Anda di halaman 1dari 6

ALLAH PENGASIH MEMULIHKAN KEHIDUPAN BERGEREJA

1. PENGERTIAN

Mengapa sering kali kita menganggap bahwa datang ke gereja adalah hal yang tidak terlalu
penting, yang boleh ada, boleh tidak ada? Di dalam Ibrani 10:25 (Janganlah kita menjauhkan
diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi
marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang
mendekat) bahkan dikatakan bahwa kehidupan bergereja di dalam lingkup persekutuan pun
tidak boleh kita hindari. Konsep Tubuh Kristus tidak boleh dilupakan, di mana Kristus
sebagai Kepala dan kita sebagai anggota tubuh-Nya, yang berarti kita harus terus peka dan
mencari apa yang Kristus mau kita lakukan. Inilah tugas panggilan kita sebagai anggota
tubuh orang Kristen yakni menjalankan kehendak Tuhan, Kepala Tubuh. Dengan demikian,
ibadah melakukan kehendak Allah bukan hanya pada hari Minggu, tetapi ibadah adalah setiap
hari karna, di dalam Mazmur 139 menceritakan bagaimana kehadiran Tuhan nyata di dalam
setiap langkah hidup kita. Dari sini kita mengenal ibadah dalam pengertian yang sempit
seperti kebaktian gereja dan persekutuan di gereja, serta ibadah dalam pengertian yang lebih
luas yaitu ketika kita menjalankan hidup keseharian kita. Ibadah yang sempit mempersiapkan
kita untuk menjalankan ibadah yang luas, dan ibadah yang luas merepresentasikan bagaimana
sikap hati dan tindakan yang kita nyatakan di dalam ibadah yang sempit tersebut.

2. SIFAT SIFAT GEREJA

Gereja yang satu, kudus, dan apostolik merupakan ciri-ciri atau sifat Gereja. Melalui ciri ciri
itu Gereja menyatakan bahwa yang insani dan yang ilahi bersatu di dalam diri Gereja.

• Gereja yang Satu

Kesatuan di dalam Gereja mendapatkan dasarnya dari kesatuan Tritunggal, yaitu Bapa, Putera
dan Roh Kudus. Allah Tritunggal kendati memiliki tiga pribadi, namun hakikatnya adalah
Satu. Sama halnya dengan Gereja, kendati beraneka ragam, namun tetap Satu yaitu Gereja
yang berkumpul dalam Tuhan Yesus Kristus.

Gereja yang Satu ini terdiri dari :


~Pengakuan iman yang sama.
~Perayaan ibadat bersama dan sakramen-sakramen.

• Gereja yang Kudus

Gereja menjadi Kudus karena Yesus Kristus adalah Kudus. Yesus telah mengasihi GerejaNya
dan menyerahkan diri bagi Gereja untuk menguduskannya sehingga umat dipersatukan
dengan Yesus menjadi Kudus. Pengudusan manusia di dalam Kristus merupakan tujuan
semua karya di dalam Gereja.

• Gereja Katolik

Kata katolik berarti mau merangkul semuanya. Gereja diutus oleh Kristus ke seluruh dunia.
Setiap Gereja lokal bersama dengan uskup berusaha menterjemahkan keberadaan Tuhan
Yesus Kristus sesuai dengan situasi dan kehidupan konkret masyarakat. Wajah Gereja

1|Page
bukanlah semua harus sama dengan Gereja yang ada di Vatikan, melainkan beraneka ragam
dan berbeda-beda. Adapun yang sama adalah isinya atau esensinya.

• Gereja yang Apostolik

Gereja Katolik didirikan atas dasar para rasul memiliki tiga (3) macam arti:

1. Ia tetap dibangun atas dasar para rasul dan para nabi.

2. Dengan bantuan Roh Kudus yang tinggal di dalamnya ia menjaga ajaran, warisan iman,
serta pedoman-pedoman sehat para rasul dan meneruskannya.

3. Ia tetap diajarkan, dikuduskan, dan dibimbing oleh para rasul sampai pada saat
kedatangannya kembali Kristus. Mereka yang menggantikan para rasul adalah dewan uskup
yang dibantu oleh para imam.

3. TUGAS KEHIDUPAN BERGEREJA


Pelaksanaan oleh Gereja sekarang ini kita kenal dengan 3 tugas pokok Gereja, yaitu tugas
dalam bidang, persekutuan (Koinonia), pelayanan (Diakonia), bersaksi (Marturia)

•Diakonia (melayani)
Merupakan segala bentuk pelayanan kepada semua orang yang membutuhkan bantuan,
contohnya dalam paroki terdapat poliklinik, dana solidaritas, yayasan yatim piatu dan lain
lain.

•Koinonia (persekutuan)
merupakan segala usaha untuk semakin mewujudkan dan mengukuhkan persaudaraan murid-
murid Kristus dengan saling membantu , saling berbagi, dan memenuhi kebutuhan bersama,
contohnya kegiatan retret, rekoleksi, kelompok legio maria, Marriage Encounter (ME).

•Marturia (bersaksi)
salah satu istilah yang dipakai gereja dalam melakukan aktivitas imannya, sebagai tugas
panggilan gereja, yaitu dalam hal kesaksian iman. Kesaksian iman yang dimaksud adalah
pemberitaan Injil sebagai berita keselamatan bagi manusia.

2|Page
SEJARAH LAHIRNYA GEREJA DI DUNIA DAN INDONESIA

•Lahirnya Gereja di Dunia

Gereja didirikan oleh Yesus Kristus dan dasar-Nya adalah para Rasul. Oleh sebab itu periode
para rasul inilah zaman yang paling tua/kuno/primitif dalam perjalanan Sejarah Gereja.
Gereja dimulai sesudah 40 hari kebangkitan Yesus, sekitar tahun 30-34 Masehi. Yesus sudah
berjanji bahwa dia akan mendirikan gerejanya, Gereja Kristen paling awal ditemukan adalah
gereja rumah yang didirikan antara tahun 233 dan 256, yakni Gereja Dura-Europo di Suriah.
Bangunan gereja pertama di dunia itu tidak terkenal lagi, tetapi saat ini masih tersisa
reruntuhan bangunannya.

•Lahirnya Gereja di Indonesia

Gereja pertama di Indonesia diberi nama Gereja Sion. Gereja ini dikenal juga dengan nama
Portugeesche Buitenkerk atau Gereja Portugis berada di sudut Jalan Pangeran Jayakarta dan
Mangga Dua Raya. Peresmian gedung gereja dilakukan pada hari Minggu, 23 Oktober 1695
dengan dihadiri gubernur jenderal Willem van Outhoorn dan pemberkatan oleh Pendeta
Theodorus Zas.
Gereja di Indonesia pertama kali hadir sejak sekitar ke-17 Masehi. Sejak saat itu, sampai
sekarang di Indonesia terdapat banyak sekali jenis-jenis (aliran/denominasi) gereja. Pada
umumnya gereja-gereja Kristen di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga aliran utama, yaitu:
~Gereja Katolik dengan sistem episkopal di bawah kepemimpinan Paus
~Gereja Protestan yang merupakan hasil dari akar Reformasi dengan membekali 95 dalilnya
yang dipelopori tokoh reformator gereja, yakni Martin Luther
~Gereja Ortodoks dengan sistem episkopalnya
Khusus untuk gereja-gereja dari aliran ritual Pentakosta kadang-kadang digolongkan terpisah
dari kelompok gereja-gereja Protestan karena perbedaan ritual dan pengakuan iman,
meskipun dari sejarahnya gereja Pentakosta muncul dari denominasi-denominasi ajaran
Protestan.

Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks di Indonesia tidak terbagi-bagi menurut denominasi
sebagai mana halnya yang ada pada gereja-gereja Protestan/Pentakosta. Karena gereja
Protestan dan aliran Pentakosta terbagi-bagi menjadi unsur gereja yang lebih kecil maka
gereja-gereja Kristen Protestan (termasuk Pentakosta) memiliki banyak cabang bahkan di
setiap daerahnya. Gereja-gereja tersebut dapat diklasifikasikan menurut ajaran teologi,
kelompok etnis, bahasa pengantar, atau gabungan dari ketiganya.
Protestanisme pertama kali diperkenalkan oleh Belanda pada abad keenam belas, sehingga
terpengaruh oleh ajaran Calvinisme dan Lutheran.

REFORMASI GEREJA

Reformasi Gereja adalah sebuah gerakan pembaharuan terhadap Gereja Katolik Roma.
Pembaharuan tersebut mencakup ajaran, praktik, hingga struktur. Reformasi Gereja terjadi
di Jerman pada tahun 1517, yang ketika itu merupakan bagian dari Holy Roman Empire.

•Proses Terjadinya Reformasi Gereja

3|Page
Gerakan Reformasi Gereja diawali ketika Martin Luther memaku 95 dalil di depan pintu atau
tembok Gereja Wittenberg di Jerman. Secara garis besar, ke-95 dalil tersebut berisi
kepercayaan, doktrin, dan praktik dalam Gereja Katolik yang menurut Luther, harus segera
direformasi. Di dalam 95 dalil, terdapat daftar penyimpangan yang terjadi di lingkungan
gereja, termasuk para pejabatnya mulai dari imam, uskup, kardinal, sampai Paus. Namun, 95
dalil yang diinisiasi Luther tidak digubris oleh pihak gereja. Justru pemikiran Luther
dianggap sesat.
Luther bahkan diminta untuk mencabut ke-95 dalilnya oleh Paus Leo X dan Kaisar Charles
karena dianggap menyimpang. Tapi, Luther menolak permintaan tersebut.
Pada 18 April 1521, sebagai bentuk penolakannya, Luther memulai Gerakan Protestan.
Gerakan Protestan menginginkan ajaran agama dilaksanakan sesuai dengan Alkitab. Gerakan
inilah yang menandai lahirnya Kristen Protestan, dan karena dibawa oleh Martin Luther,
maka ajarannya disebut Lutheran.

Proses terjadinya Reformasi Gereja ini juga tidak terlepas dari peran para tokoh-tokoh
Reformasi Gereja.

Tokoh-Tokoh Reformasi Gereja


Berikut tokoh-tokoh yang berperan dalam gerakan Reformasi Gereja.

~Martin Luther
Dapat dikatakan, Martin Luther merupakan pelopor gerakan Reformasi Gereja. Sebelumnya,
beliau adalah seorang pastor dan profesor di Universitas Wittenberg, Jerman. Meski begitu,
dirinya melihat ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama dalam Gereja
Katolik. Misalnya seperti praktik jual-beli surat pengampunan dosa yang sudah kita bahas
sebelumnya. Seharusnya, pengakuan dosa bukanlah hal yang diperjualbelikan. Martin Luther
yang menjunjung tinggi kebebasan individu dan kesetaraan menolak gagasan
itu. Menurutnya, semua orang yang mengimani Katolik sebagai agamanya, berhak untuk
membaca Alkitab. Akibatnya, ia menerjemahkan sendiri Alkitab ke dalam Bahasa Jerman.

~Ulrich Zwingli
Ulrich Zwingli merupakan seorang pastor asal Zurich, Swiss. Ia mengadakan gerakan
Reformasi Gereja pada tahun 1523 di kota asalnya. Gerakan yang diinisiasi Zwingli dapat
dikatakan radikal. Ia tidak setuju dengan tradisi puasa sebelum perayaan Paskah. Selain itu, ia
mencatat adanya korupsi dalam hierarki gereja. Zwingli juga mempromosikan pernikahan
klerikal, melarang pemasangan gambar di gereja, serta melarang musik dalam kebaktian.

~John Calvin
John Calvin merupakan seorang pastor dan teolog asal Prancis, yang kemudian melarikan diri
ke Swiss. Ia memutuskan memisahkan diri dari Gereja Katolik setelah terjadi kekerasan
terhadap Protestanisme di Prancis. Ajaran yang dibawa oleh John Calvin disebut
sebagai Calvinisme. Calvinisme pun segera berkembang ke seluruh Eropa dan menyebabkan
pergolakan politik, seperti perang agama di Prancis, revolusi Belanda yang membebaskan
penjajahan Spanyol, kemerdekaan Skotlandia dari pengawasan Inggris, gerakan Reformasi
Gereja di Irlandia, dan lain-lain.

•Faktor Munculnya Reformasi Gereja


Ada beberapa faktor yang memicu terjadinya Reformasi Gereja.

1. Gereja dianggap melakukan penyimpangan

4|Page
Seperti yang sudah disebutkan di atas, kalau pada agama Katolik, ada yang
disebut indulgensi atau pengampunan dosa. Pada masa itu, gereja melakukan praktik jual
beli aflat, atau surat pengampunan dosa. Jual beli surat pengampunan dosa inilah yang
dianggap tidak sesuai dengan ajaran gereja. Transaksi terkait pengampunan dosa kemudian
ditentang oleh Martin Luther, seorang pastor dari Jerman yang menjadi pelopor gerakan
Reformasi Gereja. Sebenarnya secara garis besar, Luther tidak menolak prinsip pengajaran
tentang indulgensi, tapi ia menentang penerapannya karena adanya transaksi untuk
mendapatkan surat pengampunan dosa tersebut.

2. Tumbuhnya peran negara

Selama Abad Pertengahan, pemerintah dalam suatu neg-bayangi oleh kekuasaan gereja. Pada
masa itu, Paus Bonifasius mengeluarkan bulla Unam Sanctam yang menyatakan bahwa
kekuasaan spiritual dan kekuasaan duniawi ada di tangan Paus, dan para raja adalah bawahan
Paus. Artinya, pada Abad Pertengahan, gereja membawahi banyak kerajaan di Eropa. Tapi,
pada abad ke-14, mulai timbul keinginan dari negara-negara untuk menjalankan
pemerintahan dengan lebih independen.

3. Semakin berkembangnya tradisi intelektual

Antara pertengahan abad ke-14 dan menjelang awal abad ke-15, mulai adanya ketidakpuasan
terhadap gereja dari kalangan internal gereja itu sendiri. Misalnya seperti John
Wycliffe dan Jan Hus yang merupakan dua orang pendeta. Kemudian, muncul golongan
pemikir yang mulai mempertanyakan otoritas gereja.

•Pengaruh dari Reformasi Gereja


Reformasi Gereja memiliki pengaruh di beberapa bidang, di antaranya:

1. Bidang Agama
Dalam bidang agama, Reformasi Gereja berpengaruh pada munculnya aliran-aliran Kristen di
Eropa, misalnya seperti Lutheran, Calvinis, danAnglikan.

2. Bidang Politik
Dalam bidang politik, Reformasi Gereja berdampak pada dua hal. Pertama, memperlemah
pengaruh Gereja Katolik dalam pemerintahan. Akibatnya, peran negara semakin kuat. Kedua,
menguatnya peran negara menyebabkan munculnya sekularisme, yaitu pemisahan urusan
agama dari pemerintahan.

3. Bidang Sosial
Dalam bidang sosial, perbedaan agama yang dihasilkan Reformasi Gereja memicu gesekan
dalam masyarakat yang sering berakhir dengan perang. Contohnya, di Holy Roman Empire,
sang kaisar menganut Katolik, tapi banyak rakyatnya yang menganut Protestan. Hal ini
kemudian menjadi salah satu latar belakang terjadinya Perang 30 Tahun (1618–1648) di
sana.

5|Page
PEMULIHAN GEREJA PADA MASA SEKARANG

Dalam Perjanjian Lama, pemulihan atau restorasi artinya mengembalikan yang tercuri atau
membentuk kembali. Dalam Perjanjian Baru, artinya mengembalikan kembali ke posisi
semula.

Pemulihan atau gereja terjadi secara bertahap dan progresif, yang berpuncak pada pemulihan
akhir Tuhan pada hari-hari ini, dan Dia bekerja untuk membawa kita kembali ke maksud dan
tujuan awal-Nya mengenai gereja. Sebelum akhir abad pertama, ketika kemerosotan gereja
dimulai, pemulihan gereja oleh Tuhan juga dimulai, dan abad demi abad Tuhan memulihkan
umat-Nya. Secara khusus, pada abad keenam belas Martin Luther bangkit untuk memulai
reformasi, dan Alkitab yang tersegel dibuka agar semua orang dapat membaca dan
mengetahui firman Tuhan. Sampai saat ini, gereja-gereja Protestan tidak terpisah dari dunia,
tidak menghilangkan kelas perantara, terpecah belah, mempunyai organisasi untuk unifikasi,
dan bersatu dengan dunia dengan menjadikan kepala negara sebagai kepala negara. kepala
gereja. Pada tahun 1933 dan 1934 mereka melihat suatu hal yang sangat penting: prinsip
gereja yang menjadikan lokalitas sebagai batasannya. Kelompok Brethren mengambil doktrin
atau penafsiran nubuatan sebagai landasan gereja, namun Alkitab dengan jelas menjabarkan
prinsip bahwa batas lokalitas adalah batas gereja, landasan gereja.
Gereja tidak boleh menjadikan doktrin, ajaran, atau orang apa pun sebagai
landasan; sebaliknya, di satu wilayah seharusnya hanya ada satu gereja, dan hanya ada satu
gereja lokal di satu kota. Tidak peduli seberapa besar atau kecil kota tersebut, kami telah
mengambil cara untuk hanya memiliki satu gereja di satu kota.

Hal ini menghilangkan opini dan preferensi, serta mencegah perpecahan dan kebingungan.

Misalnya, karena saya tinggal di London, Inggris, hanya ada satu gereja lokal di kota ini, dan
batas kota adalah batas gereja. Gereja boleh bertemu di banyak tempat, tetapi seharusnya
hanya ada satu gereja di London , Inggris.
Mematuhi prinsip satu gereja dalam satu kota akan mencegah terjadinya persatuan,
perpecahan, dan kebingungan “ekstra-lokal”. Ini adalah salah satu poin krusial dari
pemulihan gereja oleh Tuhan di zaman ini. Jika kita menaati prinsip ini, Tuhan Yesus adalah
Kepala kita, dan Roh Kudus mempunyai otoritas di antara kita. Gereja di setiap wilayah harus
hidup langsung di hadapan Tuhan dan bertanggung jawab langsung kepada Kepalanya, tidak
ada gereja superior, tidak ada gereja pusat, tidak ada gereja induk, dan tidak ada federasi
gereja.

6|Page

Anda mungkin juga menyukai