Perkembangan Liturgi
Dari Zaman Konstantin Agung
Dia mendekati gedung gereja yang telah dapat dilihat dari jarak yang
STT – JOHANES CALVIN Page 76
LITURGIKA I 2012
cukup jauh karena besarnya gedung itu. Dia masuk melalui pintu
gerbang berbentuk lengkung ke dalam gedung yang berarsitektur
basilika Konstantin. Basilika ini merupakan perluasan dari domus
ecciesiae, yakni bangsal kerajaan dan bangsal pesta tempat umat
Kristen berkumpul untuk beribadah dan merayakan perjamuan kudus.
Dalam budaya Romawi, basilika adalah aula sebagai gedung pertemuan,
tempat transaksi jual beli, berpesta, dan mengadakan pertemuan-
pertemuan resmi, seperti audiensi Kaisar serta pengadilan.
Ruang dalamnya panjang dan luas, disebut naos (navis = kapal). Ruang
dalam itu mampu menampung ribuan orang, bahkan sampai lima ribu
orang. Ketika memasuki ruangan tersebut ia merasa seperti menumpang
sebuah kapal besar, sebagaimana tertuang dalam Konstitusi Apostoli.
"Kapal" tersebut rnemiliki para awak kapal. Awak kapal adalah diakon.
Tugas para awak itu adalah menyiapkan dan membimbing umat beribadah.
Diakon berdiri dekat para manajer, yakni presbiter. Para manajer dipimpin
oleh seorang kapten, yakni uskup. Para presbiter duduk di kiri dan kanan
uskup. Uskup duduk di tengah para awak tersebut.
Para pelayan liturgi dan altar ditempatkan agak ke tengah dan di ujung
timur naos. Selain altar batu, ada pula mimbar besar (ambo) yang juga
terbuat dari batu. Di sebelah timur agak ke tengah ruang ada sebuah
ketinggian yang disebut bima (bema) yang dipisahkan dengan tirai. Puncak
dan dinding area bima tersebut berbentuk apsis, yakni interior berkubah
dan berlengkung. Di bima itulah ditempatkan takhta uskup atau panti
imam, serta ambo untuk pembacaan Alkitab dan ekaristi dilayankan.
StoIa juga digunakan seperti mantel. Stola adalah kain panjang dengan
lebar 10 em. Stola dikenakan dengan menyentuh di atas satu atau dua
pundak, dan diletakkan di atas alba dan di bawah pakaian luar yang lain.
Manfaat penggunaan stola adalah lebih merupakan simbol status daripada
penghargaan terhadap upaeara tertentu. Stela ini berbeda dengan stole
(Mrk. 16:5; Why. 6:11; 7:9, 13-14), yakni jubah putih.
STT – JOHANES CALVIN Page 78
LITURGIKA I 2012
Ada pula tunica dalmatica, yakni tunica yang dikenakan oleh uskup dan
diakon sebagai aksesoris pada waktu penahbisannya. Pada awal Abad-abad
Pertengahan (abad ke-6 hingga ke-8) muncul aksesori baru, yaitu amictus.
Amictus adalah penyelubung kepala dan bahu ketika imam berambut
gondrong, dan menjadi mode waktu itu.