain. Apa lagi kalau orang itu
bukanlah seseorang yang akrab dengan kita. bahkan mungkin kita tidak mau
mengeluarkannya bagi orang miskin. Terkadang kita tidak mau berkorban
juga untuk Tuhan melalui pekerjaan-Nya.
Kedua, Terkadang kita tidak suka melihat orang berbuat baik dengan berbagai
dalih. Seperti orang-orang yang marah melihat perempuan itu berbuat baik
kepada Yesus dengan mengorbankan minyak narwastu yang mahal itu untuk
mengurapi Yesus.
Ketiga, Kita berbuat baik saat ini, bukan karena Yesus secara fisik ada di dekat
kita, namun karena Yesus sudah mengajarkan kita untuk berbuat baik. Berbuat
baik kepada Tuhan dan sesama kita, lebih khusus lagi kepada orang-orang
yang membutuhkan, merupakan kewajiban kita semua selaku orang-orang
percaya.
Keempat, Di minggu sengsara ke dua ini, kita sekalian diajak untuk berbuat
baik sebagai wujud kita mengasihi Allah dan mengimani pengorbanan Yesus
Kristus bagi keselamatan kita. karena itu mari tetap berbuat baik di dalam
pelayanan kita di Gereja dan di dalam seluruh keberadaan hidup kita tiap-tiap
hari. Amin.

51
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Pembaruan GKI Pada Pelayanan


Triwulan Pertama Januari-Februari-Maret 2023
“Pembaruan Tuhan Kepada Manusia”

BULAN KE-3 : MARET 2023


MINGGU, 05 MARET 2023
KELENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA III - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 18:31-34
TEMA : PENDERITAAN YESUS ADALAH BUKTI
KASIH ALLAH BAGI MANUSIA

LATAR BELAKANG
Saat ini kita sudah memasuki bulan ke-3 Maret, sebagai bulan terakhir dari triwulan
pertama, dan minggu pertama bulan Maret, hari ke-64 dari minggu ke-10 dalam
tahun 2023 sekaligus kita berada pada minggu sengsara ke-3, dalam triwulan satu
Januari-Maret 2023 fokus pelayanan terus diarahkan pada “pembaruan Tuhan
kepada manusia” yang akan direfleksikan dengan dasar firman Tuhan, Lukas 18:31-
34 sekaligus sebagai refleksi pada Minggu Sengsara ke-3.
Harapan dan cita-cita yang dikejar, dicari oleh setiap orang dalam dunia
adalah kebahagiaan, kesejahteraan dan kesenangan hidup. Artinya, tidak ada
orang yang merindukan dan mengejar penderitaan sebagai tujuan hidupnya.
Bahkan istilah Penderitaan merupakan kata yang menunjuk pada keadaan
yang ditakuti, dihindari dan dijauhi setiap orang. Penderitaan selalu
dipandang mempunyai nilai yang negatif. Penderitaan dipandang negatif
karena berhubungan dengan kenyataan hidup yang buruk, tidak
menyenangkan dan merusak keseimbangan hidup, baik lahir maupun batin.
Dibalik kondisi atau keadaan yang tidak menyenangkan ini, haruslah diakui
bahwa penderitaan adalah keadaan yang tidak dapat dipisahkan, dihindari
dalam kehidupan setiap orang. Artinya, sadar atau tidak, suka atau tidak,
setiap orang pasti mengalami serta merasakan penderitaan. Dalam hubungan
dengan persoalan penderitaan manusia, maka ada dua pandangan tentang arti
dan makna penderitaan.
Pertama, pandangan yang tidak berdasarkan pada iman kepada Yesus Kristus.
Pandangan ini mengartikan dan memaknai penderitaan secara negatif, yakni
tidak punya arti dan makna samasekali dalam kehidupan manusia.

52
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Kedua, pandangan yang berpusat pada Yesus Kristus. Pandangan ini


mengartikan dan memaknai penderitaan secara positif, walaupun penderitaan
itu tidak menyenangkan. Pandangan ini didasarkan pada teladan dan makna
penderitaan Yesus.
Untuk menegaskan arti dan makna penderitaan, maka kita bertanya:
“Mengapa Orang Percaya Harus Menderita?, Mengapa Penderitaan
Mempunyai Arti Dan Makna Bagi Orang Percaya?” Alkitab memberi kesaksian
bahwa panggilan untuk menderita bukan kemauan dalam diri orang percaya,
tetapi merupakan panggilan untuk mengikuti teladan Yesus Kristus yang telah
menderita sengsara, mati, dan bangkit. Jadi penderitaan Yesus bukan tanda
kekalahan, melainkan tanda kemenangan. Penderitaan Yesus adalah bukti
kasih-Nya menebus dosa manusia dan merintis jalan keselamatan. Penderitaan
Yesus adalah teladan bagi orang percaya. Yesus Kristus rela turun dari sorga
menderita dan mati untuk menebus dosa manusia. Dengan demikian, orang
percaya terpanggil untuk mengikuti jejak Yesus dalam hal penderitaan. Syarat
bagi penderitaan orang percaya adalah karena kebenaran Injil, kebenaran
Allah, karena nama Yesus. Bukan karena mencuri, melakukan segala kejahatan,
menipu, dan praktek ketidakadilan. Karena itu, penderitaan orang percaya
bukan tanda kekalahan atau nasib buruk. Penderitaan orang percaya adalah
tanda kasih karunia Allah, sebagai pertanggungjawaban iman kepada Yesus
yang telah lebih dahulu menderita sengsara bagi manusia.
Kebenaran ini nyata dalam kesaksian Alkitab, Filipi 1:29.” kamu dikaruniakan
bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita
untuk Dia”. Demikian juga dalam 1 Petrus 2:19-20 “adalah kasih karunia, jika
seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang
tidak harus ia tanggung. Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita
pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena
itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. Sebab
untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu
dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya”.
Inilah yang harus dihayati dan dimaknai dalam kehidupan kita sebagai orang
percaya di minggu sengsara Tuhan kita Yesus yang ketiga.

PENJELASAN TEKS
Ayat 31, Yesus telah mengetahui bahwa semua yang dinubuatkan oleh para
nabi akan digenapi. Yesus akan ditangkap dan diserahkan kepada bangsa-
bangsa yang tidak mengenal Allah seperti disaksikan ayat 32, maka Yesus

53
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

memanggil kedua belas murid-Nya untuk mengatakan hal itu kepada mereka.
Yesus berkata: “sekarang kita pergi ke Yerusalem dan segala sesuatu yang
ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia akan digenapi”. Dengan
demikian, ada tiga makna dalam perkataan Yesus kepada murid-murid-Nya;
Pertama, Seluruh jalan hidup, yakni penderitaan-Nya, penangkapan atas diri-
Nya, dan dibunuh adalah rancangan Allah Bapa di sorga. Itulah sebabnya,
Yesus menjalani semua ini dengan penuh ketaatan, kesetiaan dan penyerahan
diri secara utuh kepada kehendak Allah Bapa. Semua ini harus di jalani dan
terjadi pada diri Yesus supaya rencana Allah Bapa dapat digenapi. Jalan
penderitaan Yesus mengandung dua makna: pertama, Yesus mengidentifikasi
diri-Nya (menyamakan diri-Nya) dengan manusia, dan kedua, menyatakan
solidaritas-Nya (kesetiakawanan-Nya) kepada manusia. Tujuannya, supaya
keselamatan Allah sampai atau masuk ke dalam dunia, dan dosa
pemberontakan manusia ditebus, dan keselamatan dinyatakan.
Kedua, Yesus memanggil para murid dan memberitahu nubuat para nabi yang
akan terjadi atas diri-Nya. Tujuannya, supaya mereka tahu, hati mereka
dikuatkan, mereka tidak kaget, dan siap menerima jika Yesus ditangkap dan
dibunuh sebagai penggenapan rencana Allah Bapa. Dengan begitu, mereka tidak
boleh putus asa, hilang pengharapan, tetapi bersemangat dan penuh
pengharapan melalukan tugas pemberitaan Injil yang percayakan kepada mereka.
Ketiga, Mengapa Yesus mengajak para murid ke Yerusalem dan tidak ke
tempat lain? Menurut tradisi bangsa Israel, Yerusalem adalah kota damai,
pusat dunia, kota tertua di dunia (usianya 6000 tahun). Yesus memulai
pekerjaan-Nya di Yesusalem, murid-murid dipanggil bermisi dari Yesusalem.
Yerusalem menjadi gambaran tentang Yerusalem sorgawi yang telah turun ke
dalam dunia hadir dalam diri Yesus Kristus. Itulah sebabnya, setiap orang Israel
selalu merindukan Yerusalem baru yang mulia dan kudus. Jadi Yesus mati di
Yerusalem menunjuk pada nubuat para nabi yang harus digenapi, supaya
Yesus dimuliakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Ayat 32, Berisi nubuat para nabi atau segala sesuatu yang ditulis para nabi,
bahwa Yesus akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah (bangsa-bangsa/orang-orang kafir). Apa yang dilakukan bangsa-bangsa
yang tidak mengenal Allah terhadap Yesus? Pertama, Yesus diolok-olokkan (di
ejek, direndahkan), Kedua, Yesus dihina (direndahkan kedudukan dan
martabat-Nya sebagai Anak Allah), dan Ketiga, Yesus diludahi (dihina,

54
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

direndahkan, di ejek). Apa arti keterlibatan bangsa-bangsa yang tidak


mengenal Allah dalam penangkapan dan pembunuhan Yesus? Yang perlu
dipahami ialah jalan hidup Yesus di dalam dunia adalah jalan yang dipilih
secara sadar untuk memenuhi rancangan Allah Bapa. Jadi baik atau buruk,
Yesus harus menjalaninya sesuai kehendak Allah Bapa untuk mewujudkan
rencana penyelamatan-Nya bagi manusia. Dengan demikian, arti keterlibatan
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah dalam penangkapan dan
pembunuhan Yesus, sesungguhnya tidak punya arti apapun. Tidak ada
pembenaran tentang posisi mereka dalam karya Allah, sebab mereka tidak
mengenal Allah. Tetapi mengapa mereka disebut dalam kesaksian ini? Mereka
diperkenankan Allah hanya sebagai jalan untuk mencapai atau mewujudkan
tujuan Allah. Artinya, dengan sikap mereka, kesembongan, dan keangkuhan
mereka, Allah pakai sebagai alat untuk menyatakan rencana-Nya.
Mereka tidak punya prestasi yang dihargai dalam proses keselamatan Allah.
Hal ini dimaksudkan supaya pada waktunya mereka sadar bahwa mereka
adalah pemberontak tehadap kasih suci Allah melalui tindakan penangkapan
dan pembunuhan atas diri Yesus. Supaya kemudian mereka sadar bahwa olok-
olokkan, penghinaan dan tindakan meludahi Yesus adalah sikap dan tindakan
merendahkan Yesus sebagai Anak Allah. Inilah jalan yang tidak dapat
dipahami oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Ayat 33, Berisi nubuat para nabi tentang perlakuan yang sama sebagai
kelanjutan dari nubuat dalam ayat 32, yaitu mereka menyesah dan
membunuh Yesus, tetapi Allah Bapa membangkitkan Dia pada hari yang
ketiga. Ayat ini memberitakan kepada manusia dan dunia tiga hal: Pertama,
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, itu yang menyebabkan mereka
menyesah dan membunuh Yesus. Kedua, pada hari ketiga Allah
membangkitan Dia dari antara orang mati. Itu berarti Yesus sungguh-sungguh
Anak Allah yang hidup, Dia tidak mati selamanya. kebangkitan-Nya
menyadarkan bangsa-bangsa yang tidak mengenal-Nya untuk kehidupan yang
baru, percaya dan mengenal-Nya. Ketiga, kebangkitan-Nya membuktikan, Ia
adalah Anak Allah bagi orang hidup dan orang mati. Maka orang yang
percaya kepada-Nya, walaupun sudah mati, dibangkitkan untuk hidup dalam
kerajaan-Nya.
Ayat 34, Berisi kebenaran tulisan para nabi yang pasti terjadi, tapi bangsa-
bangsa yang tidak mengenal Allah “sama sekali tidak mengerti” semua yang
ditulis. semua yang dikatakan itu tidak dimengerti, maknanya tersembunyi

55
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

bagi mereka. Artinya, mereka tidak tahu apa yang dimaksudkan. Mengapa
mereka tidak mengerti perkataan para nabi? Karena mereka tidak mengenal
Allah, karena itu mereka tidak memiliki pengetahuan dan hikmat Allah yang
menuntun mereka untuk mengetahui kebenaran yang tertulis.

PENERAPAN
(1) Jalan penderitaan adalah jalan yang kontras, bertentangan dengan
pemikiran manusia duniawi. Tetapi Allah mengunakannya sebagai jalan
untuk menggenapi rencana penyelamatan-Nya. Melalui jalan penderitaan,
keselamatan Allah masuk ke dalam dunia dan dinyatakan secara sempurna
oleh Yesus Kristus. Dengan begitu, setiap orang yang percaya dan
mengakui Yesus Kristus sebagai jurus’lamat, harus bersedia menderita.
Penderitaan adalah ciri dan pola hidup orang percaya sebagai ungkapan
iman yang nyata mengikuti teladan penderitaan Kristus.
(2) Karena itu, Jangan menderita karena berbuat jahat, karena mementingkan
diri sendiri, karena dengki, membunuh, mencuri, dan melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan kebenaran Allah. Jangan kita artikan
penderitaan karena berbuat jahat, sama dengan penderitaan karena
melakukan kebenaran yang dikehendaki Allah dalam hidup kita.
Penderitaan dan Kebenaran Allah jangan dijadikan sebagai pembenaran
terhadap penderitaan dan kesalahan kita.
(3) Yesus mengalami penderitaan karena dosa-dosa kita. Yesus dijadikan
orang berdosa menggantikan posisi kita. Yesus diolok-olokkan, Yesus
dihina, Yesus diludahi karena dosa menutup mata, kesadaran, dan pikiran
kita terhadap Yesus dan kebenaran-Nya. Oleh karena itu, kita dituntut
membarui hidup, iman, dan kasih kepada Yesus dan kebenaran-Nya. Kita
membutuhkan “pertobatan”, yaitu pembaruan hidup, kesadaran hidup,
yang menyeluruh (holistik) dalam hidup.
(4) Perbuatan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, mengingatkan kita
hari ini agar tidak mengulangi perbuatan mereka, sehingga kita
menghianati Yesus dan kebenaran-Nya. Karena kita sudah menerima
pembenaran Allah yang menyelamatkan kita, maka iman kepada Yesus
dan kebenaran-Nya harus menjadi kekuatan rohani yang menuntun kita
melakukan perintah-Nya dalam hidup pribadi, keluarga dan persekutuan.
(5) Penderitaan Yesus adalah bukti kasih-Nya kepada kita. Karena itu,
menderita karena Yesus dan kebenaran-Nya, adalah tanda hidup seorang
murid Yesus. Penderitaan karena nama Yesus dan kebenaran-Nya adalah
kesaksian iman kita di hadapan orang, supaya Allah Bapa dimuliakan.

56
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

RABU, 08 MARET 2023


KELENDER GEREJAWI : HUT YPK GKI - MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : ULANGAN 6:4-9
TEMA : KASIH KEPADA ALLAH ADALAH
PERINTAH YANG UTAMA

LATAR BELAKANG
Tanggal 8 Maret hari ini merupakan hari ke-67 dalam tahun 2023 yang
dirayakan bersamaan dengan minggu sengsara Tuhan Yesus yang ke-3, Hari
Doa Syukur YPK juga diletakkan dalam fokus pelayanan pada triwulan ketiga
adalah pembaruan Tuhan kepada manusia yang akan didasarkan pada firman
Tuhan Ulangan 6 : 4 – 9.
Kitab Ulangan adalah salah satu kitab Perjanjian Lama yang termasuk dalam
golongan kitab Thora atau Taurat (Kejadian, Keluaran, Imamat, bilangan).
Thora adalah kata Ibrani yang berarti: pengajaran, perintah, instruksi atau
hukum Allah di Israel. Thora di Israel bertujuan menjaga, memelihara, serta
melindungi kaum Israel agar tidak jatuh ke dalam kekafiran atau
penyembahan berhala. Thora menegaskan agar hubungan antara Allah dan
umat Israel tetap terjaga, terpelihara dengan baik. Di dalam Thora ditegaskan
bahwa hanya Allah yang disembah dan dimuliakan. Berdasarkan tujuan ini,
maka apabila Israel meninggalkan atau keluar dari Thora, maka Israel akan
jatuh ke dalam kekafiran, dan hal ini merupakan kekejian bagi Allah. Sebagai
akibatnya Israel akan di hukum. Contoh hukuman Allah bagi Israel, yaitu pada
tahun 587, Israel Selatan (Yehuda) di buang ke Babilon, dan tahun 722, Israel
Utara (Samaria) di buang ke Assyur.
Hal utama berikut yang ditegaskan kitab-kitab Taurat adalah kasih kepada
Allah dan kasih terhadap sesama. Di dalam hukum yang terutama, Matius
22:37-40, ditegaskan, “Hukum yang terutama dan yang pertama adalah
mengasihi Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa dan akal budimu. Dan
hukum yang kedua, yang sama dengan itu ialah kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri.” Kedua hukum ini merupakan satu kesatuan yang
bersifat utuh. Karena itu, jika mengasihi Allah, haruslah mengasihi sesama
manusia. Jika mengasihi sesama manusia, haruslah mengasihi Allah. Kasih itu
menuntut penyerahan diri, ketaatan, kepatuhan, dengar-dengaran, dan
pengorbanan kepada sesuatu yang menjadi sasaran dan tujuan kasih itu.
Sebagai orang percaya, sasaran dan tujuan kasih kita adalah mengasihi Tuhan
Allah dan sesama manusia. Itulah kasih yang terutama, atau perintah yang
utama.

57
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENJELASAN TEKS
Pemberitaan awal yang disampaikan Musa kepada seluruh orang Israel (ayat
1:1-8), dimulai dengan perkataan, “Inilah perintah”. Perintah yang
disampaikan Musa berisi: ketetapan dan peraturan yang diajarkan kepada
umat Israel atas perintah Tuhan Allah.
Apa isi dan tujuan perintah itu? Perintah yang diajarkan harus dilakukan di mana
saja mereka pergi dan mereka tinggal, seumur hidup, bersama anak cucumu. Isi
dan tujuan perintah itu adalah : Pertama, takut akan Tuhan, Allahmu, Kedua,
berpegang pada segala ketetapan dan perintah yang telah disampaikan, Ketiga,
supaya lanjut umur. Sikap yang harus dijunjung dalam melakukan ketetapan dan
peraturan yang Musa ajarkan atas perintah Tuhan Allah, yaitu: lakukan semua itu
dengan setia. Setia berarti berpegang teguh, hati yang teguh, patuh atau taat
kepada ketetapan dan peraturan yang dikehendaki Tuhan Allah. Musa memberi
jaminan bahwa jika melakukan semua ketetapan dan peraturan dengan setia,
maka hasilnya adalah: Pertama, baik keadaanmu, Kedua, kamu menjadi sangat
banyak, sebagaimana dijanjikan Tuhan Allah kepada nenek moyang kamu
(Abraham, Ishak, dan Yakub). Artinya kamu memperoleh berkat dan mewarisi
masa depan yang baik.
Ayat 4, Ayat ini merupakan penegasan atau himbauan yang menuntut
kepatuhan untuk mengerjakan sesuatu yang diharapkan. Itulah sebabnya,
dimulai dengan kata “dengarlah”. Melalui penegasan atau himbauan ini orang
Israel diminta memperhatikan dua hal :
(1) Tuhan itu Allah, dan
(2) Tuhan itu esa.
Mengapa orang Israel diminta untuk memperhatikan dua hal ini? Pertama:
Karena disamping Allah, di sekitar Israel ada banyak penyembahan berhala,
ada banyak penyembahan dewa-dewa kafir yang sering mempengaruhi Israel
sehingga jatuh ke dalam praktek penyembahan kepada berhala atau dewa-
dewa. Kedua: sebab banyak penyembahan berhala, penyembahan dewa-
dewa yang disamakan dengan Tuhan (kepercayaan politheisme atau banyak
dewa). Jadi ayat ini merupakan credo atau pernyataan pengakuan iman Israel
bahwa Tuhan itu esa (Tuhan itu satu), Tuhan tidak dapat disamakan dengan
banyak dewa-dewa kafir atau berhala-berhala buatan tangan manusia, yaitu
patung kayu, emas, atau perak yang dipercayai, dihormati, dan disembah di
samping Tuhan Allah.

58
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 5
Ayat ini menuntut orang Israel mengasihi Tuhan Allah dengan: segenap hati,
segenap jiwa, dan segenap kekuatan. Artinya, mengasihi Tuhan haruslah
dengan seluruh hidup. Israel tidak boleh membagi kasih mereka, yakni
setengah kepada Allah, dan setengah yang lain kepada berhala atau dewa-
dewa kafir. Dengan lain perkataan, Israel jangan membagi kasih, tetapi
seutuhnya kepada Tuhan Allah. Orang Israel dilarang membagi kasih kepada
berhala atau dewa-dewa, sebab yang menyelamatkan Israel adalah Allah,
bukan berhala kafir yang tidak bernyawa. Kalau orang Israel mendua hati,
maka Allah cemburu dan menghukum umat-Nya dengan penderitaan.
Dengan demikian, himbauan kepada Israel untuk mengasihi Allah adalah nilai
mutlak yang tidak bisa ditawar dan diganti dengan ajaran atau kepercayaan
yang lain. Itulah sebabnya, Musa menegaskan agar orang Israel mengasihi
Tuhan Allah dengan seantero hidup jangan dengan setengah-setengah. Karena
Allah lebih dahulu mengasihi mereka dengan kasih-Nya yang utuh. Maka
Israel pun harus mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, dan segenap
kekuatan mereka.
Ayat 6-9, Musa menegaskan dan menyakinkan, bahwa yang kuperintahkan
harus kamu perhatikan dan lakukan. Umat diingatkan supaya tidak hanya
menjadi pendengar atau pengagum ketetapan dan peraturan Allah, tetapi
mendengar dan melakukannya. Hal ini berhubungan dengan tanggung jawab
individu atau diri sendiri. Sedangkan tanggung jawab persekutuan berarti
setiap orang Israel, setiap keluarga Israel harus mengajarkan Ketetapan dan
peraturan yang disampaikan berulang-ulang kepada anak-anakmu, apabila
engkau duduk dirumahmu, dalam perjalanan, pada saat berbaring dan
bangun. Artinya pada segala waktu dan tempat harus diajarkan.
Apa yang diperintahkan harus diikat sebagai tanda pada lenganmu dan
jadikan lambang didahimu, dan tuliskan pada tiang pintu rumahmu dan pintu
gerbangmu. Inilah gambaran supaya segala perintah yang disampaikan tidak
mudah dilupakan. Agar tidak lupa, maka diikat pada lengan, ditulis pada tiang
pintu rumahmu dan pintu gerbang, supaya setiap saat dapat dibaca dan tidak
dilupakan.

PENERAPAN
(1) “Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa”, berarti kita tidak boleh menyambah
allah (berhala) diluar Allah yang menyatakan diri dalam Yesus Kristus.

59
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

(2) Jika kita percaya, menyembah, dan mengasihi Allah, maka syaratnya harus
dengan: “segenap hati, jiwa dan kekuatan kita, jangan dengan setengah
hati, jiwa dan setengah kekuatan kita.
(3) Kebenaran Firman yang telah kita dengar harus diajarkan berulang-ulang,
diberitakan terus-menerus kepada keluarga kita dan sesama kita, saat berada:
di rumah, di luar rumah, ditempat kerja, maupun dalam perjalanan.
(4) Ayat 7, menekankan aspek “pengajaran atau pendidikan” bagi umat
Allah. Berkenan dengan HUT YPK, maka kita disadarkan bahwa kehadiran
YPK dalam GKI, memiliki peran kesaksian dan pelayanan, pembinaan dan
pengajaran yang berpijak pada iman Kristen.
(5) Ayat 4, menekankan dua hal penting, yakni: mengajarkan tentang
“kekuatan Tuhan Allah” dan “keesaan Allah”. Maka dalam fungsi
pendidikan dan pengajaran, YPK berperan sebagai pengawal ajaran
Kristen, ilmu pengetahuan, seni, dan teknologi.
(6) Dari aspek sejarah, HUT YPK menyadarkan kita tentang dua kekuatan
besar yang mengubah dan membawa Papua keluar dari zaman kegelapan
ke zaman terang, zaman kebodohan ke zaman kemajuan, yaitu “Injil dan
pendidikan”.

KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB


IBADAH KELUARGA

Buatlah dua kelompok dan diskusikanlah dalam kelompok pertanyaan


Penalahan Alkitab berikut :
(1) Kelompok satu : nyanyikanlah suatu nyanyian yang menggambarkan
pernyataan iman tentang “TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa”
(misalnya, Nynyian Rohani No 3, dyb…)
(2) Kelompok dua : Apa manfaat dari kata “mengajarkannya berulang-ulang
kepada anak-anakmu” (ay 7)?

60
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 12 MARET 2023


KELENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA IV
PEMBACAAN ALKITAB : YESAYA 53:1-12
TEMA : HAMBA TUHAN YANG MENDERITA

LATAR BELAKANG
Hari ini minggu 12 Maret kita telah mencapai hari ke-71, minggu ke-11, dan
minggu sengsara ke-4 di tahun 2023. Konsistensi pelayanan diarahkan dengan
fokus pelayanan pada triwulan ketiga adalah pembaruan Tuhan kepada
manusia yang didasarkan pada firman Tuhan Yesaya 53 : 1 – 12.
Siapa dia hamba Tuhan yang menderita dalam kesaksian Yesaya 53:1-12? Ada
pandangan yang menunjuk kepada raja Daud, kepada bangsa Israel sebagai
individu maupun bangsa, dan mesias (Ibr. Mesyakh=yang diurapi) yang
dinubuatkan para nabi dalam Perjanjian Lama. Tetapi Jika dihubungkan
dengan Yesaya 42 tentang “Hamba Tuhan”, maka Yesaya pasal 42 dan pasal
53, menunjuk pada Yesus sebagai Hamba Tuhan yang menderita, yang
dinubuatkan dalam Perjanjian Lama dan digenapi dalam Perjanjian Baru.
Karena itu, dalam Yesaya 53:1-9, Yesus digambarkan sebagai orang yang
menanggung hukuman untuk menghadirkan keselamatan dengan memikul
beban dosa manusia. Disaksikan dalam 1 Korintus 5:21, “Dia yang tidak
mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia
kita dibenarkan oleh Allah”.
Yesaya dalam pembacaan ini menyaksikan tentang seorang Hamba Tuhan
atau Yesus Kristus yang diutus Allah Bapa ke dalam dunia. Walaupun Dia
seorang Hamba Tuhan, tetapi Dia tidak mempertahankan keilahian-Nya
sebagai Anak Allah untuk kepentingan dengan jalan membebaskan diri atau
menghindari penderitaan yang tidak seharusnya di tanggung sebagai Hamba
Tuhan yang tidak berdosa. Ternyata jalan penderitaan Hamba Tuhan itu,
bukan kehendak-Nya sendiri, tetapi adalah jalan yang dipilih secara sadar
untuk memenuhi kehendak Allah Bapa sebagai tanda kesetiaan, ketaatan-Nya
mewujudkan rencana keselamatan Allah bagi manusia yang telah jatuh ke
dalam jurang kebinasaan akibat dosa.
Jadi penderitaan Hamba Tuhan atau Yesus Kristus adalah tanda
kesetiakawanan dan penyamaan diri-Nya dengan manusia berdosa. Melalui
jalan penderitaan Hamba Tuhan menghadirkan keselamatan bagi manusia
yang telah berdosa dan hilang kemuliaan Allah.

61
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-3, Memberi kesaksian tentang Yesus Kristus adalah tanaman mudah
yang bertumbuh sebagai taruk (Ibr. Yoneq; paidion=anak atau hamba, Yes
9:5) ia tumbuh dihadapan Tuhan dan sebagai tunas (tunas Isai, Yes 11:1,10)
dari tanah kering, tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada, rupapun tidak
sehingga tidak dipandang dan diinginkannya. Itulah sebabnya, ia dihina,
dihindari, ia mengalami kesengsaraan, menderita kesakitan, orang menutup
muka terhadap dia, dan dia tidak masuk hitungan. Kesaksian ini mau
menegaskan bahwa manusia tidak memiliki kepekaan terhadap kehadiran
Hamba Tuhan yang menderita sehingga diabaikan, dilupakan, dan tidak
diperhitungkan. Bahkan diperlakukan dengan tidak manusiawi selayaknya
manusia duniawi yang berdosa sehingga dihina dan tidak diperhatikan.
Manusia tidak mengenalnya karena dosa yang menutupi mata, perasaan,
kepekaan dan kesadarannya untuk mengenal siapa itu Hamba Tuhan yang
hadir ditengah-tengah mereka dan mengalami penderitaan.
Ayat 4-6, Mengapa ia mengalami penderitaan, kesakitan, kehinaan dan tidak
diperhitungkan, seperti disaksikan dalam ayat 1-3? Apakah karena salah dan
dosanya sendiri? TIDAK, Kita mengira dipukul dan ditindas Allah karena
kesalahannya, dosanya, dan ketidaksetiaannya. Hamba Tuhan itu mengalami
penderitaan, kesakitan, kehinaan dan tidak diperhitungkan adalah karena
penyakit kita yang ditanggung, kesengsaraan kita yang dipikulnya, dosa kita
yang ditanggung, ketidaksetiaan kita yang ditanggung. Dia tertikam karena
pemberontakan kita, dia diremukkan karena kejahatan kita. Kesaksian ayat 4-
6 menyadarkan kita bahwa Hamba Tuhan itu menderita karena ulah dari
hidup dan perbuatan kita yang telah memberontak terhadap kasih suci-Nya.
Hamba Tuhan itu menderita karena kesalahan-kesalahan kita. Kita adalah
orang-orang sesat seperti domba yang mengambil jalannya sendiri. Kejahatan
kita inilah yang ditimpakan kepada Hamba Tuhan itu.
Ayat 7-9, Ayat-ayat ini menyaksikan tentang sikap Hamba Tuhan itu menerima
dan menjalani penderitaan yang menimpa hidupnya. Dia dianiaya, tetapi
membiarkan diri ditindas, tidak membuka mulutnya melawan atau menolak
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian. Sikap ini menunjukkan
ketaatan, kesetiaan dan penyerahan diri sepenuhnya pada rencana dan kehendak
Allah untuk menghadirkan keselamatan bagi manusia. Semua ini bukan tanda
kekalahan, tanda kegagalan, melainkan tanda kepatuhan seorang Hamba Tuhan
untuk memulihkan dan menghidupkan manusia yang telah memberontak, berbuat
jahat terhadap kasih suci Allah. Ia di hukum, dilupakan, terpisah dari negeri orang-

62
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

orang hidup, nasibnya tidak dipikirkan, karena pemberontakan umat Allah, umat
manusia ia kena tulah, yaitu murka atau hukuman. Tulah itu nyata ketika kuburnya
berada di antara orang-orang fasik, atau orang berdosa dan pemberontak. Ketika
mati, ia berada di antara para penjahat, sekalipun ia tidak berbuat jahat, kekerasan
dan walaupun tipu tidak ada dalam mulutnya. Sungguh, Allah mengasihi manusia
sehingga mengutus Anak-Nya Yesus Kristus menjalani penderitaan yang amat berat.
Dan Yesus Kristus memilih jalan ini untuk menggenapkan rencana Allah Bapa. Jika
Hamba Tuhan itu menghindari dan membebaskan diri dari jalan penderitaan ini,
maka ada dua akibat mendasar: Pertama, rencana keselamatan Allah akan gagal,
keselamatan Allah tidak akan sampai ke bumi membebaskan manusia dari dosa
dan maut, dan Kedua, manusia tetap hidup dalam dosa, hidup dalam kebinasaan,
dan tidak memiliki kehidupan kekal.
Ayat 10-12, Memberi kesaksian tentang rahasia seorang Hamba Tuhan yang
menderita, yaitu rahasia yang berhubungan dengan maksud dan kehendak Allah
yang berlaku atas dirinya, walaupun tidak bersalah. Ada dua makna yang
tersembunyi di balik penderitaan-Nya : Pertama, Rahasia penderitaannya bukan
kehendaknya sendiri, melainkan kehendak Allah yang dinyatakan dalam dirinya.
Kedua, Allah memakai orang-orang yang tidak percaya, yang hatinya jahat, yang
menolak kebenaran, yang mementingkan diri sendiri, sebagai kesempatan untuk
mewujudkan rencana keselamatan-Nya yang besar dan mulia bagi manusia
berdosa tanpa disadari.
Dua hal ini dimaksudkan agar orang-orang yang tidak percaya, yang melakukan
kejahatan atas diri Hamba Tuhan itu dipermalukan. Tujuan perbuatan jahat atas
diri Hamba Tuhan untuk mencapai cita-cita dan harapan mereka, sesungguhnya
dibarui untuk mewujudkan rencananya. Kenyataan ini menegaskan makna
bahwa setiap orang yang berambisi mencapai tujuan hidup dengan rancangan
kejahatan, tentu digagalkan Allah dengan cara-Nya sendiri.
Hamba Tuhan menderita, mengalami kesakitan, tetapi TUHAN berkehendak
menyerahkan dirinya sebagai korban penebus dosa, agar supaya kehendak
TUHAN terlaksana. Rahasia ini nyata dalam ayat 11 dan 12, sesudah kesusahan
jiwanya ia melihat terang dan menjadi puas, hamba-Ku sebagai orang benar, ia
membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan ia pikul kejahatan mereka.
Karena itu, orang-orang besar diserahkan sebagai rampasan, memperoleh orang-
orang kuat sebagai jarahan sebagai ganti. Artinya, kejahatan mereka diserahkan
untuk ditanggung oleh Hamba Tuhan itu, dengan jalan menyerahkan nyawanya
ke dalam maut, bahkan rela terhitung sebagai pemberontak.

63
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENERAPAN
(1) Manusia tidak dapat membebaskan dirinya dari dosa dan akibatnya yang
membawa kebinasaan. Karena itu Allah Bapa mengutus Anak-Nya Yesus
Kristus dan menjadikan-Nya sebagai Hamba yang menderita. Yesus datang
dan hidup bersama manusia, tapi manusia tidak mengenal-Nya. Manusia
tidak memiliki kepekaan, kesadaran terhadap Yesus sebagai hamba yang
menderita sehingga dihina, dihindari, diabaikan, dan tidak diperhatikan.
Kita disadarkan oleh Hamba Tuhan yang menderita, bahwa dosa kita,
kesalahan kita, pemberontakan kitalah yang dipikul dalam penderitaan-
Nya. Sekarang kita tahu bahwa Yesus telah menderita dan menghadirkan
jaminan keselamatan bagi kita, sebab itu jangan kita hidup seperti orang-
orang yang tidak mengenal Allah. Belajar dari Hamba Tuhan yang
menderita, maka kita perlu mengerjakan: pertobatan, pembaruan hidup,
mengalami hidup yang baru, hidup yang berpusat pada Kristus, agar
penderitaan Yesus, hamba Tuhan tidak sia-sia.
(2) Kita tidak hanya mengagumi bahwa seorang Hamba Tuhan telah
menderita bagi kita. Tugas kita adalah memaknai dan menerapkan nilai-
nilai penderitaan Hamba Tuhan dalam hidup dan tanggung jawab kita
sebagai orang percaya. Kita tidak perlu meratapi penderitaan Yesus, kita
tidak perlu bersedih, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita
menerapkan teladan penderitaan Yesus dalam hidup kita tiap-tiap hari.
Dengan demikian, Kita tidak bertanya, apa yang seharusnya kita percayai.
Tetapi apa yang seharusnya kita lakukan sebagai orang yang telah
diselamatkan dalam penderitaan-Nya.
(3) Sikap Hamba Tuhan yang menderita mewariskan kepada kita, nilai
ketaatan, kesetiaan dan penyerahan diri kepada Allah, Yesus Kristus dan
Roh Kudus. Sikap ini kemudian harus dijadikan sebagai sikap iman yang
menuntun diri kita, keluarga kita, dan tanggung jawab kita. Sebab iman
Kristen menegaskan, bahwa orang percaya tidak hanya menerima
anugerah keselamatan Allah, tetapi anugerah keselamatan itu mengikat
setiap orang dengan Yesus. Setiap orang yang telah diselamatkan, harus
menjadi alat penyalur keselamatan.

64
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 19 MARET 2023


KELENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA V
PEMBACAAN ALKITAB : FILIPI 2:1-11
TEMA : BERSATU DAN MERENDAHKAN DIRI
SEPERTI YESUS

LATAR BELAKANG
Hari ini, minggu 19 Maret kita sudah mencapai hari ke-78, minggu ke-12,
sebagai minggu sengsara Tuhan Yesus Kristus ke-5 dalam tahun 2023 dan terus
menerus meletakkan fokus pelayanan GKI pada triwulan ketiga adalah
pembaruan Tuhan kepada manusia yang akan diterangi oleh firman Tuhan
Filipi 2:1-11.
Surat ini berasal dari rasul Paulus dan teman sekerjanya Timotius. Surat ini
dialamatkan kepada: orang kudus (jemaat), para penilik dan diaken di Filipi (1:1).
Mengapa Paulus dan Timotius menyampaikan nasihat kepada jemaat, para
penilik dan diaken di Filipi supaya bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus?
Setiap surat Paulus yang dikirim kepada suatu jemaat atau orang tertentu
bukan tanpa alasan, tetapi ada latar belakang yang sangat penting, mendesak
dan mendasar. Artinya, ada masalah, ada pengaruh yang kurang baik, ada
ajaran yang menyesatkan jemaat, ada perpecahan dalam jemaat, Kristus dan
kebenaran-Nya tidak mendapat tempat dalam kehidupan jemaat, pelayanan
jemaat, tetapi juga para pemimpin jemaat. Dengan lain perkataan, sedang
bertumbuh serta berkembangnya berbagai ajaran dan pengaruh yang tidak
sehat serta menyimpang dari Firman Allah. Bagi Paulus kenyataan ini
membawa pengaruh negatif terhadap pertumbuhan iman, nilai-nilai etika dan
spiritual bagi jemaat maupun para pemimpin umat.
Secara khusus jemaat di Filipi, Paulus tidak sembarangan memberi nasihat,
tetapi karena ada masalah yang serius maka Paulus menasihati jemaat.
Ada dua faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan jemaat di Filipi,
yaitu faktor intern atau faktor dari dalam jemaat, dan faktor eksternal atau
faktor dari luar jemaat. Kedua faktor ini saling berpengaruh, yaitu dari luar
jemaat berpengaruh ke dalam jemaat. Siapakah yang menebarkan pengaruh
kepada jemaat di Filipi? Dikatakan dalam Filipi 1:28 “dengan tidak
digentarkan oleh lawanmu,” Mereka yang disebut lawan ini menebarkan
ajaran yang tidak diajarkan Paulus maupun ajaran yang tidak bersumber dari
kebenaran Allah bagi jemaat di Filipi. Menjadi nyata dalam kehidupan jemaat

65
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

di Filipi, yakni adanya keretakan dalam hal hubungan kesatuan atau


persekutuan. Jemaat di Filipi tidak lagi hidup merendahkan diri seperti Kristus.
Tetapi hidup dalam tinggi hati, mementingkan diri sendiri, mengabaikan
kehidupan yang bersatu, standar hidup sebagai jemaat yang berpola pada
hidup Kristus dalam kerendahan semakin melemah, bahkan diabaikan. Itulah
sebabnya, rasul Paulus memberi nasihat, memberi arahan, serta teguran
supaya jemaat bersatu dan merendahkan diri seperti Kristus. Paulus
menampilkan jalan hidup Kristus menjadi norma dasar dan teladan utama
bagi pola hidup orang percaya. Artinya orang percaya tidak boleh hidup
menurut kemauannya, tetapi menurut kemauan atau ajaran Kristus.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-4, Bertolak dari keadaan jemaat di Filipi yang cenderung tidak lagi hidup
bersatu dan tidak saling merendahkan diri, maka Paulus dalam ayat-ayat ini
menasihati jemaat agar pola hidup Kristus dijadikan patokan, model untuk hidup
sebagai umat Allah di dalam dunia. Karena bagi Paulus, dalam Kristus ada
nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra, dan belas
kasihan. Inilah prinsip nilai yang harus mewarnai kehidupan jemaat di Filipi.
Karena itu, Paulus menasihati jemaat di Filipi supaya sehati sepikir, satu kasih, satu
jiwa, satu tujuan, tidak mencari pujian atau kepentingan diri sendiri.
Memang ada perbedaan di antara jemaat, tetapi bagi Paulus perbedaan itu
tidak boleh dijadikan alasan untuk memecah belah jemaat yang adalah tubuh
Kristus. Sebab jemaat menyembah satu Allah, satu Kristus, satu Roh, dan semua
orang percaya dipersatukan dalam satu kasih yang bersumber dari Kristus.
Sebaliknya, jika jemaat di Filipi mengikuti teladan hidup Kristus, maka tidak ada
pilihan untuk hidup menurut keinginan sendiri, menampilkan kekuasaan diri
sendiri, ingat diri sendiri sambil melupakan atau mengabaikan Kristus dan sesama.
Inilah yang mendasari nasihat untuk menekankan pola hidup rendah hati dan
menganggap orang lain lebih utama dari diri sendiri. Memang sulit atau berat
bagi manusia duniawi, tapi ini merupakan prinsip hidup orang percaya yang
harus dipraktekkan. Paulus juga menegaskan pola hidup yang tidak
mengutamakan kepentingan sendiri, tetapi kepentingan orang lain. Penegasan ini
mengikuti teladan kasih Allah yang universal, tidak memandang bulu dan tidak
mementingkan diri sendiri. Nasihat Paulus kepada jemaat di Filipi tidak
menganjurkan supaya jemaat mengabaikan diri sendiri, tetapi utamanya
menerapkan kasih dan keseimbangan hidup.

66
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 5-8, Paulus menampilkan pola dan keteladanan hidup Kristus Yesus
menjadi standar hidup kepada jemaat di Filipi. Menurut Paulus, walaupun
Kristus Anak Allah, memiliki keilahian sebagai Anak Allah, tetapi tidak
mempertahankan diri-Nya atau menganggap kesetaraan dengan Allah Bapa.
Justru mengosongkan diri-Nya menjadi seorang hamba, menjadi sama dengan
manusia, menanggung kehinaan, menderita sengsara, sampai mati di kayu
salib. Seolah-olah Kristus tidak punya kuasa, seolah-olah Ia datang ke dalam
dunia untuk menderita dan mati saja. Tetapi ini jalan yang dia pilih secara
sadar untuk memenuhi kehendak Allah Bapa dalam rangka mewujudnyatakan
karya keselamatan-Nya. Paulus lewat kesaksian ayat-ayat ini bertujuan
menjelaskan dan menyadarkan jemaat di Filipi, bahwa semua yang dijalani
Kristus merupakan tanda “kesetiakawanan” dan “menyamakan diri-Nya,
memikul kesalahan manusia dalam diri-Nya”. Hal ini dilakukan Kristus supaya
keselamatan Allah sampai ke bumi, sampai hadir dalam kehidupan manusia.
Ayat 9-11, Paulus menjelaskan kepada jemaat di Filipi, alasan mengapa Allah
meninggikan Kristus dan mengaruniakan nama di atas segala nama kepada-
Nya?
Pertama, Allah meninggikan Kristus dan memberi nama di atas segala nama
kepada-Nya karena ketaatan, kepatuhan, dan kesetiaan-Nya melaksanakan
rencana Allah Bapa.
Kedua, supaya di dalam nama Yesus, segala yang ada di langit, di bumi, di
bawah bumi bertekuk lutut atau tunduk dan menghormati nama-Nya.
Ketiga, supaya segala lidah atau manusia mengaku, memuji dan memuliakan
“Yesus Kristus adalah Tuhan”, bagi kemuliaan Allah. Karena Dialah yang
melaksanakan kehendak Allah, dan menyatakan Allah Bapa kepada manusia
melalui penderitaan-Nya.
Yesus Kristus adalah jalan, kebenaran dan hidup. Yesus tidak saja mengajar
sekelumit jalan, sejumlah kebenaran dan prinsip hidup, tetapi Dia sendiri adalah
jalan, kebenaran dan hidup. Itulah sebabnya, tidak seorang pun sampai kepada
Bapa, jika tidak melalui Yesus Kristus. Di sini Paulus mau meyakinkan jemaat di
Filipi, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang berkuasa. Karena itu tidak
boleh disejajarkan dengan kuasa manusia, kuasa-kuasa alam dan kuasa dewa-
dewa kafir. Yesus Kristus adalah jembatan penghubung antara Allah dan manusia.
Inilah yang dirumuskan Paulus, “Yesus Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah,
Bapa. Jadi segala sesuatu berasal dari Allah Bapa, dan kembali lagi kepada Allah
Bapa melalui Yesus Kristus, dan semua yang direncanakan dan dikerjakan Allah
Bapa dan Yesus Kristus, diterapkan oleh Roh Kudus.

67
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENERAPAN
1. Perpecahan persekutuan umat Allah, hidup dalam persaingan yang tidak
sehat, mementingkan diri sendiri, kelompok, merasa lebih tinggi, dan
orang lain tidak berguna merupakan pola hidup yang bertentangan
dengan pola hidup Yesus. Karena itu, kita harus bersatu dan merendahkan
diri seperti Yesus. Karena iman, kasih dan pengharapan kita, tertuju
kepada satu Allah, satu Yesus, dan satu Roh Kudus, maka pola hidup
sehati sepikir, satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, tidak mencari pujian atau
kepentingan diri sendiri harus menjadi standar tertinggi bagi kehidupan
umat Allah. Hidup dalam perpecahan, kesombongan, tinggi hati adalah
hidup yang tidak mendatangkan berkat Allah. Perbedaan tidak boleh
dijadikan alasan memecah belah persekutuan tubuh Kristus.
2. Yesus merendahkan diri sebagai Hamba yang menderita, Yesus
mengosongkan diri dan menjadi sama dengan manusia sampai mati di
kayu salib, sesungguhnya menyatakan tiga makna, yaitu: sebagai bukti
kasih-Nya kepada manusia, sebagai bukti yang hendak mewariskan
teladan bagi orang percaya untuk bersedia merendahkan diri sebagai
hamba, dan sebagai bukti kesetiakawanan serta penyamaan diri-Nya
dengan manusia yang tercecer, yang dilupakan agar memperoleh
pengasihan Allah. Pada posisi inilah kita terpanggil menjadi berkat dan
alat keselamatan bagi mereka.
3. Bersatu dan merendahkan diri seperti Yesus, mengandung makna, yaitu:
hidup dalam ketaatan, kesetiaan, dan kepatuhan terhadap kehendak-Nya.
Hanya dengan prinsip hidup seperti ini, kita dapat bersatu dan
merendahkan diri seperti Yesus.

PANDUAN PERTANYAAN
KELOMPOK DISKUSI IBADAH UNSUR
PAM, PW DAN PKB

Buatlah tiga kelompok, dan diskusikanlah hal-hal sebagai berikut :


(1) Kelompok (1) : mengapa hal-hal ini penting dalam Kristus seperti dalam
ayat (1), nasihat, penghiburan kasih, persekutuan Roh, kasih mesra dan
belas kasih?

68
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

(2) Kelompok (2) : berikan pendapat kelompok mengapa Rasul Paulus minta
untuk memperhatikan hal-hal berikut : (ay 2b) hendaklah kamu sehati
sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, (ay. 3) dengan tidak
mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya
hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih
utama dari pada dirinya sendiri; (ay 4) dan janganlah tiap-tiap orang
hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang
lain juga. Hal-hal demikian Rasul Paulus sebut “dapat menyempurnakan
sukacita pribadi Paulus”. Mari berpendapat …
(3) Kelompok (3) Diskusikanlah beberapa kata pada ayat (5 – 11) tentang :
a. Pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (ay 5)
b. Tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang
harus dipertahankan (ay 6)
c. Mengosongkan dirinya dan mengambil rupa seorang hamba (ay 7)
d. Merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati (ay8)
e. Dalam dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan
yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi (ay 10)
Segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah,
Bapa! (ay 11)

69
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU 26 MARET 2023


KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA VI - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 16:16-33
TEMA : DUKACITA MENDAHULUI KEMENANGAN

LATAR BELAKANG
Hari ini minggu 26 Maret kita memasuki minggu ke-4, minggu terakhir dalam
bulan Maret atau minggu terakhir dalam triwulan pertama, hari ke-85, minggu
ke-13 masih dalam minggu sengsara Tuhan Yesus Kristus ke-6 dengan fokus
pelayanan GKI pada triwulan ketiga adalah pembaruan Tuhan kepada
manusia yang akan direfleksikan dengan firman Tuhan Yohanes 16 : 16 – 33.
Mengapa perikop pembacaan ini, “dukacita mendahului kemenangan?” Kata
dukacita berarti kesedihan dan kesusahan hati karena kehilangan sesuatu yang
berharga. Sedangkan kemenangan berarti merasakan sesuatu yang
menyenangkan, membahagiakan, keagungan, dan keuntungan. Jadi dukacita
mendahului kemenangan, menunjuk makna bahwa sebelum mengalami
kesenangan, kebahagiaan, keagungan, dan keuntungan, didahului dengan
mengalami kesedihan, kesusahan hati, karena kehilangan sesuatu yang
berharga.
Dukacita mendahului kemenangan dalam perikop ini menggambarkan sesuatu
yang belum terjadi, tetapi disampaikan mendahului waktunya dimasa depan.
Siapa yang menyampaikannya dan kepada siapa? Yang menyampaikan adalah
Yesus sendiri, dan disampaikan kepada murid-murid-Nya (16:1-4a). Hal ini
dikatakan Yesus karena telah tiba waktunya, tidak lama lagi Dia akan pergi
kepada yang mengutus-Nya ke dalam dunia, yaitu Allah Bapa. Waktu Yesus
mengatakannya, hati para murid berdukacita. Sebab mereka tidak akan
melihat Guru mereka lagi. Tetapi juga, Yesus harus pergi supaya Penghibur,
Roh kebenaran, Roh Kudus datang, diutus kepada mereka sesuai rancangan
Allah Bapa. Penghibur ini yang kemudian menyatakan hal-hal yang terjadi di
masa akan datang kepada para murid.

PENJELASAN TEKS
Ayat 16-24, Yesus menjelaskan dan menyadarkan para murid tentang waktu
bersama mereka. “Tinggal sesaat saja dan kamu melihat Aku lagi dan tinggal
sesaat saja pula dan kamu akan melihat Aku”. Ada dua makna dalam
perkataan ini, yaitu: hanya sedikit waktu saja Yesus bersama para murid, dan

70
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

hanya sedikit waktu saja para murid melihat Dia. Tetapi para murid tidak
mengerti yang dikatakan Yesus sehinga mereka bertanya: Apakah artinya yang
dikatakan Yesus? Selanjutnya, dalam percakapan atau berkomunikasi dengan
para murid, Yesus berkata: kamu akan menagis dan meratap, tetapi dunia
akan bergembira, kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah
menjadi sukacita. Yesus selanjutnya melukiskan atau memberi gambaran
tentang kenyataan ini seperti seorang perempuan yang berdukacita pada saat
melahirkan. Tetapi sesudah melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi
penderitaannya tetapi bergembira.
Ayat 25-28, Yesus mengatakan kepada para murid tentang dari mana asalnya,
dan kemana Dia pergi. Yesus mengawali dengan mengatakan kepada para
murid, tiba saatnya Dia tidak berkata-kata dengan kiasan, tetapi terus-terang
memberitakan Bapa-Nya kepada mereka. Dengan perkataan ini, Yesus
bermaksud menyatakan hubungan diri-Nya dengan Allah Bapa pada
waktunya supaya para murid, bahwa Ia berasal atau diutus Allah Bapa ke
dalam dunia untuk mengerjakan keselamatan bagi manusia. Itu berarti Yesus
bukan berasal dari dunia ini, tetapi diutus ke dalam dunia oleh Allah Bapa.
Karena itu, sesudah menyelesaikan tugas yang berasal dari Allah Bapa di
dalam dunia, maka Ia harus pergi kepada Allah Bapa di dalam sorga. Inilah
rahasia Yesus yang akan dikatakan pada waktunya kepada para murid dengan
terus terang. Jadi penderitaan yang dialami, yang ditanggung Yesus dalam
dunia adalah kehendak Allah Bapa dalam diri-Nya sebagai Anak Allah untuk
mewujudkan rencana penyelamatan Allah bagi manusia yang telah jatuh ke
dalam berdosa.
Ayat 29-33, Para murid mengakui sekarang Yesus tidak berbicara dengan
kiasan, maka mereka tidak perlu bertanya lagi, sebab mereka telah
mengetahui. Dengan demikian, mereka percaya bahwa Yesus berasal dari
Allah Bapa. Kemudian Yesus menegaskan dan mengingatkan kembali
kesungguhan pengakuan atas diri-Nya dengan bertanya, “Percayakah kamu
sekarang?” Yesus berkata kepada mereka lihat, waktunya sudah datang. Pada
waktunya, ada tiga peristiwa yang terjadi:
Pertama, para murid dicerai beraikan,
Kedua, para murid meninggalkan Yesus,
Ketiga, Yesus tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai-Nya.

71
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Semua ini dikatakan Yesus supaya para murid memperoleh damai sejahtera
didalam dunia. Sebab dunia tidak memberi kedamaian dan kesejahteraan
abadi, hanya dari Allah melalui Yesus. Kemudian, Yesus menguatkan para
murid dengan berkata; dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi
kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia. Yesus sendiri telah memberi
teladan dalam hal penderitaan.

PENERAPAN
Makna teks dan pesan Firman kebenaran Allah bagi kehidupan kita sebagai
murid-murid Yesus di masa kini adalah : Para murid setiap saat bergaul dengan
Yesus sebagai Guru mereka, tetapi tidak semua yang dikatakan dan diperbuat
Yesus dimengerti. Hal ini mengisyaratkan, bahwa sering kemanusiaan kita
menonjol menguasai pemikiran dan perbuatan kita, sehingga mematikan
kebenaran Allah yang petut kita lakukan dan saksikan kepada orang lain. Di
tengah tantangan dan perkembangan masa kini, kita membutuhkan hikmat
Allah untuk menjalani panggil Allah untuk setia bersaksi dan bersedia
menderita bagi Kristus yang. Yesus sendiri telah menjanjikan kemenangan bagi
kita setelah mengalami dukacita seperti seorang perempuan yang berdukacita
saat melahirkan, tetapi setelah itu bergembira. Yesus berpesan kepada kita,
memang di dalam dunia kamu menderita, tetapi kuatkanlah hatimu karena
Aku telah mengalahkan dunia. Barangsiapa yang percaya dan bertahan dalam
penderitaan, menerima mahkota kemenangan yang tersimpan di sorga.
Penderitaan orang percaya bukan tanda kekalahan atau kegagalan, melainkan
tanda kemenangan, sekaligus kesaksian kepada dunia tentang iman kepada
Allah. Sebab, kita dipanggil bukan hanya untuk percaya dan bangga terhadap
hidup dan karya Yesus, tetapi bersedia menderita sebagai akibat mengikuti
jejak kaki Yesus Kristus.

72
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

JUMAT, 31 MARET 2023


KALENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN MARET 2023
MINGGU SENGSARA VI - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 42:2-6
TEMA : KERINDUAN KEPADA ALLAH

LATAR BELAKANG
Hari Jumat 31 Maret adalah hari terakhir dari bulan Maret yang segera kita akan
lewati, kita memasuki hari ke-90 dalam minggu ke-13 pada minggu-minggu
sengsara ke-6 dengan tetap diarahkan kepada fokus pelayanan GKI pada triwulan
ketiga adalah pembaruan Tuhan kepada manusia, pada penghujung triwulan
pertama akan diterangi oleh Firman Tuhan Mazmur 42:2-6.
Kerinduan atau rindu adalah kata atau istilah yang menyatakan hubungan atau
melibatkan dua pihak yang sederajat maupun tidak sederajat. Sederajat artinya
antara sesama manusia, sahabat atau keluarga dekat. Sedangkan yang tidak
sederajat, yaitu antara Allah dan manusia. Artinya, Allah itu penciptaan, Maha
besar dan manusia adalah ciptaan yang memiliki keterbatasan dalam segala
hal. Tetapi dalam hal kepentingan, hubungan dan saling mengenal, maka
semua pihak punya kepentingan untuk saling rindu atau merindukan.
Apa arti kerinduan atau rindu? Kata kerinduan menyatakan atau
mengungkapkan “keinginan dan harapan akan bertemu dua belah pihak, satu
dengan yang lain” atau antara pihak-pihak yang punya hubungan yang biasa
maupun hubungan yang khusus. Mengapa Kerinduan diperlukan antara dua
pihak atau satu pihak? Karena adanya kepentingan antara dua belah pihak.
Jadi kerinduan itu menggambarkan adanya kebutuhan, adanya permasalahan,
dan supaya mendapatkan pertolongan.
Mazmur 42:1-43:5 berbicara tentang “kerinduan kepada Allah”. Mengapa
pemazmur rindu kepada Allah? Mengapa pemazmur memiliki keinginan dan
harapan akan bertemu dengan Allah? Kerinduan ini didasarkan dan dibangun
dalam hubungan perkenalan yang sangat akrab antara Allah dan pemazmur.
Itulah sebabnya, ketika pemazmur berada dalam masalah, kesulitan,
penderitaan, pemazmur merindukan Allah yang dikenal dan dipercaya agar
menolong, membebaskan dirinya dari ancaman atau bahaya. Kerinduan
kepada Allah oleh pemazmur bertujuan agar Allah memberi harapan,
kekuatan, kepastian dalam dirinya, dan jalan keluar dari permasalahan
hidupnya. Karena pemazmur tahu dan percaya sungguh bahwa hanya Allah
penolongnya, kekuatannya, dan harapannya. Inilah yang menjadi dasar
kerinduan pemazmur kepada Allah, supaya memperoleh pertolongan-Nya.

73
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENJELASAN TEKS
Ayat 2-4, Kerinduan atau rindu adalah kata atau istilah yang menyatakan
hubungan atau melibatkan dua pihak yang sederajat maupun tidak sederajat.
Sederajat artinya antara sesama manusia, sahabat, atau keluarga dekat.
Sedangkan yang tidak sederajat, yaitu antara Allah dan manusia. Artinya,
Allah itu penciptaan, dan manusia adalah ciptaan. Tapi dalam hal kepentingan
dan hubungan saling mengenal, maka mereka saling rindu atau merindukan.
Apa arti kerinduan (kata dasar: rindu)? Kata kerinduan menyatakan atau
mengungkapkan keinginan dan harapan akan bertemu satu dengan yang lain
atau antara pihak-pihak yang punya hubungan yang biasa sampai hubungan
yang khusus. Kerinduan diperlukan antara dua pihak atau satu pihak yang
membutuhkan pihak lain untuk mewujudkan kepentingan, atau agar satu
pihak memberi jalan keluar kepada pihak lain untuk mendapat pertolongan
terhadap masalahnya, atau untuk terpenuhinya keinginan dan harapannya.
Pemazmur merasa Tuhan itu jauh dari dirinya. Pemazmur mengungkapkan
kerinduannya kepada Allah, karena sedang berada di tengah-tengah
penderitaan dalam pembuangan. Dalam keadaan inilah pemazmur
merindukan Allah hadir dan menolongnya. Pemazmur mengungkapkan
kerinduan kepada Allah dengan umpamakan dirinya seperti rusa (pemazmur)
yang rindu akan air, yaitu Allah. Pemazmur rindu untuk bisa mengalami Allah
yang hidup. Pemazmur menggambarkan dirinya haus kepada Allah, seperti
orang haus merindukan air yang menyejukkan, menyegarkan, memulihkan,
dan menghidupkan.
Siang dan malam pemazmur mencucurkan air mata sebagai makanannya.
Pemazmur mengalami hal ini karena: Pertama, Mengalami penderitaan dan
tekanan hidup saat berada di Babel; Kedua, Pemazmur bersama umat Israel
mengalami cemooh, ejekan yang mempertanyakan “dimanakah Allahmu”.
Ayat 5-6, Walaupun jiwanya dalam keadaan gundah gulana, artinya bimbang,
gelisah, sedih, lesu (gundah=bimbang, gelisah, sedih, sangat sedih dan lesu;
gulana=lesu, layu), tetapi pemazmur punya kerinduan untuk pergi ke rumah
Allah. Karena padatnya manusia yang berjalan ke rumah Allah, dalam
keadaan gundah gulana, pemazmur bertanya pada dirinya, bagaimana aku
bisa berjalan maju di tengah padatnya manusia ke rumah Allah, mendahului
mereka dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur dalam keramaian
orang-orang yang mengadakan perayaan?
Kerinduan dan harapan pemazmur tidak terhalang oleh keadaannya yang
gundah gulana, kepadatan dan keramaian manusia di jalan menuju rumah Allah.

74
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Itulah sebabnya, pemazmur berdialog, berkomunikasi, berkata dan bertanya


pada dirinya sendiri, mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di
dalam diriku? Pemazmur menjawab kepada dirinya sendiri, berharaplah
kepada Allah!
Jawaban ini memberi kekuatan, kepastian, dan harapan baru bagi pemazmur.
Mengapa dikatakan sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku
dan Allahku! Kata sebab menjelaskan penyebab pemazmur akan bersyukur
lagi. Pemazmur akan bersyukur lagi, karena pemazmur meyakini Allah satu-
satunya yang dapat menolong dan menjawab penderitaannya, sehingga
pemazmur berharap kepada Allah sebagai penolong dan Allahnya. Akhirnya,
di tengah pergumulan hidupnya, pemazmur menemukan kekuatan dan
pertolongan dari Allah.
PENERAPAN
1) Kerinduan kita kepada Allah sebagai orang percaya, berarti menyatakan
keinginan dan harapan kehadiran Allah dalam hidup kita, pergumulan,
dan masalah kita. Jika kita melupakan Allah, kita tidak merindukan-Nya,
maka permasalahan hidup kita tidak dapat di atasi. Karena itu, siang dan
malam, setiap waktu kita harus merindukan Allah untuk berjumpa
dengan-Nya, dalam doa, ibadah, pekerjaan, pendidikan, pergumulan dan
dalam keluarga kita.
2) Di saat kita gundah gulana: berada dalam keadaan bimbang, gelisah,
sedih, lesu, kita harus merindukan Allah. Kita minta kehadiran-Nya,
bermohon, meminta, dan berharap pada-Nya. Barangsiapa mengetok,
pintu akan dibuka. Itu berarti, jika kita merindukan Allah, maka kita
berjumpa dengan Dia. Jika kita tidak merindukan-Nya, maka kita tidak
berjumpa dengan Dia. Jadi kata kerinduan mengandung makna hubungan
antara manusia dengan Allah. Kerinduan kepada Allah adalah prinsip
iman untuk menggugah Allah memberi pertolongan dan menjawab
permasalahan kita. Kerinduan Allah menunjuk pula ketidakberdayaan kita.
Karena itu, kita harus merindukan Allah, mengundang kehadiran-Nya dan
berharap pada pertolongan-Nya.
3) Di tengah pergumulan, kita menemukan kekuatan dan pertolongan sejati.
Asal saja kita merindukan-Nya sebagai penolong dan Allah kita.

75
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023


Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif

BULAN KE-4 : APRIL 2023


MINGGU, 02 APRIL 2023
KALENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA VII - UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 19: 1-16.a
TEMA : ENGKAU TIDAK MEMPUNYAI KUASA APAPUN
TERHADAP AKU.

LATAR BELAKANG
Minggu 2 April adalah minggu pertama bulan April, hari ke-92, minggu ke-14
dalam masih dalam masa minggu sengsara ke-7, dan kita memasuki triwulan
kedua fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-
Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama
Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif, pada awal
triwulan kedua firman Tuhan yang melandasi kita dari Yohanes 19:1-16a.
Injil Yohanes adalah salah satu kitab yang terdapat dalam kitab Perjanjian
Baru. Kitab ini masuk dalam rangkaian injil Kanonik (sesuai hukum gereja),
memiliki gaya dan struktur yang membuatnya unik dan berbeda dengan ketiga
injil yang lain, (Injil Matius, Markus dan Lukas). Meskipun begitu injil Yohanes
tetap memuat wawasan peristiwa yang sama dengan ketiga injil yang lain. Injil
Yohanes menekankan tentang keilahian Yesus Kristus, Anak Allah. Dan tidak
ada injil lain yang menekankan sifat kemanusiawian Yesus sekaligus keilahian-
Nya dengan tegas dan jelas selain injil Yohanes. Waktu penulisan injil Yohanes
sekitar tahun 40-140 M, tidak disebutkan siapa yang menulis kitab ini tetapi
Yohanes anak Zebedeus adalah orang yang diperkirakan menulis injil Yohanes.
Injil Yohanes ditujukan kepada kelompok pembaca yang menyendiri, dari
cabang persekutuan umat purba yang kepercayaannya berpusat pada Yesus
dan murid-murid-Nya. Bahasa yang digunakan oleh kelompok pembaca ini
adalah bahasa Yunani. Oleh sebab itu penulis menterjemahkan beberapa
istilah Yahudi ke dalam bahasa Yunani, (misalnya: Mesias, Rabuni, Rabi dll).
Maksud injil ini ditulis untuk melawan pemikiran filsafat Gnostikisme
(Pengetahuan di luar Alkitab). Tujuan tulisan Injil Yohanes dalam Yohanes
20:31 yaitu Supaya kamu percaya bahwa Mesias, Anak Allah dan supaya kamu
oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya. Yang kedua Supaya terus
percaya meskipun ada ajaran Palsu.

76
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENJELASAN TEKS
”Engkau Tidak Mempunyai Kuasa Apapun Terhadap Aku” adalah tema
renungan yang mengantar kita untuk belajar bersama dalam mengakhiri
minggu sengsara Tuhan Yesus yang ke-7 dari 6 minggu sengsara yang telah kita
lewati. Kata-kata ini adalah ucapan Yesus dalam injil Yohanes ayat 11 ketika
Pilatus berusaha meyakinkan Yesus bahwa oleh Kuasanya ia sanggup
membebaskan Yesus dari hukuman mati. Tetapi apa kata Yesus” engkau tidak
mempunyai kuasa apapun terhadap aku jikalau kuasa itu tidak diberikan
kepadamu dari atas. Jadi kuasa yang di miliki oleh Pilatus adalah Kuasa yang
terbatas, sedangkan Kuasa yang dimaksudkan Yesus yang berasal dari Bapa-
Nya adalah Kuasa yang tidak terbatas dan Ia adalah Sumber dari Kuasa Itu.
Selanjutnya kita perhatikan penjelasan dari ayat demi ayat sebagai berikut :
Ayat 1-3, (di dalam gedung) Disini Yohanes menekankan unsur-unsur
penghinaan yang menyuarahkan sifat kerajaan, yang benar-benar dimiliki oleh
Yesus tetapi dalam tingkat yang lain, seperti unsur-unsur “makota, jubah
kerajaan dan salam sebagai Raja”. Disini Yohanes menjelaskan bahwa Ia yang
dihina sebagai seorang Raja justru Dialah Raja sejati. Kenyataan inilah yang
ditekakkan oleh Yohanes dan merupakan suatu ironi yang berpusat pada
teologi dan struktur dalam ruang pengadilan dihadapan Pilatus.
Ayat 4-8 (di luar gedung), Pernyataan Pilatus tentang ketidaksalahan Yesus,
dalam hal ini Pilatus mengungkapkan pendapatnya dua kali. “Aku tidak
mendapatkan kesalahan apapun pada-Nya (ayat 4,6 ). Ayat 6 Ambilkanlah Dia
dan salibkanlah Dia. Bukanlah suatu keputusan ataupun ijin yang diberikan
kepada para penggugat. Pernyataan Pilatus mungkin dapat dirumuskan demikian.
Lakukanlah apa yang kamu inginkan, tetapi hal itu atas kehendak dan tanggung
jawabmu sendiri. Apa yang kamu lakukan atas orang ini di luar tanggung
jawabku” Jawaban terhadap tantangan ini mengungkapkan alasan kebencian
para penjahat setempat yang sesungguhnya. Menurut hukum itu Ia harus mati,
sebab ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah (ayat 7) . Orang-orang Roma
terlibat dalam pengadilan karena tuduhan palsu mereka bahwa Yesus sebagai
Raja yang menyaingi Kaisar, Sementara orang Yahudi terlibat karena tuduhan
mereka bahwa Yesus bertindak sebagai Anak Allah satu-satunya.
Ayat 9-11, (didalam gedung), Dialog kedua, Reaksi Pilatus terhadap
pembicaraan mengenai Yesus sebagai Anak Allah mengingatkan ketakutan dan
Kekaguman. Peningkatan ini terjadi pertama karena diamnya Yesus (ayat 9 )

77
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

dan kemudian, karena jawaban dari seseorang yang yakin akan dirinnya tidak
bersalah dan kekwatiran akan nasibnya (ayat 11).
Ayat 12- 16 (diluar gedung), Akhirnya keputusan dipaksakan Pilatus dengan
kembali pada tuduhan politis: Setiap orang yang menganggap dirinya Raja,ia
melawan kaisar (ayat 12). Tuduhan itu sangat menentukan. Adegan terakhir
berpindah dari luar ke dalam Gabatha (suatu kursi pengadilan yang terbuat dari
batu besar). Dialog antara Pilatus dan orang banyak bernada rajawi dan ironis:
Inilah rajamu. Haruskah aku menyalibkan rajamu? (ayat 14-15). Di belakang
pernyataan ini muncul pengakuan dari para imam kepala: Kami tidak
mempunyai raja selain Kaisar (ayat 15). Sesunguhnya pengakuan mereka ini
adalah hujatan, karena dengan pengakuan seperti itu mereka melawan dogma
religius bahwa Yahwe dan hanya Yahwelah Raja. Yohanes mengatakan bahwa
mereka yang membuang Yesus tidak dapat menyebut Bapa-Nya sebagai Raja.
Pilatus tunduk pada tekanan politik dan menyerahkan Yesus. Hari itu adalah hari
persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas (ayat 14). Sebagai Anak Domba Allah,
Ia dihukum mati (1 :29,36),siap untuk di kurbankan. Yang sama bertanggung
jawab atas kematian Yesus: adalah Yudas, seorang murid; Pilatus, seorang Roma,
dan Para Pembesar Yahudi di Yerusalem.

PENERAPAN
Melalui refleksi firman ini kita di ingatkan untuk :
1. Penghinaan oleh Pilatus kepada Yesus adalah Penghinaan terhadap
seorang Raja,yang tidak disadarinya bahwa Yesus adalah seorang Raja,hal
mengingatkan kepada kita untuk tidak mudah menghina dan
merendahkan status dan martabat siapapun sesama kita.
2. Pilatus mencoba mencuci tangan dari penghinaan yang dilakukan kepada
Yesus sebagai raja,dengan mencoba agar mendapat simpati dari rakyat,hal
ini mengajarkan kita untuk berlaku jujur dan adil tidak menyebarkan
kabar bohong palsu yang menyesatkan orang.
3. Allah di dalam Yesus adalah Tuhan yang empunya kuasa di Sorga dan di
bumi,Ia dapat melakukan apa saja menurut kuasa dan kehendaknya untuk
sebuah maksud baik bagi banyak orang melalui kematian yang dialami
oleh Anak-Nya. Hal tersebut juga dapat kita lakukan dengan kuasa yang
diberikan oleh Allah kepada kita untuk maksud yang mulia, dengan tidak
membelokkan kebenaran dari kuasa yang kita miliki untuk kepentingan
diri dan kelompok.

78
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

4. Yudas, Pilatus, Orang Roma, Para Pembesar Yahudi dan Semua kita bisa
menjadi orang yang juga terlibat dalam menyalibkan Yesus, kalau kita
tidak berhati-hati menggunakan kuasa, hikmat dan anugerah yang Tuhan
beri kepada kita untuk sebuah kebaikan.

KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB


IBADAH UNSUR PAM, PW DAN PKB

Buatlah dua kelompok PA, dalamilah tentang “kuasa yang diperoleh dari
kekuasaan yang diatasnya” dan kuasa Tuhan.

Kelompok satu : Dalamilah dan kemukakanlah apa makna dari ayat (10)
pernyataan Pilatus “aku berkuasa untuk membebaskan Engkau dan berkuasa
untuk menyalibkan Engkau?”

Kelompok dua : dalamilah dan kemukakanlah apa makna dari ayat (11)
pernyataan Yesus “Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku,
jikalau kuasa itu tidak diberikan kepadamu dari atas?”

79
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

JUMAT, 07 APRIL 2023


KALENDER GEREJAWI : JUM’AT AGUNG
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 19: 16b - 42
TEMA : KEMATIAN YANG MENYELAMATKAN

LATAR BELAKANG
Hari Jumat 7 April kita sedang merayakan Jumat Agung sebagai Jumat kelabu
yang pekat, hari Tuhan kita Yesus Kristus menanggung dosa isi dunia, agar
dengan jalan ini keadilan Allah tampak, yaitu keadilan Allah yang menghukum
dosa isi dunia, dan pada saat yang bersamaan “jalan kasih karunia Allah bagi
dunia di mulai” bahwa Tuhan Yesus Kristus satu-satunya Penebus dan
Juruselamat dunia. hari ini adalah hari ke-97 dalam minggu ke-14 tahun 2023
kita terus disadarkan bahwa Fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada
Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih
Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis
dan Inklusif merupakan bagian penting dalam “kasih Kristus kepada dunia
yang dengannya, Ia telah menebus, bagian ini akan direfleksikan melalui
firman Tuhan Yohanes 19 : 16b – 42.
Siapa sih di dunia ini yang benar-benar rela mengorbankan nyawanya demi
menolong orang lain? Janganlah mengorbankan nyawa, mengorbankan
waktu saja rasanya sudah hal yang langka, apa lagi kita memberi waktu untuk
mendengar orang lain membagi cerita tentang masalah hidupnya, rasanya kita
malas untuk mendengar. Ada juga orang-orang tertentu yang oleh panggilan
nuraninya mereka juga rela mati untuk orang lain seperti Saudara Riyanto
seorang anggota barisan Anshor serbaguna (Banser ) yang meninggal dunia
akibat ledakan bom pada saat misa natal di Gereja Ebenhaizer, Mojokerto
Jawa Timur pada tanggal,24 Desember 2000,pada malam itu ada sebuah
bingkisan yang mencurigakan di dalam gereja, dan saudara Riyanto yang
ditugaskan untuk menjaga keamanan malam natal berusaha mengambil
bingkisan itu dan membukanya, dan ada kabel yang keluar dari bingkisannya
dan ia berusaha melemparkan keluar dari gereja dan keburu meledak dan
saudara Riyanto meninggal, tetapi jemaat dalam gereja selamat oleh
tindakanya. Selain saudara Riyanto mungkin juga ada orang lain yang juga
rela menyerahkan hidupnya mati demi orang lain. Orang-orang seperti itu
adalah orang langka yang kita temukan. Kalau Riyanto dan teman-teman lain
bisa menyelamatkan orang dari kematian, itu beda dengan Yesus orang
Nasaret, Ia bukan hanya menyelamatkan orang dari kematian, tetapi Ia

80
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

menyelamatkan, membebaskan manusia dari dosa dan mendamaikan manusia


dengan Allah dan menyediakan hidup yang kekal untuk manusia, Itulah
perbedaan Yesus dan Riyanto, tetapi saudara Riyanto telah memberi contoh
dari gambar besar Yesus kepada kita.

PENJELASAN TEKS
Dalam teks Yohanes 19 : 16.b- 42 ada empat perikop Yaitu, Yesus disalibkan,
Yesus Mati, lambung Yesus ditikam dan Yesus dikuburkan. Dari keempat
perikop ini dirumuskan menjadi satu tema menjadi bahan khotbah pada
perayaan Jumat Agung saat ini yaitu : “Kematian Yang menyelamatkan”
dengan uraian teks sebagai berikut :
Ayat 16,b-22 Penyaliban, Yesus sendiri memanggul salib (ayat 17).Disini
Yohanes tidak menyangkal bantuan dari Simon dari Kirena. Tetapi Yohanes
menekankan kontrol Yesus atas kehidupan dan kematian-Nya sendiri; Ia
membawa salib-Nya sendiri. Ia disalibkan ditempat Tengkorak (dalam bahasa
Ibrani Golgota, bahasa latin Calvaria). Tulisan diatas salib disebut oleh
keempat injil dengan sedikit variasi, tetapi hanya Yohanes yang menekankan
Kerajaan Yesus sedemikian sehingga ada tiga bahasa, Yunani adalah bahasa
laut Tengah, Bahasa Latin dari Imperium Romawi dan Bahasa Ibrani yang
digunakan oleh orang-orang Yahudi. Yohanes mengatakan bahwa Kerajaan
Yesus bersifat Universal yang diwartakan dari Salib ke Seluruh dunia.
Kekerasan hati Pilatus untuk membiarkan tulisan seperti apa adanya
menandakan sedikit pembalasan terhadap mereka yang menekannya untuk
menjatuhkan hukuman mati kepada orang yang tak bersalah ini. Biarlah
mereka sedikit dipermalukan oleh tulisan yang mengejek mereka menurut injil
Yohanes.
Ayat 23-24 Pakaian Kristus, adalah bagian yang dilihat Yohanes sebagai
pemenuhan hubungan nubuat Perjanjian Lama. Pakaian Yesus menunjuk pada
Mazmur 22 :19 yang digunakan oleh gereja perdana untuk menyinggung
sengsara Yesus. Penyebutan jubah Yesus yang tidak dijahit, dan merupakan
satu tenunan dari atas sampai ke bawah rupanya dimaksudkan untuk
memparalelkan dengan pakaian imam besar, yang bentuk jubahnya demikian.
Tetapi persamaan ini masih diperdebatkan oleh para ahli, karena Yohanes
berbicara mengenai Yesus bukan sebagai imam, melainkan sebagai Raja.

81
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 25-27 Ibu Yesus dan Murid terkasih, Dalam keadaan hampir mati di kayu
salib, Yesus peduli terhadap keluarga-Nya. Dia meminta Yohanes sahabat
dekat-Nya untuk mengurus ibu Yesus, Maria yang suaminya, Yusuf tentu sudah
meninggal saat itu? Dan mengapa Yesus tidak menyerahkan ibunya kepada
adik-adiknya, tetapi menyerahkan kepada Yohanes yang ada pada saat Yesus
disalibkan. Maria yang hadir dibawah salib juga menunjukkan peran serta
perempuan dalam karya penyelamat dan gambaran negatif Hawa dalam
Perjanjian Lama telah digantikan oleh Hawa dalam Perjanjian Baru yakni
Maria ibu Yesus yang memberikan kehidupan.
Ayat 28-30 Kematian, Bagi Yohanes kematian Yesus terjadi saat Yesus siap
untuk wafat, pada waktu yang tepat ketika kitab suci sudah terpenuhi. Ucapan
“aku haus” (ayat28) menunjuk pada (Maz 69:22 atau Maz 22:16), kedua
mazmur tersebut kerap kali dipergunakan dalam Perjanjian Baru. Anggur
Asam (ayat 29 ) adalah minuman pahit para serdadu. Tanaman Hisop (ayat
29) dapat menahan sebuah spons yang dicelupkan pada anggur. Hal-hal itu
dimasukkan disini, mungkin untuk mengingatkan pembaca Yahudi akan
tanaman yang digunakan orang Israel untuk memerciki pintu dengan darah
domba paskah dalam (keluaran 12:22). Jika demikian hal ini sangat erat
hubungannya apa yang dinyatakan berikut ini:” Sudah Selesai. (ayat 30).
“Selesai” menunjuk pada pekerjaan yang dilakukan Yesus, yakni melaksanakan
kehendak Bapa, memenuhi nubuat kitab suci, menyelamatkan umat manusia.
Lalu Ia menundukkan kepalanya dan menyerahkan Nyawanya (ayat 30).
Ungkapan ini sangat unik, merupakan ciri khas dari keempat injil. Melalui
Kematian Yesus telah melepaskan Kemuliaan Yesus melalui Roh Kudus ke
dalam dunia (Yoh 7;39;19:34;20:22)
Ayat 31-37 Tombak, yang penting nampak dalam ayat 31 menunjukkan
bahwa hari itu adalah hari jum’at sore, dalam mengakhiri Sabat (jadi Paskah
Menurut Yohanes) mulai pada matahari terbenam. Hanya tinggal beberapa
jam tersisa sebelum sabat dimulai sehingga mayat-mayat itu harus diturunkan,
sebagai konsekwensi untuk mempercepat kematian adalah dengan
mematahkan kaki. Tindakan seperti itu tidak perlu dilakukan kepada Yesus
karena Ia telah Wafat. Hanya saja lambungnya ditombak, sehingga
mengalirkan darah dan air dan ini adalah sebuah kesaksian dari saksi mata
yang melihat Yesus ditombak menurut injil Yohanes (ayat 35). Banyak Bapak
gereja melihat bahwa darah dan air merupakan tanda perjamuan dan

82
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Baptisan, yang merupakan sumber hidup bagi gereja. Tulang yang patah
menunjuk pada Hawa yang muncul dari sisi Adam yang baru, menurut
Yohanes menunjuk pada kutipan PL. Tidak ada tulang yang dipatahkan adalah
campuran dari (Keluaran 12:46), yang berbicara mengenai anak domba
Paskah, dan (Mazmur 34:21) yang melukiskan perlindungan Allah terhadap
orang benar. Mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam
(ayat 37) menunjuk pada (Zakaria 12:10) dimana penusukan adalah
pencurahan roh kemurahan dan belas kasihan Allah kepada penduduk
Yerusalem.
Ayat 38-42. Pemakaman, Keempat injil menyebutkan partisipasi Yusuf dari
Arimatea dalam pemakaman Yesus ( Mat 27:57-60,Mrk 16 :43-46,Lukas
23:50-53), Namun hanya (Matius 27:60) yang menjelaskan bagaimana
makam baru itu dapat dipergunakan, yakni makam itu milik Yusuf. Dan hanya
Yohanes yang memperkenalkan Nikodemus. Bagi Yohanes kedua orang ini
adalah orang Kristen yang diam-diam sedang membebaskan diri dari kelegaan
ketakutan mereka. Tindakan mereka yang berani merupakan pembenaran,
sebagaimana yang dinyatakan dalam (Yohanes 12:32, Apabila Aku ditinggikan
dari bumi, Aku akan menaruh setiap orang datang kepada-Ku). sejumlah besar
minyak mur dan minyak gaharu (ayat 39) yang digunakan dalam pemakaman
Yesus menunjuk pada pemakaman Yesus sebagai Raja.

PENERAPAN
Dari tema “Kematian yang menyelamatkan” mengantar kita untuk memaknai
pesan Yesus kepada kita melalui injil Yohanes sebagai berikut :
1. Penyaliban Yesus menunjukan keteguhan Iman dan Ketaatan-Nya untuk
memanggul salib menuju Golgota, mengajarkan kepada kita semua untuk
tidak panik dan takut yang berlebihan ketika menghadapi ketidak-pastian
dan kecemasan hidup.
2. Pakaian Kristus, menunjukkan simbol dan status serta kedudukan Yesus
sebagai Imam Besar dan Raja yang tidak disadari dikenakan kepadanya
oleh Pilatus, menunjukan kebesaran Kristus sebagai Imam dan Raja yang
kita sembah dan yakini menunjukkan kebesaran dan keyakinan kita
kepada Yesus sebagai Imam Besar dan Raja yang menyelamatkan kita.
3. Kematian yang menyelamatkan adalah sebuah contoh dari Tuhan Yesus
yang memberikan hidup dan matinya untuk keselamatan kita, dengan
demikian kita juga diminta supaya dapat memberikan hidup dan

83
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

kehidupan kita kepada Tuhan melalui karya dan pengabdian kita dimana
saja kita berada dan bekerja. Kita tidak melihat akan status dan jabatan
yang dapat mempengaruhi kerja kita, tetapi kita melihat bagaimana
pekerjaan yang kita lakukan itu memberikan perubahan dan pertumbuhan
atau tidak (bukan soal pelitanya tetapi yang penting adalah terangnya,
bukan soal jenis pekerjaannya tetapi yang lebih penting adalah
pengaruhnya bagi banyak orang itu yang penting).
4. Kalau Saudara Riyanto seorang Bansor ( muslim ) bisa melakukan tindakan
penyelamatan kepada saudara yang buakn seiman, mengapa kita tidak
dapat lakukan kepada saudara kita seiman dalam lingkungan kita? Mari
belajar dan bertindak jangan biarkan keadaan menjadi tidak
menentu,lakukanlah kebaikan dan lihatlah bahwa Tuhan akan bekerja
melebihi yang kita kerja.

84
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

JUMAT, 07 APRIL 2023


KALENDER GEREJAWI : PERJAMUAN KUDUS - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 26:36-46
TEMA : CAWAN KEHENDAK TUHAN
DI TAMAN GETSEMANI

LATAR BELAKANG
Getsemani nama ini artinya “kilangan minyak” dan disini yang dimaksudkan
adalah semua taman yang sering dikunjungi Yesus dan murid-murid-NYA.
Taman ini terletak di lembah Kidron di Bukit Zaitun (Luk 22:39), dan tidak
disangkal lagi terdapat banyak pohon zaitun dan sebuah kilangan untuk
menyuling minyak. Tempat ini yang ditunjukkan para peziarah dewasa ini
pastilah terletak dekat dengan tempat Yesus Berdoa. Walaupun pohon-
pohonnya tentu bukan pohon yang sama lagi. Saat-saat terakhir menjelang
kematian Yesus, Yesus sangat sedih dan gentar menghadapi murka Allah atas
dosa manusia. Murka yang harus ditanggung Yesus. Tiga kali Yesus berdoa
agar cawan yang melambangkan penderitaan dan kesengsaraan itu berlalu
dari pada-Nya. Tetapi Yesus memilih taat dan rela meminum cawan itu sebab
itulah kehendak Bapak bagi-Nya. Di saat yang begitu menegangkan, Yesus
meminta ketiga murid-Nya untuk berdoa “berjaga-jagalah dan berdoalah”
sayangnya Petrus, Yakobus dan Yohanes malah tidur di saat Yesus bergumul
dalam doa. Pada hal murid-murid terutama Petrus sebelumnya begitu percaya
diri pada komitmen untuk setia mengikut Yesus.

PENJELASAN TEKS
Gambaran ayat 36-38, menjelaskan bagi kita bahwa ketika Yesus dan para
murid sampai ditempat yang bernama Getsemani, Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya: “duduklah disini sementara, sementara Aku pergi ke sana
untuk berdoa” ungkapan kegelisahan hati Yesus untuk apa yang akan terjadi
dan dialami oleh diri-Nya dan para murid yang akan Dia tinggalkan. Memulai
doa Yesus dengan kesedihan Ia membawa serta Petrus dan kedua anak
Zebedeus untuk Yesus memulai doanya, ungkapan hati yang dinaikkan dalam
kesedihan hati yang sungguh kepada Allah Bapa. Ungkapan rasa hati sedih
yang sungguh dan merasa kematian sudah dekat kepada-NYA diungkapkan
pula bagi murid-murid yang bersama dengan Dia, bahkan Yesus meminta
mereka tinggal sebentar dan berjaga-jaga. Kalimat berjaga-jaga sudah tentu

85
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

bahwa ada keraguan yang besar dalam diri Yesus untuk melihat dan akan
menjalani kenyataan yang tidak sepatutnya Dia terima.
Ayat 39, “Biarlah Cawan Ini Berlalu” yang dimaksudkan oleh Yesus dengan
“cawan ini” telah menjadi pokok pembahasan yang panjang lebar yaitu:
Belum tentu Kristus sedang berdoa agar dibebaskan dari kematian Jasmaniah,
sebab Ia sudah membulatkan tekad untuk mati karena dosa manusia (bd Mrk
10:33-34; Luk 9:51; Yoh 12:24-27; Ibr 10:6-9). Lebih besar kemungkinannya Ia
sedang berdoa agar dibebaskan dari hukuman perpisahan dari Allah.
Hukuman yang tertinggi atas dosa. Kristus berdoa agar kematian jasmani-Nya
dapat diterima sebagai harga tebusan yang penuh bagi dosa-dosa umat
manusia. Akan tetapi, Ia tetap memohon, “tetapi janganlah seperti yang
kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau”.
Lalu Yesus menyerahkan diri-Nya untuk mengalami kematian jasmani dan
pemisahan rohani dari Bapa-Nya di sorga agar dapat menyedihkan
keselamatan kita (bd Mat 27:46). Doa-Nya itu didengarkan karena Bapa-Nya
menguatkan Dia untuk minum cawan yang sudah ditetapkan (Ibr 5:7).
Dengan demikian penjelasan yang paling memuaskan mengenai Cawan adalah
terkait murka Allah, yang akan ditumpahkan kepada Kristus pada saat Dia
menjadi penanggung dosa manusia. Pengalaman ketika Allah untuk sesaat
terpisah dari Putra-Nya ini, menimbulkan teriakan mengenaskan (Mat 27:46)
apabila dosa seseorang dapat menyebabkan dukacita yang pahit ketika
merasakan dirinya terasing dari Allah. Maka betapa tak terbandingkan lagi
kesedihan mendalam yang diderita oleh Kristus, yang mengerti arti
menanggung kesalahan umat manusia.
Ayat 40-41, menemukan para murid tertidur akibat pengaruh emosi dan
kelelahan yang berkepanjangan. Yesus memilih Petrus untuk memperoleh
nasehat khusus (mungkin mengingatkan bualan-nya sebelum ini), dan Yesus
menyuruh Petrus terus waspada, serta terus berdoa, agar berbagai kejadian
tidak mengejutkan Dia dan membuatnya menyerah pada pencobaan. Tetapi
daging lemah. Beberapa orang berpikir, bahwa daging di sini menunjuk
kepada bagian dari keberadaan manusia yang tidak berdosa apabila dikuasai
oleh rohnya (dan dengan demikian perkataan ini juga berlaku bagi Yesus).
Yang lain beranggapan, bahwa daging menunjuk kepada sifat dasar dosa yang
dimiliki semua orang (terkecuali Yesus).

86
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 42-45, pada hakekatnya, doa ini dipanjatkan tiga kali; dan setiap kali
dipanjatkan, penyerahan Sang Putra bersifat menyeluruh. Sekalipun demikian
dijelaskan bahwa, Yesus mengetahui hasil dari semua ini. “tidurlah sekarang
dan istirahatlah” mungkin bukan sebuah ironi, tetapi sebuah pernyataan
sederhana bahwa kesempatan mereka untuk berguna di dalam krisis tersebut
telah berlalu.
Ayat 46, namun, pada saat itu, Yesus melihat lawan sudah mendekat.
Pernyataan Yesus kepada para murid; “marilah kita pergi” bukan untuk
melarikan diri, tetapi untuk menemui mereka (Yoh 18:4).

PENERAPAN
Ketika menghadapi pencobaan murid-murid tertidur, sebaliknya Yesus berdoa.
Yesus meminta pertolongan Tuhan. “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin,
biarlah cawan ini berlalu dari pada-Ku”. Doa Yesus bukanlah negosiasi dengan
Bapa. Yesus tidak berdoa supaya yang diinginkan-Nya menjadi kenyataan.
Yesus tidak memutlakkan kehendak-Nya, tetapi berserah kepada kehendak
Bapa. Bukan kepentingan sendiri yang diperjuangkan, tetapi kehendak Bapa
dan kepentingan umat manusia.
Tiga kali Yesus mendoakan hal yang sama, tanda begitu serius Yesus
menggumuli, memohonkan, menghayati apa yang didoakan-Nya itu. Tiap kali
Yesus berdoa, Ia sadar benar akan dahsyatnya penderitaan yang harus
ditanggung-Nya. Bahkan tiap kali berdoa-pun Yesus merasa ketakutan dan
keinginan diri-Nya harus cepat berlalu. Tiap kali pula Yesus memberi ruang
yang besar bagi komitmen-Nya untuk tunduk penuh kepada kehendak Bapa,
betapa sulit dan dahsyat hal itu. Tiap kali pula Ia makin mempertautkan diri
kepada Rencana Allah. Seorang teolog Haddon Robbinson mengatakan;
“dimanakah Yesus mencurahkan darah-Nya yang paling dahsyat”?
sesungguhnya bukan di hadapan pengadilan Pilatus, juga bukan di bukit
Golgota, tetapi di taman Getsemani. Yesus bergumul dalam doa dan peluh-
Nya menetes seperti tetesan darah. Tapi pada akhirnya kemenangan Yesus di
Getsemani itulah yang menghasilkan Golgota, gunung batu keselamatan kita
yang menjadi keselamatan bagi dunia. Pergumulan berat dilalui oleh Yesus
dengan berdoa dan hati yang sungguh siap, bahkan rela melaksanakan
kehendak Bapa. Persekutuan dengan bapa membuat Yesus sanggup
menghadapi sengsara dan derita yang harusnya di tanggung oleh kita sendiri.
Tapi Yesus menanggungnya sendiri. Ketika krisis datang dengan bergumul

87
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

dalam doa Yesus dapat dengan tenang naik ke atas kayu salib, sedangkan
ketiga murid-Nya, lari dan jatuh dalam penyangkalan.
Ini merupakan sebuah perenungan penting bagi kita secara khusus sebagai
pelayan. Janji untuk setia melayani Kristus adalah komitmen penting kita,
tetapi ingatlah bahwa kita selalu menghadapi ujian demi ujian dalam hidup
ini. Pertanyaannya apakah kita sebagai orang beriman akan melibatkan diri
dengan Allah Bapa melalui Kristus Yesus atau kah kita menjadi orang beriman
yang sama seperti para murid lebih kepada ketiga para murid Yesus itu?
Jawaban ada pada pribadi kita sendiri untuk menyikapi dan menjawabnya
dengan hati yang sungguh bagi Tuhan. Sebagaimana Yesus berhadapan
dengan kematian. Kita pun pasti akan berhadapan dengan kematian.
Kematian atas keinginan-keinginan pribadi, atas kenyamanan hidup, atas
kesombongan, atas pengorbanan. Jika kita gagal dalam Getsemani kita, maka
sulit bagi kita untuk menjadi instrumen Allah bagi dunia. Ikutlah jejak Kristus
yang mengalahkan keinginan dan kepentingan pribadi demi ketaatan pada
Bapa-Nya.......amien.....

88
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 09 APRIL 2023


KALENDER GEREJAWI : PASKAH I - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : MATIUS 28:1-15
TEMA : DUSTA DAN KEBENARAN KESAKSIAN
SAKSI MATA

LATAR BELAKANG
Hari minggu 9 April adalah hari ke-99, minggu ke-15 kita mulai dengan masa
raya Paskah, dan ini adalah Paskah Minggu pertama, Fokus pelayanan
Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra
Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif yang akan terus dimaknai dalam
semangat kebangkitan Tuhan Yesus Kristus berdasarkan firman Tuhan Matius
28:1-15.
Paskah adalah harapan, paskah adalah keselamatan, paskah adalah sukacita
dan penebusan. Harapan dalam paskah mengajak kita untuk memaknai
kehidupan, tugas-tugas, dan kehadiran kita dalam dunia secara baru. Perayaan
Paskah bukanlah rutinitas yang kita lakukan dan rayakan tetapi, Paskah
merupakan Pesta kemenangan Iman Kristen yang merupakan nubuatan
mengenai Mesias yang akan dibangkitkan dalam Kitab Perjanjian Lama, yang
digenapi lewat Perjanjian Baru. Ketika kita percaya dalam iman dan
pengharapan bahwa kebangkitan Kristus membawa pembaharuan dalam
hidup sudah barang tentu, perayaan kemenangan akan membawa kita untuk
mengerti dengan iman bahwa bukan hanya sekedar perayaan. Tetapi
peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya memberikan pengharapan yang
sungguh untuk kita sadar bahwa melalui dua peristiwa penting tersebut dapat
menentukan kekristenan kita yang sungguh. Serta pertumbuhan iman kita,
kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. Sebab rencana Kasih Allah terwujud
dengan sendirinya melalui Yesus Sang Putra Kudus. Kebangkitan Yesus juga
adalah bukti nyata ketaatan Yesus Kristus yang tidak pernah gagal.
Pertanyaannya jika Tuhan Yesus tidak dibangkitkan apa yang akan terjadi bagi
hidup kita? Bagi keberadaan kelangsungan hari hidup kita? Namun dengan
kebangkitan Yesus Kristus Injil tetap dibentangkan dan diberitakan, tugas kita
adalah bagaimana membawa sukacita lewat perayaan ini kepada setiap orang
yang belum mengenal Yesus Kristus, untuk mengenal dan tahu.

89
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENJELASAN TEKS
Ketika Maria Magdalena dan Maria yang lain menengok kubur Yesus, mereka
menjadi sedih dan berduka. Mereka tidak membayangkan bahwa Yesus akan
hidup. Mereka tidak memiliki harapan bahwa Yesus akan bangkit. Tragedi di
Golgota menghilangkan semangat dan harapan mereka. Tapi Paskah memberi
harapan baru. Kubur telah kosong dan Yesus telah bangkit. Seorang malaikat
menyampaikan kabar bahwa Yesus yang disalibkan itu sudah bangkit. Para
perempuan di minta untuk melihat sendiri tempat Yesus dibaringkan. Yesus sudah
bangkit, yesus hidup, fakta kebangkitan Yesus membuat harapan para perempuan
berubah total, sebelumnya mereka datang ke kubur dengan hati dirundung pilu
tapi kemudian membuat mereka pulang dari kubur itu dengan sukacita yang
besar. Mereka datang ke kubur dengan langkah lesu tapi, kebangkitan Yesus
adalah salah satu kebenaran utama dalam Injil (I Kor 15:1-5). Pertanyaannya
mengapa kebangkitan Kristus penting bagi mereka? Bagi mereka yang percaya
kepada-NYA? Sebab:
Pertama, Kebangkitan itu membuktikan bahwa Dia adalah Anak Allah (Yoh
10:17-18; Rm 1:4).
Kedua, Kebangkitan itu menjamin keraguan kematian-Nya yang menebus (Rm
6:4; 1Kor 15:17).
Ketiga, Kebangkitan itu membuktikan kebenaran Alkitab, (Maz 16:10; Luk 24:44-
47; Kis 2:31).
Keempat, kebangkitan itu memastikan penghakiman orang fasik di masa depan
(Kis 17:30-31).
Kelima, Kebangkitan Kristus mendasari Karunia Roh Kudus dan pemberian hidup
kekal (Yoh 20:22; Rm 5:10; 1Kor 15:45) dan pelayanan-Nya di sorga sebagai
pengantara orang percaya (Ibr 7:23-28)
Keenam, Kebangkitan itu memastikan warisan orang percaya kelak, di sorga ( IPtr
1:3-4) dan kebangkitan atau pengangkatan mereka ketika Tuhan datang (lih Cat
Yoh 14:3; ITes 4:14-18;)
Ketujuh, Kebangkitan itu memungkinkan tersedianya kehadiran Kristus serta Kuasa-
NYA atas dosa dalam pengalaman hidup sehari-hari kita (Gal 2:20; Ef 1:18-20).
Kebangkitan merupakan suatu peristiwa, yang cukup terbukti secara historis.
Setelah Yesus bangkit. Yesus tetap tinggal di Bumi selama 40 hari, menampakkan
diri dan berbicara kepada murid-murid-NYA dan banyak dari pengikut-NYA.
Penampakan setelah kebangkitan adalah sebagai berikut:

90
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

1. Maria Magdalena (Yoh 20:11-18)


2. Para wanita yang kembali dari kuburan (ayat 9-10)
3. Petrus (Luk 24:34)
4. Dua orang murid yang menuju ke Emaus (Luk 24:13-32)
5. Semua murid bersama dengan teman-teman mereka kecuali Thomas (Luk
24:36-43)
6. Semua murid pada minggu malam, satu minggu kemudian (Yoh 20:26-31)
7. Tujuh murid di danau Galilea (Yoh 21:1-25)
8. 500 orang di Galilea (bd ayat 16-20; 1Kor 15:6)
9. Yakobus (1Kor15:7)
10. Murid-murid yang menerima Amanat Agung (ayat 16-20)
11. Para Rasul ketika IA naik ke Sorga (Kis 1:3-11)
12. Kepada Rasul Paulus (1Kor 15:8)
Dengan demikian ada pernyataan Malaikat yang berkata “Jangan Takut”
pertanyaannya mengapa wanita ini dianjurkan jangan takut! tanggapan Malaikat
dalam ayat 5 memberikan jawabannya “Aku Tahu Kamu Mencari Yesus”. Wanita
itu tetap setia sebagai sahabat Yesus, ketika dunia menyalibkan dan menghina
Dia. Bila Kristus kembali. Umat-Nya yang setia tidak perlu takut apabila mereka
tetap setia kepada Kristus di tengah-tengah dunia yang menolak kasih,
keselamatan dan Firman-Nya yang kudus.
Rasul Yohanes menyatakan kebenaran ini dalam I Yohanes 2:28, “Maka Sekarang
Anak-anak-Ku, tinggallah di dalam Kristus supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya
kita beroleh Keberanian Percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari
Kedatangan-Nya”.
Kesepakatan yang dibangun oleh imam-imam ketika mereka membayar serdadu-
serdadu untuk menyampaikan kepada penduduk kota ketika berita kebangkitan
Tuhan Yesus itu tersiar bahwa mayat Yesus dicuri oleh para murid ketika mereka
terlelap tidur, skenario kebohongan diciptakan kembali oleh orang-orang yang
selalu diperhadapkan dengan Firman Tuhan, tetapi tidak mampu untuk
mengatakan yang sejujurnya hanya karena, egois dan akan merasa kalah dengan
tindakan hujatan yang mereka buat ketika Yesus ada bersama-sama dan
membuat banyak mujizat yang tidak mau diakui oleh mereka. Bahkan mereka
merasa tersaingi sebab mereka merasa Yesus itu siapa, dan dari mana berasal
sehingga mematikan langkah kaki mereka sebagai para imam.
Ketika serdadu-serdadu itu menerima uang yang diberikan dalam jumlah tertentu
dari kaum imam, tidak cukup sampai disitu saja tapi mereka berpesan untuk para
serdadu bahwa jangan takut apabila wali negeri mengetahui dan mendengar

91
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

berita tersebut mereka yang akan menjelaskannya kepada wali negeri. Karena
serdadu harus melaksanakan tugas yang diperintahkan sehingga mereka bergegas
untuk menyampaikan kabar yang sesungguhnya menjadi sebuah dusta dan
kebohongan dengan apa yang sebenarnya dan sesungguhnya terjadi.
Jika Paskah mengubah kehidupan para perempuan menjadi saksi kebangkitan
Yesus, sebaliknya para imam justru merancangkan kebohongan, untuk
menyebarkan berita hoax, menerima suap dan manipulasi kebenaran. Uang
membuat para penjaga kubur tidak berani mempertahankan kebenaran yang
mereka alami dan lihat sendiri. Kebenaran kebangkitan Yesus dibungkam
dengan ketidakjujuran. Dan Matius mencatat bahwa cerita bohong atau hoax
tentang hilangnya mayat Yesus tersiar terus diantara orang Yahudi.

PENERAPAN
Paskah bukan sekedar perayaan yang kita lakukan setiap tahun dengan pawai
obor, dengan mencari telur Paskah, dan lain sebagainya. Yesus sudah mati
untuk menebus kita dan Yesus sudah bangkit dari antara orang mati, Ia
menaklukkan maut, Ia membawa kemenangan bagi kita, karena itu kita mesti
memberikan makna terhadap kebangkitan Yesus. Peristiwa Paskah bermakna
transformasi iman yang mengubah kematian menjadi kehidupan, kesedihan
menjadi sukacita dan keputusasaan menjadi pengharapan. Setiap orang yang
merayakan Paskah harus memberi makna terhadap kebangkitan Yesus dengan
sebuah transformasi iman.
Transformasi artinya: perubahan bentuk atau fungsi atau rupa. Jadi Paskah
harus membawa perubahan hidup kita. Kalau dalam kehidupan kita atau
tanggung jawab kita di kantor dalam kedudukan yang kita kerjakan dan
lakukan, ada praktek-praktek kotor, penyebaran berita hoax, ketidakjujuran,
maka memaknai Paskah kita harus diubahkan dan dibentuk untuk menjadi
hamba kebenaran, bukan lagi hamba dosa, bukan hamba uang, bukan hamba
judi, bukan hamba setan, bukan hamba dusta.
Marilah kita menjadi saksi kebenaran. Jangan pernah berkompromi dengan
dosa. Lawanlah hoax dan hentikan gosip-gosip yang tidak membangun iman
percaya kita. Kiranya berita Paskah memberi sukacita, harapan dan damai
sejahtera bagi kita semua untuk giat bekerja bagi Allah, dengan berani tanpa
takut, dengan sukacita tanpa mengeluh, dengan pengharapan meski hidup
penuh pergumulan. Yesus telah mengalahkan maut. Yesus keluar sebagai
pemenang, oleh sebab itu janganlah takut menjalani hidup. Yesus adalah
kekuatan kita dalam bentuk pergumulan hidup yang kita alami. Selamat
merayakan Paskah, selamat mewartakan berita sukacita Paskah kepada Dunia,
Tuhan Yesus memberkati kita semua.

92
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

SENIN, 10 APRIL 2023


KALENDER GEREJAWI : PASKAH HARI KE-2
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 20:24-29
TEMA : DARI KERAGUAN HINGGA PERCAYA.

LATAR BELAKANG
Mengapa Tomas yang disebut Didimus (anak Kembar) adalah seorang Murid
Yesus Tidak Percaya meskipun teman-temanya mengatakan bahwa mereka
telah melihat Yesus?
Bapak/Ibu Pada umumnya orang-orang Yang Tidak Percaya disebabkan oleh
pengalaman dikecewakan yang amat menyakitkan sehingga hal tersebut
membekas dan menghantui sepanjang hidupnya. Orang yang kecewa akan
sangat marah dan tersakiti hingga luka itu kering dan menjadi “Tameng” bagi
dirinya untuk tidak mempercayai orang lain dengan mudah. Orang-orang
yang sudah terlanjur kecewa sulit bagi mereka untuk membuka hatinya, dan
ini hak setiap orang untuk meluapkan emosinya, dan sikap ini jika dibiarkan
akan terus terbebani dan dapat menyakiti orang lain.
Jika Pernyataan diatas dikaitkan dengan Pribadi Tomas tentu ia sangat kecewa
terhadap Guru dan Tuhan telah mati tersalib, dan kini tidak ada harapan lagi,
sehingga pernyataan teman-temanya bahwa kami telah melihat Yesus
membuat Ia tidak percaya, dan ini adalah hak Tomas untuk tidak percaya.

PENJELASAN TEKS
Mari kita lihat beberapa pernyataan Tomas yang Ia ucapkan ketika Ia di
panggil oleh Yesus “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan
Dia, (Yoh 11:16), inilah perkataan Tomas yang pertama dalam Injil. Dan
pernyataan yang kedua” Tuhan kami tidak tahu ke mana Engkau Pergi, jadi
bagaimana kami Tahu jalan ke situ (Yoh 14 :5).
Ayat 24-25 “Dimanakah Tomas ketika Yesus memperlihatkan diri-Nya kepada
para murid, Injil Yohanes tidak menjelaskan ke mana Tomas pergi atau Tomas
sudah kehilangan minat untuk menjadi Murid Yesus atau mungkin Tomas
ingin sendirian dalam dukacita itu. Laporan dari teman-temanya bahwa
mereka telah melihat Lambung dan bekas luka pada Tuhan tetapi Tomas
menuntut untuk tidak hanya melihat tetapi kalau boleh menyentuh sendiri
secara nyata sebagai syarat untuk percaya bahwa Yesus benar bangkit.
Bukankan kita semua juga menginginkan hal yang sama kalau dapat kita

93
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

melihat dan menyentuh Yesus dan mendengar kata-kata-Nya. Disini kita lihat
bahwa Allah tidak membatasi diri-Nya pada satu tubuh jasmania, Ia ingin
selalu bersama Saudara. Bahkan saat ini Ia menyertai Saudara dalam Wujud
Roh Kudus. Saudara dapat berbicara kepada-Nya, dan Saudara dapat
menemukan kata-katan-Nya kepada Saudara dalam setiap lembar Alkitab
seperti Ia berjumpa dengan Tomas.
Ayat 26-27, Delapan hari kemudian dalam ruang dan tempat yang sama
dalam posisi pintu-pintu yang terkunci, Yesus muncul untuk kedua kalinya
dengan Salam yang sama “Damai sejahtera Bagi Kamu”. Dalam bahasanya
sendiri Ia mengetahui apa yang diragukan Tomas terhadap diri-Nya, bahkan
Yesus tidak mengecam keras Tomas atas sikapnya yang ragu.
Tubuh Yesus yang bangkit itu memiliki sifat unik, Tubuh Yesus tidak sama
dengan darah dan daging seperti yang dimiliki Lazarus ketika ia dibangkitkan.
Tubuh Yesus tidak lagi tunduk pada hukum Alam yang sama seperti sebelum
kematiannya. Dia bisa secara tiba-tiba muncul dalam ruang terkunci akan
tetapi Ia bukan hantu atau suatu wujud aneh yang bisa muncul tiba-tiba
karena Dia bisa disentuh dan Dia bisa Makan. Kebangkitan Yesus bersifat
Nyata dan fisik, Dia bukan Roh tanpa Tubuh. “Taruhlah jarimu disini dan
lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukan ke dalam lambung ku
dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.”
Ayat 28-29, Dari keraguan hingga percaya “Ya Tuhanku dan Allahku”
penyataan tersebut apakah dimengerti atau tidak oleh Tomas tentang
pemahaman yang mendalam ini tentang hakekat Ilahi, dari penglihatan Tomas
terhadap Yesus yang bangkit. Dan kepercayaan Tomas karena melihat,
“Karena Engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya”. Tetapi disini Yesus
dengan cepat menyebutkan berkat yang lebih besar bagi mereka yang percaya
pada Yesus tanpa melihat “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun
percaya”. dan ini berlaku bagi semua orang Kristen dimana saja berada.

PENERAPAN
Tema “Dari Keraguan hingga Percaya” mengantar kita untuk:
Pertama, Bagaimana pengalaman Iman kita bersama Yesus selama ini apakah
kita sudah mengalami suka cita dan Damai sejahtera, karena semua hal yang
kita harapkan dan doakan telah di jawab Tuhan ataukah, kita menjadi ragu
dan tidak percaya atas otoritas dan kuasa Tuhan Yesus dalam menjawab

94
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

semua permintaan kita. Tomas menjadi kecewa dan ragu kepada Yesus karena
harapannya telah sirna, sehingga Ia tidak percaya pada penyataan murid-
murid Yesus yang lain bahwa mereka telah melihat Yesus.
Kedua,Tomas tidak lagi bersama murid yang lain, karena mungkin Ia kecewa
dan kehilangan kepercayaan, Hal ini juga terjadi dalam aktifitas dan kerja kita,
mungkin saja apa yang kita usahakan dan doakan serta harapkan itu tidak
kunjung tiba, sehingga membuat kita berbalik meninggalkan Persekutuan
Dengan Tuhan dan tidak lagi membangun relasi dengan sesama dan merasa
bahwa segala sesuatu yang diharapkan telah gagal total.
Ketiga, Ada Sebagian orang merasa ragu sebelum mereka percaya. Jika
keraguan membawa kepada sebuah pertanyaan dan pertanyaan membawa
kepada jawaban, dan jawaban itu diterima, maka keraguan itu telah berfungsi
dengan baik. Keraguan menjadi berbahaya jika keraguan itu membuat orang
tidak mau mendengar orang lain, dan menjadi gaya hidup sombong. Apabila
Saudara ragu jangan berhenti disana. Biarlah keraguan saudara memperdalam
iman saudara, sementara saudara terus mencari jawaban.
Keempat, Kalau Tomas melihat Yesus dan Percaya, maka yang lebih
berbahagia adalah kita yang tidak melihat namun Percaya, Secara Fisik kita
tidak melihat dan menyentuh Yesus, tetapi secara Roh dalam Doa dan
Membaca Firman di Alkitab dan melalui kesaksian dari orang-orang percaya
kita telah melihat Yesus, Roh dan Kebenaran dan yang telah memimpin kita
sampai tiba disini.

95
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 16 APRIL 2023


KALENDER GEREJAWI : PASKAH II – PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : YOHANES 21:15-19
TEMA : DALAM KASIH ADA PENGAMPUNAN
DAN PENUGASAN.

LATAR BELAKANG
Hari minggu 16 April kita telah memasuki hari ke-106, minggu ke-16, masa
raya Paskah Tuhan Yesus, minggu ke-2 tahun 2023, kita konsisten dengan
Fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023
Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif, selanjutnya
didasarkan pada firman Tuhan Injil Yohanes 21 : 15 -19.
Pada tanggal, 10 Mei 1994, momentum besar bagi Afrika Selatan, dengan
memilih seorang kulit hitam Pertama menjadi Presiden Afrika Selatan Ia adalah
Nelson Mandela. Dibalik kesuksesannya menjadi Presiden Afrika Selatan
tersirat sebuah cerita menarik yang perlu diteladani. Mandela di Penjara
selama 27 Tahun oleh Lawan Politiknya. Di dalam Penjara oleh salah seorang
sipir dia sering disiksa, bahkan pernah digantung dengan kepala terbalik dan
dikencingi, dia hanya berkata “tunggu saatnya.” Ketika Mandela keluar dari
penjara, kemudian menjadi Presiden Afrika Selatan, hal pertama yang dia
lakukan adalah meminta pengawal pribadinya untuk mencari sipir tersebut,
pengawalnya langsung menangkap dan membawa sipir itu ke hadapannya.
Sipir itu sangat ketakutan mengira Mandela akan membalas, menyiksa dan
memenjarakannya, tapi ternyata Mandela malah merangkul dan berkata “Hal
pertama yang ingin saya lakukan ketika menjadi presiden adalah
“Memaafkanmu” Mandela tidak dikuasai kebencian atau niat untuk balas
dendam terhadap lawan politiknya dulu, tetapi Mandela mengajarkan
bagaimana membalas kejahatan dengan Kebaikan, Kebencian dengan Kasih.
Apakah yang kita lakukan ketika kita sudah begitu dilukai oleh seseorang dan
kini kita memiliki kesempatan untuk membalas dendam.
Kisah Mandela terhadap Seorang Sipir itu terinspirasi dari Perjumpaan Yesus
dengan Petrus bukanlah perjumpaan yang bertujuan untuk mengungkit masa
lalu “Apakah engkau akan menyangkal Aku lagi? Tetapi perjumpaan Yesus dan
Petrus adalah Perjumpaan yang menyembuhkan luka batin mengubahkan
Penyesalan, kekecewaan dan sakit hati, dengan berkata” Apakah Engkau
Mengasihi Aku lebih dari Mereka ini.” Sama Seperti Mandela berkata Pada
Sipir itu : “Aku Memaafkanmu”.

96
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENJELASAN TEKS
Perjumpaan Petrus dan Yesus yang bangkit berisikan teks-teks yang indah.
Yesus memberikan kesempatan kepada Petrus untuk mengungkapkan
penyesalan melalui Kasih. Ini merupakan sebuah contoh yang baik untuk
memulihkan hubungan dengan Tuhan sesudah melakukan dosa. Penyangkalan
Petrus tiga kali diimbangi oleh tiga kali pernyataan kasih-Nya. Perapian adalah
Penghubung antara Kedua Peristiwa itu yang mengikat Petrus dan Tuhan
bersatu kembali. Peristiwa ini juga merupakan lanjutan tema gembala dalam
Yohanes 10. Tampaknya tidak ada perbedaan real antara tiga perintah Yesus
Gembalakan Domba-domba Ku (ayat 15,16,17). Dan Fungsi Yahwe sebagai
Gembala dalam Yeheskiel 34 di jelaskan melalui Yesus Gembala dalam
Yohanes 10 kepada Petrus Gembala dalam Yohanes 21. Disini Penting bagi kita
untuk memperhatikan bagaimana Peranan Petrus sebagai gembala di kaitkan
dengan kasih.
Ayat 15-17, Dalam babak di tepi danau ini, Yesus membawa Petrus melalui
suatu pengalaman yang akan menyingkirkan awan penyangkalannya. Petrus
telah tiga kali menyangkal Yesus. Dan Tiga kali Yesus menanyai Petrus apakah
dia mengasihi-Nya. Yesus menanyai Petrus tiga kali, Pertama. Apakah Engkau
Mengasihi, disini digunakan kasih Agape (kasih yang rela mengorbankan diri)
Aku lebih dari mereka ini? Kali Kedua, Yesus tetap fokus kepada Petrus dan
tetap menggunakan kata Kasih dalam Bahasa Yunani Agape. Kali Ketiga, Yesus
Menggunakan kata Yunani Phileo (Kasih Sayang, kasih Persaudaraan) dan
apakah Engkau memang Sahabat-Ku? Dan setiap kali Petrus menjawab dengan
kasih Phileo. Ketika Petrus menjawab Ya, Yesus menyuruhnya dia
menggembalakan domba-domba-Nya. Pada bagian ini Kehidupan Petrus
berubah ketika dia akhirnya menyadari siapa Yesus. Pekerjaannya berganti
dari nelayan menjadi penginjil, ciri khasnya berubah dari yang tidak sabar
menjadi batu karang yang penyabar dan hubungan dengan Yesus berubah
dimana Petrus di ampuni, dan akhirnya ia memahami makna perkataan Yesus
mengenai kematian dan kebangkitannya.
Ayat 18-19, Ini adalah nubuat tentang kematian Petrus dengan cara
penyaliban. Cerita tradisi mengatakan bahwa Petrus disalibkan karena
imannya dengan kepala dibawah karena dia merasa tidak layak untuk mati
seperti Tuhannya. Bagaimanapun Pengalaman Petrus pada masa lalu menuju
masa depannya bersama Yesus menyuruhnya untuk mengikut Dia.

97
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENERAPAN
Belajar dari Yesus yang Menginspirasi Nelson Mandela untuk tidak membalas
kejahatan dengan kejahatan, tetapi membalasnya dengan Kasih yang
mengampuni adalah cara untuk menyembuhkan luka batin antara yang
melakukan dan yang terluka. Perjumpaan Petrus dan Yesus adalah perjumpaan
yang mengubah dari kurang mengasihi, menjadi mengasihi, dari Nelayan
menjadi penginjil adalah sebuah ujian yang sesungguhnya untuk bersedia
melayani Yesus. Petrus sudah bertobat dan Yesus meminta untuk menyerahkan
hidupnya sebagai Penjala manusia bukan menjadi penjala ikan. Yesus
menyuruh Petrus untuk mengikuti-Nya dengan tidak merasa takut terhadap
masa depannya. Kita juga tentu merasa takut terhadap masa depan kita.
Tetapi jika kita mengetahui bahwa Allah yang memegang kendali kehidupan
kita, maka kita tidak takut untuk mengikuti Kristus.

98
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 23 APRIL 2023


KALENDER GEREJAWI : PASKAH III
PEMBACAAN ALKITAB : I PETRUS 1:1-12
TEMA : BERIMAN TEGUH DI TENGAH
BADAI KEHIDUPAN

LATAR BELAKANG
Hari minggu 23 April, kita memasuki hari ke-113, minggu ke-17 dalam minggu-
minggu masa raya Paskah Tuhan Yesus yang ke-3 tahun 2023 dengan terus
diarahkan pada Fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua
April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara
Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif
berdasarkan pada firman Tuhan yang akan direfleksikan dalam terang
kebangkitan Tuhan Yesus dari 1Petrus 1:1-12
Iman seringkali dipahami hanya sebagai suatu pengertian kognitif dan
dogmatis tentang substansi ajaran gereja. Namun pada sisi lain, iman secara
nyata lebih merupakan suatu sikap, respon, tindakan, aksi dan keputusan etis
seseorang dalam menyikapi berbagai situasi dan persoalan-persoalan
hidupnya. Sehingga dapat terjadi seseorang yang memiliki pengetahuan yang
cukup lengkap tentang ajaran iman tetapi tidak mampu memberlakukan iman
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Atau sebaliknya dapat terjadi
seseorang kurang memiliki pengetahuan yang seharusnya tetapi kehidupannya
kaya dengan sikap dan tindakan iman yang nyata.
Menjalani hidup beriman di tengah situasi yang penuh dengan tantangan dan
penderitaan tidaklah mudah. Kita membutuhkan anugerah dan pertolongan
dari Tuhan agar Dia memberikan kekuatan sehingga kita dimampukan untuk
tetap memberlakukan iman secara nyata ketika menghadapi berbagai
persoalan hidup. Kita membutuhkan iman karena sesungguhnya kita sebagai
manusia yang berdosa tidak mampu melawan kuasa dosa yang bekerja di
dalam diri kita. Khususnya kita membutuhkan kuasa iman ketika kita sedang
berada dalam keadaan yang sulit, penuh penderitaan, tragedi, dan berbagai
situasi yang berkaitan dengan kelemahan diri.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-2, Tujuan surat ini jelas yaitu kepada orang-orang pendatang yang
tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia. Petrus menyebut
mereka umat pilihan Allah. Sebutan yang dahulu menjadi milik bangsa Israel

99
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

tetapi karena bangsa Israel gagal memenuhi rencana Allah maka hak istimewa
yang dulu menjadi milik Israel sekarang menjadi milik gereja Kristen yang
telah menerima kasih karunia Allah di dalam diri Yesus Kristus.
Ayat 3-5, Bagian ini dimulai dengan suatu pujian bagi Allah. Selanjutnya
muncul pemikiran tentang kelahiran kembali. Orang Kristen adalah orang
yang telah dilahirkan kembali oleh Allah ke dalam kehidupan yang baru. Ini
merupakan karya Allah semata, bukan karena usaha manusia. Lebih lanjut
orang Kristen masuk ke dalam milik pusaka “(Yunani: kleronomia)” yang
agung (LAI: bagian yang tidak dapat binasa). Milik pusaka orang Kristen
adalah sukacita yang penuh yang sedang menantinya di sorga.
Ayat 6-7, Petrus tiba pada situasi yang aktual dimana para pembacanya
mengalaminya. Kekristenan membuat mereka menjadi tidak popular bahkan
harus menanggung berbagai macam penderitaan dan penganiayaan. Petrus
mengingatkan kepada jemaat tentang tiga hal penting yang harus dilakukan
dalam menghadapi ancaman ini: 1) melihat pada sesuatu yang agung yang ada
di depan mereka. 2) Setiap pencobaan merupakan ujian untuk memperkuat
dan memurnikan iman mereka. 3) Siapa yang bertahan dalam penderitaan
dan pencobaan akan menerima kemuliaan dari Yesus Kristus pada saat Ia
menyatakan diri-Nya kelak.
Ayat 8-9, Petrus menyampaikan bahwa sesungguhnya jemaat tidak berjumpa
secara fisik dengan Yesus Kristus tetapi mereka mengasihi-Nya. Dan mereka
terus bersukacita yang mulia dan kekal yang tidak akan mereka dapatkan dari
dunia ini. Karena dunia ini penuh dengan penderitaan, tetapi sukacita yang
kekal telah tersedia bagi mereka yang tetap percaya kepada Tuhan.
ayat 10-12, bagian ini berbicara tentang keajaiban keselamatan yang datang
kepada manusia melalui diri Yesus Kristus. Hal itu yang diperhatikan dan
diselidiki oleh para Nabi. Ada dua hal yang diceritakan oleh para Nabi, yakni
1) mereka memperhatikan tentang keselamatan dan kasih karunia yang akan
datang 2) Roh Kristus yang bercerita kepada mereka mengenai segala
penderitaan yang akan menimpa Kristus dan kemuliaan yang menyusul
sesudah itu.

PENERAPAN
Rasul Petrus mengingatkan kita bahwa iman teruji saat kita mengalami
penderitaan dan pergumulan dalam hidup ini. Ia mengirimkan surat ini dalam
rangka menguatkan dan menghibur jemaat ditengah penderitaan. Ia

100
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

mengingatkan jemaat pada janji keselamatan dan akan tetap ada di dalam diri
Yesus Kristus. Karena itu jemaat diminta untuk tetap teguh dan berdiri kokoh
di atas dasar iman mereka kepada Yesus Kristus.
Ada banyak penderitaan yang kita jumpai dalam kehidupan kita. Penderitaan
karena sakit penyakit yang tidak tersembuhkan, peperangan, bencana alam,
bencana sosial, kecelakaan, kekerasan dan berbagai contoh penderitaan dalam
kehidupan manusia. Setiap orang, siapapun dia pasti pernah mengalami
penderitaan. Apa yang dikatakan dalam surat I Petrus dapat menjadi panduan
agar kita melangkah tegar dalam terpaan badai pencobaan. Kita tidak perlu
kecewa dan sedih tetapi dapat melihat dan menyikapi pencobaan itu secara
positif. Di Balik pencobaan, Allah bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi
umat yang dikasihi-Nya.

KELOMPOK DISKUSI IBADAH KELUARGA

Buatlah dua kelompok diskusi dan fokus Diskusi hari ini hanya dibatasi pada
ayat (3), sebagai berikut : menurut Rasul Petrus, kita termasuk dalam orang-
orang yang terpilih sesuai dengan rencana Allah Bapa dan dikuduskan dalam
Roh (ay 2), bila status kita sudah demikian mulia, marilah kita diskusikan
dalam kelompok.

Kelompok Satu : Diskusikanlah khusus ayat (3a) tentang “Allah Bapa Tuhan
kita Yesus Kristus”, Paulus menggunakan kata “terpujilah” untuk menerangkan
tentang Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Berikan pendapat bahwa Tuhan
Yesus Kristus disini Paulus figuratifkan sebagai “Allah Bapa Tuhan kita Yesus
Kristus”… berikanlah pendapat dalam diskusi kelompok ,,,

Kelompok Dua : (3b) tentang kata “yang karena rahmat-Nya yang besar telah
melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang
mati…” bila “Allah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus pada (ay 3a) digambarkan
secara figuratif untuk peran masculin - “laki-laki”, bagaimana menerangkan
secara “rohani” tentang “rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita
kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati?” … berikanlah
pendapat…

101
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 30 APRIL 2023


KALANDER GEREJAWI : PASKAH IV
PEMBACAAN ALKITAB : I PETRUS 2:1-10
TEMA : KRISTUS DAN JEMAAT BERHARGA
BAGI ALLAH

LATAR BELAKANG
Hari ini 30 April kita sudah mencapai hari ke-120, minggu ke-18 dalam tahun
2023, pada saat ini kita masih dalam suasana Paskah Minggu ke-4 dan fokus
pelayanan pembaharuan GKI pada triwulan kedua April-Mei-Juni 2023
pembaruan hubungan berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif berdasarkan firman
Tuhan 1Petrus 2:1-10 dengan tema yang menyorotinya Kristus dan Jemaat
Berharga bagi Allah.
Perikop pembacaan Alkitab kita pada Minggu Paskah V “Yesus Kristus Batu
Penjuru” dan kemudian di Rumuskan sebuah Tema untuk dapat mengantar
kita memahami Teks ini adalah “Kristus dan Jemaat Berharga bagi Allah. Kata
Harga menunjuk pada Nilai atau Kualitas suatu benda atau Barang. Semakin
Tinggi harga suatu benda bergantung dari kualitas dan Nilai yang terkandung
didalam benda tersebut. Supaya Jemaat dapat berharga di hadapan Tuhan
maka jemaat harus memiliki nilai yang terkandung dalam diri Pribadi-pribadi
yang membentuk suatu jemaat. Nilai seperti apa yang olehnya kita dapat
berharga dimata Allah” Nilai utama adalah Kudus” dalam bahasa Ibrani
qados” memiliki arti terpisah dan tidak tercampur dari yang lain. Untuk
mencapai kekudusan maka orang harus mengalami, Metanoia” bertobat
dalam bahasa Yunani artinya orang tersebut berbalik 180 derajat dari
kehidupan lama kepada kehidupan baru. Itu sebabnya dalam Surat I Petrus
pada ayat 2, Petrus menuliskan bahwa kita seperti seorang bayi yang baru
Lahir, yang membutuhkan air susu dan menunjuk pada kepolosan dari seorang
bayi. Pada ayat 1 dikatakan; “Karena itu buanglah Segala Kejahatan, Segala
Tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.”
sehingga kita menjadi berharga di mata Allah. Bagi Kristus Ia adalah anak
Allah yang sempurna dan Kudus dimata Allah sehingga Ia layak dan berharga
bagi Allah untuk menebus Manusia, dan Kita juga berharga bagi Allah
sehingga kita ditebus oleh Kristus.

102
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENJELASAN TEKS
1. Ayat 2-3 Satu ciri khas dari semua anak adalah bahwa mereka ingin
bertumbuh dewasa, menjadi seperti kakak atau orang tua mereka. Pada
saat kita dilahirkan kembali, kita menjadi bayi-bayi rohani. Jika kita sehat,
kita ingin untuk bertumbuh, betapa menyedihkan bahwa sebagian orang
tidak pernah bertumbuh dewasa. Untuk bayi kebutuhan akan susu adalah
naluri alami, dan ini menandakan keinginan akan makanan yang
membawa pertumbuhan. Demikian kita melihat kebutuhan kita akan
Firman Allah dan mulai mencari makanan didalam Kristus, selera makan
rohani kita meningkat maka kita akan menjadi dewasa.
2. Ayat 4 Ketika Petrus menggambarkan gereja sebagai Bait rohani Allah,
Petrus mengambil beberapa nats PL yang dikenal oleh pembaca Yahudi
(Mazmur 118:22, Yesaya 8:14; 28:16), Para Pembaca Surat Petrus tentu
mengetahui bahwa batu yang hidup itu adalah Israel, lalu Petrus memakai
gambaran tentang ‘batu penjuru” untuk Kristus. Sekali lagi Petrus
menunjukkan bahwa gereja tidak membatalkan warisan Yahudi tetapi
menggenapinya. Petrus menggambarkan gereja sebagai rumah rohani
yang hidup, dengan Kristus sebagai Fondasinya dan batu penjuru dan
setiap orang percaya sebagai batu. Paulus menggambarkan gereja sebagai
tubuh, dengan Kristus sebagai kepala dan setiap orang percaya sebagai
anggota (Ef 4:15-16). Kedua gambaran itu menunjukkan komunitas umat
Allah, yang menggambarkan Satu batu bukanlah sebuah bait bahkan
tembok sekalipun, satu bagian tubuh tak berguna tanpa yang lainnya.
3. Ayat 5 Persembahan Rohani. Apakah yang kita persembahkan kepada
Allah apakah seperti dalam PL kita mempersembahkan Kurban hewan
diatas mezbah(altar)? Persembahan Kurban adalah Peting tetapi jauh lebih
penting adalah persembahkan hati yang taat kepada Allah jauh lebih
penting.
4. Ayat 6 Ketika Petrus bicara tentang Kristus sebagai batu penjuru, Ia ingat
akan pengakuannya kepada Yesus” Engkau adalah Mesias Anak Allah yang
hidup.” Engkau adalah Petrus dan diatas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.” (Matius
16:16,18). Batu apakah yang benar-benar penting dalam pembangunan
gereja ? Petrus menjawab Kristus Sendiri.
5. Ayat 9 Pada zaman PL orang tidak datang secara langsung kepada Allah,
tetapi melalui para Imam, namun dalam PB setelah kemenangan Kristus di

103
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Kayu Salib, pola itu berubah. Sekarang kita bisa datang kepada Allah
tanpa takut dan kita juga di beri tanggung jawab untuk membawa orang
lain kepada-Nya. Ketika kita bersatu dengan Kristus sebagai anggota
tubuhnya kita ikut dalam karyanya keimanan-Nya yaitu mendamaikan
manusia dengan Allah.
6. Ayat 10 Manusia kerap mendasarkan konsep diri mereka pada prestasi
dan prestise mereka, sehingga hubungan atar mereka menjadi renggang
dan tak harmonis. Namun hubungan kita dengan Kristus jauh lebih
penting dari pada pekerjaan, keberhasilan, kekayaan atau pengetahuan
kita. Allah telah memilih kita untuk menjadi miliknya sendiri. Dipanggil
untuk memberitakan dia kepada orang lain.

PENERAPAN
1. Kita bukan lagi bayi-bayi yang membutuhkan Air susu, tetapi kita telah
menjadi dewasa dan melihat kebutuhan kita akan Firman Allah dan mulai
mencari makanan didalam Kristus, selera makan rohani kita meningkat
maka kita akan menjadi Dewasa. Pertanyaan kita selanjutnya adalah
seberapa kuat kerinduan saudara akan Firman.
2. Rasul Petrus bicara Kesatuan tubuh Kristus itu batu, dalam membangun
Bait Allah, dan Paulus melihat Kesatuan sebagai Tubuh dan Kristus sebagai
kepala dan kita sebagai anggota. Dalam masyarakat kita yang
individualistis, mudah untuk melupakan saling ketergantungan kita pada
orang-orang Kristen lainnya. Ingatlah ketika Allah Panggil Saudara untuk
suatu tugas, ingatlah juga bahwa Allah ada memanggil orang lain untuk
bekerja bersama anda. Jika bekerja bersama maka usaha individu anda
akan berlipat.
3. Ingat bahwa saudara menjadi berarti karena saudara adalah satu diantara
anak-anak Allah. bukan karena apa yang kita capai, Kita memiliki arti
karena apa yang Allah Lakukan, bukan kerana apa yang kita lakukan.
Amin.

104
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 30 APRIL 2023


KALENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN APRIL 2023
PEMBACAAN ALKITAB : YEREMIA 9:23-24
TEMA : MENGENAL ALLAH ADALAH
KEBAHAGIAAN MANUSIA

LATAR BELAKANG
Hari minggu, 30 April merupakan minggu terakhir dalam bulan April, kita telah
mencapai hari ke-120, minggu ke-18 dalam minggu-minggu masa raya Paskah
atau minggu penampakan Tuhan Yesus Kristus yang sudah bangkit dari antara
orang mati, Fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-
Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama
Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif yang terus akan
diterangi oleh Firman Tuhan dari Kitab Nabi Yeremia 9 : 23 - 24
Hidup kekristenan menuntut kita untuk “mengenal” Allah dalam kehidupan kita.
Yang dimaksud dengan “mengenal” bukan sekedar pengetahuan belaka, tetapi
benar-benar intim dan mengalami Tuhan. Sebab banyak orang percaya yang
salah dalam mengenal Tuhan, bahkan mereka yang telah lama mengikut Tuhan
dan turut ambil bagian dalam pelayanan pun masih banyak yang salah dalam
memahami bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup mereka. Menjadi orang
Kristen itu bukan sekedar tahu secara teori tentang Tuhan, tetapi sungguh-
sungguh mengenal-Nya dengan benar. Mengenal Tuhan dengan benar hanya
dapat tercapai ketika kita sering membangun hubungan dengan Tuhan. Jadi kita
tidak bisa mengaku kenal Tuhan, jika kita tidak pernah membangun hubungan
dengan Tuhan. Inilah yang menjadi masalah di banyak orang Kristen, mereka bisa
pandai secara teori, tetapi tidak benar-benar mengalami kehadiran Tuhan dalam
hidupnya.

PENJELASAN TEKS
Secara umum Yeremia 9 berbicara tentang seruan Yeremia sebelum serangan
Babel yang kedua atas Yehuda. Ia memperingatkan bangsa itu untuk bertobat
dan menyesali ketidaktaatan mereka kepada Tuhan. “Apakah sebabnya negeri ini
binasa, tandus seperti padang gurun sampai tidak ada orang yang melintasinya?
Berfirmanlah TUHAN: “Oleh karena mereka meninggalkan Taurat-Ku…, karena
mereka tidak mendengarkan suara-Ku dan tidak mengikutinya.” melainkan
mengikuti kedegilan hatinya dan mengikuti para Baal (Yer 9: 12b-14). Penyebab
kehancuran adalah kesalahan mereka sendiri. Bangsa pilihan yang begitu dikasihi

105
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

dan diberkati Tuhan, malah berpaling dan menyembah dewa yang tidak punya
kuasa apapun. Bangsa ini telah berdosa di hadapan Tuhan. Sekalipun mereka
beribadah kepada Tuhan, ibadahnya kosong. Mereka melakukan kewajiban
beribadah tetapi perbuatan mereka jauh dari perintah Tuhan. Maka Yeremia
9:23-24 berbicara mengenai apa yang seharusnya umat pahami. Hal-hal yang
menyukakan hati Tuhan. Tuhan ingin umat-Nya bermegah bukan karena
kehebatan-nya sendiri melainkan karena mengenal dan mengalami kehadiran
Tuhan dalam hidup mereka.

PENERAPAN
Ilmu pengetahuan yang tinggi, kekuasaan dan materi seringkali menjadi ukuran
kebahagiaan seseorang. Semakin pandai seseorang, bisa jadi membuatnya merasa
bangga. Semakin tinggi jabatan yang dimiliki seseorang menjadikan ia lupa diri.
Dan semakin kaya seseorang, bisa membuatnya menjadi tinggi hati. Itulah
kecenderungan yang seringkali dialami oleh setiap manusia dalam kehidupannya.
Apakah salah dalam hidup ini jikalau kita mengejar pengetahuan, kekuatan dan
kekayaan? Karena pada kenyataannya kita semua mengejar hal itu. Pendidikan
tinggi, kekuatan dan kedudukan, juga harta kekayaan, adalah hal yang sangat
lumrah diinginkan dan dikejar manusia. Tidak salah jika kita menginginkan dan
memilikinya.
Kita boleh menjadi orang yang berpendidikan, berpangkat dan kaya tetapi jangan
membuat kita menjadi lupa diri. Karena sesungguhnya semua itu berasal dari Allah.
Yeremia mengingatkan umat Israel dengan mengatakan: “Biarlah orang bijaksana
bermegah karena ia mengenal Tuhan yang memberi kebijaksanaan, biarlah orang
kuat bermegah karena ia memahami Tuhanlah sumber kekuatannya, biarlah orang
kaya bermegah karena pengakuan bahwa Tuhanlah yang menjadikannya kaya.”
Maka saat orang-orang bijaksana, kuat, dan kaya bermegah, ia bermegah di dalam
Tuhan. yang dibanggakan adalah Tuhan. Yang dimuliakan adalah nama Tuhan.
Pengenalan kita akan Tuhan membuat kita mengaku: tidak ada hal lain yang lebih
berharga daripada iman kita kepada-Nya.
Orang percaya harus terus mengenal dan mengalami Allah dalam kehidupannya.
Allah yang kita kenal adalah Allah yang menunjukkan kasih setia, keadilan, dan
kebenaran. Inilah hal-hal yang Allah sukai. Jadi bukan hanya beribadah secara
formal saja di gedung gereja, tetapi bagaimana kita melakukan yang Tuhan
kehendaki yakni mempraktekkan kasih, keadilan dan kebenaran dalam hidup kita.
Proses manusia mengenal Tuhan yang tidak akan berhenti sepanjang hidupnya.
Karena itu mari kita melakukannya dengan penuh syukur dalam seluruh perjalanan
hidup kita.

106
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023


Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif

BULAN KE-5 : MEI 2023


MINGGU, 07 MEI 2023
KELENDER GEREJAWI : PASKAH V - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : 1 KORINTUS 15:35-58
TEMA : “KEBANGKITAN TUBUH”

LATAR BELAKANG
Hari minggu, 7 Mei, minggu pertama bulan Mei, bulan kedua dari triwulan
ke-2, kita ada pada hari ke-127, minggu ke-19, minggu Paskah ke-5 dalam
tahun 2023, kita sekali lagi diingatkan tentang fokus pelayanan Pembaharuan
GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan
Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang
Ekumenis, Pluralis dan Inklusif, yang didasarkan pada 1Korintus 15 : 35 – 58,
bahwa kebangkitan tubuh adalah nilai tertinggi dari “pembaruan” yang
dikerjakan Allah di dalam Kristus Yesus Tuhan.
Surat 1 Korintus yang kita miliki sekarang adalah surat yang berisi jawaban
Rasul Paulus kepada Jemaat Korintus; pertama-tama terhadap laporan
mengejutkan yang dibawa oleh keluarga Kloe (1Korintus 1–6) dan yang kedua
terhadap persoalan-persoalan yang dikemukakan oleh orang-orang Korintus di
dalam surat mereka. Salah satu persoalan yang dipertanyakan oleh jemaat
Korintus melalui surat mereka kepada Rasul Paulus adalah: “Apa yang
dimaksud dengan kebangkitan? Jawaban Rasul Paulus tentang hal kebangkitan
disampaikannya dalam 1 Korintus 15 dengan tiga bagian penjelasan yaitu :
Kebangkitan Kristus (ayat 1–11), Kebangkitan Kita (ayat 12–34) dan
Kebangkitan Tubuh (ayat 35–38). Berdasarkan tahapan penjelasan Rasul
Paulus tentang kebangkitan maka tentu penjelasan tentang kebangkitan Tubuh
hanya berguna jika penjelasan berita Injil tentang kebangkitan Kristus dan
Kebangkitan kita di dalam Kristus sudah dipahami dan diterima terlebih dahulu.
Sebab hanya ketika orang mengakui bahwa kebangkitan dari antara orang
mati itu ada - dan Yesus adalah bukti pertama dan satu- satunya tentang
manusia yang bangkit untuk hidup selama-lamanya – maka kebangkitan kita
juga ada.

107
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Jika ada kebangkitan manusia dari antara orang mati maka wajar saja kalau
orang bertanya bagaimana wujud tubuh manusia yang dibangkitkan? Dan
pertanyaan ini dijawab oleh Rasul Paulus dalam uraian perikop Kebangkitan
Tubuh.

PENJELASAN TEKS
Ayat 35 – 44, Bagaimanakah Orang Mati dibangkitkan? Dengan Tubuh
Apakah Orang Mati akan hidup Kembali? Orang Yunani hanya memikirkan
kebangkitan jiwa dan menyangkal kebangkitan tubuh jasmani. Akibatnya orang
Kristen yang berlatar belakang Yunani dalam jemaat di Korintus menganggap
ajaran kebangkitan dalam kekristenan adalah ajaran tentang menghidupkan
jenazah dan itu berarti perpanjangan kehidupan jasmani.
Jawaban Rasul Paulus: Ibarat menanam biji; biji yang ditanam tidak akan
tumbuh dan hidup kalau tidak mengalami proses mati terlebih dahulu. Yang
ditanam adalah biji tetapi yang bertumbuh, yang keluar dari tanah bukan biji
melainkan tubuh tanaman. Hal ini sangat jelas dalam pengalaman para petani
di dunia nyata (contoh: yang ditanam biji rica yang bertumbuh dan keluar
dari tanah adalah pohon rica).
Demikian halnya dengan manusia; ketika mati dan dikuburkan tampak jelas
yang ditanam adalah tubuhnya seperti waktu ia hidup. Tetapi ketika manusia
dibangkitkan dari kematiannya, Allah memberikan kepadanya suatu tubuh
seperti yang dikehendaki-Nya, tubuh yang kekal, tubuh yang tidak akan
mengalami kematian lagi. Dalam kebangkitan nanti, tubuh kita tidak sama lagi
dengan tubuh sebelum kita mati. Kebangkitan kita bukan sekedar kebangkitan
jenazah karena dalam kematian tubuh yang lama menjadi rusak, melalui
kebangkitan tubuh kita mengalami pembaharuan untuk hidup yang kekal.
Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidak-binasaan.
Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan
dalam kelemahan dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah
tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Tubuh kita akan
diubahkan oleh dan dalam kuasa Tuhan untuk hidup kekal. Jadi kebangkitan
terjadi bukan untuk mengabadikan jenazah melainkan untuk mengabadikan
hidup kekal yang dikerjakan Tuhan.
Ayat 45 – 50, Rasul Paulus memberikan penjelasan lebih lanjut, dengan
memperlihatkan keberadaan manusia karena keterkaitan-nya dengan Adam
dan keberadaan manusia yang terkait dengan Yesus. Jelas dalam Alkitab

108
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

bahwa Adam dibuat dari debu dan tanah (artinya dapat rusak, dapat binasa)
tetapi yang kemudian mendapatkan nafas/ jiwa dari Allah. Dengan pemberian
nafas / jiwa maka Adam dijadikan hidup oleh Allah menjadi mahkluk alamiah.
Itulah sebabnya sifat khas manusia dalam bentuk hidupnya yang sekarang ialah
bahwa manusia memiliki tubuh yang diawasi jiwa. Tubuh manusia yang
alamiah, yang terdiri dari daging dan darah, dapat binasa karena itu tubuh
alamiah tidak dapat masuk ke dalam sorga. Tetapi Yesus (Adam kedua) yang
berasal dari sorga adalah Roh yang menghidupkan. Yesus adalah pelopor
bangsa yang baru yang terdiri dari orang-orang yang diselamatkan. Ciri khas
hidup yang akan datang adalah bahwa kita akan memiliki tubuh yang diawasi
oleh roh. Orang yang diselamatkan oleh Yesus akan menjadi makhluk-
makhluk sorgawi yang tidak dapat binasa.
Ayat 51-56, Rahasia Ilahi. Pada waktu Tuhan Yesus datang kembali tubuh
orang yang masih hidup akan diubahkan; demikian juga orang yang telah
meninggal akan dibangkitkan dan diubahkan. Perubahan itu akan terjadi
dalam sekejap mata dalam kuasa dan rahasia Ilahi. Tidak ada campur tangan
manusia untuk perubahan tubuh duniawi menjadi tubuh sorgawi.
Ayat 57-58, Kemenangan atas maut oleh Yesus Kristus Tuhan kita, membuat
orang-orang beriman akan mendapat bagian dalam buah-buah kemenangan-
Nya, mulai sekarang. Sebab sengat maut adalah dosa, kemenangan Kristus atas
maut adalah pengampunan dosa bagi manusia.
Dengan demikian mulai saat ini orang- orang percaya pada Kristus (Jemaat
Korintus) harus berpegang erat pada pengajaran yang benar tentang kebangkitan
(kebangkitan Kristus, Kebangkitan kita dan kebangkitan tubuh).
Jika setiap orang percaya berjerih payah dalam persekutuan dengan Tuhan (di
lakukan dalam hikmat dan kuasa Tuhan) untuk membangun jemaat maka jerih
payah itu tidak akan hilang atau tidak sia-sia.

PENERAPAN
1) Kebangkitan tubuh, sepenuhnya adalah urusan Tuhan, sebab manusia tak
dapat membangkitkan tubuhnya yang fana.
2) Manusia tak dapat mengubahkan tubuhnya yang fana (entah masih hidup
atau sudah mati) untuk menjadi layak masuk dalam kehidupan yang kekal
di sorga. Manusia tak dapat mengubah tubuhnya yang duniawi menjadi
tubuh sorgawi.

109
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

3) Orang Kristen karena hubungannya dengan Kristus, sudah menjadi


kewargaan sorga dan akhirnya akan diubahkan dan memiliki tubuh yang
serupa dengan Dia yang berasal dari sorga.
4) Berpegang kuat pada ajaran yang benar memberikan daya dorong bagi
orang percaya untuk melakukan pekerjaan Tuhan secara berkelimpahan.

KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB IBADAH KELUARGA

Semua peserta ibadah mendalami ayat (40) “Ada tubuh sorgawi dan ada
tubuh duniawi, tetapi kemuliaan tubuh sorgawi lain dari pada kemuliaan
tubuh duniawi.”. silahkan merenungkan bacaan minggu ini paling lama 5
menit, dan ungkapkanlah hasil perenungan tentang :
1. Apa yang dimaksud dengan Tubuh sorgawi dan tubuh duniawi?
2. Apa yang dimaksud dengan “kemuliaan tubuh sorgawi” dan “kemuliaan
tubuh duniawi”?

110
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 14 MEI 2023


KELENDER GEREJAWI : PASKAH VI - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : FILIPI 3:10-12
TEMA : “KEBENARAN YANG SEJATI”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 14 Mei kita sudah ada pada hari ke-134, minggu ke-20, minggu
Paskah Tuhan Yesus yang ke-6 dalam tahun 2023, mari setiap pelayan firman
memperhatikan fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-
Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama
Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif dengan dasar
firman Tuhan dari Filipi 3:10-12 untuk terus menggelorakan kebenaran yang sejati
merupakan bagian dari pembaruan atas yang tidak sejati.
Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di FIlipi, ditulis ketika ia berada dalam
penjara di Roma. Pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Rasul Paulus dianggap
mengganggu ketertiban kota dan menganjurkan kebiasaan yang menurut
pendakwa tidak halal bagi orang Romawi untuk menerima dan
mempraktekkan-nya.
Sekalipun terpenjara namun Rasul Paulus menunjukkan bahwa Injil yang
diberitakannya tidak pernah dapat dipenjarakan. Kebenaran sejati, yang
disampaikan dalam Injil, tidak pernah dapat dipenjarakan dan tidak pernah
memenjarakan manusia (Filipi 3 : 1b -15).
Rasul Paulus menyampaikan itu dengan berani, sekalipun ia berada dalam
penjara, karena ia sendiri mengalaminya. Ia mengalami bagaimana
sesungguhnya sesudah menerima Injil ia sungguh-sungguh mengalami
kemerdekaan dan akan terus merdeka sampai menerima panggilan sorgawi
dari Allah dalam Kristus Yesus. Ia mengalami dan membuktikan bahwa Injil
membebaskan orang dari kesempurnaan palsu dan membawa orang pada
Kebenaran Sejati.
Hanya Injil yang memberikan kesempurnaan sejati karena hanya Injil yang
mengandung Kebenaran Sejati, yaitu kebenaran karena kepercayaan pada
Kristus yang akan bangkit dari antara orang mati. Itulah sebabnya sekalipun
Rasul Paulus terpenjara, ia tetap berpegang pada kebenaran sejati, yaitu Yesus
Kristus Tuhan kita adalah sang kebenaran sejati itu ; dan tetap menegaskan-
nya kepada khususnya orang-orang yang sudah menerima Injil agar tidak
goyah.

111
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENJELASAN TEKS
Ayat 10, Setelah ditangkap oleh Allah dalam Kristus, Paulus menganggap rugi
segala sesuatu yang pernah diandalkannya, kini ia memiliki keinginan atau
kehendak yang baru, yaitu mengenal Yesus : Penderitaan-Nya, kematian-Nya
dan kuasa kebangkitan-Nya. Rasul Paulus tidak berpuas diri dengan kenyataan
dia sudah memperoleh anugerah Allah, dibenarkan, diampuni dosanya di
dalam Yesus Kristus. Rasul Paulus menghendaki agar dirinya secara pribadi
dapat lebih mengenal Yesus. Rasul Paulus menggambarkan dengan jelas bahwa
dibenarkan Allah dalam Yesus adalah inisiatif dari Allah tetapi untuk lebih
mengenal Yesus harus menjadi inisiatif manusia yang dibenarkan.
Pembenaran oleh Tuhan harus ditanggapi dengan kerinduan hati mengenal
Yesus secara benar dan utuh. Karena itu dalam kerinduan mengenal Yesus,
Rasul Paulus hendak mengenal Dia bukan hanya dari kuasa kebangkitan-Nya
yang mengalahkan dosa dan maut, tetapi juga mengenal Yesus dalam
persekutuan dengan penderitaan-Nya dan Kematian-Nya. Kerinduan Rasul
Paulus untuk mengenal Yesus hendak dicapai bukan melalui kajian teologi
atau teori tentang Tuhan, melainkan melalui pengalaman hidup sehari-hari
sebab pengenalan yang hendak dicapai disini berkaitan dengan kuasa
(dinamis) Yesus dan persekutuan (koinonia) dengan Yesus. Kuasa Yesus tidak
dapat dilihat dan dirasakan melalui teori tetapi melalui pengalaman sehari-
hari bersama Yesus.
Demikian juga dengan persekutuan dalam penderitaan-Nya, tidak dapat
dibuktikan melalui perjanjian tertulis atau bahwa ucapan bersedia menderita;
tetapi dibuktikan melalui tindakan hidup dalam pengalaman sehari-hari
Ayat 11, Target dari kehendak atau cita-cita yang baru dari Rasul Paulus adalah
beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Target hidup kekal adalah target
yang dicapai setelah memperoleh dan mengenal Kristus secara benar.
Ayat 12, Rasul Paulus tidak pernah merasa telah mencapai tujuan dan juga
tidak pernah merasa sudah sempurna tetapi berjuang segenap hati untuk
menangkap cita-citanya dengan modal sudah ditangkap oleh Kristus Yesus.
Kebenaran sejati akan menjadi bagian manusia kalau Yesus sudah menangkap
manusia. Rasul Paulus menyadari bahwa anugerah Tuhan selalu mendahului
kemauan baik manusia. Bukan manusia yang tangkap Tuhan tetapi Tuhan
yang tangkap manusia.

112
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENERAPAN
Dapat dikatakan apa yang dikehendaki oleh Rasul Paulus di atas merupakan
ciri-ciri dari orang yang sudah memperoleh dan mengerti kebenaran sejati.
1. Kebenaran Sejati adalah memperoleh Kristus, Mengenal Dia dan
Mengikuti-Nya dengan setia.
2. Kebenaran sejati bukan soal teori tentang Tuhan tetapi pengalaman
tentang Tuhan dalam hidup sehari-hari.
3. Kebenaran sejati mengubahkan manusia dari dalam; mengubahkan
pola pikir, mengubahkan kehendak atau cita-cita, mengubahkan standard
hidup dan pasti mengubahkan pola hidup manusia
4. Kebenaran sejati bukan kata-kata yang benar tapi perbuatan yang benar
5. Kebenaran sejati membuat orang yang memilikinya mengalami sukacita
yang benar, sukacita bukan karena hal-hal lahiriah tetapi sukacita karena
hadiah sorgawi.
6. Kebenaran sejati menyanggupkan orang mengambil bagian dalam
penderitaan Kristus di tengah pengalaman hidup sehari- hari dan
mengalami kuasa kebangkitan Yesus tiap-tiap hari.
7. Kebenaran sejati menuntun setiap orang sampai pada akhirnya bangkit
dari antara orang mati dan masuk dalam hidup kekal bersama Yesus tuhan
kita.

113
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

KAMIS, 18 MEI 2023


KELENDER GEREJAWI : KENAIKAN TUHAN YESUS KE SORGA - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 24:50-53
TEMA : MENYEMBAH DAN MEMULIAKAN
TUHAN YESUS

LATAR BELAKANG
Perayaan Kenaikan Tuhan Yesus dirayakan tepat pada minggu ke-3 bulan Mei,
masih pada triwulan kedua, hari ke-138, minggu ke-20 tahun 2023, kita terus-
menerus diarahkan untuk memberikan perhatian pada fokus pelayanan
Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra
Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif yang diterangi oleh firman Tuhan
Lukas 24 : 50 – 53 seperti Yesus Kristus dimuliakan, demikianlah anak-anak
Allah kelak dimuliakan.

PENJELASAN TEKS
Ayat 50 – 51, Berkat Betania : Yesus dalam tubuh Kebangkitan memberkati
Dua kisah di Betania yang diperoleh pada bagian teks ini, yaitu, pertama, :
Berkat Betania dan Perpisahan. Tuhan Yesus dalam tubuh kebangkitan
memberkati murid-murid -Nya dengan cara mengangkat tangan ; kedua : Di
Betania Yesus berpisah karena terangkat ke Sorga.
Ayat 52 , Salah satu Sikap Menyembah adalah “Sujud Menyembah”
Totalitas menyembah kepada Tuhan Yesus yang tampak diajarkan oleh ayat
(52) ini sujud menyembah. Sikap bersujud, sama dengan “pengakuan akan
kebenaran keyakinan tentang siapa yang berpisah dengan mereka, dan mereka
menjadi saksi satu-satunya yang dapat dipercayai, kesaksian mereka.
Ayat 53, Tempat Memuliakan Allah setelah Kenaikan Tuhan Yesus adalah Bait
Allah
Kelanjutan dari “sujud menyembah” Tuhan Yesus seperti yang terjadi pada
Betania, merupakan suatu tradisi iman, karena itu Bait Allah menjadi tempat
untuk Kembali bersekutu untuk satu tujuan yaitu memuliakan Allah. Sujud dan
terus menyembah pada-Nya.

114
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENERAPAN
Dalam peristiwa perayaan Kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke Sorga. GKI di
Tanah Papua hendak merayakan masa depan gereja sebagai gereja yang
mendorong untuk semua umat terbuka melihat kebenaran peristiwa kenaikan
Tuhan Yesus ke Sorga sebagai kebenaran iman yang memiliki alasan dan dasar
historis. GKI dan umat atau warga gereja di tanah Papua, terus “sujud dan
menyembah” seperti yang terjadi di Betania demikian juga di tanah Papua,
kini dan selamanya.

115
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 21 MEI 2023


KELENDER GEREJAWI : PASKAH VII - PUTIH
PEMBACAAN ALKITAB : KISAH PARA RASUL 1:12-26
TEMA : “PEMBARUAN PROSES PEMILIHAN JABATAN
GEREJAWI MULA-MULA”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 21 Mei adalah minggu ke-3 bulan Mei, kita sudah capai hari ke-141,
minggu ke-21 dalam tahun 2023, kita terus diingatkan tentang fokus pelayanan
Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah
yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif yang akan diterangi dalam masa Raya Paskah
Minggu ke-7 dengan firman Tuhan Kisah Para Rasul 1:12-26.
Teks yang mendatangi kita pada hari raya Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga,
hari Kamis, 18 Mei 2023 minggu berjalan memiliki kaitan yang erat dengan
teks yang di baca pada hari ini, karena berasal dari satu orang penulis, yaitu
“tabib Lukas” yang ditujukan kepada “Theofilus”.

PENJELASAN TEKS
Ayat 12-14, Para Saksi Mata peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus Ke Sorga.
Murid-murid Yesus atau orang-orang yang menyaksikan peristiwa “Tuhan Yesus
Terangkat ke Sorga” nama-nama mereka disebutkan, yaitu : Petrus dan
Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius,
Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus, dengan
beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
Kesaksian saksi dalam tradisi Romawi berjumlah minimal 5 orang atau lebih,
bila saksi dengan jumlah dimaksud sudah terpenuhi barulah suatu peristiwa
yang dipersoalkan, diajukan dinyatakan “valid, sah dan diakui kebenaran”.
Peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga sudah memenuhi syarat saksi mata
sebagaimana disyaratkan.
Ayat 15 – 22, Alasan Pemilihan Pengganti Yudas
Rasul Petrus adalah yang mengkoordinir dan berinisiatif berdasarkan teks ayat (15)
untuk memilih seorang pengganti Yudas. Alasannya diuraikan pada ayat (16 – 22),
pada ayat (21 dan 22) Rasul Petrus menyimpulkan : (21) “Jadi harus ditambahkan
kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami
selama Tuhan Yesus bersama-sama dengan kami, (22) yaitu mulai dari baptisan
Yohanes sampai hari Yesus terangkat ke sorga meninggalkan kami, untuk menjadi
saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya."

116
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 23, Dua nama Calon Pengganti Yudas : Yusuf yang disebut Barsabas dan Matias
Ayat 24 – 25, Isi Doa Pemilihan Pengganti Yudas
Kita menerima suatu isi doa untuk proses pemilihan “pengganti Rasul”
sebagaimana tertulis pada ayat (24 – 25) berikut : "Ya Tuhan, Engkaulah yang
mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari
kedua orang ini, untuk menerima jabatan pelayanan, yaitu kerasulan yang
ditinggalkan Yudas yang telah jatuh ke tempat yang wajar baginya."
Ayat 26, Proses Pemilihan dengan “membuang undi” dan yang terpilih adalah Matias
Pada masa ini agama Kristen belum ada, tidak ada penganut kekristenan,
proses pemilihan diatur oleh para Rasul sebagaimana kelaziman dan dituntun
dengan doa, karena para murid Tuhan Yesus bukan dari kalangan “imam atau
Farisi dan Saduki”.
Proses pemilihan melalui “membuang undi”, dan yang terpilih adalah “Matias”.
Kemauan dan kerinduan dari proses pemilihan ini adalah “yang terpilih
ditambahkan ke dalam bilangan kesebelas rasul, mejadi dua belas orang.”

PENERAPAN
Minggu ke-21 dalam tahun 2023 ini sekali lagi kita diingatkan dengan fokus
pelayanan triwulan dua, yaitu pada “pembaruan hubungan diantara sesama
manusia, antar Gereja, antar Agama, antar Adat dan Pemerintah”. Teks ini
memberikan modal, bahwa pembelajaran yang baik ke luar harus dimulai
dengan proses yang terbuka dan demokratis yang terjadi secara internal. Para
Rasul yang mewakili kaum laki-laki dan pengikut Tuhan Yesus dari kalangan
kaum perempuan tampak dalam teks hari ini menjadi cikal bakal dari model
dan proses pemilihan perdana. Nilai yang terbuka ini menjadi dasar untuk
mewartakan tentang “doa, kejujuran, keadilan, keterbukaan, kebersamaan”
adalah kekuatan dan modal untuk terus kobarkan kebersamaan dan kesatuan
yang kokoh dan utuh tanpa intrik dan niat kepentingan untuk suatu proses
pemilihan.

Kelompok Diskusi Ibadah Unsur


PAM, PW, PKB

Diskusikanlah Proses Penentuan Jabatan Rasul dengan tiga tahapan seperti


pada ayat (23-26) : “Mengusulkan nama ; Doa Pemilihan dan Pemilihan
dengan cara Membuang Undi”. Apa yang beda dengan proses seorang
menjadi Pendeta, Penatua dan Syamas?

117
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 28 MEI 2023


KELENDER GEREJAWI : PENTAKOSTA I - MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : ROMA 8:1-17
TEMA : “ROH KRISTUS MEMERDEKAKAN KITA”

LATAR BELAKANG
Hari ini minggu 28 Mei 2023, adalah minggu ke-4 atau minggu terakhir dalam
bulan Mei, kita sudah mencapai 148 hari dalam triwulan kedua, dan minggu
ke-22 dari tahun 2023 dan masih tetap meletakkan fokus pelayanan
pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra
Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif dalam terang firman Tuhan Roma 8
: 1 – 17 dengan mengandalkan pembaruan yang Allah kerjakan melalui Roh
Kristus yang sudah memerdekakan kita.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1 – 2, Roh Kristus memerdekakan dari hukum dosa dan hukum maut
Dua aspek penting yang mendapatkan penekanan dan penegasan pada bagian
ayat (1-2) disini adalah pertama aspek penghukuman dan aspek kedua
kemerdekaan, pada ayat (2) isi penghukuman diketahui, yaitu dosa dan maut,
terhadap penghukuman itu yang memerdekakan hanya satu, yaitu Tuhan
Yesus Kristus ayat (1). Dialah yang memberikan Roh yang menghidupkan dan
mengampuni, Dialah kasih karunia Allah yang utama. Pada aspek kedua
ditemukan “pembaruan” yang utama bagi dunia dan kehidupan dan manusia
dan semesta adalah kehendak Allah. Allahlah yang menghendakinya.
Ayat 3 – 4, Hukum Taurat tak berdaya oleh Daging, Allah mengutus Anak-
Nya supaya tuntutan hukum Taurat di genapi di dalam Roh Kristus
Dua aspek yang juga ditegaskan pada bagian ayat (3-4) adalah pertama
ketakberdayaan hukum Taurat dalam daging ; kedua Allah sudah melakukan-
Nya dengan jalan mengutus Anak Allah menjadi “daging, dikuasai dosa karena
dosa”. Dalam aspek kedua kita menemukan “pembaruan” yang Allah kerjakan
adalah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging supaya tuntutan
hukum Taurat digenapi menurut Roh.

118
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 5 – 6, hidup menurut daging, dan hidup menurut Roh


Dua aspek yang ditegaskan pada ayat (5-6) adalah pertama hidup menurut
daging ; aspek kedua hidup menurut Roh. Prinsip “pembaruan” ada pada
“keinginan Roh yang mendatangkan hidup dan damai sejahtera ayat (6)
meskipun maut yang datang dari dosa dan keinginan daging menghalangi dan
menghadang di dalam hidup dan kefanaan di dunia.
Ayat 7 – 9, keinginan daging dan hidup dalam Roh
Dua aspek yang juga muncul pada bagian ayat (7-9) adalah, aspek pertama
keinginan daging, ikutannya adalah perseteruan dengan Allah dan tidak takluk
kepada hukum Allah ; aspek kedua hidup dalam Roh. Ikutannya adalah
memiliki Roh Kristus untuk menjadi milik Kristus. Pada aspek kedua ini
ditemukan “pembaruan” hidup utama, yaitu memiliki Roh Kristus.
Ayat 10 – 14, Roh Kristus sama denga Roh Allah
Pengajaran utama pada keseluruhan teks bacaan ada pada penekanan di ayat
(10-14), penekanan itu terkait dengan tiga hal, yaitu :
Pertama : Kristus ada di dalam kamu (ay 10)
Kedua : Roh Kristus diam di dalam kamu (ay 11)
Ketiga : semua orang yang di pimpin Roh Allah, adalah anak Allah
Tiga aspek pengajaran utama merupakan inti dari “pembaruan” yang sudah
Allah karuniakan bagi dunia, agar setiap orang di dalam dunia yang percaya
kepada Kristus dan menerima atau memiliki Roh Kristus menjadi anak Allah.
Ayat 15 – 17, Kita menerima Roh yang menjadikan kita anak Allah
Tiga hal yang menjadi “finalitas” dari mengapa kita beriman, atau dikaruniai
Tuhan dengan iman kepada Tuhan Yesus Kristus, yaitu :
(1) Kita mempunyai hak sebagai anak Allah untuk berseru “Ya Abba, ya
Bapa!”
(2) Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa “kita adalah anak-
anak Allah
(3) Bersama Kristus kita menjadi ahli waris yg turut menerima janji-janji Allah,
supaya kita dipermuliakan bersama-sama dengan Dia

119
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENERAPAN
Enam nilai penting dari teks sudah diuraikan di atas dalam rangka perayaan
Pentakosta yang dirayakan tepat pada hari ke-148 dari minggu ke-22 dalam
tahun 2023. Kita sekali lagi diingatkan untuk memperhatikan pembaruan yang
sudah Allah kerjakan di dalam dunia dan final, yaitu sampai pada
“mengangkat menjadi anak-anak Allah di dalam dunia” dan bukan hanya
disitu, bahkan sebagai anak-anak Allah adalah ahli waris di dalam Kristus Yesus
yang menerima janji-janji Allah.
Hidup di dalam dunia adalah hidup sebagai anak-anak Allah, hidup yang
sudah memiliki Roh Kristus. Mari, kita sadari kualitas sorgawi yang sudah Allah
kerjakan dan sudah kita miliki selama hidup di dalam dunia. kita tidak boleh
menyia-nyiakannya dan atau menganggapnya “sia-sia saja”. Roh Kudus Allah
yang sudah menjadi “Roh yang berdiam di dalam hidup kita” menyadarkan
kita. Dan itulah berkat terindah bagi kita. Imanuel.

120
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

SENIN, 29 MEI 2023


KELENDER GEREJAWI : PENTAKOSTA HARI KE-2 - MERAH
PEMBACAAN ALKITAB : I KORINTUS 2:10-16
TEMA : “ROH KUDUS MEMIMPIN DENGAN HIKMAT”

LATAR BELAKANG
Hari ini kita merayakan Pentakosta II. Perayaan Pentakosta dalam Perjanjian
Lama adalah Perayaan Tujuh Minggu yaitu 50 hari sesudah Peristiwa Paskah
Keluarnya Bangsa Israel dari Mesir. Pentakosta dirayakan sebagai pengucapan
syukur atas hasil panen gandum dan pengucapan syukur pemberian Hukum
Tuhan di Sinai. Umat mengucap syukur kepada Allah yang telah memberi
berkat Jasmani dan Rohani. Umat mengucap syukur karena Tuhan
memelihara kehidupan umat dengan cinta-Nya. Dalam Perjanjian Baru,
perayaan Pentakosta dikaitkan dengan peristiwa pencurahan Roh Kudus di
Yerusalem yaitu 50 hari sesudah Kebangkitan Yesus. Allah mengaruniakan Roh
Kudus sebagai penolong yang memimpin kehidupan manusia. Roh Kudus
memimpin kehidupan orang percaya dengan hikmat Allah. Hikmat Allah
berbeda dengan hikmat duniawi. Hikmat duniawi mengandalkan kepintaran
manusia dan berpusat pada akal atau kepintaran otak semata. Hikmat sorgawi
terwujud dalam iman kepada Allah karena dipimpin oleh Roh Allah. Roh
Allah memimpin dengan hikmat agar orang percaya menjadi manusia rohani
yang memiliki pikiran Kristus. Kehidupan manakah yang sedang kita jalani?
Manusia duniawi atau manusia Rohani?

PENJELASAN TEKS
Kota Korintus adalah sebuah kota pelabuhan yang telah menjadi pusat
perdagangan dan industri pada abad – abad pertama. Banyak Filsuf atau
orang pintar yang menguasai Filsafat dunia masa itu. Jemaat Kristen di
Korintus adalah sebuah jemaat yang majemuk dari berbagai latar belakang.
Dari laporan Keluarga Kloe (I Korintus 1:11) ternyata sedang terjadi
perpecahan di tengah jemaat. Jemaat hidup dalam kelompok – kelompok
yang tidak sehati. Ada golongan Paulus, golongan Apolos, golongan Kefas
bahkan golongan Kristus. Paulus menegor cara hidup jemaat di Korintus.
Seharusnya sebagai orang-orang yang telah menerima Roh Allah, mereka
mesti hidup sehati dalam kasih Tuhan. Sejak awal (Pasal 1:2) Paulus menyebut
orang Kristen di Korintus sebagai orang yang telah dikuduskan dan dipanggil

121
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

menjadi orang-orang kudus (ayat 1:2) Karena itu mereka mesti hidup kudus
dalam pimpinan Roh Kudus.
1 Korintus 2:6-10 secara khusus berbicara tentang hikmat yang benar yaitu
hikmat dari Allah. Pada ayat 10 dan 11 disebutkan bahwa Allah menyatakan
pengajaran tentang kebenaran-Nya oleh Roh. Roh Allah menyelidiki segala
sesuatu. Roh Allah mengetahui segala sesuatu sebagaimana Allah adalah Allah
yang Maha Tahu. Allah mengaruniakan Roh-Nya kepada orang percaya
sehingga orang percaya memilki pengenalan tentang Yesus. Kita menerima
Roh yang berasal dari Allah supaya kita tahu apa yang dikaruniakan Allah
kepada kita (Ayat 12). Rasul – rasul berkata - kata tentang karunia Allah bukan
dengan hikmat manusia tetapi dengan Roh (Ayat 13). Allah mengaruniakan
Roh-Nya agar orang percaya memiliki pengenalan kepada Yesus. Sebab
pengenalan akan Yesus tidak dapat dimengerti secara filsafat, tidak dapat
dipahami dengan akal budi dan kemampuan berpikir manusia yang terbatas.
Seperti orang tuli tidak dapat menilai perlombaan musik atau orang buta tidak
dapat menikmati pemandangan yang indah demikianlah manusia duniawi
tidak dapat memahami kebenaran Ilahi. Manusia duniawi tidak dapat
menerima apa yang berasal dari Allah. Tetapi orang – orang yang memiliki
hikmat Allah, hidup dipimpin oleh Roh menjadi manusia Rohani memiliki
pikiran Kristus (ayat 16). Melalui nasihat dalam suratnya ini, Paulus
mengharapkan membuat pilihan, berubah dan bertumbuh sehingga mereka
dapat menjadi manusia rohani.

PENERAPAN
1. Kita adalah orang Kristen. Tapi sudahkah kita memiliki hikmat Allah?
Apakah hidup kita dipimpin oleh Roh-Nya? Hikmat Allah bukan soal
pengetahuan teoritas tentang isi Alkitab. Menjadi rohani bukan soal
seberapa aktif terlibat dalam pelayanan atau seberapa sering ia
mengatakan, "Puji Tuhan!" Hikmat Allah adalah soal sikap hidup yang
meneladani Kristus dan berbuah Roh. Mengasihi meskipun dibenci. Setia
walaupun menderita. Melayani dengan sungguh – sungguh walaupun
dikritik. Melakukan kebenaran meskipun ada godaan untuk berbuat jahat.
Tetap bersyukur bahkan saat hidup penuh kesulitan. Hikmat Allah hanya
dapat bekerja dalam diri seorang yang menerima Kristus Yesus sebagai
Tuhan dan juruselamat. Dan kita memandang semua hal dengan “pikiran
Kristus”.

122
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

2. Menjadi manusia Rohani berarti memiliki Roh yang menyala – nyala


untuk melayani Tuhan bukan dengan kekuatan dan kepintaran sebagai
manusia tetapi seperti Paulus yang bersedia dibentuk, dikoreksi, ditegur
dan diarahkan ketika telah menyimpang dari Firman Tuhan. Bersaksi,
bersekutu dan melayani dengan hikmat Tuhan. Allah dalam kuasa Roh-
Nya memanggil kita untuk menjadi saksi-Nya dalam kehidupan kita
sehari-hari, melalui perbuatan kasih kita, melalui kebaikan hati kita,
melalui telinga yang mau mendengar keluh kesah orang lain, dan melalui
teladan hidup kita. Alangkah indahnya jika setiap orang Kristen memberi
dirinya senantiasa dipimpin dan dikuasai Roh Kudus, sehingga Roh Kudus
dapat berkarya dalam kehidupan setiap orang Kristen untuk kemuliaan
Tuhan. "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh
Roh," (Galatia 5:25).

123
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

RABU, 31 MEI 2023


KELENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN MEI 2023
PEMBACAAN ALKITAB : MAZMUR 16:1-11
TEMA : “BAHAGIA ORANG SALEH”

LATAR BELAKANG
Rabu 31 Mei merupakan hari terakhir dari bulan Mei, hari ke-151 dalam
minggu ke-22 tahun 2023, kita tetap arahkan fokus pelayanan Pembaharuan
GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan
Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang
Ekumenis, Pluralis dan Inklusif pada akhir bulan Mei sebagai akhir bulan kedua
dalam triwulan ke-2, dan terus mendasarkan pada firman Tuhan Mazmur 16 :
1 -11 bahwa kualitas spiritualitas pribadi menjadi fondasi yang hebat untuk
melihat pembaruan yang lebih luas.
Setiap orang tentu ingin hidup bahagia. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, bahagia berarti suatu keadaan atau perasaan senang dan tentram
(bebas dari segala yang menyusahkan). Namun banyak orang memandang
kebahagiaan pada sesuatu yang materialistis seperti memiliki rumah yang
bagus, kekayaan finansial atau prestasi akademik dan karir yang cemerlang.
Kenyataannya hal – hal materialistis tidak sepenuhnya memberi kepuasan
hidup bagi manusia. Bahagia tidak ditentukan oleh kekayaan, ketenaran,
kekuasaan atau kecantikan. Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia,
tentunya Adolf Merckle, orang terkaya dari Jerman, tidak akan menabrakkan
badannya ke kereta api. Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya
Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur
hingga overdosis. Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G.
Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya sendiri. Jika
kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis
cantik dari USA, tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga
overdosis. Bahagia yang didasarkan pada hal – hal kebendaan adalah bahagia
yang semu. Daud memiliki pandangan dan sikap iman yang berbeda.
Pengalaman imannya dengan Tuhan memberi pelajaran bahwa tidak ada yang
dapat diandalkan di dalam dunia ini selain Tuhan. Daud percaya kepada
Tuhan, memilih setia pada Allah dan berbahagia karena hidup di dalam Allah.

124
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

PENJELASAN TEKS
Mazmur ini adalah miktam (nyanyian) dari Daud yang menggambarkan
kepercayaan dan pengakuan segenap hati tentang sukacita yang lahir karena
iman dan kesetiaan kepada Tuhan.
Ayat 1-6, Daud selaku mengawali mazmur ini dengan sebuah permohonan
agar Tuhan menjaganya. Ia sedang berada dalam keadaan yang terancam
bahaya sewaktu dalam pengejaran. Daud memohon perlindungan dari Tuhan
karena ia percaya hanya Tuhan tempat perlindungan, dalam pemeliharaan
Tuhan, baik tubuh maupun jiwanya pasti aman. Pernyataan "Engkaulah
Tuhanku" (ayat 2) menunjukkan pengakuan pemazmur bahwa Tuhan ialah
"Penguasa hidupnya". Pemazmur sadar bahwa memiliki Allah dan hidup dalam
persekutuan dengan Allah merupakan kebahagiaan yang sejati. Oleh sebab itu,
pemazmur senang berada dalam komunitas orang kudus yang menyembah
Allah (ayat 3). Kesukaan pemazmur adalah orang – orang kudus. Kata
“kesukaanku” (Ibr: hepsi) mengandung makna hal yang berharga. Pemazmur
menjauhi para penyembah berhala. Ia tidak mau menyembah dan menyebut
nama allah lain (ayat 4). Menyembah dan mengikuti allah lain berarti
mengalami kesedihan dan penderitaan yang berlipat ganda. Penggunaan kata
“kesukaan” dan “kesedihan” menunjukan keadaan yang kontras sebagai akibat
dari pilihan untuk berada dalam persekutuan dengan Tuhan dan berada di
luar persekutuan dengan Tuhan. Pemazmur telah menentukan sikap iman
untuk hidup di dalam persekutuan dengan Tuhan, berjalan pada jalan Tuhan
dan mengandalkan Tuhan. Oleh karena itu ia menikmati berkat – berkat
Tuhan. Tuhan menjadi “bagian warisan”; “piala” dan “milik pusaka”. Istilah –
istilah ini menegaskan bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan dan berkat.
Kehidupan pemazmur terjamin di dalam Tuhan.
Ayat 7-11, Pemazmur memuji Tuhan sebab dalam persekutuan dengan Tuhan,
ia bukan saja beroleh jaminan secara jasmani tapi juga ia beroleh pengajaran:
nasihat yang menuntun kehidupannya. Karena itu pemazmur berkomitmen
senantiasa memandang kepada Tuhan. Dalam berbagai situasi, Tuhan ada di
sebelah kanannya. Ibarat penjaga yang selalu sigap memberi perlindungan tapi
juga menuntun dan menjamin keamanan sekaligus menjadi kawan. Itulah
yang membuat pemazmur tidak goyah oleh goncangan apapun. Itu sebabnya
hati pemazmur bersukacita, mulut dan jiwanya bersorak – sorai serta dan
tubuhnya menjadi tentram. Ternyata berada dalam persekutuan dengan
Tuhan membuat pemazmur mendapatkan kepuasan jiwa dan jaminan

125
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

kehidupan yang sempurna. Jalan Tuhan adalah jalan kehidupan. Kehadiran


Tuhan memberi sukacita yang berlimpah. Di tangan kanan Tuhan ada nikmat
senantiasa. Bahagianya orang saleh adalah karena memiliki relasi yang erat
dengan Tuhan. Tuhanlah sumber kebahagiaan yang kekal.

PENERAPAN
Manakah yang menjadi sikap iman kita? Hidup dalam persekutuan dengan
Allah? Atau hidup di luar Allah? Hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus? Atau
hidup dalam kedagingan? Ingatlah bahwa kebahagiaan sejati hanya diperoleh
di dalam Yesus. Jika manusia menjadikan dunia sebagai sumber kebaikan dan
menempatkan kebahagiaan di dalam kenikmatan materialistis maka bagi
orang percaya, Tuhanlah sumber kehidupan dan kebahagiaan sejati. Di dalam
Yesus Kristus yang bangkit dan hidup kita beroleh jaminan keselamatan.
Jangan takut sebab Tuhan menjaga. Janganlah bimbang karena Yesus pelihara.
Tak usah cemas karena Allah memberkati. Roh-Nya yang kudus memimpin
kita untuk hidup berkenan bagi-Nya. Kuasa-Nya menyertai kita sehingga kita
tidak goyah dalam goncangan kehidupan.
Masihkah kita memiliki kerinduan seperti Pemazmur untuk setia dalam
persekutuan dengan orang-orang kudus? Bertekunlah dengan setia dan dengan
sehati dalam perkumpulan orang – orang kudus. Bertumbuhlah dalam
pengenalan akan Tuhan di tengah persekutuan. Giatlah dalam kesaksian,
persekutuan dan pelayanan dalam GKI Di Tanah Papua dan nikmatilah berkat-
Nya yang melimpah dalam kehidupan pribadi, keluarga dan persekutuan.
Apakah Tuhan menjadi bagian warisan yang memberi kesukaan penuh di
hidup kita? Ataukah Tuhan hanya sekedar “ban serep” yang kita ingat saat
butuh? Ketika Tuhan memperkenankan kita memasuki bulan yang baru,
marilah kita memandang kepada Tuhan. Fokus orang percaya adalah Tuhan.
Tujuan hidup orang percaya bukan sekedar mencari dan mengumpulkan hal –
hal materialistis tetapi menjadikan hidup berkenan kepada Tuhan dan
menjadikan firman Tuhan sebagai dasar di setiap langkah kehidupan orang
percaya. Bersyukurlah karena Tuhan telah menyertai kita sampai pada akhir
bulan ini dan imani penyertaan Tuhan pada bulan yang baru dan di sepanjang
kehidupan kita.

126
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023


Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia
Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif

BULAN KE-6 : JUNI 2023


MINGGU, 04 JUNI 2023
KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : 2 TAWARIKH 15: 1-19
TEMA : “PEMBARUAN YANG DIKEHENDAKI TUHAN”

LATAR BELAKANG
Kita berada pada bulan ke-6, ini adalah pertengahan tahun 2023, minggu, 4 Juni
adalah minggu pertama Juni, merupakan hari ke-155 dan minggu ke-23 dalam
tahun 2023, kita terus diingatkan bahwa fokus pelayanan Pembaharuan GKI
Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan
Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis,
Pluralis dan Inklusif, dan hari ini merupakan bulan ke-3 dalam triwulan ke-2,
semua yang disiapkan perlu diterangi oleh firman Tuhan dari 2Tawarikh 15:1-19.
Karena pembaruan yang sejalan dengan Tuhan adalah pembaruan yang
dikehendaki Tuhan.
Dalam kondisi sosial yang tidak aman sudah dapat dipastikan bahwa yang
terganggu bukan saja relasi antara kelompok masyarakat yang ter dampak,
melainkan juga kehidupan beragama pun tergoncang dan penyembahan kepada
Allah mengalami distorsi. Keadaan ini dijelaskan demikian. “Lama sekali Israel
tanpa Allah yang benar, tanpa ajaran dari pada imam dan tanpa hukum” (ayat
3). Dan ini disebabkan oleh kekacauan dalam masyarakat, sebab “pada waktu itu
tidak dapat orang pergi dan pulang dengan selamat, karena terdapat kekacauan
yang besar di antara segenap penduduk daerah-daerah” (ayat 5). Dalam situasi
yang demikianlah Asa, raya ketiga Yehuda (1 Raj 15:9-24) melakukan pembaruan
dalam kehidupan agama untuk mengembalikan penyembahan kepada Tuhan.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-7, Dorongan atas Pembaruan, Upaya membarui kehidupan sebagai umat
Allah yang dilakukan oleh raja Asa bagi orang Yehuda, didorong oleh Azarya
yang dipenuhi Roh Allah (ayat 1) dan menyampaikan sebuah nasihat mengenai
hubungan dengan Allah. Azarya dipakai Allah untuk menyatakan kehendak-Nya,
dan ini patut diperhatikan. “Dengarlah kepadaku, Asa dan seluruh Yehuda dan
Benyamin! Tuhan beserta dengan kamu apabila kamu beserta dengan Dia.
Bilamana kamu mencari-Nya, Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu

127
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

meninggalkan-Nya, kamu akan ditinggalkan-Nya.” (ayat 2). Pernyataan ini


mengingatkan kondisi hubungan Israel dengan Tuhan yang berjalan tidak
sebagaimana mestinya, karena “Lama sekali orang Israel tanpa Allah yang benar,
tanpa ajaran dari pada imam dan tanpa hukum” (ayat 3). Ketika Israel hidup
tanpa Allah yang benar dan tanpa ajaran imam, maka hal ini berdampak pada
kondisi sosial politik yang tidak stabil. “Bangsa menghancurkan bangsa, kota
menghancurkan kota, karena Allah mengacaukan mereka dengan berbagai-bagai
kesesakan” (ayat 6). Bila hubungan dengan Tuhan tidak dipulihkan, dan mereka
tetap saja meninggalkan Tuhan, maka Tuhan pun akan meninggalkan umat Israel.
Sebagai pemimpin umat, Asa tidak boleh lemah menghadap kondisi tersebut. Dia
dinasihati: “Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu,
karena ada upah bagi usahamu” (ayat 7). Langkah-langkah pembaruan harus
dilakukan, agar hubungan dengan Tuhan dipulihkan.
Ayat 8-16, Tindakan Pembaruan Asa dan Respons Umat, Termotivasi oleh
pernyataan Azarya, Asa “menguatkan hatinya” untuk melakukan langkah-
langkah pemulihan Israel. Dengan komitmen yang kuat akan kebenaran
kehendak Allah melalui petuah Azarya dilakukan pembersihan keberadaan
“dewa-dewa kekejian dari seluruh tanah Yehuda dan Benyamin dan dari kota-
kota yang direbutnya di pegunungan Efraim” (ayat 8). Mezbah Tuhan di Bait
Allah pun diperbarui dari pengaruh kekafiran. Jadi sebuah pembaruan yang
menyeluruh; bukan hanya di luar Bait Allah, tetapi juga di dalam Bait Allah
sebagai pusat penyembahan kepada Tuhan dilakukan pembaruan. Dalam
lingkungan keluarga raja pun dilakukan pembaruan dengan “memecat Maakha,
neneknya, dari pangkat ibu suri, karena neneknya itu membuat patung Asyera
yang keji” (16). Patung Asyera adalah patung dewi Kanaan sebagai lambang
kesuburan. Patung ini dirobohkan dan dihancurkan.
Bangsa Israel menyambut pembaruan Asa itu dengan sukacita. Mereka berkumpul
di Yerusalem, memberikan persembahan kepada Tuhan berupa lembu sapi dan
kambing domba. Mereka pun membuat “perjanjian untuk mencari Tuhan”, dan ini
dilakukan “dengan segenap hati dan jiwa” (ayat 12). Dalam hubungan dengan
perjanjian itu, setiap orang baik laki-laki maupun perempuan wajib mencari Tuhan,
siapa yang tidak melakukannya dihukum mati. Karena itu, mereka dengan sukacita
dan dengan segenap hati bersumpah untuk mencari Tuhan. Hasilnya Tuhan
berkenaan kepada bangsa itu dan mengaruniakan kepada mereka keamanan di
seluruh penjuru negeri. Kondisi sosial yang sebelumnya kacau dan tidak ada
penyembahan kepada Tuhan, kini berubah dan menjadi baru. Tuhan disembah
dan dimuliakan serta ada keamanan dalam kehidupan masyarakat.
Ayat 17-19: Keteladanan Asa, Asa tidak hanya membarui kondisi keagamaan yang
rusak di tengah bangsanya, tetapi di lingkungan keluarganya, seperti disebutkan di

128
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

atas, juga dibersihkan dari pengaruh dewa kekejian. Ia sendiri pun menjaga hatinya
tetap tulus di hadapan Tuhan seumur hidupnya. Ia pun membawa persembahan
bagi Allah. Jadi komitmen yang ditandai dengan sumpah mencari Tuhan berlaku
untuk seluruh umat Israel, dari raja sampai kepada seluruh masyarakat. Hal ini
membawa kedamaian dan keamanan dalam masyarakat, sehingga “tidak ada
perang sampai pada tahun ketiga puluh lima pemerintahan Asa” (ayat 19). Luar
biasa! Ketika ada relasi yang baik dan penyembahan kepada Tuhan, maka
kehidupan dalam masyarakat pun aman dan damai. Sebaliknya, ketika umat tidak
mencari Tuhan dan meninggalkan-Nya, maka Tuhan bukan saja tidak berkenan
ditemui, tetapi juga meninggalkan mereka; maka kekacauan sosial akan terjadi di
tengah kehidupan umat.

PENERAPAN
1) Relasi dan penyembahan umat kepada Tuhan sangat mempengaruhi
kehidupan sosal. Dapat dikatakan, bahwa kondisi hidup bermasyarakat
yang tidak aman dan damai menunjukkan ada masyalah serius mengenai
relaisi umat dengan Tuhan. Maka yang diperbarui pertama-tama adalah
hubungan umat dengan Tuhan.
2) Pembaruan yang dilakukan Asa bersifat menyeluruh. Bukan hanya di
kalangan masyarakat, tetapi juga di dalam kehidupan keluarganya, dan ia
menjadi teladan dalam ketulusan hati di hadapan Tuhan. Mezbah bait
Allah, yang menjadi pusat peribadahan diperbarui. Ini pelajaran penting
bagi kita: kalau mau membarui masyarakat, harus ada pemabaruan dalam
gereja. Tidak ada artinya gereja berbicara dan bekerja untuk keadilan,
kedamain, keamanan dan kesejahteraan dalam masyarakat, tetapi dalam
gereja sendiri masih jauh dari rasa adil, damai, aman, sejahtera.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU I

KELOMPOK DISKUSI IBADAH UNSUR


PAM, PW, PKB
Buatlah dua kelompok :
Kelompok satu :
Temukanlah apa saja tindakan pembaruan yang dilakukan oleh Raja Asa pada
ayat (8 – 16) dan diskusikanlah manfaatnya bagi umat dan negeri mereka?
Kelompok dua :
Apa saja keteladanan Asa, minimal kita mulai lihat dari ayat (17-19)?,
diskusikanlah tentang keteladanan Raja Asa penting bagi kita saat ini?

129
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 11 JUNI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : HOSEA 11:1-11
TEMA : “KASIH ALLAH”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 11 Juni kita sudah berada pada hari ke-162, minggu ke-24 dalam
minggu-minggu Trinitas, kita tetap memberikan perhatian pada fokus
pelayanan Pembaharuan GKI triwulan kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra
Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif yang terus dihidupkan dengan kasih
Allah berdasarkan Hosea 11:1-11.
Kasih Allah kepada umat-Nya tak dapat dibandingkan dengan apapun.
Yohanes menyebut kasih Allah itu “begitu besar” (3:16). Karena itu, se-jahat
apapun manusia dan umat Allah secara khusus, tidak melunturkan kasih Allah.
Sekalipun Israel membelakangi Allah dan menyembah ilah lain Allah tetap
setia menjaga umat-Nya. Sekalipun demikian, kasih Allah sedemikian besar itu
tidak ditentukan secara objektif oleh kejahatan bahkan kebaikan manusia
sekalipun. Allah mengasihi karena memang pada hakikatnya Allah itu adalah
kasih. Maka sekalipun Allah marah atas sikap umat-Nya yang tidak
menyembah-Nya, namun kasih Allah itu selalu ada. Perhatikan pernyataan ini:
“Hati-Ku berbalik dalam diri-Ku; belas kasihan-Ku bangkit serentak” (Hosea
11:10). Kasih Allah yang tak terhingga inilah yang akan didalami pada bagian
berikut ini.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-7: Kedegilan Orang Israel, Sekalipun Allah telah membentuk Israel
menjadi umat-Nya, namun mereka tetap umat yang tidak taat dan setia
menyemah Allah. Sejak awal keberadaan Israel, Allah telah menunjukkan
kasih-Nya kepada mereka. “Ketika Israel masih muda, Kukasihi dia, dan dari
Mesir Kupanggil anak-ku itu” (ayat 1). ini menunjukkan sejak awal keberadaan
Israel Allah mengasihi mereka, dan ketika mereka menjadi budak di Mesir,
Allah membebaskannya, karena mereka adalah anak-Nya. Kasih Allah ini tidak
membuat umat-Nya itu betah bersama Allah, tetapi “makin Kupanggil mereka,
makin pergi mereka itu dari hadapan-Ku” (ayat 2). Dikasihi dan dipanggil,
tetapi makin jauh pergi meninggalkan Allah, itulah kedegilan orang Israel.
Mereka tidak menanggapi secara wajar kasih dan kebajikan Allah yang setia
memelihara, menuntun, dan menyediakan segala yang dibutuhkan. Mereka
merasa aman jauh dari Allah, betah membelakangi Allah dan menyembah

130
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

baal, dewa kesuburan itu; Mereka tidak lagi memuliakan Allah, berhenti
meninggikan nama-Nya. Bagaimana sikap Allah terhadap kedegilan umat-
Nya? Apakah Allah meninggalkan mereka?
Ayat 8-11: Kasih Allah yang Menyelamatkan, Kedegilan umat Israel itu tidak
dibalas dengan hukuman sekalipun murka Allah menyala-nyala atas umat-Nya.
“Masakan Aku membiarkan engkau hai Efraim, menyerahkan engkau, hai Israel?
Masakan Aku membiarkan engkau seperti Adma, membuang engkau seperti
Zeboim? Allah tidak membiarkan dan membuang umat-Nya. Sebab, “hati-Ku
berbalik dalam diri-Ku, belas kasihan-Ku bangkit serentak” (ayat 8). Kedegilan
Israel tidak menghalangi kasih Allah bagi umat-Nya, sebab kasih Allah itu tidak
tergantung pada Israel, melainkan pada hati dan belas kasihan Allah sendiri. Oleh
kasih-Nya Allah menyelamatkan umat-Nya dan “mereka akan mengikuti Tuhan”
(ayat 10); dan Tuhan menyelamatkan mereka dengan “menempatkan mereka
lagi di rumah-rumah mereka” (ayat 11). Bagian ini diakhiri dengan pernyataan:
“demikian firman Tuhan”! ini bukan sekedar menutup sebuah kalimat, melainkan
menegaskan bahwa semua yang disampaikan itu adalah firman Tuhan dan pasti
akan digenapi seperti apa yang difirmankan.

PENERAPAN
Keberadaan sebagai umat Allah seharusnya tercermin dalam relasi dengan
Allah, yaitu hidup dekat dan menyembah Allah. Hal yang demikian acapkali
tidak terjadi sebagaimana ditulis dalam Hose 11: 1-11. Kondisi umat Allah
seperti ini tentu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ada ilah lain, di
luar Tuhan, yang memikat. Umat Israel misalnya terpikat kepada Baal, dewa
kesuburan, sehingga mereka pun mempersembahkan korban kepada dewa
tersebut. Dalam konteks kehidupan kita hari ini kondisinya tidak jauh berbeda.
Secara terang-terangan atau secara tersembunyi ada yang mengandalkan kuasa
lain di luar Tuhan Yesus, Acap kali orang Kristen melakukannya, entah itu
terkait dengan kepentingan kesehatan, ekonomi, budaya maupun politik.
Apakah ini menghalangi kasih Allah kepada Kita?
Pelajaran dari Hosea 11: 1-3 mencatat bahwa kedegilan umat Allah tidak
menghalangi kasih Allah kepada mereka. Tapi bukan karena mereka jahat Allah
mengasihi, melainkan karena hati dan belas kasihan Allah. Tetapi kasih Allah ini
harus direspons dengan bertobat dan meninggalkan cara hidup yang
membelakangi dan menjauhi Allah, dan mengikuti Tuhan serta menyembah-Nya.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU II

131
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 18 JUNI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : YUNUS 4:1-11
TEMA : “ALLAH MENGASIHI SEMUA ORANG”

PENDAHULUAN
Hari minggu 18 Juni telah membawa kita memasuki hari ke-169, minggu ke-24
dalam minggu-minggu Trinitas atau minggu biasa kedua yang Panjang, dan
kita memberikan perhatian kepada fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada
Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih
Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis
dan Inklusif, tidak ada kata lain selain mengakui bahwa “Allah mengasihi
semua orang” sebagaimana dasar firman Tuhan yang mendatangi kita minggu
ini, Yunus 4 : 1 – 11.
Kasih Allah tidak terbatas hanya pada umat Israel, melainkan mencakup semua
umat manusia di bumi ini. Sebuah kesalahan kalau ada yang mengklaim
bahwa Allah hanya mengasihi bangsa tertentu. Sekalipun Israel itu adalah
bangsa pilihan, tetapi Allah bukan hanya mengasihi mereka, melainkan semua
umat manusia. Kisah Yunus yang dicatat dalam Yunus 4: 1-11 menunjukan
sikap eksklusif di satu pihak, tetapi pada pihak yang lain menggarisbawahi
perhatian dan kepedulian Allah kepada orang-orang Niniwe. Yunus menolak
pergi ke Niniwe untuk mengingatkan akan kehancurannya, tetapi Yunus
menolak karena Niniwe merupakan ibu kota Asyur, musuh Israel, sehingga
Yunus lebih senang kalau kota itu hancur saja. Namun ini bukan rancangan
Allah, Allah mengasihi semua orang, dan tidak ada yang bisa membatasi Allah
untuk mengasihi dan mengampuni.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-3: Kemarahan Yunus, Yunus menolak perintah Allah pergi ke Niniwe,
namun akhirnya tiba di situ melalui perut ikan (2;17; 3:10). Misinya ialah
untuk mengumumkan kehancuran kota itu (3:4). Ia kesal dan marah besar
ketika Allah mengampuni Niniwe, karena raja dan penduduk kota itu
bertobat dan mohon pengampunan Allah (3:1-10). “Tetapi hal itu sangat
mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia”. Demikian dicatat pada ayat 1.
Dalam kemarahannya itu, Yunus sadar, sebagaimana disebut dalam doanya,
bahwa Allah adalah “Allah yang pengasih dan penyayang sabar dan berlimpah

132
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-
Nya” (ayat 2). Justru hal ini, yaitu kasih dan pengampunan Allah, membuat
Yunus gusar, dan mau mati. Pinta Yunus kepada Tuhan: “cabutlah kiranya
nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup” (ayat 3). Sikap eksklusif
Yunus ini bertentangan dengan rancangan Allah yang mengasihi dan
mengampuni Niniwe, maka Allah hendak menyadarkan Yunus, sebagaimana
nampak pada bagian berikut ini.
Ayat 4-9: Allah menyadarkan Yunus, Tindakan menyadarkan Yunus diawali
dengan pertanyaan yang bersifat korektif: “Layak-kah engkau marah?” (ayat
4). Dari sisi Yunus memang layak untuk marah. Niniwe yang merupakan
musuh umat Allah pantas untuk dihancurkan, bukan dikasihi dan diampuni.
Dan ini manusiawi. Tapi dari sudut Allah, tidak sesuai dan bertentangan
dengan sikap Allah, sebagaimana dinyatakan dalam doa Yunus tadi, bahwa
Allah itu pengasih, penyayang, panjang sabar, berlimpah kasih setia dan suka
mengampuni. Maka penyadaran terhadap Yunus bertolak dari apa yang
menyenangkan-nya dan diperhadapkan dengan rancangan Allah bagi Niniwe.
Ketika Yunus mengamati dari luar kota Niniwe apa yang akan terjadi, Tuhan
menumbuhkan sebatang pohon jarak dan disitu Yunus bernaung dan
bersukacita (ayat 6). Tetapi sukacita itu tidak berlangsung lama, karena
keesokan harinya pohon itu layu, kemudian datang angin dan panas terik,
yang membuat Yunus marah: “selayak-nyalah aku marah sampai mati” (ayat
9). Kembali Yunus mengatakan apa yang sudah disampaikan sebelumnya:
“Lebih baiklah aku mati dari pada hidup” (ayat 8). Hanya saja keinginan
untuk mati pada kali yang kedua ini berbeda dengan yang sebelumnya. Yang
pertama, karena Allah mengasihi dan mengampuni Niniwe, sedangkan yang
kedua karena rasa aman dan sukacitanya diambil kembali. Jadi kedua
keinginan mati itu berpusat pada kepentingan diri sendiri. Yunus marah dan
ingin mati, karena Allah mengasihi dan mengampuni Niniwe, pada hal ia mau
Niniwe hancur; dia juga kesal karena tempat perteduhan-nya layu, padahal
pohon jarak itu membuat rasa aman dan sukacita. Keinginan-keinginan ini
bertentangan dengan kehendak Allah.
Ayat 10-11: Allah Mengasihi Niniwe, Allah mengasihi semua orang, siapa saja
yang menyadari kesalahannya dan mau bertobat, Allah mengampuninya.
Begitupun Niniwe dikasih dan diampuni. “Bagaimana tidak Aku akan sayang
kepada Niniwe, kota yang besar itu yang berpenduduk lebih dari seratus dua

133
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

puluh ribu orang…” Seorang Yunus dikasih, bagaimana mungkin kota Niniwe
dengan penduduk yang banyak itu mau bertobat dan mengaharapkan
pengampunan (lih. 3:8-9) tidak dikasihi dan diampuni. Tentu jumlah
penduduk yang banyak itu bukan alasan utama mereka dikasih dan diampuni,
melainkan karena Allah pada hakikat-Nya adalah pengasih, penyayang,
berlimpah kasih setia-Nya.

PENERAPAN
Seperti Yunus yang bersikap eksklusif dan mementingkan diri, maka
kecenderungan demikian pun ada pada setiap orang, termasuk pada orang
Kristen. Sebenarnya sikap ini manusiawi, karena bila ada orang menonjolkan
kepentingannya, hal itu biasa-biasa saja. Tetapi hal itu menjadi luar biasa jahat
ketika sikap tersebut dipraktekkan oleh orang Kristen, yang percaya kepada
Kristus. Orang Kristen tidak lagi berpikir dan bertindak secara antroposentris
atau berpusat pada diri manusia, melainkan berpusat pada Allah dan
menjalani hidup ini dalam kehendak-Nya.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU III

134
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

MINGGU, 25 JUNI 2023


KELENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : ZEFANYA 2:1-3
TEMA : “SERUAN BERTOBAT”

LATAR BELAKANG
Hari minggu 25 Juni saat ini adalah hari ke-176, minggu ke-26 dalam tahun
2023, bahwa kita terus menerus diingatkan tentang fokus pelayanan
Pembaharuan GKI Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan
Hubungan Berdasarkan Kasih Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra
Allah yang Ekumenis, Pluralis dan Inklusif, agar fokus pelayanan ini terus
didasarkan pada firman Tuhan Zefanya 2 : 1 – 3, semua yang mendengarkan
mengalami pembaruan, yaitu pertobatan.
Keberadaan sebagai umat Allah memberikan keistimewaan dengan harapan
akan perlindungan Allah, bebas dari murka dan hukum Allah. Harapan ini
tentu tidak salah sejauh umat Allah itu setia menyembah dan memuliakan
Allah. Ketika umat Allah hidup tidak menurut kehendak Allah, maka hari
Tuhan bukanlah hari keselamatan, melainkan hari murka Allah. Seruan untuk
bertobat sebagaimana di catat dalam Zefanya 2:1-3 menunjukkan bahwa Israel
sebagai umat pilihan Allah tidak lagi hidup dalam kesetiaan dan ketaatan
kepada Allah; dan karena itu, hari Tuhan bagi mereka bukanlah hari
keselamatan, melainkan hari kemurkaan Allah

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-2: Seruan Pertobatan, Seruan untuk bertobat diawali dengan ajakan
untuk bangkit dari kehidupan yang berada di bawah murka Tuhan.
“Bersemangat-lah dan berkumpullah, hai bangsa yang acu tak acu”. Israel
disebut sebagai bangsa yang acu tak acu, masa bodoh dan tak peduli dengan
Tuhan dan hukum-Nya. Betapa pentingnya untuk bangkit dan meninggalkan
hidup yang akan binasa, karena hari Tuhan bagi bangsa yang acu tak acu
terhadap Tuhan dan hukum-Nya akan tertimpa murka Tuhan yang dahsyat.
Karena itu, Israel diingatkan untuk bangkit “sebelum kamu dihalau seperti
sekam yang tertiup angin, sebelum datang ke atasmu murka Tuhan yang
menyala-nyala itu, sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan Tuhan”. Tidak
boleh terlambat untuk bertobat sebelum murka Tuhan tiba, karena hari
kemurkaan itu pasti tiba. Apa isi seruan pertobatan itu? Mari kita perhatikan
bagian berikut ini.

135
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Ayat 3: Isi Seruan Pertobatan, Bertobat tidak sekedar meninggalkan kehidupan


yang dimurkai Tuhan. Esensi pertobatan adalah mencari Tuhan dan hidup
dalam kerendahan hati serta melakukan hukum-Nya. Isi seruan pertobatan
terdiri dari:
Carilah Tuhan
Carilah keadilan
Carilah kerendahan hati
Mencari Tuhan, hidup dekat dan menyembah Tuhan mempunyai implikasi
moral, yaitu melakukan yang adil dan bersikap rendah hati di hadirat Tuhan
maupun orang lain. Jadi pertobatan tidak hanya mengenai hubungan dengan
Tuhan, tetapi sekaligus menyentuh relasi dengan orang lain.

PENERAPAN
Ketika gagal hidup sebagai umat Allah, murka Alah tidak bisa dihindari, Maka
pertobatan satu-satunya jalan untuk membebaskan diri dari murka Allah itu.
Pertobatan tidak hanya memperbaiki hubungan dengan Allah, tetapi sekaligus
relasi dengan orang lain diperbarui. Keseimbangan antara dua relasi itu
cerminan orang hidup dalam pertobatan.

GUNAKAN TATA IBADAH MINGGU IV

KELOMPOK PENELAHAN ALKITAB


IBADAH KELUARGA

Renungkanlah suatu seruan Nabi dari 3 kata yang digunakan, yaitu “carilah
TUHAN”, “carilah keadilan” dan “carilah Kerendahan hati” … Bila seruan itu
ditujukan kepada setiap orang dalam ibadah keluarga hari ini… renungkanlah
5 menit ayat (3) dan 5 orang atau lebih silahkan berikan pendapat…

136
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

JUMAT, 30 JUNI 2023


KELENDER GEREJAWI : IBADAH KUNCI BULAN JUNI 2023
PEMBACAAN ALKITAB : IBRANI 4:1-13
TEMA : “HARI PERHENTIAN, HARI KESELAMATAN”

LATAR BELAKANG
Hari Jumat 30 Juli telah membawa kita masuki hari ke-181 dalam minggu ke-26
tahun 2023 sebagai hari terakhir dari bulan Juni, kita terus diingatkan, sampai
detik terakhir untuk akhiri triwulan ke-3 sebagaimana pelayanan GKI yang selama
ini dibangun dan digumuli pada fokus pelayanan Pembaharuan GKI Pada
Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2023 Pembaruan Hubungan Berdasarkan Kasih
Kristus Diantara Sesama Manusia Sebagai Mitra Allah yang Ekumenis, Pluralis dan
Inklusif, sekali lagi diterangi oleh firman Tuhan Ibrani 4:1-13.
Ketika murid-murid Yesus, yang disebut Kristen (Kis 11:26) hadir dan hidup
bersama dengan orang Yahudi, maka pertanyaan penting muncul adalah apa
yang menjadi keistimewaannya jika dibandingkan dengan agama yang lain,
dan apa yang ditawarkannya kepada manusia. Agama di luar Kristen seperti
Yahudi memiliki tokoh kharismatik, Musa misalnya, dan menawarkan
keselamatan melalui ketaatan dalam melaksanakan hukum taurat. Hukum
taurat menjadi penuntun hidup umat Allah, dan siapa yang mematuhi-nya
bebas dari murka Allah. Karena itu, peranan manusia untuk meraih
keselamatan sangat menentukan. Karakter yang antroposentris ini berbeda
dengan Kristen yang berpusat pada Kristus. Manusia pada dirinya tidak
memiliki kapasitas mengerjakan keselamatannya. Tidak berarti manusia tidak
mempunyai harapan untuk keselamatan. Manusia memiliki harapan dan
memperoleh keselamatan karena iman kepada Yesus Kristus.

PENJELASAN TEKS
Ayat 1-8, Orang yang diselamatkan dan tidak diselamatkan, Keyakinan Kristen
mengaris bawahi bahwa mereka yang beriman kepada Kristus telah beroleh bagian
di dalam kemuliaan-Nya (3:14). Sekalipun demikian janji untuk masuk ke dalam
kemuliaan itu masih berlaku. Janji ini tidak boleh menjadi alasan untuk lalai hidup
dalam kemuliaan Kristus, maka dengan tegas diingatkan: “baiklah kita waspada,
supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan. Sekalipun
janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku”(4:1; UL 31:7; Yos 22:4).
Kepada semua orang diberitakan “kabar kesukaan” mengenai keselamatan dalam
Kristus, namun bagi sebagian orang pemberitaan itu tidak ada faedahnya karena
tidak disambut dengan iman kepada Kristus. Mereka ini tidak akan masuk ke
dalam kemuliaan dan keselamatan sebagai tempat perhentian bagi yang percaya
kepada-Nya. Dengan mengutip Maz 95:11, penulis menekankan hal tersebut,

137
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

bahwa mereka yang tidak beriman tidak akan masuk, kendati pekerjaan
keselamatan itu telah diselesaikan. Jadi ada yang masuk dan ada yang tidak masuk
ke dalam kemuliaan dan keselamatan Kristus. Yang masuk adalah yang beriman,
dan yang tidak masuk adalah yang tidak beriman. Sekalipun demikian kesempatan
untuk semua orang masuk ke dalam perhentian-Nya tetap disediakan, yaitu di
dalam Kristus. Dan inilah hari keselamatan, hari perhentian Tuhan. Terkait dengan
hal ini, penulis menyebut pengalaman Yosua yang melanjutkan kepemimpinan
Musa, memimpin bangsa Israel memasuki tanah perjanjian (ayat 8; Ul 31;7; Yos 22:4)
Ayat 9-11, Hari Perhentian, Hari Keselamatan, Hari perhentian telah disediakan
Allah dengan mengerjakan keselamatan bagi manusia, dan siapa yang beriman
kepada Kristus telah memasukinya. Kutipan dari Mazmur 95;11 di atas (ayat 7)
menunjukkan bahwa “hari ini” di dalam Yesus Kristus Allah telah mengerjakan
keselamatan itu, karena itu “janganlah keraskan hatimu”! Allah masih menyediakan
kesempatan untuk masuk ke dalamnya. Tidak perlu, dan tidak harus mengerjakan
apapun untuk datangkan keselamatan, karena Allah sudah mengerjakannya, dan
“hari ini” adalah hari perhentian dan hari keselamatan yang Allah sediakan bagi
setiap orang yang beriman kepada Kristus. Tetapi keselamatan “hari ini” memiliki
dimensi eskhatologis, sehingga setiap orang mesti berusaha mempertahankan
keberadaannya dalam keselamatan ini sampai pada pewujudnyataan keselamatan
dan kepenuhan hari perhentian itu. “Karena itu, baiklah kita berusaha untuk masuk
ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti
contoh ketidaktaatan itu juga” (ayat 11). Ketidaktaatan menjadi penghalang
memasuki hari perhentian akhir itu.
Ayat 12-13, Tidak Ada Yang Tersembunyi bagi Allah, Perjalanan memasuki hari
perhentian itu di jaga dan dituntun Allah melalui firman-Nya. Firman ini disebut
sebagai “lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat
dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, ia sanggup
membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita” (ay 12). Karena itu, kehidupan
setiap orang di hadapan Allah tidak ada yang tersembunyi dan harus
dipertanggungjawabkan.

PENERAPAN
1) Tuhan telah mengerjakan keselamatan bagi kita, dan “hari ini” adalah hari
perhentian dan hari keselamatan. Allah telah menyelesaikan karya
keselamatan-Nya, maka hari ini adalah hari keselamatan kita. Tidak ada
lagi yang harus dikerjakan untuk mendatangkan keselamatan, kecuali
merayakannya dalam kehidupan secara pribadi dan bersama orang lain.
Keselamatan hari ini adalah sebuah realitas eskhatologis, karena itu kehidupan
dan pelayanan gereja harus terarah ke masa depan

138
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Bagian Ketiga
PENUTUP

Hanya Tuhan satu-satunya penggerak pembaharu. Ia menitipkan pembaruan


di dalam dunia dikerjakan oleh manusia, atau siapapun yang terpilih oleh Dia.
Bila tahun 2023 Tuhan memilih GKI untuk mewujudkan “pembaruan” di
dalam seluruh pelayanan GKI, maka semua pelayanan yang berlangsung
“tidak kebetulan tetapi semuanya ada di dalam Sang Penggerak Pembaharu”.

Secara fisik “Kantor Sinode GKI di Tanah Papua” sesuai waktu Tuhan, semua
indah pada waktunya. Masuk dalam rana “pembaruan secara fisik bangunan”
yaitu di masa depan GKI akan memiliki suatu kantor yang representative.
Sebagai bagian dari gumul bersama di tahun “pembaruan” 2023 menuju
tahun pemberdayaan 2024. Imanuel.

272
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

LAMPIRAN (01)

NAMA-NAMA PENULIS KHOTBAH 2023

(1) Pdt. Dr. Anthon Rumbewas (AR)


(2) Pdt. Christine Mawene (ChM)
(3) Pdt. Dr. Diana Jenbise (DJ)
(4) Pdt. Diana Pesireron, M.Th (DP)
(5) Pdt. Dora Mawene (DM)
(6) Pdt. Esron Abisay (EsA)
(7) Pdt. Etha Ayatanoy (EA)
(8) Pdt. Fitz Soparue (FS)
(9) Pdt. Frits Morin (FM)
(10) Pdt. Gritje Monim (GM)
(11) Pdt. Izaak Rahail (IR)
(12) Pdt. Jessy Leimena (JL)
(13) Pdt. Kartika Mandik (KM)
(14) Pdt. Linda Upessy (LU)
(15) Pdt. Nelince Wanma (NW)
(16) Pdt. Nelson Kapitarauw (NK)
(17) Pdt. Olivia Yahui (OY)
(18) Pdt. Sarah Selva Meikdely (SM)
(19) Pdt. Dr. Sostenes Sumihe (SS)
(20) Pdt. Tineke Koibur (TK)
(21) Pdt. Yody Sohilait (YS)
(22) Pdt. Yohan Wally (YW)

273
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

LAMPIRAN (02)

TATA IBADAH MINGGU I


1. Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
2. Pembukaan (berdiri)
Dengan Nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Amin.
3. Salam
Kasih karunia dan damai sejahtera atas jemaat dari Allah Bapa, Tuhan
Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani - Suara Gembira-Kidung Jemaat
(duduk)
Paduan Suara/Vocal Group
4. Hukum TUHAN (berdiri)
Saudara-saudara, dengarlah Hukum Tuhan berdasarkan Keluaran 20:3-17
1. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di
langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam
air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau
beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah
yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-
anaknya , kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-
orang yang membenci Aku, tetapi yang menunjukkan kasih setia
kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang
berpegang pada perintah-perintah-Ku.
3. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan,
sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut
nama-Nya dengan sembarangan.
4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat : enam hari lamanya engkau akan
bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ke tujuh adalah
hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan,
atau hambamu laki-laki atau hambamu perempuan, atau hewanmu
atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
5. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang
diberikan TUHAN, Allahmu kepadamu.

274
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

6. Jangan membunuh.
7. Jangan berzinah.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
10. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau
hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau
keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."
Roh Kudus memampukan kita melakukan Hukum Tuhan dalam
kehidupan kita sehari-hari.
(duduk)
5. Pengakuan Dosa
Kita merendahkan diri di hadapan Tuhan Allah dan mengaku dosa dengan
sungguh-sungguh. Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita
menipu diri kita sendiri dan kebenaran itu tidak ada di dalam kita. Jika
kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
(I Yohanes 1:8).
Kita berdoa : … Amin.
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
6. Pemberitaan Anugerah
Dengarlah jemaat, sabda Yesus Kristus kepada semua orang yang sungguh-
sungguh mengaku dosanya ”Barangsiapa datang kepada-Ku, Ia tidak akan
Kubuang.” (Yohanes 6:37b).
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
7. Pengakuan Iman (berdiri)
Dalam persekutuan dengan Gereja Tuhan dari segala zaman dan di segala
tempat, kita mengaku bersama-sama kepercayaan kita sesuai Pengakuan
Iman Rasuli :
“Aku percaya kepada Allah Bapa yang maha Kuasa, Khalik langit dan bumi
Dan kepada Yesus Kristus, anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita
yang dikandung dari pada Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria
yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan mati
dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut
pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati
naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang maha kuasa
dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

275
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Aku percaya kepada Roh Kudus


Gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus
pengampunan dosa
kebangkitan daging
dan hidup yang kekal.
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
(duduk)
Paduan Suara/Vocal Group
8. Pemberitaan Firman
a. Doa
b. Pembacaan Alkitab
Kita membaca Alkitab dari ….. . “Sampai di sini pembacaan Alkitab.
Berbahagialah semua orang yang mendengar Firman Allah.”
c. (Menyanyi) Haleluya… Haleluya… Haleluya
d. Khotbah
Paduan Suara/Vocal Group
9. Persembahan Jemaat
Sebelum Jemaat memberi persembahan, dengarlah Firman Tuhan :
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya,
jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi
orang yang memberi dengan sukacita.” (II Korintus 9:7).
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
10. Doa Syafaat
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
(berdiri)
11. Berkat
Pelayan : Jemaat yang terkasih, arahkanlah hati kita kepada Allah.
Terimalah berkat TUHAN dan pergilah dengan sukacita :
“TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau. TUHAN
menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau
kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu
dan memberi engkau damai sejahtera.” Amin.
Jemaat : (Menyanyi) A… min. A… min. A… min.

Nyanyian Jemaat : Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

276
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

LAMPIRAN (03)

TATA IBADAH MINGGU II

Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat


(berdiri)
1. Pembukaan
“Pertolongan kita adalah dalam nama TUHAN yang menjadikan langit
dan bumi serta tidak meninggalkan perbuatan tangan-Nya.” Amin.
2. Salam
“Kasih karunia dan damai sejahtera turun atas saudara-saudara dari Allah
Bapa, Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus.”
(duduk)
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
Paduan Suara/Vocal Group
3. Pengakuan Dosa
Marilah kita merendahkan diri di hadapan Tuhan Allah, dan mengaku
dosa sungguh-sungguh kepada-Nya. ”TUHAN itu dekat kepada orang-
orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk
jiwanya.” (Mazmur 34:19). Mari kita berdoa : ..... Amin.
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
4. Pemberitaan Anugerah
Dengarlah Jemaat, sabda Tuhan Yesus Kristus kepada semua orang yang
sungguh-sungguh mengaku dosanya : “Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16).
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
5. Hukum TUHAN (berdiri )
Dengarlah Hukum Tuhan : “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah
hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua yang

277
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh Hukum Taurat dan Kitab
Para Nabi.” (Matius 22:37-40).
Roh Kudus memampukan kita melakukan Hukum Tuhan dalam
kehidupan kita sehari-hari.
(duduk)
Paduan Suara/Vocal Group
6. Pemberitaan Firman Tuhan
a. Doa Pembacaan
Kita berdoa : “Tuhan yang Maha Kuasa. Engkau telah memberi Firman-
Mu menjadi pelita bagi kaki kami dan terang bagi jalan kami. Berilah
oleh Roh Kudus telinga kami mendengar dan hati kami rindu akan
Firman-Mu. Berilah Firman-Mu menjadi kesukaan kami, agar kami
bertumbuh dalam kasih-Mu dan mengenal Engkau sebagai Tuhan dan
Juruselamat.” Amin.
b. Pembacaan Firman Tuhan
c. Khotbah

Paduan Suara/Vocal Group

7. Persembahan
“Sebab jika kamu rela untuk memberi maka pemberianmu akan diterima,
kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan
berdasarkan apa yang tidak ada padamu.” (II Korintus 8:12).

Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

8. Doa Persembahan

9. Pengakuan Iman (berdiri)


Dalam persekutuan dengan Gereja Tuhan dari segala zaman dan di segala
tempat, kita mengaku kepercayaan kita sesuai Pengakuan Iman Nicea-
Konstantinopel.
Aku percaya kepada Allah Bapa, yang Maha Kuasa,
Pencipta langit dan bumi segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.
Dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus Anak Allah yang Tunggal,
yang lahir dari sang Bapa sebelum ada segala zaman,

278
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah yang sejati dari Allah yang
sejati, diperanakkan, dan bukan dibuat, sehakekat dengan Sang Bapa,
yang dengan perantaraan-Nya segala sesuatu dibuat;
yang telah turun dari surga untuk kita manusia, dan untuk keselamatan
kita, dan menjadi daging, oleh Roh Kudus dari anak dara Maria,
dan menjadi manusia yang disalibkan bagi kita,
di bawah pemerintahan Pontius Pilatus
menderita dan dikuburkan;
yang bangkit pada hari ke tiga, sesuai dengan isi kitab-kitab
dan naik ke surga, yang duduk di sebelah kanan sang Bapa,
dan akan datang kembali dengan kemuliaan
untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati,
yang kerajaan-Nya tak akan berakir.
Aku percaya kepada Roh Kudus, yang adalah Tuhan dan yang
menghidupkan, yang keluar dari sang Bapa dan sang Anak, disembah dan
dimuliakan,
yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi.
Aku percaya kepada satu Gereja, yang kudus, am dan rasuli.
Aku mengaku satu baptisan untuk pengampunan dosa.
Aku menantikan kebangkitan orang mati,
dan kehidupan di zaman yang akan datang.
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
(duduk)
10. Doa Syafaat
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat
(berdiri)
11. Berkat
Pelayan : Terimalah berkat TUHAN dan pergilah dengan sejahtera :
“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan Kasih Allah, dan
persekutuan Roh Kudus menyertai kamu.” Amin.
Jemaat : (Menyanyi) A… min. A… min. A… min.

Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

279
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

LAMPIRAN (04)

TATA IBADAH MINGGU III

1. Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat


(berdiri)
2. Pembukaan dan Salam
Pelayan : Ibadah saat ini dilaksanakan dalam nama Bapa, Anak dan
Roh Kudus. Amin.
“Salam sejahtera untuk kamu.”
Jemaat : Dan untukmu juga.

Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat


(duduk)
Paduan Suara/Vocal Group

3. Pujian Berbalas-balasan
Kita memuliakan Allah yang telah memelihara kita, dengan membaca
secara berbalas-balasan.. (misalnya Mazmur 100:1-5, atau bagian lain dari
Kitab Mazmur dan kitab lainnya yang terkait puji-pujian).

Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

4. Pengakuan Dosa
Kita mengaku dosa di hadapan Allah dengan membaca berbalas-balasan
Mazmur 51:1-14.
Pelayan : Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu,
Jemaat : Hapuskanlah pelanggaran-ku menurut rahmat-Mu yang besar!
Pelayan : Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
Jemaat : Dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Pelayan : Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaran-ku,
Jemaat : Aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
Pelayan : Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa
dan melakukan apa yang Kau anggap jahat,
Jemaat : Supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih dalam
penghukuman-Mu.
Pelayan : Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan,
Jemaat : Dalam dosa aku dikandung ibuku.

280
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Pelayan : Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin,


Jemaat : Dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat
kepadaku.
Pelayan : Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop,
Jemaat : Maka aku menjadi tahir, basuhlah aku, maka aku menjadi
lebih putih dari salju!
Pelayan : Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita,
Jemaat : Biarlah tulang yang Kau remukkan bersorak-sorak kembali!
Pelayan : Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku,
Jemaat : Hapuskanlah segala kesalahanku!
Pelayan : Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah,
Jemaat : Dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!
Pelayan : Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,
Jemaat : Dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
Pelayan : Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat
yang dari pada-Mu,
Jemaat : Dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!

Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

5. Pemberitaan Anugerah
Pelayan : Sebagai hamba Yesus Kristus, kami memberitakan kepada
setiap orang yang mengaku dosanya sungguh-sungguh di
hadapan Tuhan, bahwa ada pengampunan dosa. Firman-Nya
pada Yesaya 12:1-3 yang kita baca berbalas-balasan : “Pada
waktu itu engkau akan berkata :
Jemaat : Aku mau bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, karena
sungguhpun Engkau telah murka terhadap aku: tetapi murka-
Mu telah surut dan Engkau menghibur aku.
Pelayan : Sungguh, Allah itu keselamatanku.
Jemaat : Aku percaya dengan tidak gementar.
Pelayan : Sebab TUHAN ALLAH itu kekuatanku dan mazmurku,
Jemaat : Ia telah menjadi keselamatanku.
Pelayan : Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata
air keselamatan.
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

281
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

6. Hukum TUHAN (berdiri)


Saudara-saudara, dengarlah Hukum Tuhan berdasarkan Keluaran 20:3-17
1. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada
di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di
dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau
beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah
yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-
anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-
orang yang membenci Aku, tetapi yang menunjukkan kasih setia
kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang
berpegang pada perintah-perintah-Ku.
3. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan,
sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut
nama-Nya dengan sembarangan.
4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat : enam hari lamanya engkau akan
bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ke tujuh
adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu
pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan,
atau hambamu laki-laki atau hambamu perempuan, atau hewanmu
atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
5. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang
diberikan TUHAN, Allahmu kepadamu.
6. Jangan membunuh.
7. Jangan berzinah.
8. Jangan mencuri.
9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
10. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya,
atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya
atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."
(duduk)
Paduan Suara/Vocal Group
7. Pemberitaan Firman
a. Doa - dalam bentuk pujian/nyanyian.
(Misalnya memilih salah satu : Rohani 115:1,3; 126:2,4; KJ 231:1,2;
235:3-4; dan nyanyian Mazmur-Rohani-Kidung Jemaat terkait lainnya)

282
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

b. Pembacaan Alkitab
c. Khotbah
Paduan Suara/Vocal Group

8. Persembahan Syukur
Bawalah persembahanmu kepada Tuhan sebagai ungkapan syukur
kepada-Nya.
“Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan
dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang
memberi dengan sukacita.” (II Korintus 9:7).
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

9. Doa Persembahan Syukur

10. Pengakuan Iman (berdiri)


Pelayan : Bersama dengan segala orang percaya di segala tempat dan
waktu, kita mengaku pengakuan iman kita secara bersama-
sama dengan melagukan Nyanyian Rohani 77:1-3.
(duduk)
11. Doa Syafaat

Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat


(berdiri)
12. Pengutusan dan Berkat
Pelayan : Terimalah berkat Tuhan dan pergilah dengan sejahtera :
TUHAN-lah Penjagamu, TUHAN-lah naunganmu di sebelah
tangan kananmu. Matahari tidak menyakiti engkau pada
waktu siang, atau bulan pada waktu malam. TUHAN akan
menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga
nyawamu. TUHAN akan menjaga keluar masukmu, dari
sekarang sampai selama-lamanya (Mazmur 121:5-8). Amin.
Jemaat : (Menyanyikan) A … min. A… min. A… min.
(Nadanya sesuai Nyanyian KJ. 478 b).

Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

283
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

LAMPIRAN (05)

TATA IBADAH MINGGU IV


(Unsur-Unsur Ibadah Dalam Ibadah Kontekstual
Membangun Tata Ibadah Berdasarkan Spritualitas GKI di Tanah Papua)

Panggilan
Penatua/Syamas : Tabu tifa atau tiup triton.
Nyanyian Jemaat: Misalnya “Miaware” (dapat menggunakan lagu rohani
daerah lainnya).
(Majelis dan Pelayan Ibadah, masuk dari pintu depan gereja).
(berdiri)
Saat Teduh (2 menit-masing-masing pribadi)
1. Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat-
Nyanyian Rohani Bahasa Daerah
2. Pembukaan
Allah Pencipta langit dan bumi, Pemelihara segala yang hidup di atas
tanah Papua, yang mempersatukan kami dari segala suku bangsa dan
bahasa, yang menuntun kami dalam ibadah ini. Amin.
3. Salam (Menyanyikan)
Pelayan : Salam bagimu (2x)
Jemaat : Salam-salam.
Pelayan : Damai Kristus besertamu.
Jemaat : Salam-salam.
(duduk)
Nyanyian Jemaat : (Nyanyian Rohani Bahasa Daerah)
Paduan Suara/Vocal Group
(Sebaiknya lagu dalam bahasa daerah. Menyanyi lagu dalam bahasa
daerah, selanjutnya menyanyi arti lagu tersebut dalam bahasa Indonesia).
4. Hukum TUHAN (berdiri)
Dengarlah Hukum Tuhan : “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah
hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua yang
sama dengan itu ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh Hukum Taurat dan Kitab
Para Nabi.” (Matius 22:37-40).
Roh Kudus memampukan kita melakukan Hukum Tuhan dalam
kehidupan kita sehari-hari.

284
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

(duduk)
5. Pengakuan Dosa
Nyanyian Rohani Ratapan (dalam bahasa daerah)
Solo : (Menyanyi Nyanyian Rohani 136:2)
Doa
6. Berita Anugerah dan Perjumpaan Umat
Sebab jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu,
maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih
karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena
satu orang itu, yaitu Yesus Kristus (Roma 5:17)
Nyanyian Jemaat
Ungkapan Syukur Pengampunan (saling memberi salam dengan yang ada
di kiri dan kanan)
Paduan Suara/Vocal Group
(Sebaiknya lagu dalam bahasa daerah. Menyanyi lagu dalam bahasa
daerah, selanjutnya menyanyi arti lagu tersebut dalam bahasa Indonesia).
7. Pemberitaan Firman
a. Doa (dalam bentuk nyanyian misalnya “Ruri Saranden”)
b. Pembacaan Alkitab
c. Khotbah
d. Saat Teduh (komitmen pribadi – 2 menit)
Paduan Suara/Vocal Group
(Sebaiknya lagu dalam bahasa daerah. Menyanyi lagu dalam bahasa
daerah, selanjutnya menyanyi arti lagu tersebut dalam bahasa Indonesia).
8. Pengakuan Iman (berdiri)
Pelayan : Dalam persekutuan dengan gereja Tuhan dari segala zaman
dan tempat, bersama-sama kita mengucapkan pengakuan iman,
sesuai Pengakuan Iman GKI di Tanah Papua.
Aku percaya kepada Allah Bapa Pencipta langit dan bumi, Pemelihara
segala yang diciptakan dan yang menyediakan kehidupan kekal di dalam
kerajaan-Nya.
Aku percaya kepada Yesus Kristus, yang menebus dan menyelamatkan
manusia dari dosa dalam kematian dan kebangkitan-Nya. Dialah Tuhan
dan kepala gereja yang memerintah Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua,
dengan Firman dan Roh-Nya.

285
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

Aku percaya kepada Roh Kudus, yang membarui, memelihara, dan


menuntun umat-Nya dalam kebenaran sampai kegenapan Kerajaan Allah
dalam kedatangan kembali Yesus Kristus.
Aku mengaku, bahwa Alkitab adalah Firman Allah dan satu-satunya
kesaksian tentang Penyataan Allah.
Aku mengaku bahwa Gereja Kristen Injili di Tanah Papua adalah tubuh
Kristus yang kudus dan am, yang mempersatukan umat manusia menjadi
satu persekutuan sorgawi di bumi.
Aku mengaku mengasihi Allah dan sesama manusia dengan segenap hati,
jiwa, dan akal budi.
Aku mengaku hidup kudus dan setia memberitakan Injil Kerajaan Allah di
Tanah Papua dan dunia.
Aku mengaku mengusahakan dan memelihara Tanah Papua sebagai alam
ciptaan Allah bagi kesejahteraan, keadilan, dan kebahagiaan umat
manusia.
(duduk)
9. Persembahan
(Berupa persembahan uang dan persembahan natura)
Pelayan : Dengan hati yang penuh syukur dan sukacita, marilah kita
membawa persembahan kepada Tuhan, sambil berkata
“Dengan rela hati aku akan mempersembahkan korban
kepada-Mu, bersyukur sebab nama-Mu baik, ya
Tuhan.”(Mazmur 54:8).
Nyanyian Jemaat
(Hasil terjemahan, atau nyanyian gerejawi bahasa daerah terkait
persembahan, dinyanyikan bersama atau solo)
10. Doa Syafaat
Nyanyian Jemaat :
(berdiri)
11. Berkat
Pelayan : Terimlah berkat TUHAN dan pulanglah dengan sejahtera :
“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan
memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus, dari Bapa
dan Roh Kudus, saat ini sampai maranatha.”
Jemaat : A … min. A… min. A…min.
(Nadanya sesuai Nyanyian KJ. 478c)
Nyanyian Jemaat: Nyanyian Mazmur-Rohani-Suara Gembira-Kidung Jemaat

286
Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2023

BADAN PEKERJA SINODE GKI DI TANAH PAPUA


PERIODE 2022-2027

287

Anda mungkin juga menyukai