Anda di halaman 1dari 15

Tesis No.

3 - Kitab Suci
Tunjukkan fungsi dan warta para nabi. Bagaimana komposisi kitab Yesaya, Yeremia dan
Yehezkiel , dan terangkan ajaran Teologis salah satu kitab tersebut.

I FUNGSI DAN WARTA PARA NABI


1.1 Nabi
1.1.1 Terminologi “Nabi”
Terdapat beberapa terminologi yang menunjuk pada sifat/gejala kenabian seperti “manusia
Allah” (ish ha-elohim), “pelihat” (ro’eh), “petenung” (hozeh) [2Sam 24: 11; bdk. Am 7: 12; Mik 3:
6-7] dan “nabi” (nabi).1 Manusia Allah berarti orang yang dimiliki Allah untuk pelayanan khusus.
Pada tradisi sebelum Perjanjian Lama, hampir tidak ada perbedaan antara istilah “manusia Allah”
dengan “nabi”. Bahasa Ibrani memakai “nabi” menjadi terminologi yang umum untuk nabi, 2 walaupun
mesti diingat bahwa asal-usul kata ini tidak jelas dan padanannya banyak sekali.
Untuk memahami arti nabi, kiranya lebih jelas memahami terminologi yang dipakai dalam
Septuaginta (LXX), yaitu“prophet dengan akar kata “pro + phemi” yang berarti “menyatakan,
memaklumkan, mewartakan”. Awalan “pro” tidak dimaksudkan sebagai awalan yang mengandung
makna temporal “sebelum”, melainkan mengandung arti substitutif “atas nama”. Jadi “prophemi”
adalah “mengatakan atau berbicara atas nama...”, “memaklumkan, mewartakan” (forthtell). Dengan
demikian, prophet berarti“orang yang berbicara untuk”, “orang yang berbicara atas nama”. Maka
nabi adalah orang yang “mengumumkan” dan bukan “peramal”.3

1.1.2 Nabi dan Panggilannya


Nabi adalah orang-orang yang dicekam Allah. Seorang nabi mengalami kontak dengan yang
ilahi (Tuhan). Warta nabi mengandung unsur keilahian. Nabi adalah orang rohani (homines religiosius
memiliki relasi personal yang sangat mendalam dengan Allah.4 Para nabi adalah pelayan sabda Allah,
mendapat legitimasi dan mandat resmi lewat panggilan Allah dan disebut juga manusia yang
terinspirasi (inspired man). Mereka bukan terutama politisi, pemikir atau filsuf, walaupun pewartaan
mereka juga menyentuh hal-hal tersebut. 5
Para nabi membagikan kekayaan rohaninya kepada orang lain. Berbagai cara ditempuh untuk
itu, misalnya “mengingatkan”, “menuduh”, “mengancam”, “menghibur dengan janji”,
“membangkitkan semangat dan harapan” dan sebagainya.6 Rumusan orakel para nabi adalah
“Beginilah firman Tuhan... [koh ‘amar YHWH]).7 Maka dengan itu dapat dikatakan bahwa
pengalaman rohani menjadi hakikat dari seorang nabi: hubungan personal dengan Tuhan, yang tampak
dalam doa, devosi, ketaatan moral kepada yang ilahi.8
Namun, para nabi tidak terpisah dari kehidupan konkrit. Mereka tetap memiliki hubungan
langsung dengan masyarakat dan dunia. Oleh karena itu, mereka memahami mekanisme para politisi,
kehendak para pemimpin bangsa, ketidakpuasan rakyat jelata, kemewahan segelintir orang kaya dan
sikap acuh tak acuh sementara para pemimpin bangsa. Para nabi, atas kehendak dan dorongan Allah
terpanggil untuk memperhatikan bahkan memperbaiki masalah konkret.9

1
C. Hassel Bullock, Kitab Nabi-nabi Perjanjian Lama, judul asli: An Introduction of The Old Testament Prophetic
Books, (Jakarta: Gunung Mas, 2002), hlm. 16.
2
Bullock, Kitab Nabi-nabi..., hlm. 17.
3
Tano, Kitab Nabi..., hlm. 2.
4
Tano, Kitab Nabi..., hlm. 2, bdk. Darmawijaya, Jiwa dan Semangat Perjanjian Lama: Warisan Para Nabi,
(Yogyakarta: Kanisius, 1992), hlm. 86.
5
Bullock, Kitab Nabi-nabi..., hlm. 21, bdk. Darmawijaya, Jiwa…, hlm. 18-19.
6
Tano, Kitab Nabi..., hlm. 3.
7
Tano, Kitab Nabi..., hlm. 3.
8
Tano, Kitab Nabi..., hlm. 2.
9
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 19.
1
Tesis No. 3 - Kitab Suci
Sepanjang tradisi kenabian, sering muncul nabi-nabi palsu. Untuk membedakan nabi-nabi yang
benar dan sejati dengan nabi-nabi palsu terdapat enam ciri yang menandakan nabi-nabi yang benar:10
- Nabi yang benar menerima panggilan dari yang ilahi
- misinya sering bukan atas kehendak, bahkan justru bertentangan dengan keinginan sendiri
- Nabi yang benar mewartakan “dunia baru”, yaitu suatu warta yang didasarkan pada iman perjanjian
tradisional Israel dengan arti dan penyataan yang sesuai dengan zamannya
- berjuang menghadirkan kondisi dari pengajaran nabi yang benar
- perhatian yang kuat atas moralitas dalam warta dan hidup personal
- Warta yang disampaikan sungguh dibuktikan dengan peristiwa-peristiwa sejarah, entah ketika masa
hidupnya, atau bahkan setelah itu.

1.2 Fungsi Nabi


Nabi dipanggil oleh Allah untuk menterjemahkan dan mengajarkan iman perjanjian tradisional
untuk zaman mereka. Dalam warta ini termaktub tindakan Allah pada sejarah masa lalu, yaitu suatu
interpretasi dari aktivitas Allah dalam sejarah mereka, dan suatu prediksi dari tindakan Allah di masa
mendatang.11 Mereka berbicara tentang masa dan situasi mereka sendiri sambil menafsirkan
peristiwa-peristiwa sejarah dalam terang kehendak Allah untuk Israel. Dalam upaya penafsiran
tersebut terkandung unsur ramalan yang merupakan bagian menyatu dari pesan mereka (Am 3:7).12
Para nabi memiliki hubungan langsung dengan masyarakatnya dan dunia. Mereka memahami
mekanisme para politisi, kehendak para pemimpin bangsa, ketidakpuasan rakyat jelata, kemewahan
segelintir orang kaya dan sikap acuh tak acuh sementara para pemimpin bangsa. Para nabi, atas
kehendak dan dorongan Allah terpanggil untuk memperhatikan bahkan memperbaiki masalah-
masalah ini.13
Nabi adalah utusan Yahwe untuk menyampaikan pesan-Nya kepada umat-Nya. Nabi adalah
“juru bicara” Allah.14 Pesan Yahwe yang disampaikan oleh para nabi selalu menyentuh realitas
hidup konkrit. Nabi hidup dan berada dalam realitas konkrit. Mareka melihat dan menilai apa yang
mereka saksikan di sekitarnya.15 Nabi hadir dan menyerukan pesan Allah bukan karena keterampilan
dan kemampuan mereka, tetapi karena kekuatan yang berasal dari Allah (Yeh 3: 25-27).16
Tugas sebagai nabi sesungguhnya tidak mudah dan tidak menyenangkan. Mereka sering
ditentang oleh bangsanya (Yer 20:14, 17-18). Dari mereka dituntut tanggung jawab yang besar (Yeh
33:6-7), sementara pewartaan mereka kerap tidak membuahkan hasil (Yer 25:3-4).17Tanggung jawab
besar para nabi ini mencerminkan fungsi dan kedudukannya dalam perjalanan bangsa Israel. Fungsi
dan kedudukan para nabi sering dikenal dengan berbagai sebutan: “penjaga Israel” (Yeh 3:17; 33:7),
“hamba Allah” (Am 3:7; Yer 25:4), “utusan Allah” (Hag 1: 13), “penyelidik dan penguji” (Yer 6:27).
Nabi juga disebut sebagai “orang yang berdiri di hadapan Allah” (Yer 15:19), “hadir dalam dewan
musyawarah Tuhan” (Yer 23:18; bdk. 1Raj 22:19-23; Yes 6:1-13).18 Berbagai predikat yang
dikenakan kepada para nabi ini sekaligus menunjukkan fungsi dan kedudukan mereka. 19
Nabi yang berdiri di pihak Allah, sekaligus pengantara Allah dengan bangsa-Nya, sering
bertentangan dengan struktur kekuasaan keimanan dan kerajaan. Mereka sering berusaha

10
Walter Wifall, Israel’s Prophets..., hlm. 14-16.
11
Wifal, Israel’s Prophets..., hlm. 12-13.
12
Bullock, Kitab Nabi-nabi..., hlm. 17.
13
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 19.
14
Darmawijaya, Warta Nabi VIII, (Yogyakarta: Kanisius, 1986), hlm. 32.
15
Wim van der Weiden, Nabi-nabi Israel, (Pematangsiantar: STFT St. Yohanes, 1992), hlm. 38. (Diktat).
16
Wim, Nabi..., hlm. 41.
17
Wim, Nabi..., hlm. 40.
18
Wim, Nabi..., hlm. 41.
19
Wim, Nabi..., hlm. 42.
2
Tesis No. 3 - Kitab Suci
mengendalikan sejarah bangsa Israel yang berada jalur ketidakpastian politik dan ketidaktepatan
moral.20 Artinya nabi hadir sebagai aktor yang menghantar dan mengoreksi perjalanan bangsa Israel.
Para nabi sekaligus menuntun bangsa Israel kepada pembaharuan rohani, tanpa bermaksud mencari
keuntungan politik atau mencari kuasa.21

1.3 Warta Para Nabi


Bila kita baca seluruh kitab kenabian, kita akan menemukan bahwa dari sekian banyak nabi,
sebanyak itu juga tekanan yang menjadi pokok pewartaan mereka. Akan tetapi hal itu tidak berarti
bahwa warta mereka terpisah dan berbeda satu sama lain. Pewartaan para nabi adalah satu kesatuan
dengan ciri khasnya masing-masing.22
Para nabi mewartakan kehendak Allah. Mereka menyampaikan Firman penghakiman dan
keselamatan yang dari Allah.23 Isi pewartaan para nabi itu menyangkut tafsiran mereka terhadap
peristiwa yang mereka lihat sehubungan dengan tanda-tanda zaman, pewartaan tentang mesias,
tentang pembaharuan hidup ibadat dan hidup sosial.24 Pewartaan para nabi sering menyangkut hal-hal
di masa depan. Tetapi, yang mencirikan warta atau maklumat para nabi bukanlah terutama “hal di
masa depan itu”.25
Memahami semuanya itu, maka boleh dikatakan bahwa nabi adalah orang yang peduli dengan
seluruh aspek kehidupan bangsanya. Hampir setiap aspek kehidupan bangsa Israel disentuh oleh para
nabi. Seluruh pewartaan para nabi ini secara garis besar dapat digolongkan dalam empat bagian, yaitu:

1.3.1 Pewartaan tentang moral monoteisme


Iman Israel akan Yahwe adalah iman warisan sejak zaman para bapa bangsa. Yahwe adalah
Allah leluhur, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Tradisi kenabian Israel juga menerima
dan meneruskan kesadaran iman Israel ini. Dengan menerima tradisi iman bangsanya, para nabi
merasa bahwa mereka harus berpegang pada Allah yang sama itu pula.26
Bangsa Israel sudah memiliki iman monoteisme. Tradisi iman monoteisme tersebut bukanlah
monoteisme teoritis, melainkan monoteisme praktis, yaitu pengakuan akan satu Yahwe yang hidup.
Oleh karena itu, monoteisme praktis para nabi ini adalah monoteisme moral, yaitu bahwa Yahwe,
Allah Israel memiliki kehendak moral. Allah diabdi dan dihormati dalam hidup moral.27
Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah yang ternyata mengalami berbagai kejatuhan yang
tragis. Hal itu ironis dengan predikat sebagai bangsa terpilih. Kitab Raja-raja dan mayoritas kitab para
nabi dalam Perjanjian Lama mencatat bahwa kejatuhan negara Yehuda diakibatkan ketidaksetiaan
Israel dan beralih kepada penyembahan berhala dalam berbagai bentuk (2Raj 21:10-16; 23:26-27;
24:3-4).Bangsa Israel terseret kepada penyembahan Baal yang sangat mementingkan kekayaan
sebagaimana dituduhkan oleh Hosea (Hos 10:1).Akibatnya, hidup sosial diatur oleh kekayaan:para
imam dan nabi-nabi palsu dipengaruhi olehnya (Mik 3:9-11), para pejabat menerima suap, dan kasih
diperjual-belikan. Singkatnya, pendewaan terhadap kekayaan berdampak buruk kepada kehidupan
sosial. Nabi Amos dan Yeremia mencatat: timbul ketidakadilan, egoisme dan keserakahan. Dampak
lebih jauh dari pendewaan atas kekayaan ialah timbulnya kepercayaan akan kekuatan kekayaan (Yer
9:23s; Zef 1:18; Yeh 7:19). Akhirnya Allah tersingkirkan dan terabaikan. Kekayaan menjadi saingan

20
Bullock, Kitab Nabi-nabi..., hlm. 22.
21
Bullock, Kitab Nabi-nabi..., hlm. 22-23, bdk. Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 87.
22
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 15.
23
Bullock, Kitab Nabi-nabi..., hlm. 18.
24
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 16.
25
Tano, Kitab Nabi..., hlm. 2.
26
Darmawijaya, Warta Nabi..., hlm. 32.
27
Darmawijaya, Warta Nabi..., hlm. 32.
3
Tesis No. 3 - Kitab Suci
Allah dan “menurunkan” Allah dari singgasana-Nya.28
Israel melupakan peraturan Allah (1Sam 15). Hosea mencatat bahwa pertimbangan politik
menggantikan kehendak Allah dalam perilaku hidup (Hos 5). 29 Bangsa Israel juga tergoda untuk
mengagungkan dan menyembah raja-raja. Bangsa Israel terseret pada persekongkolan dengan raja-
raja Asyur, Mesir dan Babel, tiga kekuatan adikuasa yang mengelilingi Israel. Letak kesalahan Israel
ialah ketidaksetiaan kepada Allah yakni karena menekankan pendewaan politik perjanjian dengan
negara-negara adikuasa itu. Israel menganggap bahwa kekuatan politik merupakan jaminan hidup
bangsa satu-satunya. Kepercayaan kepada Allah diabaikan (Hos 5:12-14; 7:8-12; Yes 30:1-5; 31:1-3;
Yer 2:18, 36; Yeh 16:1-27). Praktek ini memiliki konsekwensi lain bagi umat Israel. Rakyat ditekan
oleh beban pajak yang harus dibayarkan kepada raja-raja yang didewakan itu (2Raj 15:20; 2Raj 23
:35).30
Masalah fundamental penyembahan berhala adalah pertentangan terhadap pemerintahan Allah
yang berdaulat atas dunia-Nya. Karena penyembahan berhala penopang-penopang etis yang
mendukung Yahwisme tersingkirkan. Hubungan-hubungan kemanusiaan yang ditentukan dan
ditopang oleh Pentateukh dirobohkan dalam pemujaan Baal. Batas-batas yang memelihara ikatan
keluarga, terutama peraturan seksual terhapuskan oleh upacara-upacara kesuburan yang terjadi di
tempat-tempat ibadah kafir. Tuntutan-tuntutan etis terhadap keadilan dan kebenaran menjadi hilang
kegigihannya dalam penyembahan Baal.31
Karena semua praktek ini, para nabi tampil dan mengingatkan tradisi iman bangsa Israel. Para
nabi menyuarakan kritik sosial dan religius dalam ibadat. Kritik itu bukan sekedar untuk
mengingatkan masalah yang harus dihadapi Israel tetapi mengingatkan tanggungjawab bangsa Israel
dalam iman kepada Yahwe.32 Mereka menyatakan bahwa tragedi kejatuhan Israel bersumber pada
ketiadaksetiaan kepada Allah dan hukum-Nya. Dengan ini jelas bahwa para nabi mau
mempertahankan moral monoteisme yang diwarisi bangsa Israel. Para nabi menyampaikan warta
imperatif agar Israel kembali dan setia kepada Yahwe, satu-satunya Allah.33 Sebab sesungguhnya,
Allahlah satu-satunya kekuatan bangsa Israel.34

1.3.2 Warta para nabi tentang ajaran sosial dan moral


Para nabi hidup di tengah bangsanya. Mereka peduli dengan situasi kehidupan sosial yang
dilanda berbagai kebobrokan: manipulasi hukum di pengadilan, praktek perdagangan yang cenderung
curang, upeti dan pajak yang cukup memberatkan, penggajian yang tidak setimpal, pencurian,
perbudakan, bunga dan jaminan dan kemewahan segelintir orang.35
Secara lebih mendetail, para nabi memperlihatkan bentuk-bentuk kebobrokan kehidupan yang
mereka saksikan. Bagi Yesaya, kota Yerusalem adalah kota yang melupakan Yahwe karena
melupakan orang-orang miskin. Mikha menyebutkan bahwa pejabat telah “muak akan keadilan” dan
mereka telah membengkokkan yang lurus (Mi 3:9-11). Zefanya menggambarkan kota Yerusalem
sebagai kota pemberontak, tercemar dan penganiaya, karena para pejabatnya bertindak seperti singa
mengaum dan para hakim seperti serigala yang lapar (Zef 3:1-4). Yehezkiel melukiskan bagaimana
kelompok kaya dan miskin berperang (Yeh 22:23-31). Dalam teks yang sama Yehezkiel juga
menyebutkan bahwa para pemimpin (ay.25), para imam (ay.26), para bangsawan (ay.27), nabi-nabi
palsu (ay.28), penduduk negeri dan pemilik tanah (ay.29), semuanya mendukung tindakan pemimpin

28
Bullock, Kitab Nabi-nabi..., hlm. 29-30, bdk. Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 44-47.
29
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 41.
30
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 42.
31
Bullock, Kitab Nabi-nabi..., hlm. 30.
32
Darmawijaya, Warta Nabi..., hlm. 32.
33
Darmawijaya, Warta Nabi..., hlm. 32-33.
34
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 44.
35
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 62-65.
4
Tesis No. 3 - Kitab Suci
yang seperti singa dan serigala itu. Amos menyerukan pertobatan demi pemulihan keadilan. Yesaya,
Hosea dan Mikha menyuarakan hal yang sama dengan Amos, yaitu pertobatan sebagai jalan untuk
memulihkan keadilan.36 Apa yang diperlihatkan oleh para nabi ini adalah gambaran kebobrokan
kehidupan sosial yang terjadi di kalangan bangsa Israel.
Atas situasi kehidupan sosial ini, para nabi tampil dengan seruan pembaharuan.Motivasi dasar
mereka adalah komitmen terhadap hukum Allah. Perlu diingat bahwa kehadiran para nabi bukan atas
permintaan kaum miskin dan tertindas untuk menjadi juru bicara mereka. Akan tetapi, para nabi
bangkit (menyuarakan pembaharuan sosial) dan menjadi pembela kaum miskin sebagai konsekwensi
dari panggilan Allah yang sifatnya menuntut keadilan. Tampilnya para nabi bukan karena kebencian
kepada masyarakat, tetapi demi suatu cita-cita akan perubahan dari kemerosotan sosial dan pemulihan
terhadap penyembahan kepada Allah.37
Peran sosial para nabi memang sangat kuat. Peran sosial ini bukan sebagai aktor yang kontra
revolusioner. Mereka juga bukan kaum radikal. Kehadiran dan peranan para nabi harus ditempatkan
dalam pewartaannya sebagai hati nurani kehidupan bangsa beriman. Warta para nabi adalah wujud
dari tanggung jawab mereka di hadirat Allah yang memanggil dan mengasihi mereka secara
istimewa.38
Dalam kerangka itulah para nabi menyatakan wartanya. Mereka menunjukkan kepedulian sosial
yang sangat kuat sebelum masa pembuangan. Para nabi meyakini bahwa kebobrokan dalam kehidupan
masyarakat dapat dipulihkan oleh pembaharuan tingkah laku sosial, khususnya dengan mempedulikan
dan menjamin keadilan bagi orang miskin.39 Bahkan para nabi melihat bahwa keadilan merupakan
benang merah emas yang menghubungkan masyarakat Yahwe bersama-sama secara keseluruhan.40
Atas keyakinan itu, para nabi menegaskan kebajikan sosial baik sebagai aksi perorangan
maupun bersama dalam keyakinan yang teguh akan kekuatan Allah yang membangun.Para nabi
kembali menegaskan cita-cita dasar Israel, yaitu moralitas perjanjian dan pilihan. Seruan para nabi ini
sungguh memiliki gaung untuk menghidupkan firman Yahwe dalam zaman dan dalam situasi mereka
yang sangat konkrit. Yahwe sendiri menuntut tanggung jawab dari bangsa pilihan-Nya atas nilai sosial
dan moral. Yahwe menegaskan dan mewujudkan sejarah keselamatan melalui praktek pembaharuan
sosial.41

1.3.3. Warta para nabi tentang ibadat42


Berbicara tentang kritik dan warta para nabi atas ibadat, pertama-tama kiranya harus
ditinggalkan dua ekstrim yang ada yaitu pertama: adanya pandangan ekstrim yang melihat bahwa
nabi adalah anti ibadat. Para nabi tidak melupakan perihal peribadatan. Perhatian mereka terhadap
kehidupan masyarakat terkait langsung dengan kehidupan beriman. Masalah ibadat merupakan salah
satu sasaran kritik para nabi, yang harus ditempatkan secara luas dalam konteks kehidupan sosial
bangsa Israel. Kedua: para nabi terikat pada suatu ibadat atau tempat ibadat tertentu.
Ada dua gagasan dasar yang harus dibela dalam pewartaan para nabi tentang ibadat: pertama,
manusia mencoba menemukan jalan untuk menyenangkan Allah dan mengira bahwa jalan itu adalah
ibadat; kedua, nabi melihat bahwa ibadat tidak memiliki nilai absolut. Ada hal lain yang pantas
mendapat perhatian, sehingga ibadat bisa kehilangan maknanya. Pada masa berikut kedua gagasan itu
diteguhkan dalam pelbagai peristiwa.

36
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 60-66.
37
Bullock, Kitab Nabi-nabi..., hlm. 33.
38
Darmawijaya, Warta Nabi..., hlm. 31.
39
Bullock, Kitab Nabi-nabi..., hlm. 33.
40
Bullock, Kitab Nabi-nabi..., hlm. 34.
41
Darmawijaya, Warta Nabi..., hlm. 31.
42
Darmawijaya, Jiwa ..., hlm. 78-84).

5
Tesis No. 3 - Kitab Suci
Pada masa nabi Amos, ibadat Israel mengalami masa kejayaan dengan maraknya peziarahan ke
Babel, Gilgal dan Bersyeba. Akan tetapi, ibadat itu disertai dengan kejahatan lain, ketidakdilan, tipu
muslihat dalam perdagangan, jual-beli budak. Ibadat menjadi sejenis obat bius untuk menenangkan
hati nurani yang memberontak. Melihat kenyataan ini Amos tampil dan menyerukan kritiknya. Ia
menyebut bahwa praktek itu hanya memuaskan hati dan tidak memahami maksud Allah (Am 4:4-5).
Amos juga mengkritik para peziarah yang keliru memahami makna tempat-tempat suci, di mana Allah
berkenan hadir (Am 5:4-6). Bagi Amos, Allah hadir di mana saja, terutama di tengah-tengah sesama.
Hal yang penting bagi Amos ialah melaksanakan keadilan dalam pengadilan (Am 5:15).
Hosea menekankan pemahamannya akan Allah dan jalan Allah (Hos 6:6). Menurut Hosea,
bukan ibadat yang mendekatkan manusia kepada Allah tetapi dasar ibadat itu, yaitu loyalitas kepada
Allah sendiri. Tentu saja loyalitas tidak bisa dipisahkan dengan ibadat itu. Tetapi manusia mesti sadar
bahwa ibadat bukan demi ibadat sementara mereka tetap menolak membangun kehidupan sebagai
jalan Allah, jalan hukum Allah (Hos 5:6). Hosea secara tegas mengkritik para imam yang
mengkomersialkan ibadat, sebab praktek seperti itu lebih mendorong umat untuk berdosa (Hos 4:6).
Menurut para nabi, persembahan tidak diukur oleh ukuran manusia, tetapi oleh apakah
dikehendaki Allah (Yes 1:10-17). Yesaya menyebut Sodom dan Gomora untuk menekankan dosa
Yerusalem yang mengisyaratkan datangnya hukuman dari Allah (Yes 1:9-10). Di sini Yesaya mau
menunjukkan hal yang lebih mengejutkan bahwa Yerusalem melanggar hukum ibadat. Lebih lanjut,
Yesaya menyampaikan kritiknya atas perilaku ibadat, kurban, persembahan, kurban bakaran dan
perayaan tahunan yang tidak berkenan kepada Allah (Yes 1:15-17). Yesaya mengkritik ibadat yang
dilakukan dengan “tangan yang penuh darah” (Yes 1:15). Karena itu Yesaya memberikan suatu warta
imperatif tentang tindakan ibadat, yaitu melakukan ibadat dengan terlebih dahulu melakukan
pembasuhan dan pembersihan diri. Artinya untuk melakukan ibadat perlu perubahan dasariah dengan
menjauhkan kejahatan, berbuat baik dengan mengusahakan keadilan, mengendalikan orang kejam,
membela hak yatim piatu dan memperjuangkan nasib janda-janda (Yes 1:23 dan 10:2). Menurut nabi
hal yang lebih membuat Allah berkenan ialah kesediaan memperhatikan nasib mereka yang
disingkirkan dan diabaikan.
Nabi Maleakhi menyampaikan kritiknya atas korban persembahan yang mendatangkan rasa
muak karena persembahan itu adalah hasil rampasan (Mal 1:13). Yeremia menunjukkan mengapa
manusia berbuat hal yang bertentangan antara ibadat dengan kehendak Allah. Menurut Yeremia hal
itu terjadi karena manusia hanya mengikuti rancangan mereka sendiri sementara jalan dan kehendak
Allah tidak diikuti. Akhirnya ibadat yang dilakukan hanya untuk memuaskan diri dan bukan untuk
memahami kehendak Allah (Yer 7:21-28).
Dari kritik dan pandangan para nabi tersebut tampak bahwa jalan menuju Allah ialah mengikuti
sabda, hukum dan kehendak-Nya. Manusia dituntut untuk terlibat dalam kehidupan, yaitu dengan
melawat sesama, memperjuangkan keadilan hukum dan belas kasihan terutama atas mereka yang
diabaikan, disingkirkan dan tidak diperhitungkan. Ibadat kepada Allah tetap perlu, tetapi mesti
dilakukan dalam kerangka itu. Ibadat juga mesti dilakukan dengan sikap tulus dan jujur. Ibadat, kurban
dan persembahan mesti sejalan dengan perilaku hidup sehari-hari.

1.3.4 Warta para nabi tentang eskatologi


Para nabi menyampaikan pewartaannya tentang eskatologi. Eskatologi yang dimaksud di sini
ialah “keyakinan bangsa terpilih, yang mendapat bagian dalam karya Allah yaitu mengadili dan
melaksanakan keselamatan bagi dunia”.43Karya keselamatan itu terlaksana dalam sejarah, terutama di
masa depan baik secara definitif maupun secara historis.44
Dalam konteks pewartaan para nabi, sejarah adalah kekuatan sabda Allah yang secara kreatif
telah terjadi dan selanjutnya membangun sejarah. Para nabi menafsirkan sejarah bertitik tolak dari
masa depan. Cara demikian menunjukkan bagaimana mereka melihat masa depan berdasarkan masa

43
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 19.
44
Darmawijaya, Warta Nabi..., hlm. 29-33.
6
Tesis No. 3 - Kitab Suci
lampau dan masa kini. Ini adalah khas gaya kenabian. Misalnya para nabi sebelum pembuangan
“melihat’ datangnya bencana bagi bangsa, tanpa menegaskan kapan hal itu akan terjadi. Mereka
melihat masa depan dalam iman, lewat berbagai penglihatan, seperti dialami oleh Amos (Am 7:1-9;
8:1-3; 9:1-4). Yesaya melihatnya bersamaan dengan panggilannya (Yes 6). Yeremia melihat
datangnya bencana dari Utara (Yer 1:14- 16), sedangkan Yehezkiel melihatnya dengan mengunyah
ratapan dan kidung kesedihan (Yeh 2:10). Bila ditanya alasan, para nabi menemukan alasannya pada
peristiwa masa lampau dan masa sekarang.45
Bagi para nabi masa lampau dan masa kini merupakan pergumulan antara kebaikan Allah
dengan kejahatan manusia. Allah hadir dengan kasih dan karunia melimpah. Sementara manusia
tampil dengan kejahatan yang memalukan (Am 2:9-12; Yes 9:7-20; Yer 2; Yeh 16:20 dan 23; Hos
9:10-14:1). Tetapi dalam masa kini bukan lagi ciri-ciri umum yang ditampilkan, melainkan lebih pada
peristiwa dan pelaku-pelakunya seperti Asyur, Mesir dan Babel yang menjadi ancaman bagi
kehidupan iman Israel akan Allah.46
Penyelenggaraan ilahi bukan hal yang kaku, melainkan berjalan secara teratur dan dinamis. Bila
manusia menghancurkan rencana Allah, Allah tetap mampu menyerahkan segalanya seperti
dikehendaki-Nya. Rancangan-Nya bukan rancangan manusia, dan jalan-Nya bukan jalan manusia
(Yes 55:8).Ada dua hal yang perlu diperhatikan tentang eskatologi dalam pandangan para nabi.
Pertama, masa depan tetap menjadi bagian sejarah. Para nabi melukiskan masa depan secara puitis,
yaitu dengan lukisan kerajaan Allah. Yerusalem baru menjadi pusat dunia baru. 47Kedua, masa depan
dicirikan oleh keadilan dan syalom bagi seluruh bangsa maupun pribadi. Untuk pandangan ini para
nabi memiliki cara dan gaya yang beraneka ragam. Misalnya Amos melukiskannya dengan
nasionalisme sempit (Am 9:11-15). Yesaya tampil dengan cakrawala yang lebih luas (Yes 2:2-5) yang
berbicara tentang kedamaian di antara bangsa-bangsa. Para nabi juga melihat bahwa kedamaian itu
terutama karena hubungan manusia dengan Allah beres. Pertobatan dan hubungan mesra dengan Allah
membuat manusia mengalami syalom (Hos 2:16-22). Yeremia melihat hubungan baru karena adanya
perjanjian yang dikerat dalam hati (Yer 31:31-34). Yehezkiel menampilkan gagasan pembersihan hati
dengan kehadiran Roh Allah (Yeh 6:25-28). Hubungan mesra dengan Allah mewarnai hubungan
antarmanusia (Zef 3:9s; Za 8:20-23; Yes 19:19-25).48
Untuk merealisasikan syalom, masa depan, eskatologi tersebut, manusia diharapkan
menyongsong secara aktif. Manusia harus berjalan menuju Gunung Tuhan, mengubah alat-alat perang
menjadi alat-alat pertanian yang produktif (Yes 2:3-4). Akan tetapi, manusia tidak menciptakan masa
depannya, tetapi menerima secara subur sebagai anugerah Allah. Yesaya merumuskan: “Taatilah
hukum dan tegakkanlah keadilan, sebab sebentar lagi akan datang keselamatan yang dari pada-Ku,
dan keadilan-Ku akan dinyatakan” (Yes 56:1). Yesaya juga menyatakan bahwa keselamatan datang
dari Allah, dan kewajiban manusia adalah untuk tidak menghalanginya (Yes 5:1-15).49

II KOMPOSISI KITAB YESAYA, YEREMIA & YEHEZKIEL


2.1 Kitab Nabi Yesaya
2.1.1 Komposisi Kitab Yesaya50
Kitab Yesaya memperlihatkan rentang waktu yang sangat panjang, yaitu kurang lebih tiga abad
(abad VIII - IV [masa redupnya kenabian Isreal]). Rentang waktu ini tidak menjadi waktu pewartaan
nabi Yesaya. Masa kenabian Yesaya sendiri hanya 40 tahun. Yesaya dipanggil sebagai nabi sekitar
tahun 740/739, yaitu ketika Raja Yehuda, Uzia mati (Yes 6:1). Masa kenabian Yesaya berakhir

45
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 87-88..
46
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 89.
47
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 91.
48
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 90-91.
49
Darmawijaya, Jiwa..., hlm. 91-92.
50
Tano, Kitab Nabi..., hlm. 35-37.
7
Tesis No. 3 - Kitab Suci
701/700, yaitu akhir pemerintahan Hizkia. Dengan demikian, masa kenabian Yesaya berlangsung
pada masa pemerintahan raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia (Yes 1:1).
Dalam Kitab Yesaya juga disebutkan penguasa Cyrus, Raja Media dan Persia, 550 - 530 (Yes
44:28; 51:1// Ez 1:1-11; 2Taw 36:22-23). Selain itu, dalam kitab ini juga ditemukan gaung
pembangunan kembali Bait Allah, 515 (Yes 66:1-2), datangnya langit dan bumi baru serta restorasi
Yesrusalem (Yes 65:17; 66: 0-22).
Rentang waktu yang sangat panjang yang ada dalam kitab Yesaya memberi petunjuk bahwa
nabi Yesaya adalah nabi sangat besar pengaruhnya. Karena itu, generasi-generasi kemudian terus-
menerus mengaktualisir warta Yesaya itu dari zaman ke zaman selama tiga abad. Dengan demikian
muncullah lapisan-lapisan teks dalam kitab Yesaya. Itulah alasan mengapa Kitab Yesaya terbentang
dalam rentang waktu yang sedemikian panjang dan memiliki volume yang sangat besar pula.
Gaya literer kitab Yesaya tidak homogen tetapi mempunyai ide teologis yang
berkesinambungan. Dalam bab V ditemukan nubuat celaka dalam bentuk madah yang sejajar dengan
gaya literer Amos dan Hosea (abad VIII). Pada bab III terdapat nubuat hukuman yang mirip dengan
Yeremia (abad VII). Dalam bab 24-27 muncul gaya apokaliptis yang sepadan dengan gaya literer kitab
Yoel dan deutero-Zakaria (abad IV). Keutuhan kitab Yesaya itu diperlihatkan oleh beberapa indikasi,
yakni:
Kutipan : Yes 65:24 mengutip Yes 11:6-9
Tema besar : Tindakan historis Allah (Yes 7:17; 29:1-4; 45:1ss.)
Konsep tentang figur penyelamat individual (Yes 9:2-7; 11:1-5; 42:1-4; 52:13-53:12)
Posisi sentral Yerusalem/ Sion dan sebutan Allah sebagai ‘Yang Mahakudus, Allah Israel’
muncul dalam keseluruhan kitab.
Kitab Yesaya mengandung tiga lapisan teks, yakni Proto-Yesaya, Deutero-Yesaya dan Trito
Yesaya.

2.1.1.1 Proto-Yesaya
Proto-Yesaya ialah bab 1-39. Inti utama dari bagian ini adalah seruan peringatan akan
keberdosaan. Setting lokalnya adalah Yerusalem. Kemungkinan, sebagian besar dari bagian ini
berasal dari Nabi Yesaya sendiri.
2.1.1.2 Deutero-Yesaya
Deutero-Yesaya mencakup Yes 40-55. Setting lokalnya ialah Babilon. Inti pewartaan bagian ini
adalah penghiburan dan harapan (Yes 40:1). Tetapi bagian ini tidak berasal dari Yesaya, melainkan
dari tangan seorang nabi anonim yang hidup di pembuangan (abad VI). Hal itu tampak melalui:
Rujukan pada kehancuran Yerusalem (Yes 44:28; 52:9)
Penyebutan Raja Cyrus (Yes 44: 28; 45:1)
Informasi tentang koloni yahudiah di Sinim, Mesir (Yes 49:12).

2.1.1.3 Trito-Yesaya
Trito-Yesaya terdiri dariYes 56 - 66. Setting lokalnya bukan lagi di pembuangan, tetapi di
Palestina, Yerusalem yang dilukiskan sebagai daerah yang sangat sempit dan ditinggalkan. Penulis
Trito-Yesaya tampaknya ada bersama orang-orang yang pulang kembali ke Yerusalem. Di sana juga
hadir rencana pembangunan kembali Bait Allah yang justru terjadi pada masa Ezra pada tahun 515
(Ez 6). Ini memperlihatkan bahwa Trito-Yesaya ditulis sebelum Ezra.

2.2 Kitab Yeremia (Komposisi Kitab Yeremia)


Kitab Yeremia merupakan kitab yang paling besar di antara kitab para nabi. Kitab ini juga
sekaligus merupakan kitab yang memiliki struktur paling tidak jelas. 51 Karena itu, kitab ini sangat
sulit untuk dipahami. Susunannya cukup kacau, arah gagasannya amat rumit. Dalam beberapa bagian
bahkan terdapat kombinasi antara nubuat, puisi dan kisah, campuran antara nubuat nabi dan kisah

51
Darmawijaya, Warta Para Nabi Sebelum Pembuangan, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), hlm. 82.
8
Tesis No. 3 - Kitab Suci
tentang pribadi, terdapat beberapa nubuat dalam beberapa tempat yang berbeda. Bahkan kitab ini
tersusun tanpa adanya kronologi. Misalnya nubuat dari zaman raja Yoyakhim dapat ditemukan dalam
seluruh kitab.52
Karya kenabian Yeremia berlangsung selama 40 tahun: tahun 627 (tahun ketigabelas
pemerintahan Raja Yosia yang naik tahta tahun 640) hingga tahun 586 (zaman Raja Zedekia dan
Pembuangan).53 Karya kenabian yang sedemikian panjang itu sebagian disusun dalam bentuk prosa
atau kotbah, dan sebagian lagi dalam bentuk puisi. Para penafsir cukup bergulat seputar masalah
susunan kitab ini. Ada dua hal yang menjadi pusat perhatian yaitu mengapa beberapa bagian kitab
dikisahkan dalam bentuk prosa atau kotbah, sedangkan bagian lain dirumuskan dalam bentuk puisi.
Selain itu dipertanyakan juga apakah orang bisa melihat bagian-bagian yang ditulis kembali atau
ditambah, sehingga orang bisa melihat bagaimana kitab ini disusun oleh redakturnya. 54
Yeremia tentu mengalami sentuhan redaksi seperti halnya kitab-kitab lain. Hal itu tampak
dalam bagian-bagian Kitab Yeremia. Dalam Yer 25 terdapat nubuat nabi tentang bangsa-bangsa
beberapa tahun sebelum dituliskan kembali (Yer 25:13). Dalam Yer 36 disebutkan bahwa nabi
mendiktekan sebuah gulungan kitab yang berisi nubuat-nubuatnya yang terdahulu kepada Barukh,
pembantunya, agar dibacakan kepada raja.55Memang, di beberapa tempat, Kitab Yeremia memiliki
bagian-bagian yang merupakan satu kesatuan, seperti Yer 46-51, yaitu nubuat tentang bangsa-bangsa
asing, Yer 30-31 tentang perjanjian baru serta harapan baru, dan Yer 36-45 berupa kisah biografis
memuat tentang kehidupan dan pelayanan nabi pada masa Yoyakhim dan Zedekia. 56Ciri lain Kitab
Yeremia yang memberi warna pada beberapa nubuat, yaitu ciri-ciri keluhan pribadi, seperti Yer 11-
12; 15; 18 dan 20. Bagian ini oleh beberapa penafsir sering disebut sebagai pengakuan nabi. 57
Dari seluruh Kitab Yeremia, bagian yang paling kacau dan menimbulkan teka-teki besar adalah
Yer 1-25. Dalam bagian ini, prosa dengan puisi dicampur. Oleh karena itu, banyak penafsir menduga
bahwa hanya bagian puisi yang berasal dari nabi sendiri, sedangkan bagian kisah biografi adalah
tambahan kemudian yang dikerjakan oleh murid yang mengagumi nabi, seperti Barukh. Hal yang
menjadi bahan diskusi hangat adalah kotbah-kotbah yang panjang yang tersusun di antara 25 bab
tersebut. Ada penafsir melihat bahwa bagian ini merupakan karya sastra seorang pemimpin agama
sesudah nabi. Penulis itu mengolah warta Yeremia dan menyesuaikannya dengan situasi masanya,
yaitu pembuangan atau bahkan lama sesudahnya. Yang lain melihat hubungan erat antara kotbah ini
dengan bahasa Kitab Ulangan. Kelompok ini beranggapan bahwa para imam dan kelompok
deuteronomisitislah yang meredaksi dan menerbitkan Kitab Yeremia. Selain menerbitkan Kitab
Yeremia, mereka juga mengomentari dan mengartikannya sesuai dengan situasi zaman tersebut.
Yeremia menjadi idola kaum deuteronomistis yang amat berpengaruh dalam masa pembangunan Raja
Yosia. Sebab dalam pewartaan itu didapat keterangan mengapa Yehuda jatuh ke tangan Babel. Dari
keterangan tersebut banyak unsur yang mendukung, seperti kesamaan gaya bahasa dan keprihatinan
nabi, seperti gagasan tentang perjanjian, ketidaksetiaan, yang digambarkan sebagai suatu perbuatan
zinah, karena meninggalkan YHWH yang setia. Hal itu menjadi salah satu bagian yang sangat
mencolok.58
Dalam studi atas Yeremia, tulisan nabi tersebut dibedakan dalam tiga warna. Ketiga warna itu
disebut A, B dan C:
A. nubuat-nubuat yang tertulis dalam bentuk puisi.

52
Guy P. Couturier, Jeremiah, dalam Raymon e. Brown, Joseph A. Fitzmyer, Roland E. Murphy (eds.), The New
Jerome Biblical Commentary,(London: Geoffrey Chapman, 1990), hlm. 268.
53
Tano, Kitab Nabi..., hlm 59.
54
Darmawijaya, Warta Para Nabi Sebelum..., hlm. 82.
55
Darmawijaya, Warta Para Nabi Sebelum..., hlm. 82.
56
Darmawijaya, Warta Para Nabi Sebelum..., hlm. 82.
57
Darmawijaya, Warta Para Nabi Sebelum..., hlm. 83.
58
Darmawijaya, Warta Para Nabi Sebelum..., hlm. 83.
9
Tesis No. 3 - Kitab Suci
B. bahan yang berwarna autobiografis yang ditulis oleh Barukh ata orang lain, yang hidup tidak terlalu
jauh dari peristiwanya.
C. kotbah-kotbah yang dekat sekali dengan deuteronomistis atau Kitab Ulangan.
Berdasarkan pengamatan tersebut jelas bahwa kenabian mengalami perkembangan yang
istimewa. Para murid nabi bukan hanya menambahkan kumpulan nubuat pada akhir kitab tetapi juga
memasukkan keterangan atau komentar, seperti terjadi pada gambaran tentang pembuat tempayan.
Para murid juga menempatkan beberapa tambahan seperti pada Yer 11, 15, 18 dan 20. Hal-hal inilah
yang mengacaukan susunan kitab.59
Secara keseluruhan Kitab Yeremia dapat dikelompokkan atas lima baigan:
1-25 : nubuat dan kisah kejahatan Yehuda pada masa pemerintahan Yosia (1-6); Yoykhim (7-20);
Zedekia (21-24).
26-36: kisah tentang nabi dan nubuat zaman Yoyakhim dan Zedekia.
37-45: kisah hari-hari terakhirYeremia (mungkin dikisahkan oleh Barukh?)
46-51: nubuat untuk bangsa-bangsa asing.
52 : tambahan melukiskan jatuhnya Yerusalem pada tahun 587 (diambil dari 2Raj 25 untuk
melengkapi kisah Yeremia).
Tetapi kategori pengelompkan ini bukan atas dasar bahan (misalnya nubuat atau kotbah atau puisi).
Bahkan pembagian ini lebih berupa kumpulan tentang Yeremia.60

2.3 Kitab Yehezkiel (Komposisi Kitab Yehezkiel)


Kitab Yehezkiel tergolong kitab yang utuh, kompak dan koheren bila dibandingkan dengan
Kitab Yesaya dan Yeremia.61 Bahkan dari antara kitab-kitab dalam Perjanjian Lama, Kitab Yehezkiel
adalah salah satu kitab yang cukup teratur.62 Terdapat tiga ciri yang menunjukkan bahwa Kitab
Yehezkiel ini kitab yang utuh dan teratur, yaitu:63
1) Laporan Profetis dalam bentuk orang pertama, “Aku melihat...”. Pada awal dan akhir kitab laporan
profetis bentuk pertama itu muncul.
Awal : Pada tahun ketiga puluh, dalam bulan yang keempat, pada tanggal lima bulan itu, aku
bersma-sama dengan para buangan berada di tepi sungai Kebar, terbukalah langit dan
aku melihat penglihatan-penglihatan tentang Allah (Yeh1: 1).
Akhir : Dalam tahun kedua puluh lima sesudah pembuangan, kami, yaitu pada permulaan
tahun, pada tanggal sepuluh bulan itu, dalam tahun keempat belas sesudah kota itu
ditaklukkan, pada hari itu juga kekuasaan TUHAN meliputi aku dan diaba-Nya aku
...” (Yeh 40: 1ss --- Penglihatan akhir di Bait Allah).
2) Isi kitab ini tampaknya disusun sedemikian hati-hati berdasarkan tanggal (catatan kronologis).
Hal itu terlihat, misalnya pada:
Yeh 1:1: Pada tahun ketiga puluh, dalam bulan yang keempat, pada tanggal lima... (Penglihatan
pertama).
Yeh 33:21: Tahun kesebelas sesudah pembuangan Yehezkiel --- Kedatangan orang buangan di
Babilon.
Yeh 40: 1: Tahun kedua puluh pembuangan di Babilon.
3) Secara garis besar keseluruhan kitab ini dibagi menjadi tiga bagian besar, yakni:
Yeh 1-24: Nubuat penghukuman ataspenduduk Yehuda dan Yerusalem.
Yeh 25-32: Nubuat penghukuman atas bangsa-bangsa asing
Yeh 33-48: Nubuat keselamtan atas bangsa Isarael:
- Yeh 33-39: Destruksi atas musuh

59
Darmawijaya, Warta Nabi Sebelum..., hlm. 86.
60
Darmawijaya, Warta Nabi Sebelum..., hlm. 87.
61
Tano, Kitab Nabi..., hlm. 72.
62
Darmawijaya, Warta Nabi Masa Pembuangan dan Sesudahnya, (Yoryakarta: Kanisius, 1990), hlm. 28.
63
Tano, Kitab Nabi..., hlm. 72.
10
Tesis No. 3 - Kitab Suci
- Yeh 40-48: Restorasi Bait allah dan kultusnya.
Kitab ini memang rapi, utuh dan kompak, baik dari segi isi maupun dalam alur pikirannya.
Tetapi bila diteliti secara cermat, di sana-sini terdapat beberapa loncatan dan gaya lain yang tidak
mungkin berasal dari lingkungan yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kitab ini sentuhan
redaksi sangat berpengaruh. Akan tetapi, karya redaksi yang ada dalam kitab ini tidak mengubah
nubuat dan pengajaran nabi; justru menunjukkan betapa karya nabi ini dihargai sebagai warisan bagi
zaman kemudian.64
Kitab Yehezkiel, bila diteliti secara cermat, memiliki beberapa bahan kuno. Misalnya kumpulan
tentang nubuat bagi Yehuda dan Yerusalem. Bahan ini tampaknya berasal dari masa sebelum tahun
587.Skema Kitab Yehezkiel memperlihatkan bahwa pada awalnya nabi melancarkan kotbahnya untuk
propaganda perang, perjuangan agar mereka bersih dari dosa. Kemudian nabi mengecam kekuatan
asing, menyingkirkan kekuatan itu dan membagikan tanah untuk suku-suku agar Yahwe terasa
menyertai mereka di tanah itu. Selain gagasan dasar ini, nubuat lain juga mempunyai hubungan
dengan gagasan dasar itu. Dengan demikian, wawasan nabi mudah diikuti. Hal itu cukup nampak pada
nubuat dalam Yeh 25-32, yang hampir semuanya berasal dari masa krisis besar yaitu menjelang
jatuhnya kota Yerusalem pada tahun 587/6 atau tidak lama setelah kota itu dihancurkan.65
Gagasan dan cara pewartaan nabi sangat istimewa dengan pemakaian kalimat-kalimat panjang,
pengulangan, allegori dan lukisan-lukisan. Dengan menggunakan kata-kata yang biasanya berbentuk
pepatah, Yehezkiel menimbulkan gambaran dramatis. Cara ini dibuat untuk menunjukkan apa yang
dimaksud. Contoh-contoh seperti itu tampak dalam kisah rajawali (Yeh 17), allegori dua pohon (Yeh
31). Gambaran yang paling dramatis ialah gambaran tentang bangsa yang terpilih sebagai anak yatim
yang dipelihara, dikasihi, tetapi kemudian malah melacurkan diri (Yeh 16:23).66
Selain itu, kekhasan lain dari pewartaan Yehezkiel adalah ditampilkannya berbagai tindakan
kenabian. Tindakan kenabian yang dimaksud yakni suatu perbuatan yang memberi isyarat jelas bila
dibaca dalam terang iman. Tindakan itu disertai penglihatan. Misalnya, nabi menggambarkan lukisan
batu bata, dan menunjukkan bagaimana kota akan direbut (Yeh 4); nabi menggunting janggutnya
menjadi tiga bagian, kemudian membakarnya sebagian, sebagian lagi dibuang, dan yang lain
ditebarkan oleh angin, untuk menunjukkan apa yang terjadi bagi kota (Yeh 5); ia membuka tembok
rumah untuk menunjukkan bagaimana orang melarikan diri dari penyerbuan (Yeh 12); penglihatan
sewaktu nabi dipanggil (Yeh 1-3); penglihatan tentang malaikat yang menandai kota yang akan
diserbu (Yeh 8); imam kafir melaksanakan ibadat di kenisah dan penglihatan bagaimana Yahwe pergi
meninggalkan kota Yeh 11); dan kemudian Ia kembali (Yeh 43).67
Kitab Yehezkiel ini dapat dibagi dalam tiga bagian dari pelayanan nabi68:
1) 1-24: orakel-orakel dan penghakiman
2) 25-32: orakel melawan bangsa-bangsa asing
3) 33-48: orakel pembebasan.
Pembagian ini cocok dengan tiga bagian program nabi, yaitu penghakiman ilahi atas Israel,
penghukuman kekuatan-kekuatan asing yang menindas Israel dan janji kepada restorasi Israel kepada
suatu zaman baru. Bagian ini memiliki dua bagian lagi: janji tentang suatu keluaran baru dan
penaklukan negeri/ tanah, yaitu kembali dari pembuangan (33-39) dan pembagian baru atas tanah dan
pembangunan kembali kota suci (40-49).

2.4 Gagasan Teologis Atas Salah Satu Kitab (Kitab Yesaya)69

64
Darmawijaya, Warta Nabi Masa..., hlm. 28.
65
Darmawijaya, Warta Nabi Masa..., hlm. 30.
66
Darmawijaya, Warta Nabi Masa..., hlm. 31.
67
Darmawijaya, Warta Nabi Masa..., hlm. 31.
68
Lawrence Boadt, Ezekiel, dalam Raymond E. Brown, Joseph A. Fitzmyer, Roland E. Murphy (eds.), The New
jerome Biblical Commentary, (London: Geoffrey Chapman, 1990), hlm 308.
69
Tano, Kitab Nabi..., hlm. 37-43.
11
Tesis No. 3 - Kitab Suci
Besarnya volume kitab ini membuat kitab Yesaya memiliki gagasan teologis yang sangat kaya.
Karena itu adalah sulit untuk membuat sintesis teologis dari kitab ini. Beberapa gagasan teologis yang
menonjol dalam keseluruhan kitab itu boleh disebutkan di bawah ini.

2.4.1 YHWH yang Agung dan Kudus


Bagi Yesaya, YHWH adalah Allah yang agung dan kudus. Keagungan dan kekudusan Allah itu
merupakan dua ide yang menyatu. Dalam bab 6, keagungan YHWH ditampilkan dengan pelukisan
figur raja Asyria dengan jubah, tahta dan para pelayan-Nya. Dia adalah raja bukan hanya untuk Israel
tetapi untuk seluruh bumi. YHWH yang agung dan besar itu adalah juga Tuhan satu-satunya yang
akan ditinggikan. Sementara itu, dewa-dewi hanyalah buatan tangan manusia, yang akan hilang lenyap
sama sekali (Yes 2:17-18). YHWH adalah Dia yang berada di atas tahta yang menjulang tingi (Yes
6:1). Oleh karena itu, hanya YHWH yang sesungguhnya ‘yang ada’. Berhadapan dengan Dia, dewa-
dewi ‘tidak ada’ (Yes 2:6-22; 43:8-13). YHWH yang sedemikian adalah pencipta, pemilik dan
penguasa segala yang ada (Yes 45:18ad). Dialah Tu(h)an semesta alam (yhwhseba’ot) [Yes 5:16].
Sebutan seperti ini memperlihatkan kekudusanYHWH.
Kemuliaan dan kekudusanYHWH itu memenuhi seluruh bumi: Kudus, kudus, kuduslah TUHAN
semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (Yes 6:3b). Satu sebutan khas bagi Allah dalam
seluruh Kitab Yesaya adalah”Yang Mahakudus, Allah Israel” (Yes 1:4; 5:19, 24; 8:12-14; 10:20;
17:7; 30:11; 37:23; 40:25; 60:9). Kekudusan dan kesucian YHWH bukan hanya dalam arti bahwa Dia
adalah superhuman, seperti dewa-dewi kafir ataupun seperti nenek moyang di langit. Kudus sebagai
predikat YHWH berarti lain dari segala ciptaan. Secara ontologis, Dia kudus (demikian adanya).
Secara etis-moral, Dia sempurna, tanpa cacad. Maka berhadapan dengan Dia, Yesaya dan seluruh
ciptaan adalah najis (Yes 6:5). Kekudusan itu akan dinyatakan dalam kebenaran (Yes 5:6). YHWH
yang kudus ini berhadapan dengan bangsa Israel, bangsa yang jahat yang penuh kebohongan,
pencurian, penindasan, penipuan dan pembunuhan (Yes 1:4. 21-23; 5:20; 30:12). YHWH yang agung
dan kudus itulah TUHAN yang benar (Yes 45: 18e). Hanya Dialah Allah (Yes 26:13; 44:8; 45:14,
22). Maka segala perbuatan kepada dewa-dewi hanyalah kebodohan.

2.4.2 Rencana ilahi: Penghukuman dan Penyelamatan


Sepanjang pewartaannya, nabi Yesaya memaklumkan rencana ilahi, yakni: ‘karya-Nya’ dan
‘keputusan-Nya’ serta konsekwensi rencana itu sendiri. Baik rencana realisasi karya dan keputusan
serta konsekuensi rencana itu tidak dapat dielakkan atau ditunda. ‘Karya’ dan ‘rencana’ YHWH ini
mengundang dua makna: Penghukuman dan Penyelamatan.

2.4.2.1 Penghukuman
Menurut Yesaya, karya dan rencana YHWH itu adalah penghukuman Israel. Penghukuman
terjadi lewat penghancuran Yehuda dan Yerusalem, seperti terkandung dalam nama simbolis anak
Yesaya: maher salal haz baz = penjarahan mendekat, penghancuran siap menanti (Yes 8:1). Hukuman
itu tidak hanya membuat Yehuda dan Yerusalem dihancurkan dan ditinggalkan, tetapi bangsa itu
sendiri akan terbuang dari tanah airnya (Yes 5:12b-13ab). Yesaya sangat yakin bahwa pada suatu
ketika Yehuda akan diinvasi dan akan ditinggalkan sebagai reruntuhan (Yes 6:11-13). Invasi itu tidak
dapat dielakkan. Siapa yang akan menginvasi tidak dinyatakan secara eksplisit, tetapi implisit kiranya
adalah bangsa Asyria.
Penghukuman YHWH tidak hanya menimpa umat-Nya yang berdosa, tetapi juga bangsa
lain.Dalam pandangan Yesaya, YHWH bukan hanya raja Israel (Efraim dan Yehuda) tetapi juga raja
semesta alam. YHWH memakai bangsa asing (Mesir dan Assyria) untuk menghukum umat-Nya.
Pada waktu itu akan terjadi: TUHAN bersuit memanggil lalat yang ada di ujung anak-anak sungai Nil, dan
memanggil lebah yang ada di tanah Asyur.”(Yes 7:18).
Penguasa duniawi (entah Mesir atau Assyria) hanya alat di tangan-Nya (Yes 10:5-6). YHWH
memakai Asyria untuk merealisisasikan rencana-Nya. Selama Assyria mewujudkan rencana ilahi itu,
tak satu kekuatan lain akan sanggup melawannya. Akan tetapi, selekas Asyria melangkah lebih jauh
dari rencana ilahi itu, dia juga akan berada di bawah kuasa YHWH. YHWH-lah yang mengusai
12
Tesis No. 3 - Kitab Suci
sejarah. Itulah yang terjadi ketika Mesir menggoda Yehuda memberontak melawan Asyria. Itu jugalah
yang terjadi ketika Asyria sendiri menganggap diri penguasa sejati dan tidak menyadari bahwa dia
hanyalah alat di tangan Tuhan Semesta Alam. Suatu saat nanti Asyria yang “mahakuat” itu pun akan
dihancurkan (Yes 10:5-16; 28:21; 31:8).
Adakah kapak memegahkan diri terhadap orang yang memakainya, atau gergaji membesarkan diri terhadap
orang yang mempergunakannya? Seolah-olah gada menggerakkan orang yang mengangkatnya, dan seolah-
olah tongkat mengangkat orangnya yang bukan kayu! (Yes 10:5).
Di sini diperlihatkan bahwa YHWH-lah penguasa sejarah yang sesungguhnya dan bukan
manusia. Dia mempunyai rencana bagi umat-Nya. Rencana Yahwe bukan hanya rencana jangka
pendek - kemenangan dan penaklukan musuh. Yahwe tetap mengkontrol sejarah dan nasib manusia.
Bila YHWH merencanakan rencana-Nya untuk bertindak, tak seorang pun sanggup menahannya.
TUHAN semesta alam telah merancang, siapakah yang dapat menggagalkannya? Tangan-Nya telah teracung,
siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali? (Yes 14:27).
Rencana YHWH itu tampaknya memuat pengadilan yang kena pada semua orang yang tidak
melakukan kehendak YHWH. Ini sejajar dengan ide “hari Tuhan” dalam Kitab Amos nanti. Inilah
yang mencolok dalam bagian pertama Kitab Yesaya (proto-Yesaya) bab 1-39.

2.4.2.2 Penyelamatan
Penghukuman bukanlah kata terakhir dalam rencana YHWH terhadap bangsa-Nya.
Penyelamatan Allah dan keselamatan umat-Nya serentak juga diwartakan. Kendati akan ada
penghukuman dengan perantaraan invasi Asyria terhadap Yehuda, penaklukan dan penghancuran itu
tidak akan pernah total. Itulah yang terkandung secara simbolis dalam nama anak Yesaya: sear yasub
= sisa akan kembali (Yes 7:3). Akan ada sisa yang tertinggal dan selamat. Mereka itu adalah orang-
orang yang selamat dari katastrofe perang Syro-Efraim. Ketika Raja Ahas kebingungan dan ketakutan
atas ancama raja Asyria, Nabi Yesaya mengajukan agar sang raja meminta tanda dari Tuhan sebagai
jaminan. Raja dengan hormat pura-pura menolak, tetapi nabi sendiri memberikan tanda bahwa masih
ada harapan (Yes 7:1-9; 10:20-21; 28:16). Pada masa penguasaan Sanherib, Yehuda memang diivasi,
tetapi Yerusalem tidak dihancurkan (Yes 31:4-5; 2 Raj 19:1-37).
Dari sisa-sisa yang tertinggal inilah akan muncul umat baru. Pada waktu itu akan terjadi
penyucian dan pembaharuan iman (Yes 1:25-28;28:16-22). Yerusalem yang dihancurkan akan bangkit
dalam bentuk Yerusalem baru, yang akan setia dan baik seperti sediakala (Yes 1:21;9:1-6; 11:1-
9).Dasar penyelamatan ini adalah kesetiaan YHWH. YHWH tidak bergembira atas kesengsaraan
umat-Nya. Sebaliknya, Dia rindu untuk membawa umat-Nya kepada pembaharuan (Yes 1:16-19; 6:5-
7; 27:1-9; 29:22-24; 33:5-6,17-22; 43:25-44:3; 49:14-23; 57:16-19).
Bagian pengharapan akan penyelamatan ini memang sudah hadir dalam proto-Yesaya, tetapi
pokok ini lebih dominan dalam deutero-Yesaya dan trito-Yesaya. Bila pada awal, Yesaya telah
memaklumkan penghukuman lewat penghancuran Yehuda dan Yerusalem yang akan menjadi puing-
puing dan ditinggalkan (Yes 1:7-8; 3:1,8;5;6: 11-12, dst), maka dalam trito-Yesaya hal itu akan
terbalik (Yes 62:1-50.

2.4.3 Dosa dan Kesalahan


Dalam Kitab Yesaya dosa berarti pemberontakan. Kata ‘pemberontakan’ ini menjadi ‘kata
kunci’ Kitab Yesaya. Kitab ini diawali dan diakhiri dengan kata itu.
Dengarlah hai langit, dan perhatikanlah hai bumi, sebab TUHAN berfirman: “Aku membesarkan anak-anak
dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku. (Yes 1:2).
Mereka akan keluar dan akan memandangi bangkai orang-orang yang telah memberontak kepada-Ku. Di situ
ulat-ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam, maka semuanya akan menjadi kengerian bagi
segala yang hidup, (Yes 66: 24).
Ungkapan ‘berontak’ dan ‘pemberontakan’ menjadi kata berulang (ritornello) dalam kitab ini.
“Berontak” dan “pemberontakan” berarti tidak menerima bahwa YHWH sebagai Allah dan Tuhan
satu-satunya yang suci sebagai penguasa sejarah, punya rencana ilahi atas manusia demi damai
sejahtera universal. Dengan pemberontakan, mereka tidak mengakui dan menerima ke-Tuhan-an

13
Tesis No. 3 - Kitab Suci
YHWH, sebaliknya mengakui ciptaan (manusia dan penguasa duniawi) sebagai tuhan yang
mahatinggi. Ide menjadi ‘hamba YHWH’ ditolak, sebab hal seperti itu dianggap sebagai kelemahan
dan kebodohan (Yes47: 7-15). Serentak dengan itu, manusia tidak mengakui diri sebagai ciptaan, atau
ke-terciptaannya.
Bagi Yesaya, berontak dan pemberontakan itu hanyalah kebodohan (Yes 1:2-3). Manusia
hanyalah ciptaan belaka yang tidak dapat luput dari kematian (Yes 14). Penguasa yang paling berjaya
pun tidak dapat diandalkan, karena penguasa manusiawi tidak akan pernah tetap berjaya (Yes 7:21;
28-30). Bangsa yang paling besar dan paling berjaya pun tidak bisa menjadi penopang dan pelindung,
karena bangsa seperti itupun tidak akan tetap mengusai bangsa jajahannya (Yes 13-23). Singkatnya,
dosa berarti tidak ber-iman; tidak meng-aman-kan diri pada YHWH; tidak meng-amin-i yang
dikatakan YHWH. Inilah kritisisme Yesaya terhadap penguasa pada masanya.

2.4.4 Janji Mesianis


Seperti sudah dikatakan di atas, penghukuman bukanlah kata akhir dalam warta Yesaya.
Penyelamatan YHWH atas bangsa-Nya dijamin dengan datangnya penyelamat yang terurapi, Mesias.
Inilah yang kita sebut janji mesianis. Yang menjadi soal ialah siapakah yang dimaksudkan dengan
Mesias itu.
Dalam Kitab Yesaya, siapa mesias itu dipahami dalam dua lapisan. Pada lapisan pertama, mesias
itu adalah Raja Cyrus (Koresh) dari Persia yang membebaskan umat YHWH dari penjajahan Babilon
(Yes 44:21-45:7). De facto, Raja Cyrus memang disebut sebagai ‘yang diurapi (Yes 45: 1).
Beginilah firman TUHAN: “inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh (limsiholekores)
yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-
raja , supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup.
Itulah mesias dalam konteks dekat. Akan tetapi, sesungguhnya Mesias yang dinubuatkan oleh
Yesaya jauh masih ke depan. Mesias yang dimaksudkan oleh Yesaya adalah seorang raja dari umat
YHWH yang ideal. Raja yang ideal itu dicirikan oleh berbagai hal, yakni:
Dia yang ikut menderita bersama umat-Nya (Immanuel: Yes 7:14-17)
Dia yang akan membebaskan umat-Nya (Raja Damai: Yes 9:1-6).
Dia yang meraja atas umat-NYa (Yes 11:1-5)
Dia yang mederita demi umat-Nya (Yes 42:1-9; 49:5-6; 50:4-9:52:13-53:12).
Efek dari penyelamatan raja mesianis itu bukan hanya menyangkut bangsa Israel, tetapi
bersifat universal. Akibat dosa adalah katastrofe baik bagi tanah maupun bagi bangsa Israel sendiri
(diusir dari tanahnya) [Yes 10: 20-23; 24: 1-23; 34: 1-17; 39: 5-7]. Penyelamatan oleh raja mesianis
berarti restorasi, ciptaan ulang dan mendudukkan kembali bangsa Israel ke negerinya (Yes 11: 10-16;
25: 6-9; 27: 6; 30: 23-26; 35: 1-10; 41: 17-20; 43: 4-7, 19-21; 49: 8-31). Dalam bingkai ini
diselamatkan berarti menerima diri sebagai hamba, abdi Tuhan; mengakui pencipta Tuhan yang
mahatinggi.

Sautma T. M. Simanullang
NIM: 070510035

Diperiksa dan Disetujui Oleh Norbeth Sinaga, Lic. S. Th.


DAFTAR PUSTAKA

Boadt,Lawrence. Ezekiel, dalam Raymond E. Brown, Joseph A. Fitzmyer, Roland E. Murphy (eds.). The New
Jerome Biblical Commentary. London: Geoffrey Chapman, 1990.

Bullock, C. Hassel. Kitab Nabi-nabi Perjanjian Lama. Judul asli: An Introduction of The Old Testament
Prophetic Books. Jakarta: Gunung Mas, 2002.

Couturier, Guy, P. Jeremiah. Dalam Raymon E. Brown, Joseph A. Fitzmyer, Roland E. Murphy (eds.), The New

14
Tesis No. 3 - Kitab Suci
Jerome Biblical Commentary. London: Geoffrey Chapman, 1990.

Darmawijaya, St. Warta Nabi VIII. Yogyakarta: Kanisius. 1986.

Damawijaya, St.Warta Para Nabi Sebelum Pembuangan. Yogyakarta: Kanisius, 1990.

Darmawijaya, St. Warta Nabi Masa Pembuangan dan Sesudahnya. Yoryakarta: Kanisius, 1990.

Simamora, Serpulus, Tano. Kitab Nabi-nabi Besar. Pematangsiantar: STFT St. Yohanes, 2004. (Diktat).

Weiden, Wim van der. Nabi-nabi Israel. Pematangsiantar: STFT St. Yohanes, 1992. (Diktat).

Wifal, Walter. Israel’s Prophets: Envoys of the King. Chicago - Illions: Franciskan Herald Press. 1974).

15

Anda mungkin juga menyukai