Ilmu negara adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari ilmu yang objeknya
negara.
Staat leer : penyelidikannya bersifat umum, yaitu tentang negara-negara
dilihat abstrak, di sebut abstrak karena fenomena sosial . negara abstrak
keberadaannya di perlukan sebagai kebutuhan. Negara adalah organisasi kekuasaan.
Teori bersifat umum implementasi bersifat terapan.
Dari segi meteri ilmu negara menyelidiki :
1. Pengertian pokok dan sendi-sendi pokok negara.
2. Hakikat atau sifat negara.
3. Asal mula negara.
4. Wujud negara dll.
Karena bersifat abstrak dan berlaku umum maka di sebut ilmu negara umum.
Istilah lain dari ilmu negara : theorytische staats wissenchaft atau staat lehre.
Ilmu kenegaraan ,contoh ilmu politik
Istilah staats wissenschaf berbeda pengertian :
Eropah kontinental (belanda, jerman dan indonesia termasuk negara eropa)
meyebutkan staat lehre/ilmu negara.
Sedangkan anglo sexon(amerika,inggris) menyebutkan political science
Dalam anglo sexon pemahaman ilmu-ilmu kenegaraan atau staats wissenchaft.
Ilmu-ilmu kenegaraan : arti luasnnya adalah ilmu politik. Sedangkan dalam arti
sempit ialah ilmu politik itu salah satu saja ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang negara.
Menurut Hoetink mengatakan bahwa ilmu politik itu“sosiologie van de
staat”adalah membahas pengaruh-pengaruh dari faktor-faktor kekuasaan yang reel di
dalam masyarakat terhadap pelaksanaan tugas-tugas negara reel matchts factoren.
Konsep ilmu politik secara umum berlaku di belanda, artinya ilmu politik di
belanda merupakan salah satu dari ilmu kenegaraan yang mempelajari pengaruh
faktor-faktor kekuasaan yang reel di dalam masyarakat terhadap pelaksanaan tugas-
tugas negara.
Pendapat Herman Heller : di jerman telah tumbuh suatu ilmu pengetahuan
yang erat hubungannya dengan negara, yang di bedakan dengan ilmu politik. Ilmu ini
di kenal dengan Algemeine staats lehre /staats theory/ilmu negara.
Perbedaan ilmu politik dan ilmu negara :
1. Ilmu negara merupakan ilmu yang bersifat teoritis, oleh karena itu bersifat bebas
nilai.
2. Sedangkan ilmu politik bersifat praktis mengadakan penilain-penilain erhadap
onjeknya.
3. Objek ilmu politik adalah negara dan kekuasaannya.
4. Pemahaman ilmu politik adalah kekuasaan.
5. Ilmu negara membahas unsur-unsur statika dari negara sedangkan ilmu politik
membahas unsur dinamika.
6. Statika lahir dari sifat teoritis sedangkan dinamika lahir dari aplikasi terapan teori,
seni dan strategi kekuasaan.
7. Ilmu negara melukiskan dan menerangkan lembaga-lembaga kenegaraan,
sedangkan ilmu politik mengadakan analisis dari pada aktifitas-aktifitas yang
mempengaruhi tindakan-tindakan kenegaraan(political action).
Menurut G.Jellineck : ilmu politik sangat membutuhkan peristilahan yang
tepat sehingga terdapat peristilahan yang jelas. Sedangkan uuntuk ilmu negara secara
tekhnis dalam penggunaan istilah tidak ada masalah/tidak ada pertentangan.
Ilmu politik merupakan fenomena sosial yang selalu berubah.
Menurut G.Jellineck negara di pandang dari dua sisi :
1. Yuridis.
2. Sosiologis.
Ilmu negara adalah teoritis dan di terapkan oleh ilmu yang bersifat praktis(ilmu
politik).
Para sarjan di inggris dan amerika umumnya mengatakan ilmu politik
mempelajari soal kekuatan dalam masyarakat, sedangkan ahli-ahli negara yang
terpengaruh oleh jerman(eropah kontinental) bahwa ilmu politik terutama
mempalajari negara sebagai gejala hukum, tafsiran yuridis UUD dan hukum
administratif.
Sedangkan untuk di negeri belanda pemahman tentang ilmu politik berada di
tengah-tengan, artinya sebagian besar dari penyelidikan dan pengajaran negara
adalah dalam rangkain ilmu hukum. Di inggris dan amerika negara itu lebih di pelajari
sebagai suatu gejala kakuatan dalam masyarakat dari aspek ekonomi, sosial, budaya
dan agama.
Menurut Ralph Ross dalam bukunya The Fabric of Society, mengatakan bahwa
ciri-ciri pokok daripada pengertian “ilmu” adalah sebagai berikut :
a. Bahwa ilmu itu rasionil
“Rasionil” adalah suatu sifat kegiatan berpikir yang ditundukkan pada logika formil.
b. Bahwa ilmu itu besifat Empiris.
“Empiris” karena konklusi-konklusinya yang diambil harus dapat di tundukkan kepada
pemeriksaan atau pada verifikasi pancaindera manusia.
c. Bahwa ilmu itu besifat umum.
“Umum” bahwa kebenaran-kebenaran yang dihasilkan oleh ilmu itu dapat
diverifikasikan oleh peninjauan ilmiah.
d. Bahwa ilmu itu bersifat akumulatif.
“Akumulatif” karena ilmu yang kita kenal sekarang ini merupakan kelanjutan dari ilmu
yang telah dikembangkan sebelumnya.
4. Ilmu Kenegaraan
Ketiga istilah (Ilmu Kenegaraan, Ilmu Negara dan Ilmu Politik) mempunyai
obyek penyelidikan yang sama yaitu negara, karena obyeknya sama maka ketiga
istilah mempunyai hubungan satu sama lain, walaupun didalamnya terdapat
pebedaan dan kesamaan.
5. Ilmu Negara
Ilmu Negara adalah ilmu yang mempelajari persoalan-persoalan serta
pengertian-pengertian umum yang biasa terdapat pada setiap negara. Ilmu negara
tidak membahas bagaimana pelaksanaan hal-hal yang umum itu dalam suatu negara
tetentu karena itu negara hanya mempunyai nilai teoritis belaka.
Disamping istilah “ilmu Negara” kita juga mengenal istilah”Ilmu Tata Negara”
ialah ilmu yang mempelajari susunan atau tata suatu negara tetentu.
6. Ilmu Politik
Politik secara etimologi berasa dari perkataan bahasa Yunani Purba, yaitu
“Polis” yaitu kota yang diangap negara yang terdapat dalam kebudayaan Yunani
Purba yang pada saat itu kota di anggap identik dengan negara dengan demikian Polis
dapat diartikan sebagai tempat-tempat tinggal bersama dai orang-orang biasa selaku
para warganya.
UMUM
A. PENGERTIA NEGARA.
Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia hendak bergaul antara seorang
dengan orang lainnya dalam rangka menyempurnakan segala kebutuhan hidupnya,
semakin luas pergaulan manusia dan semakin banyak pula kebutuhannya, maka
bertambah besar kebutuhanna kepada sesuatu organisasi Negara yang akan
melindungi dan memelihara keselamatan hidupnya.
Sejak kata negara diterima sebagai pengertian yang menunjukkan organisasi
bangsa yang bersifat teritorial dan mempunyai kekuasaan tertinggi yang perlu ada
untuk menyelenggarakan kepentingan bersama dan tujuan bersama.
B. UNSUR-UNSUR NEGARA
Negara merupakan suatu organisasi dalam masyarakat yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu, dengan kata lain sesuatu organisasi baru dapat disebut negara
apabila organisasi itu telah memenuhi semua unsur yang harus ada dalam suatu
negara.
Menurut Konvensi montevidio tahun 1933, merupakan hukum Internasional
dimana negara harus mempunyai empat unsur konstitutif sebagai berikut :
a. Harus ada penghuni (rakyat, penduduk, warga negara)
b. Harus ada wilayah atau lingkungan kekuasaan.
c. Harus ada kekuasaan tertinggi, pemerintah yang berdaulat.
d. Kesanggupan berhubungan dengan negara-negara lainnya.
e. Pengakuan (deklaratif).
MAKALAH
ILMU NEGARA