Anda di halaman 1dari 8

SAKSI YEHOWAH DI PINTU ANDA : BAGAIMANA

MENGHADAPINYA ~ CoPas Rm. Inno Ngutra


3 Februari 2014 pukul 2:36
Saya membagikan sedikit pengajaran gereja Katolik yang mungkin dapat menambah pengetahuan keimanan
Kristen Anda secara Biblis dari jaman Kristen Perdana sblm adanya aliran2/ denominasi Kristen .....
Jika kurang berkenan, silahkan tidak usah di baca ......

Pengantar

Malam ini seorang teman bertanya kembali tentang bagaimana caranya menghadapi "Saksi Yehovah". 
Artikel ini adalah jawabannya, yang pernah ku posting di wallku tahun lalu, yang adalah karya tulis seorang
Romo. Semoga umat Katolik dan terutama yang pernah, sedang dan akan di datangi oleh mereka bisa
menjawab pertanyaan2 mereka

SAKSI YEHOWAH DI PINTU ANDA : BAGAIMANA MENGHADAPINYA

Sekitar limapuluh tahun yang lalu, jumlah saksi-saksi Yehowah di seluruh dunia tidak sampai 100.000.
Namun, sekarang jumlah di Indonesia saja di perkirakan sudah melampaui angka tersebut. Penyebaran mereka
terutama terjadi di kota-kota utama di pulau Jawa. Adapun di seluruh dunia jumlah para saksi Yehowah telah
mencapai angka jutaan. Kebanyakan dari mereka merupakan ‘pindahan’ dari Katolik atau Protestan.

Seorang imam, temans aya, mempunyai pengalaman menarik dengan para saksi Yehowah. Ketika masih frater,
pernah dua kali ia bertemu dan berdialog dengan saksi Yehowah mantan Katolik. Pertama, dengan seorang
bapak yang tinggal di Depok. Bapak ini sebelumnya cukup aktif di paroki. Suatu ketika ia di kunjungi seorang
saksi Yehowah. Ia tertarik mendengarkan penjelasan Kitab Suci dari orang tersebut. Setelah beberapa kali di
kunjungi, ia di undang untuk menghadiri pertemuan mereka. Dari sana ia meninggalkan iman Katoliknya.
Dalam percakapannya dengan imam kenalan saya, bapak ini mengatakan bahwa alasan utama ia pindah ialah
kehausannya yang besar akan Firman Tuhan. Pendalaman Kitab Suci yang di adakan dalam pertemuan saksi
Yehowah sangat menarik. Hal tersebut tidak di temukannya dalam gereja Katolik.

Pertemuan kedua imam tersebut dengan saksi Yehowah terjadi di kota Bogor. Suatu hari ia di hubungi seorang
bapak. Dengan sedih bapak tersebut menyatakan keprihatinannya atas istrinya. Istrinya telah lima tahun tidak
ke gereja. Saat di kunjungi, ibu tersebut mengakui bahwa ia sudah menjadi saksi Yehowah. Ia pindah karena
kecewa dengan gereja Katolik. Pada saat-saat susah ia tidak pernah mendapatkan perhatian dan pelayanan dari
gereja Katolik. Justru waktu itu ada saksi Yehowah yang datang ke rumahnya. Ia merasa 'di sapa'. Ia bahkan di
tolong untuk keluar dari permasalahannya. Itulah yang kemudian membulatkan hatinya untuk memilih jalan
kepercayaan yang baru.

Dua kisah di atas hanya mewakili kisah-kisah lainnya yang semakin banyak terjadi akhir-akhir ini. 
Mengapa para saksi Yehowah bisa berkembang sampai sejauh ini? 
Siapakah mereka? 
Apa yang membuat mereka sangat bersemangat? 
Mereka tidak segan-segan untuk mewartakan keyakinan mereka dari pintu ke pintu! 
Dari mana asal mereka?
Pertanyaan-pertanyaan ini mulai menggelitik hati saya ketika saya sendiri terkesima mendengarkan kesaksian
seorang ibu akan saudarinya yang telah menjadi saksi Yehowah (lagi-lagi dari Katolik). Ibu tersebut
mengeluhkan keyakinan kakaknya yang menurutnya sangat aneh. Kakak perempuannya itu mempunyai prinsip
tidak boleh menolak permintaan orang. Prinsip ini di perolehnya dari pendalaman Kitab Suci kelompoknya. Ia
bahkan tidak segan-segan mencari pinjaman uang untuk membantu orang yang minta tolong darinya.
Akibatnya, ia tidak pernah lepas dari lilitan hutang. Yang lebih mengherankan lagi, sekalipun demikian ia
tampak gembira-gembira saja tanpa merasa terbebani oleh hutang tersebut. Bermula dari keheranan itu, saya
mulai mencoba mencari tahu tentang saksi Yehowah ini.

AWAL MULA SAKSI YEHOWAH

Pendiri kelompok ini ialah seorang berkebangsaan Amerika yang bernama Charles Taze Russell (1852-1916).
Ia di lahirkan dan di besarkan di Pittsburgh sebagai seorang Protestan dari aliran Kongregasionalis. Pada usia
tujuh belas tahun ia mencoba mempertobatkan seorang ateis. Yang terjadi justru sebaliknya, ia yang menjadi
ateis, atau lebih tepat, agnostik (aliran ini percaya akan adanya Tuhan pencipta, tetapi tidak percaya bahwa
Tuhan tersebut peduli dengan manusia). Beberapa tahun kemudian, ia pergi ke suatu pertemuan dalam gereja
Adventis. Mendengar khotbah dari pendetanya tentang Yesus yang akan segera datang, ia kembali tertarik
pada kekristenan dan Kitab Suci.

Meskipun tidakmenyelesaikan high school-nya (setingkat SMU), Russell kemudian mengangkat dirinya
sebagai “pastor”. Ia mendirikan organisasi “Watch Tower” pada tahun1879 dan semakin sering berkhotbah.
Khotbahnya berhasil menarik dan mengumpulkan jemaat dengan pandangan-pandangan yang tidak lumrah. Ia
mengajarkan bahwa neraka itu tidak ada. Orang baik akan masuk surga, sedangkan orang jahat di lenyapkan
begitu saja. Bagi Russell, hanya ada satu Allah saja, yakni Yehowah. Yesus bukan Allah. Yesus bahkan di
samakan dengan malaikat Mikael. Adapun, Roh Kudus bagi mereka bukanlah pribadi, melainkan sebentuk
daya kekuatan semata yang tidak memiliki kehendak sendiri. Mengikuti semangat Adventis, Russell juga
mengatakan bahwa Yesus akan segera datang. Ia bahkan bertindak jauh dengan meramalkan bahwa Yesus
akan datang pada tahun 1914.
Tahun 1914 tiba dan berlalu. Yesus tidak tampak di mana pun. Russell kemudian mengubah sedikit ajarannya.
Ia mengatakan bahwa sebenarnya Yesus telah datang kembali pada tahun 1914. Hanya kedatangannya itu tidak
bisa dilihat mata. Yesus akan datang kembali sekali lagi dalam waktu dekat. Baru pada waktu itu kita bisa
melihatnya dengan mata. Pada waktu itu Yesus akan memimpin pasukan terang dalam perang kolosal melawan
bala tentara kegelapan. Perang akhir ini di kenal oleh para saksi Yehowah sebagai perang Armageddon. 
Ajaran mengenai perang Armageddon ini sampai sekarang pun masih merupakan salah satu inti ajaran saksi
Yehowah.

Russell meninggal pada tahun 1916. Penggantinya bernama Joseph R. Rutherford. 


Dialah yang pada tahun 1931 mengganti nama aliran yang di tinggalkan Russell dengan nama “Saksi
Yehowah”. Dasar nama tersebut ialah Yes 43:10. Rutherford ini pula yang memulai tradisi pewartaan dari
pintu ke pintu. Penggantinya, Nathan Homer Knorr melengkapi evangelisasi pintu ke pintu ini dengan
pelatihan-pelatihan yang intensif. Knorr inilah yang kemudian mengupayakan penerjemahan Kitab Suci
khusus untuk para saksi Yehowah. Terjemahan tersebut (New World Translation) di gunakan para saksi
Yehowah sebagai terjemahan resmi Kitab Suci mereka hingga saat ini.

Mengenai New World Translation (NWT) harus sejak awal di katakan bahwa terjemahan Kitab Suci ke dalam
bahasa Inggris ini tidak diakui oleh para pakar Kitab Suci secara umum. Kredibilitasnya sangat di ragukan
sebab penerjemah-penerjemahnya terdiri dari lima orang yang kurang kompeten. Empat di antaranya tidak
pernah mempelajari bahasa-bahasa biblis, seperti Ibrani dan Yunani. Orang kelima pernah mempelajari bahasa
Yunani umum, bukan bahasa Yunani biblis. Itu pun hanya dalam waktu yang singkat. Padahal arti sebuah kata
atau ungkapan dalam bahasa Yunani biblis sering berbeda dengan artinya dalam bahasa Yunani umum. Karena
alasan-alasan ini, NWT tidak diakui dan tidak pernah di pakai oleh orang lain selain para saksi Yehowah.

MEREKA MEMANG BERBEDA DENGAN KATOLIK

Menurut kesaksian rekan imam saya, ibu di Bogor dalam cerita di atas akhirnya kembali ke gereja Katolik.
Dalam pembicaraan mereka di ketahui bahwa alasan kepindahan utama ibu itu bukan soal ajaran iman. Dengan
terus terang ia mengatakan bahwa beberapa ajaran saksi Yehowah tidak cocok dengan dia. Memang, dari latar
belakang Russell, pencetus kelompok ini, sudah bisa dilihat adanya beberapa keunikan di banding dengan
ajaran Katolik. Dalam perkembangan selanjutnya, visi dan keyakinan kelompok ini semakin jelas di rumuskan.
Dewasa ini, sudah ada beberapa prinsip ajaran yang berlaku umum bagi kelompok ini.

1. Tentang Siapa Yesus.

Pertanyaan yang paling mendasar untuk setiap kelompok atau individu yang memusatkan perhatian pada
Yesus ialah: siapa Yesus bagi mereka? (Bdk. Mat 16:15) Bagi orang Katolik, jelas Kristus ialah Allah
sekaligus manusia. Ia ialah Pribadi Kedua dalam Allah Tritunggal Mahakudus. Akan tetapi, bagi saksi
Yehowah, Yesus ialah ciptaan pula. Memang, Dia itu ciptaan yang pertama. Namun, Dia bukan Allah. Ayat
yang biasa mereka kutip ialah Kol 1:15 : “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih
utama dari segala yang di ciptakan.”
Terjemahan LAI atas ayat tersebut sebenarnya jelas menyatakan bahwa Yesus itu melebihi segala ciptaan.
Berarti Dia bersifat ilahi. Dua ayat selanjutnya meneguhkan kenyataan itu : "karena di dalam Dia-lah telah di
ciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik
singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan
untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia” (Kol 1:16).

Masalahnya,  saksi Yehowah menerjemahkan ayat tersebut secara berbeda : “He is the image of the invisible
God, the first-born of all creation.” (NWT) Mereka menafsirkannya dengan mengatakan bahwa Yesus
hanyalah ciptaan pertama (first-born of allcreation). Jadi, Dia bukan Allah. Untuk mendukung argumen
mereka, Why 3:14 dikutip : “The words of the Amen (Kristus), the faithful and true witness, the beginning of
God’s creation.” Mereka bersikukuh bahwa ayat ini berbicara mengenai Yesus sebagai ciptaan awal. Padahal
ayat ini bisa di tafsirkan secara sederhana, seperti yang di lakukan oleh para ahli Kitab Suci Kristen pada
umumnya, bahwa Yesuslah yang menjadi sumber, awal penciptaan. Dengan kata lain, Dialah awal dari segala
sesuatu. Itu berarti Dia tidak punya awal. Dia itu abadi. Dia itu Allah.
Demi mendukung argumen mereka tentang Yesus, saksi Yehowah bertindak jauh dengan mengubah
terjemahan umum untuk Yoh 1:1. Terjemahan umum : “Pada mulanya adalah Firman. Firman itu bersama-
sama dengan Allah; dan Firman itu adalah Allah.” Dengan membaca ayat ini, tidak bisa tidak, setiap orang
akan menyadari bahwa orang Kristen meng-Allah-kan Yesus. Memang demikian, bagi orang Kristen, Yesus
adalah Allah. “Firman” atau “Logos” dalam Injil Yohanes ialah Yesus Kristus. Dia adalah Allah. Namun, ayat
ini kehilangan artinya yang asli ketika di terjemahkan oleh saksi Yehowah : “In the beginning was the Word,
and the Word was with God, and the Word was a god.” (NWT) Perhatikan frasa “was a god”. Huruf “god”
dengan huruf kecil menegaskan pandangan saksi Yehowah tentang Kristus. Bagi mereka, Kristus tidak
setingkat dengan Allah. Ia berada di bawah Allah. Yesus itu semacam dewa.

Bagi saksi Yehowah, Kristus bukan Allah. Dia hanya ciptaan. Mereka bahkan menyamakan Yesus dengan
Malaikat Mikael dengan dasar-dasar Kitab Suci yang sulit diterima (misalnya : Dan 10:13; 12:1; Jud 9; Why
12:7-8). Karena itu, kebanyakan ahli keagamaan tidak memasukkan saksi Yehowah di bawah label “Kristiani”.
Mereka bukan orang Kristen dalam arti yang sesungguhnya. Orang Kristen mengakui Yesus ialah Tuhan.
Yesus ialah Allah. Salah satu Pribadi ilahi dalam kesatuan kodrat Allah Tritunggal.

2. Tentang Surga dan Neraka

Mengherankan bahwa saksi Yehowah tidak mengakui adanya neraka. Menurut gereja Katolik, neraka di
sediakan bagi mereka yang menolak rahmat Allah atau yang tidak mau bertobat. Bagaimana bentuk neraka itu?
Tidak ada dari yang masih hidup yang tahu. Namun, neraka itu nyata dan benar-benar ada. Seperti di tulis
dalam Why 14:11 : “Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang
malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan
barang siapa yang telah menerima tanda namanya." Siksaan neraka menunggu mereka yang tidak mau
mengakui Allah, tetapi menyembah iblis dan tawaran-tawarannya selama di dunia.

Di satu pihak, para saksi Yehowah sangat percaya akan adanya surga. Hanya pendapat mereka tentang surga
mungkin agak mengherankan bagi orang lain di luar kalangan mereka. Misalnya, mereka percaya yang akan
masuk ke surga hanya berjumlah 144.000 orang saja. Keyakinan mereka di dasarkan pada Why 7:4. Bagi
mereka, tidak sulit untuk percaya akan hal itu. Mungkin seperti orang Katolik tidak punya kesulitan untuk
percaya bahwa roti dan anggur setelah konsekrasi telah berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Akan
tetapi, jika jumlah mereka saja sudah jutaan, selebihnya ke mana? Mereka menjawab, berapa pun jumlah
mereka, yang masuk surga hanya 144.000 orang. Berarti Tuhan akan memilih yang terbaik di antara mereka.

Di lain pihak, mereka tidak percaya akan neraka. Neraka itu tidak ada. 
Pertanyaannya, jika neraka itu tidak ada, ke mana jiwa orang-orang di luar bilangan 144.000 itu akan pergi
setelah kematian. Jawaban mereka sederhana, jiwa orang-orang yang tidak terpilih akan lenyap. Dengan
demikian, saksi Yehowah tidak mengakuii mortalitas (kekekalan) setiap jiwa. Yang akan tinggal hanya
144.000 jiwa saja. Selebihnya akan berhenti ada. Untuk mendukung pandangan mereka ini, lagi-lagi mereka
menerjemahkan ayat tertentu dalam Kitab Suci secara tidak lazim. 

Contohnya Mat25:46. 
Terjemahan LAI : “Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam
hidup yang kekal.” Jelas dari ayat ini ada ‘tempat’ untuk menyiksa jiwa-jiwa dalam kekekalan. Akan tetapi,
saksi Yehowah menerjemahkan demikian :“And these will depart into everlasting cutting-off, but the righteous
ones into everlasting life.” (NWT) Untuk mereka yang tidak termasuk kalangan terpilih akan masuk ke dalam
“everlasting cutting-off”. Artinya, penghapusan kekal. Beda sekali dengan terjemahan New Jerusalem Bible
misalnya : “And they will go away to eternal punishment, and the upright to eternal life.” Kata asli “ko,lasij“
memang harus di terjemahkan “hukuman”.

3. Tentang Darah

Meskipun bukan merupakan salah satu inti ajaran mereka, pantangan makan darah dan menerima transfusi
darah telah menjadi trade-mark saksi Yehowah. Di negara asalnya, Amerika Serikat, kalau seseorang
memperkenalkan diri sebagai saksi Yehowah, biasanya dia akan langsung di sambut kata-kata : “Oh, yang
tidak menerima transfusi darah itu, ya?” Dalam kenyataannya, mereka memang lebih suka mati kehabisan
darah daripada menerima transfusi darah dari orang lain. Bagi mereka, menerima darah orang lain ke dalam
pembuluh darah mereka merupakan pelanggaran berat terhadap hukum Allah. Fanatisme mereka dalam hal ini
mungkin bisa di bandingkan dengan fanatisme ibu dan ketujuh anaknya dalam 2Mak 7. Mereka lebih suka di
hukum mati daripada makan daging babi yang di haramkan agamanya.

Memang dalam Perjanjian Lama cukup banyak ayat yang menyatakan larangan makan darah (a.l.Kej 9:4; Im
7:26-27; 17:12; Ul 12:23). Akan tetapi, itu Perjanjian Lama. Ada larangan lain dalam Perjanjian Lama yang
tidak diindahkan lagi, bahkan oleh saksi Yehowah sendiri. Misalnya, larangan untuk menyalakan api dalam
rumah pada hari Sabat (Kel 35:3), sekian banyak aturan mengenai persembahan dalam Kitab Imamat, aturan
mengenai perladangan (Im 19:9-10); larangan untuk melakukan kawin silang terhadap ternak, larangan untuk
menaburi ladang dengan dua jenis benih, larangan untuk mengenakan pakaian dari dua jenis bahan (Im 19:19),
dan masih banyak yang lain. Bahkan sebenarnya, dalam Perjanjian Lama orang Israel tidak hanya dilarang
makan darah, tetapi juga lemak (Im 3:17; 7:23-25). Lalu, mengapa hanya larangan untuk makan darah yang
diangkat? Lebih daripada itu, larangan-larangan yang saya sebutkan sebelumnya tidak pernah dicabut secara
eksplisit dalam Perjanjian Baru. Namun, larangan-larangan mengenai makanan dan minuman serta hari Sabat
rupanya tidak berlaku lagi bagi orang Kristen. Seperti ditulis oleh Paulus : “Karena itu janganlah kamu biarkan
orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari
Sabat”(Kol 2:16). Yesus pun menandaskan, "Dengardan camkanlah : bukan yang masuk ke dalam mulut yang
menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang" (Mat15:11; bdk. Mrk
7:15.18). Di sini Yesus mau mengatakan bahwa yang terpenting bukan aturan-aturan yang lahiriah,
melainkan kasih karunia dan kebenaran (bdk.Yoh 1:17; Mrk 2:27). Lagipula pembenaran itu datang bukan
karena melakukan hukum taurat, melainkan karena iman kepada Kristus (bdk. Gal 2:16).

CARA MEREKA MENAMBAH JUMLAH

Kalau saya boleh mengumpamakan ajaran keyakinan sebagai suatu produk, pewartaan berarti meliputi
pengiklanan dan pemasarannya. Untuk urusan pemasaran ini rasanya jarang ada aliran keyakinan di dunia ini
yang melampaui pengalaman dan dedikasi para saksi Yehowah. Kebanyakan dari mereka hanya mengambil
kerja paruh-waktu supaya punya lebih banyak waktu untuk mewartakan. Anggota-anggota yang serius
umumnya menghabiskan 60 hingga 100 jam setiap bulan untuk mewartakan. Sebagian bahkan menghabiskan
lebih banyak daripada itu. Di pusat mereka di Amerika, “WatchTower”, tidak jarang ada yang bekerja penuh-
waktu.

Sejak awal salah satu prinsip keyakinan mereka ialah pewartaan. Bahkan boleh di katakan kelangsungan
keberadaan mereka bergantung penuh dari pewartaan. Namanya saja “Saksi Yehowah”. Nama itu
menandaskan apa sesungguhnya jati diri mereka : saksi. Setiap anggotanya di harapkan melakukan pewartaan,
atau mereka lebih suka memakai kata : kesaksian, sedapat mungkin. Jadi, jangan meremehkan kekuatan dan
pengalaman mereka. Ibarat perusahaan, mereka punya pengalaman lebih dari seratus tahun di bidang ini!

Keberhasilan mereka menarik banyak orang ke kelompok mereka di sebabkan juga oleh sifat ajaran mereka
yang gamblang. Artinya, penjelasannya bisa di tangkap oleh masyarakat secara umum. Tidak ada unsur-unsur
klenik atau esoterik (baca : hanya bisa di terima oleh orang-orang tertentu saja) yang menyertai ajaran mereka.
Hal ini yang membedakan mereka dengan Mormonisme, khususnya mormon fundamentalis, misalnya sekte
Yearning for Zion, yang pada awal tahun 2008 pernah menjadi berita di koran-koran dan majalah-majalah
internasional. Ajaran saksi Yehowah lebih simpatik dan punya pandangan yang bisa diterima pula secara
rasional.

Cara mereka mewartakan keyakinan sangat beragam. Semua sarana komunikasi di pakai. Sarana yang tetap
menjadi ujung tombak mereka ialah majalah, pamflet, buku-buku tipis yang di sebarluaskan secara gratis di
seluruh dunia. Banyak yang sudah di terjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lokal dan di distribusikan secara
rutin. Secara pribadi mereka juga rajin mengirimkan e-mail dan sms kepada kenalan dan sanak-saudara.

Meskipun sarana tulisan banyak di pakai, sarana lisan, komunikasi langsung dengan pendengar tetap
merupakan sarana paling utama. Mereka di latih secara intensif justru untuk itu. Pertama, mereka di beri teknik
untuk mengenali orang-orang yang prospektif untuk diajak bicara. Umumnya, sasaran mereka ialah orang-
orang yang sedang bingung soal keyakinan mereka atau yang sedang mengalami kesulitan dalam hidup
mereka, entah itu secara finansial ataupun relasi. Selain itu, mereka juga memiliki buku pegangan khusus
dengan contoh-contoh pewartaan efektif kepada penganut agama Budha, Hindu, Islam, bahkan Yahudi.
Mereka juga diberi bekal teks-teks Kitab Suci serta jawaban-jawaban untuk setiap tanggapan rekan bicara
mereka atas teks-teks tersebut.

BEBERAPA TIPS UNTUK MENGHADAPI SAKSI-SAKSI YEHOWAH

Tidaklah berlebihan jika di katakan bahwa para saksi Yehowah siap menghadapi segala reaksi dari pendengar
mereka, mulai dari tanggapan lisan sampai mimik muka. Saya akan memberikan beberapa tips dari mereka
yang telah berpengalaman bercakap-cakap dengan para saksi Yehowah.

1. Perdalam pemahaman Anda tentang iman Katolik.

Sadarlah bahwa sebagian besar dari para saksi Yehowah memiliki pemahaman Kitab Suci yang sangat baik.
Sebaliknya, sebagian besar orang Katolik tidak. Gunakan waktu Anda untuk membaca Kitab Suci. Lengkapi
pemahaman Anda dengan membaca buku-buku tafsir Kitab Suci dari ahli-ahli Katolik. Bacalah pula literatur-
literatur Katolik yang menunjang, terutama Katekismus Gereja Katolik. Selain itu, saya merekomendasikan
buku-buku apologetis (soal mempertanggungjawabkan iman Katolik) yang sudah cukup banyak di jual di toko-
toko buku Katolik. Anda tidak akan tahu kapan semua itu akan di butuhkan.

2. Kenali inti-inti ajaran para saksi Yehowah, terutama perbedaan-perbedaan dengan ajaran Katolik.

Di atas sudah cukup banyak di jelaskan.

3. Kenali pula teknik-teknik pewartaan mereka.

Sasaran mereka ialah orang-orang yang bingung akan iman mereka atau yang sedang mengalami kesulitan
hidup. Namun, mereka juga siap untuk mewartakan kepada orang-orang yang tidak mereka kenal. Kalau
bertemu dengan saksi Yehowah yang tidak Anda kenal, ingatlah bahwa mereka telah sangat terbiasa
mendapatkan penolakan. Beberapa contoh cara mereka memulai percakapan :

• Jika di jawab : “Saya tidak tertarik pada keyakinan Anda,”


Mereka akan menanggapi dengan kata-kata seperti ini : “Ya, ini bukan kali pertama kami mendengar jawaban
seperti itu. Tapi, apakah Anda pernah berpikir mengapa saya dan banyak saudara saya yang lain mau bersusah-
payah melakukan hal yang memalukan ini : keliling sambil mengetuk pintu orang, meskipun kami tahu
sebagian besar dari Anda akan menolak kami?”

• “Saya sudah tahu tentang agama Anda.”


Para saksi Yehowah akan menjawab : “O, saya sungguh senang mendengar itu. Apakah ada kenalan atau
keluarga Anda yang berasal dari kalangan kami? Apa pendapat Anda tentang keyakinan kami akan dunia ini?
Setujukah Anda akan pendapat kami bahwa Tuhan sedang berencana untuk menghancurkan kejahatan dalam
dunia ini?”

• “Maaf, saya tidak tertarik.”


Jawaban mereka biasanya : “Tidak tertarik? Bolehkah saya tahu apa maksud Anda. Apakah Anda tidak tertarik
untuk berdiskusi soal agama? Atau Anda hanya sekedar tidak peduli soal agama? Bukankah agama itu sangat
penting bagi banyak orang yang lain? Bahkan bukankah agama ada untuk menyelesaikan problem di dunia ini?
Atau Anda setuju pada pendapat lain bahwa justru agamalah sumber masalah di dunia ini?”

Contoh-contoh diatas dapat memberikan gambaran betapa ngotot-nya (bersikukuh-nya) para saksi Yehowah
ini. Mungkin penolakan bukanlah jalan terbaik untuk menghadapi mereka. Karena itu, perlu tips berikut :

4. Ajak mereka untuk berdoa dulu.


Katakan bahwa karena diskusi ini ialah diskusi rohani, baik kalau di mulai dengan doa. Berdoalah sesuai
keyakinan Katolik. Gunakan kata-kata doa yang menegaskan posisi iman Anda, misalnya tentang Yesus dan
Roh Kudus sebagai Allah. Kebanyakan saksi Yehowah akan gelisah mendengar kata-kata doa Anda.

5. Selama percakapan, ajak mereka untuk berdiskusi tentang ayat-ayat lain dalam KS.
Para saksi Yehowah akan selalu berusaha mengulang ayat-ayat Kitab Suci yang mereka kuasai dan menyetir
pembicaraan seputar ayat-ayat itu. Jangan termakan oleh strategi ini. Ajak mereka untuk berbicara mengenai
ayat-ayat lain yang sulit di jelaskan mereka. Misalnya, Yoh 1 tentang keilahian Kristus; Mat 16:18 tentang
peran khusus Petrus; Yoh 6 tentang roti hidup; Yoh 20:28 Yesus disebut Allah oleh Tomas; ayat-ayat tentang
surga dan neraka; dan lain-lain. Ingat, mereka akan menggunakan ayat-ayat Kitab Suci terjemahan mereka
sendiri. Jika itu yang terjadi, gunakan kesempatan itu untuk menanyakan mengapa mereka harus menggunakan
terjemahan Kitab Suci yang berbeda. Anda sudah tahu bahwa terjemahan Kitab Suci mereka tidak di terima
oleh para ahli Kitab Suci. Perlu juga dicatat bahwa kadang-kadang mereka juga menggunakan versi terjemahan
lain. Namun,ayat-ayat yang di kutip dari sana biasanya di gunakan untuk mendukung pendapat mereka saja.

6. Kalau ada masalah yang tidak bisa Anda jawab, jangan malu untuk mengakuinya.

Berterus-teranglah kalau Anda memang tidak tahu jawaban atas pertanyaan rekan bicara Anda. Misalnya,
Anda tidak siap untuk menjawab pertanyaan mengenai keperawanan Maria setelah melahirkan Yesus. Kalau
itu yang terjadi, berjanjilah bahwa Anda akan mempelajari itu lebih lanjut. Baik pula kalau Anda menyediakan
Katekismus Gereja Katolik di tempat yang mudah di jangkau. Cari indeks tentang Maria, tentang keperawanan
Bunda Allah, lalu bacalah teks tersebut bersama dengan dia. Boleh juga Anda menyimpan pertanyaan itu untuk
di sampaikan kepada mereka yang tahu menjawabnya.

PENUTUP

Setelah membaca artikel ini dari awal, saya sadar bahwa masih banyak informasi yang seharusnya bisa di
sampaikan. Karena keterbatasan tempat, terpaksa saya sudahi artikel ini sampai di sini. Sayang, literatur dalam
bahasa Indonesia mengenai saksi Yehowah di pandang dari sudut pandang Katolik belum ada. Kalaupun ada,
hanya kalangan terbatas yang memilikinya. Saya sendiri tidak pernah menemukannya. Namun, harapan saya
setidaknya artikel ini bisa membantu Anda untuk bersiap menghadapi para saksi Yehowah di pintu Anda. Di
Indonesia, hal itu mungkin saja akan terjadi.

Semoga bermanfaat untuk teman-teman.


Salam dan doa dari seorang sahabat untuk para sahabatnya,

Di posting kembali oleh "Rinnong - duc in altum"

https://www.facebook.com/ngutrainno/posts/821428547883121

Anda mungkin juga menyukai