Anda di halaman 1dari 6

Nama : Johannes Sihombing (100510013)

Tingkat/Semester : Empat/IV

Mata Kuliah : Nabi-nabi Besar

Dosen : Norbeth Sinaga, Lic. S. Th.

PERBANDINGAN SALAH SATU FENOMENA KENABIAN


DALAM BUDAYA BATAK TOBA DENGAN KENABIAN BIBLIS

1. Pengantar
Nabi dan kenabian adalah hal yang menarik untuk didalami. Berbicara mengenai
hal tersebut, banyak orang cenderung langsung berpikir akan nabi dan kenabian dalam
konteks kehidupan bangsa Israel. Pemikiran tersebut sering menuntun orang pada paham
bahwa kenabian itu adalah milik dan kebiasaan khas Israel. Pemahaman yang demikian
kiranya masih terbuka untuk dikaji, sebab dalam usaha untuk mengerti lebih mendalam
perihal nabi dan kenabian ini, para ahli telah banyak melakukan penelitian-penelitian. Paham
yang mereka ungkapkan menjelaskan bahwa sebenarnya nabi dan kenabian itu bukanlah
milik eksklusif bangsa Israel.1
Beberapa ahli mencoba melihat dan mempelajari perluasan paham sehubungan
dengan nabi dan kenabian ini dengan melihat kehidupan dan kebiasaan di Timur Tengah
Antik sebagai referensi. Kata kunci yang mungkin bisa dipegang dari pendapat mereka
adalah divinisasi2 yang berarti hubungan atau kontak dengan dunia luar manusia (bisa saja
dunia roh nenek moyang, dewa-dewi pun Tuhan). Pengalaman demikian dapat dipandang
sebagai salah satu gejala kenabian tanpa harus berkesimpulan bahwa pengalaman tersebut
menjadi cikal-bakal nabi dan kenabian Israel. Dengan kata divinisasi, para ahli melihat bahwa
sebenarnya selain nabi dan kenabian Israel, kelompok atau suku lain juga memiliki
pengalaman yang bisa digolongkan sebagai pengalaman kenabian.3
Berangkat dari penjelasan di atas, penulis mencoba mengamati, mencari
informasi serta memaparkan sebuah gejala kenabian yang terdapat dalam budaya Batak Toba
sebagai budaya asal penulis. Penulis akan mencoba menghadirkan seorang tokoh yang

1
Serpulus Simamora, Kitab Nabi-nabi Besar: Yesaya,Yeremia,Yehezkiel,Daniel (Sinaksak: STFT St.
Yohanes, 2004), hlm 4. (Diktat).
2
Serpulus Simamora, Kitab Nabi-nabi…, hlm. 4.
3
Serpulus Simamora, Kitab Nabi-nabi…, hlm. 5.
1
dikenal sebagai seorang hasandaran4 yang ada di kampung penulis dan hingga sekarang
masih berkarya.

2. Sebuah Informasi tentang Fenomena Kenabian dalam Budaya Batak Toba


Informasi yang akan dipaparkan dalam pembahasan ini tidak akan dihadirkan
dengan bentuk cerita melainkan dalam bentuk uraian yang dianggap penulis bisa digolongkan
sebagai salah satu bentuk fenomena kenabian dalam budaya Batak Toba.

Bilhem Rumapea sebagai Seorang Hasandaran5


Bilhem Rumapea adalah seorang kepala rumah tangga. Profesi sehari-harinya
adalah sebagai seorang guru di SD St. Thomas 3 Palipi dengan jabatan sebagai kepala
sekolah. Sejauh informasi yang penulis ketahui, dia adalah orang yang sangat banyak terlibat
dalam kehidupan menggereja di paroki Palipi. Dia adalah seorang sintua6. Namun selain itu,
dia juga dikenal sebagai seorang hasandaran.
Sehubungan dengan statusnya sebagai hasandaran, beberapa informasi bisa
dipaparkan dalam tulisan ini. Sekitas tahun 2001 yang lalu, Bilhem Rumapea dimasuki oleh
salah satu sahala7 nenek moyang. Nenek moyang tersebut semasa hidupnya dikenal sebagai
seorang terhormat di tengah masyarakat.
Dari informasi yang penulis peroleh, awalnya sahala yang merasuki tubuh Bilhem
Rumapea berkata-kata dengan menyampaikan beberapa pesan seperti; Bilhem akan dijadikan
sebagai pribadi yang akan dirasukinya, berpesan supaya keturunannya memperbaiki dan
mengembalikan keberadaan beberapa peninggalan, menjanjikan akan memperhatikan hidup
4
Secara harfia, kata hasandaran dapat diartikan sebagai medium atau perantara. Hasandaran menunjuk
pada pribadi tertentu. Dengan demikian hasandaran biasa dipahami sebagai orang yang menjadi perantara.
Hasandaran tersebut biasanya adalah pribadi tertentu yang memiliki hubungan dengan dunia seberang yakni
dunia roh secara khusus dengan roh-roh nenek moyang. Hasandaran biasanya memiliki kekhasan dalam
beberapa aspek hidup (Lihat Dr. Andar M. Lumbantobing, Makna Wibawa Jabatan Dalam Batak (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1996), hlm. 45.
5
Penulis memperoleh cerita dan infor asi seputar fenomena kenabian ini dari penjelasan kedua orang
tua penulis ditambah informasi yang telah penulis ketahui tentang tokoh yang disebut. Informasi dari orang
tua diperoleh melalui perbincangan lewat alat komunikasi (hand phone). Tokoh yang dipaparkan adalah seorang
tetangga yang dianggap oleh banyak orang memiliki karisma tertentu. Tokoh tersebut masih hidup dan berkarya
hingga saat ini.
6
Sintua adalah orang yang diangkat menjadi salah satu bagian petugas atau pelayan pastoral dengan
kemampuan dan tugasnya yang khas.
7
Sahala adalah salah satu tondi yang memiliki taraf atau status yang lebih tinggi. Tondi sendiri berarti
prinsip, jiwa dan roh pemberi dan penggerak hidup. Hal ini berbeda dengan begu yakni yang biasa dimengerti
sebagai roh jahat. Status lebih tinggi yang dikenakan pada sahala dilihat dari taraf dan fungsi hidup seseorang
secara khusus kepada orang terhormat, yang dipertua atau raja [Lihat Dr. Togar Nainggolan, Batak Toba:
Sejarah dan Transformasi Religi (Medan: Bina Media Perintis, 2012), hlm. 35-37.
2
keturunannya dan juga mengungkapkan bahwa melalui pribadi Bilhem Rumapea sahala
tersebut akan melakukan penyembuhan dan memperbaiki masalah-masalah hidup
keturunannya.
Berangkat dari peristiwa itu, maka pada tahun yang sama masyarakat kampung
juga menobatkan Bilhem Rumapea sebagai seorang hasandaran. Penobatan itu dilakukan
dengan mengadakan pesta yang diiringi dengan musik gondang8. Pesta berlangsung selama
kurang lebih tiga hari. Pada peneguhan itu, sebuah mata air atau sumur yang terletak di
sekitar kampung penduduk juga diresmikan sebagai sumber air yang memiliki kekuatan
tertentu. Air tersebut menjadi satu media yang mendukung karya Bilhem Rumapea.
Setelah pesta peneguhan tersebut selesai, kemudian hari hingga sekarang Bilhem
mengemban status hasandaran tersebut. Dia berperan sebagai salah satu tokoh yang banyak
dikunjungi masyarakat untuk meminta petuah dan nasihat. Dari banyak kesaksian, Bilhem
juga dikenal sebagai seorang yang bisa menyembuhkan penyakit. Setiap orang yang meminta
untuk disembuhkan akan selalu disuruh untuk meminum air yang bersumber dari sumur yang
telah diresmikan sebelumnya. Selain itu, menurut kesaksian banyak orang dia juga bisa
melihat penyebab masalah, persoalan dan juga sumber kekacauan yang terjadi dalam
kehidupan suatu keluarga pun dalam kehidupan bersama masyarakat.
Sehubungan dengan statusnya sebagai hasandaran, dia pernah dituduh oleh satu
keluarga sebagai sipelebegu9. Dia membantah tuduhan tersebut. Persoalan itu juga akhirnya
berlanjut pada pengadilan negar. Dalam usaha pembelaan dan segala bukti yang
ditunjukkannya, Bilhem dinyatakan benar dan tuduhan atas dirinya sebagai sipelebegu
dinyatakan salah pada pengadilan. Setelah peristiwa tersebut dan hingga sekarang, Bilhem
juga tetap berkarya sebagai penasihat atas masalah-masalah hidup dalam masyarakat,
penyembuh dan penglihat.

3. Suatu Contoh Kenabian Biblis (Israel)


Nabi dan kenabian biblis adalah berita yang dimuat dalam pemberitaan Kitab
Suci atas peristiwa nabi dan kenabian tertentu yang merujuk pada kenabian Israel. Dari segi
peranan dan fungsi, nabi biblis dikenal setidaknya melalui tiga peranan dan fungsi berikut;
pengantara dalam pelaksanaan perjanjian Allah dengan manusia, berita yang mereka

8
Gondang adalah seperangkat alat musik tradisional yang khas dalam budaya Batak Toba.
9
Sipelebegu dapat diartikan sebagai orang yang percaya pada roh-roh jahat atau penyembah berhala.
3
wartakan tidak berasal dari diri mereka melainkan dari Allah dan menjadi tokoh teladan. 10
Dari banyak nabi dan kenabian yang diberitakan dalam Kitab Suci, dalam tulisan ini berita
yang akan dipaparkan adalah berita tentang kenabian nabi Elisa.
Nabi Elisa adalah seorang nabi yang melanjutkan karya kenabian nabi Elia.
Setelah Elia terangkat ke surga, Elisa diserahi roh Elia (2 Raj 2:1-18). Kitab Suci
meriwayatkan bahwa roh nabi Elia yang dipenuhi Roh Tuhan itu kemudian menjadi Roh
yang diserahkan, berdiam, berkarya dalam diri nabi Elisa. Setelah itu, nabi Elisa kemudian
dipenuhi dengan karunia-karunia dan bakat- bakat menakjubkan seperti yang diberitakan
dalam beberapa bagian kitab 2 Raj; Elisa sebagai abdi Allah menyehatkan air di Yeriko (2:
19-22, memberitakan kepada raja Yoram dan Yosafat (3:4-27), menolong seorang janda (4:1-
7), memberi makan seratus orang (4:42-44), menyembuhkan Naaman dari penyakit kusta
(5:1-27), bernubuat di Damsyik (8;7-15), menyuruh Yehu diurapi sebagai raja Israel (9:1-13)
dan meninggal dengan suatu keajaiban yang muncul dalam kuburnya (13:20-21).11

4. Perbandingan Kedua Fenomena Kenabian


Hal yang dapat dilihat dari kedua contoh kenabian di atas adalah bahwa nabi dan
kenabian tersebut memiliki banyak kesamaan. Walau demikian, tentunya ada juga perbedaan
di antara keduanya. Persamaan yang dapat dilihat secara umum adalah:
 Kedua tokoh dihinggapi oleh roh (Bilhem oleh roh nenek moyang dan Elisa oleh roh
Elia.
 Air: dalam peristiwa Bilhem mata air menjadi sumber obat dan dalam peristiwa Elisa
air di Yeriko disehatkan
 Dalam karyanya mereka dikenal sebagai penasihat
 Berkarya sebagai penyembuh
 Keduanya bisa dilihat sebaga penuntun kehidupan masyarakat.
Perbedaan yang terdapat dalam kedua tokoh adalah:
 Roh yang menghinggapi: Bilhem oleh roh (sahala) salah satu nenek moyang
sedangkan Elisa oleh roh Elia yang sebenarnya Roh Allah yang berkarya dalam diri
Elia sebelumnya.

10
Gordon D. Fee, Douglas Stuart, Hermeneutik: Bagaimana Menafsir Firman Tuhan Dengan Tepat;
diterjemahkan oleh Tim Penerbi Gandum Mas dengan judul asli: How To Read The Bible For All Its Worth
(Malang: Penerbit Gandum Mas, 2009), hlm. 174-179
11
C. Barth, Teologia Perjanjian Lama 4 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), hlm. 5.
4
 Elisa dengan jelas disebut sebagai abdi Allah sedangkan Bilhem pernah disebut
sebagai abdi siapapun.
 Elisa pernah bernubuat yakni di Damsyik sedangkan informasi bahwa Bilhem pernah
bernubuat tidak memiliki referensi.

5. Kesimpulan dan Refleksi


Perbandingan antara fenomena kenabian yang terdapat dalam diri Bilhem
Rumapea dan Elisa dengan segala kemiripannya tentu memunculkan pertanyaan, apakah
kedua tokoh tersebut bisa disamakan sebagai nabi dalam arti nabi biblis? Pertanyaan tersebut
tentulah bukan pertanyaan yang dengan mudah bisa dijawab dengan mengatakan bahwa
keduanya adalah sama. Kedua tokoh tersebut memiliki kesamaan dalam beberapa segi dan
momen yang dialami. Namun perlu dipahami bahwa keduanya tidak bisa disamakan dengan
status sebagai nabi sebagaimana dimengerti dalamkonsep kenabian biblis.
Salah satu kriteria yang menunjukkan bahwa seseorang bisa dikategorikan
sebagai nabi biblis adalah bahwa sumber inspirasi dan penggerak karya sang nabi berasal dari
Allah. Kehidupan mereka sungguh digerakkan oleh Allah. Dengan demikian hal yang dapat
disimpulkan yakni bahwa Bilhem Rumapea dan Elisa bukanlah tokoh yang dapat disamakan
begitu saja. Dari berita Kitab Suci, Elisa secara nyata dikenal dan diterima sebagai seorang
nabi karena memang dia dalam karyanya disertai dan digerakkan oleh Roh Allah. Dia tidak
berkarya hanya karena dorongan kehendaknya pun karena dorongan roh lain. Sebaliknya,
Bilhem Rumapea tidaklah dapat disebut sebagai seorang nabi dalam taraf nabi biblis. Sebab
informasi yang diperoleh menyebutkan bahwa roh yang hadir dan berperan dalam karyanya
adalah roh (sahala) nenek moyang. Maka yang dapat diterima dari kasus Bilhem Rumapea
adalah bahwa dalam karyanya, dia menunjukkan beberapa gejala yang bisa disebut sebagai
gejala kenabian.

Kepustakaan

5
Barth, C. Teologia Perjanjian Lama 4. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001.

Fee, Gordon D. dan Douglas Stuart. Hermeneutik: Bagaimana Menafsir Firman Tuhan
Dengan Tepat. Malang: Penerbit Gandum Mas, 2009.
Lumbantobing, M. Andar. Makna Wibawa Jabatan Dalam Batak. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1996.
Nainggolan, Togar , Dr. Batak Toba: Sejarah dan Transformasi Religi. Medan: Bina Media
Perintis, 2012.
Simamora, Serpulus. Kitab Nabi-nabi Besar: Yesaya,Yeremia,Yehezkiel,Daniel. Sinaksak:
STFT St. Yohanes, 2004.

Anda mungkin juga menyukai