Anda di halaman 1dari 4

Selamat malam, bpk ibu dan teman-teman terkasih lingkungan Mikael, Serafim, Rafael 1, dan Rafael 2.

Terima kasih atas kehadirannya malam ini di zoom BKSN pertemuan ke-1.

“Jelaskan tentang logo ya”

Tahun 2022 ini Gereja Katolik mengangkat topik Allah Sumber Harapan Hidup Baru untuk menangkis
mentalitas keagamaan palsu dan di pertemuan ke-1 ini kita akan mendengarkan perikop dari Kitab
Amos.

BKSN ada 4 pertemuan. Pertemuan 1 dan 2 kita akan mendengar perikop dari Kitab dan di Pertemuan 3
dan 4 kita akan mendengarkan perikop dari Kitab Hosea.

Marilah kita persiapkan hati kita, kita mohon Roh Kudus untuk hadir sehingga kita dapat menerima
pengajaran kitab suci dengan baik dan dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Yuk kita mulai dengan lagu pembuka.

Mari kita mulai zoom malam ini dengan membuat tanda kemenangan: Dalam nama Bapa, dan Putra,
dan Roh Kudus. (amin)

Tuhan beserta kita.

Malam ini, bpk ibu kita akan mendengar perikop dari Kitab Amos 5:4-6 dimana Nabi Amos meminta agar
orang Israel mencari Tuhan, menemukan Tuhan supaya memperoleh kehidupan.

Sebelum kita mendengarkan perikop Kitab Amos, marilah kita berdoa bersama dulu, yang akan dipimpin
oleh Bu Lucy. Kepada Bu Lucy, dipersilakan.

Bacaan perikop Kitab Amos akan dibacakan oleh Bu Merry. Kepada Bu Merry, dipersilakan.

Bpk Ibu, saya ingin menceritakan sedikit dulu tentang topik BKSN tahun 2022 ini, Allah Sumber Harapan
Hidup Baru. Disebut hidup baru, karena:

- Kita sudah melalui gelombang pandemi yang sangat besar di zaman kita ini
- Sudah memasuki pola hidup baru, new normal
- Besar peranan media sosial
- Bagaimana pengaruh-pengaruh baru ini bertindak kepada kehidupan keagamaan kita

Di dalam hidup baru ini kita tetap harus mencari Allah dan berpegang kepada Allah sebagai sumber
harapan hidup baru kita.

Latar belakang mengenai hidup baru juga pernah dialami Bangsa Israel, pada zamannya Nabi Amos
sekitar abad ke-7, Bgsa Israel pada saat itu mengalami masa yang sangat makmur dan kemajuan. Meski
demikian, realitanya orang kaya/pemimpin yang foya-foya, hidup keagamaan yg palsu, konsumerisme,
ketidakadilan sosial dimana banyak pedagang tidak jujur, masalah iman yang kian merosot juga ikut
terjadi.
Kehidupan makmur hanya dinikmati kalangan tertentu, yang elite. Orang-orang kecil malah tertindas.
Terjadi kesenjangan ekonomi yang sangat lebar.

Kehidupan keagamaan juga terdampak. Mereka tidak lagi mencari Allah, malah menyembah patung-
patung, menyembah berhala. Mentalitas keagamaan palsu itu, hatinya jauh dari Allah. Seperti rajin
mengikuti seluruh kegiatan keagamaan, tapi hatinya tidak untuk Allah, seperti berpura-pura. Itu adalah
hidup keagamaan yang palsu.

Nabi Amos mengkritik keras hal-hal di atas. Dia tampil untuk membela hak orang-orang kecil. Ia
mengecam terjadinya ketidakadilan sosial, hidup keagamaan yg palsu, Ia bahkan mewartakan
keruntuhan dan kehancuran Israel di tengah kondisi yang Makmur itu. Nabi Amos mewartakan begitu
karena dia melihat bangsa Israel meninggalkan Tuhan, dan karena itulah bangsa Israel dapat mengalami
kehancuran.

-End of Latar belakang-

Mari kita lihat lebih mendalam ayat 4 – 6:

Carilah Tuhan dan jangan cari yang lain. Iman sejati terletak dalam pencarian akan Tuhan dan semangat
untuk meninggalkan berhala-berhala yang menjadi kesenangan diri.

- Karena hati orang Israel sudah menjauh dari Tuhan, maka ia diminta untuk kembali kepada
Tuhan dan hanya menyembah Tuhan saja
- Yang kedua cari Tuhan, bukan tempat. Dalam hubungan dengan penyebutan tempat-tempat
tadi, Orang Israel diajak untuk mencari Tuhan. Tuhan mesti menjadi tujuan dari semua
kunjungan ke tempat wisata rohani
- Kehidupan hanya bisa diperoleh ketika Orang Israel mendekatkan diri kepada Tuhan.
Nabi Amos menyebutkan 3 kota ini karena Betel, Gilgal dan Bersyeba sudah menjadi tempat berhala
baru.

1. Betel

Betel dulunya tempat Allah memperbaharui perjanjian-Nya dengan Yakub dan dibuat tugu peringatan.

Tapi kemudian setelah perang dan wilayah Israel terpecah menjadi Kerajaan Utara dan Kerajaan Selatan,
Raja Yerobeam yang menduduki Kerajaan Utara ini tidak mau masyarakat kerajaan utara pergi ke
Yerusalem. Maka oleh Raja Yerobeam (Utara) yang berkuasa saat itu memilih Betel untuk dibuat sebagai
tempat kudus dimana masyarakatnya bisa berkunjung dan membangun patung lembu emas. Tempat itu
akhirnya menjadi tempat yang berhala. Di sini telah terjadi pergeseran makna Betel, tempat itu bukan
lagi menjadi tempat Allah berada.

2. Gilgal

Gilgal adalah tempat perhentian terakhir sebelum menyebrang ke Tanah Kanaan, dan juga merupakan
tempat mereka disunat. Gilgal menjadi simbol peralihan Mesir ke Tanah Terjanji. Bangsa Israel
diingatkan untuk jangan pergi ke Gilgal sebab itu seolah-olah ingin kembali ke Mesir seperti
pemberontakan.

3. Bersyeba

Bersyeba merupakan batas wilayah selatan. Bangsa Israel tidak diharapkan untuk menyebrang ke
bangsa asing untuk mencari ilahi yang lain, termasuk mengikuti gaya hidup mereka. Jadi harus tetap
berpegang pada Allah, tidak boleh pindah ke lain.

Melaksanakan hidup keagamaan yang sejati adalah yang mencari Tuhan. Ia tidak fokus pada tempat
tertentu atau pada gaya hidup dan aliran tertentu, melainkan pencarian Tuhan, menerima Sabda-Nya,
dan melakukan kehendak-Nya.

Berikut ini ada pertanyaan-pertanyaan yang dapat kita diskusikan. Ada 3 pertanyaan yaitu :

Apa yang diminta Tuhan dari kaum Israel supaya mereka hidup?

 Kaum Israel diminta untuk mencari Tuhan. Tuhan adalah penjamin kehidupan.

Tempat mana saja yang dilarang dikunjungi di dalam perikop?

 Betel, Gilgal dan Bersyeba merupakan tempat-tempat yang bisa menjerumuskan orang Israel
kepada dewa dewi lain.

Dengan apa Betel akan dilenyapkan?


 Tuhan akan mendatangi mereka bagaikan api bila mereka tidak menyembah Tuhan.

Demikian sesi pendalaman yang saya bisa sampaikan. Berikutnya untuk sharing dan aksi nyata, saya
persilakan Selvi untuk membawakan.

Anda mungkin juga menyukai