NIRM : 21010106
Prodi : Biblika Perjanjian Lama
Mata Kuliah : Kitab Sejarah
Pendahuluan
KBBI versi online/daring, Raja adalah pengusa tertinggi pada suatu kerajaan;
orang yang mengepalai dan memerintah suatu bangsa atau kerajaan1 yang
kadang didapatkan dari warisan dimana diturunkan kepada anak jika orangtua
tidak lagi menjabat sebagai raja. Seorang raja bertugas untuk mensejahterakan
kehendak Allah atas Israel yaitu dengan memberlakukan hukum Allah dan
kultus agar berjalan dengan baik. Masalah utama yang muncul dalam kultus di
Israel ini adalah soal penyembahan kepada Allah, dengan pengakuan bahwa
tidak ada Allah lain selain YHWH dan itu ditunjukkan melalui kurban
Pengorbanan adalah sesuatu hal yang penting dalam banyak agama atau
1
“Raja,” Kamus Besar Bahasa Indonesia, n.d., https://kbbi.web.id/raja.html.
2
P.D. Latuihamallo, Berakar Di Dalam Dia Dan Dibangun Diatas Dia, ed. Robert P Borrong
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998), 62.
dalam agama Chou. Di Jepang dilakukan ritual pengorbanan Shinto dalam
upacara rambu solo’ yang menggunakan hewan sebagai korban dengan maksud
Ngokoi Okan Baja yakni upacara sebelum menanam padi agar padi yang ditanam
tumbuh subur.4
umat Israel untuk dipersembahkan kepada Allah yakni Pertama korban bakaran
yang menuntut pembakaran hewan kurban di atas mezbah di dalam kemah bait
suci5 dan kurban bakaran ini dibaakar diatas api sampai seluruhnya terbakar
terbakar seluruhnya. Kedua, korban sajian. Dalam kurban sajian ini, yang
disajikan bukanlah daging tetapi roti yang dipersembahkan dan dibakar diatas
mezbah dan sisanya diberikan kepada imam dan keluarga mereka (Im. 2:8-10).
diperlukan untuk orang yang telah melakukan kesalahan ringan yang berbeda
pelanggaran juga diharapkan untuk memberikan ganti rugi kepada korban (Im.
3
Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama (Yogyakarta: Kanisus, 2002), 203–2018.
4
Sarwoto Kertodipoero, Kaharingan (Bandung: Penerbitan Sumur Bandung, 1963), 57–58.
5
George W. Knight, Adat Istiadat Alkitab Dan Keunikannya Dalam Gambar (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2016), 52.
6
Ibid., 53.
7
Ibid.
upeti (Bil. 31:41) dan persembahan unjukan (Im. 23:20. Keenam korban petang
menebus dosa orang-orang.8 Waktu yang tepat saat kurban ini dipersembahkan
maka Israel sebagai sebuah bangsa yang memiliki Raja, tentu saja Raja memiliki
hanya sebagai pelaksana kebijakan dan hukum tetapi juga sebagai pemerhati
kultus agar berjalan dengan baik. Tetapi dalam perjalanannya, Raja ini tidak
pengorbanan yang tidak hanya untuk Allah tetapi juga untuk ilah-ilah lain,
sehingga timbul pertanyaan ialah apakah Raja tidak berhasil dalam menyatakan
Allah hanyalah YHWH, dan gagal dalam menjalankan kultus sehingga tidak
sesuai dengan aturan yang ada dan adanya penyembahan kepada ilah-ilah lain?
Metode Penelitian
pemahaman yang berbeda-beda tentang arti kurban sehingga tidak heran jika
persembahan.
8
Ibid., 106.
9
Sugiyono, Memahami Penelitian Kulitatif (Bandung: Alfabeta, 2012), 1.
Kurban dipahami sebagai persembahan kepada yang ilahi sebagai
ada yang lebih besar atau yang lebih berkuasa dari manusia sehingga manusia
memberikan sesuatu kepada orang yang lebih besar ini sehingga akibat dari
dan Arie de Kuiper menjelaskan bahwa antara manusia dan dewa terdapat
kepada dewa.11 Dalam hal ini berlaku “aku memberi agar engkau memberi”.
dalam Alkitab Perjanjian Lama khususnya kitab Imamat. Kurban dalam kitab
imamat sering dinyatakan untuk menebus (Im. 1:4). Kurban merupakan sarana
umat untuk lebih dekat kepada Allah bukan sebagai alat untuk meminta balasan
atas kurban yang sudah diberikan kepada Allah tetapi kurban adalah bentuk
sukarela kepada Allah pun juga sebagai tebusan atas pelanggaran umat kepada
Allah.
korban bakaran, korban sajian, korban penghapus dosa, korban penebus salah
dan korban keselamatan. Kelima macam korban ini mempunyai tujuan yang
berbeda tetapi pada intinya sama yakni sebagai pendamaian dan ucapan syukur.
Israel kepada Allah dalam Perjanjian Lama merupakan pengganti nyawa mereka
sendiri.
curahann yang dapat dilakukan di hadapan Yahweh, yang pada kasus tertentu
hanya berupa curahan air (2 Sam.23:16). Istilah umum yang dipakai untuk
persembahan ialah ‘minkhah’ yang berarti hadiah atau pemberian dan mencakup
10
Ani Teguh Purwanto, “Arti Korban Menurut Kitab Imamat,” Kerusso 2 No. 2 (2017): 10.
11
G.E Wright and A. De Kuiper, Perjanjian Lamaa Terhadap Sekitarnya (Bandung: Pinda
Grafika, 1967), 122.
persembahan yang berdarah maupun yang tidak berdarah. 12 persembahan
Persembahan sajian atau pemberian ini sangat dekat satu sama lain karena
meliputi ola, selamim, hatta’t, dan asam.14 Selain istilah minkhah, dipakai juga
selamim dan ola. Persembahan selamim dipakai pada saat Saul diangkat menjadi
Yahweh dan para penyembah diperkuat dan persembahan seperti ini sesuai
dengan upacara nobatan Raja (1 Raj. 1:25). 15 Persembahan selamim ini sering juga
merupakan korban bakaran.18 Ola dibakar habis dengan api diatas mezbah
baunya yang membumbung kepada sang ilahi yang menghirupnya,20 korban ini
dipersembahkan dua kali sehari yakni pagi dan petang. Persembahan hatta’t dan
asam sulit untuk dibedakan. Hatta’t ialah persembahan penyucian tetapi bukan
dan persembahan ini menyucikan altar dan kuil dari pencemaran. Sedangkan
12
Th.C. Vriezen, Agama Israel Kuno (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 88.
13
Philip J. King and Lawrence E. Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2012), 408.
14
Ibid.
15
Vriezen, Agama Israel Kuno, 88–89.
16
H.H. Rowley, Ibadat Israel Kuno (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013), 99.
17
King and Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah, 408.
18
Rowley, Ibadat Israel Kuno, 97.
19
Vriezen, Agama Israel Kuno, 89.
20
King and Stager, Kehidupan Orang Israel Alkitabiah, 408.
persembahan asam ialah persembahan pemulihan yang diwajibkan karena
melihat pada kitab imamat, khusunya di pasal 1 sampai pasal 7 yang dengan
bahwa korban merupakan sesuatu yang sangat penting. Jika melihat secara
Dalam kejadian 3:21 ketika Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, Allah
korban kepada Allah ketika air bah surut dan menjadi persembahan yang berbau
harum yang menyenangkan Tuhan (Kej. 8:0-21). Allah juga menyuruh Abram
untuk Abram persembahkan. Korban ialah salah satu hal yang sangat penting
pada umumnya, tetapi rupanya bangsa Israel menggunakan beberapa teknik dan
tetapi yang merupakan pembedah ialah bangsa Israel tetap beribadah dengan
berdasar pada penyataan Allah.22 Budd juga mengatakan demikian sebab konsep
21
Ibid.
22
Denis Green, Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2019),
31.
23
Philip Budd, “Peraturan/Adat Kebiasaan Mempersembahkan Kurban,” in Handbook To
The Bible : Pedoman Lengkap Pendalaman Alkitab (Bandung: Kalam Hidup, 2016), 196.
disesuaikan dengan tata cara yang disampaikan Allah di Gunung Sinai, dan
moral Allah sendiri yang mutlak; dosa sebagai halangan untuk bersekutu
4. Sifat luhur sistem upacara persembahan kurban ini: tidak ada perbuatan
gila-gilaan, tidak ada pelacuran, tidak ada pesta liar, tidak ada upacara
Persembahan korban bukanlah pertama kali dari Israel itu sendiri tetapi
sebelumnya beberapa suku Arab juga mengenal sejenis kurban yang mirip
dengan kurban paskah dalam beberapa hal. Mula-mula korban semacam ini
perayaan paskah pada periode perebutan tanah Kanaan. Kitab Tawarikh (2 Taw.
Hizkia, pun juga yang diusahakan oleh Raja Yosia yang berbeda dengan
dikatakan bahwa mulai dari perebutan tanah Kanaan sampai epada zaman
Israel tinggal.
24
John Taylor, “Lima Kitab Taurat/Musa,” in Handbook To The Bible : Pedoman Lengkap
Pendalaman Alkitab (Bandung: Kalam Hidup, 2016), 194.
25
Rowley, Ibadat Israel Kuno, 94.
Kurban bakaran dan kurban pendamaian pun juga dulunya sudah
dipraktekkan oleh Orang Kanani tetapi tidak dikenal di antara suku-suku Arab. 26
Di lain sisi, kurban bakaran dan kurban pendamaian dahulu juga dikenal di
Ugarit dan di Kartago (bangsa yang serumpun dengan orang Kanani), meskipun
ke tanah Kanaan, diperkiran pada zaman patriarkh karena pada periode itu
diadopsi oleh Israel. Jadi, lebih meyakinkan jika disimpulkan bahwa unsur yang
Pada mulanya, sebelum ada imam, maka kepala keluarga yang menjadi
dari Mesir, Allah melalui Musa menunjuk satu kaum imam yang khusus, dari
zaman Salomo, bait Allah didirikan untuk tujuan yang sama dan kurban
Israel sebagai suatu negara secara politis, dimulai ketika adanya raja
diantara mereka. Seiring dengan itu, agara Israelpun diatur secara lebih ketat
dari pada masa-masa sebelumnya. Sebelum ada raja maka yang memerintah di
tengah-tengah Israel ialah hakim dan imam. Oleh karena hakim dan imam gagal
26
Ibid., 101.
27
Ibid.
28
James Houston, “Alkitab Dan Lingkungannya,” in Handbook To The Bible : Pedoman
Lengkap Pendalaman Alkitab (Bandung: Kalam Hidup, 2016), 29.
29
David F. Hinson, Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000),
127.
sehingga para hakimpun berkeinginan memilih sorang raja dengan harapan raja
akan lebih berhasil mempertahankan keamanan Israel. Jadi tugas raja erat
Kegagalan imam dapaat ditemukan dalam kasus Imam Eli dan anak-
dengan otoritas Allah adalah salah. Eli dilepaskan dari jabatan iman, bukan
sesuai dengan ketetapan Yahweh. Tidak hanya imam tetapi raja juga gagal.
Dalam kasus ini ialah raja Saul yang gagal sebab melakukan pengorbanan yang
tidak sesuai dengan kehendak Yahweh. Saul tidak sabar menunggu Samuel di
Gilgal (1 Sam. 13) yang berujung pada pencabutan kerajaan dari keturunan Saul
sampai selama-lamanya. Tujuan Saul masuk akal, tetapi tidak sesuai dengan
menjadi salah di hadapan Allah. Kegagalan Saul yang kedua ialah ketika Allah
menyuruh untuk menumpas semua orang Amalek beserta semua yang ada
padanya, tetapi Saul mempertahankan raja Agag dan kambing domba serta
sebagai korban (1 Sam. 15). Hal ini baik menurut pandangan penulis, Saul ingin
memberikan korban kepada Allah atas kemenangannya tetapi hal ini dianggap
tidak baik sehingga membuat Saul dan keluarganya ditolak dan kerajaan
30
Ibid., 115.
kemurtadan bangsa Israel, maka Allah memberi mereka hukuman tetapi berkat
ketaatan Daud terhadap perintah Allah untuk mendirikan mezbah bagi Allah
maka tulah dihentikan oleh Allah dari tengah-tengah bangsa Israel (2 Sam. 24).
tanah Kanaan. Namun, Salomo tidak mematuhi hal tersebut dan akhirnya jatuh
kedalam dosa. Akibatnya, sepuluh suku diberikan kepada Yerobeam dan 2 suku
akan membawa korban kepada Allah. Tetapi meski manusia membawa korban
kepada Allah tanpa ketaatan maka Allah tetap memandang itu sebagai sebuah
Kesimpulan
Raja merupakan sosok pemimpin yang tidak hanya memimpin dalam arti
yang sedang dilaksanakan dengan melakukan ketaatan kepada Allah. Jika Raja
sebagai pemimpin gagal maka ada hukuman, bukan hanya untuk Raja dan
umat (bangsa Israel) juga jatuh ke dalam dosa tetapi jika Raja taat maka umat
setelah adanya imam maka pengorbanan itu dilakukan oleh imam. Selain imam,
orang yang melakukannya akan dianggap bersalah sebab tidak sesuai dengan
taatan karena tidak mau menuruti kehendak Allah. itulah sebabnya penulis
menyimpulkan bahwa ketaatan kepada Allah lebih penting daripada
pengorbanan.
Referensi
Hidup, 2016.
Mas, 2019.
Hinson, David F. Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2000.
King, Philip J., and Lawrence E. Stager. Kehidupan Orang Israel Alkitabiah. Jakarta:
Knight, George W. Adat Istiadat Alkitab Dan Keunikannya Dalam Gambar. Jakarta:
Latuihamallo, P.D. Berakar Di Dalam Dia Dan Dibangun Diatas Dia. Edited by
Purwanto, Ani Teguh. “Arti Korban Menurut Kitab Imamat.” Kerusso 2 No. 2
(2017).
Rowley, H.H. Ibadat Israel Kuno. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2013.
Vriezen, Th.C. Agama Israel Kuno. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.