Anda di halaman 1dari 40

ARSITEKTUR ABAD PERTENGAHAN

(The Middle Ages)

Arsitektur Kristen Awal


LATAR BELAKANG
Agama Kristen lahir di kota Betlehem yang
terletak di Palestina sekitar tahun 4-8 SM,
pada masa kuasaan raja Herodes. Dibawa
oleh Santo Petrus dan santo Paulus ke
Roma yang kemudian menjadi pusatnya.
Pada masa-masa awal berdirinya, agama
Kristen cenderung dianggap sebagai
ancaman hingga terus-menerus dikejar dan
dianiaya oleh pemerintah Romawi saat itu.
Kaisar Romawi seperti Nero bahkan
memerintahkan orang kristen sebagai
mangsa binatang gladiator, disalibkan dan
dibakar di tiang sebagai penerangan.
Namun dengan gencarnya para rasul
menyebarkan ajaran Kristen, perlahan
agama ini mulai berkembang jumlahnya,
sehingga pemerintah Romawi semakin
terancam oleh keberadaan agama Kristen.
Romawi pun berusaha menekan, dan
bahkan melarang agama Kristen, karena
umat Kristen saat itu tidak mau
menyembah Kaisar , dan hal ini
menyulitkan kekuasaan Romawi.
Geologis dan Iklim
Aspek geologi berpengaruh pada arsitektur Kristen
Awal, pada bahan bangunan khususnya bahan
galian. Pada umumnya dimana didirikan, di situlah
bahan banguna diambil seperti misalnya batu dan
marmer yang mudah dicari dan ditemukan di
romawi, demikian pula bahan-bahan lainnya untuk
dekorasi termasuk mozaik dan patung dari pualam.
Iklim berpengaruh pada sistem penghawaan dan
pencahayaan alami. Pada wilayah yang lebih panas,
biasanya lebih banyak membuat jendela.
Konstruksi atap miring dari genteng juga untuk
mengatasi hujan. Serta peggunaan kayu sebagai
rangka atap adalah karena kawasan romawi mudah
mendapatkan kayu.
Perubahan Nilai antara zaman klasik menuju
kristen awal
Masa Kristen Awal terjadi pada abad pertengahan, sedangkan Perkembangan Yunani
dan Romawi terjadi pada zaman klasik.
Nilai-nilai yang terkandung pada zaman klasik diantaranya:
• Penghargaan terhadap nilai-nilai fisik, nilai-nilai manusiawi dan bersifat rasional.
• Karya seni menggambarkan kehidupan manusia pada waktu itu.
• Munculnya nilai-nilai demokrasi.
• Menghargai nilai-nilai yang bersifat manusiawi,seperti munculnya karya-karya
arsitektur yang monumental.
Perubahan Nilai antara zaman klasik menuju
kristen awal
Pada zaman Kristen awal mulai terjadi perubahan nilai. Manusia mulai memikirkan hal-
hal yang bersifat ukhrawi atau kehidupan dunia sesudah kematian. Hal ini setidaknya
terlihat pada ciri-ciri sebagai berikut :
• Manusia cenderung berintrospeksi pada diri sendiri
• Karya arsitekturnya bersifat religius (tempat-tempat ibadah). Contoh tempat
pembabtisan, kuburan, gereja dan biara-biara.
• Karya seni lebih ditonjolkan untuk kepentingan agama.
ZAMAN KEGELAPAN (THE DARK AGES)
Dalam perkembangannya, akibat beberapa sumber kebenaran berasal dari para
pendeta (yang dikenal sebagai tokoh panutan, meskipun ada yang berperilaku
salah), maka sering timbul ketidakbenaran, penyalahgunaan jabatan pendeta
sebagai pemimpin umat yang ternyata digunakan untuk kepentingan diri sendiri.
Hal ini mengakibatkan rasio atau akal pikiran para pendeta tidak jalan sehingga
terjadi kesenjangan komunikasi antara umat dengan para pendeta. Pola pikir yang
dianut menunjukkan kepercayaan terhadap ajaran Kristen yang dogmatik (yaitu
peraturan-peraturan yang dibuat oleh para pendeta sendiri) ini berlanjut kurang
lebih selama 1000 tahun sampai dengan zaman Gotik. Pada periode ini DISEBUT
SEBAGAI ZAMAN KEGELAPAN (DARK AGES) dimana perkembangan kebudayaan
dan peradaban di Barat tidak berkembang.
PERIODE KRISTEN AWAL

Periode masa Kristen Awal di bagi menjadi 3 bagian :


• 1. Periode Pengejaran (0 - 325 M)
• 2. PeriodePengakuan (325 - 395 M)
• 3. Perpecahan Kerajaan Romawi (395 M)
1. P E R I O D E P E N G E J A R A N ( 0 — 325 M )
AGAMA KRISTEN DILARANG ROMAWI :
-Umat Kristiani mengalami perlakuan yang kejam dari bangsa Romawi.--Rakyat
menjadi korban mangsa binatang buas pada kekaisaran Nero.
-Umat Kristiani pada prinsipnya menolak pemujaan terhadap kaisar, menolak
kepentingan negara yang lebih diutamakan daripada kepentingan agama, dan
menolak upacara agama negara.
-Prinsip yang diutamakan dalam agama adalah nilai rohani dan lebih
berintrospeksi pada diri sendiri.
EFEK PENINGGALAN ARSITEKTUR :
Arsitektur Bawah Tanah (CATACOMB), berfungsi sebagai :
• upacara keagamaan (tempat berdoa atau pemujaan kepada Tuhan) yang
dilakukan sembunyi-sembunyi
• kuburan korban penindasan
• Slogan yang sering dicanangkan oleh kaum Nasrani pada waktu itu adalah
“one god, one religion, and one church”, sedangkan slogan yang digunakan
oleh kaisar Romawi adalah “one state, one ideal, and one emperor”

“Kebakaran roma merupakan fitnah nero terhadap kristen”


1. P E R I O D E P E N G E J A R A N ( 0 — 325 M )
Pertemuan kebaktian orang-orang Kristen
mula-mula diadakan di tempat-tempat
rahasia, seperti rumah-rumah penduduk
dan di lorong-lorong bawah tanah. Karya
seni, lukisan dan mosaik yang berasal dari
abad pertama (V dan VI), hanyak ditemukan
di lorong-lorong bawah tanah atau yang
biasa disebut catacomb, yang pada awal
masa Kristen merupakan tempat
pemakaman. Catacomb dan bangunan
bangunan lainnya kebanyakan dibangun di
luar perbatasan kota karena faktor
keamanan karena saat itu kristen agama
illegal dan harga tanah yang tinggi, serta di
era romawi pemakaman tidak
diperkenankan dilakukan dengan cara
dikubur melainkan secara insinerasi
(dibakar)

CATACOMB RUANG BAWAH TANAH sebagai “ruang ibadah rahasia”


1. P E R I O D E P E N G E J A R A N ( 0 — 325 M )
Karya Arsitektur
Seperti dalam prinsip
hidup ajaran agama ini
yang lebih
mengutamakan
introspeksi pada diri
sendiri maka banyak
bangunan bawah tanah
yang dibuat secara
darurat dan sederhana.
Ruang berbentuk lorong
yang difungsikan sebagai
tempat tinggal, kuburan
dan tempat berdoa. Letak
tersembunyi dengan jalan
masuk rahasia agar tidak
ditemukan oleh tentara
Kaisar Romawi. “katakombe, ruang bawah tanah sebagai tempat
pemakaman serta ruang ibadah rahasia”
1. P E R I O D E P E N G E J A R A N ( 0 — 325 M )
KARYA SENI
Gaya (simbol) memiliki kesamaan dengan karya-karya seni masa Romawi namun subjek (isi) berbeda.
Subjek dalam lukisan zaman Romawi ditampilkan dalam bentuk pagan (berhala), sedangkan pada zaman
Kristen Awal tema berupa seorang gembala dengan domba-domba. (seorang gembala ditafsirkan sebagai
yesus, domba-domba ditafsirkan sebagai umat manusia). Dalam karya seni yang lainnya terjadi perubahan
karya lukisan yang sangat signifikan dengan menghindari bentuk-bentuk alamiah Greco Roman
(denaturing).
2. P E R I O D E P E N G A K U A N ( 325 - 395M )
Tahun 313 M agama kristen dinyatakan sebagai agama resmi yang
legal oleh Kaisar Konstantin dengan meluluskan Edict of Toleration
yang memungkinkan penyebaran Kristen.
Sama halnya dengan filsafat Yunani yang dipengaruhi oleh
kepercayaan terhadap para dewa, PERIODE ABAD PERTENGAHAN
PUN DIPENGARUHI OLEH KEPERCAYAAN KRISTEN.
Pengaruh Agama :
Hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan.
Dampak terhadap ilmu pengetahuan :
Sains yang telah berkembang di masa zaman kuno ditinggalkan dan
dianggap sebagai ilmu sihir.

Pada masa ini ilmu pengetahuan dan kesenian dimanfaatkan


untuk kepentingan religi termasuk dalam menciptakan suatu
bangunan dan tempat-tempat umum selalu menyediakan ruang
untuk tempat memuja Tuhan. “kaisar konstantinus”
3. PERPECAHAN ROMAWI
Romawi ekspansi
terpecah menjadi dua
( 395 M) :
1. ROMAWI BARAT
yang beribukota
Roma (Paus sbg
pemimpin umat)
2. ROMAWI TIMUR
yang beribukota
Konstantinopel.
Arsitektur Gereja Awal
• ARSITEKTUR KRISTEN AWAL :

- merujuk pada gaya arsitektur dari gereja-gereja di


era Romawi.
- Lebih lanjut lagi kemudian dibagi kedalam dua tipe,
yaitu “GEREJA BASILIKA” dan “DENAH ALTERNATIF
GEREJA”.

• ARSITEKTUR BASILIKA ROMAWI SBG RUJUKAN :


- Karena Basilika memenuhi kebutuhan fungsi sebuah
gereja.
- Kebutuhan peribadatan Kristen ini membutuhkan
jalur untuk prosesi keluar-masuk pendeta, sebuah
area altar, dan sebuah ruang (space) untuk
memisahkan antara pendeta dan jema’at selama
prosesi.
- Basilika adalah suatu bangunan yang memiliki “Dari agora (Yunani) menjadi basilika
fungsi yang sama seperti forum dan agora di Yunani (Romawi) dan berakhir menjadi gereja”
yaitu sebagai tempat berkumpul (komunal) serta
pengadilan.
Cikal bakal GEREJA BASILIKA
Pesatnya pembangunan pada masa itu mengharuskan Kaisar Konstantinopel untuk
membuat tempat peribadatan berupa gereja-gereja. Untuk mengakomodasi kebutuhan
wilayah yang lebih luas, orang-orang Kristen awalnya menggunakan desain yang
mereka sebut dengan BASILIKA. Basilika adalah merupakan bangunan peninggalan
arsitektur Romawi yang ketika itu berfungsi sebagai bangunan pengadilan, dipilih dan
diputuskan sebagai bangunan gereja dengan bentuk dasar denah basilika adalah segaris
“linier” yang berbasis pada tiga ruang yaitu tengah “nave” dan diapit oleh kedua sisi
GEREJA ROMA
“aisles” serta dipisahkan oleh kolom-kolom. (modifikasi sesuai kebutuhan
gereja)
Awal Awal Baru

BASILIKA ROMAWI
(fungsi bangunan pengadilan)
Bentuk gereja yang berasal dari Basilika dengan denah panjang
berbentuk silang latin tadi dijadikan bentuk dasar yang akan
dipakai untuk gereja secara umum selanjutnya. Tempat babtis
dan Mouseleum dengan bentuk denah bulat, segi banyak bersifat
konsentnis, dibangun terpisah dari bangunan utama basilika.
Basilika lebih mengutamakan bagian interior (introspeksi),
sedangkan ruang luar tidak diperhatikan karena tidak ada
hubungannya dengan ruang dalam. Ornamen sederhana yang
hanya ditempatkan pada bagian interior seperti pada tampilan
mozaik dinding dengan pola gambar naturalis. Dinding terbuat dari
bata, kuda-kuda dari kayu dan bagian atap terbuat dari bahan
genteng
Karena Gedung basilika yang diadopsi untuk kepentingan peribadatan
ketika itu merupakan peralihan fungsi dari pengadilan di masa Romawi,
sehingga para pakar menyebutkan bahwa MASA AWAL ARSITEKTUR
KRISTEN ADALAH PERAKITAN ARSITEKTUR ROMAWI. Nilai-nilai
kesombongan yang ditampilkan melalui skala bangunan di luar skala
manusia dialihkan untuk mengedepankan skala Tuhan yang agung, sakral,
suci, magis, dan religius.
Para arsitek di masa itu menampilkan interior bangunan basilika dengan
dekorasi berupa hiasan ornamen atau gambar tentang cerita tokoh atau
pemuka agamanya.
KARAKTERISTIK DAN BAGIAN-BAGIAN GEREJA BASILIKA AWAL;
a. Denah berbentuk segi empat “simetris”. Biasanya ukuran panjang = AISLE
dua kali lebar.
b. Bangunan cukup luas untuk menampung jumlah jema’at yang AISLE
ATRIUM

NARTHEX
besar.

BEMA
c. Bagian tengah “NAVE” yang seperti lorong panjang memberikan NAVE APSE
pandangan yang tak terputus bagi umat dari bagian pintu masuk di
NARTHEX ke ALTAR. AISLE
d. Orang yang tidak boleh masuk gereja (karena dosa-dosanya) harus AISLE
mendengarkan khutbah di NARTHEX / PORTICO.
e. ALTAR diletakkan di podium bagian timur. Dibelakang BEMA/
TRANSEP dan didepan ruang setengah lingkaran “APSE”
f. Interior utama terdiri dari sebuah ruang besar ditengah “NAVE”
yang disamping kiri-kanannya terdapat gang “AISLE” yang dibatasi APSE
deretan kolom. BEMA
g. Di Romawi, pintu masuk selalu berada di barat sementara jema’at NARTHEX
menghadap altar di timur (menghadap kiblat Yerusallem) ATRIUM
h. Sebuah gereja basilika biasanya berada diatas makam seorang NAVE
SELASAR
santo atau orang suci.
AISLE
i. Terdapat mouselium di area gereja.
j. Tempat pembaptisan merupakan bangunan terpisah dengan
bentuk denah lingkaran atau poligon.
Clerestory windows

Kebanyakan gereja awal memiliki penerangan


secara clerestory lighting. Clerestory adalah
sebuah jendela yang memberi cahaya dari
dinding bagian atas ke bagian tengah interior.
Secara berangsur-angsur, clerestory ini menjadi
simbol dari pemikiran yang melampaui akal
pikiran manusia (transenden) dan sebagai
berkat dari ilahi. Cahaya yang masuk melalui
jendela tersebut dan menyinari umat seperti
“MOZAIK YANG MENGGAMBARKAN BAHWA TUHAN MEMILIKI mendapat berkat/ wahyu dari tuhan.
SIFAT TRANSENDEN, JAUH MELAMPAUI AKAL MANUSIA”
Basilika S. APPOLINARE, Ravenna (534-539 M)
SAN CLEMENTE, ROMA
San Clemente, Rome

Eksterior dan interior sekarang


SANTA MARIA MAGGIORE, ROMA (432 M)

Dibangun oleh paus


sixtus III dan
merupakan satu-
satunya gereja yang
memiliki bukti yang
menerangkan bahwa
gereja tersebut masih
asli berupa basilika
paganisme
(menyembah
berhala/patung)
Romawi.
GEREJA MAKAM SUCI (HOLY SEPULCHER), JERUSALEM

dibangun oleh
Konstantin diatas
tanah yang dianggap
sebagai makam dari
kristus
THE CHURCH OF THE NATIVITY (330 M)

Dibangun oleh konstantin diatas tanah


kelahiran yesus kristus
ST. PAUL OUTSIDE THE WALL (380 M)

Sempat dihancurkan pada


tahun 1823 M, tapi
dibangun kembali
sesuai desain awal.
Merupakan gereja
basilika terbesar dan
paling mengesankan
selama kristen awal.
ST. PAUL OUTSIDE THE WALL

“INTERIOR DAN DENAH”


Gereja “OLD” St. Peter, Vatican, Roma (333 AD)
• St. Peter atau St. Petrus dalam bahasa
indonesia, adalah salah satu basilika
terpenting yang dibangun oleh
konstantin. Gereja ini memiliki tiga
gerbang pintu masuk menuju atrium.
Basilika beratapkan struktur kayu.
Nave tak mengarah langsung ke APSE,
tetapi berakhir di BEMA/ TRANSEP.
Nave berakhir di triumphal arch
(lengkungan kemenangan) yang
membentuk kurva terhadap APSE.
• Beberapa gereja awal dibangun diatas
makam martir yang sekarang dikenal
sebagai martirium. St. Peter adalah
salah satu gereja martirium terawal
dan terpenting yang pernah dibangun
yang dipercaya sebagai makam dari
santo peter yang merupakan murid
yesus yang membawa kristen ke “GEREJA BASILIKA OLD ST.PETER (333 AD)”
roma.
DENAH GEREJA OLD ST. PETER

SELASAR

GERBANG
NARTHEX
SELASAR
GERBANG ALTAR dan APSE ATAP GENTENG

KUDA-KUDA KAYU

CLERESTORY WINDOW
ATRIUM
TRANSEP/BEMA

AISLE NAVE AISLE

NARTHEX/PORTICO
INTERIOR GEREJA ST. PETER
- Gereja st. Peter dulunya adalah sebuah necropolis didekat
sirkus nero.
- Konstantin mengubah necropolis jadi basilika dengan
menggunakan sisa struktur dari sirkus nero untuk gereja
bagian selatan.
- Abad ke 16,Paus waktu itu mengadakan sayembara untuk
desain baru gereja st. Peter
- Rancangan dari carlo moderno lah yang akhirnya mengubah
wajah dan tampilan gereja st. Peter lama menjadi
gereja st. Peter baru yang terlihat sekarang di roma.
HASIL RANCANGAN DARI PARA ARSITEK YANG MENGIKUTI SAYEMBARA NEW ST. PETER

BRAMANTE’S MICHELANGELO’S
PLAN CARLO MADERNO’S PLAN
PLAN
RAPHAEL’S PLAN
MADERNO’S
PLAN
GEREJA NEW ST. PETER

Eksterior dan tampak atas. Gaya kristen awal yang sederhana sudah hilang
S. Giovanni in Laterano (AD 313-320)
• Contoh gereja tipikal dari kristen
awal adalah s. Giovanni di
Laterano, Roma. Gereja ini
merupakan geraja pertama yang
didirikan kaisar konstantin.
Dibangun sebagai katedral dari
uskup roma. Mengalami
rekonstruksi beberapa kali. Gereja
terdiri dari nave ditengah yang
diapit oleh dua baris isles (aisle) di
masing-masing sampingnya, yang
dipisah oleh barisan tiang
monumental. Nave berakhir di
apse. Struktur dari bata berlapis
beton dengan rangka kayu
sederhana.
GEREJA NEW S GIOVANNI – LATERAN, ROMA
Bentuk Alternatif Gereja Awal
Basilika persegi panjang bukan satu-
satunya bentuk yang diadopsi pada gereja
awal. Alternatif lain adalah denah
memusat, dengan fokus pada sumbu
vertikal pusat ketimbang sumbu horizontal.
Gereja memusat juga memiliki dua tipe
utama. Pertama adalah gereja lingkaran
utuh dan kedua adalah lingkaran atau
oktagonal yang dikelilingi oleh selasar.
Kebanyakan gereja jenis ini diterapkan
pada gereja pembaptisan.
PEMBAPTIS KONSTANTIN
The Baptistery of Constantine, Roma (430 AD
– 440 AD) dibangun di dekat gereja Lateran
oleh Sixtus III dan bukan oleh Konstantin yang
namanya menjadi bagian dari bangunan
tersebut. Merupakan tempat pembaptisan
tertua di italia, yang mungkin merupakan
model awal dari bangunan pembaptisan.
Denahnya berbentuk oktagonal. Atapnya
didukung oleh dua tingkat ring dari delapan
kolom dari marmer dan porpir yang diambil
dari bangunan pagan yang sudah tua,
sementara bagian pusatnya adalah tempat
pemandian romawi lama dari batu basalt
hijau yang diubah menjadi air mancur.

“Eksterior (kanan atas) dan


Denah tampak potongan (kiri)”
(St Constanza)
Adalah gereja yang aslinya
didesain sebagai makam
putri dari kaisar konstantin.
Didesain sebagai monumen
terpusat dengan bentuk
simetri dan ruang kubah
ditengah. Ruang kubah
diikat oleh 12 pasang
barisan kolom. Jalan keluar
melewati gang adalah
tempat pejalan kaki yang
melingkar. Lengkungan
pada tong digunakan
sebagai atap dari area
pejalan kaki.
KESIMPULAN
Di masa pengejaran, umat kristen membangun sebuah katakomb, sebuah ruang bawah tanah rahasia
sebagai tempat pemakaman yang kala itu dilarang dipraktekan di romawi. Katakombe ini juga
berguna untuk tempat ibadah rahasia dari pengejaran tentara romawi.
Dimasa pengakuan, gereja mulai dibangun dengan menggunakan model basilika, yaitu bangunan
pengadilan horizontal memanjang yang terdiri dari narthex yang berupa serambi (sebagai tempat
orang berdosa mendengar khutbah), interior utama yang terdiri dari nave (tempat keluar-masuk
pendeta) yang diapit oleh aisle (tempat jema’at). Nave dan aisle menghadap ke arah altar yang
dipisah oleh bema/transep. Dibelakang altar ada apse, suatu ruang setengah lingkaran.
Gaya arsitektur kristen awal lebih menekankan introspeksi diri yang berarti ruang dalam lebih penting
ketimbang ruang luar. Sehingga interior lebih menawan dibanding eksterior yang minim dekorasi,
ornamen dan sangat sederhana.
Tempat pembaptisan berupa basilika dengah order memusat. Denah dapat berupa lingkaran utuh
atau segi banyak konsentris. Dipusatnya selalu ada air/ kolam atau bagian yang lebih kecil semacam
miniatur dari bangunan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai