Anda di halaman 1dari 9

Nama : Juliandi Saragih

Nim : 20.01.1877
Tingkat/ Jurusan : III C/ Teologi
Mata Kuliah : Dogmatika II
Dosen Pengampu : Pardomuan Munthe, M.Th Kelompok 5

Reformasi Ajaran Keselamatan


a. Mengapa Reformasi ini diperlukan? (apa ajaran keselamatan yg melatar-
belakangi timbulnya Reformasi doktrin?)
b. Reformasi Gereja dari Marthin Luther, Calvin dan Zwingli

I. Pendahuluan
Reformasi Gereja adalah upaya untuk melakukan perubahan ajaran
kekristenan, agar sesuai dengan Alkitab. Dengan kata lain, reformasi gereja
merupakan upaya yang dilakukan untuk memperbaiki dan mengembalikan ajaran
gereja ke jalan yang lurus. Oleh sebab itu, kritik terhadap kehidupan gereja dapat
dikuak dengan lebih bebas, sehingga jalan terbuka untuk pembaharuaan gereja.
Dan kritik yang paling dominan muncul dari tokoh yang melepori Reformator
ialah Marthin Luther, Calvin dan Zwingli. Reformasi menjadi sebuah jalan bagi
gereja untuk manerobos kekeliruan yang terjadi dan dalam gereja dan
mengembalikannya ke dalam bentuk ajaran yang semula. Dan Disini kita akan
membahas lebih luas lagi tentang reformasi ajaran keselamatan, dan reformasi
Gereja dari Martin Luther, Calvin, dan Zwingli, semoga sajian ini bermanfaat
untuk kita semua dan dapat menambha wawasan kita bersama.
II. Pembahasan
II.1. Pengertian Reformasi
Kata Reformasi berasal dari bahasa Inggris “Re” yaitu kembali dan
“From” berarti bentuk. Secara harafiah reformasi ialah kembali kepada bentuk
semula. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reformasi adalah
perubahan secara drastis untuk perbaikan (social, politik, agama), di suatu
Negara atau masyarakat.1
Reformasi adalah gerakan untuk mengadakan pembaharuann dalam
keKristenan barat yang dimulai sejak abad ke 14 sampai abad ke 17.
Reformasi menekankan untuk kembali kepada gereja mula-mula. Marthin
Luther mengecam keburukan-keburukan dalam gereja, seperti penyelewengan
dan surat penghapusan siksa, dan kepausan. Dengan demikian upaya
pembaharuan yang dilakukan luther bukan merupakan hal yang baru sama
sekali. Reformasi menekankan untuk kembali pada gereja mula- mula.2
II.2. Latar belakang Terjadinya Reformasi Doktrin
Puncak pembaharuan dalam gereja sangat dikenang dengan adanya
gerakan reformasi, dan yang menyembabkan timbulnya pembaharuan gereja
1
KBBI, (Jakarta:Balai Pustaka, 1996), 34.
2
F.D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 391-392.
ialah perbedaan antara teologi serta praktik gereja dengan ajaran Alkitab
seperti yang dikemukakan oleh Luther. Peristiwa yang membuat Reformasi itu
dimulai ialah penjualan surat- surat penghapusan siksa.3 Terjadinya gerakan
reformasi ini disebabkan oleh berbagai hal.
Pertama, krisis kepemimpinan kepausan dalam gereja. Sudah
dijelaskan di atas tentang pertikaian antara paus dan kaisar. Puncaknya adalah
pada masa pemerintahan Philip IV dengan Paus Boniface VIII. Kedua tokoh
ini saling mencari kesalahan dan kelemahan, yang ingin saling menjatuhkan.
Contohnya, Philip IV menyerukan gereja untuk menghakimi Boniface VIII. Ia
mengatakan bahwa ini bukan ancaman, melainkan suatu yang pasti akan
dilakukan. Kesalahan yang dikemukakan Philip IV terhadap Boniface VIII
adalah penyalahtafsiran/ bidah dan kerusakan moralnya. Untuk itu, ditunjuk
wakil P.M. William untuk mengurus hal itu. Ia adalah ahli hukum. Dengan
kekerasan Boniface VIII ditangkap, walaupun ia ingin melawan. Tetapi satu
bulan setelah ia dilepaskan ia telah meninggal dunia.
Kedua, adanya krisis rohani yang dialami gereja. Sebenarnya, masalah
kerohanian sangat meningkat pada zaman sebelum dan menjelang reformasi.
Banyak orang yang rajin dalam imannya dengan caranya masing-masing. Ada
orang-orang yang mencari pengalaman yang bersifat mistik. Banyak juga
orang, khususnya rakyat sederhana, menyatakan kesalehan mereka dalam
bentuk-bentuk lahiriah, seperti penghormatan kepada para santo, berziarah,
mengadakan misa untuk orang-orang yang meninggal dan sebagainya.
Bentuk-bentuk ini kemudian dicap sebagai ketakhyulan oleh orang-orang yang
berpendidikan, tetapi sebenarnya menyatakan bahwa kesalehan tidak hilang di
gereja. Hal tersebut masih tampak sampai sekarang ini, walaupun dunia sudah
semakin maju.
Ketiga adanya krisis pengajaran praktis dalam gereja. Pemimpin gereja
tidak mampu menjawab kebangkitan rohani yang sedang terjadi. Teologi
gereja tercepat dalam diskusi-diskusi skolastik yang rumit yang kurang
berkaitan dengan iman anggota-anggota Gereja. Belum lagi dengan penetapan
ajaran Gereja Katolik Roma yang tidak hanya bersumber dari Alkitab,
melainkan dari tradisi. di dalamnya antara lain dinyatakan bahwa gereja atau
pauluslah yang memiliki dan menentukan keselamatan bagi manusia. Dalam
upaya memperoleh keselamatan itu manusia harus beramal atau berbuat
baik.Jadi tidak cukup mengandalkan iman dan kasih karunia
Allah.sehubungan dengan hal ini kalau seseorang mau selamat menuju
kehidupan kekal, ia harus berbuat banyak hal yang baik bagi gereja dan harus
membeli surat penghapusan siksa (Indulgensia) dari pejabat gereja nya sesuai
dengan timbangan dosanya.
Keempat, banyak pejabat gereja yang memperlihatkan perilaku yang
jauh dari kesucian dan kesalehan ataupun dari ketergantungan pada rahmat
Allah.Banyak yang hidup dalam gelimang kemewahan maupun perbuatan
amoral. Misalnya saja Eddy Kristianto tokoh sejarah gereja dari kalangan
Katolik secara terus terang mengemukakan kekurangan para pemimpin Gereja

3
Th. Van den End, Harta Dalam Bejana, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1995), 162.
Katolik pada masa itu, yaitu Paus Alexander VI (1492-1503) suka
mengkoleksi emas dan perempuan.4
Pada saat itu mulai memperbaharui tata kebaktian. Pertama: bahasa,
Misa biasanya dilayankan menggunakan bahasa Latin. Yang dimana
masyarakat sulit unutuk mengerti bahasa Latin tersebut, jadi bahasa Latin
diganti dengan bahasa Jerman. Kedua: pengertian mengenai makna ibadah
berubah secara asasi. Bagi Luther, makna ibadah bukan pengorbanan Kristus
dalam Misa, bukan penyaluran anugerah, melainkan pemberitaan rahmat
Tuhan kepada setiap orang yang mau mendengar. Pemberitaan itu terjadi
dalam pemberitaan Firman, dan dalam perayaan sakramen (yang dimana
hanya mengaku yang berpangkal pada Injil Tuhan: Babtisan, Perjamuan
Kudus, dan pengakuan dosa).
II.3. Martin Luther
Martin Luther dilahirkan pada 10 November 1483 dalam sebuah
keluarga pe tani di Eisleben, Thuringen, Jerman. Pada tanggal 11 November
1483 ia di baptiskan dan diberi nama Martinus sesuai dengan nama orang
kudus pada tanggal tersebut. Ayahnya bernama Hans Luther dan ibunya
bernama Marga retta. Keluarga Luther adalah keluarga yang saleh seperti
biasanya golongan petani di Jerman, sehingga Martin Luther dibesarkan dalam
suasana seperti itu. Martin Luther dikenal sebagai seorang tokoh reformator
gereja di Jer. man pada abad ke-16. Gerakan reformasi yang diusahakannya
telah menye babkan berdirinya sebuah gereja lain di samping Gereja Katolik
Roma, yaitu Gereja Lutheran.5
II.3.1. Reformasi Gereja dari Martin Luther
Luther secara khusus memperhatikan masalah doktrin
pembenaran, yang merupakan pokok utama dari pemikiran
keagamaannya. Reformasi Luther pada mulanya berbentuk
reformasi akademis yang terutama berkenaan dengan pembaruan
pengajaran teologi di Universitas Wittenberg. Wittenberg adalah
satu universitas yang tidak terkenal dan pembaruan yang dimulai
oleh Luther bersama kolega-koleganya dalam fakultas teologi
hanya mem peroleh perhatian sedikit. Kegiatan-kegiatan Luther
pribadi - seperti pemasangan 95 tesis yang terkenal (31 Oktober
1517) dan Perdebatan Leipzig menimbulkan gelombang
gelombang dan ide-idenya semakin meluas keluar dari Wittenberg.
Pada tahun 1521 Luther dikutuk oleh Sidang Umum (Kekaisar an)
di Worms. Karena khawatir tentang keselamatannya, pendukung
pendukungnya yang mempunyai kedudukan kuat memindahkannya
secara rahasia ke benteng yang dikenal sebagai "Wartburg" hingga
ancaman terhadap keselamatannya berhenti. Pada titik ini, program
pembaruan akademis Luther berubah menjadi suatu program untuk
pembaruan gereja dan masyarakat. Forum kegiatan Luther tidak
lagi dalam dunia ide-ide universitas - sekarang dirinya dipandang
sebagai pemimpin suatu gerakan pembaruan keagamaan, sosial dan
4
J.T.H. Situmorang, Sejarah Gereja Umum, (Yogyakarta: Andi, 2014), 311-313.
5
F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh- tokoh dalam Sejarah Gereja (Jakarta: BPK-Gunung
Mulia, 2015), 168-169.
politik, yang tampak bagi para pengamat seza mannya membuka
jalan untuk suatu tatanan sosial dan keagamaan yang baru di
Eropa.6
Pelayanan, pembinaan dan penggembalaan kepada umat sangat
diabaikan, karena manusia dianggap sudah secara otomatis menjadi
anggota—anggota gereja sejak kelahirannya. Keadaan ini
meresahkan banyak orang termasuk rohaniawan yang masih
berusaha memelihara ketertiban hidup dan kemurnian ajaran
gereja.Semakin kuat niat memperbaharui dan memurnikan
kehidupan dan ajaran gereja.Itulah yang menjadi dasar baginya
mengadakan kritikan terhadap gereja yang sudah mulai salah jalan.
Makanya ia pun menyusun berbagai kritikan atas gereja. Baik
mengenai ajarannya, maupun kepemimpinannya. Luther
mengemukakan 95 dalil yang ditempelkan dari pintu gerbang di
universitas hutan bakau pada 31 Oktober 1517. 95 dalil tersebut
merupakan hasil pengalaman Luther tersendiri .7 Münzer
membenarkan dan ikut memimpin pemberontakan itu, sedangkan
didalam dalil- dalilnya Luther menolaknya dengan keras. Menurut
Luther, arti kebebasan bagi seorang Kristen adalah bebas dari
tuntutan hukum Taurat, bukan kebebasan dari segala belenggu dan
beban sosial (kerja paksa, perbudakan, penindasan tuan tanah dan
sebagainya). Itu tidak berarti bahwa orang Kristen tidak boleh
memperjuangkan keadilan sosial. Itu mutlak harus diperjuangkan.
Dalam hal ini Luther dengan kata-kata yang tajam mendesak para
penguasa dan tuan-tuan tanah. bertindak adil terhadap para buruh
tani dan rakyat jelata. Tetapi perjuangan itu tak boleh dilakukan
dengan menggunakan kekerasan.8
Di dalam dalil-dalilnya putar menentang perkataan Tetzel,
bahwa surat-surat yang ditawarkan yaitu menghapuskan dosa dan
memperdamaikan manusia dengan Allah, yang menimbulkan kesan
seakan-akan pengampunan dosa dan perdamaian dapat dibeli
dengan uang tanpa penyesalan dan pertobatan, bahkan tanpa
sakramen. Sekaligus dengan itu Luther menegaskan bahwa
penyesalan yang sejati bukanlah perkara yang dapat seseorang
bereskan dengan memenuhi syarat yang ditentukan oleh iman
setelah pengakuan dosa, seperti misalnya mengucapkan doa bapa
kami sekian banyak kali sebagian muter pertobatan itu berlangsung
seumur hidup.9 Luther membaca kata-kata Paulus dalam Roma
1:17 “Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah yang bertolak dari
iman dan memimpin kepada iman” siang malam lu ntar
memikirkan ayah ini mencari maksudnya. Luther tidak mengerti

6
Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, 8- 9
7
J.T.H. Situmorang, Sejarah Gereja Umum (Yogyakarta: Andi, 2014), 314.
8
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994),
34.
9
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994),
35.
perkataan itu dan memang tidak dapat mengerti juga, karena ia
selalu mendengar dan belajar, bahwa kata "kebenar an" di dalam
Alkitab sama artinya dengan kata itu dalam filsafat Aristoteles,
yaitu: sifat untuk memberi kepada seorang apa yang patut
diterimanya. Umpamanya, kebenaran atau keadilan seorang hakim
mewajibkan dia meng hukum atau melepaskan seorang pesakitan
menurut kesalahan atau ketak bersalahannya. Jadi kebenaran Allah
adalah sifat Allah untuk menghukum orang berdosa Akhirnya
dengan tiba-tiba terlintas lah pikiran terang kepalanya, ketika ia
duduk merenung di saat di tempat ini sunyi di menara biaranya.
kata Luther “aku mulai sadar, bahwa kebenaran Allah tidak lain
daripada suatu pemberian yang dianugerahkan-nya kepada manusia
untuk memberi hidup yang kekal dan pemberian kebenaran itu
harus disambut dengan iman.10
Sakramen berdasarkan penelitiannya atasan kitab itu Luther
menemukan bahwa hanya 2 sakramen yang punya dasar alkitabiah
dalam arti yang langsung ditetapkan oleh Kristus sendiri.ajaran
Luther tentang perjamuan kudus disebut Konsubtansiasi (bersama-
sama;berbarengan; subtansiasi: hakikat,zat). Artinya kedua unsur
perjamuan kudus, yaitu roti dan anggur, mencakup kedua
subtansiasi sekaligus: jasmani, tetap sebagai roti dan anggur, dan
hakikat rohani, sebagai tubuh dan darah Kristus.
Ketika Luther berbicara tentang jabatan, ia segera
mengkaitkannya dengan pusat atau inti amanan Alkitab dan hakikat
gereja sebagai persekutuan orang-orang beriman, yang telah
diselamatkan Kristus dan yang hidup di sekitar firman dan
sakramen. Setiap jabatan ditetapkan oleh Allah sebagai pelaksana
fungsi pelayanan Firman dan Sakramen. Menurut Luther, jabatan
imam di dalam Perjanjian Lama telah disempurnakan, digenapi
sekaligus di akhiri oleh Yesus Kristus, Imam besar Agung itu.
Yesus Kristus telah disempurnakan, digenapi sekaligus di akhiri
oleh Yesus untuk selamanya.Dan yang terpenting bagi Luther
adalah jabatan-jabatan gereja itu tidak bertentangan dengan inti
amanat Alkitab atau injil, yaitu bahwa setiap jabatan diterapkan
sebagai fungsi pelayanan di tengah-tengah persekutuan umat
tebusan Kristus.11
II.4. Calvin
Johannes Calvin (Jean Cauvin) (1509-1564) lahir di Noyon, Perancis
Utara, 10 Juli 1509. Semula ia direncanakan keluarganya menjadi imam
[GKR). Tetapi waktu ia mempersiapkan diri di Paris untuk studi teologi,
ayahnya berselisih paham dengan keuskupan Noyon, sehingga rencana itu di
batalkan. Lalu ia belajar ilmu hukum di Orleans 1528-1529 dan di Bourges
1529-1531. Latar belakangnya sebagai seorang sarjana hu kum ini nanti cukup
berperan memberi warna yang kuat dalam pemi kiran dan karya-karya Calvin,
10
H.Berkhof & I.H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 125.
11
J an S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1994), 54-55.
baik dalam hal penyusunan tata gereja maupun dalam perumusan wawasan
teologis (sementara pengetahuan teologinya dipupuk lewat upaya belajar
sendiri, ditambah dengan belajar bahasa dan kesusasteraan Ibrani, Yunani dan
Latin secara formal).12
II.4.1. Reformasi Gereja dari Calvin
Calvin menuliskan dan meninggalkan sebuah buku yang berisi
tentang pokok ajaran Kristen yaitu Religion Christiane Institutio,
pengajaran agama Kristen. Memang banyak buku yang di tuliskan
oleh nya, tetapi Calvin berpendapat bahwa buku inimlah ringkasan
dari semua teologinya. Calvin menuliskan buku ini dengan tujuan
agar calon calon teolog mendapatkan sebuah pedoman untuk
membaca Firman Tuhan. Calvin berpendapat bahwa Alkitab tidak
dapat dapat di baca dengan bermanfaat jika tidak di ketahui apa
yang harus di cari di dalamnya.
Adapun teolgi Calvin ialah :
- Pertama tama Calvin menekankan bahwa kemuliaan
Allah(gloria dei) adalah tujuan utama dari segala galanya, baik
untuk manusia maupun unutk Allah. Berhubungan dengan
penekanan kemuliaan Allah, Calvin sangan mementingkan
kelahiran baru (regeneration) dan pengudusan (scantification)
yang menyertai pembenaran orang berdosa (Justification).
- Calvin sangat menegaskan bahwa tidak mungkin manusia dapat
atau sampai kepada kesempurnaan dalam usahanya untuk
melakukan kehendak Allah. Baik bagi Luther ataupun Calvin,
hukum taurat harus di bedakan menjadi 3 pokok bagian yaitu
ketetapan ketetapan ibadah Israel di sebut seremonial, yang di
tiadakan oleh Kristus ketika Dia dengan kurban nya di kayu
salib. Selain itu kitab taurat mengandung peraturan peraturan
untuk kehidupan Israel yang hanya berlaku untuk bangsa Israel
dan yang ketiga ialah hukum kesusilaan peraturan peraturan
untuk kehidupan dan kelakuan terhadap Allah dan sesama
manusia dengan kesepuluh tarurat sebagai intinya.
- Hukum taurat sebagai pedoman untuk manusia yang di
benarkan dan di bebaskan dari hukum Allah, supaya manusia
dapat mengatur kehidupan nya yang baru dan sesuai
dengan kehendak Allah.13
Istilah "Calvinisme" sering dipakai untuk merujuk pada
paham paham keagamaan dari gereja Reformed. Meskipun
dalam kepustaka an istilah ini masih sering dihubungkan
dengan Reformasi, namun sekarang hal tersebut sudah jarang
dipergunakan. Telah semakin jelas bahwa teologi Reformed
pada abad ke-16 mempunyai sumber sumber lain di luar
paham-paham dari Calvin sendiri. Merujuk pada pemikiran
Reformed pada abad ke-16 dan abad ke-17 yang menyebut diri
12
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1994), 56.
13
Christian De Jonge, Apa Itu Calvinisme, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012),53-60.
"Calvinis" mengimplikasikan bahwa Reformed pada dasarnya
ada lah pemikiran Calvin - dan pada umumnya sekarang
disepakati bah wa ide-ide Calvin itu telah dimodifikasi secara
halus oleh para peng gantinya. (Kita akan menggali
perkembangan ini dalam hubungan dengan doktrin
predestinasi). Istilah "Reformed" merujuk pada gereja gereja
(terutama di Swis, Dataran Rendah dan Jerman) dan pemikir
pemikir keagamaan (seperti Theodore Beza, William Perkins
atau John Owen) yang mendasarkan pemikirannya atas
buku besar karya Calvin yang disingkat Institutio.14
II.5. Zwingli
Ulrich zwingli lahir di Wildhause, St. Gall Swiss 1 Januari 1484 dari
keluarga kelas menengah. Zwingli merupakan anak ke 3 dari 8 bersaudara.
Zwingli menutut ilmu teologia di Wina dan Basel, yang di pengaruhi oleh
humanisme. Kemudian zwingli bekerja sebagai pendeta untuk tentara tentara
Swiss. Pada tahun 1518 Zwingli di panggil ke kota Zurich dan menjadi
pendeta di gereja besar disana dan pada masa itu, dia menjadi pengikut
erasmus dan setia kepadanya. Zwingli juga menolak Teologi Scolastika dan
berkeinginan khotbahnya berdasarkan injil yang sejati yang merupakan hanya
kristuslah perantara antara manusia dan Tuhan.
Sama halnya dengan Erasmus, Zwingli pun tak berbeda jauh dengan
nya dimana membiarkan bentuk bentuk gereja berlaku terus dan
mengharapkan semangat humanis yang baru itu dapat meresapi dan mencucui
bentuk bentuk yang lama ke yang baru secara perlahan lahan. Zwingli mulai
berpihak kepada Martin Luther dan reformasinya pada tahun 1519 di
Leipzing.
Akhir riwayat Zwingli ialah tewas saat perang yang terjadi dalam sebuah
perang di dekat kappel (11 oktober 1531) bersama dengan pasukan pasukan
Protestan yang selaku pendeta tentara, mayatnya di bagi empat
dan di bakar habis.15
II.5.1. Reformasi Gereja dari Zwingli
Reformasi Zwingli didukung oleh pemerintah dan penduduk
Zürich, dan menyebabkan perubahan-perubahan penting dalam
kehidupan masyarakat, dan urusan-urusan negara di Zürich.
Gerakan ini, khususnya, dikenal karena tanpa mengenal kasihan
menganiaya kaum Anabaptis dan para pengikut Kristus lainnya
yang mengambil sikap tidak melawan. Reformasi menyebar dari
Zürich ke lima kanton Swiss lainnya, sementara yang lima lainnya
berpegang kuat pada pandangan iman Gereja Katolik. Zwingli
terbunuh di Kappel am Albis, dalam sebuah pertempuran melawan
kanton-kanton Katolik.16 Zwingli memperingatkan umatnya untuk
tidak membeli surat tersebut. Selama dua tahun pertama di Zurich
ia bekerja tanpa mengalami tantangan. Magister Zurich pada
mulanya mengambil sikap netral dan memerintahkan para
14
Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, 10.
15
H.Berkhof & I.H. Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016), 146- 147.
16
Benget Parningotan Siregar, Sejarah Gereja Umum 1 Sampai dengan Reformasi, 98
imamnya di kota dan desa mengajarkan Kitab Suci. Pada tahun
1522 Zwingli mengkhotbahkan tentang larangan makan daging
pada masa puasa tidak ada dasarnya dalam Kitab Suci. Ini
membawa reaksi Uskup Constanz yang mengirim satu delegasi ke
Zurich agar Zwingli menaati peraturan-peraturan puasa. Zwingli
mempertahankan pendapatnya dengan menunjuk kepada I Korintus
8:8; 10:25; Kolose 2:16; 1 Timotius 4:1 dan Roma 14:1-3 dan 15:1,
2. Uskup Constanz menasihatkan pemerintah untuk melindungi
Gereja Kudus dan men cegah tersebarnya ajaran-ajaran sesat.
Sekarang kedudukan Zwingli menjadi sulit.
Zwingli meminta kepada Dewan Kota agar diadakan
perdebatan agama yang didasarkan pada Kitab Suci. Dalil-dalil nya
menekankan bahwa hanya Kristus Juruselamat dan pengantara;
menolak -primasi kepausan; menolak misa; menolak pemujaan
orang-orang kudus; puasa; selibat, api penyucian, dan sebagainya.
Zwingli mempertahankan dalil dalilnya dan Dewan Kota
menyatakan simpatik kepada ajaran-ajarannya. Zwingli
diperintahkan untuk mengkhotbahkan Injil Kudus Segera sesudah
itu terjadilah pembaharuan-pembaharuan. Banyak imam yang
kawin; misa dan pemujaan kepada patung-patung dihapuskan; dan
bah kan salib-salib dihancurkan. Ibadah dilaksanakan dalam bahasa
setempat dan bukan dalam bahasa Latin. Zwingli memang radikal
terhadap penyembahan berhala, namun tidak suka kepada tindakan
yang tidak teratur, sehingga ia meminta diadakan per debatan untuk
menetapkan soal patung-patung dan misa.
Perjamuan reformatoris dirayakan pada April 1525 untuk
pertama kali Dalam perdebatan pada tahun 1524, maka diputuskan
agar misa dan patung-patung dihapuskan.nya. Bagi Zwingli
perjamuan adalah suatu perjamuan peringatan akan kemati an dan
kebangkitan Kristus. Perjamuan Kudus dirayakan empat kali
setahun. Di Zurich dibuka sebuah sekolah theologia yang bernama
Carolinum, tahun 1525. Dengan demikian tahun 1525 reformasi
sudah selesai di Zurich. Ia berpen dapat bahwa Alkitab cukup
untuk mengajarkan tentang keselamatan sehingga tidak perlu
ditambah dengan tradisi Kristus adalah satu-satunya Juruselamat
dan Pengantara antara manusia dan Allah, sehingga pengantaraan
orang-orang kudus tidak perlu. Kristus adalah kepala gereja yang
kelihatan dan yang tidak kelihatan. Ia juga menekankan bahwa
Firman Allah yang terdapat dalam Kitab Suci, terutama Perjanjian
Baru, adalah satu-satunya petunjuk untuk iman dan praktek
kekristenan. Zwingli percaya bahwa anak-anak yang meninggal
masih bayi akan di selamatkan sekalipun belum dibaptis, serta
orang-orang kafir yang mengasihi kebenaran dalam kehidupan ini
akan memperoleh keselamatan. Reformasi berkembang dari Zurich
ke kota-kota lainnya. Perkembangan ini menimbulkan ketegangan
yang berpucuk kepada peperangan antara kota kota Katolik dengan
kota-kota reformatoris pada tahun 1529.17
III. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat saya simpulkan bahwa Reformasi merupakan
suatu gerekan yang membawa pembaharuan bagi gereja. Reformasi sangat penting
untuk kita ketahaui, dimana kita mengingat begitu banyak ketimpangan-
ketimpangan dan kesalahan akan ajaran dan praktik gereja yang yang yang
kurang berkaitan dengan Alkitab. Sehingga sangat penting untuk diperharui dan
diarahkan kembali ke situasi awal, yang dimana tradisi tidaklah lebih tinggi dari
Alkitab. Marthin Luther,Calvin, dan Zwingli ialah salah seorang tokoh reformasi
yang secara radikal telah melakukan perubahan dengan memberikan berbagai
kritikan terhadap ajaran, praktik, serta kepempinan di dalam kehidupan gereja.

IV. Daftar Pustaka


Aritonang, Jan S, Berbagai Aliran di Dalam dan Sekitar Gereja, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1994).
De Jonge Christian, Apa Itu Calvinisme, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012).
I.H. Enklaar & H.Berkhof, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016).
KBBI, (Jakarta:Balai Pustaka, 1996).
McGrath Alister E. McGrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2019).
Benget Parningotan Siregar, Sejarah Gereja Umum 1 Sampai dengan Reformasi.
Situmorang ,Jange.T.H. Sejarah Gereja Umum, (Yogyakarta: Andi, 2014).
Van Den End TH, Harta Dalam Bejana, (Jakarta:BPK-Gunung Mulia, 2012).
Wellem, F.D, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 391-392.
Wellem, F. D, Riwayat Hidup Singkat Tokoh- tokoh dalam Sejarah Gereja
(Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2015).

17
F. D. Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh- tokoh dalam Sejarah Gereja (Jakarta: BPK-Gunung
Mulia, 2015), 254- 253.

Anda mungkin juga menyukai