Anda di halaman 1dari 2

9 November

Pesta Pemberkatan Gereja Basilik Lateran

Hari ini kita merayakan pesta pemberkatan Gereja Basilik Lateran. Basilik agung ini
didirikan oleh kaisar Konstantinus Agung, putera Santa Helena, pada tahun 324. Dalam
konteks sejarah Gereja Kristen, basilik ini merupakan basilik agung yang pertama, yang
melambangkan kemerdekaan dan perdamaian di dalam Gereja setelah tiga-abad lebih
berada di dalam kancah penghambatan dan penganiayaan kaisar-kaisar Romawi yang
kafir. Pemberkatannya yang kita peringati pada hari ini merupakan peringatan akan
kemerdekaan dan perdamaian itu.

Memang semenjak zaman para rasul, sudah ada tempat-tempat berkumpul untuk
merayakan Ekaristi serta mendengarkan Firman Tuhan. Namun karena ketenteraman
Gereja selalu diselingi dengan aksi-aksi pengejaran dan penganiayaam terhadap orang
Kristen, maka gereja-gereja pada waktu itu hanyalah berupa sebuah ruangan di dalam
rumah-rumah tinggal orang Kristen. Selama berkobarnya penganiayaan, upacara-
upacara keagamaan biasanya dirayakan di katekombe-katekombe, yaitu kuburan
bawah tanah di luar kota.

Ketika Kaisar Konstantinus bertobat dan mengumumkan edik Milano Dada tahun 303,
ia memusatkan perhatiannya pada pembangunan gereja-gereja yang indah. Ibunya
Santa Helena menjadi salah seorang pendorong dan pembantu dalam usaha mendirikan
gereja-gereja itu. Gereja pertama yang dibangun ialah Basilik Agung Penebus
Mahakudus di Lateran. Letaknya di atas bukit Goelius dan tergabung dengan istana
kekaisaran, Lateran. Gereja ini diberkati dengan suatu upacara agung dan meriah oleh
Sri Paus Silvester I (314-335) pada tahun 324. Karena basilik itu merupakan gereja
katedral untuk Uskup Roma yang sekaligus menjabat sebagai Paus, maka basilik itu
pun disebut 'induk semua gereja', baik di Roma maupun di seluruh dunia. Karena itu
jugabasilik Lateran merupakan gereja paroki bagi seluruh umat
Katolik sedunia. Basilik itu sekarang disebut Gereja Santo Yohanes Lateran.
Mula-mula pesta ini hanya dirayakan di Roma, namun lama kelamaan menjadi pesta
bagi seluruh gereja. Dalam pesta ini, selain kita mengenang dan memperingati
kemerdekaan dan perdamaian yang dialami Gereja, kita juga mau mengungkapkan
cinta kasih dan kesatuan kita dengan Uskup Roma, yang sekaligus menjabat sebagai
Paus, pemersatu seluruh Gereja dalam cinta kasih Kristus.

Gereja, tempat kita berkumpul merupakan tanda dan lambang Gereja, Umat Allah.
Gereja yang sebenarnya tidak dibangun dari kayu dan batu yang mati, melainkan dari
batu yang hidup. Kitalah batu hidup yang membentuk rumah Allah itu, kediaman Roh
Kudus yang indah berseri karena hidup suci. Apakah kita dalam hidup sehari-hari ikut
membangun Gereja yang hidup itu?

Anda mungkin juga menyukai